PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MINUMAN JAHE DENGAN MINUMAN KAPULAGA TERHADAP MORNING SICKNESS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DIKELURAHAN NGEMPON KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG Ayu Ardani 030112b005 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Progran Studi Diploma IV Kebidanan e-mail :
[email protected] ABSTRAK Morning sickness dialami oleh sekitar 70-80% wanita hamil dan merupakan fenomena yang sering terjadi pada umur kehamilan 5-12 minggu. Morning sickness disebabkan oleh peningkatan hormon estrogen, progesteron, pengeluaaran human chorionic gonadotropin dan dapat diturunkan dengan terapi minuman jahe atau dengan minuman kapulaga. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan efekttifitas pemberian terapi minuman jahe dengan minuman kapulaga terhadap morning sickness pada ibu hamil trimester 1 di Kelurahan Ngempon Kecamtan Bergas Kabupaten semarang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non equivalent pretest-postest group. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil trimester I di Kelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten semarang pada bulan Desember 2013 sampai januari 2014 yaitu 43, sampel penelitian meliputi 31 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan uji t-test. Hasil uji statistik menunjukkan rata-rata tingkat morning sickness ibu hamil sesudah diberikan terapi minuman jahe sebesar 7,5. Nilai ini lebih rendah dibandingkan nilai rata-rata tingkat morning sickness sesudah diberikan terapi minuman kapulaga sebesar 9,93. Dengan nilai p-valeu sebesar 0,005 < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan secara bermakna efektifitas terapi minuman jahe dengan terapi minuman kapulaga terhadap morning sickness pada ibu hamil trimester I di Kelurahan Ngempon Kecamatan Bergas. Saran yang bisa disampaikan peneliti yaitu diharapkan ibu untuk mengkosumsi minuman jahe dan minuman kapulaga untuk mengurangi mual muntahnya, sehingga dapat mengurangi penggunaan obat-obtan farmakologi yang memiliki efek samping. Kata kunci Kepustakaan
: Morning Sickness, Jahe, Kapulaga. : 21 ( 2003 – 2013 )
PENDAHULUAN Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh ibu. Perubahanperubahan itu untuk menyesuaikan tubuh ibu pada keadaan kehamilannya (Ratna, 2010). Perubahan tersebut sebagian besar adalah karena pengaruh hormon, yaitu peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Segera setelah terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh, maka akan muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya mual
muntah, keletihan, dan pembesaran pada payudara. (Hani,dkk 2011). Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling menyebabkan stres yang dikaitkan dengan kehamilan (Tiran, 2009). Mual muntah pada kehamilan umumnya disebut morning sickness, dialami oleh sekitar 7080% wanita hamil dan merupakan fenomena yang sering terjadi pada umur kehamilan 5-12 minggu (Edelman, 2004; Quinland, 2005 dalam Runiari 2010).
Perbandingan Efektifitas Pemberian Terapi Minuman Jahe Dengan Minuman Kapulaga Terhadap Morning Sickness Pada Ibu Hamil Trimester I Dikelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
1
Mual dan muntah pada kehamilan biasanya bersifat ringan dan merupakan kondisi yang dapat dikontrol sesuai dengan kondisi masing-masing individu. Meskipun kondisi ini biasanya berhenti pada trimester pertama namun gejalanya dapat menimbulkan gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, penurunan berat badan, serta tidak keseimbangan elektrolit (Steele, 2001 dalam Runiari 2010). Mual dan muntah pada kehamilan berlebih atau hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan wanita, namun juga dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, bayi lahir rendah, kelahiran prematur, serta malforasi pada bayi baru lahir. Kejadian pertumbuhan janin terhambat (Intrauterine growth retardation/IUGR) meningkat pada wanita hamil dengan hiperemesis gravidarum (Health & Medicine Week, 2005 dalam Runiari 2010), Upaya yang dapat dilakukan perawat dalam membantu beradaptasi dengan mual dan muntah melalui alternatif tindakan baik nonfarmakologi maupun farmakologi. Beberapa tindakan nonfarmakologi yang diterapkan pada klien adalah menganjurkan klien mengonsumsi jahe dalam bentuk teh jahe, teknik relaksasi, dan aromaterapi (Runiari, 2010). Menurut Rukmana dalam Ramadhan (2013) jahe adalah tanaman dengan sejuta khasiat yang telah dikenal sejak lama oleh manusia di muka bumi. Jahe merupakan salah satu rempah penting. Rimpangnya sangat luas dipakai, antara lain sebagai bumbu masak, minuman, serta permen dan juga digunakan dalam ramuan obat tradisianal. Pengobatan herbal yang lain menggunakan tumbuhan untuk mengatasi morning sickness adalah kapulaga. Kapulaga merupakan salah satu pilihan terapi herbal lainnya yang efektif dalam mengatasi mual dan muntah (morning sickness) selama kehamilan.
METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian non equivalent pretest-postest group. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil trimester I di Kelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten semarang pada bulan Desember 2013 sampai januari 2014 yaitu 43, sampel penelitian meliputi 31 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan uji t-test. Untuk mengetahui perbandingan efekttifitas pemberian terapi minuman jahe dengan minuman kapulaga terhadap morning sickness pada ibu hamil trimester 1 di Kelurahan Ngempon Kecamtan Bergas Kabupaten semarang. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Hamil TM 1 di Kel. Ngempon Kec. Bergas, 2014. Umur Kelompok Kelompok Jahe Kapulaga F % F % < 20 Tahun 1 6,3 2 13,3 20-35 Tahun 13 81,3 10 66,7 > 35 Tahun 2 12,5 3 20,0 Jumlah 16 100,0 15 100,0 Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 16 ibu hamil kelompok minuman jahe sebagian besar berumur 20-35 tahun, yaitu sejumlah 13 orang (81,3%), sedangkan dari 15 responden kelompok minuman kapulaga sebagian besar juga berumur 20-35 tahun, yaitu sejumlah 10 orang (66,7%). B. Analisis Univariat 1. Morning Sickness pada Ibu Hamil TM 1 Sebelum Diberikan Terapi Minuman Jahe.
Perbandingan Efektifitas Pemberian Terapi Minuman Jahe Dengan Minuman Kapulaga Terhadap Morning Sickness Pada Ibu Hamil Trimester I Dikelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
2
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Morning Sickness pada Ibu Hamil TM 1 Sebelum Diberikan Terapi Minuman Jahe di Kel. Ngempon Kec. Bergas, 2014. Morning Frekuensi Persentase Sickness (%) Tidak Mual Muntah 0 0,0 Ringan 6 37,5 Sedang 9 56,3 Berat 1 6,3 Jumlah 16 100,0 Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebelum diberikan terapi minum jahe, sebagian besar ibu mengalami morning sickness tingkat sedang, yaitu sejumlah 9 orang (56,3%). 2. Morning Sickness pada Ibu Hamil TM 1 Sesudah Diberikan Terapi Minuman Jahe. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Morning Sickness pada Ibu Hamil TM 1 Sesudah Diberikan Terapi Minuman Jahe di Kel. Ngempon Kec. Bergas, 2014. Morning Frekuensi Persentase Sickness (%) Tidak Mual Muntah 5 31,3 Ringan 9 56,3 Sedang 2 12,5 Berat 0 0,0 Jumlah 16 100,0 Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sesudah diberikan terapi minum jahe, sebagian besar ibu mengalami morning sickness tingkat ringan, yaitu sejumlah 9 orang (56,3%). 3. Morning Sickness pada Ibu Hamil TM 1 Sebelum Diberikan Terapi Minuman Kapulaga.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Morning Sickness pada Ibu Hamil TM 1 Sebelum Diberikan Terapi Minuman Kapulaga di Kel. Ngempon Kec. Bergas, 2014. Morning Frekuensi Persentase Sickness (%) Tidak Mual Muntah 0 0,0 Ringan 5 33,3 Sedang 10 66,7 Berat 0 0,0 Jumlah 15 100,0 Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebelum diberikan terapi minuman kapulaga, sebagian besar ibu mengalami morning sickness tingkat sedang, yaitu sejumlah 10 orang (66,7%). 4. Morning Sickness pada Ibu Hamil TM 1 Sesudah Diberikan Terapi Minuman Kapulaga. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Morning Sickness pada Ibu Hamil TM 1 Sesudah Diberikan Terapi Minuman Kapulaga di Kel. Ngempon Kec. Bergas, 2014. Morning Frekuensi Persentase Sickness (%) Tidak Mual Muntah 0 0,0 Ringan 7 46,7 Sedang 8 53,3 Berat 0 0,0 Jumlah 15 100,0 Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sesudah diberikan terapi minuman kapulaga, sebagian besar ibu mengalami morning sickness tingkat sedang, yaitu sejumlah 8 orang (53,3%). C. Analisis Bivariat Analisis ini digunakan untuk menganalisis perbandingan efektifitas
Perbandingan Efektifitas Pemberian Terapi Minuman Jahe Dengan Minuman Kapulaga Terhadap Morning Sickness Pada Ibu Hamil Trimester I Dikelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
