STIKES NGUDI WALUYO JURNAL
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA SAAT MENSTRUASI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU HARAPAN BUNDA PEDURUNGAN SEMARANG
Oleh : DEWI ANA LUTHFIANA NIM : 030112b009
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN 2014
2
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA SAAT MENSTRUASI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU HARAPAN BUNDA PEDURUNGAN SEMARANG saat menstruasi di SMP Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang dengan nilai p value 0,002. .Saran bagi remaja putri yang pengetahuannya masih kurang adan cukup diharapkan menambah informasi tentang personal hygiene saat menstruasi dengan cara mengakses informasi dari berbagai sumber agar mencegah terjadinya masalah pada organ reproduksi. Kata kunci : Pengetahuan, Personal Hygiene Saat Menstruasi, Perilaku Remaja Saat Menstruasi.
ABSTRAK Kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi tentang personal hygiene pada remaja putri yang diperoleh dari orang tua maupun sekolah, menyebabkan pengetahuan dan perilaku remaja putri tentang personal hygiene masih sangat kurang. Sehingga masih ada remaja putri yang belum mengetahui cara personal hygiene yang baik dan benar, kapan harus mengganti pembalut, dan cara mencuci pembalut. Perilaku yang kurang dari perawatan hygiene pada saat menstruasi adalah malas mengganti pembalut. Beberapa penyakit yang mudah muncul pada wanita adalah infeksi jamur dan bakteri. Kondisi tersebut biasanya terjadi pada saat wanita dalam masa menstruasi. Salah satu penyebabnya yaitu bakteri yang berkembang pada pembalut Desain penelitian yang digunakan adalah metode korelasi dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling yaitu remaja putri di SMP Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang pada bulan Juni 2014 sebanyak 60 siswi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner berupa 20 pertanyaan pengetahuan dan 10 pernyataan perilaku. Analisa bivariat menggunakan uji kendal tau Hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik tentang personal hygiene saat menstruasi sebanyak 41 responden (68,3%). Sebagian besar responden mempunyai perilaku yang baik saat menstruasi yaitu sebanyak 32 responden (53,3%). Ada hubungan antara pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi dengan perilaku remaja
ABSTRACT Lack of knowledge about personal hygiene reproductive health in adolescent girls obtained from parents and schools, causing the knowledge and behavior of young women about personal hygiene is lacking. So there are girls who do not know how good personal hygiene and correct, when to replace the pads, and how to wash the pads. Behavior that is less than care hygiene during menstruation is lazy replace the pads. Some diseases are easily arise in women is fungal and bacterial infections. The condition usually occurs in women during the menstrual period. One possible cause is bacteria growing on the pads. The study design used was a correlation method with cross sectional approach. Sampling was purposive sampling is in junior high school girls Integrated islamic Harapan Bunda Pedurungan Semarang in June 2014 by 60 female students. Collecting data using a questionnaire of 20 questions and 10
3
statements behavioral knowledge. Bivariate analysis using Kendal tau test. The results showed a large majority of the respondents had a good knowledge about personal hygiene during menstruation were 41 respondents (68.3%). Most respondents have a good behavior during menstruation as many as 32 respondents (53.3%). There is a relationship between knowledge about personal hygiene during menstruation with adolescent behavior in junior high school during menstruation Integrated islamic Harapan Bunda Pedurungan Semarang with p value of 0.002. Advice for young women whose knowledge is still lacking adan reasonably expected to add information about personal hygiene during menstruation with how to access information from a variety of sources in order to prevent the occurrence of problems in the reproductive organs.
