Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April – Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk)
KEJADIAN GERAKAN TANAH DI INDONESIA PERIODE APRIL – JULI 2010 Y. ARIFIANTI, W.I. RETNONINGTYAS Bidang Pengamatan Gempabumi dan Gerakan Tanah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
Badan Geologi SARI Pada periode bulan April hingga Juli 2010, di Indonesia telah terjadi gerakan tanah sebanyak 45 kali. Periode ini merupakan periode akhir musim hujan dan awal musim kemarau. Gerakan tanah yang terjadi adalah gerakan tanah jenis longsoran bahan rombakan sebanyak 25 kali, retakan sebanyak 12 kali, nendatan sebanyak 3 kali, banjir bandang sebanyak 4 kali dan sebagian kecil jatuhan batuan sebanyak 1 kali.
Pendahuluan Pada bulan April - Mei 2010 yang merupakan periode akhir musim penghujan, gerakan tanah masih banyak terjadi. Intensitas curah hujan yang rendah mulai terjadi di bulan Juni – Juli 2010. Pada periode tersebut umumnya tingkat kejenuhan tanah sudah berkurang karena sudah terjadi evaporasi sehingga gerakan tanah tidak banyak terjadi. Jika terjadi gerakan tanah umumnya rayapan dalam skala besar atau longsoran dalam skala kecil. Potensi debris flow dan flash flood (aliran bahan rombakan/banjir bandang) sudah
berkurang kecuali untuk daerah-daerah yang masih mempunyai intensitas curah hujan yang tinggi di Indonesia bagian timur. Kejadian Gerakan Tanah Gerakan tanah yang terjadi bulan April - Juli 2010 umumnya jenis longsoran bahan rombakan, retakan dan nendatan. Potensi banjir bandang cukup tinggi untuk daerah-daerah yang mempunyai intensitas curah hujan yang tinggi. Kejadian gerakan tanah di Indonesia selengkapnya selama bulan April hingga Juli 2010, dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kejadian Gerakan Tanah April – Juli 2010 Lokasi Kejadian Gerakan Tanah Kecamatan
Kabupaten/ Kota
Provinsi
Waktu Kejadian
1.
Pulung
Ponorogo
Jawa Timur
08-04-10
2.
Cisewu
Garut
Jawa Barat
02-04-10
3.
Jatiluhur
Purwakarta
Jawa Barat
02-04-10
4.
Sayur Mattingi
Tapanuli Selatan
Sumatera Utara
03-04-10
No.
Dampak (Korban/Kerusakan) 30 rumah retak-retak dan terancam longsor Jalur jalan Garut – Bandung tertutup longsoran, panjang 20 m, lebar 5 m 3 rumah rusak berat, Puluhan rumah terancam, Jalan antardesa terputus 3 orang meninggal dunia,4 rumah hancur, 4 rumah dan 1 surau rusak
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 34-41
Hal :34
Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April – Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk)
Lokasi Kejadian Gerakan Tanah No.
Waktu Kejadian
Kecamatan
Kabupaten/ Kota
Provinsi
5.
Tanjung Raya
Agam
Sumatera Barat
04-04-10
6.
Ngadirejo
Temanggung
Jawa Tengah
05-04-10
7.
Parompong
Bandung Barat
Jawa Barat
05-04-10
8.
Anreapi
9.
Tanjung Kerta
Polewali Mandar Sumedang
Sulawesi Barat Jawa Barat
10.
Panggul
Trenggalek
Jawa Timur
11-04-10
11.
Windusari
Magelang
Jawa Tengah
12-04-10
12.
Mojo
Kediri
Jawa Timur
13-04-10
13.
Talaga
Majalengka
Jawa Barat
13-04-10
14.
Banjarwangi
Garut
Jawa Barat
16-04-10
15.
Pacet
Mojokerto
Jawa Timur
16-04-10
16.
Lembeh Selatan
Kota Bitung
Sulawesi Utara
17-04-10
17.
Tomo
Sumedang
Jawa Barat
17-04-10
18.
Cikalongkulon
Cianjur
Jawa Barat
18-04-10
19.
Abang
Karangasem
Bali
18-04-10
20.
Cikoneng
Ciamis
Jawa Barat
20-04-10
21.
Sindangkasih
Ciamis
Jawa Barat
22-04-10
22.
Cibadak
Sukabumi
Jawa Barat
Sejak 2007
23.
