KASUS ETIKA PROFESI POLISI BUNUH ANAK KANDUNG “Brigadir Petrus Bakus”
Nama anggota : NAMA
NIM
Agung Dwi Laksono
14102003
Ayu Rakhmawati
14102010
Bona Putra Sembiring
14102014
M. Fariz Azzam
14102030
Sania Ulfa Nurfalah
14102039
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO MEI 2016
A. IDENTIFIKASI ISU 1. ISU FAKTUAL
APA YANG TERJADI Pembunuhan yang dilakukan oleh seorang anggota polisi dengan sadis dengan memutilasi kedua anak kandungnya sendiri.
DIMANA DAN KAPAN TERJADI Kejadian ini terjadi di rumah Dinas Asrama Polres Melawi Gang Darul Falah, Kabupaten Melawi-Kalimantan Barat. Jumat, Tanggal 26 Februari 2016, Pada pukul 00.15.
SIAPA YANG TERLIBAT Penyerangan tersebut dilakukan oleh Brigadir Petrus Bakus kepada korban yang merupakan ke dua anaknya. Anak yang pertama laki-laki bernama Febian umur 4 tahun dan anak yang kedua perempuan bernama Amora umur 3 tahun, serta istri dari pelaku yang bernama Windri.
MENGAPA HAL ITU TERJADI Hal ini bermula diduga karena pelaku mengalami gangguan kejiwaan. Akan tetapi dari kesaksian pelaku itu sendiri pelaku mendapatkan sebuah bisikan-bisikan ghaib pada saat itu untuk melatar belakangi persembahan sehingga melakukan pembunuhan itu.
BAGAIMANA HAL INI TERJADI Kejadian ini bermula saat pelaku mengalami perubahan sikap yang mengendalikan jiwa dan pikiran pelaku. Sehingga pelaku menjadi lebih sering marah-marah dan hilang kendali dan sampai akhirnya melakukan pembunuhan dengan sadis dalam keadaan sadar diri.
2. ISU KONSEPTUAL
Pembunuhan
1
Pembunuhan yang berarti menghilangkan nyawa seseorang yang dilakukan secara sadis kepada kedua korban pada saat ditemukan dengan kondisi tubuh terpotong-potong dibagian tangan dan kaki serta mengalami luka di leher.
Konsep Pembunuhan Brigadir Petrus Bakus, petugas Sat Intel kamPolda Kalbar dikenakan pasal berlapis atas pidana membunuh dua anaknya yaitu Febian umur 5 tahun dan Amora umur 3 tahun. Pelaku masih berada di tahanan Polres Melawi, Kalbar. Ditahanan pelaku terus meracau dan mengaku melakukan pembunuhan atas perintah Tuhan. Pasal yang dipersangkakan tindak pidana ini diatur dalam Pasal 340 KUHP, yang menyebutkansebagaiberikut : “Barang siapa dengan sengaja dan dengan direncanakan terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan berencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun”.
Kenapa disebut Korban Korban Karean perbuatan yang disebabkan oleh Brigadir Petrus kepada anaknya yang dibunuh dan dimutilasi sehingga kehilangan nyawa. Selain itu, korban yang menjadi objek menjadi sasaran pelaku dikarenakan menderita gangguan jiwa yang dilakukan secara sadar dan tanpa menyesal kehilangan anaknya.
2
B. STAKEHOLDER
Asrama Polres Melawi
Masyarakat
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Pemerintah KASUS POLISI BUNUH ANAK KANDUNG
Keluarga Korban dan Pelaku
Kapolda Kalbar
Korban ke 2 anak
RSUD
Yang terkait dengan kasus Polisi membunuh dan memutilasi anak kandungnya yaitu Brigadir Petrus Bakus adalah ayah kandung dari si korban (pelaku utama), sedangkan Windri ibu kandung dari si korban dan juga istri dari si pelaku (saksi dan pelapor) dan ke dua anak kandungya dari pasangan Brigadir Petrus Bakus dan Windri yang bernama Febian umur 5 tahun dan Amora umur 3 tahun (korban). Windri yang melarikan diri ke rumah tujuan pertama Brigadir Sukadi anggota Sat Intelkam Polres Melawi (saksi).
Pada kasus tersebut ke dua anak kandungnya yaitu Febian umur 5 tahun dan Amora umur 3 tahun menjadi korban oleh ayahnya sendiri yang seorang anggota Satuan Intelkam Polres Melawi. Pada pukul 00.00 WIB Brigadir Petrus membawa dua anaknya menuju ke rumah Kasat Intel Polres Melawi. Namun karena sudah malam, Petrus akhirnya diminta kembali ke dalam asrama. Pukul 00.15 WIB Istri pelaku, Windri, yang tidur terpisah kamar dengan Petrus terbangun dari tidur dan
3
melihat Petrus sudah berdiri di depannya sambil memegang parang, sambil berkata, "Mereka baik, mereka mengerti, mereka pasrah. Maafkan Papa ya, Dik". Windri kemudian melihat ke dalam kamar dan menyaksikan dua anaknya sudah tewas. Setelah itu, Windri langsung ke luar rumah dan meminta pertolongan ke rumah tujuan pertama Brigadir Sukadi. Saat didatangi polisi lain, Petrus langsung mengaku bersalah dan mengaku membunuh dua korban. Pukul 00.45 WIB Tim Identifikasi Polres Melawi dan SPKT Polres Melawi tiba di TKP dan melakukan olah TKP. Pelaku kemudian diamankan ke Mapolres Melawi menggunakan mobil patroli, sementara istri pelaku dibawa ke rumah dinas Kapolres Melawi. Pukul 02.50 WIB Dua korban dibawa ke RSUD Kabupaten Melawi.
Kapolda Kalbar Brigjen Pol Arief Sulistyanto sampai menangani langsung dengan datang ke TKP. Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto mengatakan, berdasarkan keterangan istri, Brigadir Petrus pelaku dalam seminggu terakhir ini kerap marah-marah sendiri di dalam rumah. di rumah seperti ada makhluk halus yang mendatangi dan bercerita dengan petrus. Kapolda Kalbar, Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto menduga brigadir Petrus mengidap schizophrenia, yaitu gangguan mental dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah. Keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi, paranoid, keyakinan atau pikiran yang salah dan tidak sesuai dengan dunia nyata. Berdasarkan informasi yang diterimanya, Kapolri Badrodin Haiti mengatakan bahwa Brigadir Petrus Bakus telah mengalami gangguan kejiwaan sejak kecil. Tapi anehnya, tak terdeteksi saat ia masuk sebagai anggota kepolisian.
KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) meminta aparat penegak hukum untuk melakukan langkah hukum secara cepat dan akurat sehingga menjamin kepastian hukum dan perlindungan nyawa, apalagi anak-anak. KPAI juga meminta masyarakat dan media untuk tidak menyebarkan foto-foto korban, termasuk melalui media sosial secara viral karena hal itu bertentangan dengan UU dan ada sanksinya.
Kapolri Jenderal Badrorin Haiti menuturkan Brigadir Petrus Bakus merupakan anggota Polres Melawi Kalimantan Barat sudah menderita gangguan kejiwaan
4
sejak kecil, namun tak terdeteksi saat masuk polisi. Terkait perekrutan personel kepolisian, KPAI minta agar kepolisian lebih cermat dalam melakukan penjaringan anggotanya.
C. PARADIGMA NEGATIF DAN PARADIGMA POSITIF Beberapa Hipotesa / Kemungkinan Terjadi: 1. Pembunuhan berencana dengan motif menuntut ilmu hitam (-) 2. Pembunuhan berencana karna gangguan jiwa (-) 3. Hancurnya citra pembela Negara dimata masyarakat. (-) 4. Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) karena telah menghilangkan nyawa orang lain. (-) 5. Pembunuhan dilakukan dengan sengaja (-) 6. Pelaku mempetanggung jawabkan perbuatannya (+)
D. DIAGRAM GARIS
5
E. FLOW CHART
6
F. ISU MORALITAS :
Seorang anggota Polisi Brigadir Petrus Bakus membunuh dan memutilasi ke dua anak kandungnya yang masih balita, Febian umur 4 tahun dan Amora umur 3 tahun di Rumah Dinas Asrama Polres Melawi Gang Darul Falah, Kab. Melawi. Pembunuhan adalah perbuatan yang tidak manusiawi dan tidak baik, karena perbuatan membunuh sama halnya dengan menghilangkan nyawa orang. Seharusnya pelaku tersebut tidak menganut ilmu hitam yang jelas ajarannya menyimpang dari agama. Dengan perbuatan tersebut oknum Polisi berarti merusak citra aparat Negara. Pelanggaran HAM yang dilakukan oknum Polisi yaitu perbuatan pembunuhan yang tidak sesuai prosedur. Sisi positifnya pelaku langsung mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan menyerahkan diri ke kantor Polisi. Dengan adanya kasus ini menunjukkan bahwa seorang Polisi yang tidak bisa memberikan perlindungan dan rasa aman terhadap keluarganya dan masyarakat.
7
Referensi http://www.pontianakpost.com/polisi-bunuh-dan-mutilasi-dua-anak-kandungnya
http://regional.liputan6.com/read/2447678/4-pengakuan-polisi-mutilasi-2-anak-kandung-dikalbar
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/741755-polisi-kesulitan-periksa-brigadir-petrus
http://regional.kompas.com/read/2016/02/26/11491381/Usai.Mutilasi.Kedua.Anaknya.Brigad ir.Petrus.Hendak.Bunuh.Sang.Istri
8