KATA PENGANTAR Pope Francis mengatakan "Wake up! Wake up! No one who sleeps can sing, dance or rejoice. It's no good when I see young people who sleep. No! Wake up, go, go ahead." Kata kata ini disampaikan saat Misa Penutupan Asian Youth Day 2014 di Daejon, Korea Selatan. Paus Francis mengajak seluruh kaum muda Katolik untuk “Wake Up!”, Bangun dan bergerak untuk berbuat dan berkarya dalam masyarakat serta gereja. Salam bagi Orang Muda Katolik, Jadilah pribadi-pribadi yang bebas!" "Jangan takut untuk melangkah melawan arus", demikian kata Paus Fransiskus kepada kaum muda (7 Juni). Beliau juga menegaskan nilai-nilai mendasar dari kebebasan dan pelayanan. Kebebasan, kata Paus, berarti mampu merenungkan atas perbuatan kita, mampu menilai apa yang baik dan apa yang buruk, semua sikap yang membuat kita bertumbuh, berarti selalu memilih yang baik. Kita memiliki kebebasan untuk kebaikan. "Menjadi bebas untuk memilih selalu hal yang baik membutuhkan kerja keras, untuk menjadikan kalian pribadi-pribadi yang memiliki tulang punggung, yang tahu menghadapi kehidupan, dan pribadi-pribadi dengan keberanian dan kesabaran", kata Sri Paus menggarisbawahi. Sudah waktunya Orang Muda Katolik Indonesia untuk bangkit, mengakar dalam pengetahuan dan Iman. Mekar menjadi pribadi-pribadi yang baik dan memiliki kompetensi. Berbuah menjadi sosok yang berpengaruh dan memiliki kematangan emosional yang baik. Salam, Komisi Kepemudaan Keuskupan Bandung
“WAKE UP !” Tema APP 2015 ini akan dibingkai dalam konsep “Mengakar-Mekar-Berbuah” dengan harapan bahwa anak muda pada akhirnya dapat mengerti, berkembang, dan menghasilkan pribadi yang baik dalam pemahaman mengenai peran orang muda dalam masyarakat dan gereja. Tema ini dijabarkan menjadi lima pertemuan (4 pertemuan untuk masa Prapaskah, 1 pertemuan untuk perayaan Paskah) dan akan digunakan sebagai bahan permenungan orang muda setiap minggu.
I. Mengakar : Gereja Yang Ber-APP Tujuan : Menyadari Sejarah, Visi, Misi APP, dan makna Gereja yang Ber-APP II. Mengakar : “Bapa Mengasihi Aku” (Yoh. 15:9-10) Tujuan : Menyadari cinta, rahmat, dan karunia Tuhan pada diri kita III. Mekar : “Aku SUKACITA” (Yoh. 15: 11-12) Tujuan: Menyadari dan memaknai diri sebagai pribadi yang dicintai, pribadi yang bersukacita dan bergembira (Sukacita itu abadi dan menjadi tujuan) IV. Berbuah: “Menjadi Sahabat Menebar Cinta” (Yohanes 15: 13-15) Tujuan : OMK Berani membagikan cinta dan tidak lagi menempatkan orang lain sebagai obyek melainkan sahabat (Aku mencintai sebagai seorang sahabat) V. PASKAH : “Satu Tindakan Lebih Berarti Daripada Seribu Kata” (Yohanes 15:16-17) Tujuan : OMK mampu menujukkan komitmen dan menjalankannya dengan penuh tanggung jawab
Tata Cara Pertemuan [Minggu-an] Dalam setiap pertemuan dapat dipilih satu lagu tema “theme song” yang dapat digunakan lagu pembuka atau icebreaker pertemuan. Tata cara pertemuan kelompok [mingguan] diuraikan sebagai berikut: 1. Pembuka a. Lagu Pembuka Dalam memilih lagu pembuka, fasilitator dapat memilih beberapa lagu terlampir, bila memungkinkan dengan memadukan gerak dan lagu. (lirik-lagu tidak ”berisi” kata ”alleluia”) b.Tanda Salib dan Doa Pembuka Doa Pembuka setiap pertemuan dapat mengambil dari teks atau doa spontan dengan menunjuk salah seorang peserta pertemuan. c. Pengantar Singkat Dalam pembuka, fasilitator menyapa teman-teman yang hadir dalam pertemuan serta mengarahkan tema mingguan, tujuan pertemuan kelompok dan tema mingguan APP 2015. 2. Dinamika kegiatan (games atau Menonton Film) a. Pengantar Dinamika Bermain atau Diskusi Fasilitator memulai pertemuan dengan memberikan pengarahan mengenai permainan yang akan dialami bersamasama. Dalam dinamika akan diberikan petunjuk bagi fasilitator dalam menjalankan permainan dengan memberikan aturan-aturan permainan serta waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan permainan tersebut. b. Refleksi[Permainan] Setelah selesai ”bermain”, fasilitator meminta para peserta mengungkapkan pengalaman permainan dengan dipandu oleh beberapa pertanyaan yang akan berkaitan dengan tema mingguan. Catatan:Dinamika bermain dapat pula berupa nonton film kemudian dilanjutkan sharing atau diskusi film yang ditonton. Dinamika bermain dapat pula menggunakan media memutar lagu, teks lagu sudah disediakan dalam modul ini, kemudian dilanjutkan dengan sharing atau diskusi terhadap teks lagu tersebut.
3. Peneguhan Fasilitator menunjuk salah seorang peserta membacakan satu kutipan Kitab Suci. Selanjutnya, fasilitator mengajak peserta membagikan pengalaman atas kutipan Kitab Suci tersebut dan membuat rangkuman pertemuan yang dikaitkan dengan tema mingguan APP 2015. 4. Rencana Kegiatan Mingguan a. Membuat tekad pribadi mingguan (inspirasi Kitab Suci) b. Doa penutup c. Doa Bapa Kami 5. Penutup Tanda Salib/Berkat dan Lagu penutup
Tata Cara Pertemuan [Sarasehan] Jadwal Acara [Tentatif] 09.00 – 10.00 Pembuka (Icebreaker & Perkenalan) 10-00 – 12.00 Sesi 1: Temu 1 & 2 12.00 – 12.30 Makan Siang 12.30 –14.00 Sesi 2: Temu 3 & 4 14.00 – 15.00 Sesi 3: Arah Langkah
Tata Cara Pertemuan [Roleksi Weekend] Jadwal Acara [Tentatif] Hari Pertama 16.00 – 16.30 Registrasi 16.30 – 17.00 Ibadat Pembuka 17.00 – 19.00 Sesi 1 : 19.00 – 19.45 Makan Malam 19.45 – 21.45 Sesi 2 : 21.45 – 22.00 Ibadat Malam Kreatif Hari Kedua 06.00 – 07.00 Bangun dan Mandi 07.00 – 07.45 Sarapan 07.30 – 09.30 Sesi 3 : 09.30 – 09.45Potus 09.45 – 11.30 Sesi 4 : 11.30 – 12.00 Arah Langkah 12.00 - 13.00 Misa Penutup 13.0 - 14.00 Makan Siang & Pulang
I. Mengakar : Gereja Yang Ber-APP (Matius 6:16) Tujuan : Menyadari Sejarah, Visi, Misi APP, dan makna Gereja yang Ber-APP Pertemuan I 1. Pembuka a. Lagu Pembuka It’s good to see you It’s good to see you here with me I’m so glad that you’ve came It’s good to see you here with me I’m so glad that you’ve came The Lord Loves you... so do I The Lord Loves you... so do I It’s good to see you here with me I’m so glad that you’ve came [gerakan : https://www.youtube.com/watch?v=zug9WtYoqeM]
b. Doa Pembuka (spontan) c. Pengantar Singkat Sebagai Orang Muda Katolik sudah sepantasnya kita mengetahui hakikat dari Aksi Puasa Pembangunan (APP). APP menjadi sebuah gerakan aksi dari seluruh umat Katolik dalam pengembangan gereja dan masyarakat. “Menjadi Manusia BerAPP” adalah tema APP 2015, Maka mari secara bersama sama memahami dasar dari aksi terhadap gereja ini.
