Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROLE PLAYING BERBASIS KARAKTER BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V GUGUS 4 KEROBOKAN KELOD I Md. Adi Ary Martha1, I Gd Meter2, I Wyn Sujana3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester 1 SD Gugus 4 Kerobokan Kelod. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (quasy experiment) menggunakan non equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua sekolah Gugus 4 Kerobokan Kelod, yang meliputi 5 SD berjumlah 225 siswa, pengambilan sampel dengan teknik random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah SD No 5 Kerobokan Kelod sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 30 siswa dan SD No 3 Kerobokan Kelod sebagai kelas kontrol berjumlah 30 siswa. Data yang dikumpulkan adalah hasil belajar IPS yang merupakan penggabungan nilai kognitif dan afektif. Nilai kognitif dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar dalam bentuk tes pilihan ganda biasa sedangkan nilai afektif dikumpulkan melalui teknik observasi sesuai dengan karakter yang dikembangkan. Data dianalisis dengan uji t. Rata-rata hasil belajar IPS yang diperoleh antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual lebih tinggi dari siswa yang dibelajarkan dengan konvensional (80,30>75,77). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dengan t hitung = 3,19 > t tabel = 2,00 pada derajat kebebasan 58 disignifikansi 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus 4 Kerobokan Kelod.
Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif tipe role playing, karakter, media audiovisual, hasil belajar Abstract This research was intended to know whether or not there was a significant difference between the results of students in studying social which used cooperative role playing based on audiovisual media with the students which used conventional learning method of fifth grade students of first semester in SD Gugus 4 Kerobokan Kelod. This research was made from quasi experiment which was used non equivalent control group design. The population in this research was all the subjects in Gugus 4 Kerobokan Kelod consisted of five elementary schools with total number of the students was 225 and the technique which was used to take the sample was random sampling. The sample in this research was SD 5 Kerobokan Kelod as experimental class consisted of 30 subjects and SD 3 Kerobokan as controlled class consisted of 30 subjects. The data was collected from the result of studying social which was the
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
combination of cognitive and affective score. The cognitive score was collected from the result of test in the form of multiple choices, whereas affective score was collected from observation technique which was in line with character were developed. The data was analyzed with (UJI T/ test t/formula t). The grand mean of the result of studying social which was got between students which was implemented with cooperative role playing method based on character which implemented by audiovisual media were higher than students which studied in conventional learning method (80.30 > 75.77) The result of this research showed that there was a significant difference in studying social with the students which was implemented using cooperative role playing based on character which used audiovisual media and students which studied in conventional learning method by using formula t = 3.19> t table =2.00 in scale 58 which significance 5%. Based on the data, the researcher can conclude that cooperative role playing based on character which used audiovisual media was significance affect with the result of studying social of fifth grade students in SD Gugus 4 Kerobokan Kelod
Key words : cooperative role playing learning method, character, audiovisual media, result of the study.
PENDAHULUAN Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia saat ini dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu SDM (Sumber Daya Manusia) guru yang masih rendah, dan banyak masyarakat yang menganggap pendidikan itu tidak penting, yang mengakibatkan kurangnya interaksi sosial di dalam lingkungan masyarakat. Seharusnya dari sejak dini harus ditanamkan sikap sosial, mampu berinteraksi dengan lingkungan untuk menumbuhkembangkan karakter seseorang khususnya dalam dunia pendidikan. Seperti di ketahui pendidikan kian hari kian berkembang. Perubahan paradigma dari mengajar menjadi membelajarkan siswa sudah mulai dikembangkan di sekolah-sekolah dasar, sekolah biasanya terlampau memusatkan perhatian kepada pendidikan akademis. Salah satu aspek yang perlu mendapatkan perhatian ialah memupuk hubungan sosial di kalangan siswa, program pendidikan antar-siswa, antargolongan ini bergantung pada struktur sosial siswa. Ada tidaknya golongan minoritas di kalangan mereka mempengaruhi hubungan antar-kelompok khususnya dalam lingkungan sekolah. Fungsi dan peran guru ke depan bukan hanya sebagai sosok pendidik semata yang patut digugu dan ditiru melainkan sebagai SDM yang profesional dan sebagai fasilitator kepada siswanya dalam proses pembelajaran dalam menumbuhkembangkan budaya berpikir
kritis di masyarakat, saling menerima dalam perbedaan pendapat dan menyepakatinya untuk mencapai tujuan bersama serta mampu untuk mengubah situasi sosial, dengan cara dapat dilakukan melalui pemberian informasi, diskusi kelompok dalam proses pembelajaran. Dalam konteks pendidikan yang lebih luas guru bertanggung jawab dan berperan sebagai konservator, transmitor, transformator, dan organisator, dalam konteks yang terbatas (pembelajaran) guru bertanggung jawab dan berperan sebagai perencana, pelaksanaan. pembalajaran dan penilai pendidikan. Peran guru sebagai pendidik yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai motivator, suri teladan, dan pengarah para peserta didik dan anggota masyarakat dalam menjalankan proses pendidikan. Peran guru juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan hasil belajar siswa yang beragam di sekolah, ini dikarenakan karakteristik siswa berbedabeda menyerap, mengaplikasikan pengetahuannya dan menemukan hal-hal yang baru dalam pembelajaran untuk belajar bersikap aktif. Guru disamping harus kreatif dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa, guru juga harus memiliki wawasan yang luas di bidang keilmuwannya. Guru membantu agar proses pekonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar, guru tidak mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) sendiri. Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar, guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-satunya yang tepat adalah yang sama dengan kemampuannya. Menurut Rusman (2012:59) menyatakan “peran kunci guru dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian yang meliputi, berikut ini : (1) Guru melakukan diagnosis terhadap perilaku awal siswa, (2) menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa, (3) Guru sebagai komunikator, (4) Guru mengembangkan keterampilan diri, (5) Guru dapat mengembangkan potensi anak. Hasil belajar siswa yang sering menurun ini diakibatkan kurangnya ada perbaikan terhadap metode pembelajaran, strategi pembelajaran, model pembelajaran dan media yang digunakan mempunyai peran yang besar dalam proses perbaikan ini. Masih sangat sulit untuk guru mengetahui perilaku dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa khususnya dalam pelajaran IPS, karena IPS mempelajari ilmu-ilmu sosial yang berkaitan dengan kehidupan sosial, kelompok sosial dan masyarakat khususnya yang ada di lingkungan sekolah. Fenomena di lapangan selama ini juga menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran masih banyak permasalahan di dalamnya. Dari hasil pengamatan serta wawancara dengan guru kelas V Gugus 4 Kerobokan Kelod (Wawancara, 8 Desember 2012), menunjukkan bahwa nilai rata-rata bidang studi IPS masih rendah dibandingkan nilai bidang studi yang lain. Dalam proses pembelajaran IPS di kelas V Gugus 4 Kerobokan Kelod terdapat beberapa kelemahan yang mempengaruhi sikap dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan hasil belajar siswa, berdasarkan hasil pengamatan ditemukan beberapa kelemahan diantaranya: (1) partisipasi siswa rendah dalam pembelajaran, (2) sikap siswa yang kurang baik dalam proses pembelajaran, (3) siswa kurang tertarik dengan cara guru dalam menyampaikan pembelajara di kelas. Pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Menurut Nurulhayati (2002:25) “Pembelajaran Koperatif adalah Strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi”.Pembelajaran kooperatif akan efektif digunakan apabila: (1) guru menekankan pentingnya usaha bersama disamping usaha secara individual, (2) guru menghendaki pemerataan perolehan hasil dalam belajar, (3) guru ingin menanamkan tutor sebaya atau belajar melalui teman sendiri, (4) guru menghendaki adanya pemerataan partisipasi aktif siswa, (5) guru menghendaki kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar kooperatif konstruktivis, yang sangat berbeda dengan model pembelajaran langsung atau tradisional karena model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar dan kompetensi sosial siswa dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh misalnya, dalam model pembelajaran kooperatif tipe role playing, model pembelajaran role playing pada hakikatnya diangkat dari situasi kehidupan. Kanak-kanak atau bahkan remaja dan orang dewasa pun sering melakukannya dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan dunia kerja. Dalam proses pembelajaran khususnya pelajaran IPS model Pembelajaran Kooperatif tipe role playing sangat tepat digunakan untuk menumbuhkan keaktifan siswa dan kerjasama dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe role playing juga dapat diartikan sebagai pembelajaran simulasi yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah, tiruan atau perbuatan yang hanya berpura-pura saja. Model pembelajaran role playing sebagai metode pembelajaran yang cara penyajiannya dengan menggunakan situasi tiruan atau berpura-pura dalam proses pembelajaran
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) untuk memperoleh suatu pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu khususnya pada pelajaran IPS. Wahab (2009:109) menyatakan “model pembelajaran role playing adalah berakting sesuai dengan peran yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk tujuan-tujuan tertentu seperti menghidupkan kembali suasana historis, misalnya mengungkapkan kembali perjuangan para pahlawan kemerdekaan atau mengungkapkan kemungkinan keadaan yang akan datang”. Model pembelajaran kooperatif tipe role playing juga dapat diartikan sebagai permainan peran dalam proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang bertitik tolak dari permasalahan yang berhubungan dengan tujuan untuk mengkreasi kembali peristiwa-peristiwa sejarah, perbuatan yang pernah dialami siswa atau disaksikan secara langsung. Dengan memerankan satu atau beberapa peranan tertentu yang dilakukan oleh siswa, diharapkan para siswa dapat melakukan peranan yang dituntut dalam usaha pemecahan masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran. Mulyasa (2004:139) menyatakan “model pembelajaran role playing adalah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat”. Model pembelajaran role playing diterapkan untuk siswa dalam proses pembelajaran untuk menumbuhkan keaktifan, karakter yang dimiliki siswa dalam pembelajaran dan siswa dapat mengembangkan keterampilannya dalam mengapresiasikan sesuatu yang berkaitan tentang materi yang diberikan guru dan siswa akan lebih mengerti dan memahami apabila siswa yang dapat melakukannya sendiri dan mengalaminya. Sudirman,dkk (1991:161), menyatakan, “Tujuan dari model pembelajaran role playing yaitu dengan menggunakan model pembelajaran role playing siswa dapat melakukan peranan yang dituntut dalam usaha pemecahan masalah”. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe role playing yang dipadukan dengan pengembangan
karakter dan penggunaan media audiovisual disini siswa dituntut dapat bersikap aktif dalam proses pembelajaran khususnya pada siswa kelas V SD pada mata pelajaran IPS, sehingga materi yang disampaikan oleh guru dapat dipahami dengan mudah karena siswa dapat melakukannya langsung dengan model pembelajaran kooperati tipe role playing, jadi disini pembelajaran di kelas tidak akan lagi berpusat pada guru melainkan akan berpusat pada siswa (student center). Pendidikan karakter di Sekolah Dasar sangat berpengaruh dalam keberhasilan belajar siswa, yang berkaitan dengan perilaku siswa saat mengikuti pembelajaran. Peranan guru dalam penanaman karakter di sekolah dasar sangat penting. Fitri (2012:20) menyatakan: “Karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma”. Dengan penggunaan model atau strategi dalam pembelajaran sangat mempengaruhi kartakter siswa dalam menerima pembelajaran karena siswa dapat langsung mengaplikasikan pendidikan yang ia peroleh dalam pembelajaran dari guru dan temantemannya. Menurut Hidayatullah (2010:13) menyatakan, “seseorang dapat dikatakan berkarakter jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam kehidupannya.Dalam pembelajaran penggunaan model pembelajaran sangant penting untuk menambah daya tarik siswa dalam pembelajaran dan mudah di mengerti apa yang disampaikan oleh guru, pembelajaran role playing yang dipadukan dengan media audiovisual dalam proses pembelajaran kelas V SD pada mata pelajaran IPS yang sangat memperhatikan perkembangan karakter
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) siswa, sangat baik digunakan karena dalam penggunaan media pembelajaran siswa akan lebih mudah memahami pembelajaran. Media pembelajaran sangat menunjang proses pembelajaran dengan penggunaan media pembelajaran akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan dan siswa dapat lebih mudah memahami dan mengerti pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran IPS sangat tepat diterapkan, karena media audiovisual meliputi media yang dapat dilihat dan didengar oleh siswa, contoh media audiovisual adalah penggunaan power point dalam pembelajaran, dengan media yang ditampilkan oleh guru berupa gambar beserta bunyi atau suara, akan memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran yang disampaikan. Media audiovisual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau. Arsyad (2002:11) menyatakan “Audiovisual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar”. Penggunaan model pembelajarn kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual pada kelas V mata pelajaran IPS, siswa akan lebih mudah memahami konsepkonsep yang relevan dan bermuara pada pemahaman siswa dan ingatan siswa yang lebih tajam karena siswa dapat langsung menerapkan atau memerankan materi yang disampaikan oleh guru dengan bermain peran. Model pembelajaran kooperatif tipe role playing lebih menekankan pada proses pembelajaran yang berimbas pada sikap dan karakter yang dimiliki oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dalam memperoleh informasi dan hasil belajarnya yang meningkat dalam memahami konsep-konsep yang diberikan oleh guru dan dimaksimalkan dengan penggunaan media audiovisual yang lebih menunjang pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan fakta pembelajaran yang disampaikan guru, siswa lebih mudah memahami melaui pengamatan
media audiovisual karena siswa dapat melihat langsung dan mendengar bunyi atau suara yang di hasilkan oleh media tersebut. Tautan pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual dengan hasil belajar IPS sangat erat dengan proses pembelajaran. hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari siswa setelah mengikuti suatu materi, suatu interaksi tindakan dalam pembelajaran tertentu atau tindak belajar. Hasil belajar tidak saja dinilai dari ranah konigtif melainkan dari ranah afektif yang berkaitan dengan perilaku siswa atau karakter siswa yang ditunjukkan dalam proses pembelajaran berlangsung baik itu di luar kelas maupun di dalam kelas. Penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran sangat erat juga kaitannya dengan hasil belajar dengan adanya penggunaan media belajar siswa akan lebih mudah memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual dengan siswa yang melaksanakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester 1 SD Gugus 4 Kerobokan Kelod. METODE Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter terhadap hasil belajar IPS siswa, dengan memanipulasi variabel bebas, sedangkan variabel lain tidak bisa dikontrol secara ketat sehingga desain penelitian yang digunakan adalah ”Desain eksperimen semu yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Equivalent Control Group Design” (Darmadi, 2011:202). Rancangan penelitian ini hanya memperhitungkan skor post test saja yang dilakukan pada akhir penelitian atau dengan kata lain tanpa memperhitungkan skor pre test. Noor (2012:48) menyatakan “variabel bebas adalah sebab yang diperkirakan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) dari beberapa perubahan dalam variabel terikat biasanya dinotasikan dengan symbol X”. Jadi, variabel bebas adalah variabel yang memberikan pengaruh kepada variabel terikat dan di simbolkan dengan X. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual dan Variabel terikat adalah “variabel tergantung, variabel tak bebas, variabel yang terpengaruh biasanya diberi lambang Y” (Winarsunu,2012:4), sedangkan menurut Noor (2012:49) menyatakan bahwa “variabel terikat adalah faktor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain biasanya dinotasikan dengan symbol Y”. Variabel terikat yaitu hasil belajar IPS. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V semester pada Gugus 4 Kerobokan Kelod yang berjumlah 225 siswa. Untuk pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling dan diperoleh SD No 5 Kerobokan Kelod dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang sebagai kelas eksperimen dan SD No 3 Kerobokan Kelod dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang sebagai kelas eksperimen. Untuk pengumpulan data digunakan metode tes dan observasi. Metode tes objektif dalam bentuk pilihan ganda biasa digunakan untuk mengumpulkan data pada ranah kognitif siswa dan lembar observasi digunakan untuk mengumpul kan data ranah afektif untuk menilai karakter siswa yang disusun sendiri oleh peneliti. Data tentang hasil belajar yang merupakan penggabungan antara ranah kognitif dan afektif dikerjakan dengan bantuan program pengolah angka Microsoft Office Excel 2007. Untuk uji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas sebaran data dengan uji ChiSquare, uji homogenitas varians menggunakan uji F, dan uji hipotesis menggunakan uji beda mean (uji t). Dalam proses analisis data menggunakan bantuan SPSS 1.61.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan menunjukkan nilai ratarata hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen melalui model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual adalah 80,30 dengan varian sebesar 33,46 dan standar deviasi 5,78. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa untuk kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional adalah 75,77 dengan varian sebesar 27,44 dan standar deviasi 5,77. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen melalui model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual memiliki nilai rata-rata hasil belajar IPS yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional. Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Hipotesis penelitian yang diuji adalah tidak ada perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang melaksanakan model pembelajran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual dengan siswa yang melaksanakan pembelajaran konvensional. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda mean (uji t). Dengan kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika t hitung t (1 ) , di mana t (1 ) didapat dari tabel distribusi t pada taraf signifikan ( ) 5% dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2 - 2). Untuk menguji hipotesis digunakan uji t.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Tabel 1. Tabel Uji Hipotesis Kelas
Varians
N
Kelas eksperimen
33,46
30
27,44
30
Kelas kontrol
Berdasarkan Tabel 1, dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 58 diperoleh ttabel sebesar 2,00 sedangkan thitung berdasarkan analisis diperoleh 3,19 maka thitung lebih besar dari pada ttabel yaitu 3,19 > 2,00 pada derajat kebebasan 58. Dengan hasil tersebut maka dapat dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Pembahasan Model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual dan pembelajaran konvensional yang diterapkan dalam penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS. Adanya pengaruh dapat dilihat dari post-test hasil belajar IPS siswa. Secara deskriptif kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual memiliki hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Menurut Fathurronhman dan Wuryandani (2011:41) menyatakan “Model Role Playing adalah sebagai berikut. Model Role Playing adalah suatu cara yang diterapkan dalam proses pembelajaran dimana siswa diberikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk menjelaskan sikap dan nilai-nilai serta memainkan tingkah laku (peran) tertentu sebagaimana yang terjadi dalam kehidupan masyarakat”. Model pembelajaran role playing merupakan cara membelajarkan siswa untuk dapat memerankan sesuatu lakon yang telah ditentukan untuk membantu siswa agar lebih mudah dalam memahami
Db
ttabel
thitung
Kesimpulan
58
2,00
3,19
Ha=Diterima
konsep dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran role playing diterapkan untuk siswa dalam proses pembelajaran untuk menumbuhkan keaktifan, karakter yang dimiliki siswa dalam pembelajaran dan siswa dapat mengembangkan keterampilannya dalam mengapresiasikan sesuatu yang berkaitan tentang materi yang diberikan guru dan siswa akan lebih mengerti dan memahami apabila siswa yang dapat melakukannya sendiri dan mengalaminya. Dari hasil penelitian ini muncul pertanyaan yang membutuhkan pembahasan lebih lanjut walaupun penelitian ini sudah didukung pada temuan penelitian sebelumnya. Pertanyaannya yaitu mengapa dalam pencapaian hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional? Pertanyaan di atas dibahas dan dikaji secara teoretik dan operasional empiris antara model pembelajaran kooperatif tipe role playing dengan pembelajaran konvensional. Dikaji secara teoretik, model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual adalah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual, siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang relevan dan bermuara pada pemahaman siswa dan ingatan siswa yang lebih tajam karena siswa dapat langsung menerapkan atau memerankan materi yang disampaikan oleh guru dengan bermain peran. Model pembelajaran kooperatif tipe role playing lebih menekankan pada
