HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIAPERSONAL HYGIENE(MEMANDIKAN) PADA PASIEN IMMOBILISASIDI RUANG RAWAT INAP RSUD MAJALAYA KAB. BANDUNG TAHUN 2012 Imas Rosita Sari, Kurniawan Yudianto, Siti Jundiah
ABSTRAK Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Hasil dari penelitian tentang motivasi menunjukkan bahwa sebagian dari responden yaitu sebesar(48,48%) motivasinya rendah, hal ini sesuai dengan fenomena yang ada di lapangan bahwa perawat mengatakan bahwa tindakan personal hygiene memandikan tidak bisa terlaksana dengan baik karena, banyaknya pekerjaan, sarana prasarana tidak memadai, kelelahan dengan semua pekerjaan, malas karena pasiennya banyak, pasien banyak yang merasa malu untuk dimandikan, tidak adanya reward untuk tindakan memandikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi secara deskriptif motivasi berdasarkan pemenuhan kebutuhan. Responden dalam penelitian ini 33 orang perawat sebagai total sampel. Teknik pengumpulan data untuk variabel motivasi menggunakan angket skala likert dan untuk pelaksanaan pemenuhan personal hygiene (memandikan) menggunakan lembar observasi SOP RSUD Majalaya Kabupaten Bandung, analisis univariat dahulu peneliti mencari nilai mean untuk mendapatkan kategori motivasi rendah dan tinggi, serta pelaksanaan pemenuhan kebutuhan dasar manusia : personal hygiene (memandikan) dilaksanakan dan tidak dilaksanakan. Untuk analisis bivariat menggunakan uji chi square. Nilai korelasi menggunakan analisis statistik koefisisen kontingensi (C). Hasil penelitian tentang motivasi didapatkan hasilnya sebagian dari responden yaitu sebesar (48,48%) motivasinya rendah dan untuk pelaksanaan pemenuhan kebutuhan personal hygiene(memandikan) hampir seluruh responden pelaksanaan personal hygiene memandikanya kurang baik yaitu sebesar (87,88%). Dan tidak terdapat hubungan antara motivasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia : personal hgiene(memandikan) pada pasien immobilisasi di ruang rawat Inap RSUD Majalaya Kabupaten Bandung. Hasil penelitian ini diharapkan adanya penelitian lanjutan, karena peneliti hanya meneliti tentang motivasi saja diharapkan untuk menggali lagi faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja kerja seperti faktor kemampuan, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi,dengan cara wawancara yang lebih dalam lagi, observasi yang lebih detail dan pengumpulan data secara kontinu untuk mendapatkan hasil yang akurat. Kata Kunci : Motivasi, Pelaksanaan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene (memandikan) ABSTRACT Motivation is the basic impulse that drives a person to behave. The results of research on motivation suggests that most of the respondents in the amount (48.48%) low motivation, it is consistent with the phenomenon that is on the ground that the nurses say that personal hygiene measures can not bathe properly implemented because, many jobs, infrastructure inadequate, exhausted by all the work, lazy because many patients, many patients feel embarrassed to be bathed, the absence of rewards for actions bathe. This study aimed to identify the motivations descriptively based needs. Respondents in this study as a nurse 33 people total sample. Data collection techniques for motivational variables using Likert scale questionnaire and for meeting the personal hygiene (wash) using observation sheets SOP Hospital Majalaya Regency Bandung, univariate analysis before researchers find mean values for low and high motivation category, as well as meeting the basic human needs: personal hygiene (bathing) are implemented and not implemented. For bivariate analysis using chi square test. Correlation value using statistical analysis koefisisen contingency (C). The results of research on motivation obtained partial results of the respondents in the amount (48.48%) and low motivation for meeting the needs of personal hygiene (bathing) almost all respondents implementation fot the bathed poor personal hygiene that is equal to (87.88%). And there was no correlation between motivation and fulfillment of basic human needs: personal hgiene (bathe) in patients with immobilization in a Hospital Inpatient care Majalaya Regency Bandung. The results of this study are expected to further the research, because researchers only examined on motivation alone is expected to explore further the factors associated with job performance as the capability, the support received, the existence of the work they do, and their relationship with the organization, by interviewing a deeper, more detailed observations and continuous data collection to obtain accurate results. Keywords: Motivation, Implementation Meeting Basic Human Needs: Personal Hygiene (bathing)
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012
PENDAHULUAN Perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan kesehatan secara professional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan biologis, psikologi sosial, spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangannya melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Seorang perawat dikatakan profesional jika memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan keperawatan, dan bertanggung jawab serta berkewenangan melaksanakan asuhan keperawatan. Salah satu tugas perawat adalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia merupakan fokus dalam asuhan keperawatan. Bagi pasien yang mengalami gangguan kesehatan, maka kemungkinan ada satu atau beberapa kebutuhan dasar pasien yang akan terganggu. Kebutuhan dasar manusia itu seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain) pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan,pemenuhancinta dan mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri, oleh karena itu perawat harus memiliki kemampuan dan pengetahuan cara pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan memantau dan mengikutiperkembangan kemampuan pasien dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan dasar. Dalam kebutuhan dasar manusia salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan di mana di dalam kenyamanan ada kebutuhan tentang personal hygiene, perawat sebagai orang yang 24 jam berada di dekat pasien harus bisa mengetahui tentang kebutuhan personal hygiene pasien karena kenyamanan pasien akan dapat meningkatkan mood pasien dan dapat mempercepat proses pemulihan sakit pasien. Didalam personal hygienediantaranya adalah : perawatan seluruh tubuh (mandi), perawatan kaki, tangan, dan kuku, perawatan rongga mulut, perawatan rambut, perawatan mata,telinga, dan hidung,perawatan genitalia. Didalam personal hygiene perawatan yang paling dasar dan yang paling utama adalah perawatan seluruh tubuh (mandi), karena mandi bisa meningkatkan kenyamanan pasien dan membantu proses pemulihan penyakit. Di mana mandi dapat di kategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriftif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini perawat pelaksana sebanyak 33 orang. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu total sampling. Uji validitas dilakukan kepada 13 orang perawt pelaksana di Ruang rawat inap RSUD Kota Bandung dikarenakan karakteristik rumah sakit dan karakteristik perawat sama yaitu D3 yang sama dengan RSUD Majalaya Bandung. Analisis univariat pada variabel dukungan keluarga diukur
dengan skala likert sedangkan variabel pelaksanaan personal hygiene memandikan memakai SOP RSUD Majalaya. Derajat korelasi dicari dengan uji korelasi Chi Square. HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Motivasi Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Majalaya Kabupaten Bandung No.
Kategori
Frekwensi
Persentase
1
Tinggi
17
51,52
2
Rendah
16
48,48
33
100
Jumlah
Tabel 2 Distribusi Frekwensi Aspek Faktor Motivator No.
Aspek
Tinggi
Rendah
Total
f
%
f
%
f
%
1
Prestasi
13
39,4
20
60,6
33
100
2
Rekognisi
12
36,4
21
63,6
33
100
3
Karakteristik Pekerjaan
18
54,5
15
45,5
33
100
4
Tanggung Jawab
14
42,4
19
57,6
33
100
5
Kemajuan
16
48,5
17
51,5
33
100
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Aspek Hygiene (Pemeliharaan) No.
Aspek
Tinggi
Rendah
Total
f
%
f
%
f
%
1
Kebijakan RS dan Administrasi
20
60,6
13
39,4
33
100
2
Supervisi Teknikal
18
54,5
15
45,5
33
100
3
Gaji
13
39,4
20
60,6
33
100
4
Hubungan Antar Perorangan dengan Supervisor langsung
19
57,6
14
42,4
33
100
5
Kondisi Kerja
18
54,5
15
45,5
33
100
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Pemenuhan Personal Hygiene (Memandikan) No.
Kategori
Frekwensi
Persentase
1
Baik
4
12,12
Kurang
29
87,88
33
100
2
Jumlah
Analisis Univariat Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa motivasi dari 33 res ponden, sebagian dari responden yaitu sebanyak 16 orang (48,48%) dalam kategori rendah. Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 33 orang res ponden yang diteliti, hampir seluruh responden berada dalam kategori pelaksanaan personal hygiene memandikanya kurang baik yaitu sebanyak 29 orang(87,88%).
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012
Analisis Bivariat
Tabel 5 Hubungan Motivasi Perawat Pelaksana dengan Pelaksanaan Pemenuhan Personal Hygiene (Memandikan)
Motivasi
Personal Hygiene Kurang Baik
Baik
Total
Rendah
15
1
16
Tinggi
14
3
17
Jumlah
29
4
33
X2
Koef. Konti ngensi C
PValue
0,220
0,172
0,639
Pada tabel 3 dapat dilihat koefisien korelsi chi square adalah sebesar 0,639. Selanjutnya diketahui bahwa x2 hitung yaitu sebesar 0,220. Hasil uji koefisien kontigensi(C) adalah 0,172, dari hasil analisis di atas didapatkan bahwa p-value(0,639)> alpha (alpha=0,05). Maka dapat dilihat sehingga Ho diterima Hi ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan motivasi perawat pelaksana dengan pelaksanaan personal hygiene memandikan. Pembahasan Motivasi Perawat Pelaksana Hasil analisis tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 33 responden yang diteliti, ternyata sebagian dari responden yaitu sebanyak 16 orang(48,48%) termasuk dalam kategori rendah. Motivasi dapat timbul dalam diri individu (Motivasi Intrinsik), motivasi yang timbul dari luar individu (Motivasi Ekstrinsik), dan motivasi terdesak yaitu motivasi yang timbul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi pada faktor motivator adalah prestasi, karakteristik pekerjaan, tanggung jawab, kemajuan, dan salah satunya adalah rekognisi dimana rekognisi adalah pengakuan/penghargaan terhadap apa yang sudah dicapai seseorang dalam pekerjaannya, dari hasil penelitian didapatkan bahwa rekognisi termasuk aspek motivator yang paling rendah yaitu sebesar (63,6%) hal ini menunjukkan bahwa rekognisi di ruangan tersebut masih belum terlaksana dengan baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Maslow (1980, dalam Swanburg, 2000) bahwa bahwa ada 5 tingkatan kebutuhan manusia salah satunya adalah kebutuhan akan penghargaan : semakin tinggi status sosial maka semakin tinggi pula prestasinya.Dan pada faktor hygiene(pemeliharaan) adalah kebijakan rumah sakit, supervisi teknikal, hubungan antarperorangan dengan supervisor langsung, kondisi kerja dan salah satunya adalah gaji dimana gaji adalah upah/imbalan yang sesuai dengan kemampuan dan kompetensi yang didapatkan seseorang setelahmelaksanakan kewajibanya, dari hasil penelitian didapatkan bahwa gaji termasuk kedalam aspek hygiene yang paling rendah yaitu sebesar (60,6%). Hal ini menunjukkan bahwa gaji/imbalan atas apa yang sudah dikeluarkan oleh individu tersebut tidak sesuai dengan apa yang didapatkan, pernyataan ini di dukung oleh teori dari Taylor(1911 dalam Hasibuan,2005)yang menyatakan bahwa pekerja hanya termotivasi semata-mata karena uang/gaji. Konsep ini me-
nyatakan bahwa seseorang akan menurun semangat kerjanya bila upah yang diterima dirasa terlalu sedikit atau tidak sebanding dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut maka, untuk meningkatkan motivasi perawat pelaksana agar menjadi lebih baik lagi di butuhkan konsistensi dari masing-masing individu dan perlu upaya dari staf keperawatan untuk terus memotivasi perawat pelaksana dengan cara pendekatan secara personal oleh kepala ruangan kepada perawat pelaksana agar tercipta kerjasama yang solid sesama perawat. Motivasi itu sendiri adalah suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku / aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya. Pelaksanaan Pemenuhan Personal Hygiene Memandikan Dari hasil analisis tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 33 responden yang diteliti, ternyata hampir seluruh responden yaitu sebanyak 29 orang (87,88%) termasuk dalam kategori mengalami kurang baik. Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatanseseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Potter dan Perry,1999). Memandikan adalah tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara sendiri dengan cara memandikan di tempat tidur (Hidayat, 2006). Dampak dari tidak terlaksananya tindakan memandikan pada pasien immobilisasi oleh perawat pelaksana menurut Tarwoto dan Wartonah (2006), dampak yang sering timbul pada individu dengan masalah personal hygiene adalah sebagai berikut : 1) Dampak Fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik.Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku. 2) Dampak Psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhandicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial. Berdasarkan hasil di atas dapat di asumsikan bahwa untuk mendapatkan hasil personal hygiene yang baik, perawat pelaksana harus lebih peduli akan kondisi pasien jika tidak maka banyak masalah gangguan integritas kulit yang akan dialami oleh pasien selama perawatan di ruang rawat inap, untuk menghindari itu semua perlu dilakukannya pengarahandan pendiskusian lagi mengenai pelaksanaan tindakan memandikan pada pasien immobilisasi oleh kepala ruangan kepada perawat pelaksananya untukmeningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012
Hubungan Motivasi Perawat Pelaksana Dengan Pelaksanaan Pemenuhan Personal hygiene memandikan Hasil penelitian seperti yang terlihat pada tabel 5 di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan motivasi dengan pelaksanaan personal hygiene memandikan. koefisien korelsi chi square adalah sebesar 0,639. Selanjutnya diketahui bahwa x2 hitungyaitu sebesar 0,220.Hasil uji koefisien kontigensi(C) adalah 0,172, dari hasil analisis di atas didapatkan bahwa p-value(0,639)>alpha (alpha=0,05). Maka dapat dilihat sehinggaHo diterima Hi ditolak. Dengan demikiandapatdisimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan motivasi perawat pelaksana dengan pelaksanaan personal hygiene memandikan. Tujuan dari memandikan adalah untuk membersihkan kulit (pembersihan dapat mengurangi keringat, beberapa bakteria, sebum, dan sel kulit mati, yang meminimalkan iritasi kulit dan mengurangi kesempatan infeksi), untuk stimulasi sirkulasi (sirkulasi yang baik ditingkatkan melalui penggunaan air hangat dan usapan yang lembut pada ekstremitas), untuk peningkatan citra diri (mandi meningkatkan relaksasi dan perasaan segar kembali dan kenyamanan), untuk pengurangan bau badan (sekresi keringat yang berlebihan dari kelenjar apokrin berlokasi di area aksila dan publik menyebabkan bau badan yang tidak menyenangkan.Mandi menghilangkan antiperspirant (menimbulkan bau), dan untuk meningkatkan rentang gerak (gerakan ekstremitasselama mandi dapat mempertahankan fungsi sendi ( Ester, 2008). Menurut Uno (2011) Motivasi adalah suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahab tingkah laku / aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki motivasi rendah juga memiliki pelaksanaan personal hygiene memandikan yang kurang baik pula, hal ini sesuai dengan teori menurut Robbins(1996, dalam Siagian,2004) menyatakan bahwa kuatnya kecenderungan untuk bertindak dalam suatu cara tertentu tergantung pada kekuatan suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu bentuk keluaran (output )tersebut bagi individu itu. Dengan kata lain, seorang pegawai termotivasi menuju tingkat upaya yang lebih tinggi apabila dia meyakini bahwa upaya itu akan mengantarkannya ke suatu penilaian kinerja yang baik. Suatu penilaian yang baik mendorong ganjaran operasional, seperti: bonus, gaji, naik, promosi dan ganjaran (kompensasi) yang memuaskan impian pegawai-pegawai tersebut. Hasil di atas dapat diasumsikan pentingnya memotivasi seseorang baik dari dalam diri dan luarnya untuk mening katkan hasil kinerja yang lebih baik lagi, kinerja yang baik akan meningkatkan lagi pencitraan diri yan baik pula baik di luar dan dalam lingkungan. Pelaksanaan yang baik akan membawa dampak yang baik pula bagi pasien immobilisasi karena pada saat memandikan perawat bisa mengetahui kondisi langsung pasienya apakah ada luka infeksi, memar, kebiruan pada kulit pasien dan meningkatkan hubungan komunikasi yang baik bagi pasien dan perawat pelaksana.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh mengenai Hubungan Motivasi Dengan Pemenuhan KebutuhanDasar Manusia Personal Hygiene(Memandikan) pada Pasien Immobilisasi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Majalaya Kab. Bandung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebagian dari responden motivasinya termasuk dalam kategori rendah. 2. Hampir seluruh responden termasuk dalam kategori kurang baik pelaksanaan personal hygiene memandikannya. 3. Tidak Terdapat hubungan yang bermakna antara dukunganMotivasi Dengan Pelaksanaan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Personal Hygiene (Memandikan) pada Pasien Immobilisasi di Ruang Rawat Inap RSUD Majalaya Kab. Bandung Tahun 2012. SARAN Bagi Instansi Penelitian (Rumah Sakit) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan bahan kajian selanjutnya dalam memberikan pelayanan keperawatan khususnya pelaksanaan personal hygiene (memandikan)pada pasien immobilisasi. Bagi Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Bahan masukan bperawat pelaksana untuk mengembangkan kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaannya, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang salah satunya adalah memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan personal hygiene kepada pasien-pasien yang benar-benar membutuhkan bantuan (immobilisasi) dan meningkatkan motivasi dalam melaksanakan pelayanan. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, penulis menyarankan untuk menggali lagi faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja kerja seperti faktor kemampuan, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi. Dengan Cara wawancara yang lebih dalam lagi, Observasi yang lebih detail dan pengumpulan data secara kontinu untuk mendapatkan hasil yang akurat. DAFTAR PUSTAKA 12,5 Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. --------.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta:Rineka Cipta Nursalam. 2008.Proses dan Dokumentasi KeperawatanKonsep dan Praktik Edisi 2.Jakarta: Salemba Medika --------.2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika. --------.2003.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan InstrumenPenelitian.Jakarta: Salemba Medika --------.2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan.Edisi I.Jakarta: Salemba Medika.
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012
Potter , Perry. 2010. Fundamental Of Nursing (Fundamental Keperawatan) Buku 2 Edisi 7.Jakarta: Salemba Medika Potter,Perry. 1999.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,Proses dan Praktik.Edisi 4 Vol.1.Alih Bahasa : Yasmin Asih,dkk.Jakarta: Buku Kedokteran EGC Potter, Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep,Proses dan Praktik.Edisi 4 Vol.1.Alih Bahasa : Yasmin Asih,dkk.Jakarta : Buku Kedokteran EGC Sabri, L dan Priyohastono , S. 2004. Modul analisis data. Jakarta : FKM-UI Siagian, Sondang P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Bumi Aksara Stikes Bhakti Kencana.2009.Buku Panduan Penulisan Dan Penyusunan Skripsi.Bandung.
Sugiyono.2010.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta Swanburg. R.C. 2000 . Pengantar kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Jakarta : EGC Tarwoto dan Wartonah.2004.Kebutuhan Dasar Manusia dan proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika --------.2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan proses Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika Uno, Hamzah B. (2011). Teori motivasi dan Pengukurannya. Jakarta. : Bumi Aksara. Winardi, J. (2011). Motivasi dan Pemotivasian dalam manajemen. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Mangkunegara,Anwar Prabu.(2011).Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.