KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan perkenan-Nya lah buku ini bisa dikeluarkan dan diterbitkan. Sebagai Salah satu usaha untuk melestarian Budaya Warisan dari leluhur Bangsa, Budaya Nasional Bangsa yang mengandung nilai-nilai universal termasuk kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam bingkai terpeliharanya kerukunan hidup bermasyarakat dan membangun peradaban bangsa yang semuanya sebagai ciptaan Sang Khalik, Tuhan Yang Maha Esa.
Cerita dan isi dibuat atas saran dan pengungkapan langsung dan ilham dan sang mediator yang bisa berhadapan langsung dengan arwah leluhur kita itu. Kisah nyata cerita perjalanan yang masih ada sampai sekarang, dan peninggalannya masih sering diziarahi khalayak banyak. Di akhir kata pengantar ini, penulis memohon maaf jikalau ada kesalahan cerita dan kekurangan, kami bersedia untuk memperbaiki dan menjilid buku berikutnya ke arah yang lebih sempurna. Bandung, September 2004
Penulis melihat dan mengacu pada UUD 1945 setelah Amademen keempat tahun 2002 dan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN dan TAP MPR No. IV/MPRlI999 pada pasal 18 ayat 2), Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.
Maka penulis menganggap bahwa buku yang berjudul “LEGENDA NAMBORU NANTINJO & NAMBORU KANJENG RATU NYI RORO KlDUL BIDING LAUT” merupakan suatu bentuk melestarikan cerita budaya leluhur agar generasi berikutnya tidak kehilangan akan adanya kepastian cerita yang sebenarnya.
TIM PENYUSUN
SEKAPUR SIRIH
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis terbuka pikiran dan hasrat untuk membuat jilidan buku ini atas
Tak lupa kami mengucapkan Puji dan Syukur Kepada Sang Maha
saran dan pesan Ratu Nyi Roro Kidul dan Namboru Nantinjo, yang
Pencipta Langit dan Bumi, karena atas Ridho-Nyalah semuanya ini dapat
meminta kepada penulis agar dibuat sebuah buku yang menceritakan kisah
terlaksana.
mereka. Berita dan cerita tersebut haruslah menyebar kepada masyarakat banyak melalui melalui media elektronik, media cetak, VCD, DVD bahkan dibuat ke Film Layar Lebarnya.
Terima kasih kami juga haturkan kepada semua Arwah Leluhur Bangsa Indonesia diseluruh Persada Nusantara ini. Arwah Nenek Moyang kami Guru Tatea Bulan dan Sibasobolon, Raja Uti, Biding Laut (Nyi Roro Kidul), Saribu
Ratu Nyi Roro Kidul telah kami jemput dan telah bertemu kembali
Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja, Silau Raja, Namboro Pareme, Tintin
dengan Saribu Raja pada hari Senin Tgl, 01 - 03 - 2004 di Gua Parang Tritis,
Haumasan, Sinta Haumasan, dun Namboru Nasumurung Siampudan
Yogyakarta. Dalam pertemuan itulah isak tangis yang memilukan dan
(Nantinjo) dan juga Bere Niompui, Ompu Sisingamangaraja. Kepada semua
kesedihan yang selama ini dipendam sepanjang perjalanan kekuasaannya
keturunan Oppu Guru Tatea Bulan baik yang langsung maupun tidak
sebagai Ratu, tertumpah.
langsung, yang telah membantu kami dalam penerbitan buku ini. Kepada: Tom
Senin Tgl, 01 - 03 - 2004, semua yang selama ini dicari Ratu Nyi Roro Kidul telah tergenapi dan kerajaan sebagai Ratu Pantai Selatan telah sempurna. Kamipun sudah menyambut kedatangan Ratu ke pangkuan Si Raja Batak dengan Nasi Tumpeng Ulos Makkopol, dan sesajen lainnya. Demikianlah Buku Cerita ini kami buat atas saran dan arahan Ratu Nyi Roro Kidul dan Namboru Nantinjo Nasumurung sebagai dua Ratu Yang Berkuasa : “LEGENDA NAMBORU NATINJO & NAMBORU KANJENG RATU NYI RORO KlDULBIDING LAUT”
Pasaribu, Amani Hotni Sinurat, Nai Hotni Boru Sagala, Ama Dapot Limbong, Uban Pasaribu, Amani Fuji Tarihoran, Amani Parlin Malau, Sutan Parlindungan Tanjung dun semua pihak yang telah membantu kami yang tak dapat kami sebut satu persatu. Demikian juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua keturunan Jawa, Sunda dan Banten, dan Betawi, Madura, dan semua suku yang menghargai leluhur kita Ratu Nyi Roro Kidul. Juga kepada Keraton Yogyakarta, Keraton Cirebon, Parang Tritis dan kuncennya, dan kru yang ada di sana. Dinas Pariwisata Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Samudra Beach Hotel dan Kuncennya, Pesanggrahan Karang Hawu, Karang Bolong Banten, Karang Bolong Surade dan semua tempat sakral Ratu Nyi Roro Kidul yang tak dapat kami sebutkan satu-persatu.
AWAL TERJADINYA PULAU MALAU Nantinjo adalah putri bungsu dari Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon dari sepuluh bersaudara, anak yang pertama adalah Raja Uti, ke dua Saribu Raja, ke tiga Limbong Mulana, ke empat Sagala Raja, ke lima Lau Raja sedangkan perempuan yang pertama adalah Biding Laut, ke dua Boru Pareme, ke tiga Anting Haumasan, ke empat Sinta Haumasan dan ke lima Nantinjo. Kita dapat berbicara langsung dengan Nantinjo melalui Nai Hotni Boru Sagala yang tinggal di Cianjur Jawa Barat yang menjadi tempat masuknya Roh Nantinjo (Hasorangan). Tujuan Nantinjo kembali kedunia adalah untuk mengobati, membantu orang yang meminta pertolongan terlebih keturunan dari Bapak dan Ibunya serta meluruskan sejarah asal mula keturunan dari keluarganya dan mempersatukan kembali keturunan Bapaknya Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon.
Kemelut keluarga yang begitu hebat telah melanda keluarga Nantinjo sehingga abangnya yang nomor tigalah yang harus bertanggung jawab atas diri Natinjo sepeninggal kedua orang tuanya. Walaupun Nantinjo tinggal dirumah abangnya sendiri, penderitaan yang dialaminya sangat berat karena begitu besar tanggungjawab yang dibebankan abangnya terhadap dirinya mulai dari mengurus rumah, mengasuh anak-anak, serta mencari bahan makanan ke hutan. Dan yang membuat hati Nantinjo sangat menderita apabila Nantinjo salah sedikit saja pastilah dia mendapat hukuman dari abangnya. Siksaan demi siksaan diterima Natinjo hari lepas hari dari abangnya tersebut. Meskipun begitu berat penderitaannya Nantinjo pasrah, sebab tumpuan harapan pengaduannya telah pergi merantau entah kemana. Nantinjo mempunyai keahlian bertenun, maklumlah pada saat itu dia harus bertenun jika ingin mempunyai pakaian. Setiap bertenun, Nantinjo selalu melantunkan syair lagu penderitaannya dengan berlinang air mata
Semasa hidupnya, Nantinjo mengalami penderitaan yang cukup berat,
sambil memohon kepada yang Kuasa agar ditunjukkan jalan padanya untuk
sebab ketika lahir kedunia ini saja dia tidak sempuma, dikatakan wanita
dapat keluar dari deritanya. Melihat dan mendengar penderitaan serta jeritan
bukan, pria juga bukan. Pada saat umurnya sepuluh tahun kedua orang tua
hati Nantinjo, Yang Kuasa akhirnya menunjukkan jalan keluar kepada
Nantinjo telah di panggil Yang Kuasa. Semenjak ditinggal kedua orang tuanya
Nantinjo. Pada suatu saat datanglah abangnya Lau Raja bertamu kerumah
semakin beratlah penderitaan yang dialaminya. Nantinjo tinggal bersama
Limbong Mulana, melihat adiknya sedang menangis hatinya sedih, sebagai
abangnya Limbong Mulana, karena yang tinggal dikampung pada saat itu
abangnya Lau Raja penasaran dan bertanya kepada sang adik, mengapa
hanyalah ketiga abangnya Limbong Mulana, Sagala Raja serta Lau Raja,
engkau menangis Nantinjo? namun pertanyaan abangnya itu bukan membuat
sedangkan abangnya Raja Gumeleng-Geleng telah pergi dibawa oleh Yang
Nantinjo diam malah membuat tangisan Nationjo semakin keras. Lau Raja
Kuasa kepuncak Gunung Pusuk Buhit. Abangnya yang nomor dua Saribu Raja
pun mendekati adiknya, dipeluk dan dihibur adiknya dengan penuh kasih
telah pergi juga merantau entah kemana rimbanya, dikarenakan adanya
sayang sambil bertanya ada apa gerangan yang membuat hati adiknya begitu
skandal cinta dengan adiknya sendiri Boru Pareme.
pilu dan sedih? Sadar bahwa abangnya begitu sayang kepadanya, Nantinjo akhirnya menceritakan segala
penderitaannya dan menunjukkan luka dipunggungnya akibat siksaan yang kerap dilakukan abangnya Limbong Mulana kepadanya.
