KATA PENGANTAR Pembaca yang budiman di seluruh tanah air, dengan mengucap syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, rasa bangga dan dan Salam kimiawan, Jurnal Pendidikan Kimia Volume 7 Nomor 2 edisi Agustus 2015 ini baik edisi cetak maupun on-line di internet, kami sajikan sebagai lanjutan komunikasi kita di Volume 7 Nomor 1 edisi April 2015 yang lampau. Edisi yang diterbitkan mengkombinasikan 15 buah artikel hasil penelitian dalam bidang kimia dan pembelajarannya, serta penelitian kimia dan terapannya khususnya dalam bidang kesehatan, lingkungan dan Biomedik. Melalui kombinasi jenis penelitian (penelitian laboratorik dengan penelitian kependidikan) yang disajikan dengan orijinalitas yang dipercaya, penulis yang beragam profesi dan berasal dari beberapa provinsi di Indonesia, jurnal ini semakin bertambah kualitas dan kepercayaan masyarakat ilmiah. Khusus bagi rekan guru kimia/IPA, kami sangat menantikan buah pikiran Saudara. Kami yakin bahwa Jurnal Pendidikan Kimia yang diterbitkan oleh Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan ini, akan semakin bermutu seiring dengan telah dibukanya Program Doktor (S3) Pendidikan Kimia di UNIMED sejak tahun akademik 20142015. Keberadaan 3 program studi linier dan berjenjang (Sarjana S1, Magister S2 akreditasi A BAN PT, dan Doktor S3) Pendidikan Kimia dalam satu atap di UNIMED, dan diperolehnya Akreditasi Institusi AIPT UNIMED peringkat B (nilai 353) dari BAN PT Kemdikbud, akan menambah kepercayaan masyarakat luas kepada institusi ini. Secara khusus, melalui edisi ini, Penyunting menyampaikan Selamat dan Sukses kepada Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd; Wakil Rektor I Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd.; Wakil Rektor II Dr. Restu, M.S.; Wakil Rektor III Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd.; serta Wakil Rektor IV Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph.D. Seperti biasanya, semua isi artikel dalam Jurnal Pendidikan Kimia Pascasarjana Unimed,
telah
dapat
diakses
secara
on-line
melalui
internet
dari
situs
http//www.digilib.unimed.ac.id/journal. Kami menyadari bahwa isi maupun tayangan artikel pada edisi ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kami mohon maaf, kiranya pada penerbitan mendatang semakin bagus. Kami tetap berharap kiranya para mahasiswa, guru, dosen, peneliti dan pemerhati yang terkait dengan ilmu kimia, biomedik , bioteknologi, kesehatan dan lingkungan agar mengirimkan naskahnya untuk dipublikasi dalam Jurnal ini. Medan, Agustus 2015
Penyunting
Volume 7 Nomor 2 Edisi Agustus 2015 Daftar Isi 1 2
3
4
5
6
7
8
9
Effect of school based management on teacher job-satisfaction and job performace Wesly Hutabarat Pengaruh lama kerja terhadap kadar Merkuri (Hg) dalam urin pekerja tambang emas (Studi kasus di Desa Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan) Nur Asiah; Zul Alfian; Jazanul Anwar; Yahwardiah Siregar; Datten Bangun Pengembangan bahan ajar kimia inovatif pada Pokok Bahasan Reduksi dan Oksidasi berdasarkan Kurikulum 2013 dan terintegrasi pendidikan karakter Elisabet Singarimbun; Ramlan Silaban; Retno Dwi Suyanti; Iis Siti Jahro; Manihar Situmorang Potensi ekstrak etanol daun Lidah Buaya (Aloe vera L.) sebagai antifertilitas melalui tampilan imunohistokimia Caspase 3 aktif pada testis serta penilaian kuantitas dan kualitas spermatozoa mencit (Mus musculus L.) Maria Lestari; M. Pandapotan Nasution; Sry Suryani Pasno LinggaUpaya meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran Biologi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif type Jigsaw di SMA Negeri 2 Balige Pasno Lingga Pemanfaatan arang aktif dari batubara kotor (Dirty Coal) sebagai adsorben ion logam Mn(II) dan Ag(I) Saibun Sitorus; Meliani Pijer Pengembangan bahan ajar inovatif dan interaktif melalui pendekatan saintifik pada pengajaran Termokimia Erdiana Gultom; Manihar Situmorang; Ramlan Silaban Pengaruh pemberian kacang hijau (Phaseolus radiatus) terhadap peningkatan kadar hemoglobin tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar Nora Maulina; Indra Pehulisa Sitepu Pengembangan bahan ajar inovatif dan interaktif melalui pendekatan saintifik pada pembelajaran Reaksi Redoks dan Elektrokimia. Marham Sitorus; Ajat Sudrajat; Mega Lestari
10
Efek paparan Rhodamin B terhadap perubahan makroskopis dan histopatologi mukosa kolon Mencit (Mus musculus L.) jantan Novita Aryani
11
Penerapan SLS untuk meningkatkan kompetensi Guru-guru dalam menerapkan A-EE-K-E pada RPP di SMPN 4 Sibolga tahun pelajaran 2012/2013 Janji Samosir Implementasi model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar dalam meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkembangkan karakter siswa pada Perhitungan Kimia Mahmud; Fauziah Harsyah; Ajat Sudrajat Pengaruh model pembelajaran Problem Base Learning (PBL ) dengan media Powerpoint terhadap hasil belajar kimia siswa SMA pada Pokok Bahasan Konsep Redoks Teresa Sirait; Wesly Hutabarat Analisis kadar besi (Fe) pada bayam merah (Iresine herbstii hook) dan bayam hijau ( Amaranthus tricolor sp ) yang dikonsumsi masyarakat Nelma Pengaruh model problem base learning terintegrasi inkuiri terbimbing bermediakan komputer terhadap hasil belajar dan karakter siswa SMA Ramlan Silaban; Sri Handayani Siregar; Iis Siti Jahro; Manihar Situmorang
12
13
14
15
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRSI INKUIRI TERBIMBING BERMEDIAKAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KARAKTER SISWA SMA Ramlan Silaban1); Sri Handayani Siregar2); Iis Siti Jahro3); Manihar Situmorang4) 1,3,4) Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan 2) Guru SMA Negeri 3 Padangsidempuan, dan Alumni Prodi Magister Pendidikan Kimia Jl. Williem Iskandar Psr V, Medan, Sumatera Utara, 20221 E-mail :
[email protected] Abstract The aims of this research is to know how effect of Problem Based Learning (PBL) model Integrated Guided Inquiry by using computer media for student learning outcomes and character on teaching chemistry. The samples are 270 students from 3 unit SMA (Senior High School) in Padangsidempuan city were divided into 3 classes. The data were collected from a sample is the form of student character value obtained from observation and questionnaires, and students’ achievement from multiple choice test. It consist 23 items and reliability of the test was 0.777. It was categorized high. The test were conducted in the form requirements of normality and homogeneity test, the results showed that thedata was normal and homogeneous. The hypothesis was tested by using General Linear Model (GLM) at the significance level of 0.05 using SPSS 19.0 for windows. The research data shows that: (1) There were the different student learning outcomes by teaching between Problem Based Learning (PBL) Integrated Guided Inquiry learning model using computer media and Direct Interaction (DI). (2) There were the different characters TDKPdMp on teaching between Problem Based Learning (PBL) Integrated Guided Inquiry learning model using computer media and Direct Interaction (DI). (3) There is significant relationship between students’ learning outcomes with of tolerance, democratic, communicative and self confident character’s, but not with the appreciate achievement character Keywords: Problem Based Learning (PBL), Guided Inquiry and Direct Interaction (DI), Computer, TDKPdMp Pendahuluan Kurikulum 2013 menuntut pembelajaran harus menggunakan pendekatan scientific dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai yang tidak lain adalah upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Khususnya pembelajaran kimia, guru harus bisa menerapkan model yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik hasil belajar yang diperoleh siswa bukan hanya tertumpu pada pengembangan intelektual tetapi juga perubahan sikap yang baik. Dengan kata lain orientasi pendidikan di Indonesia sekarang ini menghendaki perubahan orientasi dari pembelajaran yang berpusat pada guru beralih pada pembelajran yang berpusat pada siswa. Yang juga menginginkan terbentuknya karakter siwa. Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan memperbaiki keterampilan interpersonal,
berpikir kritis, pencarian informasi, komunikasi, rasa hormat dan kerja kelompok (Sungur,2006). Menurut Killey (2005) Pembelajaran berbasis masalah mempunyai kelebihan dalam hal membantu mengembangkan berpikir kritis, komunikasi secara lisan dan tulisan dan mengembangkan kerja kelompok. Disamping itu menurut Syamsudini (2011), dengam discovery learning dapat meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam memecahkan
masalah. Selanjutnya dalam menciptakan pembelajaran aktif-menyenangkan bermuatan karakter haruslah menyesuiaikan model pembelajaran dengan karakter yang akan dikembangkan. Menurut Suyadi (2013) untuk model pembelajaran berbasis masalah ( problem based learning) karakter yang berkembang adalah mandiri, toleransi dan demokratis. Sejalan dengan itu Mutiara, Eka dan Yusraini (2013) mengemukakan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan model pembelajaran problem based learning yang dipadukan dengan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sampai pada kesimpulan, bahwa hasil belajar dan karakter peserta didik mengalami peningkatan. Selanjutnya, menurut Assist (2010) pelajaran kimia untuk peserta didik setingkat SMU masih merupakan pelajaran yang dianggap sulit dan membosankan. Hasil penelitian yang dilakukan Assist metode belajar Alternatif seperti animasi, simulasi, video, multimedia dan alat teknologi lain yang serupa menjadi lebih penting dalam pendidikan kimia. Oleh karena itu, argumen utama studi ini adalah untuk berfokus pada metode pembelajaran alternatif pendidikan kimia yang dintegrasikan media komputer sehingga dihasilkan suatu model pembelajaran yang dapat menjawab tuntutan tujuan pendidikan nasional. Dalam buku “Models of Teaching”, Joyce & Weili mengemukakan terdapat 23 model pembelajaran yang digolongkan dalam empat rumpun yaitu : (1) Behavioral Models, yang menekankan pada aspek perubahan perilaku didalam belajar, (2) Social Interaction, yang menekankan pada hubungan individu terhadap masyarakat atau orang lain, (3) Personal Source , yang penekanannya pada perkembangan individu yakni bagaimana individu membangun konsep dan mengorganisasikan realitas yang unik, dan (4) Informasi processing, yang penekanannya pada berpikir produktif menggunakan ketrampilan intelektual umum yang semuanya berasal dari akademik. Model pembelajaran problem based learning yang terintegrasi inkuiri terbimbing merupakan kolaborasi problem based learning dengan inkuiri, yang pada intinya menjadikan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Model pembelajnaran problem based terintegrasi inkuri terbimbing ini menggabungkan keunggulan dari problem based learning dan inkuiri terbimbing yang terdiri dari 6 fase langkah pembeljaran, yaitu (1) memberikan orientasi
tentang permasalahannya kepada siswa, (2) mengorganisasikan siswa untuk meneliti melalui perumusan masalah, (3) Pengajuan hipotesis, (4) Membantu
investigasi mandiri dan
kelompok dalam pengumpulan data, (5) Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit, dan (6) menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah dalam meraik kesimpulan. Penggunaan media komputer dalam pembelajaran sains dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, sehingga membutuhkan innovator yang terampil dan berpengalaman. Pembelajaran efektif adalah yang menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi para siswa, melalui strategi pembelajaran yang tepat. Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian siswa. Aplikasi komputer dalam pembeljaran memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara individual (individual learning). Berbagai bentuk interaksi pembelajaran dapat berlangsung engan tersedianya media komputer (Zainuddin, 2004). Dengan media komputer guru akan lebih mudah menyampaikan materi yang abstrak sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep yang sulit diperagakan secara manual. Dengan media komputer guru akan lebih efektif dan efisien dalam menyajikan materi pembelajaran. Metode Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA kelas XI menggunakan kurikulum yang sama. Sampel dalam penelitian ini diambil secara sampling purposif, yaitu teknik pengambilan sampel berdasar pertimbangan peneliti. Maka sampel dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 2, SMA Negeri 4 dan SMA Negeri 6 Padangsidimpuan. Sampel penelitian sebanyak 3 kelas yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan secara acak (random sampling) dengan perlakuan sebagai berikut, kelas eksperimen 1 : kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri dengan media komputer, kelas eksperimen 2 : kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri tanpa media dan kelas eksperimen 3 : kelas yang dibelajarkan dengan model direct instruction. Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen yaitu Random Pretes Postes Desain (Arikunto, 2009) dengan pertimbangan bahwa penelitian ini berusaha untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara suatu variabel terhadap variabel lain Dalam penelitian ini ada 2 variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas adalah model pembelajaran kolaboratif penemuan berbasis masalah dan pemanfaatan media komputer, sedangkan, variabel terikat adalah hasil belajar kimia dan karakter peserta didik (toleransi,demokrasi, komunikatif, percaya diri dan menghargai prestasi.