3
pemberian terapi minuman jahe dengan minuman kapulaga terhadap morning sickness pada ibu hamil trimester 1 di Kel. Ngempon Kec. Bergas. Untuk menganalisis perbandingan ini, dilakukan uji t independen dan uji t dependen karena data yang diperoleh berdistribusi normal. 1. Perbedaan Morning Sickness Ibu Sebelum dan Sesudah Diberikan Minuman Jahe. Tabel 5.6 Perbedaan Morning Sickness Sebelum dan Sesudah Diberikan Minuman Jahe pada Ibu Hamil TM I di Kel. Ngempon Kec. Bergas, 2014. Variabel Perlakuan N Mean Morning Sebelum Sickness Sesudah
SD
16 11,19 2,903 16 7,50 2,191
p-value 0,000
Berdasarkan tabel 5.7, dapat diketahui bahwa rata-rata skor morning sickness ibu hamil sebelum diberikan terapi minuman jahe sebesar 11,19, kemudian sesudah diberikan terapi minuman jahe, skor morning sickness berkurang menjadi 7,50. Berdasarkan uji t dependen, diperoleh nilai t hitung sebesar 7,672 dengan p-value sebesar 0,000. Terlihat bahwa pvalue 0,000 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna tingkat morning sickness ibu hamil TM I sebelum dan sesudah diberikan terapi minuman jahe di Kel. Ngempon Kec. Bergas. 2. Perbedaan Morning Sickness Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah Diberikan Minuman Kapulaga. Tabel 5.7 Perbedaan Morning Sickness Sebelum dan Sesudah Diberikan Minuman Kapulaga pada Ibu Hamil TM I di
Kel. Ngempon Bergas, 2014. Variabel Perlakuan N Mean Morning Sebelum Sickness Sesudah
SD
15 11,07 2,549 15 9,93 2,282
Kec.
p-value 0,001
Berdasarkan tabel 5.8, dapat diketahui bahwa rata-rata skor morning sickness ibu hamil sebelum diberikan terapi minuman kapulaga sebesar 11,07, kemudian sesudah diberikan terapi minuman kapulaga, skor morning sickness berkurang menjadi 9,93. Berdasarkan uji t dependen, diperoleh nilai t hitung sebesar 4,432 dengan p-value sebesar 0,001. Terlihat bahwa pvalue 0,001 < (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna tingkat morning sickness ibu hamil TM I sebelum dan sesudah diberikan terapi minuman kapulaga di Kel. Ngempon Kec. Bergas. 3. Perbedaan Efektifitas Pemberian Terapi Minuman Jahe dengan Minuman Kapulaga terhadap Morning Sickness pada Ibu Hamil Trimester I. Untuk menguji perbedaan efektifitas ini, dilakukan uji perbedaan tingkat morning sickness sesudah diberikan terapi minuman jahe dan sesudah diberikan terapi minuman kapulaga. Jika terdapat perbedaan setelah terapi (p-value < 0,05), maka ada perbedaan efektifitas pemberian terapi minuman jahe dengan terapi minuman kapulaga terhadap morning sickness pada ibu hamil TM 1, begitupun sebaliknya. Tabel 5.8 Perbedaan Efektifitas Pemberian Terapi Minuman Jahe dengan Minuman Kapulaga terhadap Morning Sickness pada Ibu Hamil Trimester I di Kelurahan
Perbandingan Efektifitas Pemberian Terapi Minuman Jahe Dengan Minuman Kapulaga Terhadap Morning Sickness Pada Ibu Hamil Trimester I Dikelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
4
Ngempon Kecamatan Bergas Tahun 2014. Variabel Morning Sickness
Kelompok Jahe Kapulaga
N 16 15
Mean 7,50 9,93
SD 2,191 2,282
p-value 0,005
Berdasarkan tabel 5.9, diketahui bahwa rata-rata skor morning sickness ibu hamil sesudah diberikan terapi minuman jahe sebesar 7,5, nilai ini lebih rendah dibandingkan rata-rata skor morning sickness ibu sesudah diberikan terapi minuman kapulaga sebesar 9,93. Berdasarkan uji t independen, didapatkan nilai t hitung = -3,029 dengan p-value sebesar 0,005. Karena p-value 0,005 < (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan secara bermakna efektifitas terapi minuman jahe dengan terapi minuman kapulaga terhadap morning sickness pada ibu hamil TM I di Kelurahan Ngempon Kecamatan Bergas. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan telah dihubungkan dengan teori-teori yang ada maka di dapatkan hasil pembahasan sebagai berikut.
A. Analisa Uivariat 1. Gambaran Umum Morning Sickness Pada Ibu Hamil Trimester I Sebelum Diberikan Terapi Minuman Jahe Pada Kelompok Intervensi Terapi Minuman Jahe Dan Sebelum Diberikan Terapi Minuman Kapulaga Pada Kelompok Intervensi Terapi Minuman Kapulaga Di Kelurahan Ngempon Kecamatan Bergas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi morning sickness sebelum diberikan minuman jahe (pre test) pada kelompok intervensi terapi minuman jahe dari 16 responden menunjukkan 6 responden (37,5%)
mengalami morning sickness ringan, 9 responden (56,3%) mengalami morning sickness sedang dan 1 responden (6,3%) mengalami morning sickness berat. Berdasarkan hasil penelitian, yang paling banyak menderita morning sickness sebelum diberikan terapi minuman jahe didapatkan 9 responden (56,3%) yang mengalami morning sickness sedang karena menurut vivian (2005) bahwa morning sickness sedang yaitu ibu hamil yang mengalami mual muntah 4-9 kali dalam sehari. Sedangkan hasil penelitian pada kelompok intervensi terapi minuman kapulaga menunjukkan bahwa frekuensi morning sickness sebelum diberikan minuman kapulaga (pre test) dari 15 responden menunjukkan 2 responden (13,3%) mengalami morning sickness ringan, 10 responden (66,7%) mengalami morning sickness sedang dan 3 responden (20,0%) mengalami morning sickness berat. Berdasarkan hasil penelitian, yang paling banyak menderita morning sickness sebelum diberikan terapi minuman kapulaga didapatkan 10 responden (66,7%) yang mengalami morning sickness sedang karena menurut vivian (2005) bahwa morning sickness sedang yaitu ibu hamil yang mengalami mual muntah 4-9 kali dalam sehari. 2. Gambaran Umum Morning Sickness Pada Ibu Hamil Trimester I Sesudah Diberikan Terapi Minuman Jahe Pada Kelompok Intervensi Terapi Minuman Jahe Dan Sesudah Diberikan Terapi Minuman Kapulaga Pada Kelompok Intervensi Terapi Minuman
Perbandingan Efektifitas Pemberian Terapi Minuman Jahe Dengan Minuman Kapulaga Terhadap Morning Sickness Pada Ibu Hamil Trimester I Dikelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
5
Kapulaga Di Kelurahan Ngempon Kecamatan Bergas. Hasil penelitian untuk morning sickness sesudah diberikan terapi minuman jahe (post test) pada kelompok intervensi terapi minuman jahe adalah 2 responden (12,5%) mengalami morning sickness sedang, 9 responden (56,3%) mengalami morning sickness ringan dan 5 responden (31,3%) tidak mengalami morning sickness. Hasil penelitian yang sudah diberikan terapi minuman jahe didapatkan 9 responden (56,3%) yang mengalami morning sickness ringan, karena morning sickness ringan menurut vivian (2005) adalah ibu yang mengalami mual muntah 1-3 kali dalam sehari yang disebabkan oleh hormon estrogen, progesteron dan pengeluaran human chorionic gonadotropin plasenta. Jahe dapat mencegah mual dan muntah karena jahe mampu menjadi penghalang serotinin, sebuah senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat mabuk perjalanan. Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak. Melindungi sistem pencernaan dengan menurunkan keasaman lambung dan menghambat terjadinya iritasi pada saluran pencernaan. Hal ini karena jahe mengandung senyawa aseton dan methanol. Membuang angin, memperkuat lambung, memperbaiki pencernaan dan menghangatkan badan. Sedangkan untuk hasil penelitian morning sickness sesudah diberikan terapi minuman
