JURNAL KESEHATAN STIKES MITRA KENCANA TASIKMALAYA
HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Elfitri Rosita Febriyany
INTISARI
Tingginya angka kesakitan dan kematian ibu maternal salah satunya disebabkan adanya komplikasi setelah melahirkan (post partum). Berdasarkan penyebab kematian ibu secara langsung, infeksi merupakan salah satu penyebab kematian ibu terbesar yaitu sekitar 20,25%, infeksi post partum dapat terjadi dari perlukaan jalan lahir, dari bendungan ASI dan salah satunya dari subinvolusi uterus juga retensio urine yang kemungkinan disebabkan kurangnya melakukan mobilisasi dini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini dengan retensio urine pada ibu nifas di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya. Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif analitik, populasi penelitian adalah seluruh ibu nifas yang melahirkan normal di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya periode Bulan April 2015 sebanyak 156 orang. Sampel penelitian adalah seluruh ibu nifas yang melahirkan normal ketika kebetulan peneliti ada di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya periode Bulan April sebanyak 42 orang. Tehnik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Pengolahan data dengan tabulasi silang. Analisa statistik dengan uji Chi Square dengan taraf signifikasi α = 0,05. Hasil penelitian dan analisa data menunjukan bahwa pada analisis univariat 19 orang tidak melakukan mobilisasi dini (45,2%) dan yang mengalami retensio urine 16 orang (38,1%) yang selanjutnya dianalisis menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai ρ 0,001. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa sebagian besar ibu nifas melakukan mobilisasi dini, sebagian besar tidak mengalami retensio urine dan ada hubungan antara mobilisasi dini dengan retensio urine pada ibu nifas. Kata Kunci : Mobilisasi dini, Retensio urine, Ibu nifas Kepustakaan : 18 Sumber (2005-2015)
1
JURNAL KESEHATAN STIKES MITRA KENCANA TASIKMALAYA
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) 2010, sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di Negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di Negara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450/100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara persemakmuran. Angka Kematian Ibu (AKI) diakibatkan karena komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas (Ali, 2013). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tertinggi di negara Asia Tenggara. Menurut data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) AKI di Indonesia terus mengalami penurunan. Pada tahun 2005 tercatat 262 per 100.000 KH, tahun 2006 tercatat 255 per 100.000 KH, tahun 2007 tercatat 248 per 100.000 KH. Target Millineum Development Goals (MDGS) AKI di Indonesia tahun 2015 mencapai 125 per 100.000 KH (Brata, 2008). Berdasarkan penyebab kematian ibu secara langsung, infeksi merupakan salah satu penyebab kematian ibu terbesar yaitu sekitar 20,25%, infeksi post partum dapat terjadi dari perlukaan jalan lahir, dari bendungan ASI dan salah satunya juga retensio urin yang kemungkinan disebabkan kurangnya melakukan mobilisasi dini (Manuaba, 2008). Retensio urin merupakan masalah yang perlu diperhatikan pada masa intrapartum maupun post partum. Pada masa intrapartum, sebanyak 1617% kasus retensio plasenta diakibatkan oleh kandung kemih yang distensi akibat dari retensio urin. Sedangkan insiden terjadinya retensio urin pada periode post partum, menurut hasil penelitian Saultz berkisar 1,7% sampai 17,9%. Penelitian yang dilakukan oleh Yip menemukan insiden retensio urine post partum sebesar 4,9% dengan volume residu urine 150 cc sebagai volume normal paska berkemih spontan (Jurnal USU, 2009). Secara umum, retensio urin post partum dapat disebakan oleh trauma intra partum, reflek kejang sfingter uretra, hipotonia selama hamil dan nifas, ibu dalam posisi tidur terlentang, peradangan, psikogenik dan umur yang tua (khoirotun, 2013). Ermiati (2008) mengatakan juga dalam penelitiannya perdarahan postpartum adalah gangguan kontraksi uterus yang dapat diakibatkan oleh adanya retensio urin. Retensio urin menyebabkan distensi kandung kemih yang kemudian mendorong uterus keatas dan kesamping. Keadaan ini biasa menghambat uterus berkontraksi dengan baik yang akhirnya menyebabkan perdarahan. Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemis dan edema, seringkali disertai daerah kecil hemoragi. Rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan, laserasi vagina atau episiotomi menurunkan atau mengubah 2