2. Role Play (tema : Manusia Ber-APP) Peserta dibagi dalam beberapa kelompok, lalu diberikan tugas untuk membuat sebuah roleplay(drama) dengan memberikan selembaran kertas yang berisikan Kerangka Dasar APP. Di dalam selembaran tersebut terdapat prihal mengenai Sejarah APP, Visi APP, Dasar APP, dan Tema APP (Manusia Ber-APP). Setiap kelompok diberikan tugas untuk mempresentasikan satu diantara prihal tersebut dalam bentuk role play. Selembaran APP terlampir (http://speedy.sh/6Vsev/KERANGKA-DASAR-AKSI-PUASA-PEMBANGUNAN-2015.doc)
Refleksi : Fasilitator mengajak para peserta untuk mengungkapkan makna dari tiap roleplay yang dipertunjukkan. Lalu secara mendasar memberikan pemahaman yang benar dan tepat kepada peserta mengenai cara dan dasar dari APP. Fasilitator dapat memberikan dan menjelaskan rangkuman lembaran APP. 3. Peneguhan {lagu Pengantar Injil} Ku mau cinta Yesus selamanya Ku mau cinta Yesus selamanya Meskipun badai silih berganti dalam hidupku Ku tetap cinta Yesus selamanya Chorus: Ya Abba Bapa, ini aku anakmu, Layakkanlah seluruh hidupku, Ya Abba Bapa, ini aku anakmu, Pakailah sesuai dengan rencanamu.
Injil : Matius 6:16 "Dan apabila kamu berpuasa , janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Renungan : Tanyakan pada beberapa peserta tentang makan pantang dan puasa bagi diri mereka masing masing? Setiap masa Prapaska, kita seluruh umat termasuk OMK diajak oleh Gereja untuk berpantang dan berpuasa. Lalu apa makna pantang dan puasa untuk umat katolik?? Bagi kita orang Katolik, puasa dan pantang artinya adalah tanda pertobatan, tanda penyangkalan diri, dan tanda kita mempersatukan sedikit pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib sebagai silih dosa kita dan demi mendoakan keselamatan dunia. Allah begitu mengasihi dan menghargai kita, sehingga kita diajak oleh-Nya untuk mengambil bagian dalam karya keselamatan ini. Caranya, dengan bertobat, berdoa dan melakukan perbuatan kasih, dan sesungguhnya inilah yang bersama-sama kita lakukan dalam kesatuan dengan Gereja pada masa Prapaska Maka mari ambil bagian dalam peran kita masing masing melalui pantang dan puasa, kita menjadi aktor keselamatan dunia. 4. Tekad Pribadi dalam 1 minggu a. Tekad Pribadi Tekad pribadi apakah yang dapat kulakukan secara konkret? (bisa disebutkan satu-satu) b. Doa permohonan spontan c. Doa Bapa Kami 5. Penutup Tanda Salib Penutup
Lagu penutup Bersyukurlah Na na na Na na na... 6x Haleluya, kumemujiMu Tuhan Karena kasihMu tak berkesudahan Biar yang bernafas memuji Sang Raja Di atas gunung dan di dalam samudera Tanganku ku angkat PadaMu Mensyukuri Rahmat yang Kau b’ri Kakiku melompat Bagi Mu S’bab rahmatMu baru S’tiap pagi Refr: Bersyukurlah Kepada Tuhan Sebab Ia baik (2x) Bahwasanya ‘tuk selamanya Kasih setiaNya (2x)
II. Mengakar : “Bapa Mengasihi aku” (Yoh. 15:9-10) Tujuan : Menyadari cinta, rahmat, dan karunia Tuhan pada diri kita Pertemuan II 1. Pembuka a. Lagu Pembuka
I love my Jesus I love my Jesus Deep down in my heart I love my Jesus Deep down in my heart Talk about deep, deep, down, down, Deep down in my heart Talk about deep, deep, down, down, Deep down in my heart [gerakan: https://www.youtube.com/watch?v=w36YHTQpPJw]
b. Tanda Salib dan Doa Pembuka (spontan) c. Pengantar Singkat Apakah anda menyadari bahwa anda dikelilingi oleh kasih dan rahmat Allah? Pertanyaan ini yang akan menghantar kita untuk memaknai kasih Allah yang besar dalam hidup kita. Hingga akhirnya kita semua dapat dengan yakin dan teguh bahwa “ Bapa Mengasihi Aku”. 2. Melihat Kasih Allah - Peserta akan diberikan selembar kertas dan akan diminta untuk menuliskan bentuk kasih Allah yang sungguh mereka alami masing masing. Selanjutnya mintalah beberapa peserta (2 -3 orang) untuk mensharingkan pengalaman mengenai kasih Allah tersebut. - Fasilitator memutarkan sebuah video mengenai cara Tuhan dalam memberikan kasihnya kepada manusia. Fasilitator
menjelaskan tentang maksud dari Video tersebut bahwa Tuhan melalui perantaraan manusia memberikan kasihnya yang melimpah, dan terkadang tidak kita sadari. Video : https://www.youtube.com/watch?v=UVYfpJV89r8 https://www.youtube.com/watch?v=u8tzswROt70 https://www.youtube.com/watch?v=zcruIov45bI
3. Peneguhan {Lagu Pengantar Injil} ANDAIKAN AKU PAHAMI PS-661 terlampir Andaikan aku pahami bahasa semuanya hanyalah bahasa cinta kunci setiap hati Ajarilah kami Tuhan, bahasa cinta kasih Andaikan aku lakukan yang luhur dan mulia jika tanpa cinta kasih hampa dan tak berguna Ajarilah kami Tuhan, bahasa cinta kasih Andaikan semua ilmu sudahlah kumiliki hanya cinta yang mengerti rahasia bahagia Ajarilah kami Tuhan, bahasa cinta kasih Andaikan aku dermakan segala harta milik hanya cintaku yang mampu membahagiakan orang Ajarilah kami Tuhan, bahasa cinta kasih Andaikan aku curahkan daya upaya badan hanya cintaku yang jadi pelipur duka lara Ajarilah kami Tuhan, bahasa cinta kasih Cinta itu lemah lembut, sabar dan murah hati tidak cari keuntungan tidak megahkan diri Ajarilah kami Tuhan, bahasa cinta kasih Kasih suka kebenaran, keadilan sejati benci akan kejahatan, tak akan putus asa Ajarilah kami Tuhan, bahasa cinta kasih Segalanya 'kan terhenti, semuanya 'kan musnah hanya cintalah yang kekal tak 'kan pernah binasa Ajarilah kami Tuhan, bahasa cinta kasih
Injil : Yohanes 15 : 9-10 9’Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. 10’ Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