kapulaga (post test) pada kelompok intervensi terapi minuman kapulaga adalah 8 responden (53,3%) mengalami morning sickness sedang, 7 responden (46,7%) mengalami morning sickness ringan. Hasil penelitian yang sudah diberikan terapi minuman kapulaga didapatkan 8 responden (53,3%) yang mengalami morning sickness sedang, karena morning sickness sedang menurut Vivian (2005) adalah ibu yang mengalami mual muntah 4-9 kali dalam sehari yang disebabkan oleh hormon estrogen, progesteron dan pengeluaran human chorionic gonadotropin plasenta. Menurut Hidayat (2013) efek farmakologis kapulaga dapat mengatasi mual dan muntah karena kapulaga memiliki sifat rasanya agak pahit, hangat. Sebagai penurun panas, antitusif, peluruh dahak dan anti muntah, karena kapulaga baik menjaga pencernaan. Rempah ini dapat membantu menyeimbangkan jumlah cairan di lambung dan kandungan didalamnya terdapat minyak atsiri, mengandung zat cineol yang sifatnya sedap agak pedas menghangatkan seperti minyak kayu putih. B. Analisa Bivariat 1. Perbedaan Morning Sickness Sebelum dan Sesudah Diberikan Minuman Jahe pada Ibu Hamil Trimester I di Kelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Hasil uji statistik menunjukkan rata-rata tingkat morning sickness ibu hamil sebelum diberikan terapi minuman jahe sebesar 11,19. Sedangkan ratarata tingkat morning sickness sesudah diberikan terapi minuman jahe tingkat morning sickness berkurang menjadi 7,50.
Perbandingan Efektifitas Pemberian Terapi Minuman Jahe Dengan Minuman Kapulaga Terhadap Morning Sickness Pada Ibu Hamil Trimester I Dikelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
6
Berdasarkan hasil uji t dependen, diperoleh p-value 0,000 < α (0,005), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna tingkat morning sickness ibu hamil trimester I sebelum dan sesudah diberikan terapi minuman jahe di Kelurahan Ngempon Kecamatan Bergas. Perbedaan ini dilihat dari jawaban yang diberikan ibu pada saat pengisian kuesioner, tanda dan gejala morning sickness yang dialami oleh ibu sebelum diberikan terapi minuman jahe, yaitu 10 responden mengalami sering mual, 4-9 kali dalam sehari, 9 responden kadang-kadang muntah, 1-3 kali dalam sehari, 9 responden mengalami keadaan lemas dan ibu hanya bisa melakukan aktivitas ringan saja, dan 7 responden mengalami gangguan pola makan, dimana ibu mengalami mual muntah setiap makan makanan yang merangsang mual muntah. Sedangkan sesudah diberikan terapi minuman jahe ibu mengalami penurunan morning sickness, dilihat dari tanda dan gejala morningg sickness yaitu 9 responden kadang-kadang mengalami mual, 1-3 kali dalam sehari, 9 responden tidak mengalami mual muntah, 9 responden bisa melakukan semua aktivitas namun sesekali masih timbul rasa mual dan muntah, dan 9 responden tidak mengalami gangguan pola makan. Suririnah (2008) berpendapat bahwa tanda dan gejala morning sickness ada 3 yaitu yang pertama gejala mual adalah gejala ini sering terjadi pada pagi hari, meskipun ada pula beberapa ibu yang mengalaminya disaat siang dan malam hari, hal ini disebabkan oleh karena kondisi perut yang kosong. Beberapa
diantaranya sering kali muntah disaat mencium aroma sabun, parfum bahkan sikat gigi dan tak jarang makanan yang favorit, yang kedua gejala pusing adalah gejala ini memang biasa terjadi disaat morning sickness, akan tetapi hal tersebut juga bisa timbul karena faktor flu yang diderita ibu hamil, sehingga tak jarang sering kali pandangan ibu berkunang-kunang, yang ketiga gejalanya badan lemas adalah saat kehamilan memasuki empat bulan, umumnya terjadi morning sickness, ditandai dengan tubuh terasa lemas, pusing dan mual bahkan sampai muntah dipagi hari atau bahkan sepanjang hari. Hal ini berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu ibu hamil yang mengalami tanda dan gejalanya seperti gejala mual, kepala pusing dan badan lemas. Sesuai dengan hasil penelitian Saswita (2009), menunjukkan hasil bahwa jahe efektif dalam mengurangi mual dan muntah selama kehamilan trimester I. Yang dibuktikan dengan hasil uji hipotesis adanya penurunan ratarata penurunan mual dan muntah sebelum diberikan intervensi sebesar 3,87 dan setelah diberikan intervensi 2,78 p-value 0,014 (< α = 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian terapi minuman jahe menunjukan penurunan morning sickness pada ibu hamil trimester I, sesudah diberikan terapi minuman jahe. 2. Perbedaan Morning Sickness Sebelum dan Sesudah Diberikan Minuman Kapulaga pada Ibu Hamil Trimester I di Kelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Hasil uji statistik menunjukkan rata-rata tingkat morning sickness ibu hamil
