KEEFEKTIFAN MODEL MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 KARANGBAWANG BANYUMAS
SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh Titik Nur Rochmah 1401411146
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto (1) Man Jadda Wa Jadda (Barang Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan berhasil). (Pepatah Arab) (2) Aku menemukan bahwa keluarga dapat memberimu dukungan dan kenyamanan terbaik ketika kau sedih. (Cho Kyuhyun) (3) Goreskan tintamu pada selembar kertas kosong, lalu lihatlah makna yang muncul untukmu dan dunia. (Penulis)
Persembahan Untuk
Ibu
Suminah,
Bapak
Warso,
Keluargaku, dan sahabatku Dewi Ermita Krismavigia.
PRAKATA Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Keefektifan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Laporan Pengamatan pada Siswa Kelas V SDN 1 Karangbawang Banyumas. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Negeri Semarang. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa UNNES.
2.
Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memberi izin untuk melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi.
3.
Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.
4.
Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memfasilitasi dalam pembuatan skripsi ini.
5.
Drs. Suwandi, M.Pd., Dosen pembimbing yang telah memberi arahan, bimbingan, dan motivasi kepada penulis dalam menyusun skripsi.
6.
Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal Fakultas Ilmu vi
Pendidikan UNNES yang telah memberi ilmunya kepada penulis. 7.
Kuswanto, S.Pd., Kepala SDN 1 Karangbawang Banyumas yang telah memberikan ijin melaksanakan penelitian.
8.
Harsiti, S.Pd. SD. dan Siti Rohmah S.Pd., guru kelas VB dan VA SDN 1 Karangbawang Banyumas yang telah membimbing penulis dan menjadi observer kegiatan penelitian.
9.
Siswa kelas V SDN 1 Karangbawang Kabupaten Banyumas yang telah menjadi sumber data penelitian,
10. Teman-teman mahasiswa PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES angkatan 2011 yang saling memberikan semangat dan motivasi. 11. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Semoga kebaikan dari semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dapat diterima oleh Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Tegal, 29 Mei 2015
Penulis
vii
ABSTRAK Rochmah, Titik Nur. 2015. Keefektifan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Laporan Pengamatan pada Siswa Kelas V SDN 1 Karangbawang Banyumas. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Suwandi, M.Pd. Kata Kunci: hasil belajar, menulis laporan pengamatan, model mind mapping Salah satu materi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V yaitu menulis laporan pengamatan. Tujuan laporan pengamatan yaitu memberikan informasi dan fakta hasil pengamatan kepada masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara, pembelajaran menulis laporan pengamatan masih menerapkan model konvensional, tanpa diselingi model lain. Hal ini menyebabkan siswa jenuh dalam pembelajaran, sehingga tidak semua siswa mampu menguasai materi. Siswa juga mengalami kesulitan mengembangkan ide dan objek yang diamati. Oleh karena itu, peneliti ingin menerapkan model pembelajaran yang tidak menjenuhkan siswa. Salah satu model yang dapat diterapkan yaitu model pembelajaran mind mapping. Model tersebut mampu mengembangkan semangat, kreativitas, dan ide siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan model mind mapping dalam menilai hasil belajar psikomotor berupa menulis laporan pengamatan. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 1 Karangbawang 2014/2015. Kelas VA menjadi kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Kelas VB menjadi kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran mind mapping. Populasi penelitian berjumlah 83 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate random sampling. Pada teknik ini, diperoleh 68 siswa sebagai sampel. Jumlah sampel masing-masing kelas yaitu 34 siswa. Desain penelitian yang digunakan yaitu desain quasi experimental dengan bentuk nonequivalent control group design. Desain ini menghendaki adanya tes awal dan tes akhir penelitian. Pengujian hipotesis menggunakan uji t. Hasil uji hipotesis pertama yaitu thitung > ttabel (3,652 > 1,997). Nilai tersebut menunjukkan terdapat perbedaan ratarata nilai antara kelas eksperimen dan kontrol. Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan thitung > ttabel (5,829 > 2,035). Hal ini menunjukkan rata-rata nilai kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran mind mapping efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan pada siswa kelas V SDN 1 Karangbawang.
viii
DAFTAR ISI JUDUL... .............................................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..........................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii PENGESAHAN .................................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................................
v
PRAKATA ......................................................................................................... vi ABSTRAK ......................................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiii DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv BAB 1. PENDAHULUAN .........................................................................................
1
1.1
Latar Belakang Masalah .......................................................................
1
1.2
Identifikasi Masalah ..............................................................................
9
1.3
Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian ................................... 11
1.3.1
Pembatasan Masalah ............................................................................. 11
1.3.2
Paradigma Penelitian ............................................................................ 12
1.4
Rumusan Masalah ................................................................................. 12
1.5
Tujuan Penelitian .................................................................................. 13
1.6
Manfaat Penelitian ................................................................................ 14
1.6.1
Manfaat Teoritis .................................................................................... 14
1.6.2
Manfaat Praktis ..................................................................................... 15
2. KAJIAN PUSTAKA .................................................................................... 17 2.1
Landasan Teori...................................................................................... 17
2.1.1
Belajar ................................................................................................... 17
2.1.2
Pembelajaran ......................................................................................... 19
ix
2.1.3
Aktivitas Belajar ................................................................................... 21
2.1.4
Hasil Belajar.......................................................................................... 23
2.1.5
Karakteristik Siswa Usia Sekolah Dasar............................................... 24
2.1.6
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ............................... 27
2.1.7
Menulis Laporan Pengamatan............................................................... 28
2.1.8
Model Pembelajaran ............................................................................ 32
2.1.9
Model Pembelajaran Mind Mapping .................................................... 33
2.2
Kajian Empiris ...................................................................................... 40
2.3
Kerangka Berpikir ................................................................................. 47
2.4
Hipotesis Penelitian .............................................................................. 49
3.
METODE PENELITIAN .................................................................. 50
3.1
Desain Penelitian .................................................................................. 50
3.2
Variabel Penelitian ................................................................................ 51
3.3
Populasi dan Sampel ............................................................................. 52
3.3.1
Populasi……………………………………………………………… . 52
3.3.2
Sampel………………………………………………………………... 53
3.4
Data Penelitian ...................................................................................... 54
3.4.1
Sumber Data.......................................................................................... 55
3.4.2
Jenis Data .............................................................................................. 55
3.5
Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 56
3.5.1
Wawancara ............................................................................................ 57
3.5.2
Observasi............................................................................................... 57
3.5.3
Dokumentasi ......................................................................................... 58
3.5.4
Tes ......................................................................................................... 59
3.6
Instrumen Penelitian ............................................................................. 60
3.6.1
Pedoman Wawancara ............................................................................ 60
3.6.2
Lembar Pengamantan............................................................................ 61
3.6.3
Dokumen ............................................................................................... 61
3.6.4
Soal-soal Tes ......................................................................................... 62
3.6.4.1 Uji Validitas .......................................................................................... 63 3.6.2.2 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 66 x
3.6.4.3 Tingkat Kesulitan Soal .......................................................................... 68 3.6.4.4 Daya Beda Soal ..................................................................................... 70 3.7
Teknik Analisis Data............................................................................. 72
3.7.1
Deskripsi Data ....................................................................................... 72
3.7.2
Uji Kesamaan Rata-rata ........................................................................ 73
3.7.3
Uji Prasyarat Analisis ........................................................................... 75
3.6.3.1 Uji Normalitas ....................................................................................... 75 3.6.3.2 Uji Homogenitas ................................................................................... 76 3.7.4
Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ................................................... 77
4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 79
4.1
Deskripsi Pelaksanaan Pembalajaran .................................................... 79
4.1.1
Kelas Eksperimen ................................................................................. 80
4.1.2
Kelas Kontrol ........................................................................................ 83
4.2
Deskripsi Data Penelitian ...................................................................... 85
4.2.1
Deskripsi Hasil Belajar Siswa ............................................................... 85
4.2.2
Deskripsi Aktivitas Belajar Siswa ......................................................... 89
4.2.2
Deskripsi Nilai Penerapan Model Pembelajaran................................... 92
4.3
Analisis Statistik Data Penelitian .......................................................... 95
4.3.1
Uji Normalitas Data .............................................................................. 95
4.3.2
Uji Homogenitas Data........................................................................... 96
4.3.3
Pengujian Hipotesis (Uji t).................................................................... 97
4.3.3.1 Hipotesis pertama.................................................................................. 98 4.3.3.2 Hipotesis Kedua .................................................................................... 100 4.4
Pembahasan........................................................................................... 101
5.
PENUTUP ............................................................................................ 107
5.1
Simpulan ............................................................................................... 107
5.2
Saran ..................................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 111 LAMPIRAN ....................................................................................................... 115
xi
DAFTAR TABEL 3.1
Kriteria Penilaian Menulis Laporan Pengamatan ...................................... 60
3.2
Kategori Validitas Soal .............................................................................. 65
3.3
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal ........................................................ 65
3.4
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Setiap Aspek Soal .................................. 66
3.5
Reliabilitas Soal ......................................................................................... 67
3.6
Reliabilitas Setiap Aspek Soal ................................................................... 68
3.7
Kategori Indeks Tingkat Kesulitan Soal .................................................... 69
3.8
Rekapitulasi Indeks Tingkat Kesulitan Setiap Apek Soal ......................... 69
3.9
Rekapitulasi Daya Pembeda Setiap Apek Soal ......................................... 71
3.10 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Secara Empiris .......................................... 73 3.11 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Secara Statistik.......................................... 74 4.1
Deskripsi Nilai Tes Awal........................................................................... 87
4.2
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal……………….................................
4.3
Deskripsi Nilai Tes Akhir .......................................................................... 89
4.4
Distribusi Frekuensi Data Nilai Tes Akhir ................................................ 89
4.5
Nilai Pelaksanaan Model Mind Mapping .................................................. 93
4.6
Nilai Pelaksanaan Model Konvensional .................................................... 94
4.7
Hasil Uji Normalitas Data Nilai Tes Awal ................................................ 95
4.8
Hasil Uji Normalitas Data Nilai Tes Akhir ............................................... 96
4.9
Hasil Uji Homogenitas Data Tes Awal ..................................................... 97
88
4.10 Hasil Uji Homogenitas Data Tes Akhir ..................................................... 97 4.11 Hasil Uji t................................................................................................... 99 4.12 Hasil Pengujian One Sample t Test............................................................ 101
xii
DAFTAR BAGAN 1.1 Paradigma Penelitian Sederhana .................................................................. 11 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 48 3.1 Skema Desain Nonequivalent Control Group ........................................... 50
xiii
DAFTAR DIAGRAM 4.1 Histogram Rata-rata Nilai Tes Awal dan Tes Akhir .................................... 86 4.2 Histogram Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ........................................... 90 4.3 Histogram Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ................................................. 91
xiv
DAFTAR LAMPIRAN 1. Pedoman Penelitian ...................................................................................... 116 2. Daftar Populasi Kelas Kontrol ..................................................................... 117 3. Daftar Populasi Kelas Eksperimen .............................................................. 118 4. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba............................................................. 119 5. Daftar Sampel Kelas Eksperimen ................................................................ 120 6. Daftar Sampel Kelas Kontrol ....................................................................... 121 7. Pedoman Wawancara Tidak Terstuktur ....................................................... 122 8. Daftar Nilai Tes Awal Kelas Kontrol .......................................................... 123 9. Daftar Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen .................................................... 124 10. Daftar Nilai Tes Akhir Kelas Kontrol .......................................................... 125 11. Daftar Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen ................................................... 126 12. Program Semester ........................................................................................ 127 13. Silabus Pembelajaran ................................................................................... 129 14. Jadwal Pelajaran Kelas VA .......................................................................... 130 15. Jadwal Pelajaran Kelas VB .......................................................................... 131 16. Deskriptor Pedoman Penilaian Aktivitas Belajar Siswa .............................. 132 17. Lembar Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol I ......................... 134 18. Lembar Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol II ....................... 136 19. Lembar Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen I .................. 138 20. Lembar Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen II. ................ 140 21. Lembar Pengamatan Model Konvensional I................................................ 142 22. Lembar Pengamatan Model Konvensional II .............................................. 144 23. Lembar Pengamatan Model Mind Mapping I ............................................. 146 24. Lembar Pengamatan Model Mind Mapping II............................................ 148 25. Kisi-kisi Soal Uji Coba ................................................................................ 150 26. Soal Tes Uji Coba ........................................................................................ 151 27. Telaah Hasil Validasi Soal oleh Ahli I......................................................... 152 28. Telaah Hasil Validasi Soal oleh Ahli II ....................................................... 154 29. Hasil Validasi Soal Secara Statistik ............................................................. 156
xv
30. Hasil Uji Tingkat Kesulitan dan Daya Beda Soal ........................................ 158 31. Daftar Nilai Tes Uji Coba ............................................................................ 161 32. Soal Tes ........................................................................................................ 162 33. Kriteria Penilaian Menulis Laporan Pengamatan ........................................ 163 34. Silabus Pengembangan Kelas Kontrol ......................................................... 165 35. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ..................................... 167 36. Silabus Pengembangan Kelas Eksperimen .................................................. 172 37. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ……………..…... 175 38. Materi Pembelajaran .................................................................................... 180 39. Lembar Kerja Siswa ..................................................................................... 184 40. Kisi-Kisi Soal Evaluasi ................................................................................ 185 41. Soal Evaluasi ................................................................................................ 186 42. Lembar Instruksi Pengamatan Kelas Eksperimen ....................................... 187 43. Lembar Instruksi Pengamatan Kelas Kontrol .............................................. 188 44. Hasil Uji Normalitas Data ............................................................................ 189 45. Hasil Uji Homogenitas dan Hipotesis .......................................................... 193 46. Dokumentasi Pembelajaran Kelas Eksperimen ........................................... 195 47. Dokumentasi Pembelajaran Kelas Kontrol………………..…….…… …. 197 48. Contoh Hasil Mind Mapping Siswa ............................................................. 198 49. Contoh Hasil Laporan Pengamatan Kelas Eksperimen ............................... 199 50. Contoh Hasil Laporan Pengamatan Kelas Kontrol ...................................... 200 51. Surat Izin Penelitian ..................................................................................... 201 52. Surat Rekomendasi Penelitian Kesbangpol Banyumas ............................... 202 53. Surat Izin Penelitian BAPPEDA Banyumas ................................................ 203 54. Surat Izin Penelitian Dinas Pendidikan Banyumas ...................................... 204 55. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian .................................................... 205 56. Surat Keterangan Pelaksanaan Uji Coba Instrumen Soal ............................ 206
xvi
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan dijelaskan mengenai hal-hal yang mendasari penelitian. Bagian ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan paradigma penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki tujuan dalam kehidupannya. Untuk mencapai tujuan hidup, manusia melakukan berbagai usaha yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensinya yakni melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 1 yang menjelaskan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pengertian pendidikan ini sesuai dengan fungsi pendidikan nasional yang terdapat di dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 Ayat 1 yang menyebutkan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
1
2 Pemerintah dalam melaksanakan fungsi pendidikan nasional membentuk satuan pendidikan. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 10 menjelaskan bahwa satuan pendidikan adalah layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non formal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan informal berlangsung di keluarga. Pendidikan non formal merupakan pendidikan yang dilaksanakan di masyarakat, contohnya kursus dan latihan-latihan. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang berlangsung di sekolah-sekolah. Pendidikan formal berlangsung pada tiga jenjang yakni pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan dasar terdiri atas jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Pendidikan menengah terdiri atas sekolah menengah atas dan setingkatnya. Pendidikan tinggi terdiri atas perguruan tinggi dan sekolah tinggi. Sekolah dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan dasar. Sekolah dasar merupakan landasan utama pendidikan yang harus membekali lulusannya dengan kemampuan dan keterampilan dasar yang memadai (Zulela, 2013: 1-2). Oleh karena itu, di sekolah dasar ada beberapa komponen untuk mewujudkan tujuan pendidikan dasar. Komponen tersebut terdiri dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) (Sutomo, 2011: 21). Masukan (input) yang dimaksud yaitu siswa, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, serta sumber daya lainnya (sarana prasarana, bahan pembelajaran, dan lainnya). Proses yang dimaksud adalah interaksi antara siswa dengan guru yang didukung oleh perangkat lain sebagai bagian dari proses pembelajaran (Sutomo, 2011: 23). Keluaran (output) yang dimaksud yaitu lulusan yang berguna bagi kehidupan.
3 Berdasarkan komponen-komponen tersebut, dapat diketahui bahwa di sekolah terdapat guru, siswa, dan interaksi. Guru berfungsi sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Guru dan siswa saling berinteraksi. Di dalam interaksi tersebut terdapat informasi yang disampaikan. Informasi tersebut terdiri dari berbagai mata pelajaran yang diatur secara sistematis oleh kurikulum. Kurikulum 2006 atau biasa dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah dasar memuat mata pelajaran wajib, muatan lokal, dan pengembangan diri. Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, mata pelajaran wajib meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBK, dan PJOK. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dasar. Di dalam mata pelajaran ini, siswa dibelajarkan cara berkomunikasi antarmanusia. Lebih khusus, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia membelajarkan cara berkomunikasi menggunakan ragam bahasa Indonesia yang baik dan benar serta sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD). Pada pembelajaran bahasa Indonesia, terdapat empat jenis keterampilan berbahasa dan keterampilan bersastra yang dipelajari. Tarigan (2008:1) menyebutkan terdapat empat komponen keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat
keterampilan
tersebut
merupakan
satu
kesatuan
yang
saling
berhubungan. Setiap keterampilan memiliki karakteristik berbeda. Keterampilan menyimak dan berbicara digunakan untuk berbahasa secara langsung yang berarti
4 penerima dan pemberi pesan bertemu secara langsung. Berbeda dengan keterampilan membaca dan menulis yang merupakan keterampilan berbahasa secara tidak langsung, di mana pemberi dan penerima pesan tidak bertemu secara langsung (Tarigan, 2008: 2). Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia dapat dilaksanakan secara terpadu, yang berarti keterampilan bahasa dipadukan dalam satu pembelajaran. Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menulis. Tarigan (2008:1) menyebutkan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu ciri orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menulis mampu mencerminkan cara berpikir seseorang dan dapat menyampaikan gagasan penulis. Tulisan seseorang akan menjelaskan bagaimana cara pandang, wawasan, serta cara berkomunikasi penulis dengan pembacanya. Tidak mudah bagi siswa untuk belajar menulis, sehingga kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan secara terus menerus. Siswa harus sering berlatih menulis agar bisa menulis dengan baik. Oleh karena itu, keterampilan menulis dibelajarkan secara berkelanjutan sejak kelas I hingga kelas VI. Berdasarkan kompetensi dasar di dalam KTSP, kegiatan menulis terdiri dari menulis permulaan, paragraf, karangan sederhana, ringkasan buku, puisi, pidato, berita, dan laporan. Laporan pengamatan merupakan salah satu bentuk tulisan yang dibelajarkan pada siswa kelas V. Bentuk tulisan ini termasuk jenis informative writing (Doyin dan Wagiran, 2011: 23). Tulisan tersebut bermaksud memberikan informasi pada khalayak umum dengan menyajikan fakta secara langsung. Menurut Murni dan Widianingsih (2008:32), laporan pada intinya adalah uraian tentang suatu
5 kegiatan, baik itu berupa pengamatan maupun kunjungan. Laporan berisikan fakta-fakta hasil pengamatan yang dilakukan oleh siswa. Namun, tidak semua siswa mampu menguasai keterampilan menulis laporan. Siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan apa yang hendak ia deskripsikan dari hasil pengamatan. Pada pelaksanaannya, pembelajaran menulis masih disampaikan dengan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Model yang digunakan yaitu model konvensional, sehingga kondisi belajar menjadi kurang optimal. Akibat kondisi belajar yang kurang optimal, siswa menjadi enggan membuat sebuah tulisan dan menganggap menulis adalah pelajaran yang menyulitkan. Anggapan ini ditambah dengan kurangnya pembendaharaan kata serta sulitnya siswa mengembangkan ide dalam tulisannya. Dampaknya hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan menjadi kurang optimal. Hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 1 Karangbawang pada tanggal 7 Januari 2015 antara lain yaitu, kurang optimalnya hasil belajar siswa dikarenakan kurangnya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Selain itu, sebagian besar siswanya masih sulit menguasai keterampilan menulis. Siswa masih bingung dalam mengembangkan tulisannya dan kesulitan dalam mendeskripsikan objek. Siswa juga masih kurang menguasai kosa kata, sehingga keterampilan menulisnya kurang berkembang. Kurang optimalnya siswa dalam pembelajaran menulis ini disebabkan karena guru kurang melakukan inovasi pembelajaran. Guru belum paham mengenai penggunaan model pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan hanya menerapkan model konvensional. Model konvensional
6 merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Model ini kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif, karena lebih banyak mendengarkan penjelasan dan instruksi dari guru. Salah
satu
upaya
yang
dapat
dilakukan
untuk
mengoptimalkan
pembelajaran yaitu dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif. Model pembelajaran tersebut hendaknya berpusat pada siswa, sehingga akan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Selain itu, model pembelajaran juga disesuaikan dengan karakteristik siswa. Karakteristik siswa sekolah dasar yaitu, senang bermain, bergerak, bekerja kelompok, dan senang melakukan sesuatu secara langsung (Desmita, 2012: 35). Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis yang sesuai dengan karakteristik siswa tersebut yaitu model pembelajaran mind mapping. Mind mapping merupakan cara yang efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta (Huda, 2013: 307). Model mind mapping yang dikembangkan oleh Tony Buzan pada tahun 1960-an ini, berusaha memetakan
pemikiran
siswa
dalam
bentuk
cabang-cabang
yang
menyangkutpautkan materi pembelajaran dan konsep utama. Siswa belajar menulis sebuah konsep utama di tengah, kemudian menghubungkannya dengan cabang-cabang yang berisi fakta, frasa, gambar, kata kunci, dan data pendukung konsepnya. Pada dasarnya, mind mapping berusaha menggunakan kedua belah otak untuk bekerjasama, sehingga membantu siswa memeroleh informasi secara lebih jelas. Siswa juga menjadi lebih kreatif dan pembelajaran menjadi lebih optimal.
7 Model pembelajaran mind mapping merupakan model yang efektif digunakan dalam berbagai mata pelajaran. Terdapat beberapa penelitian mengenai model mind mapping yang dilaksanakan sebelum penelitian ini. Penelitanpenelitian tersebut menjadi salah satu dasar peneliti melaksanakan penelitian. Sepuluh penelitian yang dimaksud, yaitu: (1) Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan melalui Teknik Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping) Siswa Kelas V SDN Balarejo 01 Balarejo, Madiun oleh Suparmi (2013); (2) Pengaruh Implementasi Strategi Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Menulis Kreatif Ditinjau dari Kreativitas Siswa oleh Mariyani, Marhaeni, dan Sutama (2013); (3) Efektivitas Model Mind Map dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Artikel oleh Siswa Kelas XI SMA Wasta Rakyat Sei Gelugur Tahun Pembelajaran 2012/2013 oleh Ginting (2013); (4) Keefektifan Penggunaan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Bertolak dari Peristiwa yang Pernah Dialami Siswa Kelas I SMP Negeri 18 Malang oleh Puspita, Suwignyo, dan Karkono (2013); (5) Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi oleh Himawan, Kartono, dan Karsono (2015); (6) Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama oleh Kusmintayu, Suwandi, dan Anindyarini (2012); (7) Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi oleh Apriyanto, Poerwanti, dan Dwijiastuti (2015);
8 (8) Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi melalui Metode Mind Mapping oleh Asih, Kartono, dan Hartono (2013); (9) The Use of Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing at SMAN 3 Bengkulu, Indonesia oleh Riswanto dan Putra (2012); (10) The Effectiveness of a Proposed Program Based on a Mind Mapping Strategy in Developing the Writing Achievement of Eleventh Grade EFL Students in Jordan and Their Attitudes Towards Writing oleh Ali Saed dan Al-Omari (2014). Berdasarkan sepuluh penelitian yang pernah dilaksanakan, model mind mapping dapat diterapkan dalam berbagai materi pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil
pembelajaran
menggunakan
mind
mapping
lebih
baik
daripada
pembelajaran menggunakan model konvensional. Pada penelitian yang dilakukan Suparmi (2013) tentang Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan melalui Teknik Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping) Siswa Kelas V SDN Balarejo 01 Balarejo, Madiun, disebutkan bahwa hasil pembelajaran menulis laporan pengamatan meningkat setelah digunakan model mind mapping. Pada pembelajaran menulis laporan pengamatan, mind mapping membantu siswa mengembangkan konsep tulisannya. Mind mapping membuat pembelajaran menjadi menyenangkan serta menjadikan siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran. Selain itu, siswa lebih bisa menampilkan sisi kekreatifannya dengan model ini. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
mind
mapping
sangat
bermanfaat
bagi
manusia.
Model
pembelajaran mind mapping dapat membantu manusia dalam berbagai bidang
9 kehidupan, baik di pendidikan, keseharian hidup manusia, maupun dalam merencanakan berbagai aktivitas kehidupan. Selain itu,
Buzan (2013:176)
menyebutkan bahwa mind mapping merupakan alat kognisi yang sempurna bagi otak manusia. Kelebihan-kelebihan model pembelajaran mind mapping tersebut belum pernah diperoleh oleh siswa SDN 1 Karangbawang, karena model mind mapping belum pernah diterapkan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Keefektifan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Laporan Pengamatan pada Siswa Kelas V SDN 1 Karangbawang Banyumas”.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, terdapat beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan di SDN 1 Karangbawang Banyumas. Oleh karena itu, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan yaitu: (1) Pembelajaran Bahasa Indonesia yang berlangsung di SDN 1 Karangbawang masih berpusat pada guru; (2) Guru masih menerapkan model yang konvensional sehingga siswa mudah jenuh dan menganggap menulis merupakan pelajaran sulit; (3) Aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis kurang optimal; (4) Dalam kegiatan menulis laporan pengamatan, siswa memiliki kesulitan mengembangkan isi laporan serta pembendaharaan kata yang minim; serta (5) Guru belum menerapkan model pembelajaran mind mapping dalam pembelajaran menulis. Pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya menulis yang berlangsung di SDN 1 Karangbawang masih berpusat pada guru. Model yang digunakan
10 merupakan model konvensional. Pada model pembelajaran konvensional, guru sebagai sumber informasi memiliki posisi sangat dominan (Iskandarwassid dan Sunendar, 2011: 26). Guru berusaha menyampaikan informasi dan keterangan sebanyak-banyaknya pada siswa. Siswa hanya sebagai penerima informasi. Oleh karena itu, siswa menjadi kurang terlibat dalam pembelajaran, yang artinya siswa hanya sebagai objek yang diberi penjelasan kemudian diukur kemampuannya. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi jenuh dan bosan dalam pembelajaran. Siswa yang jenuh menyebabkan kondisi kelas menjadi pasif. Siswa menjadi malas dalam mengikuti pembelajaran. Akibatnya, aktivitas belajar menjadi satu arah dan kurang optimal. Siswa juga menganggap bahwa menulis adalah pelajaran yang sulit, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis. Hasil belajar siswa menjadi kurang optimal dan tidak semua siswa menguasai keterampilan menulis. Siswa dalam belajar menulis laporan pengamatan, memiliki kesulitan dalam mengembangkan isi laporan pengamatan. Objek yang diamati oleh siswa masih sedikit. Siswa belum menguraikan hasil pengamatannya dengan jelas karena
siswa
belum
mahir
dalam
menggambarkan
objek
pada
hasil
pengamatannya. Selain itu, siswa masih mempunyai kekurangan dalam pembendaharaan kosa kata. Pembelajaran hendaknya tidak hanya diisi oleh ceramah dan penugasan. Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran lain yang lebih inovatif. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model mind mapping. Mind mapping dapat mensinergikan otak kanan dan kiri secara bersamaan, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan menarik dan menyenangkan. Model ini
11 menuntut siswa untuk kreatif dan sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar. Oleh karena itu, model mind mapping memiliki berbagai kelebihan yang dapat membantu siswa dalam pelajaran, namun model ini belum pernah diterapkan pada siswa kelas V SDN 1 Karangbawang.
1.3 Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian Penelitian ini memerlukan pembatasan masalah dan paradigma penelitian agar penelitian lebih terarah dan jelas hubungan antarvariabel yang akan diteliti. Pembatasan masalah dan paradigma penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1.3.1 Pembatasan Masalah Pada identifikasi masalah, telah dijelaskan berbagai permasalahan yang menjadi dasar penelitian ini. Permasalahan tersebut masih terlalu luas, sehingga perlu adanya pembatasan masalah untuk memeroleh kajian yang mendalam. Pembatasan masalah akan memperjelas apa saja yang akan diteliti. Pembatasan masalah ini dilakukan agar penelitian lebih efektif, terarah dan efisien. Oleh karena itu, penelitian ini hanya menguji keefektifan model mind mapping dalam mengukur hasil belajar psikomotor menulis laporan pengamatan. Selain itu, model pembanding yang digunakan yaitu model konvensional. Penelitian ini hanya mengukur hasil belajar psikomotor siswa karena paradigma penelitian yang digunakan yaitu paradigma penelitian sederhana. Pada paradigma tersebut hanya terdapat satu variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat yang dimaksud yaitu hasil belajar psikomotor. Model pembelajaran yang dijadikan pembanding yaitu model pembelajaran
12 konvensional, karena selama ini guru lebih sering menerapkan model pembelajaran tersebut. Model pembanding ini memudahkan guru untuk melihat model pembelajaran yang lebih efektif. 1.3.2 Paradigma Penelitian Paradigma penelitian diperlukan agar penelitian menjadi lebih jelas hubungan antarvariabelnya. Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu model mind mapping sebagai variabel bebas (X) yang mempengaruhi hasil belajar menulis laporan pengamatan sebagai variabel terikat (Y). Hubungan antarvariabel tersebut dapat dibaca pada bagan 1.1.
X
Y
Bagan 1.1 Paradigma Penelitian Sederhana Keterangan: X = Model mind mapping Y = Hasil belajar menulis laporan pengamatan (Sugiyono, 2014:68)
1.3 Rumusan Masalah Pada penelitian ini terdapat dua rumusan masalah yang merupakan petunjuk pengembangan kerangka teoritis dalam penyusunan hipotesis penelitian. Rumusan masalah memberikan arah dalam penggunaan hipotesis, memberi petunjuk tentang rancangan penelitian yang akan digunakan, baik menyangkut populasi, sampel, pemilihan instrumen, dan analisis data. Rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
13 (1)Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan antara yang memeroleh pembelajaran model mind mapping dan yang memeroleh pembelajaran model konvensional? (2) Apakah hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan yang memeroleh pembelajaran model mind mapping lebih baik daripada
yang memeroleh pembelajaran model
konvensional?
1.4 Tujuan Penelitian Setiap penelitian memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan penelitian merupakan penentu arah penelitian serta dijadikan tolok ukur keberhasilan suatu penelitian. Tujuan penelitian yang dilakukan peneliti tentang keefektifan model mind mapping dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian merupakan tujuan yang ingin dicapai dengan cakupan yang lebih luas. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan model pembelajaran mind mapping dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan pada siswa kelas V sekolah dasar. Pada penelitian ini juga dapat diketahui mengenai bagaimana menerapkan model mind mapping dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan. Tujuan khusus merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dengan cakupan lebih khusus dan sempit. Pencapaian secara khusus ini dapat mendukung pencapaian tujuan umum yang telah dijelaskan. Tujuan khusus masih
14 berhubungan dengan rumusan masalah penelitian. Tujuan khusus yang dimaksud yaitu sebagai berikut. (1) Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan antara yang memeroleh pembelajaran model mind mapping dan yang memeroleh pembelajaran model konvensional. (2) Mengetahui apakah hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan yang memeroleh pembelajaran model mind mapping lebih baik daripada yang memeroleh pembelajaran model konvensional.
1.5 Manfaat Penelitian Setiap penelitian dapat memberikan manfaat bagi seluruh aspek yang terlibat di dalamnya. Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat, khususnya dalam dunia pendidikan. Manfaaat penelitian keefektifan model mind mapping dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan terdiri atas manfaat teoritis dan praktis. Penjelasan kedua manfaat tersebut yaitu sebagai berikut. 1.6.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis merupakan manfaat penelitian yang bersifat teori. Penelitian ini menggunakan beberapa teori Buzan maupun beberapa teori lainnya. Salah satu teori yang dijadikan landasan penelitian ini yaitu model mind mapping merupakan model pembelajaran yang efektif digunakan dalam kehidupan seharihari (Buzan, 2013: 176).
15 Manfaat penelitian ini secara teoritis dapat memperkuat teori yang telah disebutkan. Selain itu, hasil penelitian ini memberikan informasi dan memberikan tambahan
pengetahuan
tentang
penerapan
model
mind
mapping
pada
pembelajaran menulis laporan pengamatan. 1.6.2 Manfaat Praktis Selain manfaat teoritis, penelitian ini juga memiliki manfaat praktis. Manfaat praktis merupakan manfaat penelitian yang bersifat praktik, yakni dapat dirasakan langsung oleh siapapun yang terlibat dalam penelitian. Penelitian ini melibatkan siswa, guru, sekolah, dan peneliti. Oleh karena itu, manfaat praktis dalam penelitian ini mencakup manfaat terhadap siswa, guru, sekolah, dan peneliti. Pelaksanaan penelitian ini memberikan manfaat bagi siswa yang merupakan objek penelitian. Manfaat yang diperoleh oleh siswa dengan menggunakan model mind mapping antara lain yaitu: (1) Kemampuan siswa dalam menulis laporan pengamatan bisa lebih berkembang daripada sebelumnya; (2) Berkembangnya kekreatifan siswa dalam kegiatan menulis laporan pengamatan; dan (3) Memotivasi siswa untuk menyadari potensinya dalam kegiatan menulis. Selain siswa, guru juga akan memeroleh manfaat dari penelitian ini. Manfaat bagi guru dengan pelaksanaan model mind mapping dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan yaitu: (1) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi
dalam
kegiatan
pembelajaran
bahasa
Indonesia
menggunakan model dan metode yang lebih efektif dan inovatif; dan (2) Sebagai
16 bahan masukan untuk memilih model pembelajaran yang tepat pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa dan guru merupakan bagian dari sekolah. Sekolah yang digunakan untuk penelitian ini juga mendapatkan manfaat penelitian. Manfaat yang dapat diperoleh oleh sekolah dengan pelaksanaan model mind mapping dalam pembelajaran yaitu: (1) Meningkatnya motivasi sekolah dalam menciptakan sistem pembelajaran bahasa Indonesia yang inovatif dan variatif; dan (2) Meningkatnya kualitas sekolah dalam segi pembelajaran bahasa Indonesia. Tidak hanya siswa, guru, dan sekolah yang memeroleh manfaat penelitian. Peneliti sebagai seseorang yang melakukan penelitian juga memeroleh manfaat dari hasil penelitiannya. Manfaat bagi peneliti dengan meneliti pelaksanaan model mind mapping dalam pembelajaran yaitu: (1) Menambah pengalaman penelitian dalam bidang pendidikan; dan (2) Dapat dijadikan dasar penelitian yang dilakukan selanjutnya.
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA Pada bagian ini dijelaskan landasan teori, kajian empiris, kerangka berpikir, serta hipotesis penelitian. Pada bagian landasan teori akan diuraikan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Kajian empiris yaitu kajian penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada bagian ini juga diuraikan kerangka berpikir penelitian ini. Selain itu, pada bab ini diuraikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan penjelasan mengenai berbagai teori yang digunakan dalam penelitian ini. Teori tersebut yang dijadikan panduan dalam pelaksanaan penelitian. Landasan teori pada penelitian ini membahas belajar, pembelajaran, aktivitas belajar, hasil belajar, karakteristik siswa sekolah dasar, pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, menulis laporan pengamatan, model pembelajaran, dan model mind mapping. 2.1.1 Belajar Setiap manusia mengalami kegiatan belajar sepanjang hidupnya. Kegiatan belajar tersebut terjadi kapan dan di mana saja. Menurut Slameto (2013:2), belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memeroleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Oxford Advanced Learner’s Dictionary (1990) dalam Suyono dan Hariyanto (2014:12), mendefinisikan belajar sebagai
17
18 kegiatan memeroleh pengetahuan atau keterampilan melalui studi, pengalaman, atau karena diajar. Menurut Suyono dan Hariyanto (2014:9), belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memeroleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan diri. Sadirman (2011:20) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik apabila subjek belajar mengalami atau melakukannya sendiri. Djamarah (2008:13) berpendapat bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memeroleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam proses interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Berdasarkan pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa dalam pengertian belajar terdapat tiga unsur, yakni perubahan perilaku, proses, dan pengalaman. Seseorang dikatakan telah belajar apabila mengalami perubahan perilaku dalam hidupnya. Contoh perubahan perilaku yaitu anak yang awalnya tidak bisa menulis, setelah belajar menulis menjadi bisa menulis. Apabila tidak terjadi perubahan perilaku, maka anak tidak dapat dikatakan belajar. Ciri-ciri perubahan perilaku antara lain dikemukakan oleh Suprijono (2014:4) yaitu: Perubahan perilaku yang dimaksud bercirikan (1) sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari; (2) kontinu atau berkesinambungan; (3) fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup; (4) positif atau berakumulasi; (5) bertujuan aktif atau sebagai usaha yang direncanakan atau dilakukan; (6) permanen atau tetap; (7) bertujuan atau terarah; dan (8) mencakup keseluruhan potensi manusia.
19 Gagne (1977) dalam Rifa’i dan Anni (2011:84-5) menyebutkan untuk menghasilkan perubahan perilaku, kegiatan belajar membutuhkan unsur-unsur yang saling mendukung sebagai sebuah sistem. Unsur-unsur tersebut antara lain, (1) peserta didik; (2) rangsangan (stimulus); (3) memori dan; (4) respon. Keempat unsur tersebut saling berinteraksi dan memiliki hubungan timbal balik yang memunculkan perubahan perilaku. Selain perubahan perilaku, pengertian belajar terdiri dari proses dan pengalaman. Proses dalam belajar terjadi akibat stimulus/rangsangan yang diberikan oleh lingkungan untuk mencapai tujuan hidup manusia. Gagne (1977) dalam Rifa’i dan Anni (2011: 84-5), menyebutkan bahwa rangsangan yang ada di sekitar manusia berupa suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan orang. Siswa harus dapat memfokuskan diri terhadap stimulus yang ada agar hasil belajarnya optimal. Pengalaman dalam belajar merupakan hasil interaksi yang terjadi antara siswa dan lingkungannya. Saat belajar, siswa mengalami berbagai kondisi yang membuatnya berinteraksi dengan stimulus yang ada di lingkungan. Kondisi ini dirasakan secara pribadi oleh siswa. Oleh karena itu, belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku seseorang berdasarkan pengalaman untuk menjadi lebih baik.
2.1.2 Pembelajaran Kegiatan belajar dalam pendidikan berhubungan dengan pembelajaran. Pembelajaran memiliki makna yang berbeda dengan belajar. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 20
20 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Selain itu, Hamalik (2014:57) menjelaskan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur, yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Gagne (1977) dalam Huda (2013:3) menyebutkan bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai proses modifikasi dalam kapasitas manusia yang bisa dipertahankan dan ditingkatkan levelnya. Briggs (1992) dalam Rifa’i dan Anni (2011:191) mendefinisikan pembelajaran sebagai seperangkat peristiwa yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga siswa itu memeroleh kemudahan. Pelaksanaan pembelajaran di Indonesia didasarkan pada standar proses yang diatur dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Amri, 2013: 49). Standar proses berisi tentang kriteria minimal untuk mencapai tujuan pendidikan di seluruh Indonesia. Standar proses meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian hasil, dan pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan yang dimaksud yaitu sebelum melaksanakan pembelajaran, guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berdasarkan silabus. Menurut Amri (2013:49-52) RPP memuat Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator,
tujuan, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran,
kegiatan, penilaian dan sumber belajar. Pelaksanaan proses pembelajaran merupakan implementasi RPP yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Amri (2013: 54-7) menjelaskan bahwa kegiatan pendahuluan meliputi persiapan guru dan siswa secara fisik dan psikis, apersepsi, serta penyampaian tujuan pembelajaran.
21 Kegiatan inti terdiri atas kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan penutup berupa penarikan kesimpulan pembelajaran, evaluasi, umpan balik terhadap proses dan hasil belajar, pemberian motivasi, dan pemberian tindak lanjut.
Penilaian
hasil
pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran
dilaksanakan
setelah
pelaksanaan
ini dilaksanakan oleh guru untuk mengukur tingkat
pencapaian siswa, sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian pembelajaran dilaksanakan secara konsisten, sistematik, dan terprogram. Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk membantu anak didik mencapai tujuan dan kedewasaan dengan menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kegiatan pembelajaran terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Sebelum melaksanakan pembelajaran, terdapat kegiatan perencanaan yang dijabarkan dalam RPP, dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan penilaian yang dilakukan oleh guru.
2.1.3 Aktivitas Belajar Siswa merupakan makhluk hidup yang memiliki potensi untuk berkembang. Sebagai makhluk hidup, siswa tidak mungkin hanya berdiam diri untuk mencapai tujuan hidupnya. Siswa akan melakukan berbagai tindakan yang dapat membantu untuk mencapai tujan hidupnya. Siswa cenderung memiliki prinsip aktif untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif tersebut dapat dilihat pada kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, dalam sebuah pembelajaran tentu ada aktivitas belajar.
22 Slameto (2013:36) mengemukakan bahwa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir atau berbuat. Aktivitas belajar merupakan berbagai bentuk kegiatan siswa dalam pembelajaran. Aktivitas belajar pada akhirnya berdampak pada hasil yang diperoleh oleh siswa. Sardiman (2011:100) menyatakan aktivitas belajar
adalah aktivitas yang bersifat fisik
maupun mental. Menurut Slameto (2013:13), aktivitas belajar merupakan bagian dari proses belajar baik aktivitas berpikir maupun aktivitas berbuat. Terdapat beberapa jenis aktivitas belajar. Dierich (1972) dalam Hamalik (2014:90) mengklasifikasi jenis aktivitas belajar, yakni (1) Kegiatan visual; (2) Kegiatan lisan; (3) Kegiatan mendengarkan; (4) Kegiatan menulis; (5) Kegiatan menggambar; (6) Kegiatan metrik; (7) Kegiatan mental; serta (8) Kegiatan emosional. Klasifikasi jenis aktivitas belajar dijelaskan oleh Djamarah (2008:45) yakni: Aktivitas belajar dapat digolongkan menurut kegiatannya, yaitu (1) Mendengarkan; (2) Memandang; (3) Meraba, Membau, dan Mencicip/Mengecap; (4) Menulis atau Mencatat; (5) Membaca; (6) Membuat Ikhtisar atau Ringkasan dan Menggarisbawahi; (7) Mengamati Tabel-tabel, Diagram-diagram, dan Bagan-bagan; (8) Menyusun Paper atau Kertas Kerja; (9) Mengingat; (10) Berpikir; dan (11) Latihan atau Praktek. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan memunculkan interaksi yang tinggi guru dengan siswa serta siswa dengan siswa. Hal ini menimbulkan suasana kelas menjadi menyenangkan, sehingga siswa dapat menunjukkan kemampuannya yang optimal. Aktivitas yang timbul dari siswa akan membentuk pengetahuan dan keterampilan yang mengarah pada meningkatnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran harus memperhatikan apakah model tersebut dapat mengaktifkan siswa atau tidak.
23 2.1.4 Hasil Belajar Dalam kegiatan belajar, aktivitas belajar mempengarui hasil belajar. Sudjana (2011:22) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Rifa’i dan Anni (2011:85) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Suprijono (2014:7) menyebutkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan, bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Hal ini menerangkan bahwa perubahan yang terjadi tidak hanya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut. Terdapat beberapa jenis klasifikasi hasil belajar, namun sistem pendidikan Indonesia menggunakan klasifikasi hasil belajar Bloom. Bloom (1956) dalam Rifa’i dan Anni (2011:86-7) menjelaskan bahwa: Hasil belajar mencakup tiga ranah belajar yaitu, (1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian; (2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup serta; (3) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas. Hasil belajar terlihat pada perubahan perilaku individu yang belajar. Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan perilaku sebagai akibat kegiatan
belajarnya.
Pengetahuan
dan
keterampilannya
bertambah,
dan
penguasaan nilai-nilai dan sikapnya bertambah pula. Berdasarkan pendapat
24 tersebut, dapat didefinisikan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang didapatkan seseorang dari pembelajaran yang telah dilakukan baik berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penelitian ini difokuskan untuk mengukur hasil belajar psikomotorik karena menulis merupakan kegiatan yang mengukur keterampilan siswa. Oleh karena itu, penelitian ini tidak hanya mengukur seberapa besar pengetahuan siswa dalam menulis, namun kemampuan siswa dalam mengungkapkan pikirannya dalam bentuk tulisan. 2.1.5 Karakteristik Siswa Usia Sekolah Dasar Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan dasar. Sekolah dasar membelajarkan berbagai pengetahuan serta keterampilan dasar penting sebagai bekal siswa di masa mendatang. Pada umumnya siswa sekolah dasar berusia antara 7 hingga 12/13 tahun. Piaget (1988) dalam Rifa’i dan Anni (2011:26-30) menyebutkan terdapat empat tahap perkembangan kognitif berdasar usia, yakni (1) tahap sensorimotor (0-2 tahun); (2) tahap praoperasional (2-7 tahun); (3) tahap operasional konkret (7-11 tahun); dan (4) tahap operasional formal (11 tahun ke atas). Berdasarkan tahapan kognitif tersebut, siswa sekolah dasar berada dalam tahap operasional konkret. Umumnya anak masih belum bisa memahami berbagai hal abstrak. Siswa baru bisa berpikir konkret sesuai dengan kenyataan yang ia lihat, dengar, dan rasakan. Contohnya siswa akan lebih mudah mendefinisikan berbagai hal yang sudah ia lihat dibandingkan hal-hal yang belum pernah mereka lihat. Hal ini dikarenakan siswa baru bisa mendefinisikan sesuatu yang sesuai
25 dengan pengalaman yang telah dilalui. Dalam tahapan ini siswa lebih banyak meniru apa yang mereka lihat dan dengar dibandingkan menjalankan logikanya. Logika anak sebenarnya sudah mulai berkembang, namun masih belum sempurna. Iskandarwasid dan Sunendar (2013:143-5) menjelaskan bahwa siswa sekolah dasar mengalami perkembangan yang berbeda-beda. Namun, pada umumnya siswa sekolah dasar sudah bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, belajar dari pengalaman-pengalaman, berkelompok, memiliki minat yang menjadi kekuatan motivasi, serta memiliki tokoh idola. Desmita (2012:35) menjelaskan bahwa anak usia sekolah memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Karakteristik tersebut yaitu senang bermain, bergerak, bekerja secara kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Sesuai tahap perkembangan anak, siswa sekolah dasar umumnya masih senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru merancang pembelajaran yang menyenangkan dan memungkinkan ada unsur permainan di dalamnya. Karakteristik siswa sekolah dasar lainnya yaitu senang bergerak. Siswa sekolah dasar merupakan makhluk aktif, yang memiliki kemauan sendiri, dorongan untuk berbuat sesuatu, dan aspirasinya sendiri (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 44). Hal ini menyebabkan siswa aktif bergerak. Mereka dapat duduk tenang paling lama hanya 30 menit, sehingga guru dituntut untuk merancang pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa. Karakteristik siswa selanjutnya yaitu siswa senang bekerja kelompok. Siswa sekolah dasar lebih senang bergaul dengan teman sebayanya. Keinginan siswa untuk masuk dalam kelompok dan diterima sebagai anggota kelompok semakin
26 meningkat (Iskandarwassid dan Sunendar, 2013:144). Saat siswa berkelompok, mereka dapat belajar tentang sosialisasi, sehingga guru dituntut untuk merancang pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam suatu kelompok. Siswa memiliki karakteristik yaitu senang merasakan sesuatu secara langsung. Suatu konsep cepat dikuasai siswa, apabila siswa dilibatkan langsung melalui praktik yang diajarkan guru. Siswa yang mengalami praktik langsung dalam pembelajaran, menimbulkan pengalaman yang berarti sehingga lebih bertahan lama dalam ingatan jangka panjangnya. Karakteristik ini menuntut guru untuk merancang pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, guru dituntut untuk dapat merancang model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Model pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan siswa. Materi pembelajaran hendaknya dikaitkan dengan pengalaman siswa, sehingga materi yang dipelajari tidak bersifat abstrak dan bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang inovatif. Salah satu model yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran mind mapping. Model mind mapping memiliki karakteristik yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar. Di dalam pembelajarannya, siswa dapat memainkan imajinasi mereka dengan bantuan warna saat membuat cabang-cabang mind mapping. Pembuatan mind mapping dapat dilaksanakan secara kelompok ataupun individu. Model mind mapping memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif baik dalam kelompok maupun klasikal di kelas. Siswa akan menyampaikan hasil mind mapping-nya di depan kelas, sehingga siswa harus aktif
27 dalam pembelajaran. Mind mapping dapat dibuat langsung oleh siswa, sehingga siswa dapat merasakan secara langsung proses pembelajarannya. Mind mapping yang penuh warna, simbol, dan gambar menarik perhatian siswa saat pembelajaran.
2.1.6 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri di dunia. Oleh karena itu, sangat penting melakukan interaksi antarmanusia. Untuk melakukan interaksi tersebut dibutuhkan komunikasi yang baik. Agar komunikasi bisa berjalan dengan lancar, dibutuhkan alat untuk berkomunikasi. Salah satu alat berkomunikasi yaitu bahasa. Secara universal, bahasa merupakan suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya adalah ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Surono (2004:3) menyatakan bahasa adalah hasil ciptaan manuisa yang berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan perasaan dan pikiran seseorang kepada orang lain. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia sebagai alat komunikasi. Namun, setiap negara memiliki bahasa yang berbeda. Begitu pula dengan Indonesia yang menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Seperti yang diketahui, meskipun sebagai bahasa negara, Indonesia memiliki berbagai ragam bahasa daerah. Hal ini tentu menuntut sekolah-sekolah untuk membelajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua kepada mayarakat Indonesia. Zulela (2013:5) menyebutkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia mencakup kemampuan bersastra serta empat komponen kemampuan berbahasa
28 yakni kemampuan mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kemampuan berbahasa tersebut saling melengkapi satu sama lain. Keempatnya memiliki hubungan yang tak dapat dipisahkan. Keterampilan itu akan terhubung secara integral dan sistematis. Pada awalnya manusia akan belajar memahami bahasa dengan menyimak. Lambat laun manusia akan belajar berbicara lantas belajar membaca dan menulis. Keterampilan berbahasa ini tidak dapat dikuasai secara instan. Siswa harus banyak belajar dan berlatih agar dapat menguasainya, sehingga memudahkan siswa berkomunikasi dengan baik. Oleh karena itu, keempat keterampilan tersebut memiliki karakteristik masing-masing. Tarigan (2008:2) menyebutkan karakteristik berbahasa sebagai berikut: Menyimak merupakan keterampilan berbahasa langsung, apresiatif, reseptif, dan fungsional. Berbicara merupakan keterampilan langsung, produktif, dan ekspresif. Membaca bercirikan apresiatif, fungsional, dan merupakan keterampilan berbahasa tak langsung. Menulis merupakan keterampilan tak langsung, produktif dan ekspresif. Berdasarkan berbagai penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa fokus pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar yaitu penguasaan keempat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan berbahasa tersebut disajikan secara terpadu dalam pembelajaran, namun masih bisa dinilai secara terpisah. Terpadu artinya dalam pembelajaran, siswa mempelajari lebih dari satu keterampilan. Siswa dapat belajar keempat keterampilan secara bersamaan dalam satu waktu, namun guru masih bisa melakukan penilaian secara terpisah. 2.1.7
Menulis Laporan Pengamatan Salah satu kemampuan berbahasa yang harus dipelajari oleh siswa adalah
kemampuan menulis. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
29 penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Suparno dan Yunus, 2007: 1.3). Menulis merupakan keterampilan berbahasa untuk berkomunikasi secara
tidak
langsung. Menulis merupakan
kegiatan yang bersifat produktif dan ekspresif (Tarigan, 2008:3). Produktif artinya bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan menghasilkan sebuah tulisan sebagai media untuk menyampaikan pesan. Ekspresif artinya dengan menulis seorang
penulis dapat menyampaikan perasaan (emosi) melalui tulisan yang
dibuat. Berdasarkan pengertian tersebut terdapat empat komponen menulis, yakni penulis (seseorang yang menulis untuk menyampaikan pesan), pesan (sesuatu yang disampaikan oleh penulis), alat atau media (sesuatu yang digunakan untuk menulis), serta pembaca (seseorang yang akan menerima pesan penulis). Moriss (1964) dalam Tarigan (2008:28-9) mengklasifikasi tulisan dalam 4 bentuk yaitu eksposisi,
argumen, deskripsi, dan narasi. Riebel (1972) dalam
Doyin dan Wagiran (2011:23) membagi karangan menjadi dua jenis, yaitu imaginative writing dan factual writing. Imaginative writing merupakan tulisan imajinasi yang membangkitkan perasaan, sedangkan factual writing merupakan tulisan yang bersumber dari fakta. Factual writing digolongkan menjadi dua yaitu, scientific writing (tulisan ilmiah) dan informative writing (tulisan bersifat informasi). Tulisan yang tergolong informative writing yaitu berita, kisah perjalanan, riwayat hidup, dan laporan peristiwa. Salah satu materi yang dibelajarkan pada siswa kelas V SD yaitu laporan pengamatan. Laporan adalah cara penyampaian informasi kepada seseorang atau suatu instasi yang disusun atas dasar tanggung jawab yang diembannya (Kosasih, 2014:61). Kosasih (2014:61) juga mendefinisikan laporan sebagai dokumen yang
30 menyampaikan informasi mengenai suatu masalah atau fakta. Menurut Warsidi dan Farika (2008:62), “Laporan adalah tulisan yang berisi hasil pengamatan terhadap sebuah tempat atau suatu pekerjaan.” Laporan pengamatan merupakan tulisan yang menyampaikan atau memberitahukan sesuatu dari hasil yang telah diamati. Kosasih (2014:75) menjelaskan bahwa laporan pengamatan merupakan karangan yang memaparkan suatu fenomena atau kejadian berdasarkan data dan fakta hasil proses pengamatan. Isi laporan ialah hal-hal penting yang berkaitan langsung dengan kejadian nyata di tempat laporan. Isi laporan juga menjadi tanggung jawab pembuat laporan. Oleh karena itu, isi laporan harus sesuai dengan fakta-fakta saat pelaksanaan pengamatan, bukan hasil imajinasi pembuat laporan. Penyusunan laporan didasarkan pada pemberi laporan (pelapor), pihak yang menerima laporan, tujuan laporan, dan sifat laporan (Kosasih, 2014:61). Pelapor yaitu orang yang membuat laporan baik perorangan, kepanitiaan, dan lembaga. Pelapor memiliki tanggung jawab terhadap penerima laporan. Penerima laporan yaitu pihak-pihak yang menerima hasil laporan pengamatan. Pelapor harus memperhatikan sungguh-sungguh tujuan penyusunannya agar sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini karena tujuan laporan merupakan apa yang ingin disampaikan oleh pelapor kepada penerima laporan. Kosasih (2014:62) menyebutkan sifat-sifat laporan, yaitu: (1) Tidak mengandung imajinasi berkenaan dengan pelapor yang mengetahui secara tepat pihak yang menerima laporan; (2) Lengkap yang berarti bahwa dalam laporan tidak boleh ada hal-hal penting yang diabaikan dan tidak memasukkan hal menyimpang; (3) Disajikan secara menarik yang berarti nilai yang ada pada laporan memiliki bobot dalam bahasa dan isi, serta sistematikanya logis dan mudah dipahami.
