ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA Ny. T UMUR 22 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE II DI PUSKESMAS GONDANG SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : YULI ASTUTI NIM B 12 167
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA Ny. T UMUR 22 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE II DI PUSKESMAS GONDANG SRAGEN
Diajukan Oleh :
Yuli Astuti NIM B 12 167
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 25 Juni 2015
Pembimbing
Ambarsari, S.ST NIK.201087048
ii
HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA Ny. T UMUR 22 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE II DI PUSKESMAS GONDANG SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH Disusun Oleh: Yuli Astuti NIM B 12 167
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji STIKes Kusuma Husada Surakarta Pada Tanggal
Juli 2015
PENGUJI I
PENGUJI II
Kartika Dian L., S.ST., M.Sc NIK.200884032
Ambarsari, S.ST NIK.201087048
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST NIK 200985034
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis lmiah dengan judul "Asuhan Kebidanan
Ibu Hamil Trimester pada Ny. T G1P0A0 umur
kehamilan 12 minggu dengan “hiperemesis gravidarum grade II di Puskesmas gondang Tahun 2015" untuk memenuhi syarat tugas akhir sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dukungan dari baerbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1.
Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3.
Ibu Ambarsari, S.ST, selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4.
Bapak Dr. Akhmad, selaku Kepala Puskesmas Gondang yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis untuk penelitian.
5.
Ny. T yang telah bersedia menjadi pasien dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini
6.
Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dengan memberikan dorongan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7.
Perpustakaan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah menyediakan literatur yang penulis perlukan
8.
Rekan-rekan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberi bantuan dalam penyusunana Karya Tulis lmiah ini.
9.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
Penulis menyadari Karya Tulis l lmiah ini masih banyak kekurangan, dengan demikian saran dan kritik yang membantu sangat penulis harapkan dan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan tenaga kesehatan lain pada khususnya
Surakarta, Juni 2015
Penulis
v
Program Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Yuli Astuti B12. 167 ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA Ny. T UMUR 22 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE II DI PUSKESMAS GONDANG SRAGEN xi + 87 halaman + 2 gambar + 13 lampiran INTISARI Latar belakang : Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan yaitu pembuahan/fertilisasi, pembelahan sel, nidasi/ implantasi. Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan, yang dapat meningkatkan derajat kesakitan yaitu terjadinya gestosis atau penyakit yang khas salah satunya adalah hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa hamil. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan September 2013-September 2014 di Puskesmas Gondang Sragen 33 ibu hamil, 30 % hamil normal, 1% dengan anemia, 2 % dengan hiperemesis gravidarum. Tujuan : Menambah pengetahuan dan wawasan tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I dengan hiperemesis gravidarum grade II dengan menggunakan pendekatan manajemen Varney. Metode Studi Kasus : Laporan studi kasus ini menggunakan metode deskriptif. Lokasi studi kasus di Puskesmas Gondang Sragen. Subjek studi kasus Ny. T G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum grade II. Studi kasus dilakukan tanggal 25 sampai 28 Mei 2015. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer yang meliputi pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi), wawancara, observasi, sedangkan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan kasus. Hasil Studi Kasus : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4 hari didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV : TD : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, S : 360C, R : 24 x/menit, mata : conjungtiva merah muda, sklera putih dan tidak cekung, mulut : lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton, kulit : turgor kulit lebih baik, ibu sudah tidak mual dan muntah lagi, nafsu makan meningkat. Kesimpulan : Dari hasil asuhan kebidanan pada Ny. T G1P0A0 umur 22 tahun hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade II penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek. Kata Kunci : Kehamilan, hiperemesis gravidarum grade II Asuhan kebidanan Kepustakaan : 17 referensi (2006 - 2015)
vi
MOTTO
1. Sesali masa lalu karena ada kekecewaan dan kesalahan-kesalahan, tetapi jadikan penyesalan itu sebagai senjata untuk masa depan agar tidak terjadi kesalahan lagi. 2. Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya, dan memberikan keberanian dalam ketakutan. 3. Bersyukur adalah hal paling mudah untuk bahagia.
PERSEMBAHAN
Karya Tulis
lmiah ini penulis persembahkan
kepada : 1.
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga terwujud karya kecil ini.
2.
Bapak dan
Ibu tercinta terima kasih atas
do'a restu dan cinta kasihmu selama ini. 3.
Adik-adikku
yang
mendukung
dan
memberikan canda tawanya. 4.
Ibu
Ambarsari,
S.ST
terima
kasih
atas
bimbingannya selama ini. 5.
Sahabat – sahabatku terkasih yang selalu ada dalam suka citaku selama ini
6.
Teman-teman Kusuma
seangkatan
Husada
semoga
di
STIKes
perjalanan
dan
kebersamaan yang telah kita tempuh selama ini mampu menjadikan kita lebih bijak dan dewasa. 7.
Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
BIODATA Nama
: Yuli Astuti
Tempat / Tanggal Lahir
: Sragen, 4 Juli 1994
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Grasak, RT 42, Gondang, Sragen
RIWAYAT PENDIDIKAN SD Negeri 7 Gondang
Lulus tahun 2006
SMP Negeri 1 Gondang
Lulus tahun 2009
SMK Negeri 1 Gondang
Lulus tahun 2012
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012/2013
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
INTISARI .......................................................................................................
vi
MOTTO PERSEMBAHAN ..........................................................................
vii
CURRICULUM VITAE ................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang .......................................................................
1
B.
Perumusan Masalah ...............................................................
4
C.
Tujuan Penulisan ....................................................................
4
D.
Manfaat Studi Kasus ..............................................................
5
E.
Keaslian Studi Kasus .............................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA A.
Teori Medis ............................................................................
8
B.
Teori asuhan kebidanan .........................................................
24
C.
Landasan hukum ....................................................................
37
BAB III METODOLOGI A. Jenis Studi .................................................................................
39
B. Lokasi Studi Kasus ...................................................................
39
C. Subjek Studi Kasus ...................................................................
39
D. Waktu Studi Kasus ...................................................................
40
E. Instrumen Studi Kasus ..............................................................
40
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
40
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan.......................................................
43
H. Jadwal Penelitian ......................................................................
44
ix
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Tinjauan Kasus .........................................................................
45
B. Pembahasan ..............................................................................
76
PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................
84
B. Saran .........................................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 6 Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 7 Surat Persetujuan Responden Lampiran 8 Lembar Pendokumentasian Wawancara (Format Askeb) Lampiran 9 Lembar Observasi Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan Gizi Ibu Hamil Lampiran 11 Leaflet Gizi Ibu Hamil Lampiran 12 Dokumentasi Studi Kasus Lampiran 13 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Peristiwa
prinsip
pada
terjadinya
kehamilan
yaitu
pembuahan/fertilisasi (bertemunya sel telur/ovum wanita dengan sel benih/spermatozoa pria), pembelaha sel (zigot) hasil pembuahan tersebut, nidasi/implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan normal: implantasi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri), pertumbuhan dan perkembangan zigot-embrio-janin menjadi bakal individu baru (Margareth, 2013). Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan, yang dapat meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya gestosis pada masa kehamilan atau penyakit yang khas terjadi pada masa kehamilan, dan salah satu gestosis dalam kehamilan adalah Hiperemesis Gravidarum (Rukiyah, 2010). Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa hamil. Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama trimester pertama kehamilan. Sehubungan dengan adanya ketonomia, penurunan berat badan, dan dihiderasi, hiperemesis gravidarum dapat terjadi di setiap trimester, biasanya di awali pada trimester pertama dan menetap selama kehamilan dengan tingkat keparahan berfariasi. Penyebab utamanya belum di ketahui,
1
2
tetapi kemungkinan merupakan gabungan antara perubahan hormonal dan faktor pesikis. Kondisi ini perlu di bedakan dari penyakit lain, seperti: kolesistitis, pankreastitis, hepatitis, dengan penyakit gondok. Ptialisme, peningkatan produksi kelenjar ludah yang berlebihan, di hubungkan dengan mual dan muntah berat selama masa hamil pada kondisi ini, wanita tidak mampu menelan salivah dan selama hamil terus menerus mengeluarkan satu hingga dua liter ludah per hari (Varney, 2007). Hiperemesis Gravidarum Grade II adalah Hiperemesis Gravidarum tingkat sedang. Penderita terlihat lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mongering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing (Rukiyah, 2010). Sebagian besar emesis gravidarum (mual-muntah) saat hamil dapat diatasi dengan berobat jalan, serta pemberian obat penenang dan anti muntah. Akan tetapi, sebagian kecil wanita hamil tidak dapat mengatasi mual-muntah yang berkelanjutan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menyebabkan kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit. Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan cadangan kabohidrat habis dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran tuhuh beralih pada cadangan lemak dan protein. Karena pembakaran lemak kurang sempurna
3
terbentuk lah badan keton di dalam darah yang dapat menambah beratnya gejala klinik ( Manuaba, 2012 ). Melalui muntah di keluarkan sebagian cairan lambung serta elektrolik natrium, kalium, dan kalsium. Penurunan kalium akan menambah beratnya muntah, sehinga makin berkurang kalium dalam keseimbangan tubuh serta makin menambah berat terjadinya muntah. Muntah yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh makin berkurang, sehingga darah menjadi kental
(himokonsentrasi) yang dapat memperlambat peredaran
darah yang berarti komsusmsi O2 dan makanan kejaringan berkurang. Kekurangan makanan dan O2 kejaringan akan menimblkan kerusakan jaringan Yang dapat menabah beratnya keadan janin dan wanita hamil (Manuaba, 2012). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan September 2013 sampai September 2014 di Puskesmas Gondang Sragen, terdapat 33 orang ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya. Dari data tersebut diketahui 30% ibu dengan kehamilan normal, sebanyak 1% ibu dengan anemia kehamilan, dan 2% ibu dengan hiperemesis gravidarum. Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester I Pada Ny. T Umur 22 Tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 12 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II Di Puskesmas Gondang Sragen” dengan menggunakan Managemen Kebidanan Varney”.
4
B. Perumusan Masalah Bagaimana gambaran penerapan “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester I Pada Ny. T Umur 22 Tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 12 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II” dengan menggunakan Managemen Kebidanan Varney?
C. Tujuan Penulisan 1.
Tujuan umum Mampu meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman nyata penulis, untuk memberikan asuhan kebidanan pada pada Ny. T dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II menggunakan 7 langkah Varney.
2.
Tujuan khusus a.
Penulis mampu : 1) Melakukan pengkajian data dasar secara lengkap pada Ibu hamil Ny. T dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II. 2) Menginterpretasikan data serta menemukan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pada Ibu hamil Ny. T dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II. 3) Mengidentifikasi diagnose potensial pada ibu hamil Ny. T dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.
5
4) Melakukan konsultasi dan kolaborasi untuk menentukan tindakan segera
pada ibu hamil Ny. T dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade II. 5) Mengindentifikasi rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ibu hamil Ny. T dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II. 6) Melaksanakan rencana tindakan pada Ibu hamil Ny. T dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II. 7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I pada Ny. T dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.
D. Manfaat Studi Kasus 1.
Bagi penulis Penulis dapat memahami tentang pengertian dan permasalahan yang muncul pada Ibu Hamil Trimester I Pada Ny. T Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II sehingga dapat menerapkan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester I Pada Ny. T Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.
