KATA PENGANTAR Pembaca yang budiman di seluruh tanah air, dengan mengucap syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, rasa bangga dan dan Salam kimiawan, Jurnal Pendidikan Kimia Volume 7 Nomor 2 edisi Agustus 2015 ini baik edisi cetak maupun on-line di internet, kami sajikan sebagai lanjutan komunikasi kita di Volume 7 Nomor 1 edisi April 2015 yang lampau. Edisi yang diterbitkan mengkombinasikan 15 buah artikel hasil penelitian dalam bidang kimia dan pembelajarannya, serta penelitian kimia dan terapannya khususnya dalam bidang kesehatan, lingkungan dan Biomedik. Melalui kombinasi jenis penelitian (penelitian laboratorik dengan penelitian kependidikan) yang disajikan dengan orijinalitas yang dipercaya, penulis yang beragam profesi dan berasal dari beberapa provinsi di Indonesia, jurnal ini semakin bertambah kualitas dan kepercayaan masyarakat ilmiah. Khusus bagi rekan guru kimia/IPA, kami sangat menantikan buah pikiran Saudara. Kami yakin bahwa Jurnal Pendidikan Kimia yang diterbitkan oleh Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan ini, akan semakin bermutu seiring dengan telah dibukanya Program Doktor (S3) Pendidikan Kimia di UNIMED sejak tahun akademik 20142015. Keberadaan 3 program studi linier dan berjenjang (Sarjana S1, Magister S2 akreditasi A BAN PT, dan Doktor S3) Pendidikan Kimia dalam satu atap di UNIMED, dan diperolehnya Akreditasi Institusi AIPT UNIMED peringkat B (nilai 353) dari BAN PT Kemdikbud, akan menambah kepercayaan masyarakat luas kepada institusi ini. Secara khusus, melalui edisi ini, Penyunting menyampaikan Selamat dan Sukses kepada Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd; Wakil Rektor I Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd.; Wakil Rektor II Dr. Restu, M.S.; Wakil Rektor III Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd.; serta Wakil Rektor IV Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph.D. Seperti biasanya, semua isi artikel dalam Jurnal Pendidikan Kimia Pascasarjana Unimed,
telah
dapat
diakses
secara
on-line
melalui
internet
dari
situs
http//www.digilib.unimed.ac.id/journal. Kami menyadari bahwa isi maupun tayangan artikel pada edisi ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kami mohon maaf, kiranya pada penerbitan mendatang semakin bagus. Kami tetap berharap kiranya para mahasiswa, guru, dosen, peneliti dan pemerhati yang terkait dengan ilmu kimia, biomedik , bioteknologi, kesehatan dan lingkungan agar mengirimkan naskahnya untuk dipublikasi dalam Jurnal ini. Medan, Agustus 2015
Penyunting
Volume 7 Nomor 2 Edisi Agustus 2015 Daftar Isi 1 2
3
4
5
6
7
8
9
Effect of school based management on teacher job-satisfaction and job performace Wesly Hutabarat Pengaruh lama kerja terhadap kadar Merkuri (Hg) dalam urin pekerja tambang emas (Studi kasus di Desa Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan) Nur Asiah; Zul Alfian; Jazanul Anwar; Yahwardiah Siregar; Datten Bangun Pengembangan bahan ajar kimia inovatif pada Pokok Bahasan Reduksi dan Oksidasi berdasarkan Kurikulum 2013 dan terintegrasi pendidikan karakter Elisabet Singarimbun; Ramlan Silaban; Retno Dwi Suyanti; Iis Siti Jahro; Manihar Situmorang Potensi ekstrak etanol daun Lidah Buaya (Aloe vera L.) sebagai antifertilitas melalui tampilan imunohistokimia Caspase 3 aktif pada testis serta penilaian kuantitas dan kualitas spermatozoa mencit (Mus musculus L.) Maria Lestari; M. Pandapotan Nasution; Sry Suryani Pasno LinggaUpaya meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran Biologi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif type Jigsaw di SMA Negeri 2 Balige Pasno Lingga Pemanfaatan arang aktif dari batubara kotor (Dirty Coal) sebagai adsorben ion logam Mn(II) dan Ag(I) Saibun Sitorus; Meliani Pijer Pengembangan bahan ajar inovatif dan interaktif melalui pendekatan saintifik pada pengajaran Termokimia Erdiana Gultom; Manihar Situmorang; Ramlan Silaban Pengaruh pemberian kacang hijau (Phaseolus radiatus) terhadap peningkatan kadar hemoglobin tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar Nora Maulina; Indra Pehulisa Sitepu Pengembangan bahan ajar inovatif dan interaktif melalui pendekatan saintifik pada pembelajaran Reaksi Redoks dan Elektrokimia. Marham Sitorus; Ajat Sudrajat; Mega Lestari
