perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DENGAN TEMAN SEBAYA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh : RAHMAT DWI NUGROHO K3108045
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
: Rahmat Dwi Nugroho
NIM
: K3108045
Jurusan/Program Studi
: IP/ Bimbingan dan Konseling
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN
KELOMPOK
DENGAN TEKNIK
DISKUSI
UNTUK
MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DENGAN TEMAN SEBAYA PADA SI SWA KELAS VII SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Januari 2013 Yang membuat pernyataan
Rahmat Dwi Nugroho
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DENGAN TEMAN SEBAYA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh : RAHMAT DWI NUGROHO K3108045
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013 commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 21 Desember 2012
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Siti Sutarmi Fadhilah, M.Pd NIP.19540812 198103 2 001
Dra. Tuti Hardjajani, M.Si NIP.19501216 197903 2 001
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Kamis
Tanggal
: 10 Januari 2013
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Dra. Siti Mardiyati, M. Si
Sekretaris
: Dra. Wardatul Djannah, M. Pd
Anggota I
: Dr. Siti Sutarmi Fadhilah, M. Pd
Anggota II
: Dra. Tuti Hardjajani, M. Si
Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd NIP. 19600727 198702 1 001 commit to user
v
___________
____________
____________
____________
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
”Hidup bukanlah masalah yang harus dipecahkan, melainkan proses yang harus dijalani”. (Penulis)
”Kekuatan do’a lebih mengagumkan daripada ledakan sebuah atom. Kekuatan do’a lebih besar daripada segala hal yang mungkin dilakukan apabila kekuasaan para penguasa digabungkan, karena do’a adalah hiasan paling berharga dari kekayaan Tuhan Yang Maha Tak Terbatas” (Robert Hoover)
”Keinginan merupakan titik awal setiap prestasi. Keinginan bukanlah harapan, bukan pula khayalan, melainkan sebuah ketekunan yang menggebu-gebu dan melebihi segalanya”. (Napoleon Hill)
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada Allah SWT, kupersembahkan karya ini untuk: “Bapak dan Ibu” Terima kasih atas doa yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tiada batas dan kasih sayang yang tulus. Semuanya membuatku bangga memiliki kalian. “Kakakku” Patner abadi dalam mengejar impian dan menjadi generasi penerus yang hebat dalam keluargaku “Keluarga Besar” Atas kasih sayang, doa, dan semangat yang sudah diberikan kepadaku untuk meraih masa depan dan cita-citaku “Almamater”
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Rahmat Dwi Nugroho. KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DENGAN TEMAN SEBAYA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen (pre eksperimen) dengan rancangan penelitian One Group Pretest - Posttest Design, yaitu penelitian dengan menggunakan satu kelompok yang bertindak sebagai subjek eksperimen. Populasi adalah siswa kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta. Sampel adalah siswa kelas VII.C sebagai kelompok eksperimen sebanyak 32 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik pemilihan sampel bertujuan (purposive random sampling). Perlakuan berupa pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi yang dilaksanakan lima kali pertemuan. Sumber data adalah siswa. Jenis data adalah data kuantitatif tentang komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya yang termasuk kedalam data interval. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket tentang komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya. Validitas angket menggunakan analisis statistik Korelasi Product Moment memanfaatkan aplikasi Microsoft Exel 2007. Analisis data menggunakan teknik analisis statistik Paired Sample T Test dengan memanfaatkan aplikasi SPSS 16.0. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan nilai thitung sebesar = 18,734 > ttabel = 1,696 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima maka layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi efektif untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Simpulan penelitian ini adalah bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi efektif untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Kata kunci : Bimbingan Kelompok, Teknik Diskusi, Komunikasi Antarpribadi.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Rahmat Dwi Nugroho. THE EFFECTIVENESS OF GROUP GUIDANCE SERVICE BY USING DISCUSSION TECHNIQUE TO IMPROVE PEER COMMUNICATION OF THE SEVENTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 5 SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2011/2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta. January 2013. This research aims to know the effectiveness of group guidance service by using discussion technique to improve peer communication of the seventh grade students of SMP Negeri 5 Surakarta in the Academic Year of 2011/2012. It was a pre experiment research by using One Group Pretest-Posttest design which uses one group as the experiment subject. The population of this research was the seventh grade students of SMP Negeri 5 Surakarta. The sample of this research was 32 students of class VIIC. The sampling technique used was purposive random sampling. The group guidance by using discussion technique was conducted in five meetings. The source of the data was the students. The data were qualitative data about peer communication which was included in the data interval. The data were collected by using questionnaire about peer communication. The questionnaire was validated by using Correlation Product Moment statistical analysis by utilizing Microsoft Excel 2007 application. The data were analyzed by Paired Sample T Test statistical analysis by utilizing SPSS 16.0 application. Based on the hypothesis test with the score of th=18.734>tt=1.696 which means Ho was rejected and Ha is accepted, thus the group guidance service by using discussion technique is effective to improve peer communication of the seventh grade students of SMP Negeri 5 Surakarta in the Academic Year of 2011/2012. In conclusion, the group guidance service by using discussion technique is effective to improve peer communication of the seventh grade students of SMP Negeri 5 Surakarta in the Academic Year of 2011/2012.
Keywords: group guidance, discussion technique, peer communication
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DENGAN TEMAN SEBAYA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012” Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi. 2. Drs. Rusdiana Indianto, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan persetujuan skripsi. 3. Dra. Siti Mardiyati, M. Si., selaku Ketua Program Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kemudahan dalam perizinan skripsi. 4. Dr. Siti Sutarmi Fadhilah, M. Pd, selaku Pembimbing I, yang selalu memberi motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Dra. Tuti Hardjajani, M. Si, selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Segenap Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UNS yang telah memberikan bimbingan tentang penyusunan skripsi ini. commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Kepala sekolah, Wakasek kurikulum, dan ibu Dra. Sarwati, selaku koordinator BK SMP Negeri 5 Surakarta, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian. 8. Seluruh Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 5 Surakarta yang telah memberi dukungan dan bantuan dalam penelitian. 9. Para siswa SMP Negeri 5 Surakarta, khususnya kelas VII angkatan 2011/2012, yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 10. Saudaraku Mbak.Iin Endah Widyawati, dik Garuda Ozil Anindiyaska, terima kasih atas canda dan tawa yang selalu membangkitkan semangatku ketika berjuang menggapai impian. 11. Orang yang kukasihi, terima kasih atas doa, bantuan, dan semangat yang selalu kau berikan disetiap waktu. 12. Rekan-rekan BK 2008, teman seperjuangan dan teman berbagi pengalaman. 13. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, 19 Desember 2012
Penulis,
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………...
i
HALAMAN PERNYATAAN.....................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………….......
iv
HALAMAN PENGESAHAN.…………………………………………....
v
HALAMAN MOTTO.................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................
vii
HALAMAN ABSTRAK.............................................................................
viii
HALAMAN ABSTRACT.....................................................................
ix
KATA PENGANTAR................................................................................
x
DAFTAR ISI...............................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................
xv
DAFTAR TABEL......................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………........
1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………...
1
B. Rumusan Masalah………………………………………………....
5
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………
5
D. Manfaat Penelitian………………………………………………...
5
KAJIAN PUSTAKA …………………………………….........
7
A. Kajian Teori………………………………………………….........
7
1. Komunikasi Antarpribadi dengan Teman Sebaya....………….
7
a. Pengertian Komunikasi........................................................
7
b. Pengertian Komunikasi Antarpribadi...................................
7
c. Pengertian Teman Sebaya.................................................... commitAntarpribadi to user d. Pengertian Komunikasi dengan Teman
8
BAB II
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sebaya..................................................................................
9
e. Tujuan Komunikasi Antarpribadi........................................
10
f. Ciri-ciri komunikasi Antarpribadi........................................
11
2. Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi..........................
13
a. Bimbingan Kelompok..........................................................
13
1) Pengertian Bimbingan Kelompok....................................
13
2) Tujuan Bimbingan Kelompok..........................................
14
3) Manfaat Bimbingan Kelompok........................................
15
4) Teknik-teknik Bimbingan Kelompok...............................
15
b. Diskusi.................................................................................
17
1) Pengertian Diskusi............................................................
17
2) Tujuan Diskusi.................................................................
18
3) Manfaat Diskusi...............................................................
19
4) Bentuk-bentuk Diskusi.....................................................
20
3. Karakteristik Remaja Usia SMP................................................
21
a.
Pengertian Remaja..............................................................
21
b.
Ciri-ciri Remaja..................................................................
22
4. Penelitian yang Relevan..............................................................
23
B. Kerangka Berfikir............................................................................
24
C. Hipotesis...........................................................................................
25
BAB III METODE PENELITIAN….....................................................
26
A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………….
26
1. Tempat Penelitian......................................................................
26
2. Waktu Penelitian........................................................................
26
B. Metode dan Rancangan Penelitian...................................................
27
1. Metode Penelitian......................................................................
27
2. Rancangan Penelitian.................................................................
29
C. Variabel Penelitian...........................................................................
31
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling......................................... commit to user 1. Populasi......................................................................................
33
xiii
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Sampel........................................................................................
33
3. Teknik Sampling........................................................................
34
E. Teknik Pengumpulan Data...............................................................
35
1. Jenis Data...................................................................................
35
2. Sumber Data...............................................................................
35
3. Metode Pengumpulan Data........................................................
35
F. Teknik Analisis Data........................................................................
44
BAB IV HASIL PENELITIAN..................................................................
46
A. Deskripsi Data..................................................................................
46
1. Persiapan Penelitian...................................................................
46
a. Menentukan Sampel Penelitian............................................
46
b. Menyusun Angket................................................................
47
c. Pemberian Tes Awal............................................................
48
d. Menyusun Silabus, Satuan Layanan, dan Materi Diskusi....
48
2. Pelaksanaan Penelitian...............................................................
49
3. Penyajian Data...........................................................................
52
a. Data Awal............................................................................
52
b. Data Akhir............................................................................
53
B. Pengujian Persyaratan Analisis........................................................
55
1. Uji Normalitas............................................................................
55
C. Pengujian Hipotesis..........................................................................
57
D. Pembahasan Hasil Analisis Data......................................................
60
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN...................................
62
A. Kesimpulan……………………………………………………........
62
B. Implikasi……………………………………………………………
62
C. Saran………………………………………………………………..
63
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. commit to user LAMPIRAN.................................................................................................
65
xiv
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Skema Kerangka Berpikir.........................................................................
25
2. Histogram Pre test Kelompok Eksperimen..............................................
53
3. Histogram Post test Kelompok Eksperimen.............................................
54
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Jadwal Penelitian.....................................................................................
27
2. Rancangan Penelitian...............................................................................
30
3. Materi Layanan Bimbingan Kelompok Diskusi......................................
30
4. Kisi-kisi Angket Tentang Komunikasi Antarpribadi dengan Teman Sebaya......................................................................................................
39
5. Reliabilitas Angket...................................................................................
43
6. Interpretasi nilai r.....................................................................................
44
7. Rancangan Analisis Uji Beda Paired Sample T Test...............................
45
8. Interpretasi nilai r.....................................................................................
47
9. Statistik Skor Pre test Kelompok Eksperimen.........................................
52
10. Statistik Skor Post test Kelompok Eksperimen.......................................
54
11. Uji Normalitas Kolmogorov – Smirnov Pre test Kelompok Eksperimen
56
12. Statistik Pre test dan Post test Sampel Berpasangan...............................
58
13. Uji Hipotesis Sampel Berpasangan..........................................................
59
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Silabus Materi Penelitian.........................................................................
68
2. Satuan Layanan Penelitian.......................................................................
71
3. Panduan dan Materi Layanan Bimbingan Kelompok..............................
81
4. Satuan Pendukung Uji Coba Angket.......................................................
110
5. Angket Komunikasi Antarpribadi untuk Uji Coba..................................
112
6. Validitas Angket......................................................................................
116
7. Daftar Hadir Uji Coba Angket.................................................................
119
8. Satuan Pendukung Pelaksanaan Pre test dan Post test............................
121
9. Angket untuk Pre test dan Post test.........................................................
125
10. Hasil Pre test............................................................................................
128
11. Hasil Post test..........................................................................................
130
12. Daftar Kehadiran Pre test, Treatment 1-5, dan Post test.......................
131
13. Tabel r......................................................................................................
135
14. Tabel Kolmogorov-Smirnov.....................................................................
136
15. Tabel t......................................................................................................
137
16. Dokumentasi Penelitian...........................................................................
138
17. Surat Permohonan Ijin Penyusunan Skripsi.............................................
141
18. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Ijin Penyusunan Skripsi..............
142
19. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out Kepada Rektor.......................
143
20. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out Kepada Kepala SMP Negeri 5 Surakarta..............................................................................................
144
21. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out Kepada Kesbanglimas...........
145
22. Surat ijin Permohonan Ijin Research/Try Out Kepada Dikpora..............
146
23. Surat Ijin Penelitian dari Dikpora............................................................
147
24. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian...................................