Tanpa membuang banyak waktu, pihak keluarga tersebut akhirnya berangkat beserta rombongan ke rumah Lau Raja. Dengan maksud untuk meminang Nantinjo yang akan dijadikan istri dari putranya. Setelah
Tanpa sadar Lau Raja memanggil nama ibunya “Sibaso Bolon” sambil
mendengar dan mendapat pinangan tersebut, Lau Raja mengundang kedua
berujar “teganya kamu Ibu, membiarkan putri bungsumu mengalami
abangnya Limbong Mulana dan Sagala Raja untuk mengadakan rapat
penderitaan yang begitu berat dan tidak berkesudahan”. Sambil membelai
keluarga, untuk menentukan apakah pinangan tersebut diterima atau tidak.
adiknya, Lau Raja mengajak Natinjo pergi dari rumah Limbong Mulana dan ia
Ternyata, kedua abangnya mempunyai pendapat yang sama yaitu
berjanji akan menyayangi Natinjo. Mendengar ucapan dan janji abangnya,
menerima pinangan tersebut. Namun Lau Raja berpendapat bahwa Nantinjo
Nantinjo langsung mengikuti ajakan Lau Raja. Akhirnya Lau Raja membawa
yang harus menentukan keputusan itu, diterima atau tidaknya lamaran
Nantinjo ke Simanindo Pulau Samosir tempatnya tinggal. Semenjak tinggal
tersebut. Kemudian mereka memanggil Nantinjo untuk hadir dalam rapat
dengan Lau Raja. Nantinjo merasa senang, tenang dan bahagia. Nantinjo
keluarga tersebut, dan mempertanyakan kepada Natinjo apakah ia bersedia
diberi kebebasan untuk melakukan kesenangannya bertenun walaupun
menerima pinangan pihak laki-Iaki dari seberang danau toba itu? Sadar akan
abangnya miskin .
keberadaan dirinya yang laki-laki bukan perempuan juga bukan dengan spontan Nantinjo menjawab bahwa dirinya belum siap untuk berumah tangga.
Hari lepas hari berganti, tak terasa Nantinjo sudah mulai berkembang menjadi gadis remaja yang anggun, cantik dan bersahaja. Kecantikan wajah dan sikap Nantinjo yang tidak pernah membedakan teman-temannya semakin menambah harum namanya terlebih dikalangan pemuda. Nantinjo menjadi gadis pujaan semua lelaki baik dikampungnya maupun dari kampung seberang danau toba. Seorang pemuda dari perkampungan (Huta) Silalahi sangat tertarik kepada Nantinjo dan ingin menjadikannya sebagai pendampingnya seumur hidup. Tanpa mengadakan pendekatan kepada Nantinjo, pemuda tersebut langsung meminta kedua orang tuanya untuk segera meminang Nantinjo. mendengar permintaan sang anak, orang tua pemuda tersebut sangat senang dan bangga ternyata putra mereka bemiat meminang bunga desa dari Simanindo.
Dengan alas an Natinjo ingin menyelesaikan tenunannya terlebih dahulu agar dia bisa memakainya suatu saat nanti jika ia telah siap untuk berumah tangga. Namun abangnya Limbong Mulana tidak memperdulikan jawaban Nantinjo dan tidak memberikan kesempatan kepada Nantinjo untuk menolak. Katanya “kamu harus menerima pinangan tersebut”. Mendengar paksaan dari abangnya itu tanpa sadar air mata Nantinjo menetes dipipi, dia berpikir tidak akan bisa melawan keinginan abangnya Limbong Mulana. Nantinjo melayangkan pandangan kepada abangnya Lau Raja dengan harapan dapat membela dirinya, namun Lau Raja pun tidak dapat membela adik yang sangat disayanginya itu karena dia sendiripun takut akan amarah abangnya Limbong
Mulana. Melihat situasi seperti itu Nantinjo hanya dapat menangis dan menjerit meratapi nasibnya dalam hati. Hanya Nantinjo sendiri yang tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Ketiga abangnya tidak mengetahui bahwa Nantinjo tidak sempurna dilahirkan kedunia ini sebagai seorang wanita. Nantinjo menolak karena dia menyadari bahwa dia tidak akan dapat membahagiakan calon suaminya dikemudian hari. Nantinjo berusaha berpikir keras, alasan apalagikah yang tepat untuk dapat menolak lamaran tersebut. Nantinjo terus berfikir, berusaha mencari alasan untuk menolak lamaran tersebut. Akhirnya dia mendapat ide dan mengatakan kepada abangnya: “saya bersedia menerima pinangan dengan syarat pihak laki-laki itu harus dapat menyediakan emas satu perahu penuh serta uang ringgit satu perahu penuh” Mendengar persyaratan yang diberikan Nantinjo ternyata orang tua calon suaminya siap memenuhi permintaannya itu, bahkan calon mertuanya mengatakan lebih dari permintaanmu kami dapat kami penuhi. Setelah kedua belah pihak sepakat, pihak lelaki kembali ke kampungnya diseberang Pulau Samosir. Keesokan harinya, pihak laki-laki itupun datang kembali beserta rombongan dengan membawa persyaratan yang diminta Nantinjo, yaitu emas satu perahu dan ringgit satu perahu. Melihat emas satu perahu dan ringgit satu perahu keserakahan Limbong Mulana timbul, sikapnya langsung berubah lembut kepada Nantinjo. Dengan lembut Limbong Mulana mengatakan kepada adiknya “sekarang kamu tidak memiliki alasan lagi untuk menolak pinangan calon suamimu itu adikku, sebab
calon mertuamu sudah memenuhi permintaanmu disaksikan ketiga abangabangmu serta khalayak ramai. Begitu tulusnya calon mertuamu menjadikan kamu sebagai menantu, dan sebagai abangmu yang tertua diantara kami, aku memutuskan bahwa kamu harus berangkat saat ini juga ikut dengan suamimu, Doa Restu dari kami abang-abangmu menyertai keberangkatanmu. Kami mendoakan kiranya Tuhan memberikan kebahagian lahir maupun batin kepada kamu” kata Limbong Maulana panjang lebar. Dengan hati yang hancur Nantinjo menatap abangnya satu persatu sambil berkata kepada abangnya Lau Raja : “Jikalau memang saya harus berangkat untuk berumah tangga dengan calon suami saya yang bukan pilihan hati saya, tetapi dikarenakan godaan emas dan ringgit satu perahu, ternyata kalian tega memaksa saya untuk berumah tangga, bagiku tidak ada pilihan kecuali menerima namun permintaanku pada abang :” Kumpulkanlah semua apa yang menjadi milikku termasuk alat yang selalu kupakai untuk bertenun. Bambu turak ini tempat benang tenunku tolong tanamkan di ujung desa ini, suatu saat nanti semua keturunan Bapak dan Ibuku akan melihat dan mengingat saya yang penuh dengan penderitaan.” Lau Raja memenuhi permintaan adiknya dan berjanji akan melaksanakannya. Nantinjopun akhirnya menaiki perahu kesayangannya dan berangkat meninggalkan kampung itu mengikuti rombongan calon suaminya. Sambil mendayung perahu hati Nantinjo terus gusar. Dia tidak dapat membayangkan apa yang bakal terjadi setelah sampai dikampung calon suaminya nanti. Kegundahan dan kekalutan pikiran Nantinjo tidak menemukan jawaban, kemudian Nantinjo memohon dan berseru kepada ibunya Sibaso Bolon, “Bu, mengapa ini harus terjadi, seandainya dahulu ibu cerita kepada semua
abangnya tentang keadaan Natinjo yang sebenarnya, mungkin ini
tidak ditemukan jasad adiknya. Sambil menangis tersedu-sedu Lau Raja
tidak akan terjadi. lbulah yang bersalah serlo Limbong Mulana yang tergoda
meminta dalam hatinya kepada Yang Kuasa agar jasad adik yang disayanginya
dengan emas dan ringgit satu perahu”. Dengan hati yang sangat pilu Nantinjo
dapat ditemukan.
bertanya kepada Ibunya, “masihkah lbu sayang pada putrimu ini? kalau lbu benar-benar masih sayang dengarkanlah jeritan hati putrimu ini yang paling
Sayup-sayup Lau Raja mendengar bisikan: “Adikmu Nantinjo sudah
dalam. lbu! saya tidak mau berumah tangga sebab itu hanya akan membuat
saya bawa ketempat yang aman, sekarang dia bersama ibumu. Anakku
aib dikeluarga, Putrimu ini rela berkorban demi nama baik keturunan Bapak
hapuslah air matamu, dan lihatlah ketempat dimana perahu adikmu
dan lbu di kemudian hari. Saya tahu ibu dapat berkomunikasi langsung
tenggelam, disitu kau akan melihat satu keajaiban dunia, perahu adikmu akan
dengan Yang Kuasa, Pintalah kepada Yang Kuasa agar saya lepas dari
muncul kembali berupa pulau. “ Inilah sebagai pertanda bagi keturunanku
penderitaan ini dan persatukanlah saya dengan ibu”. Mendengar jeritan sang
di kemudian hari betapa tulus dan mulia pengorbanan adikmu, tidak
putri yang sangat memilukan hati, ibunya pun meminta kepada Yang Kuasa.
pernah mau membuat saudaranya malu dan terhtina dihadapan orang “.
Maka seketika itu juga turunlah hujan yang sangat lebat, angin dan badaipun datang menerjang perahu Nantinjo. Gemuruh ombak disertai halilintar turut
Tiba-tiba Lau Raja tersadar dan melihat dimana perahu adiknya
menangis melihat penderitaan Nantinjo. Akhirnya perahu Nantinjopun
tenggelam, dengan rasa kaget dia melihat apa yang dibisikkan oleh ibunya.
tenggelam ditelan ombak danau toba. Nantinjo menemui ajalnya seketika itu
Timbulnya pulau itu membuat Lau raja merasa adiknya Nantinjo serasa
juga. Ketiga abangnya yang menyaksikan hal itu merasa bersalah serta takut.
hidup kembali, dan dia berjanji pada diri sendiri bahwa ia beserta seluruh keturunannya harus menjaga dan merawat serta menyayangi pulau itu,
Bahkan setelah Limbong Mulana memeriksa emas dan ringgit satu perahu yang diberikan calon suami adiknya ternyata hanya diatasnya saja
sebagaimana dia menyayangi adiknya. Lau Raja memberi nama pulau itu “Pulau Malau”.
emas dan ringgit dibawahnya hanya gundukan pasir dan tanah. Penyesalan yang timbul selalu datang terlambat, apa mau dikata Nantinjo sudah
TURUNNYA ROH NANTINJO
tenggelam kedasar danau toba. Setelah Nantinjo tenang bersama ibunya disisi Yang Kuasa, pada suatu Keesokan harinya disaat orang masih tertidur pulas Lau Raja pergi kepantai tempat perahu Nantinjo diberangkatkan dengan harapan dapat menemukan adiknya hidup maupun mati. Ditelusurinya sepanjang pantai namun
hari ibunya meminta Nantinjo untuk turun kebumi untuk melihat keturunan ibunya. ltulah pertama sekali Nantinjo menumpang ketubuh orang (marhuta hula) di desa sagala. Pada saat itu ada seorang ibu, istri dari marga sagala
sedang pendarahan dan Nantinjo menumpang ke tubuh orang yang kurang waras. Nantinjo meminta air untuk menyembuhkan si ibu namun orang-orang yang ada dirumah itu berserta keluarga si ibu tersebut mengatakan bagaimana kamu bisa membantu, kamu saja kurang waras, namun Nantinjo tetap meminta air, akhirnya mereka memberikan air yang diminta Nantinjo dan dia mengobati si ibu. Betapa herannya orang yang ada dirumah itu karena si ibu dapat sembuh. Akhirnya mereka bertanya “siapa kamu sebenarnya, lalu Nantinjo menjawab: saya adalah namboru kalian Nantinjo” mereka menjawab Nantinjokan sudah tenggelam, tetapi Nantinjo menjawab bahwa Rohnyalah yang menumpang pada orang yang kurang waras tersebut serta mengatakan “Jikalau kalian butuh bantuan panggillah namaku, terlebih kalau di danau toba. Natinjo juga berpesan kepada mereka, kalau telur ayam kalian mengecil jangan kalian takut sebab akulah yang meminta, kalau padimu tertinggal disawah dan tidak dapat kamu panen akulah yang memintanya. Kemudian Nantinjo kembali lagi kesisi ibunya. Melihat keturunannya (pomparan) semakin berantakan serta sering memanggil-manggil nama putrinya Akhirnya Ibunya Sibaso Bolon meminta Nantinjo kembali ke dunia untuk membantu keturunannya dan mengupayakan untuk mempersatukan kembali keturunan ibunya. Sekarang Nantinjo dapat kita temui melalui nai Hotni yang ada di Cianjur untuk meminta pertolongan ataupun menggali sejarah Pompa ran Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon. Sebelumnya nai Hotni juga tidak mengetahui kalau dirinya telah dipilih Nantinjo sebagai hasorangan (yang menggendong Nantinjo). Memang semenjak kecil telah terjadi keanehan yang
selalu dibuat
nai Hotni melalui Nantinjo. Pada usia empat tahun nai Hotni telah menyembuhkan seorang gadis yang sakit parah bahkan sudah divonis dokter tidak panjang umur. Saat ini gadis yang divonis harus meninggal itu masihlah hidup dan umurnya kira-kira 60 tahun kurang lebih. Dan gadis itu berada di daerah sidikalang, tepatnya di sumbul. Dan yang lebih aneh jikalau nai Hotni marah ataupun sedang kesal diwaktu kecil cukup diberikan sebuah jeruk purut, maka amarah dan kesalnya akan hilang, tidak seperti kebiasaan anak lainnya yang dapat dibujuk dengan permen atau mainan. Nai Hotni adalah hasorangan namboru Nantinjo yang ke Lima. Yang pertama gadis yang kurang waras di desa sagala meskipun hanya sekejap, yang kedua sampai ke empat namboru memilih dari boru Limbong, boru sagala dan boru malau. Sebelum nai Hotni resmi menjadi hasorangan Nantinjo kehidupannya sangat menderita..Kalau kita mendengar ceritanya hampir mirip dengan penderitaan Nantinjo, semenjak merantau tahun 1994 ke pulau Jawa, tepatnya Jawa Barat kehidupan keluarga nai Hotni sangat menderita. Adapun tujuan mereka merantau untuk merubah nasib namun ternyata justru penderitaan yang datang silih berganti. Pada saat itu nai Hotni dengan suaminya hidup dari berdagang. Agar dagangannya laris mereka mencoba meminta bantuan kepada orang pintar (Dukun), orang pintar tersebut mengatakan bahwa nai Hotni tidak perlu minta bantuan karena ada yang mengikutinya, nai Hotni pun menoleh dan menjawab tidak ada yang mengikuti saya! Sang dukun mengatakan bahwa dia diikuti wanita yang berjubah putih. Semakin penasaran nai Hotni lalu bertanya siapa? Namborumujawab dukun itu, wong namboru saya masih hidup jawab Nai Hotni
sang dukun tersebut menjawab, yang diatas, karena bingung Nai Hotnipun akhirnya pulang.
barulah datang Namboru Paraek Bunga-bunga setelah itu baru Namboru Nantinjo datang ke nai Hotni.