10
Efek paparan Rhodamin B terhadap perubahan makroskopis dan histopatologi mukosa kolon Mencit (Mus musculus L.) jantan Novita Aryani
11
Penerapan SLS untuk meningkatkan kompetensi Guru-guru dalam menerapkan A-EE-K-E pada RPP di SMPN 4 Sibolga tahun pelajaran 2012/2013 Janji Samosir Implementasi model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar dalam meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkembangkan karakter siswa pada Perhitungan Kimia Mahmud; Fauziah Harsyah; Ajat Sudrajat Pengaruh model pembelajaran Problem Base Learning (PBL ) dengan media Powerpoint terhadap hasil belajar kimia siswa SMA pada Pokok Bahasan Konsep Redoks Teresa Sirait; Wesly Hutabarat Analisis kadar besi (Fe) pada bayam merah (Iresine herbstii hook) dan bayam hijau ( Amaranthus tricolor sp ) yang dikonsumsi masyarakat Nelma Pengaruh model problem base learning terintegrasi inkuiri terbimbing bermediakan komputer terhadap hasil belajar dan karakter siswa SMA Ramlan Silaban; Sri Handayani Siregar; Iis Siti Jahro; Manihar Situmorang
12
13
14
15
PENGARUH PEMBERIAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR Nora Maulina1); Indra Pehulisa Sitepu2) 1)
2)
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh Jl. H. Meunasah Uteunkot. Cunda –Lhokseumawe, Aceh Email :
[email protected]
Abstract Mung beans (Phaseolus radiates) are a kind of legume which green round and oval. Mung beans contain substances that are required for the formation of blood cells so as to overcome the effects of decrease Hb. Mung beans can function on formation red blood cells contain substances that are needed by the body for the maturation and formation of blood cells and prevent anemia because phytochemical substances on mung beans very complete so it can help the process of hematopoiesis. The purpose of the research is to explore effect of mung beans to increase Hb of rats (Rattus norvegicus). This research used 27 male white rats species Rattus norvegicus strain wistar. Male white rats were divided into 3 groups, 1 control group and 2 treatment groups. Control group was given aqua ad libitum for 7 days, Treatment group was given mung beans with gradual dose of 18 and 36 gr/kgBB/day. The result of data analysis with Kruskal Wallis test showed a P value 0,003 (p < 0,05), thus obtained significant differences in mean Hb levels after given mung beans. The result showed that giving mung beans affect the increase in Hb concentration white male rats. Keywords : Hb, mung beans, rats.
hemoglobin,
Pendahuluan
hitung
eritrosit
dan
Anemia merupakan kelainan yang
hematokrit (packed red cell). (Bakta, 2007)
sangat sering di jumpai baik di klinik
Anemia umumnya disebabkan oleh
maupun
di
lapangan.
ialah
kekurangan zat besi, sehingga disebut
keadaan di mana massa eritrosit dan atau
anemia defisiensi besi. Prevalensi anemia
massa hemoglobin yang beredar tidak
di
dapat
Organization (WHO) di negara maju 11%
memenuhi
Anemia
fungsinya
untuk
dunia
World
47%.1World
dan
Secara
sebagai
Health Organizationmenyatakan anemia
kadar
defisiensi besi pada bayi dan anak di
penurunan
di
dijabarkan
bawah
normal
berkembang
Health
menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. laboratorik
negara
menurut
negara sedang berkembang dihubungkan
dengan kemiskinan, malnutrisi, infeksi
perkembangan anak, menurunkan daya
cacing tambang, Human Immunodeficiency
tahan tubuh dan menurunkan konsentrasi
(HIV), defisiensi vitamin A, dan asam folat
belajar. (Permono, 2009)
.
(Permono
dkk.,
Kusmiati,
2008
prevalensi
anemia
2009).
Penelitian
menyebutkan defisiensi
bahwa besi
Kacang hijau salah satu bahan makanan yang mengandung zat-zat yang
di
diperlukan untuk pembentukkan sel darah
Indonesia pada masing-masing daerah
sehingga dapat mengatasi efek penurunan
bervariasi, yaitu antara 38% sampai 71,5%
Hb. Kacang hijau dapat berperan dalam
dan rata-rata
pembentukan
sekitar 63,5%. Anemia
sel
darah
mencegah
hemoglobin (Hb) dalam darah dan salah 1
fitokimia dalam kacang hijau sangat
faktor penyebabnya adalah kekurangan zat
lengkap sehingga dapat membantu proses
gizi (khususnya zat besi) yang diperlukan
hematopoiesis. Kacang hijau juga memiliki
untuk
kandungan vitamin dan mineral. Mineral
Hb
tersebut.
(budiyanto, agus, krisno. 2009) Angka
prevalensi
karena
dan
sebagai suatu keadaan kekurangan kadar
pembentukan
anemia
merah
kandungan
seperti kalsium, fosfor, besi, natrium dan
anemia
di
Indonesia pada kelompok umur lebih dari
kalium banyak terdapat pada kacang hijau. (Astawan M, 2009)
1 tahun adalah 21,7%, pada balita 12-59
Penelitian
sebelumnya
yang
bulan adalah 28,1%, dan ibu hamil sebesar
dilakukan oleh Heltty 2008, membuktikan
37,1%. Daerah perkotaan 20,6%, dan
bahwa
daerah perdesaan 22,8% (Riskesdas, 2013).
mengatasi anemia pada pasien kanker
Insiden anemia defisiensi besi di Indonesia
dengan kemoterapi, karena konsumsi 2
adalah 40,5% pada balita, 47,2% pada usia
cangkir kacang hijau dapat memenuhi 50%
sekolah, 57,1% pada remaja putri dan
kebutuhan besi harian dan 80% memenuhi
50,9% pada ibu hamil.
kebutuhan harian vitamin C dan vitamin
Zat besi selain dibutuhkan untuk
kacang
hijau
efektif
dalam
lain seperti tiamin,riboflavin, dan niacin.
pembentukan hemoglobin yang berperan
Penelitian ini memanfaatkan hewan
dalam penyimpanan dan pengangkutan
coba tikus putih galur wistar, tikus putih
oksigen, juga terdapat dalam beberapa
banyak digunakan karena hewan ini mudah
enzim yang berperan dalam metabolisme
diperoleh dalam jumlah banyak, absorbsi
oksidatif, sintesis deoxyribonucleic acid
yang cepat, memberikan gambaran secara
(DNA),
proses
ilmiah yang mungkin terjadi pada manusia,
katabolisme. Kekurangan zat besi dalam
dan harganya relatif murah. (Sihombing M,
kerjanya
SulistyowatiT, 2011)
neurotransmitter
menyebabkan
dan
gangguan
Penelitian
untuk
penurunan kadar Hb selanjutnya tikus
mengetahui pengaruh pemberian kacang
diberikan kacang hijau, pemeriksaan kadar
hijau terhadap peningkatan kadar Hb tikus
Hb diukur dengan menggunakan alat test
putih.
hemoglobin darah yaitu easy touch GCHb.
Metode
Pemeriksaan kadar Hb tikus dilakukan
Jenis
ini
bertujuan
adalah
setelah tikus dianemiakan dan setelah tikus
eksperimental laboratorik menggunakan
diberi kacang hijau dengan masing-masing
rancangan
penelitian
pretest-posttest
dosis. Dosis kacang hijau pada tikus,
control
group
design.Penelitian
menggunakan faktor konversi dosis untuk
laboratoriumPatologi
manusia dengan berat badan 70 kg pada
Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
tikus dengan berat badan 200 gr adalah
Malikussaleh Lhokseumawe Aceh pada
0,018. Dalam 1/2 cangkir kacang hijau
tanggal 31September 2014 sampai 10
terkandung 2,25 mg besi, sedangkan
Maret 2015. Populasinya adalah tikus putih
kebutuhan
(Rattus Norvegicus) jantan galur wistar
18 mg/hari, sehingga mengkonsumsi 2
sebanyak 27 ekor berat 100-150 gram, usia
cangkir kacang hijau dapat memenuhi 50%
2-3 bulan dan selama observasi 7 hari,
kebutuhan besi harian pada orang dewasa.9
tikus tidak sakit, aktivitas dan tingkah laku
Kebutuhan besi pada tikus putih hanya 35
normal.
ppm atau 7 mg/200 gr berat badan tikus
dilaksanakan
penelitian
di
Penelitian
ini
dilakukan
dengan
sehingga
besi
dapat
pada
orang
digunakan
dewasa
1
cangkir
membagi tikus dalam 3 kelompokdan
kacang hijau untuk memenuhi intake besi
adaptasi selama 1 minggu. Kelompok 1
harian
dan 2 masing-masing diberi kacang hijau
berdasarkan konversi satuan 1 cup atau 1
18 gr/kgBB/hari dan 36 gr/kgBB/hari
cangkir mempunyai nilai 202 gr, maka 202
selama 7 hari, sementara kelompok 3
g x 0,018 = 3,63 gr untuk tikus dengan
adalah kelompok kontrol diberi Aqua ad
berat badan 200 gr atau 18 gr/kgBB/hari.
libitum selama 7 hari berturut turut.
pada
Cara
tikus
putih
pengumpulan
tersebut,
data
yang
Sebelum dilakukan pemberian kacang
digunakan dalam penelitian ini adalah
hijau tikus dianemiakanterlebih dahulu
dengan mencatat hasil Hb sebelum dan
dengan menurunkan Hb tikus dengan cara
sesudah diberikan perlakuan, yang akan
dilakukan pengambilan darah melalui vena
dimasukkan dalam sebuah tabel.
lateral dari ekor. Darah tikus putih diambil
Setelah
data
dikumpulkan
dan
20% dari total volume darah dengan selang
disajikan dalam bentuk tabel kemudian
waktu
dilakukan penilaian dengan analisis varians
2 minggu setelah dilakukan
yaitu One Way Anova. Jika ditemukan adanya
efek
yang
signifikan,
maka
rerata kadar Hbnya
berbeda secara
bermakna (p>0,05).
dilanjutkan dengan uji least significant differences
(LSD)
dengan
level
of
significant (α) sebesar 5% (0,05). Apabila syarat uji One Way Anova tidak terpenuhi
Tabel 1. Rerata Kadar Hb Tikus Putih sebelum Pemberian Kacang Hijau Tabel 1. Rerata Kadar Hb Tikus Putih
seperti data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, maka data dianalisis
sebelum Pemberian Kacang Hijau
dengan uji Non-Parametric yaitu uji
Kelompok
Kruskal Wallis.
KelompokKontrol
Hasil dan Pembahasan Analisis dalam
Rata-rata (gr/dl)±SD 13,01±1.21
data
penelitian
ini
yang
Kelompokdosis 18 gr/kgBB/hari Kelompokdosis 36 gr/kgBB/hari
digunakan
adalah
dengan
12,41±2.68 13,06±3.21
menggunakan uji One Way Anova, namun
Tabel 2. Rerata Kadar Hb Tikus Putih
karena
setelah Pemberian Kacang Hijau
beberapa
syarat
yang
tidak
terpenuhi yaitu data tidak berdistribusi
Kelompok
normal dan data tidak homogen sehingga
KelompokKontrol Kelompokdosis 18 gr/kgBB/hari Kelompokdosis 36 gr/kgBB/hari
uji One Way Anova tidak bisa digunakan, sehingga data dianalisis dengan uji Non-
Rata-rata (gr/dl)± SD 14,35±0.60 16,50±1.85 16,37±1.23
Parametricyaitu uji Kruskal Wallis. Tabel 3. Hasil Uji Kruskal Wallis Hasil analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa nilai ketiga
Test Statistics
P= 0,003. Hal ini berarti bahwa kelompok
sesudah
dilakukan
Kadar Hb
Kadar Hb
Sebelum
Setelah
Perlakuan
Perlakuan
Chi-Square
pengambilan darah sebanyak 20% dari volume
total
dan
setelah
diberikan
perlakuan berupa pemberian kacang hijau,
a,b
Df Asymp. Sig.
.464
11.471
2
2
.793
.003
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Kelompok
bersama molekul heme dan protein globin
Pembahasan Pengaruh pemberian kacang hijau
membentuk hemoglobin. ( Murray RK,
dinilai
membandingkan
2003). Kandungan glisin 0,9% dari 22%
kadar Hb antar kelompok yang diberikan
jumlah asam amino total pada kacang
kacang hijau dosis 18 dan 36 gr/kgBB/hari
hijau, sehingga kacang hijau selain mampu
dengan kelompok kontrol yang tidak
membantu sintesis heme dalam hal zat besi
diberikan kacang hijau.
juga mampu membantu sintesis heme
dapat
dengan
Whitney dan Rolfes
menyatakan
sebagai bahan pembentuk sintesis heme.
bahwa konsumsi kacang hijau 2 cangkir
Bovell-Benjamin 2000 menyatakan
dapat memenuhi 50% kebutuhan besi per
bahwa absorbsi besi dapat meningkat
hari pada orang dewasa, 1 cangkir kacang
kali
hijau
satuan
Penelitian tersebut dengan menggunakan
202 gr. (Hetty,
preparat iron bis-glycine yaitu senyawa
2008) Pemberian kacang hijau pada tikus
besi-glisin kuat yang dapat menghasilkan
putih dengan dosis
konfigurasi
berdasarkan
konversi
mempunyai nilai sebesar
18 gr/kgBB/hari
lipat
dengan
cincin
pemberian
heterosiklik
4
glisin.
ganda.
dan 36 gr/kgBB/hari setara dengan dosis
Bentuk ini dipercaya dapat melindungi besi
manusia yaitu untuk memenuhi kebutuhan
dari faktor penghambat besi dan berbagai
besi harian sebanyak 50% dan 100% pada
interaksi di usus halus. Glisin juga turut
masing-masing dosis kacang hijau tersebut.
membentuk antioksidan glutation yang
Kandungan asam amino biji kacang
dapat mempertahankan besi diet dalam
hijau cukup lengkap yang terdiri dari asam
bentuk fero, sehingga absorbsi besi dapat
amino esensial yakni isoleusin, leusin,
ditingkatkan.
lisin, metionin, fenilalanin, treonin, valin,
Proses
penyerapan
besi
juga
dan juga asam amino nonesensial yakni
membutuhkan vitamin C, vitamin C
alanin,
asam
membantu dalam proses absorbsi besi dan
glutamat, glisin, triptofan dan tirosin (
membantu melepaskan besi dari tempat
Rukmana R, 1997) Kandungan protein,
penyimpanannya.
karbohidrat, dan lemak pada kacang hijau
berperan meningkatkan absorbsi zat besi
mendukung proses sintesis hemoglobin.
non heme menjadi 4 kali lipat. Vitamin C
Karbohidrat
membentuk
dan zat besi membentuk senyawa askorbat
suksinil-KoA yang selanjutnya bersama
besi kompleks yang mudah larut dan
glisin
mudah
arginin,
dan
akan
asam
aspartat,
lemak
membentuk
protoporfirin
diabsorbsi.
Vitamin
C
Rizkiawati
dapat
2012,
melalui serangkaian proses porifirinogen.
mengindikasikan bahwa ada hubungan
Protofirin
yang bermakna antara peningkatan kadar
yang
terbentuk
selanjutnya
Hb dengan konsumsi vitamin C, zat besi
besi
non heme akan meningkat 2-20% bila
menyatakan bahwa pemberian vitamin A
mengkonsumsi vitamin C. Mengkonsumsi
dapat menurunkan prevalensi anemia dan
2 cangkir kacang hijau dalam setiap hari
memperbaiki
berarti
80%
dibandingkan hanya dengan suplementasi
kebutuhan vitamin C dalam setiap hari
vitamin A saja atau dengan zat besi saja,
yaitu 75 mg. (Heltty, 2008)
bila tubuh kekurangan vitamin A, maka
telah
mengkonsumsi
bersifat
sinergis.
Semba
utilisasi
zat
RD
besi
Kacang hijau juga mengandung
transportasi zat besi dari hati dan atau
0,82 mg zinc dalam setengah cangkirnya.
penggabungan zat besi ke dalam eritrosit
((Heltty,
akan terganggu. (Ridwan, 2012)
2008))
menyatakan
Ridwan
bahwa
2011,
suplementasi
Hasil
penelitian
membuktikkan
kombinasi zat besi dan zat seng yang
bahwa pemberian kacang hijau dosis 18
menggunakan perbandingan 1:1, secara
gr/kgBB/hari dan 36 gr/kgBB/hari efektif
efektif menurunkan defisiensi zat besi dan
terhadap peningkatan kadar Hb pada tikus
zat seng. Suplementasi dengan 2 zat gizi
putih, kadar Hb pada tikus putih setelah
mikro yaitu zat besi dan zat seng sekaligus
pemberian kacang hijau dosis
dapat memperbaiki kekurangan ke 2 zat
gr/kgBB/hari
gizi tersebut.
pemberian
Kacang
hijau
selain
memiliki
adalah kacang
16,50
gr/dl,
hijau
dosis
36 gr/kgBB/hari adalah 16,37 gr/dl, dan
kandungan zat besi, vitamin c, dan zat seng
pada kelompok kontrol adalah
yang berperan dalam penanganan anemia
gr/dl.
defisiensi
Kesimpulan
besi.
Kacang
hijau
juga
18
14,35
mengandung vitamin A sebesar 7 mcg
Pemberian kacang hijau dengan dosis
dalam setengah cangkirnya. Kekurangan
18 gr/kgBB/hari dan dosis 36 gr/kgBB/hari
vitamin A dapat meperburuk anemia
berpengaruh terhadap peningkatan kadar
defisiensi besi. Pemberian suplementasi
Hb tikus putih.
vitamin A memiliki efek menguntungkan
Saran
pada anemia defisiensi besi. Vitamin A
Perlu
dilakukan
penelitian
lebih
memiliki banyak peran di dalam tubuh,
lanjut untuk mengetahui peran kacang
antara
hijau
lain
diferensiasi imunitas
untuk sel
tubuh
pertumbuhan
dan
progenitoreritrosit, terhadap
infeksi
dan
sebagai
antianemia
dalam
meningkatkan kadar Hb pada manusia serta pengolahan kacang hijau agar lebih
mobilisasi cadangan zat besi seluruh
mudah
jaringan. Interaksi vitamin A dengan zat
kehidupan.
dalam
aplikasinya
dalam
Daftar Pustaka [1]. Bakta, IM.Hematologi klinik ringkas. Edisi ke 1. Jakarta: EGC;2007. [2]. Permono, B, Sutaryo, Ugrasena IGD, Windiastuti, E, Abdul, SM.Buku ajar hematologi onkologi anak. Jakarta: Badan penerbit IDAI; 2009. [3]. Kusumawati D. Bersahabat dengan hewan coba. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2008. [4]. Budiyanto,Agus Krisno.Gizi dan kesehatan. Malang: UM PRESS; 2009. [5]. Riskesdas 2013. Riset Kesehatan Dasar (2013), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI 2013. [6]. Astawan M. Sehat dengan hidangan kacang dan biji-bijian. Depok: Penebar Swadaya;2009. [7]. Heltty. Pengaruh jus kacang hijau terhadap kadar hemoglobin dan jumlah sel darah dalam konteks asuhan keperawatan pasien kanker dengan kemoterapi [Tesis]. Jakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia; 2008. [8]. Sihombing M, SulistyowatiT. Perubahan nilai hematologi, biokimia darah, bobot organ dan bobot badan tikus putih pada umur berbeda.Jurnal Veteriner Vol. 12 no.1, 2011.Available from: URL: http://www.pdii.lipi.go.id [9]. Whitney E, Rolfes S.Understanding Nutrition. Edisi ke 12. Belmont USA: Cengage Learning; 2012. [10]. Rukmana R. Kacang hijau budi daya dan pascapanen. Yogyakarta: Kanisius; 1997. [11]. Murray RK, Granner, Mayes, PA, Rodwell VW. 2003, Biokimia Harper. Jakarta: EGC; 2003. [12]. Bovell-Benjamin, et al. Iron absorption from ferrous bisglycinate and ferric trisglycinate in whole maize is regulated by iron status.Journal Am J Clin Nutrition
2000 Vol.71, 2000. Available from: URL: http://ajcn.nutrition.org [13]. Rizkiawati. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar Hb dalam darah tukang becak. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 2012. 2012. Available from: URL: http://ejournals1.undip.ac.id/index.p hp/jkm [14]. Ridwan Endi. Kajian interaksi zat besi dengan zat gizi mikro lain dalam suplementasi.Jurnal Panel Gizi Makan 2012 Vol.35. 2011. Available from: URL: http://download.portalgaruda.org/art icle.php?article=71908&val=4888