ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN PREEKLAMSIA RINGAN DI RUANG BERSALIN RSUD dr. SOEKARDJO TASIKMALAYA
LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
Oleh : Hendrayani Jamilah NIM. 13DB277062
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS 2016
Judul
: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklamsia Ringan (PER) di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2016
Penyusun
: Hendrayani Jamilah
NIM
: 13DB277062
PERSETUJUAN Laporan Tugas Akhir ini telah memenuhi persyaratan dan disetujui Untuk Mengikuti Sidang Laporan Tugas Akhir Pada Program Studi D III Kebidanan STIKes Muhammadiyah Ciamis
Oleh: Pembimbing l
Ciamis, … Juni 2016
Anisa Nur Amalia, SST NIK. 0432778813083 Pembimbingll
Ciamis, … Juni 2016
Ns. Rosmiati, S.Kp., M.Pd NIK.0432777093004
Mengetahui, Ketua Program Studi D-lll Kebidanan,
Heni Heryani, SST., M.KM. NIK. 0432778104030
ii
Judul
: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan Preeklamsia Ringan (PER) di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2016
Penyusun
: Hendrayani Jamilah
NIM
: 13DB277062 PENGESAHAN Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan dan diperbaiki Sesuai dengan masukan dewan penguji Pada tanggal 30 Juni 2016
Mengesahkan,
Penguji I
Penguji II
Yunia Rahmawati, SST
Anisa Nur Amalia, SST
NIK. 0432778814095
NIK. 0432778813083
Mengetahui, Ketua
Ketua
STIKes Muhammadiyah Ciamis,
Program Studi D III Kebidanan
H. Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep., Ners., M.M.Kes.
Heni Heryani, SST., M.KM.
NIK. 0432777295008
NIK. 0432778104030
iii
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa LTA yang berjudul ” Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan Peeklamsia Ringan (PER) di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya” sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah.Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang telah ditentukan institusi Prodi D III Kebidanan STIKes Muhammadiyah Ciamis apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini.
Cimais, 30 Juni 2016 Yang membuat pernyataan,
Materai 6000
Hendrayani Jamilah
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur kami panjatkan kehadirat illahi Robbi atas Taufik, Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan Peeklamsia Ringan (PER) di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya“. Laporan Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan D III Kebidanan dan untuk memenuhi gelar ahli madya kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penulisan laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna. Pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan kasus komprehensif ini yaitu kepada yang terhormat : 1.
DR. H. Zulkarnaen, SH., MH, selaku Ketua BPH STIKes Muhammadiyah Ciamis.
2.
H. Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep., Ners., M.M.Kes., selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis.
3.
Heni Heryani, SST., M.KM, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
4.
Anisa Nur Amalia, SST, selaku Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan kasus komprehensif ini.
5.
Ibu Ns. Rosmiati, S.Kp., M.Pd, Selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan kasus komprehensif ini.
6.
Drs. A Sanusi Zaenal Abidin selaku pembimbing AIK yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan kasus komprehensif ini.
7.
DR. H Wasisto Hidayat, M.Kes, selaku Direktur RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
8.
Selvy Thesisani, SST, selaku CI Ruang VK RSUD dr. Soekardjo yang telah memberikan izin untuk penyusunan laporan tugas akhir ini.
v
9.
Yunia Rahmawati, SST, selaku penguji I yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan kasus komprehensif ini.
10. Ibunda, ayahanda, kakak dan adiku yang telah banyak memberikan dorongan dan semangat baik moril maupun materil serta kasih sayang dan do’a tulusnya yang dicurahkan kepada penulis. 11. Seluruh staf dosen dan karyawan STIKes Muhammadiyah Ciamis yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu proses keilmuan bagi penulis. 12. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan X Program Studi D III Kebidanan yang ikut memberikan bantuan moril dalam menyelesaikan laporan kasus komprehensif ini. Penulis berharap laporan tugas akhir ini tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi dapat menjadikan inisiatif dan merangsang kreativitas dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu kebidanan. Akhirul Kalam penulis mengucapkan permohonan maaf yang sebesarbesarnya apabila ada kekurangan dan tidak bisa menyebutkan satu per satu. Terimakasih, banyak semoga apa yang dicita-citakan kita bersama di kabulkan Allah SWT amin. Nashrun Minallohi Wafathun Qarib Wabasyiril Mu’minin Wassalamualaikum Wr. Wb
Ciamis, 30 Juni 2016
Penulis
vi
Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dengan Preeklamsia Ringan di Ruang VK RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Hendrayani Jamilah2 , Anisa Nur Amalia3 , Ns. Rosmiati4
INTISARI Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2013, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 228 pada 2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014. Salah satu usaha yang dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB adalah memberi pelayanan pada ibu hamil dan ibu bersalin secara cermat dan tepat. Banyak penyulit yang biasanya menyertai persalinan yang dapat mengakibatkan tingginya kematian maternal, salah satu penyulit tersebut adalah preeklamsia. Berdasarkan data dari RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya terhitung dari bulan Januari sampai Desember 2015 terdapat 220 orang ibu bersalin mengalami penyulit persalinan dengan preeklamsia ringan (RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya 2015). Tujuan penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan preeklamsia di Ruang VK RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan. Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin dengan preeklamsia ringan ini dilakukan dari tanggal 15 April 2016 di Ruang VK RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Dari hasil penyusunan laporan tugas akhir ini mendapatkan gambaran da pengalaman nyata dalam pembuatan asuhan kebidanan pada Ny. D dengan preeklamsia ringan. Kesimpulan dari hasil pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. D dengan preeklamsia ringan dilaksanakan dengan baik. Kata Kunci
: Ibu bersalin, preeklamsia ringan
Kepustakaan : 18 (2007-2015), internet dan jurnal Halaman
: i-x, 46 halaman,10 Lampiran
1
Judul Penulisan Ilmiah, 2Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Ciamis, 3Dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis, 4Dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………………… .
iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................
v
INTISARI……………………………………………………………………………….
vii
DAFTAR ISI .....................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
x
DAFTAR BAGAN .............................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................
5
C. Tujuan .................................................................................................
5
D. Manfaat ................................................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar .......................................................................................
7
B. Manajemen Asuhan Kebidanan .............................................................
14
C. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan .........................................................
20
D. Landasan Hukum Tugas dan Kewenangan Bidan .................................
27
E. Tujuan Islam Tentang Persalinan ...........................................................
27
BAB III TINJAUAN KASUS A. Metode Pengkajian ...............................................................................