Perbandingan Efektifitas Pemberian Terapi Minuman Jahe Dengan Minuman Kapulaga Terhadap Morning Sickness Pada Ibu Hamil Trimester I Dikelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
7
sebelum diberikan terapi minuman kapulaga sebesar 11,07. Sedangkan rata-rata tingkat morning sickness sesudah diberikan terapi minuman kapulaga tingkat morning sickness berkurang menjadi 9,93. Berdasarkan hasil uji t dependen, diperoleh p-value 0,001 < α (0,005), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna tingkat morning sickness ibu hamil trimester I sebelum dan sesudah diberikan terapi minuman kapulaga di Kelurahan Ngempon Kecamatan Bergas. Perbedaan ini dilihat dari jawaban yang diberikan ibu pada saat pengisian kuesioner, tanda dan gejala morning sickness yang dialami oleh ibu sebelum diberikan terapi minuman kapulaga, yaitu 10 responden mengalami sering mual, 4-9 kali dalam sehari, 8 responden kadang-kadang muntah, 1-3 kali dalam sehari, 7 responden bisa melakukan semua aktivitas namun sesekali masih timbul rasa mual dan muntah, 7 responden kadangkadang mengalami gangguan pola makan, dimana ibu sesekali mengalami mual muntah dan 8 responden kadang-kadang mengalami gangguan pola tidur karena setiap responden tidur, sesekali ibu merasa mual muntah. Sedangkan sesudah diberikan terapi minuman kapulaga ibu mengalami penurunan morning sickness, dilihat dari tanda dan gejala morningg sickness yaitu 9 responden kadang-kadang mengalami mual, 1-3 kali dalam sehari, 7 responden kadang-kadang muntah, 1-3 kali dalam sehari, 6 responden bisa melakukan semua aktivitas namun sesekali masih timbul rasa mual dan muntah. Hal ini dikarenakan kapulaga baik menjaga pencernaan. Rempah ini dapat menyeimbangkan jumlah
cairan di lambung. Selain itu kapulaga mengandung minyak atsiri (alfa-borneol dan betakamfer) yang berkhasiat untuk mengencerkan dahak, memudahkan pengeluaran angin dari perut, menghangatkan, membersihkan darah, menghilangkan rasa sakit, mengharumkan (Hidayat, 2013). Pengobatan yang menggunakan buah kapulaga yang didalamnya terdapat minyak atsiri, mengandung zat cineol yang sifatnya sedap agak pedas menghangatkan seperti minyak kayu putih. Dengan bahan 5 buah kapulaga, air 500 ml, dan gula pasir 50 gr. Meminumnya sebanyak 2 kali dalam sehari, 1 kali minum 250 ml/1 gelas, diberikan pada pagi 250 ml dan sore 250 ml setelah makan. Di berikan selama 5 hari berturut-turut (Kurniawati, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hawwa (2012), tentang perbedaan frekuensi morning sickness pada ibu hamil TM 1 sebelum dan sesudah diberikan terapi minuman kapulaga di Desa Grogol kecamatan Dukuhturi kabupaten Tegal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan terapi minuman kapulaga, sebagian besar ibu hamil mengalami morning sickness sedang, yaitu sejumlah 26 responden (86,7%). Sedangkan sesudah diberikan terapi minuman kapulaga, sebagian besar ibu hamil mengalami morning sickness ringan, yaitu sejumlah 19 responden (63,3%), dan hasil pvalue 0,000 < α (0,05) yang berarti ada perbedaan morning sickness pada ibu hamil TM 1 sebelum dan sesudah diberikan terapi minuman kapulaga. Dari studi yang dilakukan oleh Hawwa (2012) menunjukkan bahwa kapulaga
Perbandingan Efektifitas Pemberian Terapi Minuman Jahe Dengan Minuman Kapulaga Terhadap Morning Sickness Pada Ibu Hamil Trimester I Dikelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
