Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
KAJIAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP SISTEM PENJUALAN PADA PT. GIA CABANG SURABAYA ARUM JELLYNA
[email protected]
Nur Fadjrih Asyik Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to find out and to get a clear description about the application of internal control over ticket sales system which is applied by PT. Garuda Indonesia Airlines (Persero), tbk Surabaya branch and to seek out whether the internal control over ticket sales system which has been applied has been quite effective for the company. A qualitative research is used in this research and the primary data and secondary date are the type of data that is used in this kind of research. The unit of study inthis research of focused on the internal control system of sales system procedures i.e. the internal control of accounting and administrative control. The data collection techniques that are used in this research are the interview and documentation. The data analysis techniques that are used in this research are as follow: making field notes which are used as sources of data, collecting data and clarifying the data that is obtained from the field, as well as making research conclusions. The result that is obtained from this research indicate that the internal control of accounting information system of airlines ticket sales which is applied by PT. Garuda Indonesia (Persero), tbk Surabaya branch has been running adequately and affectively. The system accounting information on ticket sales at PT. Garuda Indonesia Airlines (Persero), tbk Surabaya branch has a competent human resources (HR) in carrying out the functions of duties and responsibilities that he received, the separation of the functions of a more specific task at PT. Garuda Indonesia Airlines (Persero), tbk Surabaya branch and no doubling on one person’s job function, any transactions that occur in PT. Garuda Indonesia Airlines (Persero), tbk Surabaya branch are recorded in the accounting record through certain record keeping procedures and obtain authorization from the appropriate authorities, any documents and form of transactions are numbered print series, PT. Garuda Indonesia Airlines (Persero), tbk Surabaya branch applies examination toward system and procedures through the company’s internal audit. Keywords: evaluation, internal control, accounting information system, sales system, and effectiveness ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai aplikasi pengendalian intern atas system penjualan tiket yang diterapkan oleh PT. Garuda Indonesia (Persero) cabang Surabaya dan untuk mengetahui apakah pengendalian intern atas system penjualan tiket yang telah diterapkan sudah cukup efektif bagi perusahaan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian intern atas sistem informasi akuntansi penjualan tiket penerbangan yang diterapkan padaPT. Garuda Indonesia (Persero) Branch Office Surabaya sudah berjalan secara memadai dan efektif. Sistem Informasi Akuntansi atas system penjualan tiket pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Branch Office Surabaya memiliki sistem dan prosedur yang terstruktur, PT. Garuda Indonesia (Persero) Branch Office Surabaya memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dalam melaksanakan fungsi tugas dan tanggungjawab yang diterimanya, adanya pemisahan fungsi-fungsi tugas yang lebih spesifik pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Branch Office Surabaya dan tidak ada perangkapan fungsi tugas pada satu orang, setiap transaksi yang terjadi pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Branch Office Surabaya dicatat dalam catatan akuntansi melalui prosedur pencatatan tertentu, dan mendapatkan otorisasi dari pihak yang berwenang, setiap dokumen dan formulir transaksi bernomor cetak urut, PT. Garuda Indonesia (Persero) Branch Office
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
2
Surabaya melakukan pengawasan, pengamanan, dan penyimpanan terhadap dokumen perusahaan, dan PT. Garuda Indonesia (Persero) Branch Office Surabaya menerapkan pemeriksaan terhadap prosedur dan system melalui internal audit perusahaan. Kata kunci: evaluasi, pengendalian intern, sistem informasi akuntansi, sistem penjualan, dan efektivitas.
PENDAHULUAN Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan penerbangan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat. Dalam kondisi persaingan yang ketat dan semakin pesatnya bisnis internasional, transportasi menjadi suatu sektor yang sangat penting. Peranan pesawat terbang sebagai sarana transportasi menjadi semakin penting bagi dunia, yang secara langsung mendukung pariwisata dan bisnis internasional. PT. Garuda Indonesia Airlines adalah salah satu perusahaan penerbangan yang berkomitmen untuk mempertahankan kualitas pelayanan kepada konsumen dan pelanggannya, dengan tujuan tetap terjalinnya hubungan baik di masa depan serta loyalitas pelanggan dapat dipertahankan. Hal ini dapat dilihat dari ketatnya persaingan kualitas, harga, dan promosi di antara sekian banyaknya perusahaan penerbangan dari penjualan tiket yang dilakukan. Adanya tingkat kompetisi yang semakin tinggi dan ketat ini, maka akan mendorong setiap perusahaan untuk mempersiapkan informasi yang tepat dan berguna bagi setiap pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Sistem Informasi akuntansi atau accounting information system adalah penting sekali bagi manajemen untuk mencapai nilai efektifitas dan nilai efisiensi. Romney dan Steinbart (2008:6) mengemukakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data menjadi informasi untuk pengambilan keputusan. Dewasa ini dalam suatu sistem sudah semakin banyak dipergunakan piranti atau mesin-mesin yang diciptakan untuk mengganti tenaga manusia pada pekerjaan yang rutin dan tugas-tugas yang berulang-ulang. Salah satu sistem untuk mempersiapkan informasi bagi seluruh pihak yang berkepentingan adalah dengan adanya penerapan sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan. Dalam penerapan ini diperlukan analisis sistem informasi akuntansi yang dapat membantu manajemen dalam mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, dan menganalisis data masukan (input) menjadi keluaran (output) yang berupa informasi keuangan yang relevan dan mengkomunikasikan informasi keuangan tersebut kepada pihak internal dan pihak eksternal perusahaan yang membutuhkan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Manajemen perusahaan didalam melaksanakan kegiatan operasionalnya harus memiliki sistem dan prosedur operasional yang tepat dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaannya. Untuk mencapai tujuan perusahaan, maka perlu adanya suatu sistem pengendalian internal yang memadai. Pengendalian yang memadai ini berfungsi sebagai prosedur dan pengawasan internal bagi perusahaan sehingga dapat tercipta efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan. Mulyadi (2008:163) mengemukakan bahwa sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Penjualan merupakan salah satu kegiatan yang terpenting bagi perusahaan, karena dari penjualan ini dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Pengelolaan aktivitas penjualan yang baik dapat mempengaruhi tingkat laba perusahaan yang dapat berimplikasi pada efektifitas penjualan dan dapat meminimalisir kerugian bagi perusahaan. Mengingat sangat pentingnya penjualan bagi perusahaan, maka manajer sebagai pembuat keputusan harus
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
3
dapat mengawasi kegiatan penjualan tersebut agar kegiatan penjualan dapat berjalan optimal dan dapat meminimalisir tindakan penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (a) bagaimana penerapan pengendalian intern atas sistem penjualan tiket pada PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya?; dan (b) apakah pengendalian intern atas sistem penjualan tiket pada PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya sudah bejalan secara efektif? Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: (a) untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai aplikasi pengendalian intern atas sistem penjualan tiket yang diterapkan oleh PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya; dan (b) untuk mengetahui apakah pengendalian intern atas sistem penjualan tiket yang telah diterapkan sudah cukup efektif bagi perusahaan. Manfaat pada penelitian ini adalah: (a) kontribusi praktis, mengetahui penerapan pengendalian intern atas sistem penjualan dan sebagai bahan pertimbangan mengenai sistem penjualan untuk menentukan langkah-langkah kebijaksanaan dimasa mendatang; (b) kontribusi teoretis, meliputi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi yang memberikan gambaran bagi masyarakat umum dan akademisi khususnya sesama mahasiswa mengenai pengendalian intern atas sistem penjualan dan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian sejenis yang lebih lanjut, selain itu sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi kemajuan studi maupun bagi perkembangan ekonomi dan menambah dan memperdalam pengetahuan dan wawasan mengenai sistem pengendalian intern dan sistem penjualan secara teori dan diharapkan mampu menerapkan teori-teori yang diperoleh selama proses pembelajaran secara formal maupun informal dengan kenyataan yang ada, sehingga akan menambah pengetahuan teoritis dan praktis secara terpadu. Hasil penelitian ini untuk wawasan ilmu pengetahuan agar nantinya apabila penulis terjun ditengah-tengah masyarakat ilmu ini bermanfaat dan dapat diterapkan. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Penjualan Pengertian Penjualan. Kotler (2006:457) mengemukakan bahwa penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan. Swastha (2009:8) mengemukakan bahwa pengertian penjualan cukup luas. Beberapa ahli menyebutnya sebagai ilmu dan beberapa ahli yang lain menyebutnya sebagai seni. Pada pokoknya, istilah menjual dapat diartikan sebagai berikut: menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang/jasa yang ditawarkannya. Westwood (2011:4) mengemukakan bahwa penjualan adalah konsep lugas yang diantaranya berupa usaha membujuk pelanggan untuk membeli sebuah produk. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu simpulan bahwa penjualan merupakan suatu aktivitas bisnis yang menyebabkan terjadinya pemindahan hak dan kewajiban atas suatu barang dan jasa dari pihak penjual kepada pihak penbeli yang disertai dengan imbalan. Tujuan Penjualan. Swastha (2009:80) mengemukakan bahwa tujuan penjualan bagi perusahaan adalah: (a) mencapai volume penjualan tertentu; (b) mencapai laba tertentu; dan (c) menunjang pertumbuhan perusahaan. Prosedur Penjualan Pengertian Prosedur. Dalam melakukan aktivitas penjualan diperlukan suatu prosedur penjualan. Dengan adanya prosedur penjualan maka kegiatan dalam penjualan dapat
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
4
dilaksanakan berdasarkan urutan yang telah ditentukan sehingga kegiatan penjualan akan berjalan dengan lancar dan teratur. Mulyadi (2009:5) mengemukakan bahwa prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Baridwan (2009:30) mengemukakan bahwa prosedur merupakan suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (Clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sedang terjadi. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu simpulan bahwa prosedur merupakan suatu urutan yang tersusun yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian departemen atau lebih, serta disusun untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Jenis Prosedur. Mulyadi (2008:469) mengemukakan bahwa prosedur penjualan tunai dan prosedur penjualan kredit adalah sebagai berikut: (a) prosedur penjualan tunai dapat berupa prosedur order penjualan. Fungsi penjualan menerima pesanan dari pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yang akan disertakan kepada pembeli; prosedur penerimaan kas. Fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap ”lunas” pada faktur penjualan tunai) kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman; prosedur penyerahan barang. Fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli; prosedur pencatatan penjualan tunai. Fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. Di samping itu fungsi akuntansi juga mencatat berkurangnya persediaan barang yang dijual dalam kartu persediaan; prosedur penyerahan kas ke Bank. Fungsi kas menyetorkan kas yang diterima dari penjualan tunai ke Bank dalam jumlah penuh. Sistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan penyetoran dengan segera ke Bank, semua kas yang diterima pada suatu hari; prosedur pencatatan penerimaan kas. Fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas berdasarkan bukti setor Bank melalui fungsi kas; dan prosedur pencatatan harga pokok penjualan. Fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaaan. Berdasarkan rekapitulasi harga pokok penjualan ini, fungsi akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen sumber untuk pencatatan harga pokok penjualan ke dalam jurnal umum; dan (b) prosedur penjualan predit dapat berupa prosedur order penjualan. Fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat faktur penjualan kartu kredit dan mengirimkannya kepada beberapa fungsi yang lain untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order dari pembeli; prosedur pengiriman barang. Fungsi gudang menyiapkan barang yang diperlukan oleh pembeli dari fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam faktur penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi gudang. Pada saat penyerahan barang, fungsi pengiriman meminta tanda tangan penerimaan barang dari pemegang kartu kredit di atas faktur penjualan kartu kredit; prosedur pencatatan piutang. Fungsi akuntansi mencatat tembusan penjualan kartu kredit ke dalam kartu piutang; prosedur penagihan. Fungsi penagihan menerima faktur penjualan kartu kredit dan mengarsipkannya menurut abjad. Secara periodik, fungsi penagihan membuat surat tagihan dan mengirimkannya kepada pemegang kartu kredit perusahaan, dilampiri dengan faktur penjualan kartu kredit; dan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
5
prosedur pencatatan penjualan. Fungsi akuntansi mencatat transaksi penjualan kartu kredit ke dalam jurnal penjualan. Fungsi yang Terkait pada Prosedur Penjualan. Mulyadi (2001:62) mengemukakan bahwa fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan adalah: (a) fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggungjawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas; (b) fungsi kas. Fungsi ini bertanggungjawab sebagai penerima kas dari pembeli; (c) fungsi gudang. Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman; (d) fungsi pengiriman. Fungsi ini bertanggungjawab untuk membungkus dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli; dan (e) fungsi akuntansi. Fungsi ini bertanggungjawab sebagai pencatat transaksi penjualan, penerimaan kas, dan pembuat laporan penjualan. Dokumen Penjualan. Dokumen yang digunakan dalam penjualan tunai terdiri dari: (a) faktur penjualan; (b) pita register kas; (c) bukti setor Bank; (d) rekapitulasi harga pokok penjualan; dan (e) bukti memorial. Dokumen yang digunakan dalam penjualan kredit terdiri dari: (a) surat order pengiriman dan tembusannya; (b) faktur dan tembusannya; (c) rekapitulasi harga pokok penjualan; dan (d) bukti memorial. Catatan Akuntansi Penjualan. Catatan akuntansi yang digunakan dalam penjualan tunai adalah sebagai berikut: (a) jurnal penjualan; (b) jurnal umum; (c) buku pembantu piutang; (d) buku pembantu persediaan; dan (e) buku besar. Catatan akuntansi yang digunakan dalam penjualan kredit adalah sebagai berikut: (a) jurnal penjualan; (b) jurnal penerimaan kas; (c) jurnal umum; (d) kartu persediaan; dan (e) kartu gudang. Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem. Mulyadi (2008:2) mengemukakan bahwa sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. O’Brien (2008:24) mengemukakan bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta output dalam proses transformasi yang teratur. Susanto (2008:22) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan atau group dari sub sistem/bagian komponen apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian Informasi. Romney dan Steinbart (2008:5) mengemukakan bahwa informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti. Pengertian Akuntansi. Harahap (2009:2) mengemukakan bahwa akuntansi merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu. Sistem Informasi. Laudon (2008:8) mengemukakan bahwa sistem informasi diartikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan dalam mengumpulkan atau menerima proses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengaturan dalam suatu organisasi. Tujuan Sistem Informasi. Hall (2007:21) mengemukakan bahwa tujuan-tujuan sistem informasi adalah sebagai berikut: (a) mendukung fungsi penyediaan pihak manajemen. Administrasi mengacu pada tanggung jawab pihak manajemen untuk mengelola dengan baik sumber daya perusahaan. Sistem informasi menyediakan informasi mengenai penggunaan sumber daya kepada para pengguna eksternal melalui laporan keuangan tradisional serta dari berbagai laporan lain yang diwajibkan. Secara internal, pihak
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
6
manajemen menerima informasi pelayanan dari berbagai laporan pertanggungjawaban; (b) mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen. Sistem informasi memberikan informasi kepada pihak manajemen mengenai informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab pengambilan keputusan tersebut; dan (c) mendukung operasional harian perusahaan. Sistem informasi menyediakan informasi bagi para personel operasional untuk membantu mereka melaksanakan pekerjaan hariannya dengan cara efisien dan efektif. Sistem Informasi Akuntansi. Krismiadji (2005:4) mengemukakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. Jogiyanto (2005:17) mengemukakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah kumpulan kegiatan-kegiatan dari organisasi yang bertanggungjawab untuk menyediakan informasi keuangan dan informasi yang didapat dari transaksi data untuk tujuan pelaporan internal kepada manajer untuk digunakan dalam pengendalian dan perencanaan sekarang dan operasi masa depan serta pelaporan eksternal kepada pemegang saham, pemerintah, dan pihak-pihak luar lainnya. Romney dan Steinbart (2008:6) mengemukakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data menjadi informasi untuk pengambilan keputusan. Komponen Sistem Informasi Akuntansi. Romney dan Steinbart (2004:3) mengemukakan bahwa ada lima komponen sistem informasi akuntansi, yaitu: (a) orangorang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi; (b) prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi; (c) data tentang proses-proses bisnis organisasi; dan (d) software yang dipakai untuk memproses data organisasi. Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Jones dan Rama (2008:14) mengemukakan bahwa kegunaan sistem informasi akuntansi, yaitu: (a) menghasilkan laporan eksternal. Menghasilkan laporan khusus untuk memuaskan kebutuhan informasi dari investor, kreditur, pengumpul pajak, agensi, regulator, dll. Laporannya berisi laporan keuangan, pengembalian pajak, dan laporan yang dibutuhkan oleh petugas Bank; (b) mendukung kegiatan rutin. Manajer membutuhkan sistem informasi keuangan untuk menangani pemesanan pelanggan, menyampaikan barang, pelayanan, penagihan pelanggan, dan mengumpulkan kas; (c) mendukung pengambilan keputusan. Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung keputusan non rutin untuk semua level dari organisasi seperti merencanakan produk baru, menentukan produk apa yang disimpan dalam cadangan, dan memasarkan produk kepada customer; dan (d) perencanaan dan pengendalian. Sistem informasi dibutuhkan untuk perencanaan dan aktifitas pengendalian. Informasi berpusat pada anggaran belanja dan biaya standar yang disimpan dalam sistem informasi untuk mengetahui barang-barang yang dibeli dan dijual yang dikumpulkan dalam jumlah yang sangat besar dengan biaya yang rendah dengan memperbolehkan pengguna untuk merencanakan dan mengendalikan detail level. Pengendalian Intern Pengertian Pengendalian Intern. Susanto (2008:88) mengemukakan bahwa pengendalian (control) meliputi semua metode, kebijakan, dan prosedur organisasi yang menjamin keamanan harta kekayaan perusahaan, akurasi, dan kelayakan data manajemen serta standar operasi manajemen lainnya. Mulyadi (2008:163) mengemukakan bahwa sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
7
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Tujuan Pengendalian Intern. Gondodiyoto (2007:259) mengemukakan bahwa tujuan utama dari pengendalian intern adalah sebagai berikut: (a) memperkecil kesalahankesalahan dalam penyajian data akuntansi sehingga akan menghasilkan laporan yang benar; (b) melindungi dan membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan penggelpanpenggelapan; (c) kegiatan organisasi akan dapat dijalankan dengan efisien; dan (d) mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan. Mulyadi (2008:181) mengemukakan bahwa tujuan pengendalian intern adalah sebagai berikut: (a) keandalan informasi keuangan; (b) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan (c) efektifitas dan efisiensi operasi. Model Pengendalian Intern. Hall (2007:182-184) mengemukakan bahwa pengendalian internal terdiri atas tiga tingkat antara lain: (a) pengendalian pencegahan (Preventive Control). Pencegahan adalah pertahanan pertama dalam struktur pengendalian. Pengendalian pencegahan adalah teknik pasif yang didesain untuk mengurangi frekuensi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan, pengendalian pencegahan menegakkan kesesuaian antara tindakan yang seharusnya dengan yang diinginkan, sehingga mencegah peristiwa yang menyimpang; (b) pengendalian pemeriksaan (Detective Control). Pengendalian pemeriksaan membentuk lini pertahanan yang kedua. Berbagai alat, teknik, dan prosedur yang didesain untuk mengidentifikasi berbagai peristiwa yang tidak diinginkan dan yang lepas dari pengendalian pencegahan. Pengendalian ini mengungkapkan berbagai jenis kesalahan tertentu melalui perbandingan kejadian sesungguhnya dengan standar yang ditetapkan.; dan (c) pengendalian Perbaikan (Corrective Control). Pengendalian perbaikan adalah tindakan yang diambil untuk membalik berbagai pengaruh kesalahan yang terdeteksi dalam tahap sebelumnya. Terdapat perbedaan yang penting antara pengendalian pemeriksaan dengan pengendalian perbaikan. Pengendalian pemeriksaan mengidentifikasi berbagai peristiwa yang tidak diinginkan dan menarik perhatian atas masalah tersebut, pengendalian perbaikan akan memperbaiki masalah tersebut. Jenis Pengendalian Intern. Mulyadi (2008:164) mengemukakan bahwa menurut tujuannya, sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: (a) pengendalian internal akuntansi (Internal Accounting Control). Meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya; dan (b) pengendalian internal administratif (Internal Administrative Control). Meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Komponen Pengendalian Intern. COSO (dalam Susanto, 2008:96) mengemukakan bahwa pengendalian intern memiliki lima komponen, antara lain: (a) lingkungan pengendalian (Control Environment). Pembentukan suasana organisasi serta memberikan kesadaran tentang perlunya pengendalian bagi suatu organisasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan pengendalian, yaitu: (a) integritas dan nilai etika; (b) komitmen terhadap kompetensi; (c) partisipasi dewan direksi dan tim auditor; (d) filosofi dan gaya manajemen; (e) struktur organisasi; (f) pemberian wewenang dan tanggung jawab; dan kebijakan mengenai sumber daya manusia dan penerapannya; (b) penilaian resiko. Penilaian risiko merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dalam mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang menghambat perusahaan dalam mencapai tujuannya.; (c) pengendalian aktivitas. Pengendalian aktivitas adalah kebijakan dan prosedur yang dimiliki
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
8
manajemen untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa manajemen telah dijalankan sebagaimana seharusnya; (d) informasi dan komunikasi. Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar perusahaan; dan (e) monitoring. Monitoring (pengawasan) merupakan proses penilaian terhadap kualitas kinerja sistem pengendalian. Unsur Pengendalian Intern. Mulyadi (2008:386) mengemukakan bahwa unsur pokok sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut: (a) struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Untuk melaksanakan kegiatan pokok tersebut dibentuk departemen yang kemudian dibagi-bagi lebih lanjut menjadi unit-unit organisasi yang lebih kecil untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan; (b) sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Setiap transaksi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi, karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi; (c) praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan pembagian wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Cara tersebut adalah sebagai berikut: (a) penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh pihak yang berwenang; (b) pemeriksaan mendadak; (c) setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain; (d) perputaran jabatan (Job Rotation); (e) keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak; (f) secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya; dan (g) pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang baik. ; dan (d) karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Unsur mutu karyawan merupakan unsur yang paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Keterbatasan Pengendalian Intern. Susanto (2008:110) mengemukakan bahwa keterbatasan pengendalian intern antara lain: (a) kesalahan (error). Kesalahan muncul ketika karyawan melakukan pertimbangan yang salah atau perhatiannya selama bekerja terpecah; (b) kolusi (collusion). Kolusi terjadi ketika dua atau lebih karyawan berkonspirasi untuk melakukan pencurian (korupsi) ditempat mereka bekerja; (c) penyimpangan manajemen. Penyimpangan manajemen terjadi karena manajer suatu organisasi memiliki lebih banyak otoritas dibandingkan karyawan biasa, proses pengendalian efektif pada tingkat manajemen bawah dan tidak efektif pada tingkat atas; dan (d) manfaat dan biaya. Biaya pengendalian intern tidak memiliki manfaat yang dihasilkan. Pengendalian yang masuk akal adalah pengendalian yang memberikan manfaat lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkannya untuk melakukan pengendalian tersebut. Ciri-ciri Pengendalian Internal yang Efektif. Akmal (2007:25) mengemukakan bahwa ciri-ciri pengendalian internal yang efektif, yaitu: (a) tujuannya jelas; (b) dibangun untuk tanggung jawab bersama; (c) biaya yang dikeluarkan dapat mencapai tujuan; (d) didokumentasikan; (e) dapat diuji dan di review; dan (f) dapat dikelola.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
9
Sistem Pengendalian Intern Penjualan Pengertian Sistem Pengendalian Intern Penjualan. Sistem pengendalian internal penjualan yang digunakan oleh perusahaan dalam bidang penjualan dengan tujuan mencapai nilai efektifitas dan efisiensi penjualan berdasarkan prosedur yang berlaku. Tujuan Sistem Pengendalian Intern Penjualan. Arens dan Locebecke (dalam Yusuf, 2008:366) mengemukakan bahwa tujuan dari penerapan pengendalian intern penjualan adalah sebagai berikut: (a) penjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman aktual kepada pelanggan non fiktif (keabsahan); (b) transaksi penjualan yang ada telah dicatat (kelengkapan); (c) penjualan yang dicatat adalah untuk jumlah barang yang dikirim, ditagih, dan dicatat dengan benar (penilaian); (d) transaksi penjualan yang diklasfikasikan dengan pantas (ketepatan); (e) transaksi penjualan yang dimasukkan dengan pantas dalam berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran); dan (f) dalam tujuan pengendalian di atas, maka dapat ditarik suatu simpulan bahwa aktifitas penjualan perlu dilindungi dari kemungkinan terjadinya penggelapan, pencurian, atau kesalahan pencatatan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Efektifitas Penjualan Efektifitas. Efektifitas berkaitan dengan tujuan perusahaan. Kegiatan suatu pusat pertanggungjawaban atau unit organisasi dapat dikatakan efektif apabila sejalan dan sinergi dengan kontribusi yang diberikan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Mardiasmo (2005:132) mengemukakan bahwa efektifitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian target kebijakan (hasil guna). Efektifitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (Spending Wisely). Efektifitas Penjualan. Tujuan umum perusahaan dalam kegiatan penjualan yang dapat dilihat dari tercapainya volume penjualan tertentu, tercapainya laba maksimal, dan mempertahankan atau bahkan meningkatkan volume penjualan. Agar penjualan dapat efektif, penjualan harus direncanakan dengan baik. Dalam menjalankan perencanaan penjualan yang baik, perlu diperhatikan adalah manajemen penjualannya. Swastha (2009:280) mengemukakan bahwa manajemen penjualan adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program-program tatap muka, termasuk pengalokasian, penarikan, pemilihan, pelatihan, dan pemotivasian yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem Pengendalian Intern dalam Hubungannya dengan Efektifitas Penjualan Susanto (2008:17) mengemukakan bahwa suatu perusahaan beroperasi dengan tujuan untuk mendapatkan laba. Banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian laba tersebut diantaranya efisiensi, efektifitas, pengendalian, dan risiko. Bagan Alir (Flowchart) Bagan alir menggunakan serangkaian simbol standar untuk menguraikan prosedur pengolahan transaksi yang digunakan oleh suatu perusahaan, sekaligus menguraikan aliran data dalam sebuah sistem. Krismiaji (2005:71) mengemukakan bahwa bagan alir (Flowchart) adalah merupakan teknik analitis yang digunakan untuk menjelaskan aspek-aspek secara jelas, tepat, dan logis. Rerangka Penelitian Penjualan merupakan salah satu kegiatan yang terpenting bagi perusahaan, karena dari penjualan ini perusahaan akan memperoleh laba yang dapat digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Pengelolaan aktivitas penjualan yang kurang baik secara
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
10
langsung akan mempengaruhi laba perusahaan yang dapat berimplikasi pada kurang optimalnya penjualan dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Mengingat sangat pentingnya penjualan bagi perusahaan, maka manajer sebagai pembuat keputusan harus dapat mengawasi kegiatan penjualan tersebut agar kegiatan penjualan dapat optimal dan tidak terjadi hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Manajer harus menciptakan dan memiliki sistem dan prosedur operasional yang tepat dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaannya. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka perlu adanya suatu sistem pengendalian internal yang memadai. Pengendalian yang memadai ini berfungsi sebagai prosedur dan pengawasan internal bagi perusahaan sehingga dapat tercipta efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, selain itu juga dapat berfungsi untuk mengamankan aset-aset perusahaan, serta dapat meminimalisir tindakan penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan. Dengan sistem pengendalian atas penjualan tersebut, kegiatan perusahaan dapat terkontrol dan dapat mencapai tingkat penjualan yang optimal. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Jenis Penelitian. Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2011:4) mengemukakan bahwa pengertian penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian. Obyek dalam penelitian ini adalah PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya yang bergerak pada bidang penerbangan yang berkantor di Jl. BasukiRahmat No.106-128 Hotel Bumi Surabaya. Teknik Pengumpulan Data Sumber Data. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sugiyono (2008:402) mengemukakan bahwa data primer adalah sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Istijanto (2008:2728) mengemukakan bahwa data sekunder adalah data yang dikumpulkan pihak lain, bukan oleh periset sendiri, untuk tujuan lain. Artinya, periset adalah “tangan kedua” yang sekedar mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut (yang kadang sudah berwujud informasi) ke pihak lain yang telah mengumpulkannya di lapangan. Data yang dibutuhkan berupa data yang berkaitan dengan sistem penjualan; dan data sekunder berupa gambaran umum perusahaan, bidang usaha, struktur organisasi, dan lain sebagainya. Teknik Pengumpulan Data. Metode-metode yang digunakan dalam mengumpulkan data antara lain: (a) survey pendahuluan dan (b) field research terdiri atas interview, Moleong (2010:186) mengemukakan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (Interviewee) yangmemberikan jawaban atas pertanyaan tersebut; dan dokumentasi, Arikunto (2006:132) mengemukakan bahwa teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Satuan Kajian Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan memfokuskan pada sistem pengendalian intern terhadap prosedur sistem penjualan yaitu: (a) pengendalian akuntansi merupakan pengendalian yang meliputi pengamanan terhadap kekayaan perusahaan; dan (b) pengendalian administrasi merupakan pengendalian yang meliputi peningkatan efisiensi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
11
usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan yang telah ditetapkan. Tujuan pengendalian administrasi diutamakan pada pencapaian tujuan operasional. Pengendalian intern yang diarahkan ke pencapaian tujuan administrasi mempunyai pengaruh langsung yang kecil terhadap ketelitian dan dipercayainya laporan keuangan. Teknik Analisa Data Seiddle (dalam Moleong, 2011:248) mengemukakan bahwa, analisis data kualitatif prosesnya adalah sebagai berikut: (a) membuat catatan lapangan yang digunakan sebagai sumber data; (b) mengumpulkan dan mengklasifikasi data yang diperoleh dari lapangan agar lebih mudah dipahami; dan (c) proses berfikir untuk menarik simpulan dari data yang diperoleh dari seluruh rangkaian penelitian agar data tersebut memiliki makna sebagai hasil temuan penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sistem Pengendalian Internal PT. Garuda Indonesia Airways Branch Office Surabaya Susanto (2008:88) mengemukakan bahwa pengendalian (control) meliputi semua metode, kebijakan, dan prosedur organisasi yang menjamin keamanan harta kekayaan perusahaan, akurasi, dan kelayakan data manajemen serta standar operasi manajemen lainnya. Sistem Pengendalian Internal atas sistem informasi akuntansi atas penjualan pada PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya adalah sebagai berikut: a. Sistem informasi akuntansi atas penjualan tiket pada PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya memiliki sistem dan prosedur yang terstruktur. Hal ini didasarkan dengan adanya Standar Operasional Perusahaan atas sistem penjualan tiket pada PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya. Dalam Standar Operasional Perusahaan tersebut, terdapat pembagian tugas dan wewenang yang jelas mengenai fungsi tugas setiap unit pekerjaan. b. PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang cakap, kompeten, dan dapat dipercaya dalam melaksanakan fungsi tugas dan tanggungjawab yang diterimanya. Hal ini didasarkan bahwa karyawan pada PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya memiliki kualifikasi yang baik berdasarkan tingkat pendidikan dan karyawan mendapatkan program pelatihan kerja dari perusahaan sehingga bisa dikatakan karyawan memiliki tingkat kompetensi yang baik dalam bekerja. Kriteria kompetensi yang dimiliki oleh karyawan PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya dapat ditunjukkan dengan kemampuan karyawan dalam melakukan fungsi tugas dan tanggungjawab yang diterimanya, baik berupa memiliki wawasan yang luas, bekerja dengan cepat, bekerja dengan teliti, keramahan, menjunjung nilai kesopanan dan etika dalam melayani para pelanggan, serta kesediaan memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi dengan baik. c. Adanya pemisahan fungsi-fungsi tugas dalam perusahaan. Adanya pemisahan fungsifungsi tugas yang lebih spesifik pada PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya dan tidak ada perangkapan fungsi tugas pada satu orang sehingga setiap fungsi tugas dapat berperan secara efektif dan efisien. Hal ini diperlukan untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja yang dapat mengakibatkan kerigian bagi perusahaan. d. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. Pada PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya, setiap transaksi mendapatkan otorisasi dari pihak yang berwenang. Tidak ada satu pun transaksi yang terjadi tidak diotorisasi oleh pihak yang memiliki wewenang itu. Otorisasi terjadinya transaksi dilakukan dengan membubuhkan tanda tangan oleh pihak
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
12
yang memiliki wewenang pada dokumen sumber atau pendukung. Setiap transaksi yang terjadi dicatat dalam catatan akuntansi melalui prosedur pencatatan tertentu, karena setiap transaksi terjadi dengan otorisasi dari yang berwenang dan dicatat melalui prosedur pencatatan tertentu, maka kekayaan perusahaan akan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian dan keandalannya. e. Setiap dokumen dan formulir transaksi bernomor cetak urut sehingga dapat berperan secara efektif. f. Adanya pengawasan dokumen. PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya melakukan pengawasan dokumen yang meliputi: urutan dan kelengkapan pertanggungjawaban, urutan dan kelengkapan tiket dan bukti pendukung lainnya, kebenaran pengisian tiket (Ticketing), dan kebenaran perkalian, penambahan dan pengurangan angka. Apabila dinyatakan benar dan valid, petugas membubuhkan paraf pada laporan yang diperiksa. g. Adanya pengamanan dokumen yang meliputi: dokumen yang dijual secara khusus, dokumen yang diterbangkan, dokumen yang direfund/ditukar, dan dokumen yang void/rusak. Terhadap dokumen-dokumen tersebut diberi tanda atau cap khusus yang menyatakan status coupon dokumen. Semua dokumen yang terjual hanya berlaku setelah ada cap ticketing PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya (Stamp Validator). h. Adanya penyimpanan dokumen. PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya melakukan penyimpanan terhadap dokumen dalam suatu ruang/tempat khusus untuk dokumen. Administrasi penyimpanan dokumen menggunakan kartu stock dokumen yang mencatat semua penerimaan, pengeluaran dan sisa persediaan setiap saat dari masing-masing dokumen, sesuai dengan bukti- bukti yang ada. Setiap akhir bulan dan pada saat tertentu yang dipandang perlu diadakan Stock Opname dokumen untuk pengecekan. i. Adanya pemeriksaan internal. Terdapat pengendalian intern pada PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap prosedur dan sistem yang telah diterapkan yang meliputi verifikasi atau pengecekan dokumen berharga penerbangan yang dilakukan oleh beberapa unit bagian yang terkait, seperti bagian penjualan, bagian akuntansi. Tujuannya adalah untuk menjaga mutu perusahaan agar tetap pada sistem mutu yang telah ditetapkan dan mencegah atau setidak-tidaknya memperkecil suatu kemungkinan dan menghindari dari segala bentuk kesalahan/penyelewengan yang terjadi sehingga dapat merugikan perusahaan. Pemeriksaan internal pada PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya dilakukan secara berkala guna menjaga kestabilan kinerja mutu setiap divisi. Auditor internal bertanggungjawab secara langsung pada pimpinan perusahaan dan dipantau sendiri kinerjanya oleh pimpinan perusahaan. Pada PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya, selain dilakukan audit internal secara rutin, pihak quality assurance (management representative) juga melakukan ghost shopping, yaitu memata-matai perusahaan sendiri dengan berpura-pura sebagai konsumen yang menggunakan jasa penerbangan PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya. Tujuan ghost shopping adalah untuk mengetahui secara langsung pekerjaan yang dilakukan oleh seluruh karyawan PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya tanpa didasari persiapan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan karena apabila melakukan audit seperti biasanya yaitu dengan membuat janji audit untuk menentukan waktu pelaksanaan audit dan mempersiapkan materi yang akan diaudit, biasanya hal ini kurang efektif karena orang yang akan diaudit atau dievaluasi sudah mempersiapkan hal-hal yang akan diaudit supaya orang tersebut mendapat nilai yang baik padahal belum tentu keseharian orang tersebut baik. Pelaksanaan audit internal ini diharapkan dapat menjaga kualitas
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
13
manajemen mutu perusahaan di semua tingkatan jabatan pada PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk sehingga PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk dapat menjadi perusahaan yang memiliki standard Sistem Manajemen Mutu yang baik dan dapat memiliki sertifikasi Sistem Manajemen Mutu/ISO. Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik suatu simpulan bahwa PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya memiliki pengendalian intern atas sistem penjualan yang memadai. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mulyadi (2008:386) yang mengemukakan bahwa unsur pokok sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut: adanya struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, adanya pembagian tanggung jawab fungsional yang terpisah dalam organisasi, setiap transaksi mendapatkan otorisasi dari pihak yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi, adanya praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi yang terdiri atas: penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh pihak yang berwenang, emeriksaan mendadak, setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain, secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya, pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang baik, dan karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya memiliki pengendalian intern atas sistem penjualan yang efisien dan efektif sehingga dapat mengoptimalkan nilai volume penjualan perusahaan yang dapat meningkatkan nilai laba perusahaan dan dapat meminimalisir dan mencegah segala bentuk kecurangan/penyelewengan dengan tujuan menyelamatkan aset perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gondodiyoto (2007:259) yang mengemukakan bahwa tujuan utama dari pengendalian intern adalah untuk memperkecil kesalahan-kesalahan dalam penyajian data akuntansi sehingga akan menghasilkan laporan yang benar, melindungi dan membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan penggelapan-penggelapan, kegiatan organisasi akan dapat dijalankan dengan efisien, dan mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan. Hal ini sependapat dengan pendapat Mulyadi (2008:181) yang mengemukakan bahwa tujuan pengendalian intern adalah keandalan informasi keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan efektifitas dan efisiensi operasi. SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: pengendalian intern atas sistem informasi akuntansi penjualan tiket penerbangan yang diterapkan pada PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya sudah berjalan secara memadai dan efektif. Hal ini didasarkan atas: (1) sistem informasi akuntansi atas penjualan tiket pada PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya memiliki sistem dan prosedur yang terstruktur; (2) PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dalam melaksanakan fungsi tugas dan tanggungjawab yang diterimanya; (3) adanya pemisahan fungsi-fungsi tugas yang lebih spesifik pada PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya dan tidak ada perangkapan fungsi tugas pada satu orang; (4) setiap transaksi yang terjadi pada PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya dicatat dalamcatatan akuntansi melalui prosedur pencatatan tertentu, dan mendapatkan otorisasi dari pihak yang berwenang; (5) setiap dokumen dan formulir transaksi bernomor cetak urut; (6) PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya melakukan pengawasan, pengamanan, dan penyimpanan terhadap dokumen perusahaan; dan (7) PT. Garuda Indonesia Airlines
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 4 (2013)
14
Cabang Surabaya menerapkan pemeriksaan terhadap prosedur dan sistem melalui internal audit perusahaan. Saran Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari penelitian maka saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut: (a) PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya diharapkan agar dapat mempertahankan pengendalian internal atas sistem informasi akuntansi penjualan yang telah diterapkan; (b) PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya diharapkan senantiasa dapat melakukan evaluasi, perbaikan, dan inovasi sistem pengendalian internal atas sistem informasi akuntansi penjualansehingga dapat mencapai nilai efektifitas dan efisiensi bagi perusahaan serta dapat meminimalisir penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan; dan (c) PT. Garuda Indonesia Airlines Cabang Surabaya diharapkan dapat meningkatkan kegiatan pengendalian internal secara tiba-tiba. Keterbatasan Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah bahwa pembahasan pada penelitian ini hanya meliputi pengendalian atas sistem penjualan. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat melakukan pembahasan penelitian yang lebih luas. DAFTAR PUSTAKA Akmal. 2007. Pemeriksaan Internal (Internal Audit). Cetakan ke-2. Jakarta: PT. Indeks. Gondodiyoto, S. 2007. Pengelolaan Fungsi Audit Sistem Informasi. Jakarta: Mitra Wacana Media. Hall, J. A. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat. Harahap, S. A. 2009. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Liberty. Kotler, P. 2006. Manajemen Pemasaran. Edisi 11. Jakarta: PT. Indeks.
Jogiyanto, H. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi. Krismiaji. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Dua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Loudon, K. C. dan Jane, P. L. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat. Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi. Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. . 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. . 2008. Auditing. Jakarta: Salemba Empat. . 2008. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Cetakan Keempat. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2009. Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Rama. D V & Jones, F. L. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Romney, M B., dan P. J. Steinbart. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. . 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Susanto, A. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya. Swastha, B. 2009. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
●●●