Tanjung Raya
Agam
Sumatera Barat
25-04-10
Hal :35
06-04-10 09-04-10
Dampak (Korban/Kerusakan) 3 rumah rusak berat, 6 KK mengungsi, Akses jalan antar jorong terputus 2 orang meninggal dunia, 1 rumah rusak 3 orang luka-luka, badan jalan Cimahi - Parongpong tertimbun material longsoran Ruas jalan Polman – Mamasa tertimbun longsoran setinggi 5 m 100 rumah terancam longsoran Jalur Trenggalek – Kab. Pacitan di Km 82 terputus jalur penghubung Windusari dan Wonoroto terputus, beberapa rumah terancam jalan di kawasan wisata Air Terjun Dolo tertutup longsoran 5 rumah rusak berat, 25 rumah rusak ringan 9 rumah terancam longsoran, 1 rumah rusak 1 orang meninggal dunia, 1 orang luka-luka, jalur Pacet – Kec. Cangar terputus 15 rumah rusak ringan dan 5 (lima) rumah rusak berat Ruas jalan kabupaten terputus total, 2 rumah terancam longsor susulan 57 rumah terancam longsor 1 orang meninggal dunia, 2 orang luka-luka 1 rumah, 1 kolam hancur, 3 rumah terancam longsor susulan 5 rumah rusak, 1 rumah terancam, badan jalan desa tertimbun longsoran Badan jalan desa tertimbun longsoran, puluhan rumah terancam longsoran 3 rumah rusak berat, 6 KK mengungsi
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 35-41
Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April – Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk)
Lokasi Kejadian Gerakan Tanah Provinsi
Waktu Kejadian
Dampak (Korban/Kerusakan)
Blitar
Jawa Timur
27-04-10
Sitiotio
Samosir
Sumatera Utara
29-04-10
26.
Tikala
Manado
Sulawesi Utara
05-05-10
27.
Pogalan
Trenggalek
Jawa Timur
05-05-10
28.
Ciniru
Kuningan
Jawa Barat
13-05-10
29.
Maleber
Kuningan
Jawa Barat
13-05-10
30.
Sumedang
Sumedang
Jawa Barat
14-05-10
31.
Ciater
Subang
Jawa Barat
19-05-10
32.
Pageurageung
Tasikmalaya
Jawa Barat
20-05-10
33.
Cibatu
Garut
Jawa Barat
26-05-10
34.
Cikalong Wetan
Bandung Barat
Jawa Barat
27-05-10
35.
Kalibawang
Kulon Progo
DI. Yogyakarta
29-05-10
36.
Tambaksari
Ciamis
Jawa Barat
01-06-10
37.
Sirimau
Ambon
Maluku
12-06-10
38.
Nusaniwe
Ambon
Maluku
16-06-10
2 rumah rusak 2 orang meninggal dunia, 3 orang hilang, 7 rumah hancur, 2 rumah rusak ringan 2 orang meninggal dunia, 1 rumah rusak, 1 orang luka-luka 4 orang meninggal dunia, 2 orang luka, 5 rumah hancur, 1 jembatan putus, 7 KK terancam banjir bandang susulan 1 rumah rusak berat, 2 rumah rusak ringan, 16 rumah terancam longsor 4 rumah rusak ringan Jalan Cadas Pangeran – Sumedang tertimbun longsoran 16 rumah rusak, 2 jalan desa rusak,1 orang luka-luka, 1 masjid rusak, 3 kios hancur, 1 aula hancur, 1 gedung kantor rusak berat 200 KK terancam, jalan desa di beberapa titik ambles 1 meter 350 KK terancam longsoran, 3 ha lahan pertanian tertutup material longsoran Jalan Cisomang – Cipada terputus tertimbun longsoran 15 m, tebal 10 cm, lahan persawahan retak-retak 400 KK terisolir akibat jalan Desa terputus, 3 rumah rusak 42 rumah rusak berat, 51 rumah rusak sedang, 165 rumah rusak ringan 2 orang meninggal dunia, 10 rumah rusak, 3 jembatan rusak 8 orang meninggal, 5 orang luka, 3 rumah hancur, 4 rumah rusak,10 rumah terancam
No.
Kecamatan
Kabupaten/ Kota
24.
Wlingi
25.
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 36-41
Hal :36
Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April – Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk)
Lokasi Kejadian Gerakan Tanah No.
Waktu Kejadian
Kecamatan
Kabupaten/ Kota
Provinsi
39.
Amanatun Selatan
Timor Tengah Selatan
Nusa Tenggara Timur
03-072010
40.
