HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA DALAM MERAWAT PENDERITA KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CINA KECAMATAN CINA KABUPATEN BONE Oleh : YULI YUSTINA Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan ABSTRAK : Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks yang menyababkan deformitas dan kecacatan, untuk itu perawatan diri merupakan hal yang penting agar cacat yang dialami penderita tidak bertambah berat. Penemuan penderita kusta di komunitas biasanya sudah terlambat dan tertunda berhubungan dengan anggapan keluarga dan masyarakat yang negatif terhadap klien kusta, rendahnya kesadaran mengenai awal gejala kusta dan kondisi cacat yang dialami klien kusta yang berhubungan dengan sikap keluarga dalam merawat klien kusta. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap keluarga dalam merawat penderita kusta di dusun Lerang 2. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan desain potong lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga yang memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit kusta dengan jumlah 121 keluarga. Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga yang merawat penderita kusta. Sampel ditarik sebanyak 93 orang dengan cara purposive sampling. Data dianalisis dengan uji Fisher’s exact test melalui Program SPSS.Hasil penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga (p=0,008) dengan sikap keluarga dalam merawat penderita kusta. Dalam penelitian ini disimpulkan pengetahuan keluarga cukup tentang penyakit kusta dapat ditularkan melalui kontak langsung dan lama dengan kulit dengan sikap keluarga positif untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan klien dalam merawat penderita kusta. Disarankan kepada petugas kesehatan memberikan penghargaan kepada keluarga yang mempunyai sikap yang baik dalam merawat penderita kusta. Kata Kunci : Kusta, Pengetahuan, Sikap
1
2
ABSTRACT : Leprosy is one of the infectious diseases that cause a very complex problem that promote deformity and disability, therefore the self-care is essential to disability experienced by patients do not gain weight. The discovery of leprosy patients in the community usually too late and delayed related to perceived negative family and society towards leprosy clients, lack of awareness about the early symptoms of leprosy and disability conditions experienced by clients leprosy related to family attitudes in treating leprosy clients. The aim of this research is to know relationship between knowledge and family attitude in treating leprosy patient in lerang 2 subdinstrict. This was analytic observational research with cross sectional design. The number of population was 121 family which have leprosy patient. Sampel in this research was family who treat leprosy patient and the number of sampel was 93 persons. Sampling technique was purposive sampling and fisher exact test was used to analyze data by using SPSS program. Research result revealed that there was association between family knowledge level and family attitude in treating leprosy patient (p=0,008). This research conclude that family knowledgeis good, respondent know that the disease can be transmitted through direct and prolonged contact with the skin. Family also positive attitude to always wash hands before and after contact with clients in treating leprosy patient. Suggested to health provider to give reward families who have a good attitude in treating leprosy patients. Keywords : leprosy, knowledge,attitude PENDAHULUAN Kusta merupakan penyakit tertua, penyakit kusta telah dikenal sejak lama. Catatan mengenai penyakit ini yang muncul pertama kali di India sekitar tahun 600 sebelum masehi. Namun, kuman penyebab kusta baru ditemukan pada tahun 1873 oleh Armauer Hansen di Norwegia. Tingkat prevalensi penyakit kusta di dunia menurut World Health Organization (WHO 2010) tercatat 2.1 per 10.000 penduduk dengan Jumlah kasus kusta tercatat 458.320 kasus, kasus baru 514.718 orang, Dari laporan tersebut di kawasan Asia Tenggara tercatat sebagai kawasan yang mempunyai prevalensi tertinggi yaitu 3.8 per 10.000 penduduk, dimana jumlah penderitanya sebanyak 574.924 orang. .
Tingkat prevalensi penyakit kusta di Indonesia pada tahun 2009 tercatat sebesar 21.026 kasus dengan angka prevalensi 0.91 per 10.000 penduduk dan berhasil memenuhi kriteria eliminasi kusta yaitu 1 per 10.000 penduduk. Angka prevalensi kusta tersebut menurun pada tahun 2010 menjadi 20.329 kasus dengan prevalensi 0.86 per 10.000 penduduk. Pada tahun 2011 jumlah pasien kusta sebanyak 16.000 orang. Dari 16.000 orang sebanyak 14.554 ada di Indonesia Timur. Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengatakan bahwa Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara terbanyak penduduknya mengidap penyakit kusta setelah India dan Brasil pada tahun 2011 (Hadi S, 2008).
