HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTIK MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS PASCA KEJADIAN ROBEKAN PERINEUM Masruroh, S.Si.T. M.Kes Dosen Akademi Kebidanan Uniska Kendal ABSTRAK Menurut informasi dari ibu nifas kebanyakan dari mereka masih mempercayai tentang mitosmitos yang ada di masyarakat seperti: tidak boleh banyak bergerak karena melawan pantangan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan praktek mobilisasi dini ibu nifas paska robekan perineum di RSUD Dr. H Soewondo Kendal. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan metode Analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas hari yang mengalami robekan perineum pada bulan Juni 2011 sebanyak 30 orang di RSUD Dr. H Soewondo Kendal. Teknik sampling menggunakan accidental sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2011 dimana pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pengelolaan data menggunakan SPSS versi 13.0. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1-30 Juni 2011 dimana pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pengelolaan data menggunakan SPSS versi. 13.0. Dan hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan responden sebagian besar baik yaitu 66,7% dan cukup sebesar 33,3%. Untuk praktik responden sebagian besar baik yaitu 70,0% sementara yang cukup 28,7%, dan yang kurang ada 3,3%. Hasil uji statistik didapatkan nilai p 0,002 < 0,05. Hal ini menunjukan adanya Hubungan antara pengetahuan dengan praktik mobilisasi dini pada ibu nifas paska kejadian robekan perineum. Untuk tenaga kesehatan Diharapkan untuk dapat melakukan perawatan yang optimal bagi ibu-ibu nifas yang khususnya dalam melakukan pendampingan dan pengajaran mobilisasi dini pada ibu nifas paska mengalami robekan perineum. Kata kunci Pustaka
: Pengetahuan, Praktik, Mobilisasi Dini. : 26 pustaka (2002 s/d 2011)
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2011
1
RELATIONSHIP WITH KNOWLEDGE OF PRACTICE IN EARLY MOBILIZATION AFTER MOTHER INCIDENT PUERPERAL PERINEAL LACERATION
ABSTRAK According to information from post-partum mothers most of them still believe the myths that exist in society such as: should not move much because of taboos against This study aims to determine the relationship of knowledge and practice of early mobilization of maternal perineal tears after childbirth in hospitals Dr. H Soewondo Kendal. The methods used in data collection using Analytical method with cross sectional approach. The population in this study were mothers who experience postpartum day perineal tear in June 2011 as many as 30 people in hospitals Dr. H Soewondo Kendal. Sampling technique using accidental sampling. The study was conducted in June 2011 where the collection data using questionnaires and data management using SPSS version 13.0. The research was conducted on 1-30 June 2011 in which data collection using questionnaires and data management using the SPSS version. 13.0. And the result showed that knowledge of the respondents mostly good enough for 66.7% and 33.3%. For most of the good practices of the respondents ie 70.0% while 28.7% adequate, and that there is less 3.3%. The results of statistical tests obtained p-value 0.002 <0.05. This shows the relationship between knowledge of the practice of early mobilization in the mother postpartum perineal tears after the incident. For health workers is expected to be able to perform optimal care for mothers in childbirth are particularly mentoring and teaching of early mobilization in the post-post-partum mothers experiencing perineal tears. Key words: Knowledge, Practices, Early Mobilization. References: 26 library (2002 s / d 2011)
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2011
2
PENDAHULUAN Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Dari berbagai pengalaman dalam menganggulangi kematian ibu dan bayi di banyak. Upaya ini terbukti telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin dan bayi baru lahir yang disertai penyulit proses persalinan atau komplikasi yang mengancam keselamatan jiwa. Namun, tidak semua intervensi yang sesuai bagi suatu Negara dapat dengan serta merta dijalankan dan memberi dampak menguntungkan bila diterapkan di Negara lain. (Saleha,S,2009; h.2) Konsep mobilisasi dini mulamula berasal dari ambulasi dini (early A. ambulation) yang merupakan pengembangan secara berangsur-angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi (Hidayat,2008;h.104). Rumah Sakit RSUD Dr. H Soewondo Kendal data pada bulan 1 Maret 2010 dengan jumlah pasien persalinan kurang lebih satu bulan ratarata sekitar 69 pasien. Sebagai studi pendahuluan pada hari Rabu tanggal 2 Maret 2010 yang dilakukan kepada 9 ibu post partum dengan robekan perineum, 3 (33,33%) orang ibu nifas telah mengetahui tentang pentingnya mobilisasi dini dan sudah melakukanya dari mulai meregangkan kaki, miring kanan kiri dan sudah dapat duduk disamping tempat tidur. Sisanya yaitu 6 (66,67%) orang ibu nifas mengatakan, tidak mengetahui tentang pentingnya melakukan mobilisasi dini setelah melakukan persalinan sedangkan 4 diantara 6 ibu nifas tersebut telah melakukan mobilisasi dini atas saran dari bidan yang dinas dirumah sakit dan yang 2 orang ibu nifas takut untuk melakukan mobilisasi. Menurut informasi dari ibu nifas kebanyakan dari mereka masih mempercayai tentang
mitos-mitos yang ada di masyarakat seperti: tidak boleh banyak bergerak karena melawan pantangan. Dari permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan praktek mobilisasi dini pada ibu post partum paska robekan perineum. Berdasarkan pada permasalahan di atas, rumusan permasalahannya adalah : “ Apakah ada hubungan pengetahuan dengan praktik mobilisasi dini ibu nifas paska kejadian robekan perineum di RSUD Dr. H Soewondo Kendal tahun 2011? “ TINJAUAN PUSTAKA Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003;h.121). 2. Pengukuran Pengetahuan Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subyek penelitian atau responden. ( Notoatmodjo, 2003;h.124). Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kulitatif yaitu : a. Baik : Hasil presentase 76%-100% b. Cukup : Hasil presentase 56%-75%
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2011
3
c. Kurang : Hasil presentase < 56% 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Faktor Internal 1) Pendidikan 2) Pekerjaan 3) Umur b. Faktor Eksternal 1) Faktor Lingkungan 2) Sosial Budaya B.
Praktik atau tindakan (practice) Menurut Notoadmodjo (2003;h.127-128) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan atau (support) dari pihak lain, misalnya dari suami atau istri, orang tua atau mertua, dan lain-lain. Menurut Notoadmojo (2003;h.127) Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan sebagai berikut: 1. Persepsi (perseption) 2. Respon terpimpin (guided respon) 3. Mekanisme (mecanism) 4. Adaptasi (adaptation) Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatankegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
C. Hubungan Pengetahuan dan Praktik Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku pendidikan akan berpengaruh pada meningkatnya
indikator kesehatan masyarakat sebagai hasil keluaran (outcome) pendidikan kesehatan (Notoatmodjo,2007;h.106107). Lewrence Green dalam buku (Notoatmodjo,2003;h.13-14) menjelaskan bahwa perilaku itu dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok, yaitu: 1. Faktor predisposisi (predisposing factor) 2. Faktor pemungkin (enabling faktor) 3. Faktor penguat (reinforcing factor) D. Mobilisasi Dini 1. Pengertian Mobilisasi Dini Disebut juga early ambulation. Early ambulation adalah kebijakan untuk selekas mungkin membimbing klien keluar dari tempat tidur dan membimbing selekas mungkin berjalan. Klien sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24 - 48 jam post partum. (Eny dan Diah,2010;h.105) Menurut Lia (2009) yang dikutip dari Carpenito (2000), mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Dari Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Mobilisasi menyebabkan perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalam waktu 12 jam. 2. Macam Mobilisasi Dini a. Mobilisasi penuh b. Mobilisasi sebagian 1) Mobilisasi sebagian dengan temporer,
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2011
4
disebabkan oleh trauma yang reversibel 2) Pada sistem muskuloskeletal 3) Mobilisasi sebagian permanen disebabkan karena rusaknya sistem saraf yang reversibel (hemiplagi karena kecelakaan). 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mobilisasi Dini pada ibu nifas Menurut Suparyanto (2010) factor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi dini : a. Penyakit tertentu dan cidera b. Budaya c. Energi 4. Resiko Bila Tidak Melakukan Mobilisasi Dini Pada Nifas Menurut Suparyanto (2010) Berbagai masalah dapat terjadi bila tidak melakukan mobilisasi dini, misalnya : a. Gangguan pernafasan b. Pada sistem kardiovaskuler c. Pada saluran perkemihan d. Pada gastrointestinal 5. Tahap-Tahap Mobilisasi Dini Menurut Chrissie (2005) tahaptahap mobilisasi dini sebagai berikut: a. Pada hari 1 – 4 Mulailah dengan duduk, berdiri, dan berjalan b. Pada hari ke 4 – 7 1) Menekuk pelvis 2) Meluncurkan kaki 3) Sentakan pinggul 4) Menggulingkan lutut 5) Posisi jembatan 6) Posisi merangkak E.
Masa Nifas 1. Pengertian Masa Nifas Masa nifas mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu,akan tetapi
seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Winkjosastro,2006;h.237). 2. Tahapan Masa Nifas Menurut Eny dan Diah (2010;h.0304) nifas dibagi 3 tahapan: a. Puerperium Dini b. Puerperium Intermedial c. Remote Pueperium
F.
Robekan Perineum Menurut Sarwono (2006;h.665) robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikitnya. Robekan ini dapat dihindari atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat. Sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan lama, karena akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan dalam tengkorak janin, dan melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena diregangkan terlalu lama. Menurut Sarwono (2006;h.665), apabila hanya kilit perineum dan mukosa vagina yang robek dinamakan robekan perineum tingkat 1. Pada robekan tingkat 2 dinding belakang vagina dan jaringan ikat yang menghubungkan otot-otot diafragma urogenetalis pada garis tengah terluka, dan pada robekan tingkat 3 atau robekan total muskulus sfingter ani eksternum ikut terputus dan kadangkadang dinding depan rektum ikut robek pula. Jarang sekali terjadi robekan yang mulai pada dinding belakang vagina di atas introitus vagina dan anak dilahirkan melalui robekan itu, sedangkan (dengan meninggalkan) perineum sebelah depan tetap utuh (robekan perineum sentral).
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2011
5
METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan metode cross Sectional melalui pendekatan kuantitatif dengan Variabel Penelitiannya meliputi Variabel bebas (Independent) adalah pengetahuan ibu nifas tentang mobilisasi dini. Dan Variabel terikat (dependent) praktik mobilisasi dini ibu nifas. Pernyataan hipotesis dalam penelitian ; Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dan praktik mobilisasi dini ibu nifas paska robekan perineum. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2011 di RSUD Dr H.Soewondo Kendal diambil sampel 30 ibu nifas hari ke-4 yang mengalami robekan perineum , menggunakan accidental sampling . Teknik pengumpulan data diperoleh atas dua jenis data, yaitu:Data primer &Data sekunder dengan menggunakan Instrument Penelitian kuesioner.
Pengolahan data melalui Pemeriksaan Data (Editing), Pemberian (Coding), Pemberian Nilai (Scoring), Penyusunan Data (Tabulasi), Sedangkan analisa data melalui , Analisis univariate , Analisis Bivariat.Untuk membuktikan apakah hipotesa diterima atau ditolak dengan menggunakan uji x² ( chi square). Etika Penelitian Menurut Nursalam (2006;h.119), memperhatikan ; Lembar persetujuan menjadi responden, Right to privacy, dan Convidentiality (kerahasiaan)
Tabel.1 Distribusi pengetahuan responden tentang mobilisasi dini pada ibu nifas di RSUD Dr H Soewondo Kendal No
1 2 3
A. HASIL PENELITIAN 1. Analisa Univariat a. Pengetahuan Ibu Tentang Mobilisasi Dini Pada Ibu Nifas
Persentase
66,7 33,3 0 100,0
Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa Ibu Nifas yang sebagian besar mempunyai pengetahuan baik yaitu 20 orang (66,7%) dan pengetahuan cukup sebanyak 10 orang (33,3%) serta tidak ada ibu nifas yang mempunyai pengetahuan kurang (0%). b.
