KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK PERCEPATAN AKSES ENERGI DI INDONESIA: OPSI PELUANG DAN TANTANGANNYA Jakarta, 4 Februari 2016
OUTLINE 1 PENDAHULUAN 2 KONDISI SAAT INI 3 DRAFT RUKN 2015-2034 4 PROGRAM PEMBANGUNAN 35,000 MW 5 PROGRAM LISTRIK PERDESAAN 6 KENDALA PEMBAGUNAN INFRASTRUKTUR PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
1 PENDAHULUAN
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
2
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM SECTOR KETENAGALISTRIKAN
1 Pembangunan
ketenagalistrikan ketersediaan tenaga listrik :
bertujuan
untuk
menjamin
• Dalam jumlah yang cukup • Kualitas yang baik • Harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
2 Pemanfaatan Sumber Energi Primer
• Sumber energy primer dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional untuk menjamin penyediaan tenaga listrik yang berkelanjutan • Mengutamakan sumber energi baru dan energi terbarukan • Sumber energi primer dalam negeri diutamakan untuk kepentingan ketenagalistrikan nasional
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
3
KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL
PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT MENIKMATI LISTRIK ENERGY MIX PP NO. 79 TAHUN 2014
PROGRAM PEMANFAATAN EBT
PROGRAM PEMANFAATAN ENERGI FOSIL
RUEN, RUKN, RUKD, & RUPTL PP NO. 14 TAHUN 2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
UU NO. 30 TAHUN 2009 TENTANG KETENAGALISTRIKAN
UU NO. 30 TAHUN 2007 TENTANG ENERGI
UUD 1945
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
4
PENGELOLAAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK PENGUASAAN
PENGUSAHAAN BUMN*
NEGARA
BUMD
PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH
SWASTA
REGULASI KEBIJAKAN STANDAR Menyediakan dana untuk:
KOPERASI SWADAYA MASYARAKAT *: Prioritas Pertama
• Kelompok masyarakat tidak mampu; • Pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum berkembang; • Pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan perbatasan; dan • Pembangunan listrik perdesaan. DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
5
LANDASAN HUKUM PERENCANAAN BIDANG ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN UU 30/2007
UU 30/2009
(EnergI)
(Ketenagalistrikan)
PP 79/2014 (Kebijakan Energi Nasional) Disusun oleh Dewan Energi Nasional kemudian ditetapkan oleh Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Rencana Umum Energi Nasional
Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional
Disusun oleh Pemerintah berdasarkan Kebijakan Energi Nasional kemudian ditetapkan oleh Dewan Energi Nasional.
Disusun dan ditetapkan oleh Menteri berdasarkan Kebijakan Energi Nasional setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
PP 14/2012 jo PP 23/2014 (Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik)
[Kepmen ESDM No. 2682.K/21/MEM/2008]
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik [RUPTL PT PLN (Persero) – Kepmen ESDM No. 0074 K/21/MEM/2015] Usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dilaksanakan sesuai dengan RUK dan RUPTL. RUPTL disusun oleh memperhatikan RUK.
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Badan
Usaha
dengan
6
2 KONDISI SAAT INI
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
7
GAMBARAN UMUM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL TAHUN 2015
PLN 70%
54.488 MW
PPU 4% IO non BBM 5%
KAPASITAS TERPASANG PEMBANGKIT
54.488 MW
IPP 21%
KAPASITAS TERPASANG PEMBANGKIT
PLN: 38.204 MW IPP: 11.519 MW PPU: 2.349 MW IO non BBM: 2.416 MW EBT 11%
PRODUKSI TENAGA LISTRIK
KONSUMSI TENAGA LISTRIK
283 TWh
228 TWh
Gas 25%
283 TWh
Batubara 50%
Minyak Bumi 14% ENERGI MIX *)
RASIO ELEKTRIFIKASI
88.30 %
PUBLIC 6%
kWh PER KAPITA
910 kWh
RESIDENTIAL 38%
228 TWh
INDUSTRY 40%
BUSINESS 16%
KONSUMSI TENAGA LISTRIK PER GOLONGAN *) *) Termasuk Non-PLN
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
8
VIETNAM 98 %
THAILAND 99.3%
BRUNEI 99.7 %
MALAYSIA 99 %
SINGAPORE 100 %
RASIO ELEKTRIFIK ASI DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
INDONESIA ??? 9
RASIO ELEKTRIFIKASI 2015 INFORMASI KALTIM NAD
> 70%
95,41%
94,77% SUMUT
93,15%
JAMBI
KALTARA
GORONTALO
85,32%
73,48%
79,18%
50% - 70% < 50%
KEPRI RIAU
KALBAR
73,53%
89,19%
SULTENG
82,38%
SULUT
MALUT
89,17%
94,46%
79,56% PABAR
82,70%
BABEL
PAPUA
99,97%
45,93%
SULBAR
76,91%
SUMBAR
DKI JAKARTA
83,20%
JATENG
99,80% 91,36%
KALTENG
69,54%
BENGKULU
KALSEL
MALUKU
86,77%
84,80% SULSEL
87,30%
88,30%
SULTRA
68,84%
SUMSEL
80,44% LAMPUNG
INDONESIA
88,30%
84,71%
JABAR
94,27%
BANTEN
JATIM DIY
86,27%
86,69%
72,77%
BALI
58,64%
89,19%
95,64%
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
NTT
NTB
67.15%
2010
72.95%
2011
76.56%
2012
80.51%
2013
84.35%
2014
88.30%
2015
90.15% 92.75%
2016
2017
95.15%
2018
97.35%
2019 10
3 DRAFT RUKN 2015-2034
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
11
ASUMSI DAN PROYEKSI DRAFT RUKN 2015-2034
TAHUN URAIAN
UNIT
2015
2019 2020 2024 2025 2029 2030 2031 2034
ASUMSI DAN TARGET Pertumbuhan Ekonomi*) Inflasi**) Pertumbuhan Penduduk***) Rasio Elektrifikasi HASIL PROYEKSI Kebutuhan Tenaga Listrik Konsumsi Tenaga Listrik Per Kapita Pertumbuhan Kebutuhan Tenaga Listrik Elastisitas Kebutuhan Tambahan Kapasitas (Kumulatif)
TWh
239
kWh
935
1,293 1,407 1,977 2,161 2,636 2,764 2,898 3,347
%
9.3
10.0
10.1
10.0
10.3
5.7
5.6
5.6
1.6
1.3
1.3
1.3
1.3
0.8
0.7
GW
8
38
47
94
108
150
Kapasitas Pembangkit (DMN)
GW
57
82
90
132
146
183
% % % %
5.7 8.0 8.0 5.0 3.5 3.5 1.3 1.2 1.1 87.35 97.35 99.35 347
381
8.0 3.5 1.0 100
8.0 3.5 0.9 100
7.6 3.5 0.8 100
7.5 3.5 0.7 100
7.4 3.5 0.7 100
7.3 3.4 0.6 100
558
616
776
819
865
1,017
RATA-RATA 2015-2024 2015-2034 7.7 3.8 1.1
7.6 3.6 0.9
5.6
9.9
7.9
0.7
0.8
1.3
1.1
161
173
211
9.4 ****)
10.6 ****)
194
204
240
Sumber: *) APBN-P 2015, RPJMN 2015-2019, KEN **) APBN-P 2015, RPJMN 2015-2019, regresi dgn pertumbuhan ekonomi ***) Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 (Bappenas-BPS-United Nation Population Fund), 2013 ****) Bukan kumulatif DMN = Daya Mampu Netto DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
12
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DRAFT RUKN 2015-2034 784 TWh
Sistem Non PLN IPP & Excess Power PLN
PPU AND IZIN OPERASI NON BBM (10%)
395 TWh
IPP AND EXCESS POWER (75%)
WILAYAH USAHA PLN (90%)
PLN (25%)
2015
2020
KEBUTUHAN TAMBAHAN SISTEM NON PLN KEBUTUHAN TAMBAHAN IPP & EXCESS POWER KEBUTUHAN TAMBAHAN PLN KEBUTUHAN TAMBAHAN PLN SYSTEM TOTAL KEBUTUHAN TAMBAHAN (TERHADAP 2014) DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
2025
2030
2015 2 12 4 16
2016 4 28 9 37
2017 6 45 15 60
2018 8 64 21 86
2019 11 86 29 115
2020 14 110 37 147
2025 32 272 91 363
2030 44 412 137 550
2034 55 547 182 730
18
41
66
94
126
161
395
593
784 13
BAURAN ENERGI PEMBANGKIT LISTRIK
EBT Minyak Bumi Gas Batubara
BAURAN ENERGI FINAL (Kebijakan Energi Nasional, PP No.79/2014) 6%
23%
23% 41%
30%
30%
REALISASI 2013
22% 25%
TARGET 2025
BAURAN ENERGI PEMBANGKIT LISTRIK (Draft of RUKN 2015-2034)
12%
25% 24%
53% 11%
REALISASI 2014 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
50% 1%
24%
TARGET 2025 14
4 PROGRAM PEMBANGUNAN 35,000 MW
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
15
PROGRAM 35,000 MW Pembangunan Ketenagalistrikan 2015-2019 untuk Memenuhi Pertumbuhan Listrik dan target Rasio Elektrifikasi pada 2019
Kapasitas pembangkit saat ini RASIO ELEKTRIFIKASI DAN KAPASITAS baru dapat memenuhi KONDISI SAAT SATUAN JUMLAH kebutuhan listrik sekitar 87,88% INI rumah tangga, lebih rendah dari % 87.88 Singapore (100,0%), Brunei ELEKTRIFIKASI (99,7%), Thailand (99,3%), KAPASITAS MW 54,725 Malaysia (99,0%), dan Vietnam (98,0%) RATIO ELEKTRIFIKASI Dalam 5 (lima) tahun ke depan, 100.00 97.35% 95.15% kebutuhan listrik akan tumbuh 95.00 92.75% 90.15% rata-rata sekitar 8,7% per tahun, 90.00 87.35% dengan target rasio elektrifikasi 85.00 97,35% pada akhir tahun 2019
Untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik dan target rasio elektrifikasi, diperlukan tambahan kapasitas terpasang sekitar 35.000 MW (di luar 7.400 MW yang dalam konstruksi) pada tahun 2015-2019
PROGRAM 35,000 MW
80.00
2015
2016
2017
2018
2019
FAKTOR DI LUAR CAKUPAN PROGRAM 35.000 MW NAMUN MEMPENGARUHI TUJUAN PROGRAM:
1
Perubahan asumsi yang berdampak pada perubahan kebutuhan listrik per tahun
2
Ketersediaan demand yang dapat menyerap ketersediaan listrik untuk mengembalikan investasi
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
16
SEBARAN RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK 2015-2019 KALIMANTAN SUMATERA 11.327 MW
JUTA USD
76 Pembangkit 14.282
19.305 kms
210 Transmisi
3.840
32.406 MVA
398 Gardu Induk
2.475
TOTAL INDONESIA
291 Pembangkit 53.663
46.597 kms
732 Transmisi 10.893
Total
2.852 MW
40 Pembangkit
4.000
7.883 kms
68 Transmisi
1.122
3.910 MVA
115 Gardu Induk
324
SULAWESI & NUSA TENGGARA
JUTA USD
4.159 MW
83 Pembangkit
5.434
7.207 kms
90 Transmisi
1.169
5.620 MVA
165 Gardu Induk
412
JUTA USD
42.940 MW 108.789 MVA
JUTA USD
1.375 Gardu Induk
8.386 72.942*
*belum termasuk kebutuhan dana untuk tanah, Interest During Construction (IDC) dan pajak-pajak
JAWA-BALI
MALUKU & PAPUA
JUTA USD
23.863 MW
49 Pembangkit
28.955
739 MW
43 Pembangkit
992
11.185 kms
349 Transmisi
4.615
1.017 kms
15 Transmisi
148
66.083 MVA
672 Gardu Induk
5.114
770 MVA
25 Gardu Induk
61
Legend: DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
JUTA USD
MW: Megawatt
kms: Kilometer-sirkuit
MVA: Mega-volt ampere 17
KEGIATAN EKONOMI PROGRAM 35,000 MW * INVESTASI : 72,942 JUTA USD**
1375 UNIT GARDU INDUK
732 SEGMEN TRANSMISI 75,000 SET TOWER
291 PEMBANGKIT
301,300 KM KONDUKTOR ALUMUNIUM 2,600 SET TRAFO 3.5 JUTA TON BAJA
* **
TENAGA KERJA
TKDN
LANGSUNG: 650 RIBU TIDAK LANGSUNG: 3 JUTA
~40% DARI INVESTASI (~29.2 JUTA USD)
Perkiraan belum termasuk kebutuhan dana untuk tanah, Interest During Construction (IDC) dan pajak-pajak
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
18
STATUS KEMAJUAN PROGRAM 35.000 MW
IPP 25.070 MW 71%
PLN 10.471 MW 29%
KEPEMILIKAN
Perencanaan 13.177 MW 37%
Selesai PPA/ proses FC, Konstruksi, dan COD/SLO 14.427 MW 41%
Pengadaan 7.938 MW 22%
FASE
PLN 2.815 MW 20% IPP 11.612 MW 80%
TERKONTRAK/PPA 14.427 MW
Sumber: PLN, Januari 2016 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
19
5 PROGRAM LISTRIK PERDESAAN
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
20
LISTRIK PERDESAAN DAN INSTALASI LISTRIK GRATIS BAGI MASYARAKAT TIDAK MAMPU A. REALISASI TAHUN 2015 Pembangunan Listrik Perdesaan Tahun 2015 adalah : a. Jaringan distribusi sepanjang 11.536,69 kms tersebar di 33 Provinsi b. Gardu distribusi dengan total kapasitas 219,28 MVA tersebar di 33 Provinsi c. Instalasi listrik gratis bagi masyarakat tidak mampu sebanyak 144.777 RTS tersebar di 33 Provinsi B. RENCANA TAHUN 2016 a. Pembangunan Listrik Perdesaan sesuai kesepakatan dengan Komisi VII DPR RI pada Panja RKA-KL TA. 2016 di Cikopo, akan didanai melalui anggaran PMN atau APLN b. Untuk pembangunan instalasi listrik garis bagi masyarakat tidak mampu, Ditjen Ketenagalistrikan akan mengusulkan pemanfaatan ouput cadangan dari DIPA KESDM TA. 2016 sebesar Rp.276 M untuk 110.051 RTS di 33 provinsi. DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
21
RINCIAN PEMANFAATAN ANGGARAN OUTPUT CADANGAN UNTUK INSTALASI LISTRIK GRATIS BAGI MASYARAKAT TIDAK MAMPU TA. 2016 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Propinsi
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Lampung Sumatera Selatan Kepulauan Riau Bangka Belitung Banten Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur Bali NTB Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Selatan
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Jumlah RTS 2.787 1.169 1.369 1.999 3.361 2.046 5.705 2.134 680 1.153 3.024 2.581 6.149 4.136 1.024 485 2.190 1.376 2.386 1.546 273 3.816 7.625
Anggaran (Ribu Rp.) 6.270.750 2.630.250 3.080.250 4.497.750 7.562.250 4.603.500 12.836.250 4.801.500 1.530.000 2.594.250 6.804.000 5.807.250 13.835.250 9.306.000 2.304.000 1.091.250 4.927.500 3.096.000 5.368.500 3.478.500 614.250 8.586.000 17.156.250
No 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Propinsi Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Sulawesi Barat Sulawesi Tengah Gorontalo NTT Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Total Usulan RTS
