PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DEWASA TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA STUDI DESKRIPTIF DI POLIKLINIK DALAM WANITA DAN OBSGIN RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Puguh Widiyanto *
ABSTRAK Tingginya angka kematian akibat kanker payudara disebabkan penderita kanker payudara seringkali dating ke pelayanan kesehatan dalam stadium inoperable atau dalam stadium yang sudah lanjut dan sukar disembuhkan. Padahal pemeriksaan terhadap kemungkinan adanya gejala kanker secara dini dapat dilakukan oleh diri sendiri, sehingga dapat dilakukan kapan saja dan tanpa biaya. Pemerikasaan payudara sendiri (SADARI) yang dilakukan sesuai prosedur merupakan cara efektif dan mudah untuk menemukan tanda atau gejala kanker payudara secara dini. Tujuan penelitian ini adalah ingin mendapatkan gambaran pengetahuan dan sikap wanita dewasa terhadap SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara. Dengan tujuan seperti diatas penelitian menggunakan metode deskriptif, sample diambil dengan teknik purposive sampling terhadap wanita pengunjung poliklinik dalam dan obsgin RSUP dr Hasan Sadikin Bandung, sejumlah 80 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan angket tertutup untuk pengetahuan dan rating scale untuk sikap. Analisa data menggunakan distribusi frekwensi untuk pengetahuan dan dengan skore T untuk variable sikap. Hasil penelitian menunjujkan pengetahuan wanita dewasa tentang SADARI termasuk KURANG, sedangkan sikap terhadap SADARIsebagian favorable (positif) dan sebagian unfavorable (negative). Berdasarkan hasil penelitian tersebut perlu penyebarluasan infoemasi tentang manfaat penting dan cara-cara SADARI. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Pemeriksaan Payudara Sendiri, Kanker Payudara
PENDAHULUAN Di Indonesia penyakit kanker menurut SKRT 1992 merupakan penyebab kematian kesembilan, sedangkan di Amerika Serikat penyakit ini merupakan penyakit pembunuh kedua setelah penyakit kardiovaskuler. Sebagaimana data WHO setiap
tahunnya didunia bertambah 6,25 juta kasus baru kanker, dan dari 180.000 kasus baru kanker yang diidentifikasi WHO pada tahun 1994, 18,4 prosennya adalah kanker payudara. Sementara menurut Depkes RI setiap tahunnya diperkirakan terdapat 100 kAsus
12
baru kanker dari setiap 100.000 penduduk. Ini sama artinya ada 200.000 kasus baru kanker setiap tahun jika penduduk Indonesia sekarang berjumlah 200 juta jiwa (Ramli Muklis dikutip Irawan 1995) dengan angka kejadian kanker payudara sebesar 16 % (Kompas minggu 23 Maret 1997). Kanker ini dapat menyerang siapa saja, terutama yang mempunyai beberapa faktor resiko dimiliki seperti: tidak menikah, obesitas, riwayat keluarga, mendapat terapi hormone yang lama serta radiasi di daerah dada. Karena penyebab yang belum pasti, pencegahan sukar dilakukan serta perjalanan penyakit yang sukar diduga menjadikan kanker ini sangat ditakuti, khususnya kaum wanita (Reksoprojo 1995). Kesembuhan akan semakin tinggi jika kanker payudara ditemukan dalam stadium dini, yang biasanya masih berukuran kecil. Usaha untuk ini adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), yang merupakan cara efektif menemukan tumor secara dini (Tambunan 1995). Hasil penelitian menyebutkan kurang lebih 85 % adanya tumor diketahui dulu oleh penderita yang kadang-kadang secara tidak sengaja (Soelarto 1995), bahkan Long (1989) menyebutkan sekitar 90 % kanker ini ditemukan dengan SADARI. Dengan demikian akan sangat besar artinya bila SADARI lebih digalakkan terhadap kaum wanita terutama yang lebih dari 30 tahun (Cancer Age) diharapkan akan banyak dijaring kasus kanker secara dini (Reksoprojo, 1995). Di Negara maju kesadaran masyarakat untuk melakukan SADARI cukup tinggi, sehingga kasus baru telah dapat diketahui sejak dini (Muklis, dikutip
Irawan 1995), sementara di Indonesia lebih kurang 65 % datang ke dokter pada stadium lanjut. Melihat kecenderungan masih enggannya para wanita dewasa memeriksakan diri sebelum muncul gejala kanker yang lebih kompleks serta masih dijunjungtingginya dogma agama dan nilai-nilai budaya timur yang membuat wanita enggan diperiksa oleh petugas kesehatan laki-laki, maka kemampuan dan kemauan melakukan deteksi dini mutlak diperlukan (tambunan, 1995). Dari wawancara pendahuluan terhadap sepuluh wanita dewasa, dua diantaranya mengetahui pengetahuan yang cukup tentang SADARI yang diperolehnya dari media massa, sedangkan delapan lainya hampir tidak mengetahui faktor resioko, waktu dan cara SADARI yang benar. Dengan melihat kecenderungan diatas, penulis memendang penting untuk meneliti gambaran pengetahuan dan sikap wanita dewasa terhadap upaya deteksi dini kanker payudara melalui SADARI. Rumusan masalah: Bagaimana pengetahuan dan sikap wanita dewasa tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)?
