ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA NY. B G1P0A0 UMUR 25 TAHUN, HAMIL 12 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE II DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Pendidikan D III Kebidanan
Disusun Oleh: DWI INDAH PUJIASTUTI NIM. 08.018
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester I Pada Ny. B G1P0A0 Umur 25 tahun, hamil 12 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II DI RSUD Karanganyar”. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusun Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan serta semangat dari pembimbing, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT., Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Retno Wulandari, SST, sebagai Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis. 4. Seluruh dosen beserta staff Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 5. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Pimpinan RSUD Karanganyar Dr. Mariyadi yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam melaksanakan studi kasus dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
7. Keluarga Ny. B yang telah bersedia menjadi responden dalam pengambilan kasus penulisan Karya Tulis Ilmiah. 8. Bapak, Ibu, Saudara dan Suami dan anak ku yang telah memberikan doa, cinta, dan kasih sayangnya kepada penulis. 9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juli 2012
Penulis
v
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Program Studi DIII Kebidanan Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012 DWI INDAH PUJIASTUTI 08.018 ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA NY. B G1 P0 A0 UMUR 25 TAHUN, HAMIL 12 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE II DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2012 (xi halaman + 83 halaman + 11 lampiran) INTISARI Latar Belakang : Hiperemsis gravidarum merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan muda. Dampak hiperemesis gravidarum yaitu dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun, gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus, terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi umum dan mual muntah yang berkelanjutan. Tujuan : Mampu meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman nyata penulis untuk memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah menurut Varney, mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek, memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap kesenjangan teori dan praktek pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II Metodologi : Jenis studi kasus menggunakan metode deskriptif, lokasi studi kasus di RSUD Karanganyar, subyek studi kasus Ny. B G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum grade II, waktu studi kasus dilakukan pada bulan Juni 2012, tehnik pengumpulan data menggunakan data primer yang meliputi pemeriksaan fisik, wawancara, observasi sedangkan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan kepustakaan. Hasil : Setelah dilakukan perawatan di rumah sakit selama 4 hari dan kunjungan rumah 1 kali dengan asuhan yang diberikan yaitu mengobservasi KU dan TTV, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan makan makanan yang bergizi, menganjurkan ibu untuk tidak melakukan aktivitas yang berat. Didapatkan hasil KU ibu baik, kesadaran composmentis, TTV : TD :110/90 mmHg, N : 80 x/ menit, RR : 20 x/ menit, S : 360 C, ibu sudah tidak mual dan muntah, sudah tidak pusing, ibu makan 3x/hari porsi kecil seperti nasi, sayur bayam, sepotong daging ayam dan tahu bacem, BAK 5 x/hari, ibu sudah dapat tidur siang selama 1 jam dan tidur malam 8 jam Kesimpulan : Ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek yaitu pada rencana asuhan pada kasus tidak diberikan obat anti histamine seperti dramamin dan ovamin. Alternatif pemecahan masalah adalah tidak diberikan obat anti histamin seperti dramamin dan avomin dikarenakan Ny. B belum mengalami peradangan. Kata kunci : Ibu hamil, trimester I, Hiperemesis gravidarum grade II. Kepustakaan : 24 literatur (2002 – 2010) vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO ·
Apa yang saya saksikan di Alam adalah sebuah tatanan agung yang tidak dapat kita pahami dengan sangat tidak menyeluruh, dan hal itu sudah semestinya menjadikan seseorang yang senantiasa berpikir dilingkupi perasaan 'rendah hati'. (Einstein)
·
Sebaik-baik teman adalah yang menunjukkan kepada suatu kebaikan. Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang lain akan berbuat baik kepadamu. Memperhatikan berarti membiarkan orang lain berkembang.
·
Orang alim mengukir, sedang orang arif mengilapkannya. (Abdul Qadir Jailani)
·
Dalam hati setiap orang ada kebutuhan untuk merasa dicintai tanpa harus diperiksa dahulu apakah ia pantas menerimanya. (maurice Wagner)
PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada : 1. Bapak, Ibu dan Mertuaku yang selama ini telah
memberikan
kasih
sayang,
memberikan semangat dan dukungan baik moril maupun spiritual kepada penulis. 2. Suami dan anak ku yang selama ini telah menjadi semangat dalam kehidupanku. 3. Teman-teman seperjuangan di STIKes Kusuma Husada Surakarta 4. Almamater tercinta
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
iv
INTISARI ......................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................
vii
CURICULUM VITAE ..................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ..................................................................... 3 C. Tujuan Studi Kasus ...................................................................... 3 D. Manfaat Studi Kasus .................................................................... 4 E. Keaslian Studi Kasus ................................................................... 5 F. Sistematika Penulisan .................................................................. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ................................................................................. 9 1. Kehamilan ............................................................................. 9 2. Hiperemesis Gravidarum ...................................................... 13 3. Hiperemesis Gravidarum Grade II ........................................ 18 B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan .......................................... 22 C. Landasan Hukum ........................................................................ 41
ix
BAB III METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus ......................................................................... 42 B. Lokasi Studi Kasus ...................................................................... 42 C. Subyek Kasus ............................................................................... 42 D. Waktu Studi Kasus ....................................................................... 42 E. Instrumen Studi Kasus ................................................................ 43 F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 43 G. Alat-Alat yang dibutuhkan .......................................................... 46 BAB IV. TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ............................................................................ 47 B. Pembahasan .................................................................................. 75 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 81 B. Saran ........................................................................................... 83 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran 2.
Surat Balasan Pengambilan Data Awal
Lampiran 3.
Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 4.
Surat Balasan dari Lahan
Lampiran 5. Surat permohonan menjadi responden Lampiran 6.
Lembar Persetujuan Pasien
Lampiran 7.
Lembar Observasi
Lampiran 8.
Format Askeb
Lampiran 9.
SAP Gizi Ibu Hamil
Lampiran 10. Jadwal Studi Kasus Lampiran 11. Lembar Konsultasi
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Bayi merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat. AKI di Indonesia pada tahun 2007 masih berada pada angka 228 per 100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian Ibu maternal paling banyak adalah sewaktu bersalin sebesar 49,5%, kematian waktu hamil
26%, pada waktu
nifas 24%
(Dinkes, 2011). Penyebab terjadinya angka kematian Ibu (AKI) terbesar di Indonesia adalah pendarahan (40 – 60%), infeksi (20 – 30%) dan eklamsi (20 – 30%) (Saifuddin, 2006). Survey Demografi yang dilakukan pada tahun 2007, menyatakan 26% wanita dengan kelahiran hidup mengalami komplikasi. Komplikasi kehamilan salah satunya adalah mual dan muntah atau dikenal dengan istilah hiperemesis gravidarum. Walaupun kebanyakan kasus ringan dan hilang seiring berjalan waktu, satu dari seribu kehamilan akan menjalani rawat inap. Kondisi ini terjadi pada 60 – 80% primigravida, dan 40 – 60% multigravida (Bobak, 2005). Hiperemsis gravidarum merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan muda. Hiperemesis gravidarum biasanya cukup ringan dan terjadi pada pagi hari, tapi kadang-kadang juga cukup parah dan berlangsung sepanjang hari dengan derajat yang berbeda-beda. Sebanyak 90% ibu mengalami mual selama kehamilan dan sekitar setengahnya disertai
1
2
muntah, hal tersebut terjadi pada tiga bulan pertama kehamilan, menurut ahli merupakan penolakan tubuh terhadap makanan yang mengandung toksin (Maulana, 2010). Pada keadaan hiperemesis gravidarum perlu dilakukan penanganan dengan pengobatan rawat inap dan diet ibu hamil dengan memberikan makanan yang mudah dicerna, tidak merangsang dan diberikan dalam porsi sedikit tapi sering. Pemberian makanan dan cairan disesuaikan keadaan ibu hamil (Rumdasih dkk, 2005). Dampak hiperemesis gravidarum yaitu dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun, gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus, terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi umum dan mual muntah yang berkelanjutan dapat menimbulkan gangguan fungsi umum alat-alat vital dan menimbulkan kematian (Manuaba, 2007). Berdasarkan studi pendahuluan awal yang penulis lakukan di RSUD Karanganyar pada bulan Januari - Desember 2011 didapatkan data jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan sebanyak 459 ibu hamil. Dari jumlah tersebut terdiri dari ibu hamil normal sebanyak 216 orang (47,06%) dan ibu hamil dengan komplikasi sebanyak 243 orang (52,94%). Berdasarkan data dari 243 ibu hamil dengan komplikasi, didapatkan ibu hamil dengan hiperemesis sebanyak 105 ibu hamil (43,21%), ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum didapatkan ibu hamil dengan ibu dengan hiperemesis gravidarum I sebanyak 12 orang (4,94%), hiperemesis gravidarum grade II sebanyak 66 orang (27,16%), dan ibu dengan hiperemesis gravidarum grade III sebanyak 27 orang (11,11%), ibu hamil dengan anemia sebanyak 98 orang (40,33%), dan ibu hamil dengan hipertensi sebanyak 40 orang (16,46).
3
Berdasarkan data tersebut menunjukkan angka kejadian hiperemesis gravidarum grade II di RSUD Karanganyar masih tinggi. Banyaknya kasus tersebut membuat penulis tertarik untuk mengambil judul Karya Tulis ini yang dengan judul ”Asuhan kebidanan ibu hamil trimester I pada Ny. B G1 P0 A0 dengan hiperemesis gravidarum grade II di RSUD Karanganyar” dengan menggunakan asuhan kebidanan menurut manajemen Varney.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan “Bagaimana Asuhan kebidanan ibu hamil trimester I pada Ny. B G1 P0 A0 dengan hiperemesis gravidarum grade II di RSUD Karanganyar dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney?”.
C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan umum Mampu meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman nyata penulis untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu
hamil
dengan
Hiperemesis
Gravidarum
Grade
II
dengan
menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu 1) Melakukan pengkajian data dasar secara lengkap pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.
4
2) Menginterprestasi data serta menemukan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II. 3) Mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II. 4) Melakukan antisipasi
pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum Grade II. 5) Mampu merencana tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II. 6) Melaksanakan
rencana
tindakan
pada
ibu
hamil
dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade II. 7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II. b. Mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II. c. Mampu
memberikan
alternatif
pemecahan
masalah
terhadap
kesenjangan teori dan praktek pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.
D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi penulis Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis serta menerapkan teori dan praktik kebidanan tentang penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.
5
2. Bagi profesi Dapat digunakan sebagai masukan bagi profesi bidan untuk meningkatkan mutu pelayanan profesi sesuai standar asuhan kebidanan khususnya pada kasus hiperemesis gravidarum grade II. 3. Bagi institusi a. Rumah Sakit Dapat menambah dan mengembangkan ilmu yang sudah ada serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum II. b. Pendidikan Dapat menambah buku referensi dan sumber bacaan diperpustakaan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam pemberian asuhan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II.
E. Keaslian Studi Kasus Penulis studi dengan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum, sudah dilakukan oleh : 1. Endang Purwati (2006), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. K Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II di RSUD Karanganyar”. Hasil dari studi kasus ini didapatkan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum II dengan keluhan mual dan muntah ± 8 kali sehari, agak pusing, cepat lelah, nafsu makan menurun badan letih dan lemah. Asuhan yang diberikan infus RL 20 tpm, neurobion 3 x 1, laktas 2 x 1. Setelah dilakukan perawatan selama 5 hari keadaan ibu sudah membaik, tidak
6
pusing, tidak cepat lelah, nafsu makan meningkat, badan tidak letih dan tidak lemas. 2. Lupi Kumala Sari Setyawati (2008), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. H dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II di RSUD Karanganyar”. Hasil dari studi ini telah didapatkan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum dengan keluhan mual dan muntah 10 kali sehari, badan terasa lemah, pusing. Asuhan yang diberikan infus 0.5% drip nervos 1 amp 20 tpm, terapi oral rocloid 3 x 1, B6 3 x 1. setelah dilakukan perawatan selama 4 hari kondisi ibu sudah membaik, sudah tidak mual dan muntah, nafsu makan sudah ada, badan tidak terasa lemas, tidak pusing. 3. Beti Dwi Ningrum (2011), dengan judul “ Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester 1 Pada Ny. S G2P1A0 Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II Di Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta”. Hasil dari studi ini telah didapat ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum dengan keluhan mual dan muntah 10 kali sehari, badan terasa lemah, pusing. Asuhan yang diberikan infus 0,5% drip nervos 1 amp 20 tpm, terapi oral rocloid 3 x 1, B6 3 x 1. setelah dilakukan perawatan selama selama 5 hari keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, mata sudah tidak ikhterik dan cekung, lidah sudah tidak kotor, turgor kulit baik, bau aseton sudah tidak tercium lagi, sudah tidak mual dan muntah lagi, nafsu makan sudah baik, ibu dan janin dalam keadaan sehat dan selamat. Perbedaan studi kasus yang penulis lakukan dengan keaslian diatas adalah mengenai tempat, waktu, dan responden studi kasus serta terapi yang diberikan. Persamaan studi kasus terletak pada judul dan asuhan yang diberikan.
7
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada Karya Tulis Ilmiah dibagi menjadi 5 (lima) bab dengan urutannya meliputi : BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus, sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang teori medis meliputi : pengertian kehamilan, fisologi kehamilan, klasifikasi kehamilan, proses kehamilan, tanda-tanda kehamilan,
komplikasi
gravidarum,
Etiologi
hiperemesis
gravidarum,
Pengertian
hiperemesis
gravidarum,
patofisiologi
kehamilan. hiperemesis gejala
dan
tingkat
hiperemesis
gravidarum, diagnosis hiperemesis gravidarum, pencegahan hiperemesis gravidarum, penatalaksanaan hiperemesis gravidarum, prognosis hiperemesis gravidarum. Pengertian
hiperemesis
gravidarum grade II, etiologi hiperemesis gravidarum grade II, tanda dan gejala hiperemesis gravidarum grade II, pencegahan hiperemesis gravidarum grade II, penatalaksanaan hiperemesis gravidarum
grade
II,
pemeriksaan
penunjang
hiperemesis
gravidarum grade II. Pengertian teori manajemen asuhan kebidanan, proses manajemen kebidanan yang meliputi : pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan (implementasi), evaluasi dan data perkembangan SOAP serta landasan hukum.
8
BAB III
METODOLOGI Dalam bab ini menguraikan jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subyek studi kasus, waktu studi kasus, instrument studi kasus, teknik pengumpulan data dan alat-alat yang dibutuhkan.
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang tinjauan kasus dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney yang meliputi : pengkajian data, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan SOAP. Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara teori dan kasus yang penulis temukan sewaktu pengambilan kasus dengan pendekatan asuhan kebidanan menurut Varney.
BAB V
PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan dirumuskan untuk menjawab tujuan penulis dan merupakan inti dari pembahasan penanganan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II. Saran merupakan alternatif pemecahan masalah dan anggapan kesimpulan yang berupa kesenjangan, pemecahan masalah hendaknya bersifat realistis, operasional yang artinya saran itu dapat dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis 1. Kehamilan a. Pengertian kehamilan Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002). Kehamilan adalah proses mulai dari ovulasi sampai partus, lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Winkjosastro, 2005). b. Fisiologi Kehamilan Fisiologi berhubungan dengan fertilasi yang mempunyai arti pembuahan yang terjadi umumnya di ampula tuba. Proses pembuahan dimana ovum dibuahi dalam 12 jam setelah ovulasi atau bila tidak akan segera mati dalam 24 jam. Dalam saluran reproduksi wanita, spermatozoa mengalami kapasitasi sebelum membuahi ovum kemudian dilepaskan enzim Corona Penetrating Enzyme (CPE) unutk mencerna korona
radiate
dan
hialuronidase
unutk
mencerna
(Saifuddin, 2002). c. Klasifikasi kehamilan Menurut Manuaba (2007), klasifikasi kehamilan meliputi : 1) Kehamilan trimester 1 : 0 sampai 14 minggu 2) Kehamilan trimester II : 14 sampai 28 minggu 3) Kehamilan trimester III : 28 sampai 40 minggu
9
zona
10
d. Proses kehamilan Menurut Wiknjosastro (2006), proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri atas : 1) Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormon yang kompleks. 2) Terjadinya migrasi spermatozoa dan ovum dengan gerak aktif tuba yang memiliki fibriae, maka ovum diangkap dan menuju uterus, sedangkan spermatozoa masuk kedalam alat genetalia menuju tuba fallopi. 3) Konsepsi dan pertumbuhan zigot adalah pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa. 4) Nidasi (implantasi) pada uterus adalah proses penempelan hasil konsepsi di dalam endometrium. 5) Pembentukan plasenta. 6) Tumbuh kembang hasil konsepsi hingga aterm. e. Tanda-tanda Kehamilan 1) Tanda-tanda kemungkinan hamil Tanda-tanda kemungkinan hamil menurut Wiknjosastro (2007), adalah : a) Amenorhoe, (tidak dapat haid) gejala ini penting karena wanita hamil tidak dapat haid lagi. b) Nause (enek) dan emesis (Mual), enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan disertai kadang-kadang oleh emesis sering terjadi di pagi hari. c) Sering buang air kecil.
11
d) Rasa tergelitik, nyeri tekan, pembengkakan pada payudara. e) Perubahan warna pada jaringan vagina dan servik. f) Areola berwarna lebih gelap dan kelenjar-kelenjar di sekitar puting menjadi menonjol. g) Mengidam, sering terjadi pada bulan pertama tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan. h) Pembesaran rahim dan perut. i) Kontraksi sebentar-sebentar terasa nyeri. 2) Tanda-tanda tidak pasti kehamilan Menurut Wiknjosastro (2007), tanda-tanda pasti hamil, yaitu : a) Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan. b) Tanda hegar, perlunaan pada daerah segmen bawah uterus. c) Tanda chadwick, vagina livid, terjadi kira-kira minggu ke-6 d) Tanda piscaseck, uterus membesar kesalah satu jurusan. e) Tanda Braxton hicks, uterus berkontraksi bila dirangsang. Tanda ini khas untuk uterus pada kehamilan. f) Suhu basal, meningkat terus antara 37,20 – 37,80 C g) Tes kehamilan, yang banyak dipakai adalah pemeriksaan hormone korionik gonadotropin (HCG dalam urin) 3) Tanda-tanda pasti kehamilan Tanda-tanda pasti hamil menurut Wiknjosastro (2006), yaitu : a) Gambaran janin atau kantong gestasi pada ultrasonografi. b) Detak jantung janin didengarkan menggunakan stetoskop leenex dan dilihat melalui gambaran USG. c) Gerakan janin terasa melalui dinding perut.
12
f. Komplikasi kehamilan Menurut Wiknjosastro (2007), komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil adalah 1) Keguguran (aborsi spontan) dan kelahiran mati. Keguguran adalah kehilangan janin karena penyebab alami sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu, sedangkan kelahiran mati (stillbirth) kehilangan janin karena penyebab alami pada usia kehamilan mencapai lebih dari 20 minggu. 2) Kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan) kehamilan di mana janin berkembang diluar rahim yaitu di dalam tuba falopi (saluran telur), kanalis servikalis (saluran leher rahim) dan rongga panggul maupun rongga perut. 3) Anemia, keadaan di mana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pengangkut O2) kurang dari normal. Selama hamil volume darah bertambah sehingga penurunan konsentrasi sel darah merah dan hemoglobin yang sifatnya mencegah adalah normal. 4) Abrupsio plasenta dan plasenta previa. Abrupsio plasenta adalah pelepasan plasenta yang berada dalam posisi normal pada dinding rahim sebelum waktunya yang terjadi pada saat kehamilan. Sedangkan plasenta previa di mana plasenta yang tertanam di atas atau di dekat servik (leher rahim) pada rahim bagian bawah. Di dalam rahim plasenta bisa menutupi lubang serviks secara keseluruhan atau sebagian. Plasenta previa biasanya terjadi pada wanita yang telah hamil lebih dari satu kali atau wanita yang memiliki kelainan rahim misalnya fibroid.
13
5) Hiperemesis gravidarium salah satu komplikasi kehamilan di mana mual dan muntah yang berlebihan selama masa hamil yang dapat menyebabkan dehidrasi dan kelaparan. 6) Pre-eklamsi merupakan tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan) yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan. 2. Hiperemesis gravidarum a. Pengertian Menurut Manuaba (2008), hiperemesis gravidarum adalah mual atau muntah yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari hari dan bahkan dapat membahayakan hidup ibu hamil. Hiperemesis gravidarum adalah gejala klinis yang memerlukan perawatan, seperti muntah yang berlebihan yang dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi dan berat badan menurun. Menurut Wiknjosastro (2005), hiperemesis gravidarum adalah perasaan mual dan muntah yang disebabkan karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG, sering terjadi pada kehamilan trimester I. b. Etiologi Hiperemesis gravidarum Penyebab hiperemesis gravidarium belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
14
Menurut Manuaba (2008), faktor-faktor penyebab hiperemesis gravidarium yang ditemukan, antara lain : 1) Faktor predisposisi, sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor horman memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadrotopin dibentuk berlebihan. 2) Faktor organik, masuknya vili khorialis dalam siklus maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu. 3) Faktor alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan 4) Faktor psikologis, faktor ini memegang peran penting pada hiperemesis gravidarium walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarium belum diketahui secara pasti. Sebagai contoh rumah tangga yang rusak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinaan takut terhadap tanggung jawab sebagi ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai sebagai pelarian karena kesuksesan hidup.
15
c. Patofisiologi Hiperemesis gravidarum Patofisologi hiperemesis gravidarum menurut Manuaba (2008), diawali dengan mual muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun dan diuresis menurun. Hal ini menimbulkan perfusi ke jaringan, menutup untuk memberikan nutrisi dan mengkonsumsi O2. Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah anaerobik yang menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH darah menjadi lebih tinggi. Dampak dari semua itu masalah tersebut menimbulkan gangguan fungsi alat vital sebagai berikut : 1) Hepar a) Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun. b) Gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus. c) Terjadi perdarahan pada parenkin liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi umum. 2) Ginjal a) Dehidrasi
penurunan
diuresis
sehngga
sisa
metabolisme
tertimbun. b) Terjadi perdarahan dan nekrosis sel ginjal c) Sistem saraf pusat, terjadi nekrosis dan perdarahan otak diantaranya perdarahan ventrikel.
16
d. Gejala dan tingkat Hiperemesis Gravidarum, Menurut Manuaba (2008), gejala Hiperemesis Gravidarum secara klinis dapat dibagi menjadi 3 tingkat, meliputi : 1) Hiperemesis gravidarum grade I dengan gejala mual dan muntah terus-menerus, dehidrasi, turgor kulit berkurang, lidah kering, tekanan darah turun dan suhu naik, nyeri epigastrum. 2) Hiperemesis
gravidarum
grade
II
dengan
gejala
dehidrasi
bertambah, turgor kulit makin berkurang, lidah kering dan kotor, mata cekung, tekanan darah turun dan nadi meningkat, mata ikterik, urine berkurang, nafas berbau aseton. 3) Hiperemesis gravidarum grade III dengan gejala dehidrasi makin berat, mual dan muntah berhenti, terjadi perdarahan dari esofagus, lambung, dan retina, gangguan fungsi hati bertambah, ikterus meningkat, gangguan kesadaran (somnolen sampai koma). e. Diagnosis Diagnosis Hiperemesis gravidarum biasanya tidak terlalu sukar karena penyakit ini berkaitan dengan gestose (gestatid-hamil), yaitu hanya terdapat pada ibu hamil (Manuaba, 2008). Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan (Wiknjosastro, 2005). f. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum Prinsip pencegahan menurut (Mansjoer, 2002), adalah dengan memberikan informasi dan edukasi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis. Juga tentang diet ibu hamil yaitu makan
17
sedikit-sedikit tapi sering, memberikan makanan selingan seperti biskuit, roti kering dengan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur, menghindari makanan yang berminyak dan berbau dan makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat dingin. Defekasi hendaknya diusahakan teratur. g. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan, yaitu : 1) Terapi obat menggunakan sedatif, yang sering di berikan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan, adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamin juga dianjurkan, seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti hidrokhloride atau khlorpromasin. 2) Penanganan
Hiperemesis Gravidarum
yang lebih berat perlu
dikelola di rumah sakit. 3) Isolasi, penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan makan dan minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan. 4) Terapi Psikologik, perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
18
5) Cairan parenteral, berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena. 6) Penghentian kehamilan, pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan (Winkjosastro, 2006). h. Prognosis Hiperemesis Gravidarum Dengan
penanganan
yang
baik
prognosis
Hiperemesis
Gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin (Winkjosastro, 2006). 3. Hiperemesis Gravidarum Grade II a. Pengertian 1) Hiperemesis Gravidarum Grade II adalah mual dan muntah yang sering kedapatan pada trimester I, gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan belangsung selama kurang 10 minggu (Winkjosastro, 2005).
19
2) Hiperemesis Gravidarum Grade II adalah mual muntah berlebihan sehingga mengakibatkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu dan dapat membahayakan hidupnya (Manuaba, 2007). b. Etiologi Hiperemesis Gravidarum Grade II Menurut Hacker (2002), penyebab yang mendasari mual dan muntah-muntah selama kehamilan tidak diketahui dengan baik. Ada beberapa hipotesis diusulkan : 1) Peristiwa psikis. Pasien yang berada dalam stress kejiwaan akan lebih mungkin untuk mengalami mual dan muntah-muntah. 2) Perubahan neuroendokrin, timbulnya mual dan muntah-muntah diperkirakan sejajar dengan peningkatan korionik gonadotropin serum. 3) Gangguan fungsi adrenal dan hipofisis, pasien dengan penyakit addison atau insufisiensi adrenokotikal setelah adrenalektomi akan mengeluh
mual
dan
muntah-muntah.
Pemberian
hormon
adrenokortiko tropic (ACTH) pada pasien dengan hiperemesis guavidarum sering menimbulkan respon terapeutik. Tetapi kedua kelenjar berfungsi secara normal pada pasien hiperemesis. 4) Hipertiroksemia. Hipertirosemia terdapat pada sekitar 70% pasien dengan hiperemesis gravidarum. 5) Ketidakseimbangan steroid seks. Defisiensi progesterone dan kelebihan estrogen telah terlibat, meskipun tidak ada data yang memperkuat pernyataan ini.
20
6) Obat-obat dan bahan kimia dapat mencetuskan mual dan muntahmuntah melalui perubahannya dari khemo reseptor pada dasar vertikel keempat, prostaglandin, obat glikosuda jantung diperkirakan dapat bekerja melalui mekanisme semacam itu. c. Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum Grade II 1) Dehidrasi bertambah, turgor kulit makin berkurang, lidah kering dan kotor, mata cekung. 2) Berat badan turun. 3) Tekanan darah turun dan nadi meningkat. 4) Mata ikterik 5) Gejala hemokonsentrasi makin tampak, urine berkurang, terdapat aseton dalam urine. 6) Terjadi gangguan buang air besar 7) Nafas berbau aseton. d. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum Grade II Prinsip Pencegahan menurut Mansjoer (2001), adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis, yaitu : 1) Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis. 2) Makan sedikit-sedikit tetapi sering, berikan makanan selingan seperti, biscuit, roti kering dan teh hangat saat bangun tidur dan sebelum tidur. Hindari makanan berminyak dan berbau, sebaiknya dihidangkan dalam keadaan panas atau saat dingin.
21
e. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Grade II Menurut Manuaba (2008), bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan yaitu : 1) Penderita diisolasi dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik, kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2 – 3 liter sehari 2) Diuresis selalu dikontrol untuk menjaga keseimbangan cairan. 3) Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum menjadi baik, coba berikan minuman makanan yang sedikit demi sedikit ditambah. 4) Sedative yang diberikan adalah fenobarbital. 5) Dianjurkan pemberian vitamin B1 dan B6 tambahan. 6) Pada keadaan lebih berat berikan antiemetik seperti metokloramid, disiktomin hiroklorida atau klorpromasin. 7) Berikan terapi psikologis untuk menyakinkan pasien penyakitnya bisa disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil dan konflik yang melatarbelakangi hiperemesis gravidarum. 8) Berikan obat anti histamine, seperti dramamin, Avomin. f. Pemeriksaan Penunjang Hiperemesis Gravidarum Grade II Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II pemeriksaan yang dilakukan: elektrolit darah (misalnya Hb) dan urinalisis (misalnya kadar keton dan natrium) (Akbar, 2011). Pada kasus hiperemesis gravidarum Grade II urine terdapat aseton (Mansjoer, 2001).
22
B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan 1. Pengertian Manajemen
kebidanan
adalah
metode
pendekatan
dengan
menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah sehingga merupakan alur kerja dan pengorganisasian, pemikiran serta langkah-langkah dalam suatu urutan yang logis, yang menguntungkan baik bagi klien maupun bidan (Varney, 2004). 2. Proses Manajemen kebidanan Penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada penerapan manajemen kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum menurut 7 langkah Varney karena metode dan pendekatannya sistematik dan analitik sehingga memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah terhadap klien. Dalam proses ketujuh langkah tersebut dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, yaitu : Langkah I : Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal dari proses kebidanan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
(Nursalam, 2008).
Pengumpulan data ini meliputi : a. Data Subyektif Data subyektif adalah data yang di dapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2002).
23
Data subyektif di sini meliputi : 1) Identitas klien dan suami menurut (Nursalam, 2002) a) Nama Dikaji untuk mengenal dan mengetahui pasien, agar tidak keliru dalam memberikan penanganan. b) Umur Dikaji untuk mengetahui umur pasien. Umur ibu hamil yang terlalu muda lebih potensial terhadap Hiperemesis Gravidarum. c) Agama Dikaji untuk memberi motivasi pasien sesuai dengan agamanya. d) Suku / Bangsa Dikaji untuk mengetahui faktor bawaan atau ras pasien. e) Pendidikan Dikaji untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien, sehingga mempermudah dalam memberikan pendidikan kesehatan. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku ibu terhadap terjadinya Hiperemesis gravidarum. f) Pekerjaan Dikaji untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan, serta dapat menunjukkan tingkat keadaan ekonomi keluarga. g) Alamat Dikaji
untuk
mengetahui
mempermudah pemantauan.
tempat
tinggal
pasien,
serta
24
2) Keluhan Utama Keluhan utama adalah keluhan yang harus ditanyakan dengan singkat dengan menggunakan bahasa yang di pakai si pemberi keterangan. Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan klien datang, apakah untuk memeriksakan kehamilan atau untuk memeriksakan keluhan lain. Keluhan yang muncul pada kasus hiperemesis gravidarum grade II adalah mual-muntah 8-10 x/hari (Wiknjosastro, 2006). 3) Riwayat haid / menstruasi Dikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain adalah menarche, siklus menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah, teratur atau tidak teratur, sifat darah, keluhan utama yang dirasakan saat haid, dan menstruasi terakhir yang dapat digunakan sebagai dasar untuk perhitungan tanggal kehamilan dan perkiraan kelahiran (Wiknjosastro, 2006). 4) Riwayat kehamilan sekarang Dikaji untuk mengetahui tanda-tanda dan gejala- gejala yang ditemukan ibu hamil, pemakaian obat yang dikonsumsi selama hamil, mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak, penyuluhan yang pernah didapatkan, sudah mendapat imunisasi TT (tetanus toxoid) atau belum kapan dan berapa kali, serta dapat memberikan petunjuk dini adanya keluhan ibu terhadap kehamilannya, yang mungkin diperlukan terapi untuk mengatasi gejala dini atau penyelidikan
lebih
lanjut
jika
terdapat
gejala
abnormal
(Farrer, 2002). Pada keadaan ibu hamil dengan Hiperemesis
25
Gravidarum grade II sudah terdapat gejala-gejala klinis yang memerlukan
perawatan,
seperti
muntah
berlebihan
yang
menyebabkan terjadinya dehidrasi, berat badan turun, dan keluhan mental (Manuaba, 2008). 5) Riwayat Penyakit a) Riwayat penyakit sekarang Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini, apakah pada keadaan ibu hamil hiperemesis gravidarum grade II menderita sakit flu, batuk dan demam (Winkjosastro, 2005). b) Riwayat penyakit sistemik Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit sistemik pada ibu hamil diantaranya jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis, diabetes
melitus,
hipertensi,
dan
epilepsi
yang
dapat
mempengaruhi kehamilan (Wiknjosastro, 2005). c) Riwayat penyakit keluarga Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit menurun dalam keluarga seperti asma, DM, hipertensi, jantung dan riwayat penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, baik dalam kelurga ibu maupun ayah
yang dapat mempengaruhi
kehamilan (Farrer, 2002). d) Riwayat keturunan kembar Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar (Saifuddin, 2002).
26
e) Riwayat operasi Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah dilakukan tindakan
operasi
atau
belum,
yang
sekiranya
dapat
mengganggu dalam proses kehamilan ini (Winkjosastro, 2006). 6) Riwayat perkawinan Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama ibu menikah, dengan suami sekarang merupakan istri yang ke berapa, dan mengetahui berapa jumlah anaknya (Varney, 2004). 7) Riwayat keluarga berencana Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang pernah dipakai dan berapa lama memakai alat kontrasepsi, dan adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi (Ambarwati&Wulandari, 2008). 8) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: a) Kehamilan : dikaji untuk mengetahui berapa umur kehamilan janin (Wiknjosastro, 2006). b) Persalinan : dikaji untuk mengetahui persalinan ibu yang lalu spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur, ada perdarahan, waktu persalinan di tolong oleh siapa,
dimana
tempat
melahirkan
(Wiknjosastro, 2006). c) Nifas
: dikaji untuk mengetahui adakah komplikasi pada masa nifas sebelumnya, untuk dapat melakukan pencegahan atau waspada terhadap kemungkinan kekambuhan komplikasi (Farrer, 2001).
27
d) Anak
: dikaji untuk mengetahui
riwayat anak, jenis
kelamin, hidup atau mati, kalau meninggal pada usia berapa dan sebab meninggal, berat badan dan panjang badan waktu lahir (Wiknjosastro, 2006). e) Riwayat laktasi Dikaji untuk mengetahui berapa lama ibu pernah menyusui, adakah keluhan atau tidak saat menyusui (Wiknjosastro, 2005). 9) Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil a) Nutrisi Dikaji untuk mengetahui status gizi pasien sebelum dan selama hamil
apakah mengalami perubahan, frekuensi makan, jenis
makanan, kualitas dan kuantitas makanan, serta berapa banyak ibu minum dalam satu hari. Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II asupan makan dan minum ibu berkurang, ibu
mengalami
mual
dan
muntah
setelah
makan
(Manuaba, 2008). b) Eliminasi Dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAB dan BAK pasien sebelum dan selama hamil, BAB meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, dan bau, serta kebiasaan BAK meliputi frekuensi, warna, dan jumlah. Pada kasus hiperemesis gravidarum frekuensi urine berkurang,di akibatkan karena adanya dehidrasi (Manuaba, 2008).
28
c) Aktifitas Dikaji untuk mengetahui pola aktifitas pasien sehari-hari. Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II aktivitas menjadi terganggu (Ambarwati&Wulandari, 2008). d) Istirahat Dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur pasien, berapa lama kebiasaan tidur siang dan tidur malam. Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum kebutuhan istirahat akan berkurang dikarenakan adanya gangguan rasa nyaman ibu mengalami mual dan muntah, ibu dianjurkan untuk bedrest total (Ambarwati&Wulandari, 2008) e) Seksualitas Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan seksual
dalam
seminggu,
ada
keluhan
atau
tidak
(Saifuddin, 2002). 10) Psikososial budaya Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu dalam menjalani kehamilan ini, dukungan keluarga, jenis kelamin yang diharapkan, kehamilan ini direncanakan atau tidak. Adakah pantangan makanan selama kehamilan, kebiasaan atau adat istiadat dalam kehamilan. Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II yang takut terhadap kehamilan dan persalinaan, takut terhadap tanggung jawab sebagi ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah (Saifuddin, 2002).
29
11) Penggunaan obat-obatan atau rokok Dikaji untuk mengetahui apakah ibu perokok dan pemakai obatobatan selama hamil atau tidak (Farrer, 2002). b. Data Obyektif Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur (Nursalam, 2008) meliputi : 1) Pemeriksaan Fisik (a) Keadaan umum Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, lemah atau buruk. Pada hiperemesis gravidarum grade II keadaan umum ibu lemah (Alimul, 2006). (b) Kesadaran Untuk
mengetahui
tingkat
kesadaran
ibu
apakah
komposmentis, apatis, somnolen. Pada keadaan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II kesadaran ibu apatis (Alimul, 2006). (c) Tekanan darah Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi dengan nilai satuannya mmHg. Keadaan ini sebaiknya antara 90/60 – 130/90 mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 30 mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 15 mmHg dari keadaan normal pasien atau paling sedikit pada pengukuran 2 kali berturut-turut pada selisih 1 jam. Pada kasus Hiperemesis Gravidarum grade II tekanan darah terjadi penurunan (Manuaba, 2007).
30
(d) Suhu Untuk mengetahui suhu badan klien kemungkinan demam atau febris yang merupakan gejala adanya infeksi yang berdampak pada kehamilan Hiperemesis Gravidarum suhu di ukur dengan menggunakan skala derajat celcius. Batas normal 36,5 – 37,50C (Saifuddin, 2002). Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II keadaan suhu badan mengalami kenaikan dari batas normal karena dehidrasi (Manuaba, 2008). (e) Nadi Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang di hitung dalam 1 menit, denyut nadi normal adalah 70x/menit sampai 88x/menit (Saifuddin, 2002). Nadi pada hiperemesis gravidarum grade II sekitar 100 kali permenit (Mansjoer, 2002). (f) Respirasi Untuk mengetahui frekuensi pernapasan yang di hitung dalam 1 menit, respirasi normal adalah 12x/menit sampai 20x/menit. Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II pernafasan akan lebih cepat (Saifuddin, 2002). (g) Berat badan Untuk
mengetahui status gizi ibu, berat badan ibu hamil
bertambah 0,5 kg per minggu, bila kurang perhatikan apakah ada malnutrisi, malabsorbsi, atau pemakaian alkohol, obatobatan, atau rokok. Sebaliknya, bila
lebih
dari 0,5 kg,
31
perhatikan
adanya
diabetes
mellitus, kehamilan ganda,
hidramnion, atau oedema. Pada
Hiperemesis
kasus
Gravidarum II berat badan menurun sekitar
4-5% dari
badan sebelumnya (Markum, 2002). (h) Tinggi badan Untuk mengetahui tinggi badan pasien (Mansjoer, 2002). (i) LILA Untuk mengetahui status gizi ibu hamil,dengan batas lingkar lengan normal, yaitu 23,5 cm (Wiknjosastro, 2006). 2) Pemeriksaan sistematis a) Inspeksi (1) Kepala, meliputi : (a) Rambut Untuk mengetahui rambut rontok atau tidak, menilai warnanya,
kelebatan,
dan
karakteristik
rambut
(Alimul, 2006). (b) Muka Untuk mengetahui apakah simetris atau tidak (Alimul, 2006). Muka pucat atau tidak, ada oedem dan cloasma gravidarum atau tidak. Pada ibu hamil hiperemesis gravidarum
grade
(Wiknjosastro, 2005).
II
muka
terlihat
pucat
32
(c) Mata Untuk mengetahui ada oedema atau tidak, keadaan conjungtiva pucat atau merah muda, warna sclera putih atau kuning, mata cekung atau tidak. Pada ibu hamil hiperemesis gravidarum grade II mata terlihat cekung, mata ikterik (Alimul, 2006). (d) Hidung Untuk mengetahui keadaan hidung ada polip atau tidak (Alimul, 2006). (e) Telinga Untuk mengetahui keadaan telinga simetris atau tidak, ada serumen atau tidak (Alimul, 2006). (f) Mulut Untuk mengetahui keadaan mulut adakah caries, bersih atau tidak, keadaan bibir kering atau tidak, lidah kotor dan berbau aseton atau tidak. Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II mulut berbau aseton, lidah kering (Alimul, 2006). (2) Leher Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar gondok atau pembesaran kelenjar limfe (Alimul, 2006). (3) Dada dan Axilla Untuk mengetahui keadaan payudara membesar atau tidak, putting susu menonjol atau tidak, areola hiperpigmentasi atau tidak, keadaan axilla ada benjolan dan nyeri atau tidak (Farrer, 2002).
33
(4) Abdomen Untuk mengetahui adanya pembesaran abdomen atau perut, adanya jaringan parut, luka bekas operasi dan pergerakan janin (Farrer, 2002). (5) Genetalia Untuk mengetahui adanya varices atau tidak, mengetahui apakah ada pembengkakan kelenjar bartolini, mengetahui pengeluaran
yaitu
perdarahan
dan
flour
albus
(Wiknjosastro, 2005) (6) Anus Adanya haemoroid atau tidak adanya varices atau tidak (Wiknjosastro, 2005) (7) Ekstremitas Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adanya varices, reflek patella positif atau negatif, betis merah lembek atau keras (Wiknjosastro, 2005). (8) Kulit Untuk mengetahui turgor kulit berkurang. Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II turgor kulit berkurang (Mansjoer, 2002). b) Palpasi Menurut Manuaba (2007), yaitu : (1) Leopold I
: untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus serta konsistensi uterus.
34
(2) Leopold II
: untuk menentukan bagian kanan dan kiri pada perut ibu.
(3) Leopold III : untuk mengetahui bagian apa yang terdapat di bagian bawah perut dan apakah bagian bawah tersebut sudah atau belum masuk pintu atas panggul. (4) Leopold IV :
untuk mengetahui seberapa masuknya bagian bawah janin ke dalam rongga panggul.
c) Auskultasi Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya DJJ karena merupakan tanda pasti kehamilan. Terdengarnya DJJ menunjukkan bahwa janin dalam keadaan hidup (Manuaba, 2007). 3) Pemeriksaan penunjang Untuk menegakkan diagnosa dari pemeriksaan fisik, pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II pemeriksaan yang dilakukan : Elektrolit darah dan Urinalisis. Pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II urine terdapat aseton (Mansjoer, 2002).
Langkah II : Interpretasi Data Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik (Varney, 2004).
35
1. Diagnosa Kebidanan Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang di tegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Diagnosa yang dapat di tegakkan pada kasus Hiperemesis Gravidarum adalah “Ny X G…P…A…umur…tahun…hamil…minggu, dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II”. Dasar : Data Subyektif : Menurut Wiknjosastro (2006), yaitu : a. Ibu mengatakan hari pertama haid terkahir pada tanggal….. b. Ibu mengatakan ini kehamilan yang .......... c. Ibu mengatakan mual muntah 8 - 10 x/ hari. d. Ibu mengatakan badannya lemas. e. Ibu mengatakan nafsu makan berkurang. f. Ibu mengatakan frekuensi BAK berkurang. Data Obyektif : Menurut Wiknjosastro (2006), yaitu : a.
HPL
b. Keadaan umum lemah dan kesadaran apatis. c. Tekanan darah turun. d. Nadi kecil sekitar 100 x/menit dan cepat. e. Suhu kadang-kadang naik. f. Berat badan turun.
36
g. Turgor kulit berkurang. h. Mata cekung. i. Lidah mengering dan kotor. j. Nafas berbau aseton. k. Palpasi abdomen. 2. Masalah Masalah adalah hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengkajian, sebagai contoh pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II adalah ibu merasa cemas dengan kehamilannya (Mansjoer, 2002). 3. Kebutuhan Kebutuhan adalah hal-hal yang di butuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang di dapatkan dengan melakukan analisa data, sebagai contoh pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II adalah memberikan konseling dan motivasi dukungan pada ibu (Mansjoer, 2002). Langkah III : Diagnosa Potensial. Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi (Nursalam, 2004). Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. Dan yang paling penting adalah melakukan asuhan yang aman. Dari kasus Hiperemesis
37
gravidarum grade II didapatkan diagnosa potensial terjadinya dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dan dapat mengarah ke Hiperemesis Gravidarum Grade III yang dapat membahayakan hidup ibu dan janin (Varney, 2004). Langkah IV : Antisipasi Antisipasi adalah mengidentifikasi tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau di tangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien (Sofyan, 2006). Antisipasi dalam kasus hiperemesis gravidarum grade II yaitu kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi Vit B1, B6, Sedative, Anti emetik dan Anti histamin, serta motivasi untuk bedrest total (Wiknjosastro, 2006). Langkah V : Perencanaan Perencanaan adalah merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien (Varney, 2004). Rencana Asuhan dari diagnosa yang akan diberikan dalam kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II menurut Manuaba (2008), adalah : 1. Isolasi penderita dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik, kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2 – 3 liter sehari 2. Jaga keseimbangan cairan.
38
3. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum menjadi baik, diberikan minuman makanan yang sedikit demi sedikit ditambah. 4. Berikan sedative yaitu fenobarbital. 5. Anjurkan pemberian vitamin B1 dan B6 tambahan. 6. Berikan antiemetik seperti metokloramid, disiktomin hiroklorida atau klorpromasin. 7. Berikan terapi psikologis untuk menyakinkan pasien penyakitnya bisa disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil dan konflik yang melatarbelakangi hiperemesis gravidarum. 8. Berikan obat anti histamine, seperti dramamin, Avomin. Langkah VI : Pelaksanaan ( Implementasi) Menurut Varney, H (2004), pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan aman. Penatalaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh
klien
atau
tenaga
kesehatan
lainnya.
Walaupun
bidan
tidak
melakukannya sendiri tetapi dia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan penatalaksanaannya (misalnya
memastikan
langkah-langkah
tersebut
benar
terlaksana)
(Varney, 2004). 1. Mengisolasi penderita dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik, kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2 – 3 liter sehari 2. Menjaga keseimbangan cairan. 3. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum menjadi baik, memberikan minuman makanan yang sedikit demi sedikit ditambah.
39
4. Memberikan sedative yaitu fenobarbital. 5. Menganjurkan pemberian vitamin B1 dan B6 tambahan. 6. Memberikan antiemetik seperti metokloramid, disiktomin hiroklorida atau klorpromasin. 7. Memberikan terapi psikologis untuk menyakinkan pasien penyakitnya bisa disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil dan konflik yang melatarbelakangi hiperemesis gravidarum. 8. Memberikan obat anti histamine, seperti dramamin, Avomin. (Wiknjosastro, 2006) LangkahVII : Evaluasi Evalusi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan menandakan seberapa jauh rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai (Nursalam, 2008). Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah dipenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya (Varney, 2004). a. Mual muntah berkurang. b. Keadaan umum baik c. Ibu dan janin sehat d. Nafsu makan sudah baik e. Berat badan naik f. Tidak terjadi dehidrasi g. Tidak terjadi Hiperemesis Gravidarum Grade III
40
3. Data Perkembangan Di dalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah manajemen Varney, sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Menurut Varney. (2004), sistem pendokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP, yaitu : a. S (Subyektif)
: Menggambarkan
pendokumentasian
hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah satu Varney. b. O (Obyektif)
: Menggambarkan
pendokumentasian
hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan langkah satu Varney. c. A (Assesment)
: Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan intepretasi data subyektif dan obyektif suatu identifikasi: 1) Diagnosa atau masalah 2) Antisipasi diagnosa atau masalah 3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah II, III, IV Varney.
d. P (Planning)
: Mengambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi, perencanaan berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI, VII Varney.
41
C. Landasasan Hukum Berdasarkan Permenkes NO 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 10 ayat (1). Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan (Depkes RI, 2010). Berdasarkan Wewenang bidan menurut Kepmenkes: 369/SK/III/2007 mengenai keyakinan tentang kolaborasi. Praktik kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik terhadap perempuan, sebagai salah satu kesatuan fisik, psikis emosional, sosial budaya, spiritual, serta pengalaman reproduksinya. Bidan memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (Menkes RI, 2007).
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus Laporan studi kasus ini dengan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat gambaran tentang studi keadaan secara obyektif. Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal, yaitu satu orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah (Notoatmodjo, 2005).
B. Lokasi Studi Kasus Lokasi
merupakan
tempat
pengambilan
kasus
dilaksanakan
(Notoatmodjo, 2005). Studi kasus ini dilaksanakan di RSUD Karanganyar.
C. Subyek Studi Kasus Dalam penulisan studi kasus ini subyek merupakan orang yang dijadikan sebagai responden untuk mengambil kasus (Notoatmodjo, 2005). Subyek laporan kasus ini Ibu hamil Ny. B dengan hiperemesis gravidarum grade II.
D. Waktu Studi Kasus Waktu studi kasus merupakan kapan pelaksanaan pengambilan studi kasus akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2005). Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 15 – 19 Juni 2012.
42
43
E. Instrumen Studi Kasus Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2006). Pada kasus ini instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan pada ibu hamil.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada klien adalah dengan cara mengambil data primer dan data sekunder : 1. Data primer Data primer adalah data yang diambil secara langsung diambil dari objek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2006) Data primer diperoleh dengan cara : a. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik, yaitu : 1) Inspeksi Inspeksi adalah proses observasi yang dilaksanakan secara sistematik. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran dan penciuman (Nursalam, 2008). Inspeksi dilakukan secara berurutan dimulai dari kepala sampai kaki. Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum Pemeriksaan mulai dari kepala, leher, dada dan axilla, abdomen, genetalia,
anus,
(Wiknjosastro, 2005).
ekstremitas,
kulit
dan
mammae
44
2) Palpasi Palpasi adalah teknik pemeriksaan menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif (Nursalam, 2008). Pada kasus Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II pemeriksaan Leopold I – IV (Wiknjosastro, 2007). 3) Perkusi Perkusi adalah teknik pemeriksaan dengan mengetukngetukkan jari ke bagian tubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan
bagian
yang
kiri
dengan
yang
kanan
(Nursalam, 2008). Pada kasus ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II seperti pada reflek pattela kanan dan kiri negatif atau positif (Mufdlilah, 2009). 4) Auskultasi Auskultasi
adalah
pemeriksaan
dengan
menggunakan
stetoskop untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh (Nusalam, 2008). Pada kasus ibu hamil pemeriksaan auskultasi yang ikut terdengar adalah bunyi detak jantung janin (Manuaba, 2007). b. Wawancara Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau peneliti secara lisan dari seseorang responden atau sasaran peneliti atau
45
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo, 2005). Pada studi kasus ini wawancara dilakukan pada Ny. B dan keluarga. c. Pengamatan (Observasi) Kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran peraba dan pengecap (Arikunto, 2006). Dalam studi kasus ini observasi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II adalah observasi intake dan output (Mansjoer, 2002). 2. Data sekunder Data sekunder adalah dokumentasi catatan medis merupakan sumber informasi yang penting bagi tenaga kesehatan untuk mengidentifikasi masalah untuk menegakkan diagnosa, merencanakan tindakan kebidanan dan memonitor respon pasien terhadap tindakan (Notoatmodjo, 2005). a. Studi dokumentasi Studi dokumentasi adalah setiap bahan tertulis yang dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik (Nursalam, 2008). Dalam kasus ini dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang diambil dari catatan rekam medik klien di RSUD Karanganyar. b. Studi kepustakaan Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting dalam menunjang latar belakang teoritis dalam suatu penelitian
46
(Notoatmodjo, 2005). Studi kepustakaan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II mengambil dari buku-buku kesehatan tahun 2002 – 2010.
G. Alat-alat yang Dibutuhkan Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain : 1. Alat dan bahan pengambilan data : a. Format pengkajian pada ibu hamil b. Buku tulis c. Ballpoint 2. Alat dan bahan melakukan pemeriksaan dan observasi : a. Spygmomanometer b. Stetoskop c. Termometer d. Timbangan berat badan e. Pita pengukur lingkar lengan atas f. Stetoskop monoculer atau leanec g. Metlin h. Jam tangan dengan penunjuk second i. Hammer 3. Alat untuk pendokumentasian : a. Status atau catatan pasien b. Rekam medik c. Alat tulis
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus Pukul : 08.30 WIB
1. Pengkajian Tempat
: RSUD Karanganyar
Tanggal
: 15 Juni 2012
a. Identitas Pasien
Identitas Suami
1) Nama
: Ny. B
Nama
: Tn. H
2) Umur
: 25 tahun
Umur
: 27 tahun
3) Agama
: Islam
Agama
: Islam
4) Suku Bangsa
: Jawa/Indonesia
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
5) Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
6) Pekerjaan
: Swasta
Pekerjaan
: Swasta
7) Alamat
: Sanggrahan RT 03/03 Surokalang, Karanganyar
b. Anamnesa (Data Subjektif) 1) Keluhan Utama Ibu mengatakan hamil 3 bulan, mengeluh mual muntah sejak 3 hari yang lalu 8 x/hari setelah makan dan minum dengan konsistensi berupa cairan dan mengeluh badan terasa lemas serta kepala terasa pusing. 2) Riwayat haid / menstruasi a) Menarche
: Ibu mengatakan haid pertama pada umur 12 tahun.
b) Siklus haid
: Ibu mengatakan siklus haid 28 hari.
47
48
c) Lamanya
: Ibu mengatakan lamanya haid 6 – 7 hari.
d) Banyaknya
: Ibu mengatakan 2 – 3 x/hari ganti pembalut.
e) Teratur/tidak teratur
: Ibu mengatakan haidnya teratur setiap bulan.
f) Sifat darah
: Ibu mengatakan sifat darah haidnya encer dan berwarna merah.
g) Dismenorhoe
: Ibu mengatakan saat haid kadangkadang mengalami nyeri perut.
3) Riwayat kehamilan sekarang a) HPHT
: 20 Maret 2012
b) HPL
: 27 Desember 2012
c) Gerakan janin Ibu mengatakan belum merasakan gerakan janin. d) Obat yang dikonsumsi Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat yang diberikan dari bidan seperti Fitonal F. e) Keluhan-keluhan Trimester I
: Ibu mengatakan mual muntah + 8 x/hari, badan terasa lemah dan kepala terasa pusing.
f) ANC
: 2 kali teratur di bidan pada saat UK 1 bulan dan 2 bulan.
49
g) Penyuluhan yang pernah didapat Ibu mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan apapun dari bidan. h) Imunisasi / TT Ibu mengatakan 2 kali, dibidan, TT 1 pada waktu mau menikah dan TT 2 pada umur kehamilan 2 bulan. i) Kekhawatiran khusus Ibu mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan kondisi kehamilannya saat ini. 4) Riwayat Penyakit a) Riwayat penyakit sekarang Ibu mengatakan mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu, mual dan muntah berupa cairan, + 8 x/hari setiap setelah makan dan minum, badan terasa lemah dan pusing. b) Riwayat penyakit sistemik (1) Jantung
: Ibu mengatakan pada dada sebelah kiri tidak pernah merasa berdebar-debar, saat aktivitas tidak mudah lelah, dan pada telapak tangan tidak pernah mengeluarkan keringat dingin
(2) Ginjal
: Ibu mengatakan pada pinggangnya tidak merasakan sakit pada saat BAK.
(3) Asma / TBC
:
Ibu
mengatakan
tidak
pernah
mengalami sesak nafas dan tidak
50
pernah
mengalami
batuk
yang
berkepanjangan selama lebih dari 3 bulan. (4) Hepatitis
: Ibu mengatakan pada kuku, mata dan kulitnya tidak berwarna kuning.
(5) Diabetes Mellitus : Ibu mengatakan tidak mudah haus, lapar dan tidak pernah buang air kecil pada malam hari lebih dari 8 kali. (6) Hipertensi
:
Ibu
mengatakan
tidak
pernah
mengalami tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmHg dan tidak pernah mengalami keluhan seperti pusing, tengkuk terasa kaku dan tegang. (7) Epilepsi
:
Ibu
mengatakan
mengalami mengeluarkan
belum
kejang busa
pernah sampai
dari
dalam
mulutnya. (8) Lain-lain
: Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit seperti HIV/AIDS dan malaria
c) Riwayat penyakit keluarga Ibu mengatakan dalam keluarganya baik dari pihak dirinya dan pihak suami tidak pernah memiliki riwayat penyakit menurun seperti : jantung, DM, hipertensi ataupun penyakit menular seperti : TBC, hepatitis dan epilepsi.
51
d) Riwayat keturunan kembar Ibu mengatakan baik dari pihak dirinya maupun pihak dari suaminya tidak ada yang memiliki riwayat keturunan kembar. e) Riwayat operasi Ibu mengatakan belum pernah mengalami riwayat operasi. 5) Riwayat perkawinan Ibu mengatakan status perkawinan : syah, Kawin : 1 kali pada umur 24 tahun dan suami umur 26 tahun, lamanya perkawinan 7 bulan dan belum pernah mempunyai anak. 6) Riwayat keluarga berencana Ibu mengatakan selama ini dirinya maupun suaminya belum pernah menggunakan KB jenis apapun selama menikah. 7) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
No 1
Tgl/thn Partus
Tempat Partus
Umur Khmln
Jenis Partus
Anak
Nifas
Penolong Jenis
BB
PB
Keadan
Laktasi
Keadaan Anak Sekarang
Hamil sekarang
8) Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil a) Nutrisi (1) Sebelum hamil Ibu mengatakan makan 3 x/sehari, porsi sedang, dengan menu nasi, sayuran, lauk tahu, ikan, tidak memiliki pantangan makan, minum 6 – 7 x/hari air putih dan 2 gelas air teh pada pagi dan sore hari.
