HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE MENSTRUASI DI DESA KEDUNG KUMPUL KECAMATAN SARIREJO KABUPATEN LAMONGAN Siti Asiyah Mardani*, Arifal Aris**, Priyoto***
…………......……….…… ……
. .….ABSTRAK…… … ......………. …… …… . .….
Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ seksual atau reproduksi merupakan awal dari usaha menjaga kebersihan. Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi. Oleh karena itu kebersihan organ reproduksi harus lebih dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan peyakit pada saluran reproduksi. Survey awal dilakukan pada 10 remaja putri yang sedang menstruasi di Desa Kedungkumpul Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamongan, dan seluruhnya remaja putri kurang dalam melakukan personal hygiene terhadap organ reproduksi. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri dengan perilaku personal hygiene menstruasi. Desain penelitian ini adalah Case Control. Pengambilan sampel dengan teknik Consecutive. Populasinya adalah seluruh remaja putri di Desa Kedungkumpul Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamongan. Sampel yang diperoleh sebanyak 60 responden pada tanggal 1-8 Oktober 2010. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang telah di isi oleh responden. Setelah itu data ditabulasi dan dianalisa menggunakan tabulasi silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah remaja putri (60%) berpengetahuan kurang dan hampir seluruhnya (95%) remaja putri perilaku personal hygienenya kurang. Hasil tabulasi silang menunjukkan lebih dari setengah remaja putri (60%) memilki pengetahuan kurang serta seluruhnya memiliki perilaku personal hygiene yang kurang, dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku personal hygiene. Melihat hasil ini maka perlu adanya penyuluhan berkala guna memperbaiki perilaku personal hygiene remaja putri saat menstruasi. Kata Kunci : Pengetahuan,Kesehatan Reproduksi, Perilaku, Personal Hygiene Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ-organ seksual atau reproduksi merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan. Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi. Oleh karena itu kebersihan daerah genitalia harus lebih dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Salah satu keluhan yang dirasakan pada saat menstruasi adalah rasa gatal yang disebabkan oleh jamur yang subur tumbuhnya saat haid.
PENDAHULUAN. …… .
… …. Pubertas merupakan masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan biasanya dimulai saat berumur 8-10 tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15-16 tahun. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Bentuk fisik mereka akan berubah cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka ke dalam dunia remaja. Pada remaja putri di awal pubertas akan ditandai dengan adanya proses menstruasi (Jeanny, 2009).
SURYA
52
Vol.03, No.VII, Des 2010
Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Dengan Perilaku Personal Hygiene Menstruasi Dari hasil suatu penelitian di SLTP Bogor yang melakukan perawatan genitalia secara benar pada saat tidak menstruasi sebesar 49,6% dan 45,5% pada saat menstruasi dan di SLTP 27 Kota Semarang diperoleh 41,01% yang melakukan perawatan organ reproduksi bagian luar dengan benar (Teguh Prawono S, 2007). Dari survey awal di Desa Kedung Kumpul Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamongan tanggal 17 Mei 2010 pada 10 (100%) responden didapatkan bahwa mereka mencuci alat kelaminnya yaitu dari arah belakang ke depan saat menstruasi. Hal ini membuktikan bahwa masih tingginya remaja yang perilaku higienenya rendah saat menstruasi. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang kurang akan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku dalam kehidupan seseorang. Bila pengetahuan baik maka akan mempengaruhi sikap dan perilaku yang baik pula. Seperti Di Desa Kedung Kumpul Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamongan, banyak remaja yang kurang mengetahui dampak dari perilaku personal hygiene yang kurang, sehingga mereka selalu mengabaikan faktor-faktor resiko yang akan terjadi. Perilaku personal hygiene merupakan tema penting yang perlu ditelaah secara mendalam. Hal ini karena berdasarkan kajian teoritis yang ada salah satu upaya mengurangi gangguan pada saat menstruasi yaitu membiasakan diri dengan perilaku personal hygiene. Namun demikian perilaku personal hygiene pada saat menstruasi tidak akan terjadi begitu saja, tetapi merupakan sebuah proses yang dipelajari karena individu mengerti dampak positif atau negatif suatu perilaku yang terkait dengan keadaan menstruasi (Syaifuddin, 2002). Seseorang yang tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang cukup akan cenderung mengabaikan kesehatan reproduksi dan pada akhirnya ia akan memiliki tindakan yang membahayakan bagi dirinya sendiri. Maka seseorang yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akan memilih perilaku yang tepat, artinya perilaku tersebut akan mampu mempertahankan kualitas atau kondisi
SURYA
kesehatan reproduksinya. Jika terkait dengan menstruasi maka yang akan dipilih adalah perilaku personal higiene pada saat menstruasi. Menurut Wilopo, kesehatan reproduksi sebagaimana tercantum dalam konvensi kependudukan dan pengembangan ICPD tahun 1994 di Cairo, yakni keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya tidak adanya penyakit atau kekurangan sesuatu yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi-fungsi, serta proses-prosesnya. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi adalah banyaknya informasi yang diperoleh tentang keadaan seksualitas sehat, baik secara fisik, psikis dan sosial yang berhubungan dengan fungsi serta proses sistem reproduksi (BKKBN, 2003). Dampak yang terjadi apabila perilaku personal higiene tersebut tidak dilakukan antara lain remaja putri tidak akan bisa memenuhi kebersihan alat reproduksinya, penampilan dan kesehatan sewaktu menstruasi juga tidak terjaga, sehingga dapat terkena kanker rahim, keputihan dan dijauhi teman-teman karena bau badan amis. Untuk itu remaja putri perlu mengetahui tentang kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja putri memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku personal hygiene pada saat menstruasi adalah aktifitas atau kegiatan yang dilakukan oleh perempuan untuk mempertahankan atau memperbaiki kesehatan pada saat terjadinya proses pendarahan yang disebabkan oleh luruhnya dinding rahim sebagai akibat tidak adanya pembuahan. Dari latar belakang yang telah disampaikan tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Dengan Perilaku Personal Hygiene Menstruasi di Desa Kedung Kumpul Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamongan.
53
Vol.03, No.VII, Des 2010
Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Dengan Perilaku Personal Hygiene Menstruasi pendidikan SD yaitu 8 remaja putri atau 13,3%.
METODE PENELITIAN.…
… .… Desain penelitian ini adalah menggunakan metode analitik yaitu mencari keterkaitan antara dua variabel. Pendekatannya dengan cara Case Control yaitu peneliti melakukanpengukuran pada variabel dependen terlebih dahulu, sedangkan variabel independen ditelusuri secara retrospektif untuk menentukan ada tidaknya faktor yang berperan (Nursalam, 2003).
2. Data Khusus 1) Distribusi pengetahuan kesehatan reproduksi Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri di Desa Kedungkumpul Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamongan Tahun 2010.
HASIL .PENELITIAN … 1. Data Umum 1) Gambaran Umum Responden (1) Distribusi responden berdasarkan umur Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan umur di Desa Kedungkumpul Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamongan Tahun 2010 No 1 2
Umur 12-15 Tahun 16-28 Tahun Jumlah
Jumlah 25 35 60
No.
1. 2. 3.
Prosentase (%) 42 58 100
(2)
Distribusi responden berdasarkan pendidikan Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Desa Kedungkumpul Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamongan Tahun 2010 Pendidikan SD SMP SMA Jumlah
Jumlah 8 33 19 60
No
1. 2. 3.
Prosentase (%) 13,3 55 31,7 100
Prosentase
3 21 36 60
5% 35% 60% 100%
Perilaku personal hygiene Baik Cukup Kurang Jumlah
Jumlah
Prosentase (%)
2 1 57 60
3,33 1,7 95 100
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa hampir seluruh remaja putri perilaku personal hygienenya kurang saat menstruasi sebanyak 57 remaja putri atau 95% dan sebagian kecil berperilaku cukup sebanyak 1 remaja putri atau 1,7%.
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa lebih dari setengah remaja putri memiliki latar belakang pendidikan SMP yaitu 33 orang remaja putri atau 55% dan sebagian kecil memiliki latar belakang
SURYA
Jumlah
Berdasarkan tabel 3 menunjukkkan bahwa lebih dari setengah remaja putri berpengetahuan kurang sebanyak 36 remaja putri atau 60% dan sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 3 remaja putri atau 5%. 2) Distribusi perilaku personal hygiene Table 4 Distribusi responden berdasarkan perilaku personal hygiene menstruasi di Desa Kedungkumpul Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamongan Tahun 2010.
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian remaja putri yang berumur 16-20 tahun yaitu 35 atau 58% dan hampir setengah remaja putri yang berumur 11-15 tahun yaitu 25 atau 42%.
No 1 2 3
Pengetahuan kesehatan reproduksi Baik Cukup Kurang Jumlah
54
Vol.03, No.VII, Des 2010
Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Dengan Perilaku Personal Hygiene Menstruasi 3) Hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri dengan perilaku personal hygiene menstruasi. Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri dengan perilaku personal hygiene pada saat menstruasi di Desa Kedungkumpul Kec. Sarirejo Kab. Lamongan Tahun 2010. Perilaku Pengetahuan Kurang Cukup Baik Total
Kurang Jumlah 36 19 2 57
% 100 90,5 66,7 95,0
Cukup Jumlah 0 1 0 1
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa seluruhnya yaitu 36 remaja putri atau 100% memiliki pengetahuan kurang serta tidak satupun memiliki perilaku personal hygiene yang baik dan cukup, dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri dengan perilaku personal hygiene menstruasi di Desa Kedungkumpul Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamaongan tahun 2010.
PEMBAHASAN .…
% 0 4,8 0 1,7
Jumlah 0 1 1 2
% 0 4,8 33,3 3,3
Jumlah
%
36 21 3 60
100 100 100 100
dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Soekidjo, 2003). Pengetahuan diperoleh dari adanya suatu proses pendidikan utamanya pendidikan formal dimana pendidikan yang terlalu rendah akan sulit mencerna pesan dan informasi yang disampaikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah mencerna informasi sehingga semakin banyak juga pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam & Siti Pariani, 2001). Dengan teori tersebut maka pendidikan merupakan salah satu faktor dominan dalam proses peningkatan pengetahuan dan tidak mengenyampingkan faktor lainya yang juga dapat mendukung peningkatan pengetahuan itu sendiri seperti penghasilan.
.…
1.
Pengetahuan kesehatan reproduksi Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa lebih dari lebih dari setengah remaja putri berpengetahuan kurang yaitu 36 atau 60% dan sebagian kecil berpengetahuan baik yaitu 3 remaja putri atau 5%. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi mengenai kesehatan reproduksi dan ini sesuai dengan Tabel 4 yang menyatakan bahwa lebih dari setengah responden memiliki latar belakang pendidikan SMP sebanyak 33 responden atau 55%, sehingga remaja putri masih sulit untuk menerima informasi. Selain itu, umur juga mempengaruhi pengetahuan dimana semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang, dasar berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang telah dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup kedewasaannya (Nursalam & Siti Pariani, 2001). Pengetahuan merupakan hasil
SURYA
Baik
2.
Perilaku personal hygiene menstruasi Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya yaitu 57 remaja putri atau 95% yang perilaku personal hygienenya kurang. Hal ini dikarenakan pengetahuan remaja putri yang kurang, sebab perilaku dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Ada dua faktor ynag mempengaruhi terbentuknya perilaku kesehatan, yakni faktor ekstern dan intern, faktor intern mencakup pengetahuan,
55
Vol.03, No.VII, Des 2010
Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Dengan Perilaku Personal Hygiene Menstruasi kecerdasan, sikap atau persepsi, emosi dan sebainya yang berfungsi mengolah rangsangan dari luar. Sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti peran orang tua, mutu pelayanan kesehatan, sosial budaya dan sebagianya (Soekidjo, 2007). Selain pengetahuan, perilaku personal hygiene remaja putri Desa Kedungkumpul juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dimana diwilayah tersebut kebanyakan mengikuti adat bahwa dalam kondisi menstruasi tidak diperkenankan untuk mencuci rambut dan memotong kuku sehingga personal hygiene kurang terjaga.
(Syaifuddin, 2002). Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri dengan perilaku personal hygiene menstruasi.
KESIMPULAN DAN SARAN. 1.
3.
Hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri dengan perilaku personal hygiene menstruasi Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa lebih dari setengah yaitu 36 remaja putri atau 60% memiliki pengetahuan kurang serta seluruhnya yaitu 36 remaja putri atau 100% memiliki perilaku personal hygiene yang kurang. Perilaku ini dipengaruhi oleh bermacam-macam hal diantaranya pengetahuan. Pengetahuan adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Soekidjo, 2003). Pengetahuan kesehatan reproduksi yang kurang akan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku dalam kehidupan seseorang. Bila pengetahuan baik maka akan mempengaruhi sikap dan perilaku yang baik pula dan sebaliknya. Jika pengetahuan kesehatan reproduksi kurang maka dampak yang akan terjadi selalu diabaikan. Hal ini karena berdasarkan kajian teoritis yang ada salah satu upaya mengurangi gangguan pada saat menstruasi yaitu membiasakan diri dengan perilaku personal hygiene. Namun demikian perilaku personal hygiene pada saat menstruasi tidak akan terjadi begitu saja, tetapi merupakan sebuah proses yang dipelajari karena individu mengerti dampak positif atau negatif suatu perilaku yang terkait dengan keadaan menstruasi
SURYA
… Kesimpulan 1) Lebih dari setengah remaja putri berpengetahuan kurang (60%). 2) Hampir seluruhnya remaja putri perilaku personal hygienenye kurang (95%). 3) Ada Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri dengan Perilaku Personal Hygiene Menstruasi di Desa Kedungkumpul Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamongan.
2.
Saran Keluarga perlu meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang perlunya perilaku personal hygiene remaja putri pada saat menstruasi. Dapat lebih meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi untuk memperbaiki perilaku personal hygiene sehingga kesehatan alat reproduksi pun meningkat. Merupakan bahan pertimbangan untuk mengembangkan rencana asuhan keperawatan. Perlunya meningkatkan penyuluhan tentang perilaku personal hygiene baik melalui kader atau secara langsung kepada remaja putri. Sehingga remaja putri faham tentang pentingnya perilaku personal hygiene. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya yang berkaitan dengan perilaku remaja putri dalam memperbaiki personal hygiene dengan faktor lain yang belum terungkap dan menggunakan sampel yang lebih besar, kuesioner yang telah di uji cobakan sehingga hasilnya lebih valid serta dapat digeneralisasikan.
56
Vol.03, No.VII, Des 2010
Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Dengan Perilaku Personal Hygiene Menstruasi . .
.DAFTAR PUSTAKA
.
------------------- (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
. .
Al-Mighwar, Muhammad, (2004). Psikologi Remaja. Bandung : CV Pustaka Setia
------------------- (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Bobak, (2004). Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC Harahap, julianto. (2003). Kesehatan Reproduksi pdf. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Mustika
Hidayat,(2009). Konsep Personal Hygiene. www.asetmandiri.com di akses pada tanggal 16 maret 2010, pukul 09.00 WIB
Nursalam & Siti Pariani, (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Syaifuddin, (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP
Hidayat, AAA. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika Hidayat, AAA. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Mustika
Syaifuddin, (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa. Jakarta : YBPSP
Hurlock, (2001). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga Ivones,
Sunaryo, (2004). Psikologi Keperawatan. Jakarta : EGC
Soedjiningsih, (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seta
jeanny (2009). Menstruasi. www.tanyadokter.com di akses pada tanggal 16 maret 2010, pukul 10.12 WIB
Wahit iqbal Mubarak, (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC
Manuaba, IBG . (1998). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
Wartonah, (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan ProsesKeperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Niken jayanti, (2010). Konsep Remaja. www.rentalhikari.com di akses pada tanggal 16 maret, pukul 09.05 WIB Nilna,
Wiknjosastro, hanifah. (1999). Kandungan. Jakarta : YBPSP
(2009). Hygiene Menstruasi. www.inioke.com di akses pada tanggal 16 maret 2010, pukul 10.15 WIB
Ilmu
Yudhi, (2008). Untaian Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja Awal. www.yudhim.blogspot.com di akses pada tanggal 16 maret 2010, pukul 10.00 WIB
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
SURYA
untuk
57
Vol.03, No.VII, Des 2010