Renungan : Seorang anak yang berkulit lebih gelap dan sedikit hitam di banding teman-teman sebayanya, suatu hari memprotes sang ayah. Ia merasa minder dan tak percaya diri. Ia merasa temantemannya yang berkulit terang dan lebih putih, lebih unggul, lebih pintar dan lebih pandai dari dirinya, kulit gelap dan kulit terang, warna putih dan warna hitam, telah membuatnya tak merasa sempurna. Lalu sang ayah mengajaknya ke sebuah pasar, tempat banyak orang menjajakan barang, termasuk seorang penjual balon yang sedang memompa dagangannya. Ia memompa balon biru, ketika seorang datang membeli, lalu melepaskannya dan balon biru terbang tinggi ke angkasa. Semua orang berseru dan bertepuk tangan gembira. Kemudian ia memompa balon warna merah, untuk seorang anak yang datang dan membelinya, lalu sang anak melepaskannya ke udara, balon merah terbang tinggi ke angkasa. Lalu semua orang berseru dan bertepuk tangan gembira. Berwarna-warni balon dibeli dan diterbangkan, mengangkasa tinggi, mungkin tak kembali lagi, lalu seorang anak berkulit gelap mendatangi penjual balon dan bertanya. Nadanya sedih, matanya berkaca-kaca. “Pak, apakah balon hitam tak bisa terbang? Apakah balon berwarna hitam seperti balon lainnya yang terbang tinggi ke angkasa?” tanyanya dengan kesedihan membias di wajah. “Oh, bukan warna yang membuatnya terbang tinggi,” kata sang penjual sambil mencari balon warna hitam. Sang penjual pun lalu dipompanya. Balon hitam pun mengembang, semakin besar, bahkan lebih besar dari balon biru, balon merah dan balon-balon sebelumnya. Setelah mengikat balon, sang penjual memberikannya sebagai hadiah. Lalu anak berkulit gelap itu
memegang balon berwarna hitam, kemudian ia melepaskannya ke udara. Balon hitam pun terbang tinggi, tinggi sekali. Source : http://penerang.com/2011/03/29/kisah-tentang-balonwarna-hitam/ Tuhan tidak pernah membeda bedakan kasihnya, semua orang dapat terbang dan berkembang karena kasihnya. Dan seringkali kita tidak menyadari kasihnya yang telah membuat kita terbang dan berkembang. Maka mari mulai merefleksikan diri apakah kita sudah bersyukur atas segala yang Tuhan berikan kepada kita? Atau hanya sibuk memikirkan kelemahan dan kegagalanmu hingga melupakan keberhasilan yg telah kamu terima dan tidak kamu syukuri?? 4. Tekad Pribadi dalam 1 minggu a. Tekad Pribadi Tekad pribadi apakah yang dapat kulakukan secara konkret? b. Doa penutup c. Doa Bapa Kami 5. Penutup Tanda Salib Penutup Lagu penutup [Terima Kasih Tuhan] Terima kasih Tuhan untuk kasih setia-Mu yang ku alami dalam hidupku Terima kasih Yesus untuk kebaikan-Mu sepanjang hidupku Reff : Terima kasih Yesusku, buat anugerah yang Kau beri Sebab hari ini Tuhan adakan. Syukur bagi-Mu.
III. Mekar : “Aku SUKACITA” (Yoh. 15: 11-12) Tujuan:Menyadari dan memaknai diri sebagai pribadi yang dicintai, pribadi yang bersukacita dan bergembira (Sukacita itu abadi dan menjadi tujuan) Pertemuan III 1. Pembuka a. Lagu Pembuka I’ve got the joy I like to dance 'Cuz I've got the Joy (Repeat 2 times) I like to dance dance dance 'Cuz I've got the joy I've got the joy of the Lord in my heart I like to sing (sing) 'Cuz I've got the joy (Repeat 2 times) I like to sing sing sing 'Cuz I've got the joy I've got the joy of the Lord in my heart Reff: I'm gonna share the joy everywhere that I go And I'm gonna share the joy with everybody I know I'm gonna share the joy every night and day I can't keep it to myself I have to give it away I like to clap my hands 'Cuz I've got the joy (Repeat 3 times) I've got the joy of the Lord in my heart
I like to shout (shout) 'Cuz I've got the joy (Repeat 2 times) I like to shout shout shout 'Cuz I've got the joy I've got the joy of the Lord in my heart >> back to reff [gerakan : https://www.youtube.com/watch?v=xlide0xm1ZM] Atau Dengan Gembira – PS 330 (terlampir) Dengan gembira bersama melangkah Kita semua menghadap Tuhan Bertepuk tangan nyanyi sukaria Sebab besar kasih setiaNya Reff: Angkatlah hati jiwa, mohon rahmat berlimpah Agar kita pun pantas berkenan kepadaNya Satukan kami umatMu ya Tuhan Dalam Kristus jadi satu warga Hingga kami sehati dan sejiwa Memuliakan namaMu Tuhan
b. Doa Pembuka (spontan) c. Pengantar Singkat Apakah tujuan dari hidup? Banyak orang berkata tujuan hidup adalah menjadi mapan dan berarti menjadi kaya, begitukah?? Banyak dikalangan orang muda yang memikirkan tujuan hidup dari sudut pandang karir dan materi, sehingga terkadang hidup terasa sangat berat dan penuh dengan tekanan. Maka inilah yang harus lebih kita pahami, bahwa tujuan hidup adalah Sukacita “Bahagia”
2. Hamming (Senandung)
Media : Potongan lagu anak-anak/ yang lain (tema “Sukacita”) Langkah-langkah: Fasilitator menjelaskan nama pemainan ini yaitu hamming (senandung). Fasilitator membagikan potongan lagu dalam gulungan kertas pada semua peserta dengan satu lagu yang tidak sama untuk peserta. Peserta diminta melihat dengan baik dan menyimpan kertas yang berisi potongan lagu itu, dan tidak boleh memberitahukan potongan lagu itu pada peserta lain. Semua peserta diminta untuk bersenandung sesuai dengan potongan lagu dalam kertas, dan mencari yang senandungnya sama. Peserta yang mempunyai senandung sama diminta berkelompok. Setelah itu, peserta diberikan waktu ± 5 menit untuk bersiap melakukan pertunjukkan gerak dan lagu. Evaluasi dan refleksi 1. Bagaimana perasaan peserta pada waktu melakukan permainan tadi? 2. Bagaimana perasaan peserta pada waktu mencari senandung yang sama? Evaluasi dari fasilitator yang diarahkan pada bagaimana menemukan kebahagiaan sebagai sebuah tujuan. 3. Peneguhan {lagu Pengantar Injil} Kasih dari Surga Kasih dari surga memenuhi tempat ini Kasih dari Bapa surgawi Kasih dari Yesus mengalir di hatiku Membuat damai di hidupku
Reff: Mengalir kasih dari tempat tinggi Mengalir kasih dari tahta Allah Bapa Mengalir, mengalir, mengalir dan mengalir Mengalir memenuhi hidupku. (2x) Injil : Yohanes 15 : 11-12 11. Semuanya
itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. 12. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
Renungan : Entah sejak kapan, namun tanpa kita sadari, semakin kita dewasa, semakin kita ‘meletakkan’ kebahagiaan kita pada tolok ukur yang semakin besar dan rumit. Kita sibuk meletakkan karir, materi, pasangan hidup, dan hal-hal besar lainnya yang membuat kita lebih banyak mengkhawatirkan masa depan kita daripada menikmati kehidupan yang saat ini kita jalani. Pernahkah kita coba melihat kembali ke belakang ketika kita masih kecil dulu? Betapa mudahnya kita bahagia. Menari di bawah hujan, tersenyum lebar melihat orangtua pulang kerja, meloncat kegirangan ketika melambai sambil tertawa ketika melihat pesawat terbang yang lewat di angkasa. Dulu sepertinya tolok ukur kebahagiaan kita jauh lebih sederhana, namun justru, kita lebih sering merasa bahagia. Memang benar bahwa semakin kita bertumbuh besar, semakin kita dewasa, semakin banyak pula tuntutan hidup yang kita terima, dan semakin banyak pula tanggung jawab yang harus kita pikul. Namun, apakah kita kemudian hanya bisa diam dan membiarkan diri kita tenggelam dalam setiap beban hidup yang kita punya? Padahal, kalau kita mau sungguh-sungguh melihat ke dalam diri kita, kita bisa menemukan bahwa kunci kebahagiaan itu sangatlah sederhana. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur. Bersyukur atas hidup kita sepenuhnya. Bersyukur atas segala yang terjadi dalam hidup kita, hingga segala yang tidak terjadi di hidup
kita. Bersyukur atas segala yang kita miliki, juga bersyukur atas segala yang tidak kita miliki. Bersyukur atas hal-hal sesederhana atau sekecil apapun dalam hidup kita. Seberapa sering kita mensyukuri udara yang bisa kita hirup? Seberapa sering kita mensyukuri anggota tubuh kita? Mensyukuri air sehingga kita bisa minum dan mandi? Mensyukuri rumah tempat kita berteduh? Seberapa sering kita mensyukuri kehadiran orang-orang di sekitar kita yang memberi kita senyum? Seberapa sering kita memulai hari kita dengan ucapan syukur bahwa kita diberi kehidupan lagi ketika kita masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk bangun lagi di pagi hari? “Ia senang tersenyum. Ia menghindari marah. Ia tidak pernah dihantui pertanyaan ‘Mengapa aku ada di sini?’ Ia tahu mengapa ia ada di sini, katanya: untuk berbagi dengan sesama, untuk memuja Tuhan, dan untuk menikmati dan menghargai dunia di mana ia ditempatkan. Doa paginya dimulai dengan ‘Terima kasih, Tuhan, karena telah mengembalikan jiwaku kepadaku.’ Bila kita memulai hari seperti itu, sisa hari itu adalah bonus.” (Have a Little Faith, oleh: Mitch Albom) Ketika kita mencoba melihat dan mensyukuri hal sederhana dalam hidup kita, menikmati setiap detil hidup kita, melakukan hal baik sesederhana memberikan senyum termanis dan menyapa orang-orang di sekitar kita... ketika kita melatih kepekaan kita untuk mensyukuri setiap detil hidup kita, bakan hal buruk sekalipun, kebahagiaan tidak akan sulit kita peroleh. Sebab Tuhan hadir di hidup kita, bahkan dalam hal paling kecil sekalipun... Pertanyaannya,sadarkah kita, bahwa dengan bersyukur, berarti kita yakin bahwa seluruh hidup kita, setiap detil hidup kita adalah rancangan indah Tuhan sendiri? Dan beranikah kita melepaskan segala kemegahan diri kita dan merendahkan hati kita, supaya kita bisa melihat kemegahan dan kemuliaan Tuhan dalam hidup kita?
4. Tekad Pribadi dalam 1 minggu a. Tekad Pribadi Satu atau dua Tekad pribadi apakah yang dapat kulakukan secara konkret? b. Doa penutup c. Doa Bapa Kami 5. Penutup Tanda Salib Penutup Lagu Penutup SUNGAI SUKACITAMU SUNGAI SUKACITAMU MENGALIR DALAMKU ANGGUR SUKACITAMU MELIMPAH DALAMKU KU MENARI DAN BERSUKA PUJI HU DI SETIAP WAKTU SEBAB SUNGAI SUKACITAMU ADA DALAMKU Reff: MENGALIR BERSAMAMU BERSUKA DI DALAMMU MENGIKUTIMU TUHAN DALAM KEGERAKANMU MELAYANIMU TUHAN DI DALAM SUKACITAMU S'BAB HANYA TUHAN YANG MEMBUAT SUKACITAKU PENUH
IV. Berbuah: “Menjadi Sahabat Menebar Cinta” (Yohanes 15: 13-15) Tujuan : OMK Berani membagikan cinta dan tidak lagi menempatkan orang lain sebagai obyek melainkan sahabat (Aku mencintai sebagai seorang sahabat) Pertemuan IV 1. Pembuka a. Lagu Pembuka Sahabat Kecil by Ipank baru saja berakhir Hujan di sore ini Menyisakan keajaiban Kilauan indahnya pelangi Tak pernah terlewatkan Dan tetap mengaguminya Kesempatan seperti ini Tak akan bisa di beli Reff: Bersamamu ku habiskan waktu Senang bisa mengenal dirimu Rasanya semua begitu sempurna Sayang untuk mengakhirinya Melawan keterbatasan Walau sedikit kemungkinan Tak akan menyerah untuk hadapi Hingga sedih tak mau datang lagi Back to Reff: Janganlah berganti 2x Janganlah berganti Tetaplah seperti ini Janganlah berganti 2x Tetaplah seperti ini
Atau di mulai dengan “As We Walk”
b. Doa Pembuka (spontan) c. Pengantar Singkat Siapakah sesamamu? Pertanyaan ini menjadi sangat subyektif saat ini, padahal semua manusia yang ada di bumi ini adalah sesama kita. Maka baiklah saat ini, kita sebagai sesama mulai memahami bahwa semua orang disekitar kita adalah seorang sahabat yang Tuhan ciptakan untuk bisa saling berbagi dan melengkapi. 2. Pecah Balon Langkah-langkah : 1. Bagikan kepada setiap peserta sebuah balon dan seutas tali raffia (kira-kira sepanjang 2 jengkal). 2. Mintalah mereka meniup balon masing-masing. 3. Mintalah mereka mengikatkan balon tersebut di kaki kirinya. 4. Mintalah seluruh peserta berdiri di tengah ruangan. 5. Jelaskan kepada peserta bahwa * Tujuan : memecahkan balon orang lain sebanyak mungkin dengan cara menginjak balon-balon tersebut * Peserta tidak dapat melanjutkan permainan jika balon pecah 6. Beri aba-aba untuk mulai. 7. Nyalakan lagu untuk membuat suasana lebih meriah Bahan-bahan :Balon dan tali raffia sebanyak jumlah peserta. Refleksi : Peserta diajak untuk mengingat kembali tema pertemuan IV prihal menebarkan kasih. Terdapat bermacam dinamika hidup, satu diantaranya yang sering kita temui adalah kompetisi. Dalam sebuah kompetisi, kita cenderung melupakan kasih hingga demi sebuah ambisi untuk berhasil, kita melupakan teman dan saudara hanya untuk berhasil. Fasilitator meminta peserta merefleksikan keadaan yang terjadi saat permainan berlangsung. Apakah melalui permainan tersebut, Kita sudah menunjukkan bahwa kita mau berbagi kasih dengan sesama? Dan apakah dalam masyarakat kita sudah menunjukkan sikap untuk mau berbagi kasih dengan sesama?
3. Peneguhan {Lagu Pengantar Injil} Tangan Tuhan Sedang Merenda Apa yang kau alami kini Mungkin tak dapat engkau mengerti Cobaan yang engkau alami Tak melebihi kekuatanmu Tuhanku tak akan memberi ular beracun pada yang minta roti Satu hal tanamkan di hati Indah semua yang Tuhan b'ri chorus Tangan Tuhan sedang merenda Suatu karya yang agung mulia Saatnya kan tiba nanti Kau lihat pelangi kasihNya Kau lihat pelangi kasihNya Kau lihat pelangi kasihNya Injil : Yohanes 15 : 13-15 13.Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14.Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15.Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
Renungan : Apakah perbedaan antara ‘teman’ dan ‘sahabat’? Banyak orang yang mencoba mendeskripsikan perbedaan antara ‘teman’ dan ‘sahabat’. Ada yang mengatakan bahwa ‘teman’ akan selalu berusaha membuat kita senang, sedangkan ‘sahabat’ akan selalu berusaha membuat kita ‘berkembang’, meski terkadang hal itu menyakitkan bagi kita. Ada yang mengatakan bahwa ‘teman’ hanya melihat kebaikan yang kita tampilkan. Namun ‘sahabat’ melihat kebaikan, bahkan keburukan dalam diri kita, tetapi tetap bisa menerima dan memahami kita. Ada yang menganggap bahwa ‘sahabat’ adalah orang yang selalu ada di sisi kita saat kita butuhkan. Namun secara umum, mungkin kita bisa mengatakan bahwa ‘sahabat’ memiliki hubungan yang secara emosional lebih dekat dengan kita. Kita bisa bercerita apapun pada mereka tanpa khawatir cerita kita akan membuat mereka memandang kita sebelah mata. Kita pun tanpa merasa keberatan, mendengar keluhkesah mereka. Yang pasti, kita bisa bebas menjadi diri kita sendiri ketika bersama dengan mereka. Sebagai seseorang yang meyakini diri sebagai seorang pengikut Kristus, tentu kita mengetahui bahwa Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia telah mengorbankan nyawa-Nya sendiri karena Ia adalah sahabat kita. Kadang kita merasa bahwa Tuhan adalah sosok yang begitu besar, namun bukankah Ia telah merendahkan diri-Nya dan mengambil rupa sama seperti kita, supaya kita bisa lebih dekat dengan-Nya? Lebih dekat, sebagai sahabat... Apakah kita telah sungguh-sungguh menyadari kehadiran-Nya sebagai sahabat? Sudahkah kita membuka hati untuk menerimaNya sebagai sahabat? Bersama sahabat kita, kita bisa meluangkan waktu berjam-jam untuk bercerita tentang keberhasilan dan kegagalan kita, tentang kebahagiaan dan keluh-kesah kita. Sudahkah kita bisa membuka diri dan bercerita pada Yesus tentang hidup kita? Ataukah selama ini, kita menganggap doa hanyalah sekedar ‘formalitas’? Berbincanglah dengan Yesus, sahabat kita... Dalam keadaan baik, bersyukurlah kepada-Nya... Berterima kasihlah atas kasihNya yang memberi penghiburan... Bersyukurlah atas kehadiranNya dalam diri orang-orang disekitar kita, yang ada untuk berbagi
kasih dan sukacita dengan kita... Dalam keadaan susah, menangislah bila memang kau harus menangis dalam perbincangan dengan-Nya... Marahlah bila memang kita merasa Ia tidak ada di sana ketika kita butuhkan... Luapkan segala keluhkesah dan kecewa kita kepada-Nya, sebagaimana kita meluapkan keluh-kesah kita pada sahabat-sahabat kita... Namun setelah itu, ingatlah kembali bahwa Ia ada... Ia mendengarkan keluh-kesah kita, dan Ia akan menyeka kesedihan, kekecewaan, dan kemarahan kita dengan cara-Nya... Ketika bersama dengan sahabat kita, kita bisa menjadi diri kita apa adanya. Kita bisa menangis, tertawa, sedih, marah, kesal... Kita bisa menjadi diri kita yang sebenarnya... Mengapa di hadapan Yesus yang adalah sahabat sejati kita, kita malah menjadi diri kita yang lain? Bila memang Yesus adalah sahabat sejati bagi kita, maka tunjukkanlah diri kita apa adanya di hadapan-Nya... Dan sadarilah, bahwa Dia pun hadir dalam diri kita, dan dalam diri orang-orang di sekitar kita... Ketika kita bisa merasakan penghiburan-Nya, kasih-Nya, persahabatan-Nya melalui orang-orang di sekitar kita, kita pun bisa menjadi perpanjangan tangan kasih-Nya untuk menjadi penghiburan dan saluran kasih bagi sesama kita... Menjadi sahabat bagi orang-orang di sekitar kita... Namun janganlah lupa bahwa kita bukan siapa-siapa tanpa pertolongan-Nya... Oleh sebab itu, marilah kita selalu belajar pada-Nya tentang bagaimana cara menjadi sahabat yang baik... Marilah kita selalu meminta rahmatNya, agar kita bisa menjadi sahabat yang baik juga bagi sesama kita, sebagaimana Tuhan Yesus sendiri yang telah menjadi sahabat sejati bagi kita... “Tuhan tidak menginginkan kita begitu suci sehingga bukan manusia lagi. Tuhan tidak menginginkan doa-doa palsu dan pujian gombal. Tuhan menginginkan relasi yang jujur, murni, sungguhan.” (Tuhan Tak Pernah Tidur, oleh: Regina Brett)
