FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT TINGKAT III R. W. MONGISIDI MANADO Monica P. Waney*, Grace D. Kandou**, Jimmy Panelewen* *
Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
**
ABSTRAK Infeksi nosokomial atau yang sekarang disebut sebagai infeksi berkaitan dengan pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated Infections (HAIs) merupakan masalah penting di seluruh dunia yang terus meningkat (Al Varado, 2000 dalam Anonim, 2008). Salah satu strategi untuk melindungi dan mengurangi infeksi di rumah sakit adalah melakukan tindakan kewaspadaan standar atau Standard Precaution. Hand Hygiene merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi yang termasuk salah satu komponen dalam kewaspadaan standar. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan penerapan Hand Hygiene (pengetahuan, sarana, supervisi dan motivasi) oleh perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi Manado. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III R.W Mongisidi Manad. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh perawat yang bekerja di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit. Metode sampling yang digunakan adalah Total Sampling yang diambil dari keseluruhan populasi dan ditentukan dengan melihat kriteria inklusi dan eksklusi, responden yang didapat berjumlah 84 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan(p=0,000), ketersediaan sarana(p=0,000), motivasi(p=0,003), dan supervisi(p=0,001), dengan penerapan Hand Hygiene oleh perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III RW Mongisidi Manado. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan, ketersediaan sarana, motivasi dan supervisi terhadap penerapan Hand Hygiene oleh perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi Manado. Kata kunci: Pengetahuan, Ketersediaan Sarana, Motivasi, Supervise, Hand Hygiene ABSTRACT Nosocomial infections or what is now called as an infection related to services in health care facilities or Healthcare Associated Infections (Hais) is an important issue around the world continues to increase (Al Varado, 2000 in Anonymous, 2008). One strategy to protect and reduce infections in hospitals is to take standard precautions or Standard Precaution. Hand hygiene is a basic technique that is most important in the prevention and control of infection transmission that includes one of the components in the standard precautions. The purpose of this study is to determine the factors associated with the implementation of Hand Hygiene (knowledge, means, supervision and motivation) by nurses in the Inpatient Hospital Level III R.W. Monginsidi Manado. This research is quantitative research methods analytic survey with cross sectional study. This research was conducted in the Inpatient Hospital Level III R.W Monginsidi Manado. The population in this study are all nurses who work in Inpatient Hospital. The sampling method used is total sampling taken from the whole population and is determined to see the inclusion and exclusion criteria, respondents obtained amounted to 84 people. The results showed that there is a significant relationship between knowledge (p = 0.000), the availability of means (p = 0.000), motivation (p = 0.003), and supervision (p = 0.001), with the adoption of Hand Hygiene by the nurse in Inpatient Home Hospital Level III RW Monginsidi Manado. The conclusion from this study is there is a relationship between knowledge, availability of facilities, motivation and supervision of the application of the Hand Hygiene by the nurse in Inpatient Hospital Level III R.W. Monginsidi Manado. Keywords: knowledge, the availability of means, motivation, supervision, supervision
50
RS bertujuan untuk menyembuhkan
PENDAHULUAN Penyakit infeksi masih merupakan salah
orang sakit, tetapi juga dapat menjadi
satu masalah kesehatan di dunia, termasuk
sumber infeksi (Darmadi, 2008). Salah
di Indonesia (Anonim, 2008). Infeksi
satu
nosokomial atau yang sekarang disebut
mengurangi
sebagai
dengan
melakukan tindakan kewaspadaan standar
pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan
atau standard precaution. Hand Hygiene
atau Healthcare Associated Infections
merupakan teknik dasar yang paling
(HAIs) merupakan masalah penting di
penting
seluruh dunia yang terus meningkat (Al
pengontrolan
Varado, 2000 dalam Anonim, 2008).
termasuk salah satu komponen dalam
Data
kewaspadaan standar. Menurut White dkk
infeksi
berkaitan
menunjukkan
tingginya
angka
strategi
untuk
melindungi
infeksi
dalam
di
pencegahan
penularan
infeksi
infeksi
dan yang
(2015)
di Indonesia. Infeksi nosokomial di negara
berkurang
berkembang lebih dari 40% (Raka, 2008).
