Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Vol. 5, No. 1, April 2016, Hal1-12 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN :2301-5268
Pengaruh Return on Assets (ROA), Laba Kotor dan Risiko Investasi terhadap Expected Return Saham Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Rokok Yang TerdaftarDi Bursa Efek Indonesia (BEI)Periode 2010-2014 Citra Gozali1, Hilda Mary2 Universitas Putra Indonesia YPTK Padang,Indonesia
[email protected] ABSTRACT Investor want to maximize the wealth would be interested in an investment can be expected to provide the level of common high control. By therefore, hearts take anyinvestment decisions, investors are always trying to minimize the different reviews on emerging risks, risks are good sort Term and long term risks character for companies and investors. The purpose of this research is to know the influence of the return on assets (ROA), gross profit and risk of investment to expected stock return on cigarette sector listing of manufacture companies in the Indonesian Stock Exchange (BEI) The sample of the research is determined by purposive sampling and it is consist of 3 companies on cigarette sector listing of manufacture companies in the Indonesian Stock Exchange (BEI) during period of 2010 to 2014.The analysis of this research uses the multiple linear regression analysis supported by SPSS version 21.0 for windows. The result of this research show that : 1). Partially the return on assets (ROA) had positive and significant influence to expected stock return, 2). Partially the gross profit had positive and no significant influence to expected stock return, 3). Partially the risk of investment had positive and significant influence to expected stock return, 4). Simultaneously the return on assets (ROA), gross profit and risk of investment had positive and significant influence to expected stock return. Keywords:Return On Assets (ROA), Gross Profit, Risk of Investment, Expected Stock Return.
1. Pendahuluan Pasar modal merupakan sarana mobilisasi dana dari masyarakat (pemodal) kepada perusahaan yang membutuhkan dana. Salah satu prioritas utama yang diharapkan investor agar bersedia menyalurkan dananya di pasar modal adalah keamanan dana investasi dan tingkat pengembalian (return) yang stabil dari suatu investasi. Nilai investasi di pasar modal selalu berfluktuasi setiap saat, hal ini yang menyebabkan investor memiliki pertimbangkan khusus terhadap risiko akan pengembalian (return) setiap sekuritas investasi yang dilakukan. Salah satu jenis investasi yang dapat dilakukan pada sebuah perusahaan adalah investasi sekuritas dalam bentuk saham. Saham merupakan salah satu jenis investasi sekuritas yang memiliki tingkat pengembalian (return) yang tinggi dengan tingkat risiko yang tinggi pula. Expected return saham merupakan tingkat pengembalian nilai saham yang diharapkan atas suatu investasi yang dilakukan oleh investor terhadap sebuah perusahaan, dimana expected return saham dihitung dari pembandingan nilai yang dilakukan oleh investor terhadap keuntungan aktual dan keuntungan yang diharapkan pada tingkat pengembalian tertentu serta memiliki peran yang signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi.
1
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Vol. 5, No. 1, April 2016, Hal1-12 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN :2301-5268
Expected return saham yang tinggi pada perusahaan mampu menjadi penarik bagi investor dalam melakukan penanaman dana di pasar modal. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat expected return saham, maka semakin baik posisi perusahaan di pasar modal. Salah satu informasi yang dibutuhkan investor dalam menghitung expected return saham suatu perusahaan adalah informasi laporan keuangan. Beberapa indikator kinerja laporan keuangan perusahaan yang dapat menjadi pertimbangan bagi investor yaitu laporan neraca (posisi keuangan), laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan modal dan untuk menyempurnakan kinerja laporan keuangan tersebut digunakan alat-alat analisis keuangan seperti analisis rasio, prediksi laba dan manajemen risiko.
2. Kajian Literatur 2.1 Return On Assets (ROA) ROA adalah rasio yang menunjukkan hasil pengembalian (return) atas sejumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan[5]. Selain itu, ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.ROA digunakan untuk melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapakan berdasarkan asset yang dimiliki[3]. Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROA =
Laba Bersih Selah Pajak ร 100% Total Aktiva
2.2 Laba Kotor Salah satu jenis laba yang sering diperhitungkan perusahaan dalam mencapai target perolehan yaitu laba kotor (gross profit). [5]Laba kotor merupakan laba pertama yang diperoleh perusahaan sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang menjadi beban perusahaan. Penyebab besar kecilnya perolehan laba kotor setiap periodenya dapat dilakukan dengan analisis laba kotor yang dapat membantu perusahaan dalam memutuskan kebijakan ke depan yang berkaitan dengan laba kotor. Margin laba kotor dapat diperoleh dengan rumus :
Laba Kotor =
Penjualan โ HP Penjualan ร 100% Penjualan
2.3 Risiko Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang[3].Sedangkan risiko adalah bentuk ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi di masa mendatang (future) dengan keputusan yang telah diambil berdasarkan pertimbangan saat ini. [3]risiko investasi merupakan tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan. Melalui pendekatan matematis dapat digunakan rumus [14]: ๐
{(R i โ E(R i ))2 . Pi }
Var(R i ) = ๐=1
๐ = โ๐๐๐ (R ๐ข )
2
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Vol. 5, No. 1, April 2016, Hal1-12 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN :2301-5268
Keterangan: Var(R i ) ๐ E(Ri) Ri Pi n
= = = = = =
varian suatu aktiva atau sekuritas deviasi standar pengembalian yang diharapkan atas suatu aktiva atau sekuritas, hasil masa depan ke i, probabilitas hasil masa depan ke i, jumlah dari hari masa depan.
2.4 Expected Return Pengembalian (return) saham terdiri dari pertama, pengembalian yang terealisasi (Relized return), merupakan bentuk pengembalian yang telah terjadi[14]. Pengembalian (return) ini dihitung berdasarkan data historis perusahaan serta digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Selain itu, pengembalian yang terealisasi ini juga digunakan sebagai dasar penentu pengembalian yang diharapkan (expected return) dan risiko di masa datang. Kedua, pengembalian yang diharapkan (expected return), merupakan pengembalian (return) yang diharapkan penerimaannya oleh investor pada masa yang akan datang. Berbeda dengan pengembalian yang terealisasi yang sifatnya telah terjadi, pengembalian yang diharapkan sifatnya belum terjadi. Secara sistematik, expected return dapat dirumuskan sebagai berikut: ๐
E(R i ) =
R i . Pi ๐=1
Keterangan: E(R i ) = pengembalian yang diharapkan atas suatu aktiva atau sekuritas, Ri = hasil masa depan ke i, Pi = probabilitas hasil masa depan ke i, ๐ = jumlah dari hari masa depan.
2.5 Kerangka Pikir
H1 : Diduga Return on Assets (ROA) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap expected return saham. H2 : Diduga laba kotor secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap expected return saham. 3
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Vol. 5, No. 1, April 2016, Hal1-12 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN :2301-5268
H3 : Diduga risiko investasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap expected return saham. H4 : Diduga Return on Assets (ROA), laba kotor, dan risiko investasi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap expected return saham.
3. Metodologi Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh return on assets (ROA), laba kotor dan risiko investasi terhadap expected return saham perusahaan manufaktur sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2014. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah return on assets (ROA) yang diproksikan dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total aktiva perusahaan, laba kotor yang diproksikan dari pengurangan penjualan bersih dengan beban pokok penjualan dan dibagi dengan penjualan bersih, risiko investasi yang diproksikan dengan penggunaan standar deviasi dan varians serta expected return yang diproksikan melalui perkalian antara probabilitas yang diasumsikan dari dividen saham (dianggap konstan) dengan hasil masa depan yang diasumsikan dari margin laba bersih. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling.Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah tiga perusahaan yaitu PT. Gudang Garam Tbk, PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk dan PT. Bentoel Internasional Investama Tbk. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan dari tahun 2010-2014 dengan menggunakan metode pengumpulan data dengan dokumentasi.Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi.Sedangkan uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda.
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Analisis Deskriptif Statistik deskriptif merupakan pengujian statistik secara umum yang bertujuan untuk melihat distribusi data dari variabel yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Berikut ini statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian: Tabel 1. Statistik Deskriptif
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 21.0
Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah N data valid yang akan diteliti adalah 15 sampel. Dari variabel ROA yang merupakan variabel independen menunjukkan nilai minimum sebesar -0.2223 dengan nilai maksimum 0.4162.Nilai rata-rata ROA 0.140900 dengan standar deviasi sebesar 0.1946813.
4
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Vol. 5, No. 1, April 2016, Hal1-12 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN :2301-5268
Dimana nilai standar deviasi 0.1946813 >๐ผ 0.05 maka nilai data menjauhi nilai rata-rata (mean) dan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi deviasi standar maka semakin besar penyimpangan data dari nilai rata-rata (mean) sehingga data dikatakan memiliki variabilitas tinggi atau derajat penyebaran data bersifat berbeda (heterogen).Variabel laba kotor menunjukkan nilai minimum sebesar 0.1077 dengan nilai maksimum 0.2917.Nilai rata-rata laba kotor 0.220980 dengan standar deviasi sebesar 0.533693.Dimana nilai standar deviasi 0.533693 >๐ผ 0.05 maka nilai data menjauhi nilai rata-rata (mean) dan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi deviasi standar maka semakin besar penyimpangan data dari nilai rata-rata (mean) sehingga data dikatakan memiliki variabilitas tinggi atau derajat penyebaran data bersifat berbeda (heterogen). Variabel risiko investasi menunjukkan nilai minimum sebesar 0.0070 dengan nilai maksimum 0.0585.Nilai rata-rata risiko investasi 0.036087 dengan standar deviasi sebesar 0.0182162. Dimana nilai standar deviasi 0.0182162 <๐ผ 0.05 maka nilai data mendekati nilai rata-rata (mean) dan dapat disimpulkan bahwa semakin rendah deviasi standar maka semakin kecil penyimpangan data dari nilai rata-rata (mean) sehingga data dikatakan memiliki variabilitas rendah atau derajat penyebaran data bersifat sama (homogen). Variabel expected return saham menunjukkan nilai minimum sebesar -0.0162 dengan nilai maksimum 0.0458. Nilai rata-rata expected return saham 0.019253 dengan standar deviasi sebesar 0.0207915. Dimana nilai standar deviasi 0.019253 <๐ผ 0.05 maka nilai data mendekati nilai ratarata (mean) dan dapat disimpulkan bahwa semakin rendah deviasi standar maka semakin kecil penyimpangan data dari nilai rata-rata (mean) sehingga data dikatakan memiliki variabilitas rendah atau derajat penyebaran data bersifat sama (homogen).
4.2 Analisis Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih variabel. Hasil uji analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini tersaji pada tabel Pearson Correlation sebagai berikut : Tabel 2.Pearson Correlation
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 21.0
Berdasarkan tabel diatas terjadi korelasi positif antara ROA dengan laba kotor sebesar 0.933 dengan tingkat signifikansi 0.000 < ฮฑ 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan korelasi yang terjadi adalah sangat kuat, signifikan dan searah.Korelasi positif antara ROA dengan risiko 5
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Vol. 5, No. 1, April 2016, Hal1-12 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN :2301-5268
investasi sebesar 0.664 dengan tingkat signifikansi 0.007 < ฮฑ 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan korelasi yang terjadi adalah kuat, signifikan dan searah. Korelasi positif antara ROA dengan expected return sebesar 0.979 dengan tingkat signifikansi 0.000 < ฮฑ 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan korelasi yang terjadi adalah sangat kuat, signifikan dan searah. Korelasi positif antara laba kotor dan risiko investasi sebesar 0.525 dengan tingkat signifikansi 0.045 < ฮฑ 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan korelasi yang terjadi adalah cukup kuat, sginifikan dan searah. Korelasi positif antara laba kotor dan expected return sebesar 0.919 dengan tingkat signifikansi 0.000 < ฮฑ 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan korelasi yang terjadi adalah sangat kuat, signifikan dan searah. Korelasi positif antara risiko investasi dengan expected return sebesar 0.747 dengan tingkat signifikansi 0.001 < ฮฑ 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan korelasi yang terjadi adalah kuat, signifikan dan searah.
4.3 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data model regresi variabel bebas dan variabel terikat memiliki distribusi normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan pengujian One-Sample Kolmogorov Smirnov Test dan Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual yang terdapat dalam program SPSS 21.0 for windows. Untuk pengujian One-Sample Kolmogorov Smirnov Test, data dikatakan terdistribusi normal apabila memiliki tingkat signifikasi di atas ฮฑ 0.05 atau 5%.Sedangkan untuk pengujian Normal PP Plot of Regression Standardized Residual, data terdistribusi normal apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal (Ghozali, 2013:103). Hasil uji normalitas data dan grafik dari persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini tersaji pada tabel dan gambar berikut : Tabel 3.One-Sampel Kolmogorov Smirnov Test
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 21.0
Berdasarkan hasil uji normalitas One-Sampel Kolmogorov Smirnov Test pada tabel diatas menunjukkan nilai asymp. Sign ROA sebesar 0.751, laba kotor sebesar 0.999, risiko investasi sebesar 0.963 dan expected return saham sebesar 0.896. Maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel memiliki data yang berdistribusi normal karena signifikansinya > ฮฑ 0.05 atau 5%.
6
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Vol. 5, No. 1, April 2016, Hal1-12 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN :2301-5268
Gambar 1.Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 21.0
Berdasarkan hasil uji normalitas Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual pada gambar diatas, menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini telah terdistribusi normal atau model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
4.4 Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel independen.Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terdapat korelasi antara variabel independen atau korelasi antar variabel independennya rendah.Keberadaan multikolinearitas di deteksi dengan Varians Inflating Factor (VIF) dan Tolerance (Sarjono dan Winda Julianita, 2011:68). Hasil uji multikolinearitas tersaji pada tabel berikut: Tabel 4.Uji Mutikolinearitas
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 21.0
Hasil uji VIF dan Tolerance menunjukkan bahwa variabel ROA dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance 0.087 < 0.10 dan nilai VIF 11.473 > 10, sehingga dapat disumpulkan bahwa variabel ROA dalam model regresi ini terjadi multikolinearitas. Lain halnya dengan variabel laba kotor yang memiliki nilai tolerance 0.113 > 0.10 dan nilai VIF 8.844 < 10 dan variabel risiko investasi dengan nilai tolerance 0.489 > 0.10 dan semua nilai VIF 2.047 < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel laba kotor dan risiko investasi dalam model regresi ini tidak terjadi multikolinearitas. Untuk mensignifikansikan hasil variabel return on assets (ROA) yang terbukti terjadinya multikolinearitas dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan alternatif transformasi data ke dalam bentuk Ln (Logaritma Natural) pada variabel yang memiliki tingkat korelasi tertinggi yaitu expected retun.
7
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Vol. 5, No. 1, April 2016, Hal1-12 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN :2301-5268
Hasil nya menunjukkan bahwa variabel ROA memiliki nilai tolerance 0.134 > 0.10 dan nilai VIF 7.484 < 10, variabel laba kotor memiliki nilai tolerance 0.275 > 0.10 dan nilai VIF 3.637 < 10 dan variabel risiko investasi memiliki nilai tolerance 0.202 > 0.10 dan nilai VIF 4.960 < 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel return on assets (ROA), laba kotor dan risiko investasi terbebas dari multikolinearitas.
4.5 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya.Model regresi yang baik disebut homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas (Sarjono dan Winda Julianita, 2011:66).Ujiheteroskedastisitasdalam penelitian ini dilakukan dengan scatterplot.Hasil uji heteroskedastisitas persamaan regresi disajikan pada gambar berikut :
Gambar 2.Uji Heteroskedastisitas Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 21.0
Hasil uji heterokedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik tersebar di atas dan di bawah angka nol serta tidak membentuk pola tertentu yang teratur, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas atau homokedastisitas.
4.6 Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1.Uji autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson dengan standarisasi nilai -2 sampai +2 yang menunjukkan tidak terjadinya autokorelasi. Hasil uji autokorelasi persamaan regresi disajikan pada tabel berikut: Tabel 5.Uji Autokorelasi
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 21.0
8
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Vol. 5, No. 1, April 2016, Hal1-12 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN :2301-5268
Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson ini menunjukkan nilai D-W hitung sebesar 2.415, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini terjadi autokorelasi negatif dengan asumsi -2 < 2.415 > +2. Untuk mensignifikansikan masalah autokorelasi negatif yang telah terjadi pada model regresi ini, maka peneliti melakukan transformasi data ke dalam bentuk Ln (Logaritma Natural) pada variabel dependen expected return, sehingga di dapatkan nilai D-W hitung sebesar 1.892, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi ini terbebas dari autokorelasi dengan asumsi -2 < 1.892 < +2.
4.7 Uji Regresi Linear Berganda Uji regresi linear berganda dilakukan untuk meramal keadaaan naik dan turunnya variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor manipulasi. Hasil uji regresi linear berganda disajikan pada tabel berikut: Tabel 6.Uji Regresi Linear Berganda
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 21.0
Berdasarkan tabel diatas hasil analisis regresi berganda menunjukkan pengaruh return on assets (ROA), laba kotor dan risiko investasi saham terhadap expected return saham. Berdasarkan hasil analisis diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = โ0.015 + 0.072X1 + 0.073X2 + 0.233X 3 + ฮต Persamaan di atas menunjukkan bahwa apabila variabel bebas yaitu return on assets (ROA) (๐1 ), laba kotor (๐2 )dan risiko investasi (๐3 ) sama dengan nol, maka besarnya variabel Y (expected return saham) adalah -0.015. Apabila variabel return on assets (ROA) (๐1 ) terjadi penambahan sebesar satu satuan, maka variabel (๐1 ) tersebut akan meningkatkan variabel Y (expected return saham) sebesar 0.072. Pada variabel laba kotor (๐2 ) menunjukkan apabila terjadi penambahan satu satuan terhadap variabel (๐2 ) tersebut akan meningkatkan variabel Y (expected return saham) sebesar 0.073. Sama halnya dengan variabel (๐1 ) dan (๐2 ), apabila variabel risiko investasi (๐3 ) terjadi penambahan sebesar satu satuan, maka variabel (๐3 ) tersebut akan meningkatkan variabel Y (expected return saham) sebesar 0.233.
4.8 Uji Hipotesis Koefisien Determinasi Koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai R Square ( R2 ) pada model summary. Berdasarkan tabel 4.14, modal summary menunjukkan nilai R Square ( R2 ) sebesar 0.980 atau 98.0%. Hal ini menjelaskan bahwa persentase kontribusi yang terjadi antara variabel return on assets (ROA), laba kotor dan risiko investasi terhadap expected return saham sebesar 98.0% sedangkan sisa persentase kontribusi sebesar 2.0% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini. 9
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Vol. 5, No. 1, April 2016, Hal1-12 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN :2301-5268
Pengujian Secara Parsial (Uji-t) Uji t (Nilai t regresi) bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel 4.15, hasil uji t menunjukkan bahwa variabel return on assets (ROA) memiliki koefisien regresi sebesar 0.072 dengan nilai Thitung 4.620 dan tingkat signifikansi sebesar 0.001 dimana Thitung 4.620 > Ttabel 1.796 dan nilai signifikansi 0.001 <๐ผ 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, berarti retun on assets (ROA) secara parsial berpengaruh positif dan signifkan terhadap expected return saham. Hipotesis 1 diterima. Koefisien regresi menunjukkan nilai positif yang berarti semakin besar return on assets (ROA) maka semakin tinggi tingkat expected return saham. Hasil ini didukung oleh penelitian Sinarwati dan Lucy Sri Musmini (2014) yang menyatakan bahwa semakin besar nilai return on assets (ROA) maka semakin baik kinerja perusahaan sehingga berdampak positif bagi peningkatan expected return saham. Hal ini mengindikasikan para investor untuk menggunakan return on assets (ROA) sebagai ukuran kinerja perusahaan dalam memprediksi expected return saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil uji t terhadap variabel laba kotor memiliki koefisien regresi sebesar 0.073 dengan nilai Thitung 1.466 dan tingkat signifikansi sebesar 0.171 dimana Thitung 1.466 < Ttabel 1.796 dan nilai signifikansi 0.171 >๐ผ 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima, berarti laba kotor berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap expected return saham. Hipotesis 2 ditolak. Koefisien regresi menunjukkan nilai positif tetapi tidak signifikan berarti penggunaan variabel laba kotor di dalam penelitian mampu menghasilkan 2 indikator yang berbeda yaitu laba kotor berpengaruh terhadap kenaikan expected return dan laba kotor tidak berpengaruh terhadap kenaikan expected return. Hasil ini didukung oleh penelitian Sasongko (2010) yang menyatakan bahwa laba kotor berpengaruh signifikan terhadap expected return saham dan penelitian yang dilakukan oleh Rutmayanti (2009) yang menyatakan bahwa laba kotor tidak berpengaruh signifikan dalam memprediksi return saham pada perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa pengukuran expected return saham tidak bisa hanya dilihat dari perubahan laba kotor perusahaan. Hasil uji t terhadap variabel risiko investasi memiliki koefisien regresi sebesar 0.233 dengan nilai Thitung 3.334 dan tingkat signifikansi sebesar 0.007 dimana T hitung 3.334 > Ttabel 1.796 dan nilai signifikansi 0.007 <๐ผ 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, berarti risiko investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap expected return saham. Hipotesis 3 diterima. Koefisien regresi menunjukkan nilai positif yang berarti semakin baik pola prediksi risiko investasi maka semakin besar tingkat expected return saham yang akan diperoleh. Hasil ini didukung oleh penelitian Paramitasari (2014) yang menyatakan bahwa risiko sistematis dan risiko tidak sistematis berpengaruh positif terhadap expected return saham. Hal ini mampu mengindikasi para investor dalam memprediksi risiko investasi saham yang akan dilakukan. Semakin bagus kondisi suatu saham perusahaan di pasar modal, maka semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham tersebut sehingga menyebabkan semakin besar pula tingkat risiko investasi saham yang harus ditanggung oleh para investor.
Pengujian Secara Simultan (Uji-F) Uji F (Nilai F regresi) bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
10
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Vol. 5, No. 1, April 2016, Hal1-12 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN :2301-5268
Hasil uji F (Nilai F Regresi) disajikan pada tabel berikut: Tabel 7.Uji F (F Regresi)
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 21.0
Berdasarkan tabel diatas hasil uji F menunjukkan nilai Fhitung sebesar 178.314 dengan signifikansi sebesar 0.000. Oleh karena Fhitung 178.314 > Ftabel 3.59 dengan tingkat signifikansi model regresi 0.000 <๐ผ 0.05 maka asumsinya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa return on assets (ROA), laba kotor dan risiko investasi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap expected return saham. Hipotesis 4 diterima.
5. Kesimpulan 1. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh return on assets (ROA), laba kotor dan risiko investasi terhadap expected return saham perusahaan manufaktur sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014 2. Penelitian ini belum dapat membuktikan pengaruh yang signifikan dari variabel laba kotor terhadap expected return saham. 3. Periode penelitian yang digunakan relatif pendek yaitu dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian agar hasil penelitian yang diperoleh dapat lebih efektif dan efisien. 4. Penelitian ini hanya menggunakan jenis perusahaan manufaktur sub sektor rokok. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat memperluas ruang lingkup objek penelitian di berbagai jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Referensi [1] Abdurahman, Maman. 2011. Dasar-Dasar Metode Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia. [2] Arista, Desy dan Astohar. 2012. โAnalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Go Pbulic di BEI Periode 2005-2009โ. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 No 1 Mei 2012.STIE Totalwin Semarang. [3] Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta. [4] Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Universitas Diponegoro. [5] Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. [6] Nurhasanah, Rahmalia. 2012. โPengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Retun Saham pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011โ. Jurnal Akuntansi, Fakultas ekonomi. Universitas Widyatama. [7] Paramitasari, Ratih. 2014. โPengaruh Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis Terhadap Expected Retun Saham Dalam Rangka Pembentukan Portofolio Saham LQ-45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan Single Index Model Periode Tahun 2009โ. Jurnal Organisasi dan Manajemen, Vol 10 No 1 Maret 2014.Universitas Terbuka UPBJJ Surakarta. [8] Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro. 2012. Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur).Bandung : Alfabeta.
11
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Vol. 5, No. 1, April 2016, Hal1-12 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN :2301-5268
[9] Rutmayanti. 2009. โPengaruh Informasi Komponen Arus Kas dan Laba Kotor Perusahaan Terhadap Expected Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2005-2007โ. Skripsi Program Studi Keuangan Islam.Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. [10] Santoso, Singgih. 2012. Analisis SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. [11] Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita. 2011. Sebuah Pengantar untuk Aplikasi Riset. Jakarta: Salemba Empat. [12] Sasongko, Totok. 2010. โImplikasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Sahamโ. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol 14 No 1 Januari 2010. Universitas Tribhuwana Tunggadewi. [13] Sinarwati, Arlina dan Lucy Sri Musmini. 2014. โPengaruh Informasi Arus Kas, Laba Kotor, Ukuran Perusahaan, dan Return On Asset (ROA) Te rhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2010-2012โ. E-journal S1 Akuntansi, Vol 2 No 1 Tahun 2014. Universitas Pendidikan Ganesha. [14] Sjahrial, Dermawan. 2014. Manajemen Keuangan Lanjutan. Jakarta: Mitra Wacana Media. [15] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. [16] Sugiyono. 2014. Metode penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. [17] Umar, Husein. 2013. Metode Penelitian Untik Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada. [18] www.idx.co.id
12