KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI IBU NIFAS di RSU Dr.WAHIDIN SUDIRO HUSODO KABUPATEN MOJOKERTO
RIZKY ARUM SARI 1211010033
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO 2015
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOBILISASI DINI IBU NIFAS di RSU Dr.WAHIDIN SUDIRO HUSODO KABUPATEN MOJOKERTO RIZKY ARUM SARI 1211010033 Subject : Dukungan keluarga, Mobilisasi Dini dan Ibu Nifas DESCRIPTION Angka kematian ibu akibat perdarahan dan infeksi post partum yang berhubungan dengan rendahnya tingkat mobilisasi dini dapat dicegah dengan memberikan dukungan kepada ibu nifas untuk melakukan mobilisasi dini secara bertahap, karena mobilisasi dini sangat berpengaruh untuk mencegah terjadinya subinvolusi uterus dan perdarahan pada masa nifas. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keluarga dengan mobilisasi dini pada ibu nifas di RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo. Jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Variabel independen adalah dukungan keluarga dan variabel dependen adalah mobilisasi dini. Populasi dalam penelitian ini adalah 50 orang ibu nifas. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini Consecutive sampling. Penelitian dilakukan di RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo Kabupaten Mojokerto pada tanggal 25 Mei 2015 sampai tanggal 01 Juni 2015. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan instrumen yang digunakan adalah lembar cheklist. Teknik pengolahan data Editing Coding, Scoring, Tabulating dan analisa data menggunakan uji Chi Square. Hasil responden ibu nifas di RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo berdasarkan dukungan keluarga sebagian besar berkriteria cukup sebanyak 18 responden (51,4%). Dan berdasarkan mobilisasi dini sebagian besar berkriteria cukup sebanyak 17 responden (48,6%). Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan hasil Asymp.Sig = 0,002. Karena nilai Asymp.Sig 0,002 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan mobilisasi dini pada ibu nifas. Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor penting bagi ibu nifas untuk melakukan mobilisasi dini. Oleh karena itu, perlu adanya peran dan dukungan dari keluarga kepada ibu nifas agar ibu nifas dapat melakukan mobilisasi dini dengan baik. Mengingat pentingnya mobilisasi dini pada ibu nifas yang dapat mencegah terjadinya komplikasi perdarahan pada masa nifas.
ABSTRACT Maternal mortality due to post partum bleeding and infection that relate to the low levels of early mobilization can be prevented by providing support to post partum mothers to early mobilization gradually. Because early mobilization is very influential to prevent subinvolution uterus and bleeding during parturition. The aim of this study was to determine the relationship of the family with early mobilization in post partum mothers in RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo. Type of research was observational analytic research with cross sectional approach. The independent variable was the support of family and the dependent variable was early mobilization. The population in this study was 50 post partum mothers. The sampling technique used in this study was consecutive sampling. The study was conducted at RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto on May 25, 2015 until 01 June 2015. The data was collected using interview techniques and instruments used was a checklist sheet. Data processed through Coding ,Editing, Scoring, Tabulating and data analysis using Chi Square test. Results of post partum mothers respondents in RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo based on family support mostly had a moderate criteria by 18 respondents (51.4%). And by early mobilization mostly had a moderate criteria which as many as 17 respondents (48.6%). Based on Chi-Square test showed Asymp.Sig = 0.002. Because the value Asymp.Sig 0.002 <0.05, it can be concluded that the H0 was rejected and H1 was accepted. There was significant relationship between family support and early mobilization in post partum mothers. Family support is one of the important factors for post partum mothers to do early mobilization. Therefore, the need for the role and support of the family to post partum mothers for post partum mothers in order to be able to perform well early mobilization. Considering the importance of early mobilization on post partum mothers can prevent the occurrence of bleeding complications during childbirth. Keywords: Family Support, Early Mobilization and Post Partum Mothers Contributor
