PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PENGUMUMAN BERBASIS LESSON STUDY PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SABANG
Novit Rahayu Kurnia Rita Guru SD Negeri 4 Sabang Abstrak: Menulis pengumuman merupakan keterampilan yang kurang disukai siswa kelas IV SD Negeri 1 Sabang. Faktor penyebabnya adalah kegiatan pembelajaran yang monoton, media yang kurang menarik, serta tidak tepatnya pendekatan yang digunakan untuk menarik perhatian siswa agar bersemangat belajar. Satu alternatif penyelesaian persoalan tersebut adalah memanfaatkan media puzzle untuk menulis pengumuman dan melaksanakannya berbasislesson study. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis lesson study dengan menggunakan media puzzle terbukti mampu meningkatkan minat belajar dan kemampuan menulis siswa dalam menulis pengumuman. Kata kunci: penggunaan media, puzzle, kemampuan menulis, pengumuman, lesson study
Pembelajaran Bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, serta dapat menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif (Depdiknas, 2006). Tinggi rendahnya minat siswa untuk belajar dapat dipengaruhi berbagai faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor dari luar (lingkungan). Faktor dari dalam meliputi psikologis, fisiologis, kecerdasan, dan kognitif. Sedangkan yang termasuk dari luar atau faktor lingkungan adalah kurikulum, model pembelajaran, atau metode yang digunakan oleh seorang guru. Guru mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran, seorang guru harus bertanggung jawab dalam merancang dan melaksanakan pengajaran disekolah. Bila dalam proses pembelajaran di sekolah guru tidak menggunakan media yang tepat dalam mata pelajaran tertentu, maka siswa akan menjadi kurang berminat dalam
mengikuti pelajaran yang diberikan, sehingga pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal. Disisi lain, sistem yang diterapkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran masih cenderung mengabaikan peran siswa dalam aktivitas belajarnya. Karena peran guru terlalu dominan maka kesempatan siswa untuk terlibat aktif menjadi berkurang. Menulis merupakan suatu tuntutan keterampilan yang perlu dikuasai oleh manusia sebagai bahasa tulis. Oleh karena itu, sejak dini pengajaran bahasa selalu didasarkan pada keterampilan berbahasa salah satunya adalah menulis. Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara (Wikipedia Indonesia, 2006). Kondisi siswa saat ini dalam pembelajaran menulis terutama untuk materi keterampilan Menulis Pengumuman yang disampaikan dikelaspun masih cenderung teoritis. Gaya dan metode mengajar yang diterapkan pun masih menggunakan sistem konvensional. Meto-
197
198, J-TEQIP, Tahun IV, Nomor 2, November 2013
de yang paling sering digunakan adalah ceramah, tugas, dan tanya jawab. Hal ini mengakibatkan siswa merasa jenuh dan tidak menyenangkan. Dampak hasrat untuk belajar menurun. Hal ini menjadi kendala dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya. Saat mengajar sebaiknya kita harus merancang pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif.Santoso (2012:1) mengemukakan bahwa sangat bagus jika guru bisa kreatif dalam melaksanakan pembelajaran. Akan tetapi akan lebih bagus jika guru mampu melaksaakan pembelajaran yang penuh inovasi. Setidaknya pembelajaran bisa membuat siswa menjadi aktif sehingga pembelajaran tersebut berlangsung dengan menyenangkan. Pembelajaran yang demikian akan lebih bermakna bagi siswa dibandingkan dengan pembelajaran yang konvensional. Salah satu upaya guru kreatif dalam mengatasi kendala dalam pembelajaran adalah melalui pemanfaatan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran akan menyenangkan bagi siswa. Rasa senang pada siswa ini otomatis memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Demikian halnya dengan pembelajaran menulis pengumuman yang wajib ditempuh oleh siswa kelas IV SD. Agar siswa termotivasi mengikuti pembelajaran menulis pengumuman dan agar pembelajaran berlangsung secara lebih menyenangkan maka perlu ada media dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Selain itu, agar kualitas pembelajaran secara umum dapat dimaksimalkan, maka pembelajaran tersebut diselenggarakan dalam kerangka lesson study. Untuk menyiapkan siswa dalam menghadapi tantangan dunia maka perlu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Andajani (2010) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kritis
siswa dapat dimaksimalkan melalui kegiatan bermain yang menyenangkan. Satu di antara permainan tersebut adalah puzzle.Puzzle juga dapat digunakan dalam menulis pengumuman bagi siswa kelas IV SD. Secara umum artikel ini memaparkan pelaksanaan pembelajaran menulis pengumuman dengan menggunakan media puzzleberbasis Lesson study pada kelas IV SD Negeri 1 Sabang. Secara khusus artikel ini memaparkan (1) perencanaan pembelajaran menulis pengumuman dengan media puzzleberbasis lesson study, (2) pelaksanaan pembelajaran menulis pengumuman dengan media puzzle berbasis lesson study, serta (3) penilaian pembelajaran menulis pengumuman dengan media puzzle berbasis lesson study. DESKRIPSI KEGIATAN LESSON STUDY Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 352), puzzle adalah “teka-teki”. Menurut Hamalik (1980: 57), gambar adalah sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan dan pikiran. Oleh karena itu, media puzzle merupakan media gambar yang termasuk ke dalam media visual karena hanya dapat dicerna melalui indera penglihatan saja (Abdullah 2012). Di antara berbagai jenis media pembelajaran yang digunakan, puzzle merupakan media yang paling umum dipakai dan termasuk media pembelajaran sederhana yang dapat digunakan di sekolah. Hal ini dikarenakan puzzle banyak disukai siswa, harganya relatif terjangkau, dan tidak sulit mencarinya. Puzzle merupakan permainan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan anak, tapi sekaligus membutuhkan kekritisan untuk bisa merangkainya.
Rita, Penggunaan Media Puzzle, 199
Dunia anak adalah dunia bemain dan belajar. Anak-anak akan lebih mudah menangkap ilmu kalau diberikan lewat permainan, jadi anak-anak bisa sekaligus bermain tetap belajar. Dalam dunia anakanak terdapat berbagai jenis permainan, salah satu jenis permainan yang bermanfaat bagi anak dan bersifat edukatif adalah puzzle. Puzzle merupakan permainan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan anak dalam merangkainya (Pondok Ibu, 2012). Dengan terbiasa bermain puzzle, lambat laun mental anak juga akan terbiasa untuk bersikap tenang, tekun, dan sabar dalam menyelesaikan sesuatu. Kepuasan yang didapat saat anak menyelesaikan puzzle pun merupakan salah satu pembangkit motivasi untuk mencoba halhal yang baru baginya. Manfaat media puzzle dalam pembelajaran, yaitu meningkatkan keterampilan kognitif, meningkatkan keterampilan motorik halus,melatih kemampuan nalar dan daya ingat, melatih kesabaran, menambah pengetahuan, serta meningkatkan keterampilan sosial anak. Keterampilan kognitif berhubungan dengan kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah. Melalui puzzle, anak-anak akan mencoba memecahkan masalah yaitu menyusun gambar menjadi utuh. Dengan sedikit arahan contoh dari guru, sang anak sudah dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan cara mencoba menyesuaikan bentuk, menyesuaikan warna, atau logika. Bermain puzzle juga dapat meningkatkan keterampilan motorik halus. Anak dapat melatih koordinasi tangan dan mata untuk mencocokkan kepingan-kepingan puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar. Keterampilan motorik halus berhubungan dengan kemampuan anak menggunakan otot-otot kecilnya khususnya jari-jari tangannya. Puzzle juga melatih kemampuan nalar dan daya ingat dan konsentrasi puzzle yang berbentuk manusia
akan melatih nalar anak-anak. Saat bermain puzzle, anak akan melatih sel-sel otaknya untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dan berkonsentrasi untuk menyelesaikan potongan-potongan kepingan gambar tersebut. Puzzle dapat melatih kesabaran anak dalam menyelesaikan sesuatu dan berfikir dahulu sebelum bertindak. Dengan bermain puzzle anak bisa belajar melatih kesabarannya dalam menyelesaikan suatu tantangan. Melalui puzzle anak dapat belajar banyak hal. Mulai dari warna, bentuk, jenis hewan, buah-buahan, sayuran dan lainnya. Pengetahuan yang ia dapatkan dari sebuah permainan biasanya akan lebih mengesankan bagi anak dibandingkan pengetahuan yang ia dapatkan dari hafalan. Namun kegiatan bermain sambil belajar ini tentunya harus selalu mendapatkan bimbingan. Tanpa disadari puzzle berpotensi meningkatkan keterampilan sosial anak.Puzzle dapat dimainkan lebih dari satu orang dan jika puzzle dimainkan secara berkelompok tentunya butuh diskusi untuk merancang kepingan-kepingan gambar dari puzzle tersebut, maka hal ini akan meningkatkan interaksi sosial anak. Dalam kelompok, anak akan saling menghargai, saling membantu dan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah. Anak yang lebih besar akan merasa senang jika dapat membantu anak yang lebih kecil, sehingga akan tercipta suasana yang nyaman dan terciptanya interaksi ketika bermain dan belajar. Lesson study adalah suatu proses sistematis yang digunakan oleh guru-guru Jepang untuk menguji keefektifan pengajarannya dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran (Garfield, 2006). Proses sistematis yang dimaksud adalah kerja guru-guru secara berkolaboratif untuk mengembangkan rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi, refleksi dan revisi rencana pembelajaran
200, J-TEQIP, Tahun IV, Nomor 2, November 2013
secara bersiklus dan terus menerus. Lesson study bukan metode pembelajaran, juga bukan pendekatan pembelajaran. Secara lebih operasional lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar
dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru serta meningkatkan kualitas pembelajaran (Ibrohim, 2012). Dalam tahap awal pengenalan lesson study tersebut Saito (2005) mengenalkan tiga tahap utama lesson study, yakni (1) perencanaan (plan), (2) pelaksanaan (do), dan (3) refleksi (see).
PERENCANAAN (PLAN)
PELAKSANAAN (DO)
- Penggalian akademik - Perencanaan pembelajaran -Penyiapan alat-alat
- Pelaksanaan pembelajaran pembelajaran - Pengamatan oleh rekan sejawat
REFLEKSI (SEE) Refleksi dengan rekan sejawat
Gambar 1. Daur Lesson study yang terorientasi pada praktek (Saito, 2005)
Tahap Perencanaan Pembelajaran (Plan) Dalam pembelajaran dengan lesson study pada tahap perencanaan (plan) bertujuan untuk menghasilkan rancangan pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan peserta didik secara efektif serta membangkitkan partisipasi dan motifasi aktif peserta didik dalam pembelajaran. Perencanaan itu disusun secara kolaborasi untuk memperkaya ide terkait dengan rancangan pembelajaran yang akan dihasilkan. Rencana yang disusun bersama harus dapat memudahkan siswa dalam memahami materi menulis pengumuman. Dalam kegiatan perencanaan ini kegiatan yang dilakukan berupa persiapan-persiapan yaitu menyusun rencana pembelajaran (RPP) menulis pada Standar Kompetensi menulis (mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak) dengan Kompetensi Dasar Menulis pengumuman dengan bahasa yang baik dan
benar serta memperhatikan penggunaan ejaan. Setelah SK dan KD ditentukan, langkah berikutnya mengembangkan indikator. Indikator Kompetensi Dasar Menulis pengumuman dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan, yaitu (1) menulis bagian pendahuluan pengumuman tertentu dengan memperhatikan pilihan kata yang sesuai serta penggunaan huruf besar-kecil yang tepat, (2) menulis bagian isi pengumuman tertentu dengan memperhatikan pilihan kata yang sesuai serta penggunaan huruf besar-kecil yang tepat, (3) menulis bagian penutup pengumuman tertentu dengan memperhatikan pilihan kata yang sesuai serta penggunaan huruf besar-kecil yang tepat. Penjabaran indikator tersebut dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada kegiatan perencanaan pembelajaran juga dirancang langkahlangkah pembelajaran yang digunakan untuk mengajar KD tersebut. Dalam langkah-langkah tersebut terdapat
Rita, Penggunaan Media Puzzle, 201
langkah guru model akan mempersiapkan satu contoh bentuk pengumuman yang akan dipajang didepan kelas nantinya. Metode yang digunakan demonstrasi, yaitu siswa mendemonstrasikan penulisan pengumuman melalui kegiatan merangkai puzzle. Penggunaan media sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Media yang digunakan dalam menyampaikan proses pembelajaran adalah puzzle pengumuman. Puzzle
pengumuman tersebut dibuat dari styrofoam dan kertas origami berwarna. Awalnya pengumuman dibuat diatas kertas origami berwarna,kertas origami harus disediakan 3 warna dan penulisan pengumuman dibedakan antara bagian pendahuluan pengumuman, bagian isi pengumuman dan bagian penutup pengumuman. Setelah ditulis di kertas origami lalu dipotong-potong. Berikut contohpuzzle pengumuman yang harus dipersiapkan.
PENGUMUMAN Berhubung akan diadakan perpisahan kelas VI, maka siswa kelas I – V diharapkan hadir pada : Hari/Tgl : Sabtu, 25 Mei 2013 Waktu : 09.30 Wib Tempat : Aula SDN 1 Sabang Demikianlah pengumuman ini kami sampaikan. Semoga siswa kelas I – V dapat hadir tepat waktu. Sabang, 1 Mei 2013 Kepala Sekolah
SUARNI, S.Ag NIP19640125198000 Gambar 2. Bagian Puzzle Pengumuman
Selain materi, metode dan media pada perencanaan perlu dirancangnya instrumen penilaian. Instrumen tersebut disesuaikan dengan Kompetensi Dasar yang diajarkan. Penilaian dirancang dalam bentuk tes lisan dan tes tulisan. Instrumen itu diharapkan bisa membantu guru dalam menilai secara objektif dengan indikator yang jelas. Setelah perencanaan telah disusun bersama, maka guru model menerapkan RPP yang telah dirancang bersama-sama secara kolaborasi. Pelaksanaan pembe-
lajaran dimulai dari kegiatan kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
awal,
Tahap Pelaksanaan (Do) Open class dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2013 dengan materi menulis pengumuman. Guru model mengimplementasikan pembelajaran sesuai dengan skenario yang disusun bersamasama.Sedangkan guru yang lain bertindak sebagai pengamat (observer). Fokus pengamatan diarahkan pada aktivitas belajar peserta didik dengan berpedoman
202, J-TEQIP, Tahun IV, Nomor 2, November 2013
pada prosedur dan instrumen pengamatan yang telah disepakati pada tahap perencanaan, bukan untuk mengevaluasi penampilan guru model yang bertugas mengajar. Pada kegiatan awal pembelajaran, Ketua kelas IV menyiapkan kelasnya, guru membuka dengan ucapan salam dan kemudian membaca doa belajar bersama serta mengabsensi kehadiran siswa dikelas. Sebelum memulai pembelajaran guru model melakukan apersepsi berupa mengajukan pertanyaan apakah siswa pernah mendengar pengumuman, dimana pengumuman itu didengar, apa isi pengumuman yang didengarnya, dan untuk siapa pengumuman itu dibacakan. Setelah melakukan tanya jawab singkat dengan siswa. Guru model memajangkan satu lagu yang ada kaitannya dengan pengumuman. Lagu itu diciptakan sesuai dengan tema pengumuman yang nadanya menggunakan lagu berjudul pengumuman penting yang dipopulerkan oleh ira maya soppa tentang pangeran dan cinderela. Lirik syairnya sudah guru model ganti yang sesuai dengan kondisi anak sekolah yang liriknya sebagai berikut. “Pengumuman penting dengar hai Kabar yang gembira bagi kita semua Siapa yang dapat nilai sepuluh Cantik jelek Miskin Kaya Dia lah kan menjadi Calon juara kelas”. Setelah menyanyikan lagu tersebut, guru model bertanya kepada siswa tentang judul apa yang tepat untuk lagu yang dinyanyikan tadi. Setelah itu guru model juga memancing daya berfikir siswa untuk menebak materi apa yang akan diajarkan pada pertemuan saat itu. Setelah itu baru guru model menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapainya dalam proses pembelajaran. Setelah apersepsi dan
motivasi selesai disampaikan, guru model melanjutkan kegiatan inti pembelajaran. Pada kegiatan inti didalamnya terdapat 3 tahab kegiatan yaitu eksplorasi, elaborasi, dan Konfirmasi. Ketiga tahab ini saling berkaitan. Guru model memajangkan puzzle pengumuman didepan kelas. Setelah itu menunjuk beberapa siswa untuk menyusun puzzle pengumuman didepan kelas, serta menempelnya dipuzzle pengumuman. Selanjutnya guru model bertanya jawab tentang puzzle pengumuman seperti berikut. Guru : “Apakah siswa tahu apakah isi puzzle yang disusun tadi?” Siswa : “Tahu bu, itu contoh pengumuman”. Guru : “Ya benar, anak-anak sudah melihat puzzle pengumuman ibu.Sekarang ada tidak yang mau bertanya?” Guru : “Kalau tidak ada biar ibu saja yang bertanya, kenapa puzzle yang ibu buat berwarnawarni?ada yang bisa menjawab? Siswa : Saya bu, “itu untuk membedakan yang mana pendahuluan dan isinya bu”. Guru : “Pintar anak ibu, ya benar apa yang dikatakan oleh temanmu tadi”. Guru model mulai menjelaskan puzzle yang terkait dengan materi menulis pengumuman. Dari contoh pengumuman yang dibuat dijelaskan mana bagian pendahuluan, bagian isi dan bagian penutup. Siswa mengamati dengan penuh antusias. Setelah menjelaskan materi, guru model membentuk 6 kelompok siswa yang anggota tiap kelompoknya terdiri 4 kelompok berjumlah 5 orang dan 2 kelompok terdiri 4 orang anggota jadi total keseluruhan siswa 28 orang. Setiap kelompok diberi tugas membuat pengumuman dengan tema yang
Rita, Penggunaan Media Puzzle, 203
berbeda yaitu (1) Kegiatan gotong royong disekolah, (2) Kegiatan posyandu, (3) Acara Maulid Nabi Muhammad SAW, (4) Kegiatan Perpustakaan keliling, (5) Peringatan Hari Kemerdekaan RI, (6) Penyemprotan nyamuk malaria. Siswa bekerja sama, berdiskusi didalam kelompoknya untuk menyiapkan tugas yang diberikan oleh guru. Kelompok yang telah menyelesaikan tugasnya menempelkan laporan hasil diskusinya kedepan kelas. Setelah semua kelompok telah menyelesaikan tugasnya guru model menyuruh salah seorang dari tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja mereka dan ditanggapi oleh kelompok lain. Semua kelompok sudah membacakan hasil diskusinya. Guru model mulai memberikan nilai untuk tugas kelompok siswanya. Bagi kelompok yang
terbagus akan diberikan 3 bintang, 2 bintang, dan 1 bintang menurut hasil kerja yang telah dipajangkan tadi. Kegiatan selanjutnya guru model meminta siswa untuk menyelesaikan tugas mandiri. Guru model telah menyiapkan teks pengumuman tinggal siswa menuliskannya kedalam bentuk pengumuman. Berikut dipaparkan teksnya. “Pada hari Minggu, tanggal 26 Mai 2013, warga RT 02 akan mengadakan kerja bakti mmbersihkan lingkungan pasar. Ketua RT mengumumkan agar warganya berkumpul pukul 08.00 dengan membawa peralatan cangkul, sabit dan sapu”. Siswa tinggal memasukkan kedalam papan pengumuman berikut formatnya :
Pengumuman Diumumkan kepada ............................................. ......................................................................................... Hari / Tanggal : Waktu : Tempat : Demikianlah ........................................................ ........................................................................................ ........................................................................................ Sabang, .....................
................................... Gambar 3. Format Pengumuman
Setelah siswa menyelesaikan tugas mandiri, guru model menyuruh siswa menukarkan bukunya dengan teman sebangkunya untuk dikoreksi bersamasama. Guru model menunjuk beberapa siswa untuk menuliskan jawaban yang
benar dengan memperhatikan penggunaan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan. Setelah dikoreksi siswa mengembalikan buku temannya untuk diperbaiki kembali.
204, J-TEQIP, Tahun IV, Nomor 2, November 2013
Setelah diperbaiki baru dikumpulkan untuk dinilai hasil kerjanya tadi. Pada kegiatan akhir, siswa dibimbing guru menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari bahwa pengumuman itu adalah penyampaian informasi kepada umum yang isinya berupa pemberitahuan, imbauan, harapan dan sebagainya. Pengumuman dapat disampaikan secara lisan ataupun tulisan. Pengumuman memiliki ciri-ciri (1) Kalimat harus lengkap dan jelas, (2) Isi pengumuman harus jelas, (3) Siapa yang membuat pengumuman itu dan untuk siapa ditujukan harus jelas. Langkah-langkah penulisan pengumuman yaitu adanya bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup pengumuman. Setelah menyimpulkan materi pelajaran, guru model memberikan tugas rumah untuk membuat satu buah pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan. Selain itu, guru model memberi motivasi kepada siswa untuk terus belajar dirumah dan lebih giat lagi untuk belajar menulis suatu pengumuman di rumah. Tahap Refleksi (See) Pada tahap ini para observer yang terdiri dari teman sejawat dan guru kelas menyampaikan hasil pengamatannya. Refleksi dipimpin oleh seorang moderator. Moderator mengawali kegiatan dengan memperkenalkan kelompok lesson study yang dilanjutkan dengan memberi ucapan selamat kepada guru model. Berikutnya moderator memberi kesempatan kepada guru model untuk menyampaikan perasaannya ketika melaksanakan proses pembelajaran dikelas IV materi menulis pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan. Guru model merasakan siswa dari awal sampai akhir pembelajaran sangat antusias, siswa selalu merespon apa yang guru tanyakan dan semua yang guru
perintahkan mereka jalankan dengan gembira. Guru model pun dengan mudah mengajarkan materi sesuai dengan hasil rancangan dan media pembelajaran yang telah dibuat dan disusun bersamasamateman sejawat. Namun dalam pelaksanaannya mungkin masih ada kekurangan-kekurangan yang mungkin diamati oleh para observer. Guru model dengan senang hati meminta komentar kepada para observer untuk memberikan kritik dan saran yang diharapkan dapat masukan dari pengamat untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Observer mencatat seluruh hasil pengamatan dan menyampaikan hasil pengamatannya HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi yang ditemukan oleh observer, secara umum siswa sudah siap mengikuti pembelajaran menulis pengumuman sejak awal pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari adanya interaksi antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa sejak di awal pembelajaran. Menurut observer siswa sangat bersemangat dan bergairah menerima pelajaran dari guru model. Siswa aktif menjawab semua pertanyaan dari guru dan kreatif menyusun puzzle pengumuman yang membuat menarik karena warna puzzle tersebut berwarnawarni. Sebaiknya dalam menyusun puzzle tadi, siswa dibagi 3 kelompok. Kelompok 1 mendapat puzzle berwarna hijau, kelompok 2 berwarna kuning dan kelompok 3 berwarna merah. Lalu setelah disusun baru perwakilan mereka maju kedepan kelas untuk menempelnya jadi semua siswa terlihat aktif tidak hanya sebagian saja. Siswa kelihatan bergembira dalam menyanyikan lagu pengumuman yang diajarkan guru model, walaupun lagu itu belum pernah siswa dengar tapi setelah diajarkan siswa menjadi senang dan gembira nyikannya bersama-sama. Di
Rita, Penggunaan Media Puzzle, 205
dalam proses pembelajaran terlihat ada juga siswa yang kelihatan sibuk bercerita dengan teman kelompoknya yaitu siswa yang bernomor dada 14 dan 25 yang duduk kelompoknya paling belakang. Upaya yang dilakukan guru model yaitu dengan mendekati kelompok tersebut dan memberikan motivasi dan dorongan kepada anak tersebut supaya bekerja bersama-sama temannya. Selain itu ada juga terlihat siswa yang bernomor dada 7 hanya duduk tidak mengerjakan tugas mandiri yang diberikan oleh guru model. Upaya yang dilakukan guru model yaitu membimbing siswa tersebut dalam menyelesaikan tugasnya. Semua siswa terlihat sibuk dalam menyelesaikan tugasnya dan mengumpul pekerjaannya dengan tepat waktu sesuai yang dijadwalkan. Pada kegiatan penutup siswa sudah dilibatkan dalam merangkum pelajaran yang telah dipelajarinya hari ini, siswa merespon arahan atau tindak lanjut dengan baik. Penguasaan kelas sudah dikuasai oleh Guru model, walau siswa terlihat ribut tetapi mereka ribut karena LKS yang diberikan oleh guru model bukan ribut karena siswa bermain. Dari pengalaman berharga yang diperoleh, Kepala Sekolah sebagai observer mengatakan ternyata ada salah seorang siswa yang berkebutuhan khusus ternyata mau maju kedepan kelas untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya. Padahal sebelumnya siswa tersebut tidak pernah mau disuruh maju kedepan apalagi untuk membacakan tugas kelompok. Ini suatu kemajuan yang luar biasa bagi siswa tersebut. Hal ini dikarenakan Guru Model mengajarnya dengan penuh senyum, motivasi dan penguatan kepada semua siswa yang telah mau maju kedepan kelas. Open class dengan menggunakan puzzle pengumuman dan lagu yang dinyanyikan yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, dapat meningkat kan moti-
vasi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa kelas IV menunjukkan adanya nilai yang baik, rata-rata sudah diatas 75. Hasilnya sudah 85% (24 orang) siswa yang sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik dari 28 orang siswa yang ada. Sedangkan yang belum tuntas hanya 15% (4 orang). Nilai tersebut sudah diatas KKM pada pelajaran bahasa Indonesia. Meskipun demikian perlu dilatih secara terus menerus sehingga siswa dapat menulis pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan. Peningkatan hasil belajar juga sangat didukung pada penggunaan media pembelajaran yang digunakan, dengan media dapat memperjelas dan memperluas pengertian kepada siswa. Menurut Arief (2008) media gambar memiliki beberapa keunggulan yaitu (1) lebih realistis menunjukkan pokok masalah, (2) dapat mengatasi batas ruang dan waktu, (3) dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, serta (4) dapat memperjelas suatu masalah dan mencegah serta membetulkan kesalahpahaman. Selain itu, peningkatan keterampilan mengajar ini disebabkan guru model telah mengikuti lesson study. Melalui lesson study dapat dikembangkan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan yang membentuk karakter peserta didik belajar aktif dan mandiri. Dengan adanya media yang digunakan siswa dapat melihat dan mengamati dengan seksama dari contoh penulisan pengumuman di atas. PENUTUP Penggunaan Puzzle Pengumuman dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya Kompetensi Dasar Menulis Pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan berbasis Lesson study, pada kegiatan Open Class TEQIP 2013 dapat disimpulkan sebagai berikut.
206, J-TEQIP, Tahun IV, Nomor 2, November 2013
1. Terjadi peningkatan kemampuan guru model dalam mengajarkan materi Menulis Pengumuman. 2. Guru model bisa mengatur waktu dalam proses pembelajaran karena perencanaan pembelajaran telah disusun bersama.
3. Penggunaan media yang menarik terbukti meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Sabang. 4. Terjadi peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 1 Sabang.
DAFTAR RUJUKAN Abdullah, Muchammad. 2012. Puzzle. (online). (http.aaps10.blogspot. com/2012/11/Puzzle.html.cachedsimilar, diakses 4 November 2013). Arief, S. 2008.Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Depdiknas, 2006. Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan. (Online),(http://farhanzen. wordpress.com, diakses 19 Oktober 2013). Garfield, J. 2006. Exploring the Impact of Lesson study on Developing Effective Statistics Curruculum. (online),(http://www.stat.auckland. ac.nz/iase/publication/11/Garfield.doc, diakses tanggal19 Oktober 2013)
Ibrohim. 2013. Panduan Pelaksanaan Lesson Study. Malang: Universitas Negeri Malang kerjasama dengan PT Pertamina (Persero). Pondok Ibu. 2012. Manfaat Bermain Puzzle untuk Anak. (online), (http://pondokibu.com/ manfaatbermain-puzzle-untuk-anak.html, diakses tanggal 19 Oktober 2013). Saito, E. 2005. Changing Lessons, Changing Learning: Case Study of piloting Activities under IMSTEP. Prosiding Seminar Nasional MIPA dan Pembelajarannya dan Exchange Experience of IMSTEP. Malang, 5-6 September. Santoso, Anang. 2012. Jurnal Peningkatan Kualitas Guru. Malang: Universitas Negeri Malang kerjasama dengan PT Pertamina (Persero).