PENGARUH PENERAPAN KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN OLEH GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 2 DUMOGA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Oleh 1) Susilawati Dj Bonde, Fitryane Lihawa*, Muh.Kasim** Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi S1 Pendidkan Geografi F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo1 Email :
[email protected]
ABSTRAK Susilawati Dj Bonde. NIM.451 410 148. “Pengaruh Penerapan Keterampilan Memberi Penguatan oleh Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi di SMA negeri 2 Dumoga. Kabupaten Bolaang Mongondow. Skripsi. Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Geografi. Fakultas Mate-matika dan IPA. Universitas Negeri Gorontalo. 2014. Pembimbing (1) Dr.Fitryane Lihawa, M.Si dan (2) Muh. Kasim. ST. MT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan keterampilan memberi penguatan oleh guru berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 2 Dumoga. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keterampilan penguatan terhadap motivasi belajar siswa pada kelas X1 dan kelas X2 di SMA Negeri 2 Dumoga. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak dan uji homogen varians bertujuan untuk menguji kesamaan rata-rata dua varians dengan menggunakan teknik uji kesamaan dua varians dengan statistik uji F. Sedangkan pengujian hipotesis berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai thitung = 2,35 dan ttabel = 1,67, dilihat dari hasil tersebut bahwa thitung lebih besar dari ttabel dan berada di luar penerimaan H0. Dengan demikian dapat di katakan bahwa H0 di tolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara penerapan keterampilan memberi penguatan verba dan penguatan non verbal dan keterampilan memberi penguatan verbal (kata-kata) dan penguatan gestural (mimik yang cerah) terhadap motivasi belajar siswa.
Kata Kunci : Keteranpilan Penguatan dan Motivasi Belajar Siswa
1
Susilawati Dj Bonde, 451410148, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Program Studi S1 Pendidikan Geografi, Fakultas MIPA, Dr. Fitryane Lihawa M.Si Muh.Kasim, ST.MT
ABSTRACK Susilawati DJ Bonde, Student ID. 451 410 148 “ The Influence of the Implementation of Reinforcement Skill of The Teacher toward Learning Motivation of Students on Geographic Subject in SMA Negeri 2 Dumoga, District of Bolaang Mongondow. Skripsi, Departemen of Earth science and Technology, Study Univer sitas Negeri Gorontalo, 2014. The principal supervisor was Dr. Fitryane Lihawa, M.Si and the Co-supervisor was Muh.Kasim, ST.MT. The research investigated the implementation of reinsforment skill of the teacher toward learning motivation of students on Geographic subject in SMA Negeri 2 Dumoga. The research applied quantitative method to investigate the influence of the implementation of reinforcement skill of the teacher toward learning motovation of students in class X and X2 of SMA Negeri 2 Dumoga. The normality test was applied as technique of data analysis ti find out whether the data were distributed normally or not, and variant homogeneus test was applied to test equality of two variances by using two equal variances test with f test statistical. Whereas, for the hypothesis, the result gained the value of tcount 2,35 and ttable = 1,67 which showed that tcount was higher than ttable and it was out of H0 acceptance area. Thus, it can be stated that H0 was rejected and H1 was accepted. Therefore, it can beconcluded that there was significant influences of the implementation of verbal reinforcement skill (words) and gestural reinforcement skill (brigth mime) toward learning achivement of students. Keywords: Reinforcement Skill and Learning Motivation of Students
PENDAHULUAN Guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar yang bertugas menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien. Sebelum mengajar, guru
harus
merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis, sehingga dapat terampil dalam proses belajar mengajar. Guru terampil sebaiknya melakukan berbagai upaya untuk peningkatan prestasi belajar siswa, hal tersebut merupakan tanggung jawab semua guru dalam memperoleh kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan hal di atas seorang guru dituntut untuk memiliki keterampilan mengajar seperti: keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan memberi variasi, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
dan keterampilan menjelaskan. Dengan demikian keterampilan mengajar tersebut harus senantiasa dikembangkan oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi siswa adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolah. Diharapkan siswa dapat meningkatkan perhatian, menumbuhkan dan mempertahankan motivasi belajar serta menyenangi mata pelajaran geografi itu sendiri, sehingga prestasi belajarnya juga diharapkan dapat meningkat. Demikian karena sifat dasar manusia akan merasa senang bila mendapatkan hadiah dan pujian. Maka jika hatinya senang, ia akan lebih bersemangat dalam belajar. Hasibuan (dalam Fitri : 2013 : 1) Memberikan penguatan
diartikan
dengan tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali. Demikian juga dalam kegiatan pembelajaran, pemberian penghargaan sebagai salah satu bentuk penguatan guru dapat meningkatkan perhatian dan motivasi belajar siswa. KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar Herminarto dan Uno (2004 : 20) Belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh informasi yang disengaja. Jadi suatu kegiatan belajar ialah upaya mencapai perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek pegetahuan, keterampilan serta aspek
sikap. Bahkan lebih luas lagi
perubahan tingkah laku ini tidak hanya mengenai perubahan pengetahuan, tetapi juga terbentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan minat, dan penyesuaian diri. Belajar dalam arti yang luas ialah proses perubahan tingkah laku dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian atau mengenai sikap dan nilai-nilai pegetahuan serta kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan.
