KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII (Penelitian di SMP N 1 Ngawen Klaten Tahun Pelajaran 2012 / 2013)
Artikel Jurnal
Oleh: NIKEN RITHMAYANTI NIM K3109055
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK
Niken Rithmayanti dan Siti Sutarmi Fadhilah Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRACT
Niken Rithmayanti. ”THE EFFECTIVENESS OF GROUP GUIDANCE WITH ROLE PLAYING TECHNIQUE TO IMPROVE SELF-LEARNING OF 7TH GRADE STUDENT (The Research Conducted in SMP N 1 Ngawen Klaten Academic Year 2012/2013)”. Thesis. Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University. October 2013. The purpose of this research was to find out the effectiveness of group guidance with role playing technique to improve self-learning of 7th grade student in SMP N 1 Ngawen Klaten academic year 2012/2013. This research is Quasi Experimental with this type of Non Equivalent Control Group Design. The research sample were 64 7th grade students of SMP Negeri 1 Ngawen Klaten. Data source derived by primary data, that is 7th grade students and secondary data is counselor. The technique of data collection using questionnaire. Analysis of data using statistical analysis technique Two-Way ANOVA by SPSS application. Based on the results of hypothesis testing, showed that Fcalculated > Ftable, means H0 rejected and Ha accepted. Ha acceptance and level of significance that have been known proves group guidance with role playing technique effective to improve self-learning of students. The research was supported with a significance level of 0,05 means 0,004 < 0,05 and Fcalculated > Ftable is 8,580 > 3,82 means there is difference of self-learning in the experimental group dan control group based on the pre test group and post test group. Then the significance measurement is 0,05 means 0,000 < 0,05 and Fcalculated > Ftable is 26,841 > 3,92 means there is a difference of self-learning between the experimental group and control group. Further significance group and measurement is 0,05 means 0,046 < 0,05 and Fcalculated > Ftable is 4,050 > 3,92 means there is interaction between experimental group and control group with pre test group and post test group in improving selflearning. The conclusion of this research was that group guidance with role playing technique effective to improve self-learning of 7th grade students in SMP N 1 Ngawen Klaten academic year 2012/2013. Keywords: group guidance, role playing tehnique, self-learning
1
menggunakan pikiran peserta didik
A. PENDAHULUAN Pada era globalisasi
itu sendiri.
yang
Kemandirian belajar peserta
terjadi saat ini menyebabkan ter-
didik dipengaruhi oleh dua faktor
jadinya kompetisi dalam kehidupan,
yaitu faktor internal dan eksternal.
sehingga diperlukan generasi muda
Motivasi belajar dalam diri terbentuk
berkualitas. Untuk menghasilkan ge-
dari pengetahuan, kemampuan, kese-
nerasi muda yang berkualitas tentu
nangan kegiatan belajar, hasil belajar,
membutuhkan proses, salah satunya
kepuasan, dan karakteristik pribadi
melalui belajar. Salah satu kemampu-
Apabila memiliki motivasi belajar
an yang diperlukan peserta didik
kuat, peserta didik dapat melakukan
dalam mencapai keberhasilan pendidikan
adalah
kemandirian
sesuatu yang lebih baik dan lebih
dalam
efisien
belajar. Johnson (2009) mengemuka-
lah.
lah kemampuan peserta didik untuk
belajar
dapat
lingkungan yaitu keluarga, sekolah,
sesuai dengan kehidupannya sehari -
dan
hari. Knowles (dalam Nurhayati,
masyarakat
tersedia
sumber
informasi dalam belajar, pembantu
2011) menjelaskan bahwa kemandiri-
belajar dan suasana lingkungan yang
an belajar adalah suatu proses ketika
kondusif.
seseorang mengambil inisiatif dengan
Sukarno
atau tanpa bantuan orang lain dalam
(dalam
Widodo,
2012) menyebutkan bahwa ciri-ciri
mendiagnosis, merumuskan, mengi-
kemandirian belajar antara lain, a)
dentifikasi, mengimplementasi, dan
merencanakan dan memilih kegiatan
mengevaluasi kegiatan belajar. Peser-
belajar sendiri, b) berinisiatif dan
ta didik yang memiliki kemandirian mampu
Kemandirian
terbentuk dengan baik apabila setiap
menentukan kegiatan akademiknya
akan
sebelumnya,
sekaligus dapat memecahkan masa-
kan bahwa kemandirian belajar ada-
belajar,
dibandingkan
memacu diri untuk belajar secara
mengatur
terus menerus, c) bertanggung jawab
kegiatan belajarnya tanpa bergantung
dalam belajar, d) belajar secara kritis,
pada orang lain. Kemandirian belajar
e) belajar dengan penuh percaya diri.
