EFEKTIVITAS MINYAK RIMPANG JAHEEMPRIT (Zingiber officinale var. Amarum oil)SEBAGAI oil) PENOLAKSEMUT API (Solenopsis sp).
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Melakukan Penelitian KTI Pada Program Studi D III Farmasi
Oleh : DESI APRIANTI NIM. 13DF277013
PROGRAM STUDI D III FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS 2016
PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing Program Studi DIII Farmasi untuk diujiankan
Menyetujui, Pembimbing I
Davit Nugraha, M. Pharm. NIK.0432777808047
Ciamis, Mei 2016
Pembimbing II
Susan Sintia R, S.Farm NIK. 0432779015111
Ciamis, Mei 2016
Mengetahui, Ketua Program Studi DIII Farmasi,
Panji Wahlanto, S.Farm., Apt. NIK. 0432778108047
ii
PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dan diperbaiki sesuai dengan Masukan Dewan Penguji Program Studi DIII Farmasi Pada Tanggal 2016
Mengesahkan,
Penguji I
H. Wahyu Binekas,S.Si.,Apt. NIP. 197107132000121004
Penguji II
Penguji III
Anna L Yusuf,S.Far.,Apt. Davit Nugraha. M. Pharm. NIK. 0432777808051 NIK. 0432777808047
Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis
Ketua Program Studi D3 Farmasi
H. Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep.Ners,MM.Kes NIK. 0432777295008
Panji Wahlanto, S.Farm., Apt. NIK. 0432778108047
iii
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa KTI yang berjudul “Uji Efektifitas Minyak Atsiri Jahe Emprit Sebagai Penolak Terhadap Semut Api (Solenopsis sp)” ini, sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat karya orang lain dan saya tidak melakukan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang telah ditentukan institusi STIKes Muhammadiyah Ciamis apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini.
Ciamis, Mei 2016 Yang Membuat Pernyataan,
Desi Aprianti NIM 13DF277013
iv
UJI EFEKTIVITAS MINYAK ATSIRI JAHE EMPRIT(Zingiber officinale var Amarum) SEBAGAI PENOLAK TERHADAP SEMUT API (Solenopsis sp).1 Desi Aprianti2 Davit Nugraha3 Susan Sintia R4 INTISARI Semut api (Solenopsis sp) merupakan insekta yang sangat mengganggu dan dapat mengakibatkan alergi akibat toxin yang dilepaskan sewaktu gigitannya. Salah satu upaya pencegahan terhadap gigitannya adalah dengan meggunakan penolak semut. Penggunaan penolak semut kimia menyebabkan beberapa masalah seperti iritasi dan keracunan. Minyak atsiri rimpang jahe emprit yang diperkirakan dapat digunakan sebagai penolak alami semut karena megandung senyawa Zingiberen. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis eksperimental, dimana dilakukan pemisahan 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (meliputi Kontrol positif dan negatif). Dengan Metode uji penolak semut yang digunakan adalah metode yang dipakai oleh Sudjan, dkk, yaitu dengan melakukan pengamatan selama 6 jam dengan 3 kali ulangan selama 10 menit. Konsentrasi yang digunakan adalah 13%, 15% dan 17%. Berdasarkan hasil analisis statistic dengan uji independent T Test menunjukkan bahwa pada konsentrasi 13% p > 0,05 yang berarti ada perbedaan yang tidak signifikan antara perlakuan dengan kontrol positif, dan pada Sedangkan waktu efektif ditunjukkan pada jam ke-4 Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri jahe emprit maka semakin banyak jumlah semut api yang menolak. Sementara semakin lama waktu pemaparan maka semakin sedikit jumlah semut api yang menolak. Kesimpulannya adalah bahwa minyak atsiri rimpang jahe emprit memiliki efektivitas sebagai penolak terhadap semut api. . Kata Kunci : Uji Efektivitas, Minyak Atsiri Jahe Emprit, Semut Api Solenopsis sp), Penolak. Kepustakaan : 31, 2000-2016. Keterangan : 1 Judul, 2 Nama Mahasiswa, 3 Nama Pembimbing I, 4 Nama Pembimbing II.
