KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA VCD “UPIN DAN IPIN” DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PADA SISWA KELAS 5 SDN MALANGBONG 2 KECAMATAN MALANGBONG GARUT
MAKALAH
OLEH: LELA NURAENI NIM.10.21.0543
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA VCD “UPIN DAN IPIN” DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PADA SISWA KELAS 5 SDN MALANGBONG 2 KECAMATAN MALANGBONG GARUT Lela Nuraeni NIM.10.21.0543 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Masalah utama dalam peaeiitian ini adalah sebagai berikut ini. "Bagaimanakah keefektifan penggunaan media VCD 'UPIN dan IPIN' dalam pembelajaran menulis cerita pada Siswa Kelas 5 SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Garut Tahun Ajaran 2011/2012" Secara rinci masalah tersebut dijabarkan kedalam pertanyaan: 1) Bagaimanakah merumuskan pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan media VCD 'UPIN dan IPIN' di SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Garut Tahun Ajaran 2011/20127, 2) Bagaimanakah kemampuan menulis cerita pada siswa SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Garut Tahun Ajaran 2011/2012 sebelum dan sesudah menggunakan media VCD 'UPIN dan IPIN'?, 3) Bagaimanakah Keefektifan Penggunaan Media VCD 'UPIN dan IPIN' dalam pembelajaran menulis cerita pada Siswa Keias 5 SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Garut Tahun Ajaran 2011/2012? Tujuan utama penelitian ini adalah ingin mengetahui keefektifan penggunaan media VCD 'UPIN dan IPIN' dalam pembelajaran menulis cerita pada Siswa Kelas 5 SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Garut Tahun Ajaran 2011/2012, sedangkan secara khusus penelitian ini memiliki tujuan 1) Rumusan pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan media VCD 'UPIN dan IPIN' di SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Garut Tahun Ajaran 2011/2012. 2) Mengetahui kemampuan menulis cerita pada siswa kelas 5 SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Garut Tahun Ajaran 2011/2012 sebelum dan sesudah menggunakan media VCD 'UPIN dan IPIN', 3) mengetahui tingkat Keefektifan Penggunaan Media VCD 'UPIN dan IPIN' dalam pembelajaran menulis cerita pada Siswa Kelas 5 SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Garut Tahun Ajaran 2011/2012. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan menggunakan tes. Dengan menggunakan uji t sebagai teknik pengolahan data, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut ini: 1) Rumusan pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan media VCD 'UPIN dan IPIN' terdiri atas tiga rumusan, yaitu tahapan sebelum pelaksanaan pembelajaran yaitu berupa persiapan, tahapan pelaksanaan, dan tahapan sesudah pelaksanaan pembelajaran , 2) Kemampuan menulis cerita pada siswa SDN Malangbong 2 mengalami peningkaian sesudah menggunakan media VCD 'UPIN dan IPIN', 3) Pembelajaran dengan menggunakan media VCD 'UPIN dan IPIN' sangat efektif digunakan dalam pembelajaran menulis pada Siswa Kelas 5 SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Garut Tahun Ajaran 2011/2012. Berdasarkan temuan penelitian, ada beberapa saran yang ingin disampaikan, di antaranya adalah sebagai berikut ini: 1) Dalam melaksanakan pembelajaran guru sebaiknya membuat desain pembelajaran yang dapat mengkonkritkan konsep yang akan menjadi topik pembelajaran. 2) Dalam memilih media sebaiknya dipilih media yang dapat menyampaikan pesan kepada siswa melalui berbagai indera.. 3) Sebaiknya media VCD 'UPIN dan IPIN' menjadi bahan pertimbangan bagi guru untuk dijadikan salah satu alternatif media pembelajaran khususnya dalam pembelajaran menulis cerita.
Kata Kunci : Menulis Cerita Penggunaan Media
PENDAHULUAN Perkembangan arus teknologi dan informasi telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan pola kehidupan umat manusia pada setiap sektor kehidupan, baik sektor ekonomi, sosial, politik, budaya termasuk pendidikan. Seluruh aspek kehidupan tersebut selalu mengalami dinamika secara terus-menerus dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Pemanfaatan arus teknologi dan informasi ini tak terbatas ruang dan waktu, artinya pemanfaatan teknologi dapat dinikmati kapanpun dan dimanapun manusia berada. Kehidupan yang serba instan, serba mudah, serba murah dan serba cepat, bayangkan saja kita dapat mengetahui peristiwa yang ada dibelahan Indonesia bahkan belahan dunia melalui siaran televisi, kita dapat memberikan atau memperoleh informasi melalui telepon seluler dan sebagainya. Perubahan ini tak terkecuali juga terjadi pada pola hidup siswa-siswi sekolah dasar, jika kita bandingkan dengan kehidupan tahun 90-an ke bawah sangatlah kontras dengan kehidupan sekarang, kalau dulu anak-anak mencari hiburan di luar rumah dengan bemiain-main di alam terbuka, halamah rumah ataupun di kebun dan sawah sedangkan sekarang anak-anak cenderung lebih memilih media televisi sebagai alat hiburan yang menyajikan berbagai program yang diminati. Siswa dapat pula memilih alat hiburan melalui penayangan sendiri pada program video compact disk (VCD). KAJIAN TEORITIS DAN METODE Pengertian Pembelajaran Efektif Pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran yang mampu mencapai hasil pembelajaran secara optimal, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotor. Secara kognitif yaitu tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir. Bloom sebagaimana dalam Sanjaya (2008:126) membagi keterampilan kognitif ke dalam 6 tingkatan, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Sedangkan tujuan pembelajaran pada ranah afektif adalah tujuan pembelajaran yang berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi (Sanjaya, 2008:128). Pengertian Media Pembelajaran Sanjaya (2008:204) mengungkapkan bahwa kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Sedangkan menurut Rossi dan Breidle (1966) dalam Sanjaya (2008:204) media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai
untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televise, buku, Koran, majalan dan sebagainya. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat, bahan bahkan orang yang dapat dijadikan sebagai perantara atau pengantar sehingga dapat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Menulis Cerita Menulis berarti mengungkapkan pendapat, ide, dan gagasan melalui tulisan sebagai hasil dari pemikiran, penginderaan, perasaan, dan hasil perenungan. Syamsuddin (1994:1) menjelaskan bahwa menulis adalah satu jenis keterampilan berbahasa yang dimiliki dan dipergunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung mereka. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:1219) mendefinisikan menulis sebagai, (1) membuat huruf dengan pena. (2) melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Selanjutnya Tarigan (1994:21) mengungkapkan bahwa. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik tersebut. Dengan demikian menulis dapat didefinisikan sebagai kegiatan menuangkan mengungkapkan pikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan. Metode Penelitian Metode adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) menjelaskan bahwa, “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Lebih jauh. Surakhmad (1990:131) mengungkapkan “metode merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan penelitian”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yakni penelitian yang ingin menguji efektivitas suatu perlakuan terhadap hasil belajar. Adapun teknik yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan menyandarkan penelitian kepada data hasil tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Adapun teknik penelitian yang digunakan adalah pre-test and post-test goup design sebagai berikut ini. Teknik Penelitian Pre Test Treatment (Perlakuan) Post Test 0,
X
02
Sumber : Arikunto .(2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.. Keterangan : O1 pre test yang dilaksanakan sebelum : perlakuan X : Perlakuan berupa model pembelajaran partisipatif O2 : post test yang dilaksanakan sesudah perlakuan
22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
HASIL DAN PEBAHASAN Deskripsi Data Hasil Penelitian a. Data Tes Awal (Pretest) Tes awal dilaksanaan saat siswa sebelurn melaksanaakan pembelajaran dengan menggunakan VCD “UPIN dan IPIN”. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tertang cerita dan unsur-unsur cerita yang telah dipelajari sebelumnya. Adapun aspek-aspek yang menjadi penilaian dalam memberikan skor terhadap cerita yang dibuat oleh siswa adalah (1) Menulis cerita dengan memperhatikan ide pokok cerita pendek, (2) Menulis cerita dengan memperhatikan alur cerita, (3) Menulis cerita dengan memperhatikan tokoh utama dan tokoh pendukung, (4) Menulis cerita dengan memperhatikan watak/penokohan, (5) Menulis cerita dengan memperhatikan tempat peristiwa. Adapun data yang diperoleh pada tes awal adalah sebagai berikut Data Hasil Tes Awal (Pretest) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Skor 50 56 57 75 70 74 73 72 60 65 65 67 60 50 50 54 53 63 65 64 55
keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Juntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
50 63 78 79 67 69 59 69 69 68 60 66 65 60
Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Data Tes Akhir (Posttest) Tes akhir dilaksanaan saat siswa sesudah melaksanaakan pembelajaran dengan menggunakan VCD “UPIN dan IPIN”. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang cerita dan unsurunsur cerita setelah siswa melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media VCD “UPIN dan IPIN”. Sama seperti halnya pada tes awal, pada tes akhirpun aspek-aspek yang menjadi penilaian dalam memberikan skor terhadap cerita yang dibuat oleh siswa adalah terdiri dari (1) Menulis cerita dengan memperhatikan ide pokok cerita pendek, (2) Menulis cerita dengan memperhatikan alur cerita, (3) Menulis cerita dengan memperhatikan tokoh utama dan tokoh pendukung, (4) Menulis cerita dengan memperhatikan watak/penokohan, (5) Menulis cerita dengan memperhatikan tempat peristiwa. Adapun data yang diperoleh pada tes awal adalah sebagai berikut: Data Hasil Tes Akhir (Pastiest) b.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Skor 60 60 60 85 80 74 79 75 69 70 69 68 65 60 59 61 63
keterangan Tuntas Juntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
67 69 69 60 58 67 83 83 71 75 67 74 72 70 68 70 69 66
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Pembahasan Rumusan pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan media VCD “UPIN dan IPIN” di SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Garut.” Sebagaimana telah dijelaskan bahwa rumusan pembelajaran menulis cerita terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal-hal penting yang dilaksanakan sebagai persiapan pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan media VCD “UPIN dan IPIN” adalah melakukan analisis kurikulum, yaitu analisis terhadap standar kompetensi dan kompetensi standar. Adapun standar kompetensi yang dipilih adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis. Standar kompetensi tersebut memiliki kompetensi dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Pemilihan standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut dilaksanakan dengan mempertimbangkan berbagai hal, diantaranya: 1. Standar kompetensi ini telah disajikan kepada siswa, sehingga penulis akan mudah untuk mengetahui keefektifan penggunaan media VCD “UPIN dan IPIN” 2. Pengungkapan pikiran, perasaan, informa dan pengalaman merupakan sesuatu hal yang sulit. 3. Kesulitan tersebut perlu dicarikan alternatif pemecahan masalahnya, salahsatunya adalah dengan menggunakan media VCD “UPIN dan IPIN” Mengingat cakupan standar kompetensi ini sangat luas, maka penulis memfokuskan penelitian
ini pada karangan yang berbentuk cerita. Pemilihan karangan yang berbentuk cerita dimaksudkan untuk melatih kemampuan imajinasi anak, sehingga anak dapat mengungkapkan imajinasi tersebut ke dalam tulisan. Sebagaimana diketahui bahwa mengungkapkan ide cerita bukanlah pekerjaan yang mudah, oleh karena itu maka diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat melatih daya imajinasi anak. Dalam penelitian ini media yang akan digunakan adalah media VCD “UPIN dan UPIN”. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam tahapan persiapan ini dirumuskan beberapa tujuan pembelajaran, diantaranya: 1) Melalui penggunaan media VCD “UPIN dan IPIN”, siswa dapat menulis cerita dengan memperhatikan ide pokok cerita pendek 2) Melalui penggunaan media VCD “UPIN dan IPIN”, siswa dapat menulis cerita dengan memperhatikan alur cerita 3) Melalui penggunaan media VCD “UPIN dan IPIN”, siswa dapat menulis cerita dengan memperhatikan tokoh utama dan tokoh pendukung 4) Melalui penggunaan media VCD “UPIN dan IPIN”, siswa dapat menulis cerita dengan memperhatikan watak/penokohan 5) Melalui penggunaan media VCD “UPIN dan IPIN”, siswa dapat menulis cerita dengan memperhatikan tempat peristiwa Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, selanjutnya dipandang penting untuk merumuskan tahapan pembelajaran dan jenis evaluasi yang akan dilaksanakan. Untuk tahapan pembelajaran sebagaimana telah dijelaskan terdiri dari tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan setelah pelaksanaan. Sementara itu alat evaluasi yang dipilih adalah tes uraian membuat cerita. Kemampuan menulis cerita pada siswa SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Garut sebelum dan sesudah menggunakan media VCD “UPIN dan 1PIN”. Tabel 4.1 memberikan gambaran tentang kemampuan menulis cerita pada siswa SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Garut sebelum menggunakan media VCD “UPIN dan IPIN” . Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal yang mampu diraih oleh siswa, dalam pembelajaran menulis sebelum menggunakan media VCD “UPIN dan IPIN” adalah 79, sedangkan nilai minimalnya adalah 50 dengan rata-rata skor sebesar 65. Sementara itu nilai yang sering muncul adalah 50. Data-data di atas dapat
dijadikan gambaran bahwa siswa yang berkemampuan tinggi mampu mencapai skor 79, artinya siswa tersebut memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menulis cerita. Namun demikian prestasi yang dicapai oleh siswa tersebut tidak dapat memberikan gambaran tentang prestasi siswa secara keseluruhan, sebab disamping siswa yang berkemampuan tinggi, ada pula siswa yang berkemampuan rendah. Siswa yang berkemampuan rendah hanya mampu mencapai skor 50. Hal ini menandakan bahwa siswa tersebut memiliki kemampuan yang sangat rendah dan jauh dari skor minimal yang diinginkan. Namun demikian siswa yang berkemampuan rendah juga tidak menggambarkan kemampuan siswa secara keseluruhan. Untuk mengetahui bagaimanakah kemampuan siswa secara keseluruhan dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh siswa. Berdasarkan perhitungan, diperoleh ratarata skor kemampuan menulis cerita siswa sebelum menggunakan VCD “UPIN dan IPIN” adalah 65. Hal ini memberikan gambaran bahwa skor rata-rata-rata tersebut sudah berada sedikit di atas nilai KKM, artinya kemampuan siswa sudah berada di sekitar nilai yang diharapkan oleh guru. Berdasarkan tabel 4.1, juga dapat diperoleh gambaran mengenai jumlah siswa yang sudah dan belum tuntas belajar menulis cerita. Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas belajar menulis cerita sebanyak 25 orang, sementara jumlah siswa yang belum tuntas adalah 10 orang. Kondisi yang berbeda dapat dilihat pada tabel 4.2. Data yang tertera pada tabel tersebut merupakan gambaran tentang kemampuan menulis cerita siswa setelali menggunakan media VCD “UPIN dan IPIN”. Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat diketahui baliwa skor maksimal yang mampu diraih oleh siswa dalam pembelajaran menulis setelah menggunakan media VCD “UPIN dan IPIN” adalah 85, sedangkan nilai minimalnya adalah 58 dengan rata-rata skor sebesar 69. Sementara itu nilai yang sering muncul adalah 60. Data-data di atas dapat dijadikan gambaran bahwa siswa yang berkemampuan tinggi mampu mencapai skor 85, artinya siswa tersebut memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menulis cerita. Namun demikian dengan memperharikan skor siswa kelompok rendah, prestasi yang dicapai oieh siswa kelompok tinggi tersebut tidak dapat memberikan gambaran tentang prestasi siswa secara keseluruhan, sebab disamping siswa yang berkemampuan tinggi, ada pula siswa yang berkemampuan rendah. Siswa yang berkemampuan rendah hanya mampu mencapai skor 58. Hal ini menandakan bahwa siswa tersebut memiliki
kemampuan yang rendah tetapi hampir mendekati skor minimal yang diinginkan. Skor rata-rata yang diperoleh siswa setelah menggunakan media VCD “UPIN dan IPIN” menunjukkan bahwa ditinjau secara keseluruhan kemampuan menulis cerita berada di atas nilai minimal yang diinginkan. Berdasarkan tabel 4.2, juga dapat diperoleh gambaran mengenai jumlah siswa yang sudah dan belum tuntas belajar menulis cerita. Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas belajar menulis cerita sebanyak 33 orang, dan hanya terdapat dua orang saja siswa yang belum tuntas belajar menulis cerita setelah belajar dengan menggunakan media VCD “UPIN dan IPIN”. Tingkat keefektifan penggunaan media VCD “UPIN dan IPIN” dalam pembelajaran menulis cerita pada siswa di SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Garut. Untuk mengetahui bagaimanakah tingkat keefektifan penggunaan media VCD “UPIN dan IPIN” dalam pembelajaran menulis cerita pada siswa di SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Garut dapat dilakukan dengan cara membandingkan harga thitung dengan harga ttabel. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan taraf signifikansi 0,5% diperoleh harga thitung= 7,71 sedangkan ttabel dengan df=35-3 =32 adalah 2.73 karena angka tersebut berada pada daerah penolakan HO, maka H1 ditermima. Artinya hipotesis yang mengatakan “pembelajaran dengan menggunakan media VCD “UPIN dan IPIN” tidak efektif dalam pembelajaran menulis pada siswa kelas V SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut” ditolak. Sementara itu hipotesis yang menyatakan “pembelajaran dengan menggunakan media VCD “UPIN dan IPIN” sangat efektif dalam pembelajaran menulis pada siswa kelas V SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut” diterima. Data di atas juga memberikan gambaran bahwa media VCD “UPIN dan IPIN” memilikj keefektifan yang dnggi dalam pembelajaran menulis pada siswa kelas 5 SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut. KESIMPULAN Berdasarkan data-data hasil penelitian, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1) Rumusan pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan media VCD IPIN dan UPIN terdiri dari tiga ramusan, yaitu tahapan sebelum pelaksanaan pembelajaran yaitu berupa persiapan, tahapan pelaksanaan dan tahapan sesudah pelaksanaan pembelajaran. 2) Kemampuan rnenulis cerita pada siswa SDN Malangbong 2 Kecamatan
Malangbong Garut Tahun Ajaran 2011/2012 sebehun dan sesudah menggunakan media VCD “UPIN dan IPIN” memiliki perbedaan yang posirif. Artinya Kemampuan menulis cerita pada siswa SDN Malangbong 2 berbeda secara positif antara sebelum dan sesudah mengguaakaa media VCD “. Dengan kata lain kemampuan menulis cerita pada siswa SDN Malangbong 2 rnengalami peningkatan sesudah menggunakan media VCD “UPIN dan IPIN” 3) Pembelajaran dengan menggunakan media “UPIN dan IPIN” sangat efekrif digunakan dalam pembelajaran menulis pada siswa kelas V SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Kabupalen Garul. Hal ini dibuklikan dengan perbandingan antara t hitung dengan t tabel yang diperoleh. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan taraf signifikansi 0,5% diperoleh harga t hitung - 7,71 sedangkan t tabel dengan df=35-3 =32 adalah 2.73 karena angka tersebut berada pada daerah penolakan H 0 , maka H1 diterima. Artinya hipotesis yang mengatakan “pembelajaran dengan menggunakan media “UPIN dan IPIN” tidak efektif dalam pembelajaran menulis pada siswa kelas V SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut” ditolak. Sementara itu hipotesis yang menyatakan “pembelajaran dengan menggunakan media “UPIN dan IPIN” sangat efektif dalam pembelajaran menulis pada siswa kelas V SDN Malangbong 2 Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut” diterima. DAFTAR PUSTAKA Anas S. (1999). Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta ; Raja Grafindo Persada. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikumo, S. (1998). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Arikunto. S. (1993). Proscdur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta. Bisri, C.H. (2003). Prosedur Penelitian, Jakarta, Bumi Aksara Depdikbud. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Baiai Pustaka Depdikbud (1991). Model-model Mengajar. Bandung : CV Dipenogoro Dalyono, M. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rhineka Cipta Gulo, W. (2002) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Gramcdia Widiasarana Indonesia Hadi. S. (1980). Metode Penelitian Ilmiah. Bandung, Sinar Baru. Hamalik O. (1985). Media Pendidikan. Bandung. Alumni.
Hamalik, O. (2005). Media Pendidikun. Bandung: Aiumni. Nawawi, Hadari. (2000). Metode Penelitian Sosial. Bandung : Mandar Maju. Usman, M. Uzer. (2002). Menjadi Guru Profesionai Bandung: Remaja Rosdakarya. Usman, Uzer. (2010). Menjadi Guru Profesionai. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Surakhmad, W. (1990). Peneantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, Teknik. Bandung : Tarsito.