8
efektif mengatasi morning sickness pada ibu hamil trimester 1. 3. Perbedaan Efektifitas Pemberian Terapi Minuman Jahe dengan Minuman Kapulaga Terhadap Morning Sickness pada Ibu Hamil Trimester I di Kelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Hasil uji statistik menunjukkan rata-rata tingkat morning sickness ibu hamil sesudah diberikan terapi minuman jahe sebesar 7,5. Nilai ini lebih rendah dibandingkan nilai rata-rata tingkat morning sickness sesudah diberikan terapi minuman kapulaga sebesar 9,93. Dengan nilai p-valeu sebesar 0,005 < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan secara bermakna efektifitas terapi minuman jahe dengan terapi minuman kapulaga terhadap morning sickness pada ibu hamil trimester I di Kelurahan Ngempon Kecamatan Bergas. Hal ini terjadi karena setelah diberikan terapi minuman jahe, morning sickness mengalami penurunan karena jahe mampu menjadi penghalang serotinin, sebuah senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat mabuk perjalanan. Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak. Melindungi sistem pencernaan dengan menurunkan keasaman lambung dan menghambat terjadinya iritasi pada saluran pencernaan. Hal ini karena jahe mengandung senyawa aseton dan methanol. Membuang angin, memperkuat lambung, memperbaiki pencernaan dan menghangatkan badan.
Tanaman jahe mengandung minyak atsiri 0,6-3% yang terdiri dari α-pinen, β-phellandren, borneol, limonene, linalool,citral, nonylaldehyde, methyleptenon, 1,8 sineol, bisabilen, 1-α-curcumin, farnese, humulen, 60% zingiberen dan zingiberole menguap, zat pedas gingerol.Kandungan minyak tidak menguap disebut oleoresin, suatu komponen yang memberi rasa pahit. Menurut sebuah ulasan yang dipublikasikan oleh jurnal Obstetrik & Ginekologi, jahe dapat membantu para wanita hamil mengatasi derita morning sickness tanpa menimbulkan efek samping yang membahayakan janin di dalam kandungannya. Dari enam penelitian yang menguji efek jahe dalam mengurangi rasa mual dan muntah pada wanita hamil, ditemukan bahwa jahe berfungsi lebih baik dibandingkan plasebo atau obat inaktif seperti vitamin B6, yang selama ini menunjukkan fungsinya dalam mengurangi mual dan muntah pada beberapa wanita hamil. Borelli, dkk. Mengulas beberapa literatur medis untuk mempelajari jahe, mereka menemukan enam penelitian yang menguji jahe pada 675 wanita yang mengalami rasa mual selama hamil. Dalam empat penelitian yang melibatkan 246 wanita, jahe selalu mengungguli plasebo dalam mengatasi mual dan muntah, bahkan pada wanita yang mengalami morning sickness berat yang disebut hiperemesis gravidarum. Dosis yang digunakan dalam studi ini adalah satu gram jahe per hari, diberikan selama empat hari. Jika menggunakan ukuran rumah tangga, sama dengan setengah sendok teh jahe yang direndam dengan air panas selama
Perbandingan Efektifitas Pemberian Terapi Minuman Jahe Dengan Minuman Kapulaga Terhadap Morning Sickness Pada Ibu Hamil Trimester I Dikelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
9
lima menit, kemudian diminum dua kali sehari (Runiari, 2010). Pada Intervensi terapi minuman kapulaga, morning sickness juga bisa mengalami penurunan karena didalam buah kapulaga mempunyai kandungan minyak atsiri yang didalamnya terdapat cineol yang sifatnya sedap agak pedas, menghangatkan seperti minyak kayu putih, sehingga kapulaga menjadi salah satu alternatif bagi wanita hamil yang mengalami mual muntah agar tidak dapat meningkatkan asam lambung yang berlebihan. Beberapa sumber dari pusat informatika pengobatan di Amerika pada awalnya mengatakan bahwa kapulaga sebagai obat terhadap flatulensi dan meteorismus (penimbunan gas dalam usus).
SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dibahas di atas dapat disimpulkan ada perbedaan secara bermakna efektifitas terapi minuman jahe dengan minuman kapulaga terhadap morning sickness pada ibu hamil trimester I sebelum dan sesudah diberikan terapi minuman kapulaga di kelurahan ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Diharapkan bagi ibu hamil dan masyarakat (ibu hamil yang mengalami morning sickness) diharapkan ibu untuk mengkosumsi minuman jahe dan minuman kapulaga untuk mengurangi mual muntahnya, sehingga dapat mengurangi penggunaan obat-obatan farmakologi yang memiliki efek samping. DAFTAR PUSTAKA
C. Keterbatasan Peneliti Peneliti menyadari adanya keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian yaitu: 1. Waktu pemberian terapi minuman jahe dan minuman kapulaga dalam penelitian ini terhadap responden setiap harinya tidak secara berurutan sehingga mempengaruhi gejala morning siickness. Hal ini dikarenakan beberapa responden sulit ditemui dengan alasan pekerjaan, sehingga responden meminum terapi minuman jahe dan minuman kapulaga lebih awal dari jadwal biasanya. 2. Beberapa responden mengkosumsi terapi farmakologis untuk mengatasi mual muntahnya, seperti Vit B6, sehingga penurunan morning sickness tidak hanya dipengaruhi oleh terapi minuman jahe dan minuman kapulaga.
Agoes, Anwar. 2013. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta : Salmeba Medika. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka cipta. Dewi, V. dan Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika Hani,Ummi,dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat ,A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisi Data. Jakarta ; Salemba Medika. Hidayati, Ratna.2009. Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, Taufik. 2013. Membongkar Selaksa Khasiat Kapulaga Dalam Dunia Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press. Karyadi. 2010. Panduan Lengkap Hamil Sehat. Yogyakarta : Diva Press
Perbandingan Efektifitas Pemberian Terapi Minuman Jahe Dengan Minuman Kapulaga Terhadap Morning 10 Sickness Pada Ibu Hamil Trimester I Dikelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
Kurniawati. 2010. Sehat dan Cantik Alami Berkat Khasiat Bumbu Dapur Bandung : Qanita Maulana, Mirza. 2009. Seluk Beluk Reproduksi dan Kehamilan. Jogjakarta : Gara Ilmu. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT rineka Cipta. Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis gravidarum. Jakarta : Salemba Medika. Saiffudin, dkk. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina pustaka Sarwono Prawirahardjo. Setiawan dan Saryono. 2011. Metodelogi Penelitian KEBIDANAN DIII, DIV, S1 dan S2.Yogyakarta : Nuha Medika Sugiyono. 2013. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suririnah. 2008. Buku Pintar Kehamilan Dan Persalinan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Ramadhan, Ahmad. 2013. Aneka Manfaat Ampuh Rimpang jahe Untuk Pengobatan. Yogyakarta : diandra Pustaka Indonesia. Ratna, Dwi. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Panji Pustaka. Romauli, Suryat. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika. Tiran, Denise. 2009. Mual Muntah Kehamilan. Jakarta : Buku Kedokteran ECG. Vivian, D. 2007. Mengatasi Mual- Muntah dan Gangguan Lain Selama Kehamilan. Yogyakarta : Diglossia.
Perbandingan Efektifitas Pemberian Terapi Minuman Jahe Dengan Minuman Kapulaga Terhadap Morning 11 Sickness Pada Ibu Hamil Trimester I Dikelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang