DALAM PE KESEMPATAN KERl (Kasus lindustri Kecil Batako, di Desa Cigombong Kecamatan Gijeruk, ten Bogor,
ASEP
A
RIDWAPJ; 24
1377
ASEP RIDWAN. P
AN INDUSTRI KECIL D
PERLUASAN KESW-
PATAN KERJA DI PEDESAAN (Kasus Industri Kecil di Desa Cigombng, Kecamatan Cijeruk, KAbupaten Bogor, Jawa Barat). Di bawah bimbingan SEDIONO M.P. TJONDR0NDC;ORO Pertumbuhan
penduduk
yang
cukup
mempengaruhi lapangan kerja yang ada.
pesat
sangat
Sektor pertanian
sendiri telah jenuh untuyk dapat menyerap seluruh penduduk usia kerja.
Oleh karena itu,. sebagian dari mereka yang
terlempar dari sektor pertanian mencoba untuk mencari pekerjaan lain, yaitu beralih ke sektor non-pertanian (dalam ha1 ini industri kecil).
Keberadaan industri kecil
dalam perekonomian Indonesia, di dukung oleh suatu kenyataan bahwa sebagian besar industri kecil berlokasi di pedesaan. Oleh karena itu, apabila dikaitkan dengan masalah kelebihan tenaga kerja dan sempitnya luas lahan gazapan, maka adanya industri kecil di pedesaan merupakan
salah
satu alternatif pemecahannya, yaitu memperluas kesempatan berusaha ataupun bekerja.
Industri kecil ini juga mempu-
nyai masa depan yang cukup baik, bila kendala-kendala yang ada serta masalah-masalah pokok dapat diperkecil.
Indus-
tri kescil dikatakan mempunyai masa depan yang baik sehubungan dengan
sifat
keunggulannya dalam menyerap
tenaga kerja, karena teknologi yang digunakan relatif
bersifat padat karya.
Sifat inilah yang dimiliki industri
kecil untuk dapat berkembang di masa yang akan datang. Sesuai
dengan
permasalahannya,
yaitu
bagaimana
karakteristik tenaga kerja industri kecil, juga faktorfaktor apa yang mendorong penduduk untuk bekerja di industri kecil ini.
Selain itu bagaimana peranannya dalam
menyerap tenaga kerja terutama dipedesaan, maka penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui karakteristik tenaga kerja industri kecil, mempelajari faktor-faktor pendorong dan penarik yang menyebabkan penduduk bekerja di industri kecil ini, serta untuk memperoleh gambaran tentang peranan industri kecil (industri kecil batako) dalam menyerap tenaga kerja di pedesaan.
Data yang digunakan adalah data
primer dengan xnelakukan secara mendalam dengan 34 responden tenaga kerja dan para pengusaha, serta data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Industri kecil batako Cigombong sangat di dominasi oleh tenaga kerja laki-laki, begitu pula pengusahanya. Tenaga kerja industri ini memiliki usia antara 15-45 tahun, yang masih merupakan usia produktif.
Dengan usia
yang produktif ini umumnya mereka lebih trampil dan dapat menghasilkan batako
yang
cukup banyak
per
harinya.
Umumnya semakin tinggi ketrampilan yang dimiliki, maka akan semakin banyak batako yang dihasilkan oleh tenaga kerja.
Tenaga kerja pada stratum 1 rata-rata dapat
menghasilkan 267 buah batako/hari,srtatum 2 menghasilkan
341 buah batako/hari dan stratum 3 menghasilkan 357 buah
batako/hari. Tingkat pendidikan tenaga kerja umumnya tamat SD, sekitar 79.41 persen.
Dengan bekal pendidikan yang tendah
ini mereka kesulitan untuk bekerja di pabrik-pabrik besar yang sangat menuntut tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Dalam mekanisme penyerapan tenaga kerja, biasanya calon tenaga kerja dicoba dulu untuk bekerja selama 1-3 hari.
Akan tetapi dalam kenyataannya penerimaan tenaga
kerja di industri kecil ini lebih memperhatikan adanya hubungan famili.
Berdasarkan hasil penelitian, dalam
proses penyerapan tenaga kerja hubungan famili masih tampak jelas.