: 1. Farida Yuliani, S.ST.,M.Kes. 2. Agustin Dwi Syalfina, S.ST.,SKM Date : 19 Juni 2015 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Mobilisasi dini adalah kebijakan untuk secepat mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya secepat mungkin untuk berjalan. Pada persalinan normal sebaiknya mobilisasi dikerjakan setelah 2 jam (ibu boleh miring ke kiri atau ke kanan untuk mencegah adanya trombosit) (Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri Sunarsih, 2011). Mobilisasi dini telah terbukti berhasil dalam mengurangi peristiwa tromboemboli dan mempercepat proses
involusio, dimana proses terjadi setelah periode istirahat pertama berakhir sekitar 2 jam (Bobak, 2000:776). Ibu yang baru melahirkan mungkin tidak banyak bergerak karena merasa letih dan sakit. Setelah persalinan yang normal, jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan kateter dan tanda-tanda vitalnya juga memuaskan, biasanya ibu diperbolehkan untuk mandi dan pergi ke WC dengan dibantu setelah satu sampai dua jam melahirkan secara normal (Hindriati, 2014). Dukungan dari orang sekitar sangat dibutuhkan oleh ibu nifas. Orang yang memotivasi dan orang yang selalu bersamanya serta membantu dalam menghadapi perubahan akibat adanya persalinan oleh karena itu, semua ini yang penting bagi ibu nifas adalah kehadiran orang terdekat yaitu keluarga atau suami (Kitzinger, 2005). Dukungan yang dapat dilakukan adalah dengan menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini. Menurut data WHO (World Health Organization), sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di Negara-negara berkembang yaitu Negara yang masuk dalam ASEAN (Association of South East Asian Nations) seperti Negara Indonesia. Rasio kematian di Negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup, jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu disembilan Negara maju yaitu Jepang, Amerika Serikat, Australia, Belanda, New Zealand, Kanada, Irlandia, Jerman, dan Swedia. (Wahyuni, 2012). Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2012) bahwa Angka Kematian Ibu di Indonesia mencapai 359 meninggal per 100.000 ibu hamil/melahirkan (SDKI, 2012). Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia dikenal dengan trias klasik antara lain di sebabkan oleh perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), abortus (5%), komplikasi masa puerperium (Depkes RI, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan di RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo pada tanggal 9-11 Maret 2015 diperoleh data primer pada bulan Februari tahun 2015 sebanyak 50 responden, 5 responden (33,3%) melakukan mobilisasi dini, sedangkan 10 responden (66,7%) tidak melakukan mobilisasi dini. Sedangkan 9 responden (60%) ibu tidak memperoleh dukungan dari keluarga sedangkan 6 responden (40%) mendapatkan dukungan dari keluarga. Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada keluarga lain berupa barang, jasa dan nasehat yang mana membuat penerima dukungan akan merasa disayangi dan dihargai (Mahmudah, 2012). Ada beberapa fungsi dukungan keluarga yaitu dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan emosional (Mahmudah, 2012). Dukungan keluarga sangat penting bagi ibu nifas untuk melakukan mobilisasi dini, karena mobilisasi dini sangat berpengaruh untuk mencegah terjadinya subinvolusi uterus dan perdarahan pada masa nifas. Mobilisasi dini atau aktivitas segera dilakukan setelah beristirahat beberapa jam dan beranjak dari tempat tidur ibu (pada persalinan normal) (Hindriati, 2014). Mobilisasi dini dapat mengurangi bendungan lochea dalam rahim, meningkatkan peredaran darah sekitar alat kelamin, mempercepat normalisasi dalam keadaan semula. Bila tidak mengalami atau terjadi kegagalan dalam proses invousi disebut dengan subinvolusi. Hal ini bisa saja disebabkan oleh infeksi atau tertinggalnya sisa plasenta atau perdarahan lanjut (Late Postpartum Hemorrage) (Eka Puspita dan Kurnia Dwi Rimandani, 2014).
Angka Kematian Ibu akibat perdarahan dan infeksi post partum yang behubungan dengan rendahnya tingkat mobilisasi dini dapat dicegah dengan memberikan dukungan kepada ibu nifas untuk melakukan mobilisasi dini secara bertahap. Bidan sebagai pemberi asuhan yang terdekat dan terlama bersama klien dapat memberikan perhatian khusus pada ibu nifas diantaranya adalah memberikan informasi tentang mobilisasi dini dengan melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan kepada ibu untuk melakukan mobilisasi dini pada masa nifas. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Mobilisasi Dini Ibu Nifas di RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo”. METODOLOGI Jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Variabel independen adalah dukungan keluarga dan variabel dependen adalah mobilisasi dini. Populasi dalam penelitian ini adalah 50 orang ibu nifas. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini Consecutive sampling. Penelitian dilakukan di RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo Kabupaten Mojokerto pada tanggal 25 Mei 2015 sampai tanggal 01 Juni 2015. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan instrumen yang digunakan adalah lembar cheklist. Teknik pengolahan data Editing Coding, Scoring, Tabulating dan analisa data menggunakan uji Chi Square. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruhnya responden dengan kriteria dukungan keluarga baik, yaitu sebesar 13 responden (37,1%), dan yang mendapat cukup dukungan keluarga 18 responden (51,4%) sedangkan yang mendapatkan kurang dukungan keluarga sebanyak 4 responden (11,4%). Dukungan keluarga adalah pemberian perhatian, dorongan, kasih sayang, barang, infomasi dan jasa dari orang-orang terdekat seperti suami/istri, orang tua, anak, dan orang terdekat lainnya sehingga penerima dukungan merasa disayangi dan dihargai (Mahmudah, 2012). Fungsi dukungan Keluarga adalah meliputi dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan emosional (Mahmudah, 2012). Mayoritas responden mendapatkan dukungan keluarga dalam melakukan mobilisasi dini, mayoritas dukungan yang didapat berupa dukungan penilaian. Hal ini terjadi karena mayoritas keluarga masih menilai bahwa kondisi ibu pasca melahirkan yang belum stabil dan sangat mengkhawatirkan bila melakukan mobilisasi dini. Padahal mobilisasi dini sangat diperlukan bagi ibu nifas untuk pemulihan kondisi pasca melahirkan dan mencegah terjadinya komplikasi post partum. Namun, mayoritas responden mendapat dukungan keluarga rendah berupa dukungan informasi. Informasi yang didapatkan oleh keluarga mengenai mobilisasi dini sangat minim sehingga sangat berpengaruh terhadap ibu nifas untuk melakukan mobilisasi dini. Dukungan informasi dari keluarga sangat penting untuk memberikan motivasi kepada ibu untuk melakukan mobilisasi dini. Melalui dukungan infomasi keluarga dapat memberitahu ibu nifas tentang pentingnya mobilisasi dini dan memotivasi untuk segera melalukan mobilisasi dini secara bertahap, yaitu pada hari pertama setelah melahirkan dengan
melakukan gerakan miring kanan dan kiri, hari kedua dengan duduk dan hari ketiga berjalan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruhnya responden dengan kriteria mobilisasi dini baik yaitu sebesar 13 responden (37,1%), mobilisasi dini cukup 17 responden (48,6%), sedangkan mobilisasi dini kurang 5 responden (14,3 %) Mobilisasi dini adalah kebijakan untuk secepat mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya secepat mungkin untuk berjalan. Pada persalinan normal sebaiknya mobilisasi dikerjakan setelah 2 jam (ibu boleh miring ke kiri atau ke kanan untuk mencegah adanya trombosit) (Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri Sunarsih, 2011). Mobilisasi dini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor intern: jenis persalinan khususnya pada ibu yang post Sectio Caesarea, takut jahitan lepas bila bergerak, kelelahan saat mengalami partus lama, cidera yang dialami sebelum persalinan akibat fraktur tulang belakang, keadaan umum dipengaruhi oleh penyakit penyerta ibu, persepsi nyeri tiap pasien berbeda, motivasi untuk melakukan mobilisasi dini, tindakan dengan anestesi, gaya hidup, emosi; faktor ekstern: dukungan suami dan keluarga, kebudayaan yang melarang bergerak dan kaki harus lurus, sosial ekonomi, pelayanan yang diberikan petugas, individu senantiasa menyesuaikan dengan lingkungan menurut kebutuhannya; faktor karakteristik, tingkat pendidikan mempengaruhi pemahaman yang diberikan petugas, umur muda yang cenderung malu atau menarik diri, ibu bekerja terbiasa menyelesaikan tugasnya, paritas yang lebih banyak ibu akan segera melakukan mobilisasi dini karena harus merawat dan memberi perhatian kepada anak yang lain (Supartini, 2013). Mayoritas responden telah melakukan mobilisasi dini, mobilisasi dini yang dominan dilakukan yaitu pada hari ke-3. Hal ini terjadi karena ibu nifas sudah mampu dan sudah beradaptasi dengan kondisinya ditambah dengan semangat ibu untuk merawat bayinya. Hal tersebut sangat memotivasi ibu nifas untuk segera melakukan mobilisasi dini pada tahap hari ke-3 yaitu untuk segera berjalan. Namun, mayoritas keluarga melakukan mobilisasi dini yang terendah pada tahap hari ke-1. Hal ini terjadi karena ibu masih ketakutan untuk melakukan mobilisasi dini pada tahap hari ke-1 atau tahap miring kanan dan miring kiri. Mayoritas ibu nifas beranggapan bahwa pergerakan atau mobilisasi dini dapat menambah resiko terjadinya komplikasi setelah melahirkan misalnya perdarahan bertambah banyak setelah miring kanan dan miring kiri dan lepasnya jahitan pada luka bekas operasi maupun jahitan pada luka jalan lahir. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebanyak 9 responden (25,7%) melakukan mobilisasi dengan baik dan mendapat dukungan keluarga dengan kriteria baik. Berdasarkan uji statistik dengan bantuan SPSS menggunakan ChiSquare didapatkan hasil Asymp.Sig = 0,002. Karena nilai Asymp.Sig 0,002 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan mobilisasi dini ibu nifas di ruang bersalin RSUD Wahidin Sudiro Husodo. Menurut E. Oswari (1993) keadaan umum klien harus diperhatikan untuk melakukan mobilisasi dini, dan harus dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan klien, timbulnya luka setelah pembedahan menimbulkan nyeri yang menyebabkan kecemasan dan rasa takut untuk melakukan mobilisasi, dukungan
keluarga dan perawatan diruangan sangat membantu dalam jalannya mobilisasi yang optimal, dan dilakukan secara bertahap, sosial budaya di lingkungan tempat tinggal juga ikut berperan dalam melakukan mobilisasi dini yang dilakukan pada pasien post partum dengan sectio caesaria (Anikinayat, 2009). Mayoritas responden mendapatkan dukungan keluarga dengan kriteria cukup dan melakukan mobilisasi dini berkriteria cukup. Hal tersebut dapat menggambarkan bahwa adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan mobilisasi dini pada ibu nifas. Oleh karena itu, maka perlu adanya peran dan dukungan dari keluarga kepada ibu nifas agar ibu nifas dapat melakukan mobilisasi dini dengan baik. Mengingat pentingnya mobilisasi dini pada ibu nifas yang dapat mencegah terjadinya komplikasi perdarahan pada masa nifas. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kabupaten Mojokerto didapatkan bahwa dukungan keluarga tentang mobilisasi dini terhadap ibu nifas di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo, sebagian besar responden yaitu sebanyak 18 responden (51,4 %) mendukung ibu untuk melakukan mobilisasi dini dengan kriteria cukup dan hasil penelitian diketahui bahwa mobilisasi dini di ruang bersalin RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo, sebagian besar responden yaitu sebanyak 17 responden (48,6%) berkriteria cukup. Berdasarkan uji statistik dengan bantuan SPSS menggunakan Chi-Square didapatkan hasil Asymp.Sig = 0,002. Karena nilai Asymp.Sig 0,002 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan mobilisasi dini ibu nifas di ruang bersalin RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo. REKOMENDASI 1. Bagi Praktis a. Bagi Tenaga Kesehatan Petugas kesehatan khususnya bidan mampu mengupayakan mobilisasi dini pada ibu nifas berjalan sesuai dengan tahap mobilisasi dini dengan melibatkan dukungan keluarga yang bertujuan untuk memberikan peran dan tanggung jawab petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan perawatan masa nifas dengan melibatkan keluarga. b. Bagi Peneliti Peneliti mampu menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapatkan dalam penelitian ini untuk diaplikasikan pada praktik selanjutnya khususnya tentang bagaimana cara kita sebagai calon praktisi kesehatan ikut mengupayakan peran serta keluarga dalam mobilisasi dini ibu nifas. c. Bagi Ibu Nifas Ibu nifas diharapkan memperhatikan dan melaksanakan mobilisasi dini yang telah diberikan oleh petugas kesehatan. d. Bagi keluarga Keluarga diharapkan mampu untuk memberikan peran dukungan kepada ibu nifas agar mampu melakukan mobilisasi dini secara bertahap dengan baik. Keluarga dapat membantu ibu nifas dalam melakukan mobilisasi bertahap mulai dari miring kanan-miring kiri, duduk dan berjalan.
2.
Bagi Teoritis a. Bagi Tempat Penelitian Petugas kesehatan mampu mengembangkan ilmu khususnya dalam meningkatkan pelayanan masa nifas. b. Bagi Pihak Institusi Pendidikan Kesehatan Mahasiswa dan dosen mampu mengembangkan ilmu mengenai dukungan keluarga terhadap mobilisasi dini ibu nifas.
ALAMAT KORESPONDENSI: Email :
[email protected] No. Hp : 087852082573 Alamat : Dsn. Pondok Waluh Desa Kencong Kec. Kencong Kab. Jember