Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
STRATEGI BELAJAR PQ4R BERPENGARUH TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V GUGUS I GUSTI NGURAH RAI DENPASAR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 1
I.A Gayatri Wulansari, 2 MG. Rini, 3 I Km. Ngr. Wiyasa 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
email :
[email protected], 2
[email protected], 3
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r) dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian yaitu nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai, Denpasar Barat. Melalui teknik random sampling didapat sampel siswa yaitu kelas V SDN 6 Padangsambian yang berjumlah 50 orang sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas V SDN 18 Padangsambian berjumlah 45 orang sebagai kelompok kontrol. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan tes berupa hasil keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia. Hasil test selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pengujian statistik yaitu uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r) dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Ini dapat dilihat dari hasil uji-t, yakni thit = 5,99 sedangkan ttab pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 93 sebesar 1,99, sehingga thit>ttab. Siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional yaitu 78,66>71,22. Hal ini berarti terdapat pengaruh strategi belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r) terhadap hasil keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia siswa kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai , Denpasar Barat. Kata kunci: strategi belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r), hasil keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia ABSTRACT This research is aimed to know the significant difference of the study result of Bahasa Indonesia among students who are are taught to use learning strategies Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review ( PQ4R ) and students that learned using conventional learning. This study was a quasi-experimental design with nonequivalent control group design. The population in this research were all students of class V Gugus I Gusti Ngurah Rai, Denpasar Barat. Random sampling technique get samples V grade of SDN 6 Padangsambian totaling 50 people as the experimental group and V grade of SDN 18 Padangsambian
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
totaling 45 people as a control group. This research data was collected using a test reading comprehension skills results Indonesian. Test results were then analyzed using a statistical test is the t-test. The results showed that there were significant differences in the results of reading comprehension skills among Indonesian students learning strategies that learned using Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review ( PQ4R ) and students that learned using conventional learning. It can be seen from the results of the t-test, thit = 5.99 while ttab with significance level 5% significance with dk=93, ttab=1.99, so thit>ttab. Students who follow the conventional learning is 78,66 >71.22 . This means that there are significant learning strategies Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) the results of reading comprehension skills of Indonesian students V grade Gugus I Gusti Ngurah Rai, Denpasar Barat. Keywords : learning strategies Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r), results of reading comprehension skills among Indonesian PENDAHULUAN Bahasa Indonesia berperan sangat penting dalam menjaga keutuhan dan rasa persatuan warga negara Indonesia, sebagai perekat kebersamaan untuk menyamarkan titik-titik perbedaan pada bangsa yang majemuk ini. Oleh karena itulah, pembelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting untuk membentuk generasi penerus bangsa yang bersatu dan berdaulat.Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.(BSNP, 2011:5). (Dibia dkk, 2007) menyatakan, pembelajaran bahasa adalah sebagai alat komunikatif.Anak belajar bahasa karena didesak oleh kebutuhannya untuk berkomunikasidengan orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, sedini mungkin anak-anak diarahkan agar mampu menggunakan bahasa Indonesia,yang baik dan benar untuk keperluan berkomunikasi dalam berbagai situasi, yaitu mampu menyapa, bertanya, menjawab, menyebutkan, mengungkapkan pendapat dan perasaan, dan lain-lainnya. Belajar bahasa menekankan pada empat keterampilan berbahasa, yakni: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Dalman, 2013:1). Sejalan dengan pendapat tersebut, Tarigan (2008:1)
