Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016
Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Web of Science (Thomson)
Saat ini Publikasi internasional peneliti di Indonesia lebih banyak terbit di jurnal selain yang terindeks Scopus atau Web of Science, seperti terindeks di DOAJ, Ebsco, Proquest, Pubmed, dan lainnya bahkan tidak sedikit publikasi masuk ke dalam jurnal dengan kategori predator.
Hal tersebut diakibatkan karena kemudahan dan kepastian diterima yang cepat serta biaya penerbitan yang murah dari jurnal yang tidak terindeks di Scopus ataupun Web of Science, bahkan jurnal predator hampir tidak melalui proses penelaahan (review), yang berdampak pada kualitas artikel yang kurang baik dan tidak diakui di dunia akademik. Sumber: Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan. Buku Kekuatan 50 Institusi Ilmiah Indonesia.2016
TATA CARA PENULISAN JURNAL ILMIAH
Apa itu jurnal…? Jurnal merupakan bagian dari artikel lebih dikenal dengan sebutan “majalah”, yakni salah satu jenis media masa cetak yang di terbitkan secara berkala Majalah terbagi atas: (a) majalah untuk umum (majalah sastra, majalah musik, majalah remaja, majalah olah raga, dan seterusnya) ; (b) majalah ilmiah yang lebih akrab disebut jurnal (jurnal sains, jurnal kesehatan, jurnal pertanian, jurnal ekonomi, jurnal politik, jurnal psikologi, jurnal teknik, dan seterusnya).
TATA CARA PENULISAN JURNAL ILMIAH Jurnal ilmiah dianggap sebagai sumber informasi primer atau yang paling penting di dunia IPTEK karena berisi kumpulan artikel yang dipublikasikan secara periodik, yang ditulis oleh para ilmuwan peneliti untuk melaporkan hasil-hasil penelitian terbarunya. Untuk memastikan kualitas ilmiah pada artikel yang diterbitkan, suatu artikel biasa diteliti oleh rekan-rekan sejawatnya dan direvisi oleh penulis, hal ini dikenal sebagai peer review (ulasan sejawat)
Bagian-Bagian Jurnal Judul Nama Penulis dan Lembaga Abstrak Kata Kunci Pendahuluan Bahan dan Metode Penelitian Hasil dan Pembahasan Kesimpulan Penghargaan Daftar Pustaka
Trik-trik Pembuatan Bagian-bagian Jurnal
Bagian
Proses
Abstrak
Apa yang telah saya lakukan secara singkat?
Pengantar
Apa masalahnya?
Bahan-bahan dan Metode Bagaimana saya memecahkan masalah tersebut? Hasil
Apa yang saya temukan?
Diskusi
Apa maknanya?
Penghargaan (opsional)
Siapa yang membantu?
Rujukan
Karya siapa yang saya rujuk?
Penjelasan bagian-bagian Jurnal adalah sebagai berikut : 1. Judul Setiap jurnal ilmiah harus memiliki judul yang jelas. Dengan membaca judul, akan memudahkan pembaca mengetahui inti jurnal tanpa harus membaca keseluruhan dari jurnal tersebut. Contoh : "LAPORAN LAB BIOLOGI". Dengan judul seperti ini, maka tidak ada pembaca yang mau membacanya karena tidak menggambarkan isi jurnal. "PENGARUH CAHAYA DAN SUHU TERHADAP PERTUMBUHAN POPULASI BAKTERI ESCHERICHIA COLI". Judul ini sudah sedikit banyak melaporkan isi dari jurnal.
Judul tidak boleh memiliki makna ganda. Judul ditulis sesingkat mungkin. Namun, singkatan tidak dianjurkan dalam judul. Judul ditulis di tengah atas halaman, menggunakan huruf kapital, dan dicetak tebal.
2. Nama Penulis Tanpa gelar akademik dan dan penulisan nama dari satu artikel ke artikel lainnya harus tetap/konsisten, hal ini penting untuk pengindeksan nama pengarang. dianjurkan disertai afiliasi (nama prodi, fakultas, dan universitas) dan email. Nama penulis yang dicantumkan sebaik-baiknya yang benar-benar memberikan kontribusi pada penelitian tersebut. 3. Abstrak Abstrak berbeda dengan ringkasan. Bagian abstrak dalam jurnal ilmiah berfungsi untuk mencerna secara singkat isi jurnal. Bagian abstrak harus menyajikan sekitar 250 kata yang merangkum tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. Jangan gunakan singkatan atau kutipan dalam abstrak. Pada abstrak harus berdiri sendiri tanpa catatan kaki.
Abstrak ini biasanya ditulis terakhir. Cara mudah untuk menulis abstrak adalah mengutip poin-poin paling penting di setiap bagian jurnal. Kemudian menggunakan poin-poin untuk menyusun deskripsi singkat tentang jurnal yang telah dibuat. Penulisan abstrak diketik menggunakan 1 spasi.
4. Kata kunci sebanyak 3-5 kata, diambil dari inti yang akan dibahas dalam penelitian.
5. Pendahuluan Pendahuluan berisi latar belakang mengapa penelitian
dilakukan. Pendahuluan juga harus menjelaskan mengapa topik
penelitian dipilih dan dianggap penting, dan diakhiri dengan menyatakan tujuan penelitian tersebut. Pustaka yang dirujuk hanya yang benar-benar penting dan
relevan dengan permasalahan untuk men”justifikasi” dilakukannya penelitian, atau untuk mendasari hipotesis.
6. Metode Penelitian • Bagian ini menjelaskan tentang percobaan yang telah dilakukan yang mencakup bahan-bahan yang telah digunakan, desain percobaan, peralatan, metode pengumpulan data, dan jenis pengendalian.
• Alur pelaksanaan penelitian harus ditulis dengan rinci dan jelas sehingga peneliti lain dapat melakukan penelitian yang sama (repeatable and reproduceable). • Spesifikasi bahan-bahan harus rinci agar orang lain mendapat informasi tentang cara memperoleh bahan tersebut. • Jika metode yang digunakan telah diketahui sebelumnya, maka acuan pustakanya harus dicantumkan. • Jika penelitian terdiri dari beberapa eksperimen, maka metode untuk masing-masing eksperimen harus dijelaskan.
7. Hasil dan Pembahasan Data hasil penelitian yang disajikan untuk menginformasikan hasil temuan dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditampilkan menggunakan grafik/tabel/gambar. Tabel dan grafik harus dapat dipahami dan diberi keterangan secukupnya. Pembahasan dapat dibagi dalam beberapa sub bagian.
Dalam pembahasan dikemukakan keterkaitan antar hasil penelitian dengan model atau teori yang diacu, dan membandingkan hasil penelitian dengan hasil penelitian lain yang sudah dipublikasikan dengan menunjukkan persamaan dan membahas perbedaannya. Hasil yang dikemukakan hanyalah temuan yang bermakna dan relevan dengan tujuan penelitian. Pembahasan menjelaskan pula implikasi temuan yang diperoleh bagi ilmu pengetahuan dan pemanfaatannya.
8. Kesimpulan Dalam kesimpulan, sarikan apa yang menjadi hasil utama penelitian (menolak atau menerima hipotesis) dalam kalimat yang sederhana.
Kesimpulan disusun berdasarkan fakta yang ditemukan dalam penelitian. 9. Ucapan Terimakasih (Acknowledgement) Ucapan terima kasih dibuat secara ringkas sebagai ungkapan rasa terima kasih penulis kepada tim promotor/tim pembimbing, dan fihak - fihak yang telah membantu dalam penelitian serta pemberi dana.
10. Daftar Pustaka Daftar pustaka pada karya ilmiah ditulis langsung setelah teks berakhir (tidak perlu ganti halaman baru), sedangkan daftar pustaka pada makalah, buku, atau penelitian ditulis dengan berganti halaman baru. Unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturutturut meliputi: (1) nama pengarang ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk subjudul, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.
Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi bergantung kepada jenis sumber pustakanya.
Sebelas Alasan Mengapa Paper Ditolak Paper atau karya tulis yang dikirim untuk diperiksa dan dimasukkan dalam sebuah prosiding atau jurnal bisa tertolak karena beberapa alasan, diantaranya : 1. Kurangnya hasil investigasi atau hasil eksperimen seperti kurangnya sampel/contoh penelitian, tidak jelasnya sampel penelitian, konsep yang kurang unik, dan kesalahan ilmiah biasanya menjadi alasan utama sebuah paper ditolak. 2. Gagal memenuhi persyaratan jurnal. Hal ini adalah sebuah kesalahan yang biasa dilakukan oleh para peneliti. Fokus dari manuskrip di luar persyaratan yang ditentukan oleh jurnal dan guideline, contohnya aturan penulisan jurnal tidak terpenuhi.
3. Kurangnya penguasaan tata bahasa Inggris, sintaks dan kosakata. Penguasaan bahasa Inggris akan memberikan kesan lebih kepada reviewer dan editor terhadap keseluruhan karya tulis. Beberapa bukti telah menunjukkan bahwa karya tulis dengan penggunaan bahasa Inggris yang baik akan memiliki peluang diterima lebih besar. 4. Kurangnya pernyataan masalah (problem statement). Sangat penting untuk merumuskan masalah dan membatasi rumusan masalah.