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian motvasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Herminarto dan Uno, 2004 : 4) Motivasi belajar
(learning motivation) yaitu dorongan seseorang untuk
belajar sesuatu guna mencapai suatu cita-cita. Seseorang akan memiliki motivasi belajar yang tinggi bila ia menyadari dan memahami tujuan yang akan dicapainya di kemudian hari. Bila seseorang memahami cita-citanya secara baik, maka ia akan terdorong untuk semakin giat dalam belajar. B. Keterampilan memberi penguatan Keterampilan dasar mengajar guru adalah berbagai kemampuan guru dalam mennyampaikan pelajaran selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Untuk itu seorang guru membutuhkan berbagai macam keterampilan mengajar guru. Hasibuan dan moejiono (dalam Safitri : 2013, 2-3) menyatakan komponen keterampilan mengajar guru yaitu : (1) Keterampilan memberi penguatan (2) Keterampilan bertanya (3) Keterampilan menggunakkan variasi (4) Keterampilan menjelaskan (5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (6) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan (7) Keterampilan mengelola kelas (8) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Penguatan yang dalam bahasa Inggrisnya disebut sebagai ‘rein-forcement’ adalah bentuk modifikasi perilaku dalam bentuk pemberian respon baik dalam bentuk kata-kata atau ucapan maupun dalam bentuk perbuatan. Keterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan yang
arahnya untuk
memberikan dorongan, tanggapan, atau hadiah bagi siswa agar dalam mengikuti pelajaran siswa lebih termotivasi dan merasa diperhatikan. Pratiwi (dalam Supak dkk, 2013:6) Penguatan verbal merupakan respon yang diberikan oleh
guru terhadap perilaku atau respon belajar siswa yang
disampaikan melalui bentuk kata-kata/ lisan atau kalimat ucapan (verbal).
Usman (dalam Zainal, 2013 : 112) mengemukakan bahwa : Penguatan (reiforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal maupun nonverbal yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan ataupun koreksi. Hasibuan (dalam Dewi dan Haryono, 2012 : 3) yang menyatakan bahwa memberikan penguatan diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali, dimaksudkan untuk mengajar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar-mengajar. Penguatan non verbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat (Sanjaya, 2009:38) penguatan ini di bagi menjadi (a) Penguatan Gestural (b) Penguatan kegiatan (c) Penguatan mendekati (d) Penguatan sentuhan (e) Penguatan tanda Pemberian penguatan gestural sangat erat sekali dengan pemberian penguatan verbal. Ucapan atau komentar yang diberikan terhadap respon , tingkah laku, pikiran siswa dapat dilakukan dengan mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, menaikkan tangan, dan lain-lain. Semua gerakan tubuh tersebut adalah merupan bentuk memberi penguatan gestural. Penguatan dalam bentuk kegiatan banyak terjadi bila guru menggunakan suatu kegiatan atau tugas, sehingga siswa dapat memilihnya atau menikmatinya sebagai suatu hadiah atas suatu pekerjaan atau penampilan sebelumnya. Perlu diperhatikan di sini, bahwa dalam memilih kegiatan atau tugas hendaknya dipilih yang memiliki relevansi dengan tujuan pelajaran yang dibutuhkan dan digunakan siswa. Contoh penguatan kegiatan : pulang lebih dulu, waktu istirahat lebih, bermain, berolah raga, menjadi ketua, membantu siswa lain, mendengarkan musik atau radio, melihat TV dan lain-lain yang menyenangkan. Pehatian guru kepada siswa, menunjukkan bahwa guru tertarik, secara fisik guru mendekati siswa, dapat dikatakan sebagai penguatan mendekati.