menyatakan keterampilan berbahasa (atau language arts, language skills) dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills) dan keterampilan menulis (writing skills). Rahim (2008:1) menyatakan bahwa proses belajar yang paling efektif dilakukan melalui kegiatan membaca. Masyarakat yang gemar membaca akanmemperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang dapat meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan di masa yang akan datang. Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang kompleks karena setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Menurut Tarigan (2008:7), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Dalam hal ini, membaca adalah suatu usaha untuk menelusuri makna yang ada dalam tulisan. Walaupun informasi dapat ditemukan melalui media lain seperti media audio visual, tetapi peran membaca tidak dapat digantikan sepenuhnya. Oleh karena itu, keterampilan membaca harus mendapat perhatian lebih terutama pada saat siswa berada di bangku SD agar kemampuan membaca siswa dapat berkembang dengan baik di masa depan.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Akan tetapi, hasil observasi yang didapat masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar disebabkan kurangnya minat membaca siswa membuat proses pemahaman dalam materi sangat kurang sehingga proses pembelajaran didalam kelas menjadi pasif. Hal ini disebabkan karena masih diterapkannya proses pembelajaran yang berpusat pada guru yang tidak dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan baik. Trianto (2010:35) Proses pembelajaran yang didominasi oleh guru, siswa lebih digunakan sebagai objek dan dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam menjawab dan menyampaikan pendapat siswa menggunakan pemahaman membaca yang kurang baik, tetapi tidak diperhatikan oleh guru. Hal tersebut mengakibatkan pemahaman siswa dalam membaca tidak sesuai dengan ketentuan yang ada. Dampak nyata dari kondisi tersebut adalah bahwa kemampuan membaca siswa masih sangat rendah. Perilaku siswa selama membaca pun masih jauh dari kondisi yang diharapkan. Siswa rata-rata membaca tanpa memperdulikan perilaku membaca yang sebenarnya akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kemampuannya membaca. Kondisi ini masih sangat jauh dari tujuan pembelajaran membaca pemahaman. Bertolak dari kondisi tersebut, diperlukan serangkaian upaya untuk membantu kualitas pembelajaran membaca pemahaman di SD sehingga tercapai tujuan pembelajaran membaca pemahaman. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menerapkan berbagai strategi pembelajaran membaca pemahaman. Melalui strategi belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r), diharapkan Sangat tepat digunakan dalam pembelajaran pengetahuan yang bersifat deklaratif berupa konsep-konsep, definisi, kaidah-kaidah dan pengetahuan. Dalam proses pembelajaran diharapkan juga dapat membantu siswa yang daya ingatnya lemah untuk menghafal konsep-konsep pelajaran. strategi belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r) juga Mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan, sehingga Mampu membantu siswa dalam
meningkatkan keterampilan proses bertanya dan mengomunikasikan pengetahuannya dan dapat menjangkau materi pembelajaran dalam cakupan yang luas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil keterampilanmembaca pemahaman antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model PQ4R dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Barat tahun pelajaran 2013/2014. METODE Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Barat Tahun Ajaran 2013/2014. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r) Terhadap hasil keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia, dengan memanipulasi variabel bebas yaitu Strategi Belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r)dan variabel terikatnya adalah hasil keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Barat. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti langsung baik di kelas kontrol \ maupun di kelas eksperimen. Guru bidang studi bahasa Indonesia terus mendampingi dari persiapan eksperimen sampai eksperimen selesai dilaksanakan. Jenis penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian eksperimen semu ( quasi experiment). Desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah nonequivalent control group desain. Penelitian ini didahului dengan pemberian pre test terhadap kelompok kontrol dan begitu juga terhadap kelompok eksperimen. Namun skor pre test hanya dilakukan untuk menyetarakan kelompok, bukan untuk dibandingkan (Dantes,2012:97). Skor yang akan dibandingkan adalah skor post test atau dengan kata lain data dari
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
penelitian ini hanya memperhitungkan skor pos test saja tanpa memperhitungkan skor pre test. Alasan peneliti memilih penelitian eksperimen karena suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu tindakan terhadap tingkah laku atau menguji ada tidaknya pengaruh tindakan itu (Sugiyono,2012). Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment yang artinya pemberian kondisi yang dinilai pengaruhnya. Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebaiknya diatur secara intensif sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik yang sama atau mendekati sama. Yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi treatment atau perlakuan tertentu, sedangkan grup kontrol diberikan treatment seperti keadaan bisaanya (Toha,dkk.2008). Dengan pertimbangan sulitnya pengontrolan terhadap semua variabel yang mempengaruhi variabel yang sedang diteliti maka peneliti memilih eksperimen kuasi. Dasar lain peneliti menggunakan desain eksperimen kuasi karena penelitian ini termasuk penelitian sosial. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian eksperimen. Adapun ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut: a) Persiapan eksperimen Pada tahap ini, langkah-langkah yang dilakukan yaitu, 1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), mempersiapkan sumber-sumber belajar (alat peraga,silabus,kurikulum dan LKS) yang nantinya digunakan selama proses pembelajaran pada kelompok eksperimen. 2) menyusun instrument penelitian berupa tes hasil belajar untuk mengukur hasil belajar bahasa Indonesia siswa. 3) mengkonsultasikan instrument dengan dosen pembimbing. b) Pelaksanaan eksperimen
Pada tahap pelaksanaan eksperimen langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1) menentukan sampel penelitian berupa kelas dari populasi yang tersedia. 2) dari sampel yang telah diambil kemudian diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3) melaksanakan penelitian yaitu memberi perlakuan kepada kelas eksperimen berupa pendekatan kontekstual berbasis metode bermain peran, sedangkan pada kelas kontrol berupa pembelajaran konvensional, dan 4) pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 8 kali pertemuan dengan melakukan 1 kali pre-test, 6 kali treatment dan 1 kali posttest. Pada tahap penyelesaian eksperimen langkah-langkah yang dilakukan adalah memberikan post tes pada akhir penelitian, baik untuk kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 6 Padangsambian dan SDN 18 Padangsambian pada Kelas V dari bulan Maret sampai dengan bulan April tahun 2014 Sugiyono (2012:117) menyatakan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sejalan dengan yang dinyatakan Winarsunu (2009: 11) bahwa, “populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti, dan yang nantinya dikenai generalisasi.” Berdasarkan pengertian tentang populasi tersebut, populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelasV SD digugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Barat, dimana pada gugus tersebut terdiri dari enam SD, sekolah SDN 3 Padangsambyan, SDN 5 Padangsambyan, SDN 6 Padangsambyan, SDN 11 Padangsambyan, SDN 17 Padangsambyan, SDN 18 Padangsambyan. Pemilihan satu gugus untuk populasi dikarenakan peneliti memerlukan kelas yang akandijadikan kelompok eksperimen dan kelompok
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
kontrol, sedangkan tiap sekolah hanya terdapat satu kelas untuk kelas V. Disamping itu, pemilihan gugus juga bertujuan agar hasil penelitian nantinya lebih dapat dijeneralisasikan. Peneliti memilih gugus tersebut berdasarkan Informasi yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Denpasar, yang menyatakan bahwa sekolah tersebut terdistribusi dalam kelas-kelas yang setara secara akademik dikatakan setara, karena dilihat dari nilai rapor siswa kelas V diantara masing-masing sekolah tersebut relatif sama. Hal ini berarti tidak terdapat sekolah unggulan. Sugiyono (2012:117) menyatakan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sejalan dengan yang dinyatakan Winarsunu (2009: 11) bahwa, “populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti, dan yang nantinya dikenai generalisasi.” Berdasarkan pengertian tentang populasi tersebut, populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelasV SD digugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Barat, dimana pada gugus tersebut terdiri dari enam SD, sekolah SDN 3 Padangsambyan, SDN 5 Padangsambyan, SDN 6 Padangsambyan, SDN 11 Padangsambyan, SDN 17 Padangsambyan, SDN 18 Padangsambyan. Pemilihan satu gugus untuk populasi dikarenakan peneliti memerlukan kelas yang akandijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sedangkan tiap sekolah hanya terdapat satu kelas untuk kelas V. Disamping itu, pemilihan gugus juga bertujuan agar hasil penelitian nantinya lebih dapat dijeneralisasikan. Peneliti memilih gugus tersebut berdasarkan Informasi yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Denpasar, yang menyatakan bahwa sekolah tersebut terdistribusi dalam kelas-kelas yang setara secara akademik dikatakan setara, karena dilihat dari nilai rapor siswa kelas V diantara masing-masing sekolah tersebut relatif
sama. Hal ini berarti tidak terdapat sekolah unggulan. Sampel adalah sebagian anggota populasi yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian (Toha.dkk,2008:4.3). sampel dalam penelitian ini dipilih dua kelas, yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Berdasarkan karakteristik populasi dan tidak dapat dilakukannya pengacakan individu, maka untuk menentukan sampel digunakan teknik simple random sampling.Menurut Sugiyono (2012: 120) simple randomsampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.Pada penelitian ini yang diacak adalah kelasnya bukan individu karena tidak memungkinkan untuk melakukan pengacakan individu.Pengacakan kelas dilakukan untuk menentukan kelas yang menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu staf UPT Dikpora kecamatan Sukawati yang mengatakan bahwa tidak terdapat sekolah unggulan ataupun non unggulan di dalam gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Barat. Keenam kelas yang ada, dirandom untuk menentukan dua kelas sebagai sampel penelitian. Kemudian dari dua kelas tersebut diundi untuk menentukan kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan Strategi Belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r) dan kelas kontrol yang mendapat perlakuan model pembelajaran konvensional. Adapun hasil random dari keenam kelas tersebut yaitu kelas V SDN 6 Padangsambian yang terdiri dari 50 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas V SDN 18 Padangsambian yang terdiri dari 45 siswa sebagai kelompok kontrol yang mendapat perlakuan model pembelajaran konvensional. Untuk mengetahui kesetaraan kelas yang dipakai dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis hasil pre-test yang dilakukan sebelum melakukan random. Untuk menganalisisnya digunakan uji t. Nilai t hitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan t tabel, jika t hitung < t tabel maka kedua kelompok setara.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Menurut Sugiyono (2012:60) variabel adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari”. Penelitian ini melibatkan dua variable, yaitu variable bebas dan variable terikat yang dijelaskan sebagai berikut. Variable bebas dalam penelitian ini adalah Strategi Belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r) yang dikenakan pada kelompok eksperimen.Sedangkan pendekatan pembelajaran konvensional dikenakan pada kelompok control. Variable terikat dalam penelitian ini adalah hasil keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia siswa. Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data tentang hasil keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia siswa.Untuk mengumpulkan data tersebut menggunakan tes objektif yang berbentuk pilihan ganda biasa. Menurut Arikunto (2003:32) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu. Menurut Sudijono (2011:118) Tes pilihan ganda adalah salah satu bentuk tes obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau pertanyaan yang sifatnya belum selesai dan untuk menyempurnakannya harus dipilih salah satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan, dengan jumlah 40 butir soal. Tes ini mengungkapkan tentang penguasaan siswa tentang hasilketerampilan membaca pemahaman yang mereka peroleh di kelas V. Setiap soal disertai dengan empat alternatif jawaban yang dipilih siswa (alternatife a, b, c, d). Setiap item akandiberikan skor 1 bila siswa menjawab dengan benar (jawaban dicocokan dengan kunci jawaban). Serta skor nol untuk siswa yang menjawab salah.Skor setiap jawaban kemudian dijumlahkan dan jumlah tersebut merupakan skor variabel hasil tes membaca pemahaman.
Suatu tes yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar dikatakan baik
jika memiliki empat ciri yaitu valid, reliabel, objektif, dan praktis (Sudijono, 2009: 93). Objektif yang dimaksud adalah apa adanya, artinya dalam penyusunan tes harus mengacu pada materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan atau diperintahkan untuk dipelajari oleh peserta didik. Maka, untuk menjaga agar tes yang disusun tidak menyimpang dari materi yang telah dipelajari siswa, dibuatlah sebuah tabel spesifikasi. Tabel spesifikasi dapat juga disebut grid, kisi-kisi atau blue print test.Wujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perincian materi dan tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai.Tiap kotak diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal (Arikunto, 2009: 185). Tes hasil belajar bahasa Indonesia yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti sendiri. Sebelum tes tersebut digunakan, terlebih dahulu perlu diuji validitas, dayabeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitasnya. Uji validitas, Validitas perangkat tes adalah taraf sejauh mana perangkat tes tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Dantes, 2012:125). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.Menurut Arikunto (2010:158) validitas berhubungan dengan ketepatan terhadap apa yang mesti diukur oleh instrument dan seberapa cermat instrumen melakukan pengukurannya, atau validitas instrument berhubungan dengan ketepatan instrument tersebut terhadap konsep yang diukur sehingga betul-betul bisa mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan menurut Sugiyono (2007 : 173) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif.Sudijono (2009: 184-185) mengatakan bahwa pada tes objektif hanya ada dua kemungkinan jawaban, yaitu betul dan salah.Setiap butir soal yang dijawab dengan betul umunya diberi skor 1 (satu), sedangkan untuk setiap jawaban salah diberikan skor 0 (nol).Jenis data betul-salah ini disebut
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
dengan data dikotomi. Oleh karena datanya dikotomi maka untuk menentukan validitas tes objektif digunakan teknik korelasi point biserial, dimana angka indeks korelasi yang diberi lambang rpbi. Nilai r hitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan r tabel, jika r hitung > r tabel maka dalam kategori valid. Menurut Sudijono (2009: 385) daya beda adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara testi yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan testi yang kemampuannya rendah (bodoh). Daya beda dapat diketahui melalui atau dengan melihat besar kecilnya angka indeks diskriminasi item. Sudijono (2009: 387) mengatakan angka indeks diskriminasi item adalah sebuah angka atau bilangan yang menunjukkan besar kecilnya daya beda (discriminatory power) yang dimiliki oleh sebutir item. Indeks diskriminasi item berkisar -1,00 sampai dengan 1,00. Apabila indeks diskriminasi semakin mendekati 1,00 berarti daya pembeda soal semakin baik. Sementara jika indeks diskriminasi bernilai 0,00, maka hal ini menunjukkan soal yang bersangkutan tidak memiliki daya pembeda sama sekali. Sedangkan jika indeks diskriminasi mendekati -1,00, maka daya pembeda soal tersebut semakin jelek. Daya beda (discriminatory power) pada dasarnya dihitung atas dasar pembagian testi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok atas yakni kelompok testi yang tergolong pandai dan kelompok bawah yakni kelompok testi yang tergolong bodoh. Cara untuk menentukan dua kelompok itu yaitu dengan menggunakan presentase sebesar 27% dari testi yang termasuk kelompok atas dan 27% dari testi yang termasuk kelompok bawah. Sebelum menentukan daya beda butir soal terlebih dahulu ditentukan kelompok atas dan kelompok bawah. Penentuan kelompok atas dan kelompok bawah yaitu dengan mengalikan seluruh testi dengan 27%.
Dalam menghitung daya beda tiap butir soal menggunakan bantuan Microsoft Excel, data diurut secara descending yaitu dari skor tertinggi ke skor terendah. Butir soal yang dihitung daya bedanya adalah butir soal yang valid saja. Butir-butir soal tes hasil belajar dikatakan bermutu atau tidak dapat dilihat dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir soal tersebut. Jika butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukarannya adalah cukup atau sedang maka butir-butir soal tes hasil belajar tersebut dapat dinyatakan sebagai butir-butir soal yang baik (Sudijono, 2009: 370). Tingkat kesukaran butir tes merupakan bilangan yang menunjukkan proporsi testi yang menjawab betul butir soal yang diberikan.Sedangkan tingkat kesukaran perangkat tes adalah bilangan yang menunjukkan rata-rata proporsi testi yang dapat menjawab seluruh tes tersebut. Menurut Witherington (dalam Sudijono, 2009: 371), tingkat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan indeks kesukaran (difficulty index). Angka indeks kesukaran besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Angka indeks kesukaran sebesar 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya angka indeks kesukaran sebesar 1,00 berarti butir soal tersebut terlalu mudah. Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir soal yang valid saja, dengan demikian uji reliabilitas bisa dilakukan setelah melakukan uji validitas. Menurut Arikunto (2006 : 178) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas suatu alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang relative sama dengan pengukurannya jika diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan pada tempat dan waktu yang berbeda. Reliabilitas tes berhubungan dengan kepercayaan dan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
keajegan hasil tes (Arikunto,2002). Suatu tes dapat dikatakan mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Pada penelitian ini tes yang digunakan adalah tes objektif yang bersifat dikotomi (1 dan 0) dan heterogen. Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis sebagai berikut: a) Uji Normalitas Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial).Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik tidak bisa dilakukan, tetapi menggunakan statistik non parametrik. Untuk menguji normalitas sebaran data dapat dilakukan dengan analisis Chi-Squar. b) Uji Homogenitas Uji homogenitas varian dilakukan untuk mengetahui data yang didapat apakah homogen atau tidak. Uji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji F. c) Uji hipotesis Setelah dilakukan uji prasyarat, maka tahap berikutnya adalah tahap uji hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan strategi PQ4Rterhadap hasil keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia siswa kelas V sekolah dasar gugus I Gusti Ngurah Rai tahun ajaran 2013/2014. Hipotesis penelitian yang diuji adalah sebagai berikut. Ha
: Terdapat perbedaan yang signifikan hasil keterampilan membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran PQ4R dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa SD kelas V Gugus I Gusti
Ngurah Rai Denpasar Barat tahun pelajaran 2013/2014. H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikanhasil keterampilan membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran PQ4R dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa SD kelas V Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Barat tahun pelajaran 2013/2014. Secara statistik hipotesis tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut. Ha : µ1 ≠ µ2 H0 : µ1= µ2 Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda mean HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian ini berupa hasil keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia siswa kelas V sebagai hasil perlakuan antara pembelajaran yang menggunakan Strategi Belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r) dan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan rancangan nonequivalent control group design dengan menggunakan uji-t sebagai alat untuk menganalisis data. Dalam penelitian ini, data dikelompokkan menjadi dua yaitu; a) hasil keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia siswa kelas V yang mengikuti pembelajaran dengan Strategi Belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r)dan b) hasil keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia siswa kelas V yang mengikuti pembelajaran konvensional. Sebelum dilakukan uji hipotesis menggunakan statistik parametrik yaitu dengan uji-t, terlebih dahulu harus dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians. Uji normalitas dilakukan untuk meyakinkan bahwa uji statistik yang
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
digunakan dalam pengujian hipotesis benar-benar bisa dilakukan.Hal ini penting, karena jika data tidak berdistribusi normal maka uji-t tidak dapat dilakukan.Untuk menguji normalitas sebaran data pada penelitian ini dianalisis menggunakan analisis Chi-Square (X2). Berdasarkan hasil uji normalitas pada kelompok eksperimen diperoleh harga X2hit sebesar 7,76. Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan harga X2tab pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 5 sebesar 11.07. Ini menunjukkan bahwa X2hit<X2tabberarti data hasil keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sementara hasil uji normalitas pada kelompok kontrol (lampiran 18), diperoleh harga X2hit sebesar 10,08. Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan harga X2tab pada taraf siginifikansi 5% dengan dk = 5 sebesar 11.07. Ini menunjukkan bahwa X2hit<X2tabberarti data hasil keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia kelompok kontrol berdistribusi normal. Uji homogenitas varians dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa perbedaan yang didapat dari uji-t benarbenar dari perbedaan antar kelompok, bukan disebabkan perbedaan di dalam kelompok atau dengan kata lain kedua kelompok homogen. Uji homogenitas varians pada penelitian ini dilakukan dengan uji F. F= F=
Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung= 1,64, harga ini kemudian dibandingkan dengan harga Ftabel dengan derajat kebebasan pembilang = 50 – 1 = 49 dan derajat kebebasan penyebut = 45 – 1 = 44 dengan taraf signifikansi 5%, sehingga diperoleh Ftabel = 1,66. Karena harga Fhitung < Ftabel (1,64< 1,66) maka H0 diterima dan Ha ditolak. Ini berarti varians data hasil belajar Bahasa Indonesia antara kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sama atau homogeny. Data lebih lengkap tentang uji homogenitas Dari hasil uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen.Oleh karena itu, uji hipotesis menggunakan uji-t dapat dilakukan. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh thitung sebesar 5,3. Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel dengan = 50 + 45 – 2 = 93 dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh harga ttabel = 1,99, karena thitung>ttabel (5,3 > 1,99) maka H0 ditolak atau Ha diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesiaantara siswa yang dibelajarkan menggunakan Strategi Belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r)dan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Barat. Rangkuman hasil analisis uji-t data post test hasil keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
= 1,64 Tabel Hasil Analisis Uji-t Data Post-test No Sampel 1 Kelompok eksperimen 2 Kelompok control
N 50 45
Dk 93
78,6 71,22
36,77 60,66
thitung
ttabel
5,3
1,99
Berdasarkan hasil analisis awal yang telah dilakukan yaitu dengan menganalisis nilai pre test bahasa Indonesia diperoleh hasil bahwa antara siswa kelas V SDN 6 Padangsambian dengan siswa kelas V SDN 18 Paadangsambian yang dijadikan kelompok penelitian memiliki distribusi data yang normal dan homogen serta hasil uji kesetaraannya menyatakan bahwa kedua kelompok tidak memiliki perbedaan yang signifikan atau dengan kata lain kedua kelompok setara. Karena kedua kelompok memiliki kemampuan yang sama maka dapat diberikan perlakuan yaitu berupa Strategi Belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r)untuk kelompokeksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelompok kontrol. Treatmen dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan untuk kelompok eksperimen dan 6 kali pertemuan untuk kelompok kontrol.Pada pertemuan kedelapan masingmasing kelompok diberikan post-test. Kemudian nilai post-test tersebut dianalisis, setelah dianalisis didapat rata-rata kelompok eksperimen sebesar 78,66yang termasuk ke dalam kategori tinggi dan ratarata kelompok kontrol sebesar 71,22 yang termasuk ke dalam kategori sedang. Sehingga dapat dikatakan bahwa strategi belajar PQ4Rterbukti lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional.Dalam pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t didapat thit sebesar 5,3sementara ttab pada taraf signifikansi 5% dan dk = 93 adalah 1,99. Ini berarti thit> ttab, sehingga H0ditolak dan Haditerima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan menggunakan Strategi Belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r)dan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Barat. Perbedaan hasil keterampilan membaca pemahaman bahasa Indonesia yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan menggunakanStrategi Belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r) dengan siswa yang
dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional disebabkan karena pembelajaran dengan menggunakan Strategi Belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r) memiliki beberapa keunggulan, yang pertama sangat tepat digunakan dalam pembelajaran pengetahuan yang bersifat deklaratif berupa konsep-konsep, definisi, kaidah-kaidah dan pengetahuan, dapat membantu siswa yang daya ingatnya lemah untuk menghafal konsep-konsep pelajaran, mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan, mampu membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses bertanya dan mengomunikasikan pengetahuannyadan dapat menjangkau materi pembelajaran dalam cakupan yang luas.Sehingga tidak mudah dilupakan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang lebih menekankan pada metode ceramah sehingga siswa cenderung pasif. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang relevan dari peneliti : Putu Ekayanti Dewi (2011) yang menyimpulkan bahwa, “Penerapan strategi pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VI B SD Negeri 4 Nongan Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Hal ini terbukti dengan meningkatnya ketercapaian aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil belajar siswa di setiap siklusnya. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penalitian seperti disajikan pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa dari hasil analisis diperoleh rata-rata ( ) nilai kelompok eksperimen sebesar 78,6 yang termasuk ke dalam kategori tinggi dan rata-rata ( ) nilai kelompok kontrol sebesar 71,22 yang termasuk ke dalam kategori sedang, Hal ini berarti hasil keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia siswa yang mengikuti pembelajaran Strategi Belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r)lebih baik daripada hasil keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia
siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Dan hasil analisis uji-t diperoleh thitsebesar 5,3 sedangkan ttabsebesar 1,99, sehingga thit> ttab. Berarti dlam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia siswa antara siswa yang dibelajarkan menggunakan Strategi Belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh 65 penerapan Strategi Belajar Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review (Pq4r) terhadap hasil keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2013/2014. DAFTAR RUJUKAN Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Refika Aditama Abimanyu, Soli. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Arends, Richardl. 1997. Classroom Instructional Management. New York: The McGraw-Hill Company. Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi AKsara -------. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar/Madrasah. Crawley, S.J dan Mountain, L. 1995. Strategies for Guiding Content Reading. Boston: Allyn and Bacon
Dibia,
dkk. 2007. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. FIP. UNDIKSHA
Farr,
R. 1984. Reading: Trends and Challenges. Washington D.C.: National Education Association.
Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Dantes, Nyoman. 2007. Metodologi Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Emzir. 2010. Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Rahim, Farida. 2008. Pengajaran membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Sanjaya, Wina. 2009a. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Santyasa, I Wayan.2004.Pengaruh Model dan Seting Pembelajaran terhadap Remidiasi Miskonsepsi, Pemahaman Konsep, dan Hasil Belajar Siswa pada Siswa SMU.Disertasi (tidak diterbitkan). Program Pasca Sarjana Studi Teknologi Pembelajaran, Universitas Negeri Malang. -------. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sugiyono. 2009a. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Jakarta: Alfabeta. -------. 2009b. Statistik untuk Penelitian . Bandung :Alfabeta. -------, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Widjono. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). Winarsunu. 2009. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang -------. 2012. Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan.Malang : UMM Press. Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.