Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 1, April 2017, Hal. 119- 126 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E- ISSN : 2541-1535 ISSN : 2301-4474
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK SMS (SUMBER MINUMAN SEHAT) DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Studi Kasus Pada PT. Agrimitra Utama Persada Padang Mufrida Meri, Irsan, Hendri Wijaya Universitas Putra Indonesia YPTK Padang E-mail :
[email protected]
ABSTRAK Air merupakan elemen penting dalam menunjang kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang pesat saat ini menyebabkan kebutuhan air, khususnya air minum terus meningkat. Masyarakat menggunakan produk dari perusahaan yang bergerak di bidang Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) untuk memenuhi kebutuhan air minum. PT. Agrimitra Utama Persada Padang sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang AMDK harus melakukan pengendalian kualitas untuk mempertahankan produk sesuai standar yang berlaku. Pengujian pengendalian kualitas pada penelitian ini menggunakan metode Statistical Process Control (SPC). Pengukuran dilakukan pada tangki bahan baku hingga mesin Filler untuk menguji kualitas air selama proses produksi. Parameter pengukuran yang digunakan antara lain pH, turbidity, dan TDS. Penentuan terkendalinya suatu proses menggunakan peta X dan R, kemudian dianalisa menggunakan fishbone diagram jika proses tidak terkendali. Hasil penelitian menunjukkan pada peta X dan R terdapat beberapa data di luar batas kendali yaitu pada pengujian pH sebesar 7,2%, turbidity sebesar 13,89 %, dan TDS sebesar 6,67% yang berarti proses produksi masih belum stabil. Dari diagram fishbone didapatkan bahwa faktor bahan baku, mesin, metode, manusia, dan lingkungan merupakan penyebab menurunnya kualitas produksi air. Kata kunci :
1.
SPC, peta X dan R, fishbone diagram
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Air merupakan elemen penting dalam menunjang kehidupan manusia. Sebagian besar aktivitas yang dilakukan oleh manusia memerlukan air, seperti minum, memasak, mandi, dan sebagainya. Meskipun jumlah air di Bumi besar, tidak semua dapat digunakan secara langsung. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses pengolahan agar air dapat digunakan. Pertumbuhan penduduk yang pesat saat ini menyebabkan kebutuhan air, khusunya air minum terus meningkat. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai instansi pemerintah untuk menunjang kebutuhan air minum di daerah kurang mendapat kepercayaan dari masyarakat terhadap kualitas produksinya. Hal ini menyebabkan sebagian besar masyarakat mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan minumnya. Produk dari perusahaan yang bergerak dalam bidang Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dijadikan sebagai solusi mengatasi kekurangan PDAM. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang AMDK di Sumatera Barat adalah PT. Agrimitra Utama Persada Padang atau lebih dikenal dengan nama Sumber Minuman Sehat (SMS). Produk AMDK yang dipasarkan harus memenuhi standar SNI-01-3553-2006 untuk layak dikonsumsi; antara lain pH, kekeruhan air (turbidity), dan TDS (Total Disolved Solid). Proses pengolahan air harus diperhatikan secara menyeluruh agar hasil produksi dapat terjaga. Pengendalian proses dapat dilakukan secara kuantitaf menggunakan Statistical Proces Control (SPC). Metode ini digunakan untuk 119
Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 1, April 2017, Hal. 119- 126 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E- ISSN : 2541-1535 ISSN : 2301-4474
meningkatkan kualitas hasil produksi ketika sebuah proses tidak maksimal. Metode SPC digunakan untuk menganalisis kualitas produksi air minum yang dihasilkan oleh PT. Agrimitra Utama Persada Padang.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Kualitas Kualitas merupakan upaya dari produsen untuk memenuhi kepuasan pelanggan dengan memberikan apa yang menjadi kebutuhan, ekspektasi, dan bahkan harapan dari pelanggan, dimana upaya tersebut terlihat dan terukur dari hasil akhir produk yang dihasilkan (Hendy,2015:3).
2.2 Faktor yang mempengaruhi kualitas Menurut Motogomery (2014:521), faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas dalam perusahaan adalah : 1. Kemampuan Proses Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan kemampuan proses yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan suatu proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan atau kesanggupan proses yang ada. 2. Spesifikasi yang berlaku Spesifikasi hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut. Dalam hal ini haruslah dapat dipastikan dahulu apakah spesifikasi tersebut dapat berlaku dari kedua segi yang telah disebutkan di atas sebelum pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai. 3. Tingkat kesesuaian yang dapat diterima Tujuan dilakukannya pengendalian suatu proses adalah dapat mengurangi produk yang berada di bawah standar seminimal mungkin. Tingkat pengendalian yang diberlakukan tergantung pada banyaknya produk yang berada di bawah standar yang dapat diterima. 4. Biaya Kualitas Biaya kualitas sangat mempengaruhi tingkat pengendalian kualitas dalam menghasilkan produk dimana biaya kualitas mempunyai hubungan yang positif dengan terciptanya produk yang berkualitas.
2.3 Statistical Process Control (SPC) Statistical Process Control (SPC) merupakan penerapan metode-metode statistik untuk pengukuran dan analisis variasi proses. Dengan menggunakan SPC, maka dapat dilakukan analisis dan minimasi penyimpangan, mengevaluasi kemampuan proses, dan membuat hubungan antara konsep dan teknik yang ada untuk mengadakan perbaikan proses. Sasaran SPC terutama adalah mengadakan pengurangan terhadap variasi atau kesalahan-kesalahan proses. Menurut Assausri (2008:525), manfaat melakukan pengendalian kualitas secara statistik adalah : 1. Pengendalian (control), di mana penyelidikan yang diperlukan untuk dapat menetapkan statistical control mengharuskan bahwa syarat-syarat kualitas pada situasi itu dan kemampuan prosesnya telah dipelajari hingga mendetail. Hal ini akan menghilangkan beberapa titik kesulitan tertentu, baik dalam spesifikasi maupun dalam proses. 2. Pengerjaan kembali barang-barang yang telah scrap-rework. Dengan dijalankan pengontrolan, maka dapat dicegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam proses. Sebelum terjadi halhal yang serius dan akan diperoleh kesesuaian yang lebih baik antara kemampuan proses (process capability) dengan spesifikasi, sehingga banyaknya barang-barang yang diapkir (scrap) dapat dikurangi sekali. Dalam perusahaan pabrik sekarang ini, biaya-biaya bahan sering kali mencapai 3 120
Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 1, April 2017, Hal. 119- 126 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E- ISSN : 2541-1535 ISSN : 2301-4474
sampai 4 kali biaya buruh, sehingga dengan perbaikan yang telah dilakukan dalam hal pemanfaatan bahan dapat memberikan penghematan yang menguntungkan. 3. Biaya-biaya pemeriksaan, karena Statistical Quality Control dilakukan dengan jalan mengambil sampel-sampel dan mempergunakan sampling techniques, maka hanya sebagian saja dari hasil produksi yang perlu untuk diperiksa. Akibatnya maka hal ini akan dapat menurunkan biaya-biaya pemeriksaaan.
2.3 Peta Kontrol Variabel Data variabel merupakan jenis data yang kontinu dan dapat diukur, data variabel memiliki ukuran yang jelas dan kuantitatif, artinya dapat didefinisikan dengan menggunakan angka. Peta Kontrol untuk jenis data variabel dibedakan menjadi dua yaitu peta kontrol X dan MR dan peta kontrol X dan R 1. Peta Kontrol X dan MR Syarat penggunaan peta kontrol ini adalah pengambilan sampel dilakukan hanya sebanyak satu kali Untuk perhitungan UCL, LC, dan LCL dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Peta Kontrol X dan MR
2. Peta Kontrol X dan R Peta kontrol ini digunakan apabila pengambilan sampel yang dilakukan lebih dari satu kali (n>1). Tabel 2.2 Peta Kontrol X dan MR
3. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian ini menjelaskan mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan yang peneliti angkat pada PT. Agrimitra Utama Persada. Penelitian ini mengambil objek tanki penampungan bahan baku, filter karbon, resin filter, filter cartridge, sinar UV, dan mesin filler.Diagram alir dari metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
121
Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 1, April 2017, Hal. 119- 126 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E- ISSN : 2541-1535 ISSN : 2301-4474
Mulai
Perumusan Masalah dan Penetepan Tujuan Penelitian
Studi Pendahuluan Studi Pustaka Studi Lapangan
Pengumpulan Data Data sekunder dari Proses Pengendalian Mutu dari bulan 15 Februari 2016 sampai 21 Maret 2016 Data Cukup?
Tidak
Ya Pengolahan Data 1. Perhitungan LC, UCL, dan LCL 2. Pembuatan Peta Kontrol
Pembuatan Diagram Sebab Akibat Pembuatan diagram sebab akibat berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi mutu AMDK Analisis Diagram Sebab Akibat Melakukan analisis terhadap sebab dan akibat berkurangnya mutu AMDK
Pembuatan Peta Kontrol Usulan 1. Pembuangan data yang berada di luar batas kontrol 2. Pembuatan peta kontrol usulan
Penutup Kesimpulan dan Saran
Gambar 3.1. Flowchart Metodologi Penelitian
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Peta Kendali X dan R Perhitungan peta kendali X dan R digunakan untuk melihat berapa banyak jumlah data yang berada diluar batas kontrol (out of control). Untuk jumlah data yang berada diluar batas kontrol dari masingmasing pengujian dapat dilihat pada Grafik 4.1
Gambar 2. Grafik Data out of control Dari grafik data out of control diatas dapat diketahui sebagai berikut: 1. Selama pengujian dilakukan mulai dari tanggal 15 Februari 2016 – 21 Maret 2016 ditemukan terdapat beberapa data yang berada diluar batas kontrol. Untuk data out of control pada pengujian 122
Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 1, April 2017, Hal. 119- 126 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E- ISSN : 2541-1535 ISSN : 2301-4474
pH sebesar 7.2% dari 180 data, pengujian turbidity sebesar 13.89% dari 180 data, dan pengujian TDS sebesar 6.67% dari 180 data. 2. Sehingga pengujian dengan data out of control terbanyak adalah turbidity, diikuti dengan pH dan TDS. 3. Dapat disimpulkan dari grafik diatas bahwa masih terdapat faktor-faktor yang menyebabkan proses yang tidak terkendali.
4.2 Analisis Diagram Sebab Akibat Analisis terhadap faktor kualitas air yang memberikan kontribusi terbesar (Dominan) penyebab proses tidak terkendali dianalisa menggunakan diagram sebab akibat. Penganalisaan dilakukan dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air. Setelah itu dilakukan evaluasi berupa usulan pemecahan masalah sehingga proses produksi menjadi terkendali. Diagram sebab akibat pada kualitas air dapat dilihat pada Gambar 4.1
Gambar 4.1. Fishbone Kualitas Air Analisis diagram sebab akibat untuk faktor kualitas air adalah sebagai berikut: 1. Bahan Baku a. Kandungan air yang berasal dari pegunungan yang tidak dapat dikontrol sehingga pertumbuhan bakteri menjadi cepat dan berakibat pada menurunnya kualitas air. b. Cuaca hujan menyebabkan terjadi peningkatan kekeruhan air serta mempengaruhi perhitungan pH air. c. Tanki penyimpanan bahan baku yang hanya berjumlah dua sehingga pengontrolan kualitas air kurang maksimal. 2. Lingkungan a. Temperatur lingkungan kerja yang berada di bawah 25oC menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur meningkat. b. Kondisi lingkungan kerja yang kurang bersih berpengaruh terhadap parameter pengujian air dan motivasi kerja yang akhirnya akan mempengaruhi kualitas air. 3. Metode Kerja a. Proses produksi yang dilakukan dengan tiga shift berimbas pada kurangnya kontrol kualitas air pada proses produksi. b. Perawatan mesin dengan metode yang salah menyebabkan penurunan terhadap kualitas air dan mengurangi usia pakai dari mesin tersebut. c. Analisa mutu air yang tidak dilakukan secara berkala menyebabkan kurangnya pengawasan terhadap kualitas air. 4. Manusia a. Proses produksi yang secara keseluruhan dikerjakan oleh mesin membuat operator menjadi kurang bertanggung jawab sehingga berakibat pada menurunnya motivasi kerja.
123
Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 1, April 2017, Hal. 119- 126 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E- ISSN : 2541-1535 ISSN : 2301-4474
b. Kurangnya rasa disiplin operator dalam hal pengecekan mesin mengakibatkan pada menurunnya kinerja dari mesin. c. Kurangnya pengawasan dari supervisor produksi sehingga pekerja menjadi malas dan menyebabkan berkurangnya motivasi kerja 5. Mesin a. Kurangnya pengkalibrasian dan perawatan filter air menyebabkan menurunnya kinerja dari filter dan meningkatkan zat-zat yang tidak diperlukan pada proses produksi.
4.3 Usulan Pemecahan Masalah Usulan peningkatan kualitas air dapat dikendalikan melalui hasil analisis langkah-langkah perbaikan terhadap faktor menurunnya kualitas air. Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Faktor manusia/operator Faktor manusia atau operator merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian khusus sebab operator dapat memberi pengaruh langsung terhadap terjaminnya kualitas produksi air. Adapun usulan yang dapat diambil untuk melakukan perbaikan faktor manusia atau operator adalah: a. Meningkatkan pengawasan yang dilakukan supervisor terhadap operator dalam proses produksi. b. Penerapan sangsi yang lebih tegas kepada tenaga kerja yang kurang disiplin dan memberikan insentif yang sesuai untuk mendorong kerja operator. c. Memberikan pelatihan secara berkala terhadap operator. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan operator yang akan membantu dalam pengambilan keputusaan saat keadaan darurat. 2. Faktor mesin/peralatan Memperhatikan mesin-mesin produksi yang ada dinilai penting karena dapat menghindari gangguan atau kerusakan mesin yang lama sehingga berpengaruh kepada produktivitas dan kurang terkontrolnya produk pada perusahaan. Usulan yang dilakukan untuk memperbaiki faktor mesin/peralatan adalah: a. Meningkatkan kegiatan maintance menjadi dua kali seminggu yang dilakukan pada mesinmesin filter sehingga dapat mempertahankan kinerja mesin dan meningkatkan kualitas. b. Menghitung umur pemakaian Filter Cartridge sehingga dapat diketahui kapan akan dilakukan penggantian 3. Faktor bahan baku atau material Faktor bahan baku merupakan faktor terpenting dalam menjaga kualitas dari produksi air minum. Untuk mencegah pengaruh dari cuaca hujan dapat dilakukan dengan menambah tanki bahan baku yang dapat digunakan sebagai cadangan apabila kondisi air tidak memenuhi standar perusahaan. 4. Faktor metode kerja Langkah-langkah yang diambil untuk memperbaiki metode kerja antara lain: a. Mengatur jadwal pertukaran shift sehingga tidak ada waktu kosong antar penggantian pekerja. b. Meningkatkan kesadaran pekerja agar selalu mematuhi SOP (Standard Operational Procedure) dengan baik sehingga mencegah terjadinya kesalahan dalam produksi. 5. Faktor lingkungan Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan karena faktor ini secara tidak langsung mempengaruhi tingkat kualitas suatu produk dan produktivitas mesin. Lingkungan kerja yang terlalu lembab akan berpengaruh kepada kinerja dari operator. Untuk itu perlu dibuat sebuah lingkungan kerja yang memperhatikan aspek-aspek yang meningkatkan efisensi kerja.
5. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan hasil analisis perhitungan peta X dan R yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
124
Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 1, April 2017, Hal. 119- 126 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E- ISSN : 2541-1535 ISSN : 2301-4474
1. Proses produksi yang dilakukan PT. Agrimitra Utama Persada agar kualitas air terjamin
sesuai dengan standar adalah sebagai berikut: a. Menggunakan beberapa jenis filter yang memiliki fungsi yang berbeda-beda seperti: - Filter Karbon berfungsi untuk menyerap bau, warna, dan rasa pada air serta alat penyeimbang pH air. - Ressin filter berfungsi membuang ion-ion seperti Ca2+ dan Mg2+ Filter Cartridge berfungsi menyaring partikel-partikel yang berukuran kecil (mikron) b. Menggunakan proses ozonisasi dan sinar UV untuk membunuh bakteri-bakteri patogen dan senyawa-senyawa organik lainnya. 2. Pengendalian kualitas yang ditetapkan di PT. Agrimitra Utama Persada adalah: a. Penentuan standar parameter mutu air mulai dari tanki bahan baku sampai kepada produk akhir. b. Memiliki labor Quality Control yang lengkap sehingga pengujian mutu air seperti pH, turbidity, TDS, suhu, dan mikrobiologi dapat dilakukan secara berkala. c. Pengujian mutu air yang dilakukan setiap hari sesuai dengan shift kerja d. Proses pengolahan air yang sepenuhnya menggunakan mesin sehingga kualitas air dapat terjaga. 3. Hasil pengujian peta kendali proses produksi di PT. Agrimitra Utama Persada terhadap
parameter pH, turbidity, dan TDS menunjukkan bahwa proses produksi kurang terkendali. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab khusus yang menyebabkan proses kurang terkendali. 4. Faktor penyebab proses produksi yang tidak terkendali adalah pengaruh cuaca hujan, pengkalibrasian Filter Karbon, penggantian Filter Cartridge, dan motivasi kerja dari operator yang menurun dalam hal inspeksi mesin.
DAFTAR PUSTAKA [1]. Amrina, Elita & Fajrah, Nofriani. Analisis Ketidaksesuaian Produk Air Minum Dalam Kemasan di PT. Amanah Insanillahia, Jurnal, Progam Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Andalas, Padang. [2]. Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. [3]. Batarfie, M. U. A. Analisis Pengendalian Mutu Pada Proses Produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) SBQUA. Skripsi. Progam Studi Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat. [4]. Fandy Tjiptono & Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management ed-V. Yogyakarta :CV. ANDI Yogyakarta. [5]. Faure, Lesley Munro dkk. 1996. Implementing Total Quality Management. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. [6]. Hariastuti, Ni Luh Putu. Pengendalian Kualitas Produk Dalam Upaya Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi, Jurnal, Progam Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhitama Surabaya. [7]. Himawan, Aldik. Pengendalian Kualitas Statistical Process Control Produk Genteng di UKM Super Soka Jepara, Jurnal, Progam Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang. [8]. M. Fitriyan H, Agus Salim. Pengendalian Kualitas dengan Metode Acceptance Sampling, Jurnal, Progam Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trunojoyo, Madura. [9]. Nasution, A.H. 2006. Manajemen Industri, ed-1. Yogyakarta :CV. ANDI Yogyakarta. 125
Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 1, April 2017, Hal. 119- 126 Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang
E- ISSN : 2541-1535 ISSN : 2301-4474
[10]. Prihantoro, C. R. 2012. Konsep Pengendalian Mutu, ed-1. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. [11]. Rendy. Pengendalian Kualitas Kemasan Plastik Pouch menggunakan SPC di PT. Incasi Raya Padang, Jurnal, Progam Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Andalas, Padang. [12]. Tannady, Hendy. 2015. Pengendalian Kualitas ed-1. Yogyakarta :Graha Ilmu. [13]. Tumanggor, Sa’ir. Analisis Pelaksanaan Pengendalian Mutu Pada Perusahaan Pabrik Gula, Jurnal, Progam Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Sumatera Utara, Medan.
126