PERBEDAAN PERILAKU DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA PADA WANITA USIA 20- 40 TAHUN DI WILAYAH PUSKESMAS GEBANG PURWOREJO Eavina Andilala *), Dewi Puspita S.Kp., M.Sc **), Vistra Veftisia S.SiT ***) *)Mahasiswa D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo ***)Dosen Pembimbing STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK Pencegahan kanker payudara dapat dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin untuk mengenal perubahan payudara. Deteksi dini sangat penting dalam pencegahan kanker, pada tahun 2011 jumlah penderita kanker payudara di Kabupaten Purworejo sebanyak 53 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbedaan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara Sebelum dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Kanker Payudara pada Wanita Usia 20- 40 Tahun di Wilayah Puskesmas Gebang Purworejo. Desain penelitian ini menggunakan pre exsperiment design dengan pendekatan “ one group pre-post test design” dengan populasi 436 responden, menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 81 orang. Uji statistik yang dilakukan adalah uji t test dependent. Hasil penelitian perilaku deteksi dini kanker payudara responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan dalam kategori kurang sebanyak 39 responden (48,1 %) dan setelah diberikan pendidikan kesehatan dalam kategori baik sebanyak 33 responden (40,7 %). Menggunakan uji t test dependent dengan taraf signifikansi 5 % (0,05) didapatkan p value sebesar 0,000 sehingga ada perbedaan perilaku deteksi dini kanker payudara sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan tentang kanker payudara pada wanita usia 20 - 40 tahun di wilayah puskesmas Gebang Purworejo. Kata kunci : Perilaku deteksi dini kanker payudara, Pendidikan Kesehatan, Kepustakaan : 21 (2001 – 2012)
Perbedaan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara Sebelum Dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Kanker Payudara Pada Wanita Usia 20- 40 Tahun Di Wilayah Puskesmas Gebang Purworejo
1
THE BEHAVIOR EARLY DETECTION OF BREAST CANCER BEFORE AND AFTER GETTING HEALTH EDUCATION ABOUT BREAST CANCER IN WOMEN AGED 20 TO 40 YEARS OLD IN THE WORKING REGION AT GEBANG HEALTH CENTER PURWOREJO
ABSTRACT Prevention of breast cancer can be done by doing breast self-examination (BSE) on a regular basis with the aim to feel and know the curves of breast so that if there is a change can be immediately known. The purpose of this study was to determine the difference of behavior to do Early Detection of Breast Cancer Before and After Getting Health Education About Breast Cancer in Women Aged 20 to 40 Years old in the Working Region at Gebang Health Center Purworejo. This research design used pre exsperiment design with a "one-group pre-post test design". The population in this study was all women aged 20-40 years old who 436 totally. The sampling technique used accidental sampling with the total samples of 81 people. The statistical test was performed by dependent t test. The results showed that most of the behavior to do early detection of breast cancer before the respondents got health education was in the poor category, in 39 respondents (48.1%) and most of the behavior to do early detection of breast cancer after getting health education was in good categories in 33 respondents (40.7%). We hope this research can broaden the knowledge of community in the health center about breast cancer so that they can perform BSE as an early detection and to increase awareness of women aged over 20 years old for the early detection of breast cancer. Keywords Education References
: Behavior Early Detection of Breast Cancer, Health : 23 (2001 – 2011)
Perbedaan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara Sebelum Dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Kanker Payudara Pada Wanita Usia 20- 40 Tahun Di Wilayah Puskesmas Gebang Purworejo
2
PENDAHULUAN Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel pada payudara (Alamsyah, 2009). Penyebab kanker payudara antara lain gaya hidup wanita masa kini yang gemar mengkonsumsi junk food dan makanan berkadar lemak tinggi, diet, mengkonsumsi alkohol, radiasi kecantikan, pengobatan hormonal, merokok, peptisida dan pencemaran lingkungan (Anonim, 2011). Pencegahan kanker payudara dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin untuk merasakan perubahan pada payudara. Sadari harus dilakukan dengan disiplin setiap bulan (Bustan, 2007). Rekomendasi dari American Cancer Society (2003) wanita berusia diatas 20 tahun harus memeriksakan payudara minimal 3 tahun sekali, dan melakukan SADARI dengan tepat sesuai dengan pedoman teknik SADARI. Wanita usia 40 tahun harus melakukan mamografi secara rutin dan pemeriksaan klinik setiap tahun, wanita dengan riwayat kanker payudara harus mengikuti additional test (brest ultrasound atau MRI), serta meningkatkan frekuensi pemeriksaan payudara. Pendidikan kesehatan pada masyarakat bertujuan untuk mengatasi masalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang ada pada setiap individu, keluarga atau masyarakat yang nantinya terbentuk perubahan perilaku sehat sesuai dengan kaidah kesehatan (Notoatmodjo, 2010). Perubahan perilaku tidaklah langsung terjadi
