PENGGUNAAN MEDIA “SMART EDUCATION” (SOLUSI MUDAH AKTIF REKREATIF DAN TEMATIK) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI KELAS II TEMA 2 SD ISLAM AS-SALAM KOTA MALANG
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Oleh Fauziah Rachmawati
SD Islam As-Salam Pemerintah Kota Malang Dinas Pendidikan November 2015
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Usaha mencerdaskan bangsa adalah salah satu cita-cita Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk merealisasikan cita-cita tersebut, maka diadakanlah pendidikan. Dalam kaitan ini sekolah dasar pun di haruskan mampu menggunakan berbagai metode dan media pengajaran sehingga mampu memenuhi tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU 20/2003). Penentuan media mengajar yang akan digunakan seharusnya selalu diawali dari situasi nyata di dalam kelas. Karena itulah seorang guru sebagai pengendali kegiatan belajar mengajar di dalam kelas harus menguasai dan tahu kelebihan dan kekurangan beberapa macammedia pembelajaran dengan baik, sehingga guru mampu memilih dan menerapkan teknik pembelajaran yang paling efektif untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Perubahan situasi dan tujuan pembelajaran di dalam kelas memerlukan kepekaan guru, artinya seorang guru harus mampu mendiagnosis masalah yang muncul dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Selain itu guru juga dituntut mampu menganalisis dan mendeskripsikan akar penyebab dari masalah serta mampu memilih pendekatan yang paling tepat untuk digunakan memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas II di SD Islam AsSalam diperoleh informasi bahwa ada materi pada tema 2 yang sulit dipahami oleh siswa, khususnya materi hafalan dan permainan tradisional. Siswa cenderung belum hapal perkalian dan belum paham permainan tradisional Hal ini terbukti dari pre-test yang diberikan peneliti kepada siswa kelas II SD Islam As-Salam tentang materi tema 2 yang meliputi perkalian, permainan tradisional, dan tata tertib dalam bermain. Nilai rata-rata pre-test yang dilakukan siswa kelas 2A SD Islam AsSalam adalah 58. Berdasarkan fakta-fakta dan data-data konkret permasalahan pembelajaran di dalam kelas dan diskusi dengan guru kelas II, berhasil diidentifikasi permasalahan pembelajaran tematik sebagai berikut, (1) siswa kelas II cenderung menghafal operasi perkalian, sehingga kemampuan siswa dalam hal menganalisa, mensintesa, dan mengevaluasi (berpikir kritis) terkait operasi perkalian. (2) siswa kurang termotivasi di dalam kegiatan belajar mengajar di 2
kelas. Kedua kelemahan siswa di atas berdasarkan diskusi antara penulis dan guru kelas diduga berasal dari kebiasaan proses mengajar guru sebelumnya yaitu, pada umumnya sebagian besar merumuskan tujuan pembelajaran cenderung terbatas pada aspek kognitif domain hafalan saja, sedangkan domain berpikir kritis analisis, sintesis dan evaluasi belum biasa dilatihkan pada siswa, sehingga siswa cenderung kesulitan untuk berfikir yang melibatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang ‘muncul’ dari kegiatan diskusi antara penulis dan guru yang dianggap paling tepat untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menggunakan media belajar Segitiga Mudah Aktif Rekreatif dan Tematik (SMART). Dipilihnya media SMART dengan pertimbangan strategis sebagai berikut; (1) media ini meliputi pelajaran matematika, bahasa Indonesia, PKn, dan SBK, (2) dengan pembelajaran menggunakan media SMART guru bersama siswa mengenal permasalahan, mendefinisikan masalah, memecahkan masalah, dan membuat keputusan sendiri, (3) proses pembelajaran melalui media SMART melibatkan siswa dalam diskusi kelompok sehingga mereka akan lebih terampil memahami materi tematik tema 2 dengan lebih baik, (4) media pembelajaran SMART mengacu pada pengembangan multiple inteligences siswa Pembelajaran di dalam kelas yang bermutu tentu akan menghasilkan hasil lebih baik. Dalam hal ini guru memiliki peran yang sangat besar dalam mengorganisasi kelas sebagai bagian dari pembelajaran dan siswa sebagai subyek yang sedang belajar. Kemampuan guru dalam mengemas proses tentu tidaklah spontan, namun perlu persiapan. Pembelajaran yang bermutu tentu diawali dari persiapan yang bermutu pula. Kemampuan guru dalam hal ini tentu memberi pengaruh sangat besar. Berdasarkan uraian di atas tentang perlunya media pembelajaran SMART
pada
pembelajaran TEMATIK, maka penulis perlu mengemukakan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Meningkatkan Motivasi Berprestasi dan Hasil Belajar Tematik Kelas II Tema 2 dengan Media SMART di SD Islam As-Salam Kota Malang”. Dalam upaya memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana media pembelajaran SMART dapat meningkatkan hasil belajar tema 2 di kelas II SD Islam As-Salam Kota Malang? 3
C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan maka tujuan penulisan penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana media pembelajaran SMART dapat meningkatkan hasil belajar tema 2 di kelas II SD Islam As-Salam Kota Malang.
D. Manfaat Penulisan Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penulisan, penulisan ini memiliki manfaat bagi berbagai pihak, yaitu. 1. Manfaat bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sajian pembelajaran yang menarik, memperhatikan modalitas belajar siswa, serta meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Manfaat bagi guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengatasi problem pembelajaran yang selama ini terutama yang berkaitan dengan pembelajaran tematik. 3. Manfaat bagi Sekolah Hasil penelitian ini memberikan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa serta sebagai sarana pemberdayaan untuk meningkatkan kreatifitas guru. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam menerapkan pendekatan pembelajaran tematik dalam pembelajaran. 5. Bagi peneliti lain Penelitian ini dapat dijadikan dasar empirik proses pembelajaran yang sama guna mencapai hasil belajar yang lebih optimal dan sempurna. E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini terbatas pada ruang lingkup sebagai berikut. 1. Penelitian dilaksanakan di Kelas IIA SD Islam As-Salam Kota Malang Malang Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Pembelajaran berfokus pada belajar siswa dalam materi tema 2 “Bermain di Rumah Teman”.
4
BAB II KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar Siswa Istilah Motivasi berasal dari perkataan Bahasa Inggris yakni motivation. Namun perkataan asalnya adalah motive yang juga telah digunakan dalam Bahasa Melayu yakni kata motif yang berarti tujuan atau segala upaya untuk mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu. Secara ringkas, Pengertian Motivasi dapat diartikan sebagai tujuan atau pendorong. Dengan tujuan sebenarnya yang menjadi daya penggerak utama bagi seseorang dalam berupaya dalam mendapatkan atau mencapai apa yang diinginkannya baik itu secara positif ataupun negatif. Selain itu, Pengertian Motivasi merupakan suatu perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang muncul adanya gejala perasaan, kejiwaan dan emosi sehingga mendorong individu untuk melakukan atau bertindak sesuatu yang disebabkan karena kebutuhan, keinginan dan tujuan. Dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi dalam belajar merupakan segala daya penggerak di dalam diri siswa yang muncul terhadap kegiatan yang akan menjamin kelangsungan dalam belajar dan mengarahkan pada kegiatan belajar pula sehingga terwujudnya tujuan kegiatan belajar yang dikehendaki. Dorongan seseorang dalam belajar merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi segala harapan dan dorongan inilah yang menjadi pencapaian tujuan tersebut. B. Prestasi Belajar Pengertian prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan atau dikerjakan. Sedangkan pengertian belajar menurut Nasution (1986: 85) adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat syaraf, penambahan ilmu pengetahuan, belajar sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Purwanto (1990: 85) mengatakan bahwa belajar adalah tingkah laku seseorang yang terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman yang telah dilalui, jadi belajar akan membawa perubahan-perubahan pada individu baik fisik maupun psikis, perubahan tersebut akan nampak tidak hanya berkaitan dengan aspek pengetahuan saja, tetapi juga berkaitan dengan percakapan, keterampilan dan sikapnya. Menurut Slamet (1995: 5) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 5
Selanjutnya Winkel (1996: 242) mengemukakan bahwa belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant”. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari sesuatu materi pelajaran biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. C. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar (Slameto, 2008: 2) menyatakan bahwa secara singkat, terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor intern yang mempengaruhi prestasi belajar adalah kematangan fisik dan mental, kecerdasan, pengetahuan dan keterampilan, minat dan motivasi serta faktor karakteristik pribadi. Beberapa hal yang termasuk faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu keluarga, guru, sarana dan prasarana pendidikan. D. Motivasi Berprestasi Istilah Need for achievement atau motivasi berprestasi pertama kali dipopulerkan oleh Mc Clelland dengan sebutan n-ach sebgai singkatan dari need for achievement. Mc Clelland menganggap n-ach sebagai virus mental. Virus mental tersebut merupakan suatu fikiran yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sesuatu dengan baik, lebih cepat lebih efisien dibanding dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya. Kalau virus mental tersebut bertingkah laku secara giat (Weiner,1985: 35). Senada dengan pendapat di atas, Santrork (2003: 103) menjelaskan bahwa motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai suatu standar kesuksesan, dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan. Gagne dan Barliner (1975: 77) menambahkan bahwa motivasi berprestasi adalah cara seseorang untuk berusaha dengan baik untuk prestasinya. Karakter Motivasi Berprestasi menurut McClelland (1978: 77) adalah bahwa ada 6 karakteristik individu yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, yaitu : 6
1. Perasaan yang kuat untuk mencapai tujuan, yaitu keinginan untuk menyelesaikan tugas dengan hasil yang sebaik-baiknya. 2. Bertangungjawab, yaitu mampu bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dan menentukan masa depannya, sehingga apa yang dicitacitakan berhasil tercapai. 3. Evaluatif, yaitu menggunakan umpan balik untuk menentukan tindakan yang lebih efektif guna mencapai prestasi, kegagalan yang dialami tidak membuatnya putus asa, melainkan sebagai pelajaran untuk berhasil. 4. Mengambil resiko “sedang”, dalam arti tindakan-tindakannya sesuai dengan batas kemampuan yang dimilikinya. 5. Kreatif dan inovatif, yaitu mampu mencari peluang-peluang dan menggunakan kesempatan untuk dapat menunjukkan potensinya. 6. Menyukai tantangan, yaitu senang akan kegiatan-kegiatan yang bersifat prestatif dan kompetitif E. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3). Berdasarkan konseps di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. F. Model Pembelajaran Tematik Pembelajaran Tematik, sebagai model pembelajaran memiliki arti penting dalam membangun kompetensi peserta didik, antara lain : Pertama, pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk 7
dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung
siswa
akan
memahami
konsep-konsep
yang
mereka
pelajari
dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Kedua, pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan meanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu 1. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkandihilangkan 2. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakan sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir 3. Pembelajaran menjadi utuh sehungga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah; dan 4. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat. Selain itu Pembelajaran Tematik juga memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa alasan yang mendasarinya, antara lain: 1. Dunia anak adalah dunia nyata 2. Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/obyek lebih terorganisir 3. Pembelajaran akan lebih bermakna 4. Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri 5. Memperkuat kemampuan yang diperoleh 6. Efisiensi waktu
1. Karakteristik Pembelajaran Tematik Ada beberapa karakteristik model pembelajaran. Karakteristik dimaksud adalah: a. Berpusat pada siswa b. Memberikan pengalaman langsung c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran 8
e. Bersifat fleksibel f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
2. Teori Pembelajaran yang Melandasai Model Pembelajaran Tematik a. Teori Pembelajaran Jean Piaget Menurut Jean Piaget (dalam Nur, 1998:11), seorang maju melaui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu: tahap sensimotor, pra operasional, operasional kongkrit, dan operasi formal. Tahap-tahap perkembangan kognitif tersebut dijabarkan dalam table sebagai berikut: Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget Tahap
Perkiraan Usia
Sensimotor
Pra Operasinoal
Operasi Kongkret
Operasi Formal
Kemampuan-Kemampuan Utama Terbentuknya konsep kepermanenan obyek dan Lahir sampai 2 kemajuan gradual dari perilaku refleksif ke perilaku tahun yang mengarah kepada tujuan. Perkembangan kemampuan menggunakan simbol2 sampai 7 tahun simbol untuk menyatakan obyek-obyek dunia. Pemikiran masih egosentris dan sentrasi. Perbaikan dan kemampuan untuk berpikir logis. Kemampuan-kemampuan baru, termasuk penggunaan 7 sampai 11 tahun operasi –operasi yang dapat-balik. Pemikiran tidak lagi sentrasi, tapi desentrasi dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan. Pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin 11 tahun sampai dillakukan. Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui dewasa penggunaan eksperimentasi sistematis.
b. Teori Pembelajaran Konstruktivisme Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran kognitif yang baru dalam psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi yang kompleks, mengecek informasi baru dengan atura-aturan lama, dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak berlaku lagi. Bagi siswa agar dapat memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan sudah payah dengan ide-ide. c. Teori Vygotsky Teori
Vygotsky
perkembangan.
Teori
merupakan
salah
satu
Vygotsky menekankan
teori pada
penting hakikat
dalam
psikologi
sosiokultural
dari 9
pembelajaran. Menurut Vygotsky, bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya atau tugas-tugas itu masih berada dalam zone of proximal development (wilayah perkembangan proksimal). Contoh dalam pembelajaran yaitu ketika akan mengajarkan materi hukum pembiasan cahaya, siswa harus memiliki prasyarat pengetahuan yang berkaitan dengan cahaya, seperti siswa sudah memahami batasan lintasan cahaya pada medium homogen adalah lurus, siswa dapat memberikan contoh-contoh pembiasan dan pemantulan cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki pengetahuan seperti itu, maka dalam menyampaikan materi hukum pembiasan cahaya akan lebih mudah dipahami siswa, di samping pembelajaran akan menjadi lebih bermakna bagi siswa itu. d. Teori Bruner Jerome Bruner seorang ahli psikologi Harvard adalah salah seorang pelopor pengembangan kurikulum terutama dengan pembelajaran penemuan (inkuiri). Teori Bruner yang selanjutnya disebut dengan pembelajran penemuan (inkuiri) adalah satu model pengajaran yang menekankan pentingnya pemahaman tentang struktur materi (ide kunci) dari suatu ilmu yang dipelajari, perlunya belajar aktif sebagai dasar dari pemahaman sebenarnya, dan nilai dari berpikir secara induktif dalam belajar (pembelajaran yang sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi). Menurut Bruner pembelajaran akan lebih bagi siswa bila mereka memusatkan perhatian untuk memahami struktur materi yang dipelajari. Untuk memperoleh strukur informasi, siswa harus aktif di mana mereka harus mengidentifikasikan sendiri prinsip-prinsip kunci daripada hanya sekedar menerima penjelasan dari guru. Oleh karena itu guru harus memunculkan masalah yang mendorong siswa untuk melakukan kegiatan penemuan. 3. Sintaks Pembelajaran Tematik Dalam Setting Pembelajaran Langsung Dan Pembelajaran Kooperatif Tahap Fase-1 Pendahuluan
Fase-2 Presentasi Materi
Fase-3
Tingkah laku guru 1. Mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran sebelumnya 2. Memotivasi siswa 3. Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsepkonsep prasyarat yang sudah diakui oleh siswa 4. Menjelaskan tujuan pembelajaran (Kompetensi Dasar dan Indikator) 1. Presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa melalui demonstrasi dan bahan bacaan 2. Presentasi keterampilan proses yang dikembangkan 3. Presentasi alat dan bahan yang dibutuhkan melalui bagan 4. Memodelkan penggunaan peralatan melalui bagan 1. Menempatkan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar 10
Membimbing pelatihan
Fase-4 Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik
Fase-5 Mengembangkan dengan memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Fase-6 Menganalisis dan mengevaluasi
2. Mengingatkan cara siswa bekerja dan berdiskusi secara kelompok sesuai komposisi kelompok 3. Membagi buku siswa dan LKS 4. Mengingatkan cara menyusun laporan hasil kegiatan 5. Memberikan bimbingan seperlunya 6. Mengumpulkan hasil kerja kelompok setelah batas waktu yang ditentukan 1. Mempersiapkan kelompok belajar untuk diskusi kelas 2. Meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan kegiatan sesuai dengan LKS yang telah dikerjakan 3. Meminta anggota kelompok lain menanggapi hasil hasil presentasi 4. Membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi 1. Mengecek dan memberikan umpan balik terhadap tugas yang dilakukan 2. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja dipelajari 3. Memberikan tugas rumah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap kinerja mereka
E. Keterkaitan Media SMART dengan Peningkatan Proses Belajar dan Hasil Belajar Latar belakang pembuatan media Solusi Mudah, Aktif, Rekreatif, dan Tematik adalah kurang maksimalnya nila perkalian pada siswa kelas II SD dan salah satu solusi agar pembelajaran bisa menyenangkan. Media yang dibuat dengan sederhana ini, yaitu dengan balok kayu mampu mencukup 5 mata pelajatan tematik.
11
Selain itu juga merupakan pengembangan dari teori multiple intelligences, 1. Kecerdasan Linguistik Media pembelajaran SMART dapat mengembangkan komunikasi siswa melalui permaian berkelompok. Pemain satu dengan pemain yang lain. Aspek pengembangan komunikasi dalam permainan ini antara lain saling berusaha agar puzzle tepat pada letaknya, menyampaikan permainan tradisional yang ada di puzzle, presentasi tentang permainan tradisional yang ada di kelompoknya, mengikuti aturan permainan tradisional. 2. Kecerdasan Matematis dan Logis, yakni kemampuan untuk menggunakan angkaangka secara efektif dan berpikir secara nalar. Dalam permainan ini khususnya hbungan perkalian dan penjumlahan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap pola-pola logis dan hubungannya, pernyataan-pernyataan, proposisi: jika-maka, sebab-akibat, fungsifungsi dan abstrak-abstrak yang berkaitan. 3. Kecerdasan Ruang, yakni kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara akurat dan melakukan perubahan-perubahan terhadap percepsi tersebut. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, wujud, ruang dan hubunganhubungan yang ada antara unsur-unsur ini. Melaui media SMART siswa mengenal bangun datar dan bangun ruang, yaitu bentuk segitiga, bujur sangkar, persegi panjang, prisma dan balok. Selain itu siswa juga mengetahi macam-macam permaiann tradisonal yang bsa dilakukan di dalam dan luar ruangan. 4. Kecerdasan Fisik dan Gerak, yakni kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuhnya untuk mengekspresikan ide-ide dan perasaan-perasaan atau menggunakan tangan-tangan untuk menghasilkan dan mentransformasikan sesuatu. Kecerdasan ini mencakup keahlian-keahlian fisik khusus seperti koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan. Melalui media SMART anak akan mencoba melengkapi puzzle (melalui gerakan), mempraktikan permaian tradisional. 5. Kecerdasan Musik, yakni kemampuan untuk mempersepsikan, mendiskriminasikan, mengubah dan mengespresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini mencakupi kepekaan terhadap ritme, tingkatan nada atau melodi, warna suara dari suatu karya musik. Dalam permaina SMART siswa meyanyikan lagu dolanan ketika bermainan permainan tradisional. Misalnya permainan ular naga dengan lagu Ular Naga Panjangnya. 6. Kecerdasan Interpersonal, yakni kemampuan untuk mempersepsikan dan menangkap perbedaan-perbedaan mood, tujuan, motivasi dan perasaan-perasaan orang lain. Yang 12
termasuk adalah kepekaan terhadap ekspresi-ekspresi wajah, suara dan sosok postur (gestur) dan kemampuan untuk membedakan berbagai tanda interpersonal. Melalui media pembelajaran SMART anak-anak mencba menghormati, menghargai, dan berkompetisi dengan teman. 7. Kecerdasan Intrapersonal, yakni kesadaran diri dan kemampuan untuk beradaptasi sesuai dasar dari pengetahuan tersebut. Yang termasuk di dalam kecerdasan ini adalah kemampuan untuk menggambarkan diri secara baik dan kesadaran terhadap mood, tujuan, motivasi, temperamaen, keinginan dan kemampuan untuk disipilin pribadi, pemahaman diri dan self-esteem. Melalui media SMART siswa berusaha sabar, menahan diri, dan mempunyai motivasi ketika bermain. 8. Kecerdasan Alam, yakni kecerdasan yang dimiliki mereka yang mencintai alam-alam bebas, binatang dan petualangan alam di mana mereka belajar dari hal-hal yang berbeda secara kecil. Melalui media SMART siswa dapat bermain permainan tradisional di alam terbuka, menghargai ciptaan Tuhan, dan bisa memanfaatkan alam untuk bermain.
Proses Pembuatan Media SMART
Gambar 2.1 siapkan balok kayu, stker perkalian, stiker permainan tradisional, dan plastik mika
13
Gambar 2.2 tempel stiker pada balok kayu
Gambar 2.3 lengkapi stiker di bagian depan dan belakang
Gambar 2.4 media pembelajaran SMART edisi besar
14
BAB III METODE PENULISAN A. Rencana Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kelas (classroom research) yang merupakan bentuk khusus penelitian tindakan yang dilaksanakan di kelas (Hopkins, 1993:1, 32-33) atau bisa disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bentuk PTK ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif-Partisipatoris, yang artinya penelitian tindakan kelas bukan eksperimen, tetapi suatu upaya atau alat untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru secara reflektif dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan produk pembelajaran yang terjadi pada siswa. Pemilihan bentuk PTK tersebut di atas didasari oleh asumsi bahwa guru SD cukup memiliki modal pengalaman empirik dan cukup obyektif dalam mengidentifikasi permasalah pengajaran, sedangkan peneliti sendiri dapat memberikan gagasan berdasarkan teori pembelajaran. Guru SD selanjutnya berkolaborasi dengan peneliti untuk mengembangkan pembelajaran tematik siswa kelas II tema dua. Kajian pada penelitian ini difokuskan terhadap kinerja peneliti (sebagai guru) dalam melaksanakan tahapan pada media pembelajraan SMART, kegiatan siswa selama pembelajaran dan pelacakan terhadap kemampuan siswa dalam belajar tema 2. . 2. Subjek Penelitian Karena pelaksanaan penelitian ini pada tindakan reflektif terhadap kinerja guru dan siswa dalam upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan kefektifan pembelajaran, maka penentuan teknik pengambilan sampel penelitian yang digunakan adalah purposive sampling (sampling sebagai tujuan). Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IIA SD Islam As-Salam Malang Kecamatan Sukun, dengan jumlah siswa sebanyak 24 siswa dengan kharakter siswa yang beragam. B. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data Instrument dalam penelitian ini adalah peneliti ini adalah. 1. Kisi-kisi Tes 2. Soal Tes Tulis 3. Lembar Observasi 4. Lembar Wawancara 5. Catatan Lapangan
15
C. Prosedur Penelitian Hasil pengamatan terhadap fenomena yang terjadi digunakan sebagai titik tolak terhadap pembahasan suatu masalah, dan mencari masalah mana yang paling urgen sehingga layak untuk diangkat. Pengamatan ditujukan pada fenomena bahwa dalam proses belajar mengajar tematik, kebanyakan pengajar tematik mengajarkan prosedur tanpa menjelaskan mengapa prosedur tersebut digunakan, kurangnya media pembelajaran dan kecenderungnya guru mengutamakan aspek kognitif domain hafalan. Sesuai dengan jenisnya, prosedur langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini akan mengikuti prinsip penelitian tindakan kelas yang secara umum dilakukan. Langkah-langkah yang dimaksud adalah refleksi awal, perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi dan perancangan ulang. Kegiatan lebih lengkap dapat dilihat pada bagan 3.1. Bagan 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (diadaptasi dari Eliiot (1991)
Refleksi Awal
Siklus 1 Perencanaan Pembenahan miskonsepsi siswa dalam pembelajaran materi struktur daun dan bunga beserta fungsinya
Belum berhasil
Pelaksanaan
Refleksi - Melaksanakan tindakan pada pertemuan 1 - Pengamatan tindakan 1. Pra pembelajaran 2. Saat pembelajaran 3. Pasca pembelajaran
- RPP, LKS - Materi - Media dan sumber - Instrumen
Hasil temuan dan rekomendasi
Analisis data proses dan hasil tindakan dari proses belajar dan hasil belajar
Siklus 2 Perencanaan Pembenahan miskonsepsi siswa dalam pembelajaran materi struktur daun dan bunga beserta fungsinya
Pelaksanaan - RPP, LKS - Materi - Media dan sumber - Instrument
Hasil temuan dan rekomendasi
Berhasil Simpulan
Refleksi - Melaksanakan tindakan pertemuan 1 dan 2 - Pengamatan tindakan 1. Pra pembelajaran 2. Saat pembelajaran 3. Pasca pembelajaran
Analisis data proses dan hasil tindakan dari proses belajar dan hasil belajar
16
1.Pelaksanaan Tindakan
Menerapkan rencana pembelajaran yang telah dirancang ke dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya. 1. Observasi/Evaluasi Tindakan a. Mengobservasi/mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran b. Mencatat hasil observasi/evaluasi yang mencakup kendala-kendala yang dihadapi guru dan tanggapan siswa dalam proses pembalajaran. 2. Refleksi Tindakan a. Merinci dan menganalisa keefektifan pembelajaran berdasarkan kendala yang dihadapi guru, saran guru, tanggapan siswa dan hasil catatan lapangan. b. Mengidentifikasi permasalahan yang sudah dan belum terpecahkan atau yang muncul dalam proses pembelajaran. c. Menentukan tindak lanjut, dengan merencanakan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil refleksi yang dilakuka secara kolaboratif antara peneliti dan guru. Hasil tes akhir kemudian dibandingkan dengan hasil tes awal, apakah hasilnya menunjukkan peningkatan atau penurunan. Selain itu evaluasi juga dilakukan melalui wawancara dengan siswa dan guru dengan tujuan: 1. Mengidentifikasi pengembangan proses belajar yang dialami siswa dalam arti hal-hal apa yang sudah benar dan hal-hal apa yang mesih perlu mendapat bimbingan. 2. Mengetahui tanggapan siswa, tentang kelebihan dan kekurangan serta kendala-kendala yang ditemukan dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran SMART. 3. Mengetahui tanggapan guru, tentang kelebihan dan kekurangan serta kendala-kendala yang ditemukan dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran SMART. D. Teknik Pengolahan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan maksud agar bisa mendapatkan data yang benar-benar valid. Teknik pengolahan data pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut. 1. Penerapan Media Pembelajaran SMART Penerapan pendekatan inkuiri pada penelitian ini peneliti menggunakan APKG I dan APKG II, teknik pengilahan data dari hasil APKG I dan APKG II sebagai berikut: a. Pedoman pengamatan kemampuan guru dalam merancang RPP 17
Pengolahan data untuk lembar pengamatan kemampuan guru dalam merancang RPP pada penelitian ini dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: N
= nilai yang diperoleh guru
Skor perolehan
= skor yang diperoleh dari sejumlah indikator yang muncul/nampak dalam observasi.
Skor maksimum
= jumlah skor keseluruhan dari indikator yang ditetapkan.
Dalam rumus di atas diuraikan bahwa nilai skor yang diperoleh dari tiap-tiap descriptor yang muncul kemudian dijumlahkan secara menyeluruh skor yang didapat, sedangkan skor maksimal adalah skor jumlah keseluruhan kemampuan penilaian semua descriptor dikalikan empat, yaitu nilai tertinggi tiap decriptor sehingga ditemukan bahwa skor maksimal untuk penilaian APKG adalah 64. Tabel 3.1 Skala penilaian pada masing-masing descriptor APKG I
Penjelasan Pelaksanaan dalam Pembelajaran Satu skor deskriptor nampak Dua skor deskriptor nampak Tiga skor deskriptor nampak Empat skor deskriptor nampak
Skala Nilai 1 2 3 4
b. Pedoman pengamatan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran Penelitian pada lembar pengamatan untuk kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: N Skor perolehan
= nilai yang diperoleh guru = skor yang diperoleh dari sejumlah indikator yang muncul/nampak dalam observasi Skor maksimum = jumlah skor keseluruhan dai indikator yang ditetapkan. Dari rumus di atas dapat diuraikan bahwa skor nilai adalah skor yang diperoleh dari tiap-tiap deskriptor yang muncul kemudian dijumlahkan secara menyeluruh skor yang didapat, dari jumlah skor yang didapat dibagi 44 dan dikali 100%. Untuk mencari jumlah skor yang dicapai, skala bisa dilihat pada tabel 3.2 berikut Tabel 3.2 skala penilaian pelaksanaan dalam pembelajaran 18
Penjelasan Pelaksanaan dalam Pembelajaran Jika tidak ada deskriptor tampak/teramati Jika satu deskriptor tampak/teramati Jika dua deskriptor tampak/teramati Jika tiga deskriptor tampak/teramati Jika empat deskriptor tampak/teramati
Skala Nilai 0 1 2 3 4
E. Analisis Data Analisis data dilakukan secara kualitatif deskriptif pada tahap refleksi, sehingga dari hasil analisis ini dapat diperoleh alternatif solusi untuk menentukan rencana tindakan yang akan diterapkan pada siklus penelitian tindakan selanjutnya. Pelaksanaan analisis data dilakukan melalui kolaborasi antara peneliti bersama guru. Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber selama peneliti melaksanakan penelitian, misalnya dari observasi, wawancara, dan tes. Data-data tersebut dibaca, dipelajari, dan ditelaah. Langkah berikutnya mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan cara membuat rangkuman inti, proses, dan pernyataanpernyataan, kemudian dilanjutkan dengan tahap penafsiran dan permaknaan. Tujuan analisis dalam PTK adalah untuk memperoleh kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan atau perubahan sebagaimana yang diharapkan, bukan untuk membuat generalisasi atau pengujian teori. 1. Media Pembelajaran SMART Analisis data hasil observasi kemampuan guru dalam membuat RPP dan kemampuan guru dalam pelaksaan pembelajaran sebagai berikut: a. Analisis data observasi kemampuan guru dalam merancang RPP Menentukan kualifikasi keberhasilan menurut Wiyono (2003: 115) yaitu dari kriteria 1). Apabila mendapat skor nilai ≥70 dianggap berhasil, 2). Apabila mendapat skor nilai <70 dianggap tidak berhasil. Adapun kategori pemerolehan skor nilai yang dicapai dapat dilihat pada table 3.3 berikut. Table 3.3 Interpretasi Data (Nilai) Skala Penilaian 81-100 61-80 41-60 21-40 1-20
Kualifikasi A B C D E
Kategori Sangat baik Baik Cukup baik Kurang Sangat kurang
b. Analisis data observasi kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. 19
Menentukan kualifikasi keberhasilan menurut Wiyono (2003:115) yaitu dari kriteria: 1) apabila skor nilai yang diperoleh sekurang-kurangnya 70% mendapat skor nilai >70 dianggap berhasil, 2) apabila skor nilai yang diperoleh paling tinggi 70% atau mendapat <70 dianggap tidak berhasil. Table 3.4 Interpretasi Data (Nilai) Skala Penilaian 81-100 61-80 41-60 21-40 1-20
Kualifikasi A B C D E
Kategori Sangat baik Baik Cukup baik Kurang Sangat kurang
2. Analisis Data Analisa data menggunakan Pedoman sebagai berikut : 1. Pedoman analisa data pembenahan misknsepsi pada siswa No. 1. 2. 3. 4.
Indikator Penelitian Pengamatan Ketrampilan Ketelitian Menyimpulkan Jumlah
Bobot Skor 25 25 25 25 100
Skor maksimal 3 3 3 3 12
Keterangan : Skor masing-masing aspek dari indikator : 0-3 ( A:3 B:2 C:1 K:0 ) Nilai hasil belajar yang dicapai siswa dihitung dengan rumus : Jumlah skor yangh dicapai siswa masing-masing aspek Jumlah skor X bobot maksimal
X 100%
F. Pengecekan keabsahan data Pengecekan keabsahan data menurut Selvernar ( 1995 :156 ) ada dua cara : a. Membandingkan jenis data yang berada yang berbeda, baik secara kualitatif maupun kuanlitatif b. Mencocokan kembali data yang diperoleh kepada subyek peneliti , cara ini disebut validasi responden. Kedua cara ini dipakai oleh peneliti untuk memperkuat penulisan silang pada teman atau guru kelas yang bertindak sebagai kalaborator, untuk mengklasifikasi kembali kepada subyek , meninjau ulang, catatan lapangan, sehingga data tersebut tidak meragukan lagi untuk di analisis. 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas berupa paparan data, paparan data adalah proses penjelasan secara berurutan, data dalam penelitian tindakan ini diawali dari hasil observasi terhadap pembelajaran (pra tindakan), kemudian dilakukan analisis reflektif untuk menentukan rencana tindakan guna memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Adapun data tentang hasil observasi awal dan analisis reflektifnya, serta hasil dan analisis reflektif tiap tindakan selanjutnya dipaparkan sebagai berikut. 1. Observasi Awal (Pra-Tindakan) Kegiatan guru selama pembelajaran berdasarkan hasil catatan lapangan dan hasil observasi adalah guru mendominasi pembelajaran dengan kegiatan menjelaskan dan menuliskan hal-hal yang dipelajari oleh siswa di papan tulis serta tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk menanggapi hal-hal yang dipelajarinya. Dari hasil wawancara dengan guru, ada beberapa alasan sehingga guru memilih menerapkan pendekatan pemebalajaran seperti yang telah berlangsung. Alasan itu adalah terlalu banyaknya jumlah siswa yang ada pada kelas itu (24 siswa), dengan metode menjelaskan dan pengamatan siswa tidak mudah lupa dan bingung, bagi guru tidak banyak menyita waktu. a. Pengembangan Kegiatan Pembelajaran (1) Paparan Kegiatan Siswa dan Guru Gambaran kegiatan yang diperoleh dari hasil observasi selama pembelajaran, sebagai berikut. 1.
Siswa cenderung kurang memperhatikan penjelasan dari guru, hanya ada beberapa siswa yang memperhatikan penjelasan guru, sebagian berbicara sendiri, dan sisanya melakukan aktivitas lain.
2.
Kemudian guru membuat perjanjian kepada siswa, bagi kelompok siswa yang tidak ramai akan mendapat tambahan poin, bagi yang ramai akan dikurangi poinnya.
3.
Dalam pembelajaran, siswa hanya mendengar dan mencatat keterangan dari guru. Mereka kurang aktif bertanya dan mengemukakan pendapat. Dari hasil catatan lapangan, dapat dipaparkan beberapa faktor yang menyebabkan
besarnya angka kegiatan siswa di luar kegiatan pembelajaran, antara lain:
21
1. Beragamnya kharakter anak dalam satu kelas, khususnya kelas IIA. Dalam satu kelas terdapat 24 siswa. 2. Adanya anggapan yang mengatakan bahwa dengan memusatkan pelajaran guru, siswa mudah diatur, kelas mudah dikelola. Jadi Guru mendominasi pembelajaran dengan kegiatan menjelaskan, sedangkan siswa mencatat dan tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan hasil kegiatannya, Hal ini menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga membuka peluang bagi siswa untuk melakukan kegiatan di luar pembelajaran.
B. Siklus 1 Pendahuluan Pertemuan pertama diawali dengan guru memberikan salam kepada para siswa, mengabsen siswa, serta menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan kali ini. Sebelum kegiatan inti, guru melakukan apersepsi atau menggali pengetahuan dan pengalaman siswa terkait daun dan bunga dengan bertanya seputar permainan tradisional, perkalian, dan bangun datar. Selanjutnya guru mengajak siswa melakukan tanya jawab tentang hubungan konsep penjumlahan dan perkalian dan menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran serta manfaat yang akan diperoleh oleh siswa. Kemudian guru menjelaskan kegiatan dan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
pembelajaran, “Anak-anak, hari ini kita akan belajar tentang penjumlahan dan
perkalian, permainan tradisional, tata tertib ketika bermain dengan teman, dan bangun datar. Setelah pembelajaran, kita akan bermain salah satu permainan tradisional. Untuk lebih memeriahkan suasana belajar serta meningkatkan gairah ketertarikan siswa akan topik yang akan dibahas pada kegiatan inti, guru membawa media pembelajaran SMART. Siswa diajak tanya jawab tentang perkalian dan permainan tradisional, hal ini dilakukan untuk menggali pengetahuan siswa.
22
Gambar 4.1 Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan cara tanya jawab
4.2 Siswa mencoba menyelesaikan soal perkalian melalui konsep penjumlahan Interaksi guru dan siswa tampak berkembang selama aktifitas pembelajaran berlangsung. Hal ini terlihat pada saat guru memberi kesempatan bertanya pada siswa dan jika muncul pertanyaan dari siswa, guru melempar pertanyaan itu kepada siswa lain, baru guru memberikan penjelasan. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti guru mengawali dengan menjelaskan materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan hari ini. Selanjutnya siswa dibagi beberapa kelompok dan mengerjakan puzzle SMART dengan ketentuan waktu 20 menit. Siswa menyusun puzzle SMART dengan semangat. Guru mengawasi prilaku belajar siswa dan melakukan penilaian proses.
23
Gambar 4.3 Siswa secara berkelompok mengerjakan puzzle SMART
4.4 ekspresi senang karena berhasil menyusun puzle SMART
Setelah hasil kerja kelompok selesai, Perwakilan setiap kelompok untuk membacakan hasil penelitian secara bergantian. Dan setiap kelompok menanggapi hasil kerja kelompok lain. Dari hasil kerja kelompok ini diketahui bahwa siswa dapat memahami materi tema 2.
4.5 Perwakilan kelompok membacakan hasil pengamatan. Setelah persentasi perkelompok, siswa mengamati permainan tradisional yang ada di media pembelajaran SMART.
24
4.6 siswa beramain ular naga panjangnya Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir, siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. Siswa diberi kempatan untuk bertanya, kemudian mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman setelah pembelajaran diberikan.
Gambar 4.7 Guru mengawasi siswa Kelas yang mengerjakan evaluasi pembelajaran
25
Kemudian guru memberi kesempatan pada siswa untuk berkomentar (tentang kritik saran, atau pujian) terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.. Selain itu guru juga memberi motivasi internal kepada siswa (menyampaikan manfaat materi dalam terapan sehari-hari), dapat pula motivasi eksternal sebagai pendamping (pujian karena sudah menjawab pertanyaan dengan baik). Salah satu cara yang dilakukan guru dalam memberikan motivasi adalah dengan memberikan stiker bagi yang mau bertanya bila kurang jelas, menjawab pertanyaan guru dengan tepat, dan yang memperhatikan saat guru memberikan penjelasan.
5. Observasi/evaluasi Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pemecahan masalah selama proses pembelajaran inovatif dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Kegiatan yang diamati yaitu observasi terhadap tindakan guru dalam melaksanakan pemecahan masalah dengan pembelajaran inovatif, observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran yang meliputi keberanian, keaktifan dan kerjasama siswa. a. Observasi siklus I Observasi pada siklus I pertemuan kedua ini dilaksanakan selama proses pembelajaran meliputi keaktifan, kerjasama, dan keberanian siswa dengan menggunakan skala penilaian (baik: A, Cukup:B, Kurang: C). Hasil observasi sebagai berikut.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Proses Pembelajaran Siklus I
NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
NAMA SISWA 2 AR ANL AS AA BS FA FAK H IAI KR MRFAFP MH MENR NM RM RZ RG SS TJ
KEAKTIFAN A B C 3 4 5 V V V V V V V V V V V V V V V V V V
PENILAIAN PROSES ASPEK YANG DINILAI KERJASAMA KEBERANIAN A B C A B C 6 7 8 9 10 11 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
26
20 21 22 23 24
WY YZA ZM ZNR ZSA Jumlah
V V V V V 17
V V V V 6
V 16
7
V V V V V 17
6
Dari tabel di atas maka dapat dideskripsikan bahwa keaktifan siswa yang mendapat nilai A sebanyak 17 siswa, nilai B 6 siswa, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai C, serta satu siswa tidak masuk sekolah pada hari itu. Keaktifan yang dinilai selama proses pembelajaran meliputi aktif menjawab pertanyaan guru, aktif dalam berdiskusi, mempresentasikan, mengikuti permainan. Hasil dari keaktifan akan dianalisis dengan menggunakan presentase skor pada tiap-tiap indikator dijumlahkan yang disebut total skor perolehan dan dihitung rata-rata pada pembahasan. Kemudian kerjasama siswa yang mendapat nilai A ada 16 siswa, B 7 siswa, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai C, serta satu siswa tidak masuk sekolah pada hari itu. Kerjasama yang dinilai selama pembelajaran meliputi kerjasama dalam mengerjakan puzzle, kerjasama dalam permainan. Terkait beberanian, siswa yang mendapat nilai A sebanyak 17 siswa, nilai B 6 siswa, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai C, serta satu siswa tidak masuk sekolah pada hari itu. Keberanian yang dinilai meliputi berani mengungkapkan gagasan dan pendapat, berai mempresentasikan, berani menjawab pertanyaan, berani mengikuti permainan.
b. Evaluasi siklus I Evaluasi pada siklus II dilaksanakan melalui tes yang merupakan hasil belajar siswa dengan SKM≥60. Adapun hasil belajar siswa sebagai berikut.
NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
NAMA SISWA 2 AR ANL AS AA BS FA FAK H IAI KR MRFAFP
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Pretest dan Postest NILAI NILAI KETUNTASAN POSTEST PRETEST 3 30 84 38 30 95 92 30 30 30 71 72
4 BELUM TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS
5 77 88 78 30 88 96 40 39 76 77 -
KETUNTASAN 6 TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS 27
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
MH MENR NM RM RZ RG SS TJ WY YZA ZM ZNR ZSA Rata-rata
55 30 91 92 30 30 97 53 30 77 75 72 58
BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS
57 66 96 68 77 40 98 98 86 96 94 55 90 74
BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS
Dari tabel di atas maka dapat dideskripsikan bahwa pada pretest siswa mengerjakan soal berupa soal esai sebanyak 4 soal. Hasil rata-rata dari mengerjakan postest yaitu 54. Dari hasil tersebut ada siswa yang tuntas dalam belajar sebanyak 11 siswa sedangkan siswa yang tidak tuntas dalam belajar sebanyak 13 siswa. Dan ada satu siswa yang tidak masuk sekolah pada hari itu. Pada postest setelah menggunakan Media SMART, siswa mengerjakan soal yang sama. Hasil rata-rata dari mengerjakan postest yaitu 74. Dari hasil tersebut ada siswa yang tuntas dalam belajar sebanyak 17 siswa sedangkan siswa yang tidak tuntas dalam belajar sebanyak 6 siswa. Dan ada satu siswa yang tidak masuk sekolah pada hari itu.
5. Refleksi Refleksi digunakan untuk mengetahui keberhasilan praktikan dalam melaksanakan siklus bisa lebih baik. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil siklus I diketahui bahwa pelaksanaan pemecahan masalah dengan pembelajaran inovatif yaitu dengan pendekatan inkuiri untuk membenahi pembelajaran. Adapun kekurangan yang harus diperbaiki sebagai berikut. a. Siswa yang aktif hanya tertentu saja/masih ada siswa yang pasif dalam menanggapi pertanyaan. b. Guru kesulitan mengatur waktu. c. Dalam pelaksanaan diskusi kelompok masih didominasi siswa tertentu saja.
28
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan Media Pembelajaran SMART untuk pembelajaran tematik tema 2 kelas II SD yang meliputi perkalian, permainan tradisional, tata tertib atau atau aturan bermain bersama teman, dan bermain permainan tradisional bersama teman mengalami peningkatan dalam hal motivasi dan hasil belajar. Penelitian Media Pembelajaran SMART yang dilakukan peneliti dengan cara menerapkan langkah-langkah yang telah ditetapkan. Pada tahap merumuskan masalah guru menciptakan masalah, melihat pentingnya masalah, dan merumuskan masalah. Pada tahap mengembangkan hipotesis, siswa menguji dan menggolongkan data yang diperoleh, melihat dan merumuskan hubungan yang ada, dan merumuskan hipotesis. Pada tahap menguji jawaban tentatif, siswa dituntut untuk merakit peristiwa yang terdiri dari mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, dan mengevaluasi data, kemudian menyusun data, dan analisis data yang terdiri dari melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan. B. SARAN Dalam rangka menindaklanjuti penerapan media SMART melalui penelitian tindakan kelas, berikut ini dikemukakan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi-bagi pihak-pihak yang terkait. 1. Bagi guru SD a. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tematik di SD dan untuk meingkatkan keprofesionalan, diharapkan guru mau dan berani mencoba membuat atau menggunakan media pembelajaran b. Dalam upaya meningkatkan pembelajaran di kelas, sebaiknya guru senantiasa merefleksikan diri terhadap kegiatan pembelajaran yang dikembangkan. 2. Bagi Sekolah a. Untuk mendukung kegiatan belajar mengajar hendaknya sekolah memberi motivasi fasilitas guru dalam mengembangkan diri b. Demi kelancaran proses belajar mengajar sekolah memberikan kemudahan dalam memperbanyak media pembelajaran agar
tercipta iklim yang kondusif demi kebaikan
bersama.
29
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2006. Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA, SMK, dan SLB). Jakarta: Depdiknas. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya. Uno, Hamzah B., Abdul Karim Rauf, dan Najamuddin Petta Solong. 2008. Pengantar Teori Belajar dan Pembelajaran. (Cet. II). Gorontalo: Nurul Jannah. Usman, Moh Uzer dan Lilis Setiawati. 2001. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera. http://dirman-djahura.blogspot.com/ http://sisilainpendidikanindonesia.blogspot.com
30
PENDIDIK YANG SUKA MENULIS Berpengalaman mendidik dan mengelola kurikulum pendidikan. Penulis yang memiliki beberapa buku dan pernah dimuat media nasional. Perempuan yang memiliki ketrampilan manajer, kesenangan di bidang pendidikan, psikologi, bisnis, kesehatan, dan motivasi DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1.
Nama Lengkap
:
Fauziah Rachmawati, S.Pd
2.
Tempat dan Tanggal Lahir
:
Malang, 22 September 1985
3.
Jenis Kelamin
:
Perempuan
4.
Hobi
:
Membaca, menulis, nonton film, travelling, dan nge-blog
5.
E-mail
:
[email protected]
6.
Blog
:
www.zie-eduactivity.blogspot.com
7.
Motto
:
Pertama, beda, terbaik
8.
HP/Telepon
:
085649505617/03419271753
Sarjana pendidikan yang mempunyai pengalaman organisasi, memiliki kemampuan team management tinggi, memiliki kemauan belajar tinggi, mudah beradaptasi dengan lingkungann baru, dan memiliki kemampuan bersosialisai yang tinggi. 9.
Riwayat Pendidikan Tingkat
10.
Tempat
Tahun
IPk
SD
SDN Sumberpucung 06
1992-1998
SMP
SMPN II Sumberpucung
1998-2001
SMA
SMAN I Kepanjen
2001-2004
D-II
Universitas Negeri Malang
2004-2007
3.72
S-I
Universitas Negeri Malang
2007-2010
3.54
Riwayat Pekerjaan No. 1. 2. 3. 4.
11.
:
Pekerjaan Guru Privat Semua Mata Pelajaran SD Guru SDN Sumberpucung VII Guru SD Islam As-Salam Guru menulis di Klub Penulis Cilik Kota Malang Pengalaman Organisasi No. Nama Organisasi
Tahun 2004-sekarang 2007-2009 2010-sekarang 2013-sekarang
Jabatan
Tahun
1.
SKI Jurusan KSDP Universitas Negeri Malang Wakil Ketua (Salam)
2004-2005
2.
Forum Lingkar Pena (FLP) Universitas Negeri Ketua
2007-2008
31
Malang 3.
Aliansi Masyarakat Miskin Malang
Sekretaris
2008-2009
4.
Forum Penulis Kota Malang
Anggota
2008-2010
5.
Forum Lingkar Pena (FLP) Malang
Divisi Kaderisasi
2009-2010
6.
Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Malang
Ketua
2010-2013
7.
Ikatan Alumni Pendidikan Guru Sekolah Dasar Ketua Universitas Negeri Malang (IKA PGSD UM)
2010 - 2011
Pendidik yang mempunyai hobi menulis dan melakukan penelitian. Memiliki kesenangan di bidang pendidikan, psikologi, bisnis,kesehatan, dan motivasi 12.
Pengalaman dalam Bidang Penelitian :
No
Judul Penelitian
Tahun
1
Hubungan Pengetahuan Teoritis Dan Intervensi Pendidikan Seks Bagi Penyandang Autis
2008
Juara I Lomba KKTM tk Fakultas untuk MABA
2
Hubungan Pengetahuan Teoritis dan Intervensi Pendidikan Seks bagi Penyandang Autis
2008
Juara III Lomba KKTM tk Universitas untuk MABA
3
Strategi Pembelajaran Pendidikan Seks Anak Autis Di Sekolah Autis
2008
Juara I Lomba KKTM Tk Universitas
4
Strategi Pembelajaran Pendidikan Seks Remaja Autis Di Tingkat Sekolah Dasar
2008
Juara II Lomba KKTM Tk Wil C (Jatim, Madura, NTT, NTB)
5
Strategi Pembelajaran Pendidikan Seks Remaja Autis Di Tingkat Sekolah Dasar
2008
Finalis dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS)
6
Pengembangan Soft Skills Emosional, Spiritual, Intelektual pada Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD)
2008
10 Besar PKMI didanai DIKTI 2008
7
Menguak Rahasia Keistimewaan Jahe sebagai Minuman Penghuni Surga
2009
Juara I Lomba Musabaqah Karya Tulis al-Qur’an (MKTQ) seUniversitas Negeri Malang Raya 2009
8
Desain Lembaga Manajemen Hak Kekayaan Intelektual (HKI) “Cakap Kreatif Berwawasan Global” (Cakrawala) untuk Pengabadian dan Apresiasi Jejak Karya Mahasiswa Intervensi Pendidikan Seks untuk Anak Autis Berbasis Kharakter BIA (Basic Intermediate dan Advance)
2009
10 Besar Lomba Lustrum UNESA
2011
Juara II Pemuda Pelopor bidang Pendidikan Kota Malang
2012
Juara III Short Memoir Writing Contest yang diadakan oleh Yayasan Putera Sampoerna (www.siswabangsa.org)
9.
10
Anak: Guru Sepanjang Masa Bagiku
Keterangan
32
11
13.
Bintang & Rembulan: Sebagai Upaya Meningkatkan Kreatifitas Anak
14.
Juara I kriteria Pilihan Juri Lomba Menulis Guru Mizan
Pengalaman dalam Bidang Menulis Fiksi
No. Judul 1. Selubung Dosa Menelingkup Nurani 2. Menganyam Duka 3.
2013
Kabut Bercahaya dari Inkubator
Tahun Keterangan 2006 Juara I Lomba Tingkat Regional Universitas Negeri Malang dalam rangka Bulan bahasa 2007 10 Terbaik Kategori Mahasiswa/Umum Lomba Pentas Cerpen Islami Universitas Brawijaya (2007) 2007 13 Cerpen Terpilih tingkat Universitas Negeri Malang
Pengalaman dalam Bidang Menulis di Media
No
Judul Tulisan
Tahun
Media
1
Cerpen Anak: Pesawat Dino
2008
Malang Pos
2
Cerpen Anak: Kupu-Kupu Tanpa Suara
2008
Malang Pos
3
Cerpen: Dalam Pasungan Setan
September 2008
Komunikasi
4
Forum Guru: Maksimalkan Kerja Otak Murid Anda
Oktober 2008
Komunikasi
5
Cerpen: Virtual Love
6
Essay: Malu yang Tak Memalukan
7
Essay: IQ vs EQ: Manakah yang Lebih Berpengaruh bagi Kecerdasan?
Mei 2009
Koran Pendidikan
8
Cerpen: Kemelut yang Tak Berujung
Juli 2009
Malang Pos
9
Forum Guru: Pemanfaatan Permainan Tradisional dalam Pembelajaran
Desember 2009
Komunikasi
November 2008
Sais
Februari 2009
Sais
10.
Pentingnya Emosional, Spiritual, dan Intelektual (ESI) bagi Pendidikan di Indonesia
Maret 2010
Komunikasi
11.
Desain Lembaga Manajemen HKI Untuk Pengabadian Dan Apresiasi Jejak Karya Mahasiswa Universitas Negeri Malang
Maret 2010
Komunikasi
12.
Laung Mudigah
16 Mei 2010
Surabaya Post
13.
Jangan Takut Memberi
14.
Obat Herbal Gantikan Obat Kimia
10 Agustus 2010
Jawa Pos
15.
Tes Sidik Jari Pengganti Tes IQ
8 Desember 2010
Republika
16.
’Pasaran’ dan Pengembangan Multiple Intelengence
16 Februari 2011
Koran Pendidikan
17.
Alkah
Juni 2010
Mei 2011
Intisari Mind Body & Soul
Malang Pos
33
18.
Penggunaan Metaphor untuk Memulai Pelajaran Pentingnya Tes Mata Sejak Dini
19.
15.
22 September 2011 2013
Koran Pendidikan Jawa Pos
Buku yang telah Terbit No. 1.
2.
Judul Buku Aku Ingin Melukis Wajahmu Merangkai Mimpi
3.
Lentera
4.
Indonesia Menulis Masa Kecil yang Tak Terlupakan Surat Cinta untuk SBY Menebus Dosa di Negeri Celaka. Ada Kisah di Setiap Jejak
5.
6. 7.
8.
9.
10.
11.
12.
Pendidikan Seks untuk Anak Autis Perempuan Merah Lelaki Haru Mesir, Pesona dan Tragedi (Antologi) Ilusi Malahayu
Jenis
Penerbit
Antologi Cerpen Forum Aulia Press Lingkar Pena (FLP) UM
Tahun Terbit 2008
Antologi Kisah Forum FLP Lingkar Pena (FLP) Jawa Timur Timur Antologi Cerpen Forum Indie Penulis Kota Malang (FPKM) Nonfiksi
Jawa 2010
Proyek Nulis Buku Bareng- PNBB Bareng
2011
Proyek Nulis Buku Bareng- PNBB Bareng Cerpen Pilihan majalah UM Press Komunikasi Universitas Negeri Malang, Proyek FLP Malang Ide Kreativa
2012
Non fiksi
ISBN
2010
2011
2012
9789793984742
2012
978-602-181261-7
Elexmedia Komputindo
2012
9786020030074
Fiksi
Ide Kreativa
2012
978-602-181263-1
Non Fiksi (Antologi)
Halaman Muoeka Publishing FLP Publishing
2014
978–602-269063-4
2015
978602161461
Fiksi
16. Pengalaman menjadi pemateri dan juri No. Waktu 1. Ramadhan 2007 2. Ramadhan 2008 3. Ramadhan 2008 4. 2008
Tempat SMPN 2 Sumberpucung
Materi ESQ, Who Am I, dll
SMPN 2 Sumberpucung
ESQ, Who Am I, dll
Universitas Brawijaya
Juri Lomba cerpen
Indosat, SMAN III Malang, dan FLP
Juri Lomba Resensi
34
5.
Ramadhan 2009 2009
Universitas Brawijaya
FLP, Eramedia SMA Taruna Probolinggo
9.
11 April 2010 20-21 April 2010 25 April 2010
10.
19 Juni 2010
MA Ma’arif Singosari
11.
25 September 2010 25 Oktober 2010 18 Desember 2010
KAMMI UM
14.
21 Desember 2010
15.
13 Februari 2011
Akademi Farmasi Yayasan Putra Indonesia Malang Jl. Barito 5 Malang Lembaga Qur’anic Centre
16.
13 Februari 2011 10 April 2011
Universitas Negeri Balitar (UNISBA) SMK Putra Indonesia Malang
April 2011 12, 19, dan 21 Mei 2011 Juli 2011
SMAN 3 Malang SMAN 4 Malang
6. 7. 8.
12. 13.
17.
18. 19. 20.
21. 22.
24.
2013 November 2013 November 2013 Desember 2013
24.
April 2014
23.
KAMMI UM
KAMMI UM
FLP Pamekasan HMJ Bisnis Hukum dan Syariah UIN Malang
Juri Lomba Cerpen SERASI (Semarak Ramadhan Islami) Pemateri Trik Jitu Nulis Essay dan sharing kepenulisan Teknik Penulisan Cerpen Be Excelent Student Pelatihan Penulisan Cerpen dan Sharing Kepenulisan Pelatihan Penulisan NORI (Novel remaja Islami) Juri Lomba Cerpen Islami Juri Lomba Cerpen dan Puisi FLP Pamekasan Pemateri “Jenis Tulisan di Media Massa dan Teknik Pembuatannya” Pemateri Menulis Artikel itu Mudah
Juri Essay Competition SMP & SMA se-Malang Raya (Strawberry Cream Fair) Pemateri Tips-Trik Memenangkan Lomba dan Tembus Media Juri dan pemateri cerpen se-Malang Raya dalam acara PIM’s Creative Writing Moderator Asma Nadia Pemateri Penulisan Karya Tulis Ilmiah Remaja Juri Lomba Cerpen
Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Jember Data 2012 dan awal 2013 belum terekam Klub Penulis Cilik Pemateri (2 minggu sekali) Fakultas Kedokteran Juri Lomba Cerpen Universitas Brawijaya Brawijaya Mengajar feat Juri Lomba Cerpen Indonesia Mengajar Fakultas Kedokteran Hewan Juri Lomba Cerpen dan Puisi Brawijaya FORDI MAPELAR Juri Lomba Puisi Universitas Brawijaya
Demikian daftar riwayat hidup saya buat dengan sebenarnya, apabila dikemudian hari ada yang tidak benar maka saya bersedia menerima sangsinya. Malang, Mei 2015 Fauziah Rachmawati 35