52
(2) Selama hamil Setelah mengijak usia kehamilan 2 bulan ibu mengatakan setelah makan dan minum ibu merasa mual dan muntah, nafsu makan berkurang yaitu 2 x/hari, porsi kecil, dengan menu nasi, sayuran hijau, lauk tahu, ikan, pantangan makan masakan yang pedas dan manis, ibu minum 6 gelas air putih dan 2 gelas susu pada pagi dan sore hari. b) Eliminasi (1) Sebelum hamil Ibu mengatakan BAB 1 x/hari dengan konsistensi lunak, warna kuning, bau khas feces dan BAK 6 – 7 x/hari dengan konsistensi cair, warna kuning jernih serta tidak ada keluhan apapun. (2) Selama hamil Ibu mengatakan BAB 1 x/hari dengan konsistensi lunak, warna kuning, bau khas feces dan BAK 7 – 8 x/hari dengan konsistensi cair, warna kuning jernih. Saat ibu belum BAB dan BAK sudah 3 kali. c) Aktifitas (1) Sebelum hamil Ibu mengatakan beraktivitas normal seperti memasak, mencuci, menyapu serta mengerjakan pekerjaan rumah lainnya dan bekerja sebagai karyawan pabrik tekstil. (2) Selama hamil Ibu mengatakan aktivitas rumah tangganya dibantu oleh suami dan untuk saat ini ibu tidak masuk kerja karena
53
keadaan kehamilannya yang mengganggu serta ibu hanya tiduran selama 2 hari ini. d) Istirahat (1) Sebelum hamil Ibu mengatakan tidak pernah tidur siang, tidur malam + 8 – 9 jam/hari. (2) Selama hamil Ibu mengatakan tidur siang + 1 jam, tidur malam + 6 – 7 jam/hari, kadang terbangun karena adanya rasa ingin muntah. e) Seksualitas (1) Sebelum hamil Ibu mengatakan melakukan hubungan suami isteri 2x seminggu. (2) Selama hamil Ibu mengatakan tidak pernah melakukan hubungan suami isteri karena keadaan badannya yang terasa lemas. f) Personal hygiene (1) Sebelum hamil Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, keramas 3 kali seminggu, gosok gigi 2 kali sehari, dan ganti pakaian 2 kali sehari. (2) Selama hamil Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, keramas 3 kali seminggu, gosok gigi 2 kali sehari, dan ganti pakaian 2 kali sehari. Dengan keluhan ibu merasa mual dan muntah setiap gosok gigi.
54
9) Psikososial budaya a) Perasaan ibu tentang kehamilan ini Ibu mengatakan merasa senang dengan kehamilannya dan ibu merasa cemas dengan keadaannya yang dialaminya sekarang ini. b) Dukungan keluarga Ibu mengatakan baik dari pihak dirinya maupun dari pihak suami sangat mendukung dengan kehamilannya saat ini. c) Jenis kelamin yang diharapkan Ibu mengatakan laki-laki ataupun perempuan sama saja, yang penting bayinya nanti lahir dengan normal dan sehat. d) Kehamilan ini direncanakan atau tidak Ibu mengatakan bahwa kehamilannya ini direncanakan. e) Pantangan makanan Ibu mengatakan ada pantangan makan yaitu masakan yang rasanya manis dan pedas. f) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan Ibu mengatakan ada kebiasaan adat istiadat mitoni dalam keluarganya. 10) Penggunaan obat-obatan atau rokok Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat dari bidan dan ibu tidak pernah merokok. c. Data Obyektif 1) Pemeriksaan Fisik a) Keadaan umum
: Lemah
55
b) Kesadaran
: Composmentis
c) TTV
: TD : 110/70 mmHg N
: 90 x/menit
S : 36,50 C R : 20 x/menit
d) BB sebelum hamil : 44 kg e) BB sekarang
: 43 kg
f) Tinggi badan
: 160 cm
g) LILA
: 25 cm
2) Pemeriksaan sistematis a) Kepala (1) Rambut
: Hitam, bersih, tidak ada ketombe dan tidak mudah rontok.
(2) Muka
: Pucat, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum.
(3) Mata
: Cekung
(a) Conjungtiva : Pucat (b) Sklera
: Putih
(c) Oedema
: Tidak eodema
(4) Hidung
: Normal, bersih, tidak ada sekret, dan tidak ada polip
(5) Telinga
: Simetris, normal, bersih, tidak ada serumen.
(6) Mulut/gigi/gusi : Lidah kotor, warna keputihan, tercium bau aseton, tidak ada caries, gusi tidak ada luka, tidak ada stomatitis.
56
b) Leher (1) Kelenjar gondok
: Tidak ada pembesaran
(2) Tumor
: Tidak teraba benjolan tumor
(3) Pembesaran kelenjar limfe
: Tidak mengalami pembesaran parotitis
c) Dada dan Axilla (1) Jantung
: Tidak dilakukan
(2) Paru
: Tidak dilakukan
(3) Mammae (a) Membesar
: Membesar secara fisiologis
(b) Tumor
: Tidak ada tumor
(c) Simetris
: Simetris kanan dan kiri
(d) Areola
: Hiperpigmentasi
(e) Putting susu
: Menonjol
(f) Kolostrum
: Belum keluar
(4) Axilla (a) Benjolan
: Tidak ada benjolan
(b) Nyeri
: Tidak ada nyeri
d) Ekstremitas (1) Oedema
: Tidak ada oedema
(2) Varices
: Tidak ada varices
(3) Reflek patella
: Positif antara kanan dan kiri
(4) Betis merah/lembek/keras : Betis tidak merah, tidak lembek dan tidak keras. (5) Ekstremitas atas
: Terpasang infuse RL tetesan 20 kali tpm ditangan kanan.
57
e) Abdomen (1) Luka bekas operasi
: Tidak ada bekas luka operasi
(2) Linea alba / nigra
: Linea alba
(3) Strie albican / livide : Tidak ada strie f) Palpasi (1) Leopold I
: Konsistensi uterus keras, teraba balotement (+).
(2) Leopold II
: Kanan : tidak dilakukan, Kiri : tidak dilakukan.
(3) Leopold III : Tidak dilakukan (4) Leopold IV : Tidak dilakukan g) Auskultasi (1) DJJ : Punctum maximum
: Tidak dilakukan
(2) Frekuensi
: Tidak dilakukan
(3) Teratur / tidak
: Tidak dilakukan
h) Genetalia (1) Varices
: Tidak ada varices
(2) Kelenjar bartolini
: Tidak ada pembesaran
(3) Pengeluaran pervaginam
:
Tidak pervaginam
i) Anus (1) Haemoroid
: Tidak ada
(2) Varices
: Tidak ada
j) Kulit Turgor kulit berkurang dan kering.
ada
pengeluaran
58
3) Pemeriksaan penunjang a) Pemeriksaan laboratorium Golongan darah
: A.
Hb
: 12,2 gr%.
Leukosit
: 3900 mg/dl (normal 4000-11.000)
b) Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan
2. Interpretasi Data,
Tanggal 15 Juni 2012,
Pukul 09.00 WIB
a. Diagnosa Kebidanan Ny. B G1 P0 A0 Umur 25 tahun, hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade II. Data Dasar : Data Subyektif : 1) Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 20 Maret 2012. 2) Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum pernah keguguran. 3) Ibu mengatakan sejak 2 hari yang lalu merasa mual muntah 8 x/hari, berupa cairan berwarna putih. 4) Ibu mengatakan badannya lemas. 5) Ibu mengatakan nafsu makannya berkurang dari 1 piring menjadi ½, karena mengeluh mual dan muntah setiap setelah makan, ibu hanya minum 1 gelas air teh dan 5 – 6 gelas air putih. 6) Ibu mengatakan BAB 1 x/hari, BAK 6 – 7 x/hari Data Obyektif : 1) HPL
: 27 Desember 2012
59
2) Keadaan umum ibu lemah, kesadaran composmentis. 3) Vital sign
: TD : 110/70 mmHg Respirasi : 20 x/menit
4) BB sebelum hamil BB sekarang 5) Mata
Nadi : 90 x/menit Suhu : 35,5ºC
: 46 kg : 43 kg Conjungtiva pucat, mata cekung, dan
:
sclera berwarna putih. 6) Mulut
: Lidah kotor berwarna putih, tercium bau aseton dari mulut.
7) Kulit
: Turgor kulit berkurang dan kering.
8) Palpasi abdomen
: Konsistensi uterus keras, teraba ballotement (+)
9) Pemeriksaan Penunjang (a) HB
: 12,2 gr%
(b) Golongan darah
:A
b. Masalah Ibu mengatakan merasakan cemas dengan keadaan kehamilannya karena adanya mual dan muntah. c. Kebutuhan Memberikan konseling, motivasi dan dukungan mental kepada ibu tentang keadaan kehamilannya.
3. Diagnosa Potensial. Potensial terjadi dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dan dapat mengarah ke hiperemesis gravidarum grade III.
60
4. Antisipasi a. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi : 1) Injeksi Ondan cetron drip / I ampul 2) Domperidon 10 mg 3 x 1 tablet /hari 3) Antasida 200 mg 3 x 1 tablet /hari 4) B6 10 mg 3 x 1 tablet /hari b. Motivasi untuk bedrest total.
5. Perencanaan
Tanggal 15 Juni 2012
Pukul 09.30 WIB
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan jelaskan tentang keadaan yang dialaminya sekarang. b. Isolasi penderita dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik. c. Jaga keseimbangan cairan dengan infus RL drip ondan cetron 1 ampul 20 tpm. d. Observasi mual muntah tiap 4 jam. e. Observasi BAB dan BAK tiap hari. f. Berikan terapi obat : 1) Domperidon 10 mg 3 x 1 tablet /hari 2) Antasida 200 mg 3 x 1 tablet /hari 3) Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet /hari
61
g. Anjurkan ibu untuk beristirahat, misalnya tidur siang + 1 jam dan malam hari + 8 jam h. Observasi KU tiap 4 jam
6. Pelaksanaan (Implementasi)
Tanggal 15 Juni 2012, Pukul 10.00 WIB
a. Pada pukul 10.00 memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan menjelaskan tentang keadaan yang dialaminya sekarang yaitu ibu mengalami mual dan muntah yang berlebihan yang biasa disebut dengan hiperemesis gravidarum. Hipermesis gravidarum merupakan salah satu gejala dalam kehamilan 1) KU : Baik, Kesadaran : Apatis 2) TTV : TD : 100/90 mmHg, N : 80 x/ menit, RR : 20 x/ menit, S : 360 C b. Pada pukul 10.10 mengisolasi penderita dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik. c. Pada pukul 10.20 menjaga keseimbangan cairan dengan infus RL drip ondan centron 1 ampul 20 tpm. d. Pada pukul 12.30 mengobservasi KU dan VS tiap 4 jam. e. Pada pukul 12.30 mengobservasi mual dan muntah tiap 4 jam. f. Pada pukul 12.30 mengobservasi BAB dan BAK tiap 4 jam. g. Pada pukul 13.00 menganjurkan ibu untuk beristirahat, misalnya tidur siang + 1 jam dan malam hari + 8 jam. h. Pada pukul 13.10 memberikan terapi obat : 1) Domperidon 10 mg 1 tablet 2) Antasida 200 mg 1 tablet 3) Vitamin B6 10 mg 1 tablet
62
7. Evaluasi
Tanggal 15 Juni 2012
Pukul 18.00 WIB
a. Ibu sudah diberitahu hasil pemeriksaan dan tentang keadaannya sekarang. b. Ibu sudah ditempatkan dalam suasana yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik c. Pada tangan kanan ibu terpasang infus RL drip ondan centron 1 ampul 20 tpm. d. Keadaan umum ibu lemah, kesadaran apatis. Tanda-tanda vital sign :
TD :100/90 mmHg, RR : 20 x/ menit,
N : 80 x/ menit, S : 360 C
e. Ibu masih merasa mual, muntah 1 kali dalam dari jam 10.00 – 18.00 WIB, jumlah sedikit, cair berwarna putih serta masih pusing dan badan lemas. f. Ibu sudah BAK 2 kali dengan konsistensi kuning jernih. g. Ibu sudah minum obat : 1) Domperidon 10 mg 1 tablet 2) Antasida 200 mg 1 tablet 3) Vitamin B6 10 mg 1 tablet
63
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal 16 Juni 2012 S:
Pukul 08.00 WIB
Data Subyektif 1. Ibu mengatakan masih merasakan mual dan muntah sebanyak 8 kali dari jam 18.00 – 08.00 WIB berupa cairan berwarna putih dan sisa makanan. 2. Ibu mengatakan BAK 8 kali dari pukul 18.00 sampai sekarang dan ibu belum BAB. 3. Ibu mengatakan badannya masih terasa lemas dan pusing. 4. Ibu mengatakan pagi ini habis makan 4 sendok bubur halus, dan minum 1 gelas teh manis 5. Ibu mengatakan aktifitas hanya berbaring di tempat tidur
O:
Data Obyektif 1. Keadaan umum masih lemah. Kesadaran composmentis Vital sign : a. Tekanan darah
: 100/90 mmHg
b. Nadi
: 80 x/menit
c. Suhu
: 36ºC
d. Respirasi
: 20 x/menit
2. Mata
: sedikit cekung, sklera berwarna putih kekuningan,
conjungtiva pucat 3. Mulut
: lidah kotor dan masih sedikit tercium bau aseton pada
pernafasannya.
64
4. Kulit
: Turgor kulit masih kering.
5. Terpasang infus RL drip ondan centron 1 ampul 20 tpm pada tangan kanan. A:
Assesment Ny. B G1 P0 A0 umur 25 tahun hamil 12 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II hari ke 2.
P:
Planning Tanggal : 16 Juni 2012
Pukul : 08.30 WIB
1. Pukul 08.35 WIB, memberi tahu hasil pemeriksaan mengenai keadaan ibu sekarang bahwa mual dan muntahnya sudah berkurang. 2. Pada pukul 08.45 WIB, Menganjurkan pada ibu untuk makan bubur halus sedikit tapi sering. 3. Pukul 09.00 WIB, memberikan dukungan moril kepada ibu dan keluarga dengan cara menyakinkan bahwa kondisi ibu akan segera membaik dan keluhannya dapat disembuhkan. 4. Pukul 09.15 WIB
: melanjutkan terapi dokter
a. RL
drip ondan centrol 1 ampul 20 tetes per menit.
b. Domperidon
10 mg 1 tablet
c. Antasida
200 mg 1 tablet
d. Vitamin B6
10 mg 1 tablet
5. Pukul 12.30 WIB, mengobservasi mual dan muntah setiap 4 jam sekali. 6. Pada pukul 12.30 WIB, mengobservasi BAK dan BAB tiap 4 jam 7. Pukul 12.30 WIB, mengobservasi keadaan umum dan vital sign setiap 4 jam sekali.
65
Evaluasi Tanggal : 16 Juni 2012
pukul : 16.30 WIB
1. Ibu sudah di jelaskan tentang hasil pemeriksaan dan ibu sudah tidak khawatir lagi. 2. Ibu makan siang menghabiskan 8 sendok makan bubur halus dan bersedia mengkonsumsi buah dan sayuran. 3. Telah memberikan dukungan moril kepada ibu dan keluarga. 4. Telah melanjutkan terapi dokter obat-obat oral sudah diberikan kepada ibu dan ibu bersedia meminumnya. 5. Ibu masih mual dan muntah sebanyak 3 kali dalam 6 jam terakhir. 6. Ibu sudah BAK 3 kali menggunakan pispot dan BAB 1 kali. 7. Ibu bersedia istirahat cukup.
66
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal : 17 Juni 2012 S:
Pukul : 08.00 WIB
Data Subyektif 1. Ibu mengatakan mual dan muntahnya 3 x sehari 2. Ibu mengatakan nafsu makan bertambah menjadi ½ porsi bubur halus hangat dalam 1 piring 3. Ibu mengatakan keadaannya agak membaik, tetapi masih lemas, sedikit pusing dan ibu masih cemas. 4. Ibu mengatakan BAK sebanyak 4 x sehari dengan dibantu keluarga dan BAB lancar sebanyak 1 x sehari. 5. Ibu mengatakan aktifitasnya hanya berbaring di tempat tidur
O:
Data Obyektif 1. Keadaan umum masih agak lemah Kesadaran composmentis Vital sign : a. Tekanan darah
: 110/70mmHg
b. Nadi
: 82 x / menit
c. Suhu
: 365 ºC
d. Respirasi
: 22 x / menit
2. Mata
: masih sedikit cekung, sklera sudah tidak berwarna kuning,
Conjungtiva sudah tidak pucat,
67
3. Mulut
: lidah sudah tidak kotor, tidak tercium bau aseton dalam
pernafasan 4. Kulit
: turgor kulit sudah membaik.
5. Terpasang infus dextrose 5% drip narfoz 1 ampul 20 tpm. A:
Assesment Ny. B umur 25 tahun G1 P0 A0 hamil 12 minggu dengan riwayat Hiperemesis Gravidarum Grade II hari ke 3.
P:
Planning Tanggal : 17 Juni 2012
Pukul 08.25 WIB
1. Pada pukul 08.30 WIB, memberitahu hasil pemeriksaan tentang keadaan ibu sekarang keadaannya sudah membaik. 2. Pukul 09.00 WIB, menganjurkan pada ibu untuk latihan duduk dan berdiri perlahan-lahan. 3. Pukul 10.15 WIB, mengobservasi mual dan muntah setiap 4 jam sekali. 4. Pada pukul 12.30 WIB : mengobservasi keadaan umum dan vital sign setiap 4 jam sekali. 5. Pada pukul 12.40 WIB
: melanjutkan terapi dokter :
a. RL
drip ondan centrol 1 ampul 20 tetes per menit.
b. Domperidon
10 mg 1 tablet
c. Antasida
200 mg 1 tablet
d. Vitamin B6
10 mg 1 tablet
68
Evaluasi Tanggal : 17 Juni 2012
Pukul : 13.00 WIB
1. Ibu sudah dijelaskan tentang hasil pemeriksaan dan ibu merasa senang dengan kondisinya yang semakin baik. 2. Ibu sudah bisa duduk dan berdiri perlahan-lahan. 3. Ibu mual dan muntah sebanyak 1 kali dalam 6 jam terakhir. 4. Ibu bersedia makan siang dengan menggunakan bubur nasi hangat dan habis 6 sendok makan. 5. Ibu sudah dilakukan pemeriksaan keadaan umum dan vital sign, dan hasilnya sudah disampaikan kepada ibu dan keluarga. 6. Ibu sudah minum obat sesuai anjuran.
69
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal : 18 Juni 2012 S:
Pukul : 08.00 WIB
Data Subyektif 1. Ibu mengatakan keadaannya lebih baik dari hari kemarin. 2. Ibu mengatakan tidak mual dan sudah tidak muntah lagi. 3. Ibu mengatakan pagi ini makan ½ piring bubur nasi hangat dan 1 potong buah apel. 4. Ibu mengatakan sudah tidak pusing dan badannya juga sudah tidak lemas. 5. Ibu mengatakan BAK 5x sehari dengan dibantu keluarga dan BAB 1x sehari, lancar dan tidak ada keluhan. 6. Ibu mengatakan aktifitasnya sudah bisa berdiri dan berjalan perlahan.
O:
Data Obyektif 1. Keadaan umum baik. Kesadaran composmentis. Vital sign : a. Tekanan darah
: 110/80 mmHg
b. Nadi
: 82 x/menit
c. Suhu
: 36ºC
d. Respirasi
: 22 x/menit
2. Mata
: Conjungtiva merah muda, sklera putih dan tidak cekung.
3. Mulut
: Lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton.
4. Kulit
: Turgor kulit lebih baik.
5. Terpasang infus dextrose 5% drip narfoz 1 ampul 20 tpm.
70
A:
Assesment Ny. B G1 P0 A0 umur 25 tahun hamil 12 minggu post Hiperemesis Gravidarum Grade II hari ke 4.
P:
Planning Tanggal : 18 Juni 2012
Pukul 08.10 WIB
1. Pukul 08.15 WIB, memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa mual dan muntahnya dapat diatasi dan kondisi ibu sudah baik. 2. Pada pukul 08.45 WIB, menganjurkan pada ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin dan makan makanan yang bergizi dan tinggi protein seperti : nasi, sayur bayam, tahu. 3. Pukul 12.10 WIB, mengobservasi mual dan muntah setiap 4 jam sekali. 4. Pukul 12.20 WIB, melepas infus. 5. Pasien diperbolehkan pulang, dengan bekal obat Domperidon10 mg 3 x 1 tablet/hari, Antasida 200 mg 3 x 1 tablet/hari, Vit. B6 10 mg 3 x 1 tablet/hari dan menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang satu minggu lagi.
Evaluasi Tanggal : 18 Juni 2012
Pukul : 12.30 WIB
1. Ibu sudah dijelaskan tentang kondisinya bahwa ibu sudah sembuh dan ibu senang sudah di ijinkan untuk pulang ke rumah. 2. Sudah diberitahukan pada ibu dan keluarga bila keadaan ibu sekarang sudah baik. 3. Ibu bersedia untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin. 4. Ibu sudah tidak mual dan muntah lagi.
71
5. Ibu sudah makan siang dengan nasi lembek dengan porsi sedang. 6. Ibu sudah minum obat sesuai anjuran, dan Infus sudah lepas pukul 12.30 WIB 7. Terapi obat jalan sudah diberikan. 8. Ibu pulang tanggal 18 Juni 2012 pukul 13.30 WIB dan ibu bersedia untuk kunjungan ulang satu minggu lagi.
72
DATA PERKEMBANGAN IV (Kunjungan Rumah) Tanggal : 19 Juni 2012 S:
Pukul : 10.00 WIB
Data Subyektif 1. Ibu mengatakan keadaannya sudah baik. 2. Ibu mengatakan sudah tidak mual dan sudah tidak muntah lagi. 3. Ibu mengatakan badan masih terasa lemas dan sudah tidak pusing. 4. Ibu mengatakan makan 3 x sehari porsi kecil, seperti nasi, sayur bayam, sepotong daging ayam dan tahu bacam 5. Ibu mengatakan BAK 5 x sehari dengan dilakukan sendiri tanpa bantuan keluarga dan BAB 1x sehari lancar dan tidak ada keluhan. 6. Ibu mengatakan sudah melakukan aktifitas ringan seperti menyapu lantai. 7. Ibu mengatakan pagi ini sudah minum obat sesuai ajuran dokter.
O:
Data Obyektif 1. Keadaan umum baik Kesadaran composmentis Vital sign : a. Tekanan darah
: 110/90 mmHg
b. Nadi
: 80 x/menit
c. Suhu
: 365 ºC
d. Respirasi
: 24 x/menit
2. Mata
: tidak cekung, conjungtiva merah muda dan sklera putih.
3. Mulut
: lidah tampak tidak kotor, tidak tercium bau aseton.
4. Kulit
: turgor kulit baik.
73
A:
Assesment Ny. B G1 P0 A0 umur 25 tahun hamil 13 minggu dengan riwayat Hiperemesis Gravidarum Grade II hari ke 5.
P:
Planning Tanggal : 19 Juni 2012
Pukul 10.20 WIB
1. Pukul 10.30 WIB, memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kondisinya saat ini sudah sehat. 2. Pukul 10.40 WIB, menganjurkan ibu untuk tidak melakukan aktivitas yang berat. 3. Pukul 11.00 WIB, menganjurkan pada ibu untuk tetap meminum obat dari rumah sakit sampai obat habis. 4. Pukul 11.10 WIB, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan makan makanan yang bergizi
74
Evaluasi Tanggal : 19 Juni 2012
Pukul : 11.30 WIB
1. Sudah dijelaskan tentang keadaan Ibu saat ini kepada ibu dan keluarga, dan tanggapanya baik, ibu merasa bahagia. 2. Ibu bersedia untuk menghindari aktifitas yang berat. 3. Ibu bersedia untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin. 4. Ibu bersedia meminum obat dari Puskesmas sampai habis. 5. Ibu bersedia untuk istirahat cukup dan makan makanan yang bergizi.
75
B. PEMBAHASAN Pada pembahasan kasus ini penulis menguraikan tentang proses asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II di RSUD Karanganyar dengan menggunakan 7 langkah varney. Dalam penerapan asuhan kebidanan ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan. 1. Pengkajian Pengkajian data pada ibu hamil Ny. B dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II didapat data subjektif yaitu ibu mengeluh mual muntah sejak 2 hari yang lalu 8 x/hari setelah makan dan minum dengan konsistensi berupa cairan dan mengeluh badan terasa lemas serta kepala terasa pusing. Pada data objektif didapat keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering dan kotor, nadi kecil dan cepat (90 x/menit), berat badan 43 kg, mata cekung dan nafas berbau aseton. Sedangkan
menurut
teori
tanda
dan
gejala
Hiperemesis
Gravidarum Grade II yaitu penderita mengalami dehidrasi bertambah, turgor kulit makin berkurang, lidah kering dan kotor, mata cekung, berat badan turun, tekanan darah turun dan nadi meningkat, mata ikhterik, gejala hemokonsentrasi makin tampak, urine berkurang, terdapat aseton dalam urine, terjadinya gangguan buang air besar dan nafas bau aseton (Manuaba, 2008). Dari pengkajian tersebut penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan.
76
2. Interpretasi Data Data yang telah dikumpulkan pada kasus ibu hamil Ny. B dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II dapat ditegakkan diagnosa sebagai berikut : Ny. B G1 P0 A0 umur 25 tahun hamil 12 minggu
dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade II. Masalah yang muncul yaitu ibu mengatakan merasakan cemas dengan keadaan kehamilannya karena adanya mual dan muntah. Sedangkan kebutuhan dari masalah tersebut adalah memberikan konseling, motivasi dan dukungan mental kepada ibu tentang keadaan kehamilannya. Sedangkan menurut pendapat Winkjosastro (2006) masalah adalah hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengkajian, sebagai contoh pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II adalah ibu merasa cemas dengan kehamilannya. Kebutuhan adalah hal-hal yang di butuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang di dapatkan dengan melakukan analisa data, sebagai contoh pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II adalah memberikan konseling dan motivasi dukungan pada ibu (Mansjoer, 2002). Dari data diatas penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan. 3. Diagnosa Potensial Dalam kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II
yang telah
diambil di RSUD Karanganyar telah dilakukan tindakan yang cepat dan tepat sehingga tidak terjadi diagnosa potensial terjadi dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dan dapat mengarah ke hiperemesis gravidarum grade III.
77
Berdasarkan teori dari kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II didapatkan diagnosa potensial terjadinya dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dan dapat mengarah ke Hiperemesis Gravidarum Grade III yang dapat membahayakan hidup ibu dan janin (Varney, 2004). Dari perbandingan tersebut penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan. 4. Antisipasi/Tindakan Segera Pada langkah antisipasi pada kasus Hiperemesis GravidarumGrade II yaitu pemberian informasi dan edukasi tentang kehamilannya, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi : pasang infus RL drip ondon centrol 1 ampul 20 tpm, injeksi ranitidin 25 mg Iv, domperidon 10 mg 3 x 1 tablet /hari, antasida 200 mg 3 x 1 tablet /hari, B6 10 mg 3 x 1 tablet /hari dan motivasi untuk bedrest total. Sedangkan pada teori menurut Wiknjosastro (2006), penanganan pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II adalah kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi Vit B1, B6, Sedative, Anti emetik dan Anti histamin, serta motivasi untuk bedrest total. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilapangan. 5. Rencana Asuhan Rencana
asuhan
yang
diberikan
pada
kasus
Hiperemesis
GravidarumGrade II di RSUD Karanganyar adalah beritahu ibu hasil pemeriksaan dan jelaskan tentang keadaan yang dialaminya sekarang,
78
isolasi penderita dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik, jaga keseimbangan cairan dengan infus RL drip ondan cetron 1 ampul 20 tpm, observasi mual muntah tiap 2 jam, observasi BAB dan BAK tiap hari, berikan terapi obat : Domperidon 10 mg 3 x 1 tablet /hari, Antasida 200 mg 3 x 1 tablet /hari, Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet /hari, anjurkan ibu untuk beristirahat, misalnya tidur siang + 1 jam dan malam hari + 8 jam, observasi KU dan VT tiap 4 jam. Menurut Manuaba (2008), rencana asuhan yang dapat di ambil adalah isolasi penderita dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik, kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2 – 3 liter sehari, jaga keseimbangan cairan, bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum menjadi baik, diberikan minuman makanan yang sedikit demi sedikit ditambah, berikan sedative yaitu fenobarbital, anjurkan pemberian vitamin B1 dan B6 tambahan, berikan antiemetik seperti metokloramid, disiktomin hiroklorida atau klorpromasin, berikan terapi psikologis untuk menyakinkan pasien penyakitnya bisa disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil dan konflik yang melatarbelakangi hiperemesis gravidarum, berikan obat anti histamine, seperti dramamin, Avomin. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang terdapat di lahan praktek.
79
6. Pelaksanaan Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh.
Pelaksanaan
yang
dilakukan
sesuai
dengan
teori
Wiknjosastro (2006) adalah memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan menjelaskan tentang keadaan yang dialaminya sekarang, mengisolasi penderita dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik, menjaga keseimbangan cairan dengan infus RL drip ondan cetron 1 ampul 20 tpm, mengobservasi mual muntah tiap 2 jam, mengobservasi BAB dan BAK tiap hari, memberikan terapi obat : Domperidon 10 mg 3 x 1 tablet /hari, Antasida 200 mg 3 x 1 tablet /hari, Vitamin B6 10 mg 3 x 1 tablet /hari, menganjurkan ibu untuk beristirahat, misalnya tidur siang + 1 jam dan malam hari + 8 jam, mengobservasi KU dan VT tiap 4 jam. Dari pelaksanaan pada kasus Ny. B dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II tidak ditemukan suatu kesenjangan antara teori dan praktek yang ada dilahan. 7. Evaluasi Pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II ini dilakukan perawatan di rumah sakit selama 4 hari dan kunjungan rumah 1 kali. Didapatkan hasil keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TTV : TD :110/90 mmHg, N : 80 x/ menit, RR : 20 x/ menit,
S : 360 C, ibu
sudah tidak mual dan muntah, sudah tidak pusing, ibu makan 3 kali sehari porsi kecil seperti nasi, sayur bayam, sepotong daging ayam dan tahu bacem, BAK 5 kali sehari, ibu sudah dapat tidur siang selama 1 jam dan tidur malam 8 jam.
80
Sedangkan menurut Varney (2004) hasil asuhan kebidanan yang diharapkan adalah mual muntah berkurang, keadaan umum baik, ibu dan janin sehat, nafsu makan sudah baik, berat badan naik, tidak terjadi dehidrasi, tidak terjadi Hiperemesis Gravidarum Grade III. Pada langkah evaluasi ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Pada bab ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. B dengan hiperemesis gravidarum grade II di RSUD Karanganyar, yaitu : 1. Pengkajian data terhadap ibu hamil Ny. B dengan hiperemesis gravidarum grade II diperoleh data subjektif yaitu ibu mengeluh mual muntah sejak 2 hari yang lalu 8 x/hari setelah makan dan minum dengan konsistensi berupa cairan dan mengeluh badan terasa lemas serta kepala terasa pusing. Pada
data
objektif
didapat
keadaan
umum
lemah,
kesadaran
composmentis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering dan kotor, nadi kecil dan cepat (90 x/menit), berat badan 43 kg, mata cekung dan nafas berbau aseton. 2. Interpretasi data dilakukan dengan mengumpulkan data secara teliti dan akurat sehingga didapatkan diagnosa Ny. B G1 P0 A0 umur 25 tahun hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade II. 3. Diagnosa potensial pada kasus Ny. B dengan hiperemesis gravidarum grade II ini tidak muncul karena dapat ditangani secara cepat dan tepat sesuai dengan prosedur. 4. Antisipasi pada Ibu hamil Ny. B dengan hiperemesis gravidarum grade II telah dilakukan sesuai dengan teori yaitu motivasi untuk bedrest total dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi infus RL drip ondan
81
82
centron 1 ampul 20 tpm, Domperidon 10 mg 3 x 1 tablet /hari, Antasida 200 mg 3 x 1 tablet /hari, B6 10 mg 3 x 1 tablet /hari. 5. Rencana tindakan pada kasus ini dilakukan sesuai dengan teori hiperemesis gravidarum grade II, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. 6. Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan pada kasus
hiperemesis
gravidarum grade II ini disesuaikan dengan rencana asuhan yang sudah dilakukan secara menyeluruh. 7. Evaluasi yang dihasilkan setelah diberikan asuhan kebidanan dilakukan perawatan di rumah sakit selama 4 hari dan kunjungan rumah 1 kali. Didapatkan hasil keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TTV : TD :110/90 mmHg, N : 80 x/ menit, RR : 20 x/ menit,
S : 360 C, ibu
sudah tidak mual dan muntah, sudah tidak pusing, ibu makan 3 kali sehari porsi kecil seperti nasi, sayur bayam, sepotong daging ayam dan tahu bacem, BAK 5 kali sehari, ibu sudah dapat tidur siang selama 1 jam dan tidur malam 8 jam. 8. Pada kasus Ny. B G1 P0 A0 hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum grade II tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek yang ada dilapangan.
B. Saran Dari studi kasus pada Ny. B dengan hiperemesis gravidarum grade II saran yang dapat menulis berikan adalah sebagai berikut : 1. Rumah Sakit Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam menangani pasien serta dapat memberikan kenyamanan pasien rawat inap dalam beristirahat.
83
2. Bagi Mahasiswa Dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan prosedur karena teori dan prosedur yang benar mendasari setiap praktek sehingga menghindari dari kesalahan. 3. Bagi Klien Diharapkan kepada klien untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur agar dapat segera mendeteksi komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi pada kehamilannya. 4. Bagi Bidan Dalam setiap menangani klien hendaknya selalu menerapkan konsep asuhan kebidanan sehingga tenaga kesehatan atau bidan mampu memberikan penanganan dengan kasus atau kondisi pasien.