PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG JAJANAN SEHAT PADA MURID SEKOLAH DASAR (The Effect of Health Education on the Improvement of Knowledge, Attitude and Behavior about Healthy Snacks in Elementary School) Aan Nurhasanah, Netty S. Sofyan, Yeti Resnayati Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III Email: annur1408@ yahoo.co.id
ABSTRAK Latar Belakang: Sekolah menjadi tempat terjadinya kasus keracunan pangan paling tinggi dibandingkan dengan tempat-tempat lain akibat jajanan yang mengandung mikroba atau bahan kimia berbahaya. Masalah ini perlu menjadi perhatian masyarakat, khususnya orang tua, pendidik dan pengelola sekolah karena dapat mengganggu kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dari 84 kasus keracunan pangan yang terdata pada tahun 2012, sebanyak 27,4 % terjadi di sekolah. Tujuan: Diperolehnya gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku siswa sekolah dasar tentang jajanan sehat sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan. Metodologi Penelitian yang digunakan adalahQuasi Experiment dengan rancangan one-group pre-test post-test design.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian iniadalahpurposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasakan pada suatu pertimbangan/ tujuan tertentu yang dibuat oleh peneliti karena populasi mempunyai unsur yang berstrata secara proporsional yaitu kelas 4,5 dan 6.Hasil penelitian: terdapat pengaruh peningkatan pengetahuan yang signifikan p = 0,00 dengan pemberian pendidikan kesehatan tentang jajanan sehat, sedangkan hasil pre-post test terhadap sikap tidak terdapat pengaruh yang signifikan p = 0,516dengan pemberian pendidikan kesehatan. Begitu juga hasil pre-post test terhadap perilaku tidak terdapat pengaruh yang signifikan p= 0,230 dengan pemberian pendidikan kesehatan. Kata kunci: pendidikan kesehatan, pengetahuan,sikap, perilaku, jajanan sehat
ABSTRACT Background: School was the scene of most cases of food poisoning compared with other places due to the snacks that contain microbes or harmful chemicals . This issue should be a concern of society, in particular parents, educators and school administrators, because it can interfere with health, both short and long term. Of the 84 cases of food poisoning were recorded in 2012 , as many as 27.4 percent of happened at school. Objective: To describe level of knowledge, attitudes and behavior of primary school children about healthy snacks before and after health education intervention. Method: Quasi Experiment design with a one - group pre - test post - test design. Sampling technique in this study is sampling purposive based on a consideration/ particular purpose made by researchers because the population has proportionally stratified element is class 4.5 and 6 .Results: the level of knowledge a significant difference p = 0.00 with the provision of health education about healthy snacks , while the pre-post test results of the attitude there is no significant effect p = 0.516provision of health education to the students. So is the pre-post test results on the behavior not a significant difference p = 0.230 by providing health education to the students. Keywords: health education , knowledge , attitudes, behaviors , healthy snacks
108
109
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 108-117
yang menjadi penyebab kasus tersebut
PENDAHULUAN Anak usia sekolah (6-14) tahun merupakan
kelompok
khusus
dengan
kebutuhan kesehatan khusus pula sebagai
paling tinggi adalah jajanan anak sekolah di tingkat SD 73%, SMP (14%), SMA (5 %) dan Perguruan Tinggi (9%).
akibat pertumbuhan dan perkembangan.
Makanan
dan
jajanan
sekolah
Masa ini ditandai oleh kondisi yang sangat
merupakan masalah yang perlumenjadi
mempengaruhi penyesuaian pribadi dan
perhatian masyarakat. Khususnya orang
sosial anak, merupakanmasa berkelompok,
tua, pendidik dan pengelola sekolah karena
usia penyesuaian diri, usia kreatif dan usia
makanan dan jajanan sekolah sangat
bermain (Hurlock, 1980).
beresiko terhadap cemaran biologis atau
Hasil analisis data Riskesdas (2007) menunjukkan
secara
nasional
kimiawi
yang
banyak
mengganggu
kesehatan, baik jangka pendek maupun
masihrendahnya kualitas kesehatan dan
jangka panjang
perilaku
sekolah. Penelitian Badan Pengawas Obat
tidak
sehat
pada
anak
sekolahdasar (6-14 tahun). Rata-rata status
dan
gizi
anak
menemukan kenyataan bahwa dari 800
13, 3%
pedagang yang berjualan di 12 sekolah,
kurus
(IMT
<
25)pada
usiasekolah (6-14 tahun)adalah
makanan
khususnya pada anak
(BPOM)
di
Jakarta
laki-laki dan 10,9 % perempuan.
340 menjual jajanan yang mengandung zat
Prevalensi anemia pada anak-anak (6-14
kimia berbahaya.
tahun) sebesar 9,4 %. Selain itu anak
Survey yang dilakukan oleh BPOM
sekolah beresiko terhadap penyakit tidak
pada tahun 2004 yang melibatkan ratusan
menular ditunjukkan dengan kurangnya
sekolah dasar di seluruh Indonesia dan
konsumsi sayur dan buah (93,6%)dan
menampung sekitar 550 jenis makanan
sudah biasa merokok 2 % (Depkes, 2008).
yang diambil dari sampel pengujian,
Menurut Deputi Bidang Pengawasan
menunjukkan bahwa 60% jajanan anak
keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
sekolah tidak memenuhi standar murtu dan
dikatakan dari 84 kasus keracunan yang
keamanan. Disebutkan bahwa 56% sampel
terdata pada tahun 2012 sebanyak 27,4%
mengandung
terjadi di sekolah . Dari kasus keracunan
mengandung boraks. Pada tahun 2007
itu sebanyak 45 % diakibatkan mikroba
BPOM melakukan survey kembaliyang
dan 17% bahan kimia dan jenis makanan
melibatkan 4500 sekolah di Indonesia,
rhodamin
dan
33%
110
Aan Nurhasanah: Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Tentang Jajanan Sehat Pada Murid Sekolah Dasar
Hasilnya menunjukkan bahwa 45%jajanan
jajanan di lingkungan sekolah, apabila
anak bersifat membahayakan.Berdasarkan
memungkinkan, Karena
data BPOM, Pangan Jajanan Anak Sekolah
kebiasaan jajan makanan yang tidak sehat
(PJAS) yang tidak memenuhi syarat pada
dapat memungkinkan banyak anak sekolah
periode
yang akan mengalami gangguan/ hambatan
2008-2010
ada
40-44%.
hanya dengan
Sedangkan pada tahun 2011 mengalami
dalam
pertumbuhan
penurunan menjadi 35%, dan pada tahun
perkembangannya, padahal kualitas bangsa
2012 menurun menjadi 24%.
di
masa
yang
akan
dan
datang
sangat
Sebuah survey yang dilakukan pada
tergantung pada kualitas anak-anak saat ini.
kabupaten
diIndonesia
Anak usia sekolah merupakan investasi
menemukan hanya 16 % sekolah yang
bangsa yang harus dijaga dan dipelihara
memenuhi syarat pengelolaan kantin dan
untuk menjadi generasi penerus bangsa.
dari
dkk
Dengan demikian perlu adanya upaya
didapatkan kenyataan bahwa makanan
untuk meningkatkan kualitas sumber daya
jajanan ini menyumbang energi bagi anak
manusia sejak dini. Salah satunya perhatian
sekolah dasar sebesar 36%, protein 29%
yang serius dalam pemberian nutrisi dan
dan zat besi 52 % ( Gunarja dalam
asupan makanan yang adekuat . Hal ini
Fatruhartanty & Iswarawanti, 2004).
ditujukan Untuk memelihara pertumbuhan
220
hasil
dan
kota
penelitian
Gunarja
Dari hasil penelitian IDAI juga
dan perkembangan anak secara optimal
didapatkan bahwa hanya sekitar20% anak
Sikap seorang anak dalam mengambil
yang membawa bekal ke sekolah dan 60%
suatu
jajan disekolah serta sisanya 20 % tidak
kebutuhan biologisnya adalah komponen
membawa
jajan.
penting yang berpengaruh dalam pemilihan
Sedangkan hasil penelitian yang dirilis
makanan jajanan . Seorang anak yang
BPOM semarang didapatkan 24% jajanan
bersikap positif terhadap kesehatan , maka
anak sekolah tidak sehat. Oleh karena itu,
akan memberikan dampak langsung pada
masalah jajanan anak sekolah merupakan
perilakunya, begitu juga seorang anak yang
tantangan besar bagi pemerintah dan
bersikap negatif terhadap kesehatan bisa
pengelola sekolah untuk memperhatikan
dipastikan berdampak pada perilakunya
bagaimana asupan gizi siswa sekolah
(Notoatmodjo, 2003).
tercukupi
bekal
tanpa
dan
harus
tidak
mengkonsumsi
keputusan
dalam
pemenuhan
111
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 108-117
Upaya promosi keamanan pangan
Pengambilan
sampel
yang
digunakan
kepada pihak sekolah, guru,orang tua siswa
adalah purposive sampling yaitu pemilihan
serta pedagang merupakan salah satu upaya
sampel
mengurangi keterpaparan anak sekolah
pertimbangan/ tujuan tertentu yang dibuat
dengan makanan jajanan yang tidak sehat.
oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-
Bentuk upaya promosi yang dilakukan
sifat
adalah dengan memberikan pendidikan
sebelumnya (Notoatmodjo, 2010). Analisis
kesehatantentang jajanan sekolah yang
data terdiri dari univariat dan bivariat
sehat kepada siswa sehingga diharapkan
menggunakan uji-t
akan terbentuk
paired t-test
perilaku mengonsumsi
berdasarkan
populasi
pada
yangsudah
suatu
diketahui
berpasangan atau
makanan jajanan sekolah yang sehat Penelitian mengetahui kesehatan
ini
bertujuan
pengaruh terhadap
untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
pendidikan peningkatan
pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang Jajanan Sehat pada SiswaSekolah Dasar di Wilayah Jakarta Timur.
analisis
univariat
terhadap
variabelumur, jenis kelamin dan kelas menggambarkan usia responden berkisar diantara usia 9 - 14 tahun, sebagian besar responden berusia 11 tahun yaitu 37,5% dan mempunyai presentase yang sama
METODE Penelitian ini merupakan penelitian
untuk
jenis
perempuan
kelamin yaitu
laki-laki
sebesar
50
dan %serta
kuantitatif dengan desain penelitianadalah
mayoritas responden duduk di kelas
Eksperimental Semu dengan rancangan
sebesar 36, 2 % .
VI
one-group pre-test post-test design dimana
Hasil penelitian ini menunjukkan
tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku
bahwa usia kelompok anak sekolah ini
anak sekolah dalam mengonsumsi jajanan
merupakan usia beresiko (at risk) karena
sehat diukur sebelum dan setelah diberikan
pada masa ini sedang mengalami masa
perlakuan berupa pendidikan kesehatan.
pertumbuhan
fisik
dan
perkembangan
Dalam penelitian ini yang menjadi
organ. Menurut Notoatmodjo (2003) status
populasi terjangkau adalah keseluruhan
tumbuh kembang anak tergantung pada
siswa SD di wilayah Jakarta Timur,
status gizinya yang dapat dipengaruhi oleh
sedangkan populasi target adalah siswa
faktor-faktor resiko baik yang berasal dari
SDkelas 4,5 dan 6 berjumlah 80 orang.
keluarga maupun lingkungan.
112
Aan Nurhasanah: Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Tentang Jajanan Sehat Pada Murid Sekolah Dasar
Aspek pengetahuan tentang jajanan sehat
setelah
dilakukan
merupakan
intervensi
dasar
untuk
individu
melakukan suatu tindakan.
Hal ini
menunjukkan adanya suatu peningkatan
disebabkan karena adanya suatu kegiatan
mean sebesar 2,45 poin dengan selisih nilai
dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.
standar 0,37. Hal ini menunjukkan bahwa
Menurut Roger (1974) dari hasil
peningkatan pengetahuantentang jajanan
penelitian
sehat sekecil apapun yang diterima dan
membuktikan bahwa pengetahuan akan
respon yang ditimbulkan menunjukkan
mendasari
bahwa pada diri individu ada suatu proses
berperilaku. Dan sifat ini akan langgeng
yaitu berupa penginderaan terhadap suatu
apabila penerimaan perilaku baru atau
objek. Penginderaan ini bisa terjadi karena
adopsi
adanya kontak, baik secara langsung
kesadaran dan sikap yang positif.
maupun
tidak
langsung
yang
seorang
didasari
dilakukannya
individu
oleh
dalam
pengetahuan,
melalui
penggunaan panca indera manusia seperti indera
penglihatan,
pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan Tabel 1. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan Jajanan Sehat pada Siswa Sekolah Dasar Tahun 2013 VARIABEL Tk. Pengetahuan Perlakuan Pre-post1 Pre-post2
Mean
SD
SE
t
P-value
-0.96 -1.49
3.570 3.280
0.399 0.37
-2.411 -4.061
0.018 0.000
Dari tabel diatas dapat disimpulkan
perlakuan (α = 0.018). Dengan melihat data
bahwa terlihat nilai t penilaian setelah 3
tersebut maka dapat disimpulkan terdapat
minggu lebih besar (-4.061) dari nilai t
pengaruh
penilaian post test setelah perlakuan
pendidikan kesehatan terhadap tingkat
2.411) penilaian
sedangkan
nilai
posttest
setelah
(-
probabilitas 3
minggu
yang
signifikan
pemberian
pengetahuan jajanansehat Hasil
penelitian
perlakuan lebih kecil (α = 0.000) dari nilai
pengetahuan
probabilitas penilaian post test setelah
pengaruh
yang
pada
menunjukkan signifikan
aspek terdapat
pemberian
113
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 108-117
pendidikan kesehatan pengetahuan
jajan
terhadap tingkat sehat
merupakan
sumber
zat-zat
gizi
peningkatan
(Notoatmodjo, 2003, p 139). Pengetahuan
pengetahuan bisa disebabkan karena terjadi
mengenai makanan jajanan adalah kesan
proses
didalam pikiran manusia sebagai hasil
transformasi
atau
terpaparnya
dengan sumber belajar mengenai berbagai
penggunaan
panca
informasi tentang penyebab, akibat atau
melakukan pemilihan makanan jajanan
dampak yang ditimbulkan dan pencegahan
sehat yang mengandung sumber zat-zat
penyakit yang disebabkan kesalahan dalam
gizi
pemilihan jajanan.
kebutuhan dasarnya yaitu aspek biologis
sebagai
salah
inderanya
satu
dalam
pemenuhan
Pengetahuan anak tentang makanan
dan berbeda dengan kepercayaan (beliefs),
jajanan sehat merupakan hasil dari tahu
takhayul (superstition), dan penerangan-
setelah
penerangan yang keliru (misinformation)
anak
tersebut
melakukan
penginderaan sehingga memberikan nilai tambah,
dan
memudahkan
melakukan pemilihan
(Notoatmodjo, 2003, hlm. 8).
dalam
makanan yang
Tabel 2 Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Sikap dalam Jajanan Sehat pada Siswa Sekolah Dasar Tahun 2013 VARIABEL Sikap Perlakuan Pre-post1 Pre-post2
Mean SD
SE
T
P-value
-0.64 -0.59
0.898 0.90
-0.710 -0.652
0.480 0.516
8.029 8.06
Dari tabel diatas dapat disimpulkan
data tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa terlihat nilai t penilaian setelah 3
terdapat
minggu
signifikan
lebih kecil (-0.652) dari nilai t
penilaian post test setelah perlakuan 0.652) penilaian
sedangkan
nilai
posttest
setelah
(-
probabilitas 3
tidak
ada
pengaruh
pemberian
yang
pendidikan
kesehatan terhadap sikap siswa dalam jajanan sehat.
minggu
Hal ini berarti reaksi dari responden
perlakuan lebih besar (α = 0.516) dari nilai
baru berkisar pada tahapan menerima
probabilitas penilaian post test setelah
sampai merespon terhadap suatu stimulus
perlakuan ( α = 0.480). Dengan melihat
yang bersifat masih tertutup sehingga
114
Aan Nurhasanah: Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Tentang Jajanan Sehat Pada Murid Sekolah Dasar
manifestasinya tidak dapat langsung dilihat
merespon (responding) yaitu dapat berupa
tetapi hanya bisa ditafsirkan terlebih
memberikan
dahulu (Notoatmodjo, 2007.hlm. 142).
mengerjakan dan menyelesaikan tugas
Sikap secara nyata dapat ditunjukkan
yang
dengan adannya kesesuaian reaksi terhadap
menghargai (valuing)yaitu dapat berupa
stimulus yang datang dari luar.Hal ini
mengajak orang lain untuk mengerjakan
dapat terlihat dari adanya perubahan sikap
atau mendiskusikan suatu masalah dan
setelahdilakukan intervensi.
bertanggung
Menurut
Notoatmodjo
yang
segala
jawaban
diberikan,
setelah
jawab
sesuatu
apabila
ditanya,
itu
tahap
(responsible)
yang
telah
atas
dipilihnya
mengutip dari Allport ( 1954)mengatakan
(Notoatmodjo, 2003. P 126). Hal ini
bahwa seseorang akan merasa percaya dan
dibuktikan dengan hasil penelitian pada
yakin terhadap informasi yang didapat
aspek perilaku yang menunjukkan karena
apabila sumber informasi jelas, sehingga
adanya sikap tertutup yang manifestasinya
hal ini akan menimbulkan suatu penilaian
tidak dapat langsung dilihat. Suatu sikap
terhadap suatu objek yang menghampirinya
belum secara otomatis terwujud dalam
dengan
suatu tindakan diperlukan adanya suatu
mempertimbangkan
kehidupan
emosionalnya untuk melakukan tindakan. Tindakan seorang siswa mengambil
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan
antara
lain
sarana
keputusan karena keyakinannya terhadap
prasarana seperti besaran uang jajan,
makanan jajanan yang dianggapnya kurang
disiapkan
memenuhi persyaratan kesehatan Setelah
kebiasaan sarapan pagi di rumah, juga
mendapat informasi baik secara langsung
dukungan
maupun tidak langsung, hal ini belum
Seperti yang terungkap dari hasil penelitian
dianggap sebagai suatu tindakan atau
Purtiantini (2010 )yang dilakukan di SDIT
aktivitas atau perilaku melainkan baru
Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang
suatu predisposisi terhadap suatu tindakan
Kartasura.
atau perilaku. Karena sebuah sikap akan
hubungan antara sikap anak mengenai
mengikuti berbagai tingkatan antara lain :
pemilihan
Menerima (receiving), diartikan bahwa
perilaku anak memilih makanan (nilai ρ =
orang (subjek) mau dan memperhatikan
0,460).
stimulus yang diberikan (objek) kemudian
bekal
dari
sehat
dari
lingkungan
menggambarkan
makanan
rumah,
keluarga.
tidak
jajanan
ada
dengan
115
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 108-117
Tabel 3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Perilaku Jajanan Sehat pada Siswa Sekolah Dasar Tahun 2013 VARIABEL Prilaku Perlakuan Pre-post1 Pre-postl
Mean
0.04 -0.43
SD
SE
t
P-value
3.087 3.15
0.345 0.35
0.109 -1.209
0.914 0.230
Dari tabel diatas dapat disimpulkan
jenis makanan, serta lingkungan dan
bahwa terlihat nilai t penilaian setelah 3
teman-teman yang terbiasa dengan jajanan
minggu
yang tidak sehat
lebih kecil (-0.43) dari nilai t
membuat anak tidak
penilaian post test setelah perlakuan (0.04)
dapat menahan keinginan untuk mencicipi,
sedangkan
penilaian
dan hal ini akan mempengaruhi anak dalam
posttest setelah 3 minggu perlakuan lebih
bersikap dan berperilaku untuk memilih
kecil (α = 0.230) dari nilai probabilitas
jajanan sehat.
niali
probabilitas
penilaian post test setelah perlakuan ( α =
Kegiatan
pendidikan atau proses
0.914). Dengan melihat data tersebut maka
belajar dapat terjadi dimana saja, kapan
dapat disimpulkan terdapat tidak ada
saja,
pengaruh yang signifikan
pemberian
pendidikan itu luas sekali, salah satu
pendidikan kesehatan tentang jajanan sehat
diantaranya adalah pendidikan kesehatan.
terhadap perilaku siswa.
Pendidikan secara umum bisa dikatakan
Hal ini menggambarkan pemberian pengetahuan direspon oleh yang
dan
oleh
siapa
saja.
Cakupan
sebagai segala kegiatan yang direncanakan
responden
untuk mempengaruhi individu, keluarga,
masih berperilaku tertutup dalam
kelompok dan masyarakat sehingga terjadi
bentuk perhatian, persepsi, kesadaran saja
proses
perubahan
sesuai dengan pernyataan bahwa dampak
(Notoadmodjo,2003.p16)
perilaku
yang ditimbulkan dari kegiatan pemberian
Pendidikan kesehatan sebagai salah
pendidikan kesehatan terhadap perubahan
satu intervensi dengan melibatkan beberapa
sikap dan perilaku membutuhkan waktu
bentuk komunikasi
untuk membantu
yang lama (Notoatmodjo, 2007, p. 16).
individu,
dan
keluarga
masyarakat
Daya tarik dari tampilan makanan
mencapai tingkat kesehatan yang optimal
jajajanan yang mengundang selera seperti
dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.
warna yang mencolok, makin beragamnya
Pendidikan kesehatan merupakan bentuk
116
Aan Nurhasanah: Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Tentang Jajanan Sehat Pada Murid Sekolah Dasar
intervensi
terutama
terhadap
faktor
secara berkala dan konsisten memberikan
perilaku dan melalui kegiatan pendidikan
pendidikan kesehatan tentang jajanan sehat
kesehatan pengetahuan akan mengalami
kepada warga sekolah, terutama siswa,
peningkatan yang berdampak terhadap
memberlakukan peraturan kepada penjual
perubahan sikap yang pada akhirnya
makanan keliling di lingkungan sekolah
berlanjut pada perubahan perilaku dalam
maupun kantin sekolah sesuai syarat-syarat
perilaku hidup bersih dan sehat, seperti
kesehatan, melakukan pemantauan secara
jajan sehat.
berkala
dan
penjualan SIMPULAN
responden terbanyak adalah siswa laki-laki dan perempuan yang berumur 11 tahun dan duduk di kelas VI.Usia ini bercirikan senang
bermain,
senang
bergerak, senang bekerja dalam kelompok, serta
makanan
ke
tempat
jajanan
(kantin
sekolah) dan memberikan sanksi kepada
Hasil penelitian didapatkan bahwa
keberanian,
pembinaan
senang
merasakan/
melakukan
pihak kantin apabila melakukan penjualan jenis makanan dan minuman yang tidak sesuai standar makanan sehat menurut Departemen bekerja
Kesehatan
sama
dengan
(BPOM)
serta
POMG
dalam
menyiapkan makanan jajanan yang sehat untuk dijual di kantin sekolah.
sesuatu secara langsung. Keterpaparan
informasi
yang
diberikan secara tatap muka langsung berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan, dibuktikan adanya peningkatan hasil dari pre test dan post test, baik sesaat setelah intervensi maupun setelah 3 minggu pasca intervensi, hal ini menunjukkan terdapat pengaruh
yang
signifikan
pemberian
DAFTAR RUJUKAN Effendy, N. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Masyarakat.Jakarta: Penerbit EGC. Febrihartanty.J & Iswarawanti, D N. 2004 .Amankah makanan jajanan anak sekolah Intaian Maut. Formalin. Media Indonesia Online. http://mobile.mediaIndonesia com/. Diakses 23 Januari 2013.
pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan jajanan sehat. Keterlibatan
dari
warga
sekolah
seperti pihak sekolah dan pihak Puskesmas untuk dapat menggerakkan UKS untuk
_________.2008. Jajanan anak mengandung zat pewarna tekstil. Tempo interaktif. http:wwwtempointeraktif.com/hg/nasio nal/2008, diakses 23 Januari 2013.
JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 108-117
Krist. 2011. Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah. http://puskesmasbatuputihberau.wordpr ess.com/promkes/infokesehatan/perilaku-hidup-bersih-dansehat-phbs-di-sekolah/. Diakses tanggal 18 Januari 2013. ________ .2000. Siswa Sekolah Ikrarkan Peduli Pangan Jajanan Anak Sekolah. http://bataviase.co.id/node/889141, Diakses Senin, 6 Februari 2012.
117
Pusat Promosi kesehatan. 2011.Interaksi Suplemen.PHBS di Sekolah.Jakarta. Notoatmodjo. 2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Notoatmodjo. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.