3
Menurut data profil kesehatan di Sulawesi Selatan pada tahun 2011 yaitu jumlah penderita sebanyak 1.889 orang dengan prevalensi 2.7 per 10.000 penduduk , terdiri dari tipe PB 285 orang, tipe MB 1.601 orang. Presentasi MB 74,6 % dan proporsi cacat tingkat dua (II) 114 orang (7,9 %), sedangkan proporsi ulkus plantaris sebanyak 52 orang (3,7%). Kondisi penyakit Kusta di Desa Abbumpunge Dusun Lerang 2 pada tahun 2013 terdapat 121 orang dengan prevalensi 12.1 % dari jumlah penduduk. Data tersebut menunjukkan bahwa prevalensi penyakit kusta cukup besar. Tempat ini merupakan tempat yang mayoritas penduduknya menderita kusta. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik menggunakan rancangan cross sectional, yaitu subjek hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap variabel pada saat penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan dengan sikap keluarga dalam merawat penderita kusta. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Cina Kecamatan Cina Kabupaten Bone pada tanggal 31 Mei – 16 Juni 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga yang memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit kusta di wilayah kerja Puskesmas Cina Desa Abbumpunge Dusun Lerang II Kecamatan Cina Kabupaten Bone dengan jumlah 121 keluarga.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua PMO dari penderita tuberkulosis paru yang termasuk dalam pengobatan kategori I di wilayah kerja Puskesmas Makkasau Kota Makassar dengan jumlah 39 orang yang kemudian diperoleh sample sebanyak 93 orang dengan cara purposive sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden a. Distribusi Frekuensi karakteristik responden keluarga yang merawat pendirita kusta berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, dan pekerjaan Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 3, karakteristik responden (keluarga yang merawat penderita kusta) berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa dari 93 responden, terdapat 15 responden (16,1%) yang berjenis kelamin lakilaki dan 78 responden (83,9%) berjenis kelamin perempuan. Kelompok umur yang memiliki frekuensi terbanyak terdapat pada kelompok umur 20-39 tahun dengan jumlah 45 orang (48,4%) dan kelompok umur yang memiliki frekuensi yang paling sedikit adalah kelompok umur > 59 tahun, yaitu 21 orang (22,6%). Berdasarkan pendidikan dari 93 responden, ada 75 responden (80,6%) yang berpendidikan rendah dan 18 responden (19,4%) telah memiliki pendidikan yang tinggi dan ada 31 responden (33,3%) yang memiliki
4
pekerjaan dan 62 responden (66,7%) tidak memiliki pekerjaan. Karakteristik n Responden Jenis Kelamin : Laki-laki 15 Perempuan 78 Umur : 20 – 39 45 40 – 59 27 >59 21 Pendidikan : Rendah 75 Tinggi 18 Pekerjaan : Bekerja 31 Tidak Bekerja 62 Jumlah 93 Sumber : Data Primer
% 16,1 83,9 48,4 29,0 22,6 80,6 19,4
b. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga tentang Penyakit Kusta Data pengetahuan responden menunjukkan bahwa dari 93 responden, ada 4 responden (4,3%) yang memiliki pengetahuan yang kurang dan 89 responden (95,7%) yang memiliki pengetahuan cukup tentang penyakit Kusta.
Sumber
n 4 89 93
Sikap Negatif Positif Jumlah Sumber
n 4 89 93
% 4,3 95,7 100,0
: Data Primer
Analisis Bivariat 33,3 66,7 100,0
Analisis Univariat
Pengetahuan Kurang Cukup Jumlah
kusta menunjukkan dari 93 responden, ada 4 responden (4,3%) yang memiliki sikap yang negatif dan 89 responden (95,7%) memiliki sikap yang positif dalam merawat penderita kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Cina Kecamatan Cina Kabupaten Bone Tahun 2014.
% 4,3 95,7 100,0
: Data Primer
c. Distribusi Frekuensi Sikap Keluarga dalam Merawat Penderita Kusta Hasil tabulasi data Sikap keluarga dalam merawat penderita
d. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Keluarga dalam merawat penderita Kusta Berdasarkan hasil penelitian, dari 4 responden (100,0%) yang memiliki pengetahuan kurang, ada 2 responden (50,0%) yang memiliki sikap positif dalam merawat penderita kusta, sedangkan dari 89 responden (100,0%) yang memiliki pengetahuan cukup, ada 87 orang (97,8%) yang memiliki sikap positif dalam merawat penderita kusta di wilayah kerja Puskesmas Cina Kecamatan Cina Kabupaten Bone. Hasil uji alternatif fisher’s exact test diperoleh p value = 0,008 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p < yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap keluarga dalam merawat penderita kusta.
5
Sikap Pengetahuan
Jumlah Negatif
Positif
n
%
n
%
n
%
Kurang
2
50,0
2
50,0
4
100,0
Cukup
2
2,2
87
97,8
89
100,0
Jumlah
4
4,3
89
95,7
93
100,0
Sumber
p value
0,008
: Data Primer
PEMBAHASAN e. Hubungan pengetahuan dengan sikap keluarga dalam merawat penderita kusta Berdasarkan hasil uji chisquare terdapat 3 sel yang memiliki nilai kemaknaan kurang dari 5. Dengan hasil tersebut, maka uji yang digunakan adalah uji alternatif yaitu fisher’s exact test dengan p value = 0,008. Nilai ini lebih kecil dari α = 0,05 yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap keluarga dalam merawat penderita kusta. Sikap positif keluarga dalam merawat penderita kusta yang memiliki pengetahuan yang cukup, yaitu 87 orang (97,8%) dan keluarga yang memiliki pengetahuan yang kurang, ada 2 orang (50,0%) yang memiliki sikap positif dalam merawat penderita kusta. Keluarga dalam penelitian ini merawat klien kusta berdasarkan pengetahuannya yang didapatkan secara mandiri ataupun berdasarkan pengetahuan yang didapat dari puskesmas. Keluarga dalam memberikan perawatan dalam penelitian ini ada yang mampu dan ada yang tidak
mampu dalam memberikan perawatan pada klien kusta. Keluarga yang mampu melakukan perawatan dalam penelitian ini didasarkan pada informasi yang didapatkan dari puskesmas dan petugas kesehatan. Keluarga dalam penelitian ini melakukan perawatan umumnya berkaitan dengan luka yang dimiliki penderita kusta. Menyusun suatu tindakan untuk mencegah kondisi keterbatasan dan kecacatan fisik pada klien kusta di masyarakat. Tindakan pencegahan ditekankan pada perawatan kaki, perawatan tangan, dan perawatan mata (WHO, 2000). Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Muchlis (2010) dimana dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan keluarga dalam proses penyembuhan pada penderita kusta. Oleh karena itu, dapat diperoleh kesimpulan bahwa pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap keluarga dalam merawat penderita kusta . KETERBATASAN PENELITIAN Keterbatasan merupakan kelemahan dan hambatan dalam penelitian. Keterbatasan dalam penelitian yang dihadapi peneliti adalah pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner memungkinkan responden menjawab pertanyaan / pernyataan dengan tidak jujur atau tidak mengerti pertanyaan
6
yang dimaksud sehingga hasilnya kurang mewakili secara kualitatif. SIMPULAN 1.
2.
3.
Deskripsi angka prevalensi penyakit kusta menurut WHO,2010 tercatat 2.1 per 10.000 penduduk dengan jumlah kasus kusta 458.320. Indonesia pada tahun 2009 tercatat 21.026 kasus dengan prevalensi 0.91 per 10.000 penduduk dan berhasil memenuhi kriteria eliminasi kusta yaitu 1 per 10.000 penduduk. Berdasarkan data yang di peroleh di puskesmas cina menunjukkan bahwa prevalensi penyakit kusta masih tinggi tercatat 12.1 % dari jumlah penduduk, sehingga daerah lerang 2 kabupaten bone merupakan salah satu daerah endemik. Pengetahuan keluarga cukup tentang : a. Penyakit kusta dapat ditularkan melalui kontak langsung dan lama antara kulit yang luka. b. Pemyakit kusta jika tidak diobati secara teratur dapat mengakibatkan kecacatan. c. Mengkonsultasikan dengan dokter ahli adalah salah satu cara mengetahui sejauh mana keadaan pasien kusta. Sikap keluarga positif dalam merawat penderita kusta : a. Keluarga selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan klien. b. Keluarga memberikan nasehat pada klien kusta untuk berobat secara teratur.
c. Keluarga mendukung klien untuk mengikuti pengobatan. SARAN
1. Diharapkan kepada petugas kesehatan dapat melaksanakan program eliminasi kusta dan pencegahan kecacatan kusta khususnya daerah endemik. 2. Diharapkan kepada keluarga pengetahuan tentang penyakit kusta dapat ditularkan melalui kontak langsung dan lama antara kulit yang luka sehingga sikap yang perlu diperhatikan untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan klien kusta sehingga prevalensi penyakit kusta dapat diturunkan. 3. Diharapkan kepada petugas kesehatan memberikan penghargaan kepada keluarga yang mempunyai sikap yang baik dalam merawat penderita kusta. DAFTAR PUSTAKA Dahlan, M Sopiyudin. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Salemba Medika, Jakarta Fadillah, Zaidatul S. 2013. Hubungan dukungan keluarga dengan persepsi depresi penderita kusta di dua Wilayah Tertinggi Kusta di Kabupaten Jember : Universitas Jember. Firmansyah, Andri. 2012. Hubungan Persepsi Penderita Kusta tentang Dukungan Keluarga dengan Keteraturan perawatan dan Pengobatan pada
7
Penderita Kusta di Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang. Hadi S, 2008. Faktor Resiko Terjadinya Kusta, (Online), http:www.depkes.go.id, diakses 13 Februari 2014. Harahap M, 2000. Ilmu Penyakit Kulit, Cetakan I, Hipokrates, Jakarta. Irianto Koes, 2012. Bakteri Patogen Dan Virus, Cetakan I, Yrama Widya, Bandung. Kurniawan, Bagus. 2011. Penderita Lepra di Indonesia Terbesar ke-3 di Dunia. (online).http://us.health.detik.c om/read/2011/04/07/171659/16 11158/736/penderita-lepra-diindonesia-terbesar-ke-3-didunia?ld991103763. diakses 03 Maret 2014 pukul 10.54 Lewis, Felisa. 2011. Dermatologic Manifestation of Leprosy. (online). http://emedicine.medscape.com /article/1104977-overview.diakses 03 maret 2014 pukul 11.01 Mansjoer A, Dkk, 2008. Kafita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 2, Media Aescalapius, Jakarta. Muchlis, 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga dengan proses penyembuhan pada penderita kusta, Universitas Sumatra Utara. Muttaqin Arif, Dkk. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sisten Integumen, Salemba Medika, Jakarta.
Notoatmodjo S, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta. Nugraheni D, 2005. Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktek Penderita Kusta Dalam Pencarian Pengobatan Di Puskesmas Kenduran (online), jurnal, diakses 11 Februari 2014 pukul 14.07 Nursalam, 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta. Padila, 2012. Keperawatan Keluarga, Numed,Yogyakrta. Puji, Esse dkk. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Edisi 10. STIK Makassar, Makassar. Puskesmas cina . 2013. Data Penderita Kusta Puskesmas Cina. Bone Raharyani Dwi, 2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen,EGC, Jakarta. Suryanda, 2007. Persepsi Masyarakat terhadap Penyakit Kusta. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Susanto, Tantut dkk.2013. Perawatan Klien Kusta Di Komunitas, TIM, Jakarta. Sutik, Meru.2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Kusta dengan Kepetuhan Minum MDT (Multidrung Terapi) pada Pasien Kusta di Puskesmas kejayan dan Puskesmas
8
Pohjentek Kab.Pasuruan .Malang: Universitas Brawijaya. Suwoyo dkk. 2010. Hubungan Pengetahuan dengan Persepsi Kepala Keluarga Terhadap Penderita Kusta. Malang: Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatang Malang. Wawan A, dan Dewi, 2011. Teori dan Pemgukuran Pengetahuan,Sikap,dan Perilaku Manusia, Muha Medika, Yogyakarta. WHO, 2002. Guide to Eliminate Leprosy as a Public Healt Problems. http://www.who.int/lep/resourc es/Guide_Int_E.pdf. diakses 14 maret 2014 pukul 09.50. Wilkinson M.J, dan Ahern R.N, 2011, Buku Saku Diagnosis Keperawatan Nanda Nic Noc, Edisi 9, EGC, Jakarta. Zulkifli, Dr. 2003. Penyakit Kusta dan Masalah yang ditimbulkanya. Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara