Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, Maret 2016, Hal 49-61 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 2301-5268
PENGARUH PROFITABILITAS, TINGKAT SUKU BUNGA DAN NILAI TUKAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (TAHUN 2010-2014) Lusiana, SE.MM1, Febri Randy Zein2, Mufrida Meri, ST, M.Kom3 Universitas Putra Indonesia YPTK Padang, Indonesia
[email protected] ABSTRACT This study aims to determine the effect of profitability, Interest Rate and Exchange Rate Against Stock Price Index of Manufacturing Companies Listed on the Indonesian Stock Exchange. At this research variables are variables ditliti profitability, interest rate and exchange rate as independent variables and the stock price index of manufacturing as the dependent variable. Data collection techniques used in this study is the method of documentation. The analytical method used is descriptive method, multiple regression analysis, determination coefficient analysis, t test and f. On the results, a) variable profitability effect positive and significant on the stock price index of manufacturing, evidenced by the t value 8.387> t table 2.00 with a significant level of 0.000 <00.5. b) variable interest rate effect negative and not significantly on the stock price index of manufacturing, evidenced by the t value -1.138
0.05. c) and variable exchange rate effect positive and significantly on the stock price index of manufacturing, evidenced by the t value 3.387> t table 2.00 with a significant level of 0.001 <0.05. d) Variable profitability, interest rates and exchange rates affect the stock price index of manufacturing, evidenced by the value of 81.157 f count> f table with a significant level of 2.77 0.000 <0.05. Based on the test results of the coefficient of determination, the variable profitability, interest rate and exchange rate gives a contribution of 80.3% of the stock price index of manufacturing. While the remaining 18.7% is influenced by other variables not examined in this study. Finally the authors suggest to the government to be able to be wise in controlling the macro-economic conditions in order to create a stable macroeconomic conditions and better in the future. As well, the investor can choose investment products more profitable. Keywords : Profitability, Interest Rates, Exchange Rates, Stock Price Index in Manufacturing Sector.
1. Pendahuluan Di era globalisasi ini, hampir semua Negara menaruh perhatian ke pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi ketahanan ekonomi suatu negara. Peran aktif lembaga pasar modal sangat dibutuhkan dalam membangun suatu perekonomian di dalam suatu negara. Lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber-sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak yang memiliki suatu kelebihan dana dengan peminjaman selaku pihak yang membutuhkan dana. Pasar modal memfasilitasi jual beli sekuritas. Fakta menyatakan bahwa pasar modal merupakan suatu indikasi sehatnya suatu perekonomian Negara yang mengindikasikan sangat pentingnya pasar modal bagi suatu Negara. Inti dari kegiatan pasar modal adalah kegiatan investasi, yaitu kegiatan menanamkan modal baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. Pasar modal umumnya tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang mempunyai 49
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, Maret 2016, Hal 49-61 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 2301-5268
kelebihan dana untuk melakukan sebuah investasi dalam surat berharga yang ditawarkan emiten. (Sunariyah, 2011 : 5). Pasar modal juga merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara, karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Selain itu, pasar modal juga merupakan representasi untuk menilai kondisi perusahaan di suatu negara, karena hampir semua industri di suatu negara terwakili oleh pasar modal. Pasar modal yang mengalami peningkatan (bullish) atau mengalami penurunan (bearish) terlihat dari naik turunnya harga-harga saham yang tercatat yang tercermin melalui suatu pergerakan indeks atau lebih dikenal dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham (perusahaan/emiten) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan, kebutuhan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai perkembangan bursa, juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang diperlukan tersebut adalah indeks harga saham sebagai cerminan dari pergerakan harga saham. Indeks saham tersebut secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal. Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa indeks sektoral. Salah satunya sektor perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia. Pada tahun 2010 indeks harga saham manufaktur berada pada pada 823,140 poin. Yang dilanjutkan pada tahun 2011 indeks harga saham kembali meningkat dengan jumlah poin sebanyak 992,465, tahun 2012 sebanyak 1.147,911 poin, tahun 2013 sebanyak 1.150,625 poin dan diakhiri di tahun 2014 dengan peningkatan yang cukup tajam sebanyak 1.335,205 poin. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menerus berupaya menciptakan pasar yang semakin likuid, wajar, teratur dan transparan. Sepanjang periode pada tabel di atas, bursa telah menunjukkan prestasi yang sangat menggembirakan. Salah satunya ditunjukkan dengan indeks harga saham sektor manufaktur di BEI yang berhasil mencatat rekor tertinggi pada tahun 2014. Tetapi indeks harga saham industri manufaktur sangat fluktuatif dan sulit diprediksi. Selain itu, indeks harga saham industri manufaktur sangat rentan terhadap keadaan ekonomi Indonesia. Banyak teori dan penelitian terdahulu yang mengungkapkan bahwa pergerakan Indeks Harga Saham dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Samsul (2006 : 200), secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi indeks harga saham dapat dibagi dua, yaitu faktor makro dan faktor mikro. Faktor makro adalah faktor yang berasal dari luar yang mempengaruhi indeks harga saham secara keseluruhan seperti tingkat suku bunga, inflansi, nilai tukar, jumlah uang beredar, harga emas, harga minyak dan bursa bursa yang ada di luar negeri (Dow Jones, Hang Seng, Nikkei, dll). Sedangkan faktor mikro adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan berdampak langsung indeks harga saham yaitu seperti mengenai profitabilitas, leverage, nilai buku per saham, pertumbuhan produksi dan volume perdagangan. Dalam setiap transaksi perdagangan saham di bursa, investor dihadapkan pada pilihan untuk membeli atau menjual saham. Setiap kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi akan menimbulkan kerugian bagi investor itu sendiri. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis yang akurat dan dapat diandalkan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan investasi. Dalam penelitian ini, penulis mengambil variabel makro ekonomi, yaitu tingkat suku bunga ,dan nilai tukar serta variabel mikro ekonomi, yaitu Profitabilitas yang sebagai faktor yang menentukan nilai dari suatu saham. 50
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, Maret 2016, Hal 49-61 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 2301-5268
Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukannya. Kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profitabilitas yang tinggi akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Andri Prasetyo (2013) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham sektor manufaktur. Dalam faktor-faktor makro, Tingkat bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap harga saham (Kewal : 2012). Ketika tingkat suku bunga mengalami peningkatan maka harga saham akan mengalami penurunan. Begitu juga sebaliknya ketika tingkat suku bunga mengalami penurunan maka harga saham akan mengalami peningkatan dan jumlah uang beredar akan bertambah banyak karena orang lebih senang memutarkan uang daripada sektor yang dinilai produktif. Karena dengan tinggi nya tingkat suku bunga orang beralih berinvestasi pada tabungan atau deposito yang mengakibatkan saham tidak diminati sehingga harga saham pun akan turun yang terlihat pada indeks harga saham. Nilai tukar (exchange rate) juga merupakan faktor makro ekonomi lainnya yang mempengaruhi pergerakan indeks harga saham (Krisna : 2013). Penguatan kurs rupiah terhadap mata uang asing merupakan sinyal positif bagi investor. Ketika kurs rupiah terhadap mata uang asing mengalami penguatan maka akan banyak investor berinvestasi pada saham. Hal tersebut dikarenakan penguatan tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian dalam keadaan bagus. Sedangkan ketika kurs rupiah melemah yang berarti mata uang asing mengalami penguatan maka hal tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian dalam kondisi yang kurang baik sehingga investor berpikir dua kali dalam berinvestasi pada saham karena hal tersebut terkait dengan keuntungan atau imbal hasil yang akan mereka dapatkan. Berkurangnya demand akan saham menyebabkan harga saham menjadi turun.Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah profitabilitas, tingkat suku bunga dan nilai tukar berpengaruh terhadap indeks harga saham sektor manufaktur baik secara parsial maupun simultan.
2. Tinjauan Literatur Fahmi (2014 :305) mengemukakan Pasar modal adalah “tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (Stock) dan obligasi (Bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan”. Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham (Indonesian Stock Exchange). Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Menurut Dewi Utari, dkk (2014:63) menyatakan bahwa Profitabilitas merupakan kemampuan manajemen untuk memperoleh laba. Adapun Menurut Menurut Kasmir (2014 : 196) Profitabilitas adalah “Rasio untuk menilai Kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan” Menurut Bank Indonesia (www.bi.go.id, 2013), “BI rate adalah suku bunga instrumen sinyaling Bank Indonesia yang ditetapkan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) triwulan untuk berlaku selama triwulan berjalan, kecuali ditetap-kan berbeda oleh RDG bulanan dalam triwulan yang sama”. Sedangkan, Menurut Kasmir (2010:131) “suku bunga adalah sebuah balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya.” Menurut Fahmi (2014 : 557) nilai tukar adalah mata uang yang dipakai sebagai alat transaksi yang berbentuk mata uang dari negara lain. Dewi Utari, dkk (2014 : 349) menyatakan bahwa nilai tukar atau kurs adalah perbandingan antar nilai mata uang. Informasi nilai tukar rupiah terhadap US dolar 51
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, Maret 2016, Hal 49-61 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 2301-5268
umunya sangat diperhatikan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, karena selain US dolar digunakan oleh perusahaan secara umum untuk melakukan pembayaran bahan produksi dan transaksi bisnis bisnis lainnya.
3. Metodologi Penelitian ini di lakukan pada Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia kota Padang Jalan Pondok No. 90 A Padang, Sumatera Barat. No. Telp (0751) 811-330 dan No. Faks (0751) 811-340 serta bisa didapat dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan situs (www.bi.go.id). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset kausal, menurut Sugiyono (2012:37) yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat. Tujuan utama dari riset kausal ini adalah untuk mendapatkan bukti hubungan sebab akibat, sehingga dapat diketahui mana yang menjadi variabel yang mempengaruhi dan mana variabel yang dipengaruhi.
3.1 Populasi dan Sampel 1.
2.
Populasi Populasi penelitian dilakukan pada seluruh perusahaan industry manufaktur yang go public dan aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014 yaitu sebanyak 149 perusahaan. Sampel Data yang dikumpulkan dengan menggunakan purposive sampling. maka sampel yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 9 perusahaan
3.2 Pengukuran Variabel dan Defenisi Operasional Variabel Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen dan tiga variabel independen. Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini sebagai berikut yaitu Indeks Harga Saham. indikator yang diambil adalah sektor indeks harga saham manufaktur yang merupakan salah satu dari sembilan indeks saham sektoral yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia secara bulanan. Variabel independen yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Adapun yang termasuk variabel independen adalah: 1.
Profitabilitas Indikator yang dipergunakan untuk profitabilitas adalah ROE. 2. Suku Bunga Suku bunga adalah Bentuk pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga. Indikator yang dipakai dalam tingkat suku bunga ini adalah rata-rata jangka waktu 1 bulan tingkat suku bunga SBI yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. 3. Nilai Tukar Nilai tukar adalah perbandingan antara harga mata uang Dollar Amerika Serikat dalam mata uang domestik yaitu Rupiah. Indikator variabel ini diukur dengan menggunakan kurs tengah Dollar US terhadap Rupiah yang dikeluarkan 3.3 Metode Pengumpulan Data dan Jenis Data Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
52
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, Maret 2016, Hal 49-61 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 2301-5268
3.4 Metode Analisis Analisis data yang dilakukan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitungannya menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program SPSS Windows 21.0. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengujian asumsi klasik, analisis regresi berganda dan uji hipotesis.
3.5 Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan agar memperoleh hasil regresi Yang bisa dipertanggungjawabkan dan mempunyai hasil yang tidak biasa. Adapun pengujian asumsi klasik terdiri dari : 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov –Smirnov, yaitu dengan membandingkan distribusi data yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi normal baku. 2. Uji Heteroskedastisitas Model regresi yang baik, yaitu jika tidak terjadi heteroskedastisitas (homoskedastisitas). Untuk pengujian heteroskedastisitasnya menampilkan scatter plot (nilai prediksi dependen ZPRED dengan residual SRESID), karena skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval. 3. Uji Multikolonieritas Saat menguji liniearitas hubungan variabel independen dengan variabel dependen harap berhati-hati dengan pengaruh waktu pengambilan data. Pengujian dilakukan dengan asumsi hubungan kedua variabel bersifat linier dalam waktu dan kondisi tertentu. Pengujian linieritas harus mempertimbangkan kondisi dan waktu pengambilan sampel 4. Uji Autokorelasi Menurut Singgih Santoso (2012:241), “tujuan uji autokorelasi adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)”. 5. Analisis Koefisien Korelasi Uji ini dilakukan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuatnya hubungan suatu variable dengan variabel yang lain. Variabel disini adalah Profitabilitas, Suku bunga dan nilai tukar sebagai variabel (X) terhadap Harga Saham sebagia variabel (Y). 6. Analisis Regresi Berganda Menurut Sugiyono (2012:153) mengemukakan “Analisis Regresi digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan variabel dependen bila variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya. Analisis regresi yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi ganda yang terdiri dari profitabilitas (X1), tingkat suku bunga (X2) dan nilai tukar (X3) dan indeks harga saham (Y). Persamaan Regresi Berganda adalah : LnY = a + Ln b1X1 +Ln b2X2+Ln b3X3+ e
53
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, Maret 2016, Hal 49-61 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 2301-5268
Karena skala penelitian ini tidak sama yaitu untuk indeks harga saham (poin), profitabilitas (rasio), tingkat suku bunga (persentase) dan nilai tukar (rupiah), maka peneliti memakai rumus regresi yang menggunakan Ln (logistik natural). 7. Uji Hipotesis a. Uji t Uji statistik t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Sehingga dapat ditentukan H0 diterima atau ditolak, maka dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel b. Uji f Uji statistik f digunakan untuk menguji seluruh variabel independen (profitabilitas, tingkat suku bunga dan nilai tukar) yang diteliti, mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (indeks harga saham). 8. Koefisien Determinasi Penggunaan Koefisien Determinasi dilakukan apabila hubungan antara variabel X dan Variabel Y menunjukkan kausalitas. Untuk mengetahui seberapa besar variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan perhitungan statistik koefisien determinasi.
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Analisis Deskriptif Sebagai tinjauan awal terhadap data penelitian, berikut ini akan disajikan ringkasan data-data dalam bentuk statistik deskriptif untuk masing-masing variabel, yaitu sebagai berikut : Tabel 4.1 Deskriptive Statistik
Sumber : Data Sekunder Diolah 4.2 Pengujian dan Analisis Data Uji asumsi klasik dlakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model yang paling tepat digunakan. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas untuk menguji normalitas data secara statistik, uji heterokedastitas dengan menggunakan Scatterplot, uji multikolinearitas dengan menggunakan VIF dan uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Wattson statistik. 4.3 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian ini mempunyai distribusi normal. Salah satunya adalah dengan melihat Normal P Plot. Jika titik-titik yang mewakili sampel dalam penelitian ini mendekati garis diagonal maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa data dalam penelitian ini memiliki penyebaran dan distribusi yang normal karena data memusat pada garis diagonal Probability-Plot. Maka dapat dikatakan bahwa data distribusi data adalah normal.
54
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, Maret 2016, Hal 49-61 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 2301-5268
Hasil pengujian normalitas juga didukung dengan uji Kolmogorov Smirnov pada berikut : Tabel 4.2 Uji Normalitas
Sumber : Data Sekunder (Data Diolah) Tabel 4.3 Scater Plot
Sumber : Data Sekunder Diolah Pada hasil pengujian Kolmogorov Smirnov terlihat bahwa nilai signifikansi uji tersebut lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,894. Hal ini menandakan bahwa data yang digunakan dalam regresi berdistribusi normal. 4.4 Uji Heterokedastitas Uji heterokedastitas dilakukan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan varian dalam fungsi regresi. Salah satu cara untuk mengetahuinya dalah dengan melihat Scatter Plot. Jika penyebaran titik-titik yang mewakili sampel berada pada daerah positif dan negatif dalam Scatter Plot, maka dapat dikatakan data tersebut memiliki kesamaan varian atau homodastitas.
55
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, Maret 2016, Hal 49-61 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 2301-5268
Tabel 4.4 Uji Heterokedasitas
Sumber : Data Sekunder Diolah Dari gambar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut memiliki kesamaan varian atau bersifat homokedastitas karena titik-titik menyebar pada di daerah positif dan negatif serta tidak membentuk pola tertentu. 4.5 Uji Multikolinearitas Dalam penelitian perlu dilakukan pengujian data bahwa data harus terbebas dari multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan meilhat pada kolom tollerance dan VIF (Variance Inflation Factor) yang mana Tollerance > 0,1 dan VIF < 10 yang akan dijelaskan pada Tabel sebagai berikut : Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas Variabel
Tollerance
VIF
X1
0,513
1,950
X2
0,406
2,462
X3
0,289
3,456
Sumber : Data Sekunder Diolah Di dalam data tersebut tidak terjadi multikolinearitas antara variabel independen karena tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai Tollerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, Maka dapat dikatakan telah memenuhi uji multikolinearitas. 4.6 Uji Autokorelasi Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin-Wattson (DW) pada tabel model summary. Jika -2 < DW <2, maka tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.
56
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, Maret 2016, Hal 49-61 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 2301-5268
Tabel 4.6 Tabel Autokorelasi Durbin-Wattson 0,479 Sumber : Data Sekunder Diolah Berdasarkan tabel hasil pengujian autokorelasi di atas di dapat nilai Durbin-Wattson adalah -2 < 0,479 < 2, maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif. 4. 7 Analisis Koefisien Korelasi 5. Uji ini dilakukan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuatnya hubungan suatu variabel dengan variabel yang lain. Variabel disini adalah Profitabilitas, Tingkat Suku bunga dan nilai tukar sebagai variabel (X) terhadap Indeks Harga Saham Manufaktur sebagai variabel (Y). Tabel 4.7 Koefisie Korelasi R 0,902 Sumber : Data Sekunder Diolah Pada tabel 4.11 menjelaskan antara hubungan variabel-variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) yaitu Nilai R menerangkan tingkat hubungan antar variabel-variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai R sebesar 0,902 atau 90,2 %. Itu artinya hubungan antara variabel independen yaitu profitabilitas, tingkat suku bunga dan nilai tukar terhadap variabel dependen yaitu indeks harga saham adalah 90,2 %. Angka sebesar 90,2 % mengindikasikan bahwa profitabilitas, tingkat suku bunga dan nilai tukar memiliki hubungan yang kuat dan erat dengan indeks harga saham perusahaan manufaktur. 4.8 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda dipakai untuk menghitung besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian (variabel X) terhadap kejadian lainnya (variabel Y). Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen. Persamaan regresi yaitu : Indeks Harga Saham Manufaktur = 0,789 + 1,937 X1 - 0,247X2 + 0,739X3 + e Dari persamaan regresi di atas maka dapat di interprestasikan beberapa hal antara lain : 1. Nilai konstanta persamaan di atas adalah sebesar 0,789. Jika profitabilitas (X1), tingkat suku bunga (X2) dan nilai tukar (X3) tidak diabaikan (0) maka indeks harga saham sektor manufaktur (Y) adalah sebesar 0,789. 2. Variabel Profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi positif yaitu 1,937 yang artinya jika profitabilitas ditingkatkan 1 satuan bobot dengan asumsi tingkat suku bunga dan nilai tukar tidak di abaikan (0). Maka indeks harga saham sektor manufaktur akan meningkat sebesar 1,937 satuan bobot. 3. Variabel Tingkat Suku Bunga memiliki nilai koefisien regresi negatif yaitu -0,247 yang artinya jika tingkat suku bunga ditingkatkan 1 satuan bobot dengan asumsi profitabilitas
57
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, Maret 2016, Hal 49-61 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
4.
ISSN : 2301-5268
dan nilai tukar tidak di abaikan (0). Maka indeks harga saham sektor manufaktur akan menurun sebesar 0,247 satuan bobot. Variabel Nilai Tukar memiliki nilai koefisien regresi positif yaitu 0,739 yang artinya jika nilai tukar ditingkatkan 1 satuan bobot dengan asumsi profitabilitas dan tingkat suku bunga tidak di abaikan (0). Maka indeks harga saham sektor manufaktur akan meningkat sebesar 0,739 satuan bobot.
Dengan demikian hasil analisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang telah dilakukan ini sesuai dengan kerangka pemikiran yang diajukan oleh peneliti. 4. 9 Uji T Uji T dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. a.
Profitabilitas
Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham sektor manufaktur yang terdaftar di BEI dimana t hitung 8,387 dan t tabel 2,000 dimana t hitung lebih besar dari t tabel (8,387 > 2,000) atau tingkat signifikan lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andri (2013) yang menyatakan bahwa Profitabilitas yang diproksikan oleh Gross Profit Margin berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. Hasil ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Zainul (2010) yang mengemukakan hasil kondisi profitabilitas berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham. b. Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham sektor manufaktur yang terdaftar di BEI dimana t hitung -1,138 dan t tabel 2,000 dimana t hitung lebih kecil dari t tabel (-1,138 < 2,00) atau tingkat signifikan lebih besar dari alpha (0,260 > 0,05). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kewal (2012) yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan. Zainul (2010) mengungkapkan adanya hubungan negatif antara tingkat suku bunga terhadap IHS. Sedangkan penelitian yang dilakukan Umi Mardiyati, dkk (2013) menghasilkan tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap indeks harga saham. c.
Nilai Tukar
Nilai Tukar berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham sektor manufaktur yang terdaftar di BEI. dimana t hitung 3,387 dan t tabel 2,000 dimana t hitung lebih besar dari t tabel (3,387 > 2,00) atau tingkat signifikan lebih kecil dari alpha (0,001 > 0,05). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Krisna (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap US dollar berpengaruh positif terhadap indeks harga saham. Sedangkan, Kewal (2012) dan Zainul (2005) menunjukkan hasil bahwa nilai tukar rupiah terhadap US Dollar berpengaruh negatif terhadap indeks harga saham gabungan. Hasil yang sama juga didapat oleh Umi Mardiyati,dkk (2013), mengemukakan hasil penelitian bahwa nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat tidak berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan.
58
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, Maret 2016, Hal 49-61 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 2301-5268
4.10 Uji F Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel Hasil uji F dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.10 Hasil Uji F FHitung
FTabel
Signifikan
81,157
2,77
0,000
Sumber : Data Sekunder (Data Diolah) Dari tabel diatas dapat dilihat pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel . Nilai F tabel menggunakan tingkat keyakinan 95%, alpha 5% ( jumlah variabel – 1) atau 3 – 1 = 2, dan (n – k – 1) atau 60 – 2 – 1 = 57 , maka hasil untuk F tabel 2,77. karena F hitung > F tabel (81,157 > 2,77) dengan tingkat signifikan 0,000 < dari 0,05 atau 5% ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa jika dilakukan pengujian secara simultan antara profitabilitas (X1) , tingkat suku bunga (X2) dan nilai tukar (X3) berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham sektor manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2014. 4.11 Analisis Koefisien Determinasi (R2) Pada model linear berganda ini, akan dilihat besarnya konstribusi untuk variabel bebas (profitabilitas, tingkat suku bunga dan nilai tukar) terhadap variabel terikatnya (Indeks Harga Saham Manufaktur) dengan melihat besarnya koefisien determinasi totalnya (R2). Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi Adjusted R2 0,803 Sumber : Data Sekunder (Data Diolah) Nilai Adjusted R Square (R2) pada tabel 4.13 sebesar 0,803 atau 80,3 %. Artinya R2 sebesar 0,803 menunjukkan adanya perubahan-perubahan sebesar 80,3 % yang terjadi pada indeks harga saham manufaktur yang disebabkan profitabilitas, tingkat suku bunga dan nilai tukar. Sedangkan sisanya 19,7 % diterangkan variabel lain yang tidak di teliti dalam model regresi pada penelitian ini. 4.12 Implikasi Penelitian Dari uji hipotesis dan temuan penelitian, maka untuk meningkatkan Indeks Harga Saham Perusahaan Manufaktur dapat dilihat dalam implikasi penelitian dalam yaitu, sebagai berikut: 1.
Pihak Manajemen Perusahaan Manufaktur melakukan sebuah kebijakan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan menggunakan ROE. 2. Pemerintah melakukan kebijakan dengan cara menguatkan atau meningkatkan nilai tukar Rupiah terhadap US $ Dollar. 3. Secara simultan atau bersama-sama, profitabilitas, tingkat suku bunga dan nilai tukar harus ditingkatkan.
59
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, Maret 2016, Hal 49-61 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 2301-5268
5. Kesimpulan Dara pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Variabel Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Variabel Tingkat Suku Bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Indeks Harga Saham Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2010-2014. 3. Variabel Nilai Tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2010-2014. 4. Profitabilitas, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar secara bersama-sama berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Sektor Manufaktur periode 2010-2014. Berdasarkan hasil penelitian serta hal-hal yang terkait dengan keterbatasan penelitian, maka terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut: 1. Pemerintah harus bijak dalam mengendalikan kondisi-kondisi makro ekonomi agar nilai tukar Rupiah menguat. 2. Bagi investor dan calon investor perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat melihat dan memperhatikan profitabilitas, tingkat suku bunga dan nilai tukar sebagai referensi dalam menentukan keputusan investasi yang tepat sehubungan dengan investasi terutama nya di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, atau dalam memilih produk investasi lainnya yang lebih menguntungkan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Karena tingginya sumbangan variabel yang dipilih, diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk memperhatikan faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. b. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan indeks sektoral lain sebagai penelitiannya, misal nya sektor perbankan, pertambangan, dll c. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk memperpanjang periode penelitian agar hasil yang diperoleh dapat lebih baik.
Daftar Pustaka [1] Fahmi, Irham. 2014. Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Jakarta. Mitra Wacana Media. [2] Kasmir, 2010.Dasar-dasar perbankan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada Kasmir. 2014,“Analisis Laporan Keuangan.Cetakan ke-7.Jakarta. PT. RajaGrafindo. [3] Kewal, S.S. 2012.” Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Pertumbuhan PDB terhadap Indeks Harga Saham Gabungan”. Jurnal Economia 8:1, pp. 53-64. [4] Krisna, Anak Agung Gede Aditya & Ni Gusti Putu Wirawati. 2013. Pengaruh Inflansi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI Pda Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Jurnal Akuntansi : Universitas Udayama. Vol 3 No 2 (2013) Halaman 421-435. [5] Mardiyati, Umi dan Rosalina, Ayi. 2013. Analisis pengaruh nilai tukar, tingkat suku bunga dan inflasi terhadap harga saham. Jurnal manajemen Sains Indonesia. Vol.4No.1,2013. Jakarta: Universitas Jakarta [6] Mohamad Samsul. 2010. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga. [7] Prasetyo, Andri.2013,” Pengaruh Leverage dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011”. Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang. [8] Singgih Santoso.2012. Panduan Lengkap SPSS, Jakarta: Elex Media Komputindo. [9] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta
60
Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi , Vol. 5, No. 1, Maret 2016, Hal 49-61 Copyright@2016 by LPPM UPI YPTK Padang
ISSN : 2301-5268
10] Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta [11] Utari, Dewi. 2014. Manajemen Keuangan : Edisi Revisi Kajian Praktik dan Teori Dalam Mengelola Keuangan Organisasi Perusahaan. Jakarta. Mitra Wacana Media. [12] Wiwoho, Zainul. 2005. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Kondisi Makro Ekonomi Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Manufaktur (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEJ. Semarang. Universitas Diponegoro.
61