ketika pendidikan kesehatan telah selesai dilakukan, dibutuhkan rencana dan strategi pendekatan perubahan perilaku AIETA untuk mencapai tujuan pendidikan kesehatan. Menurut Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2010) terdapat proses berurutan untuk mencapai perilaku baru, yaitu A (Awareness) individu menyadari dan mengetahui keberadaan stimulus, I (Interest) ketertarikan terhadap stimulus, E (Evaluation) individu memperhitungkan baik tidaknya stimulus, T (Trial) individu mencoba melakukan sesuai stimulus, A (Adoption) individu berperilaku baru. Data dari International Agency Research of Cancer tahun 2008 insiden kanker payudara di Amerika Serikat 130/100.000 penduduk, Inggris 116/100.000 penduduk, Belanda 91/100.000 penduduk, Indonesia 26/100.000 penduduk (Hisham, 2008; Yip, 2010). Data dari register RSUP Karyadi Semarang kanker payudara pada tahun 2010 angka kejadian kanker payudara 634 kasus, 9,1% terjadi pada usia di bawah 30 tahun dan 21 tahun yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan konsumsi makanan berkadar lemak (Gondhowiardjo, 2004). Data Dinas Kesehatan tahun 2011 penderita kanker payudara di Kabupaten Purworejo sebanyak 53 orang, diantaranya 11 orang di Kecamatan Gebang. Data dari Puskesmas Gebang tahun 2011 didesa Bendosari terdapat 5 orang yang terdiagnosa kanker payudara dan 1 diantaranya meninggal dunia.
Perbedaan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara Sebelum Dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Kanker Payudara Pada Wanita Usia 20- 40 Tahun Di Wilayah Puskesmas Gebang Purworejo
3
TUJUAN Mengetahui perbedaan perilaku deteksi dini kanker payudara sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan tentang kanker payudara pada wanita usia 20- 40 tahun di Wilayah Puskesmas Gebang Purworejo.
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi umur responden di wilayah Puskesmas Gebang Purworejo Umur Frekuensi Persentase (%) 20-30 tahun 62 76,5 > 30 tahun 19 23,5 Total 81 100,0 Responden berumur antara 20-30 tahun sebanyak 62 MANFAAT responden (76,5 %) dan Penelitian ini diharapkan responden dengan umur > 30 dapat membuka wawasan tahun 19 responden (23,5 %). masyarakat di wilayah Puskesmas 2. Pendidikan responden Gebang Purworejo mengenai kanker Tabel 4.2 Distribusi frekuensi payudara sehingga dapat melakukan pendidikan responden di SADARI sebagai deteksi secara dini wilayah Puskesmas Gebang serta meningkatkan kesadaran wanita Purworejo usia diatas 20 tahun untuk dapatPendidikan Frekuensi Persentase (%) lebih menjaga diri mereka dari SD 16 19,8 kanker payudara. SMP 34 42,0 METODE SMA 27 33,3 Desain penelitian pada PT 4 4,9 penelitian ini adalah pre-eksperiment Total 81 100,0 design dengan pendekatan one group Responden dengan pretest posttest. Penelitian dilakukan pendidikan SMP 34 orang (42,0 di Wilayah kerja Puskesmas Gebang %) dan responden dengan Kabupaten Purworejo pada tanggal 4 pendidikan perguruan tinggi (PT) bulan Desember 2014 sampai 5 4 responden (4,9 %). Januari 2015. Populasi pada 3. Pekerjaan responden penelitian ini adalah seluruh wanita Tabel 4.3 Distribusi frekuensi usia 20-40 tahun di Wilayah pekerjaan responden di Puskesmas Gebang Kabupaten wilayah Puskesmas Gebang Purworejo berjumlah 436 orang. Purworejo Sampel pada penelitian ini berjumlahPekerjaan Frekuensi Persentase 81 responden. Teknik pengambilan (%) sampel menggunakan metodeIRT 31 38,3 accidental sampling. Wiraswasta 6 7,4 Karyawan 9 11,1 HASIL Karakteristik responden diTani/Buruh 33 40,7 Wilayah Puskesmas GebangPNS/TNI/POLRI 2 2,5 Kabupaten Purworejo. Total 81 100,0 1. Umur responden Perbedaan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara Sebelum Dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Kanker Payudara Pada Wanita Usia 20- 40 Tahun Di Wilayah Puskesmas Gebang Purworejo
4
Responden yang bekerja sebagai tani/buruh sebanyak 33 responden (40,7%) dan responden yang bekerja sebagai PNS/TNI/POLRI 2 responden (2,5 %). Analisis Univariat Gambaran perilaku deteksi dini kanker payudara sebelum pemberian pendidikan kesehatan pada wanita usia 20 - 40 tahun di wilayah puskesmas Gebang Purworejo dalam kategori kurang sebanyak 39 responden (48,1 %) dan perilaku deteksi dini kanker payudara dalam kategori baik sebanyak 14 responden (17,3 %). Gambaran perilaku deteksi dini kanker payudara sesudah pemberian pendidikan kesehatan pada wanita usia 20 - 40 tahun di wilayah puskesmas Gebang Purworejo dalam kategori baik sebanyak 33 responden (40,7 %) perilaku deteksi dini kanker payudara dalam kategori kurang sebanyak 21 responden (25,9 %). Perbedaan perilaku deteksi dini kanker payudara sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan tentang kanker payudara pada wanita usia 20 - 40 tahun di wilayah Puskesmas Gebang Purworejo, responden dengan kategori baik sebanyak 33 responden (40,7%), dan hanya 21 responden (25,9%) yang mempunyai perilaku deters dini kanker payudara dalam kategori kurang. Analisis Bivariat Hasil analisa terhadap 81 responden sebelum diberikan
pendidikan kesehatan nilai mean sebesar 7,49 dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan nilai mean responden sebesar 9,52 sehingga didapatkan nilai mean differences perilaku deteksi dini kanker payudara pada responden sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan sebesar - 2.025. Hasil analisis data didapatkan nilai t = 8,567 dan uji menggunakan t-test dependent didapatkan bahwa p value = 0,000 (pα=0,05), berarti ada perbedaan perilaku deteksi dini kanker payudara sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kanker payudara pada wanita usia 20 - 40 tahun di wilayah Puskesmas Gebang Purworejo. PEMBAHASAN Perbedaan perilaku deteksi dini kanker payudara sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan tentang kanker payudara pada wanita usia 20 - 40 tahun di wilayah Puskesmas Gebang Purworejo, responden dengan kategori baik sebanyak 14 responden (17,3%) sebelum di berikan pendidikan kesehatan dan 33 responden (40,7%) setelah mendapatkan pendidikan kesehatan. Perbedaan perilaku tersebut di dukung oleh tingkat pendidikan responden yaitu perguruan tinggi dan SMA (33,3) serta sebagian responden berprofesi sebagai PNS (2,5) dan berwiraswasta (7,4). Tingkat pendidikan yang tinggi menjadikan responden mudah mencerna berbagai informasi yang didapatkannya. Responden juga mempunyai banyak waktu untuk
Perbedaan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara Sebelum Dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Kanker Payudara Pada Wanita Usia 20- 40 Tahun Di Wilayah Puskesmas Gebang Purworejo
5
berinteraksi dengan lingkungannya sehingga memudahkan untuk mendapatkan banyak informasi tentang kanker payudara. Sebagian responden dengan kategori cukup berjumlah 28 responden (34,6%) sebelum mendapatkan pendidikan kesehatan dan 27 responden (33,3%) setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang kanker payudara, hal ini disebabkan responden mempunyai pengetahuan yang kurang, sehingga responden tidak melakukan perilaku deteksi dini kanker payudara, karena dalam diri individu belum terjadi proses perilaku yang sempurna. Faktor pekerjaan juga mempengaruhi perilaku deteksi dini kanker payudara karena responden tidak mempunyai banyak waktu untuk berinteraksi dengan lingkungan, dan sumber informasi seperti media massa, media elektronik yang sangat terbatas. Sebagian responden dengan kategori kurang yaitu 39 responden (48,1%) sebelum di berikan pendidikan kesehatan dan 21 responden (25,9%) setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang kanker payudara, hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden yang berpendidikan setingkat SMP (42,0 %) dan SD (19,8%). Tingkat pendidikan sebagian responden yang masih tergolong dalam kategori rendah menyebabkan sebagian besar responden kesulitan dalam menerima informasi baru yang diterimanya. Seseorang yang berpendidikan rendah cenderung akan berpikiran simpel dan tidak peduli dengan
segala informasi tentang kanker payudara. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 83,3% responden tidak mengetahui kapan dan berapa lama SADARI dilakukan yaitu dengan menjawab bahwa SADARI sebaiknya dilakukan setahun sekali dengan frekuensi kurang lebih 30 menit, selain itu dalam melakukan pemeriksaan payudara sebagian besar responden juga tidak mengetahui untuk mengangkat tangan ketika melakukan pemeriksaan payudara sendiri (59,3%) dan tidak meraba seluruh bagian payudara dengan variasi tekanan ketika memeriksa payudara. Berdasarkan hasil jawaban tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yang tergolong rendah berpengaruh terhadap pengetahuan responden yang kurang tentang kanker payudara yaitu hanya sebatas makna harfiahnya saja tanpa mengetahui isi dari semua tahap-tahap pemeriksaan payudara yang benar. KESIMPULAN Terdapat perbedaan perilaku deteksi dini kanker payudara sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kanker payudara pada wanita usia 20 - 40 tahun di wilayah Puskesmas Gebang Purworejo dengan nila p value 0,000 (pα=0,05). SARAN 1. Profesi Kebidanan Diharapkan dapat memberikan informasi dan pengajaran pada masyarakat tentang cara
Perbedaan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara Sebelum Dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Kanker Payudara Pada Wanita Usia 20- 40 Tahun Di Wilayah Puskesmas Gebang Purworejo
6
2.
