KEBIJAKSANAAN PROMOSI PROGRAM KELUARGA BERENCANA MELALUI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DI BANDAR LAMPUNG Mustafid Dosen FEB Universitas Lampung
ABSTRAK Dalam rangka mempercepat pembangunan juga perlu didukung oleh keberhasilan pembangunan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui Program Keluarga Berencana dan untuk itu diperlukan sosialisasi dan upaya peningkatan cakupan keikutsertaan masyarakat terhadap Program Keluarga Berencana. Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang dihadapi adalah belum diketahui gambaran menyeluruh dan lengkap mengenai pelaksanaan Keluarga Berencana di berbagai Puskesmas di Kota Bandar Lampung dan belum diketahui tingkat pertumbuhan dan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan Program Keluarga Berencana. Berdasarkan masalah tersebut maka permasalahannya adalah Berapa besar tingkat pertumbuhan pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung akibat kebijaksanan promosi. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat di simpulkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi dalam pelaksanaan Program Keluarga Berencana dari tahun 2008 hingga tahun 2011 ternyata tidak merata, bahkan perkembangannya berfluktuasi dan bahkan ada sebagian menurun. Bahwa masingmasing pelaksanaan Program Keluarga Berencana di masing-masing kecamatan juga bervariasi, namun polanya relatif sama yaitu penggunaan alat kontrasepsi yang terbanyak adalah alat suntik yang rata-rata selama 4 tahun dari tahun 2008 hingga tahun 2011 sebesar 38,23 %, disusul yang menggunakan Pil rata-rata sebesar 36,82 kemudian disusul penggunaan IUD rata-rata sebesar 13,87 %, dan sisanya menggunakan Implant, Kondom, MOP dan MOW berturut-turut 5,46 %, 2,55 %, 1,61 % dan 1,46 %. Dalam rangka peningkatan cakupan keikut-sertaan Keluarga Berencana, BKKBN Provinsi Lampung melakukan sosialisasi secara terus menerus sebagai upaya untuk Pemantapan Peningkatan Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana di 13 (tiga belas sebelas) Kecamatan di Kota Bandar Lampung perlu adanya koordinasi antara unsur-unsur yang terkait dalam Tim ini, seperti Ikatan Bidan Indonesia(IBI) Provinsi, Aliansi Pita Putih Indonesia(APPI) dan BKKBN Provinsi yang langsung turun ke lapangan. Kata Kunci: Keluarga Berencana
I. PENDAHULUAN Bangsa Indonesia merupakan negara agraris, sehingga pola dan struktur perekonomiannya masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Berdasarkan Laporan Semester I Departemen Perdagangan Tahun 1999, penduduk Indonesia 70% bekerja di sektor pertanian, sehingga dalam pembangunan diprioritaskan pada sektor pertanian. Di samping itu sektor-sektor lainnya merupakan prioritas selanjutnya, seperti sektor industri dan penggalian serta sektor-sektor pertambangan sebagai sumber devisa yang menjadi semakin potensial, khususnya minyak bumi.
Secara geografis, Propinsi Lampung terletak pada 103o40’ – 105o50’ Bujur Timur dan 6o45’ – 3 45’ Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah dapat dilihat dalam Tabel 1.1 o
Tabel 1.1 Batas Wilayah Propinsi Lampung No. 1. 2. 3. 4.
Wilayah Utara Selatan Timur Barat
Berbatasan Propinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu Selat Sunda Laut Jawa Samudera Indonesia
Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2012 Luas wilayah daratan Propinsi Lampung termasuk pulau-pulau di sekitarnya adalah 35.288,35 Km2 yang terbagi menjadi 10 kabupaten/kota berdasarkan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1999 yang dapat dilihat dalam Tabel 1.2 Tabel 1.2. Desa/Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung Luas Jumlah (Km2) Kecamatan 1. Kabupaten Lampung Barat 4.950,40 14 2. Kabupaten Tanggamus 3.356,61 17 3. Kabupaten Lampung Selatan 3.180,78 20 4. Kabupaten Lampung Timur 4.377,89 23 5. Kabupaten Lampung Tengah 4.789,82 26 6. Kabupaten Lampung Utara 2.725,63 16 7. Kabupaten Way Kanan 3.921,63 12 8. Kabupaten Tulangbawang 7.770,84 16 9. Kota Bandar Lampung 192,96 13 10. Kota Metro 61,79 5 Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2012 No.
Nama Kabupaten/Kota
Jumlah Desa/Kelurahan 171 320 374 238 285 218 193 232 98 22
Tabel 1.3. Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten/Kota Propinsi Lampung No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama Kabupaten/Kota Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Tanggamus Kabupaten Lampung Selatan Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Utara Kabupaten Way Kanan Kabupaten Tulangbawang Kota Bandar Lampung Kota Metro Jumlah
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
207.259 415.858 622.939 462.296 560.445 285.870 184.875 390.158 403.829 62.903 3.596.432
186.261 386.101 584.152 433.219 531.131 275.268 175.529 353.787 399.637 62.182 3.387.267
393.520 801.959 1.207.091 895.515 1.091.576 561.138 360.404 743.945 803.466 125.085 6.983.699
Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2012.
Tabel 1.4. Jumlah Klinik Keluarga Berencana dan Akseptor di Kabupaten/Kota Propinsi Lampung No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama Kabupaten/Kota Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Tanggamus Kabupaten Lampung Selatan Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Utara Kabupaten Way Kanan Kabupaten Tulangbawang Kota Bandar Lampung Kota Metro Jumlah
Klinik Pemerinta h 65 79 96 99 105 79 59 112 83 15 792
Klinik Swasta
Jumlah Akseptor
5 7 9 0 17 11 2 13 21 9 94
7.749 27.336 29.751 15.712 29.476 22.008 11.982 26.691 19.684 3.833 194.222
Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2012 Hasil-hasil pertanian di Propinsi Lampung merupakan bagian yang paling besar sumbangannya terhadap pendapatan nasional (50,2%), disusul sektor perdagangan (16,9%), sektor perindustrian (11,6%), sektor pertambangan (3,2%), sektor pertahanan dan pemerintahan (5,3%), sektor jasa-jasa (5,6%), dan lain-lain (7,2%) (Badan Pusat Statisik Propinsi Lampung, 2011). Kota Bandar Lampung terdiri atas 13 kecamatan, 98 desa banyaknya desa di masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.5. Tabel 1.5. Data Kecamatan dan Jumlah Desa di Kota Bandar Lampung No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kecamatan Telukbetung Barat Telukbetung Selatan Panjang Tanjungkarang Timur Telukbetung Utara Tanjungkarang Pusat Tanjungkarang Barat Kemiling Kedaton Rajabasa Tajungseneng Sukarame Sukabumi Jumlah Desa Seluruh Kecamatan
Banyaknya Desa 8 11 7 11 10 11 6 7 8 4 4 5 6 98
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2012 Dalam rangka peningkatan cakupan kesertaan Keluarga Berencana, BKKBN Provinsi Lampung melakukan Sosialisasi Pemantapan Peningkatan Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana di 11 (sebelas) Kabupaten/Kota, dimana unsur yang terkait dalam tim ini adalah Ikatan Bidan Indonesia(IBI) Provinsi, Aliansi Pita Putih Indonesia (APPI) dan BKKBN Provinsi yang langsung turun ke lapangan.
Berdasarkan potensi yang ada dan tujuan peningkatan perekonomian pada umumnya serta peningkatan usaha di berbagai sektor pembangunan khususnya, maka diperlukan penelitian yang lebih kongkrit dan terperinci mengenai “Kebijaksanaan Promosi Program Keluarga Berencana (KB) melalui Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ) di Bandar Lampung “ Berdasarkan masalah tersebut maka permasalahannya adalah seberapa besar tingkat pertumbuhan pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung akibat kebijaksanan promosi. Penggunaan alat kontrasepsi mana yang menjadi pilihan utama masyarakat dan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat Evaluasi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung ini memiliki tujuan dan manfaat penelitian untuk: memperoleh informasi yang lengkap dan menyeluruh mengenai pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung. Mengetahui tingkat pertumbuhan berbagai Progam Keluarga di Kota Bandar Lampung. Menyusun pedoman untuk melakukan strategi pengembangan, kebijakan, program, dan kegiatan di berbagai Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung.
II. STUDI LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Dasar pertimbangan Evaluasi terhadap pelaksanaan Kebijaksanaan Promosi Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung merupakan langkah awal dalam menyusun perencanaan pengembangan program keluarga berencana dimasa yang akan datang. Dalam penelitian ini, perangkat analisis yang akan ditampikan adalah perangkat yang sederhana dan biasa digunakan dalam pembuatan perencanaan pembangunan. Informasi yang akan dianalisis antara lain terkait : 1. Perilaku pakai/alat cara KB penting dalam upaya pemenuhan akan kebutuhan pelayanan dan alat/cara KB. 2. Alat/caraKB yang dapat digunakan untuk mengatur kelahiran 3. Indikator KB yang dapat digunakan oleh penentu kebijakan pengendalian kelahiran 4. Ukuran-ukuran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan kebijakan pengendalian kelahiran.
III. METODE PENELITIAN Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi studi ini meliputi seluruh wilayah Kota Bandar Lampung dengan jumlah kecamatan sebanyak 13 kecamatan dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut: 1. Identifikasi/pemotretan kondisi kawasan Program Keluarga di Bandar Lampung 2. Kajian kedudukan dan fungsi Kebijaksanaan Program Keluarga Berencana terhadap pengendalian penduduk di Bandar Lam[ung 3. Identifikasi profil kecamatan dalam melaksanakan Kebijaksanaan Promosi Program Keluarga Berencana di Bandar Lampung Data dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data Puskesmas di wilayah 13 kecamatan di Bandar Lampung selama kurun waktu lima tahun (2003–2007). Sumber data utama yang digunakan adalah data sekunder yang tersedia di Lampung Dalam Angka dan Kota Bandar Lampung Dalam Angka Tahun 2007. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis, yaitu data sekunder dan data primer. Data sekunder akan dikumpulkan melalui survei dan pengumpulan pustaka yang berhubungan dengan lingkup studi serta peraturan-peraturan daerah yang terkait. Peraturan-peraturan yang dikaji adalah peraturanperaturan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan pada beberapa sektor terkait dengan
pengembangan kawasan baik yang berupa UU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Perda Propinsi dan Kabupaten serta Keputusan Gubernur dan Keputusan Bupati. Pengumpulan data primer akan dilakukan melalui survei di lapangan, Metode survei lapang yang akan digunakan adalah metode wawancara, pengisian daftar pertanyaan (kuisioner) dan observasi. Data yang telah dikumpulkan, baik data sekunder maupun data primer kemudian akan diolah melalui tahapan editing, coding, dan tabulating menurut pengelompokan berdasarkan klasifikasi masingmasing data. Analisis Data Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut. Data-data yang dimasukkan antara lain: 1. Data Sekunder, berupa data time series dan dokumentasi dari Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung dan Instansi lain yang terkait terutama di Kota Bandar Lampung termasuk kecamatan dan Puskesmas 2. Data Primer, berupa keterangan yang diperoleh dari responden di tingkat kecamatan dan Puskesmas di Kota Bandar Lampung. 3. Menghitung nilai rata-rata dan prosentase perubahannya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kecamatan TelukBetung Barat Pendahuluan Kecamatan Teluk Betung Barat merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung yang secara geografis letak wilayahnya berada di kawasan pesisir laut. Di Kecamatan Teluk Betung Barat terdapat 1 (satu) puskesmas pemerintah yang tersedia guna memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang berdomisili disana. Puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Kota Karang. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Teluk Betung Barat Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat stastistik diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Teluk Betung Barat selama lima tahun kedepan (2011-2015) untuk penggunaan kontrasepsi jenis non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 342, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 160 orang. Tabel 4.3 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Barat Tahun 2011-2015 Tahun
Kontrasepsi Non Hormonal IUD
% -
MOW 98.5
%
2011
357
2012
351
-1.68
122.9
24.77
2013
345
-1.71
147.3
2014
339
-1.74
171.7
2015
333
-1.77
Rata - rata
342
-1.72
MOP
%
-26.5
Jumlah Kondom
%
-224
-55.4
109.06
19.85
-84.3
16.56
-113.2
196.1
14.21
160
18.85
Total
%
205
-374.5
67.19
44
-78.54
52.17
-525
40.19
-117
-365.91
34.28
-675.5
28.67
-278
137.61
-142.1
25.53
-826
22.28
-439
57.91
-99
55.26
-600
39.58
-198
-62.23
Sumber : Data diolah Sedangkan untuk proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Teluk Betung Barat untuk tahun 2011-2015 diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi pil menjadi pilihan yang dominan. Hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi pil yang rata-rata jumlahnya mencapai 2549, dan diikuti dengan penggunaan suntik sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 2338 dan diikuti dengan penggunaan implan yang jumlahnya rata-rata mencapai 1406.
Tabel 4.4 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Barat Tahun 2011-2015 Tahun
Suntik
2011 2012 2013 2014 2015 Rata - rata
2355 2348 2341 2334 2327 2338
%
Kontrasepsi Hormonal Pil % Implan
-
2390.5 2453.8 2517.1 2580.4 2643.7 2549
-0.30 -0.30 -0.30 -0.30 -0.30
2.65 2.58 2.51 2.45 2.55
925 1117.4 1309.8 1502.2 1694.6 1406
% 20.80 17.22 14.69 12.81 16.38
Jumlah Total % 5670.5 5919.2 6167.9 6416.6 6665.3 6292
4.39 4.20 4.03 3.88 4.12
Sumber : Data diolah Langkah dan kebijakan strategis yang harus dilakukan untuk meretas berbagai persoalan tersebut antara lain : Melibatkan lintas dinas Karena rendahnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan KB, maka perlu adanya koordinasi yang intensif antara Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bandar Lampung dalam menjalankan tugas dan fungsinya seperti pemberian pelayanan dan ketersediaan alat kontrasepsi yang dibutuhkan bagi warga terutama dengan memperhatikan hasil proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi dimasa mendatang agar kedua instansi tersebut dapat meningkatkan pelaksanaan Program KB demi mewujudkan bangsa yang sehat dan mandiri. Kecamatan TelukBetung Selatan Pendahuluan Kecamatan Teluk Betung Selatan merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung yang secara geografis letak wilayahnya di kawasan pantai, dimana Kecamatan Teluk Betung Selatan memiliki luas wilayah sebesar 1.021 Ha. Di Kecamatan Teluk Betung Selatan terdapat 2 (dua) puskesmas pemerintah yang tersedia guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Teluk Betung Selatan akan kesehatan. Kedua puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Sukaraja dan Puskesmas Pasar Ambon. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Teluk Betung Selatan Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat statistik diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Teluk Betung Selatan selama lima tahun kedepan (2008-2012) untuk penggunaan kontrasepsi non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 766, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 566 orang. Tabel 4.7 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Selatan Tahun 2011-2015 Tahun
Kontrasepsi Non Hormonal IUD
%
MOW
%
MOP
%
Jumlah Kondom
%
%
2011
689.5
-
349
-
-73
2012
719.9
4.41
435.9
24.90
-161.1
120.68
-394.4
87.36
600.3
-20.49
2013
750.3
4.22
522.8
19.94
-249.2
54.69
-578.3
46.63
445.6
-25.77
2014
780.7
4.05
609.7
16.62
-337.3
35.35
-762.2
31.80
290.9
-34.72
2015 Rata – rata
811.1 766
3.89 4.14
696.6 566
14.25 18.93
-425.4 -293
26.12 59.21
-946.1 -670
24.13 47.48
136.2 368
-53.18 -33.54
Sumber : Data diolah
-210.5
Total 755
Sedangkan untuk proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Teluk Betung Selatan untuk tahun 2008-2012 diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi suntik menjadi pilihan paling banyak, hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi suntik yang rata-rata jumlahnya mencapai 5830, dan diikuti dengan penggunaan pil sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 4606 dan diikuti dengan penggunaan Implan yang jumlahnya rata-rata mencapai 1833. Tabel 4.8 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Selatan Tahun 2011-2015 Kontrasepsi Hormonal
Tahun
Suntik
%
Pil
%
Implan
Jumlah %
Total
%
2011
5000
-
3870
-
1227
10097
2012 2013
5331.8 5663.6
6.64 6.22
4164.2 4458.4
7.60 7.06
1469.5 1712
19.76 16.50
10965.5 11834
8.60 7.92
2014 2015 Rata - rata
5995.4 6327.2 5830
5.86 5.53 6.06
4752.6 5046.8 4606
6.60 6.19 6.86
1954.5 2197 1833
14.16 12.41 15.71
12702.5 13571 12268
7.34 6.84 7.67
Sumber : Data diolah Rekomendasi Mengingat Kecamatan Teluk Betung Selatan yang memiliki potensi ekonomi cukup besar dengan wilayah geografis yang dekat dengan kawasan pantai yang bisa menghasilkan value added dari keberadaan kawasan pantai yang menjadi kawasan sumber ekonomi tersebut, maka permasalahan pertumbuhan penduduk yang tinggi menjadi suatu masalah yang harus diretas guna perwujudan masyarakat Kecamatan Teluk Betung Selatan yang sejahtera. Kecamatan Panjang Pendahuluan Di kecamatan ini terdapat 2 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Panjang. Salah satu puskesmasnya bisa menerima pasien untuk rawat inap, yaitu puskesmas Rawat Inap Panjang. Sedangkan yang lainnya adalah Puskesmas Waylaga. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Panjang juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, kondom, suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta suntik, pil dan implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Panjang Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Panjang selama tahun 2011 - 2015. Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 325 orang. Namun perkembangan IUD dari tahun ke tahun menurun dengan rata-rata 0.80 persen. MOW di prediksi tumbuh dengan rata-rata 22.45 persen dan rata-rata penggunanya adalah 198 orang. Tabel 4.11 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Panjang Tahun 2011 - 2015 Tahun
Kontrasepsi Non Hormonal MOW % MOP %
IUD
%
2011 2012
331 328
-0,64
125 154
23,28
-21 -50
2013 2014
326 324
-0,64 -0,64
183 212
18,88 15,88
2015
322
-1,29
241
Rata - rata
325
-0,80
198
Sumber : Data diolah
Jumlah Total %
Kondom
%
140,00
-182 -343
88,93
253 89
-64,74
-80 -109
58,33 36,84
-504 -666
47,07 32,00
-75 -238
-183,63 219,57
31,77
-139
73,68
-827
64,01
-402
439,14
22,45
-95
77,21
-585
58,00
-157
102,58
Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan Kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP mencapai 65.03 persen dan untuk kondom sebesar 58 persen. Tabel 4.12 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Panjang Tahun 2011 - 2015 Tahun
Suntik
2011 2012
2936 2978
2013 2014 2015 Rata - rata
%
Kontrasepsi Hormonal Pil % Implan
1,46
3045 3103
3021 3064
1,44 1,42
3107 3064
1,40 1,42
-
%
Jumlah Total %
1,89
989 1177
19,05
6970 7258
4,15
3160 3218
1,86 1,82
1366 1554
16,00 13,79
7547 7836
3,98 3,83
3275 3218
1,79 1,82
1743 1554
12,12 13,97
8125 7836
3,69 3,83
Sumber : Data diolah Untuk alat kontrasepsi non hormonal, sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 4.12, diprediksi pil akan menjadi pilihan terbanyak masyarakat dengan rata-rata pengguna 3218 orang, rata-rata pertumbuhan pil adalah sebesar 1.82 persen. Setelah pil, yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah suntik dengan rata-rata 3064. Nilai perkembangan suntik naik rata-rata sebesar 1.42 persen. Terakhir adalah implan dengan rata-rata pengguna 1554 orang dan rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 11.3 persen. Rekomendasi Perkembangan alat kontrasepsi IUD, MOP dan kondom yang diprediksi menurun perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Sehingga pengguna KB untuk alat ini tidak menghentikan pemakaiannya atau setidaknya terjadi alih cara ke metode KB yang lain agar program KB dari pemerintah bisa berjalan dengan sukses. Kecamatan Tanjungkarang Timur Pendahuluan Kecamatan Tanjung Karang Timur merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung yang secara geografis letak wilayahnya berada tidak jauh dari pusat Kota Bandar Lampung. Di Kecamatan Tanjung Karang Timur terdapat 2 (dua) puskesmas pemerintah yang tersedia guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Tanjung Karang Timur akan kesehatan. Kedua puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Kampung Sawah dan Puskesmas Satelit. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Tanjung Karang Timur Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat perhitungan diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Tanjung Karang Timur selama lima tahun kedepan (2008-2012) untuk penggunaan kontrasepsi jenis non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 818, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 476 orang.
Tabel 4.15 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Timur Tahun 2011-2015 Kontrasepsi Non Hormonal
Tahun IUD 2011 2012 2013 2014 2015 Rata - rata
775 792.1 809.2 826.3 843.4 818
%
MOW
2.21 2.16 2.11 2.07 2.14
298.5 369.3 440.1 510.9 581.7 476
-
%
MOP
%
23.72 19.17 16.09 13.86 18.21
-63.5 -137.6 -211.7 -285.8 -359.9 -249
116.69 53.85 35.00 25.93 57.87
-
Jumlah Kondom -102.5 -209.4 -316.3 -423.2 -530.1 -370
% 104.29 51.05 33.80 25.26 53.60
Total 907.5 814.4 721.3 628.2 535.1 675
% -10.26 -11.43 -12.91 -14.82 -12.35
Sumber : Data diolah Proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Timur untuk tahun 2008-2012 diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi suntik menjadi pilihan yang dominan, hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi suntik yang rata-rata jumlahnya mencapai 4170, dan diikuti dengan penggunaan pil sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 3099 dan diikuti dengan penggunaan Implan yang jumlahnya rata-rata mencapai 1121. Tabel 4.16 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Timur Tahun 2011-2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Rata - rata
Suntik 3749 3917.2 4085.4 4253.6 4421.8 4170
Kontrasepsi % Pil 2806 4.49 2923.1 4.29 3040.2 4.12 3157.3 3.95 3274.4 4.21 3099
Hormonal % Implan 756 4.17 901.8 4.01 1047.6 3.85 1193.4 3.71 1339.2 3.93 1121
% 19.29 16.17 13.92 12.22 15.40
Jumlah Total % 7311 7742.1 5.90 8173.2 5.57 8604.3 5.27 9035.4 5.01 8389 5.44
Sumber : Data diolah Rekomendasi Diperlukan peran banyak pihak guna menuntaskan persoalan sosial ini yang melibatkan lintas departemen atau dinas. Namun untuk kelancaran program KB sendiri yang perlu dilakukan yaitu dengan jalan sinergisitas kebijakan antara Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bandar Lampung dalam menjalankan tugas dan fungsinya seperti pemberian pelayanan dan ketersediaan alat kontrasepsi yang dibutuhkan bagi warga terutama dengan melihat proyeksi yang akan datang agar mereka dapat melaksanakan Program KB demi mewujudkan bangsa yang sehat. Kecamatan TelukBetung Utara Pendahuluan Kecamatan Teluk Betung Utara memiliki luas lahan 939 ha. Di Kecamatan ini terdapat 2 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Teluk Betung Utara, yaitu puskesmas Kupang Kota dan Sumur Batu. Perkembangan Pengguna KB Kecamatan Teluk Betung Tabel di bawah ini menunjukkan perkembangan pencapaian KB aktif Non Hormonal di kecamatan Teluk Betung Utara selama tahun 2008 - 2011. Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat didominasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 1272 orang. Kemudian MOW 218 orang, kondom 140 orang dan yang paling sedikit adalah MOP 120 orang.
Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Teluk Betung Utara Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Teluk Betung Utara selama tahun 2008 - 2012. Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 1006 orang. Namun perkembangan IUD dari tahun ke tahun justru menurun dengan rata-rata 6.77 persen. Penurunan tertinggi diprediksi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 5.59 persen. Tabel 4.19 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Utara Tahun 2011 - 2015 Tahun
Kontrasepsi Non Hormonal MOW % MOP % Kondom
Jumlah Total %
IUD
%
2011 2012
1150 1092
-5,02
452 565
24,86
-117 -231
97,02
-5 -95
% 2020,00
1481 1330
-10,14
2013 2014
1035 977
-5,29 -5,59
677 790
19,91 16,61
-345 -459
49,24 33,00
-186 -277
95,28 48,79
1180 1030
-11,29 -12,72
2015 Rata – rata
919 1006
-11,17 -6,77
902 734
33,21 23,65
-573 -403
65,99 61,31
-368 -232
97,58 565,41
880 1106
-25,44 -14,90
Sumber : Data diolah Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP mencapai 61.31 persen sedangkan untuk kondom lebih fantastis lagi yaitu turun sebesar 565.41 persen. Tabel 4.20 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Teluk Betung Utara Tahun 2011 - 2015 Tahun
Kontrasepsi Hormonal Suntik
%
Pil
Jumlah
%
Implan
%
Total
%
2011
2227
-
2080
-
788
-
5095
-
2012 2013
2146 2065
-3,64 -3,77
2036 1993
-2,08 -2,12
928 1067
17,72 15,05
5110 5125
0,30 0,30
2014 2015 Rata – rata
1984 1903 1984
-3,92 -4,08 -3,93
1950 1907 1950
-2,17 -2,22 -2,17
1207 1346 1207
13,08 11,57 13,23
5141 5156 5141
0,30 0,30 0,30
Sumber : Data diolah Untuk alat kontrasepsi non hormonal, diprediksi tidak mengalami banyak perubahan. Alat suntik masih akan menjadi pilihan terbanyak masyarakat dengan rata-rata pengguna hampir 2000 orang. Kemudian pil dengan rata-rata 1950 orang dan terakhir adalah implan dengan rata-rata 1207 orang. Rekomendasi Perkembangan alat kontrasepsi IUD, MOP, implan dan kondom yang di prediksi menurun perlu mendapat perhatian dari pemerintah, sehingga pengguna KB untuk alat ini tidak menghentikan pemakaiannya atau setidaknya terjadi alih cara ke metode KB yang lain agar program KB dari pemerintah bisa berjalan dengan sukses. Salah satunya adalah dengan cara Pemda Kota Kecamatan Tanjungkarang Pusat Pendahuluan Kecamatan Tanjung Karang Pusat merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung yang secara geografis letak wilayahnya berada di jantung Kota Bandar Lampung. Di Kecamatan Tanjung Karang Pusat terdapat 2 (dua) puskesmas pemerintah yang tersedia guna
memenuhi kebutuhan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Tanjung Karang Pusat akan kesehatan. Kedua puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Simpur dan Puskesmas Palapa. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat perhitungan, diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Tanjung Karang Pusat selama lima tahun kedepan (2008-2012) untuk penggunaan kontrasepsi jenis non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 1391, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 794 orang. Tabel 4.23 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Tahun 2011-2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Rata - rata
IUD 1220 1288.2 1356.4 1424.6 1492.8 1391
% 5.59 5.29 5.03 4.79 5.17
Kontrasepsi Non Hormonal MOW % MOP % 483 -136 607.4 25.76 -258.9 90.37 731.8 20.48 -381.8 47.47 856.2 17.00 -504.7 32.19 980.6 14.53 -627.6 24.35 794 19.44 -443 48.59
Kondom 92 53.7 15.4 -22.9 -61.2 -4
% -41.63 -71.32 -248.70 167.25 -48.60
Jumlah Total % 1659 1690.4 1.89 1721.8 1.86 1753.2 1.82 1784.6 1.79 1738 1.84
Sumber : Data diolah Dari proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Pusat untuk tahun 2011-2015, diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi suntik menjadi pilihan yang dominan. Hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi suntik yang rata-rata jumlahnya mencapai 4161, dan diikuti dengan penggunaan pil sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 3769 dan diikuti dengan penggunaan Implan yang jumlahnya rata-rata mencapai 557. Tabel 4.24 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Tahun 2011-2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Rata - rata
Suntik 3791 3938.9 4086.8 4234.7 4382.6 4161
%
Kontrasepsi Hormonal Pil % Implan
3.90 3.75 3.62 3.49 3.69
3372.5 3531.2 3689.9 3848.6 4007.3 3769
4.71 4.49 4.30 4.12 4.41
421 475.5 530 584.5 639 557
% 12.95 11.46 10.28 9.32 11.00
Jumlah Total % 7584.5 7945.6 8306.7 8667.8 9028.9 8487
4.76 4.54 4.35 4.17 4.45
Sumber : Data diolah Rekomendasi Posisi Kecamatan Tanjung Karang Pusat yang terletak di jantung Kota Bandar Lampung, menjadikan kawasan Kecamatan Tanjung Karang Pusat menjadi salah satu kawasan pusat perdagangan dan jasa di Kota bandar Lampung sehingga mampu menarik banyak sekali tenaga kerja untuk mendapatkan pekerjaan membuat Kecamatan Tanjung Karang Pusat dihadapi pada permasalahan kepadatan penduduk. Tidak kalah pentingnya agar Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) agar terus melaksanakan penyuluhan-penyuluhan mengenai urgensi dan manfaat program KB bagi masyarakat di Kecamatan Tanjung Karang Pusat agar mampu mendorong penggunaan KB lebih banyak lagi dan mampu menghilangkan kegundahan mengenai informasi yang selama ini salah diterima ataupun pola berpikir yang masih berkembang di masyarakat.
Kecamatan Tanjungkarang Barat Pendahuluan Kecamatan Tanjung Karang Barat merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung dimana hampir di setiap kelurahannya terdapat industri. Di Kecamatan Tanjung Karang Barat terdapat 2 (dua) puskesmas pemerintah yang tersedia guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Tanjung Karang Barat akan kesehatan. Kedua puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Gedung Air dan Puskesmas Susunan Baru. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Tanjung Karang Barat Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat statistik, diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Tanjung Karang Barat selama lima tahun kedepan (2011-2015) untuk penggunaan kontrasepsi jenis non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 1316, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 309 orang. Tabel 4.27 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Barat Tahun 2011-2015 Tahun
IUD
2011 2012 2013 2014 2015 Rata - rata
1269.5 1288.2 1306.9 1325.6 1344.3 1316
%
Kontrasepsi Non Hormonal MOW % MOP %
-
189 236.9 284.8 332.7 380.6 309
1.47 1.45 1.43 1.41 1.44
-
-74 -140.3 -206.6 -272.9 -339.2 -240
25.34 20.22 16.82 14.40 19.19
89.59 47.26 32.09 24.29 48.31
Kondom -223.5 -405.5 -587.5 -769.5 -951.5 -679
Jumlah Total %
% 81.43 44.88 30.98 23.65 45.24
1161 979.3 797.6 615.9 434.2 707
-15.65 -18.55 -22.78 -29.50 -21.62
Sumber : Data diolah Dari hasil proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Barat untuk tahun 2011-2015, diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi Suntik menjadi pilihan yang dominan, hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi suntik yang rata-rata jumlahnya mencapai 2536, dan diikuti dengan penggunaan pil sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 2929 dan diikuti dengan penggunaan Implan yang jumlahnya rata-rata mencapai 1399. Tabel 4.28 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Tanjung Karang Barat Tahun 2011-2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Rata - rata
Suntik 2225.5 2349.6 2473.7 2597.8 2721.9 2536
%
Kontrasepsi Hormonal Pil % Implan
5.58 5.28 5.02 4.78 5.16
2549.5 2701.1 2852.7 3004.3 3155.9 2929
5.95 5.61 5.31 5.05 5.48
959 1135.1 1311.2 1487.3 1663.4 1399
Jumlah % 18.36 15.51 13.43 11.84 14.79
Total 5734 6185.8 6637.6 7089.4 7541.2 6864
% 7.88 7.30 6.81 6.37 7.09
Sumber : Data diolah Rekomendasi Dengan melihat Kecamatan Tanjung Karang Barat dimana hampir setiap kelurahannya terdapat industri hingga masih terdapatnya ketersediaan lahan yang produktif di kawasan tersebut maka menjadi suatu tantangan untuk pengembangan kawasan tersebut menjadi lebih berkualitas
Dan dalam rangka menyukseskan program KB maka yang perlu segera dilakukan yaitu dengan jalan koordinasi yang intensif antara Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bandar Lampung guna menambah intensitas dalam menjalankan tugas dan fungsinya seperti pemberian pelayanan dan ketersediaan alat kontrasepsi yang dibutuhkan bagi warga terutama dengan melihat hasil proyeksi penggunaan alat kontrasepsi yang akan datang agar mereka dapat melaksanakan Program KB demi mewujudkan bangsa yang sehat. Kecamatan Kemiling Pendahuluan Kecamatan Kemiling merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Bandar Lampung yang secara geografis letak sangat menguntungkan guna pertanian lokal. Di Kecamatan Kemiling terdapat 2 (dua) puskesmas pemerintah yang tersedia guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Kemiling akan kesehatan. Kedua puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Kemiling dan Pinang Jaya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Kemiling Berdasarkan data yang diolah menggunakan alat perhitungan diketahui bahwa prediksi penggunaan KB di Kecamatan Kemiling selama lima tahun kedepan (2008-2012) untuk penggunaan kontrasepsi jenis non hormonal diproyeksikan penggunaan IUD akan menjadi pilihan pertama, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan yang terus meningkat dengan rata-rata pengguna sebanyak 909, dan diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi MOW dengan rata-rata pengguna sebanyak 297 orang. Tabel 4.31 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Non Hormonal di Kecamatan Kemiling Tahun 2011-2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Rata - rata
IUD
%
904.5 906.2 907.9 909.6 911.3 909
0.19 0.19 0.19 0.19 0.19
Kontrasepsi Non Hormonal MOW % MOP % 187 231 275 319 363 297
23.53 19.05 16.00 13.79 18.09
-27 -69.5 -112 -154.5 -197 -133
Kondom
157.41 61.15 37.95 27.51 71.00
-206.5 -368.6 -530.7 -692.8 -854.9 -612
% 78.50 43.98 30.54 23.40 44.10
Jumlah Total % 858 699.1 540.2 381.3 222.4 461
-18.52 -22.73 -29.42 -41.67 -28.08
Sumber : Data diolah Sedangkan untuk proyeksi mengenai penggunaan alat kontrasepsi jenis hormonal di Kecamatan Kemiling untuk tahun 2011-2015 diprediksikan penggunaan alat kontrasepsi Pil menjadi pilihan yang dominan, hal ini terlihat dari proyeksi penggunaan alat kontrasepsi Pil yang rata-rata jumlahnya mencapai 3177, dan diikuti dengan penggunaan Suntik sebagai alat kontrasepsi dengan jumlah mencapai 3040 dan diikuti dengan penggunaan Implan yang jumlahnya rata-rata mencapai 1365. Tabel 4.32 Proyeksi Pencapaian Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Kemiling Tahun 2011-2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Rata - rata
Suntik 2706 2839.4 2972.8 3106.2 3239.6 3040
Sumber : Data diolah
%
Kontrasepsi Hormonal Pil % Implan
4.93 4.70 4.49 4.29 4.60
2802.5 2952.3 3102.1 3251.9 3401.7 3177
5.35 5.07 4.83 4.61 4.96
922 1099.2 1276.4 1453.6 1630.8 1365
% 19.22 16.12 13.88 12.19 15.35
Jumlah Total % 6430.5 6890.9 7351.3 7811.7 8272.1 7582
7.16 6.68 6.26 5.89 6.50
Rekomendasi Dengan melihat Kecamatan Kemiling yang terletak pada wilayah yang memiliki keunggulan untuk pemberdayaan petani lokal di Kota Bandar Lampung serta kelebihan potensi alam yang bisa dijadikan sebagai pariwisata maka menjadikan kawasan Kecamatan Kemiling menjadi salah satu kecamatan dengan potensi yang cukup bagus. Perlu adanya koordinasi yang intensif antara Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kota Bandar Lampung dalam menjalankan tugas dan fungsinya seperti pemberian pelayanan dan ketersediaan alat kontrasepsi yang dibutuhkan bagi warga terutama dengan melihat hasil proyeksi agar mereka dapat melaksanakan Program KB demi mewujudkan bangsa yang sehat. Kecamatan Kedaton Pendahuluan Di Kecamatan Kedaton terdapat 2 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Kedaton. Salah satu puskesmasnya bisa menerima pasien untuk rawat inap, yaitu puskesmas Rawat Inap. Sedangkan yang lainnya adalah Puskesmas Wayhalim. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Kedaton juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, kondom, suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta suntik, pil dan implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Kedaton Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Kedaton selama tahun 2011 - 2015. Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 2070 orang. Perkembangan IUD dari tahun ke tahun meningkat dengan rata-rata 1.21 persen. MOW di prediksi tumbuh dengan rata-rata 23.56 persen dan rata-rata penggunanya adalah 833 orang. Tabel 4.35 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Kedaton Tahun 2011 - 2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Rata - rata
IUD
%
2020 2040 2060 2080 2100 2070
0,99 0,98 0,97 1,93 1,21
Kontrasepsi Non Hormonal MOW % MOP % Kondom 515 642 769 896 1024 833
24,74 19,83 16,55 33,10 23,56
-118 -243 -368 -493 -618 -430
106,47 51,57 34,02 68,04 65,03
109 105 100 96 91 98
% -4,04 -4,21 -4,39 -8,78 -5,35
Jumlah Total % 2526 2543 2561 2579 2596 2570
0,70 0,70 0,69 1,38 0,87
Sumber : Data diolah Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP. Rata-rata penurunan untuk MOP mencapai 65.03 persen. Sedangkan kondom, walaupun di prediksi pengguna kondom selama kurun waktu 2008 – 20012 rata-rata berjumlah 98 orang, akan tetapi apabila dilihat dari perkembangannya di prediksi kondom akan mengalami penurunan rata-rata 5.35 persen.
Tabel 4.36 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Kedaton Tahun 2011 - 2015 Kontrasepsi Hormonal
Tahun
Suntik
%
Pil
-
3259
Jumlah
%
Implan
-
240
%
Total
-
%
2011
3101
6600
-
2012
3096
-0,17
3362
3,15
274
14,32
6731
1,88
2013
3090
-0,17
3464
3,06
308
12,53
6863
3,99
2014
3085
-0,17
3567
2,96
342
11,13
6994
1,92
2015
3079
-0,18
3670
2,88
377
10,02
7126
1.88
Rata - rata
3085
-0,17
3567
2,97
342
11,23
6994
2,60
Sumber : Data diolah Untuk alat kontrasepsi non hormonal, diprediksi pil akan menjadi pilihan terbanyak masyarakat dengan rata-rata pengguna 3567 orang, rata-rata pertumbuhan pil adalah sebesar 2.97 persen. Setelah PIL yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah suntik dengan rata-rata 3085. Namun nilai perkembangan suntik rata-rata menurun sebesar 0.17 persen. Terakhir adalah Implan dengan rata-rata pengguna 342 orang dan rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 11.3 . Rekomendasi Perkembangan alat kontrasepsi MOP, Suntik dan kondom yang di prediksi menurun perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Sehingga pengguna KB untuk alat ini tidak menghentikan pemakainnya atau setidaknya terjadi alih cara ke metode KB yang lain agar program KB dari pemerintah bisa berjalan dengan sukses Kecamatan RajaBasa Pendahuluan Di kecamatan ini terdapat 1 Puskesmas dan 1 Puskesmas Pembantu yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Rajabasa. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Rajabasa juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, Kondom, Suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta Suntik, Pil dan Implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Tabel 4.39 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Rajabasa Tahun 2011 - 2015 Tahun
Kontrasepsi Non Hormonal % MOP %
IUD
%
MOW
2011 2012
637 670
5,28
64 79
23,62
-17 -33
2013 2014
704 737
5,01 4,77
94 109
19,11 16,04
2015 Rata - rata
771 721
9,55 6,15
124 101
32,09 22,71
Jumlah Total %
Kondom
%
99,39
-62 -111
79,03
622 605
-2,70
-49 -66
49,85 33,27
-160 -209
44,14 30,63
588 571
-2,78 -2,86
-82 -58
66,53 62,26
-258 -185
61,25 53,76
554 580
-5,72 -3,51
Sumber : Data diolah Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan Kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP mencapai 62.26 persen dan untuk kondom sebesar 185 persen.
Tabel 4.40 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Rajabasa Tahun 2011 - 2015 Tahun
Kontrasepsi Hormonal Pil % Implan
Suntik
%
2011 2012
999 1084
8,53
2306 2570
11,48
380 454
2013 2014
1169 1254
7,86 7,29
2835 3100
10,30 9,34
528 603
1339 1254
6,79 7,31
3364 3100
8,54 9,39
677 603
2015 Rata - rata
Jumlah Total %
% 19,53
3684 4108
11,51
16,34 14,04
4532 4956
10,32 9,36
12,31 14,23
5380 4956
8,56 9,41
Sumber : Data diolah Untuk alat kontrasepsi non hormonal, sebagaimana mana ditunjukkan oleh tabel di atas diprediksi pil akan menjadi pilihan terbanyak masyarakat dengan rata-rata pengguna 3100 orang, ratarata pertumbuhan pil adalah sebesar 9.39 persen. Setelah pil, yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah suntik dengan rata-rata 1254 orang. Nilai perkembangan suntik rata-rata tumbuh sebesar 7.31 persen. Terakhir adalah Implan dengan rata-rata pengguna 603 orang dan rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 14.23 persen. Rekomendasi Perkembangan alat kontrasepsi MOP dan MOW yang di prediksi menurun perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Sehingga pengguna KB untuk alat ini tidak menghentikan pemakainnya atau setidaknya terjadi alih cara ke metode KB yang lain agar program KB dari pemerintah bisa berjalan dengan sukses. Kecamatan Tanjungseneng Pendahuluan Di kecamatan ini terdapat 1 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Tanjung Seneng. Yaitu Puskesmas Waykandis. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Tanjung Seneng juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, Kondom, Suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta Suntik, Pil dan Implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Tanjung Seneng Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Tanjung Seneng selama tahun 2011 - 2015. Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 964 orang. Perkembangan IUD dari tahun ke tahun tumbuh dengan rata-rata 6.32 persen. MOW di prediksi tumbuh dengan rata-rata 24.39 persen dan rata-rata penggunanya adalah 194 orang. Tabel 4.43 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Tanjung Seneng Tahun 2011 - 2015 Tahun
Kontrasepsi Non Hormonal
Jumlah
IUD
%
MOW
%
MOP
%
Kondom
%
Total
%
2011
849
-
118
-
-45
-
-33
-
889
-
2012
895
5,43
148
25,87
-81
82,92
-85
156,97
877
-1,37
2013
941
5,15
178
20,55
-118
45,33
-137
61,08
865
-1,39
2014
987
4,90
209
17,05
-155
31,19
-188
37,92
852
-1,41
2015
1033
9,80
239
34,10
-192
62,38
-240
75,84
840
-2,82
Rata - rata
964
6,32
194
24,39
-137
55,46
-163
82,95
859
-1,75
Sumber : Data diolah
Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan Kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP sebesar 55.46 persen dan untuk kondom sebesar 82.95 persen. Tabel 4.44 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Tanjung Seneng Tahun 2011 - 2015 Kontrasepsi Hormonal
Tahun
Suntik
%
Pil
Jumlah
%
Implan
%
Total
%
2011
1156
-
1546
-
400
2012 2013
1237 1318
7,03 6,57
1620 1695
4,83 4,60
474 548
18,62 15,70
3101 3331 3561
7,42 6,91
2014 2015 Rata - rata
1399 1480 1399
6,16 5,80 6,18
1769 1844 1769
4,40 4,22 4,41
623 697 623
13,57 11,95 13,74
3791 4021 3791
6,46 6,07 6,48
Sumber : Data diolah Rekomendasi Untuk menyelesaikan masalah fatisme agama beberapa kelompok masyarakat di Tanjung Seneng perlu adanya koordinasi antara instansi-instansi yang terkait dengan Departemen Agama untuk memberikan suatu pembinaan yang tepat serta sosialisasi KB di daerah tersebut. Peranan Penyuluh KB (PKB) di Kelurahan-kelurahan yang ada di tanjung senang juga perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat memahami dan tahu persis manfaat dari program KB yang dijalankan pemerintah. Kecamatan Sukarame Pendahuluan Di kecamatan ini terdapat 2 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Sukarame. Yaitu Puskesmas Sukarame dan Puskesmas Korpri. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Sukarame juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, Kondom, Suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta Suntik, Pil dan Implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Sukarame Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Sukarame selama tahun 2011 - 2015. Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 1314 orang. Perkembangan IUD dari tahun ke tahun tumbuh dengan rata-rata 1.97 persen. MOW di prediksi tumbuh dengan rata-rata 30.05 persen dan rata-rata penggunanya adalah 552 orang. Tabel 4.47 Proyeksi PesertaKB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Sukarame Tahun 2011 - 2015 Tahun
Kontrasepsi Non Hormonal
Jumlah
IUD
%
MOW
%
MOP
%
Kondom
%
2011
1272
-
337
-
-83
-
-78
-
1448
-
2012
1289
1,34
423
25,49
-164
97,35
-159
105,03
1389
-4,10
2013
1306
1,32
509
20,31
-245
49,33
-240
51,23
1329
-4,27
2014
1323
2,64
595
40,62
-325
98,66
-322
102,45
1270
-8,54
2015 Rata - rata
1340 1314
2,60 1,97
681 552
33,77 30,05
-406 -285
66,07 77,85
-403 -281
67,75 81,62
1211 1300
-8,92 -6,46
Sumber : Data diolah
Total
%
Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan Kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP sebesar 77.85 persen dan untuk kondom sebesar 81.62 persen. Tabel 4.48 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Sukarame Tahun 2011 - 2015 Tahun
Suntik
2011 2012 2013 2014 2015 Rata - rata
3627 3775 3923 4071 4220 4071
%
Kontrasepsi Hormonal Pil % Implan
4,09 3,93 3,78 3,64 3,78
3186 3216 3247 3278 3309 3278
0,97 0,96 0,95 0,94 0,95
Jumlah Total %
%
452 523 594 665 736 665
15,71 13,58 11,95 10,68 12,07
7264 7514 7764 8015 8265 8015
3,44 3,33 3,22 3,12 3,22
Sumber : Data diolah Rekomendasi Untuk menyelesaikan masalah kebersihan lingkungan, masyarakat sukarame khususnya di kawasan perumahan perlu diberikan suatu pembinaan agar memiliki jiwa sosial yang tinggi dan saling mendukung satu sama lainnya terutama untuk masalah kebersihan lingkungan. Kecamatan SukaBumi Pendahuluan Di kecamatan ini terdapat 1 puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk warga Sukabumi. Puskesmas-puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Sukabumi juga memberikan pelayanan KB untuk masyarakat, seperti IUD, Kondom, Suntik untuk alat kontrasepsi non hormonal. Serta Suntik, Pil dan Implan untuk alat kontrasepsi hormonalnya. Proyeksi Perkembangan Pengguna KB di Kecamatan Sukabumi Tabel di bawah ini menunjukkan proyeksi pengguna KB aktif Non Hormonal di kecamatan Sukabumi selama tahun 2011 - 2015. Dapat dilihat pada tabel, penggunaan KB oleh masyarakat masih akan didomonasi oleh IUD dengan rata-rata jumlah pengguna 1663 orang. Perkembangan IUD dari tahun ke tahun tumbuh dengan rata-rata 11.39 persen. MOW di prediksi tumbuh dengan rata-rata 20.98 persen dan rata-rata penggunanya adalah 277 orang. Tabel 4.51 Proyeksi Peserta KB Aktif Non- Hormonal di Kecamatan Sukabumi Tahun 2011 - 2015 Tahun
Kontrasepsi Non Hormonal MOW % MOP % Kondom
%
Jumlah Total %
IUD
%
2011 2012
1321 1458
10,37
181 219
21,39
-9 -47
421,11
40 6
-85,82
1532 1635
6,78
2013 2014
1595 1732
9,40 8,59
258 296
17,62 14,98
-85 -123
80,81 44,69
-28 -62
-605,36 119,79
1739 1843
6,35 5,97
2015 Rata - rata
1869 1663
17,18 11,39
335 277
29,96 20,98
-161 -104
89,39 159,00
-96 -45
239,58 -82,95
1947 1791
11,94 7,76
Sumber : Data diolah Yang perlu di perhatikan disini adalah adanya jumlah yang semakin menurun bahkan mencapai minus untuk pengguna MOP dan Kondom. Rata-rata penurunan untuk MOP bahkan mencapai 159 persen dan untuk kondom sebesar 82.95 persen.
Tabel 4.52 Proyeksi Peserta KB Aktif Hormonal di Kecamatan Sukabumi Tahun 2011 - 2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Rata - rata
Suntik 1917 1841 1766 1690 1615 1690
% -3,94 -4,11 -4,28 -4,47 -4,29
Kontrasepsi Pil 2161 2146 2132 2118 2103 2118
Hormonal % Implan 490 -0,66 585 -0,67 681 -0,67 777 -0,68 873 -0,67 777
% 19,57 16,37 14,07 12,33 14,25
Jumlah Total % 4567 4573 0,13 4579 0,13 4585 0,13 4591 0,13 4585 0,13
Sumber : Data diolah Untuk alat kontrasepsi non hormonal, sebagaimana mana ditunjukkan oleh tabel di atas diprediksi PIL akan menjadi pilihan terbanyak masyarakat dengan rata-rata pengguna 2118 orang, namun apabila dilihat perkembangannya PIL mengalami penurunan sebesar 0.67 persen. Setelah PIL yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah suntik dengan rata-rata 1690 orang. Nilai perkembangan suntik juga mengalami penurunan sebesar 4.29 persen. Terakhir adalah Implan dengan rata-rata pengguna 777 orang dan rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 14.25 persen. Rekomendasi Seiring dengan perkembangan dan pembangunan kota, agar tidak berdampak negatif akan tetapi berdampak positif terhadap kesejahteraan penduduknya maka perlu dilakukan berbagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Misalnya jiwa kewirausahaan masyarakat, yang juga perlu dipacu sehingga kreativitas merekapun senantiasa berkembang. Evaluasi Kebijaksanaan Promosi Program Keluarga Berencana Di Kota Bandar Lampung Pendahuluan Pelaksanaan program keluarga berencana ikut berperan dalam mengatur jumlah dan waktu kelahiran anak, sehingga akan berdampak pada pembinaan keluarga terutama yang berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas hidupnya, tidak hanya pangan, sandang dan papan, tetapi juga kualitas pendidikan anak dan keluarganya. Perkembangan Pengguna Peserta KB di Kota Bandar Lampung Hasil penelitian mengenai peserta kelurga berencana sesuai dengan alat kontrasepsi yang digunakan sejak tahun 2008 hingga tahun 2011 adalah sebagai berikut. Tabel 5.1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Peserta KB berdasarkan Alat Kontrasepsi yang Digunakan Di Bandar Lampung Tahun 2008
Kecamatan Teluk Betung Selatan Teluk Betung Utara Tanjung Karang Timur Tanjung Karang Barat Tanjung Karang Pusat Teluk Betung Barat Kedaton Sukarame Panjang Kemiling Sukabumi Tanjung Karang Selatan Rajabasa Jumlah Prosentase
Sumber : Data diolah
IUD 580 1364 710 1203 946 380 1945 1203 342 899 851 675 508 11606 14,09
MOW 11 31 32 13 17 7 38 15 16 22 35 6 8 251 0,30
MOP 269 310 213 175 325 83 352 216 90 132 132 95 45 2437 2,96
Jenis Kontrasepsi Kondom Suntik Pil 730 3854 2863 471 2537 2251 437 3199 2313 705 1805 2000 283 3122 2779 535 2400 2094 159 3130 2873 285 3003 2985 627 2772 2808 612 2206 2240 137 2116 2066 239 885 1317 179 677 1309 5399 31706 29898 6,55 38,49 36,29
Implan 74 126 71 56 158 16 83 111 89 50 191 37 25 1087 1,32
Jumlah 8381 7090 6975 5957 7630 5515 8580 7818 6744 6161 5528 3254 2751 82384 100,00
Berdasarkan Tabel 5.1, terlihat bahwa pada tahun 2008 di Kota Bandar Lampung, peserta Keluarga Berencana sebagian besar menggunakan Alat Suntik (38,49%), kemudian Pil (36,29%), lalu IUD (14,09%) , sedangkan MOW,MOP, Kondom dan Implan berkisar antara 0,3% hingga 6,55 %. Tabel 5.2
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Peserta KB berdasarkan Alat Kontrasepsi yang Digunakan Di Bandar Lampung Tahun 2009
Kecamatan
IUD
Teluk Betung Selatan Teluk Betung Utara Tanjung Karang Timur Tanjung Karang Barat Tanjung Karang Pusat Teluk Betung Barat Kedaton Sukarame Panjang Kemiling Sukabumi Tanjung Karang Selatan Rajabasa Jumlah Prosentase
586 1380 724 1209 1003 380 1961 1226 333 899 870 692 515 11778 13,97
MOW
MOP
43 31 32 3 17 7 38 15 16 22 37 6 6 273 0,32
237 310 215 174 325 80 351 227 88 133 135 92 45 2412 2,86
Jenis Kontrasepsi Kondom Suntik 75 125 70 55 158 16 85 135 86 51 250 37 23 1166 1,38
3903 2550 3171 1797 3457 2371 3106 3187 2802 2213 2211 812 687 32267 38,28
Pil 2901 2260 2514 2064 2816 2271 2850 3215 2883 2240 2247 1200 1325 30786 36,52
Implan
Jumlah
746 504 461 708 316 524 167 316 624 612 146 268 223 5615 6,66
8491 7160 7187 6010 8092 5649 8558 8321 6832 6170 5896 3107 2824 84297 100,00
Sumber : Data diolah Berdasarkan Tabel 5.2, terlihat bahwa pada tahun 2009 di Kota Bandar Lampung, peserta Keluarga Berencana sebagian besar menggunakan Alat Suntik (38,28%), kemudian Pil (36,52%), lalu IUD (13,97%). Sedangkan MOW, MOP, Kondom dan Implan berkisar antara 0,32 % hingga 6,6%. Tabel 5.3
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Peserta KB berdasarkan Alat Kontrasepsi yang Digunakan Di Bandar Lampung Tahun 2010
Kecamatan Teluk Betung Selatan Teluk Betung Utara Tanjung Karang Timur Tanjung Karang Barat Tanjung Karang Pusat Teluk Betung Barat Kedaton Sukarame Panjang Kemiling Sukabumi Tanjung Karang Selatan Rajabasa Jumlah Prosentase
Sumber : Data diolah
IUD
MOW
MOP
617 1207 730 1216 1112 362 1965 1228 333 898 890 763 593 11914 13,65
237 310 215 131 325 68 351 229 88 132 132 67 45 2330 2,67
43 25 32 9 17 10 39 16 16 26 38 2 4 277 0,32
Jenis Kontrasepsi Kondom Suntik Pil 75 128 72 74 153 29 95 38 86 65 4 47 25 891 1,02
3996 2271 3191 1862 3508 2328 3112 3410 2835 2524 2244 1030 882 33193 38,03
2945 2068 2527 2137 3092 2253 3181 3110 2928 2619 2557 1430 1962 32809 37,59
Implan
Jumlah
798 550 485 648 330 606 168 327 651 614 156 262 275 5870 6,73
8711 6559 7252 6077 8537 5656 8911 8358 6937 6878 6021 3601 3786 87284 100,00
Berdasarkan Tabel 5.3, terlihat bahwa pada tahun 2010 di Kota Bandar Lampung, peserta Keluarga Berencana sebagian besar menggunakan Alat Suntik (38,03%), kemudian Pil (37,59%), lalu IUD (13,65%). Sedangkan MOW, MOP, Kondom dan Implan berkisar antara 0,32 % hingga 6,73%. Tabel 5.4
Peserta KB berdasarkan Alat Kontrasepsi yang Digunakan Di Bandar Lampung Tahun 2011
No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Teluk Betung Selatan Teluk Betung Utara Tanjung Karang Timur Tanjung Karang Barat Tanjung Karang Pusat Teluk Betung Barat Kedaton Sukarame Panjang Kemiling Sukabumi Tanjung Karang Selatan Rajabasa Jumlah Prosentase
IUD
MOW
MOP
671 1229 765 1263 1137 366 2010 1259 335 905 1301 805 594 12640 13,75
236 313 207 130 329 68 358 230 89 132 132 87 45 2356 2,56
40 25 27 9 18 10 39 17 16 26 38 2 4 271 0,29
Jenis Kontrasepsi Kondom Suntik 117 167 80 92 157 29 141 46 89 67 106 63 15 1169 1,27
4929 2360 3753 2197 3598 2391 3110 3423 2904 2547 1853 1083 896 35044 38,11
Pil 3829 2171 2699 2481 3216 2311 3105 3123 2985 2613 1915 1489 1979 33916 36,88
Implan
Jumlah
865 576 549 663 335 630 197 344 708 640 507 287 255 6556 7,13
10687 6841 8080 6835 8790 5805 8960 8442 7126 6930 5852 3816 3788 91952 100,00
Sumber : Data diolah Berdasarkan Tabel 5.4, terlihat bahwa pada tahun 2011 di Kota Bandar Lampung, peserta Keluarga Berencana sebagian besar menggunakan Alat Suntik (38,11%), kemudian Pil (36,88%), lalu IUD (13,75%). Sedangkan MOW, MOP, Kondom dan Implan berkisar antara 0,29 % hingga 7,13%. Berikut ini adalah hasil rekapitulasi jumlah peserta KB Tahun 2008-2011 Tabel 5.5
No
Rekapitulasi Data Peserta KB berdasarkan Alat Kontrasepsi yang Digunakan Di Bandar Lampung Tahun 2011 Tahun
1 2
2008
3 4
2009
5 6
2010
7 8
2011
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
Rata-rata Prosentase
IUD
MOW
MOP
11606 14,09 11778 13,97 11914 13,65 12640 13,75 13.87
251 0,30 273 0,32 2330 2,67 2356 2,56 1.46
2437 2,96 2412 2,86 277 0,32 271 0,29 1.61
Jenis Kontrasepsi Kondom Suntik 5399 6,55 1166 1,38 891 1,02 1169 1,27 2.55
31706 38,49 32267 38,28 33193 38,03 35044 38,11 38.23
Pil 29898 36,29 30786 36,52 32809 37,59 33916 36,88 36.82
Implan
Jumlah
1087 1,32 5615 6,66 5870 6,73 6556 7,13 5.46
82384 100,00 84297 100,00 87284 100,00 91952 100,00 100
Sumber : Data diolah Berdasarkan Tabel 5.5 terlihat bahwa penggunaan alat kontrasepsi di kota Bandar Lampung tidak merata dan berfluktuasi bahkan ada yang cenderung menurun, namun yang terbanyak adalah penggunaan alat kontrasepsi Suntik rata-rata sejak tahun 2008 hingga tahun 2011 sebesar 38,23 % disusul penggunaan Pil rata-rata sebesar 36,82 % dan penggunaan IUD rata-rata sebesar 13,87 %.
Permasalahan Berdasarkan informasi dan data yang diperoleh dari hasil penelitian terlihat bahwa dalam pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung mencerminkan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Penggunaan alat kontrasepsi dalam pelaksanaan Program Keluarga Berencana dari tahun 2008 hingga tahun 2011 ternyata tidak merata, behkan perkembangannya berfluktuasi dan bahkan ada sebagian menurun 2. Bahwa masing-masing pelaksanaan Program Keluarga Berencana di masing-masing Kecamatan juga bervariasi, namun polanya relative sama yaitu penggunaan alat kontraseopsi yang terbanyak adalah alat suntik yang rata-rata selama 4 tahun dari tahun 2008 hingga tahun 2011 sebesar 38,23 %, disusul yang menggunakan Pil rata-rata sebesar 36,82 kemudian disusul penggunaan IUD rata-rata sebesar 13,87 %, dan sisanya menggunakan Implan, Kondom, MOP dan MOW berturut-turut 5,46 %, 2,55 %, 1,61 % dan 1,46 %. Rekomendasi Dalam rangka peningkatan cakupan keikut-sertaan Keluarga Berencana, BKKBN Provinsi Lampung melakukan Sosialisasi Pemantapan Peningkatan Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana di 13 (tiga belas sebelas) kecamatan di Kota Bandar Lampung yang memerlukan adanya koordinasi antara unsur-unsur yang terkait dalam Tim ini, seperti Ikatan Bidan Indonesia(IBI) Provinsi, Aliansi Pita Putih Indonesia(APPI) dan BKKBN Provinsi yang langsung turun ke lapangan Peserta yang mengikuti kegiatan sosialisasi ini adalah para bidan yang ada di Kabupaten/Kota dan para Konselor kontap KB Pria, yang selama ini aktif memberikan motivasi kepada para calon peserta KB, khususnya IUD dan MOP. Keberadaan bidan di desa memiliki posisi penting dalam mengajak para ibu-ibu, terutama ibu-ibu pasca persalinan. Dalam kesempatan tersebut Tim KB Keliling BKKBN Provinsi Lampung kepada tiap calon akseptor KB, bahwa program KB yang dilaksanakan oleh pemerintah ini pada prinsipnya pemerintah ingin benar-benar membantu para keluarga yang tidak mampu atau keluarga miskin, dimana saja berada agar setiap keluarga dapat membangun keluarga yang ideal yaitu dengan dua anak itu "lebih baik "
V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat di simpulkan bahwa kegiatan keijaksanaanpromosi belum sepenuhnya dilaksanakansebagai mestinya, hal ini ditandai oleh: Penggunaan alat kontrasepsi dalam pelaksanaan Program Keluarga Berencana dari tahun 2008 hingga tahun 2011 ternyata tidak merata, bahkan perkembangannya berfluktuasi dan bahkan ada sebagian menurun. Bahwa masingmasing pelaksanaan Program Keluarga Berencana di masing-masing kecamatan juga bervariasi, namun polanya relatif sama yaitu penggunaan alat kontrasepsi yang terbanyak adalah alat suntik yang rata-rata selama 4 tahun dari tahun 2008 hingga tahun 2011 sebesar 38,23 %, disusul yang menggunakan Pil rata-rata sebesar 36,82 kemudian disusul penggunaan IUD rata-rata sebesar 13,87 %, dan sisanya menggunakan Implant, Kondom, MOP dan MOW berturut-turut 5,46 %, 2,55 %, 1,61 % dan 1,46 %. Dalam rangka peningkatan promosi secara gencar dalam keikut-sertaan Keluarga Berencana, BKKBN Provinsi Lampung melakukan sosialisasi secara terus menerus sebagai upaya untuk Pemantapan Peningkatan Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana di 13 (tiga belas sebelas) Kecamatan di Kota Bandar Lampung perlu adanya koordinasi antara unsur-unsur yang terkait dalam Tim ini, seperti Ikatan Bidan Indonesia(IBI) Provinsi, Aliansi Pita Putih Indonesia(APPI) dan BKKBN Provinsi yang langsung turun ke lapangan. Perlu adanya dukungan masyarakat secara umum karena pelaksanaan Prograam Keluarga Berencana ini merupakan tanggung jawab semua pihak termasuk masyarakat pada umumnya sesuai dengan fungsinya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA 1.
Bulletin Keluarga Berencana Oleh BKKBN Propinsi Lampung
2.
Internet mengenai Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Indonesia.
3.
BPS . Lampung Dalam Angka. Dan BPS Kota Bandar Lampung.