148
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahkluk sosial yang berarti tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, maka dari itu manusia perlu berhubungan dengan manusia lainnya agar mengetahui keadaan lingkungan sekitar yaitu dengan cara hidup bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat nampaknya tidak dapat mengelakkan suatu hakekat kemanusiaan antara lain berkomunikasi dengan sesama, yaitu dengan komunikasi antarpribadi. Hal ini dapat dibenarkan jika dilihat dari pendapat Ruesch dan Bateson (dalam Liliweri, 1994: 3) bahwa “tingkatan yang paling penting dalam komunikasi manusia adalah komunikasi antarpribadi”, yang diartikan sebagai relasi individual dengan orang lain dalam konteks sosialnya. Maka dari itu terampil berkomunikasi dengan sesama manusia diperlukan oleh setiap individu manusia agar tidak terisolasi dari lingkungan masyarakat yang ditempati. Sepanjang rentang kehidupan manusia, fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, mengingat fase remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Remaja dalam proses tumbuh dan berkembang, harus mempunyai kecakapan berkomunikasi, baik dalam berkomunikasi verbal maupun non verbal sebagai tanda bahwa mereka dapat berinteraksi sosial dengan baik. Hal ini dapat dikaitkan dengan pendapat Erikson yang menyatakan, “seorang remaja bukan sekedar mempertanyakan siapa dirinya, tapi bagaimana dan dalam konteks apa atau dalam kelompok apa dia bisa bermakna dan dimaknakan” (dalam Agustiani, 2006: 33). Oleh karena itu, komunikasi antarpribadi erat kaitannya dengan kebutuhan yang sering muncul dalam diri remaja yaitu kebutuhan untuk diakui keberadaannya dalam berhubungan dengan teman dan lingkungannya. Penjelasan tersebut sejalan dengan pendapat Johnson (dalam Supratiknya, 1995: 9) menunjukkan beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi antarpribadi dalam rangka commitseseorang, to user menciptakan kebahagiaan hidup Yaitu sebagai berikut:
1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
(1) komunikasi antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial seseorang, (2) identitas atau jati diri seseorang terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain, (3) seseorang dapat memahami realitas di sekeliling serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang dimiliki tentang dunia di sekitar, (4) kesehatan mental sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan dengan orang lain, lebih-lebih orang-orang yang merupakan tokoh-tokoh signifikan (significant figures) dalam hidup. Mengacu pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan suatu kunci dari nilai keberadaan manusia di lingkungan dimana manusia itu berada. Apabila seseorang ingin keberadaannya dianggap oleh orang-orang disekitarnya, maka semestinya juga menganggap keberadaan orang lain yaitu dengan cara saling berkomunikasi. Siswa merupakan salah satu bagian dari masyarakat yang dituntut dapat berkomunikasi dengan orang lain di lingkungan dimana siswa berinteraksi. Lingkungan yang dimaksud adalah sekolah, karena hampir sebagian waktu siswa banyak digunakan untuk berinteraksi di sekolah. Komunikasi antara siswa dengan siswa, lebih dikenal dengan istilah komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya, karena anak berhadapan dengan teman yang seusia di sekolah yang sama. Peran teman sebaya dalam pergaulan remaja sangat menonjol, hal ini dapat dibenarkan melalui pendapat Diane, et al.(2009: 95) bahwa “pengaruh dari teman sebaya paling kuat disaat masa remaja awal, yang biasanya memuncak di usia 12-13 tahun dimana pada usia ini remaja berada pada tingkat sekolah menengah”. Remaja di usia 12-13 tahun adalah rata-rata usia remaja yang baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) menuju ke jenjang selanjutnya yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Situasi seperti ini siswa dihadapkan pada teman-teman dan lingkungan yang baru atau sekolah baru. Hal ini sangat penting bagi siswa untuk belajar membina hubungan dengan teman-teman sekolahnya yang datang dari berbagai keluarga dengan status dan warna sosial yang berbeda-beda. Keadaan tersebut menjadikan kemampuan melakukan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya sangat penting untuk dimiliki siswa supaya mereka dapat menjalin hubungan yang baik antar sesama teman, sebab commit to user apabila siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik akan membuat
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
siswa merasa nyaman berada didalam lingkungan sekolah, mudah bergaul dengan orang lain serta mudah mencapai perkembangan yang optimal. Berdasarkan fenomena di SMP Negeri 5 Surakarta serta hasil wawancara guru Bimbingan dan Konseling pada bulan Maret 2012, menunjukkan bahwa; (1) terdapat beberapa siswa cenderung malu untuk berkomunikasi dengan teman sebayanya di lingkungan yang baru. (2) banyak siswa yang cenderung diam ketika diberi kesempatan bertanya oleh guru pada saat jam pelajaran. (3) adanya siswa yang suka pilih-pilih teman yang dianggap cocok dengan kriterianya, sehingga siswa yang tergolong pendiam merasa terkucil dan tidak diterima dengan baik oleh temannya. (4) rata-rata siswa bertempat tinggal di lingkungan perkotaan, sehingga sifat individualis mendominasi pada diri siswa yang berakibat kurang peduli terhadap situasi dan kondisi temannya. Indikasi perilaku komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya yang kurang terdapat pada siswa kelas VII.C, sehingga untuk meningkatkan perilaku komunikasi antarpribadi siswa tersebut dapat diupayakan dengan melaksanakan kegiatan yang mengarah pada peningkatan perilaku komunikasi antarpribadi siswa yang lebih baik. Menyikapi kejadian seperti ini peran seorang guru terutama guru Bimbingan dan Konseling di sekolah sangat dibutuhkan untuk mengurangi masalah-masalah yang dapat menghambat siswa dalam kegiatan belajarnya. Bimbingan kelompok merupakan upaya yang diberikan oleh guru pembimbing atau konselor sekolah kepada siswa yang menggunakan prosedur, cara, dan bahan agar individu mampu mandiri. Proses kemandirian tidak lepas dari adanya proses komunikasi dalam proses sosialisasi di lingkungan dimana individu tersebut berada. Ada beberapa layanan yang terdapat dalam Bimbingan dan Konseling, akan tetapi untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa maka peneliti akan menggunakan layanan bimbingan kelompok. Hal ini dipertimbangkan atas dasar lima aspek efektifitas perilaku komunikasi antarpribadi yang dikemukakan De Vito (dalam Liliweri, 1991: 13) meliputi keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif dan kesetaraan, tertampung dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok, bukan pada layanan Bimbingan dan commit to user Konseling yang lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
Bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan pemberian informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Pemahaman tentang berbagai masalah harus diketahui secara dini agar dapat memberikan bentuk bimbingan secara tepat dan benar. Oleh karena itu, agar dapat memberikan bentuk bimbingan kelompok perlu segera diberikan pada siswa. Layanan bimbingan kelompok yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama, memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu, terutama dari konselor yang kemudian membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu teknik dalam bimbingan kelompok adalah teknik diskusi. Muhibbin (2006: 205) mengatakan bahwa “tujuan penggunaan teknik diskusi adalah untuk memotivasi (mendorong) dan memberi stimulasi (memberi rangsangan) kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam (reflective thinking)”. Teknik diskusi merupakan suatu cara yang dapat merangsang siswa untuk memberikan atau memunculkan suatu pendapat yang akan disumbangkan dalam suatu pembicaraan yang sedang dibahas. Mengacu pada pendapat tersebut, maka layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi dipandang tepat digunakan sebagai salah satu bentuk layanan bimbingan dan konseling untuk dapat diberikan kepada siswa yang memiliki perilaku komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya yang masih kurang di lingkungannya, yaitu di lingkungan sekolah. Siswa yang mengikuti kegiatan diskusi dapat secara langsung berlatih menciptakan dinamika kelompok, yakni (1) berlatih berbicara, (2) menanggapi, (3) mendengarkan dan bertenggang rasa dalam suasana kelompok. Sebagai salah satu teknik bimbingan kelompok, penggunaan diskusi akan menimbulkan interaksi dan komunikasi antar anggota kelompok sehingga timbul rasa saling percaya untuk mengungkapkan masalah. Hal tersebut dikarenakan pada saat diskusi
dilaksanakan, akan terjadi suatu komunikasi efektif antar anggota
kelompok sehingga akan tercipta suatu pemahaman melalui pembahasan dan tanya jawab antar anggota kelompok sebagai sesuatu yang mendasari individu commit to user untuk aktif berkomunikasi. Berdasarkan hasil pembahasan dalam kelompok
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tersebut maka anggota kelompok (siswa) dapat belajar dari pengalaman baru yang berupa aktifitas yang diperoleh dari kegiatan diskusi yaitu pelatihan untuk dapat melakukan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya secara mudah dan tepat. Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan dengan judul “Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi Untuk Meningkatkan Komunikasi Antarpribadi Dengan Teman Sebaya Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi Efektif untuk Meningkatkan Komunikasi Antarpribadi Dengan Teman Sebaya pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012?”.
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, tujuan penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui keefektifan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012”.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang keefektifan layanan
bimbingan
kelompok
dengan
teknik
diskusi
untuk
meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya. b. Memperluas kajian ilmu pengetahuan dibidang bimbingan dan konseling khususnya pada bidang bimbingan kelompok sehingga dapat commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dimanfaatkan untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya.
2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Memberi
pemahaman
kepada
siswa
untuk
dapat
melakukan
komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya di sekolah secara efektif. b. Membantu siswa meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya. c. Memberi masukan kepada guru dan guru BK tentang penerapan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Komunikasi Antarpribadi dengan Teman Sebaya a. Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communicare” yang artinya memberitahukan, berpartisipasi. Kata komunis berarti milik bersama atau berlaku dimana-mana, sehingga “comunis opinio” mempunyai arti pendapat umum atau pendapat mayoritas. Liliweri (1991 : 3) Hoveland (dalam Wiryanto, 2004 :6) mendefinisikan komunikasi, demikian : “The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify, the behaviour of other individu”. (Komunikasi adalah proses dimana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain). Selanjutya komunikasi adalah “proses yang melaluinya kita dapat memahami orang lain, dan pada gilirannya berusaha untuk dapat dipahami orang lain”. Anderson (dalam Liliweri, 1994 : 5). Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses hubungan antar dua orang atau kelompok sebagai pengalihan informasi dari satu orang atau kelompok kepada yang lain bertujuan untuk memahami orang lain dan dipahami orang lain.
b. Pengertian Komunikasi Antarpribadi Manusia mempunyai naluri berkelompok dan bersatu dengan manusia yang lain. Dalam kelompok tersebut manusia dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain agar tidak terisolasi dari pergaulan di lingkungannya. Disamping tidak terisolasi dari lingkungan, komunikasi merupakan salah satu cara manusia agar kebutuhannya terpenuhi, seperti kebutuhan diterima, dihargai, dan commit to user disayangi.
7
perpustakaan.uns.ac.id
8 digilib.uns.ac.id
“Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang”. Wiryanto (2004: 32). Pendapat yang hampir sama dijelaskan Hardjana (dalam Suranto, 2011: 3) yang mengatakan, “komunikasi antarpribadi adalah interaksi tatap muka antardua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula”. Selanjutnya menurut Gitosudarmo dan Agus (dalam Suranto, 2011: 4) memaparkan, “komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang berbentuk tatap muka, interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal, serta saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil”. Melalui pendapat para ahli di atas, komunikasi antarpribadi adalah komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang yang saling berbagi informasi dan perasaan baik secara verbal maupun non verbal agar dapat menggugah partisipasi satu sama lain, sehingga informasi yang diberikan tersebut menjadi milik bersama.
c. Pengertian Teman Sebaya Kelompok teman sebaya memegang peranan penting dalam kehidupan individu remaja, karena remaja sangat ingin diterima dalam kelompok teman sebaya baik disekolah maupun di luar sekolah. Kelompok teman sebaya memberikan tempat bagi remaja untuk melakukan sosialisasi dalam suasana dimana nilai-nilai yang berlaku bukan nilai orang-orang di atas usianya (dewasa) melainkan teman seusianya. Kaitannya dengan pengertian teman sebaya Santrock (alih bahasa Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih, 2003: 219) mengemukakan bahwa, “Teman sebaya adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama”. Dari kelompok teman sebaya, remaja akan menerima umpan balik commit to user mengenai kemampuan-kemampuan mereka dalam bertingkah laku sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
keadaan kelompok teman sebayanya. Kelompok teman sebaya juga menjadi wadah bagi remaja untuk menguji kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi serta bertindak menjadi diri sendiri sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Menurut pendapat Buhrmester et.al (dalam Papalia, 2009 :95) kelompok teman sebaya adalah tempat untuk membentuk hubungan dekat yang berfungsi sebagai “latihan” bagi hubungan yang akan mereka bina di masa dewasa. Melalui hubungan yang terjalin, akan tercipta suatu sikap saling terbuka, saling mendukung dan menumbuhkan sikap positif antar sesama teman sebaya. Hurlock (alih bahasa Istiwidayanti dan Soedjarwo, 1980: 214) berpendapat bahwa, kelompok sebaya merupakan dunia nyata remaja yang menyiapkan tempat dimana mereka dapat menguji, merumuskan dan memperbaiki konsep dirinya. Di dalam kelompok teman sebaya ini remaja merumuskan dan memperbaiki konsep dirinya untuk dinilai oleh orang lain yang sejajar dengannya, sehingga dengan adanya kelompok teman sebaya ini remaja dapat berperan aktif dalam usahanya untuk terampil berkomunikasi dengan orang lain dan menjadi diri sendiri. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas maka dapat dijelaskan bahwa teman sebaya adalah suatu hubungan antar individu yang mempunyai tingkat usia yang hampir sama, yang didalamnya terdapat sikap saling terbuka, saling mendukung yang menimbulkan sikap positif untuk mempengaruhi satu sama lainnya untuk mencapai tujuan yang sama.
d. Pengertian Komunikasi Antarpribadi dengan Teman Sebaya Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa teman sebaya merupakan suatu hubungan antar individu yang mempunyai tingkat usia hampir sama, yang mempunyai peranan penting dalam lingkungan sekolah. Kelompok teman sebaya merupakan komunitas belajar tempat peran-peran sosial yang berkaitan dengan kerja dan prestasi dibentuk. Di sekolah, remaja sering menghabiskan waktu bersama-sama dengan kelompok sebayanya. Kegiatan tersebut merupakan bentuk interaksi atau hubungan sosial sekaligus sebagai wadah untuk menjalin commit toteman user sebayanya. komunikasi yang baik terhadap kelompok
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dapat dijelaskan kembali bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang yang saling berbagi informasi dan perasaan baik secara verbal maupun non verbal agar dapat menggugah partisipasi satu sama lain, sehingg informasi yang diberikan tersebut menjadi milik bersama, sedangkan teman sebaya merupakan kelompok pertemanan yang memiliki ciri, norma, serta kebiasaan yang sama dalam satu kelompok untuk dijadikan dasar dalam melakukan komunikasi antara satu sama lain di dalam kelompok. Berdasarkan pengertian komunikasi antarpribadi serta pengertian teman sebaya maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka oleh antar individu yang mempunyai tingkat usia yang hampir sama, serta didalamnya terdapat sikap keterbukaan, mencapai tujuan yang sama serta bersama-sama saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain.
e. Tujuan Komunikasi Antarpribadi Suranto (2011 : 19) memaparkan beberapa tujuan dari komunikasi antarpribadi, diantaranya sebagai berikut: a) Mengungkapkan perhatian kepada orang lain Hal ini berguna untuk menghindari kesan dari orang lain sebagai pribadi yang tertutup, dingin, dan cuek yang akan menyebabkan dihindari orang-orang sekitar. b) Menemukan diri sendiri Komunikasi antarpribadi dapat memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk berbicara tentang apa yang disukai dan apa yang dibenci. Dengan saling membicarakan keadaan diri, minat, dan harapan maka seseorang memperoleh informasi berharga untuk mengenali jati diri, atau menemukan diri sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
11 digilib.uns.ac.id
c) Menemukan dunia luar Seseorang yang dapat berkomunikasi antarpribadi dengan baik akan memperluas kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi dari orang lain, termasuk informasi penting dan aktual. Sehingga akan membuat seseorang akan lebih mudah untuk mengikuti perkembangan jaman. d) Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis Sebagai mahkluk sosial, salah satu kebutuhan setiap orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan baik dengan orang lain. Apabila seseorang dapat berkomunikasi antarpribadi dengan baik, maka lingkungan akan menerima dengan baik pula. Lingkungan bisa menerima sesorang dengan baik ditandai dengan banyaknya teman yang bersedia membantu. Dengan kata lain semakin banyak teman yang diajak bekerja sama, akan semakin lancar pelaksanaan kegiatan dalam hidup sehari-hari. e) Mempengaruhi sikap dan perilaku Dalam prinsip komunikasi, ketika pihak komunikan menerima pesan atau informasi, berarti komunikan telah mendapatkan pengaruh dari proses komunikasi. Setiap pengalaman akan memberi makna pada situasi kehidupan manusia, termasuk memberi makna tertentu terhadap kemungkinan terjadinya perubahan sikap. f) Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi Melakukan komunikasi antarpribadi dapat dilakukan pendekatan secara langsung, menjelaskan berbagai pesan yang rawan menimbulkan kesalahan pahaman (mis communication). Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai
tujuan berkomunikasi
antarpribadi diatas menunjukkan bahwa dengan memahami dan mampu berkomunikasi dengan baik akan membuat seseorang lebih mudah menjalankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari.
f. Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi Ciri-ciri komunikasi antarpribadi menurut Barnlund, (dalam Wiryanto, 2004: 13) adalah sebagai berikut: commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Bersifat spontan 2) Tidak mempunyai struktur 3) Terjadi secara kebetulan 4) Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan 5) Identitas keanggotaannya tidak jelas 6) Dapat terjadi hanya sambil lalu Selanjutnya Suranto, (2011 : 82-85) mengemukakan lima sikap positif yang menjadi ciri-ciri dan perlu dipertimbangkan ketika seseorang merencanakan komunikasi antarpribadi. Lima sikap positif itu, meliputi : 1. Keterbukaan (Opennes) Keterbukaan adalah sikap dapat menerima masukan dari orang lain, serta berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. 2. Empati (Empathy) Empati adalah kemampuan seseorang untuk merasakan kalau seandainya menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain, dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang orang lain, melalui kaca mata orang lain. 3. Sikap mendukung (supportiveness) Sikap mendukung dapat diartikan bahwa masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka. 4. Sikap positif (positiveness) Sikap positf ini bererti pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi harus memiliki perasaan positif, bukan prasangka dan curiga. 5. Kesetaraan (equality) Kesetaraan adalah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan, kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan. Melalui pendapat tersebut di atas dapat dirumuskan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan interaksi spontan dan tidak berstruktur, yang didalamnya terdapat suatu sikap saling terbuka, berempati, saling mendukung, menunjukkan sikap positif agar tercapai suatu kesetaraan antar sesama komunikan yang nantinya akan membuahkan hasil. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
2. Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi a. Bimbingan Kelompok 1) Pengertian Bimbingan Kelompok Pada dasarnya, bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu. Mortensen dan Schmuller (1976), (dalam Nurihsan, 2006: 7) menyatakan: “Guidance may be defined as that part of the total educational program that helps provide the personal apportunities and specialized staff services by which each individual can develop to the fullest of his abilities and capacities in term of the democratic idea”. Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa bimbingan bisa digambarkan sebagai bagian dari program pendidikan yang membantu menyediakan staf ahli pribadi dimana masing-masing individu dapat mengembangkan kemampuan dan kapasitasnya secara optimal. Bimbingan kelompok menurut Tohirin (2007:170) adalah “suatu cara memberikan bantuan kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Hal tersebut menunjukkan bahwa bimbingan kelompok menunjukkan realisasi pribadi setiap individu”. Menurut Winkel dan Sri Hastuti, (2004:565) bimbingan kelompok merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masingmasing siswa yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri. Dewa Ketut Sukardi (2008:64) juga menyatakan pengertian tentang bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya menurut Tatiek Romlah, (2001: 3) menjelaskan Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Secara umum dapat dikatakan bahwa sebagai commit to user salah satu teknik bimbingan, bimbingan kelompok mempunyai prinsip, kegiatan, tujuan yang sama
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan bimbingan. Perbedaannya hanya terletak pada pengelolaannya, yaitu dalam situasi kelompok. Dari beberapa uraian tersebut menunjukkan bahwa bimbingan kelompok adalah sebuah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Didalamnya mengandung beberapa informasi yang bersifat personal, vaksional, dan sosial untuk membentuk sebuah dinamika kelompok, dan dengan mementingkan suasana yang berkembang dalam kelompok untuk memecahkan masalah.
2) Tujuan Bimbingan Kelompok Layanan bimbingan kelompok memiliki tujuan secara umum dan khusus, secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi, sedangkan secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong terwujudnya tingkah laku yang efektif yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi. Tujuan layanan bimbingan kelompok menurut Tohirin (2007: 172) merupakan salah satu cara untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal para siswa. Bennett (dalam Tatiek Romlah 2001: 14) mengemukakan bahwa tujuan dari bimbingan kelompok yaitu a) memberikan kesempatan kepada siswa belajar hal-hal yang penting bagi dirinya, b) memberikan layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok, c) mencapai tujuan bimbingan secara lebih praksis dan ekonomis, d) melaksanakan konseling individual secara lebih efektif. Mengacu pendapat diatas, maka tujuan dari bimbingan kelompok adalah membantu individu dalam pengembangan kemampuan bersosialisai, khususnya berkomunikasi peserta layanan (siswa) yang mendorong perkembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap untuk menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal pada siswa.
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Manfaat Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok memiliki berbagai macam manfaat. Tidjan, dkk (1993: 33) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok memiliki banyak keuntungan diantaranya yaitu, a) efisiensi waktu dan tenaga, b) saling membantu memecahkan masalah sehingga mendorong berkembangnya sikap sosial, c) mengurangi ketergantungan pemecahan masalah pada pembimbing. Di dalam bimbingan kelompok, memang individu diharapkan mampu bersosialisasi dengan individu lain sehingga terbentuklah suatu dinamika kelompok. Dinamika kelompok ini akan membuat suasana dalam bimbingan kelompok menjadi hidup sehingga
individu
dapat
saling
bertukar
pendapat
untuk
memecahkan
permasalahan yang dihadapi. Ahli lain Traxler (dalam Tatiek Romlah, 2001: 17) berpendapat, bahwa melalui bimbingan kelompok para siswa mendapat manfaat sebagai berikut : (a) bimbingan kelompok dapat menghemat waktu khususnya dalam memberikan layanan-layanan yang berguna bagi para siswa. (b) bimbingan kelompok menolong individu untuk dapat memahami bahwa orang lain ternyata mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah yang sama. Memahami pendapat tersebut pada dasarnya bimbingan kelompok memiliki berbagai macam manfaat. Hal tersebut menunjukkan bahwa bimbingan kelompok pelaksanaannya lebih efektif dan efisien, yang sekaligus membuat siswa atau peserta layanan akan memiliki pemahaman yang tepat, obyektif, dan cukup luas tentang materi yang dibahas dalam pelaksanaan bimbingan kelompok. Selain itu, dalam layanan bimbingan kelompok komunikasi antarpribadi atau anggota kelompok merupakan suatu yang khas. Dengan komunikasi yang dinamis pada saat berlangsungnya layanan, diharapkan tujuan-tujuan layanan yaitu meningkatnya komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya dapat tercapai secara optimal.
4) Teknik-teknik Bimbingan Kelompok Kegiatan bimbingan kelompok merupakan salah satu pelaksanaan commit totersebut user pembimbingan di sekolah. Kegiatan juga berhubungan dengan
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelaksanaan pengajaran. Sebagaimana pelaksanaan pengajaran pada umumnya, salah satu prinsip utama dalam penggunaan teknik adalah keluwesan dalam pemilihan serta penggunaannya disesuaikan dengan kondisi baru dan perubahanperubahan yang dihadapi. Tohirin (2007: 290) menyatakan bahwa, beberapa jenis teknik bimbingan kelompok yang bisa diterapkan dalam pelayanan bimbingan kelompok yaitu program homeroom, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok, organisasi siswa, sosiodrama, psikodrama, dan pengajaran remedial. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik-teknik bimbingan kelompok yaitu : a. Teknik pemberian informasi yaitu pemberian informasi baik secara lisan maupun tertulis yang bertujuan untuk memberi penjelasan kepada sekelompok pendengar atau pembaca. b. Teknik pemecahan masalah Teknik pemecahan masalaah adalah suatu proses yang kreatif yang menuntut individu menilai perubahan yang ada pada dirinya dan lingkungan, serta dapat membuat keputusan-keputusan baru dalam hidupnya. c. Sosiodrama Sosiodrama merupakan permainan peranan yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar individu. Sehingga individu tersebut dapat memerankan sekaligus memahami berbagai macam karakter seseorang dalam kehidupan sehari-hari. d. Psikodrama Psikodrama merupakan permainan peranan yang bertujuan sebagai terapi atau penyembuhan agar individu memperoleh pengertian lebih baik tentang dirinya. e. Permainan simulasi Permainan simulasi merupakan gabungan antara teknik bermain peranan dengan teknik diskusi. Permainan simulasi ditujukan untuk merefleksi situasi-situasi yang ada pada situasi kehidupan yang sebenarnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
f. Karyawisata Karyawisata yaitu kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah untuk mengunjungi obyek-obyek yang ada kaitannya dengan bidang studi yang dipelajari siswa dan dilaksanakan untuk tujuan belajar secara khusus. g. Homeroom Homeroom adalah teknik untuk mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa di luar jam pelajaran dalam suasana kekeluargaan yang dipimpin oleh seorang guru atau konselor. h. Diskusi kelompok Diskusi kelompok adalah percakan yang sudah direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan dibawah pimpinan seorang pemimpin. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka teknik diskusi kelompok yang dipakai sebagai teknik pemberian bimbingan kelompok. Seperti tujuan dari diskusi kelompok yaitu melalui percakapan yang sudah direncanakan untuk memecahkan masalah-masalah, maka teknik ini cocok untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya pada siswa.
b. Diskusi Diantara teknik-teknik yang terdapat pada bimbingan kelompok, diskusi menjadi salah satu teknik yang paling tepat dalam pelaksanaan bimbingan kelompok untuk meningkatkam komunikasi antarpribadi. Setelah melakukan diskusi siswa yang awalnya merasa kemampuan komunikasi antarpribadinya kurang, diharapkan menjadi berkembang karena telah memiliki keberanian tampil dan mengemukakan pendapat. 1) Pengertian Diskusi Kata diskusi berasal dari bahasa latin discustio atau discusum yang artinya sama bertukar pikiran ( Maidar G. Arsjad, dkk, 1988:37) Diskusi atau sering disebut diskusi kelompok menurut Winkel dan Sri Hastuti (2004, 551) diskusi kelompok merupakan “kelompok yang dirancang user dihadapi”. Pengertian ini dapat dengan tujuan utama membahas commit masalahto yang
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dijelaskan bahwa dalam kelompok dilakukan suatu pembahasan mengenai suatu permasalahan yang dialami bersama-sama sehingga masalah yang dihadapi dapat diselesaikan melalui berbagai pendapat dari setiap anggota kelompok. Menurut Kamdhi (1995: 12) diskusi adalah “suatu proses berpikir bersama untuk memahami suatu masalah, menemukan sebab-sebabnya, serta mencari pemecahannya”. Hal ini dimaksudkan bahwa didalam proses berpikir bersama adanya hubungan timbal balik, kemufakatan dan kebersamaan yang dapat memberikan pengetahuan, pemikiran, keputusan dan kesimpulan baru. Tatiek Romlah, (2001: 89) menjelaskan “diskusi kelompok adalah percakapan yang sudah direncanakan antar tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan, di bawah pimpinan seorang pemimpin”. selanjutnya Atar Semi (1993: 10) diskusi adalah “suatu percakapan yang terarah yang berbentuk pertukaran pikiran antara dua orang atau lebih secara lisan untuk mendapatkan kesepakatan atau kecocokan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi”. Mengacu dari pendapat diatas dapat dirumuskan bahwa diskusi kelompok adalah suatu kegiatan percakapan yang direncanakan antar tiga atau lebih orang dibawah suatu pemimpin kelompok yang bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan atau kecocokan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi.
2) Tujuan Diskusi Pelaksanaan diskusi kelompok dapat digunakan untuk mencapai pemecahan masalah, mencerakan suatu masalah, dan untuk pengembangan pribadi. Tatiek Romlah (2001 : 89). Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Memecahkan masalah Pelaksanaan diskusi berfokus pada penyelesaian masalah dengan cara merumuskan masalah dengan sistematis, mengaalisa masalah, dan melihat kemungkinan jalan keluar. commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Mencerahkan permasalahan Pelaksanaan diskusi ini dilakukan dengan cara bertukar informasi, pikiran, maupun konsep yang bertujuan untuk mempercerah permasalahan sehingga menumbuhkan
persamaan
antar
anggota
yang
kemudian
menjadikan
permasalahan menjadi jelas. 3) Pengembangan Pribadi Pelaksanaan diskusi dapat menjadikan individu berkembang karena adanya tuntutan untuk memberikan ide-ide yang dapat menghidupkan jalannya diskusi. Selain itu dengan timbulnya berbagai perbedaan ide pada setiap anggota secara tidak langsung membuat para anggota belajar untuk menghargai, menerima keunikan, ketentuan dan keutuhan orang lain yang membuat kemampuan berkomunikasi anggota kelompok akan menjadi lebih baik. Melalui pendapat tersebut dapat menjelaskan bahwa diskusi bukanlah suatu percakapan biasa antara orang yang satu dengan orang yang lainnya, melainkan ada suatu permasalahan yang dibicarakan sehingga dilaksanakan percakapan terarah untuk memperoleh suatu kesepakatan bersama/hasil diskusi.
3) Manfaat Diskusi Tatiek Romlah, (2001: 90) Keuntungan-keuntungan menggunakan diskusi kelompok antara lain adalah: a) Membuat anggota kelompok lebih aktif karena tiap anggota mendapat kesempatan untuk berbicara dan memberi sumbangan pada kelompok, b) Anggota kelompok dapat saling bertukar pengalaman, pikiran, perasaan, nilai-nilai, yang akan membuat persoalan yang dibicarakan menjadi lebih jelas, c) Anggota kelompok belajar mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan anggota kelompok yang lain, d) Dapat meningkatkan pengertian terhadap diri sendiri dan pengertian terhadap orang lain, e) Memberi kesempatan pada anggota untuk belajar menjadi pemimpin, baik dengan menjadi pemimpin kelompok maupun dengan mengamati perilaku pimpinan kelompok. Selanjutnya pendapat yang dipaparkan oleh Atar Semi (1993: 14) menyebutkan manfaat berdiskusi itu antara lain adalah sebagai berikut: a) Dapat menumbuhkan sikap demokratis dan sekaligus menekan kebiasaan commit to user untuk mencapai suatu tujuan bekerja dan berpikir secara bersama-sama
perpustakaan.uns.ac.id
20 digilib.uns.ac.id
bersama, b) Untuk meningkatkan kualitas moral, seperti mempererat persahabatan, membiasakan sikap tenggang rasa, mampu menahan emosi, dan terbinanya sikap saling memberi manfaat dan menerima, c) Membina kebiasaan berpikir kritis dan terbuka, d) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan kemampuan menggunakan bahasa, terutama bahasa indonesia. Melalui pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat diskusi adalah a) menumbuhkan sikap demokratis dan kebersamaan antar anggota kelompok. b) meningkatkan pengertian terhadap diri sendiri dan pengertian terhadap orang lain. c) membina kebersamaan berpikir kritis antar sesama anggota kelompok. dan d) meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
4) Bentuk-bentuk Diskusi Atar Semi (1993: 15) menjelaskan bahwa bentuk-bentuk diskusi adalah sebagai berikut: a) Diskusi kelompok, yaitu suatu bentuk pertemuan yang terdiri dari jumlah peserta yang terbatas yang membahas suatu topik tertentu yang diberikan. b) Forum, yaitu suatu diskusi yang dilakukan beberapa orang, tetapi dihadiri oleh sejumlah pengunjung. c) Diskusi panel, yaitu diskusi yang melibatkan panelis yang mempunyai keahlian dalam bidangnya masing-masing dan bersepakat mengutarakan pendapat dan pandangannya mengenai suatu masalah untuk kepentingan pendengar. d) Simposium, yaitu pertemuan yang dihadiri oleh para ahli yang bergerak dalam bidang sama untuk membahas suatu uraian oleh seorang ahli kemudian diiringi tanya jawab. e) Seminar, yaitu pertemuan sekelompok para ahli yang membahas topik yang menyajikan beberapa makalah dibawah pimpinan seorang moderator, penyajian makalah diiringi tanya jawab, dan pembahasan, kemudian dicarikan perumusan. Penelitian ini memilih bentuk diskusi/diskusi kelompok yaitu dengan membagi menjadi beberapa kelompok kecil yang diberikan tugas untuk membahas dan mendiskusikan tema atau topik yang telah disediakan. commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Karakteristik Remaja Usia SMP Siswa SMP digolongkan sebagai remaja. Hal ini dikarenakan pada saat siswa tersebut memasuki jenjang SMP, mereka sedang dalam masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Bekaitan dengan penjelasan tersebut, Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2008 : 9) menyatakan bahwa, “remaja berada diantara anak dan orang dewasa, sehingga remaja dikenal dengan fase mencari jati diri”. Hal tersebut menjelaskan bahwa masa remaja belum memiliki tempat yang jelas, karena remaja tidak termasuk dalam golongan anak-anak namun belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk dalam golongan orang dewasa. a. Pengertian Remaja Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Pengertian tersebut didukung oleh Piaget yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. (Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2004: 9). Siswa sekolah Menengah Pertama adalah remaja yang berada dalam proses perkembangan, Mappiare (dalam Sitti Hartinah 2008:57) memaparkan bahwa masa remaja berlangsung antara umur 12 sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 sampai dengan 22 tahun bagi pria. Paparan Mappiare tersebut menjelaskan bahwa usia remaja dari umur 12 sampai 22 tahun, disini berarti siswa SMP termasuk dalam masa remaja. Berbagai pendapat diatas apabila disimpulkan mengenai pengertian remaja yaitu individu yang berada diusia 12 sampai 22 tahun dimana lebih mandiri dari usia anak-anak serta telah mencapai kematangan secara fisik. Remaja telah mengalami kemandirian dan tidak bergantung lagi dengan orang dewasa. commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Ciri-ciri Remaja Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Anak remaja SMP rata-rata berumur 12-15 tahun, jadi anak SMP dikategorikan sebagai masa remaja awal. Pada masa remaja awal ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Secara lebih khusus Muhammad Al-Migwar (2006: 68) menyebutkan ciriciri remaja SMP yang merupakan golongan remaja awal sebagai berikut: a. Tidak stabilnya emosi b. Lebih menonjolnya sikap dan moral c. Mulai sempurnanya kemampuan mental dan kecerdaasan d. Membingungkannya status e. Banyaknya masalah yang dihadapi f. Masa yang kritis pemaparan tentang ciri-ciri khusus pada remaja awal diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Tidak stabilnya emosi Perasaan masa ini sangatlah peka, yaitu perasaan dan emosinya cenderung berubah-ubah. Tidak heran apabila sikap dan sifat remaja yang awalnya sangat antusias beraktivitas tiba-tiba menjadi lesu, dari sangat gembira menjadi sangat sedih, termasuk plin-plan dalam bersahabat dan memilih pasangan. Hal tersebut merupakan sebagian kecil contoh yang dialami remaja. b. Lebih menonjolnya sikap dan moral Masa menonjolnya sikap dan moral ditandai dengan matangnya organorgan seks yang mendorong remaja untuk mendekati lawan jenisnya, sehingga terkadang berperilaku berlebihan yang dinilai tidak sopan oleh sebagian masyarakat. Dengan adanya fenomena tersebut menyebabkan sering terjadinya masalah dan pertentangan dengan orang tua atau orang dewasa lainnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
c. Mulai sempurnanya kemampuan mental dan kecerdasan Masa ini remaja ditandai mulai sempurnanya kemampuan untuk mengambil kesimpulan dan informasi abstrak, sehingga suka menolak hal-hal yang tidak masuk akal. Bila dipaksa untuk menerima pendapat tanpa alasan rasional, mereka sering menentangnya, baik terhadap orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya. d. Membingungkannya status Status remaja awal dikatakan membingungkan, hal ini bisa dilihat ketika orang dewasa masih ragu memberi tanggung jawab kepada remaja awal karena masih dianggap kanak-kanak. Akan tetapi, pada saat remaja awal bertingkah laku seperti kanak-kanak, remaja sering mendapat teguran sebagai orang yang sudah besar, sehingga remaja awal pun semakin bertambah bingung akan status yang sebenarnya. e. Banyaknya masalah yang dihadapi Tidak stabilnya emosi remaja awal dapat menjadikannya menghadapi banyak masalah. Karena emosionalnya lebih mendominasi kemampuan, remaja kurang mampu untuk menghargai pendapat orang lain yang tidak sesuai dengan pendapatnya, sehingga hal ini akan sering memunculkan masalah baru yaitu konflik sosial. f. Masa yang kritis Masa kritis pada remaja ditandai dengan adanya kebimbangan remaja dalam menghadapi dan memecahkan masalah atau menghindari masalahnya. Bila remaja tidak mampu menghadapi dan menyelesaikan masalahnya, remaja akan menjadi orang dewasa yang bergantung pada orang lain. sebaliknya, apabila remaja mampu menghadapi dan menyelesaikan masalahnya, hal itu akan menjadi bekal untuk menghadapi berbagai masalah selanjutnya hingga dewasa.
4. Penelitian yang Relevan Jurnal oleh Sobirin (2010) dengan judul Meningkatkan Komunikasi Antarpribadi melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa SMP N 1 commit to user Watukumpul, Pemalang Tahun Ajaran 2009/2010.
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui gambaran siswa sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok, secara keseluruhan siswa memperoleh persentase skor rata-rata 62,40% termasuk dalam kriteria sedang (S). Setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok, hasil post test secara keseluruhan menunjukkan bahwa persentase skor rata-rata perilaku komunikasi antarpribadi siswa meningkat menjadi 76,73 yang termasuk dalam kriteria tinggi (T). Dengan demikian, siswa yang telah memperoleh layanan bimbingan kelompok, perilaku komunikasi antarpribadinya meningkat, dimana peningkatan tersebut sebesar 14,33%. Disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watukumpul Pemalang.