5. Metode tidak dideskripsikan secara detail. Kurang informasi tentang peralatan yang digunakan dan prosedur riset yang dilakukan. Pada beberapa kasus, akan lebih baik untuk memberikan banyak informasi pada prosedur yang digunakan. Informasi yang dianggap kurang penting bisa dihilangkan. 6. Berlebihan dalam mengintepretasikan hasil penelitian. Beberapa reviewer telah menunjukkan bahwa intepretasi dan hasil penelitian yang jujur akan meningkatkan peluang diterimanya
7. Mengintepretasikan hasil dengan metode statistik yang tidak tepat atau tidak lengkap. 8. Penyajian data dan tabel yang membingungkan reviewer. Hasil penelitian seyogyanya disajikan dalam bentuk yang jelas, baik berupa grafik maupun tabel. Kemudahan dalam intepretasi hasil penelitian adalah salah satu faktor penelitian bagus dan tidaknya sebuah karya tulis. 9. Kesimpulan tidak didukung oleh data. Pastikan bahwa kesimpulan yang kita tulis tidak berlebihan dan didukung oleh data hasil penelitian. Selain itu, kesimpulan sebaiknya menjawab pertanyaan dari rumusan masalah. Pastikan juga untuk menyampaikan alternatif penjelasan dan hindari pengulangan kata dari hasil penelitian. 10. Kurang lengkap dan akuratnya daftar pustaka. Pastikan untuk mencari literatur lengkap dan relevan dengan riset yang sedang dilakukan. Reviewer jurnal adalah orang yang sangat ahli di bidangnya dan akan menaruh perhatian besar pada detail karya tulis yang ia periksa.
11. Penulis tidak melakukan koreksi sesuai dengan saran reviewer. Hal ini bisa dihindari dengan mudah. Minta saran kepada reviewer secara langsung akan membantu kita menghasilkan karya tulis yang lebih baik.
Beberapa hal yang harus dicatat adalah alasan diterimanya sebuah paper bukanlah kebalikan dari alasan ditolaknya sebuah paper. Alasan utama diterimanya sebuah paper adalah : kontribusi dan relevansi dengan bidang studi dan media publikasi tersebut, kesempurnaan dalam penulisan ilmiah, dan kualitas pembelajaran atau materi dari paper tersebut. Banyak jurnal berharap kepada reviewer untuk menilai bobot ilmiah dan validitas dari paper yang dikirim. Namun demikian, reviewer bisa menjadi sangat sensitif terhadap paper yang mengandung banyak kesalahan yang sulit untuk dihilangkan tanpa proses editing yang berhati-hati. Penulisan ilmiah menuntut kualitas ilmu yang ditulis dan cara penulisan ilmiah yang sempurna.
Kiat-kiat agar artikel ilmiah dapat dipublikasikan di jurnal bereputasi Internasional maka yang perlu ditekankan adalah : Menjaga orisinalitas dan menghindari plagiarisme. Plagiarisme ini dapat terdeteksi oleh para editor jurnal melalui aplikasi mesin pencari yang mereka gunakan. Artikel yang terbukti plagiat tentu tidak akan dimuat oleh jurnal manapun, karena juga akan membahayakan eksistensi jurnal itu sendiri. Dari segi teknik penulisan, penulisan artikel ilmiah haruslah jelas, mudah dimengerti, dan menggunakan Bahasa Inggris yang baik dan benar. Artikel pun harus disusun dengan baik sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Selain itu, untuk menghindari penolakan di awal, penulis juga sebaiknya menghindari beberapa hal, seperti Bahasa Inggris yang buruk, topik yang tidak sesuai, atau hasil penelitian yang tidak jelas.
Di abstrak, penting juga ditegaskan mengenai pentingnya artikel ilmiah yang kita tulis untuk diketahui pembaca. “Tulis abstrak yang jelas dan informatif”. Dalam memilih jurnal pun ada kiat tersendiri, diantaranya : Disarankan agar terlebih dahulu memahami jurnal yang akan dituju, seperti ranking, tipe artikel, tipe pembaca, hingga orang-orang yang ada di balik jurnal tersebut. Dapatkan jurnal ilmiah yang sesuai dengan bidang ilmu kita dan dianjurkan untuk tidak menerbitkan hasil temuan kita pada majalah atau jurnal yang merupakan bunga rampai bermacam ilmu karena ini tidak akan sampai ke tangan ilmuwan sebidang. Setelah diperoleh jurnal yang tepat, segera simaklah gaya penyajiannya dengan membaca beberapa tulisan yang dimuat. Perhatikan pula tentang “Objective of the Journal” yang biasanya memuat tentang cakupan bidang ilmu yang diutamakan.
Kita harus memperhatikan format pada jurnal terpilih. Sering terjadi editor menolak suatu artikel ilmiah dikarenakan tulisan tersebut tidak memenuhi persyaratan format yang telah ditentukan. Oleh sebab itu format harus dicermatin seperti ukuran dan jenis kertas, spasi, penomoran setiap baris tulisan, penulisan title page (judul artikel, penulis berserta alamatnya, alamat korespondensi dan permintaan reprint), penulisan badan artikel, ukuran spasi (biasanya 2 spasi), ukuran marjin (kiri, kanan, atas dan bawah), ukuran font (paling sedikit 10 point), petunuk penomoran halaman (atas atau bawah, kanan, tengah atau bawah), batas jumlah halaman yang diijinkan dan jumlah baris per halaman (biasanya 20-25 baris).