Penguatan yang mendekati siswa secara fisik dipergunakan untuk memperkuat penguatan verbal, penguatan tanda, dan penguatan sentuhan. Contoh penguatan mendekati : berdiri disamping siswa, berjalan dekat siswa, duduk dekat kelompok diskusi, dan berjalan maju. Penguatan
sentuhan
erat
sekali
hubungannya
dengan
penguatan
mendekati, penguatan sentuhan adalah merupakan penguatan yang terjadi bila guru secara fisik menyentuh siswa, misalnya menepuk bahu, berjabat tangan, merangkulnya, mengusap kepala, menaikkan tangan siswa, yang semuanya ditunjukkan untuk penghargaan penampilan, tingkah laku atau kerja siswa. Bila guru menggunakan berbagai macam simbol, apakan itu benda atau tulisan yang ditunjukkan kepada siswa untuk penghargaan terhadap suatu penampilan, tingkah laku atau kerja siswa, disebut sebagai penguatan tanda (token reiforcerment). Penguatan tanda yang berbentuk tulisan misalnya komentar tertulis terhadap pekerjaan siswa, ijazah, sertifikat, tanda penghargaan dan lainlain, yang berupa tulisan. Penguatan yang berikan dengan suatu benda, misalnya : bintang, piala, medali, buku stiker, gambar, perangko an lain-lain. Pemberian penguatan ini mempunyai tujuan yang penting. Menurut Mulyasa (dalam Yuliana : 2013, 4)
penguatan
bertujuan
untuk
: (1)
Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran. (2) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar. (3) Meningkatkan kegiatan belajar, dan membina perilaku yang produktif. Menurut Winataputra (dalam Dewi dan Haryono: 2012, 2) Penguatan bertujuan untuk : a. Meningkatkan perhatian siswa dan membangkitkan motivasi siswa Melalui penguatan yang diberikan oleh guru terhadap perilaku belajar siswa, siswa akan merasa diperhatikan oleh gurunya. Dengan demikian perhatian siswa pun akan semakin meningkat seiring dengan perhatian guru melalui respon yang diberikan kepada siswanya. Apabila perhatian siswa semakin baik, maka dengan sendirinya motivasi belajarnya pun akan semakin baik pula. b. Memudahkan siswa belajar
Tugas guru sebagai fasilitator pembelajaran bertujuan untuk memudahkan siswa belajar. Untuk memudahkan belajar harus ditunjang oleh kebiasaankebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu dengan memberikan respon-respon (penguatan) yang akan semakin mendorong keberanian siswa untuk mencoba, bereksplorasi dan terhindar dari perasaan takut salah dalam belajar. c. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong munculnya perilaku yang positif d. Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa. Perasaan khawatir, ragu-ragu, takut salah dan perasaan-perasaan negatif yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses pembelajaran harus dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan negatif dalam belajar, yaitu melalui pemberian penguatan atau respon yang diberikan oleh guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa. e. Memelihara iklim kelas yang kondusif Suasana kelas yang menyenangkan, aman dan dinamis akan mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal. Melalui penguatan yang dilakukan oleh guru, suasana kelas akan lebih demokratis, sehingga siswa akan lebih bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat, mencoba dan melakukan perbuatan-perbuatan belajar lainnya. Berdasarkan uraian-uraian yang dipaparkan di atas maka saya dapat mengambil suatu simpulan bahwa dalam proses pembelajaran guru membutuhkan keterampilan dasar mengajar, salah satunya keterampilan memberi penguatan. Keterampilan memberi penguatan terbagi menjadi dua yaitu penguatan verbal dan penguatan non verbal, di mana penguatan verbal yaitu dalam bentuk kata-kata atau kalimat untuk lebih jelas contohnya sebagai berikut “ bagus sekali” sedangkan penguatan non verbal dalam bentuk mimik yang cerah, kegiatan yang menyenangkan, mendekati, sentuhan dan penguatan tanda. Cara memberi penguatan yang perlu di ketahui oleh seorang guru yaitu (a) sasaran penguatan, (b) penguatan harus diberikan dengan segera dan (c) variasi dalam penguatan. Tujuan memberi penguatan untuk meningkatkan perhatian siswa dan mengembangkan motivasi siswa, memudahkan siswa belajar, mangontrol dan memodivikasi
tingkah laku siswa dan menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa. Indikator keterampilan penguatan ialah penguatan verbal (dalam bentuk kata-kata/kalimat) dan penguatan non verbal (penguatan gestural/mimik yang cerah, penguatan kegiatan, penguatan mendekati, penguatan sentuhan, dan penguatan tanda) METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah Posstest-only control group desaign dengan satu macam perlakuan dalam desain ini kelompok terdapat 2 keloampok yang masing-masing dipilih secara rendom. Kelompok yang diberi perlakuan penguatan verbal dan non verbal disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang diberi
penguatan verbal (kata-kata) dan penguatan gestural
(mimik yang cerah) disebut kelompok kontrol. Dengan demikian perlakuan akan diketahui lebih akurat karena membandingkan antara dua kelas yang di beri perlakuan berbeda. Tabel 1 Post test only control group desaign Kelas eksperimen Kelas kontrol Keterangan
Perlakuan X1 X2
Post test O1 O2
X1 : Pembelajaran dengan menggunakan perlakuan penguatan verbal dan non verbal X2 : Pembelajaran dengan menggunakan perlakuan penguatan verbal (kata-kata) dan penguatan non verbal ( mimik yang cerah) O1 : Test Akhir (Post Test) Untuk kelas eksperimen O2 : Test Akhir (Post Test) Untuk kelas Kontrol a. Motivasi Belajar (Variabel Y) Yang dimaksud dengan motivasi belajar yaitu suatu dorongan untuk melakukan
kegiatan belajar yang dipengaruhi oleh hal-hal yang berasal dari
dalam diri sendiri (internal) maupun hal-hal dari luar (eksternal) individu yang bersangkutan. Adapun indikator dalam motivasi belajar ialah adanya hasrat dan keingan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan; adanya penghargaan dalam belajar, adanya keinginan
yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang dapat belajar dengan baik. b. Keterampilan memberi penguatan (Variabel X) Memberi penguatan adalah segala bentuk respon positif yang diberikan oleh guru kepada siswa baik dalam bentuk verbal maupun non verbal terhadap tikah laku yang baik selama pembelajaran berlangsung. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh berupa data motivasi belajar siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Data motivasi belajar siswa diperoleh melalui instrumen angket. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara membandingkan motivasi belajar siswa yang menggukan keterampilan penguatan verbal dan non verbal, dengan motivasi belajar siswa yang di terapkan keterampilan penguatan verbal (kata-kata) dan gestural (mimik yang cerah). Pengambilan data motivasi belajar dilakukan sebanyak satu kali berupa tes akhir saja (Posttest), yaitu pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Secara umum, deskripsi data motivasi belajar siswa dari kedua kelas tersebut dapat disajikan pada tebel 6 berikut ini : Tabel 6 Deskripsi Data Hasil Penelitian Sumber data E K Keterangan : N Skor Min Skor Max E K Posttest
N
Skor Min
Skor Max
Mean
Median (Me)
Modus (Mo)
St Deviasi
30 29
127 129
175 180
158,1667 151,069
160,7857 153
169,166 154,944
12,995 10,730
: Jumlah Siswa : Skor Minimum : Skor Maximum : Siswa Kelas Eksperimen : Siswa Kelas Kontrol
4.1 Data Respon Motivasi Belajar Siswa Untuk mengukur respon siswa terhadap kerampilan memberi penguatan pada mata pelajaran geografi maka digunakan angket motivasi belajar. (Sadirman , 2011 : 73) Motivasi diartikan sebagai gaya penggerak yang menjadi aktif . motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.
90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
80%
20% Sangat Baik
Baik
Cukup baik kurang baik
Gambar 2 Presentase Motivasi Belajar pada Kelas yang menggunakan Keterampilan Penguatan verbal dan non verbal. Grafik di atas menunjukkan bahwa persentasi respon siswa terhadap motivasi belajar dengan menerapkan kerampilan penguatan tergolong pada kategori sangat baik hal ini dibuktikan dengan presentasi motivasi terbesar berada pada kategori sangat baik yaitu sebesar 80%
80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00%
72,40%
27,60%
Sangat baik
Baik
Cukup baik kurang baik
Gambar 3 Presentasi Motivasi Belajar Siswa pada Kelas yang Menggunakan Penguatan verbal (kata-kata) dan penguatan gestural (mimik yang cerah). 4.2 Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas ini adalah syarat yang harus dipenuhi pada analisis statistik. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut normal atau tidak normal. Dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua bagian :
4.3 Pengujian Normalitas Data Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil postest pada kelas eksperimen dan berdasarkan perolehan nilai n hasil perhitungan diperoleh nilai Lhitung = 0,112. Untuk taraf nyata α = 0.05 dan n = 30, diperoleh nilai Ltabel = 0,161. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis H0 diterimah sebab Lhitung < Ltabel. Hal ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal. 4.4 Pengujian Normalitas Data Kelas kontrol Berdasarkan hasil postest pada kelas kontrol dan berdasarkan perolehan nilai n hasil perhitungan diperoleh nilai Lhitung = 0,0773. Untuk taraf nyata α = 0.05 dan n = 29, diperoleh nilai Ltabel = 0,1634. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis H0 diterimah sebab Lhitung < Ltabel. Hal ini berarti sampel tersebut berdistribusi normal Tabel 9. Hasil perhitungan uji normalitas dan keputusan Kelompok
N
Lhitung
Ltabel (α =5%)
Kesimpulan
Kelas Eksperimen
30
0,112
0,161
Normal
Kelas Kontrol
29
0,077
0,163
Normal
Karena data dari kedua kelas menunjukkan bahwa L hitung < L tabel , maka dapat disimpulkan bahwa kedua data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal maka Uji t Idependen dapat digunakan. Menurut (Sugiyono, 2010: 138) ada dua Uji t Idependen yang dapat digunakan yaitu Separated Varians dan Polled Varians. 4.5 Pengujian Homogen Varians Pengujian homogen varians bertujuan untuk menguji kesamaan rata-rata dua varians dengan menggunakan teknik uji kesamaan dua varians dengan statistik uji F. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh pada lampiran 12. Fhitung sebesar 1,41 dan nilai Ftabel 1,87. Karena Fhitung = 1,41 < Ftabe l = 1,87, maka terima Ho, yang artinya kedua kelas memiliki varians yang homogen. 4.6 Pengujian hipotesis Untuk menguji hipotesis yang di ajukan, digunakan uji persamaan dua rata-rata, dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung = 2,35 dan ttabel = 1,67 dapat dilihat pada lampiran 13. Dengan demikian karna thitung > ttabel maka H0 di tolak dan H1 diterimah, sehingga sesuai dengan uji statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signitifikan antara motivasi belajar siswa yang menggunakan keterampilan penguatan verbal dan non verbal dan motivasi belajar
siswa yang menggunakan keterampilan penguatan verbal (kata-kata) dan penguatan gestural (mimik yang cerah). (Lampiran 8). B. Pembahasan Seperti yang dikemukakan sebelumnya bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada kelas yang diajar dengan penguatan verbal dan non verbal dan kelas yang di beri penguatan verbal (katakata) dan penguatan gestural (mimik yang cerah) Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah menyiapkan instrument penelitian berupa angket yang akan digunakan untuk melihat motivasi belajar siswa pada topik dinamika perubahan litosfer dan pedosfer. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, sebelum digunakan angket terlebih dahulu di validasi agar dapat di ketahui apakah angket tesebut layak digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa atau tidak, baik penyusunan tata bahasa maupun kalimat yang digunakan pada angket motivasi tersebut, proses validasi di lakukan oleh dosen atau guru yang di anggap ahli dalam bidang validasi. Peneliti menjadikan hasil eksperimen hasil uji coba posttest dengan tujuan untuk membuktikan bahwa soal tersebut valid atau tidak. Pengujian ini diberikan kepada kelas XI1 di SMA Negeri 2 Dumoga. Setelah melakukan pengujian validasi dengan menggunakan rumus korelasi produc moment dan realibilitas, terbukti bahwa angket berstatus valid dan reliabel. Dalam penelitian ini tidak digunakan lagi pretest. Karena menurut informasi yang diperoleh dari salah satu guru yang mengajar disekolah tersebut bahwa kedua kelas ini memiliki kemampuan siswa rata-rata sama artinya kedua kelas ini homogen atau untuk lebih jelas lagi bahwa pada kelas X tidak ada kelas khusus. Untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa di lihat dari tinggi, sedang, dan rendahnya dalam hal ini menggunakan skala liker, baik secara perorangan maupun perkelas. Berdasarkan hasil penelitian dari hasil post test, untuk kelas eksperimen yang menggunakan penguatan verbal dan penguatan non verbal di peroleh skor minimm 127 dan skor maximum 175 dari rentang skor minimum dan skor maximum di peroleh skor rata-rata 158,1667, sedangkan untuk kelas pembanding (kelas kontro) dengan menerapkan kerampilan penguatan verbal (kata- kata) dan penguatan gestural (mimik yang cerah) di peroleh skor minimum 129 dan skor maximum di peroleh skor 180 dari rentang skor minimum dan skor maximum di peroleh skor rata-rata 151,069. Memperhatikan rata-rata skor hasil post test dari kelas eksperimen dan kelas kontrol ternyata kelas yang diterapkan penguatan verbal non verbal motivasi belajar siswanya lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas yang hanya menggunakan penguatan verbal (kata-kata) dan penguatan gestural (mimik yang cerah) Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukan bahwa hipotesis (H0) di tolak, yang artinya signifikan dan hipotesis penelitian (H1) yang diajukan diterima. Memperhatikan penjelasan pada hasil hipotesis penelitian di atas, ternyata kelas yang diberi perlakuan penguatan verbal dan non verbal saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, perbandingannya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menarapkan penguatan verbal (kata-kata) dan penguatan gestural (mimik yang cerah). Adanya perbedaan motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa siswa yang diberikan penguatan verbal dan non verbal memiliki perhatian yang lebih terhadap materi yang diajarkan, dibandingkan dengan kelas yang hanya di beri perlakuan penguatan verbal (kata-kata) dan penguatan gestural (mimik yang cerah). Pada kelas yang dikenai tindakan (kelas eksperimen) lebih termotivasi dalam belajar sehingga mereka lebih tertarik dan lebih konsentrasi pada saat belajar. Sehingga dapat dinyatakan bahwa penggunaan perlakuan penguatan verbal dan non verbal oleh guru adalah salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh dapat disimpulkan bahwa, penerapan keterampilan memberi penguatan sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Pengaruh tersebut dapat di lihat dari perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan memberi penguatan verbal dan penguatan non verbal dan motivasi siswa yang diajarkan dengan memberi penguatan verbal (kata-kata) dan penguatan gestural (mimik yang cerah). Hasil yang diperoleh thitung = 2,35 dan untuk ttabel = 1,67 dari perbedaan tersebut, dapat dinyatakan bahwa penerapan penguatan verbal dan non verbal memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. B. Saran Bardasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, peneliti mengajukan beberapa saran : 1. Penerapan keterampilan memberi penguatan verbal dan non verbal pada materi geografi memperoleh motivasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang diberikan penguatan verbal (kata-kata) dan penguatan gestural (mimik yang cerah), jadi sebaiknya guru lebih menerapkan lagi
keterampilan memberi penguatan verbal dan non verbal saat kegiatan mengajar. 2. Untuk para peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang masalah yang sama, baik di tingkat SMP maupun SMA atau yang sederajat. DAFTAR PUSTAKA Anggrian, Mayang. 2011. Usaha guru memotivasi siswa kelas VII dalam pembelajaran menggambar bentuk di smp negeri 1 blitar. Skripsi. UNM. Malang Arifin, Zainal. 2013. Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Analisis Pengaruh Pemberian Penguatan Dalam Kegiatan Pembelajaran Siswa Sma Negeri 3 Takalar.Jurnal. ikhtiyar, volume 11 no. 2 Arikunto, suharsimi. 2007. Manajemen penelitian. Jakarta : Rinika Cipta. Arikunto, suharsimi. 2009. Manajemen penelitian. Jakarta : Rinika Cipta. Dimyati. Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Dimyati. Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dariyo, Agoes. 2004. Pengetahuan tentang penelitian dan motivasi Belajar pada mahasiswa.Jurnal. Jurnal Psikologi Vol. 2 No. 1, Juni 2004 Djamarah, Syaiful. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta Hamdu, Ghullam dan Agustina, Lisa. 2011. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No. 1 April 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar Ipa Di Sekolah Dasar. jurnal. http://jurnal.upi.edu/file/8Ghullam_Hamdu.pdf. 27 februari 2014 Herminarto dan Uno, Hamzah. 2004. Teori Motivasi dan aplikasinya dalam penelitian. Gorontalo. Nurul Jannah Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kharisma Putra Utama Lovita, Fitri, 2013 pengaruh penguatan guru dan perhatian orang tua terhadap motivasi belajar siswa di smk perbankan riau. Padang. UNP