Hygiene. Penelitian yang dilakukan oleh
Menurut Al varado (2000) dalam Anonim
Jamalludin
(2008), angka infeksi nosokomial terus
bahwa angka kepatuhan Hand Hygiene
meningkat mencapai sekitar 9% atau lebih
perawat masih rendah yaitu 43%.
melalui
RS
dapat
penerapan
Hand
dkk (2012)
Faktor-faktor
di
adalah
infeksi nosokomial baik di dunia maupun
dari 1,4 juta pasien di rumah sakit di
risiko
RS
dan
menunjukkan
yang berkontribusi
seluruh dunia. Di 10 Rumah Sakit (RS)
pada rendahnya kepatuhan perawat adalah
pendidikan
karena
Indonesia
angka
infeksi
kurangnya
pengetahuan,
nosokomial cukup tinggi mencapai 6-16%
kurangnya waktu, kelupaan, kurangnya
pada tahun 2010 (Nugraheni, 2012). Hasil
keterampilan,
survey point prevalensi dari 11 RS di
kulit, dan kurangnya pelatihan (Efstathiou
Indonesia yang dilakukan oleh Perdalin
dkk, 2011). Motivasi juga memengaruhi
Jaya dan RS Penyakit Infeksi Prof. Dr.
perawat
Sulianti Saroso Jakarta pada tahun 2003
keperawatan yang sesuai dengan standar
didapatkan angka infeksi nosokomial
prosedur RS. Perawat yang mempunyai
untuk ILO (Infeksi Luka Operasi) 18,9%,
motivasi yang tinggi,
ISK (Infeksi Saluran Kemih) 15,1%,
keinginan untuk memenuhi kebutuhan
IADP (Infeksi Aliran Darah Primer)
penerapan Hand Hygiene (Sudrajat dkk,
26,4%, Pneumonia 24,5% dan Infeksi
2015). Dalam penerapan Hand Hygiene,
Saluran Napas lain 15,1%, serta Infeksi
supervisi adalah salah satu faktor yang
lain 32,1% (Anonim, 2008).
dapat memengaruhi kepatuhan perawat.
ketidaknyamanan,
iritasi
dalam melaksanakan asuhan
muncul suatu
Perawat yang mendapatkan supervisi
51
cenderung patuh dibandingkan perawat
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tkt. III
yang
R.W. Mongisidi Manado”.
tidak
mendapatkan
supervisi.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing (pergerakan/pengarahan) dalam
METODE PENELITIAN
fungsi
Jenis
manajemen
yang
berperan
penelitian
mempertahankan agar segala kegiatan
adalah
yang
penelitian
telah
diprogramkan
dapat
dilaksanakan dengan benar dan lancar
dalam
pelaksanaan
survei
digunakan
dengan
metode
analitik
dengan
pendekatan Cross Sectional Study.
(Sitohang, 2016). Di negara berkembang, kegagalan
kuantitatif
yang
Penelitian ini dilaksanakan di RS
Hand
Tingkat III R.W Mongisidi Manado.
Hygiene sering dipicu oleh keterbatasan
Populasi dalam penelitian ini yaitu
fasilitas cuci tangan (Anonim, 2008).
seluruh perawat
(Damanik, 2011).
yang bekerja di
Instalasi Rawat Inap RS Tingkat III
RS Tingkat III R.W. Mongisidi Manado merupakan rumah sakit TNI-AD
R.W
di wilayah Sulawesi Utara yang secara
berjumlah 90 orang. Sampel diambil
struktural dan teknis medis dibawah
dengan menggunakan teknik Total
pembinaan Denkesyah 07.04.01 Manado
Sampling
dan
namun
keseluruhan populasi dan ditentukan
dibawah
dengan melihat kriteria inklusi dan
dalam
Kesdam
VII/Wirabuana,
operasionalnya
pengendalian dan pengawasan Korem 131/Santiago.
diambil
yang
dari
ini adalah uji chi square dan uji
melakukan penelitian di Instalasi Rawat
regresi logistik berganda.
Inap karena merupakan salah satu unit high risk terpapar infeksi, namun masih
HASIL DAN PEMBAHASAN
terdapat beberapa perawat yang belum Hand
yang
Manado
eksklusi. Uji statistik dalam penelitian
Peneliti memilih untuk
mengimplementasikan
Mongisidi
Gambaran Pengetahuan
Hygiene
Hasil penelitian variabel pengetahuan
dengan benar dan sesuai pedoman standar.
diperoleh
Berdasarkan hasil uraian di atas dan
bahwa
sebagian
besar
responden memiliki pengetahuan tentang
menyadari pentingnya penerapan Hand
hand hygiene yang baik. Berdasarkan
Hygiene di RS, maka peneliti tertarik
hasil distribusi responden (Tabel 3)
untuk melakukan penelitian mengenai
menunjukkan bahwa mayoritas responden
“faktor-faktor yang berhubungan dengan
memiliki pengetahuan yang baik yaitu
penerapan Hand Hygiene oleh perawat di
sebesar (57,1%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perawat di di
52
instalasi rawat inap Rumah Sakit Tkt. III
baik terhadap perilaku kepatuhan dalam
R. W. Mongisidi Manado telah memiliki
pencegahan infeksi yaitu sebesar 62,6%.
pengetahuan yang baik tentang hand Supervisi Hasil penelitian untuk variabel supervisi
hygiene. Penelitian lain yang dilakukan oleh Fauzia (2014) di ruang rawat inap rumah sakit Tk. II Dr. Soeparoen Malang menunjukkan
bahwa
sebagian
besar
responden
memiliki
persepsi
besar baik
yang dilakukan oleh Pratama dkk (2015)
sebesar 90% dari 71 responden.
sarana
sebagian
dari 53 responden (Tabel 6). Penelitian
yang baik tentang hand hygiene yaitu
ketersediaan
bahwa
terhadap supervisi yaitu sebesar 63,1%
responden memiliki tingkat pengetahuan
Ketersediaan Sarana Hasil penelitian untuk
diperoleh
juga
menunjukkan
bahwa
mayoritas
perawat di RSUD dr. Iskak Tulungagung variabel
memiliki persepsi yang baik terhadap
bahwa
supervisi yaitu sebesar 58% dari 54
diperoleh
setengah dari responden berpendapat
responden.
sarana yang tersedia di instalasi rawat Gambaran Penerapan Hand Hygiene Hasil penelitian variabel penerapan hand
inap Rumah Sakit Tkt. III R. W. Mongisidi Manado belum memadai yaitu
hygiene (Tabel 7) menunjukkan bahwa
sebesar 51,2% (Tabel 4). Penelitian yang
dari 84 responden yaitu perawat di
dilakukan oleh Napitupulu (2014) di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Tkt. III
RSUP Haji Adam Malik Medan juga menunjukkan
bahwa
sebagian
R. W. Mongisidi Manado sebagian besar
besar
belum menerapkan hand hygiene dengan
responden (51,4%) berpendapat bahwa
baik
fasilitas yang menunjang penerapan hand
yaitu
sebanyak
52
responden
(61,9%). Hal ini menunjukkan bahwa
hygiene di rumah sakit sudah tersedia.
sebagian besar perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tkt. III R. W.
Motivasi Hasil penelitian untuk variabel motivasi diperoleh
bahwa
sebagian
Mongisidi dalam
besar
Hygiene
responden memiliki motivasi yang baik
yang
dilakukan
maksimal
melakukan
penerapan
Hand
guna
pencegahan
dan
yang dilakukan oleh Fauzia dkk (2014)
sebesar 58,3% dari 49 responden (Tabel Penelitian
belum
pengontrolan penularan infeksi. Penelitian
dalam menerapkan hand hygiene yaitu
5).
Manado
juga
oleh
menunjukkan
bahwa
mayoritas
perawat di rumah sakit “x” di Malang,
Nurjannah (2015) di RSUD Deli Serdang
belum menerapkan hand hygiene dengan
juga menunjukkan hasil bahwa sebagian
baik yaitu hanya sebesar 36%.
besar responden memiliki motivasi yang
53
Hubungan antara Pengetahuan dengan Penerapan Hand Hygiene Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan
antara
faktor
menerapkan hand hygiene dibandingkan dengan
tentang hubungan pengetahuan, motivasi dan supervisi dengan kinerja pencegahan
yang memiliki pengetahuan kurang baik,
infeksi
terdapat sebanyak 30 responden (83,3%)
yang
responden (16,7%)
Penelitian yang dilakukan oleh Naim (2013), di Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, dengan metode
antara faktor pengetahuan
kuantitatif
dengan penerapan hand hygiene oleh
dengan
rawat inap menemukan bahwa terdapat
Sakit Tkt. III R. W. Mongisidi Manado
hubungan antara pengetahuan perawat
Penelitian ini sesuai dengan Damanik
dengan kepatuhan pencegahan infeksi
(2011), yang meneliti tentang faktor-
nosokomial pada perawat dengan nilai p
faktor yang mempengaruhi kepatuhan
sebesar 0,035 (p<0,05). Praktek suatu
penerapan hand hygiene di rumah sakit
profesi
penelitian
memerlukan
pengetahuan
menunjukkan bahwa ada hubungan yang
dari
suatu praktek
dasar dan
pengetahuan ilmiah. Pengembangan ilmu
signifikan p value 0,000 < 0,05, berarti
ini penting dalam pengembangan profesi
ada hubungan antara pengetahuan dengan
keperawatan,
penerapan hand hygiene perawat, dengan
karena
perawat
yang
melakukan tindakan atas dasar suatu
OR sebesar 52 yang artinya tenaga yang
observasional
pendekatan cross sectional di bangsal
perawat di instalasi rawat inap Rumah
keperawatan
pembentuk
sikap positif.
hubungan yang
Hasil
merupakan
didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan
dengan nilai p=0,000 < 0,05 yang
Bandung.
pengetahuan
dapat berubah jika perubahan tersebut
hand
analisis uji chi-square didapatkan hasil
Immanuel
antara
tindakan seseorang. Perilaku seseorang
hygiene dengan baik. Berdasarkan hasil
bermakna
signifikan
pengetahuan
hygiene kurang baik dan sebanyak 26
menunjukkan terdapat
Haji
< 0,05. admodjo mengatakan bahwa
22
responden (45,8%) menerapkan hand
responden (54,2) menerapkan
RSUD
pencegahan infeksi dimana p value 0,000
sedangkan responden dengan pengetahuan sebanyak
di
perawat dengan perilaku perawat dalam
menerapkan hand hygiene dengan baik;
terdapat
nosokomial
Makassar didapati bahwa ada hubungan
menerapkan hand hygiene kurang baik
baik,
yang
Abdullah dkk (2012) dalam penelitian
perawat, diperoleh data bahwa responden
yang
keperawatan
berpengetahuan kurang baik.
pengetahuan
dengan penerapan hand hygiene oleh
dan sebanyak 6
tenaga
pengetahuan dan informasi secara ilmiah
mempunyai
akan
pengetahuan baik berpeluang 52 kali lipat
54
menjadi
seorang
perawat
professional. Ketika perawat memahami
terdapat hubungan yang bermakna antara
tentang pencegahan infeksi nosokomial
faktor
dalam melakukan tindakan, maka perawat
penerapan hand hygiene oleh perawat di
akan mematuhi prosedur pencegahan
instalasi rawat inap Rumah Sakit Tkt. III
infeksi. Faktor-faktor lain yang turut
R. W. Mongisidi Manado
ketersediaan
sarana
dengan
mempengaruhi tingkat kepatuhan perawat
Penelitian yang dilakukan oleh Tahir
dalam menerapkan hand hygiene guna
dkk (2016) tentang faktor-faktor yang
pencegahan infeksi yang berhubungan
berhubungan dengan kepatuhan perawat
dengan
dalam melaksanakan hand hygiene di
pengetahuan
antara
lain
lingkungan kerja, pelatihan, keterampilan,
rumah
dan
didapati bahwa ada
faktor
merupakan
psikososial. salah
digunakan
satu
untuk
Pelatihan cara
yang
sakit
signifikan
meningkatkan
Universitas
antara
Hasahuddin
hubungan yang
fasilitas
terhadap
kepatuhan perawat dalam melaksanakan
pengetahuan.
hand hygiene. Hasil analisis diperoleh nilai p = 0,009 < 0,05. Ketersediaan
Hubungan antara Ketersediaan Sarana dengan Penerapan Hand Hygiene Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan
antara
faktor
fasilitas merupakan salah satu faktor penunjang
ketersediaan
yang
berpengaruh
dalam
penerapan hand hygiene.
sarana dengan penerapan hand hygiene
Penelitian lain yang dilakukan oleh
oleh perawat, diperoleh data bahwa
Damanik dkk (2011) tentang kepatuhan
jumlah
hand hygiene di rumah sakit Immanuel
responden
ketersediaan sarana
yang
berpendapat
kurang
memadai
Bandung menunjukkan bahwa fasilitas
sebanyak 35 responden (85,4%) dengan
yang tersedia di masing-masing ruangan
penerapan hand hygiene yang kurang baik
seperti sabun antimikroba, kertas tissue
dan sebanyak 6
dan alcohol rub sangat mempengaruhi
responden (14,6%)
dengan penerapan hand hygiene yang
tingkat
baik; sedangkan jumlah responden yang
hygiene.
berpendapat bahwa ketersediaan sarana
ketidakpatuhan terhadap hand hygiene
memadai sebanyak 17 responden (39,5%)
adalah sulitnya mengakses tempat cuci
dengan penerapan hand hygiene yang
tangan atau persediaan alat lainnya yang
kurang baik dan sebanyak 26 responden
digunakan
(60,5%) dengan penerapan hand hygiene
hygiene. Kemudahan dalam mengakses
yang baik. Berdasarkan hasil analisis uji
persediaan alat-alat untuk melakukan
chi-square didapatkan hasil dengan nilai
hand hygiene, seperti bak cuci tangan,
p=0,000 <
sabun atau alcohol rub merupakan hal
0,05
yang
menunjukkan
55
kepatuhan Salah
satu
untuk
melakukan
hand
kendala
dalam
melakukan
hand
yang
sangat
penting
untuk
mengoptimalkan
kepatuhan
terhadap
Abdullah dkk (2012) di instalasi rawat
pelaksanaan hand hygiene. Hal tersebut
inap RSUD Haji Makassar dengan uji chi-
menunjukkan adanya peranan penting
square diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05
keterlibatan pihak rumah sakit dalam
sehingga dikatakan bahwa ada hubungan
menyediakan
selalu
yang bermakna antara motivasi dengan
ruangan
perilaku kepatuhan perawat di RSUD Haji
ketersediaan
dan alat
menjaga di
setiap
Penelitian
yang
Semakin
dilakukan
tinggi
oleh
keperawatan untuk mendukung penerapan
Makassar.
motivasi
hand hygiene dalam pencegahan infeksi
seseorang maka semakin besar pula
bagi perawat.
dorongan dari individu tersebut untuk berperilaku. Hal ini karena motivasi
Hubungan antara Motivasi dengan Penerapan Hand Hygiene Berdasarkan tabulasi silang yang
merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan
dilakukan antara faktor motivasi dengan
suatu tindakan.
penerapan hand hygiene oleh perawat,
Penelitian lain yang dilakukan
diperoleh data bahwa jumlah responden
oleh Tahir dkk (2016) juga menunjukkan
yang menjawab motivasi kurang baik
hasil yang p = 0,000 < 0,05. Penelitian
sebanyak 28 responden (80,0%) dengan
tentang faktor faktor yang berhubungan
penerapan hand hygiene kurang baik dan
dengan
sebanyak 7 responden (20,0%) dengan
melaksanakan hand hygiene ini dilakukan
penerapan hand hygiene yang baik;
dirumah sakit Universitas Hasanuddin
sedangkan
yang
dengan desain penelitian cross sectional
menjawab motivasi baik sebanyak 24
dan teknik pengambilan sampel total
responden (49,0%) dengan penerapan
sampling. Motivasi merupakan dorongan
hand hygiene kurang baik dan sebanyak
bagi seseorang berperilaku tertentu untuk
25 responden (51,0%) dengan penerapan
mencapai keinginannya sehingga tercapai
hand hygiene baik. Berdasarkan hasil
kesesuaian
analisis uji chi-square didapatkan hasil
dengan
dengan nilai p=0,003 < 0,05 yang
mempunyai arti mendasar sebagai inisiatif
menunjukkan terdapat
penggerak
jumlah
responden
hubungan yang
kepatuhan
antara
tujuan
kebutuhan organisasi.
perilaku karena
perawat
pribadi Motivasi
seseorang
motivasi
dalam
secara
bermakna antara faktor motivasi dengan
optimal,
merupakan
penerapan hand hygiene oleh perawat di
kondisi internal, kejiwaan dan mental
instalasi rawat inap Rumah Sakit Tkt. III
manusia seperti aneka keinginan, harapan
R. W. Mongisidi Manado.
kebutuhan, dorongan, dan kesukaan yang mendorong individu untuk berperilaku
56
kerja
guna
yang
instalasi rawat inap Rumah Sakit Tkt. III
dikehendaki atau mendapatkan kepuasan
R. W. Mongisidi Manado. Supervisi yang
atas perbuatannya (Purwanto, 2011).
dimaksud
Motivasi
mencapai
tujuan
merupakan
salah
disini
adalah
kegiatan
satu
mengarahkan, membimbing, mendorong
pendorong terhadap timbulnya sikap dan
dan memotivasi perawat untuk dapat
niat untuk melakukan sesuatu. Penerapan
melaksanakan kewaspadaan universal.
hand hygiene yang kurang baik dapat
Penelitian ini didukung oleh penelitian
terjadi dikarenakan faktor motivasi dari
yang dilakukan oleh Abdullah dkk (2012)
perawat itu sendiri dalam melakukan
di instalasi rawat inap RSUD Haji
pemberian pelayanan menganggap tidak
Makassar,
perlu melaksanakan hand hygiene apabila
terdapat hubungan yang bermakna antara
tidak terlalu di anggap dapat berbahaya
supervisi
bagi dirinya.
kepatuhan tenaga keperawatan. Hasil uji
yang menunjukkan bahwa
kepala
ruangan
dengan
statistik menunjukkan nilai p = 0,000 < Hubungan antara Supervisi Dengan Penerapan Hand Hygiene Berdasarkan tabulasi silang yang
0,05. Penelitian yang dilakukan oleh Tahir
dilakukan antara faktor supervisi dengan
dkk (2016) juga menunjukkan hasil yang
penerapan hand hygiene oleh perawat,
sama dimana terdapat hubungan yang
diperoleh data bahwa jumlah responden
signifikan
yang berpendapat supervisi kurang baik
pelaksanaan hand hygiene oleh perawat di
sebanyak 26 responden (83,9%) dengan
rumah
penerapan hand hygiene kurang baik dan
Makassar. Hasil uji statistik dengan
sebanyak 5 responden (16,1%) dengan
menggunakan chi-square diperoleh nilai p
penerapan hand hygiene yang baik;
= 0,000 < 0,05. Seseorang akan patuh bila
sedangkan
yang
masih dalam tahap pengawasan, bila
berpendapat supervisi baik sebanyak 26
pengawasan mengendur maka perilaku
responden (49,1%) dengan penerapan
akan
hand hygiene kurang baik dan sebanyak
pengawasan itu sudah mulai menurun
27 responden (50,9%) dengan penerapan
maka
hand hygiene baik. Berdasarkan hasil
melaksanakan hand hygiene semakin
analisis uji chi-square didapatkan hasil
rendah, mereka bekerja semau dengan
dengan nilai p=0,001 < 0,05 yang
yang mereka mau bukan semesti yang
menunjukkan terdapat
telah
jumlah
responden
hubungan yang
bermakna antara faktor supervisi dengan
antara
sakit
universitas
ditinggalkan
kepatuhan
ada
supervisi
dalam
Hasanuddin
artinya
perawat
standar
operasional (SOP) rumah sakit.
penerapan hand hygiene oleh perawat di
57
dengan
ketika
untuk
prosedur
Faktor yang Dominan Berhubungan
yang
kurang
baik.
Untuk
variabel
Dengan Penerapan Hand Hygiene
pengetahuan didapatkan OR sebesar 4,7
Hasil uji analisis multivariat dilakukan
(CI= 1,53-14,88), yang artinya perawat
dengan menggunakan uji regresi logistik.
yang memiliki pengetahuan yang baik
Sebelum dilakukan uji regresi logistik
tentang hand hygiene mempunyai peluang
ditentukan variabel bebas yang bermakna
4,7 kali lebih besar untuk menerapkan
dengan nilai signifikansi p < 0,05 dalam
hand hygiene dibanding dengan perawat
uji hubungan dengan variabel terikat
yang memiliki pengetahuan kurang baik.
dalam uji analisis bivariat yang telah
Hasil penelitian ini didukung oleh
dilakukan sebelumnya. Berdasarkan uji
Tahir dkk (2016) dalam penelitiannya di
analisis bivariat dari keempat variabel
hand hygiene rumah sakit Universitas
bebas yaitu pengetahuan, ketersediaan
Hasahuddin, menyatakan bahwa variabel
sarana, motivasi dan supervisi, dihasilkan
ketersediaan sarana memliki pengaruh
semua variabel bebas bermakna yang
lebih
memiliki nilai signifikan atau p < 0,05,
perawat dalam melaksanakan.
sehingga kelima variabel bebas tersebut dapat
dimasukkan
terhadap
kepatuhan
Penelitian lain yang dilakukan oleh
analisis
Damanik dkk (2011) menunjukkan bahwa
yang
kelengkapan fasilitas yang disediakan di
bermakna akan masuk dalam kriteria
masing-masing ruangan seperti sabun
kemudian diuji dengan menggunakan nilai
antimikroba, kertas tissue dan alcohol rub
p<0,25. Hasil analisa mendapati bahwa
sangat mempengaruhi tingkat kepatuhan
variabel pengetahuan dan ketersediaan
melakukan hand hygiene. Salah satu
sarana memiliki nilai p<0,25, sedangkan
kendala dalam ketidakpatuhan terhadap
variabel motivasi dan supervisi memiliki
hand hygiene adalah sulitnya mengakses
nilai p>0,25. Dari hasil penelitian ini
tempat cuci tangan atau persediaan alat
disimpulkan bahwa bahwa variabel sarana
lainnya yang digunakan untuk melakukan
adalah yang paling dominan berhubungan
hand
dengan penerapan hand hygiene. Hasil
mengakses persediaan alat-alat untuk
analisis didapatkan nilai OR dari variabel
melakukan hand hygiene, seperti bak cuci
sarana sebesar 7,6 (95% CI = 2,50-23,01),
tangan, sabun atau alcohol rub merupakan
yang artinya ketersediaan sarana hand
hal
hygiene
mengoptimalkan
selanjutnya.
Variabel
yang baik
dalam
dominan
bebas
di rumah sakit
hygiene.
yang
Kemudahan
sangat
penting
kepatuhan
dalam
untuk terhadap
berpeluang 7,6 kali lebih besar perawat
pelaksanaan hand hygiene. Hal tersebut
untuk
hygiene
menunjukkan adanya peranan penting
dibanding dengan ketersediaan sarana
keterlibatan pihak rumah sakit dalam
menerapkan
hand
58
menyediakan ketersediaan
dan alat
menjaga di
setiap
selalu
akan
ruangan
rendah
(Notoatmojo,
pula 2007).
penerapannya Untuk
kegiatan
keperawatan untuk membuat kepatuhan
supervisi di rumah sakit Tkt. III R.W.
penerapan hand hygiene menjadi optimal
Mongisidi
dan sesuai standar. Pihak Rumah Sakit
instalasi/pihak yang berwenang yang
Tkt. III R.W. Mongisidi Manado perlu
dinilai sudah baik, namun masih belum
selalu memperhatikan ketersediaan sarana
ada
penunjang penerapan hand hygiene seperti
menerapkan hand hygiene ketika bekerja
ketersediaan sabun antiseptik dan tissue
atau apabila tidak menerapkan hand
towel
hygiene sesuai dengan standar operasional
yang
jarang
terpenuhi.
Serta
ketersediaan wastafel untuk cuci tangan di
Manado
oleh
pemberian sanksi
kepala
apabila
tidak
prosedur.
tempat-tempat strategis yang mudah di jangkau. Untuk tingkat pengetahuan perawat, dipengaruhi
oleh
diantaranya
berbagai
tingkat
pengalaman
dan
pengetahuan
perawat
faktor,
Hand
Hygiene
perawat
antara
oleh
perawat
di
dengan penerapan
Hand
Hygiene oleh perawat di Instalasi
mengikutsertakan
program
hubungan
3. Terdapat hubungan antara motivasi
perawat perlu diperhatikan untuk dapat
dalam
oleh
Tkt. III R.W. Mongisidi Manado.
melalui
pendidikan dan pengalaman. Pengetahuan
perawat
Hygiene
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Pengetahuan perawat diperoleh melalui
dengan
Hand
ketersediaan sarana dengan penerapan
seorang perawat yaitu D3 keperawatan.
ditingkatkan
dengan
2. Terdapat
mempunyai tingkat pendidikan minimal
didapat
perawat
Manado.
pendidikan responden yang berbeda dan
yang
pengetahuan
Rumah Sakit Tkt. III R.W. Mongisidi
dapat
terjadi karena latar belakang tingkat
infromasi
antara
perawat di Instalasi Rawat Inap
Tingkat
tersebut
hubungan
penerapan
pendidikan,
informasi.
KESIMPULAN 1. Terdapat
Rawat Inap Rumah Sakit Tkt. III
pelatihan,
R.W. Mongisidi Manado.
seminar, workshop dan lain-lain yang
4. Terdapat hubungan antara supervisi
berhubungan dengan hand hygiene. Hal
dengan penerapan Hand Hygiene oleh
ini sesuai dengan teori bahwa semakin
perawat di Instalasi Rawat Inap
tinggi tingkat pengetahuan seseorang
Rumah Sakit Tkt. III R.W. Mongisidi
maka akan semakin baik pula penerapan
Manado.
aplikasi pengetahuan tersebut, sebaliknya
5. Terdapat
jika tingkat pengetahuan rendah maka
pengetahuan,
59
hubungan ketersediaan
antara sarana,
motivasi
dan
supervisi
secara
Motivasi, dan Supervisi dengan
simultan terhadap penerapan Hand
Kinerja
Hygiene oleh perawat di Instalasi
Nosokomial
Rawat Inap Rumah Sakit Tkt. III
Makassar.
R.W. Mongisidi Manado, namun
Masyarakat Universitas Hasanuddin
variabel sarana merupakan variabel
Makassar. Halaman 1-8.
yang paling dominan berhubungan
Anonim.
Pencegahan di
Infeksi
RSUD
Jurnal
2008.
Haji
Kesehatan
Pedoman dan
Manajerial
secara signifikan dengan penerapan
Pencegahan
Hand Hygiene oleh perawat.
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
SARAN 1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan
Pengendalian
Kesehatan
Lainnya.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Anonim,
untuk mengkaji faktor-faktor lain
2016.
Profil
Rumah Sakit
yang berhubungan dengan penerapan
Tingkat III R.W. Mongisidi. Data
hand hygiene.
Staf Tata Usaha Rumah Sakit
2. Bagi
pihak
menjadi
rumah
acuan
sakit,
bagi
Tingkat
dapat
III
R.W.
Mongisidi.
Manado.
pembuat
kebijakan ataupun pihak manajemen
Damanik, S. M., Susilaningsih, F. S.,
di rumah sakit untuk mengambil
Amrullah A. A. 2011. Kepatuhan
keputusan yang tepat dalam rangka
Hand Hygiene di Rumah Sakit
meningkatkan
Immanuel
kualitas
pelayanan
Darmadi.
optimal oleh perawat.
agar
agar
penerapan
Infeksi
Nosokomial dan
Pengendaliannya. Salemba Medika:
selalu
Jakarta.
memperhatikan ketersediaan sarana pendukung
2008.
Problematika
3. Disarankan kepada pihak manajemen sakit
Tesis.
Universitas Padjajaran Bandung.
melalui penerapan hand hygiene yang
rumah
Bandung.
Fauzia,
hand
N.
2014.
Pemgaruh
Faktor
secara
Individu, Organisasi dan Perilaku
optimal, juga dapat mengikutsertakan
terhadap Kepatuhan Perawat dalam
perawat dalam program pelatihan,
Melaksanakan Hand Hygiene di
seminar, workshop dan lain-lain yang
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
berhubungan dengan hand hygiene.
Tingkat II Dr. Soepraoen Malang.
hygiene
dapat
dilakukan
Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) DAFTAR PUSTAKA
Universitas
Abdullah, K., Sidin, A. I., Pasinringi, S.,
Volume 12 Nomor 4. Halaman 731739.
A. 2012. Hubungan Pengetahuan,
60
Brawijaya
Malang,
Fauzia, N., Ansyari, A., Hariyanto, T.
Nurjannah.
2015.
Pelaksanaan
Five
2014. Kepatuhan Standar Prosedur
Moments Hand Hygiene di RSUD
Operasional Hand Hygiene pada
Deli Serdang. Jurnal Keperawatan
Perawat di Ruang Rawat Inap
Universitas
Rumah Sakit. Jurnal Universitas
Halaman 22-26.
Brawijaya Malang, Volume 28,
Sumatera
Utara.
Pratama, B. S., Koeswo, M., Rokhmad, K.
Suplemen Nomor 1. Halaman 95-
2015.
98.
Kepatuhan
Jamaluddin, J., Sugeng, S., Wahyu, I.,
Faktor
Determinan
Pelaksanaan
Hand
Hygiene pada Perawat IGD RSUD
Sondang, M. 2012. Kepatuhan Cuci
Dr
Tangan 5 Momen di Unit Perawatan
Kedokteran Brawijaya. Volume 28,
Intensif. Jurnal Kedokteran Terapi
Suplemen Nomor 2. Program Studi
Intensif Volume 2, Nomor 3.
Magister Manajemen Rumah Sakit,
Naim, S. 2013. Hubungan Pengetahuan
Iskak
Tulungagung.
Jurnal
Universitas Brawijaya Malang.
dan Lama Kerja dengan Kepatuhan
Purwanto, H. 1999. Pengantar Perilaku
Perawat dalam Pencegahan Infeksi
Manusia untuk Keperawatan. Buku
Nosokomial
Kedokteran EGC: Jakarta.
di
Rumah
Sakit
Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharto Surakarta.
Program
Hospital-Related Infection in Low
Pascasarjana Magister Universitas
and Middle Income Countries, The
Sebelas Maret Surakarta.
Open Infection Diseases Journal,
Napitupulu. Tangan
Tesis.
Raka, Lul., Prevention and Control of
2014.
Kepatuhan
Petugas
Cuci
diunduh
dari
di
http://www.researchgate.net/publica
Ruang Rawat Inap RSUP Haji
tion/228639340_Prevention_and_C
Adam
ontrol_Of_Hospital-
Malik
Kesehatan
2010,
Medan.
Jurnal
Keperawatan Universitas Sumatera
Related_Infections_in_Low_and_M
Utara. Halaman 21-36.
iddle_Income_Countries
Notoatmodjo,
S.
Kesehatan
dan
2007.
Promosi
Ilmu
Perilaku.
diakses
tanggal 21 Agustus 2016. Sitohang,
Rineka Cipta: Jakarta.
R.
2016.
Pengawasan
Kepala
Hubungan Ruangan
Nugraheni, R., Suhartono., Winarni, S.
dengan Tindakan Mencuci Tangan
2012. Infeksi nosokomial di RSUD
Perawat di Rumah Sakit Mitra
Setjonegoro Kabupaten Wonosobo.
Sejati Medan. Jurnal Keperawatan
Media
Universitas
Kesehatan
Masyarakat
Indonesia Volume 11 Nomor 1.
Halaman 14-26.
61
Sumatera
Utara.
Sudrajat, F., Purwanti, E., Nurlaila. 2015.
Rumah
Faktor-faktor yang Berhubungan
Hand
Universitas
Hasanuddin Makassar.
dengan Kepatuhan Perawat dalam Pelaksanaan
Sakit
White, K. M., Starfelt, L. C., Jimmieson,
Hygiene
N. L., Campbell, M., Graves, N.,
Sebelum Tindakan Keperawatan di
Barnett, A. G., Cockshaw, W., Gee,
RSUD DR. Soedirman Kebumen.
P., Page, K., Martin, E., Brain, D
Jurnal
and
Keperawatan
Universitas
Paterson,
D.
2015.
Muhammadiyah. Halaman 1-7.
Understanding the Determinants of
Tahir, W. U., Maidin, H. M. A., Arifah,
Australian Hospital Nurses’ Hand
N.
Faktor
Berhubungan
Hygiene Decisions Following the
dengan Kepatuhan Perawat dalam
Implementation of a National Hand
Melaksanakan Hand Hygiene di
Hygiene Initiative. Oxford Journals
Rumah
Universitas
Medicine & Health, Volume 30,
Manajemen
Issue 6. Pp. 959-970.
Hasanuddin.
yang
Sakit Jurnal
62