Kabid Perekonomian Bappeda DIY
Tahun Perencanaan 2015 : Tahun III Pencapaian RPJMD DIY 2012-2017 • • • •
Tahun 2015 merupakan tahun ketiga pelaksanaan RPJMD DIY 2012-2017. Diperlukan strategi akselerasi pencapaian sasaran indikator yang berkaitan dengan pembangunan perekonomian DIY Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam RPJMN 2015-2019 (pemerintahan baru hasil pemilu 2014) Tahun 2015 merupakan tahun dimulainya Pasar Bebas ASEAN (Masyarakat Ekonomi ASEAN) Kondisi perekonomian wilayah, nasional, & dunia diharapkan stabil pada tahun 2015 (harapan pasca ekonomi dunia mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 & 2014* (*prediksi world bank))
RPJPD 2005-2025
Lima Tahun Tahap I 2005 2006 2007 2008
RPJMD 2009-2013
Lima Tahun Tahap II
Lima Tahun Tahap III
Lima Tahun Tahap IV
2009
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
2009
2010 2011 2012 2013
RPJMD 2012-2017
SEMANGAT UU NO 13 TAHUN 2012 ttg KEISTIMEWAAN DIY
2013 2014 2015 2016 2017
Renaisans Yogyakarta MISI VISI
Membangun peradaban yang berbasis nilai-nilai kemanusiaan
Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru
Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik Memantapkan prasarana dan sarana daerah
Indeks Pembangunan Manusia DIY : mengoptimalkan pendekatan ekonomi IPM Sleman : 79,31
IPM Kab/Kota di DIY 2012 :
75.23
71.76
75.77
72.27
76.75
76.32
72.77
72.77
DIY 2009
2010
IPM Kota Yogya : 80,24
IPM DIY, 2012
2011
Nasional
IPM Kln Progo : 75,33
2012
Diperlukan pendekatan EKONOMI dlm penangannya
IPM Gunungkidul : 71,11
IPM DIY menurut komponen penyusunnya :
• • •
IPM Bantul : 75,58
Tahun
Harapan Hidup (tahun)
Angka Melek Huruf (%)
Rerata Lama Sekolah (tahun)
Pengeluaran per kapita (Rp. 1000)
IPM
2010
73.22
90.84
9.07
646.56
75.77
2011
73.27
91.49
9.20
650.16
76.32
2012
73.27
92.02
9.21
653.78
76.75
Cenderung Optimal
Peringkat IPM DIY berada pada nomor 4 dalam skala nasional Angka harapan hidup di DIY cukup tinggi bahkan berada diatas rerata nasional ( 71,1 pada 2011) Salah satu upaya jitu meningkatkan skor IPM adalah memperbaiki tingkat pengeluaran per kapita (dimensi ekonomi)
PERTUMBUHAN EKONOMI Di DIY 6.50
6.10
6.30
4.50
4.39
5.16
4.88
Perekonomian DIY ditopang oleh sektor utama, yaitu : Sektor Perdagangan, Hotel, dan Pariwisata, Sektor Jasa-jasa, dan Sektor Pertanian (PDRB DIY 2009-2013)
•
Pertumbuhan ekonomi DIY pada 2013 tumbuh positif dibandingkan wilayah lain di Jawa yang mengalami kontraksi.
•
Kontribusi sektor pertanian cenderung menurun dari tahun ke tahun
5.78 5.40
5.32
Pertumbuhan Ekonomi di sejumlah wilayah di Jawa : DIY
2009
•
2010
2011
Nasional
2012
2013
% Distribusi PDRB DIY Atas Dasar Harga Konstan pada 2013 : Perdagangan, hotel, restoran
21.28
Jasa-jasa
17.58
Sektor pertanian
15.18
Industri pengolahan
12.80
Pengangkutan & Komunikasi
11.20 10.48
Konstruksi
10.12
Pertambangan & Penggalian
2012
2013
DKI
6.73
6.53
6.11
Jabar
6.48
6.21
6.06
Jateng
6.03
6.34
5.81
Jatim
7.22
7.27
6.55
Jateng
6.39
6.15
5.81
DIY
5.17
5.32
5.40
60.00
16.79
17.25
17.55
17.58
20.73
20.84
21.10
21.28
18.16
16.07
15.90
15.18
2010
2011
2012
2013
40.00 30.00
0.68
2011
% Distrbusi PDRB Tiga Sektor Unggulan DIY 2010-2013 : 50.00
Keuangan, real-estat, & jas perusahaan
Provinsi
20.00 10.00 -
Listrik, gas, & air bersih Sumber : analisa data BPS DIY 2014
0.68
Pertanian
Perdagangan, hotel, restoran
Jasa-jasa
Pertumbuhan Ekonomi : berkualitas, adil, kerakyatan, inovatif, & kreatif Pertumbuhan ekonomi DIY & Nasional : 6.10
6,940,000
6.50
4.50 4.39
Pendapatan per kapita (Rp) : 6.30
4.88
5.16
5.32
Pertumbuhan ekonomi nasional melambat tapi untuk DIY justru menguat pada 2013
2009
2010
2011
DIY 2012
6,631,806
5.78
6,345,750 6,086,507
5.40
5,855,379
Nasional 2013
2009
2010
2011
2012
Indeks Williamson : ketimpangan wilayah
Indeks Ginie : ketimpangan distribusi pendapatan
45.60 45.40
45.17
45.20
45.15
2013
45.47
45.24
45.00 44.80 44.60 44.40
44.32
44.20 44.00 43.80 43.60
2009
•
Indeks Gini pada tahun 2013 menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2012 (ketimpangan menurun). Ketimpangan distribusi pendapatan senantiasa diupayakan menurun
•
2010
2011
2012
2013 *)
Ketimpangan wilayah menunjukkan peningkatan. Hal itu menunjukkan konsentrasi pembangunan yang terpusat pada wilayah perkotaan, seperti : Kota Yogyakarta & sebagian Sleman
Perkembangan Investasi : Investasi PMDN (Rp)
Keragaan investasi (PMA+PMDN) & % pertumbuhannya di DIY :
Investasi PMA (Rp)
6,000,000,000,000 5,000,000,000,000 4,000,000,000,000 3,000,000,000,000 2,000,000,000,000
1,000,000,000,000 0
2009
2010
2011
2012
2013
• Pertumbuhan PMDN perlu dioptimalkan, walaupun PTSP DIY sudah relatif baik
Tahun
PMA+PMD (Rp 1.000.000)
Pertumbuhan (Rp 1.000.000)
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
4.024.667 4.079.700 4.221.888 4.390.646 4.580.973 6.423.581 7.056.066 8.067.770
-70.075 55.033 142.188 168.758 190.327 1.842.608 632.488 1.011.703
Pertumbuhan (%) (1,71) 1,37 3,49 4,00 4,33 40,22 9.85 14,34
• Pertumbuhan PMDN perlu dioptimalkan, walaupun PTSP DIY sudah relatif baik
Capaian ICOR DIY : cenderung membaik meskipun masih relatif tinggi 6.79
7.28 6.33
5.02
4.88
5.97
5.79
5.17
5.32
•
Capaian ICOR (Incremental Capital Output Ratio) di DIY cenderung menurun (membaik). Meski demikian, angka ICOR DIY masih relatif tinggi yang menandakan proses produksi relatif kurang efisien. Skor ideal (efisien) ICOR berada pada angka 3-4
•
SEMAKIN TINGGI pertumbuhan ekonomi, SEMAKIN RENDAH nilai ICOR semakin efisien
4.39
Pertumbuhan Ekonomi 2008
2009
2010
2011
ICOR 2012
Capaian ICOR di sejumlah wilayah di Jawa :
Masih tingginya skor ICOR DIY disebabkan :
Provinsi
2010
2011
2012
• Pertumbuhan ekonomi DIY cenderung rendah dibanding wilayah lain di Jawa • Investasi belum optimal (nilai, infrstruktur, penataan kawasan) • Skala usaha di DIY didominasi UMKM dgn tingkat produktifitas/efisiensi yang lebih rendah daripda perusahaan besar dalam hal penerapan teknologi produksi
DKI
5.64
5.63
5.94
Jabar
2.95
2.92
3.11
Jateng
3.33
3.28
3.19
Jatim
2.87
2.78
2.67
Jateng
2.93
2.85
3.20
DIY
5.68
5.35
5.19
Nasional
4.16
4.01
4.31
Catatan : ICOR menunjukkan besarnya tambahan investasi baru yang diperlukan untuk menaikkan/menambah satu unit output (BPS DIY)
Kebutuhan Investasi di DIY : sebuah tantangan & harapan Tahun
Target pertumb.
PDRB Konstan
2013
5.10
24.497.989
2014
5.30
2015
∆ y (Rp juta)
Kebutuhan Investasi ADH Konstan (Rp juta)
% Investasi thd PDRB Konstan
1.188.770
8.038.392
32.81
25.796.382
1.298.393
8.796.365
34.10
5.40
27.189.387
1.393.005
9.446.300
34.74
2016
5.60
28.711.992
1.522.606
10.344.748
36.03
2017
6.00
30.434.712
1.722.720
11.748.678
38.60
Asumsi : (1) Pertumbuhan ekonomi moderat; (2) ICOR 2008-2012 = 6,43; (3) ∆ y = pertumbuhan ekonomi x PDRB konstan; (4) kebutuhan investasi = ICOR x (∆ y)
CATATAN KRITIS : • Rerata ICOR 2008-2012 = 6,43 berarti untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi senilai 1 digit memerlukan tambahan kapital/investasi sebesar 6,43 % . Apabila pertumbuhan ekonomi diupayakan setara dengan pertumbuhan ekonomi nasional ( selisih maks 2 digit) maka diperlukan tambahan kapital yang lebih besar (12,86 %). Sementara itu rerata pertumbuhan investasi di DIY < 10 % • Tren menunjukkan bahwa rerata tingkat pertumbuhan PDB DIY setara dengan Rp 1,2 T/Tahun; sementara actual spending senilai Rp 400 M. Artinya DIY mengalami defisit investment senilai Rp 800 M/Tahun • Untuk itu peningkatan investasi di DIY diperlukan akselerasi yang mendesak. Salah satu solusinya adalah investasi pembangunan Bandara baru di Temon, Pelabuhan perikanan di Glagah, dan dukungan railway. Sekurangnya Rp 5 T untuk investasi pembangunan bandara baru bisa membantu peningkatan investasi dalam rangka akselerasi pertumbuhan ekonomi DIY • Selain itu, perlunya akselerasi investasi di sektor/produk potensial DIY seperti pariwisata, industri kreatif
Daya Saing Pariwisata : peningkatan jumlah wisatawan & lama tinggal wisatawan 2,602,074
Capaian Kunjungan Wisatawan ke DIY : 2,013,314
1,286,565
1,304,137
2010
2011
2012
wisatawan nusantara
2013
1.90
Rerata LAMA TINGGAL
1.59 2.03
2012
1.90 2.24
2011
2009
• Tahun 2013 terdapat penyelenggaraan 13.695 MICE di hotel berbintang DIY. Jumlah ini meningkat 6,13% dibandingkan tahun sebelumnya.
wisatawan mancanegara
2013
2010
235,888
202,518
169,565
152,843
139,492
2009
1,438,629
• Tingkat kunjungan wisatawan senantiasa meningkat; Hal itu dipengaruhi oleh MICE, termasuk keragaman potensi wisata di DIY
1.61 2.13 1.40 2.17 1.43
• Capaian lama tinggal (length of stay) di DIY masih perlu dioptimalkan • Untuk dapat meningkatkan lama tinggal wisatawan, perlu dikembangkan daya tarik baik dalam rupa event pariwisata maupun daya tarik wisata baru yang potensial dan strategis.
UMKM SEBAGAI BASIS & POTENSI PEREKONOMIAN DI DIY : penggerak Ekonomi Perdesaan di DIY Pengusaha besar
Pengusaha menengah 3%
5%
92%
Pengusaha kecil
KOMPOSISI USAHA FORMAL (berdasarkan SIUPP) DI DIY : SIUP Pengusaha besar Pengusaha menengah Pengusaha kecil Total
2010
2011
910 1.820 35.298 38.028
988 1.999 36.607 39.594
•
Unit Usaha 75,140 76,267 77,851 78,122 80,056 82.344 84.234
2013 1,057 2,629 40,132 43818
KONDISI UMKM DI DIY :
Perkembangan unit usaha & serapan tenaga kerja IKM : Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
2012 1,040 2,316 38,589 41945
Aneka Usaha
Orang 264,368 273,621 291,391 292,625 295,461 301.385 310.173
Jumlah IKM mengalami peningkatan diikuti juga dengan besaran jumlah penyerapan tenaga kerja
23% 27%
• •
21% 29%
Perdagangan Industri Pertanian
UKM di DIY masih didominasi oleh Sektor Perdagangan & Industri Pertanian Data BPS (2010) menunjukkan bahwa UMKM menyerap 91 % dari total tenaga kerja di DIY & berbasis di wilayah PERDESAAN
KONDISI LAHAN PERTANIAN di DIY : luasan lahan pertanian cenderung menurun Kab/Kota Lahan nonpertanian; 78.338 ha ( 25 % )
Lahan pertanian; 240.242 ha ( 75 % )
Ha
10.299
18.3
16.4
22.642
40.2
29.611
12.3
15.482
27.5
264
0.1
76
0.1
240.242
100
56.364
100
Kulon Progo
45.326
18.9
Sleman
39.341
71.2 %
67.7 %
Sebaran wilayah/lahan pertanian di DIY terletak pada Kab. Gunungkidul & Kab. Kulon Progo (71.2 %) ; sedangkan basis wilayah lahan pertanian produktif (sawah) justru terletak di Kab. Sleman & Kab. Bantul (67,7 %)
9,180
9,211
9,112
9,184
9,349
47,901
47,501
47,426
47,307
47,015
Luas lahan sawah terus terkonversi setiap tahunnya, dengan laju penurunan : > 200 ha/tahun di wilayah DIY
Laju konversi lahan sawah yang masif terjadi pada wilayah basis sawah produktif ( Bantul dan Sleman )
Konversi lahan sawah tersebut sebagian besar beralih menjadi pemukiman/perluasan wil perkotaan
40,000
30,000
20,000
10,000
% 13.9
52.3
Prov. DIY
Ha Lhn Sawah 7.865
125.700
Kota Yogyakarta
60,000
%
Gunungkidul
Bantul
50,000
Ha Lhn Pert.
TREN PERTUMBUHAN LAHAN SAWAH DI PROV DIY : cenderung menurun
-
2008
2009 Sawah Irigasi
2010
2011
Sawah Non-irigasi
2012 Sumber : analisa data Distan DIY & BPS DIY, 2013
Data Nilai Tukar Petani ( NTP ) * NTP Pertanian Horti
NTP Total DIY
134.71
NTP Perkebunan Rakyat
NTP Perkebunan Rakyat
127.55
NTP Petani
112.66
Peternakan
104.59
116.39
Perikanan
103.07
NTP Perikanan
117.03
NTP Petani
102.63
NTP Pertanian Pangan
114.57
NTP Pertanian Horti
•
98.72 < 100
NTP Peternakan
106.47
NTP Pertanian Pangan
97.88
Per November 2013
Per Februari 2014
Bulan-Thn
% NTP
Jan ‘13
116.98
Feb ‘13
116.41
Jan’14
103.44
Feb‘14
102.63
Terdapat perubahan yang signifikan, dalam capaian NTP DIY dan komponen pendukungnya yang dimulai sejak Desember 2013 hingga sekarang. Secara numerik, NTP DIY cenderung menurun
Nilai Tukar Petani ( NTP ) di Jawa : Provinsi
Nov 2013
Posisi
Feb 2014
Peringkat
D.I. Yogyakarta
116.39
1
102.63
4
Jawa Barat
110.04
2
104.15
3
Banten
111.88
3
105.27
1
Jawa Tengah
106.73
4
100.63
6
NASIONAL
105.15
5
101.79
5
Jawa Timur
103.49
6
104.67
2
* Sumber : Berita Resmi Statistik BPS DIY
•
Perbandingan tingkat wilayahpun menunjukkan bahwa capaian NTP DIY juga dibawah sejumlah wilayah lain di Pulau Jawa, meskipun masih diatas rerata Nasional (pada Februari 2014)
•
Perubahan capaian NTP DIY dipengaruhi oleh perubahan standarisasi tahun dasar oleh BPS. Sejak Desember 2013, penghitungan NTP yang dikeluarkan BPS menggunakan tahun dasar tahun 2012 (2012=100), menggantikan bulan-bulan sebelumnya yang masih menggunakan tahun dasar penghitungan tahun 2007 (2007=100).
Kondisi Rumah Tangga Pertanian ( Hasil Sensus Pertanian 2013 di DIY ) Jumlah RT Petani berdasar kelompok umur : Kondisi Rumah Tangga Pertanian (dalam Ribuan) RT Pertanian
Nasional
DIY
31.230
574.9
2003 2013
26.140
495.8
Pertumb. NAS
Pertumb. DIY
- 16.29 %
- 13.75 %
0%
25% 48%
27%
Kondisi Rumah Tangga Pertanian Per Wilayah ( dalam ribuan) Kab/Kota
2003
2013
% 2003
% 2013
Kulon Progo
94.7
88.6
16.52
17.88
Bantul
153.8
127.8
26.83
25.79
174
166.3
30.37
33.57
143.7
110.3
25.08
22.26
6.9
2.5
1.20
0.50
573.1
495.4
100
100
Gunungkidul Sleman Kota Yogya
DIY
Meski tertekan, Kulon Progo & Gunungkidul masih sebagai BASIS PERTANIAN di DIY (distribusi RT pertanian meningkat)
“ SEKTOR PERTANIAN TIDAK MENARIK ? “ Sumber : BPS DIY, Desember 2013
Kelompok umur usia tua : DOMINAN
< 25
25 - 44
45 - 54
> 54
•
Jumlah rumah tangga pertanian mengalami penurunan di DIY. Hal yang sama juga terjadi pada level nasional. Penurunan rumah tangga pertanian secara absolut terjadi pada subsektor hortikultura.
•
Problem tersebut diperparah dengan semakin rendahnya tingkat produktifitas & kualitas tenaga kerja di sektor pertanian (mayoritas berusia lanjut dengan tingkat pendidikan setara SD). Bahkan jumlah RT Pertanian dengan kelompok umur > 55 thn memiliki proporsi yang sangat dominan
•
Penurunan RT Pertanian itu juga diikuti dengan penurunan proporsi rumah tangga pertanian pada semua wilayah, kecuali Kabupaten Gunungkidul & Kulon Progo (walaupun secara nominal turun tapi secara persentase justru meningkat selama 2003-2013)
Kemiskinan : Isu strategis dalam pembangunan lintas sektor/wilayah Jumlah Penduduk Miskin di DIY (dalam 1000)
•
Jumlah penduduk miskin dan tingkat kemiskinan di DIY cenderung menurun
•
Ada kecenderungan bahwa jumlah penduduk miskin di kota cenderung meningkat dan jumlah penduduk miskin di perdesaan cenderung berkurang
•
Garis kemiskinan di DIY pada September 2013 sebesar Rp 303.843,00 per kapita per bulan. Peningkatan garis kemiskinan meningkat 12,49 % selama satu tahun
•
Peran komoditas makanan terhadap garis kemiskinan memiliki peran sangat besar (>70 %)
•
Indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan juga cenderung menurun. Hal itu mengindikasikan bahwa rerata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin juga makin menyempit (menuju kondisi yang lebih baik)
Tingkat Kemiskinan di DIY (dalam 1000)
1. 2. 3. 4. 5.
KOTA YOGYA: 1. Tegalrejo 2. Umbulharjo
SLEMAN: Sleman Seyegan Gamping Mlati Prambanan
GUNUNGKIDUL: 1. Playen 2. Semin 3. Gedangsari
KULON PROGO: 1. Pengasih 2. Sentolo 3. Wates
BANTUL: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pandak Kasihan Sewon Banguntapan Bambang Lipuro Bantul
Titik-titik Kantong Kemiskinan di DIY yang menjadi Sasaran Pembangunan Lintas Sektor Tahun 2015
Gap Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Harus menjadi perhatian dan tekad kita bersama untuk mengurangi gap! Shg dibutuhkan akselerasi : melalui UU No 13 Th 2012 & RPJMD DIY 20122017 (Renaisans Yogyakarta)
Problem & Strategi/Kunci Pengembangan Ekonomi DIY : sebuah KEBIJAKAN Mengembangkan jaringan distribusi dan sistem informasi produk unggulan daerah
Basic Problem Permasalahan klasik dan mendasar Keterbatasan modal SDM Pengembangan produk Akses pasar
Advance Problem
Menguatkan kapasitas dan kelembagaan usaha
Permasalahan bagi UMKM yang telah dapat mengakses kredit & pasar Penguasaan desain produk Kontrak penjualan
Arahan Kebijakan dlm “Yogyakarta Menyongsong Peradaban Baru 2013-2017” Menguatkan perekonomian daerah dgn semangat kerakyatan, inovatif, kreatif, berdaya saing pariwisata, utk memacu pertumbuhan ekonomi daerah yg berkualitas & berkeadilan STRATEGI : Mewujudkan Renaisans Pariwisata, Ekonomi, & Pangan Penguatan Ekonomi Lokal & Modal Sosial ; Pengembangan Ekonomi Kerakyatan berbasis Agraris, Maritim, & Niaga ; Terwujudnya Kedaulatan Pangan
Meningkatkan daya saing dan daya tarik investasi
STRATEGI Pengembangan
Meningkatkan akses pada sumber pembiayaan
Memberdayakan dan meningkatkan peran lembaga dan usaha ekonomi masyarakat
FOKUS UPAYA PENCAPAIAN : • • •
Meningkatkan dayasaing usaha. Meningkatkan daya tarik dan dayasaing investasi. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan & berorientasi kepada pemerataan.
SELARAS DALAM PENCAPAIAN RENAISANS YOGYAKARTA
ARAH KEBIJAKAN 2012 – 2017 : mendukung capaian misi Pemda DIY Misi
Arah kebijakan untuk dicapai pada tahun 2013 - 2017
1. Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan
• Meningkatkan derajat partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian budaya dari 30% menjadi 70%. • Meningkatkan Angka Melek Huruf dari 91,49% menjadi 95%. • Meningkatkan Rata-rata Lama Sekolah dari 9,2 menjadi 12, dan peningkatan Daya Saing Pendidikan. • Meningkatkan persentase satuan pendidikan yang menerapkan model pendidikan berbasis budaya dari 0% menjadi 40% • Meningkatkan Angka Harapan Hidup dari 73,27 menjadi 74,55.
2. Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif
• Meningkatkan pendapatan perkapita pertahun dari Rp. 6,8 juta menjadi Rp. 8,5 juta. • Meningkatkan pemerataan pembangunan yang ditandai dengan menurunnya Indeks Ketimpangan Antar Wilayah dari 0,4574 menjadi 0,4481. • Mengurangi kesenjangan pendapatan perkapita mayarakat yang ditandai dengan menurunnya Indeks Ketimpangan Pendapatan dari 0,3022 menjadi 0,2878. • Melestarikan budaya DIY sebagai benteng ketahanan budaya yang mampu menumbuh kembangkan kemandirian, keamanan dan kenyamanan yang turut berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan nusantara dari 2.013.314 menjadi 2.437.614 dan jumlah wisatawan mancanegara dari 202.518 menjadi 245.198. • Melestarikan budaya DIY sebagai benteng ketahanan budaya yang mampu menumbuh kembangkan kemandirian, keamanan dan kenyamanan yang turut berdampak pada peningkatan lama tinggal wisatawan nusantara dari 1,9 hari menjadi 2,6 hari dan lama tinggal wisatawan mancanegara dari 2,04 hari menjadi 2,69 hari.
3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik
• •
Meningkatkan Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dari B menjadi A. Mempertahankan Opini Pemeriksaan BPK yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
4.Memantapkan prasarana dan sarana daerah
•
Meningkatkan Penataan Sistem Transportasi DIY yang difokuskan pada pengurangan kemacetan di perkotaan melalui penataan manajemen dan rekayasa lalu lintas guna mencapai load factor angkutan perkotaan dari 32,57% menjadi 42,57% dan peningkatan akses di pedesaan. Meningkatkan Persentase Kualitas Lingkungan dari 2% menjadi 15,72%. Meningkatkan kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap RTRW Kabupaten/Kota dan RTRW Provinsi dari 45% menjadi 90%.
• •
Indikator Target Capaian Sasaran Pembangunan RPJMD DIY 20122017 : “untuk Tahun 2015” Derajat partisipasipasi masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian Budaya: 50 %
Angka melek huruf:
Pendapatan perkapita pertahun (ADHK): 7,8 tahun
Lama tinggal Wistawan Nusantara: 2,30 Hari
Indeks Ketimpangan Antar Wilayah: 0,4501
Lama tinggal Wisatawan mancanegara: 2,35 Hari
Indeks Ketimpangan Pendapatan: 0,2898
Nilai akuntabilitas Kinerja Pemerintah: B
Jumlah wisatawan Nusantara: 2.337.000 orang
Opini Pemeriksaan BPK: A
Jumlah wisatawan Mancanegara: 235.190 orang
Load Factor Angkutan Perkotaan Meningkat: 38,57 %
Persentase Peningkatan Kualitas Lingkungan: 9,43 %
Kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap RTRW Kab/Kota dan RTRW Meningkat:
93,25 %
Rata-rata lama Sekolah: 10,8 Tahun
Persentase satuan pendidikan yang menerapkan model pendidikan berbasis budaya: 10%
Angka harapan Hidup: 73,97 tahun
70 %
Menjadi perhatian utama bagi MITRA BIDANG EKONOMI untuk dicapai pada tahun 2015
CAPAIAN & TARGET URUSAN PERINDAGKOP-UKM : Capaian Urusan Perindagkop & UKM : No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indikator
2012
Jumlah IKM Nilai Produksi IKM (ribu) Jumlah IKM Industri Kreatif Nilai Ekspor (juta US$) Jumlah SIUP Jumlah UTTP yg ditera dan ditera ulang Jumlah Koperasi Aktif Jumlah UKM Jumlah Wirausaha UMKM Baru
81.523 3.199.224.964 33.882 191,46 40.732 215.539 2.090 203.995 30
Indikator
% Realisasi 103 102 103 108 105 92 100 97 109
Target yang harus dicapai
Target Urusan Perindagkop & UKM : No.
Target 81.621 3.244.014.113 33.923 196,25 41.703 222.712 2.174 212.155 80
2013 Realisasi 84.234 3.294.485.488 34.978 211,76 43.818 204.511 2.176 205.210 87
2014
2015
2016
2017
s.d. 2017
81.751 3.290.733.829
81.907 3.337.453.545
82.087 3.384.173.260
82.292 3.431.546.985
82.292 3.431.546.985
1
Jumlah IKM
2
Nilai Produksi IKM (ribu)
3
Jumlah IKM Industri Kreatif
33.964
34.018
34.082
34.157
34.157
4 5 6
Nilai Ekspor (juta US$) Jumlah SIUP Jumlah UTTP yg ditera dan ditera ulang
201.15 43.371 228
207.59 45.106 234
214.44 46.910 240.50
221.95 48.787 247.50
221.95 50.738 247.50
7 8
Jumlah Koperasi Aktif Jumlah UKM
2.261 220.641
2.351 229.467
2.445 238.645
2.543 248.191
2.543 248.191
9
Jumlah Wirausaha UMKM Baru
130
180
230
280
280
CAPAIAN & TARGET URUSAN PARIWISATA : Capaian Urusan Pariwisata : No 1 2 3 4 5
Jumlah Wisatawan Nusantara Jumlah Wisatawan Mancanegara Lama Tinggal Wisatawan Nusantara (hari) Lama Tinggal Wisataan Mancanegara (hari) Jumlah Kunjungan Wisatawan di Daerah Tujuan Wisata (DTW)
6 7 8
Jumlah daya tarik Jumlah Desa Wisata Jumlah Pokdarwis
•
2.013.314 202.518 1,90 2,03 11.379.640
Target 2.113.314 212.518 2,00 2,15 12.691.967
2013 Realisasi 2.602.074 235.888 1,59 1,90 13.883.950
% Realisasi 123 111 79 88 109
83 65 71
85 70 76
86 71 77
101 101 101
Indikator
2012
Lama tinggal yang belum mencapai target dipengaruhi oleh daya tarik wisata (even, atraksi, produk wisata lainnya) masih belum optimal, beragam, dan memiliki daya saing (daya tarik) wilayah; walaupun jumlah wisatawan semakin meningkat (dan melebihi target) Target yang harus dicapai
Target Urusan Pariwisata : No
Indikator
2014
2015
2016
2017
s.d. 2017
1
Jumlah Wisatawan Nusantara
2.237.500
2.337.000
2.400.500
2.437.614
2.437.614
2 3 4 5
Jumlah Wisatawan Mancanegara Lama Tinggal Wisatawan Nusantara (hari) Lama Tinggal Wisataan Mancanegara (hari) Jumlah Kunjungan Wisatawan di Daerah Tujuan Wisata (DTW) Jumlah daya tarik Jumlah Desa Wisata Jumlah Pokdarwis
225.100 2.15 2.25 14.595.763
235.190 2.30 2.35 16.7852.128
245.100 2.45 2.45 19.302.898
245.198 2.60 2.69 22.198.333
245.198 2.60 2.69 22.198.333
87 75 81
89 80 86
91 85 91
93 90 96
93 90 96
6 7 8
CAPAIAN & TARGET URUSAN INVESTASI :
9. Capaian Urusan PENANAMAN MODAL : No 1. 2.
Indikator
2012
Nilai Investasi (Rupiah) Jumlah surat persetujuan / ijin prinsip
7.056.066.141.759 334
Target 7.809.763.000.000 341
2013 Realisasi 8.067.770.134.638 354
% Realisasi 103 104
Target yang harus dicapai
9. Target Urusan PENANAMAN MODAL : N Indikator o 1. Nilai Investasi (Rupiah) 2. Jumlah surat persetujuan / ijin prinsip
2014 8.946.874.000 347
2015
2016
2017
s.d. 2017
10.467.183.000 12.274.836.000 14.002.769.000 14.002.769.000 354
362
369
369
CAPAIAN & TARGET URUSAN KETAHANAN PANGAN & PENYULUHAN : Capaian Urusan KETAHANAN PANGAN & Penyuluhan : No 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Indikator Ketersediaan Pangan a. Ketersediaan Energi a. Ketersediaan Protein a. Ketersediaan Cadangan Pangan Penurunan Jumlah Desa Rawan Pangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Persentase Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Distribusi,Harga dan Akses Pangan Meningkat % ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan Peningkatan Kapasitas Penyuluh Kemampuan dan Kapasitas Pelaku Utama Meningkat
Satuan
KKal/ kap/hr Gr/ kap/hr Ton beras Desa Skor % Unit gapoktan % % Orang
6.
Indikator Ketersediaan Pangan (ton setara beras) Jumlah Desa Rawan Pangan (desa) Skor Pola Pangan Harapan (PPH) (sat : %) Persentase Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan (%) Persentase ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan (%) Peningkatan Kapasitas Penyuluh (orang)
3,689 100,63 40 80 78,7 73 11 94 35 14.400
Target 3,511 90,83 230 71 80,2 75,5 22 96,87 48 150
2013 Realisasi 3,867 98,23 230 60 83,1 85 22 100 48 150
Realisasi % 110 108 100 222 104 113 100 103 100 100
Target yang harus dicapai
Target Urusan KETAHANAN PANGAN & Penyuluhan : No 1. 2. 3. 4. 5.
2012
2014 290 62
2015 360 53
2016 405 44
2017 450 35
s,.d.2017 450 35
78 99.15
80 100
85 100
90 100
90 100
61
74
87
100
100
CAPAIAN & TARGET URUSAN KELAUTAN & PERIKANAN : Capaian Urusan Kelautan & Perikanan : 2013 Realisasi
No.
Indikator Kinerja
Satuan
2012
1.
Konsumsi ikan per kapita serta angka ketersediaan Peningkatan produksi perikanan tangkap Peningkatan jumlah dokumen perijinan tangkap dan budidaya
Kg/ kapita/ tahun
12,74 dan 23,01
14,18 dan 25,78
14,54* dan 25,80
101
ton
5437,5
5.900
4.996,4
85
dokumen
300
300
300
100
ton
50.246,6
56.200
57.902,72
102
Ha
11
12
15
125
%
113,71
114,92
116,31
101
Orang dan desa tersosialisasi
990 dan 39
1.170 dan 45
1.170 dan 45
100
%
0
0,06
0
0
2. 3. 4. 5.
6. 7.
8.
• •
Peningkatan produksi perikanan budidaya Peningkatan luas kawasan budidaya air laut, air payau,dan air tawar NTP sektor perikanan Peningkatan penerima manfaat atas mitigasi benacana alam laut dan prakiraan iklim laut Rasio kawasan konservasi perairan terhadap total luas perairan total
Target
Realisasi %
Produksi perikanan tangkap yang belum optimal dipengaruhi oleh : operasionalisasi Pelabuhan Tanjung Adikarto yang masih memerlukan pembenahan sarpras pendukung, dukungan kelembagaan, dan kemampuan SDM perikanan tangkap masih belum optimal, serta problem peralihan budaya agraris ke maritim yang memerlukan proses DIY telah merencanakan adanya Kawasan Konservasi Perairan di Wediombo dengan Zona Inti seluas 420 ha, namun penetapan kawasan tersebut memerlukan beberapa tahapan yang harus dilakukan
CAPAIAN & TARGET URUSAN KELAUTAN & PERIKANAN : .............. Target yang harus dicapai
Target Urusan Kelautan & Perikanan : No.
Indikator Kinerja
Satuan
2014
2015
2016
2017
s.d. 2017
1.
Konsumsi ikan per kapita serta angka ketersediaan
Kg/ kapita/ tahun
14.91 & 27.17
15.63 & 28.55
16.35 & 29.94
17.07 & 32.32
17.07 & 32.32
2.
Peningkatan produksi perikanan tangkap Peningkatan jumlah dokumen perijinan tangkap dan budidaya Peningkatan produksi perikanan budidaya Peningkatan luas kawasan budidaya air laut, air payau,dan air tawar NTP sektor perikanan Peningkatan penerima manfaat atas mitigasi benacana alam laut dan prakiraan iklim laut Rasio kawasan konservasi perairan terhadap total luas perairan total
ton
6.400
6.900
7.600
8.400
8.400
dokumen
300
300
300
300
1.500
ton
63.000
70.500
79.000
88.500
88.500
Ha
13
14
15
16
16
%
115.42
116.89
119.59
122.19
122.19
Orang dan desa tersosialisasi
1.350 & 51
1.530 & 57
1.710 & 63
1.890 & 69
1.890 & 69
%
0.08
0.11
0.14
0.17
0.17
3.
4. 5.
6. 7.
8.
CAPAIAN & TARGET URUSAN PERTANIAN : Capaian Urusan Pertanian : No.
• •
•
% Realisasi 102
375.714
379.400
383.678
101
619.268
644.257
568.127
88
1.7
1.7
0.96
56
3
3
3
100
2012
1.
Jumlah produksi tanaman pangan (ton)
2. 3.
Jumlah produksi hortikultura (ton) Jumlah populasi ternak (ekor/animal unit)
4
Persentase peningkatan NTP sektor pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan (%) Komoditas olahan memenuhi jaminan mutu (komoditas)
5.
2.135.582
Target 2.287.400
2013 Realisasi 2.332.884
Indikator Kinerja
Penurunan populasi ternak dipengaruhi penurunan populasi sapi potong karena adanya ternak (sapi potong) yang diangkut ke luar wilayah DIY secara masif yang tidak diimbangi dengan pemasukan maupun kelahiran secara proporsional. Peningkatan NTP yang kurang memenuhi target dipengaruhi oleh laju peningkatan konsumsi masyarakat petani yang meningkat tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan petani; karena tekanan saat kenaikan harga BBM Peningkatan produksi tanaman pangan disokong oleh peningkatan prod ubi kayu. Untuk produksi padi dan jagung mengalami penurunan produksi pada 2013 Target yang harus dicapai
Capaian Urusan Pertanian : No.
Indikator Kinerja
2014
2015
2016
2017
s.d. 2017
2.321.800
2.356.600
2.391.900
2.427.800
2.427.800
1.
Jumlah produksi tanaman pangan (ton)
2.
Jumlah produksi hortikultura (ton)
383.200
387.000
390.900
394.800
394.800
3.
Jumlah populasi ternak (ekor/animal unit)
671.634
700.516
730.989
763.152
763.152
4
Persentase peningkatan NTP sektor pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan (%) Komoditas olahan memenuhi jaminan mutu (komoditas)
1.7
1.7
1.7
1.7
8.5
3
3
3
3
15
5.
CAPAIAN & TARGET URUSAN KEHUTANAN & PERKEBUNAN : Capaian Urusan Kehutanan & Perkebunan :
1,98
Target 3,52
2013 Realisasi 4,53
% Realisasi 129
61,60
70
70
100
29.000 37,24 27,04 82.797 123.84
28.000 34,54 27,34 84.600 124.23
27.291,87 9,97 29,45 78.619,81 127.25
103 171 108 93 102
No
Indikator Kinerja
2012
1. 2.
Peningkatan produksi hasil hutan (%) Persentase jumlah industri primer hasil hutan kayu yang telah dibina (%) Luas lahan kritis (ha) Persentase kerusakan hutan (%) Persentase luas hutan (%) Produksi perkebunan (ton) NTP sektor perkebunan
3. 4. 5. 6. 7.
Target yang harus dicapai
Target Urusan Kehutanan & Perkebunan : No
Indikator Kinerja
2014
2015
2016
2017
s.d. 2017
1. 2.
Peningkatan produksi hasil hutan (%) Persentase jumlah industri primer hasil hutan kayu yang telah dibina (%) Luas lahan kritis (ha) Persentase kerusakan hutan (%) Persentase luas hutan (%) Produksi perkebunan (ton) NTP sektor perkebunan
4.70
5.59
6.48
7.37
7.37
75
80
85
90
90
27.000 31.84 27.50 86.300 125.86
26.000 29.14 27.63 88.000 128.00
25.000 26.44 27.77 89.800 130.28
24.000 23.77 27.85 91.600 132.00
24.000 23.77 27.85 91.600 132.00
3. 4. 5. 6. 7.
Skema Penguatan Produk Berdaya Saing : bagian dari revitalisasi pertanian Berbasis Komoditas
Penguatan Nilai Tambah
Strategi Branding
Perdagangan Bebas Kualitas Produk
Siap dilepas ke pasar
Keberlanjutan
Kreatifitas
Kapitalisme/Konsumerisme Persaingan Usaha
Sertifikasi Nilai Tambah
Regulasi
Jaminan Mutu
HAKI
Selera Konsumen
Strategi Pasar
PASAR ( Masyarakat Ekonomi Asean )
Perlindungan UKM/Petani Keberpihakan
Spesialisasi Produk Persiapan Menghadapi MEA 2015
Lintas Batas/Usaha
BRANDING
PRODUK UNGGULAN Daya Saing
Teknologi Informasi
Penguatan kelembagaan Skema kredit murah/terjangkau
Peluang
Subsidi /Insentif ; ?
Produk gagal : tidak sesuai selera pasar
PRODUK
Hanya dipoles, tanpa strategi branding : gagal
Daya saing lemah : tergilas
Informasi Pasar Regulasi yang Berpihak
Langsung ke pasar (tanpa penguatan & strategi)
Isu Strategis Isu Strategis
Arahan Kegiatan
TAHURA
Rehabilitasi. Pemantaban, regulasi, fasilitas dasar, atraksi, pengelolaan
Kawasan Industri Sentolo
Peningkatan aksesibilitas jalan, pembebasan lahan, pematangan tanah, air bersih, sarpras penunjang SOP pelabuhan perikanan pantai
Pelabuhan Tanjung Adikarto Jogja Seed Centre (Jogja Benih)
Penguatan kelembagaan (revitalisasi, jejaring, kemitraan, kerjasama, dan kemandirian)
RANCANGAN PROGRAM UNGGULAN 2015 : Urusan/SKPD
Kegiatan
Sketsa Kegiatan
Investasi / Penanaman Modal
Kawasan Industri Sentolo
Peningkatan aksesibilitas jalan, pembebasan lahan, pematangan tanah, air bersih, sarpras penunjang, Pengelola kawasan.
Pelayanan Terpadi Satu Pintu (PTSP)
Penguatan kelembagaan, peningkatan pelayanan, ISO 90012008
Optimalisasi Kaperda
Perbaikan layanan, penyesuaian tarif, dukungan regulasi
Optimalisasi anjungan DIY - TMII
Revitalisasi sbg show-window kebudayaan, paket tradisi budaya, promosi
Pengembangan kawasan pariwisata
Pembuatan masterplan/DED, peningkatan aksesibilitas, peningkatan sarpras, promosi
Optimalisasi TIC
Peningkatan kualitas/kuantitas SDM, pemilihan lokasi strategis, kebijakan kerjasama
Standarisasi jasa usaha pariwisata
Pelatihan SDM, pengelolaan jasa usaha wisata
Daya Saing Global
Sertifikasi produk IKM, identifikasi standar mutu, HAKI
Revitalisasi koperasi
Pengembangan SDM potensial, pengembangan kelembagaan pada sektor riil, penumbuhan koperasi sekunder
Kewirausahaan baru
Pelatihan, fasilitasi modal, inkubasi bisnis
Jogja Trading House (JTH)
Kajian, penyiapan kelembagaan, pengembangan kemitraan
Pengembangan Sentra Industri berbasis OVOP
Peningkatan SDM, Produksi, inovasi, komitmen “bela beli produk lokal/ Indonesia”
Pariwisata
Indagkop & UKM
RANCANGAN PROGRAM UNGGULAN 2015 : Urusan/SKPD
Kegiatan
Sketsa Kegiatan
Pertanian
Penanganan lahan pertanian berkelanjutan
Analisa potensi wilayah, penguatan regulasi
Peningkatan produk hortikultura
Perluasan areal biofarmaka, bimtek, penguatan kelembagaan, fasilitasi sertifikasi PIRT, promosi produk olahan
Pengembangan sapi peranakan ongole
Kelautan & Perikanan
Ketahanan Pangan
Kehutanan & Perkebunan
Pengendalian hama penyakit terpadu
Penanganan hama tikus di Sleman Barat
Optimalisasi kapal 30 GT
Magang bagi calon operator kapal, asuransi nelayan, pelatihan nelayan
Pelabuhan Tanjung Adikarto
SOP pelabuhan perikanan pantai
Pengembangan budidaya perikanan
Sertifikasi CBIB, branding produk
Diversifikasi pangan
Pengembangan pangan non beras pada lahan potensial
Penanganan desa rawan pangan
Demapan, lumbung pangan
Tahura Bunder
Rehabilitasi. Pemantaban, regulasi, fasilitas dasar, atraksi, pengelolaan
Model desa (kakao, …)
Branding produk (mendukung bela-beli produk lokal/INDONESIA), pengembangan produk olahan
Optimalisasi kayu putih
Intensifikasi, rehab jalan produksi
Wana wisata budaya Mataram
Masterplan & DED
Rehabilitasi lahan pantai
Invetarisasi lahan
Kawasan Industri Peningkatan aksesibilitas dan kualitas jalan (devider dudukan, ruas jalan dalam kawasan ) Pembebasan Lahan dan Pematangan tanah
Penyediaan Sarana penunjang ( drainase, sanitasi, listrik) Penyediaan air bersih
2014
2015
2016
2017
O
O
O
>2017
INTANSI TERKAIT BKPM PU-ESDM Dishubkominfo
O
O
O
O
PEMDA KULON PROGO BPN BKPM
O
O
O
O
PU-ESDM BKPM
O
O
O
O
PU-ESDM BKPM
Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata 2014 Pembuatan masterplan dan DED Peningkatan aksesibilitas (Jalan , Listrik, air) Pembukaan Jalur Angkutan Umum Peningkatan Sarana prasarana Pariwisata Peningkatan Promosi
O
Peningkatan kualitas produk souvenir, kuliner, dan produk wisata lainnya Peningkatan kualitas Event /Atraksi
2015
2016
2017
>2017
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
Keterangan Dispar Kab Dispar PU-ESDM Dispar Dishubkominfo Dispar PU-ESDM Dispar BKPM Dispar Disperindagkop Dispar Kebudayaan Dispar
Daya Saing Global Rencana Aksi
2014
Identifikasi kebutuhan standar mutu/sertifikasi yang diperlukan untuk menembus pasar ASEAN
O
Peningkatan sertifikasi produk/IKM
O
Peningkatan kualitas SDM tenaga kerja trampil Peningkatan pemasaran
O
2015
2016
2017
>2016
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
Keterangan Perlu dukungan SKPD yang membina sertifikasi (Distan,Hutbun,Kanla,K esehatan, BPOM, Disnaker Perlu dukungan SKPD yang membina sertifikasi (Distan,Hutbun,Kanla,K esehatan, BPOM Perlu dukungan BLK, Disnakertrans Perlu dukungan BKPM SKPD yang membina produksi (Distan,Hutbun,Kanla)
Pengembangan Sentra Industri berbasis OVOP
Rencana Aksi
2014
2015
2016
2017
>2017
Peningkatan Kapasitas SDM
Peningkatan Produksi Inovasi produk untuk peningkatan daya saing
Keterangan Dinas Perindag DIY dan Kab/kota
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
Perlindungan HAKI
Dinas Perindag DIY dan Kab/kota Dinas Perindag DIY dan Kab/kota
Dinas Perindag DIY dan Kab/kota O
O
O
O
O
Penanganan Lahan Pertanian Produktif Berkelanjutan RENCANA AKSI Penetapan Perda Sosialisasi
< 2013
2014
2015
2016
2017
> 2017
Pemda DIY
O O
O
O
O
Pemda & Pemkab
O
O
Dukungan Pemkab sangat menentukan
O
Distan DIY & Biro Hukum
O
BKPRD & SKPD terkait
Dukungan Regulasi di Kabupaten
Penerbitan Regulasi Insentif Disinsentif Review RTRW Proses penetapan (sosialisasi, inventarisasi, kesepakatan, rakor desa-kec-kab-prov) Koordinasi Land Banking
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
Dikoordinis Distan
O
O
O
O
Diperlukan kajian mendalam
O
SKPD bidang pertanian, BPN, perbankan, PUESDM, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan
Skema perlindungan & pemberdayaan petani O
Skema kreatif & inovasi lainnya
Keterangan
O
O
Peningkatan Produksi Hortikultura • •
Fokus pada pengembangan komoditas biofarmaka Skema pengembangan menggunakan pendekatan AGRIBISNIS & pengembangan wilayah
RENCANA AKSI Dukungan masterplan pengembangan komoditas Intensifikasi (benih, pupuk, tehnologi pengolahan, pengendalian HPT, panen) Pengolahan hasil (pemberian nilai tambah) dan pengemasan
< 2013
2014
2015 O
2016
2017
> 2017
Distan
O
O O
O O
O
Distan, Dishutbun
O
Distan, Disperindagkop, Disnaker, BPPM
O
Distan, Disperindagkop, Pemkab
O
Distan, Disperidagkop, Pemkab
O
Distan, PUESDM, Dishutbun
Branding Produk & Pemasaran O
O
Kerjasama Kemitraan O
O
Pengembangan sarpras pendukung O
O
O
O
O
Distan, Disperindagkop, Pemkab
O
O
O
Perankan, SKPD terkait
Penguatan kelembagaan & SDM
Fasilitasi akses permodalan
Keterangan
Pengendalian hama penyakit terpadu • • • •
Fokus pada penanganan hama tikus Sleman barat merupakan lumbung pangan produktif wilayah Sleman Ancaman tikus pada wilayah tersebut sangat masif Skema pengembangan menggunakan pendekatan terpadu dan fokus di Sleman Barat
RENCANA AKSI
< 2013
2014
2015
2016
2017
> 2017
O
Perlunya perencanaan yg terpadu/lintas
O
Dukungan dari stakeholder wilayah
Rencana pengendalian
Sosialisasi & fasilitasi
Operasi Terpadu :
Gropyokan massal Emposan/mercon tikus Insentif
Guwekisasi Pengembangan komoditas potensial Monitoring
Keterangan
O
O
O
Dukungan dari SKPD, masyarakat, & instansi lainnya
O
SKPD terkait & masy
O
O
O
O
SKPD terkait & masy
O
O
SKPD terkait & masy
O
O
O
O
O
O
O
SKPD terkait & masy SKPD terkait & masy
O
SKPD terkait
Pelabuhan Tanjung Adikarto • • •
Isu dalam RPJMD 2012-2017 Fokus pada penyelesaian sarana fisik yang penting Pengembangan kelembagaan mjd prioritas
RENCANA AKSI Pembangunan fisik (pemanjangan breakwater, pengerukan kolam, pengerukan alur sungai)
< 2013 O
2014 O
2015 O
2016
2017
> 2017
Dislautkan, Kemelautkan, BBWS
O
Pemkab, pemda, & Pura Pakualaman
Penyelesaian kekancingan O Pembentukan & Pengembangan kelembagaan
O
Soft Launching Pengembangan KUBE, koperasi nelayan Pelatihan & pendampingan sistem lelang serta pemasaran ikan Fasilitasi sarpras pendukung lainnya (jalan, air bersih, radar, menara suar, dll)
O
Dislautkan, Biro Organisasi/BKD
O
Lintas sektor
O O
Keterangan
O
O
O
Dislautkan, DIsperindagkop
O
O
O
Dislautkan, Kemenlautkan
O
Dislautkan, PUESDM, Pemkab, Dishub, TNI (?)
O
O
Optimalisasi Kapal 30 GT • • • •
Isu strategis RPJMD 2012-2017 (seringkali mjd contoh dalam penuturan Gubernur DIY dalam pembangunan kelautan) Fokus pada operasionalisasi kapal Pengembangan diarahkan pada kemanfaatan kapal bagi masyarakat DIY Optimalisasi kapal beribas pada peningkatan produksi perikanan tangkap
RENCANA AKSI
< 2013
2014
2015
2016
2017
> 2017
Keterangan Dislautkan
Pelatihan & pendampingan pada daerah tangkapan diluar DIY (Cilacap, Progo, Pacitan)
O
O
O
O
O
O
Penguatan kelembagaan nelayan kapal 30 GT
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
Dislautkan/Pemk ab
O
O
O
O
O
O
Dislautkan, Kemenlautkan
O
O
O
Dislautkan/Pemk ab
Insentif hasil tangkapan ikan kapal 30 GT Fasilitasi & Pelatihan terpadu (kontrak nahkoda, ABK, pemeliharaan alat, dll) Diversifikasi usaha kapal 30 GT (kreatifitas, lomba, dll)
Dislautkan
Pengembangan Budidaya Perikanan • • •
Sektor perikanan diharapkan mampu menjadi tumpuan peningkatan ketahanan pangan & revitalisasi sektopr pertanian dalam perekonomian DIY Pengembangan budidaya perikanan diharapkan memberikan pengaruh thd peningkatan produksi ikan, penanggulangan kemiskinan, dan meningkatkan tingkat konsumsi maklan ikan Fokus pada pengembangan wilayah MINAPOLITAN
RENCANA AKSI Sosialisasi CBIB
< 2013
2014
O
O
Kajian pemilihan komoditas strategis (lokal : nila, gurameh, lele, sidat, gabus, belut, dll)
2015
2016
O
O
O
O
2017
O
> 2017
O
Keterangan Dislautkan, pemkab Dislautkan
Fasilitasi benih, pakan, & pasokan air yang cukup
O
O
O
O
O
O
Dislautkan, pemkab
Penguatan kelembagaan & PENDAMPINGAN
O
O
O
O
O
O
Dislautkan
O
Dislautkan, pemkab, disperindagkop
O
Swasta, dislautkan, pemkab
O
Dislautkan, kelompok masy, perbankan, swasta
Pengolahan hasil (PENGUATAN NILAI TAMBAH)
O
O
Branding Produk (pameran, promosi, kampanye, kebijakan, dll) Kemitraan & Kerjasama Pemasaran (termasuk penguatan permodalan)
Penguatan fasilitasi
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
Dislautkan, Kemelautkan, PUESDM, perbankan
DIVERSIFIKASI PANGAN • • •
Diversifikasi pangan diharapkan mampu menurunkan tingkat konsumsi beras Daya saing menjadi kata kunci dalam mempromosikan produk lokal Diversifikasi pangan menjadi kampanye dalam menghadapi MEA 2015
RENCANA AKSI Pasokan bahan baku yang cukup (mutu, kualitas, keterjangkauan) Fasilitasi alat Pengolahan produk
< 2013
2014
O
O
2015
2016
2017
> 2017
Keterangan
O
O
O
O
BKPP, Distan, Pemkab
O
O
O
O
Kementan, BKPP
O
O
O
BKPP, Disperindagkop
O
BKPP, Disperindagkop, Dispar
O
BKPP, Disperindagkop, swasta, perbankan
Branding produk O Kerjasama /kemitraan : termasuk permodalan
Penguatan kelembagaan (koperasi) dan SDM (studi banding, diversifikasi produk, kreatifitas usaha)
O
O
O
O
O
O
BKPP, Disperindagkop
PENANGANAN DESA RAWAN PANGAN • •
Penanganan desa rawan pangan harus sinergis pada penurunan angka kemiskinan Dilakukan lintas sektoral, meskipun koordinasi ada di BKPP
RENCANA AKSI
< 2013
2014
2015
2016
2017
> 2017
Keterangan
Penguatan sistem produksi dgn komoditas lokal spesifik lokasi (pendekatan ketersediaan & konsumsi) dengan pengembangan komoditas spesifik : ketela, perikanan, umbi2an
O
O
O
O
O
O
Distan, Dishutbun, Dislautkan
Demapan
O
O
O
O
O
O
BKPP
Fasilitasi Lumbung pangan
O
O
O
O
O
O
BKPP
O
O
O
Distan, Dishutbun, Dislautkan, BKPP, BPPM, Disnakertrans, Dinsos
O
O
O
PU-ESDM, BKPP, Distan, Dishub BKPP, Dinkes, Balai POM, swasta
Penguatan ekonomi produktif O
Perbaikan sarpras Perbaikan konsumsi pangan yang B2SA O Penguatan kelembagaan (pendidikan, PKK, arisan, kelompok tani, dll) Monitoring (fasilitasi DKP)
O
O
O
O
O
O
BKPP BKPP/DKP
TAHURA BUNDER • •
Tahura Bunder sbg kawasan konservasi yang diharapkan berfungsi lestari (ekonomi, sosial, ekologis) Perda pengelolaan Tahura disahkan pada akhir tahun 2013
RENCANA AKSI Pembangunan fasilitas (pos jaga, gerbang, jalan masuk, mushola, menara pandang, kios, jln traking, taman bermain) Fasilitas pelengkap (bumi perkemahan, jalan wisata)
< 2013
2014
2015
2016
2017
> 2017
Dishutbun, Kemenhut
O
Dishutbun, Kemenhut
O
Dishutbun
Pembangunan Paleoekosistem
O
O
Optimalisasi aset (operasionalisasi kios, atraksi, wisata)
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
Retribusi Penataan kelembagaan Pengembangan vegetasi & arboretum
Keterangan
O
O
O
Dishutbun Dishutbun, Biro Organisasi
O
Dishutbun, Kemenhut
O
Dishutbun, BKPM, Pemda DIY, Pemkab GK, Swasta, masy
Kerjasama kemitraan O
Dishutbun, Dispar
PENGEMBANGAN MODEL DESA BERBASIS KOMODITAS STRATEGIS • •
Fokus pada pengembangan komoditas strategis Include dalam desain pengentasan kemiskinan dan penguatan DAYA SAING
RENCANA AKSI Penyusunan Grand Design komoditas strategis Intensifikasi (benih, pupuk, tehnologi pengolahan, pengendalian HPT, panen) Pengolahan hasil (pemberian nilai tambah) dan pengemasan (fasilitasi alat)
< 2013
2014
2015
2016
2017
> 2017
Dishutbun
O
O O
O O
O
O
O
O
O
Dishutbun, Disperindagkop, Pemkab
O
O
O
Dishutbun, Disperidagkop, Pemkab
O
O
O
PU-ESDM, Dishutbun
Kerjasama Kemitraan
O
O
O
Dishutbun, Disperindagkop, Pemkab
O
O
O
Perbankan, SKPD terkait
Penguatan kelembagaan & SDM
Fasilitasi akses permodalan
Dishutbun Dishutbun, Disperindagkop, Disnaker, BPPM
Branding Produk & Pemasaran
Pengembangan sarpras pendukung
Keterangan
OPTIMALISASI KAYU PUTIH • •
Fokus pada peningkatan produksi (produktifitas) PAD dari tanaman kayu putih cenderung meningkat
RENCANA AKSI Intensifikasi tanaman (pemenuhan tegakan & pemupukan)
< 2013
2014
O
O
Penataan jalan produksi
Pemasaran (lelang, desain branding, desain wisata kayu putih) Pengamanan hutan bersama masyarakat (integrasi dengan pesanggem, multikultur pada sela tanaman kayu putih, dll)
O
O
2015
2016
2017
O
O
O
O
O
O
O
O
O
> 2017
Keterangan Dishutbun Dishutbun
O
Dishutbun Dishutbun
O
O
O
O
O
O
WANA WISATA BUDAYA MATARAM RENCANA AKSI Penyusunan masterplan Penyusunan DED Pembangunan fasilitas
< 2013
2014
2015 O
2016
2017
> 2017
Keterangan
O
Dishutbun
O
Dishutbun
O
O
Dishutbun, PU ESDM, Pemkab
O
Dishutbun, Dispar, Disperindagkop, Pemkab, Swasta, Masy
Branding (atraksi)
REHABILITASI KAWASAN PANTAI • •
Fokus pada optimalisasi kawasan secara lestari Kawasan pantai bisa LESTARI
RENCANA AKSI Penyusunan desain (masterplan) Sosialisasi Penghijauan kawasan (penanaman barrier vegetasi, mangrove, dll)
< 2013
2014
2015
2016
2017
> 2017
Dishutbun
O O
O
O
Dishutbun, Pemkab
O
O
O
Dishutbun, BLH, Dislautkan
O
Distan, Dishutbun, Dislautkan, Disperindagkop, Dispar, BPPM, Dinsos, BLH, Pemkab, swasta, masy
Peningkatan ekonomi produktif (pengembangan horti, tanaman pertanian, kawasan wisata, jasa usaha, perdagangan) O
O
O
O
O
Dispar, Disperindagkop, BLH, Dishutbun, Pemkab
O
O
O
Dishutbun, BKPM, Pemkab
Branding kawasan
Kerjasama/kemitraan
Keterangan
JOGJA BENIH • • • •
Bagian dari rekomendasi RPJMD 2012-2017 Fokus pada revitalisasi kelembagaan Skema pengembangan menggunakan penguatan jejaring kemitraan, kerjasama, & penataan kelembagaan Pembiayaan masih tergantung dengan APBD DIY
RENCANA AKSI
< 2013
Penataan kelembagaan Penguatan jejaring
O
2014
2015
2016
O
O
O
O
O
O
2017
> 2017
Perlunya revisis Pergub
O
O
Dilakukan dgn optimalisasi web
O
Perlunya kreatifitas dari lembaga jogja Benih (responsif & peluang)
O
Perguruan tinggi, asosiasi benih, swasta, masy, wilayah lainn yg potensial
O
Asosiasi, swasta, SKPD sektor pertanian
O
Bisa melakukan pengelolaan sendiri
Fasilitasi kebutuhan perbenihan O
O
O
Kerjasama kemitraan O
Penguatan dengan instansi mitra perbenihan
O
O
O
Keterangan
O
O
Kemandirian JOGJA BENIH
“ Setelah Direnungkan, Mohon Dituliskan “
MATUR NUWUN