Etika Profesi
Slide Presentasi
BAB I. PERKEMBANGAN TEORI ETIKA Sistem Informasi @2009
2
1.Etika Teleologis Etika Aristoteles adalah etika teleologis, yakni etika yang mengukur benar/salahnya tindakan manusia dari menunjang tidaknya tindakan tersebut ke arah pencapaian tujuan (telos) akhir yang ditetapkan sebagai tujuan hidup manusia. Setiap tindakan menurut Aristoteles diarahkan pada suatu tujuan, yakni pada yang baik (agathos). Yang baik adalah apa yang secara kodrati menjadi arah tujuan akhir (causa finalis) adanya sesuatu. Pertanyaan pokok suatu teori moral (sebagaimana juga dimengerti oleh Sokrates dan Plato) adalah manakah yang baik yang menjadi tujuan akhir hidup manusia dengan segala kegiatannya. Yang baik yang menjadi tujuan akhir hidup manusia menurut dia adalah kebahagiaan atau kesejahteraan (eudaimonia). Itulah sebabnya teori etikanya sering disebut sebagai teori etika Eudaimonisme.
Sistem Informasi @2009
3
2. Etika pengembangan diri sesuai dengan kodratnya Etika Aristoteles merupakan etika pengembangan diri, karena kebahagiaan (eudaimonia) yang menjadi tujuan hidup manusia tercapai kalau manusia mengembangkan dirinya secara penuh sesuai dengan kodratnya. Kodrat di sini dimaksudkan dalam arti metafisis, yakni apa yang menjadi hakikat keberadaan manusia. Untuk mengenal apa yang menjadi kodrat atau hakikat keberadaan sesuatu, Aristoteles melihat fungsi operasional (ergon) yang khas pada pengada tersebut. Finalitas atau keterarahan pada tujuan akhir suatu pengada bagi Aristoteles merupakan suatu gagasan yang sentral untuk etikanya, karena menurut dia kodrat setiap pengada mengarah pada tujuan akhirnya. Kebahagiaan sebagai tujuan hidup manusia baru tercapai kalau manusia hidup sesuai dengan ergon-nya yang khas. Untuk menetapkan apa itu kebahagiaan bagi manusia perlulah ia mengerti apa yang menjadi tujuan akhir kodrat keberadaannya sebagai manusia. Sistem Informasi @2009
4
3. Etika Keutamaan
Keutamaan secara subjektif mengalir dari disposisi pribadi yang sesuai dengan penentuan akal budi atau kebiasaan (hexis) berbuat baik. Tindakan yang berkeutamaan menurut Aristoteles juga merupakan tindakan yang didorong oleh suatu intensi/maksud yang murni.
Sistem Informasi @2009
5
Etika Hukum Kodrat Thomas Aquinas Teori etika hukum kodrat Thomas Aquinas erat berkaitan dengan teori etika eudaimonisme Aristoteles. Dalam arti tertentu dapat dikatakan bahwa Aquinas mengambil alih struktur dasar eudaimonisme Aristoteles. Sebagaimana Aristoteles, Aquinas juga memandang pengembangan diri manusia dengan “hidup sesuai dengan kodratnya” sebagai sarana utama mencapai kebahagiaan. Pokok perbedaan antara keduanya adalah bahwa Aquinas memasukkan unsur dasariah Allah Pencipta sebagai Dasar dan Sumber adanya manusia dan seluruh alam semesta, unsur “habitus” dan hatinurani sebagai unsurunsur yang hakiki dalam hidup moral.
Sistem Informasi @2009
6
•
teori etika hukum kodrat Aquinas mengatasi eudaimonisme Aristoteles dalam dua hal: (1) Aquinas menghubungkan pengertian „kodrat manusia‟ dengan kehendak Allah sang Pencipta. Kodrat manusia, yang berkat akalbudinya bisa ambilbagian dalam kebijaksanaan Allah, bila diikuti maka akan membawa ke tujuan akhir manusia diciptakan. Orang yang hidup sesuai dengan kodrat kemanu-siaannya tidak hanya bijaksana, melainkan sekaligus juga memenuhi kehendak Allah. Di sini panggilan hidup manusia untuk mengembangkan diri secara penuh mendapat bobot yang lebih besar, yakni bahwa dengan itu manusia juga memenuhi rencana Penciptanya. (2) (2) Menurut Aquinas, Yang Baik tidak bisa disamakan begitu saja dengan kebahagiaan dan baginya kebahagiaan, sebagai tujuan akhir manusia, tidak terletak dalam dunia ini melainkan baru tercapai apabila manusia, sesudah kematiannya, diperkenankan memandang wajah Allah (visio beatifica). Sistem Informasi @2009
7
Ia membedakan 3 macam hukum: (1) hukum abadi (lex aeterna); Kebijaksanaan Allah sendiri yang menciptakan manusia karena Ia menghendaki agar manusia itu ada; kehendak penciptaan itu menjadi dasar hakekat atau kodrat semua ciptaan: manusia dan ciptaannya seluruhnya berkodrat sebagaimana mereka ada, karena itulah yang dikehendaki oleh Pencipta. Jadi Kebijaksanaan Allah sebagai yang menciptakan adalah hukum yang menentukan bahwa kita ini ada dan bagaimana kita ini ada.