Hal ini terlihat dari persentase penerimaan
pekerja karena masih ada hubungan famili paling tinggi, yaitu sekitar 50 persen. Upah pertanian yanhg rendah dan sulitnya mendapatkan pekerjaan merupakan faktor pendorong bagi sebagian besar tenaga kerja sehubungan dengan bekerjanya di industri kecil batako.
Tersedianya lapangan pekerjaan di industri
kecil ini yang tidak memerlukan keahlian tinggi dan upahnya tinggi, telah menyebabkan mereka lebih tertarik untuk bekerja di industri kecil batako. Kurangnya pembinaan telah menyebabkan masih menumpuknya sejumlah permasalahan di industri kecil batako ini. Walaupun demikian, jumlah unit usaha batako yang 140 buah telah mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1130 orang.
PERANAN INDUSTRI KECIL DALAM PERLUASAN KESEMPATAN KEWA DI PEDESAAN (Kasus Industri Kecil Batako, di Desa Cigombong Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor)
Oleh : ASEP RlDWAN A 24 1377
SKIPSI Sebagai Syarat Kelulusan Sajana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1993
Judul Penelitian
:
Peranan Industri Kecil dalarm Perluasan Kesentpatan Kerja di Pedesaan. Kasus Industri Kecil Batako di Desa Ciqombonq, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Boqor, Jawa Barat.
Nama Mahasiswa
: ASEP RIDWAN
Nomor Pokok
: A 24 1377
P e n y e t ujui ,
.-
*,,' /"'
J
. Tjondroneqoro)
Mengetahui, Ketua Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Pertanian
s a s o r Sanim, M S c ) NIP.
Tangqal lulus
:
\
G
130 345 012
7 September 1993
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya ilmiah ini benar-benar hasil karya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada suatu perguruan tinggi atau lembaga manapun.
RIWAYAT HlDUP
Penulis dilahirkan di Bogor, pada tanggal 8 Desember 1966 dari pasangan yang berbahagia : Ayah bernama SOLEH
dan ibu SUPIAH dan merupakan anak ke-4 dari 4 bersaudara. Penulis menamatkan pendidikan dasar pada sekolah Dasar Negeri Cigombong I Bogor pada tahun 1981, Sekolah Menengah Pertama di SMPN Cijeruk Bogor pada tahun 1984 dan Sekolah Menengah Atas di SMAN Ciawi Bogor pada tahun 1987. Pada tahun 1987 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Pada tahun 1989, penulis memilih Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian dengan program studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian.
Penulis juga pernah
menjadi asisten luar biasa mata ajaran Sosiologi Pedesaan pada periode 1991/1992.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata'ala,
karena hanya dengan rahmat dan karu-
nia-Nya laporan skripsi ini dapat diselesaikan. Penyusunan laporan skripsi ini berdasarkan pengumpulan data primer di lapang dan data sekunder dari bberbagai sumber dan penelusuran literatur. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Sediono X.P. Tjondronegoro yang telah membimbing ini.
penulis dari awal sampai selesainya skripsi
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ir. Lala
M. Kolopaking, US dan Ir. Said Rusli, MA sebagai komisi
pendidikan, yang telah berkenan menjadi penguji dalam sidang ujian skripsi ini.
Demikian juga bantuan dari para
pegawai Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian sangat dihargai
.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna.
Walaupun demikian, penulis berharap
semoga hasil-hasil yang dituangkan dalam laporan skripsi ini bermanfaat bagi mereka yang memerlukan.
Bogor, September 1993
DAQTAR IS1
Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR I
.
I1
................................... Latar Belakang ................................ Perumusan Masalah ............................. Tujuan Praktek Lapang ......................... Kegunaan Praktek Lapang ....................... PENDAHULUAN
.
.......................... Kerangka Pemikiran ............................ Definisi Operasional ..................... Metodologi .................................... PENDEKATAN TEORITIS
.............................. Pemilihan Sampel .............................. Pengumpulan Data .............................. Analisis Data ................................. Pemilihan Lokasi
.
I11
.... ................
1 1 5 6 6 7
7 13 15 15 15 16 16
POTENSI DAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
17
Letak Wilayah dan Keadaan Alam
17
................. Tingkat Pendidikan ............................ Pemanfaatan Lahan ............................. Sarana Perhubungan dan Angkutan ............... Penduduk dan Mata Pencaharian
17 21 22 23