30
B. Tempat dan Waktu Pengkajian .............................................................
30
C. Subjek yang Dikaji .................................................................................
31
D. Jenis Data .............................................................................................
32
E. Instrumen Pengkajian ............................................................................
32
F. Tinjauan Kasus .....................................................................................
33
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………………...
38
BAB V A. Simpulan ……………………………………………………………………. ..
46
B. Saran ……………………………………………………………………… .....
48
viii
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… LAMPIRAN
ix
50
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Langkah-langkah Manajemen Kebidanan .............................................. 15
x
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Skema Langkah-langkah Proses Manajemen ....................................... 19
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Time Schedule Penyusunan Laporan Tugas Akhir
Lampiran 2
Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 3
Surat Pengantar Penelitian
Lampiran 4
Surat Pengantar Penelitian Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya
Lampiran 5
Surat Pengantar Penelitian Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya
Lampiran 6
Lembar Konsul Pembimbing
Lampiran 7
Persetujuan Responden
Lampiran 8
Daftar Tilik Persalinan Normal
Lampiran 9
Lembar Partograf
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar dinegara berkembang. Di Negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabakan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya jadi faktor utama mortalitas wanita muda pada saat puncak reproduksinya (Prawihardjo, 2011). Berdasarkan penelitian World Health Organizatatiaon (WHO) pada tahun 2010, kematian ibu (maternal) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan jumlah anak yang tidak menujukan tanda-tanda waktu dilahirkan, ditambah dengan jumlah anak yang meninggal dalam minggu pertama dalam kehidupannya untuk 1000 kelahiran disebut kematian perinatal. Berdasarkan penelitian WHO tahun 2010 di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya neonatus 10.000.000 pertahun. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk menilai tidak saja derajat kesehatan perempuan tetapi juga derajat kesejahteraan perempuan. Penurunan AKI merupakan salah satu target yang tercakup dalam Millenium Development Goals (MDGs). Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2013, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan target yang ingin dicapai. Pemerintah dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2015 yang merupakan sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu sebesar 102/100.000 kelahiran hidup. (Kemenkes, 2015). Di Indonesia, masalah kematian dan kesakitaan ibu merupakan masalah besar Negara-negara di Asia termasuk Indonesia adalah Negara dimana warga perempuanya memeilki kemungkinan 20-60 kali lipat di banding Negara-negara barat dalam hal kematian ibu karena persalinan dan komplikasi persalinan di Indonesia yang termasuk Negara berkembang
1
2
menurut survey SDKI tahun 2012 angka kematian ibu berkisar 359 per 100.000 kelahiran. Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi pemerintah telah mencanangkan untuk meningkatan kualitas pelayanan kesehatan kehamilan, persalinan, nifas dan pada bayi baru lahir. Pada ibu hamil yang memiliki resiko tinggi jelas membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai, maka ibu hamil harus sudah berada ditempat yang dekat fasilitas kesehatan beberapa hari sebelum persalinan. Rumah tunggu sebagai solusi ibu hamil sebagai tempat tinggal sementara beserta keluarga atau suami sebelum persalinan tiba atau beberapa hari setelah persalinan. Sasaran utama rumah tunggu adalah beberapa daerah yang tertinggal yang memiliki akses kesehatan sulit dan resiko tinggi. Rumah tunggu juga dapat dipilih dari rumah keluarga atau kerabat ibu hamil yang dekat dengan fasilitas kesehatan serta memiliki akses dan transportasi mudah (Admin, 2010). Kematian ibu juga masih banyak di akibatkan dari keterlambatan (tiga terlambat), yaitu terlambat mengambil keputusan dan mengenal tanda bahaya, terlambat di rujuk dan terlambat mendapatkan penanganan medis. Tetapi pada masyarakat kurang mampu sering kali tidak memeriksakan kehamilannya kefasilitas kesehatan karena tidak memepunyai biaya untuk melakukan pemeriksaan. Dalam upaya meningkatkan akses pelayanan kesehatan khusus pada ibu hamil yang dilakukan oleh bidan atau dokter dalam rangka menurunkan AKI dan AKB maka kementrian kesehatan meluncurkan jaminan persalinan (Jampersal) pada tahun 2011 dan sekarang yang terbaru akan diluncurkan BPJS untuk semua masyarakat tidak hanya ibu bersalin saja (Admin, 2010). Angka kematian ibu berdasarkan data profil kesehatan Jawa Barat tahun 2015 angka kematian ibu sebesar 96 / 100.000 kelahiran hidup sementara Angka Kematian Ibu di Kota Taikmalaya pada tahun 2015 sebanyak 86 / 100.000 kelahiran hidup. AKI di Kota Tasikmalaya terjadi pada saat melahirkan (58,87%), waktu nifas (31,43%), dan waktu hamil (9,70%) (Dinkes Jabar, 2015). Salah satu program pemerintah dalam kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan ibu, pengetahuan dan antenatal yang teratur yang dapat
3
meliputi asuhan dalam pencegahan infeksi, agar tidak terjadi komplikasi infeksi, baik infeksi terhadap ibu maupun janin. Menurut data persalina di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya tahun 2015, jumlah ibu bersalin sebanyak 1.365 ibu ada pun beberapa kasus yang terjadi selama proses persalinanya itu robekan jalan lahir 57 kasus, distosia bahu 56 kasus, retensio plasenta 38 kasus, atonia uteri 21 kasus, infeksi 1 kasus dan penyebab lain 933 kasus. Data kasus ibu nifas di Tasikmalaya tahun 2015 63 persalinan dan 14 kematian ibu dalam kurun waktu 1 tahun yang di sebabkan oleh Preeklamsia Post partum. Ada pun hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Asniar (2012) “Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Dengan Preeklamsia di RSU Nene Mallomo Sidenreng Rappang periode tahun 2011” hasil penelitian dari 1120 ibu hamil di RSU. Nene Mallomo Kab. Sidenreng Rappang periode JanuariDesember 2011 pre-eklamsia paling banyak dijumpai pada ibu hamil yang berumur <20 tahun bejumlah 15 kasus (45,46%). Pre-eklamsia juga dijumpai pada ibu hamil primigravida berjumlah 18 kasus (54,55%). Kejaadian preeklamsia dan eklamsia sulit dicegah tetapi diagnosa dini sangat menentukan prognosis janin. Pengawasan pada masa kehamilan sangat penting karena preeklamsia berat dan eklamsia merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi terutama dinegara berkembang diagnosis ditetapkan dengan tiga dari trias preeklamsia yaitu kenaikan berat badan edema, kenaikan tekanan darah, dan terdapat proteinuria (Manuaba, 2012). Etiologi terjadinya preeklamsia belum biasa diketahui secara pasti sampai saat ini, tetapi ada beberapa faktor mempengaruhi terjadinya preeklamsia yaitu primigravida / nulliparitas, usia ibu yang ekstrim (<20 th dan >35 th), riwayat keluarga pernah preeklamsia / eklamsia, penyakit-penyakit ginjal
dan
hipertensi
yang
sudah
ada
sebelum
hamil,
obesitas,
diabetesmelitus, penyait trofoblas (70% terjadi pada kasus molahidatidosa) (Manuaba, 2007). Preeklamsia dan eklamsia merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya belum jelas setelah perdarahan dan infeksi, preeklamsia dan eklamsia merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal paling penting dalam kebidanan. Karena itu diagnosa dini sangatlah penting, yaitu mampu mengenali dan mengobati
4
preeklamsia ringan agar tidak berlanjut menjadi preeklamsia berat. Hal ini hanya bisa diketahui bila ibu hamil memeriksakan dirinya selama hamil jadi jelas bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur sangatlah penting dalam upaya pencegahan preeklamsia dan eklamsia (Mochtar, 2013). Sebagaimana telah dijelaskan dalaml QS. Al- Lukman ; 14 mengenai persalin yang berbunyi.
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu ( Qur’an Surah Al-Luqman ayat 14). Dari surat tersebut, menjelaskan bahwa ibu adalah wanita yang mengandung, melahirkan, menderita karena hamil, serta melalui proses melahirkan hingga menyusi sampai usia dua tahun yang sangat melelahkan. Maka dianjurkan pada tiap anak yang dilahirkan baik laki-laki maupun perempuan agar berbuat baik pada ibu dan bapaknya. Hadist riwayat ibnu Atsir : “ Bila seorang wanita menderita sakit saat persalinan dan dia mengikhlaskan rasa sakitnya itu maka ia akan mendapat pahala setara dengan pahala seorang prajurit yang berperang dijalan Allah dalam keadaan berpuasa”. Oleh karena itu bidan dituntut untuk memiliki kompetensi dalam memberikan asuhan yang terbaik dan berkualitas, terutama pada kasus kegawatdaruratan yang terjadi agar tidak menibulkan komplikasi, khususnya pada ibu bersalin dengan preeklamsia ringan. Dari uraian tersebut maka penulis tertarik melakukan “Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Ny. D Umur 29 tahun G3P2A0 hamil 40-41 minggu dengan Preeklmasia Ringan”.
5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, adapun rumusan masalahnya adalah “Bagaimanakah asuhan kebidanaan pada ibu bersalin dengan preeklmasia ringan di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya?”.
C. Tujuan 1. Tujuan umum Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan preeklamsia ringan menggunkan manajemen menurut (Hellen Vrney, 2007). 2. Tujuan khusus a. Mampu melakukan pengumpulan data pada ibu bersalin dengan preeklamsia ringan. b. Mampu menginterprestasikan data diagnosa pada ibu bersalin dengan preeklamsia ringan. c. Mampu mengidentifikasi maslah atau diagnosa potensial pada ibu bersalin dengan preeklamsia ringan. d. Mamapu melakukan interpensi asuhan kebidanan yang tepat dengan preeklamsia ringan. e. Mampu memebuat rencana asuhan kebidanan yang tepat pada ibu bersalin dengan preeklamsia ringan. f.
Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan preeklamsia ringan.
g. Melaksanakan penatalaksanan kebidanan dan melakukan evaluasi penatalaksanaan pada ibu bersalin dengan preeklamsia ringan. h. Mampu membandingkan antara teori dengan lahan praktik. D. Manfaat 1. Bagi Stikes Muhammadiyah Ciamis Penelitian ini dapat berguna bagi mahasiswi kebidanan sebagai bahan masukan dalam melaksanakan penelitian lebih lanjut dan menjadi bahan bacaan bagi dosen dan mahasiswa terutama tentang kesehatan ibu dan anak.
6
2. Manfaat Bagi Lahan Praktek Diharapkan dapat digunakan sebagai masukaan dan evaluasi bagi lahan praktek sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dan melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan preeklamsia ringan. 3. Bagi Ibu Hamil dan Ibu Bersalin Penelitian ini berguna sebagai bahan keilmuan dan menambah wawasan
serta
diharapkan
meningkatkan
pengetahuan
tentang
preeklamsia ringan. 4. Bagi penulis Dapat
menambah
ilmu
pengetahuan
bagi
penulis
dalam
penerapan proses manajemen asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan preeklmsia ringan, sehingga dapat di gunakan sebagai masukan dalam pengembangan studi kasus berikut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar 1. Persalinan a. Pengertian Persalinan Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan di mulai, peran ibu adalah melahirkan bayinya, peran petugas kesehatan adalah
memantau
persalinan
untuk
mendeteksi
dini
adanya
komplikasi, di samping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin (Saifuddin, 2007). Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Yongki dkk, 2012). Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Helen Varney , 2007). Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermia, asfiksia pada bayi baru lahir. Sementara itu fokus utamanya adalah mencegah terjadinya komplikasi. Pencegahan komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir akan mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir. Penyesuaian ini sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
7
8
b. Jenis Persalinan 1) Jenis persalinan berdasarkan bentuk terjadinya a) Persalinan spontan Persalinan
spontan
adalah
persalinan
yang
berlangsung dengan kekuatan ibunya sendiri dan melalui jalan lahir (Sarwono, 2008). b) Persalinan buatan Persalinan buatan adalah proses persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar, misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan oprasi seksio caesarea (Sarwono, 2008). c) Persalinan anjuran Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang di perlukan untuk persalinan di timbulkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya pemberian pitocin dan prostaglandin (Sarwono, 2008). 2) Jenis persalinan menurut lama kehamilan dan berat janin menurut Marmi (2011) yaitu : a) Abortus Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, berat janin <500 gram dan umur kehamilan <20 minggu. b) Partus immaturus Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu sampai 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500-900 gram. c) Partus Prematurus Persalinan yang terjadi dalam kurun waktu antara 2836 minggu dengan berat janin kurang dari 1000-2499 gram. d) Persalinan Aterm Persalinan yang terjadi antara umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat janin di atas 2500 gram.
9
e) Partus Serotinus atau postmaturus Persalinan postterm (serotinus) adalah persalinan yang melampaui umur kehamilan 42 minggu dan pada janin terdapat post maturities. f)
Partus Presipitatus Persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.
c. Klasifikasi Persalinan Partus matur atau aterm adalah partus dengan kehamilan 3740 minggu, janin matur, berat janin diatas 2500 gram, partus prematur adalah dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum aterm/ cukup bulan, berat janin 1000-2500 gram atau umur kehamilan 28-36 minggu. Partus post matur/ serotinus adalah partus terjadi dua minggu atau lebih dari waktu yang telah di perkirakan atau taksiran partus. Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin viabel, berat janin kurang dari 1000 gram, umur kehamilan kurang dari 1000 gram , umur kehamilan kurang dari 28 minggu ( Rukiyah, 2009) d. Sebab-sebab mulainya persalinan Sebab yang mendasari terjadinya partus secara teoritis masih merupakan kumpulan teoritis yang kompleks yang turut memberikan andil dalam proses terjadinya persalinan antara lain: teori hormonal, prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh sarap dan nutrisi hal inilah yang diduga memberikan pengaruh sehingga partus dimulai (Rukiyah, 2009). e. Tahapan persalinan 1) Kala I Pada kala I persalinan dimulainya proses persalinan yang di tandai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat dan menyebabkan perubahan pada serviks sehingga mencapai lengkap, fase kala I persalinan terdiri dari fase laten yaitu dimulai dari awal kontraksi hingga pembukan mendekati 4 cm, kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih di antara 20-30 detik, tidak terlalu mules. Fase aktif dengan tanda-tanda kontraksi diatas 3 kali dalam 10 menit, lamanya 40 detik atau lebih dan mules,
10
pembukaan 4 cm hingga lengkap, penurunan bagian terbawah janin, waktu pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm. Fase pembukaan dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten : berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai pembukaan 3 cm dan fase aktif : dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan
3
menjadi 9 cm, fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap. Lama kala I untuk primigravida berlangsung 2 jam dengan pembukaaan 1 cm per jam dalam pada multigravida 8 jam dengan pembukaan 2 jam per jam. Konflikasi yang timbul pada kala 1 yaitu : Ketuban pecah dini, tali pusat menumbung, gawaat janin, inersia uteri. 2) Kala II Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap, tampak bagian kepala janin melalaui bukaan introitus vagina, ada rasa ingin meneran saat kontraksi ada dorongan pada rektum atau vagina, perineum tampak menonjol, vulva dan spingterani memebuka, peningkatan pengeluaran lendir dan darah. Dimuali dari pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Pada kala pengeluaran janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi penekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulakan rasa mengedan, karna tekanan pada rektum ibu merasa seperti ingin buang air besar dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai terlilhat,
vulva
membuka,
perineum
membuka,
perineum
meregang. Dengan adanya his untuk mengedan, maka lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Konflikasi yang dapat ditimbulkan pada kala II yaitu : eklamsia, kegawatdarutan janin, tali pusat menumbung, kepala terhenti, kelelahan ibu, persalinan lama, ruptur uteri, distosia karena kelainan letak, infeksi intrapartum, inersia uteri, tandatanda lilitan tali pusat.
11
3) Kala III Batasan berlangsungnya
kala
lll,
proses
masa
setelah
pengeluaran
lahirnya
plasenta,
bayi
dan
tanda-tanda
pengeluaran plasenta yaitu terjadi prubahan uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau terjulur keluar melalui vagina atau vulva, adanya semburan darah tiba-tiba. Kala lll berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 menit sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran palasenta, disertai dengan pengeluaran darah. Komflikasi yang ada pada kala lll adalah
perdarahan
akibat
atonia
uteri,
retensio
plasenta,
perlukaan jalan lahir, tanda gejala tali pusat. 4) Kala IV Dimulainya dari saat lahiranya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Komplikasi yang dapat timbul pada kala IV adalah sub involusi dikarenakan oleh uterus tidak berkontraksi, perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri, laserasi jalan lahir, sisa plasenta (Rukiyah, 2009). f.
Tanda-Tanda Persalinan 1) Tanda Persalinan Sudah Dekat a) Terjadi lightening, kepala turun memasuki PAP terutama primigravida
menjelang
minggu
ke–36.
Lihgtening
menyebabkan yaitu terasa ringan dibagian atas dan rasa sesaknya berkurang, dibagian bawah sesak, terjadi kesulitan ketika berjalan. b) Terjadi his permulaan, sifat his permulaaan atau palsu yaitu rasa nyeri ringan dibagian bawah, datangnya tidak teratur dan durasinya pendek, tidak ada perubahan pada serviks dan tidak bertambah jika beraktivitas. 2) Tanda Pasti Persalinan, terjadi his persalinan yang sifatnya teratur, interval makin pendek, kekuatan makin bertambah jika
12
beraktfitas dan mempunyai pengaruh pada perubahan serviks, pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan, keluar lendir darah serta cairan ketuban (Baety, 2011). g. Tanda-tanda bahaya persalinan Ada beberapa tanda-tanda bahaya pada persalinan yang akan mengancam jiwa di antaranya yaitu syok pada saat persalinan, perdarahan
pada
saat
persalinan,
nyeri
kepala,
gangguan
penglihatan, kejang atau koma, tekanan darah tinggi, persalinan yang lama, gawat janin dalam persalinan, nyeri perut hebat, sukar bernafas. Pada saat memberikan asuhan bagi ibu bersalin, penolong harus selalu waspada terhadap kemungkinan timbulnya masalah atau penyulit.
Menunda
pemberian
asuhan
kegawatdaruratan
akan
meningkatkan resiko kematian dan kesakitan ibu dan bayi baru lahir. Langkah atau tindakan yang akan di pilih sebaiknya dapat memberikan manfaat dan memastikan bahwa proses persalinan akan berlangsung aman dan lancar sehingga akan berdampak baik terhadap keselamatan ibu dan bayi yang akan di lahirkan ( JNPKKR,2007). 2. Preeklamsia Ringan (PER) a.
Pengertian Menurut Varney (2007) Preeklamsia ringan (PER) adalah
timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau oedema setelah umur kehamiln 20 minggu (kecuali pada penyakit trofoblastik) dan dapat didiagnosa dengan kriteria sebagai berikut : 1) Ada peningkatan tekanan darah selama kehamilan ( sistolik ≥ 140 mmHg atau diastolic ≥ 90 mmHg), yang sebelumnya normal, disertai proteinuria (≥ 0,3 gram protein selama 24 jam atau ≥ 30 mg/dl dengan hasil reagen urine ≥ + 1). 2) Apabila hipertensi selama kehamilan muncul tanpa proteinuria, perlu dicurigai adanya preeklamsia seiring kemajuan kehamilan, jika muncul gejala nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri pada abdomen, nilai trombosit rendah dan kadar enzim ginjal abnormal.
13
b.
Etiologi Penyebab PER eklamsia sampai sekarang belum di ketahui,
telah terdapat teori yang mencoba menerangkan sebab musabab penyakit tersebut, tetapi tidak ada yang memberikan jawaban yang memuaskan
(Manuaba,
2007).
Teori
yang
dapat
di
terima
menerangkan sebagai berikut: 1) Primigravida, kira-kira 85% preeklamsia terjadi pada kehamilan pertama. 2) Grand multigravida. 3) Janin besar. 4) Distensi
rahim
berlebihan,
hidramnion,
hamil
ganda,
molahidatidosa. Preeklamsia terjadi pada 14% sampai 20% kehamilan dengan janin lebih dari satu. 5) Morbid obesitas atau kegemukan dan penyakit yang menyertai hamil seperti diabetes mellitus. 6) Pada ibu yang mengalami hipertensi kronis atau penyakit ginjal, insiden dapat mencapai 25%. 7) Jumlah umur ibu di atas 35 tahun c.
Gejala preeklamsia ringan meliputi :
1) Tekanan darah 140/ 90 mmHg atau lebih yang di ukur pada posisi berbaring terlentang, atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih, atau kenaikan systolic 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kuranya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam. 2) Edema umum, kaki, jari tangan dan muka, kenaikan berat badan 1 kg atau lebih perminggu. 3) Proteinuria kuantitatif 0,3 gram atau lebih perliter, kuantitatif 1 + atau 2 + pada urine kateter atau midstream. 4) Hiperefleksi +3, tidak ada klonus di pergelangan kaki 5) Pengeluaran urine sama dengan masukan ≥ 30 ml/jam 6) Nyeri kepala sementara, tidak ada gangguan penglihatan, tidak ada nyeri ulu hati (Varney dkk., 2007).
14
d.
Penatalaksanaan Penatalaksanaan preeklamsia ringan yaitu istirahat di tempat
tidur merupakan terapi utama dalam penanganan preeklamsia ringan. Istirahat dengan berbaring pada sisi tubuh nyebabkan aliran darah ke plasenta dan aliran darah ke ginjal meningkat, tekanan vena pada ekstrimitas bawah juga menurun dan reabsorpsi cairan di daerah tersebut juga bertambah. Selain itu dengan istirahat di tempat tidur mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar dan juga dapat menurunkan
tekanan
darah
dan
kejadian
oedema.
Apabila
preeklamsia ringan tersebut tidak membaik dengan penanganan koservatif, maka dalam hal ini pengakhiran kehamilan di lakukan walaupun janin masih prematur (Wiknjosastro, 2007). B. Manajemen Asuhan Kebidanan 1. Pengertian asuhan kebidanan Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan dalam pelayanan yang di berikan pada klien yang memiliki kebutuhan dan atau masalah kebidanan ( kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan masyarakat) ( Soepardan, 2007). Asuhan kebidanan berfokus dalam pencegahan dan promosi kesehatan yang bersifat holistic, yang di berikan kepada perempuan berupa informasi yang releven, objektif dan konseling, mempasilitasi pilihan setelah terinformasi. Asuhan kebidanan harus di berikan dengan cara yang kreatif, fleksibel, supporting, cara membimbing, monitor dan pendidikan dengan berpusat pada kebutuhan perempuan yang unik dan bersifat pribadi dalam masa suburnya. Asuhan harus berkesinambungan, sesuai selera dan tidak otoriter, serta menghormati pilihan perempuan tentang tempat bersalin ( Hidayat dan Mufdilah, 2013). Asuhan kebidanan adalah aktifitas atau intervensi yang di laksanakan oleh bidan kepada klien, yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan khususnya dalam KIA atau KB (Asrinah, dkk., 2013).
15
Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan luang lingkung praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. (Yanti dan Nurul, 2011). 2. Pengertian manajemen kebidanan Manajemen kebidanan adalah salah satu metode proses berpikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan , agar menggantungkan kedua belah pihak baik klien ataupun pemberi asuhan (Soepardan, 2008). Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, ketermapilan, dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengembalian suatu keputusan yang berfokus pada klien (Soepardan, 2008). Manajemen kebidanan adalah pendekaatan yang digunakan oleh bidan dalam menerpkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa kebidaanan perencanan, pelaksanaan dan evaluasi (Hidayat dan Mufdlilah, 2013).
Tabel 1.1 Langkah-langkah manajemen kebidanan (Soepardan Suryani, Hadi Dadi Anwar, 2008). 1) Mengumpulkan
data,
dilanjutkan
dengan
membuat
atau
menentukan diagnosis kebidanan. 2) Membuat perencanaan. 3) Melaksanakan tindakan kebidanan. 4) Evaluasi. (semua langkah manajemen kebidanan didokumentasikan sebagai aspek legal dan informasi dalam asuhan kebidanan)
16
3. Proses manajemen asuhan kebidanan Ketujuh langkah manajemen kebidanan menurut varney (2007) dan Syriefudin (2009) adalah sebagai berikut : a. Langkah I : Pengkajian (pengumpulan data dasar) Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat yang lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memeperoleh data dilakukan dengan cara anamnesis. Anamnesis
dilakaukan untuk
mendapatkan bioadata,
riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalianan dan nifas, bio-psiko-sosio-spiritual, serta pengetahuan klien. b. Langkah ll : Interpretasi Data Dasar Pada langkah ke dua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan masalah atau diagnosa kebidanan adalah pengelohan analisa data yaitu menggabungkan dan menghubungkan data satu dengan lainya sehingga tergambar fakta. c. Langkah III : Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial dan antisipasi penangannya Pada langkah mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial ini berdasarkan rangkaian masalah yang ada. Diagnosa potensial adalah suatu hal untuk antisipasi, pencegahan jika mungkin, penantian dengan pengawasn penuh dan persiapan untuk kejadian apapun. d.
Langkah IV : Menetapkan kebutuhan tindakan segera Antisipasi merupakan penerapan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera. Tahap ini dilakukan oleh bidan melakakuakn identifikasi dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosa dan masalah ditegakan, kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi dan melakukan rujukan.
e. Langkah V : Merencanakan asuhan secara menyeluruh Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau antisipasi. Rencana asuhan menyeluruh tidak
17
hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan juga dalam kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya. Pada langkah ini dilakukan perencanaan asuhan yang menyeluruh dan rasional meliputi : 1) Memastikan tanda-tanda vital ibu baik 2) Memastikan ibu makan makanan yang bergizi dan bervariasi 3) Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup 4) Memeberikan konseling pada ibu mengenai pola nutrisi dan personal hygiene ibu. f.
Langkah VI : Implementasi Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan pada klien dan keluarga. Mengarah atau melaksanakan
rencana asuhan
secara efisien dan aman. g.
Langkah VII : Evaluasi Adalah mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan ulang lagi proses manajemen dengan benar terhadap semua aspek asuhan yang diberikan namun belum efektif dan merencanakan kembali yang belum terencana.
4. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP) Menurut Helen Vamey, 2007 alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi tujuh langkah , agar diketahui orang lain apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis, maka dilakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP yaitu : a.
Subjektif Menggambarkan pedokumentasian hasil pengumpulan data klien dan keluarga melalui anamnese sebagai langkah l Varney.
b.
Objektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah l Varney.
18
c.
Assessment atau analisa data. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpetasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi yaitu diagnose / masalah, antisipasi diagnose/ masalah potensial perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultan/ kolaborasi atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4 Varney.
d.
Planning atau penatalaksanaan Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaaan, tindakan implementasi (I) dan evaluasi (E) berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6, 7 Varney (Salmah, 2007).
19
Bagan 2.1 Skema langkah-langkah proses manajemen (Estiwidiani, dkk. 2008). Alur pendokumentasian manajemen kebidanan 7 langkah Varney dan SOAP. Alur pikir bidan
Pencatatan dari asuhan kebidanan
Proses Manajemen Kebidanan
Dokumentasi
Kebidanan
7
Langkah
Varney
Data
5
Langkah
Kompetensi Bidan Data
SOAP NOTES
Masalah Diagnosa
Subjektif Objektif
Antisipasi masalah potensial/ diagnosa lain
Assemsement atau diagnosa
Assessment Diagnosa
Menetapkan kebutuhan segera untuk konsultasi, kolaborasi
Plan : Konsul Tes diagnostik/Lab Rujukan
Perencanaan
Perencanaan
Pendidikan/ Konseling Follow up
Implementas
Implementas
Evaluasi
Evaluasi
20
C. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Nita dan Mustika (2012) langkah-langkah manajemen varney : 1. Pengumpulan data Data atau fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif dan objektif dari pasien. a. Data subjektif Data subjektif yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data pasien melalui anamnesa yang termasuk data subjektif untuk pasien bersalin dengan preeklamsia ringan antara lain: 1) Biodata dan Identitas Yang perlu dikaji : Nama, umur, bangsa, agama dan alamat.
Tujuan
dilakukan
anamnesa
ini
adalah
untuk
mengidentifikasi (mengenal) pasien lebih dekat. 2) Keluhan utama Merupakan alasan utama pasien untuk datang dan apa saja keluhan yang dirsakan. Misalnya ibu datang dengan keluhaan a) Pasien mengatakan yaitu kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin meningkat pada usia kehamilan 39 minggu (kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali atau 3 kali dalam waktu 10 menit). b) Ibu mengatakan nyeri pada punggung bawah (low back pain). c) Ibu mengatakan adanya perasaan menekan derah serviks. d) Ibu mengatakan pusing. 3) Riwayat menstruasi Kapan ibu pertama kali haid, berapa lama ibu haid biasanya, berapa kali ibu mengganti pembalut, kapan hari pertama haid terakhir ibu, tanggal berapa tafsiran persalinan ibu. 4) Riwayat kehamilan sekarang Untuk mengetahui apakah selama kehamilan ibu dari bayi pernah mengalami masalah seperti perdarahan, preeklamsia ringan, eklamsia, hipertensi, diabetes, penyakit kelamin, anemia. Dari kasus preeklamsia ringan ini selama kehamilan ibu pernah mengalami keadaan penyakit preeklamsia dalam kehamilan.
21
5) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu Untuk mengetahui riwayat kehamilan yang lalu apakah ada penyulit atau penyakit yang menyertai kehamilan, mengetahui apakah usia kehamilan aterm atau premature dan normal atau tidak, untuk mengetahui nifas yang lalu normal atau ada komplikasi dan bagaimana cara laktasinya (Retna, 2010). 6) Riwayat pernikahan Pernikahan yang ke berapa antara ibu dan suami, usia ibu saat menikah, usia suami saat menikah, lama pernikahan ibu dan suami. Riwayat pernikahn untuk mengetahui apakah ibu menikah di usia reproduksi atau tidak. 7) Riwayat kesehatan sekarang Ibu mengatakan sejak kemarin merasakan kencengkenceng sangat sering. Saat ini ibu tidak sedang menderita penyakit menular maupun keturunan. 8) Riwayat KB Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, apakah ada keluhan selama menggunakan alat kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa (Ambarwati, 2010). 9) Riwayat sosial, ekonomi dan budaya. Jika ekonomi ibu tidak memadai akan mempengaruhi terhadap pemenuhan nutrisi. Sosial budaya yang melarang wanita hamil untuk mengkonsumsi makanan seperti ikan dan telur selama masa kehamilan. Serta sosial budaya ysng beranggapan wanita hamil beristirahat adalah tindakan negative. 10) Pola kebiasaan Gunanya untuk mengetahui apakah nutrisi, pola aktifitas dan gerak bayi, pola hygine, pola istirahat bayi sudah benar dan cukup atau tidak. b. Data objektif Data
objektif
merupakan
data
yang
dikumpulkan
dari
pemeriksaan umum dan khusus. Data objektif menggambarkan
22
pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien, hasil laboraturium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. 1) Pemeriksaan fisik (sesuai kebutuhan) dan tanda-tanda vital. Pada pemeriksaan fisik, penderita (ibu) tetap menurun dari sebelum hamil. Pemeriksaan khusus meliputi ( infeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi ). a. Infeksi Yaitu periksa pandang yang dimulai dari kepala hingga kaki. Yang terpenting adalah mata ( konjungtiva dan sklera ) untuk menentukan apakah ibu anemia atau tidak, muka (oedema), leher apakah terdapat pembengkakan kelenjar baik tyroid maupun limfe sedangkan untuk data bagimana keadaan puting susu, ada tidaknya teraba massa atau tumor, tandatanda
kehamilan (cloasma gravidarum, areola, mamae,
colostrum), serta dilihat pembesaran perut yang sesuai dengan usia kehamilan, luka bekas oprasi, dan inspeksi genetalia bagian luar serta pengeluaran pervaginam dan ekstremitas atas maupun bawah serta HIS. b. Palpasi (1) Leopold I Untuk menetukan TFU (apakah sesuai, tidak sesuai dengan TFU normal, atau lebih dari TFU normal) dan apa yang terdapat di bagian fundus ( TFU dalam cm) dan kemungkinan
teraba
kepala
atau
bokong
lainnya,
normalnya pada fundus teraba bulat , tidak melenting, lunak yang kemungkinan adalah bokong janin. (2) Leopold II Untuk melakukan dimana letaknya punggung janin dan bagian-bagian kecilnya. Pada dinding perut klien sebelah
kiri
maupun
kanan
kemungkinan
punggung, anggota gerak, bokong atau kepala.
teraba
23
(3) Leopold III Untuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah perut ibu dan apakah bagian terendah janin sudah terpegang atau masuk PAP, dan normalnya pada bagian bawah perut ibu adalah kepala. (4) Leopold IV Untuk menentukan seberapa jauh masuknya bagian terendah janin ke dalam rongga panggul dan dilakukan perlimaan untuk menentukan seberapa masuknya ke PAP. c. Auskultasi Untuk mendengarkan DJJ dengan frekuensi normal 120-160 kali/menit, irama teratur atau tidak, intensitas kuat, sedang atau lemah. Apabila persalinan disertai gawat janin, maka DJJ bisa kurang dari 110 kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit dengan irama tidak teratur. d. Perkusi Pemeriksaan refleks patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan kekurangan vitamin B atau penyakit saraf, intoksikasi magnesium sulfat. 1) Penghitungan TBBJ Dengan menggunakan rumus (TFU dalam cm- 13/ 11/ 12) x 155 yang bertujuan untuk mengetahui taksiran berat badan janin dan taksiran berat badan janin dalam batas normal. 2) Pemeriksaan genetalia Yang dinilai adalah keadaan serviks, pembukaan, ketuban, presentasi dan posisi, adanya caput atau maulage, bagian menumbung atau terkemuka, dan kapasitas panggul ( bentuk promontoriu, linea innominata, sacrum, dinding samping panggul, spina ischiadica, coksigis dan arcus pubis> 90˚). 3) Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah rutin glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gs darah.
24
2. Interprestasi Data Dasar Berdasarkan kasus ini, maka kemungkinan interprestasi data yang timbul adalah : a. Kehamilan, G...,P...,A..,H..., hamil 40-41 minggu, inpartu kala I fase aktif, janin tunggal, hidup intrauterine, presentasi kepala dengan preeklamsia ringan. Dasar : 1) Ibu mengatakan mules dan nyeri perut bagian bawah serta mengeluarkan cairan pervagianam lendir bercampur darah 2) Ibu merasa gelisah dan takut menghadapi persalinan. 3) Pada pemeriksaan dalam di dapat permukaan 5 cm, konsistensi lembut, bagian terendah Hodge III, dilatasi serviks 50% a. Tekanan darah 140/100 mmHg. 4) Protein urine (+1). a. Masalah Kemungkinan masalah yang timbul adalah : 1) Ada nyeri HIS Ibu meras kesakitan d ibagian perut. 2) Gangguan peningkatan tekanan darah Hasil pemeriksaan TD 140/ 100 mmHg, protein urine (+1). 3) Cemas Ibu
merasa
takut
dan
gelisah
dalam
menghadapi
persalinan. b. Kebutuhan 1) Massase ibu Ibu merasakan nyeri bagian abdomen. 2) Memberikan rasa aman dan nyaman Ibu mengalami peningkatan tekanan darah, dengan memberikan rasa aman dan nyaman, keadaan emosional ibu akan membaik, sehingga dapat menstabilkan tekanan darah ibu.
25
3) Dukungan psikologi. 4) Kehamilan dengan tekanan darah tinggi. 3. Diagnosa potensial/ Masalah potensial Diagnosa potensial dalam kaitannya dengan diagnosa kebidanan adalah masalah yang mungkin timbul dan bila tidak segera diatasi akan mengganggu keselamatan pasien. Menurut Lynda Juall (2009) diagnosa potensial preeklamsia pada ibu adalah preeklamsia berat sampai eklamsi, kejang, pada janin prematuritas, IUGR, gawat janin, IUFD. 4. Kebutuhan tindakan segera Antisipasi yang dilakukan pada ibu bersalin dengan preeklamsia ringan yaitu dengan memberikan obat penurun tekanan darah (Manuaba, 2007). a.
Kolaborasi dokter SpOG.
5. Intervensi/perencanaan Adapun rencana tindakan pada persalinan dengan preeklamsia ringa menurut varney (2008) adalah sebagai berikut : a.
Jelaskan tentang hasil pemeriksaan.
b.
Jelaskan tentang proses persalinan.
c.
Jelaskan tentang nyeri saat persalinan itu fisiologis.
d.
Anjurkan ibu agar miring kekiri.
e.
Lakukan masase bila ada kontraksi uterus.
f.
Anjurkan ibu untuk tarik nafas panjang bila ada kontraksi uterus.
g.
Beri obat sesuai terapi dokter.
h.
Obsevasi DJJ 30 menit.
i.
Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital.
j.
Observasi kemajuan persalinan.
k.
Evaluasi pengeluaran bau dan warna
l.
Hubungi bagian gizi agar memberikan nutrisi yang adekuat
m. Siapkan set partus dan set resusitasi bayi. 6. Implementasi a.
Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga.
b.
Menjelaskan hasil pemeriksaan.
26
c.
Melakukan infomed consent.
d.
Memberi dukungan mental dan spiritual.
e.
Memberitahu ibu tentang teknik relaksasi ketika ada his.
f.
Menyiapkan partus set steril dan resusitasi bayi alatnya sudah siap atau belum.
g.
Melakukan
kolaborasi
dengan
petugas
laboraturium
untuk
pemeriksaan darah. h.
Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG : 1)
Usia kehamilan di atas 37 minggu.
2)
Pembukaan serviks >3 cm.
3)
Adanya perdarahan aktif.
4)
Adanya gawat janin, janin meninggal atau anomalia lainnya yang mengganggu kelangsungan hidupnya.
5)
Adanya amnionitis atau preeklamsia.
i.