Sistem Informasi @2009
8
(2) hukum kodrat (lex naturalis); adalah kodrat atau hakekat segala ciptaan sejauh menjadi aturan atau norma bagi cara manusia mewujudkan kehidupannya. Manusia sebagaimana semua makhluk lainnya secara niscaya terarah pada Yang Baik, yakni Allah sendiri, sebagai asal mula dan tujuan akhir segala sesuatu yang ada. Hukum kodrat ada dan berfungsi dalam keterarahan dinamis manusia pada tujuan semestinya. Hukum kodrat bagi manusia merupakan norma yang wajib ditaati, karena di situ lah kehendak sang Pencipta bisa dibaca. Karena kodrat setiap makhluk merupakan perwujudan kebijaksanaan sang Pencipta, maka kodrat mencerminkan kehendak Allah Sang Pencipta. Hidup sesuai dengan kodrat berarti hidup sesuai dengan kehendak Allah. Sistem Informasi @2009
9
(3) hukum positif atau hukum manusia (lex humana). adalah sebutan bagi segala macam hukum, peraturan, adat-istiadat dsb. yang ditentukan oleh manusia sendiri untuk menata kehidupan bersama. Hukum positif atau hukum manusia ini hanyalah syah dan punya daya mengikat bagi warga masyarakat apabila sesuai dengan hukum kodrat. Hubungan antara hukum positif dengan hukum kodrat merupakan masalah penting dalam filsafat hukum.
Sistem Informasi @2009
10
BAB II. BEBERAPA PENGERTIAN DALAM ETIKA PROFESI
Sistem Informasi @2009
11
2.1 Pengertian Etika dan Etika Profesi Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai "the discipline which can act as the performance index or reference for our control system".
Sistem Informasi @2009
12
etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan "self control", karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat "built-in mechanism" berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian (Wignjosoebroto, 1999). Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Sistem Informasi @2009
13
2.2 Etika dan Estetika Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma moral, norma agama dan norma sopan santun. Norma hukum berasal dari hukum dan perundangundangan, norma agama berasal dari agama sedangkan norma moral berasal dari suara batin. Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari sedangkan norma moral berasal dari etika. Sistem Informasi @2009
14
2.3 Etika dan Etiket • Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket (etiquette) berarti sopan santun. Persamaan antara etika dengan etiket yaitu: • etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket. • Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampuradukkan. Sistem Informasi @2009
15
Perbedaan antara etika dengan etiket 1. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu. Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan. 2. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. Barang yang dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.
Sistem Informasi @2009
16
3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar. 4. Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika memandang manusia dari segi dalam. Penipu misalnya tutur katanya lembut, memegang etiket namun menipu. Orang dapat memegang etiket namun munafik sebaliknya seseorang yang berpegang pada etika tidak mungkin munafik karena seandainya dia munafik maka dia tidak bersikap etis. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.
Sistem Informasi @2009
17
2.4 Etika dan Ajaran Moral Etika perlu dibedakan dari moral. Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat pada sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan bagaimana orang harus hidup. Ajaran moral merupakan rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban manusia. Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif (tidak sekadar melaporkan pandangan moral melainkan menyelidiki bagaimana pandangan moral yang sebenarnya). Sistem Informasi @2009
18
Pluralisme moral diperlukan karena: 1. pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku, daerah budaya dan agama yang hidup berdampingan; 2. modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai kebutuhan masyarakat yang akibatnya menantang pandangan moral tradisional; 3. berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan, masing-masing dengan ajarannya sendiri tentang bagaimana manusia harus hidup.
Sistem Informasi @2009
19
Etika sosial dibagi menjadi: • Sikap terhadap sesama; • Etika keluarga; • Etika profesi, misalnya etika untuk dokumentalis, pialang informasi; • Etika politik; • Etika lingkungan hidup; serta • Kritik ideologi.
Sistem Informasi @2009
20
Moralitas • Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai manusia. Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia. Ada perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan pada umumnya. Kebaikan moral merupakan kebaikan manusia sebagai manusia sedangkan kebaikan pada umumnya merupakan kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja, misalnya sebagai suami atau isteri. • Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa sumber. Sistem Informasi @2009
21
Etika dan Moralitas Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif. Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau nalar, pada argumentasi yang bersedia untuk dipersoalkan tanpa perkecualian. Kritis berarti filsafat ingin mengerti sebuah masalah sampai ke akar-akarnya, tidak puas dengan pengertian dangkal. Sistematis artinya membahas langkah demi langkah. Normatif menyelidiki bagaimana pandangan moral yang seharusnya.
Sistem Informasi @2009
22
Etika dan Agama Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut: 1. Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas mendengar bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti mengapa Tuhan memerintahkannya. Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama. 2. Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengizinkan interpretasi yang saling berbeda dan bahkan bertentangan. Sistem Informasi @2009
23
3. Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat maka agama menghadapi masalah moral yang secara langsung tidak disinggungsinggung dalam wahyu. Misalnya bayi tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama. 4. Adanya perbedaan antara etika dan ajaran moral. Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional sematamata sedangkan agama pada wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.
Sistem Informasi @2009
24
2.5 Istilah berkaitan Kata etika sering dirancukan dengan istilah etiket, etis, ethos, iktikad dan kode etik atau kode etika. Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk. Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan. Etis artinya sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis menanyakan usia pada seorang wanita. Ethos artinya sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu. Maka ada ungkapan ethos kerja artinya sikap dasar seseorang dalam pekerjaannya, misalnya ethos kerja yang tinggi artinya dia menaruh sikap dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya. Kode atika atau kode etik artinya daftar kewajiban dalam menjalankan tugas sebuah profesi yang disusun oleh anggota profesi dan mengikat anggota dalam menjalankan tugasnya. Sistem Informasi @2009
25
Bab III. PROFESI, KODE ETIK DAN PROFESIONALISME Sistem Informasi @2009
26
Definisi Profesi: Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Sistem Informasi @2009
27
Tiga (3) Ciri Utama Profesi 1. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi; 2. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan; 3. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.