Jumlah RTS 4.817 2.021 4.458 3.284 4.614 11.755 3.428 4.366 6.602 5.692 110.051
Anggaran (Ribu Rp.) 10.838.250 4.547.250 10.030.500 7.389.000 10.381.500 26.448.750 7.713.000 9.823.500 14.854.500 12.807.000 247.614.750
Rp Ribu Total Anggaran
276.000.000
Anggaran RTS
247.614.750
Pengawasan dan Administrasi Kegiatan
28.385.250
22
RENCANA SEBARAN RTS TA.2016 Aceh 2.787
Kalbar 1.376
Kalteng 1.546
Kalsel 2.386
Kaltim 273
Sulteng 3.284
Sulbar 4.458
Sulsel 7.625
Sultra 4.817
Gorontalo 4.614
Sulut 2.021
Sumut 1.169 Sumbar 1.369 Riau 1.999 Kepri 680 Jambi 3.361 Babel 1.153
Jumlah: 110.051
Bengkulu 2.046 Sumsel 2.134
Lampung 5.705
Banten 3.024
Jabar 2.581
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Jateng 6.149
DIY 4.136
Jatim 1.024
Bali 485
NTB 2.190
NTT 11.755
Malut 4.366
Maluku 3.428
Pabar 5.692
Papua 6.602 23
6
KENDALA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
24
KEMENTERIAN/LEMBAGA TERKAIT DALAM PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN NASIONAL KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN
KEMENTERIAN KEUANGAN
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Jaminan Pemerintah
Izin prinsip dan kelancaran PTSP
Kebijakan dan regulasi teknis sektor
Izin usaha, IMB, Rekomendasi Iziin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dan dukungan pengadaan lahan
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
Iziin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dan AMDAL
Izin jetty, jalur pelayaran batubara, dan penggunaan jalur kereta api.
Penerbitan Bluebook
Pengadaan dan sertifikasi lahan.
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PEMERINTAH DAERAH
25
8 LANGKAH PERCEPATAN PEMBANGUNAN 35.000 MW SOLUSI
PERMASALAHAN Penyediaan Lahan
Penerapan UU No 2/2012
Negosiasi Harga
Menetapkan Harga Patokan Tertinggi untuk IPP dan Excess Power (Permen ESDM No.3/2015 )
Proses Pengadaan dari IPP Proses Perizinan Kinerja Pengembang dan Kontraktor Manajemen Proyek
Koordinasi Lintas Sektor Permasalahan Hukum DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Percepatan proses pengadaan melalui “penunjukan langsung & pemilihan langsung” untuk EBT, mulut tambang, gas marginal, ekspansi, dan & excess power (Permen ESDM No.3/2015) Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di BKPM (Permen ESDM No. 35/2014) Melakukan uji tuntas (Due Delligence) terhadap pengembang dan kontraktor, baik dari aspek teknis maupun aspek finansial (Permen ESDM No.3/2015) Membentuk Project Management Office (PMO) & menunjuk Independent Procurement Agent (Permen ESDM No. 3/2015 dan Kepmen ESDM No. 3066 K/73/MEM/2015) Membentuk Tim Nasional Lintas Kementerian (Kepmenko Bidang Perekonomian No.129/2015)
Perpres Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK) 26
TERIMA KASIH
DIREKTORAT HENDERAL KETENAGALISTRIKAN JL. H. R. RASUNA SAID BLOK X2 KAV 7 & 8 KUNINGAN JAKARTA TELP : (021) 5225180 FAX : 5256044 WEBSITE : WWW.DJK.ESDM.GO.ID