LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) Di Ruang Cendana V RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Tugas Mandiri Stase Praktek Keperawatan Dasar
Disusun oleh : DITA HANNA FEBRIANI 09/286792/KU/13409
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013
I.
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) A. PENGERTIAN Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Dalam sejarah Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit). Arti lain dari Hygiene ada beberapa yang intinya sama yaitu: 1. Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan kesehatan jasmani, rohani dan social untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. 2. Suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada. 3. Keadaan dimana seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan aman (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya. 4. Menurut Brownell, hygine adalah bagaimana caranya orang memelihara dan melindungi kesehatan. 5. Menurut Gosh, hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh factor yang membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat baik perorangan maupun melalui masyarakat. 6. Menurut Prescott, hygiene menyangkut dua aspek yaitu: Yang menyangkut individu (personal hygiene) Yang menyangkut lingkungan (environment) Personal hygiene adalah perawatan kebersihan diri yang dilakukan oleh individu untuk mempertahankan kesehatannya sehingga individu merasa nyaman dan aman. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Macam – macam Personal Hygiene: 1. Perawatan kulit kepala & rambut 2. Perawatan mata 3. Perawatan hidung 4. Perawatan telinga 5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genetalia 7. Perawatan kulit seluruh tubuh 8. Perawatan tubuh secara keseluruhan Tujuan perawatan Personal Hygiene: 1.
meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2.
memelihara kebersihan diri seseorang
3.
memperbaiki personal hygiene yang kurang
4.
pencegahan penyakit
5.
meningkatkan percaya diri seseorang
6.
menciptakan keindahan
7.
Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan bakteri
8.
Menghilangkan bau badan yang berlebihan
9.
Memelihara integritas permukaan kulit
10. Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah 11. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien 12. Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien. 13. Meningkatkan percaya diri seseorang 14. Menciptakan keindahan 15. Meningkatkan derajat kesehatan sesorang Faktor-faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene: 1. Body image gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri , misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. 2. Praktik sosial pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene 3. Status sosioekonomi Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
sampo,
alat
menyediakannya.
mandi
yang
semuanya
memerlukan
uang
untuk
4. Pengetahuan pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita Diabetes Melitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya. 5. Budaya di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan 6. Kebiasaan seseorang ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri, seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain 7. Kondisi fisik pada keadaan sakit tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya B. NILAI-NILAI NORMAL Tingkat kemampuan klien melakukan self care: 0 = mandiri 1 = membutuhkan bantuan alat 2 = membutuhkan bantuan orang lain 3 = membutuhkan bantuan alat dan orang lain 4 = tergantung total Dampak yang sering timbul pada masalah Personal Hygiene : 9. Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan intregritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku 10. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
C.
HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI
GANGGUAN
PEMENUHAN
PERAWATAN
KEBERSIHAN
DIRI
(PERSONAL
HYGIENE) .1 Riwayat keperawatan •
Kebiasaan personal hygiene (mandi, oral care, perawatan kuku dan kaki, perawatan rambut, mata, hidung, telinga, dan perineal care)
•
Faktor yang mempengaruhi personal hygiene
•
Riwayat masalah membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku, kaki, rambut dan perineal
•
Pola kebersihan tubuh
•
Perlengkapan personal hygiene yang dipakai
2. Pemeriksaan fisik •
Catat perubahan-perubahan pada area membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku, kaki, rambut dan perineal akibat terapi
•
Lakukan inspeksi dan palpasi, catat adanya lesi dan kodisi lesi
•
Observasi kondisi membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku, kaki, rambut dan perineal: warna, tekstur, kekebalan, turgor dan hidrasi
•
Kaji masalah-masalah membran mukosa, kulit, mata, mulut, gigi, hidung, telinga, kuku kaki dan tangan, rambut dan perineal.
3. Kemampuan melakukan self care Kaji tingkat kemampuan klien melakukan self care: 0 = mandiri 1 = membutuhkan bantuan alat 2 = membutuhkan bantuan orang lain 3 = membutuhkan bantuan alat dan orang lain 4 = tergantung total 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene •
Gambaran diri
•
Kebiasaan sosial
•
Status sosial ekonomi
•
Pengetahuan
•
Budaya
•
Kondisi fisik/status kesehatan
•
Pilihan individu
•
Praktek spiritual
•
Tingkat perkembangan
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL 1.
Defisit perawatan diri (mandi, makan, berpakaian, toileting) NOC : Perawatan diri ADL kriteria hasil, klien secara mandiri mampu: •
Makan.
•
Berganti pakaian.
•
Toileting.
•
Mandi.
•
Merawat diri.
•
Menjaga kebersihan diri.
•
Menjaga kebersihan mulut.
NIC : •
Monitor kemampuan klien dalam melakukan ADL secara mandiri.
•
Monitor kebutuhan klien akan alat bantu dalam melakukan ADL.
•
Sediakan peralatan-peralatan pribadi yang dibutuhkan klien (seperti deodoran, pasta gigi, dan sabun mandi).
•
Bantu klien dalam melakukan ADL sampai klien mampu melakukannya dengan mandiri.
•
Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuannya.
•
Dorong klien untuk mandiri, tetapi bantu klien bila klien tidak bisa melakukannya sendiri.
•
Ajari keluarga untuk mendorong kemandirian klien, dan hanya membantu jika klien tidak mampu melakukannya sendiri.
• 2.
Lakukan perawatan diri secara rutin.
Gangguan integritas kulit NOC : Integritas kulit membran mukosa dan kulit kriteria hasil : •
Memiliki temperatur kulit dalam batas normal
•
Sensasi kulit dalam batas normal
•
Elastisitas kulit dalam batas normal
•
Hidrasi kulit dalam batas normal
•
Pigmentasi kulit dalam batas normal
•
Perspirasi kulit dalam batas normal
•
Warna kulit dalam batas normal
•
Tekstur kulit dalam batas normal
•
Kulit terbebas dari lesi
•
Perfusi kulit yang adekuat
•
Memiliki kulit yang utuh
NIC: Observasi kulit, Perawatan luka •
Observasi keadaan ekstremitas terhadap warna, kehangatan, tekstur, nadi, edema, ulkus, bengkak.
•
Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap adanya kemerahan, suhu yang tinggi, atau drainasi.
•
Monitor area kulit yang kemerahan dan rusak.
•
Monitor terjadinya infeksi terutama pada area edema.
•
Monitor kulit dan membran mukosa pada area yang mengalami kemerahan dan luka.
•
Monitor kulit terhadap adanya ruam dan abrasi.
•
Monitor kulit terhadap kondisi kering atau lembab yang berlebihan.
•
Monitor warna dan suhu kulit.
•
Catat perubahan terhadap kulit atau membran mukosa.
•
Minta keluarga untuk melaporkan bila ada kerusakan pada kulit.
DAFTAR PUSTAKA. North American Nursing Diagnosis Association. 2012. Nursing Diagnoses : Definition & Classification 2012-2014. Philadelphia. Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3. Salemba Medika. Jakarta. Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004. Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.