4. Tekad Pribadi dalam 1 minggu a. Tekad Pribadi Tekad pribadi apakah yang dapat kulakukan secara konkret? b. Doa penutup c. Doa Bapa Kami 5. Penutup Tanda Salib Penutup Lagu penutup Karena Cinta Hari ini, adalah lembaran baru bagiku Ku disini, karena kau yang memilihku Tak pernah, ku ragu, akan cintamu Inilah, diriku, dengan melodi untukmu [Reff:] Dan bila, aku berdiri, tegar, sampai hari ini, bukan karena kuat dan hebatku Semua, karena cinta, semua, karena cinta Tak mampu diriku, dapat berdiri tegak Terima kasih, cinta Inilah, diriku, dengan melodi untukmu [Reff] Terima kasih, cinta
V. PASKAH :“Satu Tindakan Lebih Berarti Daripada Seribu Kata” (Yohanes 15:16-17) Tujuan : OMK mampu menujukkan komitment dan menjalankannya dengan penuh tanggung jawab Pertemuan V 1. Pembuka a. Lagu Pembuka Jangan Lelah Jangan lelah Bekerja di ladangNya Tuhan Roh Kudus yang b’ri kekuatan Yang mengajar dan menopang Tiada lelah Bekerja bersamaMu Tuhan Yang selalu mencukupkan Akan segalanya Reff : Ratakan tanah bergelombang Timbunlah tanah yang berlubang Menjadi siap dibangun Di atas dasar iman
b. Doa Pembuka (spontan) c. Pengantar Singkat “Orang muda Vs tanggung jawab”. Apa yang ada dibenakmu ketika mendengar kata-kata tersebut. Apakah orang muda, khususnya orang muda Katolik saat ini mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik? Mari bersama sama kita memcoba membangun diri menjadi Orang Muda katolik yang memiliki tanggung jawab atas segala yang sudah menjadi kewajiban kita. 2. Polisi dan Penjahat Cara permainan : 1. Peserta berkumpul dan membuat lingkaran besar 2. Peserta diberikan peran dengan cara dibisiki atau memakai kertas tertutup supaya tidak diketahui peserta yang lainnya. 3. Dua orang peserta sebagai polisi, dua orang sebagai penjaga, sisanya sebagai warga 4. Penjahat dapat menjatuhkan warga dengan kedipan mata, tapi penjahat tidak dapat menjatuhkan polisi. Warga dilarang menangkap penjahat, hanya polisi yang boleh menangkap penjahat 5. Semua pihak harus saling mewaspadai, siapa penjahat sebenarnya, warga dan polisi yang mengetahui posisi penjahat boleh memberitahukan kepada polisi lain tanpa menggunakan suara 6. Permainan berakhir ketika polisi bisa menangkap penjahat yang sebenarnya 7. Komunikasi yang diperbolehkan hanya kedipan mata, tanpa suara 8. Peserta harus mengingat perannya masing-masing
Refleksi : Fasilitator mengajak peserta untuk menyadari bahwa setiap orang memiliki peran masing masing, mempunyai tanggung jawab masing-masing, dan harus melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Dalam melaksankan peran masing masing, kita akan juga menjadi baik jika kita saling mendukung peran yang lain.
3. Peneguhan {Lagu Pengantar Injil} Aku dengar bisikan suaraMu (PS 695) terlampir Aku dengar bisikan suaraMu Menggema lembut di dalam batinku Sungguh engkau sahabatKu Jikalau engkau menaati perintahKu Reff: Pergilah dan sebarkanlah Kabar sukacitaku Sampai akhir jaman Aku sertamu Bukanlah engkau yang memilihKu Melainkan Aku yang memilihmu Kini Aku serahkan tugas Supaya engkau menghasilkan buah limpah---Reff
Injil : Yohanes 15 : 16-17 16. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 17. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Renungan : Ketika kamu disakiti Ketika kamu dikecewakan Ketika kamu dituntut tanpa keadilan,.. Jadilah kamu seperti Bapamu yang yang selalu mengampuni, mengasihi tiada pamrih.. Percayalah Dia tidak akan pernah tidur, Dia akan selalu menepati janjiNya bagi orang yang percaya dan setia kepadaNya. Dalam Injil dalam pertemuan ke lima ini, kita semua disadarkan dan diingatkan bahwa Tuhan Yesus sungguh mengasihi
kita tanpa henti. Dengan tegas Dia menerangkan kalau Yesuslah yang memilih kita, Yesus yang mengutus kita, Yesus yang mempercayai kita dengan tugas perutusan di dunia ini. Siapakah kita ini sampai Tuhan Yesus sendiri yang datang kepada kita dan secara ekspilisit menyapa kita lewat tanggung jawab di dunia? Jangan pernah kamu khawatir akan masa depan wahai orang muda, karena Dia telah mempersiapkan segalanya untukmu, ya.. yang terbaik untukmu. Yesus hanya meminta kamu untuk percaya kepadaNya, dan mengerjakan apa yang telah menjadi perutusan kita masing-masing. Semoga kita sekalian sebagai satu kesatuan orang muda katolik Indonesia, selalu menjunjung tinggi nilai kekatolikan dalam hidup bermasyarakat, agar nama Tuhan semakin dipermuliakan di dunia Ini. Amin.
4. Tekad Pribadi dalam 1 minggu a. Tekad Pribadi Tekad pribadi apakah yang dapat kulakukan secara konkret? b. Doa penutup c. Doa Bapa Kami 5. Penutup Tanda Salib Penutup Lagu penutup Dia Lahir Untuk Kami Dia lahir untuk kami, dia mati untuk kami Dia bangkit untuk kami semua Dia itu Tuhan kami, Dia itu Allah kami Dia Raja di atas s`gala Raja Dia itu Firman Allah yang turun ke bumi Yang jadi sama dengan manusia Dia Yesus sobat kami Dia Yesus Allah kami Sang Penebus Juruselamat manusia
KERANGKA DASAR AKSI PUASA PEMBANGUNAN 2015 KEUSKUPAN BANDUNG
TEMA : MENJADI MANUSIA BER -APP Pengantar Peziarahan Gereja Keuskupan Bandung sebagai Gereja yang hidup: mengakar, mekar dan berbuah sudah berjalan dalam kurun waktu 5 tahun. Kita mengucapkan syukur atas segala upaya untuk mewujudkan Gereja yang dicita-citakan. Gereja yang hidup tadi dinyatakan dalam 5 fokus Pastoral keuskupan Bandung 2010-2014: Keluarga dan Panggilan, Komunitas Basis, Ekaristi, Solidaritas Sosial, Kepeduliaan Bangsa. Undangan Gereja adalah beranikah kita mengubah arah dan kebijakan supaya sesuai dengan pedoman dasar karena ada tuntutan akan tanggung jawab pada manusia dan apakah kita rela memberikan hati, budi dan energi untuk menjadi Pria Samaria yang baik hati? Gereja keuskupan Bandung akan merefleksikan semua pengalaman Gereja yang hidup ini dalam panggilan dan tugasnya masingmasing. APP sebagai bagian dari tubuh Gereja berusaha untuk sehati dan sepikir untuk mewujudkan Gereja yang hidup. Tema-tema APP diselaraskan dengan langkahlangkah fokus pastoral Keuskupan Bandung : Keluarga yang mengakar, mekar dan dan berbuah di tengah masyarakat; Kesejatian Dalam Mewujudkan Diri Menuju Perwujudkan Komunitas; Ekaristi Mempersatukan kita; Bela Rasa Wujud Gereja yang Hidup; Muliakan Allah dalam membangun bangsa dan Negara. Tema-tema APP yang sudah dibuat dan dilaksanakan bersama sebagai upaya untuk mencapai Gereja yang
lebih hidup. APP meletakan semua pengalaman tadi dalam rangka panggilan pertobatan. Gereja yang hidup adalah gereja yang bertobat. Maka tema tema APP untuk tahun ini mengajak kita semua mengalami pertobatan dalam gerakan APP Menjadi Manusia ber APP menjadi tema tahun ini untuk merefleksikan panggilan Gereja yang bertobat. Perjalanan panjang gerakan APP ini perlu kita refleksikan bersama agar gerakan yang terjadi sesuai dengan situasi zaman sehingga Gereja sungguh-sungguh hadir dan menjawab tantangan zaman. Perlu disadari bersama bahwa gerakan APP sebenarnya bukan hanya gerakan mengumpulkan uang namun lebih dari itu merupakan gerakan rohani dalam upaya membangun pertobatan.. Semangat doa belum mampu mengajak orang untuk hidup dalam komunitas. Puasa dan pantang masih menjadi tawar menawar, orang berderma kalau mempunyai rejeki lebih. Secara umum ajakan pertobatan belum menjadi tanda kegembiraan Gereja untuk bersyukur atas rahmat kekudusan Allah. Semangat dasar APP harus dikembalikan lagi kepada semangat dasarnya yang ditegaskan dalam Konstitusi Liturgi Suci (SC). Dalam konstitusi ditegaskan,”Pertobatan selama empat puluh hari itu hendaknya jangan hanya bersifat batin perorangan, melainkan hendaknya bersifat lahir dan sosial kemasyarakatan” (SC 110). Pertobatan menjadi semakin nyata ketika kita berani terlibat dalam realitas kehidupan mewujudkan kesejahteraan bersama dalam semangat persaudaraan dan solidaritas. “Gereja memandang sebagai kewajibannya membantu semua orang mengkaji masalah yang berat (kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit dan kebodohan) dalam segala dimensinya dan pada saat sejarah yang gawat itu meyakinkan bangsa-
bangsa akan perlunya kegiatan yang terpadu” (Populorum Progressio 1). Sudah semestinya gerakan APP yang masih diwarnai dengan pengungkapan iman (mistik) diimbangi dengan gerakan perwujudan iman (profetik) agar gerakan Gereja menjadi semakin utuh, baik ke dalam maupun ke luar. Kembali Pada Sejarah AKSI PUASA awalnya dicetuskan oleh Rm. C. Carri SJ (Vikjend KAS) pada 1970. Gagasan tersebut kemudian dilaksanakan oleh Rm. Gregorius Utomo, Pr, Delsos KAS. Nama Aksi Puasa mulai muncul dalam Sidang Pleno Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi MAWI (pada waktu itu namanya masih PWI Sosial) di Purworejo, Jateng. Dalam Sidang Pleno tersebut telah disusun pula Pedoman Aksi Puasa. Pedoman ini kemudian disahkan oleh MAWI di dalam Sidangnya pada bulan Nopember 1970. Menurut Rm. C. Carri SJ umat Katolik perlu menjalankan Aksi Puasa untuk menjembatani jurang antara yang kaya dan miskin dengan berpedoman pada ensiklik Populorum Progresio. Aksi Puasa ini ditetapkan menjadi Aksi Puasa Pembangunan (APP) berdasarkan Sidang Pleno PWI Sosial (sekarang Komisi PSE KWI) di Pacet Jawa Timur pada September 1972. Penegasan Panggilan a. Visi Awal Gerakan APP Gereja Katolik menyadari bahwa pewartaan Injil tanpa usaha menegakkan keadilan tidaklah utuh. Mengakui Allah tetapi melupakan perjuangan keadilan dan pembebasan adalah sama dengan mengaku mencintai Allah tanpa sesama.
Kesadaran Gereja ini kemudian diwujudkan dalam bentuk pilihan mendahulukan kaum miskin dan tidak berdaya,. Mendahulukan kaum miskin dan tertindas, memperjuangkan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan, merupakan wujud serta tanda kesetiaan kepada Injil Yesus. Inti pewartaan Injil adalah Kerajaan Allah. Isi Kerajaan Allah adalah kebenaran, damai dan sukacita. Ketiga karakter/dimensi itu dilihat sebagai nilai fundamental Kerajaan Allah. Ketiga nilai itu bukan hanya berkait dengan bidang spiritual atau perasaan melainkan realitas yang harus diimplementasikan dalam kenyataan hidup konkrit. b. Dasar Gerakan APP Dasar APP adalah pertobatan, yaitu pengarahan diri kepada Allah dan ikut serta membangun Kerajaan-Nya (bdk.LG) Wujud dan buah pertobatan bisa bermacammacam dan selalu berkait erat dengan keadilan sebagaimana dikatakan Nabi Yesaya: “Inilah puasa yang kusukai : membuka belenggu kelaliman, melepaskan talitali mencekit, membebaskan yang teraniaya, mematahkan setiap penindasan....” (Yes:58). Gereja Yang Ber- APP Gereja yang bertobat adalah sikap dasar muridmurid Kristus sebagai ungkapan iman dalam hidup sebagai tindakan pribadi dan juga bersama. Dalam kanon Hukum Kanonik 1249 – Semua orang beriman kristiani wajib menurut cara masing-masing melakukan tobat demi hukum ilahi; tetapi agar mereka semua bersatu dalam suatu pelaksanaan tobat bersama,