Sinjai Tengah
Sinjai
Sulawesi Selatan
04-072010
41.
Enrekang
Enrekang
Sulawesi Selatan
04-072010
42.
Tellu Limpoe
Bone
Sulawesi Selatan
08-072010
43.
Sukatani
Purwakarta
Jawa Barat
21-072010
44.
Tarakan Barat
Kota Tarakan
Kalimantan Timur
45.
Waesama
Buru Selatan
Maluku
Berikut ringkasan tulisan beberapa penelitian kejadian bencana gerakan tanah pada periode ini yang menyebabkan korban meninggal dunia dan kerusakan harta benda: 1.
Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan Sitiotio, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Gerakan tanah terjadi di Desa Sabulan pada koordinat 02°25’54” BT, 098°46’50” LS dan Desa Buntu Mauli pada koordinat 02°28’36” BT, 098°48’9” LS, Kecamatan Sitiotio, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara, pada hari Kamis, 29 April 2010, pukul 20.00 WIB. Gerakan tanah ini mengakibatkan 2 (dua) orang meninggal dunia, dan 3 (tiga) orang hilang, 7 (tujuh) rumah hancur dan 2 (dua) rumah rusak ringan. Gerakan tanah yang disertai banjir bandang di Desa Sabulan dengan panjang longsoran sekitar 300 m dan lebar 30 m serta terjadi aliran Hal :37
24-072010 24-072010
Dampak (Korban/Kerusakan) 29 rumah rusak, 32 rumah terancam, amblesan, nendatan panjang 700 m, lebar 100 m, retakan panjang 50 m, lebar 1 cm. Jalan yang menghubungkan Makasar dengan Sinjai terputus Jalan sepanjang 75 meter di Dusun Kumandang, Desa Karueng ambles Badan jalan Tellu Limpoe – Kec. Lappa Riaja terputus, tertutup longsoran 10 m 4 rumah, 1 mushola, dan 1 kolam rusak, badan jalan desa tertutup longsor sepanjang 200 meter 3 orang meninggal dunia, 1 rumah hancur 18 orang meninggal dunia, 7 orang luka berat dan ringan.
bahan rombakan dengan panjang sekitar 925 m. Gerakan tanah yang disertai banjir bandang di Desa Buntu Mauli dengan panjang longsoran sekitar 200 m dan lebar 25 m serta terjadi aliran bahan rombakan dengan panjang sekitar 1205 m. Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Pulau Samosir dan sekitarnya (Djadja, dkk, 2006), daerah tersebut termasuk zona kerentanan gerakan tanah tinggi (Suranta, dkk, 2010).
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 37-41
Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April – Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk)
Foto 1. Rumah-rumah di Kec. Sitiotio yang hancur terlanda material banjir bandang terletak di lembah mulut alur sungai
2.
Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Gerakan tanah terjadi di Kampung Kayujaran, Desa Gembleb, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur, terletak pada koordinat 08° 05’ 02,1” BT dan 111° 45’ 35,9” LS pada hari Rabu, 5 Mei 2010, pukul 17.00 WIB. Gerakan tanah ini mengakibatkan 4 (empat) orang meninggal dunia, 2 (dua) orang luka, dan 5 (lima) rumah hancur, 1 (satu) jembatan putus, dan 7 (tujuh) rumah terancam. Jenis gerakan tanah berupa longsoran bahan rombakan yang berkembang menjadi aliran bahan rombakan yang menimpa permukiman. Arah longsoran N 275° E, kemiringan tebing yang longsor ± 60°, panjang longsoran ± 75 m, dan lebar mahkota longsoran ± 30 m. Pada Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah Provinsi Jawa Timur bulan Mei 2010, daerah tersebut termasuk zona potensi terjadi gerakan tanah menengah – tinggi. (Agoes D., dkk., 2010)
Foto 2. Memperlihatkan rumah di Kp. Kayujaran yang rusak berat akibat banjir bandang. Rumah yang terletak di bantaran sungai ini sudah tidak layak huni karena dapat terancam banjir bandang susulan.
3.
Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat Gerakan tanah terjadi di Kp. Sukamukti dan Kp. Baru, Desa Cipedes, Kec. Ciniru, serta di Kp. Seklok, Desa Cipakem, Kec. Maleber, Kab. Kuningan, Jawa Barat pada hari Kamis, 13 Mei 2010. Gerakan tanah ini mengakibatkan 20 KK di Kp Sukamukti dan 70 KK di Kp Baru, Desa Cipedes, serta 40 KK di Kp Seklok, Desa Cipakem terancam longsoran. Gerakan tanah di Kp. Sukamukti berupa longsoran tebing pada permukiman karena pemotongan tebing yang tegak tanpa penahan lereng. Panjang longsoran 5 m, lebar 8 m. Pada bagian bawah lereng gerakan tanah tipe nendatan dan retakan, membentuk tapal kuda panjang 120 m, lebar 1 – 3 cm, tinggi penurunan 0.2 – 0.6 m, mengarah ke barat daya – utara. Di Kp. Baru gerakan tanah berupa longsoran yang berkembang menjadi aliran bahan rombakan. Longsoran panjang 60 m, lebar 7 m. Di Kp. Seklok gerakan tanah berupa longsoran tebing pada permukiman karena lereng yang terjal. Bidang longsoran membentuk tapal kuda dengan panjang 80 meter dan lebar 25 meter (Sumaryono, dkk, 2010).
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 38-41
Hal :38
Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April – Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk)
terjadi gerakan tanah menengah sampai tinggi (Jojon S., dkk, 2010)
Foto 4. Jenis longsor Jatuhan Batuan yang menimpa permukiman di Kp. Batugantung ini dengan diameter ± 5 meter.
5.
Foto 3. Longsoran di tebing S. Cisetra di Kampung Baru (atas); Gerakan tanah tipe rayapan yang merusak konstruksi bangunan di Kp. Sukamukti (bawah)
4.
Bencana Gerakan Tanah Di Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku. Gerakan tanah terjadi di Kampung Batugantung RT 05/ RW 03, Kelurahan Kuda Mati, Kecamatan Nusawine, Kota Ambon, Provinsi Maluku pada hari Rabu, tanggal 16 Juni 2010, pukul 21.00 WIT. Secara geografis terletak pada koordinat 128 ° 10’ 43” BT dan 3 ° 42’ 31” LS. Gerakan tanah ini mengakibatkan 8 (delapan) orang meninggal dunia, 5 (lima) orang luka berat dan ringan, 3 (tiga) rumah hancur, (empat) 4 rumah rusak, dan 10 rumah terancam. Gerakan tanah yang terjadi berupa jatuhan batuan (rock fall) pada tebing yang menimpa permukiman di bawahnya. Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah Provinsi Maluku pada Bulan Juni 2010, daerah bencana terletak pada zona potensi Hal :39
Bencana Gerakan Tanah Di Kecamatan Waesama, Kota Ambon, Maluku Gerakan tanah terjadi di Dusun Batukasah, Desa Waelikut, Kecamatan Waesama, Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku pada hari Jumat, tanggal 23 Juli 2010, pukul 10.00 WIT, setelah hujan lebat sejak hari Kamis sore. Secara geografis terletak pada koordinat 127° 02’ 09,4” BT dan 3° 40’ 41,5” LS. Gerakan tanah ini mengakibatkan 18 orang meninggal dunia, 7 (tujuh) orang luka – luka berat dan ringan, 8 (delapan) rumah hancur, (empat) 4 rumah rusak, dan 10 rumah terancam. Jenis gerakan tanah berupa translasi (longsoran bahan rombakan), lebar mahkota longsoran 20 m, panjang 100 m, sudut kemiringan lereng tebing longsoran ± 80° dengan arah longsoran N 270°E dan masih berpotensi terjadi longsoran susulan. Volume material longsoran berupa campuran tanah, lumpur dan batang pohon. Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah Provinsi Maluku pada Bulan Juli 2010, daerah bencana terletak pada zona potensi terjadi gerakan tanah menengah sampai tinggi (Agoes D., dkk., 2010).
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 39-41
Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April – Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk)
•
•
•
Foto 5. Memperlihatkan mahkota longsoran di lereng atas. Tampak sebagian material longsoran di lereng bawah yang masih berpotensi terjadi longsoran susulan.
Upaya Penanggulangan Bencana Gerakan Tanah Berikut rangkuman rekomendasi atau upaya penanggulangan bencana gerakan tanah pada periode April – Juli 2010: • Penduduk yang bermukim pada bawah lereng yang terjal di dekat daerah sekitar longsoran harap waspada pada saat dan sesudah hujan dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama karena daerah tersebut masih berpotensi untuk terjadinya gerakan tanah susulan. Dan segera melaporkan kepada aparat setempat apabila melihat gejala-gejala gerakan tanah (longsoranlongsoran) baru yang muncul di daerahnya. • Daerah yang terkena retakan dan nendatan agar segera ditutup dengan tanah lempung/liat yang dipadatkan, agar air hujan tidak masuk ke dalam tanah yang dapat menyebabkan terjadinya longsor susulan. • Memperbaiki drainase lereng agar air tidak masuk ke dalam tanah dengan cara membuat saluran pengelak dan pembuang air yang baik. • Perlu penanaman kembali pohon yang berakar kuat dan dalam di daerah lereng atas pada daerah yang rentan gerakan tanah. Merubah pola penggunaan lahan dari persawahan basah dengan tanaman palawija lainnya yang tidak banyak memerlukan air.
•
•
Perlu diwaspadai terjadinya tanggul alam yang berada di kawasan hulu sungai, jika menjumpai terdapat adanya tanggul alam atau kantong air (genangan air) akibat longsoran segera dilakukan pembobolan agar tidak terjadi banjir bandang. Rumah-rumah yang berada di tepi/sekitar bantaran aliran sungai yang berpotensi banjir bandang umumnya tidak layak huni, agar dipindahkan menjauhi aliran sungai. Rumah-rumah yang rusak parah akibat longsoran serta permukiman yang tanahnya mengalami retakan yang terus berkembang sebaiknya direlokasikan ke daerah yang aman dari bencana gerakan tanah. Penentuan relokasi ini setelah ada penyelidikan lanjut dari Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Perlu kewaspadaan pada daerah jalur jalan yang rentan gerakan tanah, antara lain dengan pemasangan rambu lalu lintas peringatan bahaya longsor agar masyarakat pengguna jalan berhati-hati. Pembuatan dinding penahan untuk memperkuat kaki lereng bukit. Pemerintah daerah perlu meningkatkan sosialisasi tentang ancaman bencana gerakan tanah dan tata cara penanggulangannya.
Kesimpulan : Gerakan tanah yang terjadi adalah jenis longsoran bahan rombakan, jatuhan batuan dan aliran bahan rombakan/banjir bandang (gerakan tanah tipe longsoran/cepat) dan retakan, nendatan (gerakan tanah tipe rayapan/ lambat). Bencana gerakan tanah di lokasi – lokasi di atas umumnya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain curah hujan yang tinggi dan lama, kemiringan lereng yang terjal, kurangnya tanaman (vegetasi) berakar kuat dan dalam yang dapat menguatkan lereng serta tanah pelapukan pada lereng yang labil dan jenuh air. Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah per Provinsi bulanan (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2010), daerahdaerah bencana umumnya terletak pada zona potensi terjadi gerakan tanah Menengah sampai
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 40-41
Hal :40
Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia, Periode April – Juli 2010 (Y. Arifianti, dkk)
Tinggi, artinya pada daerah – daerah tersebut dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan, dan gerakan tanah lama dapat aktif kembali. Bencana gerakan tanah pada bulan April hingga Juli 2010 yang terbanyak terjadi di Provinsi Jawa Barat dengan 20 kejadian. Bencana gerakan tanah pada periode ini umumnya terjadi pada bulan April, yang intensitas hujannya masih tinggi. Bencana gerakan tanah periode April hingga Juli 2010 telah mengakibatkan 46 orang meninggal dunia, 22 orang luka-luka, ratusan rumah rusak dan terancam longsoran, puluhan jalur jalan terputus akibat tertimbun material longsoran, beberapa hektar sawah tertutup longsoran, serta ratusan Kepala Keluarga (KK) mengungsi.
Hal :41
Daftar Pustaka Darsoatmodjo, Agoes, dkk., Laporan Singkat Tanggap Darurat Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur, Badan geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2010, belum terbit. Darsoatmodjo, Agoes, dkk., Laporan Singkat Tanggap Darurat Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan Waesama, Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku, Badan geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2010, belum terbit. Djadja, dkk., Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah P. Samosir dan Sekitarnya, Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2006. Jojon S., dkk, Laporan Singkat Tanggap Darurat Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Provinsi Maluku, Badan geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2010, belum terbit. Sumaryono, dkk, Laporan Singkat Tanggap Darurat Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, Badan geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2010, belum terbit Suranta, dkk, Laporan Singkat Tanggap Darurat Bencana Gerakan Tanah di Kecamatan Sitiotio, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Badan geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2010, belum terbit.
Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2010 : 41-41