Hormon (LH) dan Follicle Stimulating Hormon (FSH) akan meningkat, sehingga merangsang pembentukan hormon seksual. Peningkatan hormon tersebut menyebabkan beberapa perubahan fisik pada remaja putri, yaitu pematangan payudara, ovarium, rahim, dan vagina. Selain itu, pada masa ini dimulai pula siklus menstruasi dan timbul beberapa ciriciri seksual sekunder, seperti tumbuhnya rambut kemaluan dan rambut ketiak (Andira, 2010). Perilaku hygiene merupakan hal penting yang perlu dipelajari secara mendalam. Berdasarkan kajian teoritis yang ada salah satu upaya mengurangi gangguan - gangguan pada saat menstruasi seperti terjadinya infeksi karena jamur dan bakteri yaitu membiasakan diri dengan perilaku hyigiene. Namun perilaku hygiene pada saat menstruasi tidak akan terjadi begu saja, tetapi merupakan sebuah proses yang dipelajari karena individu mengerti dampak positif atau negatif suatu perilaku yang terkait dengan keadaan menstruasi (Indriastuti, 2009). Perilaku yang kurang dari perawatan hygiene pada saat menstruasi adalah malas mengganti pembalut. Beberapa penyakit yang mudah muncul pada wanita adalah infeksi jamur dan bakteri. Kondisi tersebut biasanya terjadi pada saat wanita dalam masa menstruasi. Salah satu penyebabnya yaitu bakteri yang berkembang pada pembalut (Andira, 2010). Hygiene pada saat menstruasi merupakan hal penting dalam menentukan kesehatan organ reproduksi remaja putri, khususnya terhindar dari infeksi alat reproduksi. Oleh karena itu pada saat menstruasi seharusnya perempuan benarbenar dapat menjaga kebersihan organ reproduksi dengan baik, terutama pada bagian vagina, karena apabila tidak dijaga kebersihannya, maka akan menimbulkan mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan virus yang berlebih sehingga dapat mengganggu fungsi organ reproduksi (Indriastuti, 2009).
Keywords: Knowledge, Personal Hygiene When Menstruation, Menstruation When Adolescent Behavior.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masa remaja merupakan periode peralihan dan masa anak ke masa dewasa. Pada masa ini dimulai suatu periode pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa pubertas pada remaja putri ditandai dengan terjadinya menstruasi (Widyastuti, 2008). Menstruasi pertama (menarche) pada remaja putri biasanya terjadi pada rentang usia 8-16 tahun. Terjadinya menarche biasanya pada setiap wanita tidak sama karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain faktor sosial ekonomi, keturunan, kesehatan dan gizi. (Andira, 2010). Menarche merupakan pertanda bahwa seorang remaja sedang mengalami pubertas. Pada masa ini kadar Lutenizinng 4
Hygiene menstruasi dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Sebagian besar dari masyarakat di Indonesia masih mempercayai mitos-mitos pada saat menstruasi seperti tidak boleh keramas selama menstruasi, tidak boleh memotong kuku dan tidak dianjurkan sering gantiganti pembalut. Kurangnya pengetahuan masyarakat menjadikan mereka berpola pikir yang tidak sesuai dengan teori yang sudah ada, yang kemudian berkembang menjadi mitos. Meskipun secara medis, mitos yang berkembang tersebut tidak ilmiah, kenyataannya banyak masyarakat yang masih percaya dengan berita yang tersebut (Andira, 2010). Orang tua khususnya ibu, diharapkan mampu memberikan pengetahuan tentang menstruasi. Jika mengetahui informasi tentang menstruasi maka remaja putri akan siap ketika mendapatkan menstruasi pertama kali (Utami, 2011). Kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi tentang personal hygiene pada remaja putri yang diperoleh dari orang tua maupun sekolah, menyebabkan pengetahuan dan perilaku remaja putri tentang personal hygiene masih sangat kurang. Sehingga masih ada remaja putri yang belum mengetahui cara personal hygiene yang baik dan benar, kapan harus
mengganti pembalut, dan cara mencuci pembalut (Indriastuti, 2009). Di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Harapan Bunda Pedurungan Semarang mempunyai jumlah siswa perempuan sebanyak 130 siswa. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 27 Nopember 2013, peneliti melakukan wawancara dengan 10 remaja putri yang sudah menstruasi dan didapatkan hasil 2 remaja putri dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara personal hygiene baik pada saat menstruasi dan mempunyai perilaku benar tentang personal hygiene pada saat menstruasi disebabkan mereka mendapatkan informasi dari orang tua, sedangkan 8 siswa belum menjawab dengan benar dan perilakunya masih salah dalam melakukan personal hygiene pada saat menstruasi disebabkan belum ada informasi yang didapatkan baik dari orang tua maupun program penyuluhan di sekolah. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin meneliti hubungan pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi dengan perilaku remaja saat menstruasi di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang.
5
KERANGKA KERJA PENELITIAN
A. Kerangka Teori Pengetahuan
1. 2. 3. 4. 5.