Prosedur penelitian terdiri dari dua tahapan yakni: tahap persiapan dan pelaksanaan. Dalam tahap persiapan, peneliti mempersiapkan Silabus, Rancangan Persiapan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan Asam Basa yang diajarkan pada semester 2. Peneliti juga mempersiapkan program powerpoint dan model pembelajaran problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing. Mempersiapkan instrumen tes hasil belajar serta instrumen angket karakter siswa. Kedua, tahap pelaksanaan, Melaksanakan pre-test yang bertujuan untuk menyamakan data kemampuan awal siswa untuk ketiga kelompok. Selanjutnya, siswa diberi angket untuk menguji nalar mereka guna menganalisis sampai dimana kesanggupan nalar siswa terhadap persoalan. Kemudian, melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media dan strategi pembelajaran yang digunakan untuk kelas eksperimen dan melaksanakan pembelajaran langsung untuk kelas kontrol. Menguji test penguasaan pokok bahasan Asam Basa. Menghitung nilai gain ternormalisasi, melaksanakan deskripsi dan hasil pembelajaran. Melaksanakan uji persyaratan analisis untuk menetapkan teknik analisis yang akan digunakan, pengolahan data, peneliti menggunakan program SPSS 19 for windows, analisis data dan menarik kesimpulan. Hasil Penelitian dan Pembahasan Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dan nilai karakter toleransi, demokratis, komunikatif, percaya diri dan menghargai prestasi ( Tdkpdmp) pada pokok bahasan kimia larutan kelas XI IPA SMA Tahun Ajaran 2013/2014. Data yang dimaksud adalah hasil belajar dan nilai karakter Tdkpdmp siswa yang dibelajarkan dengan model problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing dengan media komputer, problem based learning terintegrasi inkuiri terbimbing tanpa media komputer dan pembelajaran denag model direct intruction. 1.
Deskripsi hasil belajar dan karakter siswa SMA. Kelas
Eksperimen 1
Kelas
Deskripsi Data Pretes Postes Gain Toleransi Demokratis Komunikatif Percaya Diri Menghargai Prestasi Deskripsi Data Pretes Postes Gain
SMAN 2
SMAN 4
SMAN 6
Sampel
35,33 82,33 0,72 82,30 88,60 80,10 75,30
29,83 75,67 0,64 87,93 81,67 75,57 72,80
29,83 76,33 0,83 74,83 84,37 79,80 75,73
31,66 77,89 0,73 81,69 84,88 78,49 74,61
82,00 SMAN 2
81,43 SMAN 4
85,03 SMAN 6
82,82 Sampel
31,17 78 0.68
29,67 75,33 0,65
38,33 75,83 0,60
33,06 76,39 0,63
Eksperimen 2
Ekperimen 3
Toleransi Demokratis Komunikatif Percaya Diri Menghargai Prestasi Pretes Postes Gain Toleransi Demokratis Komunikatif Percaya Diri Menghargai Prestasi
75,60 85,80 82,10 80,00 84,00
79,80 86,03 83,47 81,27 82,07
80,00 79,93 81,97 76,87 84,20
29,67 76,83 0,66 75,50 81,60 75,70 75,50 81,60
33,33 71,83 0,52 88,23 78,67 81,43 75,57 85,77
35,67 75,67 0,63 79,60 73,73 73,33 84,20 78,73
78,47 83,92 82,51 79,38 83,42 32,89 75,67 0,60 81,11 78,00 76,82 78,42 82,03
Tabel 1 menunjukkan perolehan nilai rata-rata nilai hasil belajar kimia dan karakter yang terkembang pada siswa di SMAN 2, SMAN 4 dan SMAN 6 di kelas eksperimen 1 yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing dengan media komputer, kelas eksperimen 2 yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing dan kelas eksperimen 3 yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran D. Perolehan nilai rata-rata pretes kimia di sekolah SMAN 2 secara berturut-turut 35.13, 31.17 dan 29.67. Nilai rata-rata pretes kimia di sekolah SMA4 secara berturut-turut 29.83, 29.67 dan 33.33. Nilai rata-rata pretes kimia di sekolah SMAN 6 secara berturut-turut 31.66, 33.06 dan 32.89. Dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata pretes terendah terdapat pada siswa kelas eksperimen 3 yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan model DI di sekolah SMAN
Padangsidimpuan yaitu 29.67, sementara nilai rata-rata pretes tertinggi
terdapat pada siswa kelas eksperimen 1 yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing menggunakan komputer di sekolah SMAN 2 Padangsidimpuan yaitu 35.13. Perolehan nilai rata-rata postes kimia di sekolah SMAN 2 secara berturut-turut 82.33,78 dan 76.83. Nilai rata-rata postes kimia di sekolah SMAN 4 secara berturut-turut 75.67 , 75.33 dan 71.83. Nilai rata-rata postes kimia di sekolah SMAN 6 secara berturut-turut 76.33, 75.83 dan 75.67. Dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata postes terendah terdapat pada siswa kelas eksperimen 2 yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan model PBL Terintegrasi Inkuiri Terbimbing di sekolah SMAN 4 Padangsidimpuan yaitu 75.33, sementara nilai rata-rata postes tertinggi terdapat pada siswa kelas eksperimen 1 yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing menggunakan komputer di sekolah SMAN 2 Pematangsiantar yaitu 82.33.
Berdasarkan data hasil pretes dan postes ditemukan ada perbedaan rata-rata nilai pretes dan postes siswa pada pelajaran kimia, sehingga perlu ditentukan nilai gain ternormalisasi hasil belajar kimia pada kelas tersebut. Perolehan nilai rata-rata gain ternormalisasi seperti disajikan juga pada tabel 1. Dapat dilihat bahwa nilai rata-rata gain ternormalisasi terendah terdapat pada siswa kelas eksperimen 2 yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing
di sekolah SMAN 4
padangsidimpuan yaitu0,52, sementara nilai rata-rata gain ternormalisasi tertinggi terdapat pada siswa kelas eksperimen 1 yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan model PBL terintegrasi
Inkuiri
Terbimbing
menggunakan
komputer
di
sekolah
SMAN
6
padangsidimpuan yaitu 0,83. Selanjutnya, Tabel 1 juga memperlihatkan fakta bahwa bahwa ketiga model pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa meskipun ada sebagian siswa yang tidak memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Perbedaan pencapaian nilai rata-rata hasil belajar kimia siswa untuk setiap kelas tetap berbeda, karena pengaruh penggunaan atau penerapan model pembelajaran di kelas. Nilai rata-rata kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran DI lebih rendah dibandingkan dengan kelas yang diajar dengan model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing maupun nilai rata-rata kelas yang diajar dengan menggunakan model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing menggunakan komputer. 2.
Analisis Gain Hasil Belajar Kimia Berdasarkan Kemampuan Awal Siswa Berdasarkan Tabel 1, nilai rata-rata gain hasil belajar kimia siswa yang diajar
dengan model pembelajaran Direct Instruction, model PBL terintegrasi ikuiri terbimbing dan model PBL terintegrasi ikuiri terbimbing menggunakan komputer memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut dikelompokkan dalam tiga kategori yang ditinjau dari tingkat kemampuan awal siswa yaitu tingkat kemampuan awal tinggi, kemampuan awal sedang dan kemampuan awal rendah. Selanjutnya ketiga kategori tersebut dikelompokkan kembali dalam tiga kategori, yaitu (1) siswa yang memliki tingkat kemampuan awal tinggi dengan gain ternormalisasi tinggi, gain ternormalisasi sedang dan gain ternormalisasi rendah; (2) siswa yang memliki tingkat kemampuan awal sedang dengan gain ternormalisasi tinggi, gain ternormalisasi sedang dan gain ternormalisasi rendah; dan (3) siswa yang memliki tingkat kemampuan awal rendah dengan gain ternormalisasi tinggi, gain ternormalisasi sedang dan gain ternormalisasi rendah. Ketiga kategori tersebut ditentukan berdasarkan aturan kurva normal dan standar deviasi, dimana nilai rata-rata pretes masing-masing kelas ditambah setengan standar deviasi
(x ± 0.5σ). Kategori tingkat kembampuan awal tinggi lebih besar atau sama dengan (x + 0.5σ), kategori tingkat kemampuan awal rendah lebih kecil dari (x - 0.5σ), dan kategori tingkat kemampuan awal sedang diantara (x + 0.5σ - x - 0.5σ) . Data gain hasil belajar kimia berdasarkan tingkat kemempuan awal siswa disajikan dalam tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Gain Hasil Belajar Kimia Berdasarkan Kemampuan Awal Kelas
Kemampuan Awal Siswa Tinggi
Eksperimen 1
Sedang
Rendah
Tinggi
Eksperimen 2
Sedang
Rendah
Tinggi
Eksperimen 3
Sedang
Rendah
Kategori Gain
Jumlah Siswa
Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
10 10 2 13 26 0 21 6 0 7 20 1 11 27 0 12 12 0 2 23 5 15 18 0 11 16 0
Dari Tabel 2 diatas diperoleh bahwa pada kelas eksperimen 1 dengan kemampuan awal siswa tinggi memiliki gain erndah sebanyak 2 siswa, pada kel;as eksperimen 2 dengan kemampuan awal sedang siswa yang memiliki gain rendah sebanyak 2 orang, dan pada kelas ekperimen 3 dengan kemampuan awal tinggi memiliki 5 siswa dengan gain rendah, hal ini menunjukkan kemampuan awal siswa bukan faktor uatma dalam menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. 3.
Profil gain hasil belajar Kimia Siswa Berdasarkan data hasil pretes dan postes ditemukan ada perbedaan rata-rata nilai
pretes dan postes siswa pada pelajaran kimia, sehingga perlu ditentukan nilai gain ternormalisasi hasil belajar kimia pada kelas tersebut.
Tabel 3. Data gain hasil belajar Kimia (Siswa Kelas Eksperimen 1, Eksperimen 2 dan Eksperimen 3) Kelas Eksperimen Rendah Eksperimen 1 Tinggi Rendah Eksperimen 2 Tinggi Rendah Eksperimen 3 Tinggi Rata-Rata
SMAN 2 0.45 0.93 0.50 0.92 0.36 0.86
0.72 0.68 0.66 0.69
SMAN 4 0.36 0.64 0.87 0.18 0.65 0.88 0.20 0.52 0.85
SMAN 6 0.20 0.83 0.85 0.30 0.60 0.91 0.20 0.63 0.93
0.60
0.69
Tabel 3 menunjukkan peningkatan hasil belajar (gain ternormalisasi) kimia siswa di SMAN 2, SMAN 4 dan SMAN 6 pada kelas eksperimen 1 yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing menggunakan media komputer, kelas eksperimen 2 yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing dan kelas eksperimen 3 yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan model DI. Dari data gain ternormalisasi pada tabel 3, diperolehan nilai ratarata gain ternormalisasi tertinggi pada kelas eksperimen 1 di sekolah SMAN 6 Padangsidimpuan, yaitu sebesar 0.83. Sementara nilai terendah di temukan pada kelas eksperimen 3 di sekolah SMAN 4 sebesar 0.52. Sementara itu, di Tabel 4 dan tabel 5 terlihat bahwa ketiga model pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa meskipun ada sebagian siswa yang tidak memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Perbedaan pencapaian nilai rata-rata hasil belajar kimia siswa untuk setiap kelas tetap berbeda, karena pengaruh penggunaan atau penerapan model pembelajaran di kelas. Nilai rata-rata kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran DI lebih rendah dibandingkan dengan kelas yang diajar dengan model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing maupun nilai rata-rata kelas yang diajar dengan menggunakan model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing menggunakan komputer. Proses pembelajaran dikelas yang menggunakan model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing menggunakan komputer maupun PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing, membimbing siswa untuk dapat menganalisis,mengevaluasi, menemukan sendiri konsep atau materi yang tidak dipahami sampai dengan membuat suatu kesimpulan dari materi yang dipelajari. Hal ini menjadikan sisiwa terbiasa dalam mengatasi masalah yang dihadapinya terutama dalam menyelesaikan soal yang memerlukan analisis dalam pengerjaannya, yang
pada akhirnya menciptakan pembelajaran berpusat pada sisiwa. Lain halnya di kelas DI, pembelajaran masih berpusat pada guru, dalam proses pembelajaranpun siswa yang mampu menganalisisi hingga menyimpulkan materi pembelajaran hanya sedikit saja yaitu siswa yang memiliki daya analisis yang baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suseno (2009), dalam penelitiannya yang menemukan bahwa pembelajaran berbasis masalah dengan inkuiri terbimbing berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar biologi siswa pada kompetensi dasar plantae. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain (2011) menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan model PBL dengan menggunakan animasi power point terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar kimia siswa. Nilai Karakter Yang Terkembang Selain hasil belajar kimia siswa, nilai karakter setiap siswa juga dapat memengaruhi keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi belajarnya. Dalam penelitian ini, terdapat jenis karakter yang diukur yaitu toleransi, demokratis, komunikatif, percaya diri dan menghargai prestasi. Berdasarkan data hasil penelitian nilai karakter siswa yang terkembang melalui lembar observasi dan angket terhadap aktivitas belajar kimia siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap kelas eksperimen yang dirangkum dalam tabel 4.4.
Tabel 4. Data Nilai Karakter Yang Terkembang Pada Siswa Kelas Eksperimen 1, Eksperimen 2 dan Eksperimen 3 Kelas
Eksperimen 1
Eksperimen 2
Eksperimen 3
Karakter Toleransi Demokratis Komunikatif percaya Diri Menghargai Prestasi Toleransi Demokratis Komunikatif percaya Diri Menghargai Prestasi Toleransi Demokratis Komunikatif percaya Diri Menghargai Prestasi
SMAN 2 82.30 88.60 80.10 75.30 82.00 75.60 85.80 82.10 80.00 84.00 75.50 81.60 75.70 75.50 81.60
SMAN 4 87.93 81.67 75.57 72.80 81.43 79.80 86.03 83.47 81.27 82.07 88.23 78.67 81.43 75.57 85.77
SMAN 6 74.83 84.37 79.80 75.73 85.03 80.00 79.93 81.97 76.87 84.20 79.60 72.73 73.33 84.20 78.73
Berdasarkan tabel 4 diperoleh perkembangan nilai karakter untuk setiap kelas dan sekolah memberikan hasil yang berbeda- beda, karakter siswa yang terkembang selama proses pembelajaran meliputi karakter Toleransi, demokratis, komunikatif, percaya diri, dan
menghargai prestasi. Di SMAN 2 Karakter demokratis lebih terkembang untuk siswa yang diajar dengan menggunakan model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing menggunakan media komputer dengan nilai rata-rata 88,60. Selanjutnya pada siswa SMAN 4 karakter karakter Toleransi lebih terkembang baik pada siswa yang diajar dengan menggunakan model DI nilai rata-rata 88,23. Sedangkan pada siswa SMAN 6 kelima karakter terkembang secara merata di setiap kelas eksperimen. Dari tabel 3 dan tabel 4 secara umum menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar kimia siswa dan karakter yang terkembang selama proses pembelajaran adalah pada siswa yang diajar dengan menggunakan model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing dan siswa yang diajar dengan menggunakan model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing menggunakan media komputer. Hal ini membuktikan bahwa model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing menggunakan media komputer maupun tanpa media computer dapat memberikan pengaruh terhadap pembelajaran kimia siswa pada pokok bahasan kimia larutan dengan topik Larutan Asam Basa. Hasil belajar kimia dan karakter yang terkembang pada siswa yang diajar dengan menggunakan model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing hanya memiliki sedikit perbedaan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model PBL terintegrasi Inkuiri Terbimbing menggunakan media komputer. Sedangkan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran DI nilai rata-rata hasil belajar kimianya lebih rendah. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Model PBL Ink-Komp yang dikembangkan dari PBL dan Inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran kimia larutan SMA kelas XI. Pembelajaran menggunakan model PBLInk-Komp mengembangkan niali karakter toleransi, demokrasi, komunikatif, percaya diri dn menghargai prestasi. 2. Karakter Tdkpdmp siswa berkembang, bahkan secara bersamaan dengan penerapan model pembelajaran PBLInk-Komp yang dikembangkan dari PBL dan Inkuiri terbimbing. 3.
Secara signifikan terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang diajar dengan model PBLInk-Komp dengan PBL terintegrasi Inkuiri terbimbing dan model Direct Interaction.
4. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kimia larutan
siswa yang
dibelajarkan dengan model PBLInk-Komp dengan PBL terintegrasi Inkuiri terbimbing dan model Direct Interaction DI SMA.
5. Terdapat peningkatan nilai karakter antara siswa yang dibelajarkan dengan model PBLInk- Komp dengan PBL terintegrasi Inkuiri terbimbing dan model Direct Interaction DI SMA. 6. Terdapat hubungan yang signifikan antara hasil belajar kognitif siswa dengan nilai karakter siswa dengan karakter toleransi, demokratis, komunikatif, dan percaya diri namun
tidak dengan karakter menghargai prestasi pada pembelajaran kimia larutan
menggunakan model PBLInk-Komp.
Ucapan Terima Kasih Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian berjudul “Pengembangan model pembelajaran kimia berbasis pendidikan karakter”, yang dibiayai melalui Program Hibah Tim Pascasarjana Tahun 2014 yang diketuai oleh Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si. dan Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc, Ph.D serta Dr. Iis Siti Jahro, M.Si sebagai anggota peneliti. Karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada Dirjen Dikti Kemdikbud, Rektor Unimed, Direktur Pascasarjana Unimed, Ketua Lembaga Penelitian Unimed serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Daftar Pustaka Arikunto, S., (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Assist, (2010). Alternative Methods In Learning Chemistry: Learning With Animation, Simulation, Vidio and Multimedia. Journal of Turkish Science Education. Vol : 7. Killey, M., (2005), Problem-based Learning, Centre for Learning and Professional Development, Sydney: University of Adelaide. Mutiara, Agustina (2013) Penerapan Model Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia dan Karakter Komunikatif serta Percaya diri pada Materi Kimia Larutan di SMA. Tesis. PPS Unimed. Medan Sungur, S., Tekkaya, C., and Geban, O., (2006), Improving Achievement Through Problem-based Learning, Journal of Biological Education (JBE), 40 (4) : 155-160. Suseno, Bambang (2009) Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Melalui Inkuiri Terbimbing dan Bebas Termodifikasi ditinjau dari Minat dan Kreativitas Siswa. Tesis. PPS Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Suyadi (2013), Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Syamsudini. (2011). Aplikasi Metode Discovery Learning Dalam Meningkatkan kemampuan Memecahkan Masalah, Motivasi Belajar Dan Daya Ingat Siswa. http://darussholahjember.blogspot.com/2011/05/aplikasimetode-discovery-learning.html. Diakses 23 Nopember 2013. Siregar, Zulkarnain(2011). Pengaruh Penerapan Praktikum Dengan Animasi Power Point Praktikum Di Laboratorium Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA, Tesis,PPs Unimed, Medan. Zainuddin, M (2004), Pemakaian Media Dalam Pembelajaran Kimia di SMU, FMIPA Unimed, Medan