JURNAL KESEHATAN STIKES MITRA KENCANA TASIKMALAYA
refleks berkemih. Penurunan berkemih, menyebabkan retensio urin sehingga terjadi distensi kandung kemih (Ermiati, 2008). Mobilisasi dini dapat mengurangi kejadian komplikasi kandung kemih, konstipasi, thrombosis vena puerperalis, dan emboli pulmonalis. Di samping itu ibu merasa lebih sehat dan kuat serta dapat segara merawat bayinya. Ibu harus didorong untuk berjalan dan tidak hanya duduk di tempat tidur (Bahiyatun, 2009). Menurut survei awal di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya sejak Bulan Januari-Febuari 2015 tercatat 620 ibu post partum. Ibu yang tidak mengalami retensio urine sebanyak 602 orang (97,1 %) dan ibu yang mengalami retensio urine sebanyak 18 orang (2,9 %). Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan yang mengalami retensio urin di ruang nifas RSUD dr. Soekardjo di sebabkan oleh kurangnya mobilisasi dini dengan alasan ibu merasa takut akan bekas jahitan, malas, dan merasa capek setelah melahirkan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Hubungan Mobilisasi Dini dengan Retensio Urin pada Ibu Nifas di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Mobilisasi Dini dengan Retensio Urine pada Ibu Nifas di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015?”
C. Tujuan Penelitian 1.
2.
Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini dengan retensio urine pada ibu nifas di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015. Tujuan Khusus a. Mendapatkan gambaran mobilisasi dini di RSUD dr. Soekardjo Tahun 2015. b. Mendapatkan gambaran retensio urine di RSUD dr. Soekardjo Tahun 2015. c. Mendapatkan hubungan mobilisasi dini dengan retensio urine pada ibu nifas di RSUD dr. Soekardjo Tahun 2015.
II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif analitik yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk meneliti hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau 3
JURNAL KESEHATAN STIKES MITRA KENCANA TASIKMALAYA
sekelompok objek (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross sectional yaitu penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010).
A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang melahirkan normal di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya pada Bulan April 2015 sebanyak 156 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan accidental sampling yaitu tehnik pengambilan sample berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan bertemu atau bersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010), dimana populasi yang akan dijadikan sampel adalah seluruh ibu nifas yang melahirkan normal ketika kebetulan peneliti ada di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya pada Bulan April 2015 sebanyak 42 orang.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya pada Tanggal 14-30 April Tahun 2015.
C. Pengumpulan Data 1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan membuat lembaran observasi. 2. Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan lembaran observasi check list terhadap langkah-langkah mobilisasi dini yang disarankan oleh bidan untuk dilakukan oleh ibu dalam masa nifas. 3. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi (check list).
4
JURNAL KESEHATAN STIKES MITRA KENCANA TASIKMALAYA
D. Pengolahan dan Analisa Data 1.
Pengolahan Data a. Editing Data Tahapan ini merupakan tahapan kegiatan membersihkan dan membuang data yang tidak terpakai dalam data primer yang terkumpul pada lembar observasi. b. Coding Data Untuk mengklasifikasikan data yang diperoleh dengan memberi kode dengan tujuan mempermudah dalam pengolahan data. c. Pemindahan Data Memindahkan data dari lembar observasi kedalam master tabel. d. Tabulating Data Langkah ini berupa pengelompokan data ke dalam tabel tertentu menurut nilai yang dihasilkan sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Analisa Data a. Analisa univariat Digunakan untuk mendeskripsikan semua variabel penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2010). Analisa ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut: P=
b.
f N
x 100
Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah responden (Arikunto, 2010). Analisa Bivariat Analisa dilakukan untuk melihat hubungan mobilisasi dini terhadap retensio urine dengan menggunakan rumus uji Chi-Square : 2 X2 E
Keterangan : O = Frekuensi yang diamati E = Frekuensi yang diharapkan X = Statistik Chi-Square Apabila dari perhitungan didapatkan chi-square lebih besar atau sama dengan harga kritik chi-square yang tertera dalam tabel taraf signifikasi yang ditetapkan, maka kesimpulan H0 ditolak. 5
JURNAL KESEHATAN STIKES MITRA KENCANA TASIKMALAYA
Apabila dari perhitungan didapat bahwa chi-square lebih kecil dari harga kritik chi-square yang tertera dalam tabel taraf signifikasi tang ditetapkan, maka kesimpulan H0 diterima (Arikunto, 2010).
III. HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Mobilisasi Dini Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa sebagian besar ibu nifas melaksanakan mobilisasi dini yaitu sebanyak 23 orang (54,8%). Hal ini disebabkan karena ibu nifas mengetahui dan memahami manfaat dari pelaksanaan mobilisasi dini. Mobilisasi dini adalah kebijakan untuk selekas mungkin untuk membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan. Mobilisasi dini dilakukan dengan melakukan gerakan dan jalan–jalan ringan sambil bidan melakukan observasi perkembangan pasien dari jam demi jam sampai hitungan hari (Sulistyawati, 2009). Kegiata mobilisasi dini dilakukan untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah terjadi kontraktur juga untuk memungkinkan pasien kembali secara penuh ke fungsi psikologisnya, karena perdarahan postpartum adalah gangguan kontraksi uterus yang dapat diakibatkan oleh adanya retensio urin. Retensio urin menyebabkan distensi kandung kemih yang kemudian mendorong uterus keatas dan kesamping. Keadaan ini biasa menghambat uterus berkontraksi dengan baik yang akhirnya menyebabkan perdarahan (Ermiati, 2008). 2. Kejadian Retensio Urine Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa kejadian retensio urine, pada ibu nifas yang mengalami retensio urine ialah sebanyak 16 orang (38,1%) sedangkan yang tidak mengalami retensio urine sebanyak 26 orang (61,9%). Retensio urine pada nifas dapat disebabkan oleh keadaan hipotonik dari kandung kemh. Perubahan ini dapat berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu nifas. Selama proses persalinan, trauma tidak langsung dapat terjadi pada uretra dan kandung kemih. Rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan kepala bayi saat persalinan serta rasa nyeri akibat laserasi vagina atau episiotomi dapat mempengaruhi proses berkemih (Kartika, 2007). Retensio urine pada nifas paling sering terjadi setelah kelahiran pervaginam spontan, disfungsi kandung kemih terjadi 9-14%, setelah kelahiran menggunakan forcep, angka ini meningkat menjadi 38%. Retensio urine ini biasanya terjadi akibat dari dissinergis antara otot detrusor-spincter dengan relaksasi uretra yang tidak sempurna yang kemudian menyebabkan nyeri dan edema (Kartika, 2007).
6
JURNAL KESEHATAN STIKES MITRA KENCANA TASIKMALAYA
3.
Hubungan Mobilisasi Dini dengan Retensio Urine Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa proposi ibu nifas yang tidak melakukan mobilisasi dini tetapi mengalami retensio urine sebanyak 13 responden (68,4%), lebih tinggi dibandingkan proposi ibu nifas yang melakukan mobilisasi dini dan tidak mengalami kejadian retensio urine sebanyak 20 responden (87%). Hasil pengujian statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh nilai ρ sebesar 0,001, jika dibandingkan dengan α (0,05), maka nilai ρ < nilai α (0,001 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan HO ditolak artinya ada hubungan antara mobilisasi dini dengan retensio urine pada ibu nifas di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya . Hasil uji statistik ini menunjukan mobilisasi dini memiliki hubungan terhadap kejadian retensio urine. Retensi ini biasanya terjadi akibat dari dissinergis antara otot sphincter dengan relaksasi uretra yang tidak sempurna yang kemudian menyebabkan nyeri dan edema. Pasien yang tidak dapat mengosongkan kandung kemihnya akibat dari tidak mobilisasi dini yang sempurna. Retensio urine dapat terjadi pada pasien yang mengalami kelahiran normal sebagai akibat dari peregangan atau trauma dari dasar kandung kemih dengan edema trigonum. Faktor-faktor predisposisi lainnya dari retensio urine meliputi epidural anhestesia, mobilisasi dini, pada gangguan sementara kontrol saraf kandung kemih, dan trauma traktus genitalis. Retensio urine post partum dapat disebakan oleh trauma intra partum, reflek kejang sfingter uretra, hipotonia selama hamil dan nifas, ibu dalam posisi tidur terlentang, peradangan, psikogenik dan umur yang tua (khoirotun, 2013). Mobilisasi dini dapat mengurangi kejadian komplikasi kandung kemih, konstipasi, thrombosis vena puerperalis, dan emboli pulmonalis. Di samping itu ibu merasa lebih sehat dan kuat serta dapat segara merawat bayinya. Ibu harus didorong untuk berjalan dan tidak hanya duduk di tempat tidur (Bahiyatun, 2009). Ada atau tidaknya hubungan bukan dilihat dari jumlah tertinggi kejadian tetapi dilihat dari hasil perhitungan statistik yang batas kemaknaannya 0,05. Hasil penelitian dapat dipengaruhi oleh besar sampel yang digunakan, waktu serta tempat penelitian juga metode penelitian.
IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Mobilisasi dini pada ibu nifas di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015 sebanyak 23 responden dengan presentase 54,8%. 2. Kejadian retensio urine pada ibu nifas di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015 sebanyak 16 responden dengan presentase 38,1%. 3. Ada hubungan antara mobilisasi dini dengan retensio urine pada ibu nifas di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015 menunjukan 7
JURNAL KESEHATAN STIKES MITRA KENCANA TASIKMALAYA
bahwa ρ value sebesar 0,001 lebih kecil dari nilai alfa (α) 0,05 jadi Ha diterima.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bahiyatun. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. Brata. (2008). Tersedia dalam http:www.dinkeskaltim.com, diperoleh tanggal 28 April 2015. Jurnal Penelitian USU. (2009). Tersedia dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27637/4/chapter%201.pdf diakses pada tanggal 12 April 2015. Kartika. (2007). Retensio Urine Postpartum. Tersedia dalam http://www.jevuska.com/2007/04/19/retensi-urine-post-partum diakses pada tanggal 12 April 2015 Kusumahati, Evi. (2009). Panduan Praktis Ilmu Kebidanan. Garut: Garut. Manuaba, (2008), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta. EGC. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. . (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Nursalam, (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan), Jakarta:Salemba Medika. Parida, ida. (2010). Hubungan Tindakan Persalinan Dengan Kejadian Retensio Urine Pada Ibu Postpartum. Tasikmalaya: Tasikmalaya. Prawirohardjo. (2006). Ilmu Kebidanan Jilid Edisi 3. Jakarta: PT Bina Pustaka. . (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka. Rukiyah. (2011). Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarta: Trans Info Medika. Saleha, Sitti. (2009). Asuhan kebidanan pada masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Sulistyawati. (2009). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. Wahyuni, Ali. (2013). Angka Kematian Ibu Menurut WHO. Terdapat dalam http://www.academia.edu/4106640/BAB_I diakses pada tanggal 29 April 2015. Wiknjosastro. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
8