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif. Variabel penelitian adalah pengetahuan dan sikap wanita dewasa tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Popupasi adalah pengunjung poliklinik dalam wanita dan obsgin RSUP dr Hasan Sadikin Bandung selama satu hari, yang berjumlah rata-rata 120 pengunjung. Diambil 80 untuk sample dengan
13
metode pusposive sampling. Pengumpulan data menggunakan questioner tertutup. Analisa data untuk pengetahuan menggunakan distribusi prosentase dengan rumus : P = (f/n)X100 %, kemudian diinterpretasikan menggunakan skala : baik jika > 75 %, sedang jika 60 – 75 % dan kurang jika < 60 % (Arikunto, 1996).
Untuk analisis sikap menggunakan rumus : ¯x = Σx/n, dari nilai individu tersebut kemudian dibandingkan dengan skore kelompok menggunakan skore T dengan rumus : T = 50+10(x-¯x/SD). Skore yang positif (favorable) apaabila skore T individu > median T dan sebaliknya yang negative (unfavarabel) jika skore T individu < median T (Azwar, 1998).
HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi prosentase jawaban responden terhadap pengetahuan SADARI di polikolinik dalam wanita dan obsgin RSUP dr Hasan Sadikin Bandung 1999 No 1 2 3
Sub variabel Pengetahuan tentang waktu, frekwensi, jari tangan yang dipakai SADARI Paham manfaat SADARI yang benar dan kelompok orang yang beresiko Mengaplikasi tentang cara SADARI dengan berdiri dan terlentang
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hanya sebagian kecil responden (39, 98%) yang menjawab benar, atau bila
Jawaban responden Benar Salah 33, 5 66,6
% 100
30,3
69,7
100
43
57
100
39,98
64,02
100
dikategorikan dalam skala obyektif termasuk KURANG.
Tabel 2. Distribusi prosentase sikap responden terhadap SADARI berdasarkan sub variable di polikolinik dalam wanita dan obsgin RSUP dr Hasan Sadikin Bandung 1999 N o 1
Sub variabel Kognitif: keyakinan tentang SADARI
atau
Sikap responden kepercayaan
Positif 70
Negatif 30
% 100
14
2 3
Afektif: Perasaan atau reaksi psikologis terhadap SADARI Konatif: kecenderungan perilaku yang muncul akibat SADARI
Dari tabel 2 diatas dapat di lihat bahwa berdasrkan analisa tiap sub variable didapatkan hasil sebagian besar responden (70%) bersifat positif pada unsure kognitif, sedangkan pada unsur afektif dan konatif hampir seluruh responden bersifat positif dengan prosentase masing-masing 91,25% dan 82,5 %.
91,25
8,75
100
82,5
17,5
100
Namun bila analisa variable sikap dilakukan tanpa memperhitungkan sub variabelnya maka didapatkan hasil sebagian responden saja (52,5 %) yang bersifat positif dan sebagian lainya bersifat negative (47,5 %), sebagaimana tabel 3 berikut:
Tabel 3. Distribusi prosentase sikap responden terhadap SADARI di polikolinik dalam wanita dan obsgin RSUP dr Hasan Sadikin Bandung 1999 No
Sikap Responden
Frekwensi
Prosentase
1 2
Positif Negatif
42 38 80
52,5 47,5 100
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Gambaran pengetahuan wanita dewasa tentang SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara termasuk dalam kategori KURANG, baik pada sub variable mengetahui, memahami ataupun mengaplikasi materi terkait SADARI 2. Gambaran Sikap wanita dewasa terhadap sadari sebagian dari responden bersikap positif dan sebagian negaatif dengan prosentase 52,5 % dan 47,5 % Melihat hasil diatas dapat diusulkan saran kepada : 1. Tim penanggulangan kanker di RSUP dr Hasan Sadikin khususnya
dan di tempat lain pada umumnya untuk menyebarluaskan informasi SADARI untuk deteksi dini kanker payudara. 2. Yayasaan Kanker Indonesia untuk menyebarluaskan informasi SADARI pada kelompok resiko dengan cara laangsung maupun menggunakan media.
DAFTAR PUSTAKA Abraham, C dan Shanley, E. 1997. Psikologi Sosial untuk Perawat, EGC, Jakarta Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta
15
Azwar, S. 1998. Sikap Manusia: teori dan pengukurannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Burns, A et all. 1993. Where Woman Have No Doctor: Health Guide for Woman, Insist Press-JKPIT-The FF Foundations Demsey, PA and Dempsey, AD. 1996, Nursing Research Text aand Workbook, E/4, Litle Brown, Boston Budiarto, E. 1984, Dasar-dasar Metoda Statistika Kedokteran, Alumni, Bandung Fredewald, V aaand Buzdar, AU. 1997. Ask the Doctor: Breast Cancer, Andrews and Mcmeel, Kansas City. Gilbert, P. 1996. Seri Kesehatan Wanita: Paayudara Apa yang perlu diketahui wanita, EGC, Jakarta
Guilory, JA. 1995. Breast Care: aa Mature Woman’s Guide. WRS Group Inc, Waco Irawan, RE. 1995. Kanker: Keganasan yang belum dapat dipadamkan, jurnal kedokteran dan farmasi MEDIKA no 7 tahun XX!-559 Long, BC. 1989. Perawatan Medikal Bedah, Yayasan Alumni Keperawatan Padjaadjaran, Bandung Pratiknya, AW. 1993. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta Reksoprojo, S. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Binarupa Aksara, Jakaarta Sugiono. 1997. Statistik Penelitian, Alfabeta, Bandung
Untuk
Tambunan, GW. 1995. Diagnosis dan tatalaksana Sepuluh Jenis Kanker di Indonesia, EGC, Jakarta
16