Perilaku
1. Faktor predisposisi, yang terwujud dalam sikap, kepercayaan, nilai-nilai. 2. Faktor pendukung, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. 3. Faktor pendorong, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi
Tingkat pendidikan Pengalaman Informasi Budaya Pekerjaan
: Diteliti : Tidak Diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Teori Sumber : Notoadmojo (2007) dan Notoadmojo (2010)
6
B. Kerangka Konsep Pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi
Perilaku remaja menstruasi
Variabel Penelitian Variabel bebas dari penelitian ini adalah pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi. Variabel terikat pada penelitian ini adalah perilaku remaja saat menstruasi.
saat
Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi dengan perilaku remaja saat menstruasi di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang.
C. Definisi Operasional NVariabel o 1 Pengetah uan remaja tentang personal hygiene saat menstruas i
Perilaku 2 personal . hygiene remaja saat
Definisi Operasional Segala sesuatu yang diketahui oleh remaja tentang tentang menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi, cara mengganti pembalut, cara mencuci organ reproduksi, dan pemakaian celana dalam Suatu bentuk evaluasi atau reaksi remaja tentang
Cara ukur
Alat Ukur
Hasil ukur
Skala
Kuesioner sebanyak 20 pernyataan dengan pilihan jawaban benar dan salah pernyataan favourabel 17 pernyataan dengan jawaban benar : nilai 1 dan salah : nilai 0 unfavourabel 3 pernyataan dengan jawaban benar : nilai 0 dan jawaban salah : nilai 1
Kuesi oner
a. Baik (bila Ordinal jawaban benar >76%) Skor : 16-20 b. Cukup (bila jawaban benar 56-76%) Skor : 12-15 c. Kurang (bila jawaban benar <56%) Skor : 0-11
Kuesioner sebanyak 10 pernyataan dengan jawaban menggunakan skala likert : selalu, sering,
Kuesi oner
a. Baik (bila jawaban Ya > 76 %). Skor : 31-40 b. Cukup baik
7
Ordinal
menstru asi
tentang cara membersihk an organ reproduksi, cara mengganti pembalut, dan cara mengganti celana dalam
kadang-kadang, tidak pernah dengan 10 pernyataan favourable Selalu : skor 4 Sering : skor 3 Kadang - kadang : skor 2 Tidak pernah : skor 1
(bila jawaban Ya 56 – 76 %). Skor : 23-30 c. Kurang baik (bila jawaban Ya < 56%). Skor : 0-22
METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Waktu penelitian akan dilakukan pada tanggal 28 Juni 2014. Tempat penelitian akan dilakukan di SMP Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang.
Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode korelasi, yaitu penelitian yang mencari hubungan antara dua variabel. Pendekatan penelitian menggunakan cara cross sectional yaitu obyek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan dalam waktu yang bersamaan.
Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data kuesioner. Data primer kuesioner pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi dan kuesioner perilaku remaja saat menstruasi. Setiap pernyataan sudah dipersiapkan jawabannya dengan ketentuan yaitu pada pernyataan positif untuk jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0, sedangkan untuk pernyataan negatif jika jawaban benar diberi skor 0 dan jawaban salah diberi skor 1.
Populasi Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja putri di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang pada tanggal 28 Juni 2014.
Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja putri di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang pada tanggal 28 Juni 2014. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel penelitian sesuai pertimbangan peneliti.
Analisis Data Analisis univariat dilakukan untuk mendiskripsikan setiap variabel yang diukur dalam penelitian seperti pengetahuan dan perilaku responden. Data kategorik didiskripsiskan dengan mengguanakan distribusi frekuensi. Penyajian data masing-masing
8
variabel disajikan dalam bentuk tabel dengan diinterprestasikan didasarkan hasil yang telah diperoleh. Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan
atau berkorelasi (Notoadmojo, 2010). Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kendal tau yaitu uji yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel.
HASIL PENELITIAN Tabel 5.1. Distribusi frekuensi pengetahuan remaja tentang personal hygiene saat menstruasi di SMP Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang. Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Kurang 2 3,3 Cukup 17 28,3 Baik 41 68,3 Jumlah 60 100,0% Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik
tentang personal hygiene saat menstruasi sebanyak 41 responden (68,3%).
Tabel 5.2. Distribusi frekuensi perilaku remaja saat menstruasi di SMP Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang. Perilaku Frekuensi Persentase (%) Kurang 1 1,7 Cukup 27 45,0 Baik 32 53,3 Jumlah 60 100,0% Berdasarkan tabel 5.2. bahwa sebagian besar responden mempunyai perilaku yang baik saat
Pengetahuan
Kurang Cukup Baik Jumlah
menstruasi yaitu sebanyak responden (53,3%).
32
Tabel 5.3. Hubungan antara pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi dengan perilaku remaja saat menstruasi di SMP Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang. Perilaku Jumlah τ p value Kurang Cukup Baik f % f f % f % 1 50,0 1 50,0 0 0 2 100,0 0,397 0,002 0 0 12 70,6 5 29,4 17 100,0 0 0 14 34,1 27 65,9 41 100,0 1 1,7 27 45,0 32 53,3 60 100,0 ix
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan kurang perilakunya kurang dan cukup masing-masing sebanyak 1 responden (50,0%), responden dengan pengetahuan cukup sebagian besar perilakunya cukup sebanyak 12 responden (70,6%) dan responden dengan pengetahuan baik sebagian besar berperilaku baik sebanyak 27 responden (65,9%). Berdasarkan uji kendal tau dapat dilihat bahwa nilai p value 0,002 < (0,05) artinya ada
hubungan antara pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi dengan perilaku remaja saat menstruasi di SMP Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang. Nilai τ didapatkan 0,397 yang artinya arah korelasi positif dimana semakin baik pengetahuannya semakin baik perilakunya. Tingkat kekuatan hubungan kedua variabel tersebut rendah karena berada pada rentang 0,20-0,399.
pendidikan seksual di dalam pembelajaran sekolah meskipun kurikulum pendidikan seksual tidak berdiri sendiri, tetapi diberikan melalui pelajaran biologi, beberapa materi yang diberikan yaitu reproduksi sehat, proses kehamilan, KB, organorgan reproduksi, sehingga mereka cukup menguasai tentang personal hygiene saat menstruasi. Akses informasipun mudah didapat seperti dari internet. Pertanyaan pada penelitian ini yang paling banyak bisa dijawab adalah pertanyaan no 4 yaitu darah menstruasi bila tidak dibersihkan dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri sebanyak 100% hal ini disebabkan remaja mendapatkan informasi dari pelajaran IPA di sekolah, no 6 yaitu membersihkan vagina sampai dalam dengan sabun dapat menimbulkan terjadinya iritasi bagian dalam vagina sebanyak 95% hal ini merupakan
Pembahasan A. Analisis Univariat 1. Pengetahuan remaja tentang personal hygiene saat menstruasi di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik tentang personal hygiene saat menstruasi sebanyak 41 responden (68,3%). Responden yang berpengetahuan baik disebabkan responden sudah pernah mendapatkan informasi dari orang tua dan saudara yang telah menstruasi. Selain itu mereka juga mendapatkan informasi dari membaca buku dan majalah. Selain itu remaja memiliki pengetahuan baik dikarenakan secara umum remaja SMP sudah mendapatkan menstruasi dan
10
pengalaman remaja sendiri dan no 11 yaitu saat menstruasi sebaiknya mengganti pembalut secara teratur 3-4 kali per hari sebanyak 98% hal ini remaja merasa risih dan di beri informasi oleh ibu dan saudara mereka untuk rajin mengganti pembalut. Pada penelitian ini masih ada responden yang pengetahuan cukup tentang personal hygiene saat menstruasi sebanyak 17 responden (28,3%). Hal ini karena dipengaruhi pengalaman orang sekitar dimana ada menjaga personal hygiene saat menstruasi dengan tidak benar seperti mencuci dengan cairan pembersih vagina, tidak sering mengganti pembalut dan cara membasuh organ genetalia eksterna yang dari belakang ke depan, sehingga pengetahuannya kurang lengkap dan hanya pada kategori cukup saja. Pengalaman pribadi ataupun orang lain dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan. Pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi pada penelitian ini masih ada yang pada kategori kurang sebanyak 2 responden (3,3%). Pengetahuan kurang disebabkan salahnya informasi yang didapatkan oleh responden. Selain itu responden berpengetahuan kurang mengikuti budaya yang merugikan di masyarakat mengenai personal hygiene saat menstruasi.
Budaya mempengaruhi pengetahuan dimana sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi pengetahuan remaja. Menurut Notoatmodjo (2010), budaya yang ada dalam masyarakat dan kondisi politik juga mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah tersebut mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Menurut Soekanto (2011) pengetahuan didapat dari kenyataan atau fakta dengan mendengar dan melihat sendiri melalui alat-alat komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, dan dapat pula diperoleh dari pengalaman berdasakan pikiran kritis. Sedangakan menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan dapat diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain. Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yang terdiri dari indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian di peroleh melalui penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan
11
merupakan dominan yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010). Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Laksmana, 2012). Personal Hygiene saat menstruasi adalah tindakan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan pada daerah kewanitaan pada saat menstruasi (Laksmana, 2012). 2. Perilaku remaja saat menstruasi di SMP Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai perilaku yang baik saat menstruasi yaitu sebanyak 32 responden (53,3%). Pada penelitian ini didapatkan perilaku responden sebagian besar baik disebabkan remaja berperilaku benar saat menstruasi seperti mencuci organ genetalia dengan sabun dan rajin mengganti pembalut. Perilaku yang baik dipengaruhi oleh kebiasaan yang diajarkan dalam keluarga, dimana sejak awal keluarga telah mengajarkan hal-hal yang harus dilakukan saat menstruasi. Perilaku remaja saat menstruasi pada penelitian ini masih ada yang pada kategori cukup sebanyak 27 responden (45,0%). Perilaku cukup didapatkan dari
responden yang masih kurang tepat dalam berperilaku saat menstruasi seperti kurang rajin mengganti pembalut dan cara cebok yang kurang benar. Menurut Laksmana (2012), Langkah-langkah melakukan personal hygiene pada daerah kewanitaan antara lain mencuci bagian luar organ seksual setiap buang air kecil ataupun buang air besar membasuh dari arah depan ke belakang, menggunakan air yang bersih untuk mencuci organ reproduksi, mengganti celana dalam sehari 2 kali, memakai pakaian dalam berbahan katun, untuk mempermudah penyerapan keringat dan mengganti pembalut secara teratur 3-4 kali per hari atau setiap 6 jam sekali dan membiasakan diri mencukur rambut disekitar daerah kemaluan, untuk menghindari tumbuhnya bakteri yang menyebabkan gatal pada daerah reproduksi. Psikologi memandang perilaku manusia sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun kompleks. Perilaku dapat diartikan sebagai suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek yang dapat berbentuk respon internal yang tidak dapat dilihat seperti pengetahuan dan sikap serta respon eksternal yang dapat dilihat seperti tindakan. Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas makhluk hidup yang bersangkutan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan
12
atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini masih didapatkan 1 responden (1,7%) yang perilakunya kurang saat menstruasi. Perilaku yang kurang didapatkan dari pertanyaan perilaku yang baik saat menstruasi banyak yang tidak dilakukan oleh responden. Remaja masih memerlukan bimbingan dalam menjaga kesehatan terutama apa yang harus dilakukan saat menstruasi. 1 remaja ini masih kurang baik perilakunya disebabkan kurangnya informasi dan contoh yang didapatkan dari keluarganya. B. Analisis Bivariat 1.Hubungan antara pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi dengan perilaku remaja saat menstruasi di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi dengan perilaku remaja saat menstruasi di SMP Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang dengan nilai p value 0,002. Nilai τ didapatkan 0,397 yang artinya arah korelasi positif dimana semakin baik pengetahuannya semakin baik perilakunya. Tingkat kekuatan hubungan kedua variabel tersebut rendah karena berada pada rentang 0,20-0,399.
Pengetahuan seseorang berhubungan dengan perilakunya disebabkan dengan pengetahuan yang benar akan personal hygiene saat menstruasi maka akan merubah sikap responden dan mempengaruhi perilaku saat menstruasi. Pengetahuan baik mendorong perilaku yang baik dan benar pula sedangkan pengetahuan yang kurang atau salah akan mengakibatkan perilaku yang tidak benar juga. Adanya hubungan dapat dilihat dari hasil penelitian dimana responden dengan pengetahuan kurang perilakunya kurang dan cukup masingmasing sebanyak 1 responden (50,0%), responden dengan pengetahuan cukup sebagian besar perilakunya cukup sebanyak 12 responden (70,6%) dan responden dengan pengetahuan baik sebagian besar berperilaku baik sebanyak 27 responden (65,9%). Hubungan ini pada taraf rendah disebabkan meskipun pengetahuan responden baik, perilakunya masih ada yang hanya cukup sebanyak 14 responden (34,1%). Menurut Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010) mencoba menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku dan faktor diluar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan oleh 3 faktor, yaitu faktor predisposisi, yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
13
kepercayaan, nilai-nilai dan sebagainya, faktor pendukung, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan dan faktor pendorong, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Teori Green dalam penelitian ini akan digunakan untuk memprediksi bahwa pengetahuan akan mempengaruhi sikap yang kemudian menentukan baik buruknya perilaku seseorang untuk meningkatkan kesehatannya. Pengetahuan yang baik dari responden secara langsung membuat perilaku responden baik juga. Teori Green dalam penelitian ini akan digunakan untuk memprediksi bahwa pengetahuan akan mempengaruhi sikap yang kemudian menentukan baik buruknya perilaku seseorang untuk meningkatkan kesehatannya. Menurut Notoatmodjo (2010) perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relatif lama. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru), ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Pada penelitian ini didapatkan pengetahuan tentang personal hygiene yang baik mendorong
responden untuk berperilaku baik dan benar saat menstruasi karena responden mengetahui pentingnya menjaga personal hygiene saat menstruasi. C. Keterbatasan Penelitian Pengumpulan data untuk mengukur pengetahuan dan perilaku remaja dilakukan bersama-sama di dalam kelas sehingga dalam menjawab kuesioner responden dapat saling bertanya satu sama lain. Waktu penelitian terbatas saat pengambilan rapor sehinga konsentrasi dalam menjawab kuesioner terganggu. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Personal Hygiene Saat Menstruasi Dengan Perilaku Remaja Saat Menstruasi Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang pada 60 responden diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengetahuan tentang personal hygiene remaja putri saat menstruasi di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu baik sebanyak 68,3%. 2. Perilaku tentang personal hygiene remaja putri saat menstruasi di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu baik sebanyak 53,3%.
14
3. Ada hubungan antara pengetahuan tentang personal hygiene saat menstruasi dengan perilaku remaja saat menstruasi di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang. Nilai τ didapatkan 0,397 yang artinya arah korelasi positif dimana semakin baik pengetahuannya semakin baik perilakunya. Tingkat kekuatan hubungan kedua variabel tersebut rendah karena berada pada rentang 0,20-0,399.
diharapkan menambah informasi tentang personal hygiene saat menstruasi dengan cara mengakses informasi dari berbagai sumber agar mencegah terjadinya masalah pada organ reproduksi. 4. Bagi Peneliti Lain Peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku yang baik saat menstruasi seperti sikap remaja tentang personal hygiene saat menstruasi.
DAFTAR PUSTAKA B. Saran 1. Bagi Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Harapan Bunda Pedurungan Semarang diharakan berkerjasama dengan instansi seperti Puskesmas untuk mengadakan tambahan pengetahuan bagi siswinya tentang personal hygiene saat menstruasi dengan mengadakan penyuluhan oleh narasumber yang berkaitan. 2. Bagi Akademik Akademik diharapkan menambah referensi tentang kesehatan reproduksi untuk mendukung penelitian mahasiswa. 3. Bagi Remaja Remaja putri yang pengetahuannya masih kurang adan cukup
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Kelima. Jakarta : Rineka Cipta ; 2006 Andira, D. Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: A-Pluss. Books ; 2010 Ambarwati, Eny Retna dkk. Asuhan Kebidanan Patologi. Jogjakarta: Mitra Cendikia offset ; 2009 Dariyo A. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia; 2004 Indriastuti, Dian Putri. Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Higienis Remaja Putri Pada Saat Menstruasi. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta ; 2009. Laksamana. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka; 2005.
15
Machfoedz, I. Metodologi penelitian bidang kesehatan, keperawatan dan kebidanan.Yogyakarta: Fitramaya ; 2006. Manuaba, Ida. Memahami Kesehatan Reproduksi Remaja Wanita. Jakarta: Buku Kedokteran EGC ; 2006. Notoatmodjo S. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rieneka Cipta ; 2007 Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Adi Mahasatya ; 2005 Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta ; 2007 Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010 Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta ; 2013 Prawirohardjo. Ilmu Kandungan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 2006 Proverawati dan Misaroh. Menarche, Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika; 2009 Riwidikdo. Statiksik Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press; 2009 Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian.
Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta ; 2011 Utami. Hubungan gizi dengan keluhan menstruasi pada remaja. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor ; 2004
Jakarta : Alfabeta ; 2009. Suliha. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika ; 2006 Sarwono, S. W. Psikologi Remaja, Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo; 2007
16