Praktik mobilisasi dini
Tabel 2 Distribusi praktik mobilisasi dini pada ibu nifas pasca robekan perineum N o 1 2 3
Tingkat Pengetahu an Baik Cukup Kurang Total
Frek uens i 21 8 1 30
Presentase % 70,0 26,7 3,3 100,
Dari tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa Ibu Nifas yang melakukan praktik terbaik sebanyak 21 orang (70,0%), yang melakukan praktik cukup yaitu 8 orang (26,7%) dan yang melakukan praktik kurang yaitu 1 orang (3,3%).
2. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tingkat Frekuen % Pengetah si uan Baik 20 Cukup 10 Kurang 0 Total 30
Analisa Bivariat
Hubungan pengetahuan dengan praktik tentang mobilisasi dini pada ibu nifas paska kejadian robekan perineum
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2011
6
Tabel .3 Distribusi Hubungan pengetahuan dengan praktik tentang mobilisasi dini pada ibu nifas paska kejadian robekan perineum Tingkat pengetah uan Baik Cukup Kurang Total
Baik F % 18 60,0
Cukup F % 2 6,7
3 0 21
6 0 8
10,0 0 70,0
20,0 0 26,7
Praktik Kurang F % 0 0 1 0 1
3,3 0 3,3
F 20 10 0 30
Total % 66,7
Nilai p 0,00 2
33,3 0 100, 0
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa Ibu Nifas yang berpengetahuan baik tentang mobilisasi dini ada 20 orang (66,7%) yang terdiri dari 18 orang (60,0%) mempunyai praktik baik dan 2 orang (6,7%) mempunyai praktik cukup dan tidak ada yang mempunyai praktik kurang (0%) sedangkan Ibu Nifas yang berpengetahuan cukup tentang mobilisasi dini ada 10 orang (33.3%) yang terdiri dari 3 orang (10,0%) mempunyai praktik baik dan 6 orang (23,3%) mempunyai praktik cukup dan 1 orang (3,3%) yang mempunyai praktik kurang. Hasil uji stastistik dengan menggunakan Chi Squere didapatkan nilai p 0,003, namun dikarenakan terdapat 3 kolom yang nilainya kurang dari 5 maka hasil uji ditransformasikan dengan uji Fisher’s Exact didapatkan nilai p 0,002 berarti kurang dari taraf signifikan 5% (0,002<0,05). Ini berarti Ha diterima sehingga ada hubungan antara pengetahuan dan praktik tentang mobilisasi dini pada ibu nifas paska kejadian robekan perineum. B.
PEMBAHASAN
1. Pengetahuan ibu nifas tentang mobilisasi dini di RSUD Dr. H Soewondo Kendal
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Ibu Nifas terbanyak mempunyai pengetahuan baik yaitu 20 orang (66,7%) dan pengetahuan cukup sebanyak 10 orang (33,3%) sedangkan yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 0 orang (0%). Setelah melihat hasil presentasi diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar dari Ibu Nifas tersebut telah memiliki pengetahuan yang baik, walaupun masih ada ibu yang memiliki pengetahuan cukup tapi sangatlah mengesankan karena tidak ada ibu yang memiliki pengetahuan kurang. Pengetahuan juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pendidikan maupun umur. Ibu nifas memperoleh pengetahuan tentang mobilisasi dini mulai dari penyuluha, informasi baik dari lingkungan sekitar maupun dari tenaga medis. Dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa pendidikan cukup baik, mayoritas responden memiliki pendidikan tingkat SMP 15 orang (50,0%) dan tingkat pendidikan SMA sebanyak 10 orang (33,3%). Sedangkan tingkat pendidikan SD hanya sebagian kecil saja yaitu ada 5 orang (16,7%). Dapat diketahui dari data diatas bahwa responden lebih mudah untuk berpikir atau mendapatkan informasi tentang mobilisasi dini ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang cukup baik pula. Selain ditunjang dari tingkat pendidikan formal. Selain dari itu pengetahuan juga dapat dipengaruhi oleh pendididkan non formal seperti informasi yang didapatkan dari penyuluhan oleh tenaga medis maupun paramedis serta informasi dari media elektronik. Selain dari pendidikan pengetahuan juga dapat dikaitkan dengan umur responden. Dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa sebagian
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2011
7