31 Pembuatan laporan pengamatan dilakukan secara sistematis. Terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pelapor. Langkah-langkah tersebut akan mempermudah pelapor dalam pembuatan laporan. Menurut Suyatno (2011:113-6), langkah-langkah pembuatan laporan yaitu: (1) melakukan pengamatan; (2) membuat catatan; (3) membuat kerangka laporan; (4) menulis laporan; dan (5) memperbaiki laporan. Sebelum melakukan pengamatan, perlu ditentukan terlebih dahulu objek yang diamati. Selain itu, pengamat perlu membuat perihal apa saja yang akan diamati dari objek tersebut. Dalam pelaksanaan pengamatan, pengamat hendaknya mengamati dengan sungguh-sungguh objek yang diamati. Untuk membantu pengamat dalam pelaksanaan pengamatan, pengamat dapat membuat catatancatatan. Setelah kegiatan mengamati selesai, tahap selanjutnya yaitu membuat kerangka laporan. Kerangka laporan memberikan garis besar terhadap sistematika laporan yang akan ditulis. Kerangka laporan sebaiknya memuat judul pengamatan, waktu pengamatan, tempat atau lokasi pengamatan, hal yang diamati, nama pengamat, tujuan pngamatan dan (deskripsi) penjelasan pengamatan (Warsidi dan Farika, 2008:17). Saat sebuah kerangka laporan selesai, kerangka laporan itu dikembangkan menjadi laporan yang utuh. Bisa dikembangkan setiap bagian yang ada dalam kerangka laporan, sehingga isi laporan menjadi lebih lengkah. Pelapor dapat mendeskripsikan berbagai objek pengamatan. Setelah laporan selesai, agar isi laporan menjadi lebih baik, perlu ada kegiatan memperbaiki laporan. Untuk melaksanakannya bisa meminta saran kepada orang lain untuk mengoreksi laporan yang telah dibuat. Pengoreksi dapat mengoreksi isi laporan, tata bahasa,
32 ejaan, dan format penulisan. Hasil koreksi dijadikan pedoman untuk memperbaiki laporan. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan pengamatan merupakan tulisan yang berisi hasil pengamatan seseorang terhadap suatu objek. Laporan harus berdasarkan fakta yang dapat diamati pada objek pengamatan. Siswa dituntut untuk dapat menjabarkan objek yang diamatinya pada hasil pengamatan dengan jelas dan lengkap, sehingga pembaca dapat memahami apa yang diamati oleh siswa. 2.1.8 Model Pembelajaran Mills (1989) dalam Suprijono (2013:45) berpendapat bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Menurut Suprijono (2013:46), “Model pembelajaran adalah pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.” Joyce (1992) dalam Trianto (2011:5) menyatakan bahwa: Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman yang digunakan pendidik dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu kerangka pedoman pembelajaran di kelas yang terdiri atas tujuan, tahapan kegiatan, lingkungan, pengelolaan kelas, serta berbagai perangkat pembelajaran lainnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran, model harus disesuaikan dengan mata pelajaran dan materi pembelajaran. Hal ini dilaksanakan
33 agar model pembelajaran dapat memberikan manfaat maksimal kepada siswa. Guru mampu memberikan bantuan kepada siswa untuk mendapatkan informasi, ide, keterampilan, dan cara berpikir dan mengekspresikan diri dengan model pembelajaran yang sesuai. Terdapat beberapa jenis model pembelajaran. Ada model pembelajaran yang bersifat berpusat pada guru dan ada yang berpusat pada siswa. Menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2011:26), model pembelajaran yang bersifat berpusat pada guru merupakan model pembelajaran paling tua dan sering disebut model tradisional/konvensional. Model ini lebih menekankan guru untuk mengalihkan pengetahuan sebanyak-banyaknya yang ia miliki kepada siswa. Hal ini cenderung membuat siswa pasif. Model konvensional lebih banyak berisi tentang ceramah yang dilakukan oleh guru. Selain model yang bersifat berpusat pada guru, terdapat model belajar yang berpusat pada siswa. Model ini menekankan bahwa siswa bukan hanya objek mengajar. Makna mengajar pada model ini berarti menciptakan suasana belajar yang optimal (Iskandarwassid dan Sunendar, 2011:27). Model berpusat pada siswa melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan menutut siswa untuk aktif dalam pembelajaran. 2.1.9 Model Pembelajaran Mind Mapping Mind mapping merupakan salah satu model pembelajaran berpusat pada siswa yang dikembangkan oleh Tony Buzan. Buzan (2013:4) mendefinisikan bahwa mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil kembali informasi keluar dari otak. Windura (2013:12) menjelaskan bahwa mind mapping merupakan sistem belajar dan
34 berpikir yang menggunakan kedua belah otak sesuai cara kerja alaminya sehingga dapat mengeluarkan segala potensi yang dimiliki otak. Mind mapping menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut. Mind mapping adalah cara yang kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru (Silberman, 2014:200). DePorter dan Hernacki (2013:153) menyebutkan bahwa mind mapping (peta pikiran) adalah pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan grafis lainnya untuk membentuk kesan. Swadarma (2013:2) menjelaskan bahwa mind mapping merupakan model efektif untuk menuangkan semua gagasan yang ada di dalam pikiran. Mind
mapping
berfungsi
untuk
mengembangkan
otak
dengan
memancarkan pemikiran tentang berbagai kejadian hidup dalam sebuah peta. Mind mapping menggunakan prinsip brain management yang menggabungkan kinerja kedua belahan otak secara bersamaan. Siswa akan menemukan kemudahan untuk mengidentifikasi apa yang sedang dan ingin mereka pelajari, kemudian mengembangkannya dengan mudah menggunakan mind mapping. Mind mapping dapat digunakan oleh seluruh manusia dan berbagai bidang kehidupan. Kegunaan mind mapping dijelaskan oleh Swadarma (2013:8) meliputi, (1) Mengumpulkan data yang hendak digunakan untuk segala keperluan secara sistematis; (2) Mengembangkan dan menganalisis ide/pengetahuan saat prsoses belajar mengajar, workshop, atau rapat; (3) Memudahkan untuk melihat kembali sekaligus mengulang ide/gagasan; (4) Mempercepat dan menambah pemahaman saat pembelajaran; (5) Mengasah kemampuan kerja otak; (6) Menyederhanakan struktur ide yang rumit menjadi mudah. Selain memiliki kegunaan, mind mapping memiliki berbagai manfaat. Manfaat mind map dapat dirasakan oleh siapapun. Menurut Windura (2013:14-5)
35 mind mapping bermanfaat bagi siswa, keperluan mengajar, keluarga, serta dalam manajemen dan bisnis. Bagi siswa, mind mapping bermanfaat untuk berpikir dan merencanakan kehidupan sehari-hari. Mind mapping dapat digunakan dalam meringkas, mengarang, berpikir analisis, berpikir kreatif, merencanakan kegiatan sehari-hari, serta menguraikan berbagai materi pelajaran. Bagi keperluan mengajar, mind mapping dapat digunakan untuk merancang kurikulum, meringkas materi, mengembangkan ide mengajar, manajemen waktu, penugasan siswa, penelitian, perencanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Berdasarkan kegunaan dan manfaat dari mind mapping, model tersebut memiliki banyak kelebihan/keunggulan. Swadarma (2013:9) menyebutkan beberapa kelebihan model pembelajaran mind mapping antara lain: (1) Memacu kreativitas, sederhana, dan mudah dikerjakan; (2) Memaksimalkan sistem kerja otak; (3) Menarik dan mudah tertangkap mata; dan (4) Dapat melihat sejumlah besar data dengan mudah. Mind mapping memacu siswa untuk menunjukkan kekreatifannya karena siswa dibebaskan dalam menuangkan ide yang dimilikinya. Mind mapping relatif mudah untuk dikerjakan oleh siapapun, bentuknya juga sederhana karena berisi inti permasalahan dan cabang-cabang. Dalam memaksimalkan kinerja otak, mind mapping menggabungkan kerja otak belahan kanan dan kiri dalam satu waktu. Otak kanan yang dapat bermain dengan imajinasi, warna, dan kekreatifitasan akan dipadukan dengan otak kiri yang dikuasai oleh logika dan pengetahuan. Mind mapping menarik dan mudah tertangkap oleh mata karena adanya penggunaan simbol,
gambar,
dan
warna
sehingga
membuat
pembelajaran
menjadi
menyenangkan. Suasana positif akan timbul dalam pembelajaran. Mind mapping
36 yang dibuat dalam selembar kertas mampu melihat sejumlah data yang besar dengan mudah. Hal ini karena mind mapping hanya mencatat bagian-bagian yang penting saja sehingga mudah diingat dan dipelajari. Model pembelajaran tidak hanya memiliki kelebihan, namun memiliki kekurangan. Model mind mapping memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan tersebut yaitu: (1) membutuhkan waktu; (2) membutuhkan banyak warna; dan (3) menuntut kreativitas. Dalam pembuatan mind mapping diperlukan waktu yang lama karena mind mapping memerlukan pemikiran yang luas. Siswa memerlukan waktu untuk menerjemahkan pemikiran yang luas tersebut menjadi cabangcabang mind mapping. Waktu yang lama juga dibutuhkan saat siswa menggambar mind mapping agar menjadi lebih menarik. Mind mapping juga membutuhkan banyak warna karena sebagian besar siswa ingin mind mapping yang dibuatnya menjadi lebih menarik. Mind mapping merupakan cara siswa untuk menunjukkan kreativitasnya, sedangkan untuk menjadi kreatif itu tidak mudah. Oleh karena itu, akan sulit bagi siswa yang kurang kreatif untuk membuat mind mapping. Oleh karena itu, kekurangan model mind mapping harus bisa diatasi oleh guru. Guru harus benar-benar memahami model mind mapping beserta penerapannya dalam pembelajaran. Guru juga harus pandai merencanakan pembelajaran dan mengalokasikan waktu agar model ini dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, guru harus senantiasa membimbing siswa dalam pembuatan mind mapping. Guru dapat memancing siswa dalam membuat cabang-cabang dalam mind mapping. Dalam pelaksanaan pembelajaran, terdapat dua hal yang harus dilaksanakan oleh guru. Hal pertama yaitu bagaimana guru mengajarkan cara membuat mind
37 mapping kepada siswa. Hal kedua yaitu bagaimana guru menerapkan mind mapping di dalam langkah-langkah pembelajaran. Cara untuk membuat peta pikiran menurut Huda (2013:308), yaitu sebagai berikut: (1) Letakkan gagasan/tema/poin utama di tengah-tengah halaman kertas. Akan lebih mudah jika posisi kertas tidak dalam keadaan tegak lurus (portrait), melainkan dalam poisi membentang (landscape). (2) Gunakan garis, tanda panah, cabang-cabang, dan warna yang berbeda-beda untuk menunjukkan hubungan tema utama dengan gagasan pendukung lain. (3) Hindari untuk bersikap latah; Lebih menampilkan karya bagus daripada konten di dalamnya. Mind mapping harus dibuat dengan cepat tanpa ada jeda dan editing yang menyita waktu. Untuk itulah, sangat penting mempertimbangkan segala kemungkinan yang harus dan tidak harus dimasukkan ke dalam peta tersebut. (4) Pilihlah warna-warna yang berbeda untuk mensimbolisasi sesuatu yang berbeda pula. (5) Biarkan beberapa ruang kosong dalam kertas. Silberman (2014:200-1) menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat melaksanakan model mind mapping. Langkah-langkah yang dimaksud yaitu sebagai berikut: (1) Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran. Beberapa kemungkinan mencakup problem atau isu tentang ide-ide tindakan yang diinginkan untuk menciptakan ide-ide aksi, konsep atau kecakapan yang baru saja diajarkan, dan penelitian yang harus direncanakan oleh siswa. (2)Konstruksikan bagi kelas peta pikiran yang sederhana yang menggunakan warna, khayalan atau simbol. (3)Berikan kertas, pena, dan sumber-sumber lain yang anda pikir akan membantu siswa membuat peta pikiran yang berwarna dan indah. Berilah tugas siswa memetakan pikiran. Tunjukkan bahwa mereka memulai peta mereka dengan membuat gambar yang menggambarkan topik atau ide utama. Kemudian, berilah mereka semangat untuk membagi-bagi seluruhnya ke dalam komponen-komponen yang lebih kecil dan mengambarkan komponen-komponen ini hingga batas luar peta (dengan menggunakan grafik). (4)Berikanlah waktu yang banyak kepada siswa untuk mengembangkan peta pikiran mereka. Doronglah mereka untuk melihat karya orang lain untuk menstimulasi ide-ide. (5)Perintahkan kepada siswa untuk saling membagi peta pikirannya. Lakukan diskusi tentang nilai cara kreatif untuk menggambarkan ideide.
38 Amri (2014:117) juga menjelaskan pelaksanaan model mind mapping dalam pembelajaran. Pelaksanaan model mind mapping yang dimaksud yaitu: (1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. (2) Guru mengemukakan konsep atau permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa, dan sebaiknya permasalahan tersebut mempunyai alternatif jawaban. (3) Guru membentuk kelompok yang anggotanya terdiri atas 2-3 siswa. (4) Setiap kelompok menginventarisasi atau mencatat alternatif jawaban dari hasil diskusinya. (5) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan tulis, lalu mengelompokkan sesuai kebutuhan guru. (6) Berdasarkan data-data yang terdapat pada papan tulis, siswa disuruh membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru. Berdasarkan penjelasan langkah-langkah model pembelajaran mind mapping oleh para ahli, penelitian ini menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Amri, namun sudah dimodifikasi. Langkah-langkah pembelajaran tersebut yaitu: (1) Guru menyampaikan kompetensi pembelajaran (2) Guru menyampaikan cara membuat mind mapping, yaitu: (a) Menentukan topik dan buatlah kata kunci di tengah-tengah kertas. (b) Buatlah cabang utama untuk mengelompokkan atau mengorganisasikan ide yang muncul saat mengingat pengalamannya. Cabang utama ini bisa berbentuk 5WH, yaitu what (apa), where (dimana), when (kapan), who (siapa), why (kenapa), dan how (bagaimana). (c) Tuliskan apapun yang bisa diamati dalam cabang-cabang mind mapping. (3) Guru menyampaikan konsep atau permasalahan yang akan dibuat menjadi mind mapping.
39 (4) Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa. (5) Setiap kelompok menginventarisasi atau mencatat alternatif jawaban dari hasil diskusinya. (6) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat hasilnya sesuai kebutuhan di papan tulis, (7) Berdasarkan data-data yang terdapat pada papan tulis, siswa disuruh menyimpulkan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru. Modifikasi langkah-langkah pembelajaran dapat dilihat pada langkah kedua dan keempat. Ada penambahan langkah yaitu penyampaian cara membuat mind mapping yang bertujuan mempermudah siswa dalam pembuatan mind mapping. Pada langkah keempat ada perubahan jumlah anggota kelompok. Jumlah anggota kelompok yang awalnya antara 2-3 dimodifikasi menjadi 4 setiap kelompoknya. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah siswa dalam kelas. Apabila siswa hanya dikelompokan antara 2-3 orang setiap kelompok menyebabkan jumlah kelompok terlalu banyak. Kelompok yang terdiri dari 4 orang menjadikan jumlah kelompok lebih sedikit dan memungkinkan lebih banyak kelompok yang membacakan hasil mind mapping di depan kelas. Model mind mapping dapat diterapkan pada pembelajaran menulis laporan pengamatan agar siswa bisa lebih mudah mengidentifikasi apa yang diamati. Simbol, warna, dan gambar membantu siswa untuk lebih memahami apa yang diamatinya. Siswa juga lebih mudah mengingat apa yang dia amati dengan mind mapping, sehingga lebih mudah dalam menjelaskan apa saja yang ada dalam laporan pengamatannya.
40
2.2 Kajian Empiris Kajian empiris merupakan penjelasan mengenai berbagai penelitian relevan yang pernah dilaksanakan sebelum penelitian ini. Dalam kajian empiris ini dijelaskan 10 penelitan yang pernah dilaksanakan dan memiliki relevansi dengan penelitian yang dilaksanakan. Sepuluh penelitian ini berisi tentang pelaksanaan model mind mapping pada berbagai materi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan dapat menggambarkan bahwa mind mapping efektif dan meningkatkan hasil belajar siswa. Sepuluh penelitian yang relevan dengan model pembelajaran mind mapping yaitu: (10)
Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan melalui Teknik
Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping) Siswa Kelas V SDN Balarejo 01 Balarejo, Madiun oleh Suparmi (2013); (11)
Pengaruh Implementasi Strategi Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar
Menulis Kreatif Ditinjau dari Kreativitas Siswa oleh Mariyani, Marhaeni, dan Sutama (2013); (12)
Efektivitas Model Mind Map dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis
Artikel oleh Siswa Kelas XI SMA Wasta Rakyat Sei Gelugur Tahun Pembelajaran 2012/2013 oleh Ginting (2013); (13)
Keefektifan Penggunaan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran
Menulis Cerpen Bertolak dari Peristiwa yang Pernah Dialami Siswa Kelas I SMP Negeri 18 Malang oleh Puspita, Suwignyo, dan Karkono (2013); (14)
Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Argumentasi oleh Himawan, Kartono, dan Karsono (2015);
41 (15)
Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan
Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama oleh Kusmintayu, Suwandi, dan Anindyarini (2012); (16)
Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Narasi oleh Apriyanto, Poerwanti, dan Dwijiastuti (2015); (17)
Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Metode Mind
Mapping oleh Asih, Kartono, dan Hartono (2013); (18)
The Use of Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing at SMAN 3
Bengkulu, Indonesia oleh Riswanto dan Putra (2012); (10) The Effectiveness of a Proposed Program Based on a Mind Mapping Strategy in Developing the Writing Achievement of Eleventh Grade EFL Students in Jordan and Their Attitudes Towards Writing oleh Saed dan AlOmari (2014); Penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan melalui Teknik Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping) Siswa Kelas V SDN Balerejo 01 Balerejo Madiun dilakukan oleh Suparmi pada tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil penilaian awal siklus I dan siklus II hasil belajar siswa dalam menulis laporan pengamatan mengalami peningkatan. Nilai rata-rata awal 66,36, setelah dilaksanakan siklus I menjadi 70,81. Pada siklus II rata-rata meningkat lagi menjadi 85,86. Kesimpulannya yaitu model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan kemampuan menulis laporan pengamatan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilaksanakan ialah penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif sedangkan, penelitan yang dilaksanakan menggunakan metode eksperimen pada objek dan sekolah yang berbeda.
42 Penelitian yang dilaksanakan oleh Mariyani, Marhaeni, dan Sutama (2013) berjudul Pengaruh Implementasi Strategi Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Menulis Kreatif ditinjau dari Kreativitas Siswa dilaksanakan pada siswa kelas V SD gugus IV Kerambitan yang berjumlah 101 siswa. Hasil penelitiannya yaitu (1) Terdapat perbedaan signifikan prestasi belajar menulis kreatif siswa yang mengikuti strategi mind mapping dengan pembelajaran konvensional; (2) Setelah diadakan pengendalian kreativitas siswa, prestasi menulis kreatif siswa
yang mengikuti
strategi mind mapping
lebih
tinggi
daripada
pembelajaran konvensional; dan (3) Kontribusi kreativitas siswa terhadap prestasi
menulis
kreatif
siswa dengan mind mapping 19,9%.
Persamaan
penelitian yang dilaksanakan dengan penelitian tersebut yaitu menggunakan siswa kelas V sebagai sampel serta penggunaan model mind mapping dalam pembelajaran. Perbedaannya yaitu pada variabel kreativitas dalam mind mapping, analisis data, jumlah sampel, dan materi menulis yang diteliti. Penelitian berikutnya yang relevan yaitu peelitian berjudul Efektivitas Model Mind Mapping dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Artikel Oleh Siswa Kelas XI SMA Wasta Rakyat Sei Gelugur Tahun Pembelajaran 2012/2013 oleh Ginting (2013). Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Unimed ini menyimpulkan bahwa kemampuan menulis artikel siswa yang dibelajarkan dengan model mind mapping lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan model ekspositori. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata menulis artikel dengan menggunakan model mind mapping sebesar 80,13, sedangkan hasil rata-rata menulis artikel dengan model ekspositori sebesar 70,8. Sehingga model mind mapping memberikan pengaruh yang signifikan (positif) terhadap kemampuan
43 menulis artikel oleh siswa kelas XI SMA Swasta Rakyat Sei Gelugur. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitan yang dilaksanakan adalah penggunaan mind mapping dalam pembelajaran menulis. Perbedaannya adalah pada jenjang pendidikan siswa, materi menulis yang diteliti, serta pembanding model pembelajaran yang digunakan. Penelitian berjudul Keefektifan Penggunaan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Bertolak dari Peristiwa yang Pernah Dialami Siswa Kelas I SMP Negeri 18 Malang dilaksanakan oleh Puspita, Suwignyo, dan Karkono (2013). Kesimpulan penelitian tersebut yaitu mind mapping efektif digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen dan dibuktikan oleh uji-t yang menunjukkan pada setiap aspek nilai thitung > ttabel. Pada aspek kesesuaian tokoh dan penokohan pada cerpen dengan karakter penulis, thitung (2,569) > ttabel (1,995). Pada aspek kesesuaian latar dan pelataran dalam cerpen dengan latar pada peristiwa sebenarnya, thitung (2,115) > ttabel (1,995). Pada aspek kesesuaian alur dan pengaluran dalam cerpen dengan peristiwa sebenarnya, thitung (2,574) > ttabel (1,995). Pada aspek kesesuaian pesan dalam cerpen yang ditulis berdasarkan peristiwa yang pernah dialami dengan pesan pada peristiwa sebenarnya , thitung (2,133) > ttabel (1,995). Hal ini menunjukkan bahwa semua hipotesis dalam penelitian ini diterima. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilaksanakan adalah pada objek penelitian dan materi menulis yang digunakan. Persamaannya yaitu penggunaan mind mapping dalam pembelajaran menulis. Penelitian relevan berikutnnya yaitu Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi oleh Himawan, Kartono, dan Karsono (2015). Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri
44 01 Gedong Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2013/2014. Kesimpulan penelitian tersebut yaitu model mind mapping dapat meningkatkan keterampilan menulis argumentasi. Peningkatan kemampuan menulis pada siswa dibuktikan dengan ketercapaian siswa pada kondisi awal hanya sebesar 40,7% dengan nilai rata-rata kelas 64,5 menjadi 55,5% pada siklus I dengan rata-rata nilai kelas 70,5. Pada siklus II menjadi 74% dengan rata-rata nilai kelas 76,2 dan menjadi 92% pada siklus III dengan nilai rata-rata kelas 80. Perbedaan penelitian ini yaitu materi pembelajaran menulis, objek penelitian, dan teknik penelitian yang digunakan. Persamaannya yaitu penggunaan model mind mapping pada pembelajaran bahasa Indonesia. Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama oleh Kusmintayu, Suwandi, dan Anindyarini (2012) merupakan penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Hasil penelitian yaitu adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dilihat dari keaktifan dan motivasi siswa serta hasil belajar siswa. Pada siklus II 78,13% siswa aktif dalam pembelajaran, 75% aktif dalam pembuatan mind mapping, 78,53% siswa memiliki minat dan motivasi saat meneceritakan tokoh idola, 98,44% siswa mampu menceritakan
tokoh
idola,
95,3%
siswa
mampu
mengorganisasiskan
perkataannya, dan 78,13% siswa memenuhi nilai KKM yaitu 70. Persamaan dengan penelitian yang dilaksanakan yaitu penggunaan model mind mapping. Perbedaanya yaitu pada objek penelitian dan materi yang digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Apriyanto, Poerwanti, dan Dwijiastuti (2015) berjudul “Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan
45 Keterampilan Menulis Narasi” di laksanakan pada siswa kelas IV di SD Negeri Gajahan Colomandu Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya hasil nilai keterampilan menulis narasi yang dicapai siswa dari tahap pratindakan sampai dengan siklus II. Pada tahap pratindakan, nilai rata-rata yang dicapai siswa sebesar 66,23 dengan nilai terendah 50 dan tertinggi 80 serta ketuntasan klasikal mencapai angka 40% atau hanya 12 siswa mendapat nilai tuntas. Pada siklus I, nilai rata-rata yang dicapai siswa meningkat menjadi 70,87 dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 90 serta ketuntasan klasikal mencapai 66,67% atau 20
siswa
sudah
mencapai
nilai
tuntas.
Setelah dilakukan
tindakan pada siklus II nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa meningkat menjadi 80,03 dengan nilai terendah 72 dan nilai tertinggi 90 dan ketuntasan klasikal mencapai 93,33% atau 28 siswa sudah mencapai tuntas. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu pengunaan model mind mapping dalam pembelajaran menulis. Perbedaan penelitian ini yaitu pada materi pembelajaran menulis, objek penelitianj, serta teknik penelitian. Penelitian yang dilaksanakan oleh Asih, Kartono, dan Hartono (2013) berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Metode Mind Mapping” dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Shine 01 Kabupaten Sragen. Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa model mind mapping meningkatkan hasil belajar menulis deskripsi. Hal ini
dibuktikan
dapat dengan
meningkatnya nilai rata-rata siswa prasiklus yang awalnya 65 menjadi 74,5 pada siklus I. Pada siklus II nilai rata-rata menulis deskripsi siswa yaitu 78,8, meningkat pada siklus III menjadi 84,6. Ketuntasan nilai keterampilan menulis
46 deskripsi pada prasiklus sebanyak 19 siswa atau 39%. Pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM sebanyak 36 siswa atau 74%. Pada siklus II siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 42 siswa atau 86%. Pada siklus III siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 46 siswa atau 94%. Persamaan penelitian yang peneliti laksanakan dengan penelitian tersebut adalah penerapan model mind mapping pada satu ranah materi pembelajaran bahasa Indonesia. Perbedaan penelitian yaitu pada teknik penelitian (penelitian tersebut menggunakan PTK, sedangkan peneliti menggunakan eksperimen), materi pembelajaran menulis, tingkatan kelas, dan objek penelitian. “The Use of Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing at SMAN 3 Bengkulu, Indonesia”, merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh Riswanto dan Putra pada siswa kelas I SMA N 3 Bengkulu. Hasil penelitiannya menunjukkan nilai siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Nilai kelas eksperimen adalah 68.121 dan kelas kontrol adalah 62.772. Pada penghitungan menggunakan statistic nilai thitung yaitu 2,7 dan nilai tabel t adalah 2.0, jadi nilai thitung > t
tabel
(2,7 > 2.0). Hal ini menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan pada tes menulis siswa yang menggunakan model mind mapping dibandingkan model konvensional. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilaksanakan yaitu penggunaan model mind mapping pada pembelajaran menulis. Perbedaannya yaitu jenis tulisan yang diteliti serta objek penelitian memiliki perbedaan jenjang pendidikan. The Effectiveness of a Proposed Program Based on a Mind Mapping Strategy in Developing the Writing Achievement of Eleventh Grade EFL Students in Jordan and Their Attitudes Towards Writing oleh Saed dan AL-Omari (2014)
47 menunjukkan bahwa model mind mapping lebih baik dibanding model konvensional. Hasil penelitian menunjukkan kelas ekperimen memiliki rata-rata 18,53 dibanding kelas kontrol yang memiliki rata-rata 15,33 dalam penghargaan menulis dalam pembelajaran. Dalam sikap menulis, rata-rata kelas eksperimen yaitu 152,76 sedangkan rata-rata kelas kontrol yaitu 129,34. Perbedaan penelitian yang dilaksanakan adalah pada materi dan objek penelitian. Persamaannya adalah penggunaa model mind mapping. Berdasarkan sepuluh penelitian yang relevan, dapat disimpulkan bahwa model mind mapping efektif digunakan pada berbagai mata pelajaran jenjang SD, SMP, dan SMA. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan penelitian yang menerapkan model mind mapping dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan pada siswa kelas V SD. Penelitian ini merupakan penelitian baru, karena penelitian sebelumnya tidak menggunakan objek, teknik, materi, variabel, dan analisis data penelitian yang sama dengan penelitian yang dilaksanakan. Persamaan penelitian hanya ada pada penggunaan model mind mapping dalam pembelajaran.
2.3 Kerangka Berpikir Mata Pelajaran Bahasa Indonesia hakikatnya merupakan pembelajaran yang menyenangkan, hanya saja selama ini pembelajaran bahasa Indonesia dibelajarkan secara konvensional
dalam kelas. Tidak jarang membuat
pembelajaran
mononton,
di
kelas
terkesan
tidak
menyenangkan
dan
membosankan. Pembelajaran yang dilaksanakan berorientasi pada guru, sehingga keterlibatan siswa menjadi kurang dan berakibat pada hasil belajar siswa yang
48 rendah. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat memenuhi karakteristik siswa dan bersifat berpusat pada siswa. Salah satu model yang dapat diterapkan yaitu model mind mapping. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini menggunakan kelas VA sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Kelas VB menjadi kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran model mind mapping. Hasil pembelajaran kedua kelas tersebut kemudian dibandingkan. Skema kerangka berpikir penelitian ini dapat dibaca pada bagan 2.1. Pembelajaran Menulis Laporan Pengamatan
Hasil Belajar Siswa Rendah
Siswa Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Model Pembelajaran Konvensional
Model Pembelajaran Mind Mapping
Hasil Belajar Siswa
Hasil Belajar Siswa
Dibandingkan
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
49
2.4 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2014: 99). Hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritik dan perlu pembuktian lebih lanjut. Penelitian ini mengajukan beberapa hipotesis sebagai berikut: (1) Ho :
Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V SDN 1
Karangbawang dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan antara yang memeroleh pembelajaran model mind mapping dan yang memeroleh pembelajaran model konvensional (µ1 = µ2). Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan antara yang memeroleh pembelajaran model mind mapping dan yang memeroleh pembelajaran model konvensional (µ1 ≠ µ2). (2) Ho : Hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan yang memeroleh pembelajaran model mind mapping tidak lebih baik daripada yang memeroleh pembelajaran model konvensional (µ1 ≤ µ2). Ha : Hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan yang memeroleh pembelajaran model mind mapping lebih baik daripada yang memeroleh pembelajaran model konvensional (µ1 > µ2).
BAB 3 METODE PENELITIAN Bagian ini membahas metode penelitian yang digunakan pada penelitian. Pada bagian ini dijelaskan desain penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
3.1 Desain Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain quasi experimental yang merupakan pengembangan desain true experimental. Dalam desain quasi experimental terdapat kelompok kontrol, akan tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan penelitian eksperimen (Sugiyono, 2014: 116). Bentuk desain quasi experimental yang digunakan yaitu desain nonequivalent control group. Desain penelitian nonequivalent control hampir sama dengan desain pretest-posttest control group yang menghendaki adanya tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk mengetahui kesetaraan dua kelas penelitian, sedangkan tes akhir dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil pembelajaran setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda. Skema desain nonequivalent control group sesuai dengan Sugiyono (2014:118) dapat dibaca pada bagan 3.1. O1
x
O2
………………………….
O3
O4
Bagan 3.1 Skema Desain Nonequivalent Control Group 50
51 Keterangan: O1 : keadaan awal kelas eksperimen O3 : keadaan awal kelas kontrol O2 : hasil penilaian kelas eksperimen setelah mendapatkan perlakuan O4 : hasil penilaian kelas kontrol tanpa perlakuan X : perlakuan dengan model pembelajaran Berdasarkan skema tersebut, O1 dan O3 adalah
keadaan awal
kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang menunjukkan hasil belajar siswa sebelum adanya perlakuan. Setelah diketahui hasil tes kedua kelas setara (O1 tidak berbeda jauh dengan O3), maka kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan model mind mapping, sedangkan kelas kontrol tidak menerapkan model mind mapping. O2 adalah hasil penilaian kelas
eksperimen
yang
telah
diberi
perlakuan dengan menerapkan model mind mapping. O4 adalah hasil penilaian kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan model mind mapping (pembelajaran menerapkan model konvensional). Setelah dilakukan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, hasil tes akhir kedua kelas tersebut dibandingkan. Jadi, pengaruh penggunaan model mind mapping terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang yaitu (O2 - O1) – (O4 – O3) (Sugiyono, 2014: 118).
3.2 Variabel Penelitian Sugiyono (2014:63) menjelaskan bahwa variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2014:63) secara
52 teoritis menyebutkan bahwa variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut yang melekat pada suatu objek varian yang diteliti untuk ditarik kesimpulan. Terdapat dua jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2014: 64). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penerapan model pembelajaran mind mapping pada materi menulis laporan pengamatan. Sugiyono (2014:64) menyatakan bahwa variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa pada materi menulis laporan pengamatan.
3.3 Populasi dan Sampel Setiap penelitian memiliki objek yang diteliti. Objek tersebut tercakup dalam populasi dan sampel. Berikut dijelaskan mengenai populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. 3.3.1 Populasi Menurut Sugiyono (2014:119), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V SDN 1 Karangbawang yang berjumlah 83 siswa dan terbagi menjadi dua kelas paralel yakni kelas VA dan VB.
53 Jumlah siswa kelas VA yaitu 41 siswa (ditetapkan sebagai kelas kontrol). Jumlah siswa kelas VB yaitu 42 siswa (ditetapkan sebagai kelas eksperimen). Alasan penentuan populasi tersebut, karena sekolah yang akan diteliti memiliki kelas paralel dengan karakteristik pembelajaran serta kemampuan awal siswa sebanding dan tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Kemampuan awal siswa tersebut dapat dilihat pada pengujian kesamaan rata-rata nilai tes awal siswa. Pada pengujian tersebut, diperoleh rata-rata nilai kelas kontrol yaitu 64,15, sedangkan rata-rata nilai kelas eksperimen yaitu 63,76. Secara empiris, kedua kelas hanya terpaut 0,39. Oleh karena itu kedua kelas memiliki nilai tes awal yang diasumsikan setara. Pengujian kesamaan rata-rata tersebut secara lengkap dapat dibaca pada halaman 73. Selain siswa, faktor lain yang dijadikan alasan penentuan populasi yaitu persamaan kualifikasi guru pengajar. Kedua kelas memiliki guru yang telah mengajar lebih dari sepuluh tahun dan sudah bersertifikasi. Pendidikan kedua guru juga setara, yaitu sarjana pendidikan. Kedua guru juga memiliki kemampuan mengajar yang setara. Selain itu, sarana dan prasarana juga memadai. Daftar populasi kelas ekperimen dan kelas kontrol dapat dibaca pada lampiran 2 dan 3. 3.3.2 Sampel Menurut Sugiyono (2014:120), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
54 (Sugiyono, 2014: 122). Pengambilan anggota sampel dari populasi untuk penelitian ini, menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Riduwan (2013:13) menyatakan bahwa proportionate stratified random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proposional. Untuk menentukan jumlah anggota sampel siswa kelas V, peneliti menyesuaikan jumlah populasi dengan tabel Krejie. Berdasarkan tabel Krejie taraf kesalahan 5%, dengan jumlah populasi 83 siswa maka jumlah sampel adalah 68 siswa (Sugiyono, 2014:131). Setelah itu, peneliti mencari sampel tiap kelasnya. Untuk memeroleh jumlah sampel tiap kelas dengan teknik proportionate stratified random sampling digunakan rumus berikut: Sampel tiap kelas =
x sampel dalam tabel Krejie.
Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel kelas ekperimen dari populasi 42 siswa yaitu 34 siswa. Kelas kontrol dengan populasi 41 siswa diperoleh sampel sebanyak 34 siswa. Penentuan anggota sampel dilakukan dengan cara undian, yakni dengan menuliskan nomor absen siswa pada kertas kemudian kertas dimasukkan ke dalam gelas yang telah diberi penutup dan dilubangi. Kertas yang berisi nomor absen dan keluar merupakan sampel yang akan digunakan. Daftar anggota sampel kelas eksperimen dan kontrol dapat dibaca pada lampiran 5 dan 6.
3.4 Data Penelitian Pada data penelitian dijelaskan mengenai sumber data dan jenis data yang digunakan dalam penelitian. Sumber dan jenis data dapat mempermudah
55 penelitian sehingga dalam pelaksanaannya lebih terarah, efektif, dan efisien. Penjelasan mengenai sumber dan jenis data yang digunakan yaitu sebagai berikut. 3.4.1 Sumber Data Peneliti mengumpulkan data dari beberapa sumber. Sumber data dalam penelitan ini, yaitu guru dan siswa kelas VA dan VB SDN 1 Karangbawang. Guru kelas VA dan VB SDN 1 Karangbawang merupakan narasumber wawancara penelitian. Guru kelas VA yaitu Ibu Siti Rohmah, S.Pd. dan guru kelas VB yaitu Ibu Harsiti, S.Pd. SD. Kedua guru tersebut memberikan informasi dan data-data mengenai siswa kelas VA dan VB. Siswa kelas VA dan kelas VB SDN 1 Karangbawang merupakan objek utama penelitian. Pada penelitian ini, hasil tes awal dan tes akhir diperoleh dari siswa kelas VA dan kelas VB. Selain itu, untuk memeroleh data uji coba instrumen tes, peneliti menggunakan siswa kelas VB SDN 1 Kracak, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Data uji coba instrumen tersebut digunakan untuk memeroleh instrumen soal yang valid, reliabel, dan layak digunakan pada penelitian yang dilaksanakan. 3.4.2 Jenis Data Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian eksperimen. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk bilangan. Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian eksperimen, yaitu nilai hasil tes awal dan tes akhir pada siswa kelas VA dan kelas VB SDN 1 Karangbawang. Nilai tes awal digunakan untuk mengukur kesamaan rata-rata kedua kelas, karena nilai tes awal lebih spesifik merujuk pada materi
56 pembelajaran. Nilai tes akhir digunakan untuk melakukan analisis data dan pengujian hipotesis. Penelitian ini juga menggunakan data pendukung lainnya untuk menunjang penelitian ini. Data pendukung lainnya yaitu: (1) Penelitian ini menggunakan daftar nama siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui nama anggota populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian. (2) Penelitian ini mengggunakan nilai aktivitas belajar siswa dan nilai pelaksanaan model pembelajaran. Nilai aktivitas belajar siswa digunakan untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa saat pembelajaran berlangsung. Nilai pelaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan model pembelajaran yang dilakukan guru dengan langkah-langkah pembelajaran.
3.5 Teknik Pengumpulan Data Terdapat berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai seting, sumber, dan cara (Sugiyono, 2014: 187). Berbagai seting yang dimaksud adalah pengumpulan data dapat dilihat di seting alam dan seting lainnya. Sumber yang digunakan dapat berupa sumber primer dan sumber sekunder. Berbagai cara yang dimaksud yaitu untuk mengumpulkan data dapat menggunakan wawancara, angket, observasi, dan gabungan ketiganya. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Penjelasan mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut.
57 3.5.1 Wawancara Salah satu kegiatan pengumpulan data yang dapat dilakukan yaitu dengan teknik wawancara. Nurgiyantoro (2014:96) berpendapat bahwa wawancara merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi dari responden dengan melakukan tanya jawab sepihak. Terdapat dua teknik wawancara, yaitu wawancara terstuktur dan tidak terstuktur. Pada penelitian ini, digunakan teknik wawancara tidak terstuktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dan peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2014: 191). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa wawancara dilaksanakan untuk mendapatkan informasi lebih jelas dan lengkap mengenai objek yang dibahas. Pada penelitian ini, peneliti tetap menggunakan daftar pertanyaan agar proses wawancara berjalan lebih lancar. Daftar pertanyaan tersebut tercakup dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara yang digunakan yaitu garis besar dari permasalahan yang akan ditanyakan, sehingga pelaksanaan wawancara tidak menyimpang dari topik penelitian. 3.5.2 Observasi Observasi merupakan cara untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati objek secara cermat dan terencana (Nurgiyantoro, 2013: 93). Objek yang dimaksud berupa makhluk hidup, kegiatan, keadaan/situasi, benda, dan lain sebagainya. Dalam kegiatan observasi biasanya disertai dengan pencataan. Kegiatan
pencatatan
dimaksudkan
mengamati objek yang diteliti.
untuk
mempermudah
peneliti
dalam
58 Objek yang akan diobservasi dalam penelitian ini yaitu aktivitas siswa dan penerapan model pembelajaran. Penelitian ini menggunakan observasi non partisipan. Sugiyono (2014:197) menjelaskan kalau dalam observasi partisipan, peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menjadikan guru kelas sebagai observer. Tugas dari observer yaitu mengamati pelaksanaan model pembelajaran dan akivitas belajar siswa. Untuk membantu penilaian yang dilakukan oleh observer, penelitian ini menggunakan lembar pengamatan model pembelajaran dan lembar aktivitas belajar siswa. 3.5.3 Dokumentasi Peneliti melakukan pengumpulan data melalui dokumentasi, yang artinya peneliti memeroleh dan mengolah informasi dari dokumen yang ada. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2014: 216). Dokumen dapat berbentuk gambar, data, dan tulisan. Pada penelitian ini, terdapat beberapa dokumen yang dikumpulkan. Dokumen penelitian ini berupa daftar nama siswa, program semester, silabus, jadwal pelajaran, serta foto kegiatan. Pengumpulan dokumen tersebut, membantu peneliti dalam perencanaan penelitian, yaitu saat pembuatan pedoman penelitian dan pembuatan RPP. Daftar nama siswa digunakan untuk menentukan populasi dan sampel penelitian. Program semester dan silabus digunakan untuk merancang RPP. Jadwal pelajaran digunakan untuk menentukan waktu pelaksanaan penelitian Foto kegiatan digunakan sebagai bukti pelaksanaan pembelajaran. Selain itu,
59 dokumen yang dikumpulkan dapat memberikan keterangan yang akurat dan lengkap pada penelitian ini. 3.5.4 Tes Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan usaha memaksimalkan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran (Sudjana, 2011: 35). Selain pada ranah kognitif, tes juga dapat digunakan untuk mengukur ranah psikomotor. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis laporan pengamatan. Penelitian ini menggunakan tes formatif yang dilaksanakan pada awal dan akhir pembelajaran. Teknik tes yang digunakan adalah tes tertulis. Bentuk tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu bentuk tes uraian. Bentuk tes uraian dipilih karena lebih mudah untuk melihat kemampuan siswa dalam menulis laporan pengamatan. Bentuk soal ini membuat siswa lebih mudah mengembangkan apa yang ada dipikirannya. Siswa tidak terikat oleh pilihan, seperti pada soal pilihan ganda. Namun, soal uraian membutuhkan objektivitas dalam penilaian yang dilakukan, karena jawaban siswa bervariasi. Oleh karena itu, dibutuhkan kriteria penilaian yang digunakan untuk menilai setiap aspek tulisan. Setiap aspek tulisan memiliki bobot yang berbeda. Pembobotan disesuaikan dengan tingkat keluasan materi. Kriteria yang digunakan untuk menilai keterampilan menulis laporan pengamatan menurut Nurgiyantoro (2013:307) dapat dibaca pada tabel 3.1. Secara lengkap kriteria penilaian menulis laporan pengamatan dapat dibaca pada lampiran 33.
60 Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Menulis Laporan Pengamatan No 1. 2. 3. 4. 5.
Unsur Isi gagasan yang dikemukakan Organisasi Isi Tata bahasa Gaya: pilihan struktur dan kosa kata Ejaan Skor Maksimal
Skor 17-30 7-20 5-25 7-15 3-10 100
3.6 Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2010:203), “Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.” Pada penelitian ini, instrumen tes yang digunakan berupa soal uraian, sedangkan instrumen nontes yang digunakan berupa pedoman wawancara, dokumentasi, dan lembar pengamatan. Untuk memeroleh instrumen yang baik, sebelum penelitian dilaksanakan pengujian instrumen. Pada penelitian ini, pengujian instrumen penelitian hanya pada instrumen tes. Berikut dijelaskan mengenai instrumen pengumpulan data yang digunakan. 3.6.1 Pedoman Wawancara Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstuktur dengan pedoman wawancara berupa garis besar permasalahan yang ditanyakan. Wawancara dilakukan pada saat studi pendahuluan tanggal 7 Januari 2015. Wawancara tersebut dilakukan dengan Ibu Harsiti, S.Pd. SD. (guru kelas VB) dan Ibu Siti Rohmah S.Pd. (guru kelas VA). Pedoman wawancara penelitian ini dapat dibaca pada lampiran 7.
61 Data awal yang diperoleh yaitu tentang bagaimana pembelajaran dan metode pembelajaran bahasa Indonesia yang biasa dilakukan guru saat mengajar keterampilan menulis. Peneliti juga memeroleh data tentang karakteristik siswa, nilai KKM Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, serta keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 3.6.2 Lembar Pengamatan Untuk membantu peneliti mengamati proses pembelajaran, maka digunakan lembar pengamatan. Peneliti menggunakan lembar pengamatan pelaksanaan model mind mapping, lembar pengamatan model konvensional, serta lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. Lembar pengamatan model digunakan untuk mengamati kesesuaian pelaksanaan model pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajaran. Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa digunakan untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa pada saat pembelajaran. Untuk membantu pengamatan aktivitas belajar siswa, digunakan deskriptor aktivitas belajar siswa yang dapat dibaca pada lampiran 16, dan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dapat dibaca pada lampiran 17, 18, 19, dan 20. Lembar pengamatan model konvensional dapat dibaca pada lampiran 21 dan 22, sedangkan lembar pengamatan model mind mapping dapat dibaca pada lampiran 23 dan 24. 3.6.3 Dokumen Penelitian
ini
menggunakan
beberapa
dokumen
yang
diperoleh
menggunakan teknik dokumentasi. Dokumen tersebut diperoleh dari guru dan siswa. Dokumen yang diperoleh dari guru antara lain daftar nama siswa, promes,
62 silabus, dan jadwal pelajaran. Selain dokumen yang berasal dari guru, peneliti juga mendokumentasi data yang diperoleh dari siswa. Dokumen tersebut berupa nilai tes awal, tes akhir, dan foto pelaksanaan kegiatan penelitian. Dokumen yang diperoleh dari guru dan siswa digunakan sebagai data pendukung penelitian. Daftar nama siswa digunakan sebagai acuan penentuan populasi dan sampel. Jadwal pelajaran digunakan untuk menyusun pedoman penelitian. Promes dan silabus digunakan oleh peneliti sebagai dasar penyusunan RPP serta instrumen soal. Nilai tes awal dan tes akhir akan diolah sebagai hasil penelitian. Foto pelaksanaan pembelajaran digunakan sebagai bukti konkrit pelaksanaan pembelajaran. Pengumpulan berbagai dokumen pada penelitian ini, diharapkan dapat menunjang hasil penelitian. 3.6.4 Soal-Soal Tes Soal yang digunakan pada penelitian ini yakni soal uraian. Soal uraian ini dipilih untuk mengetahui kemampuan siswa dalam kegiatan menulis. Menurut Nurgiyantoro (2013:118), tes uraian tepat menilai proses berpikir yang melibatkan aktivitas kognitif tinggi dan tidak semata-mata hanya mengingat dan memahami fakta atau konsep saja. Pembuatan soal uraian didasarkan pada kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan menjadi indikator soal dalam bentuk kisi-kisi soal. Sebelum menggunakan soal tersebut pada penelitian, dilakukan uji coba soal. Uji coba soal pada penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VB SDN 1 Kracak, Ajibarang, Banyumas yang berjumlah 27 siswa (Daftar nama siswa dapat dibaca pada lampiran 4). Terdapat dua soal uji coba dengan lima aspek penilaian pada masing-
63 masing soal. Kedua soal tersebut memiliki kesetaraan ranah psikomotor. Perbedaan soal terletak pada tema tulisan masing-masing soal. Kisi-kisi soal uji coba dapat dibaca pada lampiran 25, soal uji coba dapat dibaca pada lampiran 26, hasil uji coba soal dapat dibaca pada lampiran 31. Uji coba instrumen dilaksanakan untuk memeroleh instrumen soal yang valid dan reliabel. Selain itu, soal yang digunakan dilakukan analisis tingkat kesulitan dan daya beda soal, sehingga soal dapat dikatakan layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Berikut dijelaskan mengenai hasil pengujian instrumen penelitian. 3.6.4.1 Uji Validitas Instrumen harus memenuhi
syarat
kesahihan (validitas), sehingga
diperlukan uji validitas. Menurut Iskandarwasid dan Sunendar (2011:184) “Instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel-variabel yang diteliti secara tepat.” Oleh karena itu, tujuan uji validitas soal yaitu untuk mengetahui apakah soal benar-benar memberikan informasi mengenai apa yang hendak diukur. Terdapat beberapa jenis validitas. Validitas menurut Sugiyono (2014:172-7) terdiri atas 3 jenis, yaitu validitas konstruk, isi, dan eksternal. Jenis validitas lainnya yaitu validitas logis dan empiris (Sanjaya, 2013:254). Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi validitas logis dan validitas empiris. Pada pengujian validitas logis diperoleh dengan cara judgement ahli yang kompeten (Sanjaya, 2013:254). Ahli yang dipilih untuk menilai soal melakukan validasi dengan mencermati setiap item secara hati-hati, sehingga secara logis
64 dapat ditentukan validitas dari soal tersebut. Pengujian validitas logis ini menggunakan lembar telaah analisis soal. Pengujian validitas logis dilakukan oleh penilai ahli, yaitu Drs. Suwandi, M.Pd., sebagai dosen pembimbing, serta Harsiti, S.Pd. SD., sebagai guru kelas V SDN 1 Karangbawang. Kedua penilai ahli tersebut mencermati soal yang diajukan apakah sesuai dengan kisi-kisi soal maupun lembar telaah soal uraian. Apabila sesuai maka diberikan tanda centang pada kolom ya, apabila tidak sesuai diberikan tanda centang pada kolom tidak. Berdasarkan hasil validitas logis, soal dinyatakan memenuhi syarat soal yang baik dan dapat digunakan sebagai tes awal dan tes akhir penelitian. Hasil uji validitas logis dapat dibaca pada lampiran 27 dan 28. Validitas empiris merupakan validitas yang diperoleh melalui uji coba tes pada sejumlah objek yang memiliki karakteristik yang diasumsikan sama dengan subjek penelitian.
Untuk menguji validitas empiris instrumen tes digunakan
rumus korelasi product moment (Arikunto, 2013:87) yaitu:
r
xy
=
NXY (X )(Y ) ( NX 2 (X ) 2 )( NY 2 (Y ) 2 )
Keterangan: rxy
: koefisien korelasi XY
N
: banyaknya subjek ujicoba
X
: jumlah skor item
Y
: jumlah skor total
X 2 : jumlah kuadrat skor item Y 2 : jumlah kuadrat skor total
65 Hasil rxy dikonsultasikan dengan harga r product moment, dengan taraf signifikasi 5%. Pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan dengan batasan nilai rtabel dengan signifikansi 0,05. Jika koefisien korelasi lebih besar dari batasan yang ditentukan, maka item valid, sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan, maka item tidak valid (Priyatno, 2012: 114). Penghitungan dilakukan dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20 menggunakan menu Analyze – Correlate – Bivariate (Priyatno, 2012: 113). Katagori validitas soal menurut Arikunto (2013:89) dapat dibaca pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Katagori Validitas Soal Interval 0,800-1,000 0,600-0,799 0,400-0,599 0,200-0,399 0,000-0,199
Katagori Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Rendah Sangat Rendah/Tidak Valid
Setelah dilakukan penghitungan dengan bantuan program SPSS versi 20, diperoleh bahwa kedua soal memiliki validitas sangat tinggi. Kedua soal memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari nilai rtabel. Nilai rtabel dengan n = 27 dan taraf signifikasi 0,05 yaitu 0,381 (Sugiyono, 2014: 333). Rekapitulasi hasil uji validitas soal ujicoba dapat dibaca pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal Nomor 1 2
rhitung 0,957 0,961
rtabel 0,381 0,381
Validitas Valid Valid
Katagori Sangat Tinggi Sangat Tinggi
66 Peneliti juga melakukan penghitungan validitas pada setiap aspek soal. Setelah dilakukan penghitungan dengan bantuan SPSS versi 20, peneliti memeroleh hasil yang menunjukkan bahwa seluruh aspek valid karena nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel. Rekapitulasi hasil uji validitas tiap aspek soal dapat dibaca pada tabel 3.4. Penghitungan validitas soal menggunakan SPSS secara lengkap dapat dibaca pada lampiran 29.
Tabel 3.4. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Setiap Aspek Soal dengan Harga rtabel = 0,381; Taraf Signifikansi 0,05; dan n = 27 Nomor Soal 1
2
Aspek
rhitung
Validitas
Kategori
A B C D E A B C D E
0,941 0,965 0,969 0,848 0,730 0,941 0,948 0,964 0,886 0,554
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi
3.6.4.2 Reliabilitas Setelah dilakukan uji validitas, instrumen diuji reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tes dapat dipercaya. Reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability yang berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya (Arikunto, 2013:74). Suatu tes dapat dikatakan mempunyai keakuratan dan tingkat kepercayaan tinggi apabila setelah dilakukan tes berkali-kali hasilnya tetap. Terdapat beberapa rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas soal. Penelitian ini menggunakan
67 instrumen soal uraian, sehingga menggunakan rumus Alpha Cronbach (Nurgiyantoro, 2014: 177), yaitu: k si 2 1 r= 2 k 1 st
Keterangan: r
: reliabilitas instrumen
k
: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑si2
: jumlah varians butir-butir tes
st 2
: varians total Penghitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program SPSS
versi 20 dengan langkah-langkah yaitu Analyze – Scale – Reliability - Alpha (Priyatno, 2012: 184-5). Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno (2012: 98), reliabilitas kurang dari 0,6, kurang baik, sedangkan 0,7, dapat diterima, dan di atas 0,8, adalah baik. Hasil penghitungan reliabilitas soal dapat dibaca pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Reliabilitas Soal Cronbach's Alpha ,912
N of Items 2
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, kedua soal memiliki reliabilitas baik dan dapat diterima karena nilai cronbach alpha-nya yaitu 0,912. Hal ini didasarkan pada pendapat Sekaran yang menyebutkan reliabilitas di atas 0,8 adalah baik. Selain penghitungan tiap soal, peneliti melakukan penghitungan reliabilitas tiap aspek soal. Reliabilitas tiap aspek soal dapat dibaca pada tabel 3.6. Pada tabel 3.6 menunjukkan pada soal nomor 1, kelima aspek soal memiliki nilai cronbach’s
68 alpha sebesar 0,918. Nilai tersebut menunjukkan tiap aspek soal tersebut memiliki reliabilitas baik. Pada setiap aspek soal nomor 2, nilai cronbach’s alpha sebesar 0,897. Nilai tersebut lebih besar dari 0,8 yang menunjukkan bahwa kelima aspek soal, memiliki reliabilitas yang baik.
Tabel 3.6. Reliabilitas Setiap Aspek Soal Nomor Soal 1 2
Cronbach's Alpha ,918 ,897
N of Items 5 5
3.6.4.3 Tingkat Kesulitan Soal Selain uji validitas dan reliabilitas, peneliti juga mengitung tingkat kesulitan soal. Uji tingkat kesulitan soal bertujuan untuk mengetahui seberapa sulit soal dapat dikerjakan oleh siswa. Terdapat beberapa teknik untuk mengukur tingkat kesulitan soal. Untuk mengukur tingkat kesulitan soal uraian digunakan pengukuran indeks tingkat kesulitan dengan rumus yang dikemukakan Noll dkk (1979) dalam Nurgiyantoro (2013:201), yaitu: S S r (2 Nx Skormin ) Indeks Tingkat Kesulitan = t 2 Nx ( Skormaks Skormin )
Keterangan: St
: jumlah skor benar kelompok tinggi
Sr
: jumlah skor benar kelompok rendah
Skormaks
: skor maksimal suatu butir soal
Skormin
: skor minimal suatu butir soal
N
: jumlah subjek kelompok tinggi atau rendah
69 Terdapat tiga katagori tingkat kesulitan soal yaitu sukar, sedang, dan mudah. Ketiga katagori tersebut memiliki interval nilai yang berbeda. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kategori tingkat kesulitan menurut Arikunto (2013:225). Kategori tingkat kesulitan soal tersebut dapat dibaca pada tabel 3.7.
Tabel 3.7. Kategori Indeks Tingkat Kesulitan Soal Derajat Kesulitan 0,00-0,30 0,31-0,70 0,71-1,00
Kategori Sukar Sedang Mudah
Setelah dihitung menggunakan rumus yang telah disebutkan, hasil indeks kesulitan soal nomor 1 yaitu 0,681, dan nilai indeks kesulitan soal nomor 2 yaitu 0,694.Nilai indeks kesulitan kedua soal tersebut menunjukkan soal termasuk kategori sedang karena berada pada interval 0,31-0,70. Selain itu, peneliti menghitung indeks tingkat kesulitan tiap aspek soal yang dapat dibaca pada tabel 3.8.
Tabel 3.8. Rekapitulasi Indeks Tingkat Kesulitan Setiap Apek Soal Nomor Soal 1
2
Aspek
Nilai
Kategori
A B C D E A B C D E
0,699 0,697 0,697 0,656 0,589 0,713 0,716 0,753 0,656 0,482
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang
70 Berdasarkan tabel 3.8. pada nomor soal 1 aspek A bernilai 0,699, aspek B bernilai 0,697, aspek C bernilai 0,697, aspek D bernilai 0,656, dan aspek E bernilai 0,589. Hasil penghitungan tiap aspek soal menunjukkan tiap aspek soal berkatagori sedang karena berada di interval 0,31–0,70. Pada nomor soal 2 aspek A bernilai 0,713, aspek B bernilai 0,716, aspek C bernilai 0,753, aspek D bernilai 0,656, dan aspek E bernilai 0,482. Aspek soal A,B,C berkatagori mudah karena, sedangkan aspek soal D dan E berkatagori sedang. Hasil penghitungan setiap aspek soal secara lengkap dapat dibaca pada lampiran 30. 3.6.4.4 Daya Beda Soal Penelitian ini juga melakukan penghitungan daya beda soal, selain menghitung validitas, reliabilitas, dan tingkat kesulitan soal. Daya beda soal merupakan penghitungan yang dapat menunjukkan apakah soal yang digunakan dapat membedakan siswa yang pandai dan kurang pandai. Soal yang baik yaitu soal yang dapat menunjukkan perbedaan siswa pandai dan kurang pandai. Untuk mengukur daya beda soal esai/uraian digunakan pengukuran indeks daya beda dengan rumus yang dikemukakan Noll dkk (1979) dalam Nurgiyantoro (2013:201):
Indeks Daya Beda =
St Sr N ( Skormaks Skormin )
Keterangan: St
: jumlah skor benar kelompok tinggi
Sr
: jumlah skor benar kelompok rendah
Skormaks
: skor maksimal suatu butir soal
Skormin :
: skor minimal suatu butir soal
71 N
: jumlah subjek kelompok tinggi atau rendah Menurut Nurgiyantoro (2013:197-8), secara teoritis besarnya indeks daya
beda dapat berkisar antara -1,00 - + 1,00, namun indeks yang mendekati bilangan 0 (nol) atau bahkan negatif dinyatakan tidak layak. Selain itu, sebagian ahli menyatakan bahwa sebuah butir soal dapat dinyatakan layak jika paling tidak memiliki indeks sebesar 0,25. Hasil penghitungan daya beda soal nomor 1 yaitu 0,373, sedangkan soal nomor 2 yaitu 0,396. Nilai tersebut menunjukkan soal layak digunakan karena bernilai lebih dari 0,25. Peneliti juga melakukan penghitungan daya beda soal untuk tiap aspek soal pada kedua nomor soal dengan hasil layak digunakan. Hasil penghitungan tingkat kesulitan soal tiap aspek soal dapat dibaca pada tabel 3.9, sedangkan penghitungan secara lengkap dapat dibaca pada lampiran 30.
Tabel 3.9. Rekapitulasi Daya Pembeda Setiap Aspek Soal Nomor Soal 1
2
Aspek
Nilai
Kategori
A B C D E A B C D E
0,309 0,394 0,394 0,406 0,393 0,397 0,356 0,431 0,437 0,321
Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak Layak
Berdasarkan pengujian instrumen soal, pada dasarnya kedua soal memiliki memenuhi keempat kriteria pengujian instrumen soal. Hasil yang diperoleh juga tidak berbeda jauh, namun peneliti memilih soal nomor 1 dengan tema halaman
72 sekolah sebagai soal tes awal dan tes akhir. Pemilihan soal nomor 1 dikarenakan soal memiliki validitas sangat tinggi, reliabilitas yang baik, indeks tingkat kesulitan sedang, dan daya beda soal yang layak. Alasan lainnya yaitu karena tema soal lebih mendukung tujuan penelitian ini. Tema soal yaitu
halaman
sekolah. Di halaman sekolah banyak objek yang diamati, sehingga diharapkan siswa lebih banyak mendeskripsikan hasil pengamatannya. Soal tersebut dapat dibaca pada lampiran 32.
3.7
Teknik Analisis Data Pada setiap penelitian, dilakukan teknik analisis data untuk menganalisis
data hasil penelitian. Teknik analisis data penelitian ini mencakup deskripsi data, uji kesamaan rata-rata, uji prasyarat analisis, dan analisis akhir. Penjelasan teknik analisis yang digunakan yaitu sebagai berikut. 3.7.1
Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan data hasil belajar kelas VA dan VB. Data hasil
belajar tersebut berupa nilai tes awal dan tes akhir yang dijelaskan menggunakan teknik statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2014:199), teknik statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan data terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Berdasarkan pengertian tersebut, pada teknik analisis deskriptif peneliti hanya menggambarkan dan menjelaskan data yang diperoleh. Pada teknik ini, peneliti belum melakukan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
73 dilakukan menggunakan teknik statistik interenfensial. Pada teknik analisis deskriptif ini, peneliti akan mendeskripsikan mengenai pelaksanaan pembelajaran, deskripsi hasil belajar siswa, deskripsi aktivitas belajar siswa, dan deskripsi nilai penerapan model pembelajaran. 3.7.2 Uji Kesamaan Rata-Rata Uji
kesamaaan
rata-rata
digunakan
untuk
mengetahui
kesetaraan
kemampuan awal yang dimiliki siswa. Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan membandingkan rata-rata hasil nilai tes awal menulis laporan pengamatan pada kelas eksperimen (VB) dan kelas kontrol (VA). Jika perbedaan nilai rata-rata kedua kelas terpaut jauh, maka penelitian tidak dapat dilaksanakan karena kedua kelas dianggap tidak setara. Namun, jika rata-rata nilai kedua kelas sama atau tidak terpaut jauh perbedaannya, maka penelitian dapat dilaksanakan pada kedua kelas dengan anggapan kedua kelas memiliki kemampuan awal setara. Pengujian dilakukan secara empiris dan statistik. Pengujian secara empiris dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengujian secara statistik menggunakan one sample t test menggunakan program SPSS 20. Hasil uji kesamaan rata-rata secara empiris dapat dibaca pada tabel 3.10.
Tabel 3.10. Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Secara Empiris Kelas Data Eksperimen Rata-rata nilai tes awal menulis 63,76 laporan pengamatan.
Kelas Kontrol 64,15
Selisih 0,39
74 Berdasarkan tabel 3.10, selisih rata-rata nilai tes awal menulis laporan pengamatan antara kelas ekperimen dan kontrol yaitu 0,39. Nilai rata-rata tes awal hanya terpaut sedikit, artinya kedua kelas tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa secara empiris kemampuan rata-rata siswa di kedua kelas relatif sama. Pengujian kesamaan rata-rata secara statistik menggunakan one sample t test dengan bantuan SPSS 20 yang hasilnya dapat dibaca pada tabel 3.11. Pada pengujian ini diajukan hipotesis, yaitu: Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai tes awal menulis laporan pengamatan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 3.11. Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Secara Statistik Test Value = 63.76 T
Df
Sig. (2tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Kontrol
,313
33
,756
,387
-2,13
Upper 2,90
Kriteria pengujian menurut Sugiyono (2014:237) yaitu jika nilai thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan jika nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak. Nilai ttabel dengan nilai α = 0,05 dan derajat kebebasan 33 yaitu 2,035 (Priyatno, 2012:222). Kemudian nilai
thitung dan ttabel
dibandingkan, sehingga 0,313 ≤ 2,035.
Berdasarkan hasil tersebut, maka Ho diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan signifikan nilai tes awal menulis laporan pengamatan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan dapat
75 dilanjutkan, karena kelas eksperimen dan kelas kontrol diasumsikan memiliki kemampuan awal yang sama. 3.7.3 Uji Prasyarat Analisis Sebelum melaksanakan pengujian hipotesis, sebuah penelitian diharuskan melakukan uji prasyarat analisis. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sifat data penelitian yang nantinya akan berpengaruh dalam teknik analisis data. Pengujian ini dilakukan pada hasil tes awal dan tes akhir. Uji prasyarat analisis yang akan dilakukan terdiri dari Uji normalitas dan homogenitas. Penjelasan mengenai uji normalitas dan homogenitas, yaitu sebagai berikut. 3.7.6.1 Uji Normalitas Sebelum peneliti menetapkan teknik analisis statistik, perlu diketahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Untuk mengetahui kenormalan distribusi data tersebut, digunakan uji normalitas data. Apabila data berdistribusi normal, maka digunakan teknik statistik parametris, sedangkan apabila data berdistribusi tidak normal, maka digunakan teknik statistik non parametris (Sugiyono, 2014: 228). Uji normalitas dilakukan terhadap skor hasil belajar siswa yang dicapai seluruh anggota sampel menggunakan metode Lilliefors. Pada penelitian ini, pengambilan keputusan uji normalitas diambil pada taraf signifikansi 5%. Untuk membantu penghitungan uji normalitas, peneliti menggunakan program SPSS versi 20. Pada hasil uji normalitas, terdapat kolom Kolmogorov-Smirnov dan Shappiro-Wilk yang dilengkapi dengan analisis desktiptif, histogram, dan kurva penyebaran data. Normalitas data dapat dibaca
76 pada kolom Shappiro-Wilk apabila derajat kebebasan kurang dari 50. Apabila derajat kebebasan lebih dari 50, maka nilai normalitas data dapat dibaca pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Ketentuan keputusan didasarkan pada nilai signifikasi. Menurut Besral (2010:29), data berdistribusi normal apabila nilai signifikasi lebih dari atau sama dengan alpha 0,05. Apabila nilai signifikasi kurang dari alpha 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. 3.7.6.2 Uji Homogenitas Apabila data berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka tidak perlu melakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk menyelidiki terpenuhi
tidaknya sifat homogen pada varians antarkelompok. Priyatno
(2012:83) menjelaskan sebelum uji t sampel bebas dilakukan, uji F (uji homogenitas/uji Lavene’s) dilakukan terlebih dahulu. Pengujian homogenitas mempengaruhi penafsiran pada uji-t karena, jika varians sama, maka uji t menggunakan “Equal Variance Assumed” (diasumsikan varians sama). Jika varians berbeda, maka uji-t menggunakan nilai “Equal Variance Not Assumed” (diasumsikan varians berbeda). Pengujian homogenitas data pada penelitian ini menggunakan program SPSS versi 20. Hasil uji homogenitas dapat dibaca pada kolom “Levene's Test for Equality of Variances” yakni pada nilai signifikasi yang diperoleh. Menurut Besral (2010:56-7), kriteria pengujian apabila nilai signifikasi lebih dari nilai alpha 0,05, maka Ho diterima dan apabila signifikasi kurang dari atau sama dengan nilai alpha 0,05, maka Ho ditolak.
77 3.7.7
Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) Analisis akhir merupakan cara untuk melakukan pengujian terhadap
hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Analisis ini akan memberikan jawaban apakah model mind mapping efektif dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan. Berdasarkan analisis yang dilakukan bisa dilihat seberapa besar keefektifan pembelajaran yang terjadi pada kelas eksperimen yang menerapkan model mind mapping. Teknik analisis akhir yang digunakan tergantung sifat data. Apabila data yang dianalisis berdistribusi normal, maka digunakan Uji t. Apabila data yang dianalisis tidak berdistribusi normal, maka digunakan teknik Mann Whitney U Test. Pada pengujian hipotesis pertama, jika data berdistribusi normal, maka menggunakan independent samples t test. Pemilihan pengujian menggunakan independent samples t test karena hipotesis yang diajukan merupakan hipotesis perbedaan. Independent samples t test dapat menguji signifikasi beda nilai ratarata antara dua kelompok bebas. Menurut Priyatno (2012:84), jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima sedangkan, jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka Ho ditolak. Pengujian ini dibantu program SPSS versi 20. Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan pengujian empiris dan statistik. Pengujian secara empiris dilakukan dengan membandingkan nilai siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada saat sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan. Nilai sebelum perlakuan merupakan nilai tes awal. Nilai sesudah perlakuan merupakan nilai tes akhir. Menurut Sugiyono (2014:118), pengujian empiris menggunakan rumus: (O2 - O1) – (O4 – O3)
78 Keterangan: O1 : keadaan awal kelas eksperimen O3 : keadaan awal kelas kontrol O2 : hasil penilaian kelas eksperimen setelah mendapatkan perlakuan O4 : hasil penilaian kelas kontrol tanpa perlakuan Selain secara empiris, pengujian dilakukan dengan statistik. Pengujian secara statistik menggunakan one sample t test, uji pihak kanan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS versi 20 untuk melakukan one sample t test. Apabila hasil output telah keluar, peneliti membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel (Sugiyono, 2014:56). Selain itu, peneliti juga melihat hasil nilai signifikasi. Kriteria pengujian menurut Sugiyono (2014:237) yaitu jika nilai thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan jika nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak. Untuk kedua hipotesis yang diajukan, apabila data berdistribusi tidak normal, maka digunakan teknik Mann Whitney U Test. Pengujian ini menggunakan program SPSS versi 20. Langkah-langkah yang digunakan pada pengujian tersebut yaitu Analyze – Nonparametrics Tests – Legacy Dialogs - 2 Independent Samples (Priyatno, 2012: 199). Untuk mengetahui apakah H0 diterima atau ditolak yaitu dengan melihat nilai signifikasi pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed). Menurut Priyatno (2012:202), apabila nilai signifikasi kurang dari 0,05, maka H0 ditolak, sedangkan apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka H0 diterima.
BAB 5 PENUTUP Pada bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan merupakan jawaban dari hipotesis, berdasarkan analisis data hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Selain simpulan, terdapat saran. Saran dalam penelitian ini berupa saran bagi guru, siswa, sekolah, dan peneliti lanjutan.
5.1 Simpulan Penelitian mengenai keefektifan model mind mapping dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan, dilaksanakan pada siswa kelas VA dan VB SDN 1 Karangbawang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Jumlah sampel yang digunakan yaitu 68 siswa dengan 34 siswa kelas VA dan 34 siswa kelas VB. Kelas VB dijadikan sebagi kelas eksperimen yang menerapkan model mind mapping. Sebagai pembanding, kelas VA dijadikan sebagai kelas kontrol yang menerapkan model konvensional. Penelitian ini difokuskan pada nilai hasil belajar psikomotor. Pada kedua kelas diberikan tes awal dan akhir yang nilainya diolah sebagai hasil penelitian yang menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran menulis
laporan pengamatan
antara
yang memeroleh
pembelajaran model mind mapping dan yang memeroleh pembelajaran model konvensional. Perbedaan nilai tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 81,29 sedangkan kelas kontrol yaitu 74,94. Selain itu, perbedaan nilai ini, ditunjukkan dengan ditolaknya Ho pada hipotesis pertama 107
108 yang didasarkan pada penghitungan secara statistik. Penghitungan secara statistik menunjukkan nilai thitung > ttabel yaitu 3,652 > 1,997. (2) Hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan yang memeroleh pembelajaran model mind mapping lebih baik daripada yang memeroleh pembelajaran model konvensional. Hal ini ditunjukkan secara empiris dengan nilai keefektifan sebesar 6,74. Secara statistik ditunjukkan dengan nilai thitung lebih besar dari ttabel (5,829 > 2,035). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan yang signifikan. Selain itu, hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar daripada hasil belajar siswa kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran mind mapping lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan.
5.2 Saran Pada bagian ini, peneliti memberikan beberapa saran sehubungan dengan penerapan model
mind mapping
dalam
pembelajaran menulis
laporan
pengamatan. Saran tersebut diharapkan mampu memberikan manfaat dalam pelaksanaan model mind mapping. Saran yang diberikan ditujukan bagi beberapa pihak, antara lain guru, sekolah, dan peneliti lanjutan. Guru hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran selain model konvensional dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Model yang dapat digunakan yaitu model mind mapping. Model tersebut secara khusus dapat
109 diterapkan pada materi menulis laporan pengamatan. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan model mind mapping efektif digunakan dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan. Model mind mapping dapat mempermudah siswa dalam mencatat apa yang diamati. Model mind mapping dapat merangsang kreativitas siswa dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hendaknya menjelaskan secara lebih rinci mengenai langkahlangkah pembuatan dan pelaksanaan model mind mapping. Guru juga harus lebih bisa menjaga ketertiban siswa dalam pembelajaran agar hasil belajar yang diperoleh lebih optimal. Setelah mengetahui keefektifan model mind mapping, pihak sekolah diharapkan
dapat
memberikan
kebijakan
yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran dengan model mind mapping. Kebijakan tersebut antara lain yaitu memberikan kesempatan penerapan model pembelajaran mind mapping pada mata pelajaran lain. Pihak sekolah juga diharapkan memberikan kesempatan pada guru untuk melakukan penelitian serupa. Selain itu, pihak sekolah diharapkan dapat memberikan fasilitas dan kelengkapan yang mendukung penerapan model mind mapping, sehingga pembelajaran berjalan lebih lancar. Hal ini akan meningkatkan inovasi dan kreativitas guru dalam pembelajaran, sehingga diharapkan kinerja dan kualitas pembelajaran di sekolah meningkat. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian yang sama, disarankan untuk memperhatikan kelemahan model mind mapping. Kelemahan model ini antara lain masih adanya siswa yang berebut pensil warna sehingga membuat sedikit kegaduhan. Oleh karena itu, lebih baik sebelum pelaksanaan model, pembelajaran, siswa telah disuruh untuk mempersiapkan pensil warna
110 sendiri. Peneliti lanjutan juga perlu mengoordinasi dengan lebih baik saat siswa membuat laporan pengamatan di luar ruangan. Hal ini dikarenakan saat siswa berada di luar ruangan, mereka cenderung susah untuk diatur. Agar hasil penelitian lebih baik, peneliti lanjutan perlu memahami lebih dalam mengenai model pembelajaran mind mapping. Peneliti lanjutan perlu memperhatikan langkah-langkah pembelajaran dan pembuatan mind mapping agar pembelajaran dapat lebih lancar.
111
DAFTAR PUSTAKA Amri, Sofan. 2013. Pengembangan &Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakarya Apriyanto, Dwi, J.I.S Poerwanti, dan M.G. Dwijiastuti. 2015. Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi. Jurnal Didaktika Dwija Indria (Solo). Volume 1 Nomor 3, 2015. Tersedia di http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/4186/2952. [20 Mei 2015]. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. -----. 2013. Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Asih, Nunik Sari, Kartono, dan Hartono. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Metode Mind Mapping. Jurnal Didaktika Dwija Indria (Solo). Volume 1 Nomor 3, 2013. Tersedia di http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/1886/1410. [20 Mei 2015]. Besral. 2010. Pengolahan dan Analisa Data-1 Menggunakan SPSS. Jakarta: FKM UI. Buzan, Toni. 2013. Buku Pintar Mind Map. Diterjemahkan oleh Susi Purwoko 2006. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. DePorter, Booby dan Mike Hernacki. 2013. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik Panduan bagi Orang Tua dan Guru dalam Memamhami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung: Rosdakarya. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Doyin, Mukh dan Wagiran. 2009. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Ginting, Monto Kannegi Br. 2013. Efektivitas Model Mind Map dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Artikel Oleh Siswa Kelas XI SMA Wasta Rakyat Sei Gelugur Tahun Pembelajaran 2012/2013. Jurnal Basastra Vol 2, No 4 (2013). Tersedia di
112 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/basastra/issue/view/198. Januari 2015].
[29
Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rosdakarya. Himawan, Ridho, Kartono, dan Karsono. 2015. Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi. Jurnal Didaktika Dwija Indria (Solo). Volume 3 Nomor 1, 2015. Tersedia di http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/4052. [20 Mei 2015]. Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Kosasih, E. 2014. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Yrama Widya. Kusmintayu, Norma, Sarwiji Suwandi, dan Atikah Anindyarini. 2012. Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya. Volume 1 Nomor 1, Desember 2012, ISSN I2302-6405. Tersedia di http://eprints.uns.ac.id/view/year/2012.html. [8 Maret 2015]. Mariyani, N. W, A.A.I.N Marhaeni, M. Sutama. 2013. Pengaruh Implementasi Strategi Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Menulis Kreatif ditinjau dari Kreativitas Siswa. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar Volume 3 Tahun 2013. Tersedia di http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_pendas/article/download/603/389. [8 Maret 2015]. Murni, Sri dan Ambar Widianingsih. 2008. Bahasa Indonesia 5; untuk Sekolah Dasar & Madrasah Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: PT. BPFE-YOGYAKARTA. Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: Penerbit Andi. Puspita, Ayunda Riska, Heri Suwignyo, dan Karkono. 2013. Keefektifan Penggunaan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Bertolak dari Peristiwa yang Pernah Dialami Siswa Kelas I SMP Negeri 18 Malang. JPBSI Online, Volume 1, Nomor 1, April 2013 hal 23-32.
113 Tersedia di http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/search/by month.2013.html. [8 Maret 2015]. Riduwan. 2013. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press. Riswanto, Pebri Prandika Putra. 2012. The Use of Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing at SMAN 3 Bengkulu, Indonesia. International Journal of Humanities and Social Science Vol. 2 No. 21; November 2012 Tersedia di http://www.ijhssnet.com/journals/Vol_2_No_21_November_2012/8. [20 Januari 2015]. Saed, Hadeel Ali dan Hamzeh Ali AL-Omari. 2014. The Effectiveness of a Proposed Program Based on a Mind Mapping Strategy in Developing the Writing Achievement of Eleventh Grade EFL Students in Jordan and Their Attitudes Towards Writing. Journal of Education and Practice ISSN 22221735 (Paper) ISSN 2222-288X (Online) Vol.5, No.18, 2014 page 88-109. Tersedia di http://www.iiste.org/tag/journal-of-education-and-practice/. [26 Februari 2015]. Sadirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta: Kencana Prenada Group. Silberman, Melvin L. 2014. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Diterjemahkan oleh Raisul Muttaqien, dkk. 2009. Bandung: Nusa Cendekia. Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. -----. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: CV. Alfabeta. Suparmi. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Melalui Teknik Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping) Siwa Kelas V SDN Balarejo 01 Balarejo, Madiun. NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013,
114 hal 763-771. Tersedia di http://www.pbindoppsunisma.com/journal/nosivolume-1-nomor-6-agustus-2013-2/. [20 Januari 2015]. Suparno dan Mohamad Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Paikem.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Learning
Teori
dan
Aplikasi
Surono.2004. Bahasa Indonesia Keterampilan Dasar untuk Mengungkapkan Gagaan secara Tertulis. Semarang: Fasindo. Sutomo. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Suyatno, H. dkk. 2008. Indahnya Sastra dan Bahasa Indonesia untuk: SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Suyono dan Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Swadarma, Doni. 2013. Penerapan Pembelajaran. Jakarta: Gramedia.
Mind
Mapping
dalam
Kurikulum
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Tim Redaksi Nuansa Aulia. 2010.Himpunan Perundang-undangan RI tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 beserta Penjelasannya.. Bandung: Nuansa Aulia. Warsidi, Edi dan Farika. 2008. Bahasa Indonsia Membuatku Cerdas 5: untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Windura, Susanto. 2013. 1st Mind Map Teknik Berpikir & Belajar sesuai Cara Kerja Alami Otak. Jakarta: PT Gramedia. Zulela. 2013. Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sasttra di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
LAMPIRAN
116 Lampiran 1 Pedoman Penelitian No 1.
2. 3.
Kriteria Lokasi Penelitian a. Nama Sekolah b. Alamat
c.Kelas Kemampuan Awal
4. 5.
Subjek Penelitian a. Populasi b. Sampel Mata Pelajaran Materi
6.
Perlakuan
7.
Instrumen Penelitian a. Bentuk Soal b. Banyak Soal Uji Coba Instrumen a. Lokasi Uji Coba b. Peserta Uji Coba c. Waktu Uji Coba Rencana Pelaksanaan Penelitian a. Pertemuan I 1) Materi 2) Hari/Tanggal 3) Waktu 4) RPP b. Pertemuan II 1) Materi 2) Hari/Tanggal 3) Waktu 4) RPP
8.
9.
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
SDN 1 Karangbawang Jalan Raya Ajibarang – Wangon Km 3, Ajibarang, Banyumas VB Rata-rata nilai UAS semester 1 = 79,50
SDN 1 Karangbawang Jalan Raya Ajibarang – Wangon Km 3, Ajibarang, Banyumas VA Rata-rata nilai UAS semester 1 = 78,63
42 siswa 34 siswa Bahasa Indonesia Menulis Laporan Pengamatan Model Mind Mapping
41 siswa 34 siswa Bahasa Indonesia Menulis Laporan Pengamatan Model pembelajaran konvensional
Uraian 1 soal
Uraian 1 soal
SDN 1 Kracak Siswa kelas V berjumlah 27 siswa Maret 2014
Laporan Pengamatan Selasa, 24 Maret 2014 2 jp Terlampir
Laporan Pengamatan Rabu 25 Maret 2014 2 jp Terlampir
Laporan Pengamatan Jum’at 27 Maret 2014 3 jp Terlampir
Laporan Pengamatan Sabtu, 28 Maret 2014 3 jp Terlampir
117 Lampiran 2
DAFTAR NAMA POPULASI KEL AS VA SDN 1 KARANGBAWANG Kelas Kontrol No Nama No Nama 1 Darmanto 22 Gigih Prasetyo 2 Fathur Nur Hidayat 23 Hikmah Setyawati 3 Kefin 24 Ibnu Romadhon 4 Ahmad Fatoni 25 Ika Rismawati 5 Lusi Andriyani 26 Juni Asmoro 6 Eti Febriani 27 Khanivia Yuniska Putri 7 Oki Setiawan 28 Lufitasari 8 Teguh Waluyo 29 Luki Tri Cahyati 9 Yulianti 30 Maulidya Wulandari 10 Osi Saputra 31 Miranda Setyaningsih 11 Adi Romadon 32 Nur Aisyah 12 Akbarian 33 Nesa Yulita 13 Adelia Rahmadani 34 Reffi Mariska 14 Afrizal Heri Pratama 35 Renanda Agung Nugroho 15 Amir Zaki Afiffudin 36 Rivalda Retno Wardani 16 Anisa Utami 37 Seta Apriyanti 17 Davi Rizky Pratama 38 Supriyatin 18 Deni Adi Saputra 39 Yola Uswatun Khasanah 19 Dian Afriyani 40 Salsabila Putri Sofyani 20 Elma Dwi Rahmawati 41 Uswatun Khasanah 21 Fenny Dwi Veliana
118 Lampiran 3
DAFTAR NAMA POPULASI KELAS VB SDN 1 KARANGBAWANG Kelas Eksperimen No Nama No Nama 1 Juniatun 22 Fifin Pratamasari 2 Rendi Aprilianto 23 Ike Febriyani 3 Wahyu Ramanto 24 Kukuh Widiyanto 4 Gangsar Saputa 25 Laili Nur Azizah 5 Efit Munandar 26 Lia Septiani 6 Romi Aziz 27 Latika Dwi A 7 Seni Lestari 28 Meli Gustiningsih 8 Lutfi Al farizi 29 Maylani Wulandari 9 Rohman 30 Mutia Dwi Anggi 10 Teguh Waluyo 31 Nurjanah 11 Tri Yuliana 32 Ovaliyanti 12 Falinda 33 Rakha fairus 13 Riyanto 34 Rina Safitri 14 Belia Oktaviani 35 Rizki Al Umairoh 15 Danu prayoga 36 Subhan Andis 16 Dava Rizi P 37 Usna Apriani 17 Dia Laura Permalu 38 Yuana Premasiwi 18 Dion Afandi 39 Triyanto 19 Dita Wulandari 40 Zaki Angga 20 Faizal Ari M 41 Muhimah Azifa 21 Fatima Nurul H 42 Yola Meyningsih
119 Lampiran 4
DAFTAR NAMA SISWA UJICOBA KELAS VB SDN 1 KRACAK No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
NIS 4383 4430 4431 4481 4494 4495 4496 4497 4499 4500 4501 4503 4504 4505 4508 4509 4511 4512 4513 4515 4516 4517 4519 4523 4601 4602 4646
Nama Nisful Laily Erdianto Maulana Nur Fahmi Yanuar Febrianto Anisa Jum’ah Akbar Widi Saputro Adelia Monica Wahyudi Anjumi Zuhriyah Aditya Andreawan Anggun Maelani Putri Ari Susilowati Bagus Dwi Priyandita Dini Wahyu Nur Arisanti Dia Sabila Dimas Bayu Pamungkas Dwi Ariyanto Fina Puji Lestari Fahmi Nurkhafi Nur Saputra Galuh Rangga Priatin Helen Monica Umahati Ibnu Hasan Mubarok Ika Indriyani Jansica Marsica Pria Ruki Semanto Astri Nur Faizah Feri Ardiansyah
Jenis Kelamin P L L L P L P P L P P L P P L L P L L L P L P P L P L
120 Lampiran 5
DAFTAR NAMA SAMPEL KEL AS VA SDN 1 KARANGBAWANG Kelas Kontrol No Nama Ket. No Nama Ket. L P 1 Fathur Nur Hidayat 19 Ika Rismawati L L 2 Oki Setiawan 20 Juni Asmoro L Khanivia Yuniska P 3 Teguh Waluyo 21 Putri P 4 Yulianti P 22 Lufitasari L 5 Osi Saputra P 23 Luki Tri Cahyati L 6 Adi Romadon P 24 Maulidya Wulandari L 7 Akbarian P 25 Miranda Setyaningsih P 8 Adelia Rahmadani P 26 NurAisyah L 9 Afrizal Heri Pratama P 27 Nesa Yulita L 10 Amir Zaki Afiffudin P 28 Reffi Mariska P 11 Anisa Utami Rivalda Retno P L 12 Deni Adi Saputra 29 Wardani P 13 Dian Afriyani P 30 Seta Apriyanti P 14 Elma Dwi Rahmawati P 31 Supriyatin Fenny Dwi P 15 Yola Uswatun P Rahmawati 32 Khasanah L 16 Gigih Prasetyo Salsabila Putri P P 17 Hikmah Setyawati 33 Sofyani L 18 Ibnu Romadhon P 34 Uswatun Khasanah
121 Lampiran 6
DAFTAR NAMA SAMPEL KELAS VB SDN 1 KARANGBAWNAG Kelas Eksperimen No Nama Ket. No Nama Ket. 1
Rendi Aprilianto
L
18
Kukuh Widiyanto
L
2
Efit Munandar
L
19
Lia Septiani
P
3
Romi Aziz
L
20
Latika Dwi A
P
4
Seni Lestari
P
21
Meli Gustiningsih
P
5
Lutfi Al farizi
L
22
Maylani Wulandari
P
6
Rohman
L
23
Nurjanah
P
7
Teguh Waluyo
L
24
Ovaliyanti
P
8
Tri Yuliana
P
25
Rakha fairus
L
9
Riyanto
L
26
Rina Safitri
P
10
Belia Oktaviani
P
27
Rizki Al Umairoh
P
11
Danu prayoga
L
28
Subhan Andis
L
12
Dava Rizi P
L
29
Usna Apriani
P
13
Dia Laura Permalu
P
30
Yuana Premasiwi
P
14
Dita Wulandari
P
31
Triyanto
L
15
Fatima Nurul H
P
32
Zaki Angga
L
16
Fifin Pratamasari
P
33
Muhimah Azifa
P
17
Ike Febriyani
P
34
Yola Meyningsih
P
122 Lampiran 7 PEDOMAN WAWANCARA TIDAK TERSTRUKTUR Hari, tanggal : Rabu, 7 Januari 2015 Narasumber
: Guru Kelas V SDN 1 Karangbawang
Tempat
: SDN 1 Karangbawang
Daftar Pertanyaan: 1. Sudah berapa lama bapak/ibu mengajar di SD? 2. Apa pendidikan terakhir yang bapak/ibu tempuh? 3. Berapa jumlah siswa kelas V di sekolah bapak/ibu? 4. Apa saja kendala yang bapak/ibu temui pada saat pembelajaran bahasa Indenesia ? 5. Berapa batas KKM untuk mata pelajaran bahasa Indoesia di sekolah bapak/ibu? 6. Bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia yang berlangsung di kelas yang bapak/ibu ampu? 7. Apa saja model pembelajaran yang pernah bapak/ibu lakukan dalam pembelajaran menulis? 8. Bagaimana karakteristik siswa yang bapak/ibu ajar? 9. Bagaimana keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia?
123 Lampiran 8 DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS KONTROL KRITERIA NO Nama SKOR NILAI A B C D E 1 Fathur Nur Hidayat 17 11 13 8 4 53 53 2 Oki Setiawan 17 13 20 9 5 64 64 3 Teguh Waluyo 20 13 15 10 5 63 63 4 Yulianti 18 13 18 9 5 63 63 5 osi Saputra 18 13 16 9 5 61 61 6 Adi Romadon 18 11 19 9 5 62 62 7 Akbarian 18 11 17 9 5 60 60 8 Adelia Rahmadani 19 13 20 10 7 69 69 9 Afrizal Heri Pratama 16 10 11 7 4 48 48 10 Amir Zaki Afiffudin 18 13 17 10 5 63 63 11 Anisa Utami 24 13 18 9 5 69 69 12 Deni Adi Saputra 17 13 18 9 5 62 62 13 Dian Afriyani 22 13 22 10 7 74 74 14 Elma Dwi Rahmawati 20 13 20 10 6 69 69 15 Fenny Dwi Rahmawati 18 13 18 9 6 64 64 16 Gigih Prasetyo 15 10 11 8 5 49 49 17 Hikmah Setyawati 16 10 15 8 5 54 54 18 Ibnu Romadhon 25 10 19 11 5 70 70 19 Ika Rismawati 25 13 18 11 6 73 73 20 Juni Asmoro 26 13 18 10 5 72 72 Khanivia Yuniska 21 Putri 16 10 19 9 7 61 61 22 Lufitasari 19 13 19 9 5 65 65 23 Luki Tri Cahyati 22 13 19 9 6 69 69 24 Maulidya Wulandari 16 13 18 9 6 62 62 25 Miranda Setyaningsih 16 13 18 10 5 62 62 26 NurAisyah 17 13 17 10 5 62 62 27 Nesa Yulita 25 13 23 11 8 80 80 28 Reffi Mariska 24 13 23 11 8 79 79 Rivalda Retno 29 Wardani 18 10 18 8 5 59 59 30 Seta Apriyanti 18 10 17 9 5 59 59 31 Supriyatin 17 12 18 9 5 61 61 32 Yola Uswatun K. 16 13 20 10 6 65 65 33 Salsabila Putri Sofyani 19 13 20 10 8 70 70 34 Uswatun Khasanah 18 13 20 9 5 65 65
124 Lampiran 9 DAFTAR NILAI TES AWAL KELAS EKSPERIMEN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Rendi Aprilianto Efit Munandar Romi Aziz Seni Lestari Lutfi Al farizi Rohman Teguh Waluyo Tri Yuliana Riyanto Belia Oktaviani Danu prayoga Dava Rizi P Dia Laura P. Dita Wulandari Fatima Nurul H Fifin Pratamasari Ike Febriyani Kukuh Widiyanto Lia Septiani Latika Dwi A Meli Gustiningsih Maylani Wulandari Nurjanah Ovaliyanti Rakha fairus Rina Safitri Rizki Al Umairoh Subhan Andis Usna Apriani Yuana Premasiwi Triyanto Zaki Angga Muhimah Azifa Yola Meyningsih
A 20 23 17 16 17 18 16 19 14 16 17 16 27 17 21 17 19 17 16 21 21 20 25 24 19 23 19 12 16 27 18 23 18 16
KRITERIA B C D 10 17 9 12 18 9 12 14 10 12 19 11 13 13 7 12 18 8 10 16 10 12 19 9 12 16 9 13 20 9 13 11 9 13 18 10 13 17 11 10 17 9 13 19 9 13 17 10 10 21 11 13 13 10 13 14 9 13 17 10 13 19 10 13 20 11 13 20 11 13 20 11 12 17 10 12 18 11 13 17 11 12 15 8 11 18 10 13 23 10 13 14 8 13 18 10 13 20 10 13 18 11
E 5 6 5 5 4 5 4 6 5 5 4 6 5 6 5 6 6 5 5 5 5 8 5 8 5 5 5 5 6 8 4 5 5 5
SKOR
NILAI
61 68 58 63 54 61 56 65 56 63 54 63 73 59 67 63 67 58 57 66 68 72 74 76 63 69 65 52 61 81 57 69 66 63
61 68 58 63 54 61 56 65 56 63 54 63 73 59 67 63 67 58 57 66 68 72 74 76 63 69 65 52 61 81 57 69 66 63
125 Lampiran 10 DAFTAR NILAI TES AKHIR KELAS KONTROL NO
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Fathur Nur Hidayat Oki Setiawan Teguh Waluyo Yulianti Osi Saputra Adi Romadon Akbarian Adelia Rahmadani Afrizal Heri Pratama Amir Zaki Afiffudin Anisa Utami Deni Adi Saputra Dian Afriyani Elma Dwi Rahmawati Fenny Dwi Rahmawati Gigih Prasetyo Hikmah Setyawati Ibnu Romadhon Ika Rismawati Juni Asmoro Khanivia Yuniska Putri Lufitasari Luki Tri Cahyati Maulidya Wulandari Miranda Setyaningsih NurAisyah Nesa Yulita Reffi Mariska Rivalda Retno Wardani seta Apriyanti Supriyatin Yola Uswatun K. Salsabila Putri Sofyani Uswatun Khasanah
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
A 17 16 20 26 22 16 16 26 26 16 16 16 26 25 21 20 26 16 26 26
KRITERIA B C 15 15 17 21 13 15 15 18 16 18 13 20 17 17 16 23 13 19 15 20 17 20 13 21 18 22 16 21 14 21 15 18 17 21 18 18 17 24 17 20
D 9 11 10 11 11 11 11 11 11 11 11 11 12 11 11 10 12 11 11 12
E 5 9 5 5 5 5 5 5 5 5 7 7 8 7 6 6 4 5 6 7
25 20 23 25 26 25 26 26
17 11 13 16 17 14 17 18
22 16 20 21 21 21 24 25
11 11 11 12 12 11 11 12
22 16 26 26 23 24
14 14 17 17 14 13
20 16 22 20 21 21
11 10 12 12 12 11
SKOR NILAI 61 74 63 75 72 65 66 81 78 67 71 68 86 80 73 69 80 68 84 82
61 74 63 75 72 65 66 81 78 67 71 68 86 80 73 69 80 68 84 82
8 6 8 5 5 5 9 9
83 64 75 79 81 76 87 90
83 64 75 79 81 76 87 90
6 5 9 5 4 8
73 61 86 80 74 77
73 61 86 80 74 77
126 Lampiran 11 DAFTAR NILAI TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama Rendi Aprilianto Efit Munandar Romi Aziz Seni Lestari Lutfi Al farizi Rohman Teguh Waluyo Tri Yuliana Riyanto Belia Oktaviani Danu prayoga Dava Rizki P Dia Laura P. Dita Wulandari Fatima Nurul H Fifin Pratamasari Ike Febriyani Kukuh Widiyanto Lia Septiani Latika Dwi A Meli Gustiningsih Maylani Wulandari Nurjanah Ovaliyanti Rakha fairus Rina Safitri Rizki Al Umairoh Subhan Andis Usna Apriani Yuana Premasiwi Triyanto Zaki Angga Muhimah Azifa Yola Meyningsih
A 25 25 24 26 22 26 25 26 26 25 23 28 28 26 26 27 26 26 24 26 28 16 27 26 24 26 26 24 27 27 23 24 26 26
KRITERIA B C D 17 19 11 13 19 11 13 19 11 16 22 12 15 17 11 16 21 11 15 18 11 16 23 12 17 20 11 16 20 12 15 15 10 18 22 14 18 20 13 18 21 12 17 23 12 18 23 10 17 20 12 17 20 11 16 21 11 17 22 12 18 24 13 18 24 14 18 22 13 18 24 13 16 19 11 17 21 11 17 21 11 14 17 11 18 23 12 18 24 13 14 17 10 17 21 12 17 22 12 17 23 12
E 5 5 8 9 5 6 5 9 5 9 5 9 6 6 8 9 8 7 7 7 7 9 8 8 5 7 6 5 5 9 5 9 9 7
SKOR
NILAI
77 73 75 85 70 80 74 86 79 82 68 91 85 83 86 87 83 81 79 84 90 81 88 89 75 82 81 71 85 91 69 83 86 85
77 73 75 85 70 80 74 86 79 82 68 91 85 83 86 87 83 81 79 84 90 81 88 89 75 82 81 71 85 91 69 83 86 85
Lampiran 12 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : V (Lima) / 2 (dua) Standar Kompetensi : 8.Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas MENULIS Januari Pebruari Maret April Mei Juni Materi Kompetensi Dasar Indikator AW Pokok 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 8.1 Meringkas isi Memahami langkahMembuat 5 JP x buku yang langkah dalam ringkasan dipilih sendiri kegiatar meringkas buku dengan Membaca saksama memperhatikan bacaan yang akan penggunaan diringkas ejaan Meringkas bacaan atau buku 8.2 Menulis Menyusun laporan Menyusun 5 JP x laporan peristiwa laporan pengamatan atau Menyampaikan kunjungan laporan secara lisan berdasarkan Memperbaiki tulisan tahapan (catatan, laporan konsep awal, perbaikan, final) dengan
127
Kompetensi Dasar memperhatikan pengguna-an ejaan 8.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
Indikator
Membaca contoh puisi Menulis puisi
Materi Pokok
Teks puisi bebas Langkahlangkah menulis puisi
Uji Kompetensi Remedial Pengayaan Uji Kompetensi Akhir
AW
Januari Pebruari Maret April Mei Juni 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
5 JP
x
2 JP 2 JP 2 JP 2 JP
x x x x
Lampiran 13 SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran
: SD Negeri 1 Karangbawang : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: V/II 128
Standar Kompetensi : Menulis 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas KOMPETENSI MATERI KEGIATAN INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI SUMBER DASAR POKOK PEMBELAJARAN WAKTU BELAJAR 8.2 Menulis 1. Mendiskusikan contoh 8.2.1 Menulis Teknik Tes 5 jp x 35 Buku Bahasa laporan Sistematika catatan pengamatan, laporan dan tertulis menit Indonesia 5 pengamatan atau laporan kerangka laporan, dan pengembangannya SD/ kunjungan pegamatan laporan kegiatan (laporan) sebagai MI,Suyatno, berdasarkan 2. Menulis kerangka konsep awal. H. dkk. 2008. tahapan (catatan, laporan dan 8.2.2 Memperbaiki Hal. 113-6 konsep awal, pengembangannya tulisan berdasarkan Warsidi, Edi perbaikan, final) (laporan), masukan dari dan Farika. dengan 3. Saling menukar tulisan teman/guru menjadi 2008. Bahasa memperhatikan 4. Mengedit pekerjaan laporan yang baik Indonsia penggunaan ejaan teman Membuatku 5. Memperbaiki tulisan Cerdas 5: berdasarkan masukan untuk Kelas V dari teman SD/MI. Hal 17
129
130 Lampiran 14
Jadwal Pelajaran Kelas VA
Jam Waktu Ke1 07.00 – 07.35 2 07.35 – 08.10 3 08.10 – 08.45 08.45 – 09.00 4 09.00 – 09.35 5 09.35 – 10.10 10.10 – 10.25 6 10.25 – 11.00 7 11.00 – 11.35
Senin
SDN 1 Karangbawang Tahun Pelajaran 2014/205 Semester II Selasa Rabu Kamis
Upacara PAI IPA
PAI
IPA
PAI
Jum’at Sabtu
Bahasa Matematika PJOK Indonesia Bahasa Matematika PJOK Indonesia SBK Matematika PJOK
Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
Istirahat PKn
Matematika SBK
IPS
PJOK
IPA
PKn
Matematika SBK
IPS
-
IPA
IPS
-
-
SBK
-
-
Istirahat Bahasa Jawa Bahasa Jawa
Budaya Banyumas Budaya Banyumas
Bahasa Inggris Bahasa Inggris
Karangbawang, 5 Januari 2015
131 Lampiran 15
Jadwal Pelajaran Kelas VB
Jam Ke1 2 3
4 5
6 7
SDN 1 Karangbawang Tahun Pelajaran 2014/205 Semester II Selasa Rabu Kamis
Waktu
Senin
07.00 – 07.35 07.35 – 08.10 08.10 – 08.45 08.45 – 09.00 09.00 – 09.35 09.35 – 10.10 10.10 – 10.25 10.25 – 11.00 11.00 – 11.35
Upacara
Bahasa PJOK Indonesia Matematika Bahasa PJOK Indonesia Matematika SBK IPA
IPS IPS IPS
Jum’at
Sabtu
Bahasa Matematika Indonesia Bahasa Matematika Indonesia Bahasa Matematika Indonesia
Istirahat IPA
SBK
IPA
PKn
SBK
IPA
PAI
Bahasa PKn Jawa Istirahat
PJOK
PAI
PJOK
PAI
Bahasa Bahasa Jawa Inggris Bahasa Inggris
-
Budaya Banyumas Budaya Banyumas
-
Karangbawang, 5 Januari 2015
132 Lampiran 16 DESKRIPTOR PEDOMAN PENGAMATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
A. Kesiapan siswa dalam pembelajaran Untuk menilai butir ini, perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut: 1. Siswa hadir tepat waktu 2. Siswa menyiapkan peralatan tulis, seperti buku, pulpen, pensil, penghapus, dan lain-lain. 3. Siswa melaksanakan budaya 3 S (Salam, Senyum, Sapa) 4. Siswa memberikan tanggapan saat apersepsi dengan semangat Skor Penilaian 1 2 3 4
Keterangan Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
B. Keberanian siswa selama proses pembelajaran. Untuk menilai butir ini, perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut: 1. Siswa berani mengajukan pertanyan selama pembelajaran. 2. Siswa berani memberikan jawaban selama pembelajaran. 3. Siswa berani mengungkapkan pendapat selama pembelajaran. 4. Siswa berani memberi tanggapan dari penjelasan guru atas inisiatif sendiri. Skor Penilaian 1 2 3 4
Keterangan Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
C. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok Untuk menilai butir ini, perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut: 1. Siswa aktif memberi tanggapan dalam diskusi kelompok. 2. Siswa aktif mencari informasi dari sumber belajar yang ada.
133 3. Siswa mau mendengarkan dan menerima pendapat anggota lain. 4. Siswa aktif bertanya kepada teman sekelompoknya mengenai hal-hal yang belum jelas.
Skor Penilaian 1 2 3 4
Keterangan Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
D. Ketekunan dan kesungguhan selama pembelajaran Untuk menilai butir ini, perlu diperhatikan deskriptor sebagai berikut: 1. Siswa mendengarkan dengan sungguh-sungguh selama pembelajaran 2. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan cermat 3. Siswa menyelesaikan tugas dengan tepat waktu 4. Siswa mengikuti seluruh tahapan pembelajaran sesuai instruksi guru Skor Penilaian 1 2 3 4
Keterangan Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
134 Lampiran 17
LEMBAR PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA Sekolah Kelas Materi Pertemuan
: SDN 1 Karangbawang : Kontrol : Laporan Pengamatan : I (25 Maret 2015)
Petunjuk! Setelah membaca dan memeriksa aspek penilaian aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, berilah skor sesuai dengan deskriptor yang tampak pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan. Skor Kriteria Total No Nama A B C D skor 1. Fathur Nur Hidayat 4 1 2 3 10 2. Oki Setiawan 3 1 2 3 9 3. Teguh Waluyo 3 1 2 4 10 4. Yulianti 3 1 3 3 10 5. Osi Saputra 4 1 2 3 10 6. Adi Romadon 3 2 3 4 12 7. Akbarian 3 1 2 3 9 8. Adelia Rahmadani 4 4 3 4 15 9. Afrizal Heri Pratama 3 2 3 3 11 10. Amir Zaki Afiffudin 4 3 4 3 14 11. Anisa Utami 3 3 3 3 12 12. Deni Adi Saputra 3 3 3 4 13 13. Dian Afriyani 3 1 2 3 9 14. Elma Dwi Rahmawati 3 1 2 4 10 15. Fenny Dwi Rahmawati 3 1 2 3 9 16. Gigih Prasetyo 2 2 2 3 9 17. Hikmah Setyawati 3 1 1 3 8 18. Ibnu Romadhon 4 4 4 3 15 19. Ika Rismawati 4 1 2 4 11 20. Juni Asmoro 4 3 2 4 13 21. Khanivia Yuniska Putri 4 2 3 3 12 22. Lufitasari 4 2 2 3 11 23. Luki Tri Cahyati 3 3 3 3 12 24. Maulidya Wulandari 3 1 3 3 10 25. Miranda Setyaningsih 3 1 1 3 8 26. NurAisyah 2 3 1 4 10 27. Nesa Yulita 3 3 3 3 12 28. Reffi Mariska 4 3 3 3 13 29. Rivalda Retno Wardani 3 2 2 4 11 30. Seta Apriyanti 2 1 2 3 8 31. Supriyatin 3 1 1 3 8
NA 62.50 56.25 62.50 62.50 62.50 75.00 56.25 93.75 68.75 87.50 75.00 81.25 56.25 62.50 56.25 56.25 50.00 93.75 68.75 81.25 75.00 68.75 75.00 62.50 50.00 62.50 75.00 81.25 68.75 50.00 50.00
135 No
Nama
A 4 3 4 3.26
32. Yola Uswatun K. 33. Salsabila Putri Sofyani 34. Uswatun Khasanah Rata-rata
Skor Kriteria B C D 2 2 4 2 3 3 3 3 3 1.94 2.38 3.29
Total skor 12 11 13 10.88
Keterangan: A. Kesiapan siswa dalam pembelajaran B. Keberanian siswa selama proses pembelajaran. C. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok. D. Ketekunan dan kesungguhan selama pembelajaran
Pedoman Penilaian NA =
x 100 Karangbawang, 25 Maret 2015 Guru Kelas VA
Siti Rohmah, S.Pd NIP 19631016 198608 2 001
NA 75.00 68.75 81.25 68.01
136 Lampiran 18
LEMBAR PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA Sekolah Kelas Materi Pertemuan
: SDN 1 Karangbawang : Kontrol : Laporan Pengamatan : II (28 Maret 2015)
Petunjuk! Setelah membaca dan memeriksa aspek penilaian aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, berilah skor sesuai dengan deskriptor yang tampak pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan. Skor Kriteria Total No Nama A B C D skor 1. Fathur Nur Hidayat 4 2 3 4 13 2. Oki Setiawan 3 1 2 3 9 3. Teguh Waluyo 3 1 2 3 9 4. Yulianti 3 2 2 3 10 5. Osi Saputra 3 1 3 4 11 6. Adi Romadon 3 2 3 3 11 7. Akbarian 3 1 2 3 9 8. Adelia Rahmadani 4 3 4 4 15 9. Afrizal Heri Pratama 3 3 3 4 13 10. Amir Zaki Afiffudin 3 4 4 4 15 11. Anisa Utami 4 2 3 4 13 12. Deni Adi Saputra 4 3 3 3 13 13. Dian Afriyani 3 3 2 3 11 14. Elma Dwi Rahmawati 4 2 2 3 11 15. Fenny Dwi Rahmawati 3 1 2 4 10 16. Gigih Prasetyo 3 2 2 4 11 17. Hikmah Setyawati 3 1 2 3 9 18. Ibnu Romadhon 4 4 4 3 15 19. Ika Rismawati 4 2 2 4 12 20. Juni Asmoro 4 3 2 3 12 21. Khanivia Yuniska Putri 4 3 3 4 14 22. Lufitasari 4 2 2 3 11 23. Luki Tri Cahyati 4 3 3 3 13 24. Maulidya Wulandari 3 1 3 4 11 25. Miranda Setyaningsih 4 2 2 3 11 26. NurAisyah 3 3 2 4 12 27. Nesa Yulita 3 3 3 3 12 28. Reffi Mariska 4 3 4 4 15 29. Rivalda Retno Wardani 3 2 2 3 10 30. Seta Apriyanti 2 2 2 3 9 31. Supriyatin 3 1 2 3 9 32. Yola Uswatun K. 3 2 2 3 10
NA 81.25 56.25 56.25 62.50 68.75 68.75 56.25 93.75 81.25 93.75 81.25 81.25 68.75 68.75 62.50 68.75 56.25 93.75 68.75 75.00 87.50 68.75 81.25 62.50 68.75 75.00 75.00 93.75 62.50 56.25 56.25 62.50
137 No
Nama
A 3 4 3.38
33. Salsabila Putri Sofyani 34. Uswatun Khasanah Rata-rata
Skor Kriteria B C D 2 3 2 3 3 4 2.21 2.59 3.38
NA Total skor 10 62.50 14 87.50 11.56 71.88
Keterangan: A. Kesiapan siswa dalam pembelajaran B. Keberanian siswa selama proses pembelajaran. C. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok. D. Ketekunan dan kesungguhan selama pembelajaran
Pedoman Penilaian NA =
x 100 Karangbawang, 28 Maret 2015 Guru Kelas VA
Siti Rohmah, S.Pd NIP 19631016 198608 2 001
138 Lampiran 19
LEMBAR PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA Sekolah Kelas Materi Pertemuan
: SDN 1 Karangbawang : Ekperimen : Laporan Pengamatan : I (24 Maret 2015)
Petunjuk! Setelah membaca dan memeriksa aspek penilaian aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, berilah skor sesuai dengan deskriptor yang tampak pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan. Skor Kriteria Total No. Nama skor A B C D 1 4 3 4 4 15 Rendi Aprilianto 2 4 3 2 3 12 Efit Munandar 3 4 3 2 4 13 Romi Aziz 4 4 3 3 3 13 Seni Lestari 5 4 3 2 2 11 Lutfi Al farizi 6 4 3 3 4 14 Rohman 7 3 2 3 2 10 Teguh Waluyo 8 4 2 3 3 12 Tri Yuliana 9 3 3 3 2 11 Riyanto 10 Belia Oktaviani 4 3 3 4 14 11 Danu prayoga 3 3 3 3 12 12 Dava Rizi P 4 4 4 4 16 13 Dia Laura Permalu 3 3 2 3 11 14 Dita Wulandari 3 3 2 4 12 15 Fatima Nurul H 3 3 3 3 12 16 Fifin Pratamasari 4 3 4 4 15 17 Ike Febriyani 4 3 1 3 11 18 Kukuh Widiyanto 4 3 3 4 14 19 Lia Septiani 4 3 2 3 12 20 Latika Dwi A 4 3 2 3 12 21 Meli Gustiningsih 3 2 2 4 11 22 Maylani Wulandari 4 3 3 4 14 23 Nurjanah 4 3 3 4 14 24 Ovaliyanti 4 3 3 4 14 25 Rakha fairus 3 2 2 3 10
NA 93.75 75.00 81.25 81.25 68.75 87.50 62.50 75.00 68.75 87.50 75.00 100.00 68.75 75.00 75.00 93.75 68.75 87.50 75.00 75.00 68.75 87.50 87.50 87.50 62.50
139 No.
Nama
26 Rina Safitri 27 Rizki Al Umairoh 28 Subhan Andis 29 Usna Apriani 30 Yuana Premasiwi 31 Triyanto 32 Zaki Angga 33 Muhimah Azifa 34 Yola Meyningsih Rata-rata
A 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3.65
Skor Kriteria B C 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 3 2.91 2.74
D 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3.32
Total skor 12 13 12 11 15 9 14 15 13 12.62
Keterangan: A. Kesiapan siswa dalam pembelajaran B. Keberanian siswa selama proses pembelajaran. C. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok. D. Ketekunan dan kesungguhan selama pembelajaran
Pedoman Penilaian NA =
x 100 Karangbawang, 24 Maret 2015 Guru Kelas VB
Harsiti, S.Pd SD NIP 19661108 198903 2 009
NA 75.00 81.25 75.00 68.75 93.75 56.25 87.50 93.75 81.25 78.86
140 Lampiran 20
LEMBAR PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA Sekolah Kelas Materi Pertemuan
: SDN 1 Karangbawang : Eksperimen : Laporan Pengamatan : II (27 Maret 2015)
Petunjuk! Setelah membaca dan memeriksa aspek penilaian aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, berilah skor sesuai dengan deskriptor yang tampak pada kolom yang tersedia sesuai dengan hasil pengamatan. Skor Kriteria Total No. Nama NA skor A B C D 1 4 3 4 3 14 87.50 Rendi Aprilianto 2 4 3 3 3 13 81.25 Efit Munandar 3 4 3 4 4 15 93.75 Romi Aziz 4 4 3 3 3 13 81.25 Seni Lestari 5 4 3 3 3 13 81.25 Lutfi Al farizi 6 4 4 4 4 16 100.00 Rohman 7 4 2 3 4 13 81.25 Teguh Waluyo 8 4 2 3 3 12 75.00 Tri Yuliana 9 4 3 3 4 14 87.50 Riyanto 10 Belia Oktaviani 4 3 3 4 14 87.50 11 Danu prayoga 3 3 3 4 13 81.25 12 Dava Rizi P 4 3 4 4 15 93.75 13 Dia Laura Permalu 4 3 3 3 13 81.25 14 Dita Wulandari 4 3 3 4 14 87.50 15 Fatima Nurul H 4 3 3 3 13 81.25 16 Fifin Pratamasari 4 3 4 4 15 93.75 17 Ike Febriyani 3 4 3 3 13 81.25 18 Kukuh Widiyanto 4 3 4 4 15 93.75 19 Lia Septiani 4 3 4 3 14 87.50 20 Latika Dwi A 4 3 3 3 13 81.25 21 Meli Gustiningsih 3 3 3 4 13 81.25 22 Maylani Wulandari 4 3 3 4 14 87.50 23 Nurjanah 4 3 3 4 14 87.50 24 Ovaliyanti 4 3 3 4 14 87.50 25 Rakha fairus 3 3 3 3 12 75.00
141 No.
Nama
26 Rina Safitri 27 Rizki Al Umairoh 28 Subhan Andis 29 Usna Apriani 30 Yuana Premasiwi 31 Triyanto 32 Zaki Angga 33 Muhimah Azifa 34 Yola Meyningsih Rata-rata
A 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3.79
Skor Kriteria B C 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3.00 3.24
D 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3.44
Total skor 13 14 12 11 15 11 13 14 13 13.47
NA 81.25 87.50 75.00 68.75 93.75 68.75 81.25 87.50 81.25 84.19
Keterangan: A. Kesiapan siswa dalam pembelajaran B. Keberanian siswa selama proses pembelajaran. C. Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok. D. Ketekunan dan kesungguhan selama pembelajaran
Pedoman Penilaian NA =
x 100 Karangbawang, 27 Maret 2015 Guru Kelas VB
Harsiti, S.Pd SD NIP 19661108 198903 2 009
142 Lampiran 21 LEMBAR PENGAMATAN PENERAPAN MODEL KONVENSIONAL KELAS KONTROL Sekolah
: SDN 1 Karangbawang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VA/2
Materi Pembelajaran
: Menulis Laporan Pengamatan
Penilai
: Siti Rohmah, S.Pd
Pertemuan
: I (25 Maret 2015)
Petunjuk! Berilah tanda centang pada kolom cek (√) jika deskriptor yang disediakan tampak dengan aspek yang tertera! No Aspek 1 Pembukaan Pembelajaran
2
3
4
Kegiatan Eksplorasi
Kegiatan Elaborasi
Kegiatan Konfirmasi
Deskriptor Menyampaikan salam, Melakukan presensi dan menanyakan kabar Melakukan apersepsi sesuai dengan materi Menyampaikan kompetensi Menyampaikan materi dengan jelas Memberikan contoh sesuai dengan materi yang dijelaskan Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan sesuai materi Memberikan penjelasan pada siswa yang membutuhkan penjelasan Membagi siswa menjadi beberapa kelompok Menginstrusikan siswa untuk berdiskusi Membagikan LKS Mengawasi siswa saat berdiskusi Membantu siswa yang kesulitan Mengumpulkan hasil diskusi siswa Mengkonfirmasi jawaban siswa Melakukan tanya jawab mengenai
(√) √ √
Skor 3
√ √ √
4
√ √ √ 3 √ √ √ √ √
3
143 No Aspek 5
Penutupan Pembelajaran
Deskriptor materi yang belum dipahami siswa Memberikan kesimpulan pembelajaran Memberikan soal evaluasi Memberikan motivasi pembelajaran Menutup pembelajaran Skor Nilai (N) Nilai Akhir (NA)
(√)
Skor
√ √ √
3
16 80 85
Pedoman Penskoran: Setiap deskriptor yang nampak memiliki skor 1 Pedoman Penilaian : N= x 100 NA = Karangbawang, 25 Maret 2015 Guru Kelas VA
Siti Rohmah, S.Pd NIP 19631016 198608 2 001
144 Lampiran 22 LEMBAR PENGAMATAN PENERAPAN MODEL KONVENSIONAL KELAS KONTROL Sekolah
: SDN 1 Karangbawang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VA/2
Materi Pembelajaran
: Menulis Laporan Pengamatan
Penilai
: Siti Rohmah, S.Pd
Pertemuan
: II (28 Maret 2015)
Petunjuk! Berilah tanda centang pada kolom cek (√) jika deskriptor yang disediakan tampak dengan aspek yang tertera! No Aspek 1 Pembukaan Pembelajaran
2
3
4
Kegiatan Eksplorasi
Kegiatan Elaborasi
Kegiatan Konfirmasi
Deskriptor Menyampaikan salam, Melakukan presensi dan menanyakan kabar Melakukan apersepsi sesuai dengan materi Menyampaikan kompetensi Menyampaikan materi dengan jelas Memberikan contoh sesuai dengan materi yang dijelaskan Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan sesuai materi Memberikan penjelasan pada siswa yang membutuhkan penjelasan Membagi siswa menjadi beberapa kelompok Menginstrusikan siswa untuk berdiskusi Membagikan LKS Mengawasi siswa saat berdiskusi Membantu siswa yang kesulitan Mengumpulkan hasil diskusi siswa Mengkonfirmasi jawaban siswa Melakukan tanya jawab mengenai
(√) √ √
Skor 4
√ √ √ √
3
√ √ 4 √ √ √ √ √ √
3
145 No Aspek 5
Penutupan Pembelajaran
Deskriptor materi yang belum dipahami siswa Memberikan kesimpulan pembelajaran Memberikan soal evaluasi Memberikan motivasi pembelajaran Menutup pembelajaran Skor Nilai (N) Nilai Akhir (NA)
(√) √ √ √ √
Skor
4
18 90 85
Pedoman Penskoran: Setiap deskriptor yang nampak memiliki skor 1 Pedoman Penilaian : N= x 100 NA = Karangbawang, 28 Maret 2015 Guru Kelas VA
Siti Rohmah, S.Pd NIP 19631016 198608 2 001
146 Lampiran 23 LEMBAR PENGAMATAN PENERAPAN MODEL MIND MAPPING KELAS EKSPERIMEN Sekolah
: SDN 1 Karangbawang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VB/2
Materi Pembelajaran
: Menulis Laporan Pengamatan
Penilai
: Harsiti, S.Pd SD
Pertemuan
: I (24 Maret 2015)
Petunjuk! Berilah tanda centang pada kolom cek (√) jika kriteria yang disediakan tampak dengan aspek yang tertera! No 1
2
3
4
Aspek Pembukaan Pembelajaran
Deskriptor Menyampaikan salam, Melakukan presensi dan menanyakan kabar Melakukan apersepsi sesuai dengan materi Menyampaikan kompetensi Penyampaian materi Menyampaikan materi dengan jelas Memberikan contoh sesuai dengan materi yang dijelaskan Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan sesuai materi Memberikan penjelasan pada siswa yang membutuhkan penjelasan Pra Pelaksanaan Menyampaikan cara membuat mind mind mapping mapping dengan jelas dan runtut Memberikan contoh mind mapping Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang mind mapping Membagi siswa dalam beberapa kelompok. Membagikan Lembar Kerja Siswa Pelaksanaan Mind Memberikan pengarahan pada siswa Mapping untuk membuat mind mapping
(√) √ √
Skor 3
√ √ √
4
√ √ √
5
√ √ √ √ √
5
147 No
5
Aspek
Penutupan Pembelajaran
Deskriptor Mengawasi kegiatan diskusi kelompok mind mapping Memberikan petunjuk bagi siswa yang memerlukan penjelasan Menginstruksikan siswa menyampaikan hasil diskusinya Mencatat hasil diskusi di papan tulis Mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan Melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami Memberikan soal evaluasi atau soal tes formatif Memberikan tindak lanjut dan menutup pembelajaran Skor Nilai (N) Nilai Akhir (NA)
(√) √
Skor
√ √ √ √
4
√ √ √ 21 95
Pedoman Penskoran: Setiap deskriptor yang nampak memiliki skor 1 Pedoman Penilaian : Nilai = x 100 NA = Karangbawang, 24 Maret 2015 Guru Kelas VB
Harsiti, S.Pd SD NIP 19661108 198903 2 009
148 Lampiran 24 LEMBAR PENGAMATAN PENERAPAN MODEL MIND MAPPING KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SDN 1 Karangbawang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VB/2
Materi Pembelajaran
: Menulis Laporan Pengamatan
Penilai
: Harsiti, S.Pd SD
Pertemuan
: II (27 Maret 2015)
Petunjuk! Berilah tanda centang pada kolom cek (√) jika kriteria yang disediakan tampak dengan aspek yang tertera! No 1
2
3
4
Aspek Pembukaan Pembelajaran
Krteria Menyampaikan salam, Melakukan presensi dan menanyakan kabar Melakukan apersepsi sesuai dengan materi Menyampaikan kompetensi Penyampaian materi Menyampaikan materi dengan jelas Memberikan contoh sesuai dengan materi yang dijelaskan Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan sesuai materi Memberikan penjelasan pada siswa yang membutuhkan penjelasan Pra Pelaksanaan Menyampaikan cara membuat mind mind mapping mapping dengan jelas dan runtut Memberikan contoh mind mapping Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang mind mapping Membagi siswa dalam beberapa kelompok. Membagikan Lembar Kerja Siswa Pelaksanaan Mind Memberikan pengarahan pada siswa
(√) √ √
Skor 4
√ √ 3 √ √ √ √
5
√ √ √ √ √
5
149 No
5
Aspek Mapping
Penutupan Pembelajaran
Pedoman Penskoran: Setiap deskriptor yang nampak memiliki skor 1 Pedoman Penilaian : Nilai =
Krteria untuk membuat mind mapping Mengawasi kegiatan diskusi kelompok mind mapping Memberikan petunjuk bagi siswa yang memerlukan penjelasan Menginstruksikan siswa menyampaikan hasil diskusinya Mencatat hasil diskusi di papan tulis Mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan Melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami Memberikan soal evaluasi atau soal tes formatif Memberikan tindak lanjut dan menutup pembelajaran Skor Nilai (N) Nilai Akhir (NA)
(√)
Skor
√ √ √ √ √
4
√ √ √ 21 95 95
x 100
NA = Karangbawang, 27 Maret 2015 Guru Kelas VB
Harsiti, S.Pd SD NIP 19661108 198903 2 009
Lampiran 25 KISI-KISI SOAL TES UJICOBA Nama Sekolah : SD Negeri 1 Kracak Mata Pelajaran :Bahasa Indonesia Kelas / Semester : V/ II Penyusun : Titik Nur Rochmah Materi : Menulis Laporan Pengamatan Standar Kompetensi : Menulis 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis Kemampuan Alat Bantu Jumlah Nomor Soal yang diukur Penilaian Butir Soal Soal 8.2 Menulis laporan Siswa mampu membuat sebuah laporan .Uraian Keterampilan 1. Lembar 2 1,2 pengamatan atau pengamatan dengan ketentuan : menulis deskriptor kunjungan 1. Topik laporan adalah tempat-tempat di laporan penilaian berdasarkan tahapan sekolah tulisan (catatan, konsep awal, 2. Hasil pengamatan terdiri atas 3 paragraf laporan perbaikan, final) dan sesuai dengan sistematika laporan pengamat dengan 3. Memperhatikan kejelasan bahasa dan an memperhatikan keterbacaan tulisan 2. Lembar penggunaan ejaan 4. Memperhatikan pilihan kata yang penilaian digunakan 5. Memperhatikan penggunaan ejaan
150
151 Lampiran 26 SOAL TES UJI COBA Nama Sekolah
: SD Negeri 1 Kracak
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Materi
: Laporan Pengamatan
Kelas/Semester
: V/2
Alokasi Waktu
: 30 menit
Petunjuk! 1. Siapkanlah alat tulis kalian! 2. Tulislah nama dan Nomor Absen kolom yang tersedia di lembar jawab! 3. Kerjakanlah soal dengan teliti pada lembar jawab yang tersedia! Soal! 1. Buatlah sebuah laporan pengamatan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Topik laporan adalah “Halaman Sekolah”. b. Tulislah hasil laporanmu dalam tiga paragraf! Perhatikan sistematika laporanmu! c. Perhatikan kejelasan bahasa dan keterbacaan tulisanmu! d. Perhatikan pilihan kata yang kamu gunakan! e. Perhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca yang kamu gunakan! 2. Buatlah sebuah laporan pengamatan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Topik laporan adalah “Perpustakaan”. b. Tulislah hasil laporanmu dalam tiga paragraf! Perhatikan sistematika laporanmu! c. Perhatikan kejelasan bahasa dan keterbacaan tulisanmu! d. Perhatikan pilihan kata yang kamu gunakan! e. Perhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca yang kamu gunakan!
152 Lampiran 27 TELAAH BUTIR SOAL BENTUK URAIAN Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/semester
: V/ 2
Penelaah
: Drs. Suwandi, M.Pd
Petunjuk! 1. Analisislah setiap butir soal berdasarkan semua kriteria yang tertera di dalam format! 2.
Berilah tanda cek (√) pada kolom "Ya" bila soal yang ditelaah sudah sesuai dengan kriteria!
3.
Berilah tanda cek (√) pada kolom "Tidak" bila soal yang ditelaah tidak sesuai dengan kriteria, kemudian tuliskan alasan pada ruang catatan atau pada teks soal dan perbaikannya.
No
Aspek yang ditelaah
A 1
Materi Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk Uraian) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevasi, kontinyuitas, keterpakaian seharihari tinggi) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas Konsrtuksi Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal Ada pedoman penskorannya Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca Bahasa/Budaya Rumusan kalimat soal komunikatif Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah
2 3
4 B 5 6 7 8 B 9 10 11
Nomor Soal 1 2 Ya Tdk Ya Tdk √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ -
√ -
√ √
√ √
√
√
153
No
12 13
Aspek yang ditelaah pengertian Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu Rumusan soal tidak mengandung pernyataan yang menyinggung perasaan siswa
Catatan:
Nomor Soal 1 2 Ya Tdk Ya Tdk √
√
√
√
154 Lampiran 28 TELAAH BUTIR SOAL BENTUK URAIAN TES AKHIR Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/semester
: V/ 2
Penelaah
: Harsiti, S.Pd SD
Petunjuk! 1.
Analisislah setiap butir soal berdasarkan semua kriteria yang tertera di dalam format!
2.
Berilah tanda cek (√) pada kolom "Ya" bila soal yang ditelaah sudah sesuai dengan kriteria!
3.
Berilah tanda cek (√) pada kolom "Tidak" bila soal yang ditelaah tidak sesuai dengan kriteria, kemudian tuliskan alasan pada ruang catatan atau pada teks soal dan perbaikannya.
No
Aspek yang ditelaah
A 1
Materi Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk uraian) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai Materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevasi, kontinyuitas, keterpakaian seharihari tinggi) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas Konsrtuksi Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal Ada pedoman penskorannya Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca Bahasa/Budaya Rumusan kalimat soal komunikatif Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah
2 3
4 B 5 6 7 8 B 9 10 11
Nomor Soal 1 2 Ya Tdk Ya Tdk √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ -
√ -
√ √
√ √
√
√
155
No
12 13
Nomor Soal 1 2 Ya Tdk Ya Tdk
Aspek yang ditelaah pengertian Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu Rumusan soal tidak mengandung pernyataan yang menyinggung perasaan siswa
√
√
√
√
Catatan:
Karangbawang, 5 Maret 2015 Penelaah
Harsiti, S.Pd SD NIP 19661108 198903 2 009
156 Lampiran 29
Hasil Validitas Empiris Soal Uraian (1) Validitas Tiap Nomor Soal Correlations item1 Pearson Correlation 1 item1 Sig. (2-tailed) N 27 Pearson Correlation ,839** item2 Sig. (2-tailed) ,000 N 27 Pearson Correlation ,957** Skor Sig. (2-tailed) ,000 N 27
item2 ,839** ,000 27 1
Skor ,957** ,000 27 ,961** ,000 27 1
27 ,961** ,000 27
27
(2) Validitas Tiap Aspek Soal Nomor 1 Correlations B C
A Pearson Correlation A Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation B Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation C Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation D Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation E Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation SKOR Sig. (2-tailed) N
1
**
,923
D **
,900
E **
,714
SKOR **
,941**
,586
27
,000 27
,000 27
,000 27
,001 27
,000 27
,923**
1
,909**
,785**
,671**
,965**
,000 27
27
,000 27
,000 27
,000 27
,000 27
,900**
,909**
1
,823**
,629**
,969**
,000 27
,000 27
27
,000 27
,000 27
,000 27
,714**
,785**
,823**
1
,542**
,848**
,000 27
,000 27
,000 27
27
,003 27
,000 27
,586**
,671**
,629**
,542**
1
,730**
,001 27
,000 27
,000 27
,003 27
27
,000 27
,941**
,965**
,969**
,848**
,730**
1
,000 27
,000 27
,000 27
,000 27
,000 27
27
157 (3) Validitas Tiap Aspek Soal Nomor 2 Correlations B C
A Pearson Correlation A Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation B Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation C Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation D Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation E Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation SKOR Sig. (2-tailed) N
D
E
SKOR
1
,868**
,873**
,806**
,439*
,941**
27
,000 27
,000 27
,000 27
,022 27
,000 27
,868**
1
,928**
,838**
,405*
,948**
,000 27
27
,000 27
,000 27
,036 27
,000 27
,873**
,928**
1
,847**
,424*
,964**
,000 27
,000 27
27
,000 27
,027 27
,000 27
,806**
,838**
,847**
1
,358
,886**
,000 27
,000 27
,000 27
27
,067 27
,000 27
,439*
,405*
,424*
,358
1
,554**
,022 27
,036 27
,027 27
,067 27
27
,003 27
,941**
,948**
,964**
,886**
,554**
1
,000 27
,000 27
,000 27
,000 27
,003 27
27
158 Lampiran 30 HASIL UJI TINGKAT KESULITAN DAN DAYA BEDA SOAL Rumus:
S S r (2 Nx Skor min ) Indeks Tingkat Kesulitan = t 2 Nx( Skor maks Skor min )
Indeks Daya Beda =
St Sr N ( Skor maks Skor min )
N=27,5% x 27 = 7,43. Dibulatkan menjadi 8. Indeks tingkat kesulitan dan indeks daya beda tiap aspek soal nomor 1
Kelompok tinggi (27,5%)
No Nama 21 Helen Monica Umahati 16 Dwi Ariyanto 15 Dimas Bayu Pamungkas 26 Astri Nur Faizah 25 Pria Ruki Semanto 10 Anggun Maelani Putri 11 Ari Susilowati 8 Anjumi Zahriyah Jumlah
Penilaian B C 19 24 19 24 19 23 19 23 19 23 18 22 18 22 18 22
E 9 9 9 9 6 9 9 8
Total skor 95 93 92 92 91 90 90 88
220 149 183 111 68
731
A 28 28 28 27 28 27 27 27
D 15 13 13 14 15 14 14 13
Kelompok rendah (27,5%) No 19 27 2 4 5 12 3 1
Nama Nur Saputra Feri Ardiansyah Erdianto Yanuar Febrianto Anisa Jum’ah Bagus Dwi Priyandita Maulana Nur Fahmi Nisful Laily Jumlah
A 25 23 23 25 22 22 20 18
Penilaian B C 14 17 16 16 15 17 14 16 14 16 13 16 12 14 10 9
178 108
120
E 6 6 6 5 6 6 6 5
Total skor 72 72 72 71 69 68 62 52
85 46
537
D 10 11 11 11 11 11 10 10
159 ITK dan IDB soal nomor 1: a. ITK =
=
b. IDB =
=
= 0,681 (Sedang)
= 0,373 (layak)
ITK dan IDB tiap aspek soal nomor 1: A. ITK =
=
0,697
=
IDB =
0,699 IDB =
=
= 0,309
B. ITK =
=
D. ITK =
=
IDB = =
= 0,394 =
0,656
=
0,697 IDB =
=
= 0,394
=
E. ITK =
= 0,406 =
=
0,589 IDB =
C. ITK =
=
=
= 0,393
=
Indeks tingkat kesulitan dan indeks daya beda tiap aspek soal nomor 2 Kelompok tinggi (27,5%) No Nama 15 Dimas Bayu Pamungkas 25 Pria Ruki Semanto 13 Dini Wahyu Nur Arisanti 14 Dia Sabila 16 Dwi Ariyanto 7 Adelia Monica Wahyudi 17 Fina Puji Lestari 26 Astri Nur Faizah Jumlah
A 29 29
Penilaian B C D 20 25 15 19 24 14
E 9 9
Total skor 98 95
28
19
24
13
9
93
29 29 28 28 28 228
19 18 18 18 18 149
25 23 25 25 24 195
14 14 14 14 14 112
6 8 6 6 7 60
93 92 91 91 91 744
160 Kelompok rendah (27,5%) No 4 18 27 19 20 12 3 1
Penilaian A B C D E 25 14 15 11 6 25 15 17 11 3 22 16 17 10 6 22 13 16 11 6 20 15 18 11 3 22 13 15 10 6 20 12 15 9 7 18 14 13 11 5 174 112 126 84 42
Nama Yanuar Febrianto Fahmi Nurkhafi Feri Ardiansyah Nur Saputra Galuh Rangga Priatin Bagus Dwi Priyandita Maulana Nur Fahmi Nisful Laily Jumlah
ITK dan IDB tiap aspek soal nomor 1: a.
ITK =
b.
IDB =
= =
= 0,694 (sedang)
= 0,396 (layak)
ITK dan IDB tiap aspek soal nomor 2: A. ITK = IDB =
= =
= 0,397
B. ITK = IDB =
= =
= =
D. ITK = IDB =
= 0,753
= 0,431 =
=
E. ITK = IDB =
= 0,716
= 0,356
C. ITK = IDB =
= 0,713
= 0,437 =
=
= 0,656
= 0,482
= 0,321
Total skor 71 71 71 68 67 66 63 61 538
161 Lampiran 31
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
DAFTAR NILAI TES UJICOBA SOAL KELAS VB SDN 1 KRACAK Nomor Soal Nama 1 2 52 61 Nisful Laily 72 72 Erdianto 62 63 Maulana Nur Fahmi 71 71 Yanuar Febrianto 69 72 Anisa Jum’ah 80 84 Akbar Widi Saputro 87 91 Adelia Monica Wahyudi 88 85 Anjumi Zuhriyah 88 86 Aditya Andreawan 90 90 Anggun Maelani Putri 90 82 Ari Susilowati 68 66 Bagus Dwi Priyandita 86 93 Dini Wahyu Nur Arisanti 83 93 Dia Sabila 92 98 Dimas Bayu Pamungkas 93 92 Dwi Ariyanto 87 91 Fina Puji Lestari 81 71 Fahmi Nurkhafi 75 68 Nur Saputra 82 67 Galuh Rangga Priatin 95 86 Helen Monica Umahati 87 84 Ibnu Hasan Mubarok 82 83 Ika Indriyani 78 88 Jansica Marsica 91 95 Pria Ruki Semanto 92 91 Astri Nur Faizah 72 71 Feri Ardiansyah
162 Lampiran 32 SOAL TES Nama Sekolah : SD Negeri 1 Karangbawang Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi
: Laporan Pengamatan
Kelas/Semester : V/2 Alokasi Waktu : 20 menit
Petunjuk! 1. Siapkanlah alat tulis kalian! 2. Tulislah nama, nomor absen dan kelas pada kolom yang tersedia di lembar jawab! 3. Kerjakanlah soal dengan teliti pada lembar jawab yang tersedia! Soal! 1. Buatlah sebuah laporan pengamatan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Topik laporan adalah “Halaman Sekolah”. b. Tulislah hasil laporanmu dalam tiga paragraf! Perhatikanlah sistematika laporanmu! c. Perhatikan kejelasan bahasa dan keterbacaan tulisanmu! d. Perhatikan pilihan kata yang kamu gunakan! e. Perhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca yang kamu gunakan!
163 Lampiran 33 DESKRIPTOR PENILAIAN LAPORAN PENGAMATAN Pada penilaian laporan pengamatan digunakan 5 aspek penilaian, yaitu: A. Isi Gagasan yang Dikemukakan B. Organisasi Isi C. Tata bahasa dan Kejelasan tulisan D. Pilihan kata E. Ejaan dan tanda baca Skor dan kriteria penilaian laporan pengamatan yaitu, Aspek A
Skor 27-30
22-26
17-21
13-16
B
18-20
14-17
10-13
7-9
C
22-25 18-21 11-17
D
5-10 13-15 11-12
Kriteria Isi laporan relevan dengan tema, memberikan informasi yang jelas, memberikan deskripsi yang jelas tentang objek yang diamati, melibatkan aspek panca indra. Isi laporan relevan dengan tema, sebagian besar memberikan informasi yang jelas, sebagian besar memberikan deskripsi yang jelas tentang objek yang diamati, kurang melibatkan aspek panca indra Isi laporan relevan dengan tema, kurang memberikan informasi yang jelas, kurang memberikan deskripsi yang jelas tentang objek yang diamati, kurang melibatkan aspek panca indra Isi laporan kurang relevan dengan tema, kurang memberikan informasi yang jelas, kurang memberikan deskripsi yang jelas tentang objek yang diamati, kurang melibatkan aspek panca indra Judul sesuai, adanya hubungan antar kalimat, menguraikan hasil pengamatan dengan jelas, sesuai dengan sistematika laporan Judul sesuai, adanya hubungan antar kalimat, kurang menguraikan hasil pengamatan dengan jelas, sesuai dengan sistematika laporan Judul sesuai, terdapat hubungan antar kalimat, kurang menguraikan hasil pengamatan dengan jelas, kurang sesuai dengan sistematika laporan Judul kurang sesuai, kurang adanya hubungan antar kalimat, kurang menguraikan hasil pengamatan dengan jelas, kurang sesuai dengan sistematika laporan Bahasa yang digunakan jelas, tulisan jelas dibaca Bahasa yang digunakan sebagian besar jelas, tulisan jelas dibaca Bahasa yang digunakan sebagian besar jelas, tulisan kurang jelas dibaca Bahasa yang digunakan kurang jelas, tulisan sulit dibaca Pilihan kata tepat dan sesuai menjelaskan objek yang diamati Sebagian besar pilihan kata tepat dan sesuai menjelaskan objek
164 Aspek
Skor 9-10 7-8
E
9-10 7-8 5-6 3-4
Kriteria yang diamati Pilihan kata sebagian tepat namun kurang sesuai dalam menjelaskan objek yang diamati Pilihan kata kurang tepat dan kurang sesuai dalam menjelaskan objek yang diamati Jumlah Kesalahan ejaan dan tanda baca kurang dari 5 Jumlah Kesalahan ejaan dan tanda baca antara 6 – 8 Jumlah kesalahan ejaan dan tanda baca antara 9 – 12 Jumlah kesalahan ejaan dan tanda baca lebih dari 12
Lampiran 34
165
SILABUS PENGEMBANGAN KELAS KONTROL Nama Sekolah : SD Negeri 1 Karangbawang Kelas / Semester : VA/II Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Standar Kompetensi : Menulis 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas Penilaian Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi Sumber Indikator Teknik Bentuk Contoh Dasar Pokok Pembelajaran Waktu Belajar Instumen Instrumen 8.2 Menulis Sistematika Kegiatan laporan laporan 8.2.1 Menulis Tes Uraian 1. Lakukan 5 jp x Buku pendahuluan : pengamatan atau pegamatan, Guru mengucapkan laporan dan tertulis pengama- 35 Bahasa kunjungan penggunaan salam, memimpin pengembangan tan menit Indonesia berdasarkan ejaan (huruf berdoa, melakukan nya (laporan) bersama (2 x 5 SD/ tahapan (catatan, besar, tanda presensi, melakuakan sebagai konsep kelomperteMI, konsep awal, titik, dan apersepsi dan awal. pokmu! muan) Suyatno, perbaikan, final) tanda menginformasikan 8.2.2 2. Buatlah H. dkk. dengan koma), kompetensi yang akan Memperbaiki laporan 2008. Hal memperhatikan memperbai- dicapai tulisan dari hasil 113-6 penggunaan ki laporan berdasarkan pengamaKegiatan Inti Warsidi, ejaan teman. Siswa mendengarkan masukan dari tanmu! Edi dan penjelasan guru teman/guru Farika. tentang laoran menjadi 2008. pengamatan dan laporan yang Bahasa penggunaan ejaan. baik Indonsia Siswa berdiskusi Membuatk
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran tentang LKS yang diberikan oleh guru Kegiatan Akhir Menyimpulkan pembelajaran, memberikan kesempatan bertanya, memberikan soal evaluasi/formatif, memberikan motivasi dan menutup pembelajaran
Indikator
Teknik
Penilaian Bentuk Contoh Instumen Instrumen
Alokasi Waktu
Sumber Belajar u Cerdas 5: untuk Kelas V SD/MI. Hal 17
166
167 Lampiran 35 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol
Sekolah
: SDN 1 Karangbawang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester
: VA/ 2
Waktu
: 5 x 35 menit (5 jam pelajaran)
Pelaksanaan
: Pertemuan I (25 Maret 2015) Pertemuan II (28 Maret 2015)
A. Standar Kompetensi 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. B. Kompetensi Dasar 8.2 Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan (catatan,
konsep
awal,
perbaikan,
final)
dengan
memperhatikan
penggunaan ejaan. C. Indikator 8.2.1 Menulis laporan dan pengembangannya (laporan) sebagai konsep awal. 8.2.2 Memperbaiki tulisan berdasarkan masukkan dari teman/guru menjadi laporan yang baik. D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penjelasan guru dan penugasan siswa dapat menulis laporan dan pengembangannya. 2. Melalui penjelasan guru dan penugasan siswa dapat memperbaiki tulisan berdasarkan masukan dari teman menjadi laporan yang baik Karakter siswa yang diharapkan: jujur, bersahabat/komunikatif, peduli sosial, kerja keras, rasa ingin tahu.
168 E. Materi Pokok 1. Menulis laporan pengamatan dan sistematikanya. 2. Ejaan (huruf besar dan tanda baca). 3. Memperbaiki/menyunting laporan. F. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model pembelajaran: konvensional. 2. Metode pembelajaran: ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. G. Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 1. Kegiatan Awal (7 menit) a. Guru memberi salam dan meminta ketua kelas memimpin berdoa sebagai awal proses pembelajaran b. Bertanya jawab tentang kehadiran siswa c. Guru memberikan apersepsi yakni dengan menanyakan “Pernahkah kalian mengamati sesuatu?” d. Guru
menginformasikan
kompetensi
yang
harus
dicapai
pada
pembelajaran ini. 2. Kegiatan Inti (53 menit) a. Eksplorasi (20 menit) 1) Guru menjelaskan materi menulis laporan pengamatan. 2) Guru menjelaskan materi pengggunaan ejaan yakni penggunaan huruf besar, tanda baca titik dan tanda baca koma. b. Elaborasi (25 menit) 1) Guru membentuk kelompok dengan anggota 4 orang. 2) Guru memberikan LKS 1. 3) Guru mengawasi siswa selama pelaksanaan diskusi.