ditentukan hari-hari tobat, dimana umat beriman kristiani secara khusus meluangkan waktu untuk doa, menjalankan karya kesalehan dan amal-kasih, menyangkal diri sendiri dengan melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara lebih setia dan terutama dengan berpuasa dan berpantang, menurut norma kanon-kanon berikut. Pertobatan dilakukan secara terus menerus . Namun dalam konteks komunitas, Gereja menetapkan bahwa hari tobat dilakukan seminggu sekali setiap hari jumat dan secara khusus masa prapaskah (bdk Kan. 1250 – Hari dan waktu tobat dalam seluruh Gereja ialah setiap hari Jumat sepanjang tahun, dan juga masa prapaskah.) Wujud pertobatan Membangun sikap pertobatan dalam ber APP orang diajak untuk : Puasa pantang, doa dan beramal kasih a. Puasa Pantang Setiap masa Prapaska, kita diajak oleh Gereja untuk bersama-sama berpantang dan berpuasa. Puasa dan pantang yang disyaratkan oleh Gereja Katolik sebenarnya tidak berat, sehingga sesungguhnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melakukannya. Namun, meskipun kita melakukannya, tahukah kita arti pantang dan puasa tersebut bagi kita umat Katolik? Bagi kita orang Katolik, puasa dan pantang artinya adalah tanda pertobatan, tanda penyangkalan diri, dan tanda kita mempersatukan sedikit pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib sebagai silih dosa kita dan demi mendoakan keselamatan dunia. Jika pantang dan puasa dilakukan dengan hati tulus maka keduanya dapat menghantar kita bertumbuh dalam kekudusan. Kekudusan ini yang dapat berbicara lebih lantang dari pada khotbah yang berapi-api sekalipun, dan
dengan kekudusan inilah kita mengambil bagian dalam karya keselamatan Allah. Allah begitu mengasihi dan menghargai kita, sehingga kita diajak oleh-Nya untuk mengambil bagian dalam karya keselamatan ini. (bdk Matius 6:16-18 –hal berpuasa) b. Doa Mengapa kita harus berdoa? Kita harus berdoa: untuk menyembah Allah, untuk berkata kepada-Nya bahwa Dialah yang menciptakan kita dan bahwa kita bergantung dalam segala hal kepada-Nya. untuk berterima kasih kepada Allah atas segala rahmat karunia yang telah diberikan-Nya kepada kita. (bdk.1 Korintus 4:7); untuk meminta ampun dari Allah atas dosa-dosa kita. (Lukas 18:13); untuk meminta pertolongan Allah dalam segala hal(Matius 7:7). Dalam Katekismus Gereja Katolik 2559 “Doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik”. Dari mana kita berbicara, kalau kita berdoa? Dari ketinggian kesombongan dan kehendak kita ke bawah atau “dari jurang” (Mzm 130:1) hati yang rendah dan penuh sesal? Siapa yang merendahkan diri akan ditinggikan (Bdk. Luk 18:9-14). Kerendahan hati adalah dasar doa, karena “kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa” (Rm 8:26). Supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: Di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis Bagaimana kita dipanggil berdoa dengan baik dan benar? Maka kita perlu mengenal sifat-sifat yang menyertai doa yang benar berdasarlakn Alkitab seperti Berdoalah dengan tekun. (Matius 7:7), berdoalah secara tersembunyi dengan rendah hati. (Matius 6:6), berdoalah dengan tidak bertele-tele. (Matius 6:7), berdoalah dalam pribadi Tuhan Yesus. (Yohanes 14:13-
14). Berdoalah dengan kuasa dari Roh Kudus. (Kisah 1:8), berdoa itu mempersatukan umat beriman dengan Allah Bapa( Efesus 3:18-21) c. Derma atau Amal Kasih Dalam tradisi kekristenan, praktek berpuasa yang diikuti dengan berderma. Menurut Seorang filsuf dan apologet, Aristides dari Athena (± 140), : “Jikalau terdapat orang miskin atau orang berkekurangan di antara mereka (maksudnya: orang asing atau orang Kristen), dan jika mereka (maksudnya: orang Kristen itu) tidak mempunyai makanan lebih sama sekali, maka mereka berpuasa selama dua-tiga hari agar dapat memberikan makanannya kepada yang membutuhkannya.” Apakah benar ajaran Aristides ini dilakukan secara demikian oleh orang-orang Kristen pada abad ke-2 itu, memang tidak ada bukti. Namun uraian ini dapat menjadi salah satu tolok ukur tentang sikap dermawan dan perhatian sosial dari berpuasa. Kaum asketik memberlakukannya. Antonius dan Benediktus memperhatikan persoalan ini sebagai ajaran hidup monastik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berderma agar menjadi berkat. Derma selalu membantu orang untuk: sadar sebagai Citra Allah; Saling melengkapi, martabat tiap warga masyarakat, lakiperempuan harus diakui sama luhurnya. Saling melengkapi & mendukung. ; membentuk semangat solidaritas dan Subsidiaritas. Perutusan Kita Pertobatan adalah warta gembira. Bertobatlah sebab Kerajaan Allah sudah dekat. (Matius 4:17) Ajakan dari Tuhan Yesus ini menjadi sesuatu yang penting dan harus setiap saat diperdengarkan dan dialami oleh
murid-murid Tuhanuntuk menerima keselamatan. Yang diharapkan pada masa pertobatan ini Gereja bisa lebih berpuasa, berdoa dan berderma atau beramal kasih sehingga membentuk manusia yang ber APP. 1. Dengan berpuasa dan berpantang, kita bisa mengendalikan diri dan berani mengatakan cukup 2. Dengan berdoa, kita menyatukan hidup bersama Allah 3. Dengan beramal kasih , kita menjadikan orang lain berharga Semoga kita bisa menjadi manusia ber APP di dalam hidup keluarga, Gereja dan masyarakat.
Mari Kita Pahami bersama Aksi Puasa Pembangunan (APP) itu... APP hanya ada di Indonesia Dimulai sejak tahun 1970-an. Tujuan utama ber-APP adalah mempersiapkan perayaan Paskah. Dilakukan selama 40 hari, Kita persiapkan Hati, Pikiran, dan Jiwa dengan cara..... a. Memperbanyak Doa dilakukan pribadi atau kelompok b. Memperdalam Iman Kita ikut terlibat dalam pertemuan kelompok mingguan di paroki, stasi, lingkungan kategorial: Keluarga Mahasiswa Katolik) Komunitas Karyawan Muda atau komunitas-komunitas lainnya (buku ini menjadi panduan pertemuannya) Mari luangkan waktu bersama teman-teman untuk mendalami tema tahun ini... c. Mengurangi Makan Minum Masih ingat aturan pantang dan puasa? Pantang : mengurangi apa yang kita sukai Puasa : ada 2 kali puasa, yaitu: Rabu Abu dan Jumat Agung d. menyumbang orang yang papa Menyumbang / Mengumpulkan Dana APP itu, Bukan mengumpulkan uang dalam jumlah tertentu saat mendekati pekan suci. Melainkan, Mengumpulkan uang hasil ”matiraga” kita Contoh: Sehari aku jajan 5.000 rupiah, Sehari aku akan sisihkan 1.000 rupiah untuk mengumpulkan hasil mati raga ku Kolekte di Minggu Palma menjadi dana APP. Mudah sekali bukan? Buat hidup lebih hidup, WAKE UP!!!
Catatan ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ...................................................................................................................
Catatan ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ...................................................................................................................
Catatan ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ..................................................................................................................