2.
Bagi profesi Dapat digunakan
sebagai masukan sebagai profesi dan untuk
meningkatkan mutu pelayanan profesi sesuai standar asuhan kebidanan. 3.
Bagi institusi Dapat menambah literature tentang Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester I Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.
6
E. Keaslian Studi Kasus 1.
Dwi Indah Pujiastuti, Stikes Kusuma Husada Surakarta, dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester 1 G1P0A0 Umur 25 Tahun Hiperemesis Gravidarum II Di RSUD Karanganyar tahun 2012, Jenis penelitian Studi Kasus ini menggunakan metode diskriptif dan hasil penelitian setelah 3 hari diberikan terapi domperidon 10 mg 1 tablet, antasida 200 mg 1 tablet, vitamin B6 1 tablet, asuhan yang diberikan yaitu mengisolasi ibu dalam kamar yang tenang dan cerah, menjaga keseimbangan cairan dengan infus Rl drip ondan centron 1 ampul 20 tpm, mengobservasi KU dan TTV, mengobservasi mual dan muntah, mengobservasi BAB dan BAK menganjurkan ibu istirahat dan hasilnya ibu sudah diruangan yang tenang dan cerah, keseimbangan cairan ibu sudah terpenuhi, keadaan ibu sudah membaik, TTV ibu dalam keadaan normal, mual muntah ibu sudah berkurang, BAK 5 x dalam sehari dan BAB 1 x sehari, ibu sudah dapat istirahat atau tidur siang 1 jam dan tidur malam 8 jam. Sedangkan perbedaanya dalam kasus ini adalah dalam pemberian infus, dan obat yang diberikan.
2.
Andi Nursia, Stikes Mega Rezky Makassar, dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu hamil Ny. H Dengan Hyperemesis Gravidarum Tinggat II Di RSUD Tenriawaru Kelas B Kab. Bone tahun 2011, jenis penelitian studi kasus in dengan metode deskriptif dan hasil penelitian setelah 3 hari terapi yang diberikan yaitu ondansetron 3x1, neorodex 3x1, antasida syrup 3x1, memantau mual ibu, TTV, dan berat badan pada ibu, asuhan
7
yang diberikan yaitu menganjurkan Ibu istirahat cukup, menganjurkan Ibu makan buah banyak dan makan makanan yang banyak mengandung serat, dan memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi dan hasilnya Ibu sudah tidak muuntah, TTV TD: 120/70 mmHg, nadi: 82x/menit, respirasi: 21x/ menit, suhu: 360 c, Ibu sudah dapat beristirahat, ibu sudah makan buah dan makan-makanan yang berserat, ibu bersedia kunjungan ulang 1 minggu lagi. Sedangkan perbedaanya dalam kasus ini adalah obat yang diberikan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis 1.
Kehamilan a.
Pengertian Kehamilan adalah proses pertemuan dan persenyawaan antara spermatozoa (sel mani) dengan sel telur (ovum) yang menghasilkan zigot dan berakhir sampai permulaan persalinan (Maritalia, 2012). Menurut
Federasi
Obstetri
Ginekologi
Internasional,
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minngu (mingu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2009).
8
9
b.
Proses terjadinya kehamilan Menurut Manuaba (2012), proses terjadinya kehamilan yaitu : 1) Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system hormonal yang kompleks. Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovum disertai pembentukan cairan folikel. Selama pertumbuhan menjadi folikel de graaf permukaan ovarium menyebabkan
penipisan
dan
devaskilarisasi.
Selama
pertumbuhan menjadi folikel de graaf ovarium mengeluarkan hormone esterogen yang dapat mempengaruhi : a)
Gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium
b) Gerak sel rambut lumen semakin tinggi c)
Peristaltik tuba makin aktif
Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbrie tuba. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus, dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi.
10
2) Spermatozoa Menurut Manuaba (2012), proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang komplek : a)
Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus
b) Menjadi spermatosit pertama c)
Menjadi spermatid
d) Akhirnya spermatozoa Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang komplek dan pancaindra, hipotalamus, hipofisis dan intersititial leydig sehingga spermatogenium dapat mengalami miosis, Sebagai besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopi. Spermatozoa masuk kedalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi. 3) Konsepsi Menurut Manuaba (20012), proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut : a)
Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata yang mengandung persediaan nutri.
b) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma yang disebut vitelus
11
c)
Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pallusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran pada zona pellusida.
d) Konsepsi terjadi pada ampula pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang dinding nya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. e)
Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma yang disebut vitelus
4) Implantasi Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertatanya hasil konsepsi kedalam. Pada akhir minggu pertama (hari ke 5 sampai ke 7) zygot mencapai cakum uteri. Pada saat itu uterus sedang berda dalam fase sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif (Yulianti, 2009). 2.
Hiperemesis Gravidarum dalam Kehamilan 1) Pengertian Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-
12
hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Sofian, 2012) Hiperemesis gravidarum merupakan muntah yang berlebihan pada ibu hamil yang terjadi mulai dari minggu ke 6 kehamilannya dan
bisa
berlangsung
sampai
minggu
ke
12
atau
lebih
(Lisnawati, 2012) Hiperemises gravidarum adalah morning sicness dengan gejala muntah terus menerus, makan sangat kurang sehingga menyebabkan
gangguan
suasana
kehidupan
sehari-hari
(Nugroho, 2012) Hiperemises gravidarum adalah morning sickness dengan yang muntah terus menerus dan asupan makanan kurang dapat menyebabkan gangguan suasana kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ringan, sebaiknya memeriksakan diri dengan gejala muntah berlebihan, keadaan lemas dan lemah, sakit pada ulu hati (perut bagian atas) tidak mau makan, berat badan turun, turgor (kekenyalan) kulit berkurang, lidah kering, mata cekung, kecepatan nadi meningkat, dan tekanan darah turun (Manuaba, 2009). 2) Penyebab Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh
13
kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisia. Beberapa faktor predisposisi dan factor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut. 1) Faktor
predisposisi
yang
sering
dikemukakan
adalah
primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulakan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormone khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan. 2) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organik. 3) Alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik. 4) Faktor psikologis memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup. (Rukiyah, 2010).
14
3) Diagnosis Menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidak sukar, dengan
menentukan
kehamilan,
muntah
berlebihan
sampai
menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan manifestasi klinisnya, oleh karena itu hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adekuat. Kemungkinan penyakit lain yang menyertai kehamilan harus berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit hati, ginjal, dan penyakit
tukak
lambung.
Pemeriksaan
laboratorium
dapat
membedakan ketiga kemungkinan hamil yang disertai penyakit. (Manuaba, 2012). Diagnosis hiperemesis gravidarum dapat dengan mudah ditegakkan, yaitu melalui beberapa gabaran klinis berikut: amenore, mual muntah sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, nyeri perut bagian bawah yaitu nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal dan nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam kesehatan jiwa dengan cirri-ciri nyeri hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat (Sulistyawati, 2011).
15
4) Patofisiologi 1) Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar esterogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon-hormon esterogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari system saraf pusat
atau
akibat
berkurangnya
pengosongan
lambung.
Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan Tingkat I 2) Tingkat II 3) Tingkat III muntah dapat berlangsung bebulan-bulan (Rukiyah, 2010). 5) Tanda dan gejala Batas antara mual dan muntah dan kehamilan yang masih fisiologik dengan hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi
memberikan
petunjuk
bahwa
wanita
hamil
telah
memerlukan perawatan yang intensif (Rukiyah, 2010). Hiperemesis gravidarum berdasarkan berat ringannya di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu: Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri di epigastrium; nadi sekitar 100 kali permenit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung (Sofian, 2012).
16
Sedang penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris berat badan turun dan mata cekung, tensi turun dan hemokonsentrasi,oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula di temukan dalam kencing. Berat keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan samnolen sampai koma nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang di kenal sebagai ensefalopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B komplek. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati (Rukiyah; 2010). 6) Penatalaksanaan 1) Pecegahan Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah
17
makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya
dapat
dijamin,
menghindarkan
kekurangan
karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula. 2) Diet Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan karbohidrat kompleks terutama pada pagi hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng-gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah, sebaiknya di beri jarak dalam pemberian makan dan minum. Diet pada hiperemesis bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup. Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total, lemak rendah, yaitu <10% dari kebutuhan energi total, protein sedang, yaitu 10-15% dari
18
kebutuhan energi total, makanan di berikan dalam bentuk kering, pemberian cairan di sesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari, makanan mudah di cerna, tidak merangsang saluran pencernaan dan di berikan sering dalam porsi kecil, bila makan pagi dan sulit di terima, pemberian di optimalkan pada makan malam dan selingan malam, makanan secara berangsur di tingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien. (Rukiyah, 2010). Ada tiga macam diet pada hiperemesis gravidarum yaitu; a)
Diet hiperemesis II di berikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai di berikan bahan mkanan yang bernilai gizi tinggi. Pemberian mnum tidak di berikan bersamaan dengan makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zt gizi kecuali vitamin A dan D.
b) Diet hiperemesis III di berikan pada penderita dengan hiperemesis
ringan.
Menurut
kesanggupan
penderita
minuman boleh di berikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium. c)
Makanan yang di anjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah roti panggang, biscuit, crakers, buah segar dan saribuah, minuman botol ringan, sirup, kaldu tak berlemak, teh hangat. Sedangkan makanan yang tidak di anjurkan adalah makanan yang pada umumnya merangsang saluran
19
pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi dan makanan yang mengandung zat pengawet, pewarna, dan penyedap rasa juga tidak di anjurkan. d) Diet pada ibu yang mengalami hiperemesis terkadang melihat kondisi si ibu dan tingkatan hiperemesisnya, konsep saat ini di anjurkan pada ibu adalah makanlah apa yang ibu suka, bukan makan sedikit-sedikit tapi sering juga jangan di paksakan ibu memakan apa yang saat ini membuat mual karena diet tersebut tidak akan berhasil malah akan memperparah kondisinya (Rukiyah, 2010) 3) Obat-obatan Apabila dengan cara tersebut diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah
vitamin
mempertahankan
B1
dan
kesehatan
B2
yang
syaraf,
berfungsi
jantung,
otot
untuk serta
eningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel, dan B6 berfungsi menurunkan keluhan atau gangguan mual dan muntah bagi ibu hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel darah merah. Anti histaminika juga dianjurkan. Pada keadaan lebih berat diberikan antimimetic seperti disiklomin hidrokkloride, avomin (Rukiyah, 2010).
20
4) Isolasi Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam. Kadang- kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan (Rukiyah, 2010). 5) Terapi psikologi Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini (Rukiyah, 2010). 6) Komplikasi Menurut Wiknjosastro dalam Rukiyah (2010), dampak yang di timbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehinga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumoni aspirasi, robekan mukosa pada hubungan gastroesofagus yang menyebabkan perdarahan ruptur esofagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena
21
nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin berkurang. Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal kehamilan tidak berdampak terlalu serius, tetapi jika sepanjang kehamilan si ibu menderita hiperemessi gravidarum, maka kemungkinan bayinya mengalami BBLR, IUGR, Prematur hingga terjadi abortus. Hal ini didukung oleh pernyataan Gross et al menyatakan bahwa ada peningkatan peluang retradasi pertumbuhan intrauterus jika ibu mengalami penurunan berat badan sebesar 5 % dari berat badan sebelum kehamilan, karena pola pertumbuhan janin terganggu oleh metabolisme maternal. Terjadi pertumbuhan janin terhambat sebagai akibat kurangnya pemasukan oksigen dan makanan yang kurang adekuat dan hal ini mendorong terminasi kehamilan lebih dini (Rukiyah, 2010). 3.
Hiperemesis Gravidarum Grade II a) Pengertian Hiperemises gravidarum grade II adalah Hiperemises tingkat lanjut yang ditandai dengan dehidrasi yaitu turgor kulit makin berkurang, lidah kering dan kotor, berat badan menurun, mata cekung; gangguan sirkulasi darah yaitu nadi cepat dan tekanan darah menurun, hemokonsentrasi, oliguria, obstipasi; dan gangguan
22
metabolisme yang ditandai dengan bau keton pada urin dan napas(Sulistyawati, 2009). Hiperemises Gravidarum grade II adalah mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah; lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering,dan kotor; nadi kecil, dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri, dan konstipasi. Dapat pula terjadi asetonuria, dan dari nafas keluar bau aseton (Sofian, 2012). Hiperemises Gravidarum grade II adalah pasien tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang naik dan mata sedikit ikterik. Berat badan pasien turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oligouria, konstipasi, dan napas berbau aseton (Mansjoer, 2009). b) Penanganan Menurut Sofian (2012) penanganan hiperemises gravidaru grade II sebagai berikut : Hiperemises gravidarum tingkat II harus dirawat inap dirumah sakit a) Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur dirumah sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya. b) Isolasi Penderita sebaiknya dalam kamar tersendiri yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara baik, bebas dan bau-baun. Tamu-
23
tamu dibatasi kalau perlu hanya dokter dan petugas yang boleh masuk. Kadang kala hal ini saja, tanpa pengobatan khusustelah mengurangi mual dan muntah c) Terapi psikologis Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosial ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan. d) Cairan perenteral Cairan infus sebaiknya menggunakan larutan yang memiliki kalori tinggi seperti valamin, futrolin, untuk menambah kalori yang kurang dari makanan yang didapat peroral sekaligus mencegah kekurangan elektrolit e) Obat-obatan Menggunakan sedatif (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan b6); anti muntah
(Mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin,
torecan); antisida dan anti mulas Pada beberapa kasus dan terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum penderita, dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan
24
B. Teori Manajemen Kebidanan 1.
Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, bersalin, nifas, bayi setelah lahir, dan keluarga berencana (Varney, 2007).
2.
Manajemen kebidanan Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2007). Manajemen kebidanan menurut Varney terdiri dari 7 langkah yaitu pengkajian, interpretasi data, identifikasi, diagnosa potensial, antisipasi, rencana tindakan, pelaksanaan rencana asuhan secara efisien dan aman kemudian evaluasi, adapun langkah-langkah terikut sebagai berikut : a. Pengkajian Adalah sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasikan status kesehatan klien (Varney, 2007).
25
1) Data Subyektif Data subyektif adalah data yang diperoleh dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi melalui suatu system interaksi atau komunikasi. a) Biodata (1) Nama
: mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab (Astuti, 2012).
(2) Umur
: untuk mengetahui apakah klien dalam kehamilan
yang
beresiko
atau
(Astuti, 2012). (3) Agama
: informasi ini dapat menentukan suatu diskusi
tentang
pentingnya
dalam
kehidupan klien (Astuti, 2012). (4) Suku
: untuk
mengetahui
adat
istiadat
atau
kebiasaan sehari-hari (Astuti, 2012). (5) Pendidikan : untuk mengetahui tingkatan pendidikan sehingga dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada klien sesuai dengan tingkat pendidikannya (Nursalam, 2009).
26
(6) Pekerjaan : untuk kerja,
mengetahui yang
keadaan lingkungan
dapat
merusak
janin
(Astuti, 2012). (7) Alamat
: untuk lebih memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah
dengan
tempat
rujukan
(Astuti, 2012). b) Alasan datang atau keluhan utama Adalah keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang
ke
fasilitas
pelayanan
kesehatann
(Sulistyawati, 2011). Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaannya yang mengalami sering mual muntah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun, urine sedikit (Rukiyah, 2010). c) Data Kebidanan (1) Riwayat perkawinan Untuk mengetahui status perkawinan klien dan lamanya perkawinan. (2) Riwayat haid Untuk mengetahui menarche, haid teratur atau tidak, sifat darah, banyaknya, lama, desminorhoe atau tidak.
27
(3) Riwayat obstetri Data ini dikaji untuk mengetahui apakah keadaan ibu saat hamil, bersalin, dan nifas yang lalu mengalami gangguan atau tidak. (4) Riwayat KB Data ini mengkaji alat kontrasepsi yang digunakan serta untuk mengetahui keluhan yang dialami ibu sebagai efek samping dari alat kontrasepsi yang digunakan. (5) Riwayat kesehatan (a) Riwayat penyakit menurun Untuk mengetahui keadaan ibu apakah pernah mendeita penyakit menurun seperti ginjal, jantung, diabetes militus, hipertensi, dan epilepsi. (b) Riwayat penyakit menular Untuk mengetahui keadaan ibu apakah pernah menderita
penyakit
menular
seperti
TBC
dan
hepatitis. (6) Data kebiasaan sehari-hari (a) Nutrisi Mengkaji
data
makan
ibu
meliputi
frekuensi
komposisi, kuantitas, serta jenis dan jumlah minuman. Hal untuk mengetahui apakah gizi ibu baik atau buruk, pola makan ibu teratur atau tidak.
28
(b) Eliminasi Hal ini dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAK dan BAB yang meliputi frekuensi dan kosistensi. (c) Istirahat Dikaji untuk mengetahui berapa jam ibu tidur malam, dan berapa jam ibu istirahat dan tidur siang. (d) Personal hygiene Mangkaji frekuensi mandi, gosok gigi, keramas, serta ganti baju, ganti celana dalam serta ganti pembalut setidaknya 2 kali sehari. (e) Pola seksual Untukmengetahui kebiasaan hubungan seksual klien dengan suami dan adakah terdapat kelanian atau keluhan selama hubungan seksual. (f) Pola aktivitas Mengkaji berapa jam lamanya istirahat atau tidur dan kegiatan
sehari-hari.
Pada
ibu
hamil
dengan
hiperemesis gravidarum yang mempengaruhi pola istirahat maupun aktivitas sehari-hari. 2) Data Obyektif Data obyektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan.
29
a) Pemeriksaan umum (1) Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan apakah baik, sedang, jelek. (2) Kesadaran
: untuk mengetahui apakah ibu dalam keadaan composmentis atau tidak.
(3) Tekanan darah
: untuk mengetahui faktor hipertensi dan hipotensi.
Batas
normalnya
140/80
mmHg. (4) Suhu
: untuk mengetahui suhu ibu apakah ada peningkatan
atau
tidak,
normalnya
36,60C-37,60C. (5) Nadi
: untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit. Batas normalnya 69-100 x/menit.
(6) Respirasi
: untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung dalam 1 menit. Batas normalnya 12-20 x/menit.
(7) Tinggi badan
: untuk mengetahui tinggi badan ibu.
(8) Berat badan
: untuk mengetahui berat badan ibu karena salah
satu
efek
dari
hiperemesis
gravidarum grade II adalah penurunan berat badan (Sulistyawati, 2009).
30
b) Pemeriksaan Sistematis Pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut sampai ujung kaki. (1) Kepala (a) Rambut
: meliputi warna, mudah rontok atau tidak dan kebersihannya.
(b) Muka
: keadaan muka pucat atau tidak, adakah kelainan, adakah oedema.
(c) Mata
: untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah muda atau tidak dan sklera warna putih atau tidak. Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II mata terlihat cekung (Sulistyawati, 2009).
(d) Hidung
: bagaimana kebersihannya, ada benjolan atau tidak
(e) Telinga
: bagaimana kebersihannya, ada serumen atau tidak.
(f) Mulut
: ada stomatis atau tidak, keadaan gigi, gusi berdarah atau tidak.
(g) Leher
: ada perbesaran kelenjar tiroid atau tidak, ada benjolan atau tidak, adakah pembesaran kelenjar limfe.
31
(2) Dada dan axilla : untuk mengetahui keadaan payudara, simetris atau tidak, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak. (3) Abdomen
: apakah ada luka bekas operasi, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak.
(4) Ekstremitas atas dan bawah : ada cacat atau tidak, oedema atau tidak, terdapat varices atau tidak. c) Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II diperlukan sebagai pendukung diagnosa kebidanan yang meliputi: Hb dan urin (Rukiyah, 2010). b. Interpretasi Data Setelah data dasar dikumpulkan dan dilakukan identifikasi yang benar terhadap data-data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan interpretasi data sehingga ditemukan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumus dan diagnosa tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan (Varney, 2007). 1) Diagnosa Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan (Varney, 2007).
32
Diagnosa : Ny. X umur…tahun dengan hiperemesis gravidarum grade II. Data Subyektif : a) Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya b) Ibu mengatakan mengalami sering mual muntah, merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun, urine sedikit (Rukiyah, 2010). Data obyektif a) Keadaan umum
: baik.
b) Kesadaran
: composmentis.
c) TTV : Tekanan Darah : … mmHg Pada kasus ibu hamil dengan
hiperemesis
gravidarum
grade II tekanan darah menurun (Sulistyawati, 2009) Nadi
: … x/menit Pada kasus ibu hamil dengan
hiperemesis
gravidarum
grade II nadi kecil dan cepat (Sofian, 2012). Respirasi
: … x/menit
Suhu
: …x/menit Pada kasus ibu hamil dengan
hiperemesis
gravidarum
grade II hiperemesis gravidarum
33
grade
II
suhu
badan
naik
(Sofian, 2012). Tinggi badan
: … cm
Berat badan
: … kg Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II mengalami penurunan berat badan (Sulistyawati, 2009).
2) Masalah Masalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien (Varney, 2007). Masalah yang muncul pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II yaitu mual muntah, merasa lemah, nafsu makan
tidak
ada,
berat
badan
menurun,
urine
sedikit
(Rukiyah, 2010). 3) Kebutuhan Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang diperlukan dengan analisa data (Varney, 2007). Kebutuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II yaitu : a) Penjelasan tentang hiperemesis gravidarum grade II. b) Memberi dukungan moril pada ibu. c) Memberikan cairan dan obat-obatan
34
d) Menempatkan
ibu
dalam
ruangan
yang
nyaman
dan
pengunjung dibatasi (Sofian, 2012). c. Diagnosa Potensial Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian
masalah
dan
diagnose
yang
sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila mungkin diberikan pencegahan (Varney, 2007). Diagnosa potensial pada hiperemesis gravidarum grade II yang terus berlanjut bisa menyebabkan komplikasi hiperemesis gravidarum grade III, antara lain gangguan gizi, gangguan metabolisme, penyakit infeksi dan lain-lain (Rukiyah, 2010). d. Antisipasi / Tindakan Segera Dalam pelaksanaannya terkadang bidan dihadapkan pada beberapa situasi yang memerlukan penanganan segera (emergensi). Dimana bidan harus segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien, namun kadang juga berada pada situasi yang memerlukan tindakan segera sementara menunggu intruksi dokter, atau bahkan mungkin juga situasi pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain. Disini bidan sangat dituntut kemampuannya untuk dapat selalu melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang diberikan tepat dan aman (Sulistyowati, 2009). Antisipasi dalam hiperemesis gravidarum grade II
yaitu
kolaborasi dengan dokter untuk memberian terapi Vitamin B1,
35
B6, Sedative, Anti emetik dan Anti histamin, serta motivasi untuk bedrest total (Manuaba, 2012). e. Merencanakan Asuhan Menyeluruh Langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya. Asuhan yang direncakan untuk ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II adalah sebagai berikut: 1) Memberitahu ibu mengenai hasil pmeriksaan 2) Memberitahu keluarga untuk menganjurkan ibu rawat inap 3) Membuat informed consent 4) Memasang infus 5) Berkolaborasi dengan dokter Sp. OG 6) Memberitahu ibu harus di rujuk kefasilitas lebih lengkap 7) Persiapan rujukan 8) Mendokumentasikan tindakan (Rukiyah, 2010). f. Melaksanakan Perencanaan Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh secara efisien dan aman (Sulistyawati, 2009). Pada kasus hiperemisis gravidarum grade II ini rencana tindakannya adalah tempat isolasi yaitu jangan terlalu banyak tamu, memberi obat-obatan yaitu Menggunakan sedatif (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan b6); anti muntah (Mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan); antisida dan anti mulas, terapi pesikologik, cairan infus yang memiliki kalori tinggi (Sofian, 2012).
36
g. Evaluasi Langkah ini untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang kita berikan kapada pasien. (Sulistyawati, 2009). Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah dipenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya (Varney, 2007). Mual muntah berkurang, keadaan umum baik, Ibu dan janin sehat, nafsu makan sudah baik, berat badan naik, tidak terjadi dehidrasi, tidak terjadi
hiperemises gravidarum
grade II DATA PERKEMBANGAN Data perkembangan menggunakan SOAP (Varney, 2006) S : Subjektif Menggambarkan hasil pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui anamnesa. O : Objektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien hasil pemeriksaan dirumuskan dalam data focus untuk mendukung asuhan. A : Assesment Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu lingkungan identifikasi: a. Diagnosa atau masalah
37
b. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial c. Perlunya tindakan segera setelah bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah interpretasi data, diagnose potensial dan intervensi. P : Plan Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assessment sebagai langkah rencana tindakan, implementasi dan evaluasi.
C. Landasan Hukum Sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan atauran atau hukum yang berlaku, sehingga penyimpangan terhadap hukum (mal praktik) dapat dihindarkan, dalam memberikan asuhan kebidanan harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan berdasarkan pendidikan dan pengalaman, sedangkan dalam pemberian pelayanan harus berdasarkan standar profesi, landasan hukum yang digunakan adalah: 1.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
(Permenkes)
Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010, tentang ijin penyelenggaraan praktik bidan. 2.
Standar Pelayanan Kebidanan, 2005 No. 16 Sebagai seorang bidan harus bisa mengenali cara tepat tanda dan gejala kebutuhan klien, melakukan KIE serta melakukan pertolongan pertama dan melakukan rujukan secara dini ke tempat yang memadai.
3.
Kompetensi bidan Indonesia
38
Seorang bidan harus mempunyai kompetensi dalam memberikan asuhan kebidanan. Kompetensi bidan yang sesuai dengan kasus ini adalah bidan memberikan asuhan kebidanan bermutu tinggi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal. Studi kasus ini dilakukan terhadap Ny.T umur 22
tahun usia kehamilan 12 minggu
dengan hiperemesis gravidarum Grade II. Laporan ini merupakan studi kasus dengan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat
gambaran
tentang
studi
keadaan
secara
obyektif
(Notoatmodjo, 2010).
B. Lokasi Studi Kasus Lokasi studi kasus merupakan sampel dimana pengambilan kasus tersebut dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini, lokasi studi kasus ini telah dilakukan di Puskesmas Gondang Sragen.
C. Subyek Studi Kasus Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jika kita bicara tentang subjek penelitian, sebetulnya kita berbicara tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran
39
40
peneliti (Arikunto, 2010). Subyek studi kasus ini telah dilakukan kepada Ny.T umur 22 tahun G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum Grade II.
D. Waktu Studi Kasus Waktu studi kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data studi kasus yang akan dilaksanakan. Studi kasus ini telah dilakukan pada bulan 25 Mei – 28 Mei 2015.
E. Instrument Sudi Kasus Instrument studi kasus merupakan alat atau fasilitas yang digunakan untuk mendapatkan data-data kasus (Notoatmodjo, 2010). Instrument yang digunakan untuk mendapatkan data adalah dengan cara melakukan wawancara dengan format asuhan kebidanan pada ibu hamil dan data perkembangan dengan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah: 1.
Wawancara Adalah metode untuk mengumpulkan data yaitu peneliti mendapatkan keterangan dari seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakapcakap secara face to face, jadi data tersebut diperoleh dari responden. (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini wawancara dilakukan kepada Ny. T dan tenaga kesehatan (bidan).
41
2.
Pemeriksaan fisik Adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan berkaitan dengan keadaan fisik. Misalnya: kelainan organ tubuh dan tanda-tanda penyakit. a.
Inspeksi Suatu
proses
observasi
yang
dilakukan
sistematik
dengan
menggunakan indera penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi pada kasus ini dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki, seperti keadaan umum, kesadaran. b.
Palpasi Teknik yang dilakukan dengan menggunakan peranan telapak atau punggung tangan pemerikasaan untuk mengetahui ukuran, tekstur, dan mobilitas massa, kualitas palpasi, kondisi tulang dan sendi, temperature, kulit dan kelembaban, akumulasi cairan dan oede maserta vibrasi dinding dada.
c.
Perkusi Suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri
kanan
pada
setiap
pemeriksaan
tubuh
dengan
tujuan
menghasilkan suara. Perkusi yang bertujuan untuk mengidentifikasi, lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan.
42
d.
Auskultasi Pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suatu yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop seperti pemeriksaan tekanan darah.
3.
Observasi Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati subyek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang diambil. Observasi dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (Notoatmodjo, 2010), antara lain: a.
Mengklasifikasi gejala-gejala yang relevan
b.
Observasi dilaksanakan pada gejala-gejala yang relevan
c.
Menggunakan jumlah pengamatan yang lebih banyak
d.
Melakukan pencatatan dengan segera
Didukung pula oleh alat-alat yang memadai 4.
Anamnesa Menurut Sulistyawati (2009), Anamnesa dibagi menjadi 2 yaitu : a.
Auto Anamnesis adalah anamnesis yang dilakukan kepada pasien langsung. Jadi data yang diperoleh adalah data primer, karena langsung dari sumbernya.
b.
Allo anamnesis adalah anamnesis yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk memperoleh data tentang pasien. Ini dilakukan pada
43
keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk memberikan data yang akurat. 5.
Pengamatan Adalah suatu prosedur yang berencana yang meliputi melihat dan mencatat yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini yang diamati adalah mual dan muntah, keadaan umum, kesadaran.
6.
Kepustakaan Yaitu pengumpulan data dan teori-teori dari buku-buku sumber yang dijadikan
bahan
yang
digunakan
untuk
pemecahan
masalah.
(Notoatmodjo, 2010).
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain: 1.
2.
Alat dan bahan dalam pengambilan data a.
Format pengkajian pada ibu hamil
b.
Buku tulis
c.
Bollpoint
Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi a.
Timbangan berat badan
b.
Alat pengukur tinggi badan
c.
Tensimeter
d.
Stetoskop
44
3.
e.
Korentang
f.
Sarung tangan
g.
Termometer
h.
Jam tangan
i.
Pita lila
Alat untuk pendokumentasian adalah menggunakan lembar observasi.
H. Jadwal Penelitian (Terlampir)
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Tangga
: 25 Mei 2015
Jam
: 07.30 WIB
Tempat
: Puskesmas Gondang Sragen
A. PENGKAJIAN 1.
Pengkajian a.
b.
Identitas pasien
Identitas suami
1) Nama
: Ny. T
Nama
: Tn. H
2) Umur
: 22 Tahun
Umur
: 24 Tahun
3) Agama
: Islam
Agama
: Islam
4) Suku bangsa
: Jawa/Indonesia Suku bangsa : Jawa/Indonesia
5) Pendidikan
: SMA
pendidikan : SMA
6) Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
7) Alamat
: Grasak RT 40, Gondang, Sragen
: Swasta
Anamnesa (Data Subyektif) 1) Alasan Kunjungan
: Ibu mengatakan hamil 3 bulan, mengeluh sejak 3 hari yang lalu mual dan muntah berupa cairan + 1 0 x/hari, setelah makan dan minum, serta badan terasa lemas dan pusing.
45
46
2) Riwayat Menstruasi a)
Menarche
: Ibu mengatakan haid pertama umur 13 tahun
b) Siklus
: Ibu mengatakan siklus haidnya 28 hari
c)
Lama
: Ibu mengatakan lama haidnya 6-7 hari
d) Banyaknya
: Ibu mengatakan 2-3 kali/hari ganti pembalut
e)
Teratur/tidak teatur
: Ibu mengatakan haidnya teratur setiap bulan
f)
sifat darah
: Ibu
mengatakan
sifat
darahnya
merah, encer g) Dismenorhoe
: Ibu mengatakan saat haid tidak sakit perut
bagian
bawah
sampai
mengganggu aktifitas 3) Riwayat Kehamilan Sekarang a)
HPHT
: 2 Maret 2015
b) HPL
: 9 Desember 2015
c)
: Ibu
Gerakan janin
mengatakan
belum
merasakan gerakan bayinya
47
d) Obat yang dikonsumsi
: Ibu
mengatakan
mengkonsumsi
hanya
obat
dari
bidan e)
Keluhan pada Trimeater 1
: I bu mengatakan sering mual dan muntah pada pagi hari, tapi sejak 3 hari yang lalu mengalami mual dan muntah + 10 x/hari berupa cairan setelah makan dan minum.
f)
ANC
: Ibu
mengatakan
2
kali
dilakukan di bidan pada saat UK 1 bulan dan 2 bulan. g) Penyuluhan yang pernah didapat
: Ibu
mengatakan
sudah
mendapat
penyulihan gizi ibu hamil. h) Imunisasi TT : TT1
: Sebelum menikah
TT2
: Pada waktu umur kehamilan 2 bulan
48
i)
Kekhawatiran khusus
: Ibu
mengatakan
cemas
dengan
merasa kondisi
kehamilannya. 4) Riwayat Penyakit a)
Riwayat penyakit sekarang
: Ibu mengatakan mual dan muntah sejak 3 hari yang lalu,
mual
dan
muntah
berupa cairan + 10 x/hari setiap setelah makan dan minum, badan terasa lemas dan pusing b) Riwayat penyakit sistemik (1) Jantung
: Ibu mengatakan dada sebelah kirinya tidak berdebar-debar dan tidak keluar keringat dingin pada telapak tangannya.
(2) Ginjal
: Ibu mengatakan pada pinggang kanan dan kiri tidak pernah sakit dan tidak terasa nyeri saat BAK.
(3) TBC
: Ibu
mengatakan
tidak
pernah
mengalami batuk yang berkepanjangan sampai > 2 minggu (4) Asma
: Ibu
mengatakan
mengalami sesak nafas
tidak
pernah
49
(5) Hepatitis
: Ibu mengatakan pada kuku, mata, dan kulitnya tidak berwarna kuning
(6) DM
: Ibu mengatakan tidak mudah haus, lapar, dan tidak sering BAK pada malam hari > 6 kali.
(7) Hipertensi
: Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmHg, dengan keluhan misalnya : pusing, tengkuk terasa kaku dan tegang.
(8) Epilepsi
: Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang sampai mengeluarkan busa dari mulutnya.
c)
Riwayat penyakit keluarga
: Ibu
mengatakan
bahwa
dalam keluarga baik dari pihak
ayah maupun ibu
tidak
memiliki
riwayat
penyakit menurun seperti :jantung, hipertensi
DM,
dan ataupun
penyakit menular seperti : TBC, hepatitis HIV/AIDS. d) Riwayat keturunan kembar
: Ibu mengatakan bahwa baik dari pihak ayah maupun ibu
50
tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar. e)
Riwayat operasi
: Ibu
mengatakan
sampai
saat
ini
bahwa belum
pernah mengalami riwayat operasi apapun. 5) Riwayat Perkawinan a)
Status perkawinan syah
: kawin 1 kali.
b) Kawin umur
: 21 tahun, dengan suami umur 23 tahun, lamanya 1 tahun, belum memiliki belum
pernah
anak dan mengalami
keguguran. 6) Riwayat KB
: Ibu
mengatakan
menggunakan
belum alat
pernah
kontrasepsi
apapun. 7) Riwayat kehamilan yang lalu : 8) Pola kebiasaan sehari-hari a)
Nutrisi (1) Sebelum hamil
: Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi sedang dengan menu nasi, sayur
hijau,
memiliki
tempe/tahu.
Tidak
pantangan makanan, ibu
51
minum 7 - 8 gelas sehari dengan air putih. (2) Selama hamil
: Ibu mengatakan sejak 3 hari yang lalu nafsu makan menurun dan merasa malas untuk makan dan minum
karena
selalu muntah.
Makan tidak teratur + 2x sehari porsi kecil dengan menu sayuran
hijau,
nasi,
tempe/tahu
dan
buah-buahan, dan ibu menghindari makanan
pedas
dan
bersantan
untuk mengurangi rasa mual, ibu minum 6 gelas sehari, 4 gelas air putih dan 2 gelas teh hangat pagi dan sore. b) Eliminasi (1) Sebelum hamil
: Ibu mengatakan buang air kecil dengan frekuensi + 6 - 7 kali sehari, dan
buang
air
besar
dengan
frekuensi 1 kali sehari, konsistensi lunak, tidak ada keluhan.
(2) Selama hamil
: Ibu mengatakan buang air kecil
52
dengan frekuensi + 4 - 5 kali sehari sehari, warna kuning jernih, bau khas urine dan buang air besar dengan frekuensi 1 kali sehari, konsistensi lunak, tidak ada keluhan. c)
Pola aktivitas (1) Sebelum hamil
: Ibu mengatakan beraktivitas normal seperti menyapu memasak, mencuci pakaian
dan
pekerjaan
rumah
tangga lainnya. (2) Selama hamil
: Ibu
mengatakan
aktivitasnya
mengurangi
sehari-hari
seperti
tidak memasa da mencuci pakaian serta
di
bantu
menyelesaikan
suami dalam
pekerjaan
rumah
tangga lainnya dan sejak 3 hari yang lalu ibu mengatakan lebih banyak
tiduran
tapi
tetap
melakukan aktivitas ringan seperti menyapu dan mencuci piring.
53
d) Pola istirahat / tidur (1) Sebelum hamil
: Ibu mengatakan tidur siang + 2 jam dan tidur malam + 9 jam.
(2) Saat hamil
: Ibu mengatakan tidur siang + 1 jam dan tidur malam + 5 jam dengan keluhan sering terbangun karena merasa mual dan muntah.
e)
Seksual (1) Sebelum hamil
: Ibu
mengatakan
melakukan
hubungan suami istri 3x seminggu. (2) Selama hamil
: Ibu
mengatakan
melakukan
hubungan suami isteri 1x seminggu, tidak ada keluhan f)
Personal hygiene (1) Sebelum hamil
: Ibu mengatakan mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu,gosok gigi 2x sehari, dan ganti pakaian 2x sehari.
(2) Selama hamil
: Ibu mengatakan mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu, gosok gigi 2x sehari, dan ganti pakaian 2x sehari dengan keluhan ibu merasa mual dan muntah setiap gosok gigi.
54
g) Psikososial budaya (1) Perasaan tentang kehamilan ini Ibu mengatakan merasa senang dengan kehamilannya ini dan merasa cemas dengan keadaan yang dialaminya sekarang. (2) Kehamilan ini direncanakan / tidak Ibu mengatakan kehamilannya ini direncanakan (3) Jenis kelamin yang diharapkan Ibu mengatakan jenis kelamin perempuan atau lakilaki tidak jadi masalah yang penting anaknya bisa lahir normal dan sehat. (4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini Ibu mengatakan keluarga mendukung kehamilannya ini. (5) Keluarga lain yang tinggal serumah Ibu mengatakan hanya tinggal dengan suaminya. (6) Pantangan makanan Ibu mengatakan menghindari makanan pedas dan (7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada tradisi mitoni. h) Menggunakan obat-obatan / rokok Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selain dari bidan, dan ibu dan suami tidak merokok.
55
9) Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan laboratorium Hb d a n golongan darah tanggal 25 Mei 2015 pukul 07.45 WIB c.
Data Obyektif 1) Pemeriksaan fisik : a)
Status generalis (1) Keadaan umum
: Lemah
(2) Kesadaran
: Composmentis
(3) TTV
: TD = 120/80 mmHg S = 36,7 0C
(4) TB
N= 82 x/mnt R = 20 x/mnt
: 155 cm
(5) BB sebelum hamil : 55 kg (6) BB sekarang (7) Lila
:52 kg : 24,5 cm
2) Pemeriksaan sistematis a)
Kepala (1) Rambut
: Hitam, bersih, tidak mudah rontok, tidak berketombe
(2) Muka
: Pucat, bersih, tidak ada cloasma, tidak oedema
(3) Mata (a) Oedema
: Tidak oedema
(b) Cinjungtiva : Pucat
56
(c) Sklera (4) Hidung
: Putih kekuningan : Normal, bersih, tidak ada secret, tidak ada polip.
(5) Telinga
: Normal, simetris, bersih, tidak ada serumen.
(6) Mulut/gigi/gusi : Lidah
kotor,
warna
keputihan,
tercium bau aseton, tidak ada caries gigi, gusi tidak ada luka, tidak ada stomatitis. b) Leher (1) Kelenjar gondok
: Tidak
mengalami
pembesaran (2) Tumor
: Tidak ada benjolan
(3) Pembesaran kelenjar limfe
: Tidak
mengalami
pembesaran parotitis. c)
Dada dan axilla (1) Mammae (a) Membesar
: Membesar secara fisiologis.
(b) Tumor
: Tidak ada benjolan.
(c) Simetris
: Simetris kanan dan kiri.
(d) Areola
: Hiperpigmentasi.
(e) Putting susu
: Menonjol.
(f) Kolostrum
: Belum keluar.
57
(2) Axilla (a) Benjolan
: Tidak ada benjolan.
(b) Nyeri
: Tidak ada nyeri tekan.
d) Abdomen
e)
(1) Pembesaran uterus
: Belum terlihat.
(2) Benjolan/tumor
: Tidak ada benjolan.
(3) Nyeri tekan
: Tidak ada nyeri tekan.
(4) Luka bekas operasi
: Tidak ada luka bekas oprasi.
Ekstremitas (1)
Varices
: Tidak ada varices
(2)
Oedema
: Tidak ada oedema
(3)
Reflek patella
: positif kanan dan kiri
(4)
Betis merah/lembek/keras : Betis tidak
merah dan
tidak lembek (5)
Pada tangan sebelah kanan :Terpasang infus D5 drip narfoz 1 ampul 4 mg 32 tetes per menit.
f)
Kulit
: Turgor kulit berkurang dan kering.
3) Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis) a)
Abdomen (1) I nspeksi (a) Pembesaran perut
: Belum terlihat.
58
(b) Bentuk perut
: Simetris.
(c) Kelainan
: Tidak ada kelainan.
(d) Pergerakan janin
: Belum ada.
(2) Palpasi (a) Pergerakan janin : Belum ada (b) Leopold I
: TFU 2 jari diatas simpisis
TB
: Tidak dilakukan .
(c) A u s k u l t a s i DJJ
: Tidak dilakukan.
Frekuensi
: Tidak dilakukan.
Teratur / tidak
: Tidak dilakukan.
b) Pemeriksaan panggul
c)
(1) Kesan panggul
: Tidak dilakukan.
(2) Distansia spinarum
: Tidak dilakukan.
(3) Distansia kristarum
: Tidak dilakukan.
(4) Conjugata eksterna
: Tidak dilakukan.
(5) Lingkar panggul
: Tidak dilakukan.
Anogenital (1) Vulva vagina (a) Varices
: Tidak ada varices di vulva.
(b) Luka
: Tidak ada luka di vulva.
(c) Kemerahan : Tidak kemerahan di vulva. (d) Nyeri
: Tidak ada nyeri di vulva.
59
(e) Kelenjar bartholini
: Tidak
ada
pembesaran di vulva. (f) Pengeluaran pervaginam : Tidak ada pengeluaran pervaginam di vulva. (2) Perinium (a) Bekas luka: Tidak ada bekas luka pada perineum. (b) Lain – lain: Tidak ada. (3) Anus (a) Haemoroid : Tidak ada haemoroid. (b) Lain-lain : Tidak ada. 4) Pemeriksaan penunjang a)
Pemeriksaan laboratorium : Dilakukan pada tanggal 25 Mei 2015 Hb : 10,4 gr% dan golongan darah : O
B. Interpretasi Data Tanggal : 25 Mei 2015 1.
Pukul : 08.00
WIB
Diagnosa kebidanan Ny. T G1P0A umur 22 tahun hamil 12 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum grade II. Data Dasar a.
Data Subyektif 1) I bu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan belum pernah keguguran. 2) I bu mengatakan usianya 22 tahun.
60
3) I bu mengatakan hari pertama haid terakhirnya tanggal 2 Maret 2015 4) Ibu mengatakan sering mual dan muntah pada pagi hari, sejak 3 hari yang lalu + 10 x/hari berupa cairan setelah makan dan minum. 5) Ibu mengatakan badannya lemas dan kepala pusing. b.
Data Obyektif 1)
HPL
: 9 Desember 2015
2)
Keadaan umum ibu
: lemah
kesadaran
: composmentis
Vital sign TD
: 120/70 mmHg
N : 82 x/menit
: 20 x/menit
S : 36,70C
3)
R 4)
BB sebelum hamil
: 55 kg. BB sekarang : 52 kg.
5)
Mata
: Konjungtiva pucat, mata cekung dan sklera berwarna putih kekuningan.
6)
Mulut
: Lidah kotor berwarna putih, tercium bau aseton dari mulut.
7)
Kulit
: Turgor kulit kering.
8)
Palpasi abdomen
: Konsistensi uterus keras, teraba ballottement.
9)
Pemeriksaan penunjang : Dilakukan pada tanggal 25 Mei 2015 Hb : 10,4 gr%, Golongan darah : O
61
2.
Masalah
: Ibu merasa cemas terhadap kehamilannya karena ibu mengalami mual dan muntah yang berlebihan, badan lemas dan kepala pusing
3.
Kebutuhan
:
a.
Memberi support mental.
b.
Memberi informasi tentang keadaan kehamilan saat ini.
c.
Memberi penjelasan tentang mual muntah yang sedang dialami ibu.
d.
Memberi cairan adekuat agar terjadi keseimbangan antara intake dan output cairan.
C. Diagnosa Potensial Potensial terjadi hiperemises gravidarum grade III
D. Antisipasi/Tindakan Segera 1.
Informasi dan edukasi tentang kehamilannya.
2.
Kolaborasi dengan dokter Sp. OG untuk pemberian terapi : a.
Pasang infus Dextrosa 5% drip narfoz 1 ampul 4 mg 32 tpm.
b.
Injeksi Ranitidin 25 mg IV.
c.
Biosanbe 250 mg 1x 1 tablet/hari per oral.
d.
Antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari per oral.
e.
B6 10 mg 3 x 1 tablet/hari per oral.
62
3.
Kolaborasi dengan dokter ahli gizi untuk diit hiperemises gravidarum grade II untuk pemberian untuk diit bubur halus
4.
Ibu diisolasi di kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik.
E. Perencanaan Tanggal : 25 Mei 2015
Pukul : 08.30 WIB
1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan jelaskan kepada ibu tentang keadaan yang dialaminya sekarang. 2) Anjurkan pada anggota keluarga agar ibu bedrest total, dan agar memberikan dukungan kepada ibu supaya ibu tidak cemas dan khawatir dengan keadaannya. 3) Anjurkan keluarga untuk membantu ibu untuk BAK dan BAB menggunakan pispot. 4) Obervasi mual muntah setiap 2 jam. 5) Observasi keadaan umum dan vital sign setiap 4 jam. 6) Lakukan kolaborasi dengan dokter Sp. OG 7) Anjurkan pada ibu untuk makan bubur dan minum sedikit tetapi sering dengan frekuensi + 3 - 4 x sehari dengan porsi sedang dan menghindari makanan berminyak dan berbau menyengat. 8) Observasi BAK dan BAB setiap hari.
63
F. Pelaksanaan Tanggal : 25 Mei 2015 1.
pukul: 09.00 WIB
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan memberika penjelasan pada ibu tentang keadaannya sekarang merupakan gejala mual muntah yang berlebihan yang dapat menggganggu aktivitas sehari-hari, dan biasanya akan menghilang setelah kehamilan 4 bulan.
2.
Menganjurkan pada anggota keluarga agar ibu bedrest total dan agar memberikan dukungan supaya ibu tidak cemas dan khawatir dengan keadaannya.
3.
Menganjurkan pada keluarga agar membantu ibu BAK dan BAB menggunakan pispot.
4.
Mengobservasi input makanan dan minuman serta output mual dan muntah tiap 2 jam sekali dan mengobservasi BAB dan BAK.
5.
Mengobservasi KU dan vital sign setiap 4 jam.
6.
Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi Pasang infus Dextrosa 5% drip narfoz 1 ampul 4 mg 32 tpm, obat oral yaitu 1 tablet Antasida 200 mg, 1 tablet Biosanbe 250 mg, dan 1 tablet vitamin B6 10 mg dan menganjurkan ibu untuk segera minum obat setelah makan.
7.
Menganjurkan pada ibu untuk makan sedikit tapi sering, seperti makan makanan ringan dan biskuit.
8.
Mengobservasi BAK dan BAB setiap hari.
64
G. Evaluasi Tanggal : 25 Mei 2015
pukul : 10.00 WIB
1.
Ibu sudah mengerti tentang keadaannya saat ini.
2.
Keluarga sudah paham bahwa ibu harus bedrest total dan bersedia untuk memberikan dukungan pada ibu.
3.
Keluarga bersedia membantu ibu BAK dan BAB dengan menggunakan pispot, ibu mengatakan sudah BAK 1x tapi sedikit.
4.
Ibu masih mual dan muntah sebanyak 1x berupa cairan setelah makan dan minum dalam 2 jam terakhir.
5.
Keadaan umum lemah, kesadaran composmentis
6.
Dilakukan kolaborasi dengan dokter dan terapi obat oral sudah diberikan kepada ibu yaitu :
7.
a.
Antasida 1 tablet 200 mg per oral.
b.
Biosanbe 1 tablet 250 mg per oral.
c.
Vitamin B6 1 tablet 10 mg per oral.
Ibu sudah makan beberapa potong biskuit.
65
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal : 26 Mei 2015
Pukul : 08.00 WIB
S : Data Subjektif 1.
Ibu mengatakan masih merasakan mual dan muntah sebanyak 4x berupa cairan.
2.
Ibu mengatakan BAK 5x sehari, dengan menggunakan pispot dan ibu belum BAB.
3.
Ibu mengatakan badannya masih terasa lemas dan pusing.
4.
Ibu mengatakan pagi ini habis makan 4 sendok bubur halus, dan minum 1 gelas teh manis.
5.
Ibu mengatakan aktivitas hanya berbaring di tempat tidur.
6.
Ibu mengatakan tidur malam dari jam 20.00 sampai jam 05.00 WIB, kadang malam terbangun karena adanya rasa mual.
O : Data Objektif 1. Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis Vital sign : TD : 110/70 mmHg S : 37,70C 2. Mata
: Sedikit
N : 80 x/menit R : 20 x/menit
cekung, sklera
berwarna
putih
kekuningan,
conjungtiva pucat. 3. Mulut
: Lidah kotor dan masih sedikit tercium bau aseton pada pernafasannya.
4. Kulit
: Turgor kulit masih kering.
66
5. Ekstremitas atas :Tangan kanan terpasang infus ke 5 dextrose 5% drip narfoz 1 ampul 4 mg 20 tpm. Assesment Ny. T G1P0A0 umur 22 tahun hamil 12 minggu dengan hiperemises gravidarum grade II hari ke-2. Planning Tanggal 26 Mei 2015 1.
Pukul 08.35 WIB
Pukul 08.35 WIB, Memberitahu hasil pemeriksaan mengenai keadaan ibu sekarang bahwa mual dan muntahnya sudah berkurang, tetapi suhu badan ibu masih sedikit demam.
2.
Pukul 08.45 WIB, menganjurkan kembali pada ibu untuk makan bubur halus sedikit tapi sering.
3.
Pukul 09.00 WIB, Memberikan dukungan moril kepada ibu dan keluarga dengan cara meyakinkan bahwa kondisi ibu akan segera membaik dan penyakitnya dapat disembuhkan.
4.
Pukul 09.15 WIB, Melanjutkan terapi dokter a. Antasida 1 tablet 200 mg per oral. b. Biosanbe 1 tablet 250 mg per oral. c. Vitamin B6 1 tablet 10 mg per oral.
5.
Pukul 11.15 WIB, Mengobservasi mual dan muntah setiap 2 jam sekali.
6.
Pukul 11.30 WIB, Mengobservasi BAK dan BAB per hari.
7.
Pukul 11.45 WIB, Melanjutkan terapi dokter pemberian Ranitidin 25 mg secara IV dan mengobservasi infus dextrose 5% drip narfoz 1 ampul 4
67
mg 20 tpm. 8.
Pukul 15.00 WIB, Mengobservasi keadaan umum dan vital sign setiap 4 jam sekali.
Evaluasi Tanggal 26 Mei 2015 1.
Pukul 13.30 W B
Ibu sudah dijelaskan tentang hasil pemeriksaan dan ibu sudah tidak khawatir lagi.
2.
Ibu makan siang menghabiskan 8 sendok makan bubur halus dan bersedia mengkonsumsi buah dan sayuran.
3.
Telah memberikan dukungan moril kepada ibu dan keluarga.
4.
Telah melanjutkan terapi dokter obat oral sudah diberikan kepada ibu dan Ibu bersedia meminumnya.
5.
Ibu masih mual dan muntah sebanyak 3x berupa cairan dari pukul 08.00 sampai pukul 13.30 WIB.
6.
Ibu sudah BAK 4x dari jam 08.00 sampai pukul 13.30 W B menggunakan pispot dan belum BAB.
7.
Ibu telah diberikan obat injeksi Ranitidin 25 mg secara IV, dan pada tangan kanan terpasang infus dextrose 5% drip narfoz 1 ampul 4 mg 20 tpm.
8.
Ibu bersedia istirahat cukup dan minum obat sesuai anjuran.
68
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal 27 Mei 2015
Pukul 08.15 WIB
S : Data Subjektif 1.
Ibu mengatakan mual dan muntah sebanyak 2x dari pukul 07.00 sampai pukul 08.15 WIB berupa cairan.
2.
Ibu mengatakan nafsu makan bertambah menjadi 1/2 porsi bubur halus hangat.
3.
Ibu
mengatakan keadaannya agak membaik, tetapi
masih lemas,
sedikit pusing dan ibu masih cemas. 4.
Ibu mengatakan BAK sebanyak 4x dari kemarin pukul 15.00 sampai 08.15 WIB dengan dibantu keluarga dan BAB sebanyak 1x dengan menggunakan pispot.
5.
Ibu mengatakan aktivitasnya berbaring di tempat tidur sambil latihan miring kanan dan miring kiri.
6.
Ibu mengatakan tadi malam hanya sekali terbangun karena rasa mual
Data Objektif 1.
Keadaan umum masih agak lemah, kesadaran composmentis. Vital sign : TD : 110/70 mmHg R : 20 x/menit
2.
S : 360C N : 82 x/menit
Mata :Masih sedikit cekung, sklera sudah tidak berwarna kuning, conjungtiva sudah tidak pucat.
69
3.
Mulut: Lidah sudah tidak kotor, tidak tercium bau aseton dalam pernafasan.
4.
Kulit : Turgor kulit sudah membaik.
5.
Ekstremitas atas: Tangan kanan terpasang infuse ke 9 dextrose 5% drip narfoz 1ampul 4 mg 20 tpm.
Assesment Ny. T G1P0A0 umur 22 tahun hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade 1 hari ke 3 Planning Tanggal 27 Mei 2015
Pukul 08.45 WIB
1. Pukul 08.45 WIB, Memberitahu hasil pemeriksaan tentang keadaan ibu sekarang sudah membaik, suhu badan menurun. 2. Pukul 09.00 WIB, Menganjurkan pada ibu untuk latihan duduk dan berdiri perlahan-lahan. 3. Pukul 10.15 WIB, Mengobservasi mual dan muntah setiap 2 jam sekali. 4. Pukul 11.30 WIB, mengulang kembali kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit bubur nasi hangat. 5. Pukul 12.15 WIB, Mengobservasi keadaan umum dan vital sign setiap 4 jam sekali. 6. Pukul 12.30 WIB, melanjutkan terapi dokter : a.
Observasi infus D5 drip narfoz 1 ampul 4 mg 20 tpm
b.
injeksi Ranitidin 25 mg IV.
c.
Antasida 1 tablet 200 mg per oral.
70
d.
Biosanbe 1 tablet 250 mg per oral.
e.
Vitamin B6 1 tablet 10 mg per oral.
Evaluasi Tanggal 27 Mei 2015 1.
Pukul 16.30 WIB
Ibu sudah dijelaskan tentang hasil pemeriksaan dan ibu merasa senang dengan kondisinya yang semakin baik.
2.
Ibu sudah bisa duduk dan berdiri perlahan-lahan.
3.
Ibu mengatakan mual dan muntah sebanyak 1x dalam 6 jam terakhir.
4.
Ibu bersedia makan siang dengan menggunakan bubur nasi hangat
5.
Ibu sudah dilakukan pemeriksaan keadaan umum : baik Vital sign : TD : 110/70 mmHg, N : 82 x/menit, S : 36 0C, R : 20 x/menit dan hasilnya sudah disampaikan kepada ibu dan keluarga.
6.
Ibu sudah minum obat sesuai anjuran, dan terpasang infuse ke 5 dextrose 5% drip narfoz 1 ampul 4 20 tpm
71
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal : 28 Mei 2015
Pukul : 08.00 WIB
S : Data Subyektif 1.
Ibu mengatakan keadaannya lebih baik dari hari kemarin.
2.
Ibu mengatakan tidak mual dan sudah tidak muntah lagi.
3.
Ibu mengatakan pagi ini makan 1/2 piring bubur nasi hangat dan minum teh hangat 1 gelas.
4.
Ibu mengatakan sudah tidak pusing dan badannya juga sudah tidak lemas.
5.
Ibu mengatakan BAK 5x dari kemarin pukul 16.30 sampai 08.00 WIB dikamar mandi dibantu keluarga dan BAB 1x pukul 06.00 WIB dikamar mandi, lancar dan tidak ada keluhan.
6.
Ibu mengatakan aktifitasnya sudah bisa berdiri dan berjalan perlahan.
O: Data Obyektif 1.
Keadaan umum baik, Kesadaran composmentis Vital sign : TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/menit
S : 360C
R : 24 x/menit
2.
Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih dan tidak cekung
3.
Mulut : Lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton
4.
Kulit : Turgor kulit baik
5.
Ekstremitas atas : Tangan kanan terpasang infuse ke 13 Dextrose 5% 20 tpm
72
A : Assesment Ny. T G1P0A0 umur 22 tahun hamil 12 minggu hari k-4 P : Planning 1.
Pukul 08.15 WIB, memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa semuanya dalam keadaan normal, mual dan muntahnya dapat diatasi dan kondisi ibu sudah baik.
2.
Pukul 08.45 WIB, menganjurkan pada ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin dan makan makanan yang bergizi, rendah lemak dan tinggi protein seperti : nasi, sayur bayam, tahu bacem, dan perkedel daging.
3.
Pukul 10.00 WIB, mengobservasi mual dan muntah setiap 2 jam sekali.
4.
Pukul 11.30 WIB, melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit nasi lembek.
5.
Pukul 11.40 WIB, memberikan penkes tentang gizi ibu hamil
6.
Pukul 11.50 WIB, melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG dalam : a.
Infus dextrose 5% sudah dilepas.
b.
Antasida 1 tablet 200 mg per oral.
c.
Biosanbe 1 tablet250 mg per oral.
d.
Vitamin B6 1 tablet 10 mg per oral.
e.
Pasien diperbolehkan pulang dengan bekal obat Antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari sebanyak 9 butir untuk 3 hari per oral, Biosanbe 1 x 250 mg 1 x 1 tablet/hari sebanyak 9 butir untuk 9 hari per oral, Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet/hari sebanyak 9 butir untuk 3 hari
73
per oral. 7.
Pukul 12.00 WIB, mengobservasi keadaan umum, vital sign dan anjurkan ibu istirahat cukup.
8.
Pukul 12.10 WIB, dilakukan pemeriksaan Hb
9.
Pukul 12.30 WIB, menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang satu minggu lagi.
Evaluasi Tanggal 11 Juni 2015 1.
Ibu sudah dijelaskan tentang kondisinya bahwa ibu sudah sembuh dan ibu senang sudah diijinkan untuk pulang ke rumah.
2.
Ibu bersedia untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin dan ibu bersedia untuk makan-makanan yang bergizi, rendah lemak dan tinggi protein.
3.
Ibu sudah tidak mual dan muntah lagi.
4.
Ibu sudah makan siang dengan nasi lembek dengan porsi sedang.
5.
Ibu sudah minum obat sesuai anjuran, dan infus sudah lepas pukul 11.50 WIB.
6.
Terapi obat jalan sudah diberikan.
7.
Diperoleh Hb 12 gr%
8.
Ibu pulang tanggal 28 Mei 2015 pukul 13.30 WIB dan ibu bersedia untuk kunjungan ulang satu minggu lagi. KUNJUNGAN RUMAH
74
Tanggal : 11 Juni 2015
Pukul : 09.00 WIB
S : Data Subyektif 1.
Ibu mengatakan keadaannya baik.
2.
Ibu mengatakan sudah tidak mual dan muntah lagi.
3.
Ibu mengatakan makan sehari 4 x porsi sedang
4.
Ibu mengatakan sudah tidak pusing dan badannya juga sudah tidak lemas.
5.
Ibu mengatakan aktifitasnya sudah berjalan-jalan dan menyapu rumah.
O: Data Obyektif 1.
Keadaan umum baik, Kesadaran composmentis a.
Vital sign : TD : 120/80 mmHg S : 36,50C
N : 84 x/menit R : 24 x/menit
2.
Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih dan tidak cekung
3.
Mulut : Lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton
4.
Kulit : Turgor kulit baik
A : Assesment Ny. T G1P0A0 umur 22 tahun hamil 12 minggu hamil normal P : Planning 1.
Pukul 09.15 WIB, memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa semuanya dalam keadaan normal kondisi ibu sudah baik.
2.
Pukul 09.45 WIB, menganjurkan pada ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin dan makan makanan yang bergizi, rendah lemak dan tinggi protein seperti : nasi, sayur bayam, tahu bacem, dan
75
perkedel daging. 3.
Pukul 09.40 WIB, Menganjurkan ibu untuk tetap memeriksakan kehamilannya secara rutin.
Evaluasi Tanggal 28 Mei 2015 1.
Ibu sudah dijelaskan tentang kondisinya bahwa ibu dalam keadaan baik.
2.
Ibu sudah memeriksakan kehamilannya secara rutin dan ibu sudah makan-makanan yang bergizi, rendah lemak dan tinggi protein seperti sayuran hijau, tempe bacem tahu bacem, daging.
3.
Ibu bersedia untuk tetap memeriksakan kehamilannya secara teratur.
76
B. PEMBAHASAN Pada pembahasan ini penulis menguraikan tentang proses asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II
di
Puskesmas Gondang Sragen dengan menggunakan 7 langkah Varney. Pembahasan ini dimaksudkan agar diambil suatu kesimpulan dan pemecahan masalah dari kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif dan efisien. 1.
Pengkajian Pengkajian adalah sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasikan satuan kesehatan klien (Varney, 2007). Data subyektif didapatkan keluhan utama hiperemesis gravidarum grade II adalah sering mual muntah, nafsu
makan
tidak
ada,
berat
badan
menurun,
urine
sedikit
(Rukiyah, 2010). Data obyektif hiperemesis gravidarum grade II adalah keadaan umum lemas, kesadaran menurun, tekanan darah menurun, nadi cepat, suhu naik, berat badan menurun, muka pucat, mata conjungtiva anemis, sklera ikterik mata tampak lebih cekung, nafas bau aseton, turgor kulit makin berkurang, Hb rendah (Rukiyah, 2010). Pada kasus ini pengkajian diperoleh data subjektif ibu hamil Ny. T ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran, ibu mengatakan usianya 22 tahun, ibu mengatakan HPHT 2 Maret 2015, mengeluh sejak 3 hari yang lalu mual dan muntah + 10 x/hari setelah makan yang berupa cairan serta
77
badan terasa lemas dan kepala pusing. Sedangkan pada data objektif didapatkan hasil pemeriksaan fisik keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, TD : 120/80 mmHg, N : 82x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,70C, BB turun dari 55 kg menjadi 52 kg, mata konjungtiva pucat, mata cekung dan sklera berwarna putih kekuningan, mulut lidah kotor berwarna putih, tercium bau asetor dari mulut. Turgor kulit berkurang dan kering, pemeriksaan penunjang Hb 10,4 gr% dan golongan darah O. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yaitu pada teori kesadaran 2.
Interpretasi Data Setelah data dasar dikumpulkan dan dilakukan identifikasi yang benar terhadap data-data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan interpretasi data sehingga ditemukan diagnosa dan masalah yang spesifik. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan (Varney, 2007). Sebagai contoh diagnosa hiperemesis gravidarum grade II : Ny. X umur…tahun dengan hiperemesis gravidarum grade II. Masalah yang muncul pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II yaitu mual muntah, merasa lemah, nafsu
makan
tidak
ada,
berat
badan
menurun,
urine
sedikit
(Rukiyah, 2010). Kebutuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II adalah penjelasan tentang hiperemesis gravidarum grade II,
memberikan
dukungan moril pada ibu,
memberikan cairan dan obat-obatan (Sofian, 2012).
78
Data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menurut diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan. Pada kasus ini dapat ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu Ny. T G1P0A0 umur 22 tahun hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade II. Masalah ibu merasa cemas terhadap
kehamilannya karena
ibu
mengalami
mual
dan
muntah yang berlebihan, badan lemas dan kepala pusing. Kebutuhan yang diberikan adalah memberi support mental, memberi informasi tentang keadaan kehamilan saat ini, memberi penjelasan tentang mual muntah yang sedang dialami ibu, memberi cairan adekuat agar terjadi keseimbangan antara intake dan output cairan. kebutuhan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang
didapatkan dengan
melakukan
analisa
data. Pada
langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan. 3.
Diagnosa Potensial Kasus hiperemesis gravidarum grade II yang terus berlanjut bisa menyebabkan komplikasi hiperemesis gravidarum grade III, antara lain gangguan gizi, gangguan metabolisme, penyakit infeksi dan lain-lain (Rukiyah, 2010). Pada kasus untuk diagnosa potensial dapat terjadi hiperemesis gravidarum grade III setelah dilakukan tindakan tidak terjadi diagnosa potensial. Sedang pada teori langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien,
79
bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial
ini benar-benar
terjadi, yang
melakukan asuhan yang aman. Pada
paling
langkah
ini
penting penulis
adalah tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek 4.
Antisipasi / Tindakan Segera Dalam pelaksanaannya terkadang bidan dihadapkan pada beberapa situasi yang memerlukan penanganan segera (emergensi). Dimana bidan harus segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien, namun kadang juga berada pada situasi yang memerlukan tindakan segera sementara menunggu intruksi dokter, atau bahkan mungkin juga situasi pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain. Disini bidan sangat dituntut kemampuannya untuk dapat selalu melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang diberikan tepat dan aman (Sulistyowati, 2009). Antisipasi dalam hiperemesis gravidarum grade II yaitu kolaborasi dengan dokter untuk memberian terapi Vitamin B1, B6, Sedative, Anti emetik dan Anti histamin, serta motivasi untuk bedrest total (Manuaba, 2012). Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II langkah antisipasi / tindakan segera yang dapat dilakukan yaitu memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilannya, kolaborasi dengan dokter S p . O G untuk pemberian terapi : pasang infus Dextrosa 5% drip narfoz 1 ampul 4 mg 32 tpm, injeksi Ranitidin 25 mg IV, Biosanbe 250 mg 1x1
80
tablet/hari, Antasida 200 mg 3x1 tablet/hari, B6 10 mg 3x1 tablet/hari dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk diit
hiperemesis gravidarum
grade II untuk memberikan diit bubur halus. Pada langkah ini penulis menemukan
adanya
kesenjangan antara teori dan kasus yang ada
dilahan pada pemberian obat. 5.
Rencana Asuhan Rencana asuhan dari diagnosa yang akan diberikan untuk ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade
II adalah
memberitahu ibu
mengenai hasil pmeriksaan, memberitahu keluarga untuk menganjurkan ibu rawat inap, membuat informed consent, memasang infus, berkolaborasi dengan dokter Sp. OG, memberitahu ibu harus di rujuk kefasilitas lebih lengkap, mendokumentasikan tindakan (Rukiyah, 2010). Rencana asuhan yang diberikan pada kasus
hiperemesis gravidarum
grade II adalah beritahu ibu hasil pemeriksaan dan jelaskan kepada ibu tentang keadaan yang dialaminya sekarang, anjurkan pada anggota keluarga agar ibu bedrest total, dan agar memberikan dukungan kepada ibu supaya ibu tidak cemas dan khawatir dengan keadaannya, anjurkan keluarga untuk membantu ibu untuk BAK dan BAB menggunakan pispot, obervasi mual muntah setiap 2 jam, observasi keadaan umum dan vital sign setiap 4 jam, lakukan kolaborasi dengan dokter Sp. OG, anjurkan pada ibu untuk makan bubur dan minum sedikit tetapi sering dengan frekuensi + 3 - 4 x sehari dengan porsi sedang dan menghindari makanan berminyak dan berbau menyengat, observasi BAK dan BAB setiap hari.
81
Pada observasi perencanaan hari ke 4 adalah memberitahu
hasil
pemeriksaan kepada ibu bahwa semuanya dalam keadaan normal, mual dan muntahnya dapat diatasi dan kondisi ibu sudah baik, menganjurkan pada ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin dan makan makanan yang bergizi, rendah lemak dan tinggi protein seperti : nasi, sayur bayam, tahu bacem, dan perkedel daging, mengobservasi mual dan muntah setiap 2 jam sekali, melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit nasi lembek, memberikan penkes tentang gizi ibu hamil, melakukan kolaborasi dengan dokter Sp. OG. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilapangan. 6.
Pelaksanaan Rencana
asuhan
dari
diagnosa
yang
akan
diberikan pada
kasus hiperemesis gravidarum grade II ini adalah tempat isolasi yaitu jangan terlalu banyak tamu, memberi obat-obatan yaitu Menggunakan sedatif (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan b6); anti muntah (Mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan); antisida dan anti mulas, terapi pesikologik, cairan infus yang memiliki kalori tinggi, langkah
ini
pada
rencana asuhan menyeluruh dilakukan seperti yang
diuraikan pada langkah kelima atau pada perencanaan, dilaksanakan secara efisien dan aman (Sofian, 2012). Pada kasus pelaksanaan asuhan yang diberikan adalah memberitahu ibu
hasil
pemeriksaan
dan
memberikan
penjelasan
pada
ibu
82
tentang keadaannya sekarang merupakan gejala mual muntah yang berlebihan yang biasanya
dapat
menggganggu
akan menghilang
aktivitas
setelah
sehari-hari,
kehamilan
4
dan bulan,
menganjurkan pada anggota keluarga agar ibu bedrest total dan agar memberikan dukungan supaya ibu tidak cemas dan khawatir dengan keadaannya,
menganjurkan
pada keluarga
agar
membantu
ibu
BAK dan BAB menggunakan pispot, mengobservasi input makanan dan minuman serta output mual dan muntah tiap 2 jam sekali dan mengobservasi BAB dan BAK, mengobservasi KU dan vital sign setiap 4 jam, melakukan kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi obat oral yaitu 1 tablet Antasida 200 mg, 1 tablet Biosanbe 250 mg, dan 1 tablet vitamin B6 10 mg dan menganjurkan ibu untuk segera minum obat setelah makan, menganjurkan pada ibu untuk makan sedikit tapi sering, seperti makan makanan ringan dan biskuit. Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus pada pemberian obat. 7.
Evaluasi Pada teori evaluasi yang didapat menurut Varney (2007) adalah : mual muntah berkurang, keadaan umum baik, ibu dan janin sehat, nafsu makan sudah baik, berat badan naik, tidak terjadi dehidrasi, tidak terjadi kasus hiperemesis gravidarum grade III Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II, ini dilakukan perawatan selama 4 hari. Didapatkan hasil keadaan umum baik,
83
kesadaran composmentis, , vital sign : TD : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, S : 360C, R : 24 x/menit, mata : conjungtiva merah muda, sklera putih dan tidak cekung, mulut : lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton, kulit : turgor kulit lebih baik, ibu sudah tidak mual dan muntah lagi, nafsu makan meningkat. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Pada bab ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil Ny. T Umur 22 tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 12 minggu dengan hiperemises gravidarum grade II di Puskesmas Gondang, yaitu : 1.
Pengkajian data terhadap ibu hamil Ny. T G1P0A0 Umur Kehamilan 12 minggu dengan hiperemises gravidarum grade II
diperoleh data
subjektif ibu hamil Ny. T ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran, ibu mengatakan usianya 22 tahun, ibu mengatakan HPHT 2 Maret 2015, mengeluh sejak 3 hari yang lalu mual dan muntah + 10 x/hari setelah makan yang berupa cairan serta badan terasa lemas dan kepala pusing, sedangkan pada data objektif didapatkan hasil pemeriksaan fisik keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, TD :120/80 mmHg, N : 82 x/menit, R : 20 x/menit, S : 36,7 0C, BB turun dari 55 kg menjadi 52 kg, mata konjungtiva pucat, mata cekung dan sklera berwarna putih kekuningan, mulut lidah kotor berwarna putih, tercium bau asetor dari mulut. Turgor kulit berkurang dan kering, pemeriksaan penunjang Hb 10,4 gr% dan golongan darah O.
84
85
2.
Interpretasi data dilakukan dengan mengumpulkan data secara teliti dan akurat sehingga didapatkan diagnosa Ny. T umur 22 tahun G1P0A0 hamil 12 minggu dengan hiperemises gravidarum grade II .
3.
Diagnosa Potensial pada kasus Ny. T tidak muncul karena dapat ditangani secara cepat dan tepat sesuai dengan prosedur.
4.
Antisipasi pada Ny. T adalah dilakukan informasi dan edukasi tentang kehamilannya, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi : pasang infus Dextrosa 5% drip narfoz l ampul 4 mg 32 tpm, injeksi Ranitidin 25 mg IV, Biosanbe 250 mg 3xl tablet/hari, Antasida 200 mg 3xl tablet/hari, B6 l0 mg 3xl tablet/hari dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk diit hiperemises gravidarum grade II untuk memberikan diit bubur halus.
5.
Rencana Tindakan yang diberikan pada Ny. T yaitu beritahu ibu hasil pemeriksaan
dan
jelaskan
kepada
ibu
tentang
keadaan
yang
dialaminya sekarang, anjurkan pada anggota keluarga agar ibu bedrest total, dan agar memberikan dukungan kepada ibu supaya ibu tidak cemas dan khawatir dengan keadaannya, anjurkan keluarga untuk membantu ibu untuk BAK dan BAB menggunakan pispot, observasi mual muntah setiap 2 jam, observasi keadaan umum dan vital sign setiap 4 jam, lakukan kolaborasi dengan dokter, anjurkan pada ibu untuk makan bubur dan minum sedikit tetapi sering dengan frekuensi + 3 - 4 x sehari dengan porsi sedang dan menghindari makanan berminyak dan berbau menyengat, observasi BAK dan BAB setiap
86
hari, ibu ditempatkan diruang yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik. 6.
Pelaksanaan tindakan pada Ny. T dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat.
7.
Evaluasi Yang didapat setelah diberikan asuhan kebidanan selama 4 hari pada Ny. T adalah keadaan umum baik, kesadaran composmentis, vital sign : TD : 120/80 mmHg, N :84 x/menit, S : 360C, R : 22 x/menit, mata : conjungtiva merah muda sklera putih dan tidak cekung, mulut : lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton, kulit : turgor kulit lebih baik, ibu sudah tidak mual dan muntah lagi, nafsu makan meningkat.
8.
Pada kasus Ny. T G1P0A0 umur 22 tahun hamil 12 minggu dengan hiperemises gravidarum grade II
penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan saran bagi : 1.
Bagi institusi a.
Bagi Lahan Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik lagi seperti jam kunjungan dan membatasi jumlah pengunjung sehingga pasien hiperemesis merasa aman dan nyaman.
87
b.
Pendidikan Di harapkan agar institusi pendidikan lebih meningkatkan atau menambah reverensi, sehingga dapat membantu
penulisan atau
mahasiswa yang akan mengambil kasus yang sama. 2.
Bagi Bidan Dalam setiap menangani klien hendaknya selalu menerapkan konsep asuhan kebidanan sehingga tenaga kesehatan atau bidan mampu memberikan penanganan dengan kasus atau kondisi pasien.
3.
Bagi Klien Diharapkan kepada klien untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur agar dapat segera mendeteksi komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi pada hiperemises gravidarum dan menganjurkan klien untuk mencari informasi ke tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Margareth, ZH. 2013. Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika. Manuaba, I.A.C. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
_____________. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Varney, H. 2007. Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Prawiroharjo. 2009. Ilmu Kebidanan . Jakarta: PT. Bina Pustaka Prawirohardjo.
Pudiastuti dewi, R. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal dan Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rukiyah, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media. ___________. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media. Sulistyawati, A .2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Yulianti, L. 2009. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Jakarta: CV Trans Info Media.
Nugroho, T. 2012. Obsgyn Obstetri dan Ginekologi. Yogyakarta: Nuha Media.
Sofian, A. 2012. Sinopsis Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mansjoer, A. 2009. Kapital Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Astuti, DH. 2012. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. 2012. Surakarta: Rohima Press.
Lisnawati, L. 2012. Asuhan Kebidanan terkini Kegawat Daruratan Maternal dan Neonatal. Jakarta: CV Trans Info Media.