besar Ibu Nifas yang berumur 20-30 tahun yaitu sebanyak 20 orang (66,7%), kemudian yang berumur <20 tahun yaitu sebanyak 6 orang (20,0%), sedangkan yang berumur >30 tahun yaitu sebanyak 4 orang (13,3%). Baik pengetahuan maupun umur dapat disimpulkan bahwa terdapat keterkaitan diantara keduanya dimana pengetahuan tersebut dapat dipengaruhi pula oleh umur seseorang. Karena pada usia – usia yang cukup dewasa pola pikir seseorang akan meningkat, mereka akan lebih dapat mengetahui informasi yang sedang berkembang di lingkungannya serta kemampuan dalam pengambilan keputusan juga akan lebih matang. Selain itu juga dalam praktiknya mereka akan lebih mengetahui kebenaranya. 2. Praktik Mobilisasi Dini Pada Ibu Nifas Paska Kejadian Robekan Perineum Setelah diakukan penelitian didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden mempunyai praktik baik tentang mobilisasi dini yaitu sejumlah 21 orang (70,0%), yang mempunyai praktik cukup tentang mobilisasi dini ada 8 orang (26,7%) dan hanya sebagian kecil dari ibu nifas yang mempunyai pengetahuan kurang pada mobilisasi dini itu yaitu 1 orang (3,3%). Dari penentuan praktik responden di RSUD Dr. H Soewondo Kendal dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari ibu nifas yang dirawat di Rumah Sakit tersebut telah melakukan praktik mobilisasi dini yang baik dan hanya sebagian kecil dari Ibu Nifas yang melakukan praktik kurang. 3. Hubungan Pengetahuan Dan Praktik Mobilisasi Dini Pada Ibu Nifas Paska Kejadian Robekan Perineum Hasil uji stastistik dengan menggunakan Chi Square didapatkan
nilai p 0,003, namun dikarenakan terdapat 3 kolom yang nilainya kurang dari 5 maka hasil uji ditransformasikan dengan uji Fisher’ Exact didapatkan nilai p 0,002 berarti kurang dari taraf signifikan 5% (0,002<0,05). Ini berarti Ha diterima sehingga ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan praktik tentang mobilisasi dini pada ibu nifas paska kejadian robekan perineum. .Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan Ibu Nifas tentang Mobilisasi Dini sebagian besar baik, hal ini ditunjang dari faktor pendidikan baik secara formal maupun non formal dan penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, begitu juga praktik yang dimiliki Ibu Nifas sebagian besar baik karena dipengaruhi oleh pengetahuan yang baik. Dilihat dari hasil masih ada 1 ibu nifas yang memilkii pengetahuan cukup dan melakukan praktik kurang, hal ini dikarenakan tidak adanya dukungan dari pihak keluarga dalam melakukan mobilisasi dini dan juga umur ibu yang masih terlalu muda sehingga belum dapat menentukan sikap terhadap suatu informasi yang didapatkannya. Dalam kasus tersebut pihak tenaga kesehatan sangatlah berpengaruh terhadap praktik ibu, petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan, bimbingan dan pendampingan dalam melakukanya sehingga akan meningkatkan pengetahuan maupun praktik ibu. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukanoleh peneliti tentang ” Hubungan Pengetahuan dengan Praktik Mobilisasi Dini Ibu Nifas Paska Robekan Perinium di RS dr H Soewondo Kendal ”
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2011
8
2. Pengetahuan Dari hasil penelitian dapat diambil data bahwa Ibu Nifas yang mempunyai pengetahuan baik yaitu sebanyak 20 orang (66,7%) dan pengetahuan cukup sebanyak 10 orang (33,3%) sedangkan yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 0 orang (0%). 3. Praktik Sesuai dengan pendataan yang telah dilakukan dapat diambil data bahwa Ibu Nifas yang melakukan praktik terbaik sebanyak 21 orang (70,0%), yang melakukan praktik cukup yaitu 8 orang (26,7%) dan yang melakukan praktik kurang yaitu 1 orang (3,3%). 4. Hubungan Pengetahuan dengan Praktik Mobilisasi Dini pada Ibu Nifas Paska Kejadian Robekan Perineum Hasil uji stastistik dengan menggunakan Chi Squere didapatkan nilai p 0,003, namun dikarenakan terdapat 3 kolom yang nilainya kurang dari 5 maka hasil uji ditransformasikan dengan uji Fisher’s Exact didapatkan nilai p 0,002 berarti kurang dari taraf signifikan 5% (0,002<0,05). Ini berarti Ha diterima sehingga ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan praktik tentang mobilisasi dini pada ibu nifas paska kejadian robekan perineum di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. B. Saran 1. Bagi Ibu Nifas Sehubungan dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa masih ada ibu nifas yang memiliki praktik kurang, maka diharapkan pada Ibu Nifas untuk dapat memotivasi dirinya sendiri agar melakukan praktik mobilisasi untuk dapat membantu penyembuhan dari luka pada daerah kemaluan ibu.
2.
3.
4.
Serta adanya peran serta dari keluarga untuk dapat membantu ibu dalam melakukanya. Bagi Institusi Rumah Sakit a. Bagi rumah sakit Untuk tetap menerapkan kebijakan yang diterapkan pada ibu-ibu nifas yang dirawat di rumah sakit tersebut. b. Bagi bidan rumah sakit Diharapkan untuk dapat melakukan perawatan yang optimal bagi ibu-ibu nifas yang khususnya dalam melakukan pendampingan dan memberikan pengajaran mobilisasi dini pada ibu nifas paska mengalami robekan perineum. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan untuk dapat menjadi sumber informasi di perpustakaan kampus. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini sebagai dasar awal dari penelitian yang dapat digunakan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut. Terutama untuk dapat melakukan penelitian tentang perbedaan mobilisasi dini pada ibu yang mengalami robekan perineum derajat 1 sampai dengan derajat 4. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.BAB 1. Scribd.< www.scribd.com>diakses tanggal 27 April 2011 Ayupp.Hidupkansehat.Blogspot.
diakses tanggal 4 April 2011 Anonim.midwiferyaducator.wordpress.2010 diakses tanggal 26 Maret 2011
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2011
9
Anonim.Repository. usu.ac.id.< http://www. usu.ac.id>diakses tanggal 4 April 2011
Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2002.h.9-14
Anonim.untuk mendukung making pregnancy safer.Scribd.com.< http://www.scribd.com>diakses tanggal 4 April 2011
Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.h.10-130
Arikunto, S.. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2006.h.131
Notoatmodjo, S.. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta. 2007.h.106-017
Bahiyatun.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal.Jakarta:EGC.2009.h.83
Notoadmojo,S.Metodologi kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta.2010.h.10-17
Eny
dan Diah.Asuhan Nifas.Yogyakarta:Nuha Offset.2010.h.01-107
penelitian
Kebidanan
Fitriyah,Lailatul.mobilisasi dini.wordpress.2009.< http://wordpress.com>diakses tanggal 29 Maret 2011 Hidayat,A.Aziz Azimul.Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisi Data.Salemba Medika:Jakarta. 2009.h.104
Meliono, Irmayanti, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI Lestari,Eka.making pregnancy safer.blogspot.< http://www.ekarahayupujilestari.co.cc/ 2009/03/making-pregnancysafer.html>diakses tanggal 28 Maret 2011 lia. Making pregnancy safer .blogspot ,2009 .< http://www .bidanlia .blogspot .com/2009/05/making-pregnancy-safermps .html>diakses tanggal 27 maret 2011
Nursalam.. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. 2003.h.119 Saleha, S. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika; 2009.h.02-73 Suherni, S,dkk.Perawatan Nifas.Yogyakarta Fitramaya.2009.h.01-105
Masa :
Suparyanto.konsep mobilisasi dini post partus.blogspot.2010.< http://www. drsuparyanto.blogspot.com/2010/07/kon sep-mobilisasi-dini-postpartus.html>diakses tanggal 28 Maret 2011 Udiyono, A.. Metodologi Penelitian Kesehatan. Semarang : Universitas Diponegoro. 2007. Winkjosastro,H.Ilmu Kebidanan.Jakarta:YBPSP;2005.h.66 5
Mundy,G.Chrissie.Pemulihan Masa Operasi Caesar.Jakarta:Erlangga;2005
Jurnal Ilmiah Kesehatan Akbid Uniska Kendal |Edisi Ke-2 Tahun 2011
10