merupakan sumber kekuatan untuk
2
Sedangkan
Nurjanah
(dalam
ditemukan fakta bahwa masih banyak
Prasetyoningsih, 2010) antara lain, a)
peserta didik yang kemandirian bela-
memburu minat baru (inisiatif), b)
jarnya kurang. Fakta tersebut antara
tanggung jawab dalam belajar, c)
lain peserta didik mencontek ketika
percaya diri.
ujian,
pasif
ketika
pembelajaran,
Peserta didik SMP umumnya
kurang semangat ketika belajar di
berada pada rentang usia 12–13 tahun
kelas, kurang mampu bekerja secara
sampai dengan 14–15 tahun. Menurut
kolaboratif
Djamarah (2011) bahwa, remaja awal
mengerjakan pekerjaan rumah di
berada dalam usia 12-13 tahun sampai
sekolah, dan mencontek pekerjaan
17-18 tahun. Pada masa ini terjadi
temannya, kurangnya minat membaca
banyak perubahan, antara lain peruba-
buku di perpustakaan.
dengan
orang
lain,
han fisik dan perubahan psikis.
Layanan bimbingan dan konse-
Perubahan fisik contohnya tumbuh
ling dapat diberikan dalam bentuk
rambut pada bagian–bagian tertentu
individu maupun kelompok. Layanan
baik perempuan maupun laki–laki.
yang akan digunakan oleh peneliti
Perubahan psikis contohnya mudah
adalah bimbingan kelompok. Winkel
terpancing emosinya dan tersinggung.
& Hastuti (2004) mengemukakan
WHO dalam Warkitri, dkk (2002)
bahwa bimbingan kelompok sebagai
mengemukakan bahwa remaja adalah
sarana
masa
peserta
peralihan
dari
anak-anak
penunjang didik
perkembangan yang
optimal,
menjadi dewasa yang ditandai dengan
diharapkan dapat mengambil manfaat
kematangan seksual, pola identifikasi
dari pengalaman pendidikan ini bagi
perilaku anak menjadi dewasa, dan
dirinya sendiri. Perkembangan yang
peralihan dari sikap ketergantungan
diperoleh dari bimbingan kelompok
pada keadaan yang relatif mandiri,
mencakup perkembangan kognitif,
dalam hal ini dikhususkan pada
psikomotor, dan afektif. Ketiganya
kemandirian belajar.
dapat berkembang dengan optimal
Berdasarkan wawancara dengan
melalui bimbingan kelompok.
guru BK di SMP N 1 Ngawen Klaten,
Bimbingan
terutama peserta didik kelas VII,
kelompok
dapat
dilaksanakan dengan berbagai teknik
3
yang
bervariasi,
yang
mendatang untuk mengekspresikan
dikemukakan oleh Romlah (2001),
hubungan antar manusia selanjutnya
antara
bekerjasama, diskusi, mengeksplorasi
lain
seperti
teknik
pemberian
informasi, diskusi kelompok, teknik
perasaan,
pemecahan masalah (problem sol-
pemecahan masalah.
ving), bermain peran (role playing), permainan
simulasi
nilai
dan
strategi
Sanjaya (2006) mengemuka-
(simulation
kan bahwa langkah-langkah dalam
games). Diantara teknik-teknik terse-
bermain peran meliputi, 1) persiapan
but, peneliti tertarik untuk mengguna-
bermain peran, 2) pelaksanaan berma-
kan teknik bermain peran. Sanjaya
in
(2006) memaparkan bahwa bermain
persiapan
peran adalah kegiatan beberapa orang
dilakukan dengan pembentukan ke-
yang diarahkan untuk mengkreasi
lompok dan memasukkan diri ke
kejadian masa lalu, aktual, atau yang
dalam kelompok. Para anggota saling
mendatang.
memperkenalkan
Mulyasa
(2004)
peran,
3)
penutupan.