Suatu ketika, si Hotni demam lalu nai Hotni membawa anaknya ke
Memanggil namboru Nantinjo harus terlebih dahulu memanggil
dukun untuk minta diobati namun sang dukun tidak mau memberikan dengan
Namboru Paraek Bunga-bunga sebab kesucian Namboru Nantinjo lebih tinggi,
alasan tidak mampu mengobati karena dihalang-halangi wanita berjubah
tidak boleh Nai Hotni langsung memanggil Namboru Nantinjo. Inilah satu
putih. Sang dukun mengatakan hanya pakai air liur ibu saja anak ibu sehat,
pertanda dimana namboru Nantinjo yang sebenarnya.
karena bingung dan bercampur kesal ia pun pun pulang kerumah. Sesampai dirumah sambil tiduran menjaga si Hotni, dia teringat apa yang dikatakan
Pada tahun 1999 Namboru Nantinjo mengadakan gondang di Buhit
dukun tadi, lalu Nai Hotni mengusapkan liurnya kedahi putrinya, setelah
pulau Samosir. Pada saat itu sesepuh dari marga Limbong tidak memberikan
diusapkan ternyata panas si Hotni benar-benar hilang.
ijin dikarenakan tidak pernah ada yang dapat mengadakan gondang ditempat itu katanya! Lalu namboru menjawab, kenapa kamu melarang saya membuat
Akhir tahun 1995 nai Hotni jatuh sakit, dokter sudah menyatakan tidak
gondang di kampung saya sendiri? kalau yang lain bisa kamu larang, tetapi
sanggup untuk menyembuhkan nai Hotni, suaminya sangat bingung mau
saya tidak boleh kamu larang! Akhirnya sesepuh limbong tidak dapat berbuat
dibawa kemana istri tercintanya? dibawa berobat sementara penghasilanpun
apa-apa gondang pun dilaksanakan. Gondang tersebut berjalan dengan lancar
sudah tidak ada, disaat sang suami sudah pasrah datanglah seorang ibu
dan sejak saat itulah orang-orang yang membawakan nama Namboru Nantinjo
menganjurkan agar nai Hotni mengurus namboru yang selalu mengikutinya.
mengadakan acara gondang dibuhit.
Ibu itu juga mengatakan ia hanya dapat memberikan j eruk purut (anggir) ini untuk diminum. nai Hotnipun meminum jeruk purut tersebut dan kesehatannya pun mulai membaik.
Satu tahun kemudian Namboru Nantinjo mengadakan gondang di Simanindo tepatnya tanggal 9 Juni 2000, untuk Patappehon Oppung Silau Raja kepada hasorangannya Nai Dianto boru Sidauruk Istri dare Ama Dianto
Kemudian sang suami memutuskan untuk mengadakan gondang
Malau yang sekaligus menjaga Bulu Turak Namboru Nantinjo. Melalui
(gendang) dikampung, namun tidak mungkin dilakukan karena pada saat itu
hasorangan namboru Nantinjo nai Hotni boru sagala, acara patappehon
karena nai Hotni sedang hamil tua. Karena tidak jadi mengadakan gondang,
oppung Silau Raja berjalan dengan lancar.
kehidupan nai Hotni semakin runyam dan tersiksa. Akibat rasa sakit yang tidak tertahankan lagi akhirnya ama nihotni pun memutuskan untuk segera mengadakan gondang tahun 1997 di kampung. Setelah mengadakan gondang
NAMBORU MENGADAKAN GONDANG DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH
Ketika sedang asik menari (manortor) tiba-tiba namboru Nantinjo mendadak datang dan bercerita kembali sambil bertanya kepada keturunan ibotonya, apakah mereka mau membantu dia untuk mengembalikan pulau
Untuk mempersatukan seluruh keluarga dari saudaranya laki-Iaki
malau? serempak keturunan ibotonya menyanggupi permintaan Nantinjo.
(ibotonya) namboru Nantinjo mengadakan Pesta Budaya Batak di Taman
Setelah semua keturunan ibotonya menyanggupi permintaan Nantinjo
Mini Indonesia Indah (TMIl) pada tanggal 7 Oktober 2000. Seluruh keturunan
ditentukanlah kapan dan bagaimana cara pengembalian pulau malau. Setelah
(pomporan) ibotonya pada saat itu hadir dalam acara tersebut. Pada
berunding, ditentukanlah siapa yang ditunjuk sebagai perwakilan untuk
kesempatan itu namboru Nantinjo menceritakan riwayat hidupnya, serta
menemui keluarga sidauruk, dan selanjutnya akan diadakan gondang di pulau
memperagakan bagaimana dia tenggelam di danau toba. Seluruh keturunan
Malau setelah urusan dengan Marga Sidauruk selesai.
ibotonya itu sangat antusias ingin mengetahui sejarah yang sebenarnya. Namboru Nantinjo selalu menjawab apa yang dinginkan keturunan
Utusan yang sudah ditentukan berangkat menuju rumah Sidauruk
ibotonya. Pada saat acara berlangsung terjadi keajaiban yang luar biasa,
tanggal 02 Pebruari 2 0 0 2 untuk membicarakan surat-surat pulau Malau,
turunnya hujan yang sangat deras disertai angin yang sangat kencang.
namun pihak Sidauruk meminta agar mereka membawa perwakilan malau
Ternyata penguasa alam gaib datang bertanya kepada Nantinjo siapa kamu
yang ada di Simanindo dua atau tiga orang, jikalau sudah ada, maka utusan
berani-berani membuat acara ditempat saya? Nantinjo menjawab, saya
Malau dari simanindo pihak sidauruk akan memberikan surat-surat pulau
keturunan Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon. Abang saya Raja Uti, Saribu Raja,
Malau.
Limbong Mulana dan Sagala Raja. lalu Nantinjo balik bertanya, siapa
Utusan yang dikirim meminta ijin kepada pihak Sidauruk untuk
gerangan penguasa alam gaib yang datang? Yang ditanya hanya diam seribu
mengadakan gondang di pulau malau, dan hal itupun disetujui. Sambil
bahasa. Namun dia menangis sepertinya ikut merasakan kepedihan hati
menunggu Malau dari simanindo dapat diundang untuk dapat bertemu dengan
Nantinjo. Karena tidak ada jawaban dari penguasa alam gaib tersebut,
pihak sidauruk.
Nantinjo akhirnya berkata : “siapapun kamu yang datang ini, saya mohon
MENGEMBALIKAN PULAU MALAU
jangan ganggu acara yang sedang saya lakukan, dan saya harap kamu bersedia membantu saya mengembalikan pulau malau yang telah diambil oleh orang
Setelah ada ijin dari pihak Sidauruk maka pada Tanggal 28-30 Juni
lain”. Penguasa alam gaib itu tetap diam namun tidak bergeming dari
2001 diadakanlah gondang dipulau malau sebagai tanda bahwa pulau malau
tempatnya, acarapun dilanjutkan kembali.
telah kembali sekaligus mempersatukan keturunan orang tuanya Guru Tatea Bulan/
Sibaso Bolon. Semua keturunan iboto Nantinjo hadir dalam acara
namboru Nantinjo sudah menjalani Banua Toru (tenggelam didanau
tersebut, bahkan hadir hasorangan yang jumlahnya delapan belas orang yang
toba) Banua Tonga (semasa hidupnya) dan Banua Gijang (menghadap Yang
membawakan nama Nantinjo datang pada saat itu.
Kuasa).
Ketika acara sudah dimulai hasorangan yang membawakan Nantinjo
Tujuan mulia yang dilakukan Nantinjo kepada keturunan ibotonya,
mulai kesurupan satu-persatu, namun namboru Nantinjo yang sebenarnya
ternyata disalah artikan oleh keturunan ibotonya. Pulau malau yang
belum datang. Diperkirakan ia sedang memantau apa saja yang dikatakan oleh
seharusnya sudah kembali kepada si pemilik menjadi permasalahan kembali
orang-orang yang mengaku sebagai hasorangannya, karena jikalau benar
karena pihak sidauruk tidak mau lagi memberikan surat-surat pulau malau
sebagai hasorangan, Nantinjo harus tau apa yang dikatakan serta apa yang
karena keturunan iboto Nantinjo. bahkan kabarnya sebahagian pihak malau
harus diperbuat dalam acara tersebut. Begitu hebatnya perdebatan yang terjadi
saat ini berusaha agar hasorangan namboru nantinjo harus boru malau.
pada saat itu antara yang mengaku hasorangan Nantinjo dengan keturunan
Berbagai cara dilakukan malau yang ada di simanindo untuk
iboto Nantinjo, akhirnya Nantinjo datang melalui nai Hotni. Ia mengumpulkan
menggagalkan kembalinya pulau malau, yang seharusnya sesuai dengan janji
orang-orang yang mengaku sebagai hasorangan Nantinjo, dia mengatakan
atau sumpah kakeknya ketika melihat pulau malau pertama kali harus mereka
“bahwa mereka adalah sebahagian yang membawa tas (hajut) serta pengawal
laksanakan. Kita saja kalau makam orang tua kita diserobot orang kita pastilah
Nantinjo. kemudian Nantinjo meminta mereka semua menangis di hadapan
marah. Mengapa pulau malau sebagai pertanda dari leluhur kita tidak kita
yang hadir di acara tersebut.
rawat sebaik mungkin, malah saat ini justru orang lain yang memilikinya.
Semua yang mengaku hasorangan Nantinjopun menangis, lalu Nantinjo
Tidak tertutup kemungkinan hal ini yang membuat keturunan Oppu Guru
menyuruh panuturinya (penterjemah) ama nihotni untuk mempersiapkan
Tatea Bulan/Sibaso Bolon semakin susah hidupnya. Pernahkah kita menyadari
napuran (debban) untuk dibagi-bagikan kepada mereka sebagai upah. Tanpa
hal ini. Hal ini juga yang membuat namboru Nantinjo setengah hati untuk
sepengetahuan keturunan ibotonya, Nantinjo melakukan semua itu kepada
membantu keturunan dari ibotonya karena Nantinjo merasa sedih kita
orang-orang yang mengaku hasorangannya dengan tujuan supaya keturunan
keturunan ibotonya membiarkan sibuk-sibuk (daging) namboru kita dikuasai
ibotonya itu mengetahui siapa sebenarnya yang dipilihnya menjadi
orang lain.
hasorangannya dan sebagai tambahan yang sangat renting. Untuk menambah pengetahuan para pembaca bahwa tikar tempat duduk namboru Nantinjo harus
Tidak tertutup kemungkinan semakin menderita kehidupan masyarakat Batak
tiga lapis yang mempunyai arti bahwa
disekitar Danau Toba serta pulau samosir saat ini disebabkan Pulau malau dikuasai marga Sidauruk serta kurangnya perhormatan yang kita lakukan
terhadap leluhur. Coba kita kilas balik ke belakang, zaman Nahum Situmorang almarhum, beliau sampai berani menciptakan lagu pulau Samosir yang terkenal dengan kacangnya serta padinya, Tao Toba, Parapat sebagai Kota turis. Sekarang apa yang kita lihat tidak ada perkembangan bahkan dapat kita katakan lagu-Iagu ciptaan Bang Nahum Situmorang untuk saat ini tidak berlaku lagi melihat kondisi pulau samosir dan Danau Toba, coba kita renungkan dan kita benahi. Pesta Memepersatukan Keturunan Ompu Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon Mangkaroani Air Batu Sawan Ompu Raja Uti Tanggal 17-18-19 Juni 2002 Pada Tanggal 17 - 19 Juni 2002 namboru Nantinjo mengadakan gondang selama tiga hari-tiga malam untuk mempersatukan keturunan abangnya didesa Parik Sabungan Limbong Sianjur Mula-mula. Sesuai dengan adat yang telah berlaku. Undangan yang telah disebarkan kepada keturunan Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon dengan Pemerintah setempat Bupati, Camat, Kepala Desa serta Raja Adat turut menghadiri acara tersebut. Dalam acara tersebut keturunan Ompu Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon memberikan kenang-kenangan berupa Ulos Batak kepada robongan Bupati beserta jajarannya serta memberikan buku sejarah Nyi Roro Kidul yang menceritakan bahwa dia adalah Putri sulung dari Raja Batak, Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon yang bernama Biding Laut. Selanjutnya Bupati memberikan bantuan sebagai tanda turut berpartisipasi. Pada malam harinya yang hadir meminta kepada nai Hotni boru Sagala untuk memanggil namboru Nantinjo untuk bercerita kepada keturunan abangnya.
meninggalkan kampung halamannya sedangkan Boru pareme
Setelah acara ritual dilaksanakan namboru Nantinjo datang dan bercerita bahwa abangnya Saribu Raja dan Lau Raja telah kembali ke
bersembunyi ke hutan.
kampung halamannya karena keturunannya telah bersatu hati. Katanya “ Ia
Sebelum berangkat Saribu Raja berpesan pada kakaknya Biding Laut
sangat bahagia melihat abangnya telah melihat kalian telah bersatu”.
agar menjaga dan membina adik-adik mereka semua. Katanya “seharusnya
Keturunan abangnya pun mengucapkan terima kasih kepada namboru
saya yang bertanggung jawab kak, untuk menjaga dan membina adek-adek
meminta kepada Oppung agar memberkati kami keturunannya.
kita tapi saya telah gagal dan akan pergi meninggalkan kampung halaman kita. Kakak tidak perlu mencari saya, permintaan saya kakak menjaga, memelihara,
Keesokannya, dipagi hari, tanpa sepengetahuan seorangpun melalui
mengayomi adek-adek kita serta menjaga keutuhan nama besar keluarga kita”.
hasorangannya A. Raja Limbong dari sidikkalang Oppu Raja Uti datang dan Dengan berlinang airmata Biding Laut bertanya, adikku kemana
menceritakan kegembiraan serta kebahagiannya melihat keturunannya telah
gerangan kamu pergi? kamu adikku juga, saya yang seharusnya menjaga kamu
bersatu.
dari segala bahaya, apalagi yang berniat membunuhmu adalah adik kita, kamu KEMBALINYA KANJENG RATU NYI RORO KIDUL
tidak perlu takut, tinggallah disini, kita selesaikan permasalahanmu secara
BIDING LAUT
kekeluargaan. Namun tekad dan pendirian Saribu Raja sudah bulat untuk pergi.
Setelah begitu lama menjadi penguasa pantai selatan akhirnya Kanjeng
Dia berpesan kepada Biding Laut dia akan ke Barat dan tidak perlu
Ratu Nyi Roro Kidul diketahui dari mana asal muasalnya. Ternyata Kanjeng
mencarinya. Sebagai anak sulung Biding Laut berpikir harus mencari adiknya
Ratu Nyi Roro Kidul adalah Biding Laut Putri Stilting dari Guru Tatea Bulan/
dan mempersatukan kembali adik-adiknya. Biding Laut bertekad harus
Sibaso Bolon, hilangnya Biding Laut begini ceritanya;
menemukan Saribu Raja agar terhindar dari pembunuhan adiknya. Biding Laut mengambil keputusan berangkat mencari adiknya Saribu Raja ke arah
Ketika terjadi skandal cinta antara Saribu Raja dengan Boru Pareme
Barat. Pencarianpun mulai dilakukan Biding Laut sesuai yang dikatakan
kedua adeknya Limbong Mulana dan Sagala Raja bersekutu untuk membunuh
adiknya bahwa dia berangkat ke arah Barat. Biding Laut pun menelusuri jalan
Saribu Raja karena dianggap telah membuat aib keluarga, kemudian Lau Raja
kearah Barat, karena sangat sayang terhadap adiknya, Biding Laut tidak
segera memberitahukan serta menyuruh Saribu Raja agar pergi dari kampung
mengenal siang dan malam bahkan terhadap hujan dan panas serta teriknya
halamannya. Mendengar berita dari adeknya bahwa Saribu Raja pergi
matahari tetap dilaluluinya. Meski telah menyusuri lembah, menyeberangi sungai, mendaki gunung namun Biding Laut tidak menemukan adiknya. Dalam benaknya dia
bertanya apakah adiknya masih hidup atau adiknya sengaja
pulas serta membangunkannya, pemuda itu menawarkan jasa untuk
membohingi dirinya dengan mengatakan dia pergi ke Barat padahal ke Timur!
mengantarkan Biding Laut keseberang. Sambil berjalan Biding Laut bertanya kepada pemuda itu apakah pernah bertemu atau melihat orang asing karena
Tanpa sadar Biding Laut sampai disebuah desa ditepi pantai tempat
saya sedang mencari adik saya Saribu Raja. Mengapa kamu mencari orang
sandar nelayan penangkap ikan, dengan penuh harapan dia bertanya pada
yang tidak tahu dimana dia berada kepada saya kata pemuda itu. Saya tidak
seorang nelayan apakah pernah melihat seorang asing lewat atau tinggal di
pernah melihat ataupun mendengar Saribu Raja adikmu dan kalaupun saya
desa itu. Setiap orang yang ditanya Biding Laut selalu menjawab bahwa
pernah melihat atau mendengar saya tidak akan memberitahukannya sebab
mereka tidak pernah ada yang melihat adiknya.
kamu anggun dan cantik jadi kamu lebih pantas menjadi istri saya, kata pemuda itu merayu. Mendengar jawaban pemuda itu Biding Laut naik pitam
Dengan perasaan kesal dan kecewa memikirkan sang adik akhirnya Biding Laut beristirahat ditepi pantai untuk melepas rasa penat dan lelah. Dari
dan mengusir pemuda itu. Pemuda itupun pulang kedesanya dengan membawa dendam dihati.
pinggir pantai Biding Laut melihat sebuah pulau timbul pikirannya jangan-
Keesokan harinya pemuda itu memberitahukan kepada temannya bahwa
jangan adikku bersembunyi disana, lalu dia bertanya kepada seorang nelayan,
ia ditantang dan dipermalukan oleh seorang gadis yang cantik dan sakti.
pak nama pulau itu apa? Sang nelayan menjawab, pulau mursala, lalu Biding
Mendengar pengaduan pemuda itu teman-temannya marah serta mengajak
Laut meminta pak nelayan untuk mengantarnya kepulau tersebut. Setelah
pemuda itu menunjukkan dimana tempatnya dan berangkatlah mereka kepulau
s a m pa i dipulau itu, dia mencari disetiap pelosok pulau namun tidak
mursala. Tanpa banyak Tanya, anak-anak muda tersebut mengeroyok Biding
menemukan adiknya Saribu Raja, biding laut berteriak-teriak memanggil
Laut yang sedang santai menikmati segarnya udara pagi. Tangan dan kakinya
nama adiknya dipulau itu namun tidak ada jawaban.
diikat, ditelanjangi lalu diperkosa secara bergantian sampai Biding Laut tidak sadarkan diri lalu dibunuh dan mayatnya dibuang kelaut. Dia pasrah bahwa
Sambil merenungkan kira-kira kemana lagi dia harus mencari adiknya,
kematian akan datang, jasadnya boleh mati tetapi Roh kesaktiannya harus
Biding Laut bersandar pada sebuah pohon sambil menikmati sejuknya angin
tetap hidup, sebab tugas belum terlaksana adiknya Saribu Raja harus
yang berhembus membuat rasa kantuk tidak tertahankan tanpa sadar dia
ditemukan dimanapun dia berada.
tertidur. Tanpa sepengetahuan Biding Laut ternyata dari seberang, ada seorang
Setelah lama mencari kakaknya yang hilang akhirnya Nantinjo
pemuda yang membuntutinya, pemuda itu kagum melihat keberanian Biding
mengetahui dimana keberadaan sang kakak lalu Nantinjo mengajak
Laut dan kelembutan serta wajahnya yang cantik. Timbullah hasrat si pemuda
sorangannya nai Hotni dan panuturi beserta rombongan untuk menemui
itu untuk mendapatkan Biding Laut. Pemuda itu menghampiri Biding Laut yang tertidur
penguasa alam gaib ke pangandaran. Sesampai dipangandaran Nantinjo
Nyi ; Nama kecil saya memang Biding Laut namun saya sendiri sudah
berbincang-bincang dengan Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul sebagai penguasa
lupa bagaimana ceritanya sehingga disini saya disembah dan disebut Kanjeng
alam gaib adapun basil perbincangan mereka ( Nan = Nantinjo, Nyi = Nyi
Ratu Nyi Roro Kidul. Kalian boleh menyebut nama saya Biding Laut jikalau
Roro Kidul).
saya sudah menemukan adik saya Saribu Raja. Ini sudah merupakan janji terhadap diri saya karena saya merasa hanya Saribu Rajalah saudaraku, karena
Nan ; Terimakasih saya ucapkan atas kesediaanmu menerima saya
dialah saya jadi begini.
sebagai tamil, meskipun saya belum tahu siapa kamu yang sebenarnya tapi kamu telah membantu saya dua kali dalam tugas saya. Sekarang saya ingin
Setelah Nantinjo mempertemukan Biding Laut dengan Saribu Raja,
mengetahui siapakah kamu sebenarnya? Siapa nama saudara kamu yang
Nantinjopun mengajak Biding Laut kembali ke keluarga namun Biding Laut
hilang?
meminta kepada nantinjo bahwa ia harus dijemput dari tempatnya di
Nyi ; Terima kasih atas kujungan kamu, kita memang sudah dua kali bertemu dan dengan ikhlas saya membantu sesuai dengan permintaanmu. Sayalah penguasa diseluruh pantai selatan, nama saya Nyi Roro Kidul. Kalau kamu bersedia membantu saya mencari dan mempertemukan dengan adikku Saribu Raja, Saya sangat berterima kasih katanya sambil menangis karena mengingat adiknya yang belum ditemukannya. Nan ; Kalau demikian kamu adalah kakakku biding llaut yang juga tidak diketahui dimana keberadaannya, hilang pada saat mencari abang Saribu
Parangtritis Yogyakarta. Dan yang terpenting, keturunan adiknya Saribu Raja yang harus menjemputnya. Permintaan Biding Laut disanggupi, lalu Namboru Nantinjo mengumpulkan satu team untuk menjemput Namboru Biding Laut ke Parangtritis, satu minggu sebelum berangkat Namboru Nantinjo memberikan pengarahan kepada team dan berpesan agar tidak menganggap enteng pekerjaan tersebut. Karena pekerjaan ini sangat berat mengingat banyaknya pengikut namboru Biding Laut yang tidak mau melepaskan dia kembali ke Raja Batak.
Raja, saya adalah adikmu nantinjo yang paling bungsu dari sepuluh kita
Pada Tanggal 1 Maret 2 0 0 4 team dikumpulkan Namboru Nantinjo
bersaudara. Tolong kamu ingat dulu barang kali kakak lupa akan masa kecil
dirumah hasorangannya di cianjur. Sebelum berangkat, namboru memberikan
kita, Saribu Raja yang kakak cari abang sayajuga,
nasehat serta menekankan untuk berhati-hati dan jangan anggap remeh, namboru juga meminta Oppung Raja Gumeleng-Geleng membantu. Oppung
Mendengar keterangan Nantinjo, Biding Lautpun memeluk adiknya
menyarankan kepada namboru agar memberikan sebutir telur kepada setiap
sambil menangis melepas kerinduan yang sangat dalam, dan Nantinjo berjanji
orang yang ikut dalam team. Malam itu pun Oppung langsung menuju ke
akan berusaha secepatnya mempertemukan mereka.
Parangtritis untuk mengamankan perjalanan team. Malam jam 20.00 WIB
rombongan team dengan tiga mobil kijang berangkat menuju parangtritis bersama nai Hotni serta namboru Nantinjo.
menunggu diatas karena mereka merasa tidak akan mampu menempuh jalan tersebut. Kemudian team yang tersisa mulai menuruni lembah dengan sangat hati-hati karena curamnya jalan menuju ketempat namboru. Waktu
Keesokan harinya team sampai di parangtritis dan langsung menuju pantai. Disana team mencoba melepas lelah sambil bermain di pantai, setelah
yang ditempuh tersebut untuk menuju kebawah ternyata memakan waktu lebih dari satu jam.
lama mencari, team bertanya kepada penduduk kampung dimana tempat
Sesampai dibawah, team merasa kaget dan kagum melihat indahnya
bersemanyamnya Nyi Roro Kidul. Tanya punya Tanya akhirnya team
tempat namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut. Sipenunjuk jalan
menemukan jalan menuju ketempat Namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul
kemudian memperkenalkan team dengan kuncen yang ada disana. Setelah
Biding Laut. Melihat jalan yang begitu sukar dilalui mobil, team tersebut
beristirahat sejenak, team lalu mengajak kuncen menuju gua tempat namboru.
sempat ragu namun nai Hotni mengatakan bahwa dia sudah pernah bermimpi
Sebelum masuk sang kuncen mengingatkan agar team berhati-hati, dan
bahwa tempat namboru Biding Laut adanya di gua dibawah bukit. Walaupun
ternyata memang jalan kedalam menuju gua tersebut harus merunduk sebab
amat sukarnya jalan yang harus dilalui, team bersepakat untuk melanjutkan
banyak bebatuan yang menonjol. Jika tidak berhati-hati kepala bisa bonyok
perjalanan sampai mereka dapat menemukan tempat namboru Kanjeng Ratu
terantuk batu. Maklumlah yang ada hanya lilin dan senter seadaya yang dapat
Nyi Roro Kidul Biding Laut dan membawanya pulang kembali.
dijadikan sebagai penerangan, sementara gua tempat namboru sangat gelap.
Sesampai dipuncak bukit team menemukan beberapa rumah, dan ternyata kendaraan hanya boleh sampai dikampung tersebut. Team bertanya
Suasana didalam gua sangat hening. Team sangat terharu manakala dapat menemukan tempat namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut.
kepada orang yang ada disekitar kampung ternyata adanya tempat yang
Setelah membakar kemenyan kuncen mulai berdoa dan menyarankan
mereka cari berada dikaki bukit tersebut. Sebagai penunjuk jalan team minta
agar team berdoa menurut keyakinan masing-masing. Team juga diingatkan
tolong kepada orang kampung untuk mengantarkan mereka ke kaki bukit.
jangan lupa meminta apa yang dikehendaki mereka, kemudian masing-masing
Pada waktu akan menuruni lembah, sebahagian team merasa kecut mengingat
mereka berdoa. Selesai berdoa nai Hotni sudah mulai gelisah ketika akan naik
terjalnya jalan yang harus ditempuh. Ternyata sebelum turun ada “tempat
ketempat orang meletakkan kembang. Kemudian nai Hotni meminta
permisi” disiapkan namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut.
selendang namboru dari ama nihotni. Tidak lama kemudian namboru biding
Kemudian team mengusulkan agar nai Hotni beserta team agar meminta
laut datang dengan menumpang ke tubuh nai Hotni namboru mengucapkan
pertolongan kepada namboru dan Oppung. Setelah selesai team berembuk
“Horas Pomparanku” yang membuat semua team menjadi menangis, lalu
serta saling mengingatkan satu sama lain jikalau ada yang merasa tidak
namboru bercerita betapa menderitanya dia dahulu. Inilah tempatku mencari
mampu menuruni lembah agar tidak memaksakan diri untuk ikut. Ada tiga
ilmu ujar
orang yang tidak ikut dan
namboru kepada team kemudian namboru meminta team untuk
berbincang-bincang dengan namboru. namboru meminta mereka agar
mendekat kepadanya, satu persatu team diusap dengan air serta kembang yang
mengumpulkan keturunannya yang ada disana, team pun memanggil orang-
ada disana. Namboru juga membagikan kembang dari air yang ada. Melihat
orang yang ada disekitar itu untuk berkumpul, dan yang anehnya namboru
kejadian tersebut sang kuncen pun bingung, team bertanya kepada sang
duduk diatas tapi kalu berbicara dengan team namboru Kanjeng Ratu Nyi
kuncen apakah itu benar Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul? sang kuncen
Roro Kidul Biding Laut duduk ditikar namboru Nantinjo. Puas sudah perasaan
menjawab yaitu Ibu Ratu.
team untuk berbincang-bincang, akhirnya mereka meminta namboru ikut
Setelah selesai acara didalam gua namboru pamit dan berjanji akan melanjutkan pembicaraan kembali diluar gua. Team beserta kuncen keluar dari
bersama team kembali ke Raja Batak. Namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut menyetujui permintaan team lalu namboru mengingatkan, karena ternyata team sampai tidak menyadari bahwa hari mulai gelap.
dalam gua, team tidak dapat menggambarkan rasa bahagia yang bercampur haru saat keluar dari gua.
Menyadari kalau sudah malam dan tidak memungkinkan lagi untuk naik keatas kemudian team mengucapkan terima kasih dan meminta bantuan
Team beristirahat kurang lebih satu jam untuk kemudian melanjutkan
kepada namboru agar dilindungi dalam perjalanan pulang. namboru Kanjeng
tugas kembali memanggil namboru Nantinjo diluar gua. Nai Hotni merasa
Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut pun pergi, tinggallah team bersama
cemas dengan orang yang sedang bertapa ditempat namboru Kanjeng Ratu
namboru Nantinjo. Setelah berbincang dengan namboru team pamit kepada
Nyi Roro Kidul Biding Laut, takut-takut mereka tidak dapat menerima
kuncen serta orang yang sedang bertapa ditempat namboru, mereka
kehadiran team. Team menganjurkan agar nai Hotni tenang dan berusaha
mengucapkan terima kasih kepada team karena mereka dapat bertemu dengan
kembali untuk memanggil namboru Nantinjo. Nai hotnipun memanggil
Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut. Setelah istrahat untuk melepaskan
namboru nantinjo lalu team mengucapkan terima kasih terlebih dahulu kepada
lelah, malam itu juga rombongan team kembali ke cianjur.
namboru sambil bersenda gurau. Team juga meminta kepada namboru Nantinjo untuk memanggil kembali namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut sebab pembicaraan didalam gua belum selesai. Kemudian namboru Nantinjo memanggil namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut, setelah namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut datang, namboru berbicara dengan bahasa batak dan kemudian mereka
Tiba di cianjur team memanggil namboru Nantinjo dan mengucapkan terima kasih karena team telah selamat melaksanakan misi menjemput namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut mulai dari berangkat sampai kembali ke rumah nai hotni. Lalu team bertanya pada namboru Nantinjo apakah namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut akan ikut juga beserta robongan pulang, namboru Nantinjo menjawab ikut. Team bertanya kepada namboru
Nantinjo langkah apa yang harus dilakukan team selanjutnya? lalu
diadakan upacara ritual kepada namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul
namboru menyarankan bahwa mereka harus memberikan namboru Kanjeng
Biding Laut sebagi tanda namboru itu kembali ke Keturunan Raja Batak.
Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut ulos sibolang, ikan batak (Ihan) serta nasi
Setelah keperluan untuk ritual sudah lengkap keturunan iboto namboru
tumpeng, yaitu mengadakan ritual yang sering kalian lakukan terhadap saya
Nantinjo dan Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut menyarankan agar
ujar namboru dan harus hal itu haruslah dihadiri semua perwakilan keturunan
memanggil namboru Nantinjo terlebih dahulu untuk mempertanyakan
ibotonya. Team meminta namboru untuk memanggil namboru Kanjeng Ratu
bagaimana cara menyampaikan ulos serta makanan yang telah tersedia kepada
Nyi Roro Kidul Biding Laut kembali, setelah namboru Kanjeng Ratu Nyi
namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut. Namborupun
Roro Kidul Biding Laut datang, saat itu mereka berbincang dengan bahasa
memberikan petunjuk kepada seluruh keturunan ibotonya, setelah itu namboru
batak. Team mengucapkan terima kasih karena perjalanan team sukses serta
pergi. Setengah jam setelah namboru pergi nai Hotni sepertinya kesurupan,
selamat sampai kembali kecianjur, team juga sangat berterima kasih karena
yang hadir pada saat itu kaget karena tidak tahu apa yang terjadi, namun
namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut mau kembali ke Si Raja
panuturi (penterjemah) ama nihotni mengatakan bahwa namboru Kanjeng
Batak.
Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut akan datang.
Namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut mengatakan
Pada saat itu barulah mereka semua mengerti, namun tingkah nai Hotni
begitulah dulu susahnya namborumu ini dan kalian harus mengalami
semakin aneh dan akhirnya namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding
sebahagian yang saya alami. Setelah puas ngobrol dengan namboru Kanjeng
Laut datang. Satu persatu keturunan ibotonya mengucapkan sepatah dua kata
Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut, namboru Nantinjo datang lagi? dan saat itu
kepada namboru sebagai perwakilan serta mengucapkan terima kasih atas
team bertanya kapan harus dilaksanakan upacara ritual kepada namboru
bersedianya namboru kembali ke Si Raja Batak. Setelah selesai, keturunan
Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut sebagai tanda bahwa namboru itu
ibotonya menyerahkan pakaian kebesaran namboru serta selendang dan
telah kembali ke Raja Batak?, kapan waktu kalian bisa ujar namboru? diakhir
dilanjutkan dengan memberikan namboru makan ihan.
pertemuan namboru Nantinjo mengingatkan team untuk menyayangi namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut seperti halnya menyayangi saya
Awalnya namboru tidak mau, bahkan namboru bercanda apa ini? dalam
serta jangan lupa ceritakan ini kepada semua orang. Akhirnya teampun
bahasa sunda. Semua yang hadir menjawab makanan khas batak namboru.
berunding malam itu kapan dilaksanakan upacara ritual kepada namboru
Bagaimana caranya makan ini? Kemudian namboru pun memakannya sedikit.
Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul
Mereka yang hadirpun sampai lupa meletakkan nasi tumpeng di hadapan
Biding Laut lalu team sepakat untuk mengadakan upacara ritual kepada namboru Tanggal 4 Mei 2004, pada tanggal tersebut sesuai kesepakatan
namboru. Setelah diletakkan didepan namboru, dengan bercanda namboru
mengatakan nah ini baru makanan saya. Semua yang hadir tersenyum simpul melihat tingkah namboru. Ya wajar saja namboru melakukan hal tersebut karena baru pertama kali bertemu dengan keturunan ibotonya. Namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut bercerita pahit getirnya perjalanan hidupnya sampai menemui ajal serta menjadi Roh. Roh namboru juga telah pernah pulang ke kampung halaman namun betapa kecewanya namboru sebab namboru sudah tidak diakui bahkan yang tertua keturunan Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon sudah menjadi Boru Pareme. Akhirnya namboru kembali lagi keperantaun. Kemudian namboru bertanya kepada yang hadir apakah mereka bersedia untuk memperbaiki hal tersebut? Semua keturunan ibotonya menyanggupi. Kemudian keturunan ibotonya bertanya apalagi yang harus dilaksanakan selanjutnya setelah namboru kembali? Namboru menjawab, “sayangi saya dan rawat sebagai namborumu dan namboru meminta kalau keturunan ibotonya bersedia untuk mengadakan gondang sebab saya ingin menari” canda namboru. Keturunan ibotonya bertanya kapan itu harus dilaksanakan? Kapan waktunya dilaksanakan terserah kalian, yang penting kalian bersedia. Selanjunya kalian tanya saja sama adikku Nantinjo. Baiklah namboru kata mereka semua. Jikalau begitu nanti kami akan rundingkan dengan namboru Nantinjo jawab keturunan ibotonya. Sebelum namboru pulang namboru berpesan agar semua yang hadir menceritakan ke khalayak ramai bahwa Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut adalah Boru Si Raja Batak, lalu namboru pulang. Kemudian namboru Nantinjo datang dan bertanya bagaimana anak ni ibotoku (keturunan abangku) apa kata kakak saya? lalu seorang utusan
mengucapkan terima kasih atas perjuangan namboru Nantinjo untuk mengembalikan namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut serta memberikan kenang-kenangan atas usaha namboru berupa pakaian kebesaran beserta sebuah ulos sibolang, sama dengan yang diberikan kepada namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut. Bahkan ada salah seorang keturunan ibotonya memberikan saputangan kepada namboru. Namboru juga mengucapkan terima kasih kepada semua yang hadir atas perhatian serta kasih sayangnya terhadap namboru. Kemudian bagaimana tadi pembicaraan kalian dengan kakakku? yang hadir menjawab bahwa namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut sangat senang dan namboru meminta kalau boleh keturunan ibotonya harus mengadakan gondang untuk namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut. Selanjutnya kami diminta berunding dengan namboru, kami hanya tinggal menunggu petunjuk dari namboru kapan akan dilaksanakan gondang tersebut. Kalau begitu saya tanya dulu kakak saya, setelah itu baru kita bahas kembali mengenai hal itu jawab namboru. Setelah itu namboru pulang. Team yang dulunya diutus namboru Nantinjo untuk menjemput namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding laut dipanggil namboru untuk mengabarkan keinginan namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut. Keinginan kakakku sebenarnya acara gondang itu dilaksanakan secepatnya tapi saya meminta kepada kakakku tiga atau empat bulan lagi dikarenakan adanya pekerjaan saya yang sangat berat kata namboru. Namborupun bertanya apakah kalian siap untuk mengadakan gondang tiga empat bulan lagi? Ya akan kami berusaha semaksimal mungkin namboru, jawab team. Dan mereka juga meminta agar kiranya namboru juga membantu agar gondang tersebut dapat terlaksana.
Tanggal 14 Juli 2004 namboru Nantinjo mengundang team dan namboru
itu team mengajak seluruh pembaca keturunan Oppung Guru Tatea
mengeluarkan uneg-uneg yang ada dalam hatinya. Pada saat itu namboru
Bulan/Sibaso Bolon untuk mendukung seluruh rencana mulia namboru,
berkeluh kesah tentang Pulau Malau, apakah kalian (team) tidak dapat
mengingat masih banyak rencana namboru seperti:
membantu saya untuk mengembalikan pulau malau? sebab saya melihat ada sekelompok malau yang mau mencoba mengembalikan pulau malau tanpa saya. Kemudian team menjawab, namborukan dapat menghalangi mereka
1. Margondang tiga atau empat bulan lagi merayakan kembalinya namboru Biding Laut
dengan kesaktian namboru. Namboru mengatakan bahwa sudah selama tiga
2. Mengembalikan Pulau Malau
tahun namboru menghalang-halangi rencana kelompok tersebut sampai kapan
3. Membangun sopo sebagai pertanda di Parik Sabungan
aku menghalangi?
4. Mempersatukan semua keturunan Oppung Guru Tatea Bulan/
Bahkan saya telagh membuat kehidupan mereka semerawut (ruddut)
Sibaso Bolon
tetapi tetap saja mereka tidak sadar. Mendengar itu team merasa bingung juga, team melihat ada rasa iba terhadap kelompok tersebut, sepertinya namboru
Akhir kata team mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
menginginkan agar team berusaha meloby kelompok tersebut untuk tidak
kepada semua pihak yang turut membantu secara moril maupun materil guna
memaksakan kehendak mereka. Keinginan namboru jikalau niat mereka baik,
terwujudnya pembuatan buku ini. Team menghimbau dan mengajak seluruh
kenapa dia tidak diajak sebagai pemilik pulau malau. Team pun berjanji
pembaca ataupun keturunan Guru Tatea Bulan/SiBaso Bolon untuk menjaga
kepada namboru akan berusaha semampunya untuk membantu namboru
nilai-nilai sejarah serta menghormati leluhur.
mengembalikan pulau malau sesuai petunjuk namboru. Team juga bertanya kapan akan dilaksanakan pengembalian pulau malau? namboru menjawab nanti saya beritahukan, saya akan memanggil kalian lagi kalau waktunya sudah tepat. Kemudian team bertanya kira-kira permintaan namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut membuat gondang (margondang) kapan namboru menjawab kira-kira tiga atau empat bulan lagi usai itu namboru pulang. Team mengambil kesimpulan sebelum kembali pulau malau namboru tidak akan pernah tenang. Bahkan siapapun yang berusaha menghalangi ketulusan hati namboru meskipun itu keturunan abangnya akan diberikan ganjaran. Untuk
Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua beserta keturunan kita dikemudian hari. Kpada Pembaca yang terhormat, bila ingin mengetahui lebih dalam dan lebih jelasnya cerita ini, karena kami paham pastilah banyak kekurangan dalam pembutan buku ini dapat langsung bertanya kepada Namboru Nantinjo melalui Nai Hotni Boru Sagala dengan alamat: Jalan Raya Baru, Perumahan Pesona Cianjur Indah Blok A-l No.7