169 c. Konfirmasi (8 menit) 1) Siswa mengumpulkan hasil diskusi. 2) Guru mengkonfirmasi jawaban siswa. 3. Kegiatan Penutup (10 menit) a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. b. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. c. Guru memberikan evaluasi kepada siswa. d. Guru memberikan Pekerjaan rumah, yaitu “Buatlah laporan pengamatan dengan topik kegiatan di rumahku saat sore hari!” e. Guru menutup kegiatan pembelajaran. Pertemuan 2 1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Guru memberi salam dan meminta ketua kelas memimpin berdoa sebagai awal proses pembelajaran. b. Bertanya jawab tentang kehadiran siswa. c. Guru memberikan apersepsi yakni dengan menanyakan “Apa saja kegiatan yang ada di sekolah?”. d. Guru menginformasikan kompetensi yang harus dicapai pada pembelajaran ini. 2. Kegiatan Inti (70 menit) a. Eksplorasi (15 menit) 1) Guru mengingatkan siswa tentang materi menulis laporan dan ejaan. 2) Guru menjelaskan cara menyunting laporan. b. Elaborasi (45 menit) 1) Siswa saling bertukar pekerjaan rumah 2) Setiap siswa menyunting pekerjaan rumah temannya (PR merupakan laporan pengamatan siswa tentang kegiatan di rumah saat sore hari)
170 3) Setelah disunting, PR diberikan kepada pemiliknya, kemudian diperbaiki 4) Siswa melakukan kegiatan pengamatan. c. Konfirmasi (10 menit) 1) Guru mengumpulkan tugas siswa 2) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. 3. Kegiatan Penutup (25 menit) a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. b. Guru menyuruh siswa mengerjakan tes akhir berupa membuat laporan pengamatan. c. Siswa mengumpulkan jawaban tes akhir. d. Guru memberikan motivasi pada siswa. e. Guru memberikan tindak lanjut pada siswa agar mempelajari materi bahasa Indonesia untuk pembelajaran berikutnya. f. Guru menutup kegiatan pembelajaran. H. Media dan Sumber Belajar 1. Media Pembelajaran Papan tulis dan contoh laporan pengamatan. 2.
Sumber Belajar a. Suyatno, H. dkk. 2008. Indahnya Sastra dan Bahasa Indonesia untuk : SD/MI Kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdinknas. Hal 113-6. b. Warsidi, Edi dan Farika. 2008. Bahasa Indonsia Membuatku Cerdas 5: untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukua Hal 17.
I. Penilaian 1. Prosedur penilaian : Penilain proses dan hasil. 2. Jenis penilaian
: Tes dan non tes.
171 3. Bentuk Tes
: Tes uraian tertulis dan observasi.
4. Alat penilaian
: a. Pedoman penilaian (terlampir). b. Lembar rubrik penilaian (terlampir). c. Lembar
pengamatan
aktivitas
belajar
(terlampir). d. Lembar kerja siswa (terlampir). Karangbawang, 12 Maret 2015 Guru Kelas VA
Peneliti
Siti Rohmah, S. Pd NIP 19631016 198608 2 001
Titik Nur Rochmah NIM 1401411146
Lampiran 36 SILABUS PENGEMBANGAN KELAS EKSPERIMEN : SD Negeri 1 Karangbawang : VB/II : Bahasa Indonesia : Menulis 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas Penilaian Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi Sumber Indikator Teknik Bentuk Contoh Dasar Pokok Pembelajaran Waktu Belajar Instumen Instrumen 8.2 Menulis Kegiatan laporan Sistematika pendahuluan : 8.2.1 Menulis Tes Uraian 1. Lakukan 5 jp x Buku pengamatan atau laporan Guru mengucapkan laporan dan tertulis penga35 Bahasa kunjungan pegamatan, salam, memimpin pengembangan matan menit Indonesia berdasarkan penggunaan berdoa, melakukan nya (laporan) bersama (2 x 5 SD/ tahapan (catatan, ejaan (huruf presensi, melakukan sebagai konsep kelompertem MI, konsep awal, besar, tanda apersepsi dan awal. pokmu! uan) Suyatno, perbaikan, final) titik, dan menginformasikan 8.2.2 2. Buatlah H. dkk. dengan tanda kompetensi yang akan Memperbaiki laporan 2008. Hal memperhatikan koma), dicapai tulisan dari 113-6 penggunaan memperbai- Kegiaatn Inti berdasarkan hasil Warsidi, ejaan ki laporan 1. Guru masukan dari pengaEdi dan teman. menyampaikan teman/guru matanFarika. kompetensi menjadi mu! 2008. pembelajaran laporan yang Bahasa 2. Guru baik Indonsia menyampaikan Membuatk Nama Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Standar Kompetensi
172
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
3.
4.
5.
6.
7.
8.
materi tentang laporan pengamatan dan ejaan Guru mengajarkan cara membuat mind mapping Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok Guru memberikan permasalahan/topik tentang laporan pengamatan dan ejaan Siswa berdiskusi membuat mind mapping sesuai dengan topic Siswa menyampaikan hasil diskusi, guru mencatatnya di papan tulis Guru mengarahkan
Indikator
Teknik
Penilaian Bentuk Contoh Instumen Instrumen
Alokasi Waktu
Sumber Belajar u Cerdas 5: untuk Kelas V SD/MI. Hal 17
173
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Teknik
Penilaian Bentuk Contoh Instumen Instrumen
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
siswa membuat kesimpulan Kegiatan Akhir Menyimpulkan pembelajaran, memberikan kesempatan bertanya, memberikan soal evaluasi/formatif, memberikan motivasi dan menutup pembelajaran Karakter siswa yang diharapkan : jujur, bersahabat/komunikatif, peduli sosial, kerja keras, rasa ingin tahu
174
175 Lampiran 37 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen
Sekolah
: SD Negeri 1 Karangbawang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester
: VB/ 2
Waktu
: 5 x 35 menit (5 jam pelajaran)
Pelaksanaan
: Pertemuan I (24 Maret 2015) Pertemuan II (27 Maret 2015)
A. Standar Kompetensi 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas. B. Kompetensi Dasar 8.3 Menulis laporan pengamatan atau kunjungan (catatan,
konsep
awal,
perbaikan,
final)
berdasarkan tahapan
dengan
memperhatikan
penggunaan ejaan. C. Indikator 8.2.1 Menulis laporan dan pengembangannya (laporan) sebagai konsep awal. 8.2.2 Memperbaiki tulisan berdasarkan masukan dari teman/guru menjadi laporan yang baik D. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan mind mapping, penjelasan guru, dan penugasan siswa dapat menulis laporan dan pengembangannya. 2. Melalui kegiatan mind mapping, penjelasan guru, dan penugasan siswa dapat memperbaiki tulisan berdasarkan masukan dari teman menjadi laporan yang baik. Karakter siswa yang diharapkan: jujur, bersahabat/komunikatif, peduli sosial, kerja keras, rasa ingin tahu.
176 E. Materi Pokok 1. Menulis laporan pengamatan dan sistematikanya 2. Ejaan (huruf besar dan tanda baca) 3. Memperbaiki/menyunting laporan pengamatan F. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model pembelajaran : mind mapping 2. Metode pembelajaran: ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan G. Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 1. Kegiatan Awal (7 menit) a. Guru memberi salam dan meminta ketua kelas memimpin berdoa sebagai awal proses pembelajaran b. Bertanya jawab tentang kehadiran siswa c. Guru memberikan apersepsi yakni dengan menanyakan “Pernahkah kalian mengamati sesuatu?” d. Guru menginformasikan kompetensi yang harus dicapai pada pembelajaran ini. 2. Kegiatan Inti (53 menit) Eksplorasi (25 menit) a. Guru menjelaskan materi menulis laporan pengamatan. b. Guru menjelaskan materi pengggunaan ejaan yakni penggunaan huruf besar, tanda baca titik dan tanda koma. c. Guru
menjelaskan
bagaimana
membuat
laporan
pengamatan
menggunakan mind mapping. Langkah-langkah membuat laporan pengamatan menggunakan mind mapping adalah sebagai berikut : 1) Menentukan topik dan buatlah kata kunci di tengah-tengah kertas. 2) Buatlah
cabang
mengorganisasikan
utama ide
untuk yang
mengelompokkan muncul
saat
atau
mengingat
pengalamannya. Cabang utama ini bisa berbentuk 5WH, yaitu what (apa), where (dimana), when (kapan), who (siapa), why (kenapa), dan how (bagaimana).
177 3) Lalu tuliskan apapun yang bisa diamati. d. Guru mengemukakan pada siswa untuk mengerjakan LKS 1 dengan menggunakan mind mapping. Elaborasi (20 menit) a. Siswa membentuk kelompok berjumlah empat orang. b. Setiap kelompok menginventarisasi atau mencatat alternatif jawaban dari hasil diskusi menggunakan mind mapping. c. Beberapa kelompok membacakan hasil diskusinya, guru mencatat hasil diskusi di papan tulis. Konfirmasi (8 menit) a. Berdasarkan data yang ada di papan tulis, siswa diminta membuat kesimpulan, 3.
Kegiatan Penutup (15 menit) a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. b. Guru memberikan evaluasi. c. Guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah, yaitu “Buatlah laporan pengamatan dengan topik kegiatan di rumahku saat sore hari!” d. Guru memberikan motivasi kepada siswa. e. Guru menutup kegiatan pembelajaran. Pertemuan 2
1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Guru memberi salam dan meminta ketua kelas memimpin berdoa sebagai awal proses pembelajaran b. Bertanya jawab tentang kehadiran siswa c. Guru memberikan apersepsi yakni dengan menanyakan “Apa saja kegiatan yang ada di sekolah?” d. Guru menginformasikan kompetensi yang harus dicapai pada pembelajaran ini 2. Kegiatan Inti (70 menit) Eksplorasi (10 menit)
178 a. Guru mengingatkan siswa tentang materi menulis laporan dan ejaan b. Guru menjelaskan cara menyunting/memperbaiki laporan Elaborasi (55 menit) a. Siswa berkelompok sesuai dengan kelompok mind mapping. b. Siswa saling bertukar pekerjaan rumah c. Setiap siswa menyunting/memperbaiki pekerjaan rumah temannya menggunakan mind mapping. d. Setelah disunting, PR diberikan kepada pemiliknya, kemudian diperbaiki dan dikumpulkan. e. Guru mengingatkan siswa tentang mind mapping. f. Guru menginstrusikan siswa untuk melakukan pengamatan. g. Siswa secara berkelompok menginventaris dan mencatat jawaban hasil diskusi melalui mind mapping. h. Selesai pengamatan, guru mengkondisikan siswa kembali ke kelas. i. Beberapa kelompok menyampaikan hasil mind mapping yang telah mereka buat. j. Guru mencatat jawaban di papan tulis. Konfirmasi (5 menit) a. Guru mengarahkan siswa membuat sebuah simpulan b. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. 3. Kegiatan Penutup (25 menit) a. Guru menyuruh siswa mengerjakan tes akhir membuat laporan pengamatan. b. Siswa mengumpulkan laporan hasil pengamatannya c. Guru memberikan tindak lanjut pada siswa yaitu mempelajari materi bahasa Indonesia pada pembelajaran berikutnya. d. Guru memberikan motivasi pada siswa. e. Guru menutup kegiatan pembelajaran. H. Media dan Sumber Belajar 1. Media Pembelajaran Kertas, spidol warna, papan tulis dan contoh laporan pengamatan.
179 2. Sumber Belajar a. Suyatno, H. dkk. 2008. Indahnya Sastra dan Bahasa Indonesia untuk : SD/MI Kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdinknas, hal 113-6. b. Warsidi, Edi. 2008. Bahasa Indonsia Membuatku Cerdas 5: untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, hal 17. I. Penilaian 1. Prosedur penilaian
: Penilain proses dan hasil
2. Jenis penilaian
: Tes dan non tes
3. Bentuk Tes
: Tes uraian tertulis dan observasi
4. Alat penilaian
: a. Pedoman penilaian (terlampir) b. Lembar rubrik penilaian (terlampir) c. Lembar
pengamatan
aktivitas
belajar
(terlampir) d. Lembar kerja siswa (terlampir). Karangbawang, 12 Maret 2015 Guru Kelas VB
Peneliti
Harsiti, S. Pd SD NIP 19661108 198903 2 009
Titik Nur Rochmah NIM 1401411146
180 Lampiran 38 LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN A. Menulis Laporan Laporan adalah tulisan yang berisi hasil pengamatan terhadap sebuah tempat atau suatu pekerjaan. Isi laporan ialah hal-hal penting yang berkaitan langsung dengan tanggung jawab yang dibebankan kepada si pembuat laporan. Untuk membuat sebuah laporan pengamatan, terdapat beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan, yaitu: 1) Melakukan pengamatan Sebelum melakukan pengamatan, maka perlu ditentukan terlebih dahulu objek yang diamati. Selain itu, pengamat perlu membuat perihal apa saja yang akan diamati dari objek tersebut. Setelah itu barulah dilaksanakan pengamatan. 2) Membuat catatan Pada saat pelaksanaan pengamatan, buatlah catatan tentang perihal yang telah ditentukan. Hal dapat membantu pengamat memeroleh berbagai informasi yang ada. 3) Membuat kerangka laporan. Setelah kegiatan mengamati selesai, buatlah sebuah kerangka laporan. Kerangka laporan sebaiknya memuat judul pengamatan, waktu pengamatan, tempat atau lokasi pengamatan, hal yang diamati, nama pengamat, dan (deskripsi) penjelasan pengamatan (Warsidi, 2008: 17). 4) Menulis laporan Saat sebuah kerangka laporan selesai, maka kerangka laporan itu dikembangkan menjadi laporan yang utuh. Bisa dikembangkan setiap point yang ada dalam kerangka laporan. 5) Memperbaiki laporan berdasarkan saran orang lain Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperbaiki laporan yang telah dibuat agar lebih baik. Untuk melaksanakannya bisa meminta saran kepada orang lain untuk mengoreksinya Contoh Kerangka Laporan 1. Judul
:
2. Tempat Pengamatan
:
181 3. Waktu Pengamatan
:
4. Nama Pengamat
:
5. Tujuan Pengamatan
:
6. Hasil Pengamatan
:
7. Kesimpulan
:
Contoh laporan pengamatan : 1. Laporan Pengamatan Kegiatan Laporan Pengamatan a. Judul laporan
: Laporan kegiatan "Bakti Sosial" di SD Sukamulya
b. Hari/tanggal
: Selasa, 30 Mei 2006
c. Jenis kegiatan
: Bakti sosial dan donor darah
d. Isi kegiatan
: - Acara donor darah.
- Membagi-bagikan pakaian pantas pakai, sembako dan lain-lain. e. Kesimpulan
: Acara bakti sosial dan donor darah ini diikuti oleh
banyak orang. Murid-murid SD Sukamulya turut menyumbang pakaian pantas pakai, sedangkan donor darah diikuti oleh para guru dan warga sekitar sekolah. 2. Laporan Pengamatan Kunjungan Laporan Hasil Pengamatan Pelestarian Musik Angklung Hari, tanggal
: Minggu, 15 Mei 2008
Lokasi pengamatan
: Saung Angklung Ujo
Pengamat
: Amran dan Fitri
Hasil pengamatan
:
Pada hari Minggu, kami mengunjungi Saung Angklung Ujo. Saung ini berada di Jalan Padasuka 118, Bandung. Ketika sampai di sana, kami diterima oleh Bapak Taufik H. Ujo. Beliau adalah salah seorang anak almarhum Mang Ujo Ngalagena. Kami diajak berkeliling ke lokasi saung. Ketika berkeliling, Pak Taufik banyak bercerita tentang Mang Ujo. Mang Ujo sudah mengakrabi angklung sejak usia 4 tahun. Angklung ini biasa dipakai ketika ada keramaian massa. Seni angklung Mang Ujo merupakan hasil kerja keras ketika Mang Ujo belajar di sekolah kesenian Jawa Barat. Karena kerja keras Mang Ujo itulah,
182 kesenian tradisional angklung menjadi terkenal di Indonesia. Bahkan, angklung juga dikenal masyarakat dunia. Seni angklung pernah dipertunjukkan di Belanda, Saudi Arabia, Swiss, Jepang, dan Argentina. Angklung sering dimainkan di Saung Ujo. Para pemain angklung di Saung Mang Ujo berjumlah sebelas orang. Pada pagi hari, angklung khusus dimainkan oleh para pelajar. Sore hari, khusus untuk para turis. Pertunjukan itu dikenal dengan nama ”Pertunjukan Bambu Petang” . B. Penggunaan Ejaan 1. Penggunaan huruf besar 1) Dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya, Pada hari minggu saya membuat kue. 2) Dipakai sebagai huruf pertama pada nama kota dan nama orang. Misalnya, Kemarin, saya pergi ke Semarang Ayah Reza sedang sakit. 2. Penggunaan tanda baca a. Tanda Titik (.) 1) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya : Ayahku tinggal di Solo. Pensil saya berwarna merah. 2) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Misalnya : Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik ) 3) Tanda titik dipakai untuk m emisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Misalnya: Jumlah warga desa Cipete adalah 25.890 jiwa. 4) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kapala ilustrasi, tabel dan lain sebagainya. Misalnya: Laskar Pelangi b. Tanda Koma (,)
183 1) Tanda koma di pakai di anntara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya: Saya membeli kertas, pena , dan tinta 2) Tanda koma di pakai untuk memberikan jeda antar kalimat. Misalnya : Kalau hari hhujan, saya tidak pulang C. Memperbaiki laporan/Menyunting laporan Setelah laporan dibuat, terdapat kegiatan menyunting laporan. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh teman sebangkumu atau teman sekelompokm. Yang perlu diperhatikan saat menyunting laporan adalah penggunaan ejaan, pemilihan kata, kesesuaian sistematika laporan, kesesuaian laporan dengan topic yang diamati Kamu bisa menandai ejaan yang salah pada laporan yang kamu sunting, kemudian kamu berikan penjelasan dan perbaikan di bagian belakang laporan. Contohnya: Laporan Hasil Kunjungan Hari
: Senin, 25 Juni 2007
Tempat : Green House Sekarjaya, Pati Peserta : Siswa-siswi Kelas V SD Sekartanjung Pelapor : Kelompok Dahlia hari Senin,
25 Juni 2007
siswa-siswi kelas V SD Sekartanjung
mengadakan kunjungan ke Green House Sekarjaya. Green House Sekarjaya terletak di Jalan Pemuda Km 2, Pati, berseberangan dengan pabrik kacang Garuda, Pati, Jawa Tengah. Memasuki pintu gerbang Green House Sekarjaya, kami tidak mbayar apapun. Kami diminta bersikap sopan dan tidak boleh mengganggu tanaman. Kesalahan
Perbaikan
Hari
Hari (Huruf besar di depan)
tanda koma setelah tanggal
Diberi tanda koma setelah tanggal
mbayar (bahasa jawa)
Membayar (menggunakan bahasa Indonesia yang baik)
184 Lampiran 39 LEMBAR KERJA SISWA Nama Sekolah
: SDN 1 Karangbawang
Kelas
:V
Waktu
: 15 menit
1. Diskusikanlah dengan kelompokmu tentang keadaan kelasmu! 2. Tulislah hasil diskusimu pada lembar jawab yang telah disediakan!
Lampiran 40 KISI-KISI SOAL EVALUASI Satuan Pendidikan : SDN 1 Karangbawang
Kelas/Semester
: V/2
Mata Pelajaran
Materi Pokok
: Laporan Pengamatan
: Bahasa Indonesia
SK : 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas Kompetensi Dasar
Materi Soal
8.2 Menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan penggunaan ejaan
Sistematika laporan pengamatan, penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dan tanda titik dua)
Indikator soal Siswa dapat menyebutkan sebutan tulisan yang berisi hasil pengamatan terhadap sebuah tempat atau pekerjaan Siswa dapat menyebutkan kegiatan pertama yang harus dilakukan untuk membuat laporan pengamatan Siswa dapat menyebutkan apa yang dapat membantu saat membuat kerangka laporan yang dibuat saat pengamatan Siswa dapat menyebutkan bagian pertama dalam sistematika sebuah laporan pengamatan Siswa dapat menyebutkan apa yang harus dilakukan untuk mengakhiri laporan pengamatan.
Jenis Soal
Ranah Tingkat Kognitif Kesukaran
Nomor Soal
Isian
C1
Mudah
1
Isian
C1
Mudah
2
Isian
C2
Sedang
3
Isian
C1
Mudah
4
Isian
C1
Sedang
5
185
186 Lampiran 41 SOAL EVALUASI Nama Sekolah
: SDN 1 Karangbawang
Kelas
:V
Waktu
: 15 menit
Isilah titik-titik berikut ini dengan jawaban yang benar! 1. Tulisan berisi hasil pengamatan terhadap sebuah tempat atau suatu pekerjaan disebut …. 2. Kegiatan pertama yang harus dilakukan untuk membuat laporan pengamatan adalah …. 3. Saat melaksanakan pengamatan, kita perlu membuat … untuk membantu saat menyusun kerangka laporan 4. Bagian pertama dalam sistematika sebuah laporan pengamatan adalah … 5. Laporan pengamatan diakhiri dengan …
Kunci Jawaban 1. Laporan 2. Melakukan pengamatan 3. Catatan 4. Judul laporan 5. Kesimpulan Pedoman penskoran : Setiap soal memiliki skor 2 Pedoman Penilaian =
x 100
187 Lampiran 42 LEMBAR INSTRUKSI PENGAMATAN KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah : SDN 1 Karangbawang Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi : Laporan Pengamatan Kelas/Semester : VB/2 Alokasi Waktu : 15 menit PETUNJUK! 1. Lakukanlah pengamatan di halaman sekolahmu! 2. Diskusikanlah apa yang akan kamu amati di halaman sekolah! 3. Catatlah apa saja yang sesuai dengan judul pengamatanmu menggunakan mind mapping! 4. Kamu diperbolehkan melakukan wawancara yang mendukung hasil pengamatanmu. 5. Diskusikanlah apapun yang kamu amati dengan teman sekelompokmu! 6. Berhati-hatilah selama melakukan pengamatan! 7. Selama melakukan pengamatan kalian tidak diijinkan untuk keluar dari lingkungan sekolah. 8. Setelah selesai kembalilah ke dalam kelas!
188 Lampiran 43 LEMBAR INSTRUKSI PENGAMATAN KELAS KONTROL Nama Sekolah : SDN 1 Karangbawang Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi : Laporan Pengamatan Kelas/Semester : VA/2 Alokasi Waktu : 15 menit PETUNJUK! 1. Lakukanlah pengamatan di halaman sekolahmu! 2. Diskusikanlah apa yang akan kamu amati di halaman sekolah! 3. Catatlah apa saja yang sesuai dengan judul pengamatanmu! 4. Kamu diperbolehkan melakukan wawancara yang mendukung hasil pengamatanmu. 5. Diskusikanlah apa saja yang kamu amati dengan teman sekelompokmu! 6. Berhati-hatilah selama melakukan pengamatan! 7. Selama melakukan pengamatan kalian tidak diijinkan untuk keluar dari lingkungan sekolah. 8. Setelah selesai kembalilah ke dalam kelas!
189 Lampiran 44 HASIL UJI NORMALITAS DATA (1) TES AWAL
Eksperimen Kontrol
Case Processing Summary Cases Valid Missing N Percent N Percent 34 50,0% 34 50,0% 34 50,0% 34 50,0%
Total N Percent 68 100,0% 68 100,0%
Descriptives
Eksperimen
Kontrol
Mean 95% Confidence Lower Bound Interval for Mean Upper Bound 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Lower Bound Interval for Mean Upper Bound 5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
Statistic Std. Error 63,76 1,151 61,42 66,11 63,53 63,00 45,034 6,711 52 81 29 10 ,458 ,403 ,070 ,788 64,15 1,238 61,63 66,66 64,16 63,00 52,069 7,216 48 80 32 8 -,030 ,403 ,522 ,788
190 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. * Eksperimen ,104 34 ,200 ,976 34 ,654 Kontrol ,129 34 ,161 ,962 34 ,284 *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction HISTOGRAM NILAI TES AWAL KELAS EKSPERIMEN
HISTOGRAM NILAI TES AWAL KELAS KONTROL
191 (2) TES AKHIR
Kontrol Eksperime n
Case Processing Summary Cases Valid Missing N Percent N Percent 34 100,0% 0 0,0% 34
100,0%
0
0,0%
Total N Percent 34 100,0% 34
100,0%
Descriptives Statistic Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance Kontrol Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean 5% Trimmed Mean Median Variance eksperimen Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness
74,94 Lower Bound Upper Bound
Lower Bound Upper Bound
Std. Error 1,356
72,18 77,70 74,95 75,00 62,481 7,905 61 90 29 13 -,081 -,892 81,29 79,08 83,51 81,47 82,50 40,396 6,356 68 91 23 10 -,541
,403 ,788 1,090
,403
192 Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig. * Kontrol ,092 34 ,200 ,974 34 ,569 eksperimen ,129 34 ,168 ,949 34 ,113 Kurtosis -,507 ,788 *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction HISTOGRAM NILAI TES AKHIR KELAS EKSPERIMEN
HISTOGRAM NILAI TES AKHIR KELAS KONTROL
Lampiran 45 HASIL UJI HOMOGENITAS DAN HIPOTESIS (1) Tes Awal
Group Statistics Kelas
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
A
34
64,15
7,216
1,238
B
34
63,76
6,711
1,151
TesAwal
Independent Samples Test Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval
tailed)
Difference
Difference
of the Difference Lower
Equal variances assumed
,006
,938
Upper
,226
66
,822
,382
1,690
-2,992
3,756
,226
65,655
,822
,382
1,690
-2,992
3,757
Tes_Awal Equal variances not assumed
193
(2) Tes Akhir
Group Statistics Kelas
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kelas Eksperimen
34
81,29
6,356
1,090
Kelas Kontrol
34
74,94
7,905
1,356
Tes_Akhir
Independent Samples Test Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances
95% Confidence Interval of F
Equal variances assumed
2,214
Sig.
,142
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
tailed)
Difference
Difference
the Difference Lower
Upper
3,652
66
,001
6,353
1,739
2,880
9,826
3,652
63,092
,001
6,353
1,739
2,877
9,829
Tes_Akhir Equal variances not assumed
194
195 Lampiran 46 DOKUMENTASI PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Gambar 1. Guru membuka pembelajaran
Gambar 2. Guru menerangkan materi
Gambar 3. Siswa membaca contoh laporan pengamatan
Gambar 4. Guru memberikan contoh mind mapping
Gambar 5. Siswa membuat mind Mapping tentang kelas
Gambar 6. Guru membantu siswa saat membuat mind mapping
196
Gambar 7. Siswa mempresentasikan hasil mind mapping, guru menuliskan hasilnya di papan tulis
Gambar 8. Siswa mengamati halaman sekolah.
Gambar 9. Siswa membuat mind Mapping tentang halaman sekolah
Gambar 10. Keadaan halaman sekolah
Gambar 11. Siswa menunjukan hasil mind mapping
Gambar 12. Siswa mengerjakan tes akhir
197 Lampiran 47 DOKUMENTASI PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Gambar 1. Guru membuka pembelajaran
Gambar 2. Guru menjelaskan materi
Gambar 3. Siswa melakukan diskusi
Gambar 4. Siswa memperbaiki contoh laporan di depan kelas
Gambar 5. Siswa mencatat objek pengamatan halaman sekolah
Gambar 6. Siswa mengerjakan tes akhir
198 Lampiran 48 Contoh Hasil Mind Mapping Siswa
199 Lampiran 49 Contoh Hasil Laporan Pengamatan Kelas Eksperimen
200 Lampiran 50 Contoh Hasil Laporan Pengamatan Kelas Kontrol
201 Lampiran 51 SURAT IZIN PENELITIAN
202 Lampiran 52 SURAT REKOMENDASI PENELITIAN KESBANGPOL BANYUMAS
203 Lampiran 53 SURAT IZIN PENELITIAN BAPPEDA BANYUMAS
204 Lampiran 54 SURAT IZIN PENELITIAN DINAS PENDIDIKAN BANYUMAS
205 Lampiran 55 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN
206 Lampiran 56 SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN UJI COBA INSTRUMEN SOAL