bermain
Tahap
peran
diri,
dapat
selanjutnya
menambahkan bahwa teknik bermain
Penjelasan mengenai bermain peran,
peran dapat mengekspresikan hubun-
penjelasan
gan
diterapkan. Setelah hal-hal tersebut
antar
manusia
dengan
cara
peraturan
yang
memperagakan, bekerjasama, diskusi,
terlaksana
mengeksplorasi perasaan, nilai dan
dilanjutkan dengan menetapkan topik
strategi pemecahan masalah antar
dan
pesertanya.
yang
pemberian gambaran masalah yang
diangkat dalam bermain peran harus
akan diungkap, penetapan peserta
benar – benar terjadi dalam kehidupan
didik yang akan menjadi pemeran,
sehari – hari. Berdasarkan uraian
dan kesempatan bertanya bagi pemain
diatas
jika
Sehingga
dapat
tema
dijelaskan
bahwa
tujuan
dengan
yang
menemui
baik,
akan
akan
kesulitan.
dapat
dicapai,
Tahap
bimbingan kelompok dengan teknik
pelaksanaan adalah kelompok peme-
bermain
peran
adalah
sarana
ran beraksi dengan spontan, peserta
perkembangan
peserta
yang lain mengamati dengan penuh
didik melalui pemeragaan kejadian
perhatian, tentor memberi bantuan
masa
pada
penunjang
lalu,
aktual,
atau
yang
4
pemeran
yang
mengalami
kesulitan. Tahap penutup ditandai
kan untuk menemukan dan menye-
dengan menghentikan bermain peran.
lidiki hubungan sebab akibat antara
Selanjutnya dilakukan diskusi untuk
dua variabel, yakni variabel bebas
membahas masalah yang diungkap,
(bimbingan kelompok dengan teknik
kritik dan tanggapan pelaksanaan
bermain peran) dan variabel terikat
bermain peran, dan diakhiri penarikan
(kemandirian
kesimpulan.
yang digunakan dalam penelitian ini
Penelitian peningkatan keman-
belajar).
Rancangan
adalah rancangan penelitian Quasi
dirian belajar peserta didik dengan
Experimental.
layanan bimbingan kelompok pernah
mengemukakan bahwa eksperimental
dilakukan
(2012).
semu adalah desain penelitian ekspe-
Berdasarkan hasil penelitian yang
rimen yang memiliki kelompok kont-
telah
menunjukkan
rol, tapi tidak mengontrol secara
bahwa layanan bimbingan kelompok
penuh variabel luar yang mempe-
dapat
kemandirian
ngaruhi eksperimen Jenis rancangan
belajar peserta didik. Sehubungan
penelitian yang digunakan adalah
dengan hal tersebut, peneliti tertarik
rancangan kelompok kontrol tidak
untuk melakukan penelitian tentang
sepadan
keefektifan
kelompok
group design). Kelompok eksperimen
dengan teknik bermain peran untuk
diberikan treatment sedangkan ke-
meningkatkan kemandirian belajar
lompok
peserta didik kelas VII SMP N 1
treatment.
oleh
Asiyah
dilaksanakan,
meningkatkan
bimbingan
Ngawen Klaten tahun pelajaran 2012
(non
kontrol
Sugiyono
(2009)
equivalent
tidak
control
diberikan
Penelitian dilakukan di SMP
/ 2013.
N 1 Ngawen Klaten pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
B. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang
Sampel
yang
digunakan
untuk
digunakan dalam penelitian ini yaitu
didik kelas VII SMP yang dibagi
eksperimen. Penelitian ekperimen ini
menjadi 32 peserta kelompok ekspe-
dipilih dengan pertimbangan bahwa
rimen dan 32 peserta kelompok
penelitian eksperimen dapat diguna-
kontrol. Teknik pengambilan sampel
penelitian ini berjumlah 64 peserta
5
dalam penelitian ini adalah dengan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
teknik purposive random sampling
Perlakuan
berupa
layanan
yang merupakan teknik pengambilan
bimbingan kelompok dengan teknik
sampel berdasarkan ciri-ciri dan sifat
bermain peran dilaksanakan pada
yang mewakili
populasi
peserta didik kelas VII anggota
tanpa pandang bulu sehingga semua
kelompok eksperimen yang berjumlah
anggota populasi memiliki kesempa-
32. Pemberian layanan bimbingan ke-
tan yang sama untuk terpilih menjadi
lompok dengan teknik bermain peran
anggota sampel. Jenis data dalam
dibagi dalam lima satuan layanan
penelitian ini adalah data kuantitatif
yang dilaksanakan dalam lima kali
yang
menggunakan
pertemuan dengan alokasi waktu 90
instrumen angket kemandirian belajar
menit setiap pertemuan. Selanjutnya,
pada peserta didik. Validasi instrumen
2 kali pertemuan untuk tes awal (pre
penelitian ini melalui uji validitas dan
test) dan tes akhir (post test) dengan
uji
alokasi waktu masing-masing 45
keadaan
dikumpulkan
reliabilitas.