B. KERANGKA BERPIKIR Berdasarkan landasan teori yang dikemukakan di atas maka dapat disusun kerangka pemikiran bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi merupakan layanan yang penting untuk dilakukan dan dilaksanakan oleh siswa sebagai upaya untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya. Komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya di lingkungan sekolah dan dalam suasana proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang dapat membantu terciptanya kelancaran pencapaian tujuan sekolah dan dalam proses belajar mengajar, mengingat di sekolah siswa sering menghabiskan waktu bersama-sama dengan teman sebayanya. Kelancaran komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya akan membawa siswa dapat meningkatkan kepercayaan diri dan meningkatkan kemampuan bersosialisai, sehingga dengan terpenuhinya kebutuhan rasa diterima oleh orang lain akan menimbulkan dampak positif yang dapat mendorong siswa mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya secara optimal. Selanjutnya kerangka pemikiran ini digambarkan sebagai berikut:
commit to user
dapat
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kondisi Akhir:
Siswa dapat melakukan
komunikasi dengan teman sebaya secara baik
Treatmen:
Layanan Bimbingan Kelompok (Teknik Diskusi)
Kondisi Awal:
Siswa
kurang
mampu
berkomunikasi dengan teman sebaya
Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran
C. HIPOTESIS Sesuai dengan landasan teori yang telah dikemukakan, peneliti mengajukan hipotesis kerja yaitu “Bimbingan kelompok teknik diskusi efektif meningkatkan perilaku komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya siswa kelas VII SMP NEGERI 5 SURAKARTA Tahun ajaran 2011/2012”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian Ditinjau dari sudut tempatnya, tempat penelitian dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, Penelitian Laboratorium, Penelitian Kepustakaan, dan Penelitian Lapangan (Hadari Nawawi, 1995:31). Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan Penelitian Lapangan, yang dilaksanakan di SMP Negeri 5 Surakarta yang beralamat Jl. Diponegoro No.45. Pertimbangan dipilihnya SMP Negeri 5 Surakarta sebagai tempat penelitian antara lain sebagai berikut : a. Adanya siswa yang membutuhkan bantuan layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya, b. Program bimbingan dan konseling yang ada di SMP Negeri 5 Surakarta merupakan program yang tersusun dengan baik sehingga dapat
mendukung
kelancaran
pelaksanaan
pemberian
layanan
bimbingan kelompok dengan teknik diskusi untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 5 Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian di SMP Negeri 5 Surakarta ini dilaksanakan pada semester genap yaitu pada bulan Januari sampai bulan Juli 2011/ 2012. Waktu yang dibutuhkan peneliti dalam melaksanakan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
commit to user
26
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel. 3.1 Jadwal Waktu Penelitian Bulan Jenis Kegiatan
Ma
Ap
Me
r
r
i
Jun Jul
Ag
Ok
No
De
s
t
v
s
Jan 2013
1. Persiapan Penelitian a. Mengurus perizinan b. Koordinasi dengan kepala sekolah dan guru c. Menyusun angket d. Melakukan uji coba angket e. Menganalisis hasil uji coba dan merevisi angket 2. Pelaksanaan Penelitian a. Pelaksanaan pretest b. Pelaksanaan treatment c. Pelaksanaan post test d. Analisis hasil eksperimen 3. Penyusunan Skripsi a. Penyusunan draf b. Pengetikan skripsi 4. Pelaksanaan ujian skripsi dan revisi B. Metode dan Rancangan Penelitian 1. Metode penelitian Metode penelitian sangat berpengaruh besar terhadap kualitas hasil penelitian. Semakin tepat metode penelitian maka akan semakin berhasil penelitian yang akan dilaksanakan. Agar dapat menghasilkan penelitian yang baik, seorang peneliti harus terampil dan tepat dalam memilih metode penelitian.
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mengenai macam metode penelitian Sutarno (2010:6) menjelaskan bahwa metode penelitian diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu : (1). Penelitian dasar dan penelitian terapan, (2). Penelitian aksi atau tindakan, (3). Penelitian evaluasi dan, (4). Penelitian Deskriptif, eksperimen, kausal komparatif dan historis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Eksperimen. Penelitian eksperimen adalah “prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan sebab akibat (hubungan kausal) dua variabel atau lebih yang sengaja ditimbulakn oleh peneliti dengan mengeliminasi atau menyisihkan faktor lain yang bisa mengganggu” (Suharsimi Arikunto, 2010:9). Dikemukakan pula oleh Sugiyono (2010:72) bahwa “metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Merujuk dari pemaparan tentang metode penelitian eksperimen diatas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan pada individu untuk diketahui akibat perlakuan peneliti terhadap perilaku individu yang diamati. Manipulasi atau perlakuan yang dilakukan berupa tindakan tertentu kepada kelompok dan dan setelah itu dilihat pengaruhnya. Penelitian
eksperimen
dipilih
karena
penelitian
eksperimen
merupakan metode penelitian yang sistematis, spesifik, efektif dan logis sebagai suatu jalan untuk mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban terhadap pertanyaan mengenai suatu keadaan apabila keadaan tersebut dipengaruhi oleh keadaan lainnya.
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Rancangan Penelitian Rancangan
penelitian
eksperimen
mempunyai
ciri
adanya
pengendalian untuk mengatur situasi, sehingga pengaruh variabel dapat diketahui. Dikemukakan oleh Sutarno (2010:21), bahwa “terdapat tiga jenis rancangan penelitian eksperimen yang dibedakan atas tingkat pengendalian yang dapat dilakukan, yaitu, rancangan penelitian eksperimental semu (Quasi Eksperimenal), pra-eksperimental (pre-experimental), dan eksperimental sungguhan (True Eksperimental)”. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan penelitian pra eksperimen (pre- eksperimental). Hal tersebut didasarkan, atas tidak adanya kelompok kontrol atau kelompok pembanding dalam penelitian ini. Sugiyono (2010:74) mengemukakan bahwa dalam penelitian pra eksperimen hasil variabel independen tidak semata-mata dipenguruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya kelompok kontrol dan subjek eksperimen tidak dipilih secara random. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pre test – Post test Design. Rancangan tersebut adalah sebuah rancangan yang menggunakan satu kelompok yang bertindak sebagai subjek eksperimen dengan pemberian test sebelum (pre test) dan sesudah (post test) perlakuan tersebut dilakukan. Test tersebut diberikan untuk membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui meningkatnya komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya siswa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi. Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian T.1
X
T.2
Pretest
Treatment
Posttest
Keterangan : T.1 : Test awal (pre test) test yang diberikan kepada sampel penelitian yaitu kelas VII.C berupa pemberian angket komunikasi antarpribadi. X : Treatment, yaitu perlakuan yang diberikan kepada subjek eksperimen yang berupa pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi T.2 : Test akhir (post test) test yang diberikan kepada subjek eksperimen berupa angket komunikasi antarpribadi, setelah pemberian treatment selesai. Selanjutnya berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan test awal (pre test) kepada sampel yang telah terpilih berdasarkan teknik sampling yaitu seluruh siswa kelas VII.C. b. Memberikan
treatment
berupa
pemberian
layanan
bimbingan
kelompok dengan teknik diskusi kepada siswa yang memiliki komunikasi antarpribadi yang rendah sebagai kelompok eksperimen. Pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi akan diberikan selama 5 kali pertemuan dengan durasi 2x45 menit. Adapun rancangan pemberian treatment layanan bimbingan kelompok diskusi adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Materi Layanan Bimbingan Kelompok Diskusi No
Pertemuan
Materi Layanan
Waktu
1
Pertemuan 1
Keterbukaan
2x45 menit
2
Pertemuan 2
Empati
2x45 menit
3
Pertemuan 3
Sikap Mendukung
2x45 menit
4
Pertemuan 4
Sikap Positif
2x45 menit
5
Pertemuan 5
Kesetaraan commit to user
2x45 menit
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Memberikan test akhir kepada kelompok eksperimen setelah pemberian treatment selesai. Gunanya untuk membandingkan atau mengetahui perbedaan keadaan yang terjadi pada subjek eksperimen sebelum dan sesudah dilaksanakan treatment.
C. Variabel Penelitian. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peniliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Sugiyono, (2010:38). Hal tersebut selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sutarno (2010:6) bahwa variabel penelitian adalah atribut yang dianggap mencerminkan atau mengungkapkan pengertian dari peristiwa yang menjadi sasaran penelitian. Berdasarkan pendapat tentang variabel diatas, dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah “merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Sugiyono, (2010:39). Variabel bebas pada penelitian ini adalah Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi. Variabel terikat adalah “merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Sugiyono, (2010:39). Variabel terikat merupakan variabel yang keberadaannya bergantung pada variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah Komunikasi Antarpribadi dengan teman sebaya. 1. Variabel Terikat a. Definisi Konseptual Liliweri (1991: 12) “menjelaskan pengertian komunikasi antarpribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat didalamnya saling mempengaruhi”. commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Santrock (alih bahasa Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih, 2003: 219) “Teman sebaya adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama”. De Vito (dalam Suranto, 2011: 82-85) mengungkapkan lima sikap positif yang menjadi ciri-ciri dan perlu dipertimbangkan ketika seseorang merencanakan komunikasi antarpribadi. Lima sikap positif itu, meliputi: 1.
Keterbukaan (Opennes)
2. Empati (Empathy) 3. Sikap Mendukung (Supportiveness) 4. Sikap positif (Positiveness) 5. Kesetaraan (Equality) b. Definisi Operasional komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya adalah keadaan seseorang yang dapat menjalankan beberapa sikap yang menunjang untuk melakukan komunikasi dengan baik dengan teman sebayanya, seperti sikap terbuka terhadap teman, berempati terhadap keadaan teman, saling mendukung,
memberikan
sikap
yang
positif
terhadap
teman,
dan
mengutamakan kesetaraan di lingkungan sekitar. 2. Variabel Bebas a. Definisi Konseptual Tohirin (2007: 170) adalah “suatu cara memberikan bantuan kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok”. Tatiek
Romlah
(2001:
3)
menyatakan
“Bimbingan
kelompok
merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa”. Atar Semi (1993: 10) “ diskusi adalah suatu percakapan yang terarah yang berbentuk pertukaran pikiran antara dua orang atau lebih secara lisan commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk mendapatkan kesepakatan atau kecocokan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi”. b. Definisi Operasional bimbingan kelompok dengan teknik diskusi adalah proses pemberian bantuan oleh seorang oleh seorang pembimbing atau konselor pada sekelompok peserta didik dengan melakukan suatu percakapan ilmiah dan pertukaran pendapat, untuk memecahkan suatu permasalahan dibawah pimpinan seorang pemimpin kelompok.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1. Populasi. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010:173). Dikemukakan pula oleh Sugiyono (2010:80) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta
Tahun
Pelajaran
2011/2012
yang
berjumlah
223
orang.
Pertimbangan dipilihnya siswa kelas VII sebagai populasi dalam penelitian ini, karena kelas VII merupakan jenjang awal bagi siswa yang memasuki usia remaja awal dan dalam masa transisi dari Sekolah Dasar (SD) menuju Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang membutuhkan adaptasi terhadap lingkungan yang baru, sehingga diperlukan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya agar terbentuk pribadi yang matang dan baik.
2. Sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2010:174). Selanjutnya, Sugiyono (2010:81) mengemukakan bahwa commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan sebagai perwakilan”. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik yang memiliki komunikasi Antarpribadi dengan teman sebaya yang kurang. Dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1996:128) bahwa apabila jumlah populasi lebih dari 100 orang dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka penelitian ini akan mengambil batas minimal 10-15% peserta didik dari jumlah populasi sebagai subjek eksperimen yaitu dengan rentangan batas minimal 32 peserta didik dan batas maksimal 47 peserta didik. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai sampel adalah siswa kelas VII.C dengan jumlah 32 siswa yang telah terpilih sesuai dengan teknik sampling yang digunakan.
3. Teknik Sampling. Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Sugiyono, (2010:81). Adapun teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah Purposive Sample atau sampel bertujuan. Purposive sample adalah pengambilan sampel yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Suharsimi Arikunto, 1996:127). Pengambilan sampel bertujuan ini dilakukan dengan cara mengambil subjek atas adanya tujuan tertentu. Penelitian ini menggunakan teknik sampling atau purposive sampling dengan pertimbangan agar penelitian ini tepat pada sasaran, yaitu pada siswa yang komunikasi antarpribadi dengan teman sebayanya kurang. Berdasarkan teknik sampling yang telah ditetapkan maka yang dijadikan sampel adalah kelas VII.C, hal ini didasarkan atas informasi dari commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
guru bimbingan konseling bahwa mayoritas kelas VII.C siswanya memilki kemampuan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya yang rendah.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data Jenis data dalam penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu : jenis data kuantitatif, jenis data kualitatif, dan jenis data tampilan pustaka. Data yang ingin diperoleh dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif tentang komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya yang diperoleh melalui angket komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya yang diberikan sebelum dan sesudah diadakan perlakuan (treatment).
2. Sumber Data Sumber data adalah pusat seluruh data yang diperlukan dapat diperoleh. Sumber data pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta, Tahun Pelajaran 2011/2012 yang memiliki kemampuan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya kurang.
3. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh jawaban atas permasalahan dalam penelitian, diperlukan data yang valid. Hal tersebut akan memberikan nilai yang benar sebagai kesimpulan akhir dari suatu penelitian. Diperlukan metode yang tepat dalam pengumpulan data agar data yang diperoleh sesuai dengan hasil yang diharapkan. Pengumpulan data dalam penelitian dapat menggunakan berbagai instrumen, antara lain dengan menggunakan observasi, daftar cek masalah (problem checklist), wawancara (Interview), angket, inventori, skala psikologis, dan sosiometri. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“Angket adalah suatu alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh responden mengenai pribadi ataupun halhal yang diketahuinya” (Suharsimi Arikunto, 1996:139). Selanjutnya dijelaskan juga oleh sugiyono, (2010:142) “angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Tujuan penggunaan angket adalah untuk mendapat informasi mengenai karakteristik masing-masing peserta didik”. Menurut sifat jawaban yang diinginkan, angket dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Angket tertutup dan 2) Angket Terbuka (Nasution, 2003:129). Angket tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. Responden mencek jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya. Sedangkan angket terbuka memberi kesempatan penuh kepada responden untuk memberi jawaban menurut apa yang dirasa perlu oleh responden. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah jenis angket tipe pilihan yang berbentuk angket tertutup, responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan yang sesuai dengan keadaan dirinya. Dipilihnya angket tertutup sebagai metode pengumpulan data karena beberapa alasan, antara lain : (a) metode ini mudah dilaksanakan dan mudah pula cara pemberian markahnya dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang ditetapkan, (b) memudahkan responden untuk menjawab pernyataan, karena hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan dirinya, (c) merupakan metode pengumpulan data yang cukup efektif, sebab dapat menjaring data yang cukup banyak dalam waktu yang relatif singkat Pengumpulan data dalam peneltian ini menggunakan angket tertutup dengan struktur jawaban skala penilaian yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Adapun penilaian dari masing-masing jawaban adalah sebagai berikut: commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Pernyataan Favorable 1) Selalu (SL)
:4
2) Sering (SR)
:3
3) Jarang (JR)
:2
4) Tidak Pernah (TP)
:1
b. Pernyataan Unfavorable 1) Selalu (SL)
:4
2) Sering (SR)
:3
3) Jarang (JR)
:2
4) Tidak Pernah (TP)
:1
Pengumpulan data dilakukan dengan penyusunan angket terlebih dahulu. Dikemukakan oleh Suharsismi Arikunto (1996:155) bahwa langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: a. Merumuskan konsep dasar b. Menentukan komponen atau aspek-aspek c. Menentukan indikator d. Penyusunan kisi-kisi e. Penulisan item pernyataan f. Uji coba lapangan g. Skoring. Adapun langkah-langkah penyusunan angket diatas, selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Merumuskan konsep dasar Konsep dasar dirumuskan dari definisi operasional variabel terikat. Definisi operasional variabel terikat diartikan dengan menyebutkan pengertian dari variabel tersebut dengan uraian atau penjelasan yang dapat dilihat dan diukur dengan alat ukur tertentu. Variabel terikat pada penelitian ini adalah Komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya
adalah keadaan seseorang yang dapat
menjalankan beberapa sikap yang menunjang untuk melakukan commit to user komunikasi dengan baik, seperti mampu bersikap terbuka terhadap
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
teman, berempati terhadap keadaan teman, saling mendukung, memberikan
suatu
sikap
yang
positif
terhadap
teman,
dan
mengutamakan kesetaraan di lingkungan sekitar. b. Menentukan komponen atau aspek-aspek. Penentuan aspek-aspek didasarkan dari definisi operasional variabel terikat. Aspek-aspeknya ini digunakan untuk menguraikan secara lebih mendalam tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel terikat. Aspek-aspek dalam komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya antara lain sebagai berikut: 1. Kemampuan menunjukkan sikap terbuka. Keterbukaan adalah sikap dapat menerima masukan dari orang lain, serta berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. 2. Kemampuan berempati. Empati adalah kemampuan seseorang untuk merasakan kalau seandainya menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain, dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang orang lain, melalui kaca mata orang lain. 3. Kemampuan untuk saling mendukung. Adalah bahwa masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka. 4. Kemampuan untuk menunjukkan sikap yang positif. Sikap positif ini berarti pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi harus memiliki perasaan positif, bukan prasangka dan curiga. 5. Kemampuan untuk memahami kesetaraan antar sesama. Adalah
pengakuan
bahwa
kedua
belah
pihak
memiliki
kepentingan, kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan. c. Merumuskan Indikatorcommit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penentuan indikator dari setiap aspek dalam proses pembuatan angket. Indikator diartikan sebagai suatu tanda yang digunakan untuk mengukur tercapainya aspek-aspek dari definisi operasional variabel terikat. Setiap aspek diharapkan memiliki ≥ 2 indikator. d. Penyusunan kisi-kisi Penulisan
kisi-kisi
pernyataan
adalah
proses
penyusunan
pernyataan yang sesuai dan mengarah pada indikator yang telah ditetapkan. Pernyataan yang ditulis harus bisa mewakili tiap indikator yang telah disusun sebelumnya. Pernyataan dalam angket ini terdiri dari pernyataan positif (favorabel) dan pernyataan negatif (unfavorabel). Kisi-kisi pernyataan dari setiap indikator dapat disusun sebagai berikut: Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Tentang Komunikasi Antarpribadi dengan Teman Sebaya
Konsep Dasar Komunikasi
Aspek - Keterbukaan
Indikator - Memiliki kemampuan untuk
antarpribadi dengan
menerima masukan dari
teman sebaya
orang lain
adalah keadaan
- Memiliki kemampuan untuk
seseorang yang
menyampaikan pendapat
dapat menjalankan
pada orang lain
beberapa sikap
- Empati
- Memiliki kemampuan untuk
yang menunjang
ikut merasakan perasaan
untuk melakukan
orang lain
komunikasi dengan
- Memiliki kemampuan untuk
baik, seperti sikap
peduli terhadap orang lain
terbuka terhadap teman, berempatiterhadap
- Sikap
- Memiliki kemampuan
Mendukung
dalam memberikan
dukungan terhadap orang commit to user
Item Pernyataan Fav 1,3
5,7,9
11,13,15
17,19
21,23
Unfav 2,4
6,8
10,12
14,16
18,20
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keadaan teman,
lain
saling mendukung,
- Memiliki sikap rela
memberikan suatu
berkorban terhadap orang
sikap yang positif
lain
terhadap teman, dan
- Sikap Positif
mengutamakan
- Memiliki sikap positif
25,27
29,31,33
terhadap orang lain
kesetaraan di
- Memiliki kemampuan
lingkungan sekitar
22,24
26,28, 30
35,37
dalam membawa diri secara
32,34
baik - kesetaraan
- memiliki kemampuan dalam 39,41
36,38
menjalin kerja sama dengan orang lain - memiliki kemampuan untuk
42,44,45
menghargai pendapat orang lain e. Penulisan item pertanyaaan Penulisan item pertanyaan disusun dan ditulis berdasarkan indikator-indikator yang terdapat dalam kisi-kisi. Nomor item pernyataan diatur sedemikian rupa dalam suatu format angket. Pengaturan tersebut bertujuan untuk memudahkan penyusun angket dalam mengolah hasil. Angket selengkapnya (terlampir). f. Uji coba lapangan Uji coba lapangan adalah proses uji coba angket yang mencakup uji coba terhadap isi dan bahasa angket. Uji coba isi bertujuan untuk mengecek kemungkinan adanya item-item pernyataan yang cenderung ditolak oleh responden dan mengundang jawaban yang kurang objektif. Sedangkan uji coba bahasa bertujuan untuk mengecek kembali kemungkinan adanya istilah atau bahasa yang tidak jelas, rumusan pernyataan yang membingungkan dan rumusan pernyataan yang diartikan berbeda dengancommit maksudtopenyusun angket. user
40,43
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengujian angket dilakukan dengan memberikan angket kepada sejumlah peserta didik yang termasuk dalam satu populasi penelitian. Langkah-langkah uji coba angket dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Persiapan Persiapan yang dilakukan dalam pelaksanaan uji coba adalah menentukan siswa yang akan bertindak sebagai responden pengisi angket komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya. Siswa yang dipilih untuk menjadi responden uji coba ini adalah seluruh siswa kelas VII.G yang berjumlah 32 siswa 2) Pelaksanaan uji coba Pelaksanaan uji coba angket dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2012, yaitu dengan membagikan angket kepada seluruh responden yang berjumlah 32 siswa dan kemudian angket tersebut ditarik kembali untuk dianalisis dan dievaluasi. g. Skoring Skoring adalah proses pemberian skor terhadap angket yang telah diisi oleh responden uji coba lapangan angket. Pemberian skor diberikan sesuai dengan skala penilaian yang telah ditentukan. Skoring juga dapat disebut juga dengan proses analisi uji coba angket yang digunakan untuk menghitung validitas dan reliabilitas angket penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan data. 1) Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Suharsimi Arikunto, 1996:158). Perhitungan dan analisis data uji coba angket dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Mentabulasi skor yang telah diberikan pada setiap item pernyataan yang diisi responden uji coba (b) Menjumlahkan skor setiap item pernyataan yang diperoleh commit user dari responden uji to coba
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(c) Mengolah
data
tersebut
dengan
bantuan
SPSS.16
menggunakan teknik Korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut: ∑
∑ √
∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
Keterangan: N
: Jumlah responden
∑xy
: Jumlah skor item genap kali skor item
ganjil ∑x
: Jumlah skor item genap
∑y
: Jumlah skor item ganjil 2
: Jumlah skor item genap dikuadratkan
∑y2
: Jumlah skor item ganjil dikuadratkan
∑x
Korelasi setiap item dibandingkan dengan r tabel dengan menggunakan 32 responden, yaitu diketahui r tabel 32 responden adalah 0,349 (Duwi Priyatno, 2009:217). Jika koefesien korelasi ≤ 0,349 maka item dinyatakan tidak valid, dan sebaliknya jika koefisien korelasi setiap item ≥ 0,349 maka item dinyatakan valid. (d) Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan korelasi product moment tersebut, dari 45 item yang telah disusun dinyatakan 30 item soal yang valid, yaitu nomor: 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 39, 41, 42,
dan 44. Dengan
demikian jumlah item yang digunakan dalam
angket
penelitian ini sebanyak 30 butir. 2) Reliabilitas Instrumen Reliabilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Selaras dengan pendapat yang dikemukakan commit to user oleh Suharsimi Arikunto (2006:168) bahwa:
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“Alat pengumpul data yang memiliki reliabilitas yang tinggi berarti alat pengumpul data tersebut memiliki tingkat keandalan yang tinggi pula, sehingga apabila pengukuran dilakukan dengan alat tersebut hasilnya adalah sama atau hampir sama, jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berbeda (tetapi memiliki kondisi yang sama) pada waktu yang sama” Adapun perhitungan dan analisa data uji reliabilitas dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Mentabulasikan seluruh item pernyataan baik yang valid maupun yang tidak valid, yaitu sebanyak 45 butir (b) Mengolah data reliabilitas angket dengan bantuan aplikasi SPSS 16.0 menggunakan teknik Cronbach’s Alpha (c) Berdasarkan perhitungan SPSS 16.0 dengan teknik Cronbach’s Alpha didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.5 Reliabilitas Angket Reliability Statistics Cronbach's
N of
Alpha
Items
,748
46
Tabel diatas menunjukkan bahwa reliabilitas angket yang berjumlah 45 item memiliki tingkat reliabilitas 0,748 (d) Menginterpretasikan tingkat reliabilitas angket pada tabel interpretasi nilai r. Menurut Sutrisno Hadi dalam (Suharsimi
Arikunto,
2006:276)
instrumen adalah sebagai berikut: commit to user
kriteria
reliabilitas
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.6 Interpretasi nilai r Besarnya nilai r
Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Rendah
Antar 0,000 samapi dengan 0,200
Sangat rendah ( tak berkorelasi)
(e) Kesimpulan: berdasarkan hasil pengujian uji reliabilitas teknik Cronbach’s Alpha di atas dibandingkan dengan tabel interpretasi nilai r, hasil nilai r berada antara 0.600 sampai dengan 0,800. Dapat disimpulkan instrumen ini memiliki tingkat keandalan yang cukup, sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian dan pengukurannya akan tetap konsisten jika di ulang kembali.
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah cara yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data setelah terkumpul, setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Untuk menguji keefektifan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya digunakan prosedur analisis dengan menggunakan rumus uji beda Paired-Sample T Test. Paired-Sample T Test adalah dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu, dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah mengalami perlakuan (Tri Hendradi, 2009:115). Teknik tersebut merupakan membandingkan mean pre test dan post test commit to user
teknik analisis data dengan
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perhitungan analisis uji beda Paired-Sample T Test dalam penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi SPSS 16.0. Berikut gambar rancangan analisis uji beda T Test untuk menguji keefektifan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya pada siswa kelas VII :
Tabel 3.7 Rancangan Analisis Uji beda Paired-Sample T Test Tes Kelompok
Pre Test
Post test
Kelompok Eksperimen
Desain rancangan analisis uji beda Paired-Sample T Test dapat dijelaskan prosedur analisisnya yaitu dengan membandingkan perolehan mean hasil pre test dan post test di dalam kelompok eksperimen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data dalam penelitian ini adalah data komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya. Skor data komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya diperoleh melalui pengisian angket tentang komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya oleh siswa. Pada deskripsi data ini akan diuraikan tentang prosedur pelaksanaan penelitian dan penyajian data. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan beberapa rangkaian kegiatan yang tersusun dalam prosedur pelaksanaan penelitian. Berikut prosedur penelitian yang telah dilaksanakan:
1.
Persiapan Penelitian Persiapan penelitian merupakan langkah awal yang dilaksanakan
sebelum penelitian dilaksanakan. Persiapan penelitian ini dilakukan agar kegiatan awal yang harus dilakukan pada penelitian dapat seluruhnya terlaksana, sehingga dapat mendukung pelaksanaan penelitian. Adapun persiapan penellitian yang telah dilakukan meliputi: a.
Menentukan sampel penelitian Sampel penelitian adalah salah satu komponen yang penting untuk
melaksanankan penelititian ini. Sampel penelitian yang terpilih kemudian akan digunakan sebagai kelompok eksperimen. Berikut langkah yang dilakukan untuk mengambil sampel penelitian: a) Menentukan sampel penelitian untuk memilih kelompok yang akan diberikan treatment. Kelompok yang dipilih yaitu seluruh siswa kelas VII.C yang berjumlah 32 siswa. b) Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling yang telah dipilih. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik “purposive sampling”. commit to user
46
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Berdasarkan pengambilan sampel yang dilakukan maka terpilih kelas VII.C sebagai kelompok eksperimen. b. Menyusun angket komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya Penyusunan angket ini bertujuan untuk memperoleh data tentang komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya yang dimiliki oleh masingmasing siswa. Angket ini diberikan kepada bagian anggota populasi dan digunakan untuk pengukuran sampel. Adapun penyusunan angket komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya adalah sebagai berikut: 1) Menyusun kisi-kisi angket dan menjabarkan indikator-indikator kedalam butir-butir pernyataan 2) Uji coba angket dan analisis angket, sehingga dapat diketahui validitas dan reliabilitasnya. 3) Memilih butir pernyataan yang dianggap valid kemudian disusun kembali menjadi sebuah angket yang kemudian digunakan untuk pelaksanaan test awal (pre test). Berdasarkan perhitungan analisis angket yang telah dilakukan jumlah item angket sebanyak 45 butir item dinyatakan 30 butir angket yang valid. 4) Ke 30 butir yang valid tersebut adalah : 1, 2, 4, 6, 7, 8,10, 11, 13, 14, 16, 17, 19, 21, 22, 23,26, 27, 28, 29, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 39, 41, 42 dan 44. 5) Menghitung reliabilitas angket Berdasarkan perhitungan dengan bantuan aplikasi SPSS 16.0 maka diperoleh hasil reliabilitas 0,748. 6) Menginterpretasikan tingkat reliabilitas angket pada tabel interpretasi nilai r. Menurut Sutrisno Hadi dalam (Suharsimi Arikunto, 2006:276) kriteria reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Interpretasi nilai r Besarnya nilai r to user 1,00 Antara 0,800 commit sampai dengan
Interpretasi Tinggi
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Agak rendah
Antara 0.200 sampai dengan 0,400
Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Sangat rendah (tak berkorelasi)
7) Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian uji reliabilitas teknik Cronbach’s Alpha di atas dibandingkan dengan tabel interpretasi nilai r, hasil nilai r berada antara 0.600 sampai dengan 0,800. Dapat disimpulkan instrumen ini memiliki tingkat keandalan yang cukup, sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian. 8) Butir pernyataan yang valid dan reliabel kemudian disusun menjadi sebuah angket yang kemudian digunakan untuk pelaksanaan test awal (pre test) dan test akhir (post test) c.
Pemberian test awal (Pre test) Pemberian test awal (pre test) dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Mei
2012 dengan memberikan angket komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya, yaitu kepada kelompok eksperimen. Adapun tujuan pemberian tes awal (pre test) ini adalah untuk mengukur kemampuan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya kelompok eksperimen. d. Menyusun silabus, satuan layanan, dan materi diskusi kelompok Penyusunan
silabus
bertujuan
untuk
merencanakan
pelaksanaan
treatment pada suatu standar kompetensi tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai peneliti. Silabus yang disusun berisi kompetensi dasar, indikator, materi yang akan digunakan pada pelaksanan layanan, alokasi waktu tiap pertemuan, dan bahan atau alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan layanan. Silabus tersebut kemudian di breakdown menjadi satuan layanan yang disusun sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
49 digilib.uns.ac.id
dengan teknik diskusi. Selanjutnya menyusun rincian materi layanan digunakan sebagai bahan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.
2.
Pelaksanaan penelitian Pelaksanaan penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan cara
memberikan treatment yaitu bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kepada subjek eksperimen. Berkaitan dengan pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi tersebut, peneliti bekerjasama dengan Bapak salim selaku Wakasek kurikulum dan Ibu Sarwati selaku koordinator guru BK SMP Negeri 5 Surakarta untuk pengaturan jadwal pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan pembagian kelompokkelompok yang terdiri dari 4 kelompok dengan anggota 8 orang setiap kelompok, selanjutnya adalah penjelasan mengenai tata cara pelaksanaan bimbingan kelompok teknik diskusi yang akan dilakukan dengan pedoman pelaksanaan bimbingan kelompok (terlampir) dan untuk membuat suasana pelaksanaan teknik diskusi menjadi lebih hidup, maka setiap kelompok diwajibkan untuk membuat ice breaking yang nantinya akan ditampilkan pada saat jeda diskusi. Pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi ini dibagi dalam 5 satuan layanan yang direncanakan dalam 5 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap perlakuan 90 menit dan 1 kali pertemuan untuk pelaksanaan test akhir (post test). Materi yang diberikan berbeda pada tiap pertemuannya, disesuaikan dengan aspek-aspek yang terkandung dalam definisi operasional komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya. Tujuan pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi ini adalah untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya. Dengan meningkatnya komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya, diharapkan mereka dapat beradaptasi terhadap lingkungan yang baru secara baik serta dapat mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki secara optimal. Adapun pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi pada masing-masing pertemuan dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut: commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a.
Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanakan di ruang kelas VII.C pada hari Rabu, 23
Mei 2012 jam ke 4 dan 5 selama 90 menit. Pada pertemuan pertama ini. Materi tersebut berisi pemahaman terhadap “Sikap Terbuka”, pada pertemuan pertama ini, peneliti menggunakan strategi diskusi Jendela Johari. Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti pada pertemuan pertama ini, diharapkan peserta didik mampu menerima masukan dari orang lain dan mampu menyampaikan pendapat pada orang lain. Melalui strategi diskusi ini siswa akan memperoleh suatu gambaran dan masukan-masukan mengenai karakter dan sifat yang dimiliki siswa itu sendiri maupun teman yang lain. (Materi Terlampir). b. Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan di ruang kelas VII.C pada hari Sabtu, 26 Mei 2012 pada jam ke 2 dan 3 selama 90 menit. Pada pertemuan kedua ini, peneliti mengemukakan materi singkat dengan topik “Sikap Empati”. Materi tersebut berisi tentang beberapa cerita pendek yang akan dibahas bersama anggota kelompok, kemudian hasilnya akan dibacakan oleh perwakilan kelompok di depan kelas. Tujuan yang ingin dicapai peneliti pada pertemuan kedua ini, diharapkan selanjutnya peserta didik mampu ikut merasakan perasaan orang lain dan mampu menunjukkan rasa peduli terhadap orang lain. (Materi Terlampir). c.
Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan di ruang kelas VII.C pada hari Kamis, 31
Mei 2012 pada jam ke 4 dan 5 selama 90 menit. Pada pertemuan ketiga ini, peneliti mengemukakan materi singkat dengan topik “Sikap Mendukung”. Materi tersebut berisi bahasan singkat mengenai sikap mendukung beserta beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan topik bahasan, sebagai bahan diskusi kelompok. Tujuan yang ingin dicapai peneliti pada pertemuan ketiga ini, diharapkan selanjutnya peserta didik mampu memberikan dukungan terhadap orang lain dan memiliki sikap rela berkorban terhadap orang lain. (Materi Terlampir). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
51 digilib.uns.ac.id
d. Pertemuan keempat Pertemuan keempat dilaksanakan di ruang kelas VII.C pada hari Senin, 4 Juni 2012 pada jam ke 3 dan 4 selama 90 menit. Pada pertemuan keempat ini, peneliti mengemukakan materi singkat dengan topik “Sikap Positif”. Materi tersebut berisi bahasan singkat mengenai sikap positif. Setelah materi dikemukakan, peneliti memberikan beberapa pertanyaan dan permasalahan yang harus didiskusikan pemecahannya oleh seluruh kelompok dan kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian. Tujuan yang ingin dicapai peneliti pada pertemuan keempat ini, diharapkan selanjutnya peserta didik mampu memiliki sikap positif terhadap orang lain dan memiliki kemampuan dalam membawa diri secara baik. ( Materi Terlampir). e.
Pertemuan kelima
Pertemuan kelima dilaksanakan di ruang kelas VII.C pada hari Kamis, tanggal 7 Juni 2012 pada jam ke 2 dan 3 selama 90 menit. Pada pertemuan kelima ini, peneliti mengemukakan materi singkat dengan topik “Kesetaraan”. Materi tersebut berisi bahasan singkat mengenai kesetaraan. Setelah materi dikemukakan, peneliti memberikan beberapa tugas dengan topik yang berbedabeda disetiap kelompok, yang kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian. Tujuan yang ingin dicapai peneliti pada pertemuan kelima ini, diharapkan selanjutnya peserta didik mampu menjalin kerja sama dengan orang lain dan mampu menghargai pendapat orang lain. f.
Pemberian tes akhir (Post test) Evaluasi dilakukan pada pertemuan terakhir, yaitu dengan pemberian test
akhir (post test) kepada subjek eksperimen dengan menggunakan angket yang sama dengan angket yang digunakan pada test awal (pre test). Post test dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 9 juni 2012 di ruang kelas VII.C. Evaluasi sebagai rangkaian terakhir dalam pelaksanaan penelitian bertujuan untuk membantu siswa menilai kembali komunikasi antarpribadinya khususnya dengan teman sebaya yang disesuaikan dengan materi dan hasil to user diskusi yang telah didapatkancommit melalui pertemuan-pertemuan sebelumnya.
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selanjutnya, berdasarkan evaluasi tersebut siswa diharapkan mengisi angket post test sesuai dengan keadaannya setelah diberikan treatment, sehingga diperoleh data test akhir (post test) tentang komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya peserta didik. Kelengkapan data pre test dan post test tentang komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya subjek eksperimen tersebut kemudian dapat digunakan sebagai data penelitian dan dapat digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya antara pre test dan post test.
3.
Penyajian Data Data dalam penelitian ini adalah data tentang komunikasi antarpribadi
dengan sebaya yang dimiliki siswa. Data diperoleh dari pelaksanaan pre test yang kemudian digunakan sebagai data awal dan pelaksanaan post test yang kemudian digunakan sebagai data akhir. Pelaksanaan pre test dilakukan kepada kelompok eksperimen, yaitu seluruh peserta didik kelas VII.C. Sedangkan pelaksanaan post test kembali diberikan kepada kelompok eksperimen untuk diketahui perbedaan antara kondisi awal (sebelum diberikan treatment) dengan kondisi akhir (sesudah diberikan treatment). a.
Data Awal Data awal merupakan data pre test kelompok eksperimen yaitu kelas
VII.C. jumlah peserta didik yang mengikuti pret est adalah sebanyak 32 orang dan seluruhnya telah mengisi angket komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya sebanyak 30 item pernyataan. Berikut hasil data berupa statistik deskriptif yang diperoleh dari pelaksanaan pre test:
Tabel 4.2 Statistik Skor Pre test Kelompok Eksperimen. Statistics Pretest N
Valid Missing
Mean
commit to user
32 0 84,9063
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Median
84,0000
Mode
82,00
Std. Deviation
5,28760
Variance
27,959
Minimum
77,00
Maximum
97,00
Percentiles
25
81,2500
50
84,0000
75
88,0000
Gambar 4.1 Histogram Pre test Kelompok Eksperimen
Data dalam bentuk tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang valid ada 32 dan tidak ada data yang hilang. Mean atau rata-rata skor kelas adalah 84,9063. Median atau titik tengah semua data setelah diurutkan dan dibagi dua sama besar adalah 84. Mode atau nilai yang sering muncul yaitu 82. Standar deviasi atau ukuran penyebaran data dari rata-rata yaitu 5,2876. Skor minimum atau skor terendah pre test adalah 77. Skor maksimum atau skor tertinggi pre test adalah 97. b. Data Akhir Data akhir merupakan data post test subjek eksperimen yang menjadi evaluasi pelaksanaan treatment. Data akhir tersebut diperoleh dari pengisian commit to user angket yang sama dengan angket yang digunakan pada waktu pengumpulan data
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
awal. Pelaksanaan post test diikuti oleh 32 peserta didik yang menjadi subjek eksperimen. Perolehan skor tertinggi pelaksanaan post test dari subjek eksperimen adalah 113, sedangkan skor terendah adalah 89. Berikut disajikan pula sajian data statistik deskriptif skor post test subjek eksperimen:
Tabel 4.3 Statistik Skor Post test Statistics VAR00001 N
Valid Missing
32 0
Mean
104,3438
Median
105,0000
Mode
108,00
Std. Deviation
5,71703
Variance
32,684
Minimum
89,00
Maximum Percentiles
113,00 25
100,5000
50
105,0000
75
108,0000
Gambar 4.2 Histogram Post test Kelompok Eksperimen commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan data perhitungan statistik diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang valid sebanyak 32 dan tidak ada data yang hilang. Mean atau rata-rata skor post test subjek eksperimen adalah 104,3438. Median atau titik tengah semua data setelah diurutkan dan dibagi dua sama besar adalah 105. Mode atau nilai yang sering muncul yaitu 108. Standar deviasi atau ukuran penyebaran data adalah 5,71703. Skor maksimum atau tertinggi post test adalah 113, sedangkan skor minimum atau terendah adalah 89.
B. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum data dalam penelitian kuantitatif seperti penelitian eksperimen ini di uji hipotesis, diperlukan pengujian data terlebih dahulu atau disebut dengan uji persyaratan analisis. Salah satu uji persyaratan analisis, yaitu dengan menggunakan
hitungan
statistik.
Pengujian
persyaratan
analisis
dengan
menggunakan hitungan statistik dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) untuk penelitian komparatif, pengujian persyaratan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas, 2) untuk penelitian korelasional mencakup uji normalitas dan linearitas (UNS, 2012:20) Penelitian
ini
merupakan
penelitian
komparatif,
namun
tidak
menggunakan uji homogenitas untuk pengujian persyaratan analisisnya. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya kelompok kontrol atau kelompok pembanding pada penelitian ini. Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan dua atau lebih kelompok sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Dapat diartikan uji homogenitas hanya digunakan jika dalam suatu penelitian terdapat dua kelompok atau lebih yang diteliti dan berasal dari populasi yang sama. Atas pertimbangan tersebut, uji persyaratan analisis pada penelitian ini hanya menggunakan uji normalitas. 1.
Uji Normalitas Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, baik data pretest maupun data post test subjek eksperimen. Adapun uji normalitas data penelitian ini commit to user dengan bantuan SPSS 16.0. menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dikemukakan oleh Yohanes Anton Nugroho (2011:33) bahwa “uji KolmogorovSmirnov digunakan untuk melihat seberapa besar kecenderungan populasi dari suatu sampel mendekati distribusi normal dan untuk menguji sampel berasal dari populasi yang identik”. Uji pendekatan terhadap distribusi normal menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov berlaku hipotesis: Ho : data berasal dari populasi distribusi normal Ha : data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal Hipotesis tersebut selanjutnya diuji dengan statistik dengan kriteria uji sebagai berikut: Jika Dhitung > Dtabel Ho diterima dan Ha ditolak Jika Dhitung < Dtabel Ho ditolak dan Ha diterima Uji normalitas dilakukan pada data awal atau pre test dan data akhir atau post test subjek eksperimen. Adapun hasil uji normalitas data pre test dan post test subjek eksperimen dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Pretest Kelompok Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pretest N
Postest
32
32
Mean
84,9063
104,3438
Std. Deviation
5,28760
5,71703
Absolute
,115
,116
Positive
,115
,065
Negative
-,067
-,116
Kolmogorov-Smirnov Z
,650
,658
Asymp. Sig. (2-tailed)
,791
,779
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel distribusi normal diatas diketahui signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov data pre test atau nilai Dhitung data pre test adalah sebesar commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
0,791 dan nilai Dhitung data post test adalah sebesar 0,779. Sedangkan Dtabel, dengan n = 32 dan α = 0,05, diketahui Dtabel adalah sebesar 0,242. Selanjutnya nilai tersebut diujikan dengan menggunakan statistik penguji. Hal tersebut menunjukkan nilai pre test dengan Dhitung > Dtabel (0,791 > 0,242) dan nilai post test dengan Dhitung > Dtabel (0,779 > 0,242) maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan data pre test dan post test berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Merujuk dari perolehan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov data pre test dan post test subjek eksperimen diatas, dapat disimpulkan bahwa seluruh data berdistribusi normal. Berdistribusi normal mempunyai arti bahwa seluruh subjek eksperimen berasal dari populasi yang identik yaitu memiliki kriteria dan keadaan yang sama ketika belum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan.
C. Pengujian Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan sementara yang masih perlu di uji kebenarannya. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji diterima atau tidaknya pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis alternatif atau disingkat Ha adalah hipotesis yang menyatakan adanya suatu hubungan atau adanya suatu perbedaan antara dua kelompok. Sedangkan hipotesis nol atau disingkat Ho adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan atau tidak ada suatu perbedaan antara dua kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006:71) Pengujian hipotesis dilakukan setelah dilaksanakan uji normalitas data. Sesuai dengan uji normalitas diketahui bahwa nilai pre test dan post test pada subjek eksperimen berdistribusi normal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Paired-Sample T Test. Dikemukakan oleh Duwi Priyatno (2009:78) bahwa Paired-Sampel T Test commit to user merupakan metode statistik digunakan untuk meguji hipotesis komparatif dengan
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menguji perbedaan rata-rata antara dua sampel berpasangan. Dengan kata lain, metode ini digunakan untuk membandingkan mean pre test dan post test dengan tujuan mengetahui perbedaan keadaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan atau treatment. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dilakukan perhitungan mean pre test dan post test. Berikut hasil perhitungan mean pre test dan post test:.
Tabel 4.5 Statistik Pretest dan Posttest Sampel Berpasangan Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest
84,9063
32
5,28760
,93472
Postest
104,3438
32
5,71703
1,01064
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui mean atau rata-rata skor angket komunikasi antarpribadipada pelaksanaan pre test adalah sebesar 84,9063. Sedangkan rata-rata skor angket pada pelaksanaan post test adalah sebesar 104,3438. Tabel tersebut menunjukkan adanya peningkatan mean atau rata-rata skor antara sebelum (pre test) dan sesudah perlakuan (post test). Setelah mengetahui mean pre test dan post test, dilakukan pengujian hipotesis menggunakan Paired-Sample T Test dengan tingkat signifikansi 0,05 dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Menetapkan pernyataan hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan mengajukan 1 hipotesis, yaitu pengujian terhadap nilai pre test dan post test Ho
: Tidak ada perbedaan rata-rata skor angket komunikasi antarpribadi antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan
Ha
: Ada perbedaan rata-rata skor angket komunikasi antarpribadi antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan
2.
Menentukan thitung dan signifikansi Untuk menentukan thitung dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas SPSS 16.0 sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut: commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.6 Uji Hipotesis Sampel Berpasangan Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the
Mean Pair Pretest 1
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
-19,43750
5,86921
Difference Lower
Upper
Sig. (2t
1,03754 -21,55357 -17,32143 -18,734
df 31
tailed) ,000
Postest
berdasarkan tabel diatas diketahui nilai thitung adalah 18,734 dan signifikansi 0,000 yang berarti data ini sangat signifikan 3.
Menentukan ttabel Sebelumnya ttabel dengan signifikansi 0,05. Kemudian mencari derajat kebebasan atau Degree of Freedom (df) digunakan untuk mencari ttabel yang selanjutnya akan dibandingkan hasil antara thitung dengan ttabel untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Nilai ttabel berdasarkan perhitungan statistik yang telah dilakukan dengan signifikansi 0,05 diketahui sebesar 1,696
4.
Menentukan Kriteria Penerimaan Hipotesis: Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima Ha ditolak Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak Ha diterima Sedangkan untuk signifikan, Jika sig > 0,05, maka Ho diterima Ha ditolak Jika sig < 0,05, maka Ho ditolak Ha diterima
5.
Pengujian hipotesis Berdasarkan tabel perhitungan uji hipotesis di atas, diketahui thitung sebesar
= 18,734 sedangkan ttabel sebesar = 1,696. Hal tersebut menunjukkan bahwa thitung commit to user > ttabel (18,734 > 1,696) dan sig < 0,05 (0,000 < 0,05), sehingga Ho ditolak Ha
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diterima. Maka dapat disimpulkan adanya penerimaan Ha dan tingkat siginifikansi yang telah diketahui membuktikan adanya perbedaan rata-rata skor angket komunikasi antarpribadi antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Merujuk dari perhitungan uji hipotesis dengan memanfaatkan fasilitas SPSS 16.0 diatas, diketahui bahwa rata-rata skor angket komunikasi antarpribadi setelah pemberian perlakuan lebih tinggi daripada sebelum pemberian perlakuan, sehingga dapat disimpulkan adanya perlakuan (treatment) berupa layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi memberikan pengaruh dalam peningkatan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya siswa.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data Melalui perhitungan analisis Paired Sample T Test diperoleh thitung = 18,734 dan ttabel = 1,696 maka thitung > ttabel (18,734 > 1,696) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi efektif untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya. Selanjutnya berdasarkan perhitungan SPSS 16.0 menggunakan analisis deskriptif statistik yang telah dilakukan, diketahui bahwa mean subjek eksperimen pada pengukuran kondisi awal adalah sebesar 84,9063. Sedangkan mean pada pengukuran kondisi akhir adalah sebesar 104,3438. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan mean antara sebelum dan sesudah perlakuan, diketahui bahwa rata-rata tingkat kemampuan berkomunikasi antarpribadi dengan teman sebaya subjek eksperimen setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi lebih tinggi atau positif dibandingkan sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi, terlihat dari peningkatan skor angket komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya sebelum (pre test) dan sesudah perlakuan (post test). Hasil uji hipotesis menggunakan Paired Sample T Test menunjukkan mean atau rata-rata skor angket subjek eksperimen mengalami peningkatan sebesar 19,4375 hasil tersebut didapatkan setelah menghitung selisih mean post test – pre test (104,3438 – 84,9063). commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sobirin (2010) dengan judul Meningkatkan Komunikasi Antarpribadi melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa SMP N 1 Watukumpul, Pemalang Tahun Ajaran 2009/2010. Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui gambaran siswa sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok, secara keseluruhan siswa memperoleh persentase skor rata-rata 62,40% termasuk dalam kriteria sedang (S). Setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok, hasil post test secara keseluruhan menunjukkan bahwa persentase skor rata-rata perilaku komunikasi antarpribadi siswa meningkat menjadi 76,73 yang termasuk dalam kriteria tinggi (T). Dengan demikian, siswa yang telah memperoleh layanan bimbingan kelompok, perilaku komunikasi antarpribadinya meningkat, dimana peningkatan tersebut sebesar 14,33%. Disimpulkan
bahwa
layanan
bimbingan
kelompok
dapat
meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Watukumpul Pemalang. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini membuktikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi efektif untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya pada siswa kelas VII di SMP Negeri 5 Surakarta dengan hasil yang sangat signifikan. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilakukan tindak lanjut dan pengembangan untuk membantu siswa meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya, sehingga mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan baru secara baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya subjek eksperimen mengalami perkembangan sebesar 19,43 setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi, ditunjukkan dari mean skor pre test sebesar 84,91 sedangkan mean skor post test sebesar 104,34.
2.
Ada perbedaan rata-rata skor angket komunikasi antarpribadi antara sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan thitung = 18,734 dan ttabel = 1,696 maka thitung > ttabel (18,734 > 1,696) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
3.
Layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi efektif untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya siswa kelas VII SMP Negeri 5 Surakarta.
B. Implikasi Hasil penelitian ini mempunyai implikasi bagi berbagai pihak, terutama dalam lingkup sekolah. Hasil penelitian ini memberikan bukti nyata pentingnya bimbingan konseling bagi peserta didik, khususnya bimbingan kelompok dengan teknik diskusi karena dapat meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya siswa. Bagi kepala sekolah hasil penelitian ini mempunyai implikasi sebagai bukti nyata pentingnya bimbingan dan konseling bagi peserta didik khususnya bimbingan kelompok dengan teknik diskusi, karena mampu membantu siswa untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya didalam diri mereka, sehingga dapat mempermudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan mengoptimalkan potensinya. commit to user
62
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bagi guru bimbingan dan konseling, penelitian ini menujukkan bukti nyata bahwa komunikasi antarpribadi perlu diperhatikan dan ditingkatkan, salah satunya dengan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi, sehingga potensi peserta didik dapat berjalan optimal. Selain itu, guru bimbingan dan konseling memperoleh sumbangan ide yang lebih bervariasi dari materi-materi layanan dalam penelitian ini, sehingga dapat digunakan untuk membantu meberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi pada siswa. Bagi siswa, penelitian ini membantu siswa meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya dan dapat membantu beradaptasi di lingkungan yang baru secara baik.
C. Saran 1.
Bagi Kepala Sekolah Kepala sekolah sebaiknya menfasilitasi guru bimbingan dan konseling
dalam penyediaan waktu dan bahan yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.
2.
Bagi Guru Bimbingan dan Konseling a.
Guru bimbingan dan konseling hendaknya mengaktifkan dalam hal pemberian layanan bimbingan kelompok, karena layanan ini efektif untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya.
b.
Guru BK harus berusaha untuk memberikan berbagai jenis-jenis layanan yang terkait dengan bimbingan dan konseling yang khususnya untuk dapat membantu meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebaya, seperti layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.
3.
Bagi Peserta Didik a.
Peserta didik sebaiknya dapat meningkatkan komunikasi antarpribadi dengan teman sebayanya. commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
Peserta didik sebaiknya mampu mengaplikasikan kemampuan berkomunikasi dengan baik, agar mampu beradaptasi, bergaul dan merasa diterima dengan baik oleh lingkungan sekitar.
commit to user