KATA PENGANTAR DIREKTUR BINA PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL, ALTERNATIF DAN KOMPLEMENTER Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya kurikulum dan modul Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional bagi fasilitator kesehatan sebagai acuan penyelenggara pelatihan dan sumber informasi bagi petugas kesehatan yang mengelola kesehatan tradisional di puskesmas. Kurikulum dan modul ini ditujukan untuk peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam pembinaan masyarakat dalam memberdayakan masyarakat untuk memanfaatkan TOGA dan akupresur secara mandiri. Petugas kesehatan diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menyelenggarakan upaya kesehatan tradisional secara komprehensif yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif terutama dalam memberdayakan masyarakat untuk melakukan asuhan mandiri dengan menggunakan ramuan melalui pemanfaatan TOGA dan keterampilan akupresur. Kurikulum dan modul ini memuat tentang batasan kemampuan yang akan dicapai oleh petugas kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dalam asuhan mandiri kesehatan tradisional yang meliputi tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan akupresur, tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan pemanfaatan TOGA, pemberdayaan masyarakat dan kemitraan untuk asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA, teknik fasilitasi asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi, kami sampaikan kepada kontributor dan seluruh anggota tim penyusun, dari lintas program dan lintas sektor tingkat pusat serta semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyusunan pedoman ini. Jakarta, Maret 2015 Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer
dr. d HR HR. D Dedi di Kuswenda. K d M.Kes MK Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
i
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK Pembangunan kesehatan merupakan bagian tak terpisahkan dan penting dari pembangunan nasional. Oleh karena itu holistik, multi tingkatan dan upaya kesehatan terpadu yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Peningkatan kesadaran, motivasi dan kemampuan secara berkelanjutan untuk hidup sehat akan mempercepat pencapaian status kesehatan yang optimal. Oleh karena itu, prinsip pelayanan kesehatan primer di dalam pemberdayaan masyarakat oleh penyedia layanan kesehatan dan kader, harus secara kolektif meningkatkan kapasitas masyarakat untuk kesehatan. Hal ini disadari dengan menerapkan berbagai upaya kesehatan melalui partisipasi aktif masyarakat. Salah satu upaya tersebut adalah penerapan dan pemanfaatan tanaman obat dan akupresur secara mandiri di kalangan masyarakat. Masyarakat ditingkatkan kemampuannya dalam mencari solusi untuk masalah kesehatan secara mandiri sebagai upaya pertolongan pertama dalam keluarga atau mencegah penyakit dan memelihara kesehatan. Untuk itu, pemerintah bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat melalui peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam membina dan mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional dengan menggunakan ketrampilan akupresur dan menggunakan ramuan melalui pemanfaatan TOGA. Diharapkan petugas kesehatan dan masyarakat dapat bekerjasama secara harmonis dan intensif agar dapat tercapai masyarakat sehat yang mandiri sekaligus melestarikan warisan budaya bangsa. irektur Jenderal, Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Ana Direktur Anak Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia
Dr. Dr Anung Sugihantono Sugihantono, M M.Kes Kes Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
iii
DAFTAR ISI Kata Pengantar Sambutan Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Daftar Isi
i iii v
Bab I
Pendahuluan A. Latar Belakang B. Filosofi Pelatihan
1 1 2
Bab II
Peran, Fungsi, dan Kompetensi A. Peran B. Fungsi C. Kompetensi
7 7 7 7
Bab III
Tujuan Pelatihan A. Tujuan Umum B. Tujuan Khusus
11 11 11
Bab IV
Struktur Program
15
Bab V
Garis Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)
19
Bab VI
Diagram Proses Pelatihan A. Proses Pembelajaran B. Diagram Alir C. Metode
31 31 32 35
Bab VII
Diagram Proses Pelatihan A. Peserta B. Pelatih/fasilitator
39 39 39
Bab VIII Diagram Proses Pelatihan A. Penyelenggara B. Tempat Penyelenggaraan
43 43 43
Bab IX
Evaluasi A. Evaluasi terhadap Peserta B. Evaluasi terhadap Pelatih/Fasilitator C. Evaluasi terhadap Penyelenggaraan Pelatihan
47 47 47 47
Bab X
Sertifikasi
51
REFERENSI
52
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
v
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG Sebagaimana termaktub di dalam Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut antara lain dilaksanakan melalui kegiatan pelayanan kesehatan tradisional. Berdasarkan cara pengobatannya, pelayanan kesehatan tradisional terbagi menjadi pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan keterampilan dan pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan ramuan. Pelayanan kesehatan tradisional menggunakan ramuan meliputi metode jamu, apitherapy; gurah, terapi aroma, dan lain sebagainya. Sedangkan pelayanan kesehatan tradisional menggunakan keterampilan terdiri atas; metode manual yaitu pijat urut, shiatsu, patah tulang, refleksi dan akupresur, metode alat/teknologi yaitu akupunktur, dan metode mental atau olah pikir yaitu prana, reiki, tenaga dalam, kebatinan, hipnoterapi. Menurut Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, masyarakat diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan, meningkatkan dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya. Juga dengan memperhatikan minat masyarakat Indonesia yang memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2010, sebesar 59,12% penduduk pernah mengonsumsi jamu. Penduduk Indonesia yang mengonsumsi jamu, sebesar 95,60% merasakan manfaatnya. Dari Riskesdas 2013, diperoleh hasil bahwa dalam 1 tahun terakhir, sebesar 30,4% Rumah Tangga pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional. Jenis pelayanan kesehatan tradisional yang dimanfaatkan yaitu ketrampilan tanpa alat sebesar 77,8% dan ramuan sebesar 49,0% . Untuk itu, Pemerintah mengatur dan
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
1
mengawasi pelayanan kesehatan tradisional dengan didasarkan pada keamanan, kepentingan, dan perlindungan masyarakat. Dalam upaya pengembangan kesehatan tradisional, pemerintah bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat, agar masyarakat dapat melakukan perawatan kesehatan secara mandiri (asuhan mandiri) dan benar. Apalagi, Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alamnya berupa tumbuhtumbuhan, yang sebagian besar merupakan tanaman berkhasiat obat dan dimanfaatkan secara turun-temurun dan menjadi pilihan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan. Perawatan kesehatan secara mandiri dimaksud dapat dilaksanakan dengan pemanfaatan taman obat keluarga (TOGA) dan keterampilan. Masyarakat secara perorangan maupun terorganisasi dapat berperan aktif dalam upaya pengembangan kesehatan tradisional. Hal ini diatur melalui Peraturan Pemerintah nomor 103 tahun 2014. Pengetahuan dan keterampilan di bidang pelayanan kesehatan tradisional di puskesmas sebagai upaya pengembangan menjadi penting, untuk mendukung peran petugas kesehatan dalam membina dan mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional menggunakan ketrampilan akupresur dan menggunakan ramuan melalui pemanfaatan TOGA. Pengembangan pelayanan kesehatan tradisional di puskesmas berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dengan memberdayakan masyarakat dalam pemanfaatan TOGA dan akupresur. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan sumber daya manusia kesehatan melalui pelatihan secara berjenjang tentang asuhan mandiri kesehatan tradisional yang meliputi pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan TOGA dan akupresur.
B.
FILOSOFI PELATIHAN Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional bagi Fasilitator Kesehatan ini diselenggarakan dengan memperhatikan: 1. Prinsip Andragogy, yaitu bahwa selama pelatihan peserta berhak untuk : a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya.
2
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
b. c.
Dipertimbangkan setiap ide, dan pendapat, sejauh berada di dalam konteks pelatihan. Tidak dipermalukan, dilecehkan ataupun diabaikan.
2.
Berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk : a. Mendapatkan 1 paket bahan belajar Asuhan mandiri kesehatan tradisional b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi dengan berbagai metode, melakukan umpan balik, dan menguasai materi Asuhan mandiri kesehatan tradisional. c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki, baik secara visual, auditorial maupun kinestetik (gerak). d. Belajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masingmasing tentang Asuhan mandiri kesehatan tradisional. e. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka. f. Melakukan evaluasi (bagi penyelenggara maupun fasilitator) dan dievaluasi tingkat pemahaman dan kemampuannya tentang Asuhan mandiri kesehatan tradisional.
3.
Learning by doing yang memungkinkan peserta untuk : a. Berkesempatan melakukan percobaan berbagai kasus (gangguan kesehatan) dengan menggunakan metode pembelajaran antara lain demonstrasi/ peragaan, studi kasus dan praktik baik secara individu maupun kelompok. b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu.
4.
Berbasis Keterampilan, yang memungkinkan peserta untuk : a. Mengembangkan keterampilan peserta secara bertahap dalam memperoleh kompetensi yang diharapkan dalam Asuhan mandiri kesehatan tradisional b. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan mencapai kompetensi yang diharapkan pada akhir pelatihan dengan 1 (satu ) angka kredit.
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
3
BAB II PERAN, FUNGSI, DAN KOMPETENSI
BAB II PERAN, FUNGSI, DAN KOMPETENSI A.
Peran Setelah mengikuti pelatihan peserta berperan sebagai fasilitator asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA.
B.
Fungsi Dalam melaksanakan perannya sebagai fasilitator, peserta berfungsi: 1. Memfasilitasi dalam asuhan mandiri pada tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan akupresur 2. Memfasilitasi dalam asuhan mandiri pada tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan pemanfaatan TOGA
C.
Kompetensi Untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut, peserta memiliki kompetensi dalam: 1. Melakukan tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan akupresur. 2. Melakukan tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan pemanfaatan TOGA. 3. Melakukan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan untuk asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA. 4. Melakukan teknik fasilitasi asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA.
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
7
BAB III TUJUAN PELATIHAN
BAB III TUJUAN PELATIHAN A.
Tujuan Umum Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu memfasilitasi asuhan mandiri dengan akupresur dan pemanfaatan TOGA di masyarakat sesuai pedoman.
B.
Tujuan Khusus Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu: 1. Melakukan tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan akupresur. 2. Melakukan tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan pemanfaatan TOGA. 3. Melakukan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan untuk asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA. 4. Melakukan teknik fasilitasi asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA.
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
11
BAB IV STRUKTUR PROGRAM
BAB IV STRUKTUR PROGRAM Struktur rancangan program disusun untuk membantu peserta latih mencacapai tujuan pembelajaran dan kompetensi yang dilatihkan, dengan paparan materi terinci seperti pada tabel di bawah ini: NO
MATERI PELATIHAN
ALOKASI WAKTU ( JP) T
P
PL
Total
2
-
-
2
2
-
3
5
4
-
3
7
5
13
-
18
2 1 2
2 3 8
-
4 4 10
6
9
2
2
-
4
2
3
-
5
2 2
4 6
6
6 14
1
3
-
4
1
3
-
4
2
2
4
8
15
30
10
55
MATERI DASAR 1 2
1
2
3
4
Kebijakan Pelayanan Kesehatan Tradisional di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Asuhan mandiri Jumlah MATERI INTI Tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan akupresur praktis: a. Pemanfaatan akupresur untuk asuhan mandiri b. Teknik akupresur untuk asuhan mandiri c. Tatalaksana gangguan kesehatan untuk asuhan mandiri akupresur Tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan pemanfaatan TOGA a. Pengenalan TOGA untuk asuhan mandiri b. Pemanfaatan dan teknik membuat ramuan untuk asuhan mandiri c. Tatalaksana gangguan kesehatan untuk asuhan mandiri TOGA Pemberdayaan masyarakat dan kemitraan untuk asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA a. Survey Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Desa b. Kemitraan Teknik fasilitasi asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA Jumlah
15
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
15
NO
MATERI PELATIHAN
1 2 3
MATERI PENUNJANG Building Learning Commitment (BLC) Budaya Anti Korupsi Rencana tindak lanjut fasilitasi asuhan mandiri Jumlah TOTAL JPL
ALOKASI WAKTU ( JP) T
P
PL
Total
3 1
2 1
1
2 3 3
4
3
1
8
23
33
14
70
Keterangan: 1 jpl = 45 menit T = Penyampaian teori P = Penugasan di kelas, dalam bentuk: diskusi kelompok, simulasi/ demonstrasi, latihan, studi kasus, bermain peran PL = Praktik lapangan
Catatan : Teori (T) = 32 %, Penugasan (P dan PL) = 68 % 1 JP = 45 menit
16
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
BAB V GARIS GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
19
Pelayanan Kesehatan Tradisional a. UU No 36 tahun 2014 b. PP no 103 tahun 2014 c. Renstra 2015-2019
Setelah selesai mengikuti materi ini peserta mampu memahami kebijakan pelayanan kesehatan tradisional
Ceramah dan tanya jawab (CTJ)
Metode
- Modul - Bahan tayangan (Slide power point)
Media
- Laptop - LCD - Sound System Flip chart - Spidol (ATK)
Alat Bantu
UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan UU No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan PP No. 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisioal Kepmenkes No. 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang Penyelengaraan Pengobatan Tradisional Kepmenkes No. HK.03.01/60/I/2010 tentang Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 20102014 Kepmenkes No. 128/Menkes/SK/II/ Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Panduan Pengembangan Model Pelayanan Kesehatan Tradisisonal di Jaringan Pelayanan Kesehatan Dasar Pedoman Pembinaan Pengobat Tradisional Akupresur bagi Petugas Kesehatan
2. 3. 4.
5.
6.
Referensi
1.
MD.1 Kebijakan Pelayanan Kesehatan Tradisional 2 JPL (T= 2 JPL; P= 0 JPL ; PL= 0 JPL) Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu memahami kebijakan pelayanan kesehatan tradisional
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
: : : :
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Nomor Materi Waktu Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
GARIS GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
BAB V
20
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
Asuhan Mandiri
Manfaat , ruang lingkup dan persyaratan masingmasing cara asuhan mandiri kesehatan tradisional ramuan ketrampilan akupresur (phase 2: T 2 JPL
Bahan dan alat peraga untuk Kestrad Ramuan dan Ketrampilan Akupresur (phase 3, P: 1JPL)
1.
2.
3.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Nomor Materi Waktu Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
: : : :
Contoh bahan-bahan obat bebas konvensional, jenis obat-obat untuk ramuan, tanaman obat dari dalam TOGA untuk bahan ramuan, gambar meridian dan titik akupresur.
Manfaat asuhan mandiri kesehatan tradisional ramuan dengan pemanfaatan TOGA, dan manfaat asuhan mandiri kesehatan tradisional ketrampilan akupressur Ruang lingkup masing-masing cara/jenis asuhan mandiri Persyaratan asuhan mandiri kesehatan tradisional ramuan dan akupresur
1.2
2.1
Contoh bahan-bahan obat bebas konvensional, jenis obat-obat untuk ramuan, tanaman obat dari dalam TOGA untuk bahan ramuan, gambar meridian dan titik akupresur.
2.3
2.2
Manfaat, ruang lingkup, dan persyaratan asuhan mandiri : 1.1.1 Manfaat asuhan mandiri kesehatan tradisional ramuan dengan pemanfaatan TOGA, dan manfaat asuhan mandiri kesehatan tradisional ketrampilan akupresur 1.1.2 Ruang lingkup masing-masing cara/jenis asuhan mandiri 1.1.3 Persyaratan asuhan mandiri kesehatan tradisional ramuan dan akupresur
1.1
Pokok bahasan dan Sub Pokok Bahasan
-
-
-
Curah pendapat Ceramah Tanya jawab Peragaan Bahan dan peralatan Peragaan singkat akupresur
Metode
-
-
-
-
Bahan tayang (Slide, Power point) Obat-obatan bebas konvensional Obat-obatan herbal pabrik, Contoh bahan tanaman obat untuk membuat ramuan contoh tanaman obat dari TOGA Gambar peraga meridian dan gambar titik-titik akupresur
Media
MD.2 Asuhan Mandiri 5 JPL (T=2 JPL; P=1 JPL; PL=3 JPL) Setelah selesai mengikuti pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan tentang asuhan mandiri
-
-
Komputer LCD Kertas Flip chart, Karton manila berwarna White board Spidol (ATK)
Alat Bantu
-
-
Kemenkes; Pedoman Kader Pemanfaatan TO Untuk Kesehatan; Edisi tahun 2011
Kemenkes; Pedoman Pengelolaan dan Pemanfaatan TOGA; Tahun 2011
Referensi
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
21
2.1 2.2 2.3
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9
2. Teknik akupresur untuk asuhan mandiri
3. Tatalakasana gangguan kesehatan untuk asuhan mandiri akupresur Peningkatan daya tahan tubuh Sakit kepala/pusing Batuk pilek Sakit pinggang Mual, muntah dan nyeri ulu hati Kram otot tungkai bawah/kaki Susah tidur dan stress Sesak nafas/mengi Gatal pada biduran
Teknik pemijatan dalam akupresur Hal-hal yang perlu diperhatikan Cara mengoptimalkan manfaat akupresur
Sejarah perkembangan akupresur Pengertian akupresur untuk asuhan mandiri Manfaat akupresur
Pokok Bahasan danSub Pokok Bahasan
Ceramah dan tanya jawab (CTJ)
Metode
- Modul - Bahan tayangan (Slide power point)
Media
-
MI.1 Tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan akupresur praktis 18 JPL (T= 5 JPL; P= 13 JPL ; PL= 0 JPL) Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu melakukan tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan akupresur praktis
1.1 1.2 1.3
: : : :
1. Pemanfaatan akupresur untuk asuhan mandiri
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu menjelaskan
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Nomor Materi Waktu Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Laptop LCD Sound System Flip chart Spidol (ATK)
Alat Bantu
5. Panduan Pengembangan Model Pelayanan Kesehatan Tradisisonal di Jaringan Pelayanan Kesehatan Dasar Pedoman Pembinaan Pengobat Tradisional Akupresur bagi Petugas Kesehatan
4. Kepmenkes No. 128/Menkes/SK/II/ tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Kepmenkes No. HK.03.01/60/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014
2. Kepmenkes No 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang Penyelengaraan PengobatanTradisional
1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Referensi
22
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
2. Pemanfaatan dan teknik membuat ramuan untuk asuhan mandiri
1. Pengenalan TOGA
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu menjelaskan
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Nomor Materi Waktu Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
: : : :
Konsep TOGA 1.1.1 Pengertian TOGA 1.1.2 Fungsi TOGA 1.1.3 Manfaat TOGA 1.1.4 Sejarah singkat perkembangan TOGA 1.1.5 Sasaran dan lokasi TOGA
Teknik a. b. c. d. e.
meramu Penyiapan bahan baku (simplisia) Hygiene sanitasi Pengolahan dan pengemasan Peralatan Pencatatan
1.3 Budidaya dan pengolahan pascapanen primer tanaman obat 1.3.1 Lingkungan tempat tumbuh 1.3.2 Teknik budidaya dan pasca panen (pengolahan primer) tanaman obat.
1.2 Pengenalan tanaman obat pada TOGA . 1.2.1 Jenis-jenis tanaman obat 1.2.2 Pertelaan tanaman obat 1.2.3 Kandungan dari tanaman obat
1.1
Pokok bahasan dan Sub Pokok Bahasan
-
Ceramah Tanya jawab
Metode
-
Modul Bahan tayangan (Slide power point)
Media
-
-
-
Komputer LCD Kertas Flip chart Karton manila berwarna White board Spidol
Alat Bantu
5. Panduan Pengembangan Model Pelayanan Kesehatan Tradisisonal di Jaringan Pelayanan Kesehatan Dasar
4. Keputusan Menteri Kesehatan No 128/Menkes/SK/II/ Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Kepmenkes No. HK.03.01/60/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014
2. Kepmenkes No.1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang Penyelengaraan Pengobatan Tradisional
1. UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Referensi
MI.2 Tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan pemanfaatan TOGA 15 JPL (T= 6 JPL; P= 9 JPL ; PL= 0 JPL) Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu melakukan tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan pemanfaatan TOGA
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
23
3. Tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan pemanfaatan TOGA utk asuhan mandiri
3.1 Tanaman obat untuk tatalaksana gangguan kesehatan ringan pada kelompok usia subur. a. Nyeri haid b. Mual c. Demam pada ibu nifas d. ASI sedikit dan tidak lancar 3.2 Tanaman obat untuk tatalaksana gangguan kesehatan ringan pada kelompok usia balita (1-5 tahun). a. Kurang/tidak nafsu makan b. Batuk pilek c. Sesak nafas karena asma pada anak d. Perut kembung e. Cacingan 3.3 Tanaman obat untuk tatalaksana gangguan kesehatan ringan pada kelompok usia sekolah dan remaja (6-18 tahun) a. Kurang darah (anemia) b. Lelah c. Sakit gigi d. Pingsan (ramuan) 3.4 Tanaman Obat untuk tatalaksana gangguan kesehatan ringan pada kelompok usia kerja a. Sembelit (konstipasi) b. Nyeri sendi c. Susah tidur (Insomnia) d. Maag e. Pemulihan setelah sakit f. Daya tahan tubuh menurun 3.5 Tanaman obat untuk tatalaksana gangguan kesehatan ringan pada kelompok usia lansia (lebih dari 60 tahun). a. Sembelit (konstipasi) b. Nyeri-nyeri sendi c. Susah tidur (Insomnia) d. Maag e. Pemulihan setelah sakit f. Daya tahan tubuh menurun
24
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
Konsep dasar pemberdayaan masyarakat
Langkah-langkah Pemberdayaan Masyarakat dalam pelayanan kesehatan tradiional di Puskesmas
Menggalang Kemitraan dalam asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA
1 .
2 .
3
Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu menjelaskan
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
: : : :
Analisis situasi Pertemuan forum Musyawarah desa/kelurahan Perencanaan partisipatif Pelaksanaan kegiatan Pembinaan kelestarian Pengelolaan dan pengembangan TOGA Pengertian, tujuan dan prinsip dasar kemitraan Identifikasi dan peran mitra perencanaan (kemitraan) bersama
3.1 3.2 3.3
Pengertian pemberdayaan masyarakat Prinsip dasar pemberdayaan masyarakat Unsur-unsur pemberdayaan masyarakat
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
1.3
1.2
1.1
-
Ceramah Tanya jawab Curah pendapat Diskusi kelompok Bermain peran
Metode
-
-
-
Kertas meta plan Lembar diskusi Skenario bermain peran Slide presentasi
Media
-
-
-
Laptop LCD Sound system Flit chart Spidol (ATK) White board
Alat Bantu
Kepmenkes HK.03.01/60/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 Kepmenkes No. 128/Menkes/SK/II/ tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Panduan Pengembangan Model Pelayanan Kesehatan Tradisisonal di Jaringan Pelayanan Kesehatan Dasar Pedoman Pembinaan
4.
5.
Kepmenkes No. 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang Penyelengaraan PengobatanTradisional
2.
3.
UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
1.
Referensi
MI.3 Pemberdayaan masyarakat dan kemitraan untuk asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA 14 JPL (T= 2 JPL; P= 6 JPL ; PL= 6 JPL) Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu melakukanpemberdayaan masyarakat dan kemitraan untuk asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA
Pokok bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Nomor Materi Waktu Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
25
Peran, fungsi dan kemampuan fasilitator
Fasilitasi di masyarakat
Teknik fasilitasi
1.
2.
3.
Setelah mengikuti sesi ini, Peserta mampu
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
3.1 3.2 3.3
2.1 2.2
1.1 1.2
: : : :
Komunikasi efektif Presentasi efektif Metode pembelajaran
Proses fasilitasi di masyarakat Fasilitasi dalam pertemuan di masyarakat
Peran fasilitator Fungsi kemampuan fasilitator
Ceramah dan tanya jawab (CTC)
Metode
- Modul - Bahan tayangan (Slide power point
Media
-
Laptop LCD Sound system Flip chart Spidol (ATK
Alat Bantu
UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Kepmenkes No. HK.03.01/60/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 Kepmenkes No. 128/Menkes/SK/II/ tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Panduan Pengembangan Model Pelayanan Kesehatan Tradisional di Jaringan Pelayanan Kesehatan Dasar Pedoman Pembinaan Pengobat Tradisional Akupresur Bagi Petugas Kesehatan
4.
5.
Kepmenkes No 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang Penyelengaraan PengobatanTradisional 3.
2.
1.
Referensi
MI.4 Teknik fasilitasi asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA 8 JPL (T= 2 JPL; P= 2 JPL ; PL= 4 JPL) Setelah mengikuti sesi ini peserta mampu melakukanteknik fasilitasi asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA
Pokok bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Nomor Materi Waktu Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
26
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
Menampilkan suasana kelas yang rileks dan cair.
Mengenal dirinya dan orang lain
Menyadari dan memilih norma/ nilai yang baik dalam pembelajaran yang efektif
Berpegang teguh pada norma kelas dalam proses pembelajaran
Menyatakan setuju dengan kontrol kolektif
Menyepakati pengurus kelas.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Setelah mengikuti sesi ini, Peserta mampu
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
: : : :
6. Pemilihan pengurus kelas
5. Kontrol kolektif
4. Komitmen nilai kelas
3. Norma/nilai-nilai/ harapan
2. Mengenal diri sendiri dan orang lain
1. Pengertian BLC dan pencairan kelas
- Ceramah dan tanya jawab - Penugasan/ permainan
Metode
- LCD - Panduan penugasan
Media
Laptop LCD Sound system Flip chart Spidol (ATK
Alat Bantu
5.
4.
Panduan Pengembangan Model Pelayanan Kesehatan Tradisisonal di Jaringan Pelayanan Kesehatan Dasar Pedoman Pembinaan Pengobat Tradisional Akupresur Bagi Petugas Kesehatan
Kepmenkes No. 128/Menkes/SK/II/ tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
Kepmenkes No. HK.03.01/60/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 - 2014
2. 3.
UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Kepmenkes No 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang Penyelengaraan PengobatanTradisional
1.
Referensi
MP. 1 Building Learning Comitment (BLC) 2 JPL (T = 0; P = 2; PL = 0) Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu menampilkan norma kelas dalam proses pembelajaran
Pokok bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Nomor Materi Waktu Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
27
3. Tujuan penyusunan RTL 4. Cara penyusunan RTL
3. Menjelaskan tujuan penyusunan RTL
4. Menjelaskan ruang lingkup RTL
5. Menyusun RTL
2. Ciri-ciri RTL
2. Menjelaskan ciri-ciri RTL
Pokok bahasan dan Sub Pokok Bahasan
- Ceramah dan tanya jawab - Curhat pendapat - Latihan menyusun RTL
Metode
- LCD - Panduan penugasan
Media
-
Laptop LCD Flip chart White board Spidol (ATK)
Alat Bantu
4. Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kewidyaiswaraan berjenjang, 2005
3. Kumpulan instrumen diklat (pegangan fasilitator), Pusdiklat, BPP-SDM Kesehatan, Jakarta, 2002
2. BLC, Pedoman Pelaksanaan Diklat WI, LAN RI, Jakarta, 2005
1. Desain Pembelajaran, Robinson, dkk, Univ. Terbuka, Jakarta, 2004
Referensi
MP. 2 Rencana Tindak Lanjut (RTL) 2 JPL (T = 1; P = 1; PL = 0) Setelah mengikuti materi ini,peserta mampu menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) setelah mengikuti pelatihan
1. Pengertian RTL
: : : :
1. Menjelaskan pengertian RTL
Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Nomor Materi Waktu Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
BAB VI DIAGRAM PROSES PELATIHAN
BAB VI DIAGRAM PROSES PELATIHAN Poses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: A.
Proses Pembelajaran Proses pembelajaran dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Dinamisasi dan penggalian harapan peserta serta membangun komitmen belajar diantara peserta. 2. Penyiapan peserta sebagai individu atau kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam melaksanakan tugas. 3. Penjajagan awal peserta dengan memberikan pretes. 4. Pembahasan materi kelas. 5. Praktik kelas dalam bentuk penugasan-penugasan. 6. Praktik lapangan. 7. Penjajagan akhir peserta dengan memberikan postes. Dalam setiap pembahasan materi inti, peserta dilibatkan secara aktif baik dalam teori maupun penugasan, dimana: 1. Pelatih mempersiapkan peserta untuk siap mengikuti proses pembelajaran. 2. Pelatih menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada setiap materi. 3. Pelatih dapat mengawali proses pembelajaran dengan: a. Penggalian pengalaman peserta. b. Penjelasan singkat tentang seluruh materi. c. Penugasan dalam bentuk individual atau kelompok. d. Praktik. 4. Setelah semua materi disampaikan, pelatih dan atau peserta dapat memberikan umpan balik terhadap isi keseluruhan materi yang diberikan. 5. Sebelum pemberian materi berakhir, pelatih dan peserta dapat membuat rangkuman dan atau pembulatan.
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
31
B.
Diagram Alir
PEMBUKAAN
PRE TEST
Membangun Komitmen Belajar metode (BLC) permainan dan pemaknaan
E V A L U A S I
WAWASAN Materi Dasar - Kebijakan Pelayanan Kesehatan Tradisional - Asuhan mandiri METODE - Curah pendapat - Ceramah dan tanya jawab - Diskusi
PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN Materi inti 1. Tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan akupresur. 2. Tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan pemanfaatan TOGA. 3. Pemberdayaan masyarakat dan kemitraan untuk asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA. 4. Teknik fasilitasi asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA METODE - Curah pendapat - Penugasan / latihan - Demonstrasi - Bermain Peran - Praktik
ORIENTASI LAPANGAN
RENCANA TINDAK LANJUT
POST TEST
PENUTUPAN
32
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
Rincian rangkaian diagram alir proses pelatihan diruntutkan menjadi sebagai berikut: 1. Pembukaan Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatihan secara resmi. Proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut: a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan. b. Pengarahan sekaligus pembukaan. c. Penyematan tanda peserta. d. Perkenalan peserta secara singkat. e. Pembacaan doa. 2.
Prates Sebelum acara pembukaan, dilakukan pretes terhadap peserta. Pretes bertujuan untuk mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan dan kemampuan peserta dalam melaksanakan kegiatan asuhan mandiri kesehatan tradisional bagi tenaga kesehatan di Puskesmas.
3.
Membangun Kesepakatan Belajar, Building Learning Commitment (BLC) Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses pelatihan. Kegiatannya antara lain: a. Penjelasan oleh pelatih atau fasilitator tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan dalam materi BLC. b. Perkenalan antara peserta dengan para pelatih atau fasilitator dan dengan panitia penyelenggara pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara aktif. c. Mengemukakan harapan, kekuatiran, kesepakatan masing-masing peserta selama pelatihan d. Kesepakatan antara para pelatih atau fasilitator, penyelenggara pelatihan dan peserta dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya.
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
33
4.
Perluasan Wawasan Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi dasar sebagai pengetahuan dan perluasan wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini. Materi tersebut yaitu: a. Kebijakan pelayanan kesehatan tradisional. b. Asuhan mandiri.
5.
Pembekalan Pengetahuan dan Keterampilan Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari proses pelatihan mengarah pada kompetensi yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu diskusi kelompok, latihan, studi kasus, bermain peran, serta orientasi lapangan. Pengetahuan dan keterampilan yang dilatihkan meliputi materi: a. Tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan akupresur b. Tatalaksana gangguan kesehatan ringan dengan pemanfaatan TOGA. c. Pemberdayaan masyarakat dan kemitraan untuk asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA. d. Teknik fasilitasi asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA. Setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai pelatih atau fasilitator melakukan kegiatan refleksi dimana pada kegiatan ini pelatih atau fasilitator bertugas untuk menyamakan persepsi tentang materi sebelumnya diterima sebagai bahan evaluasi proses pembelajaran berikutnya.
34
6.
Orientasi Lapangan Pelaksanaan praktik lapangan ini adalah agar peserta dapat lebih berperan aktif dalam pencapaian pembelajaran bermakna untuk mengembangkan kompetensi berbasis pengalaman kontekstual.
7.
Post tes Setelah keseluruhan materi dan praktik lapangan dilaksanakan, dilakukan postes. Postes bertujuan untuk melihat peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta setelah mengikuti pelatihan. Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
8.
9.
Evaluasi ● Evaluasi yang dimaksudkan adalah evaluasi terhadap proses pembelajaran tiap hari (refleksi) dan terhadap pelatih atau fasilitator. ● Evaluasi tiap hari (refleksi) dilakukan dengan cara mereview kegiatan proses pembelajaran yang sudah berlangsung, sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses pembelajaran selanjutnya. ● Evaluasi terhadap fasilitator dilakukan oleh peserta pada saat pelatih/fasilitator telah mengakhiri materi yang disampaikannya. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan form evaluasi terhadap pelatih atau fasilitator. Evaluasi Penyelenggaraan Evaluasi penyelenggaraan dilakukan untuk mendapatkan masukan dari peserta tentang penyelenggaraan pelatihan tersebut dan akan digunakan untuk penyempurnaan penyelenggaraan pelatihan berikutnya.
10. Penutupan Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan, dilaksanakan oleh pejabat yang berwenang dengan susunan acara sebagai berikut: a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan b. Pengumuman peringkat keberhasilan peserta c. Pembagian sertifikat d. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta e. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang f. Pembacaan doa. C.
METODE Metode yang digunakan selama proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk berperanserta aktif dalam mencapai kompetensi berbasis pengetahuan kontekstual, yaitu diskusi kelompok, latihan dan simulasi, bermain peran, studi kasus, dan orientasi lapangan.
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
35
BAB VII PESERTA DAN PELATIH/ FASILITATOR
BAB VII PESERTA DAN PELATIH/FASILITATOR A.
Peserta 1. Kriteria Peserta Peserta latih adalah tim puskesmas yang terdiri atas: a. Tenaga puskesmas yang sudah dilatih akupresur. b. Tenaga puskesmas yang sudah dilatih pemanfaatan TOGA 2.
B.
Jumlah peserta Jumlah peserta sebanyak-banyaknya 30 orang.
Pelatih/fasilitator Kriteria Fasilitator : 1. Alumni TOT Pemanfaatan TOGA (termasuk WI) yang akan menjadi fasilitator asuhan mandiri pemanfaatan TOGA. 2. Alumni TOT Akupresur yang akan menjadi fasilitator akupresur mandiri. Keterangan: dalam pelaksanaan kelas dipisah untuk mendapatkan materi kekhususan akupresur dan TOGA
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
39
BAB VIII PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN
BAB VIII PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN A.
Penyelenggara Penyelenggara pelatihan asuhan mandiri kesehatan tradisional adalah: 1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang memiliki kemampuan menyelenggarakan pelatihan 2. Menunjuk seseorang pengendali pelatihan sebagai penjamin kualitas pelatihan dan materipelatihan sesuai kurikulum dengan melibatkan Bapelkes setempat 3. Mempunyai sejumlah sumber daya manusia yang telah mengikuti Training of Trainer (TOT) Akupresur dan pemanfaatan TOGA 4. Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional Alternatif dan Komplementer, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI
B.
Tempat Penyelenggaraan Pelatihan diselenggarakan di Balai Pelatihan Kesehatan, Bapelkes Daerah atau Institusi/lembaga pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
43
BAB IX EVALUASI
BAB IX EVALUASI Evaluasi yang dilakukan dalam pelatihan ini meliputi: A.
Evaluasi terhadap Peserta Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui: 1. Menilai penyerapan materi pelatihan oleh peserta latih (Pre dan Post Test). 2. Menilai keterampilan peserta latih dalam menjelaskan dan mendemonstrasikan Tatalaksana penanganan kasus dengan pemanfaatan Toga dan Pijat Akupresur
B.
Evaluasi terhadap Pelatih/Fasilitator Penggunaan Evaluasi terhadap fasilitator untuk mengetahui seberapa jauh penilaian yang menggambarkan tingkat kepuasan peserta terhadap kemampuan fasilitator dalam menyampaikan pengetahuan dan atau keterampilan kepada peserta dengan baik, dapat dipahami dan diserap peserta, meliputi : 1. Penguasaan materi 2. Ketepatan waktu 3. Sistematika penyajian 4. Penggunaan metode dan alat bantu pelatihan 5. Empati, gaya dan sikap kepada peserta 6. Pencapaian tujuan pembelajaran umum (TPU) 7. Kesempatan tanya jawab 8. Kemampuan menyajikan 9. Kerapihan pakaian 10. Kerjasama antar tim pelatih
C.
Evaluasi terhadap Penyelenggaraan Pelatihan Evaluasi yang dilakukan oleh peserta latih terhadap penyelenggaraan diklat (administrasi dan pelayanan akomodasi, konsumsi dan kepanitiaan) yang meliputi : 1. Tujuan pelatihan
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
47
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
48
Relevansi program pelatihan dengan tugas Manfaat setiap materi sajian bagi pelaksanaan tugas Manfaat pelatihan bagi peserta latih dan instansi terkait Hubungan peserta latih dengan pelaksana pelatihan Pelayanan sekertariat terhadap peserta latih Pelayanan akomodasi dan lainya Pelayanan konsumsi Pelayanan perpustakaan Pelayanan komunikasi dan informasi
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
BAB X SERTIFIKASI
BAB X SERTIFIKASI Peserta wajib hadir dan mengikuti kegiatan Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional ini sekurang-kurangnya 90% dari alokasi waktu pelatihan. Jika dinyatakan berhasil setelah mengikuti Evaluasi Belajar, peserta berhak memperoleh sertifikat dengan 1 (satu) angka kredit.
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
51
REFERENSI 1.
Departemen Kesehatan RI; Keputusan Menteri Kesehatan RI; Nomor 725/Menkes /SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan ; Pusdiklatkes- BPP-SDM; Jakarta; Tahun 2003
2.
Departemen Kesehatan RI; Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional; Jakarta; Tahun 2003
3.
Departemen Kesehatan RI; Pedoman Penyusunan Kurikulum Modul Pelatihan Berorientasi Pembelajaran; Pusdiklatkes-BPP-SDM ; Jakarta ; Tahun 2004
4.
Keputusan Menteri Kesehatan No 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat; Tahun 2004.
5.
Kementerian Pertanian: kebijakan Pertanian tentang Pengembangan Tanaman Obat SK Kementerian Pertanian No.511/KPPS/PG/310/ IX/2006 Tentang Komoditas Binaan Hortikultura.
6.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
7.
Kementerian Kesehatan RI; Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1144/2010 tentang Organisasi dan Tatakerja Kemkes RI ; Sekjen Depkes RI; Jakarta; 2010
8.
Keputusan Menteri Kesehatan RI NO HK.03.01/60/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014; Tahun 2010.
9.
Kementerian Kesehatan Pedoman Pengelolaan dan Pemanfaatan TOGA Tahun 2011.
10. Kementerian Kesehatan Pedoman Pembinaan Battra tahun 2008 11. Kementerian Kesehatan Pedoman Penyelenggaraan Yankestrad Ramuan Tahun 2011
52
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
DAFTAR KONTRIBUTOR PENANGGUNG JAWAB : DR. HR. DEDI KUSWENDA, M.KES (DIREKTUR BINA PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL, ALTERNATIF DAN KOMPLEMENTER)
KOORDINATOR : KASUBDIT BINA YANKESTRAD RAMUAN
KONTRIBUTOR : DR. RINNI YUDHI PRATIWI, M.PET DR. SRI HASTUTI NAINGGOLAN, MPH, MM, M.SI ISMOYOWATI, SKM, M.KES DRS. BAGUS SARJANA, M.KES HARYANI, SKM, MHSM S. MONAWAROH, SKM, M.SI DR. GITASWISARI, MKM DR. ERNA HAYATI ERNA SUCIPTO, SE DR. OTIH ROSTIANA DANU RAHADITYO S.PSI DR. SANDRA OKTAVIANI RATIH KUSUMA DEWI, A.MD DRS. ISMEDSYAH, APT, M.KES IR. DUNANTY SIANIPAR, M.KES BARON SUARTA DR. HASAN MIHARJA, Sp.AK, MS SITI MARYANAH YUSTI ARIYANI DRG. SUGIHARTI, M.KES SUPRAPTI DEVI ZUARNI DR. FEBY ANGGRAINI, MKKK DR. NUR INDAH
Kurikulum Pelatihan Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Bagi Fasilitator Kesehatan
53