3.
melakukan SADARI dan keuntungan SADARI secara teratur. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan tentang kanker payudara serta untuk memperoleh pengalaman menganalisis perilaku deteksi dini kanker payudara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Bagi Masyarakat Diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat di wilayah Puskesmas Gebang Purworejo mengenai kanker payudara dan meningkatkan kesadaran wanita usia diatas 20 tahun untuk dapat melakukan pencegahan terhadap kanker payudara.
DAFTAR PUSTAKA Alamsyah (2009). Breast Cancer Screening. Diambil pada tanggal 28 Februari dari http://Alamsyah. psizerpeduli.com Anonim, 2010. Kanker Payudara. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Azwar, S., 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pusta Pelajar Bustan, M, 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta Dahlan, M. 2008. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika Dariyo, Agoes. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta : P. Grasindo
Anggota Ikap Dewi, L, 2011. Aku Sembuh Dari Kanker Payudara. Yogyakarta : Tugu Publisher Fitriani, S, 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Gondhowiarjo, 2004. Berdamai dengan Kanker. Jakarta: puspa Swara Gulo, W. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo Handayani, DS (2008). Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku para wanita dewasa awal dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri di kelurahan kalangan kecamatan Pedan klaten. Skripsi. Semarang: PSIK FK UNDIP Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Hikmawati, I, 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika Hisham, Yip, 2010. IARC.Jakarta : Tugu Ilmu Ircham dan Artini, Eko. 2009. Pendidikan Bagian Dari Promosi Kesehatan. Jogjakarta : Fitramaya Kasdu. 2005. Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Swara Mulyana, D. 2011. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosda Karya Notoatmodjo, S, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Perbedaan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara Sebelum Dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Kanker Payudara Pada Wanita Usia 20- 40 Tahun Di Wilayah Puskesmas Gebang Purworejo
7
Notoatmodjo, S, 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. 2009. Konsep dan penerapan Metodologi penelitian ilmu keperawatan: Pedoman skripsi, Tesis dan Instrumen penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Otto, S. 2005. Pemeriksaan Payudara Sendiri. Surabaya: Cipta karya Pamungkas, Z., 2011. Deteksi Dini Kanker Payudara.Yogyakarta : Buku Biru Ranggiasanka, A, 2010. Waspada Kanker Pada Pria dan Wanita. Yogyakarta : Hanggar Kreator Retnowati, V. (2007). Studi Intervensi Pemberian Pelatihan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) pada ibu-ibu PKK di wilayah kecamatan Karang Malang Kabupaten Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Sragen Setiati, E. 2009. Waspadai Empat Kanker Ganas. Yogyakarta : Andi offse Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo…(dkk), EGC, Jakarta Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta : Bandung
Suryaningsih, E. 2009. Kupas Tuntas Kanker Payudara. Yogjakarta : Paradigma Indonesia Swart, R., et all. 2010. Breast Cancer. Journal of Social Theory and Health Widyaningrum, D.N. (2009). Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Wanita Usia Dewasa tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) untuk Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Pedurungan Lor, Semarang. UNDIP. Semarang Widyastuti, Y., 2010.Kesehatan Reproduksi, Fitramaya,Yogyakarta YKI, 2009. Informasi Dasar Tentang Kanker Pedoman Bagi Penyuluhan Kanker. Jakarta, Binarupa Aksara. Zava, D, 2008. Kanker Payudara. Jakarta : Daras Books Zuckerman, 2011. Keganasan Kanker Payudara. Yogyakarta : Paradigma Indonesia
Perbedaan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara Sebelum Dan Sesudah Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang Kanker Payudara Pada Wanita Usia 20- 40 Tahun Di Wilayah Puskesmas Gebang Purworejo
8