Vol.VII No.4 Nov 2016
ISSN 1693-7945
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN RUANG BERDASARKAN FEEDBACK TERHADAP TUGAS DENGAN MENGONTROL MOTIVASI BELAJAR SISWA Oleh: Sudirman, Aan J Senjaya dan Sidik Universitas Wiralodra, Jawa Barat ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar materi bangun ruang berdasarkan feedback terhadap tugas dengan mengontrol motivasi belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh motivasi belajar dan hasil belajar materi bangun ruang siswa kelas VIII SMPN 2 Lelea tahun pelajaran 2015/2016. Sampel penelitian diambil sebanyak tiga kelas dan menggunakan teknik cluster random sampling. Terpilih kelas VIII C sebagai kelas eksperimen I yang pembelajarannya menggunakan feedback nilai terhadap tugas, kelas VIII B sebagai kelas eksperimen II yang pembelajarannya menggunakan feedback paraf terhadap tugas, dan kelas VIII A sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya tidak diberi feedback. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dan soal uraian. Instrumen penelitian terdiri dari 20 pernyataan motivasi belajar dan 8 soal uraian hasil belajar materi bangun ruang, dengan kriteria valid dan reliabel. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kovarian satu jalan, kemudian dilanjutkan dengan statistik uji-t. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan taraf signifikan 5% disimpulkan: Terdapat perbedaan rerata hasil belajar materi bangun ruang berdasarkan feedback terhadap tugas dengan mengontrol motivasi belajar siswa (𝐹𝑜 = 11,417, dan 𝐹𝑘2 = 3,838). Selanjutnya, berdasarkan statistik uji-t diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Rerata hasil belajar materi bangun ruang siswa yang menggunakan feedback nilai terhadap tugas lebih baik daripada siswa yang tidak diberi feedback setelah mengontrol motivasi belajar siswa; (2) Rerata hasil belajar materi bangun ruang siswa yang menggunakan feedback paraf terhadap tugas tidak lebih baik daripada siswa yang tidak diberi feedback setelah mengontrol motivasi belajar siswa; (3) Rerata hasil belajar materi bangun ruang siswa yang menggunakan feedback nilai terhadap tugas lebih baik daripada siswa yang menggunakan feedback paraf terhadap tugas setelah mengontrol motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian penulis menyarankan agar feedback nilai terhadap tugas dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar materi bangun ruang siswa. Kata kunci:Hasil Belajar Materi Bangun Ruang, Feedback terhadap Tugas, Motivasi Belajar Siswa. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan di semua jenjang sekolah, mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini sampai dengan perguruan tinggi. Matematika juga memberikan sumbangan besar bagi ilmu pengetahuan yang lain. Namun, fakta yang terjadi justru hampir di semua tingkatan pendidikan, matematika masih dianggap sulit dan menakutkan oleh siswa, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa pun rendah. Hal ini terbukti dari riset yang dilakukan oleh Trends in International Mathematics & Science Study (TIMSS) yang dilakukan pada tahun 2011 (http://www.beritasatu.com), yang menyatakan bahwa, “Pembelajaran matematika di Indonesia berada di peringkat yang tidak begitu baik yaitu, peringkat 38 dari 42 negara. Ini berarti kualitas pembelajaran matematika di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN lain seperti 9
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.4 Nov 2016
Singapura, Thailand atau Malaysia”. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang kualitas pembelajaranya masih rendah. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, maka diperlukannya usaha yang dilakukan oleh guru. Usaha tersebut dilakukan agar siswa tidak lagi menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit, sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya, terutama pada materi bangun ruang. Bangun ruang adalah bangun matematika yang memiliki isi atau volume. Siswa pada tingkatan SMP masih banyak yang belum menguasai materi tersebut. Padahal materi ini akan sangat bermanfaat, karena memiliki relevansi dengan kehidupan sehari-hari. Untuk meningkatkan hasil belajar materi bangun ruang, seorang guru harus berusaha membuat materi bangun ruang dapat disenangi oleh siswa. Hal tersebut disebabkan karena guru merupakan salah satu komponen pembelajaran yang memegang peranan penting dan utama. Usaha yang dilakukan oleh guru diantaranya menerapkan model pembelajaran yang tepat, menggunakan media pembelajaran yang bervariatif, memilih sumber belajar yang kompeten dan pemberian feedback terhadap tugas pada siswa. Feedback terhadap tugas merupakan salah satu hal yang penting dalam menentukan hasil belajar materi bangun ruang siswa. Feedback terhadap tugas adalah suatu tindakan yang diberikan oleh guru kepada siswa atas tugas yang sudah dikerjakan. Dengan adanya feedback terhadap tugas, maka siswa akan merasa senang ketika tugasnya mendapat umpan balik dari guru. Hal tersebut dapat meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa. Dalam penelitian ini feedback terhadap tugas di bedakan menjadi tiga yaitu, feedback nilai terhadap tugas, feedback paraf terhadap tugas, dan tidak diberi feedback. Selain feedback terhadap tugas faktor lain yang dapat menentukan tingggi rendahnya hasil belajar siswa yaitu faktor yang ada dalam diri siswa. Menurut E.T. Ruseffendi (2006: 931) intinya menyatakan bahwa keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar siswa. Faktor dari dalam diri siswa diantaranya yaitu motivasi yang ada pada diri siswa. Motivasi adalah dorongan atau kemauan untuk melakukan aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi di sini adalah motivasi siswa untuk belajar. Cucu Suhana (2014: 24) menyatakan bahwa, Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangunan kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Cucu Suhana (2014: 24) intinya membagi jenis motivasi menjadi dua: (1) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang datangnya secara alamiah atau murni dari peserta didik, dan (2) Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datangnya disebabkan faktor-faktor dari luar diri peserta didik. Motivasi intrinsik ini tidak perlu adanya rangsangan dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik perlu adanya rangsangan dari luar. Menurut Sardiman A.M (2014: 92-95) yang intinya menyatakan bahwa, ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi ekstrinsik, yaitu dengan memberi angka, hadiah, saingan, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui. Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa feedback terhadap tugas juga merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar. Hal tersebut dikarenakan di dalam feedback nilai terhadap tugas ada pemberian angka yang bisa menumbuhkan motivasi belajar, dan siswa dapat mengetahui hasil dari tugas yang sudah mereka kerjakan. Begitu juga sebaliknya, pemberian feedback terhadap tugas yang salah kepada siswa dapat memungkinkan turunnya motivasi belajar siswa. Hal tersebut akan berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. 10
Vol.VII No.4 Nov 2016
ISSN 1693-7945
Dalam penelitian ini penulis mencoba memastikan apakah pemberian feedback terhadap tugas akan berpengaruh pada hasil belajar materi bangun ruang. Dari ketiga perlakuan yaitu, pemberian feedback nilai terhadap tugas, feedbaack paraf terhadap tugas, dan tidak diberi feedback, akan dibandingkan mana yang lebih baik. Akan tetapi, penulis juga berpendapat bahwa siswa dengan motivasi intrinsik yang tinggi kemungkinan tidak akan terlalu terpengaruh dengan pemberian feedback terhadap tugas tersebut. Hal itu dikarenakan, dinilai, diparaf atau tidak diberi feedback, motivasi belajarnya akan tetap tinggi, sehingga hasil belajarnya pun akan tinggi. Oleh karena itu, dalam penelitian yang akan dilakukan, penulis tertarik untuk mengambil judul “Perbandingan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Berdasarkan Feedback terhadap Tugas dengan Mengontrol Motivasi Belajar Siswa”. METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMPNegeri 2 Lelea yang beralamat di Jalan raya Telagasari-Lelea Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu 45261.Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini dikarenakan sekolah tersebut memiliki kriteria yang penulis butuhkan selain itu lokasinya terjangkau.Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, peneliti memerlukan kemampuan dalam merancang desain penelitian. Menurut Moh. Nazir (2011: 84), “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Ketiga kelas sampel diberikan angket pada awal pertemuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa, kemudian ketiga kelas sampel diberi perlakuan, kelas pertama diberi perlakuan pembelajaran dengan feedback nilai terhadap tugas, kelas kedua diberi perlakuan pembelajaran dengan feedback paraf terhadap tugas, dan kelas ketiga diberi perlakuan pembelajaran dengan tidak diberi feedback. Setelah diberi perlakuan ketiga kelas sampel diberikan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar materi bangun ruang. Instrumen dalam penelitian ini ada dua, yaitu instrumen untuk mengukur motivasi belajar siswa, dan hasil belajar materi bangun ruang. Instrumen yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa adalah angket/kuesioner sedangkan, hasil belajar adalah tes uraian. Untuk menjawab rumusan masalah teknik statitik infernesial yang, digunakan yakni Analisis Kovarianatau biasa disebut dengan Anakova. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh ringkasan data sebagai berikut. Tabel 1. Ringkasan Data Hasil Penelitian Statistik n Xi
n Yi
Xi2 xi 2
Yi 2 yi2
X
Y XY xy
T1 X 33 2254
T2 Y 33 972
X 33 2203
K Y 33 755
156886 29526 148827 19001
X 32 2132 143824
Jumlah Y 32 728
X 98 6589
18188 449537
Y 98 2455 66715
2930,97 896,18 1760,06 1727,52 1779,50 1626,00 6470,53 4249,7 68,303 29,455 66,758 22,879 66,625 22,750 67,235 25,051 67206 51233 49452 167891 815,455 831,030 949,000 2595,485
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis kovarian satu jalan. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
11
Vol.VII No.4 Nov 2016
ISSN 1693-7945
Tabel 2. Hasil Perhitungan Anakova Satu Jalan Sumber varian Total Antar Dalam Fo 11,417
JPxy
JKx
2829,827 6527,602 234,342 57,072 2595,485 6470,530 F Fkritis FK1 FK2 0,025
JKy
bxy
5214,745 965,048 4249,697 A 0,05
0,434 4,106 0,401
JKreg
JKres
1226,778 3987,967 185,667 779,381 1041,111 3208,586
db
RJKres
96 2 94
41,541 389,691 34,134
3,838
Dari hasil analisis seperti yang disajikan pada tabel di atas diperoleh Fo = 11,417 > F K2 = 3,838 maka, H0 ditolak. Daerah penolakan H0
Daerah penerimaan H0 0,025
3,838
Daerah penolakan H0
11,417
Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata hasil belajar materi bangun ruang yang signifikan antara yang diberi feedback terhadap tugas berupa nilai, paraf, dan tidak diberi feedback setelah mengontrol motivasi belajarnya. Uji Lanjut dengan Uji-t Karena hasil uji F pada anakova adalah signifikan, maka dilakukan uji lanjut dengan statistik uji-t sebagi berikut. Tabel 3. Statistik Uji-t Anakova Statistik T1 T2 K Jumlah n 33 33 32 98 68,303 66,758 66,625 67,235 29,455 22,879 22,750 25,051 bxy(D) 0,401 Adapun hipotesis statistik yang akan diuji sebagai berikut: (ii ) H 0 : 2 3 (i ) H 0 : 1 3 (iii ) H 0 : 1 2 H1 : 2 3 H1 : 1 3 H1 : 1 2 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh: 12
ISSN 1693-7945
tT1xT3 4,146
Vol.VII No.4 Nov 2016
Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis lanjut dengan statistik uji-t tkritis tT2xT3 tT1xT2 A tk1 tk2 0,052 4,128 0,05 -1,986 1,986
Kesimpulan: (i) Karena to = 4,146 > tk2 = 1,985 , maka Ho ditolak, artinya rerata hasil belajar materi bangun ruang siswa yang menggunakan feedback nilai terhadap tugas lebih baik daripada siswa yang tidak diberi feedback setelah mengontrol motivasi belajar siswa. (ii) Karena tk1 = -1,986 ≤ to = 0,052 ≤ tk2 = 1,986 , maka Ho diterima, artinya rerata hasil belajar materi bangun ruang siswa yang menggunakan feedback paraf terhadap tugas tidak lebih baik daripada siswa yang tidak diberi feedback setelah mengontrol motivasi belajar siswa. (iii) Karena to = 4,13 > tk2 = 1,986 , maka Ho ditolak, artinya rerata hasil belajar materi bangun ruang siswa yang menggunakan feedback nilai terhadap tugas lebih baik daripada siswa yang menggunakan feedback paraf terhadap tugas setelah mengontrol motivasi belajar siswa. Pembahasan Perbedaan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Antara Siswa yang Menggunakan Feedback Nilai terhadap Tugas dan Siswa yang Tidak Diberi Feedback dengan Mengontrol Motivasi Belajar Siswa Hasil uji hipotesis pada anakova menunjukkan bahwa dengan mengontrol motivasi belajar siswa, terdapat perbedaan rerata hasil belajar materi bangun ruangberdasarkan feedback terhadap tugas.Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa rerata hasil belajar materi bangun ruang siswa yang menggunakan feedback nilai terhadap tugas lebih baik daripada siswa yang tidak diberi feedback. Hasil penelitian tersebut mendukung pendapat Hamdani (2011: 108) yang intinya menyatakan bahwa, mutu hasil belajar akan meningkat apabila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi tersebut.Dengan adanya penilaian berupa angka, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil menguasai materi pelajaran yang diberikan. Hasil penelitian tersebut juga mendukung pendapat Sardiman A.M (2014: 94) yang menyatakan bahwa, “Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk giat belajar”. Dengan giat belajar, tentu saja akan meningkatkan hasil belajar yang diperoleh. Perbedaan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Antara Siswa yang Menggunakan Feedback Paraf terhadap Tugas dan Siswa yang Tidak Diberi Feedback dengan Mengontrol Motivasi Belajar Siswa Hasil uji hipotesis pada anakova menunjukkan bahwa dengan mengontrol motivasi belajar siswa, terdapat perbedaan rerata hasil belajar materi bangun ruangberdasarkan feedback terhadap tugas. Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa rerata hasil belajar materi bangun ruang siswa yang menggunakan feedback paraf terhadap tugastidak lebih baik daripada siswa yang tidak diberi feedback. Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustofa Abi Hamid, I Dewa Putu Nyeneng, dan Undang Rosidin (2013) yang menyimpulkan bahwa, hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan rata-rata penguasaan konsep antara yang menggunakan feedback dengan tidak menggunakan feedback, terjadi peningkatan signifikan 13
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.4 Nov 2016
penguasaan konsep siswa setelah diberi feedback.Pemberian feedback paraf terhadap tugas seharusnya akan lebih baik daripada yang tidak diberi feedback. Hal tersebut dikarenakan, pemberian paraf merupakan salah satu reward terhadap tugas yang telah dikerjakan siswa. Dalam pendidikan reward merupakan salah satu alat untuk peningkatan motivasi peserta didik. Dengan adanya paraf, siswa akan mengetahui bahwa tugasnya dihargai, dan sudah dikoreksi. Hal tersebut berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang diperoleh, dikarenakan berbagai faktor. Menurut penulis sendiri faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah dalam pemberian paraf, siswa tidak mengetahui mana yang salah dari tugas yang dikerjakan. Hal tersebut mengakibatkan jika memperoleh soal yang sama dalam ujian, maka siswa akan mengerjakan soal sesuai dengan jawaban dari tugas yang dikerjakan walaupun, jawaban dari tugasnya salah. Hal demikian bisa mengakibatkan hasil belajar materi bangun ruang siswa tidak bagus. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memberi feedback yang tepat terhadap tugas siswa. Pemberian feedback yang tepat tentu saja akan membuat hasil belajar materi bangun ruang siswa menjadi bagus. Perbedaan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Antara Siswayang Menggunakan Feedback Nilai terhadap Tugas dan Siswa Yang Diberi Feedback paraf Terhadap Tugas dengan Mengontrol Motivasi Belajar Siswa Hasil uji hipotesis pada anakova menunjukkan bahwa dengan mengontrol motivasi belajar siswa, terdapat perbedaan rerata hasil belajar materi bangun ruangberdasarkan feedback terhadap tugas.Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa rerata hasil belajar materi bangun ruang siswa yang menggunakan feedback nilai terhadap tugas lebih baik daripada siswa yang diberi feedback paraf terhadap tugas. Pemberian feedback nilai terhadap tugas tentu saja akan lebih baik dari pemberian paraf.Dengan adanya penilaian berupa angka, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil menguasai materi pelajaran yang diberikan. Hal ini mendukung pendapat Sardiman A.M (2014: 94) yang menyatakan bahwa, “Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk giat belajar”. Jika hasilnya memuaskan dan hal itu menyenangkan, tentu saja pada lain kesempatan siswa tersebut berusaha lebih giat untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Lain halnya dengan pemberian feedbaack paraf terhadap tugas yang memiliki kekurangan karena, siswa tidak mengetahui mana yang salah dari tugas yang dikerjakan. Hal tersebut mengakibatkan jika memperoleh soal yang sama dalam ujian, maka siswa akan mengerjakan soal sesuai dengan jawaban dari tugas yang dikerjakan walaupun, jawaban dari tugasnya salah.Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, pemberian feedback nilai terhadap tugas sangat tepat untuk diterapkan dibanding dengan feedback paraf. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan dan analisis data serta pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Terdapat perbedaan rerata hasil belajar materi bangun ruangberdasarkan feedback terhadap tugas dengan mengontrol motivasi belajar siswa. Berdasarkan uji lanjut dengan uji-t didapat hasil sebagai berikut: a. Rerata hasil belajar materi bangun ruang siswa yang menggunakan feedback nilai terhadap tugas lebih baik daripada siswa yang tidak diberi feedback setelah mengontrol motivasi belajar siswa.
14
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.4 Nov 2016
b. Rerata hasil belajar materi bangun ruang siswa yang menggunakan feedback paraf terhadap tugas tidak lebih baik daripada siswa yang tidak diberi feedback setelah mengontrol motivasi belajar siswa. c. Rerata hasil belajar materi bangun ruang siswa yang menggunakan feedback nilai terhadap tugas lebih baik daripada siswa yang menggunakan feedback paraf terhadap tugas setelah mengontrol motivasi belajar siswa. Saran-saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, penulis ingin mengemukakan saran sebagai berikut: a. Bagi guru, khususnya guru matematika dapat menggunakan berbagai macam feedback terhadap tugasyang dikerjakan siswa. Dalam hal ini penulis menyarankan untuk memberi feedback nilai terhadap tugas siswa. karena dengan memberi nilai, selain siswa termotivasi karena tugasnya dihargai, tetapi juga bisa menjadi bahan evaluasi bagi siswa untuk mengerjakan tugas selanjutnya. b. Bagi peneliti selanjutnya, mengingat hasil kesimpulan dalam penelitian ini masih memungkinkan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang belum mampu terkontrol, maka masih perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih banyak dan variabel yang lebih luas. c. Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasannya terkait pemberian feedback terhadap tugas dan motivasi belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Cucu Suhana. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama ET. Ruseffendi. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Potensinya dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Karismath Buat Terobosan Konsep Belajar Matematika. Http://Www.Beritasatu.Com/Iptek/267874-Karismath-Buat-Terobosan-KonsepBelajar-Matematika.Html. (Diakses 11 Desember 2015) Moh Nazir.2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia Mustofa Abi Hamid, I Dewa Putu Nyeneng, Undang Rosidin. “Perbandingan Penggunaan Feedback Pada Lembar Jawaban Siswa Terhadap Penguasaan Konsep Fisika Melalui Pembelajaran Kontekstual”http://www.e-jurnal.com/2015/10/perbandingan-penggunaanfeedback-pada.html. (Diakses 20 mei 2016) Sardiman A.M. 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Dan Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada
15