instrument
Uji
validitas
menggunakan
teknik
menit.
korelasi product moment pearson
Berdasarkan perolehan skor
sedangkan uji reliabilitas menggu-
pre test peserta didik kelompok
nakan
Brown.
eksperimen memiliki mean sebesar
bimbingan
79,81 dan standar deviasi sebesar
kelompok dengan teknik bermain
8,771, sedangkan mean skor post test
peran untuk meningkatkan keman-
sebesar 81,25 dengan standar deviasi
dirian
sebesar
rumus
Pengujian
Spearman
keefektifan
belajar
peserta
didik
9,725.
Pada
kelompok
menggunakan analisis uji beda Two
kontrol, skor pre test memiliki mean
Way Analysis of Variances (Two Way
sebesar 68,53 dengan standar deviasi
ANOVA) atau analisis varians dua
6,839 dan skor post test memiliki
arah. Tujuan analisis varians dua arah
mean sebesar 76,28 dengan standar
yaitu untuk menguji signifikansi efek
deviasi sebesar 9,825. Berikut ini
variabel
adalah hasil analisis deskripsi data pre
bebas
terhadap
variabel
terikat.
test
dan
post
test
kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
6
Tabel 1. Hasil Analisis Deskripsi Data Pre Test dan Post Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Kelompok Klp. Eksperimen
Klp. Kontrol
Total
Test
Mean
Std. Deviation
N
Pre test
79,81
8,771
32
Post test
81,25
9,725
32
Total
80,53
9,215
64
Pre test
68,53
6,839
32
Post test
76,28
9,825
32
Total
72,41
9,261
64
Pre test
78,77
10,015
64
Post test
74,17
9,654
64
Total
76,47
10,065
128
Selanjutnya
dilakukan
persyaratan
analisis
pengujian
kontrol
berasal
dari
uji
populasi yang berdistribusi normal.
normalitas dan uji homogenitas. Hasil
Sedangkan hasil uji normalitas data
uji normalitas data pre test tentang
post test kemandirian belajar peserta
kemandirian belajar peserta didik
didik pada kelompok eksperimen dan
pada
dan
kelompok kontrol di atas diperoleh
kelompok kontrol diperoleh nilai
nilai kolmogorov smirnov Z sebesar
kolmogorov smirnov Z sebesar 0,837
0,700 dengan signifikansi sebesar
dengan signifikansi sebesar 0,485.
0,712.
Karena
sebesar
sebesar 0,712 > 0,05, maka data
0,485 > 0,05, maka data berasal dari
berasal dari populasi berdistribusi
populasi yang berdistribusi normal.
normal. Dengan demikian, post test
Dengan demikian, data pre test
kemandirian belajar pada kelompok
tentang kemandirian belajar peserta
eksperimen dan kelompok kontrol
didik pada kelompok eksperimen dan
berasal
kelompok
nilai
yaitu
kelompok
eksperimen
signifikansi
7
Karena
dari
nilai
signifikansi
populasi
yang
berdistribusi normal. Merujuk pada
Setelah pengujian persyaratan
perolehan uji normalitas seluruh data
analisis terpenuhi, selanjutnya dilak-
diatas dapat disimpulkan kelompok
sanakan pengujian hipotesis untuk
eksperimen dan kelompok kontrol
mengetahui diterima atau tidaknya
berasal dari populasi yang berdistri-
pernyataan yang dikemukakan dalam
busi normal.
perumusan hipotesis. Hipotesis dalam
Hasil perhitungan uji homoge-
penelitian
ini
adalah
bimbingan
nitas dengan menggunakan Levene’s
kelompok dengan teknik bermain
Test diperoleh nilai Levene Statistic
peran efektif untuk meningkatkan
sebesar 2,177 dengan signifikansi
kemandirian belajar peserta didik
sebesar 0,145. Karena nilai signifi-
kelas VII SMP N 1 Ngawen Klaten
kansi 0,145 > 0,05, maka dinyatakan
tahun pelajaran 2012/2013. Pengujian
bahwa varian kelompok eksperimen
hipotesis tesebut dibuktikan dengan
pre test, dan kelompok kontrol pre
pengujian tiga hipotesis yang lain
test adalah sama atau homogen.
melalui analisis data dalam penelitian
Sedangkan uji homogenitas dengan
ini yang menggunakan teknik analisis
menggunakan selanjutnya diperoleh
varians dua arah dengan desain
nilai Levene Statistic sebesar 0,060
faktorial 2x2 (Two Way ANOVA)
dengan signifikansi sebesar 0,807.
dengan aplikasi SPSS. Pengujian
Karena signifikansi 0,807 > 0,05,
hipotesis
maka dapat dinyatakan bahwa varian
Fhitung>Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha
kelompok data di dalam kelompok
diterima, Fhitung < Ftabel, maka Ho
eksperimen post test, dan kelompok
diterima
kontrol post test adalah sama atau
signifikasi
homogen.
maka
Merujuk
pada
uji
berdasarkan
dan
Ha
kriteria
ditolak.
= 0,05, apabila
tidak
sigifikan,
Taraf > 0,05
sedangkan
homogenitas pada pre test dan post
apabila
test di atas maka dapat disimpulkan
Berikut ini pengujian tiga hipotesis
bahwa
kelompok
untuk membuktikan hipotesis utama.
eksperimen dan kelompok kontrol
Hasil uji hipotesis 1 diperoleh nilai
adalah sama atau homogen.
Fhitung sebesar 8,580, sedangkan Ftabel
seluruh
varian
< 0,05 maka signifikan.
sebesar = 3,92. Maka Fhitung > Ftabel,
8
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima
antara
dengan signifikansi 0,004 < 0,05,
kelompok
maka ada perbedaan yang signifikan.
kelompok nilai pre test dan kelompok
Adanya penerimaan Ha dan tingkat
nilai post test kemandirian belajar.
signifikansi
Berdasarkan uji hipotesis di atas dapat
yang
telah
diketahui
kelompok
kontrol
eksperimen
dengan
membuktikan bahwa ada perbedaan
dibuktikan
kemandirian belajar pada kelompok
Kelompok dengan Teknik Bermain
kontrol dan eksperimen berdasarkan
Peran Efektif untuk Meningkatkan
kelompok nilai pre test dan kelompok
Kemandirian Belajar Peserta Didik
nilai post test secara signifikan. Hasil
Kelas VII SMP Negeri 1 Ngawen
uji hipotesis 2 diperoleh nilai Fhitung
Klaten Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
sebesar
26,841,
sedangkan
Ftabel
bahwa
dan
Bimbingan
Hal tersebut sejalan dengan
sebesar = 3,92. Maka Fhitung > Ftabel,
pendapat
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima
mengemukakan bahwa kemandirian
dengan signifikansi 0,000 < 0,05,
belajar adalah suatu kegiatan belajar
maka ada perbedaan yang signifikan.
yang
Adanya penerimaan Ha dan tingkat
melaksanakan
signifikansi
diketahui
Kemandirian belajar pada seseorang
membuktikan bahwa ada perbedaan
tidak muncul begitu saja melainkan
terhadap kemandirian belajar pada
ada faktor-faktor yang mempengaruhi
kelompok eksperimen dan kelompok
yang terdiri dari dua faktor seperti
kontrol secara signifikan. Hasil uji
pendapat yang dikemukakan oleh
hipotesis 3 diperoleh nilai Fhitung
Mudjiman (2011) yaitu faktor dalam
sebesar
diri dan luar diri. Seperti motivasi
yang
4,050,
telah
sedangkan
Ftabel
sebesar = 3,92. Maka Fhitung > Ftabel,
Johnson
mendorong
(2010)
peserta
tindakan
yang
didik mandiri.
belajar dan pengaruh lingkungan.
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima
Salah satu cara yang efektif
dengan signifikansi 0,046 < 0,05,
untuk
maka ada perbedaan yang signifikan.
belajar adalah dengan memberikan
Adanya penerimaan Ha dan tingkat
layanan bimbingan kelompok teknik
signifikansi
diketahui
bermain peran. Pertimbangan diguna-
membuktikan bahwa ada interaksi
kannya layanan ini sesuai dengan
yang
telah
9
meningkatkan
kemandirian
tujuan
bermain
peran
menurut
bermain peran terbukti efektif untuk
Nasution (dalam Prasetyo, 2013),
meningkatkan kemandirian belajar
antara lain, a) untuk menghayati sesu-
peserta didik kelas VII SMP N 1
atu kejadian yang sebenarnya terjadi,
Ngawen
b) memahami sebab dari sesuatu
2012/2013.
Klaten
tahun
pelajaran
kejadian serta akibatnya, c) membentuk konsep diri yang mandiri, d) membina
peserta
dalam
Bimbingan kelompok dengan
memecahkan masalah, kritis, analisis,
teknik bermain peran merupakan
komunikasi, hidup sosial.
layanan bimbingan dan konseling
Untuk
didik
D. KESIMPULAN DAN SARAN
memperkuat
hasil
yang diberikan pada sekelompok
penelitian ini maka dibandingkan
peserta didik untuk memeragakan
dengan penelitian yang relevan yaitu
peranan tertentu. Kegiatan bermain
penelitian
oleh
peran, peserta didik dilatih untuk
Asiyah (2012), hasil penelitiannya
aktif, kreatif, berani tampil, dan
menunjukkan bahwa telah terjadi
berinisiatif dalam rangka meningkat-
peningkatan kemandirian belajar yang
kan kemandirian belajar. Kemandiri-
signifikan pada peserta didik setelah
an belajar adalah kemampuan peserta
diberi perlakuan berupa bimbingan
didik untuk melaksanakan tindakan
kelompok. Dengan demikian bim-
mandiri dalam kegiatan belajar yang
bingan
mencakup
yang
kelompok
dilakukan
efektif
untuk
perencanaan,
inisiatif,
meningkatkan kemandirian belajar
tanggung jawab, berpikir kritis, dan
peserta didik. Begitu pula penelitian
rasa percaya diri. Peserta didik yang
yang dilakukan oleh Deswita (2011)
memiliki kemandirian belajar mampu
yang menunjukkan bahwa bermain
mengambil keputusan dan menerap-
peran cukup efektif dalam mening-
kannya dalam belajar tidak bergan-
katkan kemandirian anak.
tung pada orang lain. Selanjutnya
Merujuk pada hasil penelitian,
akan diperoleh kepuasan terhadap
kajian teori, dan penelitian yang
hasil belajarnya sendiri. Bimbingan
relevan dapat disimpulkan bahwa
kelompok dengan teknik bermain
bimbingan kelompok dengan teknik
peran menjadi salah satu layanan 10
yang
tepat
untuk
meningkatkan
belajar sebelum diberi perlakuan (pre
kemandirian belajar.
test) dan setelah diberi perlakuan
Berdasarkan hasil penelitian
(post test) dengan kemandirian belajar
yang telah dilaksanakan, hipotesis
pada
yang dirumuskan telah diterima dan
kelompok kontrol. Hal ini nampak
terbukti kebenarannya, yaitu bim-
dari Fhitung > Ftabel yaitu 4,050 > 3,92
bingan
teknik
dan signifikansi 0,046 < 0,05. Secara
bermain peran efektif untuk mening-
keseluruhan, hipotesis yang diajukan
katkan kemandirian belajar peserta
yaitu bimbingan kelompok dengan
didik kelas VII SMP N 1 Ngawen
teknik bermain peran efektif untuk
Klaten tahun pelajaran 2012/2013.
meningkatkan kemandirian belajar
kelompok
dengan
Keberhasilan
kelompok
eksperimen
dan
pelaksanaan
peserta didik kelas VII SMP Negeri 1
bimbingan kelompok dengan teknik
Ngawen Klaten tahun pelajaran 2012
bermain peran untuk meningkatkan
/2013 terbukti dan diterima kebena-
kemandirian belajar dapat dilihat dari
rannya.
ada perbedaan kemandirian belajar pada
kelompok
eksperimen
Berdasarkan kesimpulan hasil
dan
penelitian, maka dapat dirumuskan
kontrol berdasarkan kelompok nilai
beberapa saran, antara lain sebagai
pre test dan kelompok nilai post test
berikut.
karena diketahui Fhitung > Ftabel yaitu
1. Bagi Kepala Sekolah
8,580 > 3,92 dengan nilai signifikansi
a. Kegiatan
0,004 < 0,05 setelah dilakukan treat-
teknik
bermain
dan
konseling dapat dilaksanakan
ment yakni bimbingan kelompok dengan
bimbingan
secara optimal sejajar dengan
peran.
mata pelajaran lain. Hal ini
Selanjutnya ada perbedaan terhadap
karena bimbingan dan konse-
kemandirian belajar pada kelompok
ling memiliki peranan untuk
eksperimen dan kelompok kontrol
membantu peserta didik dalam
secara signifikan karena Fhitung > Ftabel,
berbagai aspek, seperti pribadi,
yaitu 26,841 > 3,92 dan signifikansi
sosial, belajar, dan karier.
0,000 < 0,005. Lalu ada interaksi antara kelompok nilai kemandirian
11
b. Mendukung
dan
mengawasi
sehingga peserta didik akan
pelaksanaan kegiatan bimbing-
lebih aktif.
an dan konseling, dalam hal ini
3. Bagi Peserta Didik
teknik bermain peran untuk
a. Peserta didik perlu meningkat-
meningkatkan kemandirian be-
kan
lajar
baik di sekolah maupun di luar
peserta
didik
maupun
teknik bimbingan dan konseling
Guru
belajarnya,
sekolah.
yang lain. 2. Bagi
kemandirian
b. Peserta didik membuat perencaBimbingan
naan kegiatan belajarnya sesuai
dan
Konseling
kebutuhan dan kemampuan diri
a. Guru Bimbingan dan Konseling
tanpa bergantung pada orang
lebih variatif dalam pemberian
lain.
layanan bimbingan dan konse-
c. Peserta didik berupaya mening-
ling agar peserta didik menjadi
katkan kemampuan berinisiatif
tertarik dan materi yang diberi-
dan
kan lebih dipahami dengan
menyatakan buah pikiran dan
baik.
mencoba hal baru, serta dalam
b. Sebaiknya guru Bimbingan dan Konseling
berpikir
kritis
dalam
memecahkan masalah.
menyelenggarakan
d. Peserta didik sebaiknya ber-
bimbingan kelompok dengan
tanggung jawab terhadap bela-
teknik bermain peran untuk
jarnya dalam rangka mencapai
meningkatkan
kesuksesan.
kemandirian
belajar peserta didik.
e. Peserta didik harus mampu
c. Guru Bimbingan dan Konseling
menunjukkan kepercayaan diri-
perlu memasukkan unsur ke-
nya dengan meyakini segala
mandirian belajar pada kegiatan
aspek kelebihan dalam diri dan
bimbingan
mampu menghadapi tantangan
dan
konseling,
dalam belajarnya.
12
DAFTAR PUSTAKA Asiyah, N. (2012). Peranan Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VII MTs NU Miftahul Huda 02 Piji Bakaran Tahun Pelajaran 2011/2012. http://eprints.umk.ac.id/524/. Diunduh pada 1 April 2013. Djamarah, S.B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Johnson, E.B. (2010). Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar dan Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Penerbit Kaifa. Mulyasa, E. (2004). Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurhayati, E. (2011). Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Fajar. Prasetyoningsih, P. (2010). Pengaruh Lingkungan Keluarga Dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi Smk Tamansiswa Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi Tidak dipublikasikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Romlah, T. (2001). Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang. Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Perdana Media Group. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Warkitri, Chasiyah, & Mardiyati, S. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Surakarta: Depdiknas UNS Surakarta.
13
Widodo, T. (2012). Peningkatan Kemandirian Belajar Pkn Melalui Model Problem Solving Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Rejowinangun III Kotagede Yogyakarta. Skripsi Tidak dipublikasikan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Winkel, W.S & Hastuti, S. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Edisi Revisi. Yogyakarta : Media Abadi.
14