KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE TUGAS DALAM PEMBELAJARAN PUISI PADA SISWA KELAS V SDN MALANGBONG 1 KECAMATAN MALANGBONG KABUPATEN GARUT
MAKALAH
OLEH: RITA ROSITA NPM.10.21.0458
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE TUGAS DALAM PEMBELAJARAN PUISI PADA SISWA KELAS V SDN MALANGBONG 1 KECAMATAN MALANGBONG KABUPATEN GARUT
Rita Rosita NPM.10.21.0458 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Masalah utama penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan "Bagaimanakah keefektifan penggunaan metode tugas dalam pembelajaran puisi di SDN Malangbong 1?. Secara lebih rinci dijabarkan lagi ke dalam pertanyaan berikut : (1) bagaimanakah pelaksanaan metode pemberian tugas pada pembelajaran puisi pada siswa kelas V di SDN Malangbong 1?; (2) bagaimanakah kemampuan siswa dalam memahami puisi sebelum dan sesudah pelaksanaan metode tugas; (3) bagaimanakah keefektifan penggunaan metode pemberian tugas dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas V di SDN Malangbong 1?. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengungkap sena mengetahui keefektifan penggunaan metode tugas dalam pembelajaran puisi di SDN Malangbong 1 untuk mengungkap serta mengetahui keefektifan penggunaan metode tugas dalam pembelajaran puisi di SDN Malangbong 1. adapun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pelaksanaan metode pemberian tugas pada pembelajaran puisi pada siswa kelas V di SDN Malangbong 1: (2) kemampuan siswa dalam memahami puisi sebelum dan sesudah pelaksanaan metode tugas; (3) keefektifan penggunaan metode pemberian tugas dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas V di SDN Malangbong 1. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode ekperimen, dengan memanfaatkan data hasil tes sebagai alat pengumpul data, penelitian dilakukan terhadap 25 orang siswa kelas V SDN Malangbong 1. Sebagai hasil dari penelitian ini dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut. (1) Pelaksanaan metode pemberian tugas pada pembelajaran puisi siswa kelas V di SDN Malangbong 1 pelaksanaan metode pemberian tugas berjalan cukup baik, siswa dapat belajar secara mendalam, siswa dibawa ke arah kemandirian, siswa dilatih untuk berpikir kritis, komunikasi belajar baik antar siswa dengan guru maupun antar sesama siswa cukup baik. (2) kemampuan siswa dalam memahami puisi sebelum pelaksanaan metode tugas siswa kelas V di SDN Malangbong 1 sedikit berada di atas kemampuan minimal yang dinginkan dengan diperoleh skor rata-rata sebesar 63.76. Sedangkan kemampuan siswa dalam memahami puisi setelah pelaksanaan metode tugas siswa kelas V di SDN Malangbong 1cukup baik. Hal ini ditandai dengan meningkatnya skor rata-rata yang diperoleh siswa yakni sebesar 67,58. (3) metode pemberian tugas efektif digunakan dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas V SDN Malangbong 1 Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2011/2012. Pada kesempatan ini penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: (1) alangkah lebih baiknya jika sebelum pembelajaran dilaksanakan guru sudah membuat rencana pembelajaran termasuk menentukan metode pembelajaran; (2) sebelum menentukan metode pembelajaran sebaiknya materi pelajaran dianalisis terlebih dahulu sehingga guru dapat menentukan metode manakah yang paling cocok dengan karakterisitk materi dan kebutuhan siswa; (3) sebaiknya dipertimbangkan metode yang dapat memberikan banyak waktu kepada siswa untuk belajar secara mendalam, mandiri dan serius, dalam hal ini perlu dipertimbangkan mengenai penggunaan metode pemberian tugas.
Kata Kunci : Puisi/Tugas PENDAHULUAN Salah satu peran yang berkaitan langsung dalam proses belajar mengajar adalah guru sebagai perencana pembelajaran, artinya menjadi seorang guru
haruslah dapat merencanakan pola pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswanya. Dalam menentukan pola pembelajaran ini haruslah disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran serta tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Pemilihan pola atau metode yang tepat menjadi sangat penting, sebab sebaik apapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai tanpa ditunjang dengan metode yang tepat hasilnya kemungkinan besar tidak akan efektif. Salah satu metode yang dipandang efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk membuat puisi adalah metode penugasan, melalui meode ini siswa akan banyak memiliki waktu untuk berlatih puisi Puisi merupakan salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, dalam penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna. Menurut pendapat C. Day Lewis dalam Eddy (1985 :12) puisi adalah sesuatu yang dikumandangkan dalam bentuk suara dimana setiap orang dalam satu kelompok kegiatan terlibat di dalamnya. Kehadiran puisi pada mulanya bukanlah untuk menunjang sarana komunikasi antar manusia. Puisi lahir sebagai ekspresi hasrat baton manusia untuk mencapai alam magis, dalam dibalik kehidupan nyata. KAJIAN TEORITIS DAN METODE Metode Pembelajaran Metode adalah yang digunakan untuk mengimplentasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Sanjaya, 2006:146). Sementara itu Wahab (2008:36) didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan guru yang terarah dan menyebabkan siswa belajar. Metode dapapt pula dianggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam belajar, atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif. Berdasarkan pengertian di atas. metode merupakan aplikasi dari rencana pendekatan dan strategi yang akan digunakan. Sebagaimana kita ketahui bahwa pendekatan dapat diartikan sebagai orientasi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pengertian Metode Tugas Sudah dijelaskan di atas, bahwa pemilihan metode yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa dan karakteristik materi pembelajaran akan meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran yang efektif memiliki banyak ciri, namun hal yang mendasar dari pembelajaran yang efektif adalah adanya respon positif dari siswa terhadap materi pembelajaran. Pengertian Puisi
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya. Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut. Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar. Dibeberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut. Metode dan Teknik Penelitian Metode merupakan cara atau prosedur yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan. Suharsimi Arikunto (2002:136) menjelaskan bahwa, “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Metode memegang peranan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena tanpa menggunakan metode maka penelitian tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan. Sebagaimana dikemukakan oleh Surakhmad (1990:131) bahwa “metode merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan penelitian”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, yakni penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu perlakuan dengan cara membandingkan hasil observasi antara sebelum dan sesudah memberikan perlakukan pada subjek penelitian. Dengan mengacu pada metode penelitian, maka teknik penelitian dilaksanakan dengan mengadakan dua kali observasi, yaitu sebelum dan sesudah memberikan perlakuan yaitu melalui pre-test dan post-test. Secara sederhana teknik penelitian ini dapat dilihat paada gajnbar berikut. Teknik Penelitian Pre Test Treatment (Perlakuan) O1
X
Post Test O2
Sumber : Arikunto .(2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Keterangan : O1 : pre test yang dilaksanakan sebelum perlakuan X : Perlakuan berupa model pembelajaran partisipatif O2 : post test yang dilaksanakan sesudah perlakuan Berdasarkan gambar di atas, teknik yang diambil dalam penelitian ini merupakan teknik eksperimen yaitu pre-test and post-test group design. Jadi penelitian dilaksanakan terhadap satu kelompok siswa. Pada kelompok siswa tersebut dilakukan dua kali observasi berupa pemberian test. Pemberian test pertama yaitu pre-test dilaksanakan sebelum siswa mendapatkan perlakuan berupa penggunaan metode pemberian tugas dapam pembelajaran puisi, sedangkan tes kedua berupa post-tes diberikan kepada siswa setelah siswa mendapatkan materi pembelajaran puisi dengan menggunakan metode pemberian tugas. Dengan demikian maka pada penelitian ini teknik yang digunakan tidak mengambil kelompok lain sebagai pembanding, tetapi hasil observasi yang dijadikan pembanding masih dari kelompok yang sama. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Hasil Tes Awal (pretest) Tes awal atau pre-test diberikan kepada siswa sebelum siswa belajar puisi dengan menggunakan metode pemberian tugas. Adapun data yang dihasilkan pada tes awal adalah sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini.
Data Hasil Tes Awal (pre-test) No Urut
Skor
Keterangan
1. 60 Tidak Juntas 2. 63 Tuntas 3. 62 Tidak Tuntas 4. 70 Tuntas 5. 65 Tuntas 6. 75 Tuntas 7. 73 Tuntas 8. 71 Tuntas 9. 72 Tuntas 10. 61 Tidak Tuntas 11. 60 Tidak Tuntas 12. 64 Tuntas 13. 60 Tidak Tuntas 14. 65 Tuntas 15. 80 Tuntas 16. 63 Tuntas 17. 63 Tuntas 18. 62 Tidak Tuntas 19. 73 Tuntas 20. 71 Tuntas 21. 76 Tuntas 22. 55 Tidak Tuntas 23. 50 Tidak Tuntas 24. 55 Tidak Tuntas 25. 50 Tidak Tuntas Rata63,76 Tuntas rata kelas Data Hasil Tes Akhir (post-test) Tes awal atau posttest diberikan kepada siswa setelah siswa belajar puisi dengan menggunakan metode pemberian tugas. Adapun data yang dihasilkan pada tes akhir adalah sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini. Data Hasil Tes Akhir (posttest) No Urut 1. 2. 3. 4. 5.
Skor
Keterangan
62 64 62 72 66
Tidak Juntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
78 75 74 73 65 60 68 62 67 83 63 63 65 75 71 77 60 55 60 50
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas TJuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
Ratarata kelas
67,58
Tuntas
Pembahasan Hasil Penelitian Pelaksanaan Metode Pemberian Tugas pada Pembelajaran Puisi Pada Siswa Kelas V di SDN Malangbong 1 Tahun Ajaran 2011/2012. Pelaksanaan metode pemberian tugas akan membawa siswa ke arah kemandirian, artinya siswa tidak akan terlalu banyak menggantungkan dirinya pada penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh guru. Akan tetapi mereka mampu menggali sendiri secara mandiri materi yang menjadi topic kajian. Di samping itu sebagaimana dijelaskan pada data-data tentang pelaksanaan metode pemberian tugas, juga dapat menumbuhkan efektifitas komunikasi belajar baik antar siswa dengan guru maupun antar sesama siswa. Melalui metode pemberian tugas, siswa dilatih untuk berpikir kritis, sehingga mampu untuk mengkritisi terhadap semua perubahan yang ada di lingkungannya termasuk pengkajian terhadap puisi. Meskipun metode pemberian tugas ini terkesan ribut dan gaduh, namun sesungguhnya hal inilah yang harus muncul dalam setiap pembelajaran. Kegaduhan dan keributan yang wajar bukan berarti hura-hura, melainkan jalinan komunikasi belajar yang terbangun diantara siswa. Mereka saling bertukar
pendapat, Tanya jawab, berdiskusi, tutorial, dan lainlain. Melalui penggunaan metode tugas seperti yang diungkapkan di atas, siswa juga dapat belajar secara mendalam. Artinya setelah siswa membangun komunikasi belajar di sekolah, sehingga mereka mendapatkan cukup bekal untuk belajar secara mandiri di rumah, siswa akan terpacu dan terpicu untuk belajar dengan sungguh-sungguh di rumah. Kesungguhan belajar di rumah tersebut dibuktikan dengan antusiasnya siswa dalam mengumpulkan puisi yang telah ditugaskannya. Hampir seluruh siswa mengumpulkan tugas-tugas tersebut secara cepat. Hal ini menandakan bahwa siswa betul-betul menyelesaikan tugas tersebut di rumah, dan tidak ada siswa yang mengerjakan tugas tersebut menjelang masuk sekolah dan diselesaikan di sekolah. Kemampuan Siswa Dalam Memahami Puisi Sebelum DAN Sesudah Pelaksanaan Metode Tugas Pada Siswa Kelas V di SDN Malangbong 1 Tahun Ajaran 2011/2012. Data pada tabel 4.2 menunjukkan tentang kemampuan siswa dalam memahami puisi sebelum menggunakan metode pemberian tugas. Data tersebut diambil melalui tes yang diberikan kepada siswa. Tes berbentuk uraian yang menggambarkan kemampuan siswa dalam membuat puisi. Berdasarkan data tersebut kita bisa melihat bahwa skor tertinggi yang dimiliki oleh siswa adalah 80, sedangkan skor terendahnya adalah 50. Hal ini menggambarkan bahwa skor tertinggi siswa jauh diatas nilai minimal yang diharapkan, sebaliknya skor terendah juga berada cukup jauh di bawah nilai yang diharapkan (nilai yang diharapkan sesuai dengan nilai kriteria keruntasan minimal pada pembelajaran puisi adalah 60). Siswa yang mendapatkan skor tertinggi adalah satu orang siswa yang mendapatkan skor 80, kemudian berikutnya secara berturut-turut diikuti oleh satu siswa yang mendapatkan skor 76, satu orang siswa yang mendapatkan skor 75, dua orang siswa mendapatkan skor 73, satu orang siswa mendapatkan skor 72, dua orang siswa mendapatkan skor 71 dan satu orang siswa mendapatkan skor 70. Dengan demikian, siswa dengan skor tertinggi berjumlah sembilan orang siswa. Sementara itu, siswa yang memiliki skor di sekitar angka minimal yang diinginkan adalah mereka yang mendapatkan skor secara berturut-turut sebagai berikut: dua orang siswa mendapatkan skor 65, satu orang siswa mendapatkan skor 64, tiga orang siswa mendapatkan skor 63, dua orang siswa mendapatkan skor 62, satu orang siswa mendapatkan skor 61 dan dua orang siswa
mendapatkan skor 60. dengan demikian maka siswa yang memiliki skor yang berada pada kisaran angka minimal yang diharapkan berjumlah sepuluh orang. Sisanya adalah siswa yang memiliki skor terendah, atau siswa yang mendapatkan skor di bawah skor minimal yang diharapkan. Adapun siswa tersebut berjumlah empat orang siswa, dua orang siswa mendapatkan skor 55 dan dua orang lagi mendapatkan skor 50. Berdasarkan tabel 4.2 rata-rata kemampuan siswa dalam memahami puisi dalam hal ini membuat puisi sebelum pelaksanaan metode pemberian tugas adalah 63,76. Hal ini menggambarkan bahwa rata-rata skor yang dicapai oleh siswa sedikit berada di atas nilai minimal yang diharapkan. Jika ditinjau dan kriteria ketuntasan maka siswa terbagi menjadi dua kelompok, yaitu siswa yang mendapatkan skor di atas nilai ketuntasan minimal, artinya siswa tersebut telah belajar tuntas, dan siswa yang memiliki skor di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal, artinya siswa tersebut tidak tuntas. Siswa yang belajar tuntas sebanyak 15 orang dan siswa yang belajar tidak tuntas sebanyak sepuluh orang. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan siswa ditinjau dari ketuntasan belajarnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Belajar Puisi dengan Metode Pemberian Tugas No Kelompok siswa
Jumlah
1
Tuntas
15
2
Tidak tuntas
10
Jumlah
25
Sementara itu, untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami puisi yang dibuktikan dengan kemampuannya dalam membuat puisi setelah siswa belajar dengan menggunakan metode penugasan, dibuktikan dengan data pada tabel 4.3 Data pada tabel 4.3 menunjukkan tentang kemampuan siswa dalam memahami puisi setelah belajar dengan menggunakan metode pemberian tugas. Data tersebut diambil melalui tes yang diberikan kepada siswa. Tes berbentuk uraian yang menggambarkan kemampuan siswa dalam membuat puisi. Berdasarkan data tersebut kita bisa
melihat bahwa skor tertinggi yang dimiliki oleh siswa adalah 85, sedangkan skor terendahnya adalah 50. Hal ini memberikan gambaran kepada kita bahwa data tersebut hampir sama dengan data yang mengungkap tentang kemampuan siswa sebelum belajar dengan menggunakan metode pemberian tugas. Artinya, bahwa skor tertinggi siswa jauh diatas nilai minimal yang diharapkan, sebaliknya skor terendah juga berada cukup jauh di bawah nilai yang diharapkan (nilai yang diharapkan sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan minimal pada pembelajaran puisi adalah 60). Siswa yang mendapatkan skor tertinggi adalah satu orang siswa yang mendapatkan skor 85, kemudian berikutnya secara berturut-turut diikuti oleh satu siswa yang mendapatkan skor 78, satu orang siswa yang mendapatkan skor 77, dua orang siswa mendapatkan skor 75, satu orang siswa mendapatkan skor 74, satu orang siswa mendapatkan skor 73, satu orang siswa mendapatkan skor 72 dan satu orang siswa mendapatkan skor 71. Dengan demikian, siswa dengan skor tertinggi berjumlah sembilan orang siswa. Sementara itu, siswa yang memiliki skor di sekitar angka minimal yang diinginkan adalah mereka yang mendapatkan skor secara berturut-turut sebagai berikut: satu orang siswa mendapatkan skor 67, dua orang siswa mendapatkan skor 66, dua orang siswa mendapatkan skor 65, satu orang siswa mendapatkan skor 64, dua orang siswa mendapatkan skor 63, dua orang siswa mendapatkan skor 62 dan tiga orang siswa mendapatkan skor 60. Dengan demikian siswa yang memiliki skor yang berada pada kisaran angka minimal yang diharapkan berjumlah empat belas orang. Sisanya adalah siswa yang memiliki skor terendah, atau siswa yang mendapatkan skor di bawah skor minimal yang diharapkan. Adapun siswa tersebut berjumlah dua orang siswa, satu orang siswa mendapatkan skor 55 dan satu orang lagi mendapatkan skor 50. Berdasarkan tabel 4.3 rata-rata kemampuan siswa dalam memahami puisi dalam hal ini membuat puisi sebelum pelaksanaan metode pemberian tugas adalah 67,58. Hal ini menggambarkan bahwa ratarata skor yang dicapai oleh siswa cukup berada di atas nilai minimal yang diharapkan. Jika ditinjau dari kriteria ketuntasan maka siswa terbagi menjadi dua kelompok, yaitu siswa yang mendapatkan skor di atas nilai ketuntasan minimal, artinya siswa tersebut telah belajar tuntas, dan siswa yang memiliki skor di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal, artinya siswa tersebut tidak tuntas. Siswa yang belajar tuntas sebanyak 17 orang dan siswa yang
belajar tidak tuntas sebanyak delapan orang. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan siswa ditinjau dari ketuntasan belajarnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Ketuntasan Belajar Siswa Setelah Belajar Puisi dengan Metode Pemberian Tugas No Kelompok siswa
juinlah
1
Tuntas
17
2
Tidak tuntas
8
Jumlah
25 3.
Keefektifan Penggunaan Metode Pemberian Tugas dalam Pembelajaran Puisi pada Siswa Kelas V di SDN Malangbong 1 Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut. Keefektifan penggunaan metode pemberian tugas dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas V di SDN Malangbong 1 Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut mengatakan “metode pemberian tugas tidak efektif digunakan dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas V SDN Malangbong 1 Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2011/2012” ditolak, sedangkan hipotesis yang menyatakan “metode pemberian tugas efektif digunakan dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas V SDN Malangbong 1 Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2011/2012” diterima. KESIMPULAN 1.
2.
Pelaksanaan metode pemberian tugas pada pembelajaran puisi siswa kelas V di SDN Malangbong 1 Pelaksanaan metode pemberian tugas berjalan cukup baik, siswa dapat belajar secara mendalam, siswa dibawa ke arah kemandirian, siswa dilatih untuk berpikir kritis, komunikasi belajar baik antar siswa dengan guru maupun antar sesama siswa cukup baik. Meskipun metode pemberian tugas ini terkesan ribut dan gaduh, namun sesungguhnya hal inilah yang harus muncul dalam setiap pembelajaran. Kegaduhan dan keributan yang wajar bukan berarti hurahura, melainkan jalinan komunikasi belajar yang terbangun diantara siswa. Mereka saling bertukar pendapat, tanya jawab, berdiskusi, tutorial, dan lain-lain. Kemampuan siswa dalam memahami puisi sebelum pelaksanaan metode tugas siswa kelas
V di SDN Malangbong 1 sedikit berada di atas kemampuan minimal yang dinginkan dengan diperoleh skor rata-rata sebesar 63,76. Hal ini menggambarkan bahwa rata-rata skor yang dicapai oleh siswa sedikit berada di atas nilai minimal yang diharapkan. Sedangkan kemampuan siswa dalam memahami puisi setelah pelaksanaan metode tugas siswa kelas V di SDN Malangbong 1 cukup baik. Hal ini ditandai dengan meningkatnya skor rata-rata yang diperoleh siswa yakni sebesar 67,58. Hal ini menggambarkan bahwa rata-rata skor yang dicapai oleh siswa cukup berada di atas nilai minimal yang diharapkan. Pada taraf signifikansi 0,5% diperoleh harga thitung = 6 sedangkan t tabel = 2,49 karena angka tersebut berada pada daerah penolakan HO, maka HI diterima. Artinya hipotesis yang mengatakan “metode pemberian tugas tidak efektif digunakan dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas V SDN Malangbong 1 Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2011/2012” ditolak, sedangkan hipotesis yang menyatakan “metode pemberian tugas efektif digunakan dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas V SDN Malangbong 1 Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2011/2012” diterima. Dengan demikian, metode pemberian tugas cukup efektif digunakan dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas V SDN Malangbong 1 Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2011/2012. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta. Bisri, C.H. (2003). Prosedur Penelitian, Jakarta, Bumi Aksara Djamarah, SB. (1995). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Nawawi, Hadari. (2000). Metode Penelitian Sosial. Bandung : Mandar Maju. Usman. M. Uzer. (2003). Menjadi Guru Professional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sanjaya. W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sudjana, (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.