Pengaruh Terapi Murottal Al-Quran Terhadap Tekanan Darah Dan Frekuensi Denyut Jantung Pasien Pasca Anestesi Umum Di RSUD Dr Moewardi Surakarta (Rizka Zakiyyatun Nafi’ah)
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DALAM MEMILIH JAJANAN SEHAT
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan
Disusun Oleh :
Evi Yunita Safitri J 210.110.005
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Dalam Memilih Jajanan Sehat (Evi Yunita Safitri).
1
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Dalam Memilih Jajanan Sehat (Evi Yunita Safitri).
12
PENELITIAN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DALAM MEMILIH JAJANAN SEHAT Evi Yunita Safitri* Arif Widodo, A. Kep., M. Kes** Enita Dewi, S.Kep., Ns., MN** Abstrak
Siswa sering membeli makanan jajanan dan memilih yang dijual paling dekat, memiliki tampilan menarik serta bercita rasa enak. Siswa tidak memperhatikan keamanan makanan seperti higienitas dan bahan tambahan makanan maupun kandungan gizi dalam jajanan sehingga dapat membahayakan kesehatan. Karena itu, pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa dalam memelihara kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih jajanan sehat. Penelitian ini menggunakan metode pre experiment dengan rancangan pretest-posstest control group. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 30 responden kelompok eksperimen dan 30 responden kelompok kontrol yang diambil dari siswa kelas 46 SD Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta dengan tehnik purposive sampling. Sampel yang diperoleh diukur tingkat pengetahuan dan sikap dalam memilih jajanan menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan teori. Hasil dalam penelitian dianalisis menggunakan uji t test. Untuk mengetahui peningkatan antara pre test dan post test digunakan uji paired sample t-test yang diperoleh nilai p-value = 0,000 (<0,05) untuk pengetahuan dan sikap kelompok eksperimen, berarti terdapat pengaruh intervensi pendidikan kesehatan. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan hasil post test, digunakan uji independent t- test yang diperoleh nilai p-value = 0,000 (<0,05) untuk variabel pengetahuan dan sikap, hal ini menunjukan adanya perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap siswa setelah post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tingkat pengetahuan dan sikap siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih jajanan sehat. Diharapkan peneliti yang akan datang menambahkan metode pembelajaran lainnya, sehingga diperoleh peningkatan pengetahuan dan sikap yang lebih baik. Kata kunci:
Pendidikan kesehatan, pengetahuan, sikap, makanan jajanan, anak sekolah.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Dalam Memilih Jajanan Sehat (Evi Yunita Safitri).
23
THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION TOWARDS THE INCREMENT OF STUDENTS’ KNOWLEDGE AND ATTITUDE IN CHOOSING HEALTHY SNACKS By: Evi Yunita Safitri Students often buy and choose the snacks that are being sold near them, looks attractive also taste good. Students do not pay attention towards the food safety such as the hygienic and food additives,as well as the nutrient contents of the snack thus it might harmful to health. Therefore, health education is needed to increase the students’ knowledge and attitude in maintaining health. The purpose of this study is to discover the influences of health education towards the increment of students’ knowledge and attitude in choosing healthy snacks. This study uses pre - experiment method with the design of pretest - posttest control group. Samples were taken of 30 respondents of experimental group and 30 respondents of control group from fourth grade until sixth grade of Muhammadiyah Elementary School 16th Karangasem Surakarta by purposive sampling technique. The obtained samples were measured according to level of knowledge and attitude in snacks selection by using a questionnaire developed by the researchers based on the theory reviews. Results were analyzed by using t-test. In order to find out the pre test and post test, researchers used the paired sample t-test which obtained p-value = 0.000 (<0.05) for the knowledge and attitude variables of experimental group which means health education had intervention effect. Furthermore, to evaluate the difference of value in the post test, researchers used the independent t-test which obtained p-value = 0.000 (<0.05) for the knowledge and attitude variables, which shows that there are differences in students’ knowledge and attitude level after the post-test among the experimental and control group. Researchers found out that the students of experimental group have higher knowledge and attitude level than its counterpart after being given the health education. Hence it could be concluded that health education had influence towards the increment of students’ knowledge and attitude in choosing healthy snacks. Expected future researchers added other learning methods, in order to obtain an increase in knowledge and a better attitude. Keywords: health education, knowledge, attitude, snacks, student.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Dalam Memilih Jajanan Sehat (Evi Yunita Safitri).
Pendahuluan Panganan jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi syarat terus mengalami peningkatan menjadi 80,79% pada tahun 2013 dan Jawa Tengah mengalami paparan tertinggi angka kesakitan dan kematian pada kejadian luar biasa keracunan pangan yaitu 4.935 kasus (BPOM, 2014). Jajanan yang dijual di tempat umum bisa memiliki aspek positif untuk asupan energi antara waktu makan pagi dan makan siang, tetapi juga berefek negatif jika ditambahkan bahan tambahan makanan secara sembarangan (Khomsan, 2006). Saparinto dan Hidayati (2006) menambahkan bahwa penanganan jajanan yang tidak higienis juga beresiko terhadap kesehatan. Selain itu, makanan jajanan yang dikonsumsi harus mengandung cukup gizi yang diperlukan tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral serta air (Supariasa, 2010). Makanan yang sehat adalah makanan yang zat gizi tidak banyak hilang, tidak mengalami kerusakan, tidak bertentangan dengan keyakinan, higienis dan tidak menimbulkan keracunan (Mustika, 2012; Gichara, 2010). Survey yang dilakukan BPOM tahun 2014 menunjukan tingkat keamanan makanan jajanan saat ini masih memprihatinkan karena banyak jajanan tidak memenuhi syarat antara lain karena menggunakan bahan yang dilarang untuk pangan, menggunakan bahan tambahan pangan melebihi batas maksimal, mengandung cemaran logam berat melebihi batas maksimal, dan kualitas mikrobiologi tidak memenuhi syarat. Salah satu usaha untuk menghindarkan siswa dari paparan jajanan yang tidak sehat dapat dilakukan melalui
3
pendidikan kesehatan sesuai dengan pernyataan WHO (1988) dalam Suiraoka dan Supariasa (2012) bahwa pendidikan kesehatan untuk membantu seseorang mengambil sikap bijaksana terhadap kesehatan dan kualitas hidup mereka. Pendidikan kesehatan diperlukan untuk mengurangi faktor resiko masalah kesehatan, mempengaruhi dan meningkatkan pengetahuan agar melaksanakan gaya hidup sehat. Peningkatan pengetahuan dan sikap merupakan predisposing factors dalam pembentukan perilaku sehat yang merupakan faktor terbesar kedua yang berpengaruh bagi kesehatan setelah lingkungan (Bloom dalam Notoatmodjo (2012)). Maka intervensi pada faktor perilaku memilih jajanan sehat dapat dimulai dengan meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa mengenai jajanan salah satunya melalui pendidikan kesehatan. Berbagai metode telah dikembangkan dalam menyampaikan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap. Ceramah dan tanya jawab merupakan metode yang cukup efektif untuk menyampaikan informasi. Tetapi salah satu kelemahan ceramah adalah peserta didik tipe belajar visual lebih sulit menerima informasi. Untuk meningkatkan efektivitas ceramah, digunakan alat bantu visual salah satunya adalah leaflet dan slide bergambar untuk menarik perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SD Muhammadiyah 16 Karangasem menunjukan bahwa 4 dari 5 siswa memiliki tingkat pengetahuan dan sikap yang rendah dalam memilih jajanan sehat serta belum mendapatkan pendidikan kesehatan tentang jajanan sebelum-
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Dalam Memilih Jajanan Sehat (Evi Yunita Safitri).
nya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti peran pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa SD dalam memilih jajanan yang sehat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih jajanan sehat. Landasan Teori Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah individu melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera penglihatan dan pendengaran (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan individu dipengaruhi beberapa faktor yaitu pendidikan; informasi/media massa; sosial, budaya dan ekonomi; lingkungan; pengalaman; serta usia (Budiman dan Riyanto (2013). Sikap Sikap adalah suatu respons seseorang yang masih tertutup terhadap objek dan stimulus, yang telah melibatkan faktor emosi dan pendapat (Notoatmodjo, 2010). Pembentukan sikap dipengaruhi beberapa faktor seperti pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh budaya, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta factor emosional (Azwar, 2007). Pendidikan Kesehatan Pendidikan atau promosi kesehatan merupakan salah satu bentuk intervensi yang ditujukan
4
pada perilaku, untuk menggugah kesadaran, mempengaruhi, mengajak dan meningkatkan pengetahuan masyarakat, agar melaksanakan gaya hidup sehat (Noto-atmodjo, 2012). Pendidikan kesehatan bertujuan agar terjadi perubahan sikap dan perilaku seseorang, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat untuk membina serta memelihara perilaku hidup sehat serta ikut aktif dalam usaha mencapai derajat kesehatan yang optimal (Nurs dan Effendi, 2008). Jajanan Makanan jajanan atau yang bisa disebut snack foods/street food adalah makanan dan minuman disiapkan dan/atau dijual oleh penjual dan penjaja terutama di jalan-jalan dan tempat umum lainnya (Fellows dan Hilmi, 2011). Jajan merupakan hal biasa dilakukan oleh anak-anak, karena jeda waktu antara sarapan dan makan siang relatif panjang sehingga anak–anak memerlukan asupan gizi tambahan diantara kedua waktu makan tersebut (Khomsan, 2006). Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi makanan jajanan juga berisiko terhadap kesehatan. Hal ini disebabkan oleh penanganannya yang sering tidak higienis, dan sering ditambahkan bahan tambahan pangan yang tidak diizinkan (Saparinto dan Hidayati, 2006). Kebiasaan jajan anak dipengaruhi oleh faktor terkait makanan, faktor personal serta sosial ekonomi (Aprilia, 2011).
5
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Dalam Memilih Jajanan Sehat (Evi Yunita Safitri).
Kerangka Konsep
Metode Jenis penelitian ini adalah pre experiment dengan pre test post test control group design. Dalam penelitian ini responden terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang diberi pre test-post test dengan intervensi pendidikan kesehatan dan kelompok kontrol yang diberikan pre test - post test tanpa intervensi. Populasi penelitian ini adalah siswa sekolah dasar yang bersekolah di SD Muhammadiyah 16 Karangasem yang berjumlah 644 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 60 sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan dan sikap yang disusun oleh peneliti. Kuesioner pengetahuan sebanyak 15 pernyataan dengan skala Guttman. Nilai 0 dan 1, skor minimal adalah 0 dan maksimal 15. Kuesioner sikap sebanyak 15 pernyataan dengan skala likert, nilai antara 1, 2, 3 dan 4. Skor minimal adalah 15 dan maksimal 60. Dengan kategori pengetahuan baik skor >76%-100%, cukup 56%-76% dan kurang <55% (Arikunto, 2006). Uji validitas dan reabilitas dilakukan di MI Muhammadiyah Wonosari Simo. Leaflet yang digunakan sebagai media disusun oleh peneliti
berdasarkan materi yang disampaikan dalam ceramah. Leaflet berisi materi-materi mengenai jajanan sehat, jajanan tidak sehat dan dampaknya serta cara mencegah jajan sembarangan. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pre test dan post test pada kelompok eksperimen yang diberi intervensi pendidikan dan kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi. Masing-masing kelompok diminta untuk mengisi kuesioner pre test, selanjutnya dua hari kemudian diberikan kuesioner dengan pertanyaan yang sama untuk post test. Uji statistik paired sample t test digunakan untuk mengetahui peningkatan pre test – post test pengetahuan dan sikap pada tiap kelompok responden. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap antara kedua kelompok digunakan uji independent sample t test. Hasil dan Pembahasan Analisa Data Tabel 1. Karakteristik Responden N o
Karakteristik
1
Jenis kelamin siswa a. Laki-laki b. Perempuan Umur siswa a. 10 tahun b. 11 tahun c. 12 tahun
2
Frekuen si
Perse ntase (%)
22 38
37% 63%
15 25 20
25% 42% 33%
N
60
60
6
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Dalam Memilih Jajanan Sehat (Evi Yunita Safitri).
Analisis Univariate Tabel 2. Tendensi Sentral Skor Pengetahuan Skor teren dah 6
Pengetahua n Pre test kel. Eksperimen Pre test kel. Kontrol Post test kel. Eksperimen Post test kel. Kontrol
Skor tertinggi 13
Standa r deviasi 1,86
Rata -rata 8,97
6
14
8,67
1,97
9
15
12,8 7
1,85
7
12
8,97
1,32
Baik
9
30
7
27
Total
30
100
30
100
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Post Test Sikap Sikap Kurang
Eksperimen Frek 0
Kontrol
% 0
Frek 1
% 3
Cukup
1
3
20
67
Baik
29
97
9
30
Total
30
100
30
100
Analisis Bivariate Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pre Test Pengetahuan Eksperimen
Pengetahuan
Uji Normalitas Data
Kontrol
Kurang
Frek 13
% 43
Frek 16
% 53
Cukup
15
50
12
40
Baik
2
7
2
7
Total
30
100
30
100
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Data N o 1
2
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Post Test Pengetahuan Eksperimen
Pengetahuan
3
Kontrol
% 0
Frek 14
% 47
4
Kurang
Frek 0
Cukup
7
23
15
50
5
Baik
23
77
1
3
Total
30
100
30
100
6 7
Tabel 5. Tendensi Sentral Skor Sikap Sikap Pre test kel. Eksperimen Pre test kel. Kontrol Post test kel. Eksperimen Post test kel. Kontrol
Skor terendah 32
Skor tertinggi 54
Ratarata
Standar deviasi
43,67
4,74
31
54
43,37
4,89
44
60
53,43
4,49
33
52
43,00
4,61
Zhitung 0,844
pvalue 0,475
Kesimpul -an Normal
Pre test pengetahua n eks Pre test pengetahua n ktrl Post test pengetahua n eks Post test pengetahua n ktrl Pre test sikap eks
0,919
0,367
Normal
1,258
0,084
Normal
1,280
0,075
Normal
0,489
0,970
Normal
Pre test sikap ktrl Post test sikap eks Post test sikap ktrl
0,567
0,905
Normal
1,021
0,248
Normal
0,913
0,375
Normal
Pengujian normalitas data menggunakan uji Kolmogorovsmirnov pada tingkat signifikansi 5%. Data dinyatakan normal jika memiliki nilai probabilitas (p-value) lebih besar dari 0,05. Uji Matching Pretest Pengetahuan
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pre Test Sikap Sikap
8
Variable
Eksperimen
Tabel 9 uji matching pengetahuan No
Kontrol
Kurang
Frek 1
% 3
Frek 1
% 3
Cukup
20
67
21
70
1 2
Kel responden
Pre test
Zhitung
p-v
Kes
0,605 0,547
Tdk sign
Eksperimen 8,97 Kontrol
8,67
7
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Dalam Memilih Jajanan Sehat (Evi Yunita Safitri).
Hasil uji matching pengetahuan diperoleh nilai thitung 0,605 dan nilai signifikansi sebesar 0,547. karena nilai pv > 0,05 (0,547 > 0,05), maka diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan pre test pengetahuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesimpulan uji tersebut diartikan bahwa tingkat pengetahuan kedua kelompok pada awal penelitian adalah seimbang atau matching.
Nilai pv < 0,05 (0,000 < 0,05), maka diambil kesimpulan uji terdapat perbedaan pre test dan post test pengetahuan. Nilai ratarata pre test pengetahuan adalah 8,97 dan post test sebesar 12,87 menunjukan bahwa nilai post test pengetahuan lebih tinggi dibandingkan nilai pre test pengetahuan. Tabel 12. Hasil Uji Paired sample ttest Sikap Control
Uji Matching Pre Test Sikap
Eksperimen
Tabel 10 uji matching sikap. N Kelompok o responden 1 2
Eksperimen Kontrol
Pre test
Zhitung
p-v
43,67 43,37
No
Kes
Tdk sign
0,24 0810 1
Hasil uji matching pre test sikap diperoleh nilai thitung 0,241 dan nilai signifikansi sebesar 0,810. karena nilai pv > 0,05 (0,810 > 0,05), maka diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan pre test sikap antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesimpulan uji tersebut diartikan bahwa sikap kedua kelompok pada awal penelitian adalah seimbang atau matching.
Re- trata hit
p-v
K Rera- te ta hit s
K e s
pv
43,37 T Pre 43,6 7 d test S k 43,0 Pos 53,4 i 10,2 0,5 0,5 t 0,00 g 53 79 6 S test n i g n
Nilai pv < 0,05 (0,000 < 0,05), maka diambil kesimpulan uji terdapat perbedaan pre test dan post test sikap. Nilai rata-rata pre test sikap adalah 43,67 dan post test sebesar 53, 43. Menunjukan bahwa nilai post test sikap lebih tinggi dibandingkan nilai pre test sikap. Uji Independent Sample t-test
Uji Paired Sample t-test Tabel 11. Hasil Uji Paired sample ttest Pengetahuan Pe Eksperimen ng No eta K Rerp hu Re- te ata an rata hit -v s 1 Pre 8,97 8,67 tes t S 9,8 0,0 ig 8,97 2 Po 12,8 39 00 n 7 st tes t
1
Sik ap
Kontrol
Tabel 13. Hasil Uji Independent Sample t-test Pengetahuan N o 1
thit
p -v
1,3 0,1 61 84
Ke s
Td k Si gn
2
Kel responden Eksperime n Kontrol
Post test
Zhitung
p-v
Kes
9,379
0,000
sign
12,87 8,97
Hasil uji Independent sample t-test post test pengetahuan diperoleh nilai thitung 9,379 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. karena nilai pv < 0,05 (0,000 < 0,05), maka diambil kesimpulan bahwa terdapat
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Dalam Memilih Jajanan Sehat (Evi Yunita Safitri).
perbedaan post test pengetahuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian pendidikan kesehatan yang diberikan kepada kelompok eksperimen berpengaruh terhadap pengetahuan siswa tentang jajanan sehat. Tabel 14. Hasil Uji Independent Sample t-test Sikap N Kel o responden
Post test
1 Eksperimen
53,43
2
Kontrol
43,0 0
Zhitung
8,88 6
p-v
Kes
0,00 0
Sign
Hasil uji Independent Sample ttest post test sikap diperoleh nilai thitung 8,886 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. karena nilai pv < 0,05 (0,000 < 0,05), maka diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan post test sikap antara kelompok eksperimen dan kelompok control, dengan demikian pendidikan kesehatan yang diberikan kepada kelompok eksperimen berpengaruh terhadap sikap siswa tentang jajanan sehat. Pembahasan Responden menurut jenis kelamin menunjukkan sebagian besar adalah perempuan sebanyak 38 responden (63%). Jenis kelamin dapat mempengaruhi daya terima seseorang untuk menerima informasi atau pengetahuan baru. Selain itu jenis kelamin juga mempengaruhi kondisi psikis seseorang (Budiman,2007). Distribusi umur responden menunjukkan sebagian besar responden adalah berumur 11 tahun sebanyak 25 responden (42%). Usia merupakan faktor internal individu yang menentukan terjadinya perubahan perilaku. Anak yang berada pada masa sekolah dasar
8
usia 6 sampai 14 tahun merupakan periode intelektual (Hasibuan, 2011). Distribusi pengetahuan awal siswa tentang jajanan sehat sebagian besar adalah kurang sebanyak 13 responden (43%) untuk kelompok eksperimen dan sebanyak 16 responden (53%) untuk kelompok kontrol. Pengetahuan tentang jajanan sehat adalah pemahaman siswa tentang pengertian jajanan sehat, jenis jajanan sehat, ciri-ciri jajanan sehat dan lain sebagainya. Tingkat pengetahuan siswa tentang jajanan sehat pada awal penelitian sebagian besar adalah kurang. Tingkat pengetahuan responden yang tersebut disebabkan adanya beberapa faktor penunjang pengetahuan, misalnya lingkungan sekolah yang banyak terdapat penjual jajanan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mubarak (2006) yang mengemukakan bahwa salah satu faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang kesehatan adalah kebudayaan lingkungan sekitar. Sikap siswa tentang jajanan sehat pada awal penelitian menunjukkan sebagian besar memiliki memiliki sikap cukup. Pada pada kelompok eksperimen sebagian besar adalah cukup yaitu sebanyak 20 responden (67%) sedangkan pada kelompok kontrol distribusi tertinggi adalah cukup sebanyak 21 responden (70%). Sikap seseorang terhadap makanan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kepercayaan, sikap orang yang dianggap penting, sumber daya, dan kebudayaan (Hanum, 2009). Siswa yang selama ini mengikuti larangan untuk tidak mengkonsumsi jajanan di sekolah, maka dalam perilaku jajannya mereka mengkonsumsi jajanan yang telah tersedia di
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Dalam Memilih Jajanan Sehat (Evi Yunita Safitri).
sekolah atau yang dibawa dari rumah. Pendidikan kesehatan tentang jajanan sehat bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa tentang definisi jajanan sehat, jajanan sehat, dampak jajanan tidak sehat, cara memilih jajanan sehat dan lain-lain. Dengan pemberian informasi tersebut diharapkan pengetahuan siswa tentang jajanan sehat meningkat pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (2007) yang mendefinisikan pendidikan kesehatan sebagai suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Pada penelitian ini, kelompok eksperimen mengalami peningkatan pengetahuan dan sikap yang lebih tinggi dibanding kelompok kontrol. Hal ini menunjukan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam memilih jajanan sehat.
1.
Bagi Siswa Siswa senantiasa menunjukan perilaku memilih jajanan sehat dan menyarankan kepada siswa yang lain untuk memilih jajanan sehat sesuai dengan pendidikan kesehatan yang telah diperoleh.
2.
Bagi Institusi Pendidikan Bagi pihak SD Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta, hasil yang diperoleh dari pendidikan kesehatan ini dapat ditindaklanjuti secara kontinyu yaitu memberikan promosi kesehatan secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam memilih jajanan sehat kepada seluruh siswa.
3.
Bagi Profesi Keperawatan Perawat hendaknya senantiasa meningkatkan kemampuan dalam memberikan pendidikan kesehatan, sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat tercapai dengan baik.
4.
Bagi peneliti yang akan datang Pendidikan kesehatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode ceramah menggunakan media leaflet dan power point. Diharapkan peneliti yang akan datang menambahkan metode pembelajaran lainnya, seperti metode diskusi, resitasi, study tour dan lain-lain sehingga diperoleh peningkatan pengetahuan dan sikap lebih baik.
Simpulan dan Saran Simpulan Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan pengetahuan dan sikap dalam memilih jajanan sehat, hal ini merupakan pengaruh intervensi pendidikan kesehatan yang diberikan. Hasil penelitian ini mendukung teori peningkatan pengetahuan dan sikap, salah satunya dipengaruhi oleh pendidikan yang bisa dilaksanakan melalui pendidikan kesehatan. Saran-saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, maka peneliti dapat memberikan saran - saran sebagai berikut:
9
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Dalam Memilih Jajanan Sehat (Evi Yunita Safitri).
Daftar Pustaka Aprilia, Bondika Ariandani; Dieny, Fillah Fitra (2011). Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Jajanan Pada Anak Sekolah Dasar. Journal of Nutrition Science. Semarang: Diponegoro University. Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. BPOM (2014). Laporan Tahun 2013 – Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta: BPOM RI. Budiman D (2007). Bahan Ajar M.K Psikologi Anak dalam Penjas PGSD. Jakarta: EGC. Budiman dan Riyanto, Agus (2013). Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan Dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Fellows, Peter dan Hilmi, Martin (2011). Selling street and snack food. Diversifcation booklet. No 16. Rome: Rural Infrastructure and AgroIndustries Division Food and Agriculture Organization of the United Nations. Gichara, Jenny (2010). Ibu Bijak Menghasilkan Anak-Anak Hebat. Jakarta: Elex Media Komputindo. Hanum, Marimbi (2009). Sosiologi dan Antropologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Hasibuan, W. S. (2011). Penjadwalan perkuliahan dengan Algoritma Genetika. Medan: Universitas Sumatera Utara. Khomsan, Ali (2006). Solusi Makanan Sehat. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
10
Mubarak, Wahid Iqbal (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: CV Sagung Seto. Mustika, Dewi Cakrawati (2012). Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta. Notoatmodjo, Soekidjo (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nurs, M Nursalam; Effendi, Fery (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Saparinto, Cahyo dan Hidayati, Diana (2006). Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius. Suiraoka, Putu dan Supariasa, Dewa Nyoman (2012). Media Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Supariasa, Dewa Nyoman. 2010. Penilaian Status Gizi. Jakarta. EGC.
*Evi Yunita Safitri: Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura **Arif Widodo, A. Kep., M. Kes : Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura. **Enita Dewi, S.Kep., Ns., MN: Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura