1
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI TOPIK LINGKUNGAN HIDUP (Suatu Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Suwawa) 1 Ariani, Drs. Asri Arbie, M.Si*, Citron S. Payu S.Pd, M.Pd** Jurusan Fisika, Program Studi S1 Pendidikan Geografi F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email :
[email protected] ABSTRAK Ariani. 2014. Pengaruh Metode pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada mata Pelajaran Geografi Topik Lingkungan Hidup. Skripsi, Program Studi S1 Pendidikan Geografi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Drs. Asri Arbie, M.Si dan Pembimbing II Citron S. Payu, S.Pd, M.Pd. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Suwawa. Penelitian ini mengkaji tentang penggunaan metode pembelajaran tutor sebaya, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya termodifikasi dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya. Seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Suwawa pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 menjadi populasi penelitian ini dan diambil dua kelas sebagai sampel, yang penarikan sampelnya menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Kedua kelas diberikan tes sebanyak dua kali, yaitu Pretest dan Posttest. Hasil Pretest dan Posttest diperoleh nilai rata-rata kemajuan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana pada kelas eksperimen adalah 25,59 dan rata-rata kemajuan hasil belajar siswa pada kelas kontrol adalah 20,59. Secara statistik untuk mengetahui sejauh mana skor kemajuan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya termodifikasi dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya, di uji dengan menggunakan teknik uji statistika parametrik dengan statistika uji t. Hasil uji t, diperoleh nilai thitung = 3,402 untuk α = 0,05 diperoleh nilai tdaftar = 2,021 hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan terima H1. Dengan demikian bahwa hipotesis yang telah dirumuskan yaitu “Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya termodifikasi dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya”. Kata Kunci : Metode Tutor Sebaya Termodifikasi, Metode Pembelajaran Tutor Sebaya, Hasil Belajar.
1
ARIANI, 451410112, JURUSAN FISIKA, PRODI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI, FAKULTAS MIPA, DRS. ASRI ARBIE, M.SI, CITRON S. PAYU S.PD, M.PD
2
PENDAHULUAN Dewasa ini peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan karena pendidikan merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia. Menurut Zamroni (2003:74), bangsa dan negara akan dapat memasuki era globalisasi dengan tegar apabila memiliki pendidikan yang berkualitas. Melalui jalur pendidikan akan dihasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang berkualitas, yang akan meneruskan kepemimpinan bangsa. Untuk menghasilkan generasi yang berkualitas tersebut diperlukan proses pengajaran yang tepat agar siswa dapat menerima didikan dengan baik. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Suwawa, menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dipandang belum mampu menumbuhkan aktifitas belajar siswa secara aktif terutama pada mata pelajaran geografi sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran guru masih cenderung mendominasi jalannya pelaksanaan pembelajaran dari awal hingga akhir, sehingga rasa bosan siswa seringkali muncul, hal ini membuat siswa memilih untuk bercakap-cakap sendiri dengan teman sebangkunya dari pada memperhatikan guru mengajar di depan kelas, akibatnya materi yang disampaikan kurang dikuasai oleh siswa dan siswa pun lambat dalam memahami materi tersebut. Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan siswa yang memiliki tujuan. Menurut Zamroni (2003:75), tugas utama seorang guru adalah mengembangkan potensi siswa secara maksimal lewat penyajian mata pelajaran. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan siswa. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang mengajar. Sehingga dalam mengajar diperlukan metode dalam pembelajaran, guru harus pandai menggunakan metode secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap siswa akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik siswa. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Guru yang memandang siswa sebagai pribadi yang berbeda dengan siswa lainnya, akan berbeda dengan guru yang memandang siswa sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Oleh sebab itu penting untuk meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai siswa. Untuk itu guru perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya siswa itu merupakan individu dengan segala perbedaannya sehingga diperlukan metode dalam proses belajar mengajar. Untuk meningkatkan keberhasilan suatu program pengajaran di sekolah tidak hanya disebabkan oleh satu macam faktor saja, tetapi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor yang dapat menunjang keberhasilan. Begitu juga dengan sumber belajar, sumber belajar bukan hanya guru. Orang lain yang bukan guru juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar, seperti teman sekelas, teman dari kelas yang lebih tinggi atau keluarga di rumah. Sehubungan dengan hal tersebut maka guru perlu untuk menerapkan metode pembelajaran yang tepat, guna meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap permasalahan di atas dengan menetapkan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar 3
Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Topik Lingkungan Hidup” suatu penelitian eksperiment pada siswa kelas X1 SMA Negeri 1 Suwawa. KAJIAN TEORETIS A. Hasil Penelitian Hasil adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22). Djamarah dan Zain (2002:15), hasil belajar adalah hasil yang dicapai terhadap penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, dikerjakan baik secara individu maupun kelompok. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar menurut Bloom (dalam Sudjana, 2008:22-23), secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Dari uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahanperubahan yang terjadi pada diri siswa setelah ia melalui proses belajarnya, baik dikerjakan secara individu maupun kelompok. Dalam penelitian ini hasil belajar yang akan diukur adalah hasil belajar aspek kognitif, dari enam tipe ranah kognitif hanya empet tipe yang akan diukur yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis B. Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2011:202), pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat samapai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok. Walaupun sebenarnya tidak semua belajar kelompok dapat dikatakan cooperative learning, seperti dijelaskan Abdulhak (dalam Rusman, 2011:203), bahwa “pembelajaran cooperative dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri. Lebih rincinya Bennet (dalam Isjoni, 2012:60), menyatakan ada lima unsur yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu: 1. Positive Interdependence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya. 2. Interaction Face to Face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antara siswa tanpa adanya perantara. 3. Adanya tanggung jawab pribadi mengenai mata pelajaran dalam anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya, karena tujuan dalam pembelajaran kooperatif adalah menjadikan setiap anggota kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya. 4. Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif. 5. Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah (proses kelompok), yaitu tujuan terpenting yang diharapkan dapat tercapai dalam pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar keterampilan bekerjasama dan berhubungan ini adalah keterampilan yang terpenting dan sangat diperlukan di masyarakat.
4
Menurut Suprijono, (2009:65), Sintak model pembelajaran kooperatif memiliki enam fase, seperti tertera pada Tabel 1 sebagai berikut ini: Tabel 1. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif FASE-FASE PERILAKU GURU Fase1: Menyampaikan tujuan Menjelaskan tujuan pembelajaran dan dan mempersiapkan peserta mempersiapkan peserta didik siap belajar didik. F ase 2: Menyajikan Mempresentasikan informasi kepada peserta informasi didik secara verbal Fase 3: Mengorganisir peserta Memberikan penjelasan kepada peserta didik didik ke dalam tim-tim tentang tata cara pembentukan tim belajar dan belajar membantu kelompok melakukan transisi yang efisien Fase 4: Membantu kerja tim Membantu tim-tim belajar selama peserta didik dan belajar mengerjakan tugasnya Fase 5: Mengevaluasi Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompokkelompok mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6: Memberikan Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan pengakuan atau penghargaan prestasi individu maupun kelompok. C. Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Menurut Djamarah dan Zain (2002:29), tutor sebaya merupakan pembelajaran yang terpusat pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status umur dan kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga antar siswa lebih mudah untuk bekerjasama dan berkomunikasi dalam mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya dan juga tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap dari gurunya yang tidak lain adalah teman sebayanya sendiri. Menurut Suherman, dkk. (2003:278), tutor sebaya adalah sumber balajar selain guru, yaitu sumber belajar yang berasal dari teman sebaya yang lebih pintar sehingga dapat memberi bantuan belajar kepada teman-temannya. Artinya, siswa yang dianggap pintar bisa mengajari atau menjadi tutor temannya yang kurang pandai atau ketinggalan. Sedangkan menurut surya (dalam Soeprodjo dkk, 2008:295), metode tutor sebaya merupakan metode yang dilakukan dengan cara memperdayakan kemanpuan siswa yang memiliki daya serap tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi atau latihan kepada temantemannya yang belum paham. Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembel;ajaran tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru, yaitu pemberian bimbingan/bantuan yang berasal dari teman sebaya yang lebih pandai, memiliki keistimewaan, mempunyai hubungan yang baik dengan siswa dan memiliki kecakapan memberikan bantuan kepada teman-teman sekelasnya di sekolah maupun di luar sekolah yang mengalami kesulitan dalam belajar. D. Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Termodifikasi Menurut Ifah dan Rusijono (2010:30), tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Modifikasi secara umum diartikan sebagai usaha untuk mengubah atau menyesuaikan. Secara khusus modifikasi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menciptakan dan menampilkan sesuatu hal yang baru, unik dan menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya. Sedangkan menurut KBBI, termodifikasi diartikan sebagai suda dimodifikasi. 5
Dapat disimpulkan bahwa, metode pembelajaran tutor sebaya termodifikasi adalah perubahan dari metode pembelajaran tutor sebaya tanpa menghilangkan ciri khas dan fungsi dari metode pembelajaran tutor sebaya dengan menggunakan beberapa orang tutor/siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar untuk beberapa topik pembelajaran. Bagian dari metode pembelajaran tutor sebaya yang dimodifikasi adalah jumlah tutor sebaya. Perbedaan antara metode pembelajaran tutor sebaya dengan metode pembelajaran tutor sebaya termodifikasi adalah pada metode tutor sebaya hanya menggunakan satu orang tutor dalam satu kelompok belajar untuk beberapa topik pembelajaran sedangkan metode pembelajaran tutor sebaya termodifikasi menggunakan lebih dari satu orang tutor dalam satu kelompok belajar untuk beberapa topik pembelajaran. Dalam penelitian ini, metode pembelajaran tutor sebaya termodifikasi menggunakan dua orang tutor dalam satu kelompok belajar untuk dua kali pertemuan. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dan desain penelitian yang digunakan rancangan Pretest-Postest Only Control Group Design (Arikunto: 2010: 210). Dalam desain ini, sebelum dimulai perlakuan pada kedua kelas terlebih dahulu diberikan tes awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal (01). Untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara acak dengan melempar uang koin. Selanjutnya pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan metode tutor sebaya termodifikasi dan pada kelas kontrol diberi perlakuan dengan metode tutor sebaya. Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi test akhir atau posttest (02). E:
01
X1
02
P:
01
X2
02
Gambar 1. Desain Penelitian Pretest-postest Only Control Group Design Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010: 96). Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. a. Variable Bebas X Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran, yang terdiri dari dua variasi metode pembelajaran yaitu metode pembelajaran tutor sebaya termodifikasi, merupakan perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dan motode pembelajaran tutor sebaya, merupakan perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol. b. Variabel Terikat Y Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar siswa yang dimaksud yaitu hasil belajar siswa dalam bentuk skor tes hasil belajar. Tes hasil belajar ini dirancang oleh peneliti untuk kepentingan penelitian. Indikator dalam variabel terikat ini adalah hasil belajar aspek kognitif berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam penelitian yang telah dilakukan, skor hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan tes yang merupakan data hasil penelitian. Data hasil penelitian diperoleh dari pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari skor yang ada kemudian 6
dihitung perbedaan rata-rata antara pretest dan posttest, serta dibandingkan guna memastikan apakah ada perbedaan yang berpengaruh antara pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Skor hasil tes yang diperoleh tersebut kemudian dihitung untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar siswa dalam bentuk uraian dengan jumlah 10 item soal. Tes hasil belajar ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan melihat skor kemajuan belajarnya. Tabel 2. Data Skor Kemajuan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kemajuan Parameter Eksperimen Kontrol Skor Minimum 38 28 Skor Maximum 16 16 Total Skor 571 461 Rata-rata 25,95 20,95 Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata kemajuan hasil belajar siswa pada kelas ekperimen dari kelas kontrol berdeda. B. Analisis Data 1. Uji Normalitas Normalitas data hasil penelitian diuji secara statistik dengan menggunakan rumus ChiKuadrat yang terdapat pada Bab III. Hasil yang diperoleh dari uji statistik dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Uji Normalitas Data Hasil Penelitian Kelas hitung daftar Eksperimen 2,238 9.488 Kontrol 9,007 9.488 Karena hitung < daftar, hal ini menunjukkan bahwa data hasil penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Maka data tersebut penyebarannya terdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Pengujian varians didasarkan pada data yang terdistribusi normal. Data yang terdistribusi normal diuji keseragamannya antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan statistika uji F. Hasil yang diperoleh dari uji statistik dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Uji Homogenitas Sampel Fhitung Fdaftar 2,047 2,0960 Karena Fhitung < Fdaftar yaitu dengan nilai 2,049 < 2,0960 maka kelompok sampel adalah homogen atau tidak terdapat perbedaan varians diantara kelompok sampel. Artinya, tidak terdapat perbedaan kemampuan belajar siswa pada kelas eksperimen dan siswa pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa sampel tersebut sudah refresentatif, yakni merupakan wakil yang baik dari populasi. 3. Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol yang berdistribusi normal dan homogen, maka dalam pengujian hipotesis menggunakan uji t. Pengujian ini 7
Persentase Keterlaksaan Pembelajaran
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode tutor sebaya termodifikasi dengan kelas kontrol yang menggunakan metode tutor sebaya. Syarat pengujian terima hipotesis jika thitung ≥ ttabel. Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh perbandingan antara harga thitung dengan ttabel seperti pada Tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Uji Hipotesis Statistika thitung ttabel (α = 0,05% ; dk 42) 3,402 2,021 Karena thitung > ttabel yaitu dengan nilai 3,402 > 2,021 maka secara statistik dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan terima H1. Artinya, Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya termodifikasi dengan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya. C. Pembahasan 1. Keterlaksanaan Pembelajaran Hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran terhadap kegiatan penelitian dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan pada saat proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh peneliti. Dimana kualitas penilaian untuk setiap kegiatan pembelajaran sebanyak 17 aspek yang di amati dan penilaian tersebut berpedoman pada deskriptor. Hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini. 100 Eksperimen Kontrol
50 0 SB
B C Kriteria Penilaian
K
Persentase Kegiatan Guru
Gambar 2. Rata-rata Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan data di atas, dapat dikatakan bahwa pengamatan keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah terlaksana dengan baik, dilihat dari nilai kriteria sangat baik dan baik lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kriteria cukup dan kurang. 2. Kegiatan Guru Pengamatan kegiatan guru terdiri atas 21 aspek yang diamati, dimana setiap aspek yang diamati dilakukan dengan berpedoman pada deskriptor pengamatan. Hasil pengamatan kegiatan guru dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini. 100 Eksperimen
50
Kontrol
0 SB
B C Kriteria Penilaian
D
Gambar 3. Data Rata-rata Pengamatan Kegiatan Guru pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan data di atas, dapat dikatakan bahwa pengamatan kegiatan guru pada kelas eksperimen dan kelas kontrol suda terlaksana dengan baik, dilihat dari nilai kriteria sangat baik dan baik lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kriteria cukup dan kurang. 8
Persentase Aktivitas Tutor
3. Aktivitas Tutor Pengamatan aktivitas tutor terdiri atas 13 aspek yang diamati, dimana setiap aspek yang diamati dilakukan dengan berpedoman pada deskriptor pengamatan. 100 Eksperimen
50
Kontrol
0 SB
B C Kriteria Penilaian
K
Gambar 4. Data Rata-rata Aktivitas Tutor pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar di atas, memperlihatkan bahwa rata-rata aktivitas tutor pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda, dimana metode pembelajaran yang diterapkan pada kedua kelas sama, perbedaanya pada kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya termodifikasi sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya. Metode pembelajaran tutor sebaya menggunakan 1 orang tutor untuk semua pertemuan sedangkan metode pembelajaran tutor sebaya termodifikasi terjadi pergantian tutor pada setiap pertemuan. Dapat disimpulkan bahwa pergantian tutor sebaya untuk setiap pertemuan dapat meningkatkan aktivitas tutor kerana akan terjadi persaingan diantara tutor, dimana tutor akan berusaha lebih giat belajar agar lebih pintar dan mendapat nilai yang baik dari teman sebayanya maupun temannya yang telah menjadi tutor. 4. Aktivitas Teman Sebaya Lembar pengamatan aktifitas teman sebaya terdapat 9 aspek yang diamati baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol dengan berpedoman pada deskriptor pengamatan sebagaimana pada Lampiran 9, pengamatan dilakukan oleh empat orang pengamat yang disesuaikan dengan jumlah kelompok. Adapun hasil pengamatan dapat dilihat pada Gambar berikut ini. a. Aktivitas Teman Sebaya pada Kelas Eksperimen Skor Capaian (%)
150 100 50
SB/B
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Siswa
Skor Capaian (%)
Gambar 5. Data Pengamatan Aktivitas Teman Sebaya pada Kelas Eksperimen Pertemuan 1 150 100 50
SB/B C/K
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Siswa
Gambar 6. Data Pengamatan Aktivitas Teman Sebaya pada Kelas Eksperimen Pertemuan 2 Berdasarkan Gambar 5, dapat dilihat bahwa hasil analisis data pengamatan aktivitas teman sebaya pada kelas eksperimen pertemuan 1 terdapat 4 orang siswa yang memiliki skor capaian yang tergolong masih rendah yaitu siswa nomor 7, 8, 9 dan 10. Diakibatkan karena 9
kurangnya kemampuan teman sebaya dalam merespon materi yang diberikan oleh tutor, teman sebaya belum bisa menjawab pertanyaan tutor dengan tepat dan benar ketika tutor bertanya, dan kurangnya kemampuan tutor dalam menarik kesimpulan. Sedangkan pada Gambar 6 pertemuan 2 aktivitas teman sebaya mengalami kemajuan, hal ini terlihat dari skor capaian siswa pada kategori sangat baik dan baik mengalami peningkatan, sedangkan pada kategori cukup dan kurang mengalami penurunan. b. Aktivitas Teman Sebaya Pada Kelas Kontrol Skor Capaian (%)
150 100 50 0
SB/B 1
2
3
4
5
6
7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Siswa
Skor Capaian (%)
Gambar 7. Data Pengamatan Aktivitas Teman Sebaya pada Kelas Kontrol Pertemuan 1 150 100 50 0
SB/B C/K 1
2
3
4
5
6
7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Siswa
Persentase Rata-rata (%)
Gambar 8. Data Pengamatan Aktivitas Teman Sebaya pada Kelas Kontrol Pertemuan 2 Berdasarkan Gambar 7, dapat dilihat bahwa hasil analisis data pengamatan aktivitas teman sebaya pada kelas kontrol pertemuan 1 terdapat 5 orang siswa yang memiliki skor capaian yang tergolong masih rendah yaitu siswa nomor 1, 2, 3, 4 dan 18. Diakibatkan karena kurangnya kemampuan teman sebaya dalam membahas bahan bacaan, aktivitas teman sebaya/kelompok selama kegiatan pembelajaran masih tergolong rendah, teman sebaya kurang berinteraksi dengan anggota kelompok pada saat diskusi, dan belum dapat menarik kesimpulan. Sedangkan pada Gambar 8 pertemuan 2 aktivitas teman sebaya mengalami kemajuan, hal ini terlihat dari skor capaian siswa, terdapat 14 orang mendapat nilai 100%, 1 orang mendapat nilai 88,9% dan 3 orang mendapat nilai 77,8%. 5. Hasil Belajar Siswa Terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan metode tutor sebaya termodifikasi dan siswa yang menggunakan metode tutor sebaya. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 9 di bawah ini. 50 Eksperimen 0 Eksperimen
Kontrol
Kontrol
Jenis Kelas
Gambar
9.
Distribusi Presentase Rata-rata Kemajuan Hasil Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Dari Gambar 9 di atas, dapat dilihat bahwa persentase hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan selisih 5,97%, yang mana dalam proses pembelajaran kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda yaitu pada kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya termodifikasi dan pada kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya. Perbedaan ini disebabkan karena dalam 10
Persentase Rata-rata (%)
penerapannya metode pembelajaran tutor sebaya termodifikasi ini lebih mengutamakan kesiapan dalam proses pembelajaran, dimana siswa lebih dimotivasi untuk lebih siap dalam menerima pelajaran. Dari hasil penelitian perbedaan hasil belajar siswa tidak hanya terdapat pada kelasnya saja tetapi terdapat perbedaaan hasil belajar siswa setiap item soal dan aspek kognitif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun perbedaan secara rinci distribusi skor rata-rata kemajuan hasil belajar siswa dan kemajuan belajar siswa pada kelas ekaperimen dan kelas kontrol untuk setiap item test dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut: 100 50
Eksperimen
0 1
2
3
4
5 6 Butir Soal
7
8
9
10
Kontrol
Persentase Rata-rata (%)
Gambar 10. Distribusi Presentasi Rata-rata Kemajuan Hasil Belajar Siswa Tiap Butir Soal pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar 9 di atas, dapat dilihat pesentasi rata-rata kemajuan hasil belajar siswa untuk tiap butir soal yaitu pada soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10 skor rata-rata kemajuan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, pada soal nomor 5 skor rata-rata kemajuan hasil belajar kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen dan pada nomor 9 skor rata-rata kemajuan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sama. Terjadinya perbedaan ini disebabkan tingkat kesukaran soal yang bervariasi mulai dari nomor 1 sampai nomor 10. Distribusi skor rata-rata kemajuan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk masing-masing aspek kognitif disajikan pada Gambar 11 berikut ini. 100 50
Eksperimen Kontrol
0 Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Aspek Kognitif
Analisis
Gambar 11. Distribusi Presentasi Rata-rata Kemajuan Hasil Belajar Siswa untuk Tiap Rana Kognitif pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar 10, tampak bahwa distribusi presentasi rata-rata kemajuan hasil belajar siswa untuk tiap ranah kognitif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu pada aspek pengetahuan, pemahaman dan analisis rata-rata kemajuan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol sedangkan pada aspek aplikasi kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Hal ini disebabkan pada kelas eksperimen menggunakan metode tutor sebaya termodifikasi, dimana setiap pertemuan terjadi pergantian tutor sebaya yang dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti materi yang diajarkan, menumbuhkan motivasi, menumbuhkan kemauan siswa dalam belajar dan rasa tertarik untuk belajar yang dibuktikan dengan pada saat proses pembelajaran tidak ada siswa yang keluar masuk kelas, hampir semua siswa aktif dalam proses pembelajaran. Berbeda dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan metode tutor sebaya, menggunakan satu orang tutor untuk semua pertemuan. Berdasarkan hasil penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji gain pada Lampiran 17 diperoleh hasil sebagai berikut.
11
Persentase Uji Gain
1 0,5 0 Eskperiment Kontrol Jenis Kelas
Gambar 12. Persentase Uji Gain Ternormalisasi Berdasarkan Gambar 12, tampak bahwa distribusi presentasi kemajuan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 0,64 tergolong kriteria sedang sedangkan pada kelas kontrol yaitu 0,46 tergolong kriteria sedang. Dapat disimpulkan bahwa kemajuan hasil belajar siswa pada kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya termodifikasi dengan hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata kemajuan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana pada kelas eksperimen adalah 25,59 dan rata-rata kemajuan hasil belajar siswa pada kelas kontrol adalah 20,59. Hasil uji t, diperoleh nilai thitung = 3,402 untuk α = 0,05 diperoleh nilai tdaftar = 2,021 hal ini menunjukan bahwa H0 ditolak dan terima H1. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan yaitu “Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya termodifikasi dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya. B. Saran Berdasarkan simpulan hasil penelitian diatas, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran tutor sebaya termodifikasi ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, metode pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran. 2. Proses kegiatan belajar mengajar guru hendaknya memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar dengan sendirinya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Manaj Cemen Penelitian. Rineka Cipt. Jakarta. Ifah, Azimatul dan Rusijono. 2010. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil
Belajar
TIK.
(http://jurnal-teknologi-pendidikan.tp.ac.id/pengaruh-penerapan-
pembelajaran-tutor-sebaya-terhadap-hasil-belajar-tik.pdf). Diakses 20 Februari 2014. Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif. Cetakan Ke-IV. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Belajar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 12
Zamroni. 2003. Paradigma Pendidikan Masa Depan. BIGRAF Publishing. Yogyakarta. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. ---------------. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Pakem. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan A. Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Soeprodjo. Eko Budi, S. Sukon. 2008. Komparasi Hasil Belajar dengan Metode Tutor Sebaya dan Team Work Learning dalam Pembelajaran Kimia. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 2, 2008. Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jurusan P. Matematika FPMIPA UPI. Bandung.
13