Sistem Informasi @2009
28
Tiga (3) Ciri Tambahan Profesi 1. Adanya proses lisensi atau sertifikat; 2. Adanya organisasi; 3. Otonomi dalam pekerjaannya.
Sistem Informasi @2009
29
Tiga Fungsi dari Kode Etik Profesi 1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan; 2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan; 3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi
Sistem Informasi @2009
30
Etika terbagi atas 2 bidang besar 1. Etika umum 1.1 Prinsip; 1.2 Moral.
2. Etika khusus 2.1 Etika Individu; 2.2 Etika Sosial.
Etika sosial yang hanya berlaku bagi kelompok profesi tertentu disebut kode etika atau kode etik.
Sistem Informasi @2009
31
Kode Etik • Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. • Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Sistem Informasi @2009
32
Sifat Kode Etik Profesional Sifat dan orientasi kode etik hendaknya: 1. Singkat; 2. Sederhana; 3. Jelas dan Konsisten; 4. Masuk Akal; 5. Dapat Diterima; 6. Praktis dan Dapat Dilaksanakan; 7. Komprehensif dan Lengkap, dan 8. Positif dalam Formulasinya.
Sistem Informasi @2009
33
Orientasi Kode Etik hendaknya ditujukan kepada: 1. Rekan, 2. Profesi, 3. Badan, 4. Nasabah/Pemakai, 5. Negara, dan 6. Masyarakat.
Sistem Informasi @2009
34
Kode Etik Ilmuwan Informasi Pada tahun 1895 muncullah istilah dokumentasi sedangkan orang yang bergerak dalam bidang dokumentasi menyebut diri mereka sebagai dokumentalis, digunakan di Eropa Barat. Di AS, istilah dokumentasi diganti menjadi ilmu informasi; American Documentation Institute (ADI) kemudian diganti menjadi American Society for Information (ASIS).
Sistem Informasi @2009
35
ASIS Professionalism Committee yang membuat rancangan ASIS Code of Ethics for Information Professionals. Kode etik yang dihasilkan terdiri dari preambul dan 4 kategori pertanggungan jawab etika, masing-masing pada pribadi, masyarakat, sponsor, nasabah atau atasan dan pada profesi. Kesulitan menyusun kode etik menyangkut (a) apakah yang dimaksudkan dengan kode etik dan bagaimana seharunya; (b) bagaimana kode tersebut akan digunakan; (c) tingkat rincian kode etik dan (d) siapa yang menjadi sasaran kode etik dan kode etik diperuntukkan bagi kepentingan siapa.
Sistem Informasi @2009
36
Profesionalisme Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan --serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut-- dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).
Sistem Informasi @2009
37
Tiga Watak Kerja Profesionalisme 1. kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil; 2. kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat; 3. kerja seorang profesional --diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral-- harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi profesi.
Sistem Informasi @2009
38
Menurut Harris [1995] ruang gerak seorang profesional ini akan diatur melalui etika profesi yang distandarkan dalam bentuk kode etik profesi. Pelanggaran terhadap kode etik profesi bisa dalam berbagai bentuk, meskipun dalam praktek yang umum dijumpai akan mencakup dua kasus utama, yaitu: a. pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan respek terhadap nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi itu. Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan keuntungan uang yang berkelebihan ataupun kekuasaan merupakan perbuatan yang sering dianggap melanggar kode etik profesi; dan b. pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi yang kurang mencerminkan kualitas keahlian yang sulit atau kurang dapat dipertanggung-jawabkan menurut standar maupun kriteria profesional. Sistem Informasi @2009
39
Bab IV. ETIKA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI Sistem Informasi @2009
40
Dampak pemanfaatan teknologi informasi yang kurang tepat sebagai berikut (I Made Wiryana): Rasa takut; Keterasingan; Golongan miskin informasi dan minoritas; Pentingnya individu; Tingkat kompleksitas serta kecepatan yang sudah tidak dapat ditangani; Makin rentannya organisasi; Dilanggarnya privasi; Pengangguran dan pemindahan kerja; Kurangnya tanggung jawab profesi; Kaburnya citra manusia.
Sistem Informasi @2009
41
Beberapa langkah untuk menghadapi dampak pemanfaatan TI (I Made Wiryana): a. Desain yang berpusat pada manusia; b. Dukungan organisasi; c. Perencanaan pekerjaan; d. Pendidikan; e. Umpan balik dan imbalan; f. Meningkatkan kesadaran publik; g. Perangkat hukum; h. Riset yang maju.
Sistem Informasi @2009
42
Etika Penggunaan TI Etika secara umum didefinisikan sebagai suatu kepercayaan atau pemikiran yang mengisi suatu individu, yang keberadaannya bisa dipertanggungjawabkan terhadap masyarakat atas prilaku yang diperbuat. Biasanya pengertian etika akan berkaitan dengan masalah moral. Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai prilaku benar dan salah yang diakui oleh manusia secara universal. Perbedaannya bahwa etika akan menjadi berbeda dari masyarakat satu dengan masyarakat yang lain.
Sistem Informasi @2009
43
Dua aktivitas utama Etika Komputer (James H. Moore) 1. waspada, dan 2. sadar.
Sistem Informasi @2009
44
Tiga alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer:
1. kelenturan logika (logical malleability), kemampuan memrograman komputer untuk melakukan apa pun yang kita inginkan. 2. faktor transformasi (transformation factors), Contoh fasilitas e-mail yang bisa sampai tujuan dan dapat dibuka atau dibaca dimanapun kita berada, 3. faktor tak kasat mata (invisibility factors). semua operasi internal komputer tersembunyi dari penglihatan, yang membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat, perhitungan yang rumit terlihat dan penyalahgunaan yang tidak tampak Sistem Informasi @2009
45
Hak Sosial dan Komputer (Deborah Johnson) 1. Hak atas akses komputer, yaitu setiap orang berhak untuk mengoperasikan komputer dengan tidak harus memilikinya. Sebagai contoh belajar tentang komputer dengan memanfaatkan software yang ada; 2. Hak atas keahlian komputer, pada awal komputer dibuat, terdapat kekawatiran yang luas terhadap masyarakat akan terjadinya pengangguran karena beberapa peran digantikan oleh komputer. Tetapi pada kenyataannya dengan keahlian di bidang komputer dapat membuka peluang pekerjaan yang lebih banyak;
Sistem Informasi @2009
46
3. Hak atas spesialis komputer, pemakai komputer tidak semua menguasai akan ilmu yang terdapat pada komputer yang begitu banyak dan luas. Untuk bidang tertentu diperlukan spesialis bidang komputer, seperti kita membutuhkan dokter atau pengacara; 4. Hak atas pengambilan keputusan komputer, meskipun masyarakat tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai bagaimana komputer diterapkan, namun masyarakat memiliki hak tersebut.
Sistem Informasi @2009
47
Hak atas Informasi (Richard O. Masson) 1. Hak atas privasi, sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara individu maupu dalam suatu organisasi mendapatkan perlindungan atas hukum tentang kerahasiannya; 2. Hak atas Akurasi. Komputer dipercaya dapat mencapai tingkat akurasi yang tidak bisa dicapai oleh sistem nonkomputer, potensi ini selalu ada meskipun tidak selalu tercapai; 3. Hak atas kepemilikan. Ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya dalam bentuk program-program komputer yang dengan mudahnya dilakukan penggandaan atau disalin secara ilegal. Ini bisa dituntut di pengadilan; 4. Hak atas akses. Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan mengaksesnya harus melakukan account atau izin pada pihak yang memiliki informasi tersebut. Sebagai contoh kita dapat membaca data-data penelitian atau buku-buku online di Internet yang harus bayar untuk dapat mengaksesnya. Sistem Informasi @2009
48
Kontrak Sosial Jasa Informasi • Komputer tidak akan digunakan dengan sengaja untuk menggangu privasi orang; • Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemroses data; • Hak milik intelektual akan dilindungi.
Sistem Informasi @2009
49
Perilaku-perilaku profesional SIM: • Memanfaatkan kesempatan untuk berperilaku tidak etis; • Etika yang membuahkan hasil; • Perusahaan dan manajer memiliki tanggung jawab sosial; • Manajer mendukung keyakinan etika mereka dengan tindakan.
Sistem Informasi @2009
50
Sepuluh langkah dalam mengelompokkan perilaku dan menekankan standar etika berupa: • Formulasikan suatu kode perilaku; • Tetapkan aturan prosedur yang berkaitan dengan masalah-masalah seperti penggunaan jasa komputer untuk pribadi dan hak milik atas program dan data komputer; • Jelaskan sanksi yang akan diambil terhadap pelanggar, seperti tenguran, penghentian, dan tuntutan; • Kenali perilaku etis; • Fokuskan perhatian pada etika secara terprogram seperti pelatihan dan bacaan yang disyaratkan;
Sistem Informasi @2009
51
• Promosikan undang-undang kejahatan komputer pada karyawan. Simpan suatu catatan formal yang menetapkan pertanggungjawaban tiap spesialis informasi untuk semua tindakan, dan kurangi godaan untuk melanggar dengan program-program seperti audit etika. • Mendorong penggunaan program rehabilitasi yang memperlakukan pelanggar etika dengan cara yang sama seperti perusahaan mempedulikan pemulihan bagi alkoholik atau penyalahgunaan obat bius; • Dorong partisipasi dalam perkumpulan profesional;
Sistem Informasi @2009
52
BAB V. KOMPETENSI PEKERJAAN DI BIDANG TI Sistem Informasi @2009
53
Kategori lowongan pekerjaan yang ditawarkan di lingkungan Penyedia Jasa Internet (PJI) atau Internet Service Provider (ISP): 1. Web Developer / Programmer; 2. Web Designer; 3. Database Administrator; 4. System Administrator; 5. Network Administrator; 6. Help Desk, dan 7. Technical Support.
Sistem Informasi @2009
54
• Kompetensi dasar standar (standard core competency) yang harus dimiliki oleh ke semua kategori lapangan pekerjaan yaitu: 1. Kemampuan mengoperasikan perangkat keras, dan 2. Mengakses Internet.
Sistem Informasi @2009
55
1. Web Developer / Programmer Kompetensi yang harus dimiliki :
1. Membuat halaman web dengan multimedia, dan 2. CGI programming.
Sistem Informasi @2009
56
2. Web Designer Kompetensi yang harus dimiliki:
1. Kemampuan menangkap digital image, dan 2. Membuat halaman web dengan multimedia.
Sistem Informasi @2009
57
3. Database Administrator Kompetensi yang harus dimiliki: • Monitor dan administer sebuah database 4. Help Desk Kompetensi yang harus dimiliki: • Penggunaan perangkat lunak Internet berbasis Windows seperti Internet Explorer, telnet, ftp, IRC.
Sistem Informasi @2009
58
5. System Administrator Kompetensi yang harus dimiliki: Menghubungkan perangkat keras; Melakukan instalasi Microsoft Windows; Melakukan instalasi Linux; Pasang dan konfigurasi mail server, ftp server, web server, dan Memahami Routing
Sistem Informasi @2009
59
6. Network Administrator Kompetensi yang harus dimiliki:
Menghubungkan perangkat keras; Administer dan melakukan konfigurasi sistem operasi yang mendukung network; Administer perangkat network; Memahami Routing; Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya; Mengelola network security; Monitor dan administer network security.
Sistem Informasi @2009
60
7. Technical Support Kompetensi yang harus dimiliki: Menghubungkan perangkat keras; Melakukan instalasi Microsoft Windows; Melakukan instalasi Linux; Mencari sumber kesalahan di jaringan dan memperbaikinya; Penggunaan perangkat lunak Internet berbasis Windows seperti Internet Explorer, telnet, ftp, IRC; Pasang dan konfigurasi mail server, ftp server, web server.
Sistem Informasi @2009
61
BAB VI. Spesifikasi dan Klasifikasi Pekerjaan Bidang TI Sistem Informasi @2009
62
Pemrogram terbagi tiga: 1. Pemrogram Tersupervisi 2. Pemrogram Tersupervisi Menengah 3. Pemrogram Independent/Managing
Sistem Informasi @2009
63
Analisis Sistem 1. Analisis sistem tersupervisi 2. Analisis sistem independent
Sistem Informasi @2009
64
Instruktur 1. Instruktur Tersupervisi 2. Instruktur Tersupervisi Moderat 3. Instruktur Independent
Sistem Informasi @2009
65
MANAJER PROYEK 1. Manajer Proyek Tersupervisi 2. Manajer Proyek Independent
Sistem Informasi @2009
66
SPESIALIS AUDIT SISTEM INFORMASI Pengetahuan dan Ketrampilan yang dibutuhkan: 1. Siklus pengembangan sistem informasi. 2. Analisis sistem dan teknis disain tingkat lanjutan serta metodologi pengembangan sistem. 3. Pemahaman yang baik, menangani sistem aplikasi, protokol komunikasi dan jaringan, dan operasi komputer. 4. Pemahaman yang baik mengenai standard kualitas internasional, aturan-aturan TI, kebijaksanaan organisasi, metodologi dan lain sebagainya. 5. Ketrampilan intepersonal yang baik. 6. Harus dapat beargumentasi secara persuasif pada pertemuan informal dan formal. 7. Memiliki kemampuan menulis laporan dan teknis presentasi yang sangat baik. 8. Memiliki ketrampilan otomasi perkantoran (word processing, spreadsheet, graphics) yang sangat baik. Sistem Informasi @2009
67
Spesialis Database Pengetahuan dan Ketrampilan yang dibutuhkan: 1. Pengalaman yang berarti pada lingkungan pengembangan sistem. 2. Pemahaman yang dalam mengenai DBMS organisasi tersebut. 3. Pengetahuan yang baik mengenai berbagai model data dan struktur manajemen data. 4. Pemahaman yang sangat baik mengenai organisasi bisnis, misal asuransi dan proses manufaktur. 5. Ketrampilan komunikasi dan presenasi yang baik dan efektif.
Sistem Informasi @2009
68
Spesialis Integrasi Sistem Pengetahuan dan Ketrampilan yang dibutuhkan: 1. Negosiasi. 2. Komunikasi lisan dan tulisan. 3. Pengetahuan yang luas mengenai teknologi-teknologi state-of-theart. 4. Pengetahuan bisnis yang mendalam. 5. Ketrampilan manusia. 6. Manajemen proyek. 7. Proses-proses dan standard quality assurance dan manajemen kualitas. 8. Perencanaan. 9. Evaluasi. Sistem Informasi @2009
69
Spesialis Komunikasi Data Pengetahuan dan Ketrampilan yang Diperlukan: 1. Mengenal standard internasional dan nasional, baik terbuka maupun tertutup, peraturan, protokol, dan jika perlu, tarif. 2. Pengetahuan tentang konsep dan arsitektur komunikasi, standard medium dan protokol untuk memungkinkan interkoneksi, internetworking, dan interoperability berbagai sistem melalui LAN atau WAN untuk data, suara, teks, atau citra. 3. Pengetahuan yang cukup tentang aplikasi yang berhubungan dengan komunikasi, seperti : electronic mail, EDI, VANS, infrastruktur pengkabelan, dan metode-metode pengembangan perangkat lunak. 4. Ketrampilan komunikasi lisan dan tertulis yang efektif dan ketrampilan presentasi. 5. Pengetahuan tentang matematika, fisika, elektronika dasar dan komunikasi. Sistem Informasi @2009
70
SPESIALIS PENDUKUNG SOFTWARE SISTEM (System Software Support) Pengetahuan dan Ketrampilan yang dibutuhkan: 1. Pemahaman yang baik mengenai penggunaan dan pengoperasian perangkat lunak dan perangkat keras; 2. Suatu kemampuan untuk bekerjanya sistem, suatu pendekatan yang sistimatis, disiplin, dan analitis untuk pemecahan masalah yang kompeks; 3. Pengetahuan yang baik mengenai arsitektur dan komponen perangkat lunak dan keras, serta metoda pengembangan perangkat lunak.
Sistem Informasi @2009
71
SPESIALIS QUALITY ASSURANCE Pengetahuan dan Ketrampilan yang Diperlukan: 1. Pengetahuan yang sangat baik mengeanai manajemen kualitas, qualtiy assurance, pengendalian kualitas, dan metodologi audit kualitas. 2. Pengetahuan yang up-to-date mengeai berbagai sistem sertifikasi kualitas 3. Pengetuhuan yang luas dan mendalam mengenai seluruh aspek hukum dan bidangbidang yang berkaitan dengan liabilitas publik, yang mempengaruhi pengembangan dan impementasi suatu sistem informasi.
Sistem Informasi @2009
72
4. Mengembangkan dan memperluas pengetahuan yang relevan, dan berkaitkan dengan area teknis, seperi DBMS, perangkat lunak, komunikasi/jaringan komputer, metodologi dan kebijaksanaan sistem aplikasi. 5. Ketrampilan interpersonal yang sangat baik. 6. Harus dapat berargumentasi secara persuasif pada pertemuan informal dan formal. 7. Memiliki kemampuan menulis laporan dan teknis presentasi yang sangat baik 8. Memiliki ketrampilan otomasi perkantoran (word processing, spreadsheet, graphics) yang sangat baik 9. Kemampuan di atas rata-rata dalam mengobservasi detail dan terus menerus. 10. Memenuhi syarat untuk akreditasi pribadi di bawah suatu sistem sertifikasi kualitas yang diakui secara internasional. Sistem Informasi @2009
73
Spesialis Sekuriti Sistem Informasi Pengetahuan dan Ketrampilan yang Diperlukan: 1. Ketrampilan interpersonal yang baik untuk memungkinkan masuknya program sekuriti. 2. Kemampuan untuk bekerja dengan supervisi minimum. 3. Pemahaman yang luas tentang konsep-konsep Sistem Informasi yang berhubungan dengan integritas dan kerahasiaan sistem informasi. 4. Harus memahami kebutuhan dan kegunaan teknik analisis resiko, pengukuran sekuriti, recovery dari bencana, perencanaan segala kemungkinan dan simulasi peristiwa.
Sistem Informasi @2009
74
5. Memahami semua hukum dan peraturan eksternal yang mempengaruhi sekuriti Sistem Informasi. 6. Pengetahuan yang mendalam mengenai standardstandard yang berhubungan. 7. Harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai DBMS, komunikasi, manajemen kualitas, pemeriksaan dan arsitektur komputer. 8. Komunikasi lisan dan tertulis yang efektif dan ketrampilan presentasi.
Sistem Informasi @2009
75
SPESIALIS SISTEM TERDISTRIBUSI Pengetahuan dan Ketrampilan yang dibutuhkan: 1. Kemampuan untuk memanfaatkan dan memahami platform dan arsitektur pengolahan terdistribusi untuk memenuhi persyaratan client. 2. Pemahaman yang baik mengenai persyaratan teknis dan produk yang akan mengimplementasikan lingkungan seperti : DBMS, komunikasi data. perangkat lunak sistem, bahasa pemrograman dan perangkat bantu pengembang, sistem operasi. 3. Siklus hidup pengembangan sistem informasi. 4. Metodologi dan teknik analisis dan perancangan sistem. .
Sistem Informasi @2009
76
5. Mampu memilih standard, metode dan peralatan untuk analisis dan perancangan yang dapat dipakai dengan tepat. 6. Mengenal baik teknik dan prosedur quality assurance, dan bisa memilih dan menerapkannya dengan sesuai pada semua tahap siklus hidup pengembangan sistem. 7. Pengetahuan tentang bisnis organisasi dan penggunaan Sistem Informasi dalam organisasi.
Sistem Informasi @2009
77
8. Pendekatan yang sistematis dan analitis untuk pemecahan masalah. 9. Ketrampilan manajemen, termasuk : ketrampilan interpersonal, bernegosiasi dan pemahaman kultur dan praktek manajemen organisasi. 10. Kemampuan membuat pengguna menerima solusi sistem yang bisa direalisasikan dan valid, yang melibatkan perubahan kondisi dan praktek kerja. 11. Ketrampilan komunikasi lisan dan tertulis yang efektif.
Sistem Informasi @2009
78
Motif Kejahatan di Internet • Motif intelektual, yaitu kejahatan yang dilakukan hanya untuk kepuasan pribadi dan menunjukkan bahwa dirinya telah mampu untuk merekayasa dan mengimplementasikan bidang teknologi informasi. • Motif ekonomi, politik, dan kriminal, yaitu kejahatan yang dilakukan untuk keuntungan pribadi atau golongan tertentu yang berdampak pada kerugian secara ekonomi dan politik pada pihak lain.
Sistem Informasi @2009
79
Faktor Penyebebab Cybercrime • Segi teknis, adanya teknologi internet akan menghilangkan batas wilayah negara yang menjadikan dunia ini menjadi begitu dekat dan sempit. Saling terhubungnya antara jaringan yang satu dengan jaringan yang lain memudahkan pelaku kejahatan untuk melakukan aksinya. Kemudian, tidak meratanya penyebaran teknologi menjadikan yang satu lebih kuat daripada yang lain.
Sistem Informasi @2009
80
• Segi sosioekonomi, adanya cybercrime merupakan produk ekonomi. Isu global yang kemudian dihubungkan dengan kejahatan tersebut adalah keamanan jaringan (security network) keamanan jaringan merupakan isu global yang muncul bersamaan dengan internet. Sebagai komoditi ekonomi, banyak negara yang tentunya sangat membutuhkan perangkat keamanan jaringan. Cybercrime berada dalam skenerio besar dari kegiatan ekonomi dunia. Sebagai contoh saat ini, memasuki tahun 2000 akan terjadi berupa isu virus Y2K yang akan menghilangkan atau merusak data atau informasi. Hal tersebut tentu saja membuat kekhawatiran terhadap usaha perbankan, penerbangan, pasar modal, dan sebagainya, yang pada akhirnya mereka sibuk mencari solusi cara menghindarinya. Sehingga hal tersebut menjadi ladang para penyedia jasa teknologi informasi untuk membuat perangkat atau program untuk menanggulanginya, yang pada akhirnya kenyataannya ancaman tersebut tidak pernah terjadi. Sistem Informasi @2009
81
Empat Ruang Lingkup Kejahatan Komputer 1. Komputer sebagai instrumen untuk melakukan kejahatan tradisional, seperti digunakan untuk melakukan pencurian, penipuan, dan pemalsuan melalui internet, di samping kejahatan lainnya seperti pornografi terhadap anak-anak, prostitusi online, dan lain-lain. 2. Komputer dan perangkatnya sebagai objek penyalahgunaan, di mana data-data di dalam komputer yang menjadi objek kejahatan dapat saja diubah, dimodifikasi, dihapus, atau diduplikasi secara tidak sah.
Sistem Informasi @2009
82
3. Penyalahgunaan yang berkaitan dengan komputer atau data, yang dimaksud dengan penyalahgunaan di sini yaitu manakala komputer dan data-data yang terdapat di dalam komputer digunakan secara ilegal atau tidak sah. 4. Unauthorized acquisition, disclosure or use of information and data, yang berkaitan dengan masalah penyalahgunaan hak akses dengan cara-cara yang ilegal.
Sistem Informasi @2009
83
Kejahatan menggunakan sarana komputer (Bainbridge,1993) :
1.Memasukkan instruksi yang tidak sah; 2. Perubahan data input; 3. Perusakan data; 4.Komputer sebagai pembantu kejahatan; 5.Akses tidak sah terhadap sistem komputer.
Sistem Informasi @2009
84
Ancaman terhadap Penggunaan Internet (Bernstein et.al., 1996): 1. Menguping (eavesdropping); 2. Menyamar (masquerade); 3. Pengulang (reply); 4. Manipulasi data (data manipulation); 5. Kesalahan Penyampaian (misrouting); 6. Pintu jebakan atau kuda Trojan (trapdoor); 7. Virus (viruses); 8. Pengingkaran (repudoition); 9. Penolakan Pelayanan (denial of service).
Sistem Informasi @2009
85
Beberapa kendala di internet akibat lemahnya sistem keamanan komputer (Bernstein et.al., 1996): 1. Kata sandi seseorang dicuri ketika terhubung ke sistem jaringan dan ditiru atau digunakan oleh pencuri. 2. Jalur komunikais disadap dan rahasia perusahaan pun dicuri melalui jaringan komputer. 3. Sistem informasi dimasuki (penetrated) oleh pengacau (intruder). 4. Server jaringan dikirim data dalam ukuran sangat besar (e-mail bomb) sehingga sistem macet.
Sistem Informasi @2009
86
Masalah keamanan berhubungan dengan lingkungan hukum: 1. Kekayaan intelektual (intellectual property) dibajak. 2. Hak cipta dan paten dilanggar dengan melakukan peniruan dan atau tidak membayar royalti. 3. Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan penggunaan teknologi tertentu. 4. Dokumen rahasia disiarkan melalui mailing list atau bulletin boards. 5. Pegawai menggunakan internet untuk tindakan asusila seperti pornografi.
Sistem Informasi @2009
87
Sistem keamanan yang berkaitan dengan masalah keuangan dan e-commerce: 1. Data keuangan dapat dicuri atau diubah oleh intruder atau hacker; 2. Dana atau kas disalahgunakan oleh petugas yang memegangnya; 3. Pemalsuan uang; 4. Seseorang dapat berpura-pura sebagai orang lain dan melakukan transaksi keuangan atas nama orang lain tersebut.
Sistem Informasi @2009
88
Tipenya cybercrime menurut Philip Renata: 1. Joy computing, yaitu pemakaian komputer orang lain tanpa izin. 2. Hacking, yaitu mengakses secara tidak sah atau tanpa izin dengan alat suatu terminal. 3. The trojan horse, yaitu manipulasi data atau program dengan jalan mengubah data atau intsruksi pada sebuah program, menghapus, menambah, menjadikan tidak terjangkau, dengan tujuan kepentingan pribadi atau orang lain.
Sistem Informasi @2009
89
4. Data leakage, yaitu menyangkut pembocoran data ke luar terutama mengenai data yang harus dirahasiakan. 5. Data diddling, yaitu suatu perbuatan yang mengubah data valid atau sah dengan cara tidak sah, mengubah input data atau output data. 6. To frustate data communication atau penyia-nyiaan data komputer. 7. Software piracy, yaitu pembajakan software terhadap hak cipta yang dilindungi Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).
Sistem Informasi @2009
90
Bentuk kejahatan yang berhubungan erat dengan penggunaan TI: 1. Unauthorized Access to Computer System and Service; 2. Illegal Contents; 3. Data Forgery; 4. Cyber Espionage; 5. Cyber Sabotage and Extortion; 6. Offense Against Intellectual Property; 7. Infringement of Privacy.
Sistem Informasi @2009
91
Kasus Cybercrime yang sering Terjadi di Indonesia (As‟ad Yusuf): 1. Pencurian nomor kartu kredit; 2. Pengambilalihan situs web milik orang lain; 3. Pencurian akses internet yang sering dialami oleh ISP; 4. Kejahatan nama domain; 5. Persaingan bisnis dengan menimbulkan gangguan bagi situs saingannya.
Sistem Informasi @2009
92
BAB VII. KERANGKA HUKUM BIDANG TI Sistem Informasi @2009
93
Kejahatan dalam bidang TI secara umum terdiri dari dua kelompok, yaitu:
1.Kejahatan biasa yang menggunakan TI sebagai alat bantunya. Pencurian uang atau pembelian barang menggunakan kartu kredit curian melalui media internet dapat menelpon korban di wilayah hukum negara lain, suatu hal yang jarang terjadi dalam kejahatan konvensional. 2. Kejahatan muncul setelah adanya internet, dimana sistem komputer sebagai korbannya. Contoh kejahatan kelompok ini adalah perusak situs internet, pengiriman virus atau program-program komputer yang tujuannya merusak sistem kerja komputer tujuan.
Sistem Informasi @2009
94
Karakteristik Aktivitas di Internet: 1. bersifat lintas batas, sehingga tidak lagi tunduk pada batas-batas teritorial. 2. sistem hukum tradisional (the existing law) yang justru bertumpu pada batasanbatasan territorial dianggap tidak cukup memadai untuk menjawab persoalanpersoalan hukum yang muncul akibat aktivitas di internet.
Sistem Informasi @2009
95
Prinsip dan Pendekatan Hukum Istilah hukum cyber diartikan sebagai padanan kata dari Cyber Law, yang saat ini secara internasional digunakan untuk istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan TI. Istilah lain yang juga digunakan adalah Hukum TI (Law of IT), Hukum Dunia Maya (Virtual World Law) dan Hukum Mayantara. Kegiatan cyber meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan dan perbuatan hukum yang nyata. Secara yuridis untuk ruang cyber tidak sama lagi dengan ukuran dan kualifikasi hukum tradisional. Kegiatan cyber adalah kegiatan virtual yang berdampak sangat nyata meskipun alat buktinya bersifat elektronik. Dengan demikian subjek pelakunya harus dikualifikasikan pula sebagai orang yang telah melakukan perbuatan hukum secara nyata.
Sistem Informasi @2009
96
Tiga Pendekatan untuk mempertahankan keamanan di Cyberspace: 1. Pendekatan Teknologi; 2. Pendekatan sosial budaya-etika; 3. Pendekatan Hukum.
Sistem Informasi @2009
97
Tiga Yurisdiksi Hukum Internasional: 1. Yurisdiksi menetapkan undang-undang (the jurisdiction of prescribe); 2. Yurisdiksi penegakan hukum (the jurisdiction to enforcve); 3. Yurisdiksi menuntut (the jurisdiction to adjudicate).
Sistem Informasi @2009
98
Asas Yurisdiksi Hukum Internasional: 1. Subjective territoriality; 2. Objective territoriality; 3. Nationality; 4. Passive nationality; 5. Protective principle; 6. Universality.
Sistem Informasi @2009
99
Ruang Lingkup Cyberlaw berkaitan aspek hukum: 1. e-commerce; 2. Trademark/Domain; 3. Privasi dan keamanan di internet (Privacy and Security on the internet); 4. Hak cipta (Copyright); 5. Pencemaran nama baik (Defamation); 6. Pengaturan isi (Content Regulation); 7. Penyelesaian Perselisihan (Dispel Settlement).
Sistem Informasi @2009
100
Pengaturan Pemanfaatan TI harus dilaksanakan dengan tujuan untuk: 1. Mendukung persatuan dan kesatuan bangsa serta mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia; 2. Mendukung perkembangan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional; 3. Mendukung efektivitas komunikasi dengan memanfaatkan secara optimal TI untuk tercapainya keadilan dan kepastian hukum; 4. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap untuk mengembangkan pemikiran dan kemampuannya di bidang TI secara bertanggung jawab dalam rangka menghadapi perkembangan TI dunia. Sistem Informasi @2009
101
Ruang lingkup pelanggaran hukum TI di Indonesia 1. Memanfaatkan TI dengan melawan hukum seperti menyakiti, melukai atau menghilangkan harta benda bahkan nyawa orang lain; 2. Melakukan intersepsi (mencegah / menahan) terhadap lalu lintas komunikasi data; 3. Sengaja merusak mengganggu data yang tersimpan dalam alat penyimpanan data elektronik yang tersusun sebagai bagian dari sistem komputer; 4. Sengaja menghilangkan bukti-bukti elektronik yang dapat dijadikan alat bukti sah di pengadilan yang terdapat pada suatu sistem informasi atau sistem komputer; 5. Sengaja merusak atau mengganggu sistem informasi, sistem komputer, jaringan komputer dan internet; Sistem Informasi @2009
102
Lanjutan Ruang lingkup pelanggaran hukum TI di Indonesia 6. Memanfaatkan TI untuk menipu, menghasut, memfitnah, menjatuhkan nama baik seseorang atau organisasi; 7. Memanfaatkan TI untuk menyebarkan gambar, tulisan atau kombinasi dari keduanya yang mengandung sifatsifat pornografi; 8. Memanfaatkan TI untuk membantu terjadinya percobaan atau persekongkolan yang menjurus pada kejahatan; 9. Setiap badan hukum penyelenggaraan jasa akses internet atau penyelenggaraan layanan TI, baik untuk keperluan komersial maupun keperluan internal perusahaan, dengan sengaja tidak menyimpan atau tidak dapat menyediakan catatan transaksi elektronik sedikitnya untuk jangka waktu dua tahun. Sistem Informasi @2009
103
Sistem Informasi @2009
104