KEGIATAN DOSEN MAGANG DIKTI UNPAD Hari
: Selasa, 5 juli 2011 pada pukul 08.00
Jam
: 08.00-10.00
Oleh
: drg. Gilang Yubiliana Kegiatan ini diawali dengan penjelasan dari drg. Gilang Yubiliana tentang Metode
SCL yang telah diaplikasikan dalam proses pembelajaran di kelas Fakultas Kedokteran Gigi sebagai contoh. Sebelum penjelasan tersebut, anggota dosen magang telah mendapatkan penjelasan semua Metode SCL dalam Pelatihan PEKERTI, namun pengaplikasian (contoh konkrit di kelas) belum dapat tergambarkan. Kendala yang banyak dihadapi oleh peserta dosen magang adalah belum banyak mengetahui tekhnis pelaksanaan metode/ kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan sistem SCL. Strategi Pengajaran dan Pengalaman Pembelajaran di kelas yang telah dipraktikkan adalah pelaku aktif (teacher – centered, student - centered ) dan bahan pengajaran (subjectbased, problem-based ).
Teacher Centered Learning TCL ( teacher centered learning) adalah suatu system pembelajaran dimana guru atau dosen menjadi pusat dari kegiatan belajar mengajar sehingga terjadi komunikasi satu arah. Di sini ilmu di transfer secara cepat dari dosen kepada mahasiswa secara drill sehingga daya serap dari mahasiswa lemah karena hanya mendengarkan dari dosen. Adapun karakteristiknya sebagai berikut : 1. Tanggung jawab pada proses terletak pada tangan para pengajar atau institusi penyelenggara program 2. Pengajar menentukan bahan pelajaran yang harus dipelajari dan ketrampilan yang harus dilatih oleh mahasiswa. 3. Tahap-tahap urutan bahan pelajaran dan kecepatan belajar pun ditetapkan oleh pengajar. 4. Tidak memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berperan aktif
5. Pengajar bahkan menetapkan metode evaluasi yang tidak dapat memberikan kepuasan pada pihak mahasiswa sebagai ganjaran 6. Motivasi belajar mahasiswa dalam bentuk nilai. Metode ini telah banyak ditinggalkan oleh para dosen yang mulai melihat output pencapaian mahasiswa setelah proses KBM berlangsung, terutama untuk mata kuliah yang menuntut praktik langsung. Hal ini dikarenakan teori yang disampaikan akan mudah dipahami mahasiswa apabila langsung dipraktikkan sesuai dengan kekreatifan mahasiswa selama masih dalam batas prosedur ketentuan perkuliahan.
Student Centered Learning Pendekatan SCL memiliki karakteristik khusus yang mencakup berbagai aspek, diantaranya pengajar, siswa, materi , maupun teknik penyampaiannya. Semua karakteristik tersebut pada akhirnya membentuk pola pembelajaran yang berfokus kepada siswa. Adapun karakteristiknya sebagai berikut : 1. Mahasiswa mendapatkan kesempatan berperan aktif untuk belajar bagaimana cara belajar 2. Peran aktif mahasiswa menentukan informasi dan ketrampilan yang dapat diraih 3. Mahasiswa mengidentifikasi kebutuhan pendidikannya, cara terbaik dalam belajar, dan kemampuannya mengevaluasi hasil pembelajarannya 4. Meningkatkan motivasi untuk memahami konsep-konsep ilmu kedokteran yang diperlukan untuk menganalisis dan mengelola penderita yang menghadapi masalah kesehatan secara efektif dan efisien. 5. Motivasi pada diri mahasiswa juga didorong adanya ganjaran kepuasan yang diperoleh mahasiswa. 6. Pada awalnya pengajar harus membimbing bagaimana menetapkan kebutuhan pengetahuan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi yang diinginkan.
7. Dalam kurun waktu program pendidikan yang diikuti, tanggung jawab penentuan halhal yang berkaitan dengan pembelajaran, sedikit demi sedikit secara bertahap dialihkan dari pengajar ke mahasiswa sampai mereka dapat mandiri. Metode ini adalah metode yang marak digalakkan dan disarankan oleh DIKTI untuk dilakukan dalam pembelajaran di kelas disesuaikan dengan mata kuliah. Metode ini menuntut mahasiswa untuk berkreasi dalam memperoleh suatu ilmu tertentu tanpa ada batasan yang mengikat mahasiswa untuk mengeksplor ilmu yang didapat baik untuk disharekan bersama teman ataupun untuk konsumsi sendiri sebagai bahan diskusi bersama dosen pengampu. Dampak positif yang dihasilkan adalah meminimalisir mahasiswa yang malas untuk belajar di kelas dengan konsep belajar santai dan menyenangkan di kelas.
URAIAN RINGKAS CIRI BEBERAPA MODEL BELAJAR
No
1
MODEL
YANG DILAKUKAN MAHASISWA
BELAJAR
Small
Group
•
membentuk kelompok (5-10)
•
memilih bahan diskusi
•
mepresentasikan
YANG DILAKUKAN DOSEN
•
Discussion
Membuat rancangan bahan dikusi dan aturan diskusi.
• paper
dan
Menjadi moderator dan sekaligus mengulas pada setiap akhir sesion diskusi mahasiswa.
mendiskusikan di kelas
2
Simulasi
•
mempelajari dan menjalankan suatu
•
peran yang ditugaskan kepadanya.
Merancang situasi/ kegiatan yang mirip dengan yang sesungguhnya, bisa berupa bermain
•
atau mempraktekan/mencoba berbagai
peran,
model
komputer,
atau
berbagai latihan simulasi.
model (komputer) yang telah disiapkan.
3
Discovery Learning
•
mencari,
mengumpulkan,
dan
menyusun informasi yang ada untuk
•
Membahas kinerja mahasiswa.
•
Menyediakan data, atau petunjuk (metode) untuk menelusuri suatu pengetahuan yang
mendeskripsikan suatu pengetahuan.
harus dipelajari oleh mahasiswa. •
Memeriksa dan memberi ulasan terhadap hasil belajar mandiri mahasiswa.
No
MODEL
YANG DILAKUKAN MAHASISWA
YANG DILAKUKAN DOSEN
BELAJAR
4
Self-Directed
•
Learning
merencanakan
kegiatan
belajar,
•
sebagai fasilitator.
•
merancang dan dimonitor proses belajar dan
melaksanakan, dan menilai pengalaman belajarnya sendiri.
5
Cooperative
•
Learning
Membahas
dan
menyimpulkan
masalah/ tugas yang diberikan dosen
hasil belajar kelompok mahasiswa.
secara berkelompok. •
Menyiapkan suatu masalah/ kasus atau bentuk
tugas
untuk
diselesaikan
oleh
mahasiswa secara berkelompok.
6
Collaborative Learning
•
Bekerja
sama
dengan
anggota
kelompoknya dalam mengerjakan tugas
•
Merancang tugas yang bersifat open ended.
•
Membuat rancangan proses dan bentuk penilaian
berdasarkan
•
Sebagai fasilitator dan motivator.
konsensus
kelompoknya sendiri.
No
MODEL
YANG DILAKUKAN MAHASISWA
KEMAMPUAN APA YANG BISA DIPEROLEH
BELAJAR
7
MAHASISWA
Contextual
•
Instruction
Membahas konsep (teori) kaitannya dengan situasi nyata
•
Melakukan studi lapang/ terjun di dunia
nyata
untuk
mempelajari
kesesuaian teori.
8
Project
Based
•
Learning
Mengerjakan tugas (berupa proyek) yang telah dirancang secara sistematis.
•
Menunjukan
kinerja
mempertanggung
jawabkan
kerjanya di forum.
dan hasil
9
Problem Learning
Based
•
Belajar
dengan
informasi memanfaatkan
menggali/ (inquiry) informasi
mencari serta tersebut
untuk memecahkan masalah faktual/ yang dirancang oleh dosen .
