KEBIJAKAN NASIONAL PENGENDALIAN VEKTOR DRS . WINARNO MSc KASUBDIT. PENGENDALIAN VEKTOR DIT. PPBB, DITJEN PP & PL DEPKES
Disampaikan pada PERTEMUAN JEJARING KEMITRAAN KKP KLAS I TANJUNG PRIOK HOTEL RIADIANI BOGOR 16-19 FEBRUARI 2009
Permasalahan
Kurang Koordinasi
Kurang Komunikasi
Kurang Peduli
Kesetaraan (Equity) Sering Bertemu/ Komunikasi Dan Memprak Tekkan 3 Prinsip
Sinergisme Kegiatan/ Dan sumber daya
Percepatan
Keterbukaan (trust)
Kemanfaatan (mutual Benefit)
Hasil guna
Daya Guna
Bangnas kesmas
INDIKATOR KEBERHASILAN
input
Jumlah mitra yang menjadi anggota
Proses
• • • •
Kontribusi mitra Frekwensi pertemuan Jumlah kegiatan Keberlangsungan
Output
• Jumlah produk • Percepatam upaya • Efektivitas • efisiensi
MITRA TERKAIT DLM PENGENDALIAN VEKTOR • • • • • • • • • • •
LINTAS PROGRAM - DIT PPBB UPT (BTKL-P2, KKP, RSPI) LITBANGKES (LOKA LITBANG/BPVRP) DINKES PROP/KAB KOTA/PUSKESMAS PERGURUAN TINGGI/BADAN DIKLAT ASOSIASI (P4I, PAEI,APNI, PEI, IPPHAMI) INSTITUSI TERKAIT (PEMERINTAH/SWASTA) KOMLI PENGENDALIAN VEKTOR KOMISI PESTISIDA ADMINSTRATOR PELABUHAN PELINDO/ANGKASA PURA
Di berbagai tingkatan : Pusat, Provinsi, Kab/Kota, unit, dll
Kapan saja, sesuai situasi kondisi
Di berbagai tatanan : rumah tangga, sekolah, tempat kerja, dll.
Hari-hari penting dan nasional
Di daerah/ kelompok masyarakat berada :
Dalam rancangan rencana
• MULAI DARI DIRI SENDIRI • MULAI DARI YANG KECIL (MUDAH) • MULAI SEKARANG
KKP •
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) adalah UPT Depkes yang bertanggung jawab kepada Dirjen PP-PL
•
Pelabuhan sebagai • Pintu gerbang Negara/wilayah/daerah • Pusat berbagai kegiatan • Show window & firt contact Mempunyai Peran&Kewenangan • Menangkal penyakit (PENY. TULAR VEKTOR- MELALUI PV) • Upaya-upaya kesehatan Bertugas dalam wilayah kerja Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas Darat (bagian dari Custom, Immigration, Quarantine & Port/security)
•
•
PENYAKIT TULAR VEKTOR (PPBB) DI INDONESIA : DISTRIBUSI LUAS / BERAT: MALARIA DBD & DEMAM DENGUE FILARIASIS DISTRIBUSI LOKAL/FOKUS: PES JAPANESE ENCEPHALITIS LEPTOSPIROSIS HANTA VIRUS VEKTOR: PUBLIC HEALTH PROBLEM YG LAIN: LALAT KECOAK RODENT NYAMUK
PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT TULAR VEKTOR (PPBB) DASAR KEBIJAKAN P2B2 (PEMUTUSAN RANTAI PENULARAN):
HOST
PERSONAL PROTECTION
AGENT
TREATMENT
VEKTOR/ENV
VECTOR CONTROL
VEKTOR • Binatang yg dpt menularkan/memindah- kan dan atau menjadi sumber penular penyakit thd manusia seperti : serangga, tikus anjing kucing binatang lainnya
SITUASI SAAT INI • PENGENDALIAN VEKTOR MASIH MENJADI KEGIATAN UTAMA DALAM PPBB • INFORMASI VEKTOR BELUM DIANGGAP PENTING UNTUK DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR PENGENDALIAN VEKTOR • INSEKTISIDA MASIH MENJADI SENJATA UTAMA DALAM PENGENDALIAN VEKTOR • TUNTUTAN MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN PRIMA DALAM PENGENDALIAN VEKTOR & SERANGGA PENGGANGGU.
PERMASALAHAN PENGENDALIAN VEKTOR •
KONDISI GEOGRAFI & DEMOGRAFI YANG MEMUNGKINKAN TERSEBARLUASNYA JENIS-JENIS VEKTOR.