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) proses pembelajaran yang berimbas pada sikap dan karakter yang dimiliki oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dalam memperoleh informasi dan hasil belajarnya yang meningkat dalam memahami konsep-konsep yang diberikan oleh guru dan dimaksimalkan dengan penggunaan media audiovisual yang lebih menunjang pemahaman siswa tentang konsep-konsep dan fakta pembelajaran yang disampaikan guru, siswa lebih mudah memahami melaui pengamatan media audiovisual karena siswa dapat melihat langsung dan mendengar bunyi atau suara yang di hasilkan oleh media tersebut. Model pembelajaran role playing dipadukan dengan penggunaan media audiovisual untuk menumbuhkan karakter siswa dalam pembelajaran, karena pembelajaran role playing melibatkan siswa untuk memerankan atau bermain peran dengan sebuah lakon dalam suatu peristiwa, sehingga siswa menjadi aktif dan memiliki sikap kerja sama dalam kelompoknya serta materi dan hasil belajar yang diperoleh akan selalu diingat dalam ingatannya. Dikaji operasional empiris, model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa ( student center) siswa yang aktif dalam proses pembelajaran yang menggunakan model role playing atau bermain peran, dengan bermain peran siswa lebih mudah memahami pembelajaran atau materi yang disampaikan oleh guru karena siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran secara efektif. Model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual memberikan suatu perubahan paradigma pembelajaran yang mengutamakan proses dalam pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual, dalam model pembelajaran role playing pembelajaran lebih terpusat pada siswa dan dengan bermain peran siswa dapat lebih mudah memahami materi dan bekerjasama dalam kelompok untuk meningkatkan karakter yang lebih baik. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual memiliki keunggulan yaitu dalam proses pembelajarannya siswa diajak untuk memahami materi dengan bermain peran ke depan kelas dibantukan dengan media audiovisual siswa akan lebih mudah memahami materi sehingga pembelajaran menjadi aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang menjadikan guru sebagai sumber belajar sehingga pembelajaran menjadi monoton dan membosankan yang berimplikasi dalam pencapaian hasil belajar. Menurut Uno (2011:26) menyatakan “ada Sembilan langkah dalam role playing, yaitu: (1) pemanasan, (2) memilih partisipasi, (3) menyiapkan pengamat, (4) menata panggung, (5) memainkan peran, (6) diskusi dan evaluasi, (7) memainkan peran ulang, (8) diskusi dan evaluasi kedua, (9) berbagai pengalaman dan kesimpulan”. Melalui permainan peran, siswa dapat meningkatkan kemampuan untuk mengenal perasaannya sendiri perasaan orang lain. Siswa memperoleh cara berperilaku baru untuk mengatasi masalah seperti dalam permainan perannya dan dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan langkah-langkah yang dapat digunakan dalam pembelajaran model kooperatif tipe role playing adalah (1) guru menyiapkan skenario pembelajaran, (2) pembentukan kelompok, (3) menata panggung, (4) memainkan peran, (5) diskusi dan evaluasi, (6) berbagai pengalaman dan kesimpulan. Juliantara (2008), menyebutkan bahwa ”pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang menekankan kepada tujuan pembelajaran berupa penambahan pengetahuan, sehingga belajar dilihat sebagai proses ”meniru” dan siswa dituntut untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari melalui tes soal”. Yasa (2008), menyebutkan bahwa ”pembelajaran konvensional cenderung pada belajar hapalan yang mentolerir respon-respon yang bersifat konvergen, menekankan informasi konsep, latihan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) soal dalam teks, serta penilaian yang masih bersifat tradisional. Belajar hapalan mengacu pada penghapalan fakta-fakta, hubungan-hubungan, prinsip, dan konsep”. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang masih bersifat tradisional dan cenderung guru sebagai pusat pembelajaran (teacher center), sedangkan siswa hanya sebagai objek selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang terlihat bahwa nilai thitung 3,19> ttabel 2,00. Secara statistik hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual dan model pembelajaran konvensional pada materi Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia, di Gugus 4 Kerobokan Kelod terdapat perbedaan signifikan dalam hasil belajar IPS siswa pada derajat kebebasan 58 taraf signifikansi 5%. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik simpulan bahwa hasil belajar IPS kelompok siswa yang mendapatkan treatment model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual dengan skor rata-rata hasil belajar IPS yaitu 80,30. Sedangkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional dengan skor rata-rata hasil belajar IPS yaitu 75,77 pada siswa kelas V semester I tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik simpulan bahwa terdapat pebedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang mendapatkan treatment model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual dengan kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester 1.Yang dilihat dari hasil thitung lebih besar dari ttabel yaitu 3,19 > 2,00 dan di dukung oleh perbedaan skor rata-rata yang diperoleh
antara siswa yang mendapat treatment model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual yaitu 80,30 dan siswa dengan pembelajaran konvensional yaitu 75,77, pada derajat kebebasan 58 di signifikansi 5%, dapat disimpulkan bahwa ada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V semester 1 SD Gugus 4 Kerobokan Kelod tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. Bagi guru, penelitian menjadi acuan dalam meningkatkan kinerjanya dalam merancang pembelajaran dengan tujuan memperoleh hasil belajar yang optimal. Kepada guru yang mengajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas V pada khususnya disarankan untuk mampu mengembangkan inovasi pembelajaran dengan menerapkan strategi, pendekatan, model, dan metode lebih kreatif dan inovatif. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual agar nantinya dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS Guru yang inovatif adalah guru yang mampu mengembangkan pembelajaran memiliki inovasi baru dalampenyampaian materi seperti menggunakan metode,model, strategi dan media pembelajaran yang menarik agar pembelajaran menjadi menyenangkan. Bagi siswa, dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual pada mata pelajaran IPS, diharapkan siswa lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan pengetahuannya pada saat proses pembelajaran berlangsung. Karena belajar IPS merupakan pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang nantinya dapat berguna untuk memecahkan masalah sosial. Bagi peneliti lain bahwa penelitian ini hanya terbatas pada pokok bahasan (Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia) IPS siswa kelas V. Untuk memperoleh hasil yang berbeda dan pada mata pelajaran
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) yang berbeda peneliti menyarankan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian pada mata pelajaran dan pokok bahasan yang lebih beragam untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Bagi Sekolah penelitian ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe role playing berbasis karakter berbantuan media audiovisual lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPS siswa kelas V khususnya. Diharapkan sekolah mengembangkan kinerja guru dalam proses pembelajaran agar guru memiliki inovasi-inovasi dalam pembelajaran dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan serta bermakna bagi siswa demi kemajuan mutu Sekolah. DAFTAR RUJUKAN Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Fitri, Zaenul Agus. 2012. Pendidikan Karakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Fathurroham& Wuri Wuryandani. 2011. Pembelajaran PKn di sekolah Dasar: untuk PGSD dan Guru SD. Yogyakarta: Nuha Litera. Hidayatullah, Furqon. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka. Julianta.2008. Pengertian Pembelajaran Konvensional. Tersedia pada http://sinriyanti.blogspot.com/2012/10/pemb
elajaran-konvensional 5536.html(diakses pada 9 Januari 2012) Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Noor,
Juliansyah. 2012. MetodeloginPenelitian, Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada media group.
Nurulhayati, Siti.2002. Pembelajaran Kooperatif yang Menggairahkan. Wahana Informasi dan Komunikasi Pendidikan TK dan SD. Edisi 3. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudirman, dkk. 1991. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Uno,
Hamzah B. Pembelajaran. Aksara.
2011. Jakarta:
Model Bumi
Wahab, Abdul Aziz. 2009. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta. Winarsunu, Tulus. 2012. Statistik Dalam Penelitian Psdikologi dan Pendidikan. Malang: UMM Pers Yasa. 2008. Pengertian Pembelajaran Konvensional. Tersedia pada http://sinriyanti.blogspot.com/2012/10/pemb elajran-konvensional_5536.html (diakses pada 1 April 2012)