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Yang Utama Dari Segalanya... Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya karya tulis ilmiah yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada Ibunda dan ayah, serta kakak Tercinta Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan ayah yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu, ayah dan kakak bahagia. Karna kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu dan dan ayah, yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik, Terima Kasih Ibu.... Ibu…. Ibu…….Terima Kasih ayah, kakak
vi
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah,6-8)
“jadilah seperti karang dilautan yang selalu kuat meskipun terus dihantam ombak dan lakukanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan juga untuk orang lain, karena hidup tidaklah abadi”
vii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Uji Efektivitas Minyak Jahe Emprit (Zingiber officinale var. Amarum oil) Sebagai Penolak Semut Api (Solenopsis sp) ” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Farmasi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
H. Dedi Supriadi, S.Sos., S.Kep., M.Mkes. selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis.
2.
Panji Wahlanto, S.Farm.,Apt. Selaku Ketua Program Studi DIII Farmasi STIKes Muhammadiyah Ciamis.
3.
H. Wahyu Binekas, S, Si.,Apt. Selaku Penguji I yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4.
Anna L Yusuf, S. Far., Apt. Selaku Penguji II yang telah Bersedia meluangkan waktu dan memberikan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5.
Davit Nugraha, M. Pharm. selaku Pembimbing I dan Penguji III yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6.
Susan Sintia R, S.Farm. Selaku Pembimbing II yang telah bersedia memberikan arahan dan saran dalam penyusunan KaryaTulis Ilmiah.
7.
Nurhidayat, SKM. Selaku pembimbing al islam yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
viii
8.
Seluruh
Civitas
Akademik
Program
Studi
DIII
Farmasi
STIKes
Muhammadiyah Ciamis, yang telah memberikan banyak bantuan dalam menyelesaikan KaryaTulis Ilmiah ini. 9.
Perkebunan Cikampek yang telah ikut berkontribusi dalam penyiapan bahan untuk penelitian Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Keluarga tercinta, Ayah, Ibu, Kakak, dan keluarga besar yang telah memberikan doa, semangat, dukungan, serta motivasi selama melakukan studi. 11. Sahabat tercinta Riyanti Khasanah, Risnawati, dan Linda Gartika yang telah memberikan
do’a
dan
bantuan
selama
melakukan
penelitian
dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 12. Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi Program Studi D-III Farmasi Angkatan 5 (Farmasi 13) yang selama ii mejadi teman seperjuangan dalam perkulihan dan sampai i akhir penyusunan karya tulis Ilmiah ini. Semoga amal kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadi investasi kebaikan untuk mendapat balasan yang lebih baik. Akhir kata, penulis menyadari bahwa penyusunan KaryaTulis Ilmiah ini masih belum sempurna dan masih banyak kekuranganya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat terutama bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Ciamis, Mei 2016 Penyusun,
DESI APRIANTI NIM.13DF277013
ix
1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semut merupakan hama rumah tangga yang dominan bagi seluruh belahan dunia dan merupakan hama rumah tangga ketiga setelah nyamuk dan kecoa (Lee, dkk, 2002). Semut merupakan serangga omnivora yang memakan tumbuhan dan hewan baik yang masih hidup maupun sudah mati. Beberapa jenis semut dapat kita jumpai di rumah, maupun diluar rumah salah satunya adalah semut api (Solenopsis sp). Semut api berperan dalam pengendalian hama tanaman dan dapat juga berpotensi sebagai vektor penyakit yang berasosiasi dengan beberapa mikroorganisme patogen yang menyebabkan kontaminasi pada makanan, kontaminasi peralatan steril dilaboratorium dan menyebabkan reaksi hipersensitif serta alergi kepada beberapa orang dikarenakan sengatannya yang cukup menyakitkan (Miller dan Allen, 2010). Berdasarkan hal tersebut berbagai upaya pencegahan dan pengontrolan terhadap kehadiran semut api disekitar kita pun telah banyak dilakukan, salah satunya menggunakan kapur ajaib ataupun obat semprot serangga yang mengandung bahan aktif berbahaya yang tergolong dalam insektisida sintetik. Penggunaan insektisida sintetik secara terus-menerus dapat menimbulkan dampak negatif. Oleh karena itu, penggunaan insektisida sintetik perlu dibatasi. Beberapa hasil penelitian menunjukkan banyaknya dampak negatif yang diakibatkan oleh insektisida sintetik diantaranya yaitu keracunan pada manusia dan pencemaran lingkungan. Mengingat bayaknya efek samping yang ditimbulkan oleh repellent sintetik kini banyak penelitian tentang repellent alami yang digunakan dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Repellent alami selain lebih praktis, aman dan juga ramah lingkungan.
1
2
Minyak
essensial
dari
tanaman
mempunyai
potensi
untuk
membasmi hama, pertumbuhan nyamuk, dan insektisida melawan berbagai spesies serangga dan bersama-sama dikembangkan sebagai pestisida dan insektisida yang ramah lingkungan. Allah berfirman: QS. Al-Insaan ayat 17 “Didalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe”.
Dalam penggalan ayat diatas telah menyebutkan bahwa tanaman jahe merupakan minuman dari syurga yang memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah sebagai obat batuk, untuk menghangatkan tubuh, memperkuat lambung dan lain-lain. Salah satu manfaat tanaman jahe adalah kandungan minyak atsiri yang terdapat didalamnya bisa digunakan sebagai penghalau serangga yaitu semut api. Komponen utama minyak atsiri jahe adalah kandungan zingiberen. Zingiberen merupakan senyawa yang sangat penting dalam jahe karena memberikan rasa pedas (Syukur, 2002 ). Kandungan rimpang jahe emprit terdiri dari 2 komponen, yaitu komponen volatil (minyak menguap) dan komponen non volatil (tidak menguap). Komponen volatil (minyak menguap) sebagian besar terdiri dari derivat seskuiterpen dan monoterpen. Komponen inilah yang bertanggung jawab dalam aroma jahe dengan konsentrasi 1-3%. Derivat seskuiterpen yang terkandung diantaraya yaitu zingiberen 2030%, ar-curcumene 6-19%, ᵝ-sesquiphelandrene 7-12%, dan ᵝbisabolene 5-12%. Sedangkan derivat monoterpen yang terkandung didalamnya
adalah
cineol,
citral,
geraniol,
limonene,
linalol,
phelandrene. Dan untuk komponen non volatil (tidak menguap) tediri dari oleoresin (4,0-7,5%) ( Syukur, 2002).
3
Hal-hal tersebut diatas mendorong penulis untuk meneliti rimpang jahe, karena sifat jahe yang dapat menghalau serangga.
B. Batasan Masalah Penelitian ini meliputi uji efektivitas minyak jahe emprit sebagai penolak semut api (Solenopsis sp), dengan menggunakan hewan uji semut api (Solenopsis sp) yang didapat dari peternak semut api dilingkungan rumah. Dengan bahan uji coba yaitu minyak atsiri rimpang jahe emprit yang didapat dari perkebunan di Yogyakarta, Jawa Tengah.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah minyak atsiri jahe emprit memiliki efektivitas sebagai penolak terhadap semut api (Solenopsis sp), dalam konsentrasi 13%, 15%, dan 17% ?
D. Tujuan Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas dari minyak atsiri jahe emprit sebagai penolak semut api (Solenopsis sp) dan mengetahui efektivitas minyak atsiri jahe emprit sebagai penolak semut api dibandingkan dengan kontrol positif. E. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang minyak atsiri jahe emprit yang bisa digunakan sebagai penolak terhadap semut api (Solenopsis sp), alami dengan konsentrasi 13%, 15%, dan 17%.
4
F. Keaslian Tabel 1.1. Keaslian Penelitian Terdahulu Judul
Sekarang
Uji potensi ekstrak daun sirih (Piper betle) sebagai pengusir (Repellent) semut api (Solenopsis sp)
Uji Efektifitas Minyak Jahe Emprit (Zingiber officinale var. Amarum Oil) sebagai (Repelan) semut api (Solenopsis sp),
Nama Penelitian
Pemanfaatan Hasil Penyulingan Rimpang Jahe (Zingber Officinal) Sebagai Repellent Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti Sangap Daniel Tarigan
Sudjan, dkk
Desi Aprianti
Tahun
2004
2011
2015
Tempat Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Persamaan
Perbedaan
Laboratorium STIKes Muhammadiyah Ciamis parasitologi fakultas kedokteran Universitas Brawijaya Menggunakan Menggunakan Menggunakan minyak atsiri minyak jahe ekstrak daun jahe sebagai repelan metode sirih pengambilan minyak jahe menggunakan destilasi uap air Teknik analisis Teknik Hewan uji yang digunakan : Dihitung analisis : adalah semut api(Solenopsis sp) jumlah nyamuk perhitungan yang hinggap % daya tolak dan atau semut Teknik analisis : menggigit sebagai Analisis Statistik : Dilihat lengan. repelan. Perbedaan tiap perlakuan Kemudian dengan konsentrasi 13%, dihitung % Daya 15%, dan 17% sebagai Repelan. repelan dengan Kontrol positif.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tumbuhan Jahe Emprit a. Klasifikasi Tumbuhan Jahe Emprit Jahe memiliki nama latin Zingiber officinale. Rosc yng termasuk ke dalam golongan suku Zingiberaceae. Nama zingiber sendiri diambil dari bahasa Sanksekerta yang artinya “singabera” dan zingiberi dari bahasa Yunani yang berarti tanduk. Sedangkan officinale diambil dari bahasa latin officina yang artiya pengobatan. Jahe Emprit (Zingiber officinale var. Amarum) memiliki klasifikasi sebagai berikut: Divisi
: Pteridopyta
Sub-divisi : Angiosperme Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberacea
Genus
: Zingiber
Spesies
: Zingiber officinale var. Amarum (Herbie, 2015)
b. Morfologi Tumbuhan Jahe Emprit Jahe tergolong tumbuhan semak yang memiliki umbi batang dan rimpang. Jahe putih keci memiliki rimpang dengan bobot berkisar 0,5-0,7 g per rumpun. Struktur rimpang jahe emprit kecil dan berlapis. Jahe emprit memiliki kandungan minyak atsiri sebesar 1.50-3.50%. Kadar serat 6.90% dan kadar pati 54.70%. Bunga jahe terbentuk langsung dari rimpang. Rimpang sesugguhnya adalah batang beserta daunnya yang terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang, dan tumbuh mendatar, serta ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul diatas tanah dan 5
6
dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Sistem perakaran pada jhe emprit merupakan akar serabut. Akar pada jahe emprit ini berwarna putih. Jahe emprit memiliki tinggi batang semu berkisar 41.87-56.45 cm, dengan warna batang hijau muda berbentuk bulat dan sedikit keras. Daun
jahe
emprit
merupakan
daun
tunggal
dengan
kedudukan dan berselang-seling teratur. Panjang daun pada jahe empit mencapai 17,4-19,8 cm, lebar daun mencapai 1,3-2 cm dengan luas helaian daun 24,9-27,5 cm (Syukur, 2002).
c. Minyak Atsiri Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak essensial karena pada suhu kamar mudah menguap. Istilah essensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk (Gunawan, dkk, 2004)
1. Sifat-sifat Minyak Atsiri menurut Gunawan pada tahun 2010, sifat-sifat minyak atsiri dantaranya: a. Tersusun oleh bermacam-maca senyawa b. Memiliki bau yang khas. Umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya c. Dalam keadaan murni, belum tercemar oleh senyawa lain mudah menguap pada suhu kamar sehingga bila ditetesan pada selembar kertas maa ketika dibiarkan
7
meguap, tida meninggalkan bekas noda pada benda yang ditempel d. Bersifat tida bisa disabuan dengan alkali dan tidak bisa berubah menjadi tengik. e. Sangat mudah larut dalam pelarut organik
d. Minyak Jahe Minyak jahe adalah suatu campuran yang komplek dari komponen terpenoid dan non terpenoid. Minyak jahe dapat diperoleh dengan cara mengekstrasi atau menyuling rimpan jahe. Biasanya rimpang jahe yang dipergunakan yaitu dalam bentuk serbuk atau bentuk serpihan yang sebelumnya telah dikeringkan.
Minyaknya
mengandung
senyawa
gingerol,
zingeron, dan lain-lain. 1. Gingerol Minyak jahe berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. Juga rasanya yang tajam merangsang nafsu makan, memperkuat otot usus, membantu mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung. Dalam pengobatan tradisional Asia, jahe dipakai untuk mengobati selesma,batuk, diare dan penyakit radang sendi tulang seperti artritis. Jahe juga dipakai untuk meningkatkan pembersihan tubuh melalui keringat. Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga diduga membantu menurunkan kadar kolesterol (Anasori, dkk, 2008) .
8
2. Zingeron Senyawa zingeron, yang memberikan karakter sangat tajam dari rimpang jahe, sangat
Efektif terhadap Escheria coli
penyebab diare, terutama pada anak-anak. Adanya sejumlah mineral seperti kalium,mangan tembaga dan magnesium juga sangat membantu. Kalium Dalam sebuah komponen penting dari sel dan cairan tubuh yang membantu
mengendalikan
detak jantung dan tekanan darah (Anasori, dkk, 2008) Tabel 2.1 kandungan Jahe (%): Kandungan jahe
Presentase (%)
Tepung
40-60
Protein
10
Lemak
10
Oleoresin
4-7,5
Volatile Oil
1-3
Bahan lain
9.5
Sumber: sazalina,2005 Minyaknya berwarna kuning, bau dan rasanya khas. Minyak atsiri yang disuling dari jahe berwarna bening sampai kuning tua bila bahan yang digunakan cukup kering. Lama penyulingan dapat berlangsung sekitar 6-9 jam, agar minyak dapat tersuling semua. Kadar minyak dari jahe sekitar 1,5-3% berat kering. Adapun karakteristik minyak atsiri jahe menurut Standar EOA (Essential Oil Association) adalah sebagai berikut (Jolad, et al., 2004):
9
Tabel 2.2 Standar Mutu Minyak Atsiri Jahe No. Spesifikasi
Persyaratan
1.
Warna
Kuning muda-kuning
2.
Bobot Jenis 25/25°C
0.871-0.882
3.
Indeks Bias
1.486-1.492
4.
Putaran optic
(-28°)-(-45°) C
5.
Bilangan penyabunan
Maksimum 20
e. Kandungan Senyawa Minyak Jahe Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya meyebabkan rasa pedas. Minyak atsiri dapat diperoleh atau diisolasi dengan destilasi uap dari rizoma jahe kering. Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekirtar 1-3%. Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol (Eze, dkk 2001).
2. Semut Api (Solenopsis sp) a. Klasifikasi Semut Api (Solenopsis sp)
Gambar 1. Semut Api (Solenopsis sp) (Wahyudin, 2007).
10
Klasifiksi dari Semut Api (Solenopsis sp) yaitu: Kingdom
: Animalia
Sub kingdom
: Invertebrata
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Insecta
Ordo
: Hymenoptera
Familia
: Formicidae
Genus
: Solenopsis
Spesies
: Solenopsis sp (Wahyudin, 2007).
b. Morfologi Semut Api Semut api merupakan semut yang berwarna merah dan mampu menggigit makhluk hidup lain. Tubuh semut api terdiri dari atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma
(perut).
Morfologi
semut
api
cukup
jelas
dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pendukel) diantara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominol dalam petiola). Pada kepala semut api terdapat sepasang antena yang membantu semut api mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena ini juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan. Selain itu Antena semut api juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan (Wahyudin, 2007).
11
c. Siklus hidup semut api (Solenopsis sp) Semut
api
dalam
perkembangannya
mengalami
metamorfosis sempurna. Telurnya sangat kecil dan berwarna putih seperti susu. Larva menetes dalam 8 hingga 16 hari dan tahapan kepompong akan berakhir dalam 9 sampai 16 hari. Larva yang baru menetas berwarna putih seperti ulat dengan kepala menyempit ke arah depan. Larva pertama kali ini diberi makan oleh yang dewasa, larva generasi berikutnya diberi makan oleh semut pekerja. Setelah cukup makan akan berubah menjadi pupa. Pupa bentuknya seperti semut dewasa tetapi lebih lunak, berwarna putih krem, dan tidak aktif. Dewasa akan muncul setelah beberapa hari dan akan mengalami proses pengerasan dan penggelapan kutikula. Perkembangannya dari stadium telur sampai menjadi dewasa sekitar 6 minggu lebih, tergantung ketersediaan makanan, suhu , musim dan faktor lain (Wahyudin, 2007). Sebagai serangga sosial, semut api hidup berkoloni yang terdiri atas banyak individu, dari jumlah ratusan hingga ribuan. Biasanya
setiap
koloni
terdiri
atas
kelompok
pekerja,
pradewasa(larva dan pupa), ratu dan jantan (Wahyudin, 2007).
3. Destilasi Destilasi
merupakan
metode
yang
paling
populer,
digunakan secara luas, untuk memproduksi minyak esensial di seluruh dunia. Destilasi tanaman aromatik secara sederhana menggunakan penguapan atau membebaskan minyak dari membran sel tanaman dengan adanya kelembaban, dengan menerapkan suhu yang tinggi dan kemudian mendinginkan campuran uap untuk memisahkan minyak dari air berdasarkan kelarutannya dan densitas (Sastrohamidjojo, 2004).
minyak esensial dengan air
12
a. Prinsip Destilasi Prinsip umum dari destilasi adalah pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan tekanan uap pada suhu tertentu. Istilah destilasi merujuk pada pemisahan fisik dari sebuah campuran menjadi dua atau lebih fraksi yang memiliki titik didih yang berbeda. Jika cairan yang terdiri dari dua bahan volatil dipanaskan,
uap
konsentrasi yang
yang
dihasilkan
akan
mengandung
tinggi dari bahan yang memiliki titik didih
lebih rendah daripada cairan asal. Sebaliknya, jika uap panas didinginkan, bahan yang memiliki titik didih lebih tinggi memiliki tendensi untuk berkondensasi dalam jumlah yang besar daripada
bahan
dengan
titik
didih
yang
lebih
rendah
(Sastrohamidjojo, 2004).
b. Destilasi Uap Air Untuk mengeliminasi kelemahan destilasi air, dibuatlah beberapa modifikasi pada unit destilasi. Sebuah logam berlubang diletakkan dalam distillation still, untuk meletakkan bahan tanaman dan untuk menghindari kontak langsung dengan alas yang panas. Saat tinggi air dijaga dibawah logam berlubang, minyak esensial akan terdestilasi oleh uap yang berasal dari air mendidih. Metode inilah yang disebut sebagai destilasi air dan uap. Field Distillation Unit (FDU), juga dikenal sebagai unit destilasi tipe api langsung, didesain berdasarkan prinsip destilasi air dan uap (Sastrohamidjojo, 2004). Kelebihan destilasi air dan uap: 1) Menghasilkan minyak esensial dalam jumlah yang lebih banyak. 2) Komponen minyak esensial lebih sedikit kemungkinannya untuk mengalami hidrolisis dan polimerisasi.
13
3) Kualitas
minyak
yang
dihasilkan
lebih
reproducible
dibandingkan dengan destilasi air 4) Proses lebih cepat sehingga lebih efisien. Kekurangan destilasi air dan uap: 1) Dikarenakan tekanan yang rendah dari uap yang terbentuk, minyak yang memiliki titik didih yang tinggi memerlukan kuantitas uap yang lebih besar untuk penguapan dan waktu destilasi yang lebih lama. 2) Bahan tanaman menjadi basah, sehingga memperlambat destilasi karena air harus diuapkan untuk berkondensasi (Sastrohamidjojo, 2004) 4. Penolak Semut Api Penolak semut api adalah suatu senyawa yang beraksi secara lokal atau pada jarak tertentu yang mempunyai kemampuan mencegah antropoda untuk hinggap. Mekanisme kerja dari minyak atsiri jahe emprit sebagai repelan adalah bau yang terkandung dalam minyak atsiri menguap ke udara. Bau ini akan terdeteksi oleh reseptor kimia yang terdapat pada antena semut dan diteruskan ke impuls saraf, kemudian akan direspon ke dalam otak sehingga semut akan mengekspresikan diri untuk menghindar. Jantan I, dkk (1998) meyatakan daya repelan yang baik memiliki nilai ketentuan sebesar, 95%. Berdasarkan penelitian Ariska Mifianita, dkk (2015) daya tolak repelan ekstrak jahe dengan konsentrasi 25% tidak ada semut yang hinggap.
5. Uji Efektivitas Efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat
yang
ditimbulkan,
manjur,
membawa
hasil,
dan
merupakan suatu keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai atau tidaknya
14
daya repelan minyak atsiri jahe emprit terhadap semut api (Solenopsis sp) Uji efektivitas adalah serangkaian tahap yang dilakukan untuk melihat besarnya kemampuan zat atau senyawa dalam mencapai suatu efek (Siagian, 2001: 24)
B. Hasil Penelitian yang Relevan. Sangap
Daniel
Tarigan
(2004)
menyatakan
bahwa
pemanfaatan hasil penyulingan minyak jahe dengan kosentrasi 75% mampu sebagai penolak nyamuk Aedes aegypti. Minfianita, dkk (2015) menyatakan bahwa ekstrak jahe (Zingiber officinale) efektif sebagai repelan terhadap semut api (Solenopsis sp) dengan konsentrasi 25% semut api menolak. Sudjan, dkk (2011) menyatakan bahwa ekstrak daun sirih (Piper
betle)
efektif
sebagai
repelan
terhadap
semut
api
(Solenopsis sp).
C. Kerangka Berfikir Kerangka berfikir penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau atara variabel yang lain dari masalah yang ingin ditelitii (Notoatmodjo, 2010). Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Uji
Minyak jahe
efektifitas minyak jahe emprit sebagai penolak semut api (Solenopsis
Efektif Dengan konsentrasi 13%, 15%, dan 17%
Gambar II.4 Kerangka Berfikir Penelitian
Tidak Efektif
30
DAFTAR PUSTAKA
Anasori, P, dkk, 2008, Effects of light and Differentiation on Gingerol and Zingiberene Production in Callus Cultur of Zingiber officinale Rosc. Research in Pharmaceutical al Scienes, 3 (1): 59-63 C.Y. Lee. C.Y. Lim.and I, Darah, 2002, Survey on structure-infesting ants (Hymenopiea: Formicidae) in food preparative outlets. Tropical biomedicine 19 (1&2): 21-26 Eze, J.I. dan K.E. Agbo, 2011, Comparative studies of sun and solar drying of peeled and ginger essential oils. African Journal of Biochemistry Research, 4: 167-174. Farmakope Indonesia, 1979, Edisi ketiga, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Gunawan, Didik dan Sri Mulyani, 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakologi) Jilid I, Jakarta: Penebar Swadana. Jolad, S.D., R.C.Lantz, A.M. Solyom, G.J.Chen, R.B. Bates, dan B,N.Timmermann, 2004. Fresh organically grown ginger (Zingiber officinale)
:
composition
and
effecton
LPS-induced
PGE
production, Phytocemistry 65: 1937-1954 Jantan, I, dkk, 1998,
Development of Environment Friendly Insect
Repellents from The Leaf Oil of Selected Malaysia Plant, Asean Review of Biodiversity and Environment Consevation. Mifianita Ariska, 2015, Ui Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) sebagai Repellent terhadat Semut Api (Solenopsis sp) dan Sumbangannya Pada Mata Pelajaran Biologi, hal 11-16. Miller, Dini dan Hamilton Allen, 2010, Red Imported Fire Ant. Departemen of Entomologi, Virginia Tech, 444-284: 1-8. Notoatmodjo, 2010 Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Sangap Daniel Tarigan, 2004, Pemanfaatan Hasil Penyulingan Minyak Atsiri Jahe Sebagai Penolak Nyamuk Aedes aegypti.
31
Sazalina, 2005, Optimision of Operating Parameters For The Removal Of Ethanol From Zingiber Officinale Roscoe ( Ginger) Oleoresin Using Short-Path Distillation Master Thesis, Faculty of Chemical and
Natural
Resources
Engineering.
University
Teknologi
malaysia, hal 42-46. Sastrohamidjojo, Hardjono, 2004, Kimia Minyak Atsiri, Gajah Masa University Press. Yogyakarta. Sondang P. Siagian, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara. Jakarta. Sudjan, dkk, 2011, Potensi Ekstrak Daun Sirih Sebagai Repelan Terhadap Semut Api (Solenopsis sp), Laboratorium Parasitologi FKUB. Syukur, C, 2002, Agar Jahe Berproduksi Tinggi, Cet ke 2, Penebar Swadaya, Jakarta, 64 hal. Tandi,
Herbie,
2015,
Kitab
Tanaman
Berkhasiat
Obat,
Sleman
Tumbuhan,
Jakarta:
Yogyakarta, OCTOPUS Pulishing House. Wahyudin,
2007,
SETS
Armandelta Selaras.
Dunia
Hewan
dan
32