•
BELUM SEMUA WILAYAH ENDEMIS TER “PETA”KAN VEKTORNYA
•
PENGGUNAAN INSEKTISIDA DALAM PENGENDALIAN VEKTOR BELUM DIATUR SECARA KONSISTEN.
•
MENINGKATNYA RESISTENSI VEKTOR TERHADAP INSEKTISIDA
•
KETERBATASAN SUMBER DAYA (TENAGA, LOGISTIK, BIAYA OPERASIONAL,DLL)
•
ADANYA TUNTUTAN MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN PENGENDALIAN VEKTOR & SERANGGA PENGGANGGU.
ISUE UTAMA PENGENDALIAN VEKTOR 1. MENINGKATNYA TINGKAT RESISTENSI INSEKTISIDA. 2. MENURUNNYA EFEKTIFITAS PENGENDALIAN VEKTOR. 3. DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN THDP PERUBAHAN PERILAKU VEKTOR.
4. PEMETAAN PENYEBARAN VEKTOR 5. PEMENUHAN KEBUTUHAN TENAGA FUNGSIONAL
ENTOMOLOG KESEHATAN SESUAI KOMPETENSINYA.
6. INOVASI BARU DALAM PENGENDALIAN VEKTOR
(CONTOH LINGKUNGAN PELABUHAN /RS, LINGKUNGAN RUMAH TANGGA, PULAU-PULAU KECIL, KAWASAN KHUSUS, DLL)
PROGRAM PENGENDALIAN VEKTOR MENCAKUP UPAYA-UPAYA:
PENINGKATAN KETERPADUAN PROGRAM
PENGGALANGAN KEMITRAAN
PENGEMBANGAN KAJIAN IPTEK & OPERASIONAL PENGENDALIAN VEKTOR
PENINGKATAN DUKUNGAN PERATURAN DAN PERUNDANGAN (PERMENKES)
PENINGKATAN SUMBER DAYA (TENAGA, BIAYA DAN PERALATAN)
KEBIJAKAN PENGENDALIAN VEKTOR (1)
• • •
PENGENDALIAN VEKTOR TERPADU (IVM) : - Keterpaduan berbagai cara teknis pengendalian & manajerial sesuai kondisi lingk & sosial masy setempat - Keterpaduan antar program dan lintas sektor - Meliibatkan peran aktif masyarakat PENGENDALIAN VEKTOR didasarkan pada data Epidemiologi, Entomologi & Perilaku pddk setempat Pengendalian vektor dilaksanakan sesuai dg PROTAP PENGGUNAAN INSEKTISIDA HARUS SESUAI KRITERIA : * Penggunaan insektisida yg dilaksanakan daerah dg kondisi : - Epidemi/KLB - Intensitas penularan tinggi (HIGH TRANSMISSITION) - Penularan banyak terjadi didalam rumah (malaria) * Insektisida yg digunakan harus memenuhi syarat : - Rekomendasi WHO - Terdaftar di KOMPES - Mengacu pada pedoman/informasi teknis insektisida yg diterbitkan oleh DEPKES - Sesuai pedoman manajemen resistensi
KEBIJAKAN PENGENDALIAN VEKTOR (2) •
•
•
PENGELOLAAN LINGKUNGAN. Dilaksanakan dg melakukan penataan habitat nyamuk vektor (malaria) antara lain : pembersihan lumut, pembangunan konstruksi perpipaan/dam dll, pengeringan berkala, pengaturan sistem irigasi, dll perlu : - Didukung oleh Perda - Melibatkan LS terkait, swasta/dunia usaha, LSM/NGO - Melibataktifkan komponen masy. PENGENDALIAN BIOLOGI - Dilaksanakan dg gunakan musuh alami (predator, parasit, dll) - Salah satu cara untuk menunda atau menghambat terjadinya resistensi KELAMBU BERINSEKTISIDA (ITN/LLIN) - Berdasarkan data epid, ento & kondisi sosbud masy setempat - Diutamakan melalui swadaya masy.
LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGENDALIAN VEKTOR MENGENALI SITUASI PENYAKIT - Endemis Penyakit P2B2 - Riwayat PenyakitP2B2 /Receptivitas
INDIKATOR PREVALENSI P2B2
IDENTIFIKASI Breeding, Feeding, Resting Places
Identifikasi Vektor & Lingkungan
TINGKAT KEPADATAN VEKTOR
TINGKAT KERENTANAN VEKTOR
REVIEW BERBAGAI CARA VECTOR CONTROL P2B2
ALTERNATIF PILIHAN METODE VECTOR CONTROL: 1Manajemen Lingkungan 2Mencegah Kontak dg Vektor (Individu & Keluarga) 3Biological Control 4Chemical Control
PERENCANAAN PROGRAM
MONITORING PROGRAM
EVALUASI PENCAPAIAN INDIKATOR
TUJUAN PENURUNAN POPULASI VEKTOR & TRANSMISI P2B2 DICAPAI
SURVEILANS VEKTOR DI PELABUHAN (INFORMASI VEKTOR)
INFORMASI VEKTOR • Epidemiologi penyakit tular vektor memberi informasi ttg Hubungan antara: HOST – AGENT – VEKTOR & FAKTOR RISIKO LINGKUNGANNYA. • INFORMASI VEKTOR: - Keberadaan vektor & bionomiknya - Kuantifikasi tkt kepadatan & atau kontak - Keberadaan & penyebaran agent pd vektor - Tingkat kesakitan penyakit tular vektor - Status kerentanan vektor thd Insektisida
IDENTIFIKASI VEKTOR (KENALI KARAKTERISTIK)
IDENTIFIKASI RODENT & PINJAL
BIONOMIK VEKTOR DBD
VEKTOR DBD & HABITAT
BREEDING PLACES DHF VECTORS
TEMPAT YG RAWAN TERJADI PENULARAN DBD •
WILAYAH YG BANYAK KASUS
•
PEMUKIMAN
•
SEKOLAH
•
RS / PUSKESMAS
•
TEMPAT UMUM LAIN : PASAR, RESTORAN, PERTOKOAN, DLL
SURVEI AEDES SCR KONVENSIONAL • Kontainer Index ( proporsi kontainer yg positif) • House Index (proporsi rumah yg + jentik) • Bruteau Index (korelasi antara Kontainer dan rumah positif)
INDEKS BARU • Pupa Index : Jml.pupa per 100 rumah • Kontainer Indeks Potensial : Jml breeding place potensial / 100 rumah • Indeks Kepadatan Aedes : Jml. larva Aedes / rumah • Ovitrap Index : % ovitrap positif Aedes
PEMANTAUAN & PENGENDALIAN TELUR AEDES
VEKTOR MALARIA & HABITAT
Tempat perindukan (breeding place) • Lagoon, muara sungai, tambak tidak terpelihara untuk tipe pantai
Persawahan untuk tipe dataran rendah
• Kubangan sungai, kubangan air/rembesan air, mata air untuk tipe perbukitan
Tempat istirahat/hinggap (resting place) •
Didalam rumah
• Dikandang • dll
Di semak-semak/tebing
Tempat menggigit (feeding place) •
Di dalam rumah
•
Di Kabupaten/Daerah lain
Di ladang/mata air diluar pemukiman
TEMPAT TERJADI PENULARAN 1. Penularan terjadi di dalam rumah atau penularan setempat (indigenous).
1
2. Penularan terjadi di tempat lain (import). 3. Penularan di luar rumah tetapi di lingkungan pemukiman. 3
4. Penularan campuran indigenous dan import
2
SURVEILANS-PENGENDALIAN VEKTOR S U R V E I L A N S
V E K T O R
ENTOMOLOGI DISAIN SURVEI: METODE SURVEI: INKRIMINASI VEKTOR: ANALISISINTERPRETASI: Survei Bionomik Vektor Konfirmsi Vektor Pemetaan Vektor Musim penularan Monitoring resistensi Monitoring Efikasi SDP Evaluasi Peng. Vektor Kajian Metode PV. Kajian insektisida Kajian Alat PV EKOLOGI Tipe Tempat Perindukan Pemetaan TP Vektor Predator Animal Host Geografi-Topografi Meteorologi Flora Kajian Aplikasi Larvasida
ALTERNATIF PENGENDALIAN VEKTOR PROTEKSI DIRI
INSIDENS & PREVALENSI PENYAKIT TULAR VEKTOR TERKENDALI
SANITASI LINGKUNGAN IDENTIFIKASI SPECIES IDENTIFIKASI AKTIFITAS IDENTIFIKASI HABITAT ESTIMASI POPULASI
PENGELOLAAN LINGKUNGAN: Modifikasi Manipulasi PENGENDALIAN VEKTOR: Kimiawi Biologi Fase Dewasa Fase Pradewasa PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
KEPADATAN VEKTOR & POTENSI PENULARAN MENURUN
MENGURANGI KONTAK VEKTOR DGN. ORANG
Merancang dan Memilih Pemukiman
Fluktuasi Permukaan Air Pengeringan Berkala
Memasang Kasa di Rmh DAM dan Piintu Air Menggunakan Kelambu Pengaturan Kadar Garam
PEMB. VEKTOR
Penempatan Ternak di Rumah (Zooprophylaxis)
Pembersihan Tanamn Air
Pengaturan Pencahayaan
MANIPULASI LINGKUNGAN
Penanaman/Pencegahan Penebangan Bakau
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Sistem Irigasi MODIFIKASI LINGKUNGAN
Penimbunan Genangan
Pengeringan
CHEMOPROPHYLAXIS
LARVICIDING: Formulasi Berbeda Tergantung Tempat Perindukan Nyamuk
Pemanfaatan Genangan
Pembukaan/Penghutanan
ANTI DEWASA: - IRS - Space Spraying - ITN/LLIN
Pembuatan Gorong2
Pembuatan Kanal di DAS
Anti Larva
-
Predator Parasit Patogen Hormon
Anti Dewasa
- Sterilisasi - Man.Genetik
BIOLOGICAL CONTROL
Pemilihan METODE PENGENDALIAN VEKTOR DAN INSEKTISIDA Metode Environmental management Chemical control
Biological control
Keuntungan
Keterbatasan
KEMITRAAN PENGENDALIAN VEKTOR PROGRAM (MAL,ARBO,FIL,ZOO)
MITRA TERKAIT
• SURVEILANS KASUS • PENATALAKSANAAN KASUS • PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO
PENYAKIT TULAR VEKTOR
PROGRAM PENGENDALIAN VEKTOR •SURVEILANS VEKTOR •PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO VEKTOR (TERMASUK SERANGGA PENGANGGU)
•TEKNOLOGI •SDM •KEAHLIAN/EXPERTISE •SUMBER DAYA LAIN
KEMITRAAN SURVEILANS VEKTOR SURVEILANS VEKTOR
• KONFIRMASI VEKTOR • RESISTENSI VEKTOR • MONEV / EFIKASI INSEKTISIDA • DINAMIKA PENULARAN • FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN • FAKTOR RISIKO VEKTOR PASCA BENCANA
LP/LS/ UPT
PPBB (PV)
ORG PROF MASY (DESA SIAGA)
PT SWASTA
WHO recommendations
Pesticides used in Public Health : 1. susceptibility status of target organisms 2. safety to humans 3. impact on the environment 4. method of application
5. application equipment 6. cost
WHO recommendations
KRONOLOGI PENGGUNAAN INSEKTISIDA
PERKEMBANGAN JUMLAH FORMULASI PESTISIDAYANG TERDAFTAR DI DEPARTEMEN PERTANIAN
No.
Uraian
Jumlah Formulasi Pestisida yang Terdaftar (Kumulatif)/ Tahun
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
1.
Pestisida Pertanian dan Kehutanan
595
680
1.140
1.097
1.177
1.390
1.336
2.
Pestisida Rumah Tangga dan Pengendalian Vektor Penyakit Manusia
198
221
274
184
166
217
254
793
901
1.414
1.281
1.343
1.607
Total
1.590
Sumber : Deptan, 2007
42
PENGELOLAAN PESTISIDA & DAMPAKNYA
KELEMBAGAAN (PEMERINTAH, KOMPES & SEKTOR TERKAIT
REGULASI
LINGK PERUSAHAAN/ INDUSTRI PESTISIDA
PEST CONTROL
PENGELOLAAN PESTISIDA
MASYARAKAT PENGGUNA
DAMPAK
MASYARAKAT 43
APLIKASI INSEKTISIDA • Kontak maksimum antara insektisida dengan vektor/serangga sasaran • Hasil maksimum dengan resiko minimum • Interaksi antara Alat, Formulasi, Bahan Aktif dan Perilaku-Biologi Vektor/serangga sasaran. • Keamanan penggunaan Insektisida
KEAMANAN PENGGUNAAN INSEKTISIDA • • • • • •
Keamanan bagi manusia Keamanan bagi organisme bukan sasaran Keamanan bagi ternak dan satwa lain Keamanan bagi lingkungan Perlengkapan keamanan Arif dalam bekerja dengan pestisida
1.
2.
Menggunakan satu golongan dan jenis insektisida yang sama di satu kawasan epidemiologi/penularan. Menggunakan dosis insektisida yang tepat, agar dosis tepat perlu : - Mesin fog yang terpelihara dan terkalibrasi. - Pelatihan petugas, terutama yang baru. - Pengenceran formulasi yang tepat - Kecepatan aplikasi yang standar - Waktu aplikasi yang tepat.
3.
Pemantauan tk resistensi vektor (tiap tahun)
4.
Rotasi pemakaian insektisida. (Srt Dirjen PPM-PL: PL.04.01.7.877, tgl 31 Oktober 2005)
JENIS APLIKASI INSEKTISIDA • • • •
SPACE SPRAY SURFACE SPRAY FUMIGASI PENGUMPANAN/BAITING
Abate 1% sand granules
Mosquito coil
Larvicides Temephos 1 % G 10 gr/100 ltr Metoprene 1.3 % G 72 mg/m2 Piriproksifen 0.5 G 1 gr/200 ltr
HOUSE SPRAY
SPACE SPRAY • Thermal & Cold Fogging, Aerosol pack • Serangga Terbang • Pemecahan Insektisida---- droplet sangat kecil • Perlu energi : panas (thermal fogging), mekanik (ULV), propelan (gas) • Insektisida yang mempunyai efek KD
•
Penyemprotan ULV, insektisida yang direkomendasi kan adalah Malathion 95 % & Cynoff 25 ULV.
•
Waktu penyemprotan ULV: pagi (jam 06 – 09) dan sore (jam 16 – 18). Temperatur dingin/ sedang (dibawah 28 derajat C).
• Kecepatan angin dibawah 15 km/jam. •
Semua pintu dan jendela rumah-rumah diarea penyemprotan ULV dibuka lebarlebar, makanan dan minuman ditutup.
Space Spraying
DHF VECTOR –ALTERNATIVE PESTICIDES Malathion 96 % (500 ml/ha) Cyflutrin 50 % EC ( 75 ml/ha) Cypermetrin 25 % ULV (400 ml/ha) Lamdasihalotrin 25 EC ( 75 ml/ha) Permetrin S Bioalterin 10/1.5 OS (100 ml/ha)
Houseflies Fenitrothion 40% WP Pirimiphos methyl 50% EC Lambda-cyhalothrin 2.5% EC
Trichlorfon 95% SP Diazinon 60% EC Diflubenzuron Cyromazine
Plaque Bendiocarb 80 WP (10 gr/kg) Carbaryl 5% (50 gr/kg) Fenitrothion 40 WP (20 gr/kg) Permethrin (5 gr/kg) Cypermethrin (0.3-0.6 gr/kg)
Arsenate Coumatetralyl Strychnine Warfarin Zinc Phosphide
Bendiocarb 80 % WP calcium carbonate
SURFACE SPRAY • Serangga merayap • Dusting, Surface spray,high volume surface spray • Efek Residual
Cockroaches Bendiocarb 0.24% Propoxur 1% Chlorpyriphos 0.5% Diazinon 0.5% Dichlorvos 0.5% Fenthion 3% Malathion 3% Permethrin 0.125%
Pembagian peran kegiatan & Jejaring Surveilans Vektor Terpadu Pokok Kegiatan
Pelaksana Kegiatan Pusat
1.Penentn Musim Penularan 2. Survei Bionomik vector
+
Prop
Kab
+
+++
++
+++
+++
+++
+
3. Survei pemetaan tempat perindukan
BPVRP SLPV
4. Survei kerentanan vector
+
+++
++
+
5. Survei Efikasi insektisida
+++
+++
+
+++
BTKL
++
+
KKP
Swasta
++
+/-
Masy
PT
+
+++
+/-
+
+/-
+
+
+
Pembagian peran kegiatan Surveilans Vektor Terpadu
Pelaksana Kegiatan
Pokok Kegiatan Pusat
Prop
+
8. Survei Fauna Nyamuk/Srgg lain 9. Konfirmasi vector
+++
BTKL
++
+++
+
++
+++
+
+++
++
+++
KKP
Swasta
Masy
+++
+/-
+++
+
+
+
++
+ +
+++
10. Ev pemberantasan vektor 11. Kajian pengembangan metode pemberantasan vektor
BPVRP SLPV
+++
6. Pemantauan jentik 7. Survei dinamika penularan
Kab
+++
+++
+/-
+
+++
++
+
+++
+++
+
+
