KARAKTERISTIK MINYAK SAWIT KASAR SELAMA PENYIMPANAN DAN PENGALIRAN
SKRIPSI
DESIR DETAK INSANI F24070007
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
CRUDE PALM OIL CHARACTERISTICS DURING STORAGE AND CIRCULATION IN PIPELINE Desir Detak Insani, Sugiyono, and Nur Wulandari Department of Food Science and Technology, Faculty of Agricultural Engineering and Technology, Bogor Agricultural University, IPB Darmaga, PO BOX 220, Bogor, West Java, Indonesia Phone: +62 8522 345 8881, e-mail:
[email protected]
ABSTRACT Crude palm oil (CPO) is one of Indonesia's main commodity. Nowadays, Indonesia is the largest CPO producer in the world. To increase the competitiveness of CPO in Indonesia, handling, storage, and transportation of CPO should be managed efficiently. The objective of this research was to obtain the basic data about the quality characteristics and rheological properties of CPO during storage and pipe flow transportation. The quality parameters of CPO that observed in this study were free fatty acids (FFA), iodine value, carotenoid content, and the deterioration of bleachability index (DOBI). The observed parameters of the rheological properties were flow behavior index (n) and consistency index (K). CPO that used in this research had 3.44% of FFA, 52.64 of iodine value, 816 ppm of carotenoid content, and 3.21 of DOBI. CPO was stored at the storage temperature of 20, 25, 30, 35, and 40 oC over 4 weeks. The results showed that during storage, FFA levels increased, while the carotenoid content and DOBI decreased. The higher storage temperature resulted in higher rate of decline in CPO quality. At each storage temperature, the longer storage resulted in decreased quality of CPO. Based on this research, the best storage temperature to maintain the quality of CPO was at 20 oC. At the room temperature, CPO was pseudoplastic (0
0), but at the higher storage temperature, CPO had rheological properties that closer to Newtonian (n=1 and K>0). The analysis of rheological properties during storage showed that storage time had no effect on the rheological properties of CPO. Study on CPO flow by using circulated pipeline in isothermal conditions showed that melting temperature was the critical temperature for maintaining low viscosity to assure the flow of CPO. Flow of CPO in high temperature caused decreasing in quality of CPO significantly. Keywords : CPO, quality, rheological properties, storage, pipeline.
DESIR DETAK INSANI. F24070007. Karakteristik Minyak Sawit Kasar Selama Penyimpanan dan Pengaliran. Di bawah bimbingan Sugiyono dan Nur Wulandari. 2011
RINGKASAN Minyak sawit merupakan komoditas non-migas unggulan Indonesia. Saat ini Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia, dimana produksi dan luas arealnya telah melampaui Malaysia. Saat ini produk minyak sawit yang banyak ditangani di Indonesia berupa minyak sawit kasar (crude palm oil/CPO) yang merupakan hasil ekstraksi dari sabut (mesokarp) kelapa sawit. Produksi CPO tahun 2010 mencapai 19.84 juta ton dengan luas areal perkebunan kelapa sawit sebesar 7.82 juta hektar (Ditjenbun 2011). Dengan sedemikian besarnya volume produksi minyak sawit Indonesia, maka upaya peningkatan efisiensi produksi minyak sawit serta penanganannya perlu terus dilakukan agar daya saing minyak sawit Indonesia semakin meningkat. Salah satu permasalahan yang perlu diperhatikan dalam penanganan CPO adalah masalah penyimpanan dan transportasi. CPO memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan minyak nabati lainnya yang berpengaruh terhadap penanganannya selama penyimpanan dan transportasi. Menurut CAC (2005) terdapat tiga penyebab kerusakan atau penurunan mutu yang dapat terjadi selama penyimpanan dan transportasi minyak nabati, yaitu terjadinya reaksi oksidasi dengan oksigen di udara, reaksi hidrolisis, dan terjadinya kontaminasi. Semakin lama masa penyimpanan CPO maka penurunan mutu yang terjadi akan semakin besar. Suhu penyimpanan CPO yang tidak terkontrol dengan baik juga sering kali menjadi penyebab terjadinya penurunan mutu CPO. Selain itu, pengaruh suhu penyimpanan CPO sebelum pengaliran terhadap sifat reologinya akan menentukan kondisi awal untuk memulai proses pengaliran dalam pipa. Selama pengaliran sangat memungkinkan terjadinya penurunan mutu CPO, karena pengaliran dilakukan pada kondisi panas. Oleh karena itu, data-data dasar mengenai profil mutu serta sifat reologi CPO selama penyimpanan dan pengaliran dalam pipa perlu dikaji lebih mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data karakteristik mutu dan sifat CPO selama penyimpanan dan pengaliran dalam pipa. Penelitian ini dibagi menjadi lima tahap, yaitu: (1) analisis mutu dan reologi CPO awal, (2) analisis mutu dan reologi CPO setelah pemanasan awal, (3) analisis mutu dan reologi CPO selama penyimpanan, (4) analisis mutu dan reologi CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran, dan (5) analisis mutu dan reologi CPO selama pengaliran dalam pipa. Sampel CPO yang digunakan pada penelitian ini merupakan sampel yang baru dihasilkan industri pengolah CPO, serta belum mengalami proses transportasi dan penyimpanan dalam waktu yang lama. Analisis mutu CPO yang dilakukan meliputi kadar asam lemak bebas, bilangan iod, kadar karoten dan DOBI (deterioration of bleachability index). Hasil analisis mutu CPO yang diperoleh dibandingkan dengan standar mutu CPO yang telah ditetapkan. Sementara analisis sifat reologi CPO dilakukan dengan menggunakan Haake Rotoviscometer RV20. Sifat reologi CPO dilihat dari indeks tingkah laku aliran (n) dan indeks konsistensi aliran (K) berdasarkan model fluida power law. Berdasarkan hasil analisis mutu awal yang dilakukan, sampel CPO yang digunakan pada penelitian ini memiliki kadar asam lemak bebas sebesar 3.44%, bilangan iod sebesar 52.64 g iod/100 g, kadar karotenoid sebesar 642 ppm, dan DOBI sebesar 2.91. CPO yang digunakan masih memenuhi standar mutu CPO di PKS Indonesia yang ditetapkan oleh Ditjenbun (1997). Hasil analisis reologi CPO awal menunjukkan bahwa indeks tingkah laku aliran (n) CPO awal sebesar 0.635, dan indeks konsistensi (K) sebesar 1.505. Dilihat dari nilai n dan K yang diperoleh berdasarkan persamaan power law diketahui bahwa CPO pada suhu 25 oC merupakan fluida pseudoplastik (00).
Setelah mengalami proses pemanasan hingga suhu 55 oC, asam lemak bebas pada CPO meningkat menjadi 3.85%, bilangan iod cenderung tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 52.56 g iod/100 g, sedangkan kadar karotenoid turun menjadi 604 ppm, begitu juga dengan DOBI yang turun menjadi 2.76. Namun kadar asam lemak bebas, bilangan iod, kadar karotenoid dan DOBI setelah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC masih memenuhi standar mutu CPO di PKS Indonesia. Hasil analisis reologi CPO menunjukkan bahwa CPO setelah dipanaskan hingga mencapai suhu 55 oC memiliki indeks tingkah laku aliran (n) sebesar 0.935, dan indeks konsistensi (K) sebesar 0.033. Dilihat dari nilai n dan K yang diperoleh, CPO yang dipanaskan hingga suhu 55 oC memiliki sifat yang mendekati fluida Newtonian (n=1 dan K>0). Pengamatan terhadap perubahan karakteristik mutu dan reologi CPO selama penyimpanan dilakukan selama 4 minggu pada beberapa suhu penyimpanan yang berbeda, yaitu suhu penyimpanan 20, 25, 30, 35, dan 40 oC. Analisis mutu dan reologi dilakukan setiap minggu, selama 4 minggu penyimpanan. Berdasarkan data analisis mutu yang diperoleh, terlihat bahwa asam lemak bebas selama penyimpanan meningkat, bilangan iod cenderung tidak mengalami perubahan, sedangkan kadar karotenoid dan DOBI mengalami penurunan selama penyimpanan. Selama 4 minggu penyimpanan, CPO yang disimpan pada suhu 20 dan 25 oC memiliki kadar asam lemak bebas, bilangan iod, kadar karotenoid, serta DOBI yang masih sesuai dengan standar mutu. Sedangkan CPO yang disimpan pada suhu 30 oC memiliki kadar asam lemak bebas, bilangan iod, kadar karotenoid, serta DOBI yang masih sesuai dengan standar mutu CPO hingga 3 minggu penyimpanan. Setelah 4 minggu penyimpanan, CPO pada suhu penyimpanan 30 oC memiliki nilai DOBI yang sudah tidak memenuhi standar yaitu 2.44 (<2.50). Penyimpanan CPO pada suhu 35 dan 40 oC mengakibatkan penurunan mutu yang lebih cepat, terlihat bahwa pada suhu penyimpanan 40 oC, CPO sudah tidak memenuhi standar mutu setelah 2 minggu penyimpanan dilihat dari nilai DOBI yang sudah tidak sesuai dengan standar yaitu 2.09 (<2.50). Hasil analisis reologi CPO selama penyimpanan menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu penyimpanan CPO maka indeks tingkah laku aliran (n) semakin tinggi mendekati fluida Newtonian (mendekati 1), sedangkan indeks konsistensi (K) aliran semakin menurun. Namun indeks tingkah laku aliran dan indeks konsistensi aliran CPO pada setiap suhu penyimpanan yang diujikan tidak berbeda signifikan selama 4 minggu penyimpanan. Sehingga dapat dikatakan bahwa lama penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap karakteristik reologi CPO. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, setelah mengalami proses pemanasan hingga suhu pengaliran 55 oC, kadar asam lemak bebas pada sampel CPO meningkat, bilangan iod cenderung tetap, sedangkan kadar karotenoid dan DOBI menurun. Semakin tinggi suhu penyimpanan mengakibatkan penurunan mutu yang semakin besar setelah mengalami pemanasan hingga suhu 55 o C. Setelah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC, CPO yang disimpan pada suhu 20 dan 25 oC masih memenuhi standar mutu dilihat dari nilai asam lemak bebas, bilangan iod, kadar karotenoid, dan DOBI. Sedangkan CPO yang disimpan pada suhu 30, 35 dan 40 oC sudah tidak memenuhi standar mutu setelah dipanaskan hingga suhu 55 oC. Analisis reologi terhadap CPO yang telah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC dilakukan untuk mengetahui sifat reologi CPO sebelum pengaliran. Berdasarkan data reologi, terlihat bahwa suhu penyimpanan yang berbeda tidak berpengaruh terhadap reologi CPO setelah pemanasan hingga suhu 55 oC. Semua sampel CPO yang disimpan pada suhu penyimpanan yang berbeda, setelah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC memiliki indeks tingkah laku aliran dan indeks konsistensi yang tidak berbeda jauh. Semua sampel CPO yang dipanaskan hingga suhu 55 oC memiliki sifat yang mendekati fluida Newtonian (n=1 dan K>0). Pengujian pengaliran CPO dilakukan dengan mengalirkan sampel CPO pada sistem pipa sirkulasi skala laboratorium yang dilengkapi dengan pompa pendorong aliran. Berdasarkan pengujian
pengaliran yang dilakukan, pengaliran CPO dapat dilakukan pada kondisi isotermal di atas titik leleh CPO (>40 oC), dimana pada kondisi tersebut belum terjadi kristalisasi dan CPO tetap berada dalam fase cair. Ketika suhu pengaliran mengalami penurunan suhu di bawah titik leleh CPO, maka akan terjadi kristalisasi lemak yang ditandai dengan peningkatan viskositas tampak CPO yang drastis. Dilihat dari sifat reologinya, CPO dapat mempertahankan karakteristik fluida Newtonian ketika dialirkan dari suhu 55 oC hingga mencapai titik lelehnya. Kemudian ketika suhu pengaliran berada di bawah titik lelehnya, CPO memiliki sifat fluida pseudoplastik. Selama pengaliran terjadi penurunan mutu CPO, namun selama 3 jam pengaliran, mutu CPO masih memenuhi standar. Setelah 4 jam pengaliran, DOBI sudah tidak memenuhi standar (<2.50), dan setelah 5 jam pengaliran asam lemak bebas sudah tidak memenuhi standar (>5%). Selama 6 jam pengaliran kadar karotenoid masih memenuhi standar (>500 ppm), sedangkan bilangan iod cenderung tidak mengalami perubahan selama pengaliran berlangsung. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disarankan penyimpanan CPO sebaiknya dilakukan pada kondisi suhu yang rendah. Suhu penyimpanan yang disarankan berdasarkan penelitian ini adalah penyimpanan CPO pada suhu 20 oC, dimana pada suhu tersebut mutu CPO tidak mengalami perubahan yang signifikan dari mutu awal. CPO yang akan dialirkan dengan menggunakan pipa sebaiknya memiliki mutu yang baik, karena selama pengaliran dilakukan pemanasan yang akan mengakibatkan penurunan mutu CPO. Selama proses pengaliran CPO dalam pipa, diperlukan sistem pemanasan kembali serta sistem pompa penguat, sehingga CPO dapat tetap mengalir di sepanjang pipa dengan jarak tempuh yang jauh. Sistem pengaliran CPO sebaiknya dilakukan dalam sistem tertutup, sehingga dapat menghindarkan terjadinya kontak antara sampel CPO yang dialirkan dengan lingkungan, terutama oksigen dan air yang merupakan faktor penyebab kerusakan mutu CPO.
KARAKTERISTIK MINYAK SAWIT KASAR SELAMA PENYIMPANAN DAN PENGALIRAN
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh DESIR DETAK INSANI F24070007
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Skripsi
: Karakteristik Minyak Sawit Kasar Selama Penyimpanan dan Pengaliran
Nama
: Desir Detak Insani
NIM
: F24070007
Menyetujui, Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. Ir. Sugiyono, M.App.Sc NIP 19650729 199002 1 002
Nur Wulandari, STP, M.Si NIP 19741003 200003 2 001
Mengetahui, Plt. Ketua Departemen
Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, M.Si NIP 19610802 198703 2 002
Tanggal Ujian Akhir Sarjana : 27 Oktober 2011
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Karakteristik Minyak Sawit Kasar Selama Penyimpanan dan Pengaliran adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing akademik dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Oktober 2011 Yang membuat pernyataan
Desir Detak Insani F24070007
© Hak cipta milik Desir Detak Insani, tahun 2011 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, mikrofilm, dan sebagainya.
BIODATA PENULIS Desir Detak Insani. Lahir di Bandung, 7 Januari 1990 dari ayah Nana Kurniadi dan Bella Yuniarsih. Penulis merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Penulis menamatkan SMA pada tahun 2007 dari SMA Negeri 2 Tasikmalaya, dan pada tahun yang sama diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, melalui Undangan Saringan Masuk IPB (USMI). Selama menjalani perkuliahan penulis terlibat dalam beberapa kegiatan, termasuk sebagai staf Divisi Sosial dan Budaya Himpunan Mahasiswa Tasikmalaya (HIMALAYA) dan anggota Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (HIMITEPA). Penulis juga aktif pada berbagai kepanitiaan, antara lain: Seminar dan Pelatihan HACCP VII tahun 2009, Baur HIMITEPA tahun 2009, Seminar dan Pelatihan PLASMA 2010, dan Seminar Tahunan MAKSI 2010. Beberapa seminar dan pelatihan yang pernah diikuti penulis antara lain: Seminar Sistem Jaminan Mutu Halal (PLASMA) tahun 2009, Seminar Wirausaha Career Development and Alumni Affair (CDA) IPB tahun 2010, Seminar HACCP VIII tahun 2010, dan pelatihan Good Laboratory Practices (GLP) tahun 2009. Penulis juga pernah menerima dana hibah dari DIKTI pada Program Kreativitas Mahasiswa dengan judul “Formulasi Pegagan (Centella Asiatica) Jelly Drink dengan Penambahan Ekstrak Jahe dan Jeruk Nipis Sebagai Pangan Fungsional Peningkat Kecerdasan” pada tahun 2010. Sebagai tugas akhir, penulis melakukan penelitian yang berjudul “Karakteristik Minyak Sawit Kasar Selama Penyimpanan dan Pengaliran” dan memperoleh dana penelitian dari Indofood Riset Nugraha, di bawah bimbingan Dr. Ir. Sugiyono, M.App.Sc dan Nur Wulandari, STP, M.Si.
KATA PENGANTAR Penulis memanjatkan syukur ke hadirat Allah SWT karena dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Karakteristik Minyak Sawit Kasar Selama Penyimpanan dan Pengaliran” yang ditulis berdasarkan hasil penelitian pada bulan Januari sampai Juli 2011. Penelitian ini dilaksanakan di Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center dan Laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi lengkap mengenai karakteristik minyak sawit kasar selama penyimpanan dan pengaliran dalam pipa. Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada: 1. Keluarga tercinta : Ibu, Bapak, Ua Tating, Kang Keke, Dinda, Giga, Piwi, dan Gusti atas perhatian dan dukungan yang diberikan kepada penulis. 2. Dr. Ir. Sugiyono, M.App.Sc dan Nur Wulandari, STP, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberi bimbingan dan saran selama penulisan skripsi. 3. Dr. Nancy Dewi Yuliana, STP, M.Sc, atas kesediaan waktu menjadi penguji dan masukan yang diberikan. 4. Indofood Riset Nugraha, atas dana penelitian yang telah diberikan kepada penulis. 5. Teman-teman satu tim penelitian, Renny Permatasari, Hanna Mery Aulia, dan Ricky Alberto Sinaga, terima kasih atas kerjasama, dukungan, dan bantuan selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi. 6. Sahabat seperjuangan, M. Angga Saputra, Benny Rahardian Prawoto, Dimas Supriyadi, Lukman Saifatah, Azim Kholis, Michael Devega, Marvin Lucky, Lia Septiani, Niputu Ayu Lestari, Annisa Sita larasati, Puji Setiyoningrum, Fitri Syawaliah, Suriah Anggraeni, Dhina Novitri, Leo Wibisono Arifin, Khafidudin Riswanto, Achmad Riffi, dan keluarga besar ITP 44 yang selalu kompak. Terima kasih atas kebersamaan, dukungan, dan kenangan yang diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan. 7. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Tasikmalaya (HIMALAYA) atas dukungan yang diberikan kepada penulis. 8. Seluruh teknisi laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan laboratorium SEAFAST Center, Pak Sukarna, Pak Jun, Pak Wahid, Pak Yahya, Pak Taufik, dan Pak Rozak. Terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian. 9. Staf Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Bu Novi, Bu Ani, dan Bu Kokom. Terima kasih atas segala bantuan yang diberikan selama penulis menjalani masa perkuliahan. 10. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang teknologi pangan. Terima kasih.
Bogor, Oktober 2011
Desir Detak Insani
iii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ iv DAFTAR TABEL................................................................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................ vii DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................................... viii I. PENDAHULUAN........................................................................................................................ 1 A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 1 B. TUJUAN................................................................................................................................. 2 C. MANFAAT............................................................................................................................. 2 II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................................. 3 A. MINYAK SAWIT .................................................................................................................. 3 B. PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI MINYAK SAWIT ........................................... 5 C. PERUBAHAN MUTU MINYAK SAWIT SELAMA PENYIMPANAN ............................ 6 D. REOLOGI DAN KARAKTERISTIK FLUIDA MINYAK SAWIT ..................................... 10 E. SIFAT REOLOGI MINYAK ................................................................................................. 13 III. METODE PENELITIAN ............................................................................................................. 15 A. BAHAN DAN ALAT............................................................................................................. 15 B. METODE PENELITIAN ....................................................................................................... 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................................... 22 A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL ................................................. 22 B. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO SETELAH PEMANASAN AWAL ..... 23 C. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO SELAMA PENYIMPANAN .............. 26 D. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO SETELAH PEMANASAN SEBELUM PENGALIRAN ................................................................................................... 36 E. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO SELAMA PENGALIRAN DALAM PIPA ....................................................................................................................................... 38 V. SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................................... 42 A. SIMPULAN............................................................................................................................ 42 B. SARAN................................................................................................................................... 43 DAFTAR PUSATAKA ........................................................................................................................ 44 LAMPIRAN ......................................................................................................................................... 48
iv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4
Komposisi asam lemak minyak sawit kasar ........................................................................ Sifat fisikokimia minyak sawit ............................................................................................ Standar mutu CPO ............................................................................................................... Suhu minyak sawit selama penyimpanan, pengangkutan, pengisian dan pengeluaran dari tangki ............................................................................................................................ Tabel 5 Parameter mutu CPO awal .................................................................................................. Tabel 6 Parameter mutu CPO setelah mengalami pemanasan awal hingga suhu 55 oC .................. Tabel 7 Parameter mutu CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, dan 40 oC .... Tabel 8 Energi aktivasi dan konstanta Arrhenius pada shear rate 100, 200, 300, dan 400 s-1......... Tabel 9 Parameter mutu CPO setelah mengalami penyimpanan 4 minggu dan mengalami pemanasan kembali hingga suhu 55 oC sebelum pengaliran ............................................... Tabel 10 Sifat reologi CPO selama pengaliran dalam pipa ................................................................ Tabel 11 Parameter mutu CPO selama pengaliran dalam pipa pada kondisi isotermal di atas titik leleh CPO (T>40oC).............................................................................................................
3 4 4 6 22 24 27 35 36 40 40
v
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Penampang melintang buah kelapa sawit (Lim 2002) ...................................................... Gambar 2 Reaksi hidrolisis minyak sawit menghasilkan asam lemak bebas (Ketaren 2008)........... Gambar 3 Struktur β-karoten (Fennema 1996) ................................................................................. Gambar 4 Hubungan shear rate dan shear stress pada fluida Newtonian dan viskositas dua fluida Newtonian saat mengalami perubahan shear rate (Matuszek 1997) ..................... Gambar 5 Sifat aliran fluida non-Newtonian (Matuszek 1997) ........................................................ Gambar 6 Kurva hubungan shear stress dan shear rate pada beberapa jenis minyak nabati pada suhu 25 oC (Kim et al. 2010) .................................................................................. Gambar 7 Pengaruh suhu pada sifat aliran beberapa minyak nabati (Kim et al. 2010) .................... Gambar 8 Diagram alir penelitian karakteristik CPO selama penyimpanan dan pengaliran dalam pipa ........................................................................................................................ Gambar 9 Sistem pipa sirkulasi skala laboratorium .......................................................................... Gambar 10 Haake Rotoviscometer RV20 ............................................................................................ Gambar 11 Hubungan shear rate dan viskositas CPO awal................................................................ Gambar 12 Hubungan antara shear rate dan viskositas CPO sebelum dan setelah mengalami pemanasan awal hingga suhu 55 oC ................................................................................. Gambar 13 Kadar asam lemak bebas selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35 dan 40 oC .......................................................................................................................... Gambar 14 Bilangan iod selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35 dan 40 oC .......... Gambar 15 Kadar karotenoid selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35 dan 40 oC .. Gambar 16 DOBI selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35 dan 40 oC ..................... Gambar 17 Indeks tingkah laku aliran CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35 dan 40 oC ..................................................................................................................... Gambar 18 Indeks konsistensi aliran CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35 dan 40 oC ..................................................................................................................... Gambar 19 Hubungan antara shear rate dan viskositas CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20 oC ......................................................................................................................... Gambar 20 Hubungan antara shear rate dan viskositas CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 25 oC ......................................................................................................................... Gambar 21 Hubungan antara shear rate dan viskositas CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 30 oC ......................................................................................................................... Gambar 22 Hubungan antara shear rate dan viskositas CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 35 oC ......................................................................................................................... Gambar 23 Hubungan antara shear rate dan viskositas CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 40 oC ......................................................................................................................... Gambar 24 Indeks tingkah laku aliran CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran ......................... Gambar 25 Indeks konsistensi aliran CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran ........................... Gambar 26 Hubungan shear rate dan viskositas CPO setelah mengalami pemanasan sebelum pengaliran.......................................................................................................................... Gambar 27 Profil perubahan viskositas dan suhu selama simulasi pengaliran CPO pada dua kondisi pengaliran ............................................................................................................
3 7 8 11 12 13 14 15 18 21 23 25 28 29 29 30 31 32 33 33 34 34 34 37 37 38 39
vi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18 Lampiran 19 Lampiran 20 Lampiran 21 Lampiran 22 Lampiran 23 Lampiran 24
Data analisis mutu CPO awal...................................................................................... Data analisis reologi CPO awal .................................................................................. Data analisis mutu CPO setelah pemanasan awal ....................................................... Data analisis reologi CPO setelah pemanasan awal .................................................... Data analisis mutu CPO selama penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40 oC .. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap asam lemak bebas .................. Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap asam lemak bebas................... Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap bilangan iod............................ Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap bilangan iod............................ Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar karotenoid..................... Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap kadar karotenoid..................... Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap DOBI...................................... Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap DOBI...................................... Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40 oC ..................................................................................................................... Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap indeks tingkah laku aliran ...... Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap indeks konsistensi aliran ........ Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap indeks tingkah laku aliran ..... Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap indeks konsistensi aliran........ Data ANOVA pengaruh shear rate terhadap viskositas CPO selama penyimpanan .. Data perhitungan energi aktivasi selama penyimpanan pada shear rate 100 s-1, 200 s-1, 300 s-1, dan 400 s-1 dengan persamaan Arrhenius........................................... Data analisis mutu CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran................................ Data analisis reologi CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran (T=55 oC) ........... Data profil suhu dan viskositas CPO selama pengaliran............................................. Data analisis mutu CPO selama pengaliran.................................................................
49 50 52 53 55 61 64 66 69 71 74 76 79 81 108 111 114 117 120 122 124 126 133 134
vii
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Minyak sawit merupakan komoditas non-migas unggulan Indonesia. Saat ini Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia, dimana produksi dan luas arealnya telah melampaui Malaysia. Saat ini produk minyak sawit yang banyak ditangani di Indonesia berupa minyak sawit kasar (crude palm oil/CPO) yang merupakan hasil ekstraksi dari sabut (mesokarp) kelapa sawit. Produksi CPO tahun 2010 mencapai 19.84 juta ton dengan luas areal perkebunan kelapa sawit sebesar 7.82 juta hektar (Ditjenbun 2011). Dengan sedemikian besarnya volume produksi CPO Indonesia, maka upaya peningkatan efisiensi produksi CPO serta penanganannya perlu terus dilakukan agar daya saing CPO Indonesia semakin meningkat. Salah satu permasalahan yang perlu diperhatikan dalam penanganan CPO adalah masalah penyimpanan dan transportasi. CPO memiliki karakteristik khusus yang berbeda dengan minyak nabati lainnya yang berpengaruh terhadap penanganannya selama penyimpanan dan transportasi. CPO tersusun atas 50% asam lemak jenuh dan 50% asam lemak tidak jenuh dengan titik leleh yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pada suhu tertentu dapat terjadi pemisahan fraksi pada CPO. CPO dapat terpisah menjadi fraksi minyak yang tetap cair karena memiliki titik leleh yang rendah (disebut fraksi olein) dan fraksi yang memadat (membeku) karena memiliki titik leleh yang tinggi (disebut fraksi stearin) (Ketaren 2008). Akibatnya, bila suhu penyimpanan dan pengaliran cukup rendah, CPO dapat memadat sebagian atau bahkan seluruhnya. Kondisi fase bahan yang memadat tersebut akan menyulitkan saat CPO dialirkan. Pada praktik yang selama ini dilakukan, CPO yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit (PKS) diangkut dengan menggunakan truk tangki menuju tangki penyimpanan. Sebelum disimpan ke dalam tangki penyimpanan, CPO perlu dipanaskan untuk mencairkan minyak yang telah mengkristal dengan cara mengalirkan steam ke dalam truk tangki. Setelah CPO di dalam truk tangki mencair, CPO dialirkan dengan pipa menuju tangki penyimpanan. Untuk keperluan ekspor, CPO dari tangki penyimpanan dialirkan menuju tangki kapal di pelabuhan dengan menggunakan sistem pipa berpompa. Praktik yang terjadi dalam pengaliran CPO di dalam sistem pipa masih berlangsung untuk jarak dekat di pabrik atau saat pengisian tangki yaitu dengan mengalirkan CPO pada kondisi panas di dalam sistem pipa yang berpemanas atau berisolasi untuk mencegah pemadatan. Karena proses penyimpanan dan transportasi dilakukan pada suhu yang relatif tinggi, CPO akan mudah mengalami kerusakan. Menurut CAC (2005) terdapat tiga penyebab kerusakan atau penurunan mutu yang dapat terjadi selama penyimpanan dan transportasi minyak nabati, yaitu terjadinya reaksi oksidasi dengan oksigen di udara, reaksi hidrolisis, dan terjadinya kontaminasi. Semakin lama masa penyimpanan CPO maka penurunan mutu yang terjadi akan semakin besar. Suhu penyimpanan CPO yang tidak terkontrol dengan baik juga sering kali menjadi penyebab terjadinya penurunan mutu CPO. Selain itu, pengaruh suhu penyimpanan CPO sebelum pengaliran terhadap sifat reologinya akan menentukan kondisi awal untuk memulai proses pengaliran dalam pipa. CODEX Alimentarius Commision (CAC) (2005) dalam panduan penyimpanan dan transportasi lemak dan minyak pada skala besar (bulk) merekomendasikan suhu penyimpanan CPO pada tangki penyimpanan berkisar antara 32-40 oC dan suhu pada saat bongkar muatan (loading) berkisar antara 50-55 oC. Untuk keperluan pengaliran CPO dalam pipa diperlukan informasi mengenai pengaruh suhu dan lama penyimpanan CPO terhadap mutu dan sifat reologinya. Oleh karena itu, untuk mendukung
efisiensi proses selama penyimpanan dan pengaliran CPO, data-data dasar mengenai profil mutu serta sifat reologi CPO selama penyimpanan dan pengaliran dalam pipa perlu dikaji lebih mendalam. .
B. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data karakteristik mutu dan sifat reologi minyak sawit kasar (crude palm oil/CPO) selama penyimpanan dan pengaliran dalam pipa.
C. MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan gambaran mengenai karakteristik mutu serta sifat reologi CPO selama penyimpanan dan pengaliran dalam pipa yang diharapkan dapat mendukung efisiensi proses selama penyimpanan dan pengaliran CPO.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA A. MINYAK SAWIT Hasil tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis sp, Jacq.) yang dipanen adalah tandan buah kelapa sawit. Tandan telah masak apabila jumlah buah yang membrondol telah mencapai dua brondolan per kg tandan (Naibaho 1998). Dari kelapa sawit dapat dihasilkan dua jenis minyak yang sangat berlainan, yaitu minyak yang berasal dari sabut (mesokarp) kelapa sawit disebut minyak sawit kasar (CPO/crude palm oil) dan minyak yang berasal dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti sawit (PKO/palm kernel oil) (Ketaren 2008). Buah sawit umumnya berukuran panjang 2-5 cm dan berat antara 3-30 gram, berwarna ungu hitam pada saat muda, kemudian menjadi berwarna kuning merah pada saat tua dan matang (Muchtadi 1992). Warna daging buah putih kuning ketika masih muda dan berwarna jingga setelah buah matang (Ketaren 2008). Penampang melintang buah kelapa sawit disajikan pada Gambar 1.
Mesokarp Kernel
Tempurung Gambar 1. Penampang melintang buah kelapa sawit (Lim 2002). Minyak sawit yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit (PKS) masih disebut minyak sawit kasar (CPO/crude palm oil). Minyak sawit, selain mengandung komponen utama trigliserida (94%), juga mengandung asam lemak (3-5%) dan komponen yang jumlahnya sangat kecil (1%), termasuk karotenoid, tokoferol, tokotrienol, sterol, triterpen alkohol, fosfolipida, glikolipida dan berbagai komponen trace element (Muchtadi 1992). Minyak sawit mengandung asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh dengan persentase yang hampir sama. Komposisi asam lemak minyak sawit kasar disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi asam lemak minyak sawit kasar. Jenis asam lemak Kadar (%) Titik cair (ºC) Asam lemak jenuh Asam kaprat (C10:0) 1-3 31.5 Asam laurat (C12:0) 0-1 44 Asam miristat (C14:0) 0.9-1.5 58 Asam palmitat (C16:0) 39.2-45.8 64 Asam stearat (C18:0) 3.7-5.1 70 Asam lemak tidak jauh Asam oleat (C18:1) 37.44-44.1 14 Asam linoleat (C18:2) 8.7-12.5 -11 Asam linolenat (C18:3) 0-0.6 -9 Sumber: Basiron (2005).
Asam palmitat dan asam oleat merupakan asam lemak yang dominan terkandung dalam minyak sawit, sedangkan kandungan asam lemak linoleat dan asam stearatnya sedikit (Siew 2000). CPO tersusun atas 50% asam lemak jenuh dan 50% asam lemak tidak jenuh. Keseimbangan antara asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh menyebabkan CPO lebih stabil terhadap oksidasi dibanding minyak nabati lainnya dan CPO berwujud semisolid pada suhu ruang (Basiron 2005). Asam palmitat merupakan asam lemak jenuh rantai panjang yang memiliki titik cair (meelting point) yang tinggi yaitu 64 oC (Belitz & Grosch 2004). Asam oleat merupakan asam lemak tidak jenuh rantai panjang dengan panjang rantai C 18 dan memiliki satu ikatan rangkap. Titik cair asam oleat lebih rendah dibanding asam palmitat yaitu 14 oC (Ketaren 2008). Minyak sawit mempunyai bau dan rasa yang khas, bersifat stabil dan mampu mencegah ketengikan. Minyak sawit memiliki warna mulai dari kuning muda sampai jingga. Penyebab timbulnya warna ini disebabkan adanya sejumlah kandungan karoten, tingkat oksidasi oleh enzim, lama penyimpanan, dan lain-lain. Secara umum sifat fisikokimia minyak sawit meliputi warna, bau/flavor, kelarutan, bobot jenis, indeks bias, titik cair, bilangan iod, dan bilangan penyabunan. Nilai beberapa sifat fisikokimia minyak sawit ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat fisikokimia minyak sawit. Sifat Fisikokimia Nilai o Bobot jenis (40 C) 0.921-0.925 Indeks bias 1.453-1.485 Titik cair (oC) (tergantung komponen asam lemak) 25-50 Bilangan iod 44-58 Bilangan penyabunan 195-205 Sumber: Winarno (1999).
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu minyak sawit adalah adanya kandungan air, kotoran, asam lemak bebas, bilangan peroksida dan daya pemucat. Faktor lain adalah titik cair, kandungan gliserida padat, refining loss, plasticity, sifat transparan, kandungan logam berat dan bilangan penyabunan (Ketaren 2008). Badan Standar Nasional (BSN) telah menetapkan standar mutu CPO dalam SNI 01-2901-2006, yang meliputi parameter warna (jingga kemerah-merahan), kadar air dan kadar kotoran (maksimal 0.5%), asam lemak bebas (maksimal 0.5%), bilangan iod (50 – 55 g iod/100 g). Beberapa standar mutu CPO disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Standar mutu CPO. Parameter mutu CPO
SNI 01-2901-2006 (1)
PORIM (2)
Warna Asam lemak bebas (%) Kadar air dan kotoran (%) Bilangan iod (g iod/100 g) Karoten (ppm) DOBI
Jingga kemerahan 0.5 maks 0.5 maks 50-55 -
3-5 0.25 maks 52.5 min 600 min 2.7
Standar mutu CPO di PKS Indonesia (3) 5 maks 0.25 maks 51 min 500 min 2.5 min
Sumber : (1) BSN (2006), (2) PORIM (1995), (3) Ditjenbun (1997).
CPO berperan penting dalam perdagangan dunia. Berbagai industri baik pangan maupun non-pangan banyak yang menggunakannya sebagai bahan baku. Berdasarkan peranan
4
dan kegunaan CPO tersebut, maka mutu dan kualitasnya harus diperhatikan sebab sangat menentukan harga dan nilai komoditas ini.
B. PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI MINYAK SAWIT Menurut Hilder (1997), yang disebut sebagai proses transportasi minyak nabati secara bulk pada skala besar pada hakekatnya berlangsung pada kondisi yang sama persis dengan proses penyimpanan, hanya saja tangki atau wadahnya berpindah lokasi. Sebagai contoh, pengiriman minyak sawit yang diekspor ke daratan Eropa mengalami transportasi melalui jalur laut yang membutuhkan waktu sekitar 1 bulan. Ini berarti minyak sawit tersebut mengalami penyimpanan pada kondisi statis di dalam tangki penyimpan selama masa transportasi tersebut. Hilder (1997) mengemukakan bahwa kondisi penyimpanan minyak sangat ditentukan oleh jenis minyak itu sendiri. Setiap jenis minyak memiliki derajat ketidakjenuhan yang berbeda dan tingkat kandungan antioksidan alami tertentu. Cara untuk mempertahankan mutu minyak sawit selama penyimpanan dan transportasi antara lain (1) meminimalkan kontak dengan udara, (2) menghindari kadar air yang berlebihan, (3) menghindari kontak dengan pro-oksidan dan meminimalkan kadar pro-oksidan di dalam minyak, (4) menyimpan minyak dalam kondisi gelap, (5) mengupayakan penyimpanan minyak dalam waktu dan suhu seminimal mungkin, dan (6) menghindari pengadukan yang tidak perlu. Setelah selesai diolah minyak sawit masuk ke dalam tangki penimbunan (storage tank). Pada tangki tersebut terdapat pipa pemanas yang berisi uap bertekanan 3 kg/cm3. Pemanasan bertujuan agar suhu minyak berada pada 40-50 oC, supaya tidak membeku dan tidak terjadi oksidasi serta mencegah kenaikan asam lemak bebas. Untuk penyimpanan dan transportasi minyak nabati, CODEX Alimentarius Commision (CAC) (2005) telah merekomendasikan bentuk, konstruksi dan persyaratan tangki penyimpanan yang digunakan. Secara umum, permukaan tangki harus inert terhadap minyak dan terbuat dari mild steel yang dilapisi epoxy resin atau terbuat dari stainless steel. Menurut CAC (2005), pada tangki untuk menyimpan minyak sawit, diperlukan juga fasilitas pemanasan untuk memberi kondisi suhu tertentu agar minyak sawit tidak mengalami pemadatan. Jenis peralatan pemanas yang direkomendasikan adalah pipa air panas (bare hot water pipes), pipa uap (bare steam pipes) atau penukar panas eksternal (external heat exchanger). Tangki yang digunakan harus memenuhi syarat untuk mempertahankan suhu minyak yaitu dilengkapi dengan isolasi, suhu harus terkontrol dengan baik untuk mencegah pemanasan yang berlebihan, harus terlindung dari udara terbuka, dan produk tertentu harus dilindungi gas inert. Untuk keperluan pemasukan dan pengeluaran minyak dari tangki, minyak yang padat, semi padat, atau memiliki viskositas yang terlalu tinggi saat disimpan dalam tangki penyimpan harus dipanaskan secara perlahan agar minyak mencair sempurna dan homogen. Proses pemanasan harus dimulai pada waktu yang telah diperhitungkan untuk mencapai suhu pemompaan dengan laju pemanasan yang tidak melebihi 5 oC per 24 jam. Bila digunakan uap air, tekanan uap tidak boleh melebihi 150 kPa (1.5 bar) untuk mencegah terjadinya pemanasan yang berlebihan pada posisi tertentu. Untuk mencegah terjadinya kristalisasi dan pemadatan yang berlebihan selama penyimpanan singkat, minyak di dalam tangki harus dipertahankan suhunya tetap tinggi pada kisaran suhu yang disajikan pada Tabel 4. Suhu tersebut diterapkan untuk minyak sawit kasar maupun yang sudah dimurnikan. Suhu-suhu tersebut dipilih untuk meminimalisir kerusakan pada minyak atau lemak. Kristalisasi tetap akan terjadi, tetapi tidak berlebihan sehingga tidak memerlukan pemanasan yang panjang sebelum sampai di tujuan. Dengan demikian, minyak sawit yang disimpan pada suhu 32 oC – 40 oC membutuhkan sekitar 3
5
hari pemanasan pada laju kenaikan suhu 5 oC/24 jam untuk mencapai suhu pengaliran. Pada penyimpanan dengan waktu yang panjang, seluruh minyak harus disimpan pada suhu kamar, dan pemanasan harus dihentikan. Bila fraksi olein menjadi padat, proses pemanasan awal harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menjamin tidak terjadinya kelebihan panas pada lokasi tertentu. Sebelum dialirkan minyak sawit harus dipanaskan hingga suhu sesuai yang tercantum pada Tabel 4. Suhu yang lebih rendah diterapkan pada minyak dengan titik leleh yang lebih rendah, dan sebaliknya suhu yang lebih tinggi diterapkan pada minyak dengan titik leleh yang lebih tinggi. Suhu-suhu tersebut digunakan untuk minyak kasar dan minyak yang telah dimurnikan untuk setiap jenisnya. Pada kondisi cuaca dingin, suhu pengeluaran harus pada suhu maksimal dari suhu pada Tabel 4, untuk menghindari terjadinya penyumbatan pada jalur pipa yang tidak dipanaskan. Tabel 4. Suhu minyak sawit selama penyimpanan, pengangkutan, pengisian dan pengeluaran dari tangki. Suhu penyimpanan dan Suhu pengisian dan pengangkutan pengeluaran Jenis minyak sawit Min (oC) Maks (oC) Min (oC) Maks (oC) Minyak sawit 32 40 50 55 Olein sawit 25 30 32 35 Stearin sawit 40 45 60 70 (1) (1)
Minyak inti sawit Olein inti sawit Stearin inti sawit
27 25 32
32 30 38
40 30 40
(1)
45 35 45
Catatan: (1) untuk iklim yang lebih hangat, suhu pengisian dan pengeluaran untuk minyak inti sawit minimal 30 oC dan maksimal 39 oC atau suhu kamar. Sumber: CAC (2005).
Menurut Pahan (2008), alat angkut minyak sawit dilengkapi dengan alat pemanas dan pengontrol suhu, terutama jika jarak pelabuhan jauh dari PKS. Pemanasan minyak pada tangki timbun PKS yang jaraknya jauh dari pelabuhan biasanya dilakukan pada suhu tinggi, dengan memperhitungkan bahwa minyak tersebut tiba di tangki pelabuhan pada suhu di atas titik cair. Kualitas minyak dalam penimbunan dipengaruhi oleh cara penimbunan dan kondisi tangki timbun. Suhu penyimpanan yang tidak terkontrol dan melebihi 55 oC dapat menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi dan hidrolisis.
C. PERUBAHAN MUTU MINYAK SAWIT SELAMA PENYIMPANAN CODEX Alimentarius Comission (CAC) (2005) dalam panduan penyimpanan dan transportasi lemak dan minyak pada skala besar (bulk) menyatakan bahwa terdapat tiga penyebab kerusakan yang dapat terjadi selama penyimpanan dan transportasi minyak nabati, yaitu terjadinya reaksi oksidasi dengan oksigen di udara, reaksi hidrolisis, dan terjadinya kontaminasi. Kemudahan minyak nabati dalam mengalami penurunan mutu tergantung pada beberapa faktor mencakup jenis minyak atau lemak, kondisi minyak apakah dalam bentuk kasar, atau telah mengalami pemurnian sebagian maupun sempurna, serta keberadaan pengotor. Hal tersebut harus diperhatikan selama penyimpanan dan transportasi minyak. Untuk meminimalisir terjadinya reaksi oksidasi, kontak antara minyak dengan udara harus diminimalisir. Kondisi
6
suhu tinggi juga dapat mempercepat terjadinya reaksi oksidasi, dan oleh karena itu setiap tahap proses yang dilakukan harus dikerjakan pada suhu serendah mungkin. 1) Perubahan Asam Lemak Bebas Asam lemak bebas merupakan salah satu faktor penentu mutu minyak sawit mentah, dan juga merupakan salah satu indikator dalam kerusakan minyak. Asam lemak bebas dalam minyak tidak dikehendaki karena degradasi asam lemak bebas tersebut menghasilkan rasa dan bau yang tidak disukai. Oleh sebab itu, dalam pengolahan minyak diupayakan kandungan asam lemak bebas serendah mungkin (Djatmiko et al. 1985) Pembentukan asam lemak bebas pada minyak sawit kasar merupakan suatu kerusakan. Kerusakan minyak sawit kasar disebabkan oleh hidrolisis dan oksidasi. Air di dalam minyak akan mempercepat kerusakan minyak karena hidrolisis, minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol, yang dapat menyebabkan ketengikan (Ketaren 2008). Reaksi ini dipercepat dengan adanya faktor panas, air, keasamaan, katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung ,maka semakin banyak kadar asam lemak bebas yang terbentuk. Gambar 2 menunjukkan reaksi hidrolisis minyak sawit yang mengakibatkan terbentuknya asam lemak bebas.
Trigliserida
Air
Gliserol
Asam lemak bebas
Gambar 2. Reaksi hidrolisis minyak sawit menghasilkan asam lemak bebas (Ketaren 2008). Kenaikan asam lemak dapat terjadi selama pengolahan dan penyimpanan minyak sawit yang disebabkan oleh hidrolisis autokatalitik, juga disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme yaitu jamur lipolitik, di antaranya adalah spesies Paecilomyces, Aspergillus, Rhizopus dan Torula, hal ini terjadi karena minyak diproduksi dalam keadaan kotor yang merupakan nutrisi bagi perkembangan jamur lipolitik (Hartley 1988) Kenaikan asam lemak bebas mempermudah proses oksidasi berantai dan pembentukan senyawa peroksida, aldehida, keton, dan polimer. Oksidasi berantai menyebabkan penguraian konstituen aroma, flavor, dan vitamin. Pembentukan senyawa seperti peroksida, aldehida, dan keton menyebabkan bau tengik, pencoklatan minyak dan kemungkinan menimbulkan keracunan (Ketaren 2008). Reaksi oksidasi dapat terjadi lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi, dan oleh karena itu setiap operasi harus dilakukan pada suhu terendah yang masih memungkinan proses tersebut terlaksana. Suhu yang tinggi juga mempermudah terjadinya hidrolisis minyak menjadi asam-asam lemak saat terdapat air.
7
2) Karotenoid Warna merah pekat yang muncul pada CPO disebabkan oleh kandungan komponen karotenoidnya yang tinggi, sekitar 500-700 ppm. α-karoten dan terutama β-karoten (Gambar 3) merupakan komponen utama (sekitar 90% dari total karotenoid) (Ooi et al. 1996).
2 3
1 4
8 6
7
9
10 12 14 15’ 13’ 11’ 9’ 7’ 11 13 15 14’ 12’ 10’ 8’
4’ 5’ 3’ 6’ 2’ 1’
5
Gambar 3. Struktur β-karoten (Fennema 1996). Menurut Meyer (1966) sifat fisika dan kimia karotenoid adalah: 1. Larut dalam minyak dan tidak larut dalam air. 2. Larut dalam kloroform, benzene, karbon disulfida dan petroleum eter. 3. Tidak larut dalam dalam etanol dan metanol dingin. 4. Tahan terhadap panas apabila dalam keadaan vakum. 5. Peka terhadap oksidasi, autooksidasi dan cahaya. 6. Mempunyai ciri khas absorpsi cahaya. Adanya struktur ikatan rangkap pada molekul β-karoten (11 ikatan rangkap pada 1 molekul β-karoten) menyebabkan bahan ini mudah teroksidasi ketika terkena udara. Menurut Sundram (2007) karoten sensitif terhadap oksigen dan cahaya. Oksidasi karoten dipicu oleh hidroperoksida yang dihasilkan dari oksidasi lipid, mengakibatkan diskolorisasi dan bleaching. Bila teroksidasi, aktivitas karotenoid akan menurun karena terjadinya perubahan isomer dari trans menjadi cis (Iwasaki dan Murakhosi 1992). Oksidasi karotenoid akan lebih cepat dengan adanya sinar dan katalis logam, khususnya tembaga, besi dan mangan. Oksidasi dapat terjadi secara acak pada rantai karbon yang mengandung ikatan ganda (Bonnie dan Choo 1999). Gross (1991) mengatakan bahwa laju oksidasi β-karoten meningkat dengan peningkatan suhu. Marty dan Berset (1990) melakukan penelitian dengan β-karoten all trans sintetis dan menyatakan bahwa ketahanan molekul tersebut pada suhu tinggi dipengaruhi oleh kondisi medium. Pemanasan yang lama pada suhu 180 oC (kondisi tanpa oksigen) hanya menyebabkan sedikit kerusakan pada molekul ini, namun pada bahan pangan (dengan adanya komponen penyusun berupa pati, lemak, air, dan lain-lain) serta dikombinasikan dengan pencampuran secara mekanis akan memberi kesempatan masuknya oksigen dan menyebabkan kerusakan molekul β-karoten all trans ini lebih besar hingga jauh lebih besar lagi. Menurut Alyas et al. (2006), peningkatan waktu pemanasan dari 30 menit sampai 120 menit mengakibatkan reduksi β-karoten sebesar 3% pada suhu 50 oC dan 6% pada suhu 100 oC dalam red palm olein (RPOn). Pemanasan RPOn pada suhu yang sangat tinggi 200 oC selama 30 menit mengakibatkan kehilangan β-karoten hanya 15%. Namun, peningkatan waktu pada suhu 200 oC menyebabkan reduksi sebesar 59% kandungan β-karoten. Perubahan struktur β-karoten khususnya maupun karotenoid pada umumnya selama pengolahan dan penyimpanan dapat terjadi melalui beragam jalur, tergantung pada kondisi
8
proses reaksinya. Menurut Bonnie dan Choo (1999), jalur degradasi yang umum adalah isomerisasi, oksidasi, dan fragmentasi karotenoid. Beberapa macam kerusakan karotenoid yang mungkin terjadi, diantaranya: kerusakan pada suhu tinggi. Eskin (1979) menyebutkan bahwa karotenoid akan mengalami kerusakan pada suhu tinggi melalui degradasi termal sehingga terjadi dekomposisi karotenoid yang mengakibatkan turunnya intensitas warna karoten atau terjadi pemucatan warna yang terjadi dalam kondisi oksidatif. Pada suhu tinggi, karoten dapat berubah menjadi senyawa yang berwarna kecoklatcoklatan dan larut dalam minyak sehingga semakin sukar untuk dipucatkan. Penurunan daya pemucatan ini disebut DOBI (deterioration of bleachability index) (Pahan 2008). Adanya warna dan bilangan DOBI yang rendah tidak disukai dalam industri karena minyak sawit semakin sulit untuk dipucatkan. Bilangan DOBI merupakan gambaran kerusakan minyak akibat proses oksidasi yang terjadi sejak panen. Menurut Pahan (2008) nilai DOBI minyak sawit dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu: DOBI < 1.7 : jelek < DOBI < 2.3 : kurang baik 2.4 < DOBI < 2.9 : cukup baik DOBI > 2.9 : baik 3) Bilangan Iod dan Bilangan Peroksida Asam lemak yang menyusun lemak/minyak umumnya berupa campuran antara asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Derajat ketidakjenuhun asam lemak yang menyusun lemak/minyak dapat ditentukan berdasarkan reaksi adisi antara asam lemak dengan iod (I2). Ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak tidak jenuh dapat diadisi oleh senyawa iod sehingga menghasilkan senyawa dengan ikatan jenuh. Reaksi adisi ikatan rangkap asam lemak oleh senyawa iod dibantu dengan carrier seperti iodin-klorida atau iodin-bromida (Apriyantono 1989). Bilangan iod menyatakan jumlah gram iod yang digunakan untuk mengadisi 100gram lemak/minyak. Semakin tinggi bilangan iod, maka semakin banyak ikatan rangkap yang daidisi dan semakin tinggi derajat ketidakjenuhan lemak/minyak tersebut (Sudarmadji 1996). Menurut Ketaren (2008), peningkatan temperatur memungkinkan terjadinya polimerasi dimana ikatan rangkap yang terbentuk terputus kembali sehingga jumlah ikatan rangkap yang menyusun asam lemak berkurang dan bilangan iod menjadi rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Tsaknis et al. (2002) menunjukkan bahwa pemanasan pada suhu 175+5 oC selama 10 jam mengakibatkan penurunan bilangan iod pada minyak, serta mengakibatkan perubahan komposisi asam lemak penyusunnya. Kandungan asam lemak tidak jenuh mengalami penurunan, sedangkan kandungan asam lemak jenuh meningkat. Asam lemak bebas dalam contoh lemak/minyak mudah mengalami reaksi oksidasi. Stabilitas oksidasi asam lemak sangat tergantung pada jumlah ikatan rangkapnya. Semakin banyak ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak, maka stabilitas oksidatif asam lemak tersebut semakin rendah. Selain dipengaruhi oleh jumlah ikatan rangkapnya, stabilitas oksidasi asam lemak dipengaruhi oleh suhu, konsentrasi oksigen, cahaya, logam, aktivitas air, pro-oksidan, antioksidan, dan katalis. Reaksi oksidasi lemak/minyak terjadi melalui beberapa tahap, yaitu tahap inisiasi, tahap propagasi, dan tahap terminasi. Radikal bebas yang terbentuk di tahap awal reaksi (tahap inisiasi) dapat bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan senyawa peroksida. Oksidasi spontan asam lemak tidak jenuh didasarkan pada
9
serangan oksigen pada ikatan rangkap (ikatan tidak jenuh) sehingga membentuk hidroperoksida tidak jenuh yang bersifat reaktif. Peroksida yang dihasilkan bersifat tidak stabil dan mudah mengalami dekomposisi oleh proses isomerisasi atau polimerisasi, dan akhirnya menghasilkan persenyawaan dengan berat molekul lebih rendah. Senyawa peroksida juga mampu mengoksidasi molekul asam lemak yang masih utuh dengan cara melepaskan 2 atom hidrogen, sehingga membentuk oksida. Terbentuknya peroksida disusul dengan terbentuknya ikatan rangkap baru yang menghasilkan deretan persenyawaan aldehida dan asam jenuh dengan berat molekul rendah (Ketaren 2008). Menurut Habile (1992), hasil pemecahannya peroksida antara lain aldehida, keton, serta logam-logam transisi tidak diinginkan karena dapat mengakibatkan kerusakan lebih lanjut pada minyak berupa ketengikan (rancidity). Ketengikan terbentuk oleh autooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh atau aldehida bukan oleh peroksida. Jadi kenaikan bilangan peroksida (peroksida value/PV) hanya indikator dan peringatan bahwa minyak sebentar lagi akan berbau tengik. Semakin tinggi bilangan peroksida menunjukkan bahwa jumlah peroksida semakin banyak dan dapat diduga bahwa tingkat reaksi oksidasi pada lemak/minyak semakin tinggi (Apriyantono 1989).
D. REOLOGI DAN KARAKTERISTIK FLUIDA Reologi merupakan ilmu yang mempelajari hampir semua aspek yang mempengaruhi perubahan bentuk dan aliran bahan sebagai akibat dari adanya tekanan luar (Ferguson & Kemblowski 1991). Menurut Davis dan Sanders (2007), reologi adalah ilmu untuk mengukur dan menginterpretasikan respon suatu materi terhadap input gaya geser (stress) atau gaya tarik (strain) tertentu yang diberikan, dan ilmu ini merupakan dasar yang penting untuk menentukan mutu minyak nabati. Sifat reologi adala sifat fisik produk pangan yang berkaitan dengan deformasi bentuk akibat adanya gaya mekanik atau aliran. Sifat yang termasuk sifat reologi antara lain kekentalan, kelengketan, elastisitas, plastisitas, kelenturan, kekenyalan, dan sebagainya. Salah satu parameter reologi yang penting dalam pengaliran fluida adalah viskositas. Matuszek (1997) mengemukakan bahwa viskositas adalah ukuran bertahannya suatu fluida untuk mengalir. Gaya yang dibutuhkan untuk mengawali terjadinya aliran fluida pada kecepatan tertentu terkait dengan viskositas fluida tersebut. Tahanan suatu fluida untuk mengalir dikenal dengan stress. Gaya geser atau shear stress () adalah stress yang terjadi saat molekulmolekul fluida bergeser satu sama lain sepanjang permukaan tertentu. Gradien kecepatan atau shear rate (-dV/dr atau ) adalah ukuran seberapa cepatnya suatu molekul untuk saling bergeser. Menurut Singh dan Heldman (2001), viskositas ditentukan oleh sifat fisiko kimia alami bahan dan suhu. Pada kondisi shear rate yang berbeda, maka nilai viskositas suatu fluida akan berubah (Toledo 1991). Goodrum et al. (2002) mengemukakan bahwa viskositas dinamik fluida nilainya berbanding lurus dengan rasio shear stress terhadap shear rate yang diterapkan. Pada fluida Newtonian, rasio tersebut bernilai konstan, dan nilai viskositas tidak tergantung pada shear rate. Berdasarkan perilaku alirannya, fluida dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu Newtonian dan non-Newtonian. Fluida non-Newtonian dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu bingham plastik, pseudoplastik, dilatan, thiksotropik, dan rheopektik. Menurut Matuszek (1997), fluida yang menunjukkan peningkatan shear stress yang linier dengan peningkatan shear rate, dikenal dengan fluida Newtonian, yang dimodelkan dengan Persamaan 1.
10
𝑑𝑉
τ = µ − 𝑑𝑟
= µγ
(1)
Kemiringan (slope) dalam persamaan tersebut disebut viskositas yang bernilai konstan, sehingga viskositas suatu fluida Newtonian tidak dipengaruhi oleh shear rate. Fluida Newtonian memiliki kurva hubungan shear rate dan shear stress berupa garis lurus (Gambar 4a). Bila dua fluida Newtonian mengalami perubahan shear rate, nilai viskositas terukur kedua fluida tersebut akan tetap (Gambar 4b).
(a)
µ
(b)
Gambar 4. Hubungan shear rate dan shear stress pada fluida Newtonian (a); dan viskositas dua fluida Newtonian saat mengalami perubahan shear rate (b) (Matuszek 1997). Fluida yang memiliki karakteristik yang berbeda dari persamaan 1 tersebut dikenal dengan fluida non-Newtonian. Kurva hubungan shear rate dan shear stress untuk fluida nonNewtonian disajikan pada Gambar 5. Pada fluida non-Newtonian, viskositasnya merupakan fungsi dari shear rate yang diterapkan. Menurut Matuszek (1997), fluida non-Newtonian memiliki sifat semakin encer dengan semakin meningkatnya shear rate (shear thinning), atau sebaliknya semakin kental dengan semakin meningkatnya shear rate (shear thickening), dan beberapa memiliki gaya geser awal (yield stress). Persamaan yang paling umum untuk karakterisasi fluida non-Newtonian adalah model power law (Persamaan 2) dan model HerschelBulkley (Persamaan 3). τ = K (γ)n τ = τ0 + K (γ)n
(2) (3)
Dimana n adalah indeks tingkah laku aliran (flow behaviour index), K adalah indeks konsistensi (concistency index), dan τ 0 adalah gaya geser awal (yield stress) yang merupakan gaya yang dibutuhkan fluida untuk mulai mengalir.
11
Gambar 5. Sifat aliran fluida non-Newtonian: (a) viskositas struktural (untuk larutan dengan molekul besar); (b) aliran dilatan (untuk suspensi dengan konsentrasi tinggi); (c) viskoplastik dengan limit aliran: 1-plastik ideal, 2,3-plastik non-linier; (d) thixtotropy: 1-antithixtotropy, 2-viskoelastik; (e) aliran rheopexy (Matuszek 1997). Menurut Goodrum et al. (2002), nilai indeks tingkah laku aliran (flow behaviour index, n) yang lebih kecil dari satu menunjukkan sifat fluida pseudoplastik, nilai n yang lebih besar dari satu menunjukkan sifat dilatan, dan nilai n = 1 merupakan sifat fluida Newtonian. Parameter K adalah koefisien konsistensi yang bernilai proporsional terhadap viskositas. Pada fluida yang bersifat pseudoplastik, terjadi fenomena penurunan viskositas saat dikenai shear rate meningkat, atau dikenal dengan sifat shear thinning. Menurut Singh dan Heldman (2001), saat fluida pseudoplastik mengalami gaya geser, partikel-partikel yang terdistribusi secara acak akan mengatur dirinya sejajar dengan arah aliran, sehingga viskositas menurun. Perubahan viskositas pada shear rate yang sangat rendah (<0.5 s-1) atau pada shear rate yang sangat tinggi (>100 s-1) umumnya sangat kecil, sehingga dalam pengukuran sifat fluida power law, shear rate yang diterapkan adalah antara 0.5 s-1 hingga 100 s-1. Fluida non-Newtonian dapat diklasifikasikan dalam time-dependent atau timeindependent. Fluida yang sifat reologinya hanya bergantung pada shear stress (pada suhu konstan) diklasifikasikan dalam time-independent. Fluida time-dependent memiliki viskositas yang tidak hanya bergantung pada shear stress, tetapi juga bergantung pada waktu stress yang diberikan (Ibarz et al. 2005). Selama transportasi dan penyimpanan, CPO akan mengalami proses pemanasan dan pendinginan. Pangan fluida seringkali mengalami perlakuan suhu selama
12
pengolahan, penyimpanan, dan transportasi. Suhu sangat berpengaruh terhadap viskositas fluida, dimana secara umum viskositas akan menurun dengan meningkatnya suhu (Rao 1999). Munson et al. (2001) juga mengungkapkan bahwa secara umum, viskositas suatu fluida akan menurun dengan meningkatnya suhu. Hal tersebut disebabkan oleh terjadinya penurunan gaya kohesif pada molekul-molekul fluida saat suhu mengalami peningkatan. Menurut Goodrum et al. (2001), karena viskositas merupakan fungsi dari suhu, maka nilai parameter n dan K juga dapat berubah dengan perubahan suhu. Dengan demikian, n dan K harus ditentukan melalui percobaan penentuan viskositas pada kondisi suhu tertentu (isotermal). Karena model power law hanya menentukan hubungan antara viskositas dengan shear rate, dibutuhkan analisis lain untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas. Wang dan Briggs (2002) telah melakukan pengujian pengaruh suhu (10, 20, 40, 60 dan o 90 C) terhadap sifat reologi 5 jenis minyak kedelai, dan diketahui bahwa viskositas minyak akan menurun dengan suhu yang semakin meningkat, yang juga dipengaruhi oleh komposisi minyak. Menurut Wang dan Briggs (2002), pengaruh suhu terhadap viskositas (µ) untuk fluida Newtonian dapat dinyatakan dalam persamaan tipe Arrhenius (Persamaan 4) yang melibatkan suhu absolut (T), konstanta gas universal (R), dan energi aktivasi (Ea): µ = A e Ea/RT
(4)
Nilai Ea dan konstanta persamaan Arrhenius (A) ditentukan menggunakan regresi linier dari data percobaan. Nilai Ea yang lebih tinggi menunjukkan perubahan viskositas yang lebih cepat akibat perubahan suhu.
E. SIFAT REOLOGI MINYAK
Shear stress (Pa)
Kim et al. (2010) telah melakukan pengujian sifat reologi tujuh sampel minyak yaitu minyak canola, jagung, grapseed, hazelnut, zaitun, kedelai, dan biji bunga matahari. Minyak nabati tersebut memperlihatkan sifat fluida Newtonian pada suhu pengukuran 25 oC (Gambar 6).
Shear rate (1/s)
Gambar 6. Kurva hubungan shear stress dan shear rate pada beberapa jenis minyak nabati pada suhu 25 oC (Kim et al. 2010). Hasil penelitian Goodrum et al. (2002) pada poultry fat dan yellow grase juga menunjukkan bahwa pada shear rate yang tinggi, sifat reologi sampel menyerupai sifat fluida
13
Newtonian, dimana viskositas tidak lagi dipengaruhi oleh shear rate. Selain itu Fasina et al. (2006) juga telah melakukan pengujian pada 12 sampel minyak nabati pada kisaran suhu 5-95 oC, dan terdapat hubungan yang linier antara shear rate dengan shear stress dengan koefisien regresi lebih besar dari 0.999, yang mengindikasikan bahwa minyak nabati tersebut memiliki sifat fluida Newtonian. Menurut Munson et al. (2001), pada umumnya minyak dan lemak memiliki sifat pseudoplastik yang mengalami penurunan viskositas saat shear rate meningkat (shear thinning). Geller dan Goodrum (2000) melaporkan bahwa viskositas minyak ditentukan oleh shear rate dimana pada shear rate yang sangat rendah di bawah 7 s-1, terdeteksi sifat aliran fluida nonNewtonian pseudoplastik. Sebaliknya bila shear rate >7 s-1, minyak bersifat sebagai fluida Newtonian. Kim et al. (2010) telah melakukan pengujian sifat aliran minyak pada kisaran suhu 2070 oC (Gambar 7), dimana minyak mengalami penurunan viskositas secara non-linier dengan meningkatnya suhu. Penggunaan model Arrhenius Kim et al. (2010) pada sampel minyak nabati tersebut menghasilkan nilai Ea 24.6 – 26.9 kJ/mol dan konstanta Arrhenius 1.18 x 10-6 – 2.23 x 10-6 Pa.s. Menurut Santos et al. (2005) pengaruh suhu tersebut disebabkan oleh terjadinya penurunan interaksi molekuler.
o
Suhu ( C)
Gambar 7. Pengaruh suhu pada sifat aliran beberapa minyak nabati (Kim et al. 2010). Hasil penelitian Fasina et al. (2006) terhadap 12 sampel minyak nabati mencakup minyak almond, canola, jagung, grapeseed, hazelnut, zaitun, kacang tanah, sunflower, wijen, kedelai, biji bunga matahari, dan walnut; menunjukkan bahwa pengaruh suhu terhadap viskositas minyak paling baik dimodelkan dengan persamaan Williams-Landel-Ferry yang dimodifikasi.
14
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan di dalam penelitian ini adalah minyak sawit kasar (crude palm oil/CPO) yang diperoleh dari PT Sinar Meadow Internasional Indonesia, Jakarta. Bahan pendukung yang digunakan di dalam penelitian ini adalah bahan-bahan kimia untuk analisis, yaitu: air destilata, etanol 95%, NaOH, indikator fenolftalein, sikloheksana, larutan Wijs, KI, Na2S2O3, indikator kanji, n-heksana dan iso-oktana. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah inkubator, lemari pendingin, pemanas (hot plate), termometer, pipa sirkulasi skala laboratorium, Haake Rotoviscometer RV20, spektrofotometer, neraca analitik, buret, erlenmeyer bertutup, pipet Mohr, pipet tetes, gelas piala, gelas ukur, batang pengaduk, sudip, dan corong.
B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dibagi menjadi lima tahap, yaitu: (1) analisis mutu dan reologi CPO awal, (2) analisis mutu dan reologi CPO setelah pemanasan awal, (3) analisis mutu dan reologi CPO selama penyimpanan, (4) analisis mutu dan reologi CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran, dan (5) analisis mutu dan reologi CPO selama pengaliran dalam pipa. Diagram alir tahap penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 8.
CPO suhu 25 oC Analisis mutu dan reologi CPO awal
Pengolahan data
Pemanasan CPO pada laju pemanasan 5 oC/24 jam hingga mencapai suhu 55 oC Analisis mutu dan reologi CPO setelah pemanasan awal
Pengolahan data
Penyimpanan CPO pada suhu perlakuan (40, 35, 30, 25, dan 20 oC) selama 4 minggu. Analisis mutu dan reologi CPO selama penyimpanan, setiap 1 minggu sekali
Pengolahan data
Pemanasan CPO pada laju pemanasan 5 oC/24 jam hingga suhu pengaliran 55 oC Analisis mutu dan reologi CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran
Pengolahan data
Pengujian pengaliran CPO dalam pipa sirkulasi. Analisis mutu dan reologi CPO selama pengaliran dalam pipa Gambar 8. Diagram alir penelitian karakteristik CPO selama penyimpanan dan pengaliran dalam pipa.
15
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data karakteristik mutu dan reologi CPO selama penyimpanan dan pengaliran dalam pipa. Sebelum dilakukan perlakuan selanjutnya, CPO dianalisis mutu dan reologi awal pada suhu 25 oC. Ketika CPO tiba dari pabrik kelapa sawit (PKS), dilakukan pemanasan hingga mencapai suhu 50-55 oC. Pemanasan dilakukan untuk mempermudah proses bongkar muatan ketika CPO akan dipindahkan ke tangki penyimpanan. Untuk mengetahui pengaruh pemanasan ketika proses bongkar muatan terhadap mutu dan reologi CPO, maka dilakukan analisis mutu dan reologi terhadap CPO yang telah dipanaskan hingga mencapai suhu 55 oC. Selama penyimpanan, suhu dan lama penyimpanan juga berpengaruh terhadap karakteristik CPO. Suhu penyimpanan yang direkomendasikan oleh CODEX Alimentarius Commison (CAC) (2005) adalah suhu penyimpanan 32-40 oC. Pada penelitian ini dilakukan penyimpanan CPO pada suhu penyimpanan 20, 25, 30, 35, dan 40 oC selama 4 minggu penyimpanan. Selain penyimpanan CPO pada kisaran suhu yang direkomendasikan CAC (2005), dilakukan juga penyimpanan pada suhu yang lebih rendah, yaitu 20, 25, dan 30 oC. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penyimpanan CPO pada berbagai suhu penyimpanan yang diujikan terhadap parameter mutu maupun reologi CPO. Sebelum dialirkan, CPO perlu dipanaskan hingga mencapai suhu pengaliran yaitu 50-55 oC. Pemanasan tersebut dilakukan untuk melelehkan kristal lemak pada CPO, sehingga CPO lebih mudah untuk dialirkan. Setelah mengalami pemanasan kembali untuk mencapai suhu pengaliran, mutu dan sifat reologi CPO mengalami perubahan. Untuk mengetahui pengaruh pemanasan hingga mencapai suhu pengaliran CPO, maka dilakukan analisis mutu dan reologi terhadap CPO yang telah dipanaskan kembali hingga mencapai suhu 55 oC. Praktik yang terjadi dalam pengaliran CPO dalam sistem pipa berlangsung pada kondisi panas di dalam sistem pipa yang berpemanas atau berisolasi untuk mencegah pemadatan selama proses pengaliran. Selama pengaliran sangat memungkinkan terjadinya penurunan mutu CPO, karena pengaliran dilakukan dalam kondisi panas. Selain itu, sifat reologi CPO juga dapat mengalami perubahan akibat pengaruh suhu yang berubah-ubah selama pengaliran CPO. Untuk mengetahui profil perubahan mutu dan sifat reologi CPO selama pengaliran maka dilakukan analisis mutu dan sifat reologi CPO selama pengujian pengaliran CPO dalam sistem pipa. 1. Analisis Mutu dan Reologi CPO Awal Sampel CPO yang digunakan merupakan sampel yang baru dihasilkan industri pengolah CPO, serta belum mengalami proses transportasi dan penyimpanan dalam waktu yang lama. Analisis mutu CPO yang dilakukan meliputi kadar asam lemak bebas, bilangan iod, kadar karoten dan DOBI (deterioration of bleachability index). Penentuan kadar asam lemak bebas dan bilangan iod dilakukan berdasarkan metode SNI 01-2901-2006, sementara penentuan kadar karotenoid dan DOBI dilakukan berdasarkan metode PORIM 1995. Analisis dilakukan sebanyak 2 ulangan (duplo) untuk setiap parameter mutu yang diujikan. Sementara analisis sifat reologi CPO dilakukan dengan menggunakan Haake Rotoviscometer RV20 sebanyak 2 ulangan. Sifat reologi CPO dilihat dari indeks tingkah laku aliran (n) dan indeks konsistensi aliran (K) berdasarkan Persamaan power law.
16
2. Analisis Mutu dan Reologi CPO Setelah Pemanasan Awal Analisis mutu dan reologi CPO pada tahap ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemanasan awal sebelum penyimpanan terhadap parameter mutu dan reologi CPO. CPO yang telah dianalisis mutu serta reologi pada tahap sebelumnya, kemudian dipanaskan di dalam inkubator hingga suhu 55 oC dengan kenaikan suhu 5 oC/24 jam. Pemanasan dilakukan untuk mencapai suhu pengaliran sesuai dengan rekomendasi CODEX Alimentarius Commison (CAC 2005). Setelah suhu pemanasan tercapai, kembali dilakukan analisis mutu dan reologi CPO seperti yang dilakukan pada tahap sebelumnya. 3. Analisis Mutu dan Reologi CPO Selama Penyimpanan Pada tahap ini dilakukan simulasi proses penyimpanan CPO pada kondisi suhu penyimpanan tertentu dengan skala laboratorium. CPO yang telah dipanaskan hingga suhu 55 oC disimpan pada kondisi suhu penyimpanan yang berbeda-beda. Suhu penyimpanan yang dicobakan adalah 20, 25, 30, 35, dan 40 oC, dengan waktu penyimpanan selama 4 minggu. Untuk sampel yang disimpan pada suhu lebih besar atau sama dengan 25 oC, suhu diatur dengan cara menyimpan sampel CPO dalam inkubator yang dilengkapi pengatur suhu. Sedangkan untuk suhu di bawah 25 oC, penyimpanan dilakukan dalam lemari pendingin yang memiliki pengatur suhu. Analisis mutu dan sifat reologi CPO dilakukan setiap minggu terhadap setiap sampel yang disimpan pada suhu penyimpanan yang dicobakan. 4. Analisis Mutu dan Reologi CPO Setelah Pemanasan Sebelum Pengaliran Sampel CPO yang telah disimpan selama 4 minggu pada suhu penyimpanan yang diujikan kemudian dipanaskan kembali hingga mencapai suhu maksimal pengaliran sesuai rekomendasi CAC (2005) yaitu suhu 55 oC. Sampel CPO dipanaskan dengan kenaikan suhu sebesar 5 oC/24 jam. Setelah suhu pemanasan tercapai, sampel kemudian dianalisis mutu dan sifat reologinya. 5. Analisis Mutu dan Reologi CPO Selama Pengaliran dalam Pipa Untuk pengujian pengaruh proses pengaliran CPO terhadap mutu dan reologi CPO, dilakukan pengaliran sampel CPO pada sistem pipa sirkulasi skala laboratorium yang dilengkapi dengan pompa pendorong aliran. Pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal Merk Grundfos, Tipe NS Basic 13-18, yang mampu mengalirkan fluida dengan debit (Q) 3.6-17 m3/jam (setara dengan debit 1-4.7 L/detik). Pipa yang digunakan terbuat dari bahan stainless steel dengan diameter dalam 1 inci dan panjang 13 meter. Pada pipa tersebut dipasangkan termokopel pada beberapa titik yang kemudian dihubungkan dengan termorekorder, sehingga suhu selama pengaliran dapat diamati. Sistem pipa sirkulasi yang digunakan dalam simulasi pengaliran dapat dilihat pada Gambar 9.
17
1
2
3
4
5
Keterangan : 1. Pipa stainless steel diameter dalam 1 inci dan panjang 13 meter 2. Tangki pemanas 3. Pengatur laju aliran 4. Termorekorder 5. Pompa sentrifugal
Gambar 9. Sistem pipa sirkulasi skala laboratorium. Sampel CPO yang digunakan untuk simulasi pengaliran, sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu hingga mencapai suhu 55 oC. Setelah suhu pengaliran tercapai, dilakukan pengaliran sampai suhu CPO menurun hingga mencapai kondisi isotermal, yang ditandai dengan tidak terjadinya penurunan suhu lagi (suhu konstan), sambil diamati perubahan mutu serta sifat reologinya. 6. Prosedur Analisis 6.1. Pengukuran kadar asam lemak bebas (BSN 2006) Penentuan kadar asam lemak bebas dilakukan berdasarkan metode SNI 01-29012006. Kadar asam lemak bebas dihitung sebagai persentase berat (b/b) dari asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak sawit mentah (CPO) dimana berat molekul asam lemak bebas tersebut dianggap sebesar 25.6 (sebagai asam palmitat). Sampel yang diuji dipanaskan pada suhu 60-70 oC, diaduk hingga homogen. Kemudian sampel seberat 5 gram dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Sebanyak 50 mL etanol 95% atau isopropanol yang sudah dinetralkan ditambahkan ke dalam erlenmeyer. Sampel dipanaskan dalam penangas air dan diatur suhunya pada 40 oC sampai contoh minyak larut semua. Selanjutnya ditambahkan larutan indikator fenolftalein sebanyak 1-2 tetes. Sampel dititrasi dengan titrat sambil digoyang-goyang hingga mencapai titik akhir yang
18
ditandai dengan perubahan warna menjadi merah muda yang stabil minimal 30 detik. Penggunaan larutan titrat yang digunakan (mL) dicatat. Analisis dilakukan sekurangkurangnya duplo dan perbedaan antara kedua uji tidak boleh melebihi 0.05%. Persentase asam lemak dihitung sebagai asam palmitat berdasarkan rumus pada Persamaan 5. Kadar ALB (%) =
25.6x𝑁x𝑉
(5)
𝑊
Keterangan : V : Volume titrat yang digunakan (mL) N : Normalitas larutan titrat W : Berat sampel (g) 25.6 : Konstanta untuk menghitung kadar asam lemak bebas sebagai asam lemak palmitat 6.2. Pengukuran bilangan iod (BSN 2006) Penentuan bilangan iod dilakukan berdasarkan metode SNI 01-2901-2006. Bilangan iod dinyatakan sebagai gram iod yang diserap per 100 gram minyak. Sampel yang diuji dilelehkan pada suhu 60-70 oC, dan diaduk hingga rata. Sebanyak 0.4-0.6 gram sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer bertutup 250 atau 500 mL, lalu ditambahkan sebanyak 15 mL sikloheksana ke dalam erlenmeyer untuk melarutkan larutan uji tersebut. Sebanyak 25 mL larutan Wijs ditambahkan ke dalam erlenmeyer dengan menggunakan pipet, lalu erlenmeyer tersebut ditutup. Erlenmeyer dikocok dan disimpan dalam ruang gelap selam 30 menit. Sebanyak 10 mL larutan KI 10% dan 50 mL air suling ditambahkan ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer ditutup dan dikocok, kemudian dilakukan titrasi dengan larutan natrium tiosufat 0.1N sampai terjadi perubahan warna dari biru tua menjadi kuning muda. Selanjutnya dilakukan penambahan 1-2 mL indikator kanji, titrasi dilanjutkan sampai warna birunya hilang setelah dikocok kuat-kuat. Dilakukan penetapan sekurang-kurangnya duplo, dan perbedaan antara kedua hasil uji tidak boleh lebih besar dari 0.05. Bilangan iod dihitung berdasarkan rumus pada Persamaan 6.
Bilangan iod (g iod/100 g) =
12.69 𝑁 (𝑉2 − 𝑉1 ) 𝑊
(6)
Keterangan: N : Normalitas larutan standar natrium tiosulfat 0.1 N V2 : Volume larutan natrium tiosulfat 0.1 N blanko V1 : Volume larutan natrium tiosulfat 0.1 N contoh 12.69 : Konstanta untuk menghitung bilangan iod W : Berat sampel (g)
19
6.3. Pengukuran kadar karotenoid (PORIM 1995) Sampel ditimbang sebesar 0.1 g ke dalam labu takar 25 mL, kemudian ditepatkan hingga tanda tera dengan n-heksana. Pengenceran dilakukan apabila absorbansi yang diperoleh nilainya lebih dari 0.700. Absorbansi diukur pada panjang gelombang 446 nm dengan kuvet (lebar 1 cm). Konsentrasi karotenoid dalam sampel minyak sawit dihitung menggunakan panjang gelombang 446 nm menggunakan kuvet 1 cm dengan pelarut heksana. Kadar karotenoid diukur berdasarkan rumus pada Persamaan 7.
Karoten (ppm) =
25 x 383 x (As −Ab ) 100 x W
(7)
Keterangan : W : Berat sampel (g) As : Absorbansi sampel Ab : Absorbansi blanko 6.4. Pengukuran nilai DOBI (PORIM 1995) Sampel ditimbang sebanyak 0.04 g dalam labu ukur 25mL yang telah ditentukan berat kosongnya. Sampel dilarutkan dengan pelarut Iso-oktana p.a. sampai batas garis labu dan digoncang agar minyak atau lemak larut sempurna. Absorbansi diukur pada panjang gelombang 446 nm (Ab) dan 269 nm (As). Nilai DOBI dihitung berdasarkan rumus pada Persamaan 8.
DOBI =
𝐴𝑏 𝐴𝑠
(8)
Keterangan : Ab : Absorbansi contoh pada panjang gelombang 446 nm As : Absorbansi contoh pada panjang gelombang 269 nm 6.5. Pengukuran sifat reologi CPO Pengukuran sifat reologi dilakukan menggunakan Haake Rotoviscometer RV20 (Gambar 10) dengan sistem pengukuran M5. Sistem sensor yang digunakan adalah sensor NV yang terdiri atas sebuah silinder ko-aksial dengan dua celah/gap (celah dalam = 0.35 mm; celah luar = 0.4 mm). Perlakuan suhu selama percobaan dikontrol oleh thermocontroller yang diatur melalui program Haake Rotoviscometer RV20. Selanjutnya sampel dikenai shear rate pada kisaran 1-400 s-1, sehingga dapat diperoleh data gaya geser (shear stress) pada suhu tersebut. Sifat aliran fluida ditentukan dengan model power law dan dihitung nilai n (indeks tingkah laku aliran/flow behaviour index) dan nilai K (indeks konsistensi aliran/concistency index). Data logaritma shear rate dan shear stress diplotkan untuk memperoleh persamaan power law, dengan data log shear rate sebagai aksis (sumbu x) dan log shear stress sebagai ordinat (sumbu y). Dari persamaan power law (regresi linier) yang diperoleh kemudian ditentukan nilai n dan K. Nilai n diperoleh dari slope persamaan power law, sedangkan nilai K diperoleh dari antilogaritma intersep persamaan power law berdasarkan Persamaan 9.
20
log τ = log K + n log γ
(9)
𝜏 : Shear stress 𝛾 : Shear rate n : Indeks tingkah laku aliran K : Indeks konsistensi aliran
Gambar 10. Haake Rotoviscometer RV20.
21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI CPO AWAL Minyak sawit kasar (crude palm oil/CPO) merupakan komoditas unggulan Indonesia yang juga berperan penting dalam perdagangan dunia. Mengingat pentingnya peranan CPO tersebut, maka mutu harus mendapat perhatian yang utama karena sangat mempengaruhi harga dan nilai ekonomisnya (Muchtadi 1998). Penanganan CPO yang kurang baik dapat mengakibatkan kerusakan mutu CPO. CPO yang digunakan pada penelitian ini merupakan CPO baru yang belum mengalami proses transportasi dan penyimpanan dalam waktu yang lama. Dengan demikian, diharapkan komposisi kimia dan kondisi kristal lemak di dalamnya belum mengalami perubahan akibat terjadinya kristalisasi dan pelelehan yang berulang. Sebelum dilakukan perlakuan selanjutnya, CPO dianalisis mutu serta reologinya pada suhu 25 oC. Hasil analisis mutu CPO awal yang meliputi pengukuran kadar asam lemak bebas, bilangan iod, kadar karotenoid, dan DOBI (deterioration of bleachability index) dapat dilihat pada Tabel 5 dengan data lengkap pada Lampiran 1.
CPO awal Standar mutu SNI 01-2901-2006 Ditjenbun (1997)
Tabel 5. Parameter mutu CPO awal. Parameter mutu Asam lemak Bilangan iod Karotenoid bebas (%) (g iod/100 g) (ppm) 3.44 52.64 642 0.5 maks 5 maks
50-55 51 min
500 min
DOBI 2.91 2.5 min
Berdasarkan hasil analisis mutu awal yang dilakukan, sampel CPO yang digunakan pada penelitian ini memiliki kadar asam lemak bebas yang tidak sesuai dengan standar yang diacu, dimana standar asam lemak bebas yang dipersyaratkan dalam SNI 01-2901-2006 maksimal 0.5%. Jika mengacu pada standar mutu CPO di PKS Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Perkebunan (Ditjenbun) (1997), sampel CPO yang digunakan masih memenuhi standar, dimana standar asam lemak bebas pada CPO maksimal 5%. Dilihat dari parameter bilangan iod, kadar karotenoid dan DOBI, sampel CPO yang digunakan masih memenuhi standar mutu yang diacu. Selain dilakukan analisis mutu awal terhadap sampel CPO yang digunakan, juga dilakukan analisis sifat reologi CPO awal. Sifat reologi yang diamati meliputi indeks tingkah laku aliran (n) dan indeks konsistensi (K). Data lengkap analisis reologi CPO awal dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil analisis reologi CPO awal menunjukkan bahwa indeks tingkah laku aliran (n) CPO awal sebesar 0.635, dan indeks konsistensi (K) sebesar 1.505. Dilihat dari nilai n dan K yang diperoleh berdasarkan persamaan power law diketahui bahwa CPO pada suhu 25 oC merupakan fluida pseudoplastik (00). Menurut Toledo (1991) pada kondisi shear rate yang berbeda, maka nilai viskositas suatu fluida akan berubah. Hubungan antara shear rate dan viskositas CPO awal pada suhu pengukuran 25 oC dapat dilihat pada Gambar 11.
22
0.700
Viskositas (Pa.s)
0.600 0.500 0.400 0.300 0.200 0.100 0.000 0
50
100
150
200 250 Shear rate (s-1)
300
350
400
Gambar 11. Hubungan shear rate dan viskositas CPO awal. Gambar 11 menunjukkan bahwa viskositas CPO pada suhu 25 oC dipengaruhi oleh besarnya shear rate yang diberikan. Viskositas CPO awal pada suhu 25 oC semakin menurun seiring dengan kenaikan shear rate yang diberikan. Hal ini menunjukkan sifat fluida pseudoplastik. Menurut Moros et al. (2002) fluida pseudoplastik akan mengalami penurunan viskositas saat dikenai shear rate yang meningkat, atau dikenal dengan sifat shear thinning. Sifat reologi CPO yang menunjukkan perilaku fluida pseudoplastik dengan nilai viskositas yang relatif besar pada suhu 25 oC (0.175-0.282 Pa.s) mengakibatkan CPO sulit dialirkan pada suhu pengaliran 25 oC, karena diperlukan gaya dorong yang cukup besar untuk mengalirkan CPO dengan viskositas yang tinggi, selain itu saat dialirkan pada suhu pengaliran tersebut viskositas CPO akan sangat dipengaruhi oleh besarnya shear rate yang diberikan. Jika dibandingkan dengan minyak nabati lainnya, CPO memiliki sifat reologi yang berbeda pada suhu pengukuran 25 oC. Penelitian yang dilakukan oleh Kim et al. (2010) terhadap tujuh sampel minyak nabati yaitu minyak canola, jagung, grapeseed, hazelnut, zaitun, kedelai, dan biji bunga matahari menunjukkan bahwa ketujuh minyak nabati tersebut memperlihatkan sifat fluida Newtonian pada suhu pengukuran 25 oC dengan nilai viskositas terukur yang rendah (< 0.08 Pa.s). Minyak nabati dengan sifat aliran fluida Newtonian akan lebih mudah ditangani saat proses pengaliran dalam pipa, karena nilai viskositas fluida Newtonian tidak dipengaruhi oleh besarnya shear rate yang diberikan (Matuszek 1997). Akibatnya minyak dengan sifat fluida Newtonian dengan nilai viskositas yang rendah dapat mengalir di dalam pipa tanpa dipengaruhi besarnya shear rate yang diberikan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Maskan (2003), komposisi asam lemak jenuh dan tidak jenuh mempengaruhi sifat reologi minyak. Terdapat korelasi positif antara komposisi asam lemak bebas penyusunnya terhadap viskositas dari minyak nabati. Minyak nabati yang tinggi asam lemak jenuhnya mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan minyak nabati yang tinggi asam lemak tidak jenuhnya (Kim et al. 2010). Oleh karena itu CPO yang tersusun atas 50% asam lemak jenuh dan 50% asam lemak tidak jenuh memiliki nilai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan minyak nabati lain yang dominan tersusun atas asam lemak tidak jenuh.
23
B. KARAKTERISTIK MUTU PEMANASAN AWAL
DAN
REOLOGI
CPO
SETELAH
CPO tersusun dari berbagai asam lemak, baik asam lemak jenuh maupun asam lemak tidak jenuh. Pada suhu tertentu, terjadi pemisahan fraksi pada CPO akibat perbedaan titik leleh komponen asam-asam lemak penyusunnya. CPO dapat terpisah menjadi fraksi minyak yang tetap cair karena memiliki titik leleh yang rendah (disebut fraksi olein) dan fraksi yang memadat (membeku) karena memiliki titik leleh yang tinggi (disebut fraksi stearin) (Ketaren 2008). Akibatnya, bila suhu penyimpanan dan pengaliran cukup rendah, CPO dapat memadat sebagian atau bahkan seluruhnya. Kondisi fase bahan yang memadat tersebut menyulitkan saat proses bongkar muatan CPO dari tangki angkut ke tangki penyimpanan. Sehingga perlu dilakukan pemanasan CPO untuk menyeragamkan fase CPO sebelum dilakukan bongkar muatan. Menurut Naibaho (1998) suhu CPO pada waktu pemuatan/pembongkaran adalah 50-55 oC. Pemanasan awal yang dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemanasan CPO sebelum proses bongkar muatan ke dalam tangki penyimpanan CPO. Pada tahap ini CPO dipanaskan hingga mencapai suhu maksimal loading (bongkar muatan) yang direkomendasikan CODEX Alimentarius Commision (CAC) (2005), yaitu suhu 55 oC. Analisis mutu dan sifat reologi CPO dilakukan terhadap CPO yang telah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC dengan laju kenaikan suhu 5 oC/24 jam. Hasil analisis mutu CPO terhadap sampel yang telah mengalami pemanasan awal dapat dilihat pada Tabel 6 dengan data lengkap pada Lampiran 3. Tabel 6. Parameter mutu CPO setelah mengalami pemanasan awal hingga suhu 55 oC. Parameter mutu Asam lemak Bilangan iod Karotenoid DOBI bebas (%) (g iod/100 g) (ppm) CPO setelah 3.85 52.56 604 2.76 pemanasan awal Standar mutu SNI 01-2901-2006 0.5 maks 50-55 Ditjenbun (1997) 5 maks 51 min 500 min 2.5 min Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, setelah mengalami proses pemanasan hingga suhu 55 oC, asam lemak bebas pada CPO meningkat, bilangan iod cenderung tidak mengalami perubahan, sedangkan kadar karotenoid dan DOBI mengalami penurunan. Pada Tabel 6 terlihat bahwa kadar asam lemak bebas, bilangan iod, kadar karotenoid dan DOBI setelah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC masih memenuhi standar mutu CPO di PKS Indonesia yang ditetapkan oleh Ditjenbun (1997). Peningkatan kandungan asam lemak bebas pada CPO yang telah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC terjadi karena perlakuan suhu pemanasan pada CPO dapat mempercepat terjadinya reaksi hidrolisis yang mengakibatkan trigliserida terurai menjadi asam lemak bebas. Selain itu pemanasan hingga suhu 55 oC juga mengakibatkan terjadinya dekomposisi karotenoid yang mengakibatkan turunnya insentas warna karotenoid (Eskin 1979). Turunnya bilangan DOBI terjadi karena pada suhu tinggi karoten dapat berubah menjadi senyawa yang berwarna kecoklatan dan larut dalam minyak sehingga semakin sukar untuk dipucatkan (Pahan 2008). Selain diamati pengaruh pemanasan awal terhadap mutu CPO, juga dilakukan analisis terhadap reologi CPO. Data lengkap hasil analisis reologi CPO setelah mengalami pemanasan awal hingga suhu 55 oC dapat dilihat pada Lampiran 4. Hasil analisis reologi yang dilakukan
24
menunjukkan bahwa CPO setelah dipanaskan hingga mencapai suhu 55 oC memiliki indeks tingkah laku aliran (n) sebesar 0.935, dan indeks konsistensi (K) sebesar 0.033. Dilihat dari nilai n dan K yang diperoleh, CPO yang dipanaskan hingga suhu 55 oC memiliki sifat yang mendekati fluida Newtonian (n=1 dan K>0). Pemanasan hingga suhu 55 oC mengakibatkan indeks konsistensi menurun, sedangkan indeks tingkah laku aliran meningkat mendekati fluida Newtonian. Hubungan antara shear rate dan viskositas CPO setelah mengalami pemanasan awal hingga suhu 55 oC dapat dilihat pada Gambar 12. 0.700
Viskositas (Pa.s)
0.600 0.500 0.400 0.300 0.200 0.100 0.000 0
50
100
150
CPO awal == 25oC) CPO awal(T(T 25oC)
200 Shear rate (s-1)
250
300
350
400
CPO CPOsetelah setelahpemanasan pemanasanawal awal(T(T==55oC) 55oC)
Gambar 12. Hubungan antara shear rate dan viskositas CPO sebelum dan setelah mengalami pemanasan awal hingga suhu 55 oC. Berdasarkan data hubungan aantara shear rate dan viskositas CPO pada Gambar 12 terlihat bahwa viskositas CPO setelah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC cenderung tidak dipengaruhi oleh besarnya shear rate yang diberikan, yaitu berkisar antara 0.023-0.026 Pa.s. Viskositas CPO setelah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC lebih kecil dibandingkan viskositas CPO awal pada suhu 25 oC. Hal ini terjadi karena pemanasan CPO hingga suhu 55 oC akan mengakibatkan kristal lemak pada CPO meleleh. Menurut Himawan et al. (2006), minyak sawit memiliki titik leleh 40 oC. Akibatnya pemanasan hingga suhu di atas titik leleh CPO akan mengakibatkan pelelehan kristal lemak yang mengakibatkan CPO memiliki viskositas yang lebih rendah dengan konsistensi yang lebih cair. Penelitian yang dilakukan oleh Goh (2010) terhadap minyak kelapa, zaitun, kedelai, biji bunga matahari, dan wijen juga menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu maka viskositas minyak nabati akan semakin rendah. Terlihat pada Gambar 12 bahwa viskositas CPO setelah mengalami pemanasan awal hingga suhu 55 oC cenderung tetap walaupun diberikan shear rate yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa CPO pada suhu 55 oC memiliki sifat fluida Newtonian. Goodrum et al. (2002) mengemukakan bahwa viskositas dinamik fluida nilainya berbanding lurus dengan rasio shear stress terhadap shear rate yang diterapkan. Pada fluida Newtonian, rasio tersebut bernilai konstan, dan nilai viskositas fluida Newtonian tidak dipengaruhi oleh besarnya shear rate yang bekerja pada fluida, sehingga fluida Newtonian akan memiliki nilai viskositas yang tetap berapapun shear rate yang diberikan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kim et al. (2010) terhadap tujuh sampel minyak nabati yang menunjukkan perilaku fluida Newtonian, terlihat bahwa semakin tinggi suhu mengakibatkan nilai viskositas minyak semakin kecil. Viskositas minyak canola, jagung, grapeseed, hazelnut, zaitun, kedelai, dan biji bunga matahari pada suhu 55 oC berkisar antara 0.020-0.028 Pa.s (Kim et al. 2010). Nilai viskositas CPO yang
25
telah dipanaskan hingga suhu 55 oC memiliki nilai yang tidak jauh berbeda dengan minyak nabati lainnya yaitu berkisar antara 0.023-0.026 Pa.s. Hal ini menunjukkan bahwa pada suhu 55 oC, CPO akan lebih mudah ditangani selama pengaliran, karena memiliki viskositas yang rendah dengan sifat fluida Newtonian, sehingga besarnya gaya yang dibutuhkan untuk mengalirkan CPO akan lebih kecil dibandingkan pada suhu pengaliran 25 oC.
C. KARAKTERISTIK PENYIMPANAN
MUTU
DAN
REOLOGI
CPO
SELAMA
CODEX Alimentarius Commision (CAC) (2005) dalam panduan penyimpanan dan transportasi lemak dan minyak pada skala besar (bulk) menyatakan bahwa terdapat tiga penyebab kerusakan yang dapat terjadi selama penyimpanan dan transportasi minyak nabati, yaitu terjadinya reaksi oksidasi dengan oksigen di udara, reaksi hidrolisis, dan terjadinya kontaminasi. Suhu penyimpanan yang tidak terkontrol dengan baik dapat mempercepat terjadinya penurunan mutu CPO (Naibaho 1998). Pengamatan terhadap perubahan karakteristik mutu dan reologi CPO selama penyimpanan dilakukan selama 4 minggu pada beberapa suhu penyimpanan yang berbeda, yaitu suhu penyimpanan 20, 25, 30, 35, dan 40 oC. Analisis mutu dan reologi dilakukan setiap minggu, selama 4 minggu penyimpanan. 1. Mutu CPO Selama Penyimpanan Hasil analisis mutu CPO selama penyimpanan pada berbagai suhu penyimpanan yang diujikan dapat dilihat pada Tabel 7 dengan data lengkap tersaji pada Lampiran 5. Berdasarkan data analisis mutu yang diperoleh, terlihat bahwa asam lemak bebas selama penyimpanan meningkat, bilangan iod cenderung tidak mengalami perubahan, sedangkan kadar karotenoid dan DOBI mengalami penurunan selama penyimpanan. Semakin tinggi suhu penyimpanan, mengakibatkan penurunan mutu CPO yang semakin besar. Pada Tabel 7 terlihat bahwa penyimpanan pada suhu 20 oC dapat menghambat penurunan mutu CPO. CPO yang disimpan pada suhu 20 oC memiliki mutu yang paling baik jika dibandingkan dengan CPO yang disimpan pada suhu penyimpanan lainnya. Selama 4 minggu penyimpanan, CPO yang disimpan pada suhu 20 dan 25 oC memiliki kadar asam lemak bebas, bilangan iod, kadar karotenoid, serta DOBI yang masih sesuai dengan standar mutu CPO di PKS Indonesia yang ditetapkan oleh Ditjenbun (1997). CPO yang disimpan pada suhu 30 oC memiliki kadar asam lemak bebas, bilangan iod, kadar karotenoid, serta DOBI yang masih sesuai dengan standar mutu CPO hingga 3 minggu penyimpanan. Setelah 4 minggu penyimpanan, CPO pada suhu penyimpanan 30 oC memiliki nilai DOBI yang sudah tidak memenuhi standar yaitu 2.44 (<2.50). Penyimpanan CPO pada suhu 35 dan 40 oC mengakibatkan penurunan mutu yang lebih cepat, terlihat bahwa pada suhu penyimpanan 40 oC, CPO sudah tidak memenuhi standar mutu setelah 2 minggu penyimpanan dilihat dari nilai DOBI yang sudah tidak sesuai dengan standar yaitu 2.09 (<2.50).
26
Tabel 7. Parameter mutu CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, dan 40 oC. Suhu penyimpanan (oC) 20
25
30
35
40
Lama penyimpanan (minggu) 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Standar mutu SNI 01-2901-2006 Ditjenbun (1997)
ALB (%) 3.85 3.86 3.88 3.89 3.91 3.85 3.88 3.91 3.95 3.99 3.85 4.09 4.13 4.21 4.38 3.85 4.19 4.41 4.58 4.79 3.85 4.26 4.52 4.75 4.92 0.5 maks 5 maks
Parameter mutu Bilangan iod Karotenoid (g iod/100 g) (ppm) 52.56 604 52.54 603 52.57 601 52.53 600 52.53 596 52.56 604 52.52 602 52.53 599 52.53 592 52.53 584 52.56 604 52.52 589 52.50 579 52.52 565 52.55 549 52.56 604 52.51 578 52.52 553 52.50 524 52.52 493 52.56 604 52.52 563 52.51 538 52.52 498 52.53 474 50-55 51 min
500 min
DOBI 2.76 2.75 2.72 2.73 2.69 2.76 2.72 2.69 2.64 2.60 2.76 2.63 2.57 2.51 2.44 2.76 2.57 2.51 2.45 2.33 2.76 2.56 2.43 2.26 1.98 2.5 min
Data analisis mutu CPO selama penyimpanan diuji dengan munggunakan instrumen statistika untuk melihat apakah pengaruh suhu dan lama penyimpanan mengakibatkan perubahan mutu yang signifikan selama penyimpanan. Analisis statistika yang digunakan adalah ANOVA (analysis of varian) dengan uji lanjut Duncan. Melalui uji tersebut, juga dapat diketahui apakah perubahan mutu yang terjadi selama penyimpanan berbeda signifikan dengan mutu awal. Dengan uji Duncan, data-data yang tidak berbeda signifikan berada pada subset yang sama, sedangkan data-data yang berbeda signifikan berada pada subset yang berbeda. Hasil analisis statistika dengan ANOVA dan uji lanjut Duncan terhadap asam lemak bebas, bilangan iod, kadar karotenoid, serta DOBI selama 4 minggu penyimpanan pada suhu penyimpanan yang diujikan dapat dilihat pada Lampiran 6-13. Gambar 13, 14, 15, dan 16 menunjukkan pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap parameter mutu CPO. Gambar 13 menunjukkan kenaikan asam lemak bebas selama penyimpanan pada suhu penyimpanan yang diujikan. Asam lemak bebas merupakan salah satu faktor penentu mutu CPO yang juga merupakan salah satu indikator dalam kerusakan minyak. Asam lemak bebas dalam minyak tidak dikehendaki karena degradasi asam lemak bebas tersebut menghasilkan rasa dan bau yang tidak disukai. Kenaikan asam lemak bebas disebabkan adanya reaksi hidrolisis pada minyak. Hasil reaksi hidrolisis minyak sawit adalah gliserol dan asam lemak bebas. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor panas, air,
27
Asam lemak bebas (%)
keasaman, dan enzim (Siregar 1991). Pada sampel CPO yang disimpan di suhu 20 oC, selama 4 minggu penyimpanan tidak terjadi peningkatan asam lemak bebas yang signifikan. Pada sampel CPO yang disimpan di suhu 25 oC kenaikan asam lemak bebas yang signifikan mulai terjadi sejak minggu ketiga penyimpanan. Sedangkan pada sampel CPO yang disimpan di suhu 30, 35, dan 40 oC kenaikan asam lemak bebas yang signifikan sudah terjadi sejak minggu pertama penyimpanan. Asam lemak bebas sebagai hasil hidrolisis minyak dipacu oleh berbagai faktor seperti suhu. Menurut Saloko (2011) suhu optimum hidrolisis antara 3040 oC, yang kisarannya tidak begitu jauh dengan suhu kamar. Berdasarkan hasil ANOVA pengaruh suhu terhadap asam lemak bebas selama penyimpanan (Lampiran 7) terlihat bahwa suhu penyimpanan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap asam lemak bebas (p value<0.05) mulai minggu pertama sampai minggu keempat penyimpanan. Penyimpanan CPO pada suhu 20 dan 25 oC tidak berbeda nyata namun saling berbeda nyata dengan penyimpanan pada suhu 30, 35, dan 40 oC.
5.00 a a a a a
a ab abc bc c
d b c a b
a
d e b c
a
b
e c d
4.00
3.00 2.00 1.00 0.00 20
25 0 minggu
30 35 Suhu penyimpanan (oC) 1 minggu 2 minggu 3 minggu
40 4 minggu
Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0.05) dengan uji Duncan pada selang kepercayaan 95%.
Gambar 13. Kadar asam lemak bebas selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35 dan 40 oC. Banyaknya ikatan rangkap dalam asam lemak ditunjukkan dengan bilangan iod. Ikatan rangkap akan bereaksi dengan senyawa iod sehingga semakin banyak ikatan rangkap maka jumlah iod yang digunakan semakin banyak dan bilangan iod akan semakin tinggi. Bilangan iod juga menandakan derajat ketidakjenuhan minyak, bilangan iod yang semakin tinggi menunjukkan derajat ketidakjenuhan minyak yang semakin tinggi pula. Menurut Basiron (2005) minyak sawit kasar terdiri dari 50% asam lemak jenuh dan 50% asam lemak tidak jenuh. Sehingga minyak sawit kasar akan memiliki bilangan iod yang berkisar antara 44-58 g iod/100 g sampel (Winarno 1999). Hasil analisis bilangan iod selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 14.
28
Bilangan iod (g iod/100 g)
53.00
a a a a a
a a a a a
20
25
a a a a a
a a a a a
a a a a a
52.50 52.00 51.50 51.00 50.50 50.00 30 35 Suhu penyimpanan (oC) minggu 1 minggu 2 minggu 3
minggu 0
40 minggu 4
Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0.05) dengan uji Duncan pada selang kepercayaan 95%.
Gambar 14. Bilangan iod selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35 dan 40 oC.
Karotenoid (ppm)
Gambar 14 menunjukkan bahwa bilangan iod CPO selama 4 minggu penyimpanan pada setiap suhu penyimpanan yang diujikan tidak mengalami perubahan yang signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada suhu penyimpanan 20-40 oC tidak mempengaruhi bilangan iod CPO. Hal ini terjadi karena perlakuan suhu penyimpanan yang ditetapkan tidak mengakibatkan terjadinya perubahan derajat ketidakjenuhan CPO (komponen asam lemak penyusun tetap). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tsaknis et al. (2002), diketahui bahwa minyak nabati dapat mengalami perubahan bilangan iod jika diberikan perlakuan suhu tinggi (>180oC), dimana pada suhu tersebut dapat mengakibatkan pemutusan ikatan rangkap pada asam lemak sehingga terjadi penurunan bilangan iod. Berdasarkan hasil ANOVA pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap asam lemak bebas selama penyimpanan (Lampiran 8 dan 9) terlihat bahwa suhu penyimpanan yang berbeda serta lama penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap bilangan iod (p value>0.05). Karotenoid merupakan pigmen yang memberikan warna merah pada kelapa sawit. Karotenoid sangat mudah teroksidasi, hal ini karena adanya ikatan ganda pada karotenoid yang menyebabkan percepatan laju oksidasi. Gross (1991) mengatakan bahwa laju oksidasi karotenoid meningkat seiring dengan peningkatan suhu. Hasil analisis kadar karotenoid selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 15.
700 600 500 400 300 200 100 0
a a a a a
a a ab b c
20
25 0 minggu
a b c d e
a b c d e
30 35 Suhu penyimpanan (oC) 1 minggu 2 minggu 3 minggu
a
b c
d e
40 4 minggu
Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0.05) dengan uji Duncan pada selang kepercayaan 95%.
Gambar 15. Kadar karotenoid selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35 dan 40 oC.
29
Gambar 15 menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar karotenoid pada CPO selama penyimpanan, namun penurunan kadar karotenoid pada CPO yang disimpan di suhu 20 oC selama 4 minggu penyimpanan tidak signifikan. CPO yang disimpan di suhu 25 oC mulai mengalami penurunan kadar karotenoid yang signifikan setelah 3 minggu penyimpanan. Sedangkan CPO yang disimpan di suhu 30, 35, dan 40 oC sudah mengalami penurunan kadar karotenoid yang signifikan sejak minggu pertama penyimpanan. Berdasarkan hasil ANOVA pengaruh suhu terhadap kadar karotenoid selama penyimpanan (Lampiran 11) terlihat bahwa suhu penyimpanan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap kadar karotenoid (p value<0.05). Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan kesesuaian dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alyas et al. (2006) yang menunjukkan bahwa semakin lama dan semakin tinggi perlakuan suhu yang diberikan akan mengakibatkan penurunan kadar karotenoid yang semakin tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Lin dan Chen (2005) mengenai stabilitas karoten pada jus tomat selama penyimpanan juga menunjukkan hal yang serupa, dimana terjadi kecenderungan penurunan kadar karotenoid seiring dengan peningkatan suhu penyimpanan. Penelitian Hastinah (1997) menunjukkan bahwa degradasi karotenoid sangat dipengaruhi oleh suhu dan lamanya pemanasan. Suhu yang semakin tinggi dan pemanasan yang semakin lama mengakibatkan semakin meningkatnya degradasi karoten. Akibat pengaruh suhu tinggi atau reaksi oksidasi, karoten dapat berubah menjadi senyawa yang berwarna kecoklat-coklatan dan larut dalam minyak sehingga semakin sukar untuk dipucatkan. Penurunan daya pemucatan ini disebut DOBI (deterioration of bleachability index) (Pahan 2008). Hasil analisis DOBI selama penyimpanan CPO dapat dilihat pada Gambar 16.
3.00
a a a a a
a ab ab ab b
DOBI
2.50
a b bc cd
a d
b bc c d
a
b b
c d
2.00 1.50 1.00 0.50
0.00 20
25
30 35 40 Suhu Penyimpanan (oC) 0 minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0.05) dengan uji Duncan pada selang kepercayaan 95%.
Gambar 16. DOBI selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35 dan 40 oC. Hasil uji Duncan terhadap DOBI selama penyimpanan yang disajikan pada Gambar 16 menunjukkan bahwa selama 4 minggu penyimpanan pada suhu penyimpanan yang diujikan terjadi penurunan DOBI. Penurunan DOBI yang terjadi pada CPO yang disimpan di suhu 20 oC selama 4 minggu tidak signifikan. CPO yang disimpan pada suhu 25 oC mulai mengalami penurunan DOBI yang signifikan pada minggu keempat penyimpanan. Sedangkan pada CPO yang disimpan di suhu 30, 35, dan 40 oC terjadi penurunan DOBI yang signifikan sejak minggu pertama penyimpanan. Semakin tinggi suhu akan mengakibatkan
30
kerusakan pigmen karotenoid yang semakin besar. Menurut Naibaho (1998) pada proses kerusakan pigmen karotenoid pada minyak akan terjadi penurunan nilai absorbansi pada panjang gelombang 446 nm dan peningkatan nilai absorbansi pada panjang gelombang 269 nm, sehingga akan terjadi penurunan DOBI yang merupakan petunjuk kerusakan minyak, yang juga menggambarkan penurunan daya pemucatan minyak. Berdasarkan hasil ANOVA pengaruh suhu terhadap DOBI selama penyimpanan (Lampiran 13) terlihat bahwa suhu penyimpanan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap DOBI (p value<0.05). Pengawasan mutu CPO selama penyimpanan perlu dilakukan dengan dengan ketat untuk mencegah terjadinya penurunan mutu. Lubis dan Naibaho (1995) mengatakan bahwa suhu penyimpanan pada tangki timbun CPO perlu diperhatikan dengan baik, karena suhu merupakan salah satu faktor yang dapat mengakibatkan kerusakan mutu CPO. Berdasarkan hasil analisis mutu CPO yang dilakukan, suhu penyimpanan yang paling baik adalah penyimpanan pada suhu 20 oC. CPO yang disimpan selama 4 minggu pada suhu 20 oC memiliki mutu yang paling baik jika dibandingkan dengan CPO yang disimpan pada suhu penyimpanan lainnya yang lebih tinggi. Penyimpanan CPO pada suhu 20 dan 25 oC dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama, karena pada suhu penyimpanan tersebut mutu CPO tidak banyak mengalami perubahan. Apabila penyimpanan dilakukan pada suhu yang lebih tinggi seperti pada suhu 35 dan 40 oC, sebaiknya penyimpanan CPO tidak dilakukan dalam waktu yang terlalu lama, karena semakin tinggi suhu penyimpanan akan mengakibatkan penurunan mutu CPO yang semakin besar. Oleh karena itu lama penyimpanan CPO pada suhu penyimpanan yang diterapkan harus diperhatikan. Pengawasan terhadap mutu CPO selama penyimpanan harus dilakukan secara teratur.
Indeks tingkah laku aliran
2. Reologi CPO Selama Penyimpanan Selama penyimpanan sifat reologi CPO dianalisis dengan menggunakan Haake Rotoviscometer RV20 setiap minggunya. Sifat reologi CPO selama penyimpanan dilihat dari indeks tingkah laku aliran (n) dan indeks konsistensi (K). Hasil analisis reologi CPO selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 17 dan 18 dengan data lengkap pada Lampiran 14.
0.900 0.800 0.700 0.600 0.500 0.400 0.300 0.200 0.100 0.000
a a a a a
b b b b b
20
25
0 minggu
c c c c c
d d d d d
30 35 Suhu Penyimpanan (oC) 1 minggu 2 minggu 3 minggu
e e e e e
40
4 minggu
Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0.05) dengan uji Duncan pada selang kepercayaan 95%.
Gambar 17. Indeks tingkah laku aliran CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35 dan 40 oC.
31
Indeks konsistensi aliran
1.400
a a a a a
1.200 1.000
b b b b b
0.800
c c c c c
0.600 0.400
d d d d d
0.200
e e e e e
0.000 20 0 minggu
25
30 35 Suhu Penyimpanan (oC) 1 minggu 2 minggu 3 minggu
40 4 minggu
Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0.05) dengan uji Duncan pada selang kepercayaan 95%.
Gambar 18. Indeks konsistensi aliran CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35 dan 40 oC. Berdasarkan data reologi CPO selama penyimpanan yang disajikan pada Gambar 17 dan 18, CPO yang disimpan di suhu 20 oC memiliki nilai n berkisar antara 0.682-0.692 dan nilai K berkisar antara 1.335-1.354. CPO yang disimpan di suhu 25 oC memiliki nilai n berkisar antara 0.718-0.734 dan nilai K berkisar antara 0.730-0.755. CPO yang disimpan di suhu 30 oC memiliki nilai n berkisar antara 0.722-0.739 dan nilai K berkisar antara 0.5170.598. CPO yang disimpan di suhu 35 oC memiliki nilai n berkisar antara 0.769-0.778 dan nilai K berkisar antara 0.238-0.245. CPO yang disimpan di suhu 40 oC memiliki nilai n berkisar antara 0.852-0.869 dan nilai K berkisar antara 0.120-130. Terlihat bahwa semakin tinggi suhu penyimpanan maka indeks tingkah laku aliran (n) semakin tinggi, sedangkan indeks konsistensi (K) aliran semakin menurun. Menurut Goodrum et al. (2001), karena viskositas merupakan fungsi dari suhu, maka nilai parameter n dan K juga dapat berubah dengan perubahan suhu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmed (2004) juga menunjukkan bahwa indeks tingkah laku aliran akan semakin tinggi seiring dengan semakin tinggi suhu fluida, sedangkan indeks konsistensi aliran menurun secara signifikan. Dilihat dari nilai n dan K, sampel CPO yang disimpan pada setiap suhu penyimpanan memiliki sifat pseudoplastik. Namun semakin tinggi suhu penyimpanan, sifat CPO semakin mendekati fluida Newtonian yang ditandai dengan nilai n yang semakin tinggi (mendekati 1) dan nilai K yang semakin rendah. Secara kasat mata terlihat bahwa CPO yang disimpan pada suhu 40 oC memiliki konsistensi yang lebih cair dibandingkan CPO yang disimpan pada suhu penyimpanan lainnya. Menurut Rosidah (1990) semakin tinggi suhu akan mengakibatkan penurunan kekentalan tampak serta konsistensi suatu fluida Pada Gambar 17 dan 18 terlihat bahwa suhu penyimpanan yang berbeda mengakibatkan perbedaan nyata terhadap indeks tingkah laku aliran dan indeks konsistensi aliran (p value<0.05). Data lengkap ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap indeks tingkah laku aliran dan indeks konsistensi aliran selama penyimpanan dapat dilihat pada Lampiran 15 dan 16. Jika dilihat dari pengaruh lama penyimpanan terhadap tingkah laku aliran dan indeks konsistensi aliran, pada Gambar 17 dan 18 terlihat bahwa indeks tingkah laku aliran dan indeks konsistensi aliran CPO pada setiap suhu penyimpanan yang diujikan tidak berbeda signifikan selama 4 minggu penyimpanan. Hal ini menunjukkan bahwa lama penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap sifat reologi CPO. Data lengkap ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap indeks tingkah laku aliran dan indeks konsistensi
32
aliran selama penyimpanan dapat dilihat pada Lampiran 17 dan 18. Hubungan antara shear rate dan viskositas CPO selama 4 minggu penyimpanan pada setiap suhu penyimpanan yang diujikan disajikan pada Gambar 19-23, dengan data ANOVA pada Lampiran 19.
1.200
Viskositas (Pa.s)
1.000 0.800
0 minggu
0.600
1 minggu 2 minggu
0.400
3 minggu 0.200
4 minggu
0.000
0
100
200 Shear rate
300
400
(s-1)
Gambar 19. Hubungan antara shear rate dan viskositas CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20 oC.
Viskositas (Pa.s)
1.200 1.000 0.800
0 minggu
0.600
1 minggu 2 minggu
0.400
3 minggu
0.200
4 minggu
0.000 0
100
200
300
400
Shear rate (s-1)
Gambar 20. Hubungan antara shear rate dan viskositas CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 25 oC.
33
Viskositas (Pa.s)
1.200 1.000 0.800
0 minggu
0.600
1 minggu 2 minggu
0.400
3 minggu 0.200
4 minggu
0.000
0
100
200
300
400
Shear rate (s-1)
Gambar 21. Hubungan antara shear rate dan viskositas CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 30 oC.
Viskositas (Pa.s)
1.200 1.000 0.800
0 minggu
0.600
1 minggu 2 minggu
0.400
3 minggu
0.200
4 minggu
0.000 0
100
200 Shear rate
300
400
(s-1)
Gambar 22. Hubungan antara shear rate dan viskositas CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 35 oC.
Viskositas (Pa.s)
1.200 1.000 0.800
0 minggu
0.600
1 minggu 2 minggu
0.400
3 minggu
0.200
4 minggu
0.000 0.000
100.000
200.000
300.000
400.000
Shear rate (s-1)
Gambar 23. Hubungan antara shear rate dan viskositas CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 40 oC.
34
Gambar 19-23 menunjukkan bahwa semakin besar shear rate yang diberikan maka nilai viskositas akan semakin kecil. Menurut Singh dan Heldman (2001), saat fluida pseudoplastik mengalami gaya geser, partikel-partikel yang terdistribusi secara acak akan mengatur dirinya sejajar dengan arah aliran, sehingga viskositas menurun. Selama 4 minggu penyimpanan nilai viskositas CPO pada berbagai shear rate yang diberikan di setiap suhu penyimpanan tidak mengalami perubahan yang signifikan berdasarkan uji Duncan. Sehingga dapat dikatakan bahwa lama penyimpanan tidak berpengaruh terhadap viskositas CPO. Pada Gambar 19-23 terlihat bahwa suhu penyimpanan mempengaruhi viskositas CPO pada setiap shear rate yang diberikan. Berdasarkan data hubungan antara shear rate dan viskositas CPO pada Gambar 19-23 terlihat bahwa semakin tinggi suhu penyimpanan maka nilai viskositas CPO akan semakin kecil. Menurut Rao (1999) suhu sangat berpengaruh terhadap viskositas fluida, dimana secara umum viskositas akan menurun dengan meningkatnya suhu. Munson et al. (2001) juga mengungkapkan bahwa secara umum viskositas suatu fluida akan menurun dengan meningkatnya suhu. Hal tersebut disebabkan oleh terjadinya penurunan gaya kohesif pada molekul-molekul fluida saat suhu mengalami peningkatan. Pengaruh suhu terhadap viskositas CPO selama penyimpanan dapat dijelaskan dari nilai energi aktivasi (Ea) yang didapatkan melalui persamaan Arrhenius (Persamaan 10) yang melibatkan suhu absolut (T), konstanta gas universal (R), dan energi aktivasi (Ea): ln µ = Ea/RT + ln A
(10)
Nilai Ea dan konstanta Arhennius ditentukan menggunakan regresi linier dari data percobaan yang diperoleh pada shear rate tertentu. Hasil perhitungan nilai energi aktivasi dan konstanta Arrhenius pada shear rate 100, 200, 300, dan 400 s-1 dapat dilihat pada Tabel 8, dengan data lengkap pada Lampiran 20. Tabel 8. Energi aktivasi dan konstanta Arrhenius pada shear rate 100, 200, 300, dan 400 s-1. Shear rate Persamaan Energi aktivasi Konstanta R2 (s-1) Arrhenius (kJ mol-1) Arrhenius (Pa.s) 100 y = 7325.x - 26.13 0.98 60.90 4.48x10-12 200 y = 6991.x - 25.23 0.98 58.12 1.10x10-11 300 y = 6860.x - 24.88 0.98 57.03 1.56x10-11 400 y = 6495.x - 23.72 0.97 53.99 4.99x10-11 Berdasarkan Tabel 8, terlihat bahwa semakin kecil shear rate yang diberikan maka energi aktivasi semakin besar. Pada shear rate 100-1, energi aktivasi sebesar 60.90 kJ mol-1 dan konstanta Arrhenius sebesar 4.48x10 -12. Menurut Cuah et al. (2008) energi aktivasi yang besar mengindikasikan sensitivitas viskositas terhadap suhu. Artinya pada shear rate 100 s-1, perbedaan suhu akan sangat berpengaruh terhadap viskositas CPO. Konstanta Arrhenius dan dan energi aktivasi yang diperoleh berdasarkan persamaan Arrhenius pada shear rate tertentu dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya viskositas pada berbagai suhu. Sifat reologi CPO selama penyimpanan sangat bergantung pada suhu penyimpanan yang diterapkan. Menurut CAC (2005) untuk mencegah terjadinya kristalisasi dan pemadatan yang berlebihan selama penyimpanan singkat, CPO di dalam tangki harus dipertahankan suhunya tetap tinggi pada kisaran suhu 32-40 oC. Suhu-suhu tersebut dipilih untuk meminimalisir kerusakan pada minyak atau lemak. Kristalisasi tetap akan terjadi, tetapi tidak
35
berlebihan sehingga tidak memerlukan pemanasan yang panjang sebelum sampai di tujuan. Dengan demikian, minyak sawit yang disimpan pada suhu 32-40 oC membutuhkan sekitar 3 hari pemanasan pada laju kenaikan suhu 5 oC/24 jam untuk mencapai suhu pengaliran. Sedangkan pada penyimpanan dengan waktu yang panjang, seluruh minyak harus disimpan pada suhu kamar atau suhu yang lebih rendah, dan pemanasan harus dihentikan. Hal ini dilakukan untuk mencegah kerusakan mutu CPO akibat pemanasan yang terlalu lama.
D. KARAKTERISTIK MUTU DAN REOLOGI PEMANASAN SEBELUM PENGALIRAN
CPO
SETELAH
Pengaliran CPO di dalam sistem pipa berlangsung pada saat pengisian CPO dari tangki penyimpanan ke tangki angkut, atau sebaliknya, serta pada saat pengapanan di pelabuhan. Sebelum dialirkan, CPO dipanaskan untuk mencapai suhu maksimal pengaliran yang direkomendasikan CAC (2005), yaitu suhu 55 oC. Hasil analisis mutu CPO terhadap sampel yang telah mengalami pemanasan sebelum pengaliran dapat dilihat pada Tabel 9, dengan data lengkap tersaji pada Lampiran 21. Tabel 9. Parameter mutu CPO setelah mengalami penyimpanan 4 minggu dan mengalami pemanasan kembali hingga suhu 55 oC sebelum pengaliran. Suhu penyimpanan (oC) 20 25 30 35 40 Standar mutu SNI 01-2901-2006 Ditjenbun (1997)
Asam lemak bebas (%) 4.25 4.33 4.54 5.05 5.24 0.5 maks 5 maks
Parameter mutu Bilangan iod Karotenoid (g iod/100 g) (ppm) 52.52 553 52.53 538 52.54 509 52.53 444 52.52 425 50-55 51 min
500 min
DOBI 2.57 2.51 2.37 2.10 1.65 2.5 min
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, setelah mengalami proses pemanasan hingga suhu 55 oC dengan kenaikan suhu 5 oC/24 jam kadar asam lemak bebas pada sampel CPO meningkat, bilangan iod cenderung tetap, sedangkan kadar karotenoid dan DOBI menurun. Pada Tabel 9 terlihat bahwa semakin tinggi suhu penyimpanan mengakibatkan penurunan mutu yang semakin besar setelah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC. Setelah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC, CPO yang disimpan pada suhu 20 dan 25 oC masih memenuhi standar mutu CPO di PKS Indonesia dilihat dari nilai asam lemak bebas, bilangan iod, kadar karotenoid, dan DOBI. Sedangkan CPO yang disimpan pada suhu 30, 35 dan 40 oC sudah tidak memenuhi standar mutu setelah dipanaskan hingga suhu 55 oC. Analisis reologi terhadap CPO yang telah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC dilakukan untuk mengetahui sifat reologi CPO sebelum pengaliran. Data lengkap analisis reologi CPO setelah mengalami pemanasan sebelum pengaliran hingga suhu 55 oC disajikan pada Lampiran 22. Gambar 24 menunjukkan indeks tingkah laku aliran CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran, sedangkan Gambar 25 menunjukkan indeks konsistensi aliran CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran.
36
Indeks tingkah laku aliran
1.000
0.966 (a)
0.968 (a)
20
25
0.963 (a)
0.957 (a)
0.968 (a)
0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 30 35 Suhu penyimpanan (oC) Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0.05) dengan uji Duncan pada selang kepercayaan 95%.
40
Indeks konsistensi aliran
Gambar 24. Indeks tingkah laku aliran CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran.
0.100 0.080 0.060 0.040
0.026 (a)
0.027 (a)
20
25
0.027 (a)
0.029 (a)
0.027 (a)
35
40
0.020 0.000 30 Suhu penyimpanan (oC)
Huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0.05) dengan uji Duncan pada selang kepercayaan 95%.
Gambar 25. Indeks konsistensi aliran CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran. Terlihat pada Gambar 24 dan 25 bahwa pemanasan hingga mencapai suhu pengaliran, yaitu suhu 55 oC mengakibatkan indeks konsistensi menurun, sedangkan indeks tingkah laku aliran meningkat mendekati fluida Newtonian. Pemanasan CPO hingga suhu 55 oC mengakibatkan CPO homogen dengan konsistensi yang lebih cair. Berdasarkan data reologi CPO yang disajikan pada Gambar 24 dan 25, terlihat bahwa suhu penyimpanan yang berbeda tidak berpengaruh terhadap reologi CPO setelah pemanasan hingga suhu 55 oC. Semua sampel CPO yang disimpan pada suhu penyimpanan yang berbeda, setelah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC memiliki indeks tingkah laku aliran dan indeks konsistensi yang tidak berbeda signifikan (p value>0.05), dengan indeks tingkah laku aliran berkisar antara 0.957-0.968 dan indeks konsistensi aliran berkisar antara 0.026-0.029. Semua sampel CPO yang dipanaskan hingga suhu 55 oC memiliki sifat yang mendekati fluida Newtonian (n=1 dan K>0). Hasil analisis statistika terhadap nilai indeks tingkah laku aliran (n) dan indeks konsistensi aliran (K) pada Gambar 24 dan 25 terlihat bahwa setelah mengalami pemanasan, semua sampel CPO yang disimpan pada setiap suhu penyimpanan (20, 25, 30, 35, dan 40 oC) memiliki nilai n dan K yang tidak berbeda nyata setelah dipanaskan hingga suhu 55 oC. Hubungan antara shear rate dan viskositas CPO setelah mengalami pemanasan sebelum pengaliran pada suhu 55 oC dapat dilihat pada Gambar 26.
37
0.140 Viskositas (Pa.s)
0.120 0.100
2020CoC
0.080
2525CoC
0.060
3030CoC
0.040
3535CoC 4040CoC
0.020 0.000 0
50
100
150
200 250 Shear rate (s-1)
300
350
400
Gambar 26. Hubungan shear rate dan viskositas CPO setelah mengalami pemanasan sebelum pengaliran. Berdasarkan data hubungan shear rate dan nilai viskositas CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran pada Gambar 26 terlihat bahwa viskositas CPO setelah mengalami pemanasan tidak lagi dipengaruhi oleh besarnya shear rate yang diberikan. Setelah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC, pada shear rate yang berbeda-beda nilai viskositas tidak banyak mengalami perubahan, berkisar antara 0.022-0.024 Pa.s. Hal ini menunjukkan sifat fluida Newtonian. Menurut Goodrum et al. (2002) nilai viskositas fluida Newtonian tidak dipengaruhi oleh besarnya gaya geser yang bekerja pada fluida, sehingga fluida Newtonian akan memiliki nilai viskositas yang tetap berapapun shear rate yang diberikan. Berdasarkan data reologi CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran, suhu CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran sangat mempengaruhi sifat reologi CPO yang selanjutnya akan dialirkan dalam pipa. Ditinjau dari sifat reologinya, CPO yang telah dipanaskan hingga mencapai suhu pengaliran tidak dipengaruhi oleh suhu penyimpanan yang dilakukan sebelumnya.
E.
KARAKTERISTIK MUTU PENGALIRAN DALAM PIPA
DAN
REOLOGI
CPO
SELAMA
Menurut Yuliati (2001), transportasi minyak kelapa sawit moda pipa dapat meningkatkan keterandalan (reliability) waktu antar, menyederhanakan proses penanganan bahan (material handling), dan menurunkan biaya pengangkutan minyak kelapa sawit. Dalam mengembangkan transportasi minyak kelapa sawit moda pipa, diperlukan kajian mengenai perubahan sifat fisik dan kimia minyak kelapa sawit yang dialirkan secara terus-menerus pada waktu yang lama. Untuk pengujian pengaruh proses pengaliran CPO terhadap mutu dan reologi CPO, dilakukan pengaliran sampel CPO pada sistem pipa sirkulasi skala laboratorium yang dilengkapi dengan pompa pendorong aliran. Sampel CPO yang digunakan untuk simulasi pengaliran, sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu hingga mencapai suhu maksimal pengaliran yang direkomendasikan CAC (2005) yaitu suhu 55 oC. Selama pengaliran terjadi pelepasan panas yang mengakibatkan suhu CPO menurun dan mencapai kondisi isotermal, yang ditandai dengan tidak terjadinya penurunan suhu lagi (suhu konstan). Sistem pipa sirkulasi yang digunakan dilengkapi dengan termokopel yang terdapat di lima titik sepanjang pipa pengaliran yang terhubung dengan termorekorder, sehingga suhu selama pengaliran dapat diamati. Pengaliran
38
900
60
750
50
600
40
450
30
300
20
150
10
0
Suhu (oC)
Viskositas (mPa.s)
CPO dilakukan pada dua kondisi, yaitu pada kondisi isotermal di atas titik leleh CPO (kondisi 1, T>40oC) dan pengaliran CPO pada kondisi isotermal di bawah titik leleh CPO (kondisi 2, T<40oC). Selama pengaliran dilakukan pengukuran terhadap viskositas terukur yang dapat dilihat pada Gambar 27 dengan data lengkap pada Lampiran 23.
0 0
20
40
60
80
100
120
140
160
Lama Pengaliran (menit) Viskositas Kondisi 1 (T >40oC)
Viskositas Kondisi 2 (T <40oC)
Suhu Kondisi 1 (T >40oC)
Suhu Kondisi 2 (T <40oC)
Gambar 27. Profil perubahan viskositas dan suhu selama simulasi pengaliran CPO pada dua kondisi pengaliran. Berdasarkan Gambar 27 dapat diketahui bahwa pengaliran CPO pada kondisi 1, suhu pengaliran isotermal pada suhu 48 oC, dimana pada suhu tersebut viskositas CPO cenderung tetap berada pada kisaran 0.034 Pa.s hingga akhir pengaliran. Hal ini menunjukkan bahwa belum terjadi kristalisasi lemak ketika CPO dialirkan pada kondisi tersebut. Titik leleh minyak sawit adalah kisaran dari nilai-nilai yang menunjukkan gliserida penyusunnya yang terdiri dari asamasam lemak dengan titik cair yang berbeda-beda (Satiawihardja et al. 2001). Menurut Himawan et al. (2006), minyak sawit memiliki titik leleh 40 oC. Oleh karena itu, CPO tetap berada dalam fase cair ketika dialirkan pada kondisi pengaliran isotermal di atas titik leleh CPO. Pada Gambar 27 juga dapat diamati pengaliran CPO dengan kondisi yang sangat berbeda yaitu pengaliran CPO pada kondisi 2, ketika CPO dialirkan pada kondisi isotermal di bawah titik leleh CPO. Pada kondisi 2, ketika terjadi penurunan suhu dari 55 oC hingga mendekati titik leleh CPO yaitu sekitar suhu 40 oC, viskositas CPO cenderung tidak banyak mengalami perbuahan, berkisar antara 0.030 – 0.040 Pa.s. Namun ketika suhu CPO berada di bawah titik lelehnya, viskositas CPO mengalami peningkatan yang drastis. Pada saat suhu CPO isotermal di sekitar suhu 35 oC, viskositas CPO terus mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukkan mulai terbentuknya kristal lemak yang mengakibatkan pembentukan fase padat pada CPO. Menurut Metin dan Hartel (2005), penyebab terjadinya kristalisasi adalah adanya perbedaan suhu aktual di bawah suhu titik leleh trigliserida. Sehingga suhu yang semakin jauh di bawah titik leleh CPO akan mengakibatkan peningkatan kandungan lemak padat pada CPO yang dapat diamati dari peningkatan viskositas terukur. Berdasarkan Gambar 27, pada pengaliran CPO kondisi 2 terlihat bahwa pada suhu 40 oC viskositas terukur sebesar 0.041 Pa.s, pada suhu 38 oC
39
viskositas terukur mengalami peningkatan, yaitu sebesar 0.070 Pa.s, dan pada suhu 36 oC viskositas terukur meningkat drastis, mencapai 0.770 Pa.s. Dengan demikian, untuk menjamin CPO tetap dapat mengalir di sepanjang pipa, maka pembentukan kristal lemak pada CPO selama pengaliran perlu dicegah. Kristalisasi lemak pada CPO dapat dicegah dengan cara mempertahankan suhu pengaliran yang lebih tinggi dari titik leleh CPO, yaitu suhu di atas 40 oC. Selama pengaliran juga dilakukan analisis terhadap sifat reologi CPO yang dilihat dari indeks konsistensi aliran (n) dan indeks konsistensi aliran (K). Hasil analisis reologi CPO selama pengaliran dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Sifat reologi CPO selama pengaliran dalam pipa. Suhu Persamaan Indeks tingkah Indeks pengaliran (oC) power law laku aliran (n) konsistensi (K) 55 y = 0.961x - 1.572 0.961 0.027 50 y = 0.904x - 1.348 0.904 0.045 45 y = 0.915x - 1.305 0.915 0.049 40 y = 1.021x - 1.445 1.021 0.035 35 y = 0.667x - 0.060 0.667 0.870
Sifat fluida Newtonian Newtonian Newtonian Newtonian Pseudoplastik
Berdasarkan indeks tingkah laku dan indeks konsistensi aliran pada Tabel 10, ketika CPO dialirkan dari suhu 55 oC hingga suhu 40 oC, CPO memiliki sifat fluida Newtonian. Namun ketika suhu CPO berada di bawah titik leleh CPO, yaitu pada suhu 35 oC, CPO memiliki sifat fluida pseudoplastik. Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa selama pengaliran, CPO dapat mempertahankan sifat fluida Newtonian hingga suhu pengaliran mendekati titik leleh CPO, namun ketika suhu pengaliran berada di bawah titik leleh CPO, maka CPO akan memiliki sifat pseudoplastik. Selain sifat reologi, selama pengaliran juga dilakukan pengamatan terhadap perubahan mutu CPO yang terjadi. Pengamatan terhadap mutu CPO dilakukan pada kondisi 1, yaitu kondisi pengaliran CPO pada suhu isotermal di atas titik leleh CPO. Analisis terhadap mutu CPO selama pengaliran dapat dilihat pada Tabel 11 dengan data lengkap pada Lampiran 24. Tabel 11. Parameter mutu CPO selama pengaliran dalam pipa pada kondisi isotermal di atas titik leleh CPO (T>40oC). Parameter mutu Lama Asam lemak Bilangan iod Karotenoid pengaliran (jam) DOBI bebas (%) (g iod/100 g) (ppm) a a a 0 4.13 52.43 623 2.76a 2 4.43b 52.41a 595b 2.57b 3 4.64c 52.40a 582c 2.52bc d a d 4 4.85 52.42 574 2.45cd 5 5.07e 52.40a 563e 2.38de f f 6 5.21 52.42a 547 2.32e Standar mutu SNI 01-2901-2006 0.5 maks 50-55 Ditjenbun (1997) 5 maks 51 min 500 min 2.5 min Keterangan: Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0.05) dengan uji Duncan pada selang kepercayaan 95%.
Pada Tabel 11 terlihat bahwa selama pengaliran terjadi penurunan mutu CPO. Selama 3 jam pengaliran, mutu CPO masih memenuhi standar mutu CPO di PKS Indonesia yang
40
ditetapkan oleh Ditjenbun (1997), dimana standar asam lemak bebas maksimal 5%, bilangan iod minimal 51 g iod/100 g, karotenoid minimal 500 ppm, dan DOBI minimal 2.5. Setelah 4 jam pengaliran, DOBI sudah tidak memenuhi standar (<2.50), dan setelah 5 jam pengaliran asam lemak bebas sudah tidak memenuhi standar (>5%). Selama 6 jam pengaliran kadar karotenoid masih memenuhi standar (>500 ppm), sedangkan bilangan iod cenderung tidak mengalami perubahan selama pengaliran berlangsung. Penanganan CPO sebelum pengaliran sangat mempengaruhi mutu CPO ketika dialirkan. Semakin baik mutu CPO awal, maka pengaliran dapat dilakukan pada waktu pengaliran yang lebih lama sebelum akhirnya melewati standar mutu yang ditetapkan. Selama proses pengaliran, suhu CPO dipertahankan tetap di atas titik leleh CPO (>40oC) agar memudahkan proses pengaliran. Namun pengaliran di atas titik leleh CPO ini mengakibatkan penurunan mutu CPO selama pengaliran. Berdasarkan hasil uji Duncan terhadap perubahan parameter mutu CPO selama pengaliran yang disajikan pada Lampiran 24, terlihat bahwa selama pengaliran terjadi penurunan mutu yang signifikan dilihat dari asam lemak bebas, karotenoid, dan DOBI. Sedangkan bilangan iod tidak mengalami perubahan yang signifikan selama pengaliran. Pada sistem pipa yang digunakan untuk pengaliran pada penelitian ini terdapat bagian yang terbuka, yaitu pada tangki pemanas. Kondisi pengaliran yang tidak tertutup sempurna dapat mengakibatkan terjadinya kontak antara CPO dengan lingkungan, terutama oksigen dan air yang merupakan faktor penyebab kerusakan minyak.
41
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Sampel CPO yang digunakan pada penelitian ini memiliki kadar asam lemak bebas sebesar 3.44%, bilangan iod sebesar 52.64 g iod/100 g, kadar karotenoid sebesar 642 ppm, dan DOBI sebesar 2.91. Dilihat dari sifat reologinya, sampel CPO awal pada suhu 25 oC memiliki sifat pseudoplastik (n=0.635 dan K=1.505) yang berbeda dengan sifat fluida minyak nabati lainnya yang umumnya bersifat Newtonian. Setelah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC, asam lemak bebas pada CPO meningkat menjadi 3.85%, bilangan iod cenderung tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 52.56 g iod/100 g, sedangkan kadar karotenoid turun menjadi 604 ppm, begitu juga dengan DOBI yang turun menjadi 2.76. CPO yang telah mengalami pemanasan pada suhu 55 oC memiliki sifat mendekati Newtonian (n=0.935 dan K=0.033). Berdasarkan data analisis mutu selama penyimpanan diketahui bahwa semakin tinggi suhu penyimpanan akan mengakibatkan penurunan mutu CPO yang semakin cepat. Suhu penyimpanan CPO yang paling baik berdasarkan penelitian ini adalah penyimpanan pada suhu 20 oC. Berdasarkan hasil analisis statistika, diketahui bahwa suhu penyimpanan yang berbedabeda mengakibatkan perbedaan yang signifikan terhadap parameter asam lemak bebas, karotenoid, dan DOBI (p value<0.05). Sedangkan parameter bilangan iod tidak dipengaruhi oleh perbedaan suhu penyimpanan (p value>0.05). Berdasarkan data reologi CPO selama penyimpanan terlihat bahwa semakin tinggi suhu penyimpanan, maka sifat reologi CPO semakin mendekati fluida Newtonian. Suhu penyimpanan yang berbeda-beda mengakibatkan perbedaan yang signifikan terhadap parameter indeks tingkah laku aliran dan indeks konsistensi aliran CPO (p value<0.05). Namun berdasarkan uji statistika, lama penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap indeks tingkah laku aliran dan indeks konsistensi CPO (p value>0.05) di setiap suhu penyimpanan yang diujikan. Setelah mengalami pemanasan sebelum pengaliran, semua sampel CPO mengalami penurunan mutu. Setelah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC, CPO yang disimpan pada suhu 20 dan 25 oC masih memenuhi standar mutu CPO di PKS Indonesia dilihat dari nilai asam lemak bebas, bilangan iod, kadar karotenoid, dan DOBI. Sedangkan CPO yang disimpan pada suhu 30, 35 dan 40 oC sudah tidak memenuhi standar mutu setelah dipanaskan hingga suhu 55 o C. Sifat reologi semua sampel CPO yang telah disimpan pada berbagai suhu penyimpanan dan dipanaskan hingga 55 oC memiliki sifat mendekati Newtonian. Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa setelah mengalami pemanasan hingga suhu 55 oC, semua sampel CPO yang disimpan pada setiap suhu penyimpanan (20, 25, 30, 35, dan 40 oC) memiliki nilai n dan K yang tidak berbeda nyata (p value>0.05), dengan nilai n berkisar antara 0.957-0.968 dan nilai K berkisar antara 0.026-0.029. Berdasarkan percobaan pengaliran CPO dalam pipa sirkulasi, pengaliran CPO dapat dilakukan pada kondisi isotermal di atas titik leleh CPO (>40 oC), dimana pada kondisi tersebut belum terjadi kristalisasi dan CPO tetap berada dalam fase cair. Ketika suhu pengaliran mengalami penurunan suhu di bawah titik leleh CPO dan dipertahankan alirannya pada suhu tersebut, maka akan terjadi kristalisasi lemak yang ditandai dengan peningkatan viskositas tampak CPO yang drastis. Dilihat dari sifat reologinya, CPO dapat mempertahankan karakteristik fluida Newtonian ketika dialirkan dari suhu 55 oC hingga mencapai titik lelehnya. Kemudian ketika suhu pengaliran berada di bawah titik lelehnya, CPO memiliki sifat fluida
pseudoplastik. Selama pengaliran terjadi penurunan mutu CPO, namun selama 3 jam pengaliran, mutu CPO masih memenuhi standar mutu CPO di PKS Indonesia. Setelah 4 jam pengaliran, DOBI sudah tidak memenuhi standar (<2.50), dan setelah 5 jam pengaliran asam lemak bebas sudah tidak memenuhi standar (>5%). Selama 6 jam pengaliran kadar karotenoid masih memenuhi standar (>500 ppm), sedangkan bilangan iod cenderung tidak mengalami perubahan selama pengaliran berlangsung. Semakin baik mutu CPO awal, maka pengaliran dapat dilakukan pada waktu pengaliran yang lebih lama sebelum akhirnya melewati standar mutu yang ditetapkan.
B. SARAN Selama penyimpanan, suhu CPO harus diperhatikan. Penyimpanan CPO sebaiknya dilakukan pada kondisi suhu yang rendah. Suhu penyimpanan yang disarankan berdasarkan penelitian ini adalah penyimpanan CPO pada suhu 20 oC, dimana pada suhu tersebut mutu CPO tidak mengalami perubahan yang signifikan dari mutu awal selama 4 minggu penyimpanan. CPO yang akan dialirkan dengan menggunakan pipa sebaiknya memiliki mutu yang baik, karena selama pengaliran dilakukan pemanasan yang akan mengakibatkan penurunan mutu CPO. Selama proses pengaliran CPO dalam pipa, diperlukan sistem pemanasan kembali serta sistem pompa penguat, sehingga CPO dapat tetap mengalir di sepanjang pipa dengan jarak tempuh yang jauh. Sistem pengaliran CPO sebaiknya dilakukan dalam sistem tertutup, sehingga dapat menghindarkan terjadinya kontak antara sampel CPO yang dialirkan dengan lingkungan, terutama kontak dengan oksigen dan air yang merupakan faktor penyebab kerusakan CPO.
43
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed J. 2004. Effect of temperature on rheological characteristics of ginger paste. J Agric Sci 2004. 16 (1) : 43-49. Alyas SA, Abdulah A, Idris NA. 2006. Changes of ß-carotene content during heating of red palm oil. Jof Oil Palm Research : 99-102. Apriyantono A. 1989. Analisis Pangan. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Basiron Y. 2005. Palm oil. In : Shahidi F (ed.). Bailey’s Industrial Oil and Fat Product. Ed ke-6. Vol ke-5. Hoboken : John Wiley & Sons Inc. Belitz HD, Grosch W. 2004. Food Chemistry. 3rd ed. New York : Springer-Verlag Berlin Heidebers. Bonnie TY, Choo YM 1999. Oxidation and thermal degradation of carotenoid. J Oil Palm Res 2 (1): 62-78. [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2006. Minyak Kelapa Sawit Mentah (Crude Palm Oil). Standar Nasional Indonesia 01-2901-2006. Jakarta [CAC] CODEX Alimentarius Commission. 2005. Recommended International Code of Practice for the Storage and Transport of Edible Fats and Oils in Bulk. CAC/RCP 36 – 1987 (Rev.1-1999, Rev.2-2001, Rev.3-2005). Choo YM, Yap SC, Ong ASH, Oot CK, Gog SH. 1995. Palm Oil Carotenoid: Chemistry and Technology. Kuala Lumpur : Proc. of Int. Palm Oil Conf. PORIM. Cuah TG, Ling HL, Chin NL, Choong TSY, Fakhru’l-Razi A. 2008. Effect temperatures on rheological behaviour of dragon fruit (hylocereus sp). J Food Eng 4(7) : 1-30 Davis JP, Sanders TH. 2007. Liquid to semisolid rheological transitions of normal and high-oleic peanut oils upon cooling to refrigeration temperatures. J Am Oil Chem Soc 84 : 979-987. [Ditjenbun] Direktorat Jendral Perkebunan. 1997. Pengolahan Kelapa Sawit dan Pengelolaan Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Tim Standardisasi Pengolahan Kelapa Sawit. Jakarta __________________________________. 2011. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Seluruh Indonesia Menurut Pengusahaan. ditjenbun.deptan.go.id [4 Juni 2011]. Djatmiko B, Ketaren S, Setyahartini S. 1985. Pengolahan Arang dan Penggunaannya. Bogor: Agro Industri Press. Eskin NAM. 1979. Plant Pigments, Flavors, and Textures: The Chemistry and Biochemistry of Selected Compounds. New York: Academic Press Fasina OO, Hallman H, Craig SM, Clements C. 2006. Predicting temperature-dependence viscosity of vegetable oils from fatty acid composition. J Am Oil Chem Soc 83 : 899-903. Fennema OR. 1996. Food Chemistry. 3rd ed. New York: Marcel Dekker Inc. Ferguson J, Kemblowski Z. 1991. Applied Fluid Rheology. London: Elsevier Applied Science.
44
Geller DP, Goodrum JW. 2000. Rheology of vegetables analogs and triglycerides. J Am Oil Chem Soc 77 : 111-114. Goh EG. 2010. The hidden property of Arrhenius-type relationship: viscosity as a function of temperature. J Physical Science 21(1) : 29-39. Goodrum JW, Geller DP, Adams TT. 2002, Rheological characterization of yellow grease and poultry fat. J Am Oil Chem Soc 79 : 961-964. Gross J. 1991. Pigments in Vegetables, Chlorophyls and Carotenoids. New York: Van Nostrand Reinhold. Hartley CWS. 1988. The Oil Palm. London: Longmans. Hastinah T. 1997. Kinetika degradasi termal β-karoten dalam minyak sawit. [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Hilder MH. 1997. Oil storage and transportation. In : Gunstone FD, Padley FB (ed). Lipid Technologies and Applications. New York: Marcel Dekker Inc. pp Himawan C, Starov VM, Stapley AGF. 2006. Thermodynamic and kinetic aspects of fat crystallization. Advances in Colloid and Interface Science 122 : 3-33 Holilah L. 1998. Mempelajari pengaruh suhu terhadap sifat reologi konsentrat jus buah alpukat. [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian IPB Ibarz A, Castell-Perez E, Barbosa-Cánovas GV. 2005. Newtonian and non-Newtonian flow. In : Barbosa-Cánovas GV (ed). Food Engineering: Encyclopedia of Life Support Systems. UNESCO. Iwasaki R, Murakoshi M. 1992. Palm oil yields carotene for world markets. Oleo Chemical INFORM 3 (2) : 210-217. Ketaren S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Kim J, Kim DN, Lee SH, Yoo SH, Lee S. 2010. Correlation of fatty acid composition of vegetable oils with rheological behaviour and oil uptake. J Food Chem 118 : 398-402. Lim J. 2002. Sebatian Karbon. www.oasis4.netfirms.com [12 Februari 2011]. Lin CH, Chen BH. 2005. Stability of carotenoids in tomato juice during storage. J Food Chem 90 : 837-846. Lubis AU, Naibaho PM. 1995. Prospek Pengembangan Industri Hilir Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Marty C, Berset C. 1990. Factors affecting the thermal degradation of all trans β-carotene. J Agric Food Chem 38 : 1063-1067. Maskan M. 2003. Change in colour and rheological behavior of sunflower seed oil during friying and after adsorbent treatment of used oil. Eur Food Res and Tech 218: 20-25. Matuszek T. 1997. Rheological properties of food system. In : Sikorski ZE (ed). Chemical and Functional Properties of Food Components. Lancaster: Technomic Publ. Metin S, Hartel RW. 2005. Crystallization of fats and oil. In : Shahidi F (ed). Bailey’s Industrial Oil and Fat Product. Ed ke-6. Vol ke-5. Hoboken: John Wiley & Sons Inc.
45
Meyer LH. 1996. Food Chemistry. 4th ed. New York: Reinhold Publishing Corp. Moros JE, Franco JM, Gallegos C. 2002. Rheological properties of cholesterol-reduced, yolkstabilized mayonnaise. J Am Oil Chem Soc 79 : 837-843. Muchtadi TR. 1992. Karakterisasi komponen instrinsik utama buah sawit (Elaeis guineensis, Jacq) dalam rangka optimalisasi proses ekstraksi minyak dan pemanfaatan pro-vitamin A. [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. __________. 1998. Peranan Komponen Aktif Minyak Sawit untuk Kesehatan. Makalah disajikan pada Seminar Ilmiah Minyak Sawit. Pusat Studi Pembangunan Lembaga Penelitian IPB Munson BR, Young DF, Okiishi TH. 2001. Fundamentals of Fluid Mechanics. 4th ed. New York: John Wiley & Sons. Naibaho PM. 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Ooi CK, Choo YM, Yap SC, and Ma AN. 1996. Refining of red palm oil. Elaeis 8 (1) : 20-28. Pahan I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisinis dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya. [PORIM] Palm Oil Research Institute of Malaysia. 1995. PORIM Test Methods. Malaysia: The Palm Oil Refiners Associations of Malaysia (PORAM). Rao MA. 1999. Rheology of Fluid and Semifluid Foods: Principles and Applications. Gaithersburg: Aspen Publication. Rosidah U. 1990. Mempelajari Sifat Reologi Konsentrat Nangka Akibat Perubahan Suhu Selama Pengolahan. [tesis]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Santos JCO, Santos IMG, Souza AG. 2005. Effect of heating and cooling on rheological parameters of edible vegetable oils. J Food Eng 64:401-405. Saloko S. 2011. Pengaruh lamanya pemanasan santan terhadap pembentukan asam lemak bebas [makalah]. Mataram: Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Sathivel S, Prinyawiwatkul W, Negulescu II, King JM, Basnayake BFA. 2003. Effect of purification process on rheological properties of catfish oil. J Am Oil Chem Soc 80 : 829-832. Satiawihardja B, Hariyadi P, Slamet B. 2001.Studi pembuatan mentega coklat tiruan dari minyak sawit dengan interesterifikasi enzimatik. Bogor : LPPM IPB. Siew WL. 2000. Analysis of palm and palm kernel oils. In: Basiron Y, Jalani BS, Chan KW (eds). Advances in Oil Palm Research. Kuala Lumpur : Malaysian Palm Oil Board. Singh RP, Heldman DR. 2001. Introduction to Food Engineering. London: Academic Press. Siregar IM. 1991. Pengelolaan dan Pengendalian Pengolahan. Jambi: Sarana Empati Nusaindah. Sudarmadji S. 1996. Analisa Bahan Hasil Pertanian. Yogyakarta : Liberty. Sundram K. 2007. Palm Oil: Chemistry and Nutrition Updates. Malaysia : MPOB Toledo RT. 1991. Fundamentals of Food Process Engineering. New York : Chapman & Hall. Tsaknis J, Lalas S, Protopap E. 2002. Effectiveness of the antioxidants BHA and BHT in selected vegetable oils during intermittent heating. Grasas y Aceites 53 : 199-205
46
Verhé R, Verleyen T, Hoed V Van, Greyt W De. 2006. Influence of refining of vegetable oils on minor components. J Oil Palm Res : 168-179. Wang T, Briggs JL. 2002. Rheological and thermal properties of soybean oils with modified FA compositions. J Am Oil Chem Soc 79:831-836. Winarno FG. 1999. Minyak Goreng dalam Menu Masyarakat. Bogor: Pusat Pengembangan Teknologi Pangan IPB. Yuliati K. 2001. Kajian sistem transportasi minyak kelapa sawit moda pipa. [disertasi]. Bogor: Sekolah Program Pascasarjana IPB.
47
LAMPIRAN
48
Lampiran 1. Data analisis mutu CPO awal A. Asam lemak bebas Ulangan 1 2
Berat sampel (g) 5.1342
Normalitas NaOH (N) 0.0904
Volume NaOH (ml) 7.70
ALB (%) 3.47
5.0124
0.0904
7.50
3.46
5.2241
0.0904
7.70
3.41
5.2056
0.0904
7.70
3.42
x
Rata-rata
SD
3.44
0.04
3.47 3.42
B. Bilangan iod Ulangan 1 2
Berat sampel (g) 0.5308
Normalitas Na2S2O3 0.1000
V Blanko (ml) 47.80
V Sampel (ml) 25.80
Bilangan iod 52.60
0.5210
0.1000
47.80
25.90
53.34
0.5192
0.1000
47.80
26.40
52.30
0.5310
0.1000
47.80
25.90
52.34
X
Rata Rata
SD
52.64
0.46
52.97 52.32
C. Kadar karotenoid CPO awal Ulangan
Berat sampel (g)
1 2
Absorbansi
Karoten (ppm)
X
1
2
1
2
0.1042
0.695
0.694
638.64
637.72
638.18
0.1034
0.698
0.696
646.36
644.51
645.43
Ratarata
SD
641.81
5.13
D. DOBI CPO awal Ulangan
Absorbansi blanko
Absorbansi sampel
DOBI
1
0.254
0.086
2.95
2
0.256
0.089
2.88
Rata-rata
SD
2.91
0.05
49
Lampiran 2. Data analisis reologi CPO awal Data hasil pengukuran reologi CPO menggunakan Haake Rotoviscometer RV20 (T=25oC)
Log Shear Stress (Pa)
Eta (Pas) 0.616 0.483 0.466 0.424 0.384 0.367 0.346 0.321 0.302 0.297 0.282 0.265 0.261 0.253 0.242 0.234 0.232 0.231 0.222 0.221 0.215 0.211 0.205 0.206 0.203 0.201 0.199 0.197 0.194 0.189 0.187 0.187 0.185 0.183 0.180 0.179 0.176 0.177 0.175 0.176
2.000 1.500
1.000 0.500 0.000 0.000
y = 0.6256x + 0.2052 R² = 0.9987 1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 3.009 4.883 6.941 14.380 11.530 24.720 14.980 35.370 17.040 44.380 20.110 54.850 22.460 64.880 24.460 76.100 25.770 85.380 28.440 95.810 30.060 106.500 30.700 115.800 32.990 126.200 34.580 136.800 35.370 146.000 36.640 156.600 38.880 167.400 40.640 176.200 41.460 187.000 43.750 197.700 44.560 207.400 46.010 217.600 46.880 228.500 48.910 237.400 50.210 247.900 51.900 258.500 52.770 264.800 54.450 275.800 55.550 286.400 55.810 295.200 57.150 306.200 59.350 316.700 60.280 326.000 61.580 336.500 62.600 347.100 63.670 356.300 64.510 366.900 66.830 377.400 67.730 386.700 69.500 395.900
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 3.289 4.707 7.170 13.810 10.700 24.370 14.670 35.150 16.020 44.210 19.130 54.900 20.110 65.540 22.910 74.470 23.220 85.290 27.040 95.760 28.670 105.000 31.160 115.500 32.500 125.900 33.020 136.800 34.810 146.200 36.120 156.600 37.890 167.300 39.720 176.000 40.700 186.900 42.210 196.900 43.570 206.700 44.010 217.600 45.690 228.000 46.500 237.400 48.440 248.200 50.130 258.400 51.630 265.200 53.110 275.800 53.690 286.400 53.610 295.600 56.160 306.200 58.330 316.700 59.320 326.000 59.960 336.100 61.200 347.100 61.230 356.300 62.420 366.900 64.340 377.400 65.700 386.700 66.980 397.200
Eta (Pas) 0.699 0.519 0.439 0.417 0.362 0.348 0.307 0.308 0.272 0.282 0.273 0.270 0.258 0.241 0.238 0.231 0.226 0.226 0.218 0.214 0.211 0.202 0.200 0.196 0.195 0.194 0.195 0.193 0.187 0.181 0.183 0.184 0.182 0.178 0.176 0.172 0.170 0.170 0.170 0.169
2.000 1.500
1.000 0.500 0.000 0.000
y = 0.6440x + 0.1480 R² = 0.9976 1.000
2.000
3.000
Log ShearRate (1/s)
50
Lampiran 2. Data analisis reologi CPO awal (lanjutan)
U 1 2
Indeks tingkah laku aliran (n) dan indeks konsistensi aliran (K) Persamaan RataRataRegresi Nilai n Nilai K SD n Power Law rata n rata K 99.87% 0.626 1.603 y = 0.626x + 0.205 0.635 1.505 0.013 99.81% 0.644 1.406 y = 0.644x + 0.148
SD K 0.139
51
Lampiran 3. Data analisis mutu CPO setelah pemanasan awal A. Asam lemak bebas Ulangan 1 2
Berat sampel (g) 5.0609
Normalitas NaOH (N) 0.0904
Volume NaOH (ml) 8.30
ALB (%) 3.80
5.5081
0.0904
9.20
3.87
5.3510
0.0904
9.00
3.89
5.3242
0.0904
8.85
3.85
x
Rata-rata
SD
3.85
0.03
3.83 3.87
B. Bilangan iod Ulangan 1 2
Berat sampel (g) 0.5840
Normalitas Na2S2O3 0.1000
V Blanko (ml) 47.50
V Sampel (ml) 23.10
Bilangan iod 53.02
0.5203
0.1000
47.50
26.00
52.44
0.5041
0.1000
47.50
26.60
52.61
0.5402
0.1000
47.50
25.30
52.15
X
Rata Rata
SD
52.56
0.25
52.73 52.38
C. Kadar karotenoid Ulangan
Berat sampel (g)
1 2
Absorbansi
Karoten (ppm)
X
1
2
1
2
0.1098
0.690
0.690
601.71
601.71
601.71
0.1030
0.650
0.653
604.25
607.04
605.64
Ratarata
SD
603.67
2.78
D. DOBI Ulangan
Absorbansi blanko
Absorbansi sampel
DOBI
1
0.249
0.090
2.77
2
0.233
0.085
2.74
Rata-rata
SD
2.75
0.02
52
Lampiran 4. Data analisis reologi CPO setelah pemanasan awal Data hasil pengukuran reologi CPO menggunakan Haake Rotoviscometer RV20 (T=55oC) Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 0.087 4.575 0.310 13.810 0.479 24.550 0.760 34.790 1.241 44.120 1.436 54.550 1.642 64.840 1.990 74.470 2.146 85.380 2.368 95.670 2.375 105.000 2.648 115.600 2.894 126.200 2.517 136.600 3.518 146.000 3.718 156.500 3.984 167.200 3.434 176.200 3.999 186.500 5.234 197.200 4.515 206.700 5.197 217.500 4.866 227.900 5.542 237.100 6.148 247.800 5.008 258.300 5.698 265.200 6.220 275.800 7.273 286.400 6.023 295.600 7.496 306.200 7.505 316.700 8.120 326.000 7.157 336.500 8.071 347.100 7.528 356.300 9.425 366.900 8.929 377.400 8.967 386.700 8.874 396.800
Eta (Pas) 0.019 0.022 0.020 0.022 0.028 0.026 0.025 0.027 0.025 0.025 0.023 0.023 0.023 0.018 0.024 0.024 0.024 0.019 0.021 0.027 0.022 0.024 0.021 0.023 0.025 0.019 0.021 0.023 0.025 0.020 0.024 0.024 0.025 0.021 0.023 0.021 0.026 0.024 0.023 0.022
1.200 y = 0.9396x - 1.4958 R² = 0.9759 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Log Shear Stress (Pa)
Log Shear Stress (Pa)
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 0.166 4.575 0.340 13.680 0.496 24.410 0.830 34.840 1.241 43.770 1.436 54.850 1.500 65.100 1.772 74.380 2.091 84.810 2.033 95.540 2.693 104.900 2.821 115.600 2.906 125.800 3.300 136.600 3.625 145.800 4.701 156.600 4.339 167.000 4.069 176.200 4.698 186.600 4.440 197.300 4.843 207.000 5.281 217.300 5.223 227.800 5.270 237.100 5.388 247.700 5.902 256.000 6.459 264.400 5.928 275.800 7.250 286.400 7.602 295.600 7.856 306.200 7.050 316.700 7.856 326.000 7.380 336.500 7.460 347.100 7.491 356.300 7.952 366.400 7.737 377.900 8.503 386.700 8.921 396.300
1.000 0.800
Eta (Pas) 0.036 0.025 0.020 0.024 0.028 0.026 0.023 0.024 0.025 0.021 0.026 0.024 0.023 0.024 0.025 0.030 0.026 0.023 0.025 0.023 0.023 0.024 0.023 0.022 0.022 0.023 0.024 0.021 0.025 0.026 0.026 0.022 0.024 0.022 0.021 0.021 0.022 0.020 0.022 0.023
y = 0.9304x - 1.4676 R² = 0.9828
0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
53
Lampiran 4. Data analisis reologi CPO setelah pemanasan awal (lanjutan)
U 1 2
Indeks tingkah laku aliran (n) dan indeks konsistensi aliran (K) Persamaan RataRataRegresi Nilai n Nilai K SD n Power Law rata n rata K y = 0.940x - 1.496 97.59% 0.94 0.032 0.935 0.033 0.007 y = 0.930x - 1.468 98.28% 0.93 0.034
SD K 0.001
54
Lampiran 5. Data analisis mutu CPO selama penyimpanan A. Asam lemak bebas Suhu (oC)
Ulangan 1
20 2 1 25 2 1 30 2 1 35 2 1 40 2
Suhu (oC)
Ulangan 1
20 2 1 25 2 1 30 2 1 35 2 1 40 2
Berat sampel (g) 5.4220 5.3100 5.2091 5.2122 5.2145 5.4025 5.3105 5.1301 5.0149 5.1613 5.5290 5.3149 5.4210 5.2015 5.1040 5.2019 5.1291 5.2104 5.3081 5.4009
1 minggu penyimpanan Normalitas Volume NaOH (N) NaOH (ml) 0.0982 8.30 0.0982 8.20 0.0982 7.90 0.0982 8.00 0.0982 8.00 0.0982 8.30 0.0982 8.25 0.0982 7.95 0.0982 8.20 0.0982 8.35 0.0982 9.00 0.0982 8.65 0.0982 9.10 0.0982 8.65 0.0982 8.60 0.0982 8.50 0.0982 8.75 0.0982 8.70 0.0982 9.00 0.0982 9.20
ALB (%) 3.85 3.88 3.81 3.86 3.86 3.86 3.91 3.90 4.11 4.07 4.09 4.09 4.22 4.18 4.24 4.11 4.29 4.20 4.26 4.28
Berat sampel (g) 5.0145 5.1778 5.0677 5.2246 5.3210 5.2060 5.3127 5.2481 5.0910 5.1399 5.1086 5.2288 5.0954 5.5231 5.3350 5.2150 5.3423 5.0606 5.1377 5.3664
2 minggu penyimpanan Normalitas Volume NaOH (N) NaOH (ml) 0.0977 7.80 0.0977 7.95 0.0977 7.90 0.0977 8.10 0.0977 8.30 0.0977 8.20 0.0977 8.25 0.0977 8.20 0.0977 8.45 0.0977 8.55 0.0977 8.50 0.0977 8.45 0.0977 8.95 0.0977 9.60 0.0977 9.40 0.0977 9.35 0.0977 9.50 0.0977 9.20 0.0977 9.40 0.0977 9.65
ALB (%) 3.89 3.84 3.90 3.88 3.90 3.94 3.88 3.91 4.15 4.16 4.16 4.04 4.39 4.35 4.41 4.48 4.45 4.55 4.58 4.50
X
Ratarata
SD
3.85
0.02
3.88
0.03
4.09
0.00
4.19
0.02
4.26
0.02
Ratarata
SD
3.88
0.02
3.91
0.02
4.13
0.04
4.41
0.05
4.52
0.03
3.87 3.84 3.86 3.90 4.09 4.09 4.20 4.17 4.24 4.27
X 3.87 3.89 3.92 3.90 4.16 4.10 4.37 4.45 4.50 4.54
55
Lampiran 5. Data analisis mutu CPO selama penyimpanan (lanjutan)
Suhu (oC)
Ulangan 1
20 2 1 25 2 1 30 2 1 35 2 1 40 2
Suhu (oC)
Ulangan 1
20 2 1 25 2 1 30 2 1 35 2 1 40 2
Berat sampel (g) 5.2266 5.1618 5.4062 5.1480 5.0821 5.0476 5.1834 5.1722 5.2462 5.2689 5.1184 5.1207 5.1063 5.3570 5.2080 5.1305 5.1843 5.2998 5.1743 5.0368
3 minggu penyimpanan Normalitas Volume NaOH (N) NaOH (ml) 0.0958 8.25 0.0958 8.20 0.0958 8.60 0.0958 8.20 0.0958 8.10 0.0958 8.10 0.0958 8.35 0.0958 8.45 0.0958 8.95 0.0958 9.00 0.0958 8.80 0.0958 8.85 0.0958 9.70 0.0958 9.85 0.0958 9.60 0.0958 9.65 0.0958 9.95 0.0958 10.25 0.0958 10.00 0.0958 9.85
ALB (%) 3.87 3.90 3.90 3.91 3.91 3.94 3.95 4.01 4.18 4.19 4.22 4.24 4.66 4.51 4.52 4.61 4.71 4.74 4.74 4.80
Berat sampel (g) 5.1092 5.3118 5.0382 5.2298 5.1052 5.0950 5.3310 5.2971 5.1942 5.2095 5.1946 5.0870 5.0185 5.1114 5.2461 5.2860 5.0910 5.0053 5.1273 5.2270
4 minggu penyimpanan Normalitas Volume NaOH (N) NaOH (ml) 0.0935 8.30 0.0935 8.60 0.0935 8.30 0.0935 8.60 0.0935 8.50 0.0935 8.40 0.0935 8.85 0.0935 8.90 0.0935 9.40 0.0935 9.55 0.0935 9.45 0.0935 9.45 0.0935 10.10 0.0935 10.35 0.0935 10.40 0.0935 10.50 0.0935 10.45 0.0935 10.30 0.0935 10.55 0.0935 10.70
ALB (%) 3.89 3.88 3.94 3.94 3.99 3.95 3.97 4.02 4.33 4.39 4.35 4.45 4.82 4.85 4.75 4.75 4.91 4.93 4.93 4.90
X
Ratarata
SD
3.89
0.01
3.95
0.04
4.21
0.03
4.41
0.05
4.52
0.03
Ratarata
SD
3.91
0.04
3.98
0.02
4.38
0.03
4.79
0.06
4.92
0.00
3.88 3.90 3.92 3.98 4.19 4.23 4.37 4.45 4.50 4.54
X 3.88 3.94 3.97 4.00 4.36 4.40 4.83 4.75 4.92 4.91
56
Lampiran 5. Data analisis mutu CPO selama penyimpanan (lanjutan) B. Bilangan iod Suhu (oC)
U 1
20 2 1 25 2 1 30 2 1 35 2 1 40 2
Suhu (oC)
U 1
20 2 1 25 2 1 30 2 1 35 2 1 40 2
Berat sampel (g) 0.5130 0.5017 0.5224 0.5194 0.5254 0.5408 0.5091 0.5207 0.5082 0.5198 0.5119 0.5305 0.5075 0.5036 0.5302 0.5223 0.5185 0.5242 0.5196 0.5301
1 minggu penyimpanan Normalitas V Blanko V Sampel Na2S2O3 (ml) (ml) 0.0997 47.60 26.30 0.0997 47.60 26.70 0.0997 47.60 25.95 0.0997 47.60 26.05 0.0997 47.60 25.80 0.0997 47.60 25.20 0.0997 47.60 26.50 0.0997 47.60 25.90 0.0997 47.60 26.50 0.0997 47.60 26.00 0.0997 47.60 26.35 0.0997 47.60 25.60 0.0997 47.60 26.50 0.0997 47.60 26.70 0.0997 47.60 25.60 0.0997 47.60 25.95 0.0997 47.60 26.05 0.0997 47.60 25.90 0.0997 47.60 26.00 0.0997 47.60 25.60
Bilangan iod 52.53 52.71 52.43 52.49 52.50 52.40 52.44 52.73 52.53 52.57 52.52 52.47 52.60 52.51 52.50 52.44 52.58 52.37 52.59 52.51
Berat sampel (g) 0.5213 0.5057 0.5083 0.5247 0.5301 0.5121 0.5274 0.5187 0.5068 0.5263 0.5011 0.5304 0.5139 0.5197 0.5213 0.5102 0.5073 0.5380 0.5339 0.5206
2 minggu penyimpanan Normalitas V Blanko V Sampel Na2S2O3 (ml) (ml) 0.0984 47.55 25.60 0.0984 47.55 26.30 0.0984 47.55 26.20 0.0984 47.55 25.40 0.0984 47.55 25.20 0.0984 47.55 26.10 0.0984 47.55 25.35 0.0984 47.55 25.70 0.0984 47.55 26.20 0.0984 47.55 25.50 0.0984 47.55 26.45 0.0984 47.55 25.25 0.0984 47.55 26.00 0.0984 47.55 25.65 0.0984 47.55 25.60 0.0984 47.55 26.10 0.0984 47.55 26.25 0.0984 47.55 24.90 0.0984 47.55 25.10 0.0984 47.55 25.65
Bilangan iod 52.58 52.47 52.45 52.71 52.65 52.30 52.56 52.60 52.60 52.32 52.58 52.50 52.36 52.62 52.58 52.50 52.43 52.57 52.51 52.53
X
Rata Rata
SD
52.54
0.11
52.52
0.09
52.52
0.04
52.51
0.06
52.52
0.05
Rata Rata
SD
52.55
0.04
52.53
0.07
52.50
0.06
52.51
0.03
52.51
0.01
52.62 52.46 52.45 52.58 52.55 52.49 52.55 52.47 52.48 52.55
X 52.52 52.58 52.48 52.58 52.46 52.54 52.49 52.54 52.50 52.52
57
Lampiran 5. Data analisis mutu CPO selama penyimpanan (lanjutan)
Suhu (oC)
U 1
20 2 1 25 2 1 30 2 1 35 2 1 40 2
Suhu (oC)
U 1
20 2 1 25 2 1 30 2 1 35 2 1 40 2
Berat sampel (g) 0.5109 0.5275 0.5093 0.5082 0.5205 0.5392 0.5288 0.5171 0.5018 0.5096 0.5226 0.5307 0.5124 0.5228 0.5276 0.5109 0.5283 0.5309 0.5177 0.5210
3 minggu penyimpanan Normalitas V Blanko V Sampel Na2S2O3 (ml) (ml) 0.0976 47.60 25.95 0.0976 47.60 25.20 0.0976 47.60 26.00 0.0976 47.60 26.05 0.0976 47.60 25.60 0.0976 47.60 24.70 0.0976 47.60 25.20 0.0976 47.60 25.60 0.0976 47.60 26.30 0.0976 47.60 26.00 0.0976 47.60 25.45 0.0976 47.60 25.10 0.0976 47.60 25.85 0.0976 47.60 25.40 0.0976 47.60 25.20 0.0976 47.60 26.05 0.0976 47.60 25.20 0.0976 47.60 25.05 0.0976 47.60 25.60 0.0976 47.60 25.60
Bilangan iod 52.48 52.59 52.53 52.52 52.35 52.60 52.46 52.69 52.57 52.50 52.49 52.51 52.57 52.59 52.58 52.24 52.51 52.61 52.63 52.30
Berat sampel (g) 0.5206 0.5013 0.5154 0.5241 0.5066 0.5099 0.5126 0.5226 0.5315 0.5101 0.5277 0.5081 0.5125 0.5219 0.5168 0.5081 0.5166 0.5159 0.5268 0.5020
4 minggu penyimpanan Normalitas V Blanko V Sampel Na2S2O3 (ml) (ml) 0.0987 47.60 25.75 0.0987 47.60 26.55 0.0987 47.60 26.00 0.0987 47.60 25.65 0.0987 47.60 26.35 0.0987 47.60 26.20 0.0987 47.60 26.10 0.0987 47.60 25.70 0.0987 47.60 25.30 0.0987 47.60 26.15 0.0987 47.60 25.45 0.0987 47.60 26.35 0.0987 47.60 26.10 0.0987 47.60 25.70 0.0987 47.60 25.95 0.0987 47.60 26.30 0.0987 47.60 25.90 0.0987 47.60 25.95 0.0987 47.60 25.50 0.0987 47.60 26.60
Bilangan iod 52.57 52.59 52.49 52.46 52.54 52.57 52.53 52.49 52.55 52.67 52.57 52.38 52.54 52.56 52.47 52.51 52.61 52.56 52.54 52.40
X
Rata Rata
SD
52.53
0.01
52.53
0.07
52.52
0.02
52.50
0.12
52.51
0.07
Rata Rata
SD
52.53
0.08
52.53
0.03
52.54
0.09
52.52
0.04
52.53
0.08
52.54 52.52 52.48 52.58 52.53 52.50 52.58 52.41 52.56 52.47
X 52.58 52.47 52.55 52.51 52.61 52.48 52.55 52.49 52.59 52.47
58
Lampiran 5. Data analisis mutu CPO selama penyimpanan (lanjutan) C. Kadar karotenoid Suhu (oC) 20 25 30 35 40
Suhu (oC) 20 25 30 35 40
Suhu (oC) 20 25 30 35 40
Suhu (oC) 20 25 30 35 40
Ulangan 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Ulangan 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Ulangan 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Ulangan 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Berat sampel (g) 0.1102 0.1041 0.1040 0.1030 0.0989 0.1093 0.1020 0.0983 0.1107 0.1162
1 minggu penyimpanan Absorbansi Karoten (ppm) 1 2 1 2 0.695 0.690 603.87 599.52 0.660 0.654 607.06 601.54 0.653 0.651 601.20 599.36 0.650 0.650 604.25 604.25 0.610 0.612 590.57 592.51 0.670 0.671 586.94 587.82 0.615 0.620 577.32 582.01 0.594 0.590 578.59 574.69 0.650 0.660 562.22 570.87 0.680 0.680 560.33 560.33
Berat sampel (g) 0.1044 0.0968 0.0951 0.1057 0.1121 0.1098 0.1183 0.0977 0.1106 0.0972
2 minggu penyimpanan Absorbansi Karoten (ppm) 1 2 1 2 0.660 0.647 605.32 593.39 0.610 0.610 603.38 603.38 0.590 0.596 594.03 600.07 0.665 0.660 602.40 597.87 0.672 0.690 573.99 589.36 0.660 0.660 575.55 575.55 0.680 0.683 550.38 552.81 0.570 0.560 558.62 548.82 0.621 0.630 537.62 545.41 0.545 0.540 536.87 531.94
Berat sampel (g) 0.0938 0.1016 0.0966 0.0921 0.0961 0.1042 0.0955 0.1102 0.1132 0.1033
3 minggu penyimpanan Absorbansi Karoten (ppm) 1 2 1 2 0.590 0.580 602.27 592.06 0.640 0.640 603.15 603.15 0.592 0.610 586.79 604.63 0.560 0.573 582.19 595.71 0.570 0.570 567.92 567.92 0.615 0.610 565.13 560.53 0.520 0.530 521.36 531.39 0.600 0.600 521.32 521.32 0.580 0.590 490.59 499.05 0.550 0.530 509.80 491.26
Berat sampel (g) 0.0941 0.0973 0.1051 0.0965 0.0977 0.1061 0.0984 0.1141 0.1098 0.1128
4 minggu penyimpanan Absorbansi Karoten (ppm) 1 2 1 2 0.580 0.595 590.17 605.43 0.605 0.601 595.36 591.43 0.634 0.650 577.60 592.17 0.586 0.590 581.45 585.41 0.562 0.564 550.78 552.74 0.600 0.610 541.47 550.49 0.510 0.510 496.27 496.27 0.588 0.581 493.44 487.56 0.546 0.550 476.13 479.62 0.550 0.560 466.87 475.35
X 601.70 604.30 600.28 604.25 591.54 587.38 579.66 576.64 566.54 560.33
X 599.35 603.38 597.05 600.14 581.67 575.55 551.59 553.72 541.52 534.41
X 597.16 603.15 595.71 588.95 567.92 562.83 526.37 521.32 494.82 500.53
X 597.80 593.39 584.89 583.43 551.76 545.98 496.27 490.50 477.88 471.11
Ratarata
SD
603.00
1.84
602.26
2.81
589.46
2.94
578.15
2.14
563.43
4.39
Ratarata
SD
601.37
2.85
598.59
2.18
578.61
4.33
552.66
1.51
537.96
5.03
Ratarata
SD
600.16
4.23
592.33
4.78
565.38
3.60
523.85
3.57
497.68
4.04
Ratarata
SD
595.60
3.12
584.16
1.03
548.87
4.09
493.38
4.08
474.49
4.79 59
Lampiran 5. Data analisis mutu CPO selama penyimpanan (lanjutan) D. DOBI Suhu (oC) 20 25 30 35 40
o
Suhu ( C) 20 25 30 35 40
Suhu (oC) 20 25 30 35 40
o
Suhu ( C) 20 25 30 35 40
Ulangan 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 minggu penyimpanan Absorbansi blanko Absorbansi sampel 0.252 0.092 0.250 0.091 0.244 0.089 0.229 0.085 0.246 0.095 0.235 0.088 0.210 0.081 0.229 0.090 0.251 0.101 0.246 0.094
DOBI 2.74 2.75 2.74 2.69 2.59 2.67 2.59 2.54 2.49 2.62
Rata-rata
SD
2.74
0.01
2.72
0.03
2.63
0.06
2.57
0.03
2.55
0.09
Ulangan 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
2 minggu penyimpanan Absorbansi blanko Absorbansi sampel 0.232 0.085 0.246 0.091 0.250 0.092 0.226 0.085 0.230 0.089 0.245 0.096 0.211 0.084 0.255 0.102 0.250 0.104 0.216 0.088
DOBI 2.73 2.70 2.72 2.66 2.58 2.55 2.51 2.50 2.40 2.45
Rata-rata
SD
2.72
0.02
2.69
0.04
2.57
0.02
2.51
0.01
2.43
0.04
Ulangan 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
3 minggu penyimpanan Absorbansi blanko Absorbansi sampel 0.240 0.089 0.239 0.087 0.204 0.079 0.218 0.081 0.207 0.083 0.245 0.097 0.219 0.091 0.231 0.093 0.257 0.112 0.220 0.099
DOBI 2.70 2.75 2.58 2.69 2.49 2.53 2.41 2.48 2.29 2.22
Rata-rata
SD
2.72
0.04
2.64
0.08
2.51
0.02
2.45
0.05
2.26
0.05
Ulangan 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
4 minggu penyimpanan Absorbansi blanko Absorbansi sampel 0.233 0.086 0.248 0.093 0.214 0.081 0.205 0.080 0.220 0.089 0.198 0.082 0.261 0.110 0.250 0.109 0.224 0.112 0.255 0.131
DOBI 2.71 2.67 2.64 2.56 2.47 2.41 2.37 2.29 2.00 1.95
Rata-rata
SD
2.69
0.03
2.60
0.06
2.44
0.04
2.33
0.06
1.97
0.04
60
Lampiran 6. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap asam lemak bebas A. Suhu penyimpanan = 20 oC ANOVA ALB Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
.005 .003 .008
Mean Square 4 5 9
F
.001 .001
Sig. 1.797
.267
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets ALB Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu20C
N
minggu 0 minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 Sig.
1 2 2 2 2 2
3.8500 3.8550 3.8800 3.8900 3.9100 .080
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
B. Suhu penyimpanan = 25 oC ANOVA ALB Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
.023 .004 .027
Mean Square 4 5 9
.006 .001
F
Sig. 7.160
.027
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets ALB Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu25C minggu 0 minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3.8500 3.8800 3.9100
.096
3
3.8800 3.9100 3.9500 .063
3.9100 3.9500 3.9850 .051
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
61
Lampiran 6. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap asam lemak bebas (lanjutan) C. Suhu penyimpanan = 30 oC ANOVA ALB Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.298
4
.074
.004
5
.001
Total
.302
9
F
Sig.
88.619
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets ALB Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu30C
N
minggu 0 minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 Sig.
1 2 2 2 2 2
2
3
4
3.8500 4.0900 4.1300 4.2100 1.000
.226
4.3800 1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
D. Suhu penyimpanan = 35 oC ANOVA ALB Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
1.049
4
.262
.008
5
.002
Total
1.056
9
F
Sig.
170.237
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets ALB Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu35C minggu 0 minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3
4
5
3.8500 4.1850 4.4100 4.5750 1.000
1.000
1.000
1.000
4.7900 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
62
Lampiran 6. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap asam lemak bebas (lanjutan) E. Suhu penyimpanan = 40 oC ANOVA ALB Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
1.418
4
.354
.003
5
.001
Total
1.421
9
F
Sig.
611.060
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets ALB Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu40C minggu 0 minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3
4
5
3.8500 4.2550 4.5200 4.7500 1.000
1.000
1.000
1.000
4.9150 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
63
Lampiran 7. Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap asam lemak bebas A. Lama penyimpanan = 1 minggu ANOVA ALB Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.257
4
.064
.002
5
.000
Total
.260
9
F
Sig.
149.686
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets ALB Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu1
N
20 celcius 25 celcius 30 celcius 35 celcius 40 celcius Sig.
1 2 2 2 2 2
2
3
4
3.8550 3.8800 4.0900 4.1850 .282
1.000
4.2550 1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
B. Lama penyimpanan = 2 minggu ANOVA ALB Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
.667 .006 .673
Mean Square 4 5 9
F
.167 .001
134.435
Sig. .000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets ALB Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu2 20 celcius 25 celcius 30 celcius 35 celcius 40 celcius Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3
4
3.8800 3.9100 4.1300 4.4100 .433
1.000
1.000
4.5200 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
64
Lampiran 7. Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap asam lemak bebas (lanjutan) C. Lama penyimpanan = 3 minggu ANOVA ALB Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
1.147
4
.287
.004
5
.001
Total
1.151
9
F
Sig.
392.945
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets ALB Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu3
N
20 celcius 25 celcius 30 celcius 35 celcius 40 celcius Sig.
1 2 2 2 2 2
2
3
4
3.8900 3.9500 4.2100 4.5750 .077
1.000
4.7500 1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
D. Lama penyimpanan = 4 minggu ANOVA ALB Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
1.660 .006 1.666
Mean Square 4 5 9
F
.415 .001
329.353
Sig. .000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets ALB Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu4 20 celcius 25 celcius 30 celcius 35 celcius 40 celcius Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3
4
3.9100 3.9850 4.3800 4.7900 .088
1.000
1.000
4.9150 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
65
Lampiran 8. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap bilangan iod A. Suhu penyimpanan = 20 oC ANOVA Bilangan_Iod Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.002
4
.001
.081
5
.016
Total
.083
9
F
Sig. .035
.997
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Bilangan_Iod Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu20C
N
minggu 4 minggu 3 minggu 1 minggu 0 minggu 2 Sig.
1 2 2 2 2 2
52.5250 52.5300 52.5400 52.5550 52.5650 .769
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
B. Suhu penyimpanan = 25 oC ANOVA Bilangan_Iod Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.002
4
.000
.080
5
.016
Total
.082
9
F
Sig. .026
.998
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Bilangan_Iod Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu25C minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu 0 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
52.5150 52.5300 52.5300 52.5300 52.5550 .768
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
66
Lampiran 8. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap bilangan Iod (lanjutan) C. Suhu penyimpanan = 30 oC ANOVA Bilangan_Iod Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.004
4
.001
.075
5
.015
Total
.079
9
F
Sig. .068
.989
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Bilangan_Iod Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu30C
N
minggu 2 minggu 3 minggu 1 minggu 4 minggu 0 Sig.
1 2 2 2 2 2
52.5000 52.5150 52.5200 52.5450 52.5550 .677
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
D. Suhu penyimpanan = 35 oC ANOVA Bilangan_Iod Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.004
4
.001
.082
5
.016
Total
.086
9
F
Sig. .060
.991
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Bilangan_Iod Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu35C minggu 3 minggu 1 minggu 2 minggu 4 minggu 0 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
52.4950 52.5100 52.5150 52.5200 52.5550 .664
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
67
Lampiran 8. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap bilangan Iod (lanjutan) E. Suhu penyimpanan = 40 oC ANOVA Bilangan_Iod Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.003
4
.001
.075
5
.015
Total
.078
9
F
Sig. .045
.995
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Bilangan_Iod Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu40C minggu 2 minggu 1 minggu 3 minggu 4 minggu 0 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
52.5100 52.5150 52.5150 52.5300 52.5550 .732
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
68
Lampiran 9. Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap bilangan Iod A. Lama penyimpanan = 1 minggu ANOVA Bilangan_Iod Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.001
4
.000
.029
5
.006
Total
.030
9
F
Sig. .048
.994
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Bilangan_Iod Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu1
N
35 celcius 25 celcius 40 celcius 30 celcius 20 celcius Sig.
1 2 2 2 2 2
52.5100 52.5150 52.5150 52.5200 52.5400 .712
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
B. Lama penyimpanan = 2 minggu ANOVA Bilangan_Iod Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.003
4
.001
.011
5
.002
Total
.014
9
F
Sig. .332
.846
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Bilangan_Iod Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu2 30 celcius 40 celcius 35 celcius 25 celcius 20 celcius Sig.
N
1 2 2 2 2 2
52.5000 52.5100 52.5150 52.5300 52.5500 .354
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
69
Lampiran 9. Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap bilangan Iod (lanjutan) C. Lama penyimpanan = 3 minggu ANOVA Bilangan_Iod Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.002
4
.000
.024
5
.005
Total
.026
9
F
Sig. .086
.983
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Bilangan_Iod Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu3
N
35 celcius 30 celcius 40 celcius 20 celcius 25 celcius Sig.
1 2 2 2 2 2
52.4950 52.5150 52.5150 52.5300 52.5300 .641
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
D. Lama penyimpanan = 4 minggu ANOVA Bilangan_Iod Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.001
4
.000
.024
5
.005
Total
.025
9
F
Sig. .036
.997
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Bilangan_Iod Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu4 35 celcius 20 celcius 25 celcius 40 celcius 30 celcius Sig.
N
1 2 2 2 2 2
52.5200 52.5250 52.5300 52.5300 52.5450 .738
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
70
Lampiran 10. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar karotenoid A. Suhu penyimpanan = 20 oC ANOVA Karotenoid Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
81.848
4
20.462
46.887
5
9.377
128.735
9
F
Sig. 2.182
.207
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Karotenoid Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu20C
N
minggu 4 minggu 3 minggu 2 minggu 1 minggu 0 Sig.
1 2 2 2 2 2
595.60 600.16 601.36 603.00 603.68 .053
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
B. Suhu penyimpanan = 25 oC ANOVA Karotenoid Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
516.668
4
129.167
44.292
5
8.858
Total
560.960
9
F 14.581
Sig. .006
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Karotenoid Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu25C minggu 4 minggu 3 minggu 2 minggu 1 minggu 0 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3
584.16 592.33 598.60
1.000
.089
598.60 602.26 603.68 .158
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
71
Lampiran 10. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar karotenoid (lanjutan) C. Suhu penyimpanan = 30 oC ANOVA Karotenoid Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
3591.282
4
897.820
64.761
5
12.952
Total
3656.042
9
F
Sig.
69.318
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Karotenoid Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu30C
N
minggu 4 minggu 3 minggu 2 minggu 1 minggu 0 Sig.
1 2 2 2 2 2
2
3
4
5
548.87 565.38 578.61 589.46 1.000
1.000
1.000
1.000
603.68 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
D. Suhu penyimpanan = 35 oC ANOVA Karotenoid Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
15138.469
4
3784.617
43.949
5
8.790
Total
15182.418
9
F
Sig.
430.571
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Karoten Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu35C minggu 4 minggu 3 minggu 2 minggu 1 minggu 0 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3
4
5
493.38 523.84 552.66 578.15 1.000
1.000
1.000
1.000
603.68 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
72
Lampiran 10. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar karotenoid (lanjutan) E. Suhu penyimpanan = 40 oC ANOVA Karotenoid Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
21173.197
4
5293.299
91.499
5
18.300
Total
21264.696
9
F
Sig.
289.254
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Karotenoid Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu40C minggu 4 minggu 3 minggu 2 minggu 1 minggu 0 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3
4
5
474.50 497.67 537.96 563.44 1.000
1.000
1.000
1.000
603.68 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
73
Lampiran 11. Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap kadar karotenoid A. Lama penyimpanan = 1 minggu ANOVA Karotenoid Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
2256.721
4
564.180
43.755
5
8.751
Total
2300.476
9
F
Sig.
64.470
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Karotenoid Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu1
N
40 celcius 35 celcius 30 celcius 25 celcius 20 celcius Sig.
1 2 2 2 2 2
2
3
4
563.44 578.15 589.46
1.000
1.000
1.000
602.26 603.00 .814
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
B. Lama penyimpanan = 2 minggu ANOVA Karotenoid Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
6258.017
4
1564.504
59.166
5
11.833
Total
6317.183
9
F 132.213
Sig. .000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Karotenoid Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu2 40 celcius 35 celcius 30 celcius 25 celcius 20 celcius Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3
4
537.96 552.66 578.61
1.000
1.000
1.000
598.60 601.36 .457
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
74
Lampiran 11. Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap kadar karotenoid (lanjutan) C. Lama penyimpanan = 3 minggu ANOVA Karotenoid Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
15586.193
4
3896.548
82.796
5
16.559
Total
15668.989
9
F
Sig.
235.310
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Karotenoid Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu3
N
40 celcius 35 celcius 30 celcius 25 celcius 20 celcius Sig.
1 2 2 2 2 2
2
3
4
497.67 523.84 565.38
1.000
1.000
1.000
592.33 600.16 .113
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
D. Lama penyimpanan = 4 minggu ANOVA Karotenoid Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
23162.014
4
5790.503
67.057
5
13.411
Total
23229.070
9
F
Sig.
431.760
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Karotenoid Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu4 40 celcius 35 celcius 30 celcius 25 celcius 20 celcius Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3
4
5
474.50 493.38 548.87 584.16 1.000
1.000
1.000
1.000
595.60 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
75
Lampiran 12. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap DOBI A. Suhu penyimpanan = 20 oC ANOVA DOBI Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.005
4
.001
.003
5
.001
Total
.008
9
F
Sig. 2.183
.207
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets DOBI Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu20C
N
minggu 4 minggu 2 minggu 3 minggu 1 minggu 0 Sig.
1 2 2 2 2 2
2.6900 2.7150 2.7250 2.7450 2.7550 .052
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
B. Suhu penyimpanan = 25 oC ANOVA DOBI Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.031
4
.008
.013
5
.003
Total
.043
9
F
Sig. 3.014
.129
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets DOBI Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu25C
N
1
2
minggu 4
2
2.6000
minggu 3 minggu 2 minggu 1 minggu 0
2 2 2
2.6350 2.6900 2.7150
Sig.
2
2.6350 2.6900 2.7150 2.7550
.080
.072
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
76
Lampiran 12. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap DOBI (lanjutan) C. Suhu penyimpanan = 30 oC ANOVA DOBI Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.116
4
.029
.007
5
.001
Total
.122
9
F
Sig.
21.586
.002
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets DOBI Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu30C
N
minggu 4 minggu 3 minggu 2 minggu 1 minggu 0 Sig.
1 2 2 2 2 2
2
2.4400 2.5100
3
2.5100 2.5650
.114
4
2.5650 2.6300
.193
2.7550 1.000
.136
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
D. Suhu penyimpanan = 35 oC ANOVA DOBI Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.198
4
.050
.007
5
.001
Total
.206
9
F 33.514
Sig. .001
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets DOBI Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu35C minggu 4 minggu 3 minggu 2 minggu 1 minggu 0 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3
4
2.3300 2.4450 2.5050
1.000
.180
2.5050 2.5650 .180
2.7550 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
77
Lampiran 12. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap DOBI (lanjutan) E. Suhu penyimpanan = 40 oC ANOVA DOBI Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.704
4
.176
.014
5
.003
Total
.718
9
F 63.552
Sig. .000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets DOBI Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu40C minggu 4 minggu 3 minggu 2 minggu 1 minggu 0 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3
4
1.9750 2.2550 2.4250 2.5550 1.000
1.000
.057
2.7550 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
78
Lampiran 13. Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap DOBI A. Lama penyimpanan = 1 minggu ANOVA DOBI Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.059
4
.015
.014
5
.003
Total
.073
9
F
Sig. 5.208
.050
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets DOBI Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu1
N
1
2
40 celcius
2
2.5550
35 celcius
2
2.5650
30 celcius 25 celcius
2
2.6300
2
2.7150
20 celcius
2
2.7450
Sig.
2.6300
.229
.090
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
B. Lama penyimpanan = 2 minggu ANOVA DOBI Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.120
4
.030
.004
5
.001
Total
.124
9
F 37.625
Sig. .001
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets DOBI Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu2 40 celcius 35 celcius 30 celcius 25 celcius 20 celcius Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3
2.4250 2.5050 2.5650
1.000
.087
2.6900 2.7150 .417
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
79
Lampiran 13. Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap DOBI (lanjutan) C. Lama penyimpanan = 3 minggu ANOVA DOBI Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.262
4
.066
.013
5
.003
Total
.275
9
F
Sig.
25.196
.002
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets DOBI Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu3
N
40 celcius 35 celcius 30 celcius 25 celcius 20 celcius Sig.
1 2 2 2 2 2
2
3
4
2.2550 2.4450 2.5100
1.000
2.5100 2.6350
.258
2.6350 2.7250 .138
.058
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
D. Lama penyimpanan = 4 minggu ANOVA DOBI Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.622
4
.155
.010
5
.002
Total
.632
9
F 75.849
Sig. .000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets DOBI Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu4
N
1
2
3
40 celcius
2
35 celcius
2
2.3300
30 celcius
2
2.4400
25 celcius
2
2.6000
20 celcius
2
2.6900
Sig.
1.9750
1.000
.059
.104
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
80
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC A. Analisis reologi CPO selama 0 minggu penyimpanan 1. Suhu Penyimpanan = 20oC
Log Shear Stress (Pa)
Eta (Pas) 0.966 0.545 0.417 0.387 0.423 0.402 0.354 0.360 0.324 0.312 0.313 0.300 0.291 0.283 0.278 0.274 0.269 0.258 0.252 0.246 0.254 0.244 0.241 0.244 0.235 0.244 0.243 0.235 0.232 0.230 0.225 0.219 0.215 0.215 0.212 0.211 0.211 0.209 0.209 0.209
2.500 2.000 1.500 1.000 0.500 0.000 0.000
y = 0.6852x + 0.1304 R² = 0.9971 1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 4.421 4.575 7.521 13.810 10.230 24.550 13.450 34.790 18.660 44.120 21.950 54.550 22.940 64.840 26.820 74.470 27.640 85.380 29.880 95.670 32.860 105.000 34.700 115.600 36.690 126.200 38.590 136.600 40.660 146.000 42.850 156.500 44.940 167.200 45.500 176.200 47.030 186.500 48.520 197.200 52.410 206.700 53.050 217.500 54.820 227.900 57.910 237.100 58.260 247.800 63.120 258.300 64.340 265.200 64.810 275.800 66.530 286.400 68.040 295.600 68.910 306.200 69.340 316.700 70.220 326.000 72.310 336.500 73.450 347.100 75.210 356.300 77.540 366.900 78.770 377.400 80.970 386.700 83.050 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 3.290 4.443 7.012 13.720 9.363 24.460 14.560 34.930 18.950 44.160 21.760 54.810 23.860 65.410 26.530 74.560 27.520 85.340 29.570 95.940 33.010 106.300 34.770 115.700 36.120 126.400 38.450 136.900 40.550 146.000 42.640 156.700 44.760 167.300 45.120 175.800 47.230 187.000 48.130 197.800 52.310 206.700 53.450 217.300 54.670 228.100 57.440 237.300 58.760 247.800 63.450 258.400 64.020 265.200 64.600 275.800 66.750 286.400 67.840 295.600 68.550 305.700 69.540 316.700 70.440 326.000 72.330 336.500 73.680 347.100 75.240 355.900 77.320 366.000 79.620 377.400 81.100 386.200 83.120 397.200
Eta (Pas) 0.740 0.511 0.383 0.417 0.429 0.397 0.365 0.356 0.322 0.308 0.311 0.301 0.286 0.281 0.278 0.272 0.268 0.257 0.253 0.243 0.253 0.246 0.240 0.242 0.237 0.246 0.241 0.234 0.233 0.229 0.224 0.220 0.216 0.215 0.212 0.211 0.211 0.211 0.210 0.209
2.500 2.000 1.500 1.000 y = 0.6856x + 0.1293 R² = 0.9968
0.500 0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
81
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 2. Suhu Penyimpanan = 25oC
Log Shear Stress (Pa)
Eta (Pas) 0.879 0.482 0.420 0.334 0.293 0.270 0.255 0.240 0.229 0.222 0.215 0.203 0.210 0.205 0.203 0.192 0.188 0.192 0.192 0.181 0.187 0.182 0.176 0.176 0.172 0.174 0.176 0.172 0.168 0.166 0.168 0.165 0.165 0.164 0.163 0.161 0.162 0.160 0.158 0.158
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7361x - 0.1230 R² = 0.9977
0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 4.021 4.531 6.521 13.640 8.560 24.630 10.902 34.970 11.960 44.120 12.760 54.850 14.650 65.630 17.500 74.690 17.850 85.210 19.830 95.890 21.650 106.200 22.150 115.600 22.850 126.300 23.120 137.300 25.420 146.000 26.040 156.200 28.450 167.700 28.320 176.400 31.400 187.100 32.040 197.900 34.240 207.000 34.740 217.500 35.930 228.200 36.550 236.900 37.820 247.800 38.020 258.300 39.370 265.200 40.850 275.800 42.660 286.400 43.520 294.700 44.620 306.200 45.850 317.200 46.350 326.000 47.120 336.500 48.450 346.600 51.030 356.300 51.620 366.900 52.850 377.400 54.230 386.200 55.320 397.700
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 4.293 4.883 6.931 14.380 10.390 24.720 11.830 35.370 12.990 44.380 14.820 54.850 16.550 64.880 18.300 76.100 19.570 85.380 21.240 95.810 22.940 106.500 23.510 115.800 26.500 126.200 28.100 136.800 29.700 146.000 30.120 156.600 31.540 167.400 33.870 176.200 35.840 187.000 35.850 197.700 38.750 207.400 39.550 217.600 40.120 228.500 41.770 237.400 42.630 247.900 44.850 258.500 46.530 264.800 47.320 275.800 48.220 286.400 49.120 295.200 51.340 306.200 52.340 316.700 53.640 326.000 55.230 336.500 56.750 347.100 57.230 356.300 59.570 366.900 60.420 377.400 61.240 386.700 62.640 395.900
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Eta (Pas) 0.887 0.478 0.348 0.312 0.271 0.233 0.223 0.234 0.209 0.207 0.204 0.192 0.181 0.168 0.174 0.167 0.170 0.161 0.168 0.162 0.165 0.160 0.157 0.154 0.153 0.147 0.148 0.148 0.149 0.148 0.146 0.145 0.142 0.140 0.140 0.143 0.141 0.140 0.140 0.139
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7110x - 0.1208 R² = 0.9945
0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
82
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 3. Suhu Penyimpanan = 30oC
Log Shear Stress (Pa)
Eta (Pas) 0.845 0.328 0.329 0.279 0.240 0.226 0.200 0.203 0.189 0.183 0.176 0.169 0.161 0.157 0.155 0.150 0.147 0.147 0.146 0.144 0.144 0.144 0.145 0.145 0.144 0.142 0.138 0.137 0.134 0.136 0.136 0.134 0.133 0.133 0.133 0.134 0.133 0.131 0.130 0.130
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7377x - 0.2210 R² = 0.9933
0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 2.514 4.839 4.632 13.590 6.135 24.190 7.931 34.970 8.065 44.120 9.414 53.930 11.030 65.320 12.670 74.470 13.520 84.900 15.630 95.540 16.220 105.000 17.430 115.600 18.120 126.000 18.770 136.700 19.460 145.900 21.630 156.600 22.040 167.200 22.940 176.400 23.410 187.000 24.710 197.300 25.310 206.800 26.120 217.400 27.330 227.900 24.060 237.400 26.320 247.500 29.450 258.500 30.550 265.200 31.210 275.400 32.410 286.400 33.510 295.600 34.630 306.200 35.740 316.700 36.840 326.000 37.420 336.500 38.550 346.600 39.150 356.300 40.210 366.900 41.450 377.400 42.310 386.200 43.520 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 3.941 4.663 4.512 13.770 8.042 24.460 9.740 34.970 10.650 44.300 12.410 54.850 13.020 65.230 15.120 74.560 16.130 85.380 17.560 95.810 18.440 105.000 19.540 115.600 20.330 126.300 21.460 137.100 22.630 145.800 23.520 156.600 24.630 167.400 25.960 176.500 27.450 187.500 28.520 197.800 29.850 207.100 31.240 217.400 33.110 227.900 34.520 237.500 35.670 247.900 36.740 258.500 36.530 265.200 37.850 275.800 38.420 286.400 40.120 295.600 41.660 306.200 42.360 316.700 43.230 326.000 44.640 336.500 46.130 347.100 47.850 356.700 48.640 366.900 49.530 377.400 50.120 386.700 51.740 397.200
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Eta (Pas) 0.520 0.341 0.254 0.227 0.183 0.175 0.169 0.170 0.159 0.164 0.154 0.151 0.144 0.137 0.133 0.138 0.132 0.130 0.125 0.125 0.122 0.120 0.120 0.101 0.106 0.114 0.115 0.113 0.113 0.113 0.113 0.113 0.113 0.111 0.111 0.110 0.110 0.110 0.110 0.110
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7341x - 0.2894 R² = 0.9908
0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
83
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 4. Suhu Penyimpanan = 35oC
Log Shear Stress (Pa)
1.600 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
Eta (Pas) 0.302 0.176 0.124 0.113 0.104 0.107 0.094 0.097 0.088 0.088 0.083 0.077 0.075 0.076 0.079 0.076 0.077 0.071 0.066 0.072 0.070 0.073 0.069 0.071 0.070 0.067 0.069 0.068 0.066 0.067 0.067 0.068 0.067 0.067 0.064 0.063 0.062 0.063 0.062 0.060
y = 0.7636x - 0.5970 R² = 0.9934 1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 2.412 4.531 3.541 13.280 4.051 24.810 4.631 34.930 5.012 44.160 5.124 54.630 5.732 65.320 6.372 74.470 7.204 85.160 8.010 95.980 9.213 105.000 9.081 115.600 10.440 126.100 11.520 136.700 12.520 145.900 12.330 156.400 13.460 167.200 13.630 176.300 13.770 186.900 14.850 197.900 14.740 207.100 15.740 217.200 16.040 227.000 16.770 237.200 16.930 247.700 17.300 258.300 17.640 265.200 19.040 274.900 19.330 286.400 20.330 294.700 21.410 305.700 21.440 316.700 22.340 325.500 22.520 336.100 22.420 346.600 23.430 356.300 24.640 366.400 24.830 377.400 24.630 386.200 25.230 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 1.421 4.707 2.412 13.720 3.041 24.550 3.951 34.930 4.551 43.900 5.863 54.720 6.102 65.230 7.201 74.520 7.512 85.120 8.413 95.980 8.664 105.000 8.912 115.500 9.412 126.200 10.440 136.700 11.510 146.100 11.930 156.600 12.870 167.300 12.440 176.400 12.310 187.000 14.310 197.600 14.550 206.500 15.830 217.300 15.730 228.400 16.840 237.300 17.340 247.700 17.230 256.000 18.370 265.200 18.630 275.800 18.940 286.400 19.730 295.600 20.510 306.600 21.430 316.700 21.740 326.000 22.530 336.500 22.140 347.100 22.510 356.300 22.640 366.900 23.630 377.400 24.120 386.200 23.630 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1.600 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
Eta (Pas) 0.532 0.267 0.163 0.133 0.113 0.094 0.088 0.086 0.085 0.083 0.088 0.079 0.083 0.084 0.086 0.079 0.081 0.077 0.074 0.075 0.071 0.072 0.071 0.071 0.068 0.067 0.067 0.069 0.067 0.069 0.070 0.068 0.069 0.067 0.065 0.066 0.067 0.066 0.064 0.064
y = 0.7918x - 0.6523 R² = 0.9933 1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
84
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 5. Suhu Penyimpanan = 40oC
Log Shear Stress (Pa)
1.600 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
Eta (Pas) 0.199 0.076 0.059 0.070 0.087 0.077 0.079 0.075 0.069 0.065 0.067 0.064 0.064 0.060 0.065 0.065 0.066 0.059 0.061 0.058 0.057 0.057 0.060 0.062 0.057 0.057 0.059 0.059 0.058 0.055 0.055 0.059 0.058 0.061 0.063 0.060 0.062 0.062 0.061 0.061
y = 0.8582x - 0.8798 R² = 0.9869 1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 0.531 4.575 0.941 13.200 2.431 24.190 3.157 34.750 3.751 43.550 4.012 54.460 4.128 64.930 5.512 74.470 6.012 84.940 6.441 96.030 7.213 104.800 6.910 115.300 8.312 126.100 8.012 136.700 9.941 145.900 10.840 156.600 10.830 167.000 11.020 176.300 11.410 186.800 11.630 197.500 11.830 206.300 12.960 217.300 13.850 227.600 14.770 236.500 14.920 247.700 15.030 257.900 14.770 265.200 15.720 275.800 16.830 285.900 16.630 295.600 17.520 305.300 18.420 316.700 19.210 326.000 20.310 336.100 20.510 346.600 20.560 356.300 21.620 365.300 21.180 377.400 21.530 385.800 22.660 397.200
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 0.921 4.619 1.021 13.420 1.451 24.590 2.435 34.970 3.852 44.120 4.231 54.680 5.210 65.760 5.632 74.600 5.885 85.380 6.213 95.590 7.020 105.100 7.410 115.500 8.041 126.200 8.221 136.800 9.531 146.000 10.210 156.700 11.030 167.200 10.440 175.600 11.410 187.300 11.450 197.200 11.750 207.300 12.410 217.300 13.620 227.900 14.740 236.500 14.230 247.900 14.730 258.300 15.730 265.200 16.330 275.800 16.520 286.400 16.230 295.600 16.850 305.700 18.660 315.800 19.000 326.000 20.510 336.500 21.740 347.100 21.520 356.300 22.650 366.900 23.520 377.400 23.750 386.200 24.120 397.200
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1.600 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
Eta (Pas) 0.116 0.071 0.100 0.091 0.086 0.074 0.064 0.074 0.071 0.067 0.069 0.060 0.066 0.059 0.068 0.069 0.065 0.063 0.061 0.059 0.057 0.060 0.061 0.062 0.060 0.058 0.056 0.057 0.059 0.056 0.057 0.058 0.059 0.060 0.059 0.058 0.059 0.056 0.056 0.057
y = 0.8608x - 0.8908 R² = 0.9905 1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
85
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) B. Analisis reologi CPO selama 1 minggu penyimpanan 1. Suhu Penyimpanan = 20oC
Log Shear Stress (Pa)
Eta (Pas) 1.061 0.650 0.587 0.528 0.452 0.374 0.343 0.345 0.326 0.302 0.320 0.298 0.290 0.284 0.282 0.271 0.262 0.253 0.251 0.251 0.248 0.246 0.249 0.244 0.237 0.241 0.242 0.236 0.232 0.230 0.226 0.221 0.218 0.216 0.212 0.212 0.209 0.208 0.208 0.208
2.500 2.000 1.500 1.000 y = 0.6986x + 0.1297 R² = 0.9793
0.500 0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 3.261 4.443 7.019 13.720 10.090 24.460 13.100 34.930 19.320 44.160 21.900 54.810 23.550 65.410 26.400 74.560 27.750 85.340 29.600 95.940 32.870 106.300 34.420 115.700 36.710 126.400 38.330 136.900 40.340 146.000 42.210 156.700 44.560 167.300 45.200 175.800 47.530 187.000 48.520 197.800 52.200 206.700 53.760 217.300 54.820 228.100 57.620 237.300 58.920 247.800 62.240 258.400 63.890 265.200 64.600 275.800 66.670 286.400 67.730 295.600 68.330 305.700 69.850 316.700 70.210 326.000 72.230 336.500 73.660 347.100 75.540 355.900 77.320 366.000 79.540 377.400 81.100 386.200 83.330 397.200
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 4.713 4.443 8.914 13.720 14.310 24.370 18.410 34.840 19.982 44.250 20.450 54.680 22.340 65.150 25.760 74.560 27.770 85.250 28.960 95.850 33.620 105.100 34.460 115.800 36.650 126.200 38.760 136.700 41.230 146.000 42.440 156.800 43.870 167.300 44.670 176.300 46.890 186.800 49.640 197.600 51.340 206.700 53.420 217.500 56.760 227.600 57.880 237.200 58.770 247.700 62.310 258.300 64.300 265.200 65.210 275.800 66.340 286.400 67.850 295.600 68.890 305.300 70.120 316.700 71.000 326.000 72.440 336.100 73.460 347.100 75.640 356.300 76.750 366.900 78.650 377.400 80.060 385.800 82.410 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Eta (Pas) 0.734 0.512 0.413 0.375 0.438 0.400 0.360 0.354 0.325 0.309 0.309 0.297 0.290 0.280 0.276 0.269 0.266 0.257 0.254 0.245 0.253 0.247 0.240 0.243 0.238 0.241 0.241 0.234 0.233 0.229 0.224 0.221 0.215 0.215 0.212 0.212 0.211 0.211 0.210 0.210
2.500 2.000 1.500 1.000 y = 0.6837x + 0.1335 R² = 0.9969
0.500 0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
86
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 2. Suhu Penyimpanan = 25oC
Log Shear Stress (Pa)
Eta (Pas) 0.879 0.482 0.420 0.334 0.293 0.270 0.255 0.240 0.229 0.222 0.215 0.203 0.210 0.205 0.203 0.192 0.188 0.192 0.192 0.181 0.187 0.182 0.176 0.176 0.172 0.174 0.176 0.172 0.168 0.166 0.168 0.165 0.165 0.164 0.163 0.161 0.162 0.160 0.158 0.158
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7291x - 0.1082 R² = 0.9980
0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 4.021 4.531 6.521 13.640 8.560 24.630 10.902 34.970 11.960 44.120 12.760 54.850 14.650 65.630 17.500 74.690 17.850 85.210 19.830 95.890 21.650 106.200 22.150 115.600 22.850 126.300 23.120 137.300 25.420 146.000 26.040 156.200 28.450 167.700 28.320 176.400 31.400 187.100 32.040 197.900 34.240 207.000 34.740 217.500 35.930 228.200 36.550 236.900 37.820 247.800 38.020 258.300 39.370 265.200 40.850 275.800 42.660 286.400 43.520 294.700 44.620 306.200 45.850 317.200 46.350 326.000 47.120 336.500 48.450 346.600 51.030 356.300 51.620 366.900 52.850 377.400 54.230 386.200 55.320 397.700
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 4.293 4.883 6.931 14.380 10.390 24.720 11.830 35.370 12.990 44.380 14.820 54.850 16.550 64.880 18.300 76.100 19.570 85.380 21.240 95.810 22.940 106.500 23.510 115.800 26.500 126.200 28.100 136.800 29.700 146.000 30.120 156.600 31.540 167.400 33.870 176.200 35.840 187.000 35.850 197.700 38.750 207.400 39.550 217.600 40.120 228.500 41.770 237.400 42.630 247.900 44.850 258.500 46.530 264.800 47.320 275.800 48.220 286.400 49.120 295.200 51.340 306.200 52.340 316.700 53.640 326.000 55.230 336.500 56.750 347.100 57.230 356.300 59.570 366.900 60.420 377.400 61.240 386.700 62.640 395.900
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Eta (Pas) 0.887 0.478 0.348 0.312 0.271 0.233 0.223 0.234 0.209 0.207 0.204 0.192 0.181 0.168 0.174 0.167 0.170 0.161 0.168 0.162 0.165 0.160 0.157 0.154 0.153 0.147 0.148 0.148 0.149 0.148 0.146 0.145 0.142 0.140 0.140 0.143 0.141 0.140 0.140 0.139
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7388x - 0.1559 R² = 0.9987
0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
87
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 3. Suhu Penyimpanan = 30oC
Log Shear Stress (Pa)
Eta (Pas) 0.845 0.328 0.329 0.279 0.240 0.226 0.200 0.203 0.189 0.183 0.176 0.169 0.161 0.157 0.155 0.150 0.147 0.147 0.146 0.144 0.144 0.144 0.145 0.145 0.144 0.142 0.138 0.137 0.134 0.136 0.136 0.134 0.133 0.133 0.133 0.134 0.133 0.131 0.130 0.130
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7404x - 0.2295 R² = 0.9924
0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 2.514 4.839 4.632 13.590 6.135 24.190 7.931 34.970 8.065 44.120 9.414 53.930 11.030 65.320 12.670 74.470 13.520 84.900 15.630 95.540 16.220 105.000 17.430 115.600 18.120 126.000 18.770 136.700 19.460 145.900 21.630 156.600 22.040 167.200 22.940 176.400 23.410 187.000 24.710 197.300 25.310 206.800 26.120 217.400 27.330 227.900 24.060 237.400 26.320 247.500 29.450 258.500 30.550 265.200 31.210 275.400 32.410 286.400 33.510 295.600 34.630 306.200 35.740 316.700 36.840 326.000 37.420 336.500 38.550 346.600 39.150 356.300 40.210 366.900 41.450 377.400 42.310 386.200 43.520 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 3.941 4.663 4.512 13.770 8.042 24.460 9.740 34.970 10.650 44.300 12.410 54.850 13.020 65.230 15.120 74.560 16.130 85.380 17.560 95.810 18.440 105.000 19.540 115.600 20.330 126.300 21.460 137.100 22.630 145.800 23.520 156.600 24.630 167.400 25.960 176.500 27.450 187.500 28.520 197.800 29.850 207.100 31.240 217.400 33.110 227.900 34.520 237.500 35.670 247.900 36.740 258.500 36.530 265.200 37.850 275.800 38.420 286.400 40.120 295.600 41.660 306.200 42.360 316.700 43.230 326.000 44.640 336.500 46.130 347.100 47.850 356.700 48.640 366.900 49.530 377.400 50.120 386.700 51.740 397.200
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Eta (Pas) 0.520 0.341 0.254 0.227 0.183 0.175 0.169 0.170 0.159 0.164 0.154 0.151 0.144 0.137 0.133 0.138 0.132 0.130 0.125 0.125 0.122 0.120 0.120 0.101 0.106 0.114 0.115 0.113 0.113 0.113 0.113 0.113 0.113 0.111 0.111 0.110 0.110 0.110 0.110 0.110
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7050x - 0.2176 R² = 0.9963
0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
88
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 4. Suhu Penyimpanan = 35oC
Log Shear Stress (Pa)
1.600 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
Eta (Pas) 0.302 0.176 0.124 0.113 0.104 0.107 0.094 0.097 0.088 0.088 0.083 0.077 0.075 0.076 0.079 0.076 0.077 0.071 0.066 0.072 0.070 0.073 0.069 0.071 0.070 0.067 0.069 0.068 0.066 0.067 0.067 0.068 0.067 0.067 0.064 0.063 0.062 0.063 0.062 0.060
y = 0.7500x - 0.5662 R² = 0.9886 1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 2.412 4.531 3.541 13.280 4.051 24.810 4.631 34.930 5.012 44.160 5.124 54.630 5.732 65.320 6.372 74.470 7.204 85.160 8.010 95.980 9.213 105.000 9.081 115.600 10.440 126.100 11.520 136.700 12.520 145.900 12.330 156.400 13.460 167.200 13.630 176.300 13.770 186.900 14.850 197.900 14.740 207.100 15.740 217.200 16.040 227.000 16.770 237.200 16.930 247.700 17.300 258.300 17.640 265.200 19.040 274.900 19.330 286.400 20.330 294.700 21.410 305.700 21.440 316.700 22.340 325.500 22.520 336.100 22.420 346.600 23.430 356.300 24.640 366.400 24.830 377.400 24.630 386.200 25.230 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 1.421 4.707 2.412 13.720 3.041 24.550 3.951 34.930 4.551 43.900 5.863 54.720 6.102 65.230 7.201 74.520 7.512 85.120 8.413 95.980 8.664 105.000 8.912 115.500 9.412 126.200 10.440 136.700 11.510 146.100 11.930 156.600 12.870 167.300 12.440 176.400 12.310 187.000 14.310 197.600 14.550 206.500 15.830 217.300 15.730 228.400 16.840 237.300 17.340 247.700 17.230 256.000 18.370 265.200 18.630 275.800 18.940 286.400 19.730 295.600 20.510 306.600 21.430 316.700 21.740 326.000 22.530 336.500 22.140 347.100 22.510 356.300 22.640 366.900 23.630 377.400 24.120 386.200 23.630 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1.600 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
Eta (Pas) 0.532 0.267 0.163 0.133 0.113 0.094 0.088 0.086 0.085 0.083 0.088 0.079 0.083 0.084 0.086 0.079 0.081 0.077 0.074 0.075 0.071 0.072 0.071 0.071 0.068 0.067 0.067 0.069 0.067 0.069 0.070 0.068 0.069 0.067 0.065 0.066 0.067 0.066 0.064 0.064
y = 0.7950x - 0.6789 R² = 0.9922 1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
89
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 5. Suhu Penyimpanan = 40oC
Log Shear Stress (Pa)
1.600 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
Eta (Pas) 0.199 0.076 0.059 0.070 0.087 0.077 0.079 0.075 0.069 0.065 0.067 0.064 0.064 0.060 0.065 0.065 0.066 0.059 0.061 0.058 0.057 0.057 0.060 0.062 0.057 0.057 0.059 0.059 0.058 0.055 0.055 0.059 0.058 0.061 0.063 0.060 0.062 0.062 0.061 0.061
y = 0.8411x - 0.8429 R² = 0.9928 1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 0.531 4.575 0.941 13.200 2.431 24.190 3.157 34.750 3.751 43.550 4.012 54.460 4.128 64.930 5.512 74.470 6.012 84.940 6.441 96.030 7.213 104.800 6.910 115.300 8.312 126.100 8.012 136.700 9.941 145.900 10.840 156.600 10.830 167.000 11.020 176.300 11.410 186.800 11.630 197.500 11.830 206.300 12.960 217.300 13.850 227.600 14.770 236.500 14.920 247.700 15.030 257.900 14.770 265.200 15.720 275.800 16.830 285.900 16.630 295.600 17.520 305.300 18.420 316.700 19.210 326.000 20.310 336.100 20.510 346.600 20.560 356.300 21.620 365.300 21.180 377.400 21.530 385.800 22.660 397.200
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 0.921 4.619 1.021 13.420 1.451 24.590 2.435 34.970 3.852 44.120 4.231 54.680 5.210 65.760 5.632 74.600 5.885 85.380 6.213 95.590 7.020 105.100 7.410 115.500 8.041 126.200 8.221 136.800 9.531 146.000 10.210 156.700 11.030 167.200 10.440 175.600 11.410 187.300 11.450 197.200 11.750 207.300 12.410 217.300 13.620 227.900 14.740 236.500 14.230 247.900 14.730 258.300 15.730 265.200 16.330 275.800 16.520 286.400 16.230 295.600 16.850 305.700 18.660 315.800 19.000 326.000 20.510 336.500 21.740 347.100 21.520 356.300 22.650 366.900 23.520 377.400 23.750 386.200 24.120 397.200
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
Eta (Pas) 0.116 0.071 0.100 0.091 0.086 0.074 0.064 0.074 0.071 0.067 0.069 0.060 0.066 0.059 0.068 0.069 0.065 0.063 0.061 0.059 0.057 0.060 0.061 0.062 0.060 0.058 0.056 0.057 0.059 0.056 0.057 0.058 0.059 0.060 0.059 0.058 0.059 0.056 0.056 0.057
y = 0.8623x - 0.9688 R² = 0.9865 1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
90
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) C. Analisis reologi CPO selama 2 minggu penyimpanan. 1. Suhu Penyimpanan = 20oC
Log Shear Stress (Pa)
Eta (Pas) 0.957 0.614 0.483 0.404 0.422 0.404 0.359 0.355 0.317 0.311 0.315 0.299 0.292 0.278 0.278 0.268 0.263 0.256 0.256 0.244 0.252 0.248 0.240 0.241 0.238 0.243 0.240 0.234 0.233 0.229 0.224 0.221 0.218 0.216 0.213 0.213 0.212 0.212 0.210 0.209
2.500 2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.6887x + 0.1221 R² = 0.9968
0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 3.290 4.443 7.054 13.720 11.340 24.370 13.410 34.840 19.710 44.250 20.450 54.680 24.120 65.150 26.770 74.560 28.010 85.250 29.650 95.850 33.130 105.100 34.840 115.800 36.740 126.200 38.160 136.700 39.760 146.000 42.770 156.800 44.410 167.300 46.230 176.300 47.650 186.800 49.820 197.600 51.670 206.700 53.550 217.500 54.800 227.600 57.600 237.200 58.640 247.700 61.280 258.300 61.230 265.200 63.450 275.800 65.660 286.400 66.430 295.600 67.870 305.300 71.310 316.700 72.050 326.000 73.550 336.100 74.880 347.100 77.310 356.300 78.050 366.900 80.520 377.400 81.770 385.800 83.760 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 4.462 4.663 8.586 13.990 11.840 24.500 14.270 35.320 18.731 44.430 22.340 55.250 23.410 65.280 26.550 74.780 27.120 85.470 29.700 95.630 33.120 105.000 34.570 115.800 36.820 125.900 38.120 137.000 40.550 146.100 41.950 156.700 43.990 167.400 45.120 176.000 47.860 187.200 48.320 198.000 52.120 207.000 53.860 217.400 54.670 227.600 57.220 237.400 58.760 247.300 62.880 258.600 63.760 265.200 64.450 275.800 66.710 286.400 67.720 295.600 68.420 305.300 69.980 316.700 71.080 326.000 72.530 336.500 73.810 347.100 75.770 356.300 77.950 366.900 80.010 377.400 81.250 386.700 83.210 397.200
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Eta (Pas) 0.740 0.514 0.465 0.385 0.445 0.374 0.370 0.359 0.329 0.309 0.315 0.301 0.291 0.279 0.272 0.273 0.265 0.262 0.255 0.252 0.250 0.246 0.241 0.243 0.237 0.237 0.231 0.230 0.229 0.225 0.222 0.225 0.221 0.219 0.216 0.217 0.213 0.213 0.212 0.211
2.500 2.000 1.500 1.000 y = 0.6861x + 0.1291 R² = 0.9970
0.500 0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
91
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 2. Suhu Penyimpanan = 25oC
Log Shear Stress (Pa)
Eta (Pas) 0.527 0.371 0.302 0.261 0.257 0.255 0.221 0.228 0.203 0.207 0.202 0.186 0.183 0.175 0.173 0.169 0.168 0.168 0.171 0.159 0.166 0.155 0.160 0.157 0.150 0.151 0.149 0.147 0.147 0.147 0.153 0.150 0.146 0.145 0.138 0.143 0.142 0.142 0.142 0.141
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7211x - 0.1414 R² = 0.9950
0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 3.009 4.487 6.941 14.080 9.134 24.460 9.841 35.010 11.410 44.160 14.090 54.770 14.510 65.760 16.980 74.690 17.340 85.120 20.130 95.280 21.230 105.600 21.550 115.200 23.120 126.200 23.800 136.800 25.350 145.900 26.480 156.600 28.100 167.200 29.570 176.400 31.100 186.900 31.540 197.600 34.120 206.800 34.210 217.100 36.760 228.000 37.080 237.800 37.300 247.700 39.120 258.800 39.600 264.800 40.420 275.800 42.100 286.800 43.660 295.600 46.500 306.200 47.800 316.300 47.600 325.100 48.530 336.500 48.200 347.100 49.220 356.300 51.700 365.100 52.860 377.000 53.980 386.200 55.320 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 2.318 4.399 5.160 13.900 7.408 24.500 9.151 35.010 11.380 44.250 13.940 54.680 14.410 65.280 17.010 74.600 17.330 85.470 19.830 95.720 21.190 105.000 21.480 115.500 23.050 126.100 24.000 136.800 25.250 145.600 26.530 156.600 28.060 167.200 29.630 176.500 31.950 187.200 31.490 197.800 34.330 206.800 33.840 217.700 36.470 228.100 37.170 237.300 37.290 248.000 38.970 258.000 39.490 265.200 40.650 275.800 42.040 285.500 43.460 295.600 46.710 305.700 47.490 316.700 47.700 326.000 48.650 336.500 47.990 346.600 50.940 356.300 51.990 366.900 53.550 377.400 54.860 386.700 56.110 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Eta (Pas) 0.671 0.493 0.373 0.281 0.258 0.257 0.221 0.227 0.204 0.211 0.201 0.187 0.183 0.174 0.174 0.169 0.168 0.168 0.166 0.160 0.165 0.158 0.161 0.156 0.151 0.151 0.150 0.147 0.147 0.148 0.152 0.151 0.146 0.144 0.139 0.138 0.142 0.140 0.140 0.139
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7148x - 0.1275 R² = 0.9952
0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
92
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 3. Suhu Penyimpanan = 30oC
Log Shear Stress (Pa)
Eta (Pas) 0.824 0.359 0.258 0.202 0.198 0.175 0.158 0.159 0.143 0.138 0.140 0.133 0.127 0.126 0.120 0.120 0.121 0.119 0.116 0.115 0.115 0.111 0.110 0.112 0.110 0.110 0.108 0.108 0.104 0.106 0.102 0.109 0.106 0.103 0.102 0.102 0.102 0.101 0.098 0.098
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7243x - 0.2975 R² = 0.9943
0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 1.949 4.355 4.487 13.720 6.624 24.280 8.143 34.790 9.520 43.990 10.500 54.720 11.620 65.150 12.500 74.690 13.210 85.210 14.500 95.630 15.630 104.800 16.700 115.500 17.190 126.100 18.430 136.800 19.300 146.000 19.750 156.700 20.210 167.200 22.760 176.400 23.500 186.800 23.850 197.900 25.310 206.300 25.950 217.400 27.650 227.900 28.620 237.400 28.950 247.700 30.300 258.400 31.410 265.200 32.660 275.800 33.120 285.900 33.400 295.600 35.700 305.300 36.010 316.700 35.550 325.500 37.200 336.500 39.230 347.100 38.970 355.400 40.310 366.000 41.100 376.500 41.330 386.200 41.630 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 3.697 4.487 4.950 13.770 6.156 23.890 7.052 34.930 8.670 43.860 9.633 54.900 10.310 65.370 11.810 74.250 12.210 85.210 13.250 95.810 14.660 105.000 15.380 115.600 15.990 125.900 17.050 135.200 17.580 145.900 18.780 156.700 20.230 167.300 21.010 176.300 21.650 187.100 22.720 197.700 23.830 206.700 24.170 217.600 25.130 227.900 26.670 237.200 27.390 247.900 28.520 258.500 28.610 265.200 29.680 275.800 29.800 286.400 31.370 295.600 31.220 306.200 34.500 316.700 34.440 326.000 34.610 336.500 35.570 347.100 36.320 355.900 37.310 366.900 38.240 377.000 37.890 386.700 39.020 397.200
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Eta (Pas) 0.448 0.327 0.273 0.234 0.216 0.192 0.178 0.167 0.155 0.152 0.149 0.145 0.136 0.135 0.132 0.126 0.121 0.129 0.126 0.121 0.123 0.119 0.121 0.121 0.117 0.117 0.118 0.118 0.116 0.113 0.117 0.114 0.109 0.111 0.113 0.110 0.110 0.109 0.107 0.105
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7199x - 0.2550 R² = 0.9919
0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
93
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 4. Suhu Penyimpanan = 35oC
Log Shear Stress (Pa)
1.600 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
Eta (Pas) 0.663 0.214 0.105 0.086 0.093 0.117 0.090 0.097 0.084 0.092 0.081 0.074 0.072 0.074 0.075 0.073 0.074 0.071 0.066 0.070 0.068 0.073 0.067 0.067 0.070 0.066 0.069 0.067 0.063 0.066 0.067 0.068 0.063 0.062 0.063 0.064 0.061 0.067 0.063 0.061
y = 0.7724x - 0.6241 R² = 0.9846 1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 2.247 4.575 4.063 13.680 3.620 24.190 4.100 34.180 4.213 43.940 6.213 54.550 5.910 65.280 7.310 74.520 7.213 85.030 8.550 95.540 8.742 106.200 8.615 115.500 9.812 126.100 10.220 136.700 11.510 145.900 12.140 156.600 12.550 166.800 12.410 176.300 12.720 186.800 14.840 197.600 14.380 206.900 15.720 217.300 15.200 228.000 16.400 237.200 17.620 247.800 17.120 257.900 17.940 265.200 17.830 275.400 18.020 285.900 19.210 295.200 20.080 305.700 21.120 316.300 20.030 325.500 21.540 336.500 22.520 345.700 22.370 356.300 22.810 366.400 24.980 376.500 24.100 385.300 25.120 395.900
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 2.654 4.003 3.034 14.160 2.538 24.240 2.999 35.060 4.121 44.210 6.455 54.990 5.875 65.280 7.213 74.650 7.112 85.120 8.745 95.060 8.540 105.100 8.510 115.600 9.146 126.200 10.160 136.900 10.920 146.000 11.360 156.600 12.440 167.100 12.600 176.700 12.320 187.400 13.780 197.600 14.100 206.700 15.840 217.300 15.230 228.400 15.970 237.400 17.210 247.500 16.950 257.600 18.330 265.200 18.350 275.800 18.120 286.400 19.640 295.600 20.520 306.200 21.520 316.700 20.640 326.000 20.780 336.500 21.950 346.200 22.750 355.400 22.410 366.900 25.340 377.400 24.210 386.200 24.170 397.200
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1.600 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
Eta (Pas) 0.491 0.297 0.150 0.120 0.096 0.114 0.091 0.098 0.085 0.089 0.082 0.075 0.078 0.075 0.079 0.078 0.075 0.070 0.068 0.075 0.070 0.072 0.067 0.069 0.071 0.066 0.068 0.065 0.063 0.065 0.066 0.067 0.062 0.064 0.065 0.063 0.062 0.066 0.063 0.063
y = 0.7661x - 0.6056 R² = 0.9893 1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
94
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 5. Suhu Penyimpanan = 40oC
Log Shear Stress (Pa)
1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0
Eta (Pas) 0.490 0.217 0.159 0.119 0.087 0.075 0.066 0.075 0.069 0.065 0.071 0.066 0.065 0.061 0.066 0.067 0.064 0.059 0.061 0.057 0.056 0.058 0.064 0.061 0.059 0.059 0.058 0.059 0.057 0.059 0.058 0.058 0.057 0.058 0.056 0.058 0.056 0.056 0.056 0.057
y = 0.8466x - 0.8593 R² = 0.9927 0
1
2
Log Shear Rate (1/s)
3
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 1.116 4.575 1.261 13.770 1.626 24.590 2.374 34.930 3.123 44.160 3.331 54.630 3.859 65.230 4.358 74.600 5.132 85.210 4.987 95.540 6.513 105.000 6.521 115.400 7.191 126.300 7.067 136.700 6.661 145.900 9.474 156.600 8.578 167.200 9.030 176.800 10.280 186.200 9.682 197.200 10.870 206.700 10.390 217.300 11.890 227.700 11.950 236.900 11.930 248.200 12.800 257.700 13.740 265.200 13.600 275.800 14.330 286.400 14.210 295.600 16.630 305.700 16.140 316.700 16.780 326.000 16.000 336.500 15.290 347.100 17.440 356.300 17.790 366.900 18.620 377.400 18.480 386.700 19.400 397.200
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 1.919 3.915 2.975 13.680 3.865 24.330 4.120 34.660 3.850 44.030 4.120 54.630 4.321 65.190 5.643 74.910 5.883 84.940 6.146 94.840 7.520 106.300 7.520 114.800 8.163 125.900 8.331 136.700 9.560 145.900 10.430 156.500 10.670 167.100 10.460 176.300 11.350 186.900 11.300 197.200 11.650 206.800 12.700 217.400 14.640 227.800 14.500 237.400 14.530 247.700 15.020 256.000 15.300 265.200 16.330 275.800 16.310 285.000 17.540 295.200 17.860 305.700 18.200 316.300 18.640 325.500 19.410 336.500 19.440 346.200 20.860 356.900 20.410 366.000 21.280 377.000 21.660 386.200 22.570 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0
Eta (Pas) 0.244 0.092 0.066 0.068 0.071 0.061 0.059 0.058 0.060 0.052 0.062 0.057 0.057 0.052 0.046 0.060 0.051 0.051 0.055 0.049 0.053 0.048 0.052 0.050 0.048 0.050 0.052 0.049 0.050 0.048 0.054 0.051 0.051 0.048 0.044 0.049 0.048 0.049 0.048 0.049
y = 0.8635x - 0.9701 R² = 0.9864 0
1
2
3
Log Shear Rate (1/s)
95
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) D. Analisis reologi CPO selama 3 minggu penyimpanan 1. Suhu Penyimpanan = 20oC
Log Shear Stress (Pa)
Eta (Pas) 2.081 0.809 0.559 0.486 0.440 0.385 0.366 0.347 0.328 0.310 0.310 0.302 0.291 0.279 0.274 0.271 0.265 0.261 0.256 0.252 0.250 0.246 0.242 0.242 0.237 0.236 0.233 0.230 0.229 0.224 0.225 0.222 0.221 0.218 0.215 0.218 0.213 0.214 0.212 0.211
2.500 2.000 1.500 1.000 y = 0.6880x + 0.1242 R² = 0.9978
0.500 0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 3.628 4.971 7.769 13.720 11.480 24.280 14.460 35.060 18.650 44.250 20.650 54.590 22.490 65.320 25.100 75.530 27.070 85.210 28.140 95.630 31.250 106.400 32.930 115.700 34.810 126.200 37.080 136.800 38.210 146.000 40.270 156.600 41.310 167.200 43.540 176.400 45.660 187.400 46.760 197.500 48.790 206.800 50.560 217.400 51.200 228.000 53.520 237.200 55.170 247.900 56.970 258.400 58.420 264.800 60.680 275.800 61.700 286.800 61.990 295.600 64.650 306.200 66.160 316.700 65.900 325.100 69.960 336.500 69.670 346.600 71.010 356.300 74.750 365.500 75.990 377.400 77.620 385.800 78.490 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 9.886 4.751 11.290 13.940 13.710 24.550 17.080 35.150 19.510 44.380 21.080 54.810 23.830 65.150 26.380 76.100 27.980 85.250 29.720 95.890 33.080 106.700 34.770 115.200 36.680 125.900 38.250 137.300 40.100 146.300 42.510 156.700 44.390 167.200 46.100 176.500 47.960 187.200 49.760 197.600 51.700 206.800 53.500 217.600 54.950 227.400 57.360 237.100 58.810 247.800 61.010 258.500 61.620 264.800 63.360 275.800 65.530 286.800 66.230 295.600 68.720 306.200 70.200 316.300 71.940 326.000 73.450 336.500 74.730 347.100 77.480 355.900 78.060 366.900 80.640 377.000 81.920 386.700 83.920 397.200
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Eta (Pas) 0.730 0.566 0.473 0.412 0.421 0.378 0.344 0.332 0.318 0.294 0.294 0.285 0.276 0.271 0.262 0.257 0.247 0.247 0.244 0.237 0.236 0.233 0.225 0.226 0.223 0.220 0.221 0.220 0.215 0.210 0.211 0.209 0.203 0.208 0.201 0.199 0.205 0.201 0.201 0.198
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.6752x + 0.1289 R² = 0.9972
0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
96
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 2. Suhu Penyimpanan = 25oC Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 2.227 4.531 4.819 14.210 8.018 24.550 10.520 35.190 12.080 44.520 13.790 54.330 16.520 65.370 16.840 74.650 19.650 85.470 20.020 95.980 22.370 106.400 24.550 115.800 25.500 126.400 26.610 136.100 27.740 146.300 29.130 157.200 30.670 167.200 32.000 176.400 32.460 187.200 34.550 197.700 35.390 207.000 36.580 217.500 37.860 228.100 39.950 237.300 40.150 247.600 40.930 258.600 43.430 265.700 44.620 275.800 45.540 286.400 46.910 295.600 47.950 305.700 48.240 316.700 50.760 326.000 51.260 336.500 52.420 346.500 53.170 356.300 55.000 366.900 56.240 377.400 56.530 385.800 57.810 397.200
Eta (Pas) 0.492 0.339 0.327 0.299 0.271 0.254 0.253 0.226 0.230 0.209 0.210 0.212 0.202 0.196 0.190 0.185 0.183 0.181 0.173 0.175 0.171 0.168 0.166 0.168 0.162 0.158 0.163 0.162 0.159 0.159 0.157 0.152 0.156 0.152 0.151 0.149 0.150 0.149 0.147 0.146
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7156x - 0.1012 R² = 0.9982
0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 3.599 4.443 8.277 13.720 12.380 23.930 15.290 35.320 11.380 44.030 12.660 54.850 14.230 65.320 17.120 75.970 17.400 85.210 19.720 95.890 21.220 106.800 21.520 115.500 23.150 126.300 23.940 136.800 26.010 146.200 26.730 157.000 28.210 166.700 29.330 176.400 31.760 187.100 31.550 197.800 34.540 206.700 33.780 217.500 36.520 227.900 37.250 237.200 37.460 247.800 38.450 256.000 39.540 265.200 41.230 275.800 42.560 285.900 43.560 295.600 44.510 306.200 45.670 316.300 46.740 325.100 47.800 335.600 47.630 346.200 51.240 356.300 51.350 366.400 53.410 377.000 54.660 385.800 56.310 397.200
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Log Shear Stress (Pa)
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Eta (Pas) 0.810 0.603 0.517 0.433 0.258 0.231 0.218 0.225 0.204 0.206 0.199 0.186 0.183 0.175 0.178 0.170 0.169 0.166 0.170 0.160 0.167 0.155 0.160 0.157 0.151 0.150 0.149 0.149 0.149 0.147 0.145 0.144 0.144 0.142 0.138 0.144 0.140 0.142 0.142 0.142
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7274x - 0.1581 R² = 0.9970
0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
97
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 3. Suhu Penyimpanan = 30oC Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 3.837 4.619 5.565 13.810 6.908 23.840 8.430 35.060 9.637 44.210 10.470 54.810 11.460 65.320 12.300 74.820 13.430 85.340 14.670 95.630 15.800 105.000 16.860 115.600 17.190 126.300 18.330 136.800 19.150 146.000 19.930 156.600 20.910 167.200 22.860 176.800 23.730 186.900 23.760 197.800 25.640 206.900 26.080 217.900 27.870 228.100 28.510 237.200 28.980 248.000 30.220 256.500 31.210 265.200 32.250 275.800 33.360 285.900 33.670 295.600 35.390 306.200 35.590 316.700 35.530 326.000 37.150 336.500 39.130 346.500 39.100 356.300 40.720 366.900 41.040 377.400 40.870 386.200 41.420 397.200
Eta (Pas) 0.831 0.403 0.290 0.240 0.218 0.191 0.175 0.164 0.157 0.153 0.150 0.146 0.136 0.134 0.131 0.127 0.125 0.129 0.127 0.120 0.124 0.120 0.122 0.120 0.117 0.118 0.118 0.117 0.117 0.114 0.116 0.112 0.109 0.110 0.113 0.110 0.111 0.109 0.106 0.104
2.000 1.500 1.000
0.500
y = 0.7178x - 0.2498 R² = 0.9931
0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 1.962 4.531 4.302 14.030 6.895 24.370 8.870 34.880 9.315 44.080 11.350 54.500 12.850 65.410 15.130 74.030 15.750 85.160 17.660 95.630 18.780 105.440 19.550 115.500 20.230 126.100 21.340 136.600 22.460 146.000 22.760 156.600 25.770 167.200 25.850 176.500 28.040 187.000 28.430 197.100 30.120 206.600 31.570 217.300 33.210 227.600 33.520 237.100 33.410 247.800 35.960 258.400 36.740 264.400 37.670 275.400 38.750 286.400 40.320 295.600 41.330 305.700 42.530 317.200 43.570 326.000 44.520 336.500 46.660 346.600 47.650 355.900 49.530 366.400 49.220 376.500 49.310 385.300 50.120 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Log Shear Stress (Pa)
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Eta (Pas) 0.433 0.307 0.283 0.254 0.211 0.208 0.196 0.204 0.185 0.185 0.178 0.169 0.160 0.156 0.154 0.145 0.154 0.146 0.150 0.144 0.146 0.145 0.146 0.141 0.135 0.139 0.139 0.137 0.135 0.136 0.135 0.134 0.134 0.132 0.135 0.134 0.135 0.131 0.128 0.126
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7600x - 0.2755 R² = 0.9955
0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
98
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 4. Suhu Penyimpanan = 35oC
Log Shear Stress (Pa)
1.600 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
Eta (Pas) 0.868 0.335 0.164 0.109 0.106 0.117 0.091 0.095 0.087 0.092 0.084 0.075 0.078 0.075 0.079 0.076 0.077 0.068 0.068 0.075 0.070 0.073 0.067 0.069 0.070 0.067 0.068 0.065 0.064 0.067 0.069 0.063 0.063 0.064 0.064 0.063 0.062 0.066 0.063 0.062
y = 0.7504x - 0.5672 R² = 0.9887 1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 1.717 4.399 3.671 12.980 5.774 24.240 7.320 34.710 4.012 43.990 5.112 54.590 6.621 65.150 6.321 74.520 7.313 85.210 8.140 95.810 8.650 104.800 8.760 115.500 9.031 126.100 10.660 136.600 11.120 145.600 11.450 156.400 12.660 167.200 12.850 176.200 12.670 186.300 13.670 197.500 14.220 206.700 15.860 217.200 15.780 227.900 16.120 237.200 17.120 247.700 17.420 258.400 17.550 264.400 18.370 275.400 18.450 285.900 19.560 295.200 20.200 306.200 21.560 316.700 20.860 325.500 21.140 336.100 21.530 346.200 22.130 355.900 22.560 366.400 23.750 377.000 23.530 385.300 24.120 396.300
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 4.088 4.707 4.592 13.720 4.030 24.550 3.798 34.930 4.671 43.900 6.376 54.720 5.964 65.230 7.114 74.520 7.365 85.120 8.809 95.980 8.794 105.000 8.615 115.500 9.812 126.200 10.260 136.700 11.490 146.100 11.890 156.600 12.940 167.300 12.010 176.400 12.800 187.000 14.900 197.600 14.390 206.500 15.860 217.300 15.270 228.400 16.370 237.300 17.370 247.700 17.090 256.000 18.090 265.200 18.000 275.800 18.230 286.400 19.800 295.600 21.040 306.600 20.000 316.700 20.490 326.000 21.390 336.500 22.290 347.100 22.460 356.300 22.780 366.900 25.050 377.400 24.470 386.200 24.550 395.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1.600 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
Eta (Pas) 0.390 0.283 0.238 0.211 0.091 0.094 0.102 0.085 0.086 0.085 0.083 0.076 0.072 0.078 0.076 0.073 0.076 0.073 0.068 0.069 0.069 0.073 0.069 0.068 0.069 0.067 0.066 0.067 0.065 0.066 0.066 0.068 0.064 0.063 0.062 0.062 0.062 0.063 0.061 0.061
y = 0.7906x - 0.6680 R² = 0.9942 1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
99
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 5. Suhu Penyimpanan = 40oC Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 0.091 5.059 0.625 13.680 1.814 24.370 2.489 35.230 2.362 44.250 3.210 54.330 3.905 65.190 4.624 75.470 5.018 84.990 5.038 95.670 5.192 105.000 6.671 115.600 6.987 126.500 7.071 136.200 8.745 145.900 8.600 156.600 8.492 167.200 9.539 176.300 9.794 187.000 9.322 197.500 10.520 206.900 10.270 217.500 11.250 227.300 11.880 237.100 11.170 247.900 12.960 258.300 12.470 265.200 12.890 275.800 13.680 286.400 13.820 295.600 13.430 305.300 15.860 316.700 16.490 325.500 15.890 337.000 16.770 346.000 16.440 356.300 16.320 366.900 17.820 377.400 17.620 386.700 18.260 397.200
1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
Eta (Pas) 0.018 0.046 0.074 0.071 0.053 0.059 0.060 0.061 0.059 0.053 0.049 0.058 0.055 0.052 0.060 0.055 0.051 0.054 0.052 0.047 0.051 0.047 0.049 0.050 0.045 0.050 0.047 0.047 0.048 0.047 0.044 0.050 0.051 0.047 0.048 0.046 0.044 0.047 0.046 0.046
y = 0.8737x - 1.0076 R² = 0.9889 1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 1.073 4.927 2.372 13.720 2.145 24.190 3.430 34.790 3.670 43.940 4.410 54.770 4.160 65.060 5.460 74.080 5.883 85.070 7.220 95.450 7.630 104.900 7.520 115.600 8.163 126.200 8.351 136.600 9.420 145.400 10.410 155.900 10.660 166.900 11.120 176.200 11.540 186.900 11.240 197.400 11.750 206.700 12.430 217.200 14.560 227.900 14.430 237.200 14.520 247.800 14.770 257.600 14.860 264.800 15.620 275.800 16.020 286.400 16.880 295.600 16.730 304.800 17.340 316.300 17.680 325.100 18.700 336.100 19.220 346.200 20.450 356.300 21.330 366.400 21.330 377.400 22.410 386.200 22.130 396.300
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Log Shear Stress (Pa)
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
Eta (Pas) 0.218 0.173 0.089 0.099 0.084 0.081 0.064 0.074 0.069 0.076 0.073 0.065 0.065 0.061 0.065 0.067 0.064 0.063 0.062 0.057 0.057 0.057 0.064 0.061 0.059 0.057 0.056 0.057 0.056 0.057 0.055 0.055 0.054 0.056 0.056 0.057 0.058 0.057 0.058 0.056
y = 0.8290x - 0.8210 R² = 0.9907 1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
100
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) E. Analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan 1. Suhu Penyimpanan = 20oC
Log Shear Stress (Pa)
Eta (Pas) 1.139 0.742 0.590 0.465 0.426 0.408 0.359 0.357 0.320 0.309 0.314 0.298 0.293 0.278 0.277 0.267 0.261 0.256 0.256 0.245 0.253 0.248 0.240 0.240 0.237 0.242 0.240 0.234 0.233 0.229 0.224 0.221 0.218 0.215 0.212 0.212 0.212 0.212 0.211 0.209
2.500 2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.6856x + 0.1292 R² = 0.9964
0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 2.885 4.355 6.212 13.720 10.170 24.280 13.080 34.930 18.520 44.120 22.430 54.680 23.560 65.410 26.440 74.520 27.510 85.160 30.040 95.670 33.410 106.200 34.660 115.700 36.780 126.300 38.210 136.900 40.670 146.600 41.820 156.600 44.070 167.200 45.070 176.300 47.660 186.900 48.520 197.400 52.340 206.900 53.780 217.300 54.620 227.900 57.410 237.200 58.780 247.900 63.340 256.000 64.730 265.200 65.620 275.800 67.010 286.400 68.120 295.200 69.440 305.700 70.030 316.700 71.130 325.500 72.860 336.500 74.310 347.100 75.670 356.300 77.540 366.000 80.010 377.000 81.430 386.200 84.120 396.300
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 5.413 4.751 10.310 13.900 14.370 24.370 16.320 35.100 18.940 44.430 22.430 54.940 23.540 65.540 26.670 74.650 27.310 85.290 29.650 95.940 33.050 105.200 34.460 115.800 36.990 126.200 38.070 137.000 40.450 146.100 41.870 156.700 43.670 167.400 45.210 176.600 47.860 187.000 48.440 197.700 52.310 206.900 53.890 217.500 54.780 228.000 57.020 237.400 58.650 247.600 62.450 258.500 63.780 265.200 64.590 275.800 66.740 286.800 67.640 296.000 68.520 306.200 69.890 316.700 71.220 326.000 72.340 336.500 73.670 347.100 75.660 356.300 77.890 366.900 80.120 377.400 81.430 386.200 83.180 397.200
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Eta (Pas) 0.662 0.453 0.419 0.374 0.420 0.410 0.360 0.355 0.323 0.314 0.315 0.300 0.291 0.279 0.277 0.267 0.264 0.256 0.255 0.246 0.253 0.247 0.240 0.242 0.237 0.247 0.244 0.238 0.234 0.231 0.227 0.221 0.219 0.217 0.214 0.212 0.212 0.212 0.211 0.212
2.500 2.000 1.500 1.000 0.500 0.000 0.000
y = 0.6897x + 0.1216 R² = 0.9963 1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
101
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 2. Suhu Penyimpanan = 25oC Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 2.519 4.619 5.291 13.940 8.438 23.970 11.020 35.150 11.430 44.300 12.560 55.210 14.620 65.280 17.220 74.690 17.530 85.380 19.820 95.980 21.450 106.500 21.560 115.700 23.150 126.100 23.860 136.900 25.870 146.400 26.560 156.700 28.310 167.400 29.430 176.000 31.650 187.100 31.740 197.600 34.630 207.000 34.740 217.600 35.850 228.100 36.970 237.400 37.520 248.200 38.530 258.100 39.660 265.200 41.310 275.800 42.410 285.900 43.440 296.000 44.570 305.700 45.630 316.700 46.740 326.000 47.550 336.500 48.530 347.100 50.640 356.300 51.230 366.900 53.570 377.400 54.660 386.700 55.600 397.200
Eta (Pas) 0.545 0.380 0.352 0.314 0.258 0.227 0.224 0.231 0.205 0.207 0.201 0.186 0.184 0.174 0.177 0.169 0.169 0.167 0.169 0.161 0.167 0.160 0.157 0.156 0.151 0.149 0.150 0.150 0.148 0.147 0.146 0.144 0.143 0.141 0.140 0.142 0.140 0.142 0.141 0.140
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7225x - 0.1465 R² = 0.9970
0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 1.803 4.487 4.318 13.720 6.733 24.460 8.276 34.880 11.670 44.030 12.850 54.680 14.550 64.970 17.540 74.340 17.610 84.940 19.660 95.670 21.450 105.000 21.570 115.500 23.200 126.200 23.760 136.700 25.660 145.800 26.750 156.600 28.420 167.100 28.970 176.300 31.240 186.200 31.870 197.600 34.140 206.800 34.620 217.300 35.830 227.900 36.870 237.300 37.660 248.000 38.520 257.600 39.240 264.800 40.860 274.900 42.440 285.500 43.650 295.200 44.510 305.300 45.760 316.700 46.770 325.100 47.130 336.500 48.550 346.200 50.880 356.300 51.240 366.400 53.420 377.000 54.760 386.200 55.700 396.300
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Log Shear Stress (Pa)
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Eta (Pas) 0.402 0.315 0.275 0.237 0.265 0.235 0.224 0.236 0.207 0.205 0.204 0.187 0.184 0.174 0.176 0.171 0.170 0.164 0.168 0.161 0.165 0.159 0.157 0.155 0.152 0.150 0.148 0.149 0.149 0.148 0.146 0.144 0.144 0.140 0.140 0.143 0.140 0.142 0.142 0.141
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7145x - 0.1277 R² = 0.9962
0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
102
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 3. Suhu Penyimpanan = 30oC Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 1.480 4.487 3.374 13.770 5.624 24.500 7.761 35.060 9.243 44.210 9.701 55.030 11.410 65.630 11.790 74.600 13.570 85.730 13.640 95.890 15.100 104.800 16.700 115.700 17.130 126.300 18.050 136.500 19.180 146.400 19.530 156.600 21.560 167.100 22.200 176.000 22.290 187.100 24.320 197.700 24.550 207.000 25.800 217.700 25.770 228.100 27.800 237.200 28.670 247.800 29.480 258.500 29.480 265.200 30.000 275.800 32.000 286.400 32.550 295.600 34.700 306.600 33.920 316.700 33.830 326.000 37.050 336.100 37.220 347.100 38.930 356.300 38.150 366.400 38.500 377.400 40.470 386.700 42.120 397.200
Eta (Pas) 0.330 0.245 0.230 0.221 0.209 0.176 0.174 0.158 0.158 0.142 0.144 0.144 0.136 0.132 0.131 0.125 0.129 0.126 0.119 0.123 0.119 0.119 0.113 0.117 0.116 0.114 0.111 0.109 0.112 0.110 0.113 0.107 0.104 0.110 0.107 0.109 0.104 0.102 0.105 0.106
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7183x - 0.2639 R² = 0.9940
0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Log Shear Stress (Pa)
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 1.314 4.443 3.415 13.590 5.560 24.370 6.730 35.070 8.441 44.210 8.914 54.720 10.940 65.190 11.120 74.230 13.450 85.290 14.570 95.810 15.440 105.000 15.780 115.600 16.870 126.200 17.230 136.700 18.740 145.900 19.870 156.600 20.850 167.200 21.450 176.300 22.840 186.300 23.850 197.400 24.630 207.400 25.420 217.600 26.880 227.900 26.520 237.100 28.250 247.700 28.530 258.500 29.770 264.800 29.870 275.800 31.410 285.500 31.230 295.200 33.120 305.300 34.330 316.700 34.560 325.500 35.630 335.600 36.120 346.600 37.340 355.900 38.240 366.400 39.210 377.000 40.120 385.800 41.310 396.300
Eta (Pas) 0.296 0.251 0.228 0.192 0.191 0.163 0.168 0.150 0.158 0.152 0.147 0.137 0.134 0.126 0.128 0.127 0.125 0.122 0.123 0.121 0.119 0.117 0.118 0.112 0.114 0.110 0.112 0.108 0.110 0.106 0.108 0.108 0.106 0.106 0.104 0.105 0.104 0.104 0.104 0.104
2.000 1.500 1.000 0.500
y = 0.7359x - 0.3110 R² = 0.9965
0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
103
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 4. Suhu Penyimpanan = 35oC Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 1.352 4.751 2.297 13.900 4.150 24.460 5.714 34.930 4.588 44.210 5.777 54.720 6.130 65.230 7.004 74.430 8.326 85.160 8.903 95.670 8.671 105.000 9.556 115.600 10.350 125.700 11.710 136.700 11.780 146.000 11.750 157.100 13.160 167.200 12.460 176.300 13.540 186.700 14.960 197.500 14.250 206.900 15.840 217.300 15.490 228.100 16.590 237.100 17.100 247.800 17.730 256.000 18.110 265.200 19.500 275.800 19.130 286.400 20.140 296.000 22.510 306.200 22.810 316.700 22.780 326.000 22.720 336.100 22.540 347.100 23.940 356.300 23.850 366.900 23.910 377.400 26.120 386.700 26.430 397.200
1.600 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
Eta (Pas) 0.285 0.165 0.170 0.164 0.104 0.106 0.094 0.094 0.098 0.093 0.083 0.083 0.082 0.086 0.081 0.075 0.079 0.071 0.073 0.076 0.069 0.073 0.068 0.070 0.069 0.069 0.068 0.071 0.067 0.068 0.074 0.072 0.070 0.068 0.065 0.067 0.065 0.063 0.068 0.067
y = 0.7753x - 0.6096 R² = 0.9919 1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 1.012 4.531 2.134 13.640 4.410 24.370 4.511 34.880 4.823 44.120 5.312 54.810 5.640 64.750 7.112 74.520 8.120 84.500 8.870 95.670 8.890 104.700 8.750 115.500 10.660 126.200 11.980 136.600 12.410 146.000 11.510 156.600 13.140 167.100 13.120 176.300 13.560 186.900 14.970 197.500 14.350 206.700 15.880 217.200 15.570 227.900 16.770 237.300 17.210 247.900 17.560 257.900 18.120 264.800 19.320 275.800 19.220 285.500 20.230 295.600 22.440 305.300 22.830 315.800 22.650 325.500 22.560 336.500 22.640 346.600 24.120 355.900 24.090 366.400 23.640 376.500 24.410 386.200 24.620 396.300
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Log Shear Stress (Pa)
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1.600 1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
Eta (Pas) 0.223 0.156 0.181 0.129 0.109 0.097 0.087 0.095 0.096 0.093 0.085 0.076 0.084 0.088 0.085 0.073 0.079 0.074 0.073 0.076 0.069 0.073 0.068 0.071 0.069 0.068 0.068 0.070 0.067 0.068 0.074 0.072 0.070 0.067 0.065 0.068 0.066 0.063 0.063 0.062
y = 0.7771x - 0.6156 R² = 0.9901 1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
104
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 5. Suhu Penyimpanan = 40oC
Log Shear Stress (Pa)
1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000
Eta (Pas) 0.176 0.113 0.077 0.068 0.057 0.064 0.059 0.063 0.056 0.050 0.051 0.053 0.054 0.052 0.047 0.057 0.053 0.050 0.055 0.051 0.049 0.053 0.051 0.049 0.051 0.052 0.055 0.053 0.051 0.046 0.042 0.054 0.053 0.053 0.050 0.051 0.052 0.049 0.048 0.050
y = 0.9173x - 1.0934 R² = 0.9865
0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 1.042 4.355 2.124 13.680 2.455 24.280 3.450 34.750 3.964 44.030 4.412 54.550 4.653 65.150 4.742 74.600 5.613 85.120 7.127 95.590 7.632 105.200 7.532 115.400 8.240 125.900 8.420 136.800 9.500 145.900 10.300 156.600 10.760 167.100 11.200 176.200 11.670 186.900 11.410 196.900 11.730 206.600 12.570 217.000 13.888 227.800 14.560 237.100 14.770 247.700 15.060 256.000 14.960 265.200 15.660 274.900 16.120 285.500 16.720 294.300 16.770 305.300 17.230 316.700 17.520 325.500 18.440 336.100 19.310 346.200 20.210 356.300 20.440 366.400 21.450 377.000 21.680 385.800 22.310 395.900
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 0.813 4.619 1.556 13.810 1.883 24.370 2.347 34.490 2.521 44.160 3.519 54.590 3.823 65.230 4.717 74.430 4.766 85.510 4.755 95.630 5.375 104.900 6.152 115.600 6.854 126.200 7.135 136.600 6.813 145.900 8.956 156.600 8.858 166.900 8.869 176.600 10.340 187.100 10.020 197.500 10.220 206.700 11.430 217.500 11.620 227.900 11.660 237.200 12.760 248.400 13.490 258.400 14.460 265.200 14.540 275.800 14.610 285.500 13.620 295.600 12.870 306.600 17.180 316.700 17.330 325.500 17.820 336.500 17.360 347.100 18.290 356.300 18.990 366.400 18.500 377.400 18.500 386.700 19.890 397.200
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1.400 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000
Eta (Pas) 0.239 0.155 0.101 0.099 0.090 0.081 0.071 0.064 0.066 0.075 0.073 0.065 0.065 0.062 0.065 0.066 0.064 0.064 0.062 0.058 0.057 0.058 0.061 0.061 0.060 0.059 0.056 0.057 0.056 0.057 0.055 0.054 0.054 0.055 0.056 0.057 0.056 0.057 0.056 0.056
y = 0.8207x - 0.8024 R² = 0.9907
0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
105
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 0 minggu penyimpanan Indeks tingkah laku aliran (n) dan indeks konsistensi aliran (K) Suhu (oC) 20 25 30 35 40
U 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Persamaan Power Law y = 0.685x+ 0.130 y = 0.686x+ 0.129 y = 0.736x - 0.123 y = 0.711x - 0.121 y = 0.738x - 0.221 y = 0.734x - 0.289 y = 0.764x - 0.597 y = 0.792x - 0.652 y = 0.858x - 0.880 y = 0.861x - 0.891
Regresi
Nilai n
Nilai K
99.71% 99.68% 99.77% 99.45% 99.33% 99.08% 99.34% 99.33% 98.69% 99.05%
0.685 0.686 0.736 0.711 0.738 0.734 0.764 0.792 0.858 0.861
1.350 1.346 0.753 0.757 0.601 0.514 0.253 0.223 0.132 0.128
Ratarata n
Ratarata K
SD n
SD K
0.686
1.348
0.001
0.003
0.724
0.755
0.018
0.003
0.736
0.558
0.003
0.062
0.778
0.238
0.020
0.021
0.860
0.130
0.002
0.003
1 minggu penyimpanan Indeks tingkah laku aliran (n) dan indeks konsistensi aliran (K) Suhu (oC) 20 25 30 35 40
U 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Persamaan Power Law y = 0.699x+ 0.130 y = 0.684x+ 0.134 y = 0.729x - 0.108 y = 0.739x - 0.156 y = 0.740x - 0.230 y = 0.705x - 0.218 y = 0.750x - 0.566 y = 0.795x - 0.679 y = 0.841x - 0.843 y = 0.862x - 0.969
Regresi
Nilai n
Nilai K
97.93% 99.70% 99.80% 99.87% 99.24% 99.63% 98.86% 99.22% 98.64% 98.65%
0.699 0.684 0.729 0.739 0.740 0.705 0.750 0.795 0.841 0.862
1.348 1.36 0.780 0.698 0.590 0.605 0.272 0.209 0.144 0.107
Ratarata n
Ratarata K
SD n
SD K
0.692
1.354
0.011
0.008
0.734
0.739
0.007
0.058
0.723
0.598
0.025
0.011
0.773
0.241
0.032
0.045
0.852
0.126
0.015
0.026
2 minggu penyimpanan Indeks tingkah laku aliran (n) dan indeks konsistensi aliran (K) Suhu (oC) 20 25 30 35 40
U 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Persamaan Power Law y = 0.689x+ 0.122 y = 0.686x+ 0.129 y = 0.721x - 0.141 y = 0.715x - 0.128 y = 0.724x - 0.298 y = 0.720x - 0.255 y = 0.772x - 0.624 y = 0.766x - 0.606 y = 0.864x - 0.970 y = 0.847x - 0.859
Regresi
Nilai n
Nilai K
99.68% 99.70% 99.50% 99.52% 99.43% 99.19% 98.46% 98.93% 98.64% 99.27%
0.689 0.686 0.721 0.715 0.724 0.720 0.772 0.766 0.864 0.847
1.324 1.346 0.723 0.745 0.504 0.556 0.238 0.248 0.107 0.138
Ratarata n
Ratarata K
SD n
SD K
0.688
1.335
0.002
0.016
0.718
0.734
0.004
0.016
0.722
0.530
0.003
0.037
0.769
0.243
0.004
0.007
0.855
0.123
0.012
0.022
106
Lampiran 14. Data analisis reologi CPO selama 4 minggu penyimpanan pada suhu 20, 25, 30, 35, dan 40oC (lanjutan) 3 minggu penyimpanan Indeks tingkah laku aliran (n) dan indeks konsistensi aliran (K) Suhu (oC) 20 25 30 35 40
U 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Persamaan Power Law y = 0.688x+ 0.124 y = 0.675x+ 0.129 y = 0.716x - 0.101 y = 0.727x - 0.158 y = 0.718x - 0.250 y = 0.760x - 0.276 y = 0.750x - 0.567 y = 0.791x - 0.668 y = 0.874x - 1.008 y = 0.829x - 0.821
Regresi
Nilai n
Nilai K
99.78% 99.72% 99.82% 99.70% 99.31% 99.55% 98.87% 99.42% 98.89% 99.07%
0.688 0.675 0.716 0.727 0.718 0.76 0.75 0.791 0.874 0.829
1.33 1.346 0.792 0.695 0.562 0.53 0.271 0.215 0.098 0.151
Ratarata n
Ratarata K
SD n
SD K
0.682
1.338
0.009
0.011
0.722
0.744
0.008
0.069
0.739
0.546
0.030
0.023
0.771
0.243
0.029
0.040
0.852
0.125
0.032
0.037
4 minggu penyimpanan Indeks tingkah laku aliran (n) dan indeks konsistensi aliran (K) Suhu (oC) 20 25 30 35 40
U 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Persamaan Power Law y = 0.686x+ 0.129 y = 0.690x+ 0.122 y = 0.723x - 0.146 y = 0.714x - 0.128 y = 0.718x - 0.264 y = 0.736x - 0.311 y = 0.774x - 0.608 y = 0.777x - 0.616 y = 0.917x - 1.093 y = 0.821x - 0.802
Regresi
Nilai n
Nilai K
99.64% 99.63% 99.70% 99.62% 99.40% 99.65% 99.20% 99.01% 98.65% 99.07%
0.686 0.69 0.722 0.714 0.718 0.736 0.774 0.777 0.917 0.821
1.346 1.324 0.714 0.745 0.544 0.489 0.247 0.242 0.081 0.158
Ratarata n
Ratarata K
SD n
SD K
0.688
1.335
0.003
0.016
0.718
0.730
0.006
0.022
0.727
0.517
0.013
0.039
0.776
0.245
0.002
0.004
0.869
0.120
0.068
0.054
107
Lampiran 15. Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap indeks tingkah laku aliran A. Lama penyimpanan = 0 minggu ANOVA Indeks_Tingkah_Laku Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.035
4
.009
.001
5
.000
Total
.036
9
F
Sig.
61.399
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Tingkah_Laku Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu0
N
20 celcius 25 celcius 30 celcius 35 celcius 40 celcius Sig.
1 2 2 2 2 2
2
3
4
.68550 .72350 .73600 .77800 1.000
.345
.85950 1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
B. Lama penyimpanan = 1 minggu ANOVA Indeks_Tingkah_Laku Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.030
4
.008
.002
5
.000
Total
.032
9
F 18.857
Sig. .003
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Tingkah_Laku Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu1 20 celcius 30 celcius 25 celcius 35 celcius 40 celcius Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
.69150 .72250 .73400
.094
3
.72250 .73400 .77250 .060
.85150 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
108
Lampiran 15. Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap indeks tingkah laku aliran (lanjutan) C. Lama penyimpanan = 2 minggu ANOVA Indeks_Tingkah_Laku Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.034
4
.009
.000
5
.000
Total
.035
9
F
Sig.
222.859
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Tingkah_Laku Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu2
N
20 celcius 25 celcius 30 celcius 35 celcius 40 celcius Sig.
1 2 2 2 2 2
2
3
4
.68750 .71800 .72200 .76900 1.000
.548
.85550 1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
D. Lama penyimpanan = 3 minggu ANOVA Indeks_Tingkah_Laku Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.033
4
.008
.003
5
.001
Total
.035
9
F 14.157
Sig. .006
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Tingkah_Laku Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu3 20 celcius 25 celcius 30 celcius 35 celcius 40 celcius Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
.68150 .72150 .73900
.068
3
.72150 .73900 .77050 .104
.85150 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
109
Lampiran 15. Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap indeks tingkah laku aliran (lanjutan) E. Lama penyimpanan = 4 minggu ANOVA Indeks_Tingkah_Laku Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.040
4
.010
.005
5
.001
Total
.045
9
F 10.415
Sig. .012
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Tingkah_Laku Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu4 20 celcius 25 celcius 30 celcius 35 celcius 40 celcius Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
.68800 .71800 .72700
.275
3
.71800 .72700 .77550 .132
.86900 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
110
Lampiran 16. Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap indeks konsistensi aliran A. Lama penyimpanan = 0 minggu ANOVA Indeks_Konsistensi Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
1.874
4
.469
.004
5
.001
Total
1.878
9
F
Sig.
550.145
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Konsistensi Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu0
N
40 celcius 35 celcius 30 celcius 25 celcius 20 celcius Sig.
1 2 2 2 2 2
2
3
4
5
.13000 .23800 .55750 .75500 1.000
1.000
1.000
1.000
1.34800 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
B. Lama penyimpanan = 1 minggu ANOVA Indeks_Konsistensi Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
1.883
4
.471
.006
5
.001
Total
1.889
9
F
Sig.
378.729
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Konsistensi Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu1 40 celcius 35 celcius 30 celcius 25 celcius 20 celcius Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3
4
5
.12550 .24050 .59750 .73900 1.000
1.000
1.000
1.000
1.35400 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
111
Lampiran 16. Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap indeks konsistensi aliran (lanjutan) C. Lama penyimpanan = 2 minggu ANOVA Indeks_Konsistensi Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
1.837
4
.459
.002
5
.000
Total
1.839
9
F
Sig.
970.087
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Konsistensi Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu2
N
40 celcius 35 celcius 30 celcius 25 celcius 20 celcius Sig.
1 2 2 2 2 2
2
3
4
5
.12250 .24300 .53000 .73400 1.000
1.000
1.000
1.000
1.33500 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
D. Lama penyimpanan = 3 minggu ANOVA Indeks_Konsistensi Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
1.843
4
.461
.008
5
.002
Total
1.852
9
F
Sig.
277.052
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Konsistensi Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu3 40 celcius 35 celcius 30 celcius 25 celcius 20 celcius Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3
4
5
.12450 .24300 .54600 .74350 1.000
1.000
1.000
1.000
1.33800 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
112
Lampiran 16. Data ANOVA pengaruh suhu penyimpanan terhadap indeks konsistensi aliran (lanjutan) E. Lama penyimpanan = 4 minggu ANOVA Indeks_Konsistensi Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
1.841
4
.460
.005
5
.001
Total
1.846
9
F
Sig.
441.588
.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Konsistensi Duncan Subset for alpha = 0.05 minggu4 40 celcius 35 celcius 30 celcius 25 celcius 20 celcius Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3
4
5
.11950 .24450 .51650 .72950 1.000
1.000
1.000
1.000
1.33500 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
113
Lampiran 17. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap indeks tingkah laku aliran A. Suhu penyimpanan = 20 oC ANOVA Indeks_Tingkah_Laku Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.000
4
.000
.000
5
.000
Total
.000
9
F
Sig. .640
.657
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Tingkah_Laku Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu20C
N
minggu 3 minggu 0 minggu 2 minggu 4 minggu 1 Sig.
1 2 2 2 2 2
.68150 .68550 .68750 .68800 .69150 .196
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
B. Suhu penyimpanan = 25 oC ANOVA Indeks_Tingkah_Laku Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.000
4
.000
.000
5
.000
Total
.001
9
F
Sig. .917
.520
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Tingkah_Laku Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu25C minggu 2 minggu 4 minggu 3 minggu 0 minggu 1 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
.71800 .71800 .72150 .72350 .73400 .173
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
114
Lampiran 17. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap indeks tingkah laku aliran (lanjutan) C. Suhu penyimpanan = 30 oC ANOVA Indeks_Tingkah_Laku Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.000
4
.000
.002
5
.000
Total
.002
9
F
Sig. .364
.825
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Tingkah_Laku Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu30C
N
minggu 2 minggu 1 minggu 4 minggu 0 minggu 3 Sig.
1 2 2 2 2 2
.72200 .72250 .72700 .73600 .73900 .405
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
D. Suhu penyimpanan = 35 oC ANOVA Indeks_Tingkah_Laku Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.000
4
.000
.002
5
.000
Total
.002
9
F
Sig. .087
.983
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Tingkah_Laku Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu35C minggu 2 minggu 3 minggu 1 minggu 0 minggu 4 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
.76900 .77050 .77250 .77800 .77900 .666
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
115
Lampiran 17. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap indeks tingkah laku aliran (lanjutan) E. Suhu penyimpanan = 40 oC ANOVA Indeks_Tingkah_Laku
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.000
4
.000
.006
5
.001
Total
.006
9
F
Sig. .089
.982
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Tingkah_Laku Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu40C minggu 1 minggu 3 minggu 2 minggu 0 minggu 4 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
.85150 .85150 .85530 .85950 .86900 .640
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
116
Lampiran 18. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap indeks konsistensi aliran A. Suhu penyimpanan = 20 oC ANOVA Indeks_Konsistensi Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.001
4
.000
.001
5
.000
Total
.001
9
F
Sig. 1.062
.462
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Konsistensi Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu20C
N
minggu 2 minggu 4 minggu 3 minggu 0 minggu 1 Sig.
1 2 2 2 2 2
1.33500 1.33500 1.33800 1.34800 1.35400 .179
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
B. Suhu penyimpanan = 25 oC ANOVA Indeks_Konsistensi Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.001
4
.000
.009
5
.002
Total
.010
9
F
Sig. .109
.974
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Konsistensi Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu25C minggu 4 minggu 2 minggu 1 minggu 3 minggu 0 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
.72950 .73400 .73900 .74350 .75500 .576
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
117
Lampiran 18. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap indeks konsistensi aliran (lanjutan) C. Suhu penyimpanan = 30 oC ANOVA Indeks_Konsistensi Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.008
4
.002
.007
5
.001
Total
.015
9
F
Sig. 1.323
.376
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Konsistensi Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu30C
N
minggu 4 minggu 2 minggu 3 minggu 0 minggu 1 Sig.
1 2 2 2 2 2
.51650 .53000 .54600 .55750 .59750 .097
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
D. Suhu penyimpanan = 35 oC ANOVA Indeks_Konsistensi Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.000
4
.000
.004
5
.001
Total
.004
9
F
Sig. .011
1.000
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Konsistensi Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu35C minggu 0 minggu 1 minggu 4 minggu 2 minggu 3 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
.23800 .24050 .24050 .24300 .24300 .870
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
118
Lampiran 18. Data ANOVA pengaruh lama penyimpanan terhadap indeks konsistensi aliran (lanjutan) E. Suhu penyimpanan = 40 oC ANOVA Indeks_Konsistensi Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.000
4
.000
.006
5
.001
Total
.006
9
F
Sig. .027
.998
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Indeks_Konsistensi Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu40C minggu 4 minggu 2 minggu 3 minggu 1 minggu 0 Sig.
N
1 2 2 2 2 2
.11950 .12250 .12450 .12550 .13000 .768
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
119
Lampiran 19. Data ANOVA pengaruh penyimpanan
shear rate
terhadap
viskositas CPO
selama
A. Shear rate = 100 s-1 ANOVA Viskositas Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
.077 .000 .077
Mean Square 4 5 9
F
.019 .000
Sig.
2.404E3
.000
Viskositas Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu
N
40 C 35 C 30 C 25 C 20 C Sig.
1 2 2 2 2 2
2
3
4
5
.06400 .09000 .16200 .21200 1.000
1.000
1.000
.30800 1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
B. Shear rate = 200 s-1 ANOVA Viskositas Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
.047 .000 .047
Mean Square 4 5 9
F
.012 .000
Sig.
919.328
.000
Viskositas Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu 40 C 35 C 30 C 25 C 20 C Sig.
N
1 2 2 2 2 2
2
3
4
5
.05500 .07400 .13300 .16800 1.000
1.000
1.000
1.000
.24600 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
120
Lampiran 19. Data ANOVA pengaruh penyimpanan (lanjutan)
shear rate
terhadap
viskositas CPO
selama
C. Shear rate = 300 s-1 ANOVA Viskositas Sum of Squares
df
Mean Square
F
Between Groups Within Groups
.040
4
.010
.000
5
.000
Total
.040
9
Sig.
2.253E3
.000
Viskositas Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu
N
1
40 C
2
35 C
2
30 C
2
25 C
2
20 C
2
2
3
4
5
.05300 .06700 .11900 .15400 .22700
Sig.
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
D. Shear rate = 400 s-1 ANOVA Viskositas Sum of Squares
df
Mean Square
F
Between Groups Within Groups
.032
4
.008
.000
5
.000
Total
.032
9
Sig.
3.244E3
.000
Viskositas Duncan Subset for alpha = 0.05 Suhu
N
1
40 C
2
35 C
2
30 C
2
25 C
2
20 C
2
Sig.
2
3
4
5
.05350 .06300 .11200 .14500 .20900 1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
121
Lampiran 20. Data perhitungan energi aktivasi selama penyimpanan pada shear rate 100 s-1, 200 s-1, 300 s-1, dan 400 s-1 dengan persamaan Arrhenius A. Energi aktivasi pada shear rate 100 s-1 Viskositas ln viskositas T (K) 1/T (K) (Pa.s) (Pa.s) 293 0.308 0.00341 -1.17766 298 0.212 0.00336 -1.55117 303 0.162 0.00330 -1.82016 308
0.090
0.00325
-2.40795
313
0.064
0.00319
-2.74887
Persamaan Arhennius
A
Ea (kJ mol-1)
y = 7325.x - 26.13
4.48x10-12
60.90
0.000
ln viskositas (Pa.s)
0.0031 -0.500
0.0032
0.0033
-1.000
0.0034 y = 7325.x - 26.13 R² = 0.984
-1.500 -2.000 -2.500 -3.000 -3.500
1/T (K)
B. Energi aktivasi pada shear rate 200 s-1 Viskositas ln viskositas T (K) 1/T (K) (Pa.s) (Pa.s) 293 0.246 0.00341 -1.40242 298 0.168 0.00336 -1.78379 303 0.133 0.00330 -2.01741 308
0.074
0.00325
-2.60369
313
0.055
0.00319
-2.90042
Persamaan Arhennius
A
Ea (kJ mol-1)
y = 6991.x - 25.23
1.10x10-11
58.12
0.000
ln viskositas (Pa.s)
0.0031 -0.500
0.0032
0.0033
-1.000
0.0034
y = 6991.x - 25.23 R² = 0.982
-1.500 -2.000 -2.500 -3.000 -3.500
1/T (K)
122
Lampiran 20. Data perhitungan energi aktivasi selama penyimpanan pada shear rate 100 s-1, 200 s-1, 300 s-1, dan 400 s-1 dengan persamaan Arrhenius (lanjutan) C. Energi aktivasi pada shear rate 300 s-1 Viskositas ln viskositas T (K) 1/T (K) (Pa.s) (Pa.s) 293 0.227 0.00341 -1.48281 298 0.154 0.00336 -1.87080 303 0.119 0.00330 -2.12863 308
0.067
0.00325
-2.70306
313
0.053
0.00319
-2.93746
Persamaan Arhennius
A
Ea (kJ mol-1)
y = 6860.x - 24.88
1.56x10-11
57.03
0.000
ln viskositas (Pa.s)
0.0031 -0.500
0.0032
0.0033
0.0034
-1.000 y = 6860.x - 24.88 R² = 0.984
-1.500 -2.000
-2.500 -3.000 -3.500
1/T (K)
D. Energi aktivasi pada shear rate 400 s-1 Viskositas ln viskositas T (K) 1/T (K) (Pa.s) (Pa.s) 293 0.209 0.00341 -1.56542 298 0.145 0.00336 -1.93102 303 0.112 0.00330 -2.18926 308
0.063
0.00325
-2.76462
313
0.054
0.00319
-2.91877
Persamaan Arhennius
A
Ea (kJ mol-1)
y = 6495.x - 23.72
4.99x10-11
53.99
0.000
ln viskositas (Pa.s)
0.0031 -0.500
0.0032
0.0033
0.0034
0.0035
-1.000 -1.500
y = 6495.x - 23.72 R² = 0.977
-2.000 -2.500 -3.000 -3.500
1/T (K)
123
Lampiran 21. Data analisis mutu CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran A. Asam lemak bebas Suhu (oC)
Ulangan 1
20 2 1 25 2 1 30 2 1 35 2 1 40 2
Berat sampel (g) 5.0124 5.1221 5.0231 5.1297 5.1034 5.0850 5.0731 5.1286 5.1755 5.2003 5.0831 5.1208 5.0821 5.1292 5.1124 5.0876 5.1087 5.0298 5.2084 5.1294
Normalitas NaOH (N) 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927 0.0927
Volume NaOH (ml) 9.00 9.20 9.05 9.10 9.25 9.20 9.35 9.40 9.85 9.90 9.75 9.85 10.90 10.95 10.80 10.75 11.30 11.15 11.40 11.35
ALB (%) 4.26 4.26 4.28 4.21 4.30 4.29 4.37 4.35 4.52 4.52 4.55 4.56 5.09 5.07 5.01 5.01 5.25 5.26 5.19 5.25
X
Ratarata
SD
4.25
0.01
4.33
0.05
4.54
0.03
5.05
0.05
5.24
0.02
4.26 4.24 4.30 4.36 4.52 4.56 5.08 5.01 5.25 5.22
B. Bilangan Iod Suhu (oC)
U 1
20 2 1 25 2 1 30 2 1 35 2 1 40 2
Berat sampel (g) 0.5112 0.5032 0.5022 0.5051 0.5102 0.5086 0.5037 0.5107 0.5122 0.5241 0.5155 0.5172 0.5204 0.5021 0.5124 0.5007 0.5044 0.5102 0.5202 0.5096
Normalitas Na2S2O3 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992 0.0992
V Blanko (ml) 47.50 47.50 47.50 47.50 47.50 47.50 47.50 47.50 47.50 47.50 47.50 47.50 47.50 47.50 47.50 47.50 47.50 47.50 47.50 47.50
V Sampel (ml) 26.15 26.55 26.55 26.40 26.25 26.25 26.45 26.20 26.15 25.60 26.00 25.90 25.80 26.55 26.10 26.60 26.45 26.20 25.80 26.25
Bilangan Iod 52.58 52.41 52.51 52.59 52.43 52.60 52.61 52.50 52.47 52.60 52.50 52.57 52.49 52.53 52.57 52.55 52.54 52.55 52.51 52.49
X
Rata Rata
SD
52.52
0.04
52.53
0.03
52.54
0.00
52.53
0.04
52.52
0.03
52.49 52.55 52.51 52.56 52.54 52.54 52.51 52.56 52.54 52.50
124
Lampiran 21. Data analisis mutu CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran (lanjutan) C. Kadar karotenoid Suhu (oC)
Absorbansi
Karoten (ppm)
Ulangan
Berat sampel (g)
1
2
1
2
1
0.1011
0.580
0.582
549.31
551.20
550.25
2
0.1142
0.665
0.660
557.56
553.37
555.47
1
0.1041
0.586
0.588
539.00
540.84
539.92
2
0.1034
0.581
0.578
538.01
535.24
536.63
1
0.1204
0.635
0.635
504.99
504.99
504.99
2
0.1033
0.550
0.555
509.80
514.44
512.12
1
0.1063
0.488
0.492
439.57
443.17
441.37
2
0.1121
0.524
0.524
447.57
447.57
447.57
1
0.1312
0.580
0.582
423.29
424.74
424.01
2
0.1044
0.464
0.466
425.56
427.39
426.47
20 25 30 35 40
X
Ratarata
SD
552.86
3.69
538.27
2.33
508.56
5.04
444.47
4.39
425.24
1.74
Rata-rata
SD
2.57
0.02
2.51
0.02
2.37
0.07
2.10
0.09
1.65
0.03
D. DOBI Suhu (oC) 20 25 30 35 40
Ulangan
Absorbansi blanko
Absorbansi sampel
DOBI
1
0.241
0.093
2.59
2
0.248
0.097
2.56
1
0.255
0.102
2.50
2
0.245
0.097
2.53
1
0.239
0.099
2.41
2
0.253
0.109
2.32
1
0.248
0.122
2.03
2
0.234
0.108
2.17
1
0.225
0.135
1.67
2
0.238
0.146
1.63
125
Lampiran 22. Data analisis reologi CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran (T=55 oC) A. Suhu Penyimpanan = 20oC Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 0.105 4.575 0.308 13.590 0.613 24.370 0.735 34.970 0.903 44.160 1.222 54.680 1.222 65.100 1.689 74.430 1.813 85.160 2.405 95.500 1.976 105.000 2.796 115.100 2.979 126.200 3.669 136.800 3.211 146.000 3.104 156.500 3.179 167.200 3.722 176.200 4.322 186.800 4.800 197.500 4.528 206.700 5.241 217.300 5.125 227.100 5.899 237.000 6.004 248.200 5.633 257.900 6.073 265.200 5.218 275.800 5.717 286.400 5.937 295.600 6.940 306.200 5.071 316.700 5.748 326.000 7.561 336.500 7.451 347.100 8.788 356.300 7.660 366.900 7.071 377.400 8.678 385.300 8.663 396.300
1.000 0.800
Eta (Pas) 0.023 0.023 0.025 0.021 0.020 0.022 0.019 0.023 0.021 0.025 0.019 0.024 0.024 0.027 0.022 0.020 0.019 0.021 0.023 0.024 0.022 0.024 0.023 0.025 0.024 0.022 0.023 0.019 0.020 0.020 0.023 0.016 0.018 0.022 0.021 0.025 0.021 0.019 0.023 0.022
y = 0.9695x - 1.5938 R² = 0.9582
0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 0.102 4.619 0.299 14.080 0.571 24.240 0.832 34.710 1.140 43.500 1.003 54.680 1.612 65.100 1.650 74.300 2.140 85.160 2.088 95.500 2.250 104.900 2.714 115.200 2.613 126.000 4.156 136.500 2.949 146.200 3.071 156.200 3.663 166.800 4.164 176.300 3.880 186.700 4.283 197.400 4.707 206.600 4.463 217.000 5.423 227.500 5.411 237.000 5.397 247.600 5.272 258.200 6.264 265.200 5.449 275.800 5.043 285.900 5.504 295.600 8.082 305.700 6.879 316.300 7.398 325.500 6.989 336.500 7.691 346.700 7.757 355.900 8.729 366.900 7.920 377.400 7.656 386.200 8.941 397.200
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Log Shear Stress (Pa)
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1.000 0.800
Eta (Pas) 0.022 0.021 0.024 0.024 0.026 0.018 0.025 0.022 0.025 0.022 0.021 0.024 0.021 0.030 0.020 0.020 0.022 0.024 0.021 0.022 0.023 0.021 0.024 0.023 0.022 0.020 0.024 0.020 0.018 0.019 0.026 0.022 0.023 0.021 0.022 0.022 0.024 0.021 0.020 0.023
y = 0.9607x - 1.5677 R² = 0.9675
0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
126
Lampiran 22. Data analisis reologi CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran (T=55 oC) (lanjutan) B. Suhu Penyimpanan = 25oC Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 0.125 4.575 0.328 13.680 0.606 24.240 0.977 34.130 1.082 44.030 1.143 54.720 1.488 65.190 1.827 74.210 2.044 85.160 2.123 95.670 2.233 104.900 2.256 115.500 3.097 125.900 3.036 136.700 3.695 145.600 2.601 156.400 3.352 167.300 3.599 176.300 3.967 186.600 4.086 197.200 4.649 206.500 4.744 217.200 4.596 227.900 4.794 237.100 5.498 247.600 5.681 256.000 5.951 265.200 5.991 275.800 5.803 286.400 6.969 295.600 7.662 306.200 7.264 316.700 7.752 326.000 7.465 336.500 7.131 347.100 8.297 356.300 7.731 366.900 7.676 377.400 8.407 386.200 8.804 397.200
1.000 0.800
Eta (Pas) 0.027 0.024 0.025 0.029 0.025 0.021 0.023 0.025 0.024 0.022 0.021 0.020 0.025 0.022 0.025 0.017 0.020 0.020 0.021 0.021 0.023 0.022 0.020 0.020 0.022 0.022 0.022 0.022 0.020 0.024 0.025 0.023 0.024 0.022 0.021 0.023 0.021 0.020 0.022 0.022
y = 0.9930x - 1.6447 R² = 0.9774
0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 0.129 4.531 0.402 13.680 0.573 24.190 1.043 34.790 1.179 44.030 1.275 54.590 1.718 65.060 1.678 74.600 2.098 84.770 2.263 95.370 2.388 104.800 2.968 115.400 3.406 125.900 2.281 136.600 2.635 145.600 3.966 156.200 4.038 167.200 4.311 176.000 5.175 186.700 4.186 197.300 4.923 206.400 4.836 217.100 5.276 227.800 5.366 237.000 5.604 247.700 5.088 256.000 5.262 265.200 7.652 275.800 7.846 285.900 6.515 295.600 6.373 305.300 5.532 316.700 6.758 325.500 7.669 336.500 8.176 347.100 8.200 355.400 8.524 366.400 7.837 377.000 8.980 385.800 8.742 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Log Shear Stress (Pa)
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1.200 1.000
Eta (Pas) 0.028 0.029 0.024 0.030 0.027 0.023 0.026 0.022 0.025 0.024 0.023 0.026 0.027 0.017 0.018 0.025 0.024 0.024 0.028 0.021 0.024 0.022 0.023 0.023 0.023 0.020 0.020 0.028 0.027 0.022 0.021 0.017 0.021 0.023 0.024 0.023 0.023 0.021 0.023 0.022
y = 0.9421x - 1.5082 R² = 0.9582
0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
127
Lampiran 22. Data analisis reologi CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran (T=55 oC) (lanjutan) C. Suhu Penyimpanan = 30oC Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 0.093 4.311 0.340 13.860 0.615 24.410 1.027 34.930 0.923 44.160 1.361 54.720 1.694 65.230 1.538 74.430 1.929 85.160 2.210 95.590 2.277 105.000 2.515 115.600 2.573 126.000 3.193 136.600 3.547 145.900 2.895 156.400 2.819 167.100 3.713 176.100 4.649 186.800 3.365 197.400 4.762 206.600 4.838 217.500 5.360 228.300 5.299 237.100 5.070 247.700 5.386 258.200 5.827 265.200 5.867 275.800 7.613 286.800 7.274 295.600 7.395 306.200 5.992 316.700 6.903 326.000 7.480 336.500 7.134 347.100 7.804 356.300 7.532 366.900 7.462 377.400 8.318 386.700 8.471 397.700
1.000 0.800
Eta (Pas) 0.022 0.025 0.025 0.029 0.021 0.025 0.026 0.021 0.023 0.023 0.022 0.022 0.020 0.023 0.024 0.019 0.017 0.021 0.025 0.017 0.023 0.022 0.023 0.022 0.020 0.021 0.022 0.021 0.027 0.025 0.024 0.019 0.021 0.022 0.021 0.022 0.021 0.020 0.022 0.021
y = 0.9608x - 1.5718 R² = 0.9644
0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 0.086 4.927 0.245 13.680 0.480 24.280 0.721 34.750 1.139 43.990 1.417 54.110 1.220 65.150 1.948 74.520 2.003 84.940 2.264 95.590 2.275 105.000 2.371 115.400 2.783 125.700 2.968 136.500 2.606 145.700 3.232 156.400 3.688 166.900 3.702 176.200 4.157 186.600 4.848 197.300 4.413 206.700 4.833 216.800 4.534 227.600 5.451 236.800 5.970 247.700 6.724 256.000 5.857 264.800 6.396 275.800 7.373 285.500 6.660 295.600 6.764 305.700 7.639 317.200 6.309 325.100 6.851 336.100 8.313 347.100 6.782 355.900 7.869 366.900 9.090 377.000 7.785 385.800 8.171 396.300
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Log Shear Stress (Pa)
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1.200 1.000
Eta (Pas) 0.017 0.018 0.020 0.021 0.026 0.026 0.019 0.026 0.024 0.024 0.022 0.021 0.022 0.022 0.018 0.021 0.022 0.021 0.022 0.025 0.021 0.022 0.020 0.023 0.024 0.026 0.022 0.023 0.026 0.023 0.022 0.024 0.019 0.020 0.024 0.019 0.021 0.024 0.020 0.021
y = 0.9654x - 1.5738 R² = 0.9726
0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
128
Lampiran 22. Data analisis reologi CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran (T=55 oC) (lanjutan) D. Suhu Penyimpanan = 35oC Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 0.098 4.619 0.327 13.860 0.495 24.550 0.753 34.970 0.890 44.120 1.350 54.680 1.548 65.190 1.745 74.470 1.890 85.120 2.432 95.590 2.430 105.000 2.392 115.500 3.024 126.100 3.578 136.500 3.880 146.000 3.996 156.500 4.425 167.100 4.703 175.900 3.964 186.600 3.917 197.200 4.810 206.500 4.671 217.300 5.187 227.900 5.405 236.900 5.675 247.600 5.631 256.000 5.912 265.200 6.603 275.800 7.081 286.400 6.965 295.600 6.939 305.700 8.462 316.700 6.553 326.000 7.696 336.500 8.647 347.100 8.076 356.700 7.679 366.900 7.850 377.400 7.647 385.300 8.969 396.800
1.000 0.800
Eta (Pas) 0.021 0.024 0.020 0.022 0.020 0.033 0.024 0.023 0.022 0.025 0.023 0.021 0.024 0.026 0.027 0.026 0.026 0.027 0.021 0.020 0.023 0.022 0.023 0.023 0.023 0.022 0.022 0.024 0.025 0.024 0.023 0.027 0.020 0.023 0.025 0.023 0.021 0.021 0.020 0.023
y = 0.9521x - 1.5250 R² = 0.9762
0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 0.106 4.531 0.346 13.330 0.491 24.280 0.802 34.840 1.057 44.030 1.216 54.770 1.376 64.010 1.915 74.340 1.680 84.990 2.223 95.670 2.536 104.700 2.562 115.300 2.916 126.100 3.632 136.800 3.858 145.700 3.020 156.300 2.950 166.700 3.478 176.100 4.070 187.100 5.279 197.300 4.485 206.600 5.079 217.100 4.485 227.700 5.514 237.100 4.856 247.500 5.270 257.800 5.392 264.400 6.001 275.400 6.555 285.900 5.842 295.600 6.990 305.700 7.480 316.300 8.489 325.500 7.672 336.100 7.222 347.100 7.619 355.900 7.611 366.000 7.883 377.000 7.445 386.200 8.817 396.300
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Log Shear Stress (Pa)
Log Shear Stress (Pa)
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1.000 0.800
Eta (Pas) 0.023 0.026 0.020 0.023 0.024 0.022 0.021 0.026 0.020 0.023 0.024 0.022 0.023 0.027 0.026 0.019 0.018 0.020 0.022 0.027 0.022 0.023 0.020 0.023 0.020 0.020 0.020 0.022 0.023 0.020 0.023 0.024 0.026 0.023 0.021 0.021 0.021 0.021 0.019 0.022
y = 0.9610x - 1.5674 R² = 0.9711
0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
129
Lampiran 22. Data analisis reologi CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran (T=55 oC) (lanjutan) E. Suhu Penyimpanan = 40oC
Log Shear Stress (Pa)
1.000 0.800
Eta (Pas) 0.035 0.025 0.022 0.028 0.021 0.030 0.023 0.019 0.023 0.021 0.020 0.020 0.025 0.025 0.026 0.021 0.022 0.021 0.025 0.023 0.023 0.023 0.023 0.022 0.021 0.024 0.023 0.020 0.029 0.023 0.024 0.024 0.020 0.023 0.021 0.020 0.023 0.020 0.021 0.022
y = 0.9742x - 1.5891 R² = 0.9650
0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
1.000
2.000
Log Shear Rate (1/s)
3.000
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Log Shear Stress (Pa)
Ulangan 1 Tau (Pa) D (1/s) 0.162 4.663 0.327 13.330 0.547 24.370 0.979 34.880 0.921 44.120 1.614 54.630 1.516 65.060 1.388 74.340 1.951 85.210 1.962 95.540 2.090 105.000 2.325 115.600 3.172 126.100 3.409 136.600 3.769 145.900 3.221 156.500 3.636 167.400 3.694 175.600 4.700 186.600 4.465 197.500 4.746 206.600 5.083 217.200 5.138 227.900 5.173 237.100 5.245 247.700 6.286 258.200 6.031 265.200 5.521 275.800 8.255 286.800 6.765 295.600 7.356 306.200 7.498 317.200 6.446 326.000 7.786 336.100 7.232 347.100 7.237 356.700 8.484 366.900 7.713 377.000 7.922 386.200 8.821 396.800
Point 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1.000
0.800
Ulangan 2 Tau (Pa) D (1/s) 0.168 4.311 0.342 13.770 0.621 24.190 0.908 34.620 1.160 44.080 1.201 54.590 1.682 64.970 1.607 74.300 2.062 84.990 2.189 95.670 2.851 104.900 2.706 115.200 2.764 126.200 3.077 136.800 2.755 145.700 4.704 156.400 3.668 167.400 4.573 176.000 4.205 186.600 4.106 197.300 4.420 206.600 4.852 217.200 4.956 227.900 4.907 237.200 5.977 247.700 5.826 255.100 6.731 265.200 7.679 275.800 5.959 285.500 7.093 294.700 5.991 305.300 7.830 316.300 6.937 326.000 7.378 336.500 7.572 346.600 7.708 356.300 7.984 366.900 8.204 377.400 8.630 385.800 10.030 396.300
Eta (Pas) 0.039 0.025 0.026 0.026 0.026 0.022 0.026 0.022 0.024 0.023 0.027 0.023 0.022 0.022 0.019 0.030 0.022 0.026 0.023 0.021 0.021 0.022 0.022 0.021 0.024 0.023 0.025 0.028 0.021 0.024 0.020 0.025 0.021 0.022 0.022 0.022 0.022 0.022 0.022 0.025
y = 0.9610x - 1.5495 R² = 0.9720
0.600 0.400 0.200 0.000 0.000
1.000
2.000
3.000
Log Shear Rate (1/s)
130
Lampiran 22. Data analisis reologi CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran (T=55 oC) (lanjutan)
Suhu (oC) 20 25 30 35 40
2
Indeks tingkah laku aliran (n) dan indeks konsistensi aliran (K) Persamaan RataRataRegresi Nilai n Nilai K Power Law rata n rata K 0.025 y = 0.970x - 1.594 95.82% 0.970 0.966 0.026 96.75% 0.961 0.027 y = 0.961x - 1.568 0.023 y = 0.993x - 1.645 97.74% 0.993 0.968 0.027 0.031 y = 0.942x - 1.508 95.82% 0.942 0.027 y = 0.961x - 1.572 96.44% 0.961 0.963 0.027 0.027 y = 0.965x - 1.574 97.26% 0.965
1
y = 0.952x - 1.525
97.62%
0.952
0.030
2
y = 0.961x - 1.567
97.11%
0.961
0.027
1
y = 0.974x - 1.589
96.50%
0.974
0.026
y = 0.961x - 1.550
97.20%
0.961
0.028
U 1 2 1 2 1
2
SD n
SD K
0.006
0.001
0.036
0.006
0.003
0.000
0.957
0.029
0.006
0.002
0.968
0.027
0.009
0.001
131
Lampiran 22. Data analisis reologi CPO setelah pemanasan sebelum pengaliran (T=55 oC) (lanjutan) ANOVA Indeks_Tingkah_Laku Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.000
4
.000
.001
5
.000
Total
.002
9
F
Sig. .142
.959
ANOVA Indeks_Konsistensi Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.000
4
.000
.000
5
.000
Total
.000
9
Indeks_Tingkah_Laku
35 celcius 30 celcius 20 celcius 25 celcius 40 celcius Sig.
Sig. .198
.929
Indeks_Konsistensi
Duncan CPO_sebelum _pengaliran
F
Duncan Subset for alpha = 0.05 N
1 2 2 2 2 2
.95650 .96300 .96550 .96750 .96750 .556
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
CPO_sebelum _pengaliran 20 celcius 25 celcius 30 celcius 40 celcius 35 celcius Sig.
Subset for alpha = 0.05 N
1 2 2 2 2 2
.02600 .02700 .02700 .02700 .02850 .429
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
132
Lampiran 23. Data profil suhu dan viskositas CPO selama pengaliran A. Pengaliran kondisi isotermal pada suhu 48 oC Waktu (menit) 0 4 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170
Suhu (oC) 56.9 50.6 47.4 47.8 47.9 48.1 48.1 48.3 48.2 48.4 48.6 48.4 48.3 48.3 48.1 48.1 48.2 48.2 48.2
Viskositas (Pa.s) 0.023 0.031 0.035 0.036 0.034 0.034 0.033 0.033 0.034 0.033 0.034 0.032 0.033 0.034 0.034 0.034 0.034 0.033 0.034
Waktu (menit) 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 300 310 320 330 340 350 360
Suhu (oC) 48.0 48.1 48.1 48.1 48.3 48.1 48.1 47.9 47.8 47.8 47.6 47.8 47.4 48.2 48.1 47.9 47.9 47.8 47.8
Viskositas (Pa.s) 0.035 0.034 0.034 0.033 0.033 0.034 0.034 0.034 0.033 0.034 0.033 0.034 0.034 0.034 0.034 0.034 0.034 0.034 0.034
B. Pengaliran kondisi isotermal pada suhu 35 oC Waktu (menit) 0 10 20 22 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150
Suhu (oC) 55.1 53.8 49.8 49.2 47.0 46.2 43.3 41.5 41.0 40.4 39.4 38.1 36.8 35.6 37.0 36.9 35.8
Viskositas (Pa.s) 0.029 0.029 0.030 0.031 0.033 0.033 0.036 0.040 0.041 0.041 0.045 0.070 0.078 0.084 0.154 0.424 0.770
133
Lampiran 24. Data analisis mutu CPO selama pengaliran A. Asam lemak bebas Waktu (jam)
Berat sampel (g) 5.0073 5.0134 5.1041 5.0516 5.0660 5.1005 5.0210 5.0351 5.0045 5.0777 5.0131 5.1021 5.0420 5.0513 5.0687 5.0126 5.0077 5.0298 5.2084 5.1294 5.0031 5.0259 5.0905 5.0155
Normalitas NaOH (N) 0.0918 0.0918 0.0918 0.0918 0.0918 0.0918 0.0918 0.0918 0.0918 0.0918 0.0918 0.0918 0.0918 0.0918 0.0918 0.0918 0.0918 0.0927 0.0927 0.0927 0.0918 0.0918 0.0918 0.0918
Berat sampel (g) 0.1033 0.1045 0.1094 0.1036 0.1120 0.1090 0.1035 0.1088 0.1106 0.1182 0.1035 0.1046
Absorbansi 1 2 0.673 0.673 0.678 0.680 0.682 0.680 0.646 0.640 0.677 0.676 0.670 0.665 0.625 0.618 0.650 0.650 0.652 0.650 0.693 0.696 0.598 0.590 0.598 0.593
Ulangan 1
0 2 1 2 2 1 3 2 1 4 2 1 5 2 1 6 2
Volume NaOH (ml) 8.75 8.80 8.95 9.00 9.40 9.50 9.70 9.50 9.80 10.00 10.00 10.10 10.5 10.40 10.40 10.35 10.75 11.15 11.40 11.35 11.1 11.15 11.30 11.05
ALB (%) 4.11 4.13 4.12 4.19 4.36 4.38 4.54 4.43 4.60 4.63 4.69 4.65 4.89 4.84 4.82 4.85 5.04 5.26 5.19 5.25 5.21 5.21 5.22 5.18
X
Ratarata
SD
4.13
0.03
4.43
0.08
4.64
0.04
4.85
0.02
5.07
0.03
5.21
0.01
Ratarata
SD
622.98
1.18
595.15
1.24
582.35
5.67
573.50
2.07
563.09
0.71
547.32
3.12
4.12 4.15 4.37 4.49 4.62 4.67 4.87 4.84 5.05 5.22 5.21 5.20
B. Kadar karotenoid Waktu (jam) 0 2 3 4 5 6
Ulangan 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Karoten (ppm) 1 2 623.81 623.81 621.23 623.06 596.91 595.16 597.05 591.51 578.77 577.92 588.56 584.16 578.20 571.72 572.04 572.04 564.46 562.73 561.38 563.81 553.22 545.82 547.40 542.83
X 623.81 622.15 596.03 594.28 578.35 586.36 574.96 572.04 563.59 562.59 549.52 545.12
134
Lampiran 24. Data analisis mutu CPO selama pengaliran (lanjutan) C. Bilangan Iod Waktu (jam)
U 1
0 2 1 2 2 1 3 2 1 4 2 1 5 2 1 6 2
Berat sampel (g) 0.5013 0.5124 0.5242 0.5118 0.5135 0.5040 0.5025 0.5113 0.5288 0.5319 0.5241 0.5198 0.5077 0.5010 0.5006 0.5298 0.5208 0.5190 0.5106 0.5112 0.5222 0.5293 0.5177 0.5208
Normalitas Na2S2O3 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987 0.0987
V Blanko (ml) 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60 47.60
V Sampel (ml) 26.60 26.20 25.70 26.10 26.15 26.50 26.55 26.20 25.50 25.40 25.60 25.85 26.40 26.60 26.70 25.35 25.80 25.90 26.15 26.30 25.75 25.40 26.00 25.80
Bil. Iod 52.47 52.31 52.33 52.62 52.32 52.44 52.47 52.42 52.35 52.28 52.58 52.41 52.30 52.50 52.29 52.60 52.43 52.37 52.62 52.19 52.41 52.53 52.26 52.43
X
Rata Rata
SD
52.43
0.06
52.41
0.05
52.40
0.13
52.42
0.03
52.40
0.00
52.41
0.09
52.39 52.47 52.38 52.45 52.31 52.49 52.40 52.45 52.40 52.40 52.47 52.34
E. DOBI selama pengaliran Waktu (jam) 0 2 3 4 5 6
Ulangan 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Absorbansi blanko 0.251 0.238 0.277 0.278 0.273 0.283 0.271 0.271 0.238 0.234 0.236 0.233
Absorbansi sampel 0.092 0.085 0.108 0.108 0.109 0.112 0.112 0.109 0.101 0.097 0.100 0.102
DOBI 2.73 2.80 2.56 2.57 2.50 2.53 2.42 2.49 2.36 2.41 2.36 2.28
Rata-rata
SD
2.76
0.05
2.57
0.01
2.52
0.02
2.45
0.05
2.38
0.04
2.32
0.05
135
Lampiran 24. Data analisis mutu CPO selama pengaliran (lanjutan) Asam Lemak Bebas ANOVA ALB Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
1.616
5
.323
.010
6
.002
Total
1.626
11
F
Sig.
190.078
.000
ALB Duncan Subset for alpha = 0.05 Lama_Pengaliran
N
1
0 jam
2
2 jam
2
3 jam
2
4 jam
2
5 jam
2
6 jam
2
2
3
4
5
6
4.1350 4.4300 4.6450 4.8550 5.0700 5.2050
Sig.
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Bilangan Iod ANOVA Bilangan_Iod Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
.002
5
.000
.032
6
.005
Total
.033
11
F
Sig. .064
.996
Bilangan_Iod Duncan Subset for alpha = 0.05 Lama_Pengaliran 5 jam 3 jam 6 jam 2 jam 4 jam 0 jam Sig.
N
1 2 2 2 2 2 2
52.4000 52.4000 52.4050 52.4150 52.4250 52.4300 .701
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
136
Lampiran 24. Data analisis mutu CPO selama pengaliran (lanjutan) Kadar Karotenoid ANOVA Karotenoid Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
6950.909
5
1390.182
49.432
6
8.239
Total
7000.341
11
F
Sig.
168.738
.000
Karotenoid Duncan Subset for alpha = 0.05 Lama_Pengaliran
N
6 jam 5 jam 4 jam 3 jam 2 jam 0 jam Sig.
1 2 2 2 2 2 2
2
3
4
5
6
547.32 563.09 573.50 582.36 595.16 1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
F 29.804
Sig.
622.98 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
DOBI ANOVA DOBI Between Groups Within Groups
Sum of Squares .245
Total
df 5
Mean Square .049
.010
6
.002
.254
11
.000
DOBI Duncan Subset for alpha = 0.05 Lama_Pengaliran
N
1
2
6 jam
2
2.3200
5 jam
2
2.3850
4 jam
2
3 jam
2
2 jam
2
0 jam
2
Sig.
3
4
5
2.3850 2.4550
2.4550 2.5150
2.5150 2.5650 2.7650
.160
.135
.189
.263
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
137