Pembelajaran subject-based 1. Mahasiswa secara pasif memperoleh bahan-bahan pengajaran dari guru. 2. Bahan-bahan tersebut dapat berdasarkan disiplin cabang ilmu (departemental) atau berdasarkan sistem organ, gejala penyakit dan sebagainya. 3. Informasi yang diperoleh tidak secara nyaman dapat di-integrasikan dengan informasi dari disiplin ilmu lain atau mata kuliah lain. 4. Mahasiswa menerima informasi materi terintegrasi tanpa adanya suatu fokus yang mengelilinginya dalam susunan sistem memory mahasiswa Metode pembelajaran ini sedikit mengekang mahasiswa untuk mengikuti apa yang diinginkan mahasiswa untuk menggali ilmu yang ingin dikuasi dalam suatu bidang ilmu tertentu. Dampak negatifnya adalah mahasiswa tidak dapat berkreasi atau bahkan cenderung bosan dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Hal ini berbeda dengan jenis pembeljaran di bawah ini yang lebih memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk mengatasi suatu permasalahan dalam suatu topik mata kuliah. Pembelajaran problem-based 1. Mahasiswa dapat mengatasi kelemahan-kelemahan pada pembelajaran subject-based 2. Dari masalah yang dihadapi, orang akan belajar banyak, apalagi 3. Jika ia dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan baik, mendapatkan kepuasan 4. Motivasi meningkat 5. Walaupun tidak maksimal problem-based dapat diterapkan pada teacher-centered learning
Meskipun demikian, dampak positif dan negatif tidak akan pernah lepas dalam diterapkannya suatu metode tertentu. Dua hal yang bersinggungan tersebut tetap akan muncul hanya saja dampak negatifnya dapat diminimalisir dengan menyesuaikan penggunaan meode pembelajaran dengan mata kuliah dan kondisi mahasiswa didik. Disamping itu, penjelasan lain yang disampaikan mengenai pembuatan modul yang baik disertai beberapa contoh modul terkait, prosedur pelaksanaan OSCE disertai pemutaran video pelaksanaan OSCE mahasiswa FKG, pembuatan kuisioner dosen dan mahasiswa, dan penilaian proses pembelajaran. Berdasarkan penjelasan mengenai metode pembelajaran yang diterapkan di FKG UNPAD, drg. Gilang juga memberikan sumber referensi untuk mendalami berbagai macam metode praktis SCL dalam pembelajaran, antara lain : 1. Dynamic Compose 2. Academic Leadership 3. Contoh-contoh jurnal pendidikan berdasarkan mata kuliah yang diajarkan 4. The Teaching Network 5. Active Learning/Teaching Method 6. Link untuk bergabung di Yayasan Rumah Ilmu Indonesia
Pemaparan mengenai metode pembelajaran yang diterapkan di FKG UNPAD (SCL Method), sebenarnya telah dilakukan juga oleh UNIPDU (Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum)-Jombang khususnya untuk Prodi D3 Bahasa Jepang. Namun dalam pelaksanaannya tidak dapat terfokus pada Metode SCL saja tetapi harus dikolaborasikan dengan metode TCL yang telah mengakar kuat. Hal ini merupakan salah satu kunci tidak tercapainya kompetensi mahasiswa yang ingin dicapai yang tertuang baik di GBRP maupun SSP (System Spesific Pedagogy). Diterapkannya kolaborasi TCL dan SCL dikarenakan kurangnya SDM dan sarana prasarana yang kurang mendukung dalam proses pembelajaran di kelas. Meskipun demikian, banyak hal yang telah dikembangkan sesuai dengan kemajuan tekhnologi sehingga sedikit demi sedikit applikasi SCL dapat dengan fokus diterapkan di kampus, antara lain untuk mata kuliah tertentu yang membutuhkan link langsung dengan akses pembelajaran Jepang.