Pantau kemajuan dengan menggunakan partograf.
j.
Persiapkan penanganan bayi preterm dan dengan berat badan rendah dan antisipasi kebutuhan resusitasi.
k.
Mengobservasi keadaan umum, tanda vital, HIS, BJF dan kemajuan persalinan ssesuai partograf.
l.
Memimpin ibu mengedan apabila pembukaan sudah lengkap.
7. Evaluasi Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan. Evaluasi ini meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan : apakah benar-benar telah terpenuhi sebagai mana diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah, rencana tersebut akan dianggap efektif jika benar efektif dalam pelaksanaannya. Demikian langkah-langkah alur berfikiran dalam penatalaksanaan klien
kebidanan,
alur
ini
merupakan
suatu
proses
yang
berkesinambungan dan tidak terpisah satu sama lain, namun berfungsi memudahkan proses pembelajaran, proses tersebut di uraikan dan dipilih seolah-olah terpisah antara satu tahap atau langkah dengan langkah berikutnya.
27
D. Landasan hukum tugas dan kewenangan bidan Berdasarkan
peraturan
Mentri
Kesehatan
Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik bidan yang di sebutkan pada : Pasal 9 Bidan dalam menjalankan peraktik berwewenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi : 1. Pelayanan kesehatan ibu. 2. Pelayanan kesehatan anak. 3. Pelayanan kesehatan reproduksi dan KB. Berdasarkan
keputusn
Mentri
Kesehatan
Nomor
369/Menkes/SKI/III/2007 tentang standar profesi bidan, disebutkan pada kompetensi ke 4 bahwa bidan harus memiliki pengetahuan dasar dan berwewenang
memberikan
pertolongan
persalinan
abnormal
pada
:
perdarahan, partus macet, kelainan presentasi, eklamsia, kelelahan ibu, gawat janin, infeksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi, distosia karena inersia uteri primer, post term dan pre term serta tali pusat menumbung. Sehingga peran bidan sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti dapat melakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif terhadap persalinan preterm. Meskipun demikian, sebagai bidan dengan fasilitas terbatas maka persalinan pretem sebaiknya di konsultasikan dan sedapat mungkin dilakukan rujuk ke rumah sakit sehingga mendapat pertolongan yang adekuat.
E. Tujuan Islam Tentang Persalinan Menurut para ulama tentang persalinan lebih menyangkut tentang perawatan bayinya yaitu sebagai berikut :
28
Artinya : “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa : “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. (Qur’an Surah Al Ahqaaf ayat 15).
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKulah kembalimu.( Qur’an Surah Al-Luqman ayat 14). Dari kedua surat tersebut, menjelaskan bahwa ibu adalah wanita yang mengandung, melahirkan, menderita karena hamil, serta melalui proses melahirkan hingga menyusui sampai usia dua tahun yang sangat melelahkan. Maka dianjurkan pada tiap anak yang dilahirkan baik laki-laki maupun perempuan agar berbuat baik pada ibu bapaknya. Di sebutkan pula dalam hadist riwayat Ibnu Atsir mengenai persalinan “ Bila seorang wanita menderita sakit saat persalinan dan dia mengikhlaskan rasa sakitnya itu maka ia mendapat pahala setara dengan pahala seorang prajurit yang berperang dijalan Allah SWT dalam keadaan berpuasa”. Seorang ibu yang akan berjuang (melahirkan) tentunya harus mutlak tergantung kepada pertolongan Allah SWT, sedangkan para bidan atau dokter hanya membantu saja. Disinilah nilai tambahan dari persalinan islami. Proses persalinan akan dialami dengan menggantungkan harapan pada
29
Allah SWT. Dzikir dan doa akan menguatkan jiwanya dan disisi lain kebaikan serta pahala akan dia dapatkan. Dia yakin Allah SWT yang menentukan pada hari apa, jam berapa anaknya akan lahir, hingga kepasrahan dirinya membuat otot-otot jalan lahir menjadi relaksasi untuk bisa dilalui oleh janin dan hormon-hormon persalinan menjadi sangat maksimal untuk berfungsi, sedangkan hormon adrenalin yang membantu ibu menjadi tegang dan labil akan tertekan.
DAFTAR PUSTAKA Akdon. (2007). Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Trans info media. Ambarwati. (2010). Asuhan Kebidanan Komunitas . Nuha Medika. Yogyakarta. Asrinah, dkk . (2013). Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC Baety. (2011). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : Buku Kedokteran. ECG. Depag RI. (2010). Al-Qur’ananul Karim. Jakarta : Aksara. Dinkes Jawa Barat. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Dinkes Tasikmalaya. (2015). Profil Kesehatan Kota Tasikmalaya. Data Kasus pada ibu bersalin di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya 2015. Dinas Kesehatan Indonesia (2015) Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta : Kementrian
Kesehatan
RI
tersedia
dalam
http://www.depkes.go.id/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profilkesehatan-indonesia-2014.pdf [diakses 10 Mei 2016] http://www.docs-engine.com/pdf/1/data-profil-kesehatan-jawa-barat.html [diakses 10 Mei 2016] Estiwidiani, dkk. (2008). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : ECG. Hidayanti, N., Kuniawati, T. (2013) Hubungan Umur Dan Paritas Dengan Kejadian
Preeklamsia
Pada
Ibu
Bersalin
tersedia
dalam
http://www.docs-engine.com/pdf/1/jurnal-kti-asuhan-kebidananpreeklamsi-ringan.html [diakses 10 mei 2016] Http://Ithaprastikamyblog.Blogspot.Co.Id/2015/04/Etikolegal-WewenangBidan_6.Html Lynda Juall. (2009). Asuhan Kebidanan Terkini Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Trans info media. Manuaba. (2010). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
50
51
Prawirohardjo, S., (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rukiyah. (2009). Asuhan Kebidanan I Kehamilan. Yogyakarta : Trans Info Media. Saifuddin, AB. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Pendidikan Bina Pustaka. Sarwono. (2008). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatus. Jakarta : Bina Pustaka. Soepardan. (2007). Konsep Kebidanan. Jakarta : Penerbit Buku Kebidanan ECG. __________ (2008). Pendokumentasian Asuhan Kebidanan. Jakarta : Buku Kebidanan ECG. Suryani, Hadi, Dadi A. (2008). Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta : trans Info Media. Salamah. (2007). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : Buku Kedokteran. ECG. Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Edisi 4. Jakarta : EGC. ______ (